SOSIALISASI SNI WAJIB TENTANG PAKAIAN BAYI

03 AGUSTUS 2015

POINTERS

Latar Belakang

Peraturan Menteri Perindustrian nomor: 07/M-IND/PER/2/2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Persyaratan Zat Warna Azo, Kadar Formaldehida Dan Kadar Logam Terekstrasi Pada Kain Untuk Pakaian Bayi Secara Wajib.

Pemberlakuan SNI tersebut secara wajib dimulai pada tanggal 17 Mei 2014, dan penindakan terhadap produk pakaian bayi yang beredar dan belum ber SNI berlaku mulai tanggal 17 November 2014.

Pemberlakuan secara wajib untuk pakaian bayi sesuai SNI 7617 : 2013, tentang Tekstil Persyaratan Zat Warna Azo dan kadar formaldehida.

Definisi

Pakaian Bayi merupakan pakaian yang langsung bersentuhan dengan kulit bayi yangterbuat dari kain tenun dan kain rajut dari berbagai jenis serat yang digunakan untuk bayi sampai usia 36 bulan.

Proses pembuatan kain tekstil, baik pada proses pewarnaan tekstil (dyeing) dan proses penyempurnaan tekstil (finishing) terkadang menggunakanbahan kimia dengan kualitas rendah dan tidak sempurna, sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, seperti iritasi kulit.

Kandungan bahan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah: zat warna karsinogen, formaldehida, dan logam terekstrasi.

Penjelasan

Zat warna Azo adalah: zat warna sintetik golongan azo yang mempunyai nama dagang: zat warna reaktif

Zat warna Azo digunakan untuk mencelup serat alam seperti: serat kapas, rayon , wol dan lain-lain

Zat warna Azo dapat terikat kuat dengan serat kain sehingga kain yang dicelup ketahanan luntur warnanya bagus/tidak mudah luntur.

Narasumber dan Peserta Pembicara dalam Sosialisasi SNI wajib Pakaian

Bayi berasal dari:

1. Direktorat Basis Industri Manufaktur Kementerian

Perindustrian

2. Pusat Standardisasi Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri Kementerian Perindustrian

3. LS Pro Texpa, Balai Besar Tekstil

Para peserta Sosialisasi SNI wajib Pakaian Bayi berasal dari IKM Pakaian Bayi di daerah Jabodetabek.