53
BAB V SYARAT-SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PAKET PEKERJAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Kegiatan : Pembangunan / Rehabilitasi Fasilitas Gedung Pendidikan Pekerjaan : Pembangunan Gedung Type B SMA NEGERI 22 SURABAYA Lokasi : JL. Balas Klumprik Surabaya Tahun Anggaran : 2012 SYARAT – SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS 1. JENIS DAN MUTU BAHAN 1. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan - bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16 / 1994 dan Keppres No.24 / 1995. 2. Bahan - bahan bangunan atau tenaga kerja lokal / setempat yang memenuhi syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas. 3. Bila bahan - bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa / bermacam - macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis. 4. Bahan - bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan yang mutu / kwalitas kelas I (KW. I). 5. Bila Rekanan / Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 24 jam setelah ditolak atas biaya / tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . 6. Contoh / sample yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas / Kontraktor harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan ketetapan (RKS). 7. Bila dalam uraian dan syarat - syarat disebutkan nama pabrik / produk dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari barang - barang yang dikehendaki Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen.. 8. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga - harga barang / bahan tersebut sesuai RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan / upah adalah mengikat. 2. URAIAN PEKERJAAN 1. Kontraktor / Rekanan harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara baik, sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk alat - alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete Mixer (Beton Molen), Penggentar Beton (Vibrator), Pompa Air, Pemadat (Compactor), alat pengangkat (Hoist) dan sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. 2. Kuantitas dan Kwalitas Pekerjaan : a. Kuantitas pekerjaan yang berkwalitas baik yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam Gambar - gambar Bestek atau diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan , kecuali yang disebut diatas, apa yang tertera dalam uraian dan syarat - syarat dalam kontrak itu. Bagaimanapun tidak boleh

Spektek SMA Negeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan gedung bertingkat

Citation preview

Page 1: Spektek SMA Negeri

BAB V SYARAT-SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PAKET PEKERJAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

Kegiatan : Pembangunan / Rehabilitasi Fasilitas Gedung Pendidikan

Pekerjaan : Pembangunan Gedung Type B SMA NEGERI 22 SURABAYA Lokasi : JL. Balas Klumprik Surabaya Tahun Anggaran : 2012 SYARAT – SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS 1. JENIS DAN MUTU BAHAN 1. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan - bahan

produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16 / 1994 dan Keppres No.24 / 1995.

2. Bahan - bahan bangunan atau tenaga kerja lokal / setempat yang memenuhi syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.

3. Bila bahan - bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa / bermacam - macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.

4. Bahan - bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan yang mutu / kwalitas kelas I (KW. I).

5. Bila Rekanan / Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 24 jam setelah ditolak atas biaya / tanggung jawab Kontraktor Pelaksana .

6. Contoh / sample yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas / Kontraktor harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan ketetapan (RKS).

7. Bila dalam uraian dan syarat - syarat disebutkan nama pabrik / produk dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari barang - barang yang dikehendaki Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen..

8. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga - harga barang / bahan tersebut sesuai RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan / upah adalah mengikat.

2. URAIAN PEKERJAAN 1. Kontraktor / Rekanan harus menyediakan segala yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan secara baik, sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk alat - alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete Mixer (Beton Molen), Penggentar Beton (Vibrator), Pompa Air, Pemadat (Compactor), alat pengangkat (Hoist) dan sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2. Kuantitas dan Kwalitas Pekerjaan : a. Kuantitas pekerjaan yang berkwalitas baik yang termasuk dalam harga kontrak

harus dianggap seperti apa yang tertera dalam Gambar - gambar Bestek atau diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan , kecuali yang disebut diatas, apa yang tertera dalam uraian dan syarat - syarat dalam kontrak itu. Bagaimanapun tidak boleh

Page 2: Spektek SMA Negeri

menolak,merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat - syarat ini.

b. Kekeliruan / perbedaan dalam uraian pekerjaan dan kuantitas baik pengurangan maupun penambahan bagian - bagian dari gambar dan uraian syarat - syarat tidak boleh merusak (membatalkan) Perjanjian / Kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen.

3. Gambar - gambar Pekerjaan : a. Gambar - gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar

detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada rekanan / kontraktor beserta dokumen - dokumen lain. Rekanan / kontraktor tidak boleh mengubah atau menambah tanpa persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat komitmen / Direksi. Gambar - gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud - maksud lain.

b. Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi dan gambar - gambar tersebut menjadi milik Direksi.

c. Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar bestek baik penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Rekanan / Kontraktor harus membuat gambar kerja atau gambar penjelasan (Shop Drawing) untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen.

d. Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dilokasi pekerjaan 1 (satu) Dokumen Kontrak lengkap termasuk Gambar bestek, Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS), Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, Time Schedule yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen / TPTP / Konsultan Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan.

e. Rekanan / Kontraktor Pelaksana dianggap sudah mempelajari / memahami maksud dan tujuan perencana Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas, memperhatikan perbedaan atau perubahan antara gambar - gambar dalam Dokumen Kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan.

f. Gambar - gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) sebelum Serah Terima Tahap I (STT I).

3. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN a. Pedoman Pelaksanaan APBN / Keppres 18 tahun 2000 dan Keppres No. 24 tahun

1995 b. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 dan SK - SNI T15 - 1991 - 03 c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan - bahan Bangunan (PUBB NI - 3 / 56). d. Peraturan Muatan Indonesia (PMI NI - 18 / 1970). e. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) 1987 f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI - 5 / 1961) g. Algemene Voorwaarder Voor de uitvoering bij aanneming van open werken (AV)

yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 9 tanggal 28 Mei 1994 dan Tambahan lembaran Negara No. 1457

h. Algemene Voorschriften Voor Drinkwater Instalaties 1946 i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara

lain tentang larangan mengerjakan anak - anak dibawah umur. j. Keputusan Walikota Surabaya No. 03 tahun 2001 k. Peraturan - peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung 4. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar

detail yang dipakai / diikuti. 2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran

dengan angka dalam gambar yang dipakai / diikuti. 3. Bila ukuran - ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan - bahan / barang yang

dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti / dipakai. 4. Rekanan / Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal -

hal tersebut diatas. Setelah Rekanan / Kontraktor menerima Dokumen dari Panitia Pengadaan / Pemberi Tugas dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

Page 3: Spektek SMA Negeri

5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Rekanan / kontraktor diharuskan menelitii kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

5. PERSIAPAN DILAPANGAN. 1. Rekanan / Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat bouwkeet / Bangunan

Sementara untuk kantor pegawainya dan gudang untuk bahan - bahan yang diperlukan agar terhindar dari kerusakan atau hujan.

2. Bila dianggap perluoleh Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan, Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus membuat los kerja untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari hujan, matahari dan angin

3. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh Rekanan / Kontraktor Pelaksana bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek tanpa dimasukkan didalam anggaran biaya / kontrak.

4. Direksi Keet atau Kantor Direksi. Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus penyediaan ruangan yang cukup untuk disewa guna Kantor Direksi denganperlengkapannya meja, kursi, papan tulis.

5. Rekanan / Kontraktor Pelaksana setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) segera membuat Time Schedule berupa Bar Chart yang terinci untuk dapat diikuti lebih awal perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dan apabila terdapat / terlihat adanya indikasi keterlambatan pekerjaan diperlukan koordinasiatau langkah - langkah untuk menanggulangi hambatan / keterlambatan yang akan terjadi.

6. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN 1. Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan / kontraktor diwajibkan mengadakan

segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu, seperti PPPK, sanitasi, air minum dan fasilitas - fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, koordonansi pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.

2. Rekanan / Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.

3. Rekanan / Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan bersih dari bahan - bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.

4. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan / Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakanbangunan yangadadisekitarnya ,utilitas, jalan - jalan, saluran - saluran pembuangan dan sebagainya dilokasi dan kerusakansejenis yang disebabkan karena pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dalam artiyang luas. Itu semua diperbaiki kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan termasuk bahan bahan bangunan dan perlengkapan instalasi,

6. hingga Kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. 7. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH. 1. Air Minum dan Air Kerja. a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat

pekerjaan untuk para pekerjanya. b. Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama

pelaksanaan dapat mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air sendiri (guna memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih / jernih dan air tawar, bila hal ini meragukan harus diperiksa dilaboratorium.

2. Kecelakaan Kerja. a. Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan

pekerjaan, kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan sikorban. Biaya pengobatan dan lain - lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.

b. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat - obatan untuk PPPK yang selalu tersedia dalam saat dan berada ditempat Direksi Keet / Bouwkeet.

8. ALAT - ALAT PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN. a. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan / menyiapkan alat

- alat baik untuk sarana / peralatan pekerjaannya maupun peralatan - peralatan

Page 4: Spektek SMA Negeri

yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : Mesin pengaduk beton, mesin penggetar beton, mesin pemadatan tanah, pompa air dan alat - alat lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

b. Penentuan titik duga letak bangunan ,siku - siku bangunan maupun level (elevasi ± 0,00) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan memakai alat yang tepat atau alat ukur (waterpass dan theodolite).

c. Penentuan atau batasan pekerjaan sesuai gambar atau menurut instruksi Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas

9. SYARAT - SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN. 1. Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak memperkerjakan

tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.

3. Pengujian Hasil Pekerjaan a. Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan semua biaya

pengujian, pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya - biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat - syarat (penolakan bahan) yang dikehendaki.

b. Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam Persyaratan Teknis

c. Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan / Lembaga yang akan melakukan Pengujian dipilih atas persetujuan kedua pihak.

d. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Kontraktor.

4. Penutupan hasil Pelaksanaan Pekerjaan. a. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang lain, sehingga

secara visuil menghalangi Direksi Pekerjaan untuk memeriksa Bagian Pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai rencananya untuk melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga Direksi Pekerjaan berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pekerjaannya.

b. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi Pekerjaan untuk memerintahkan pembongkaran kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi tersebut, guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko pembongkaran dan pemasangannya kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c. Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi Pekerjaan tidak mengambil langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta menganggap Direksi Pekerjaan telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang ditutup tersebut.

d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan terhadap suatu pekerjaan, tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.

10. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK. a. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen berhak mengeluarkan instruksi agar

Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan - bahan atau barang - barang, baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.

b. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komtmen berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan - pekerjaan, bahan - bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.

c. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat komitmen berhak mengeluarkan perintah yang dikehendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

11. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG 1. Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut ketentuan

pada AV pasal 2 ayat 3 dan gambar detail yang telah disahkan Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian - bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong

Page 5: Spektek SMA Negeri

selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.

2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

A. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN DILAPANGAN 1. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1.1. Pengukuran tanah kembali 1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi

pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas - batas tanah dengan alat - alat yang sudah tertera kebenarannya.

2. Ketidak - cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3. Penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut hanya dilakukan dengan alat - alat waterpas / theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung - jawabkan.

4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpas beserta Petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama Pelaksanaan Proyek.

5. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

6. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas / Direksi Pekerjaan agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar Rencana dan Persyaratan Teknis.

7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor. 1.2. Tugu patokan dasar (Bench Mark) 1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas. 2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang - kurangnya 20 x 20 cm,

tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah sekurang - kurangnya setinggi 40 cm.

3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi Pengawas untuk membongkarnya.

4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk tanggungan Kontraktor.

5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut - sudut tapak (perpindahan), Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

1.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank) 1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah ukuran (5 /

7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak - gerakkan atau diubah - ubah, berjarak maksimum 1,50 meter satu sama lain.

2. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Merantiukuran 5 / 7, papan 2 / 20 dari kayu meranti lurus, cukup kuat, diketam halus dan pada bagian atasnya harus dipasang datar dengan kontrol instrumen water pass. Pemasangan harus kuat dan bouwplank dipasang sekeliling luar bangunan dengan jarak 2 m dari as bangunan.

3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.

4. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Pengawas.

5. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.

6. Kontraktor harus menyediakan alat - alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

7. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda - tanda yang menyatakan as - as dan atau level / peil - peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air / hujan.

Page 6: Spektek SMA Negeri

8. Bouwplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya hingga pekerjaan lantai satu selesai seluruhnya.

9. Di atas papan bouwplank dipasang nama dengan duga 0.00 bangunan. Bila terjadi ketidaksesuaian antara batas - batas tanah yang tersedia dan yang tertera dalam gambar maka Pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Proyek dan Direksi untuk mendapatkan keputusan.

1.4. Sarana Air Kerja dan Penerangan 1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus

memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi / WC selama berlangsungnya proyek.

2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber lain, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk keperluan Kantor Direksi Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi / wc atau tempat - tempat lain yang dianggap perlu.

3. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kantor Direksi Pekerjaan dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung. Penyediaan penerangan / Tenaga listrikberlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar / panel.

1.5. Keamanan Proyek 1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan proyek baik untuk barang - barang Kontraktor,

milik Pengawas / Direksi Pekerjaan, serta menjaga keutuhan bangunan - bangunan yang ada dari gangguan para pekerja ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari yang dibagi dalam 3 gelombang waktu bekerja (shift), dan harus melakukan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.

3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan tanda pengenal pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang sedang bertugas.

1.6. Bangunan Sementara (Bouwkeet) Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk gudang

penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan dengan. Rekanan harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Pengawas dengan perlengkapan papan tulis, meja dan kursi, buku harian, serta buku catatan harian pengawasan seperlunya. Semua ‘bouwkeet’ perlengkapan rekanan Pemborong dan sebagainya, pada waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar dan harus disingkirkan dari tapak / lokasi, dan semua bangunan eksisting yang terganggu harus diperbaiki. Semua biaya menjadi beban Pemborong.

Pembongkaran bangunan sementara tersebut hanya dengan persetujuan Pimpinan Proyek atau Pengawas.

1.7. Direksi Keet Untuk pembangunan proyek ini, pemborong harus membuat “direksi keet” ukuran 32

m² atau disesuaikan kebutuhan dengan konstruksi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Bangunan tersebut berfungsi atau digunakan sebagai gudang, ruang pelaksana, ruang penjaga, ruang rapat, ruang tamu, ruang gambar, dapur kecil dan KM / WC.

Pondasi dari pasangan batu belah dengan spesi 1 pc : 6 ps. Kolom dari kayu kamper ukuran 8 x 12 cm dipasang vertikal pada jarak 3 m. Dinding dilapis triplek 4 mm dan dicat. Lantai bangunan bagian bawah terbuat dari rabat beton yang diyiyit halus. Penutup atap dari asbes gelombang kecil atau seng gelombang warna BJLS 40. Langit - langit dari triplek 4 mm, dicat dan dipasang setinggi 3 m dari lantai. Kusen pintu / jendela dibuat dari kayu kamper 6 / 12 yang dicat. Daun pintu terbuat

dari teakwood” panil ganda yang dilengkapi kunci Union atau setara dengan dua kali putar, sedangkan jendela naco dilengkapi teralis.

Untuk perlengkapan Direksi, Pemborong harus menyediakan antara lain: 1. Peralatan obat - obatan 2. Peralatan keselamatan kerja : topi; jaket; sepatu; dll. 3. Sarana penerangan listrik, lampu - lampu, dll. 4. Perlengkapan kebutuhan KM / WC, dapur kecil, wastafel, dll.

Page 7: Spektek SMA Negeri

5. Kebutuhan konsumsi sederhana untuk rapat lapangan / Direksi. 6. Perabot meja dan kursi gambar. 7. Peralatan tulis dan papan tulis. 8. Peralatan meja dan kursi untuk rapat. 9. Meja / rak untuk menyimpan barang - barang contoh. 10. Buku direksi untuk mencatat semua instruksi dari Direksi Pekerjaan 11. Helm Semua peralatan dalam Direksi Keet harus baru dan layak dipakai. Dan semua biaya

dibebankan pada Pemborong. Barang - barang tersebut diatas tetap milik Kontraktor dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek apabila bangunan telah selesai.

1.8. Alat Komunikasi dan Transportasi 1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pihak - pihak yang terkait Kontraktor wajib

mengadakan alat komunikasi 2. Untuk melancarkan jalannya proyek maka Kontraktor diwajibkan menyediakan 1

kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Kontraktor dalam pengangkutan barang - barang kantor misalnya pengangkutan benda - benda uji dan lain - lain atau untuk persediaan apabila terjadi keperluan yang sangat mendadak, serta 1 kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Pengawas.

3. Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan komsumsi dalam pertemuan - pertemuan rutin atau tamu - tamu Pemberi Tugas yang mempunyai kepentingan dengan proyek dan semua biaya dibebankan pada Pemborong.

1.9. Pagar Pengaman Proyek. Sebelum melaksanakan pekerjaan apapun, Pemborong harus membuat / memasang pagar

pengaman sebagai batas antara daerah proyek dan daerah umum, dengan biaya dibebankan pada Pemborong. Pagar kerja ini terbuat dengan konstruksi :

1. Tiang kayu bulat (dolken) ditanam sedalam 60 cm dan dicor dengan campuran 1 pc : 3 ps pada setiap jarak 3 m.

2. Tinggi kayu yang kelihatan minimal 2.40 m dari muka tanah. 3. Untuk perangkai tiang satu dengan lainnya, digunakan 3 deret kayu meranti merah 5 / 7

yang dipasang horisontal sejajar atas, bawah dan tengah. 4. Bagian luar pagar ditutup seng gelombang warna BJLS 40 yang dipasang vertikal dengan

konstruksi rangka dan paku payung. 5. Pada daerah - daerah tertentu sesuai petunjuk Pengawas, diberi pintu untuk kepentingan

proyek, yang lebarnya disesuaikan kebutuhan Pemborong. 1.10. Pemadam Kebakaran 1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan alat pemadam kebakaran

yang dapat digunakan untuk memadam api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.

2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit tabung pemadam kebakaran demikian juga untuk Direksi Pekerjaan keet kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan.

1.11. Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh

rekanan biladiperlukan, sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek. 1.12. Pembuatan Los Kerja dan Tempat Istirahat 1. Kontraktor harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan tempat

sholat bagi para pekerja. 2. Los kerja merupakan bangunan yang cukup memadai untuk bekerja bagi tukang / pekerja

yang mempunyai kondisi cukup baik, terlindung dari pengaruh panas atau hujan yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.

1.13. Pemborong harus menyediakan WC untuk pekerja maupun karyawannya. 1.14. Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan

baik dan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Bila pihak sekolah tidak dapat memenuhi, maka rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.

1.15. Di dalam melaksanaan proyek, kontraktor tidak boleh mengganggu / merusak

bangunan yang sudah ada / disekitarnya, bilamana terjadi kerusakan maka kontraktor wajib memperbaikinya kembali.

2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA

Page 8: Spektek SMA Negeri

Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran bangunan lama seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama. Pekerjaan pembongkaran bangunan lama ini meliputi :

1. Pembongkaran punutup atap genteng beserta rangka atapnya. 2. Pembongkaran plafond + rangka kayu 3. Pembongkaran tembok dan kusen, daun pintu jendela. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran kontraktor harus mendapatkan ijin dari pihak

sekolah dan Direksi Pengawas. Pembongkaran genteng harus dilaksanakan dengan hati – hati supaya genteng tidak pecah / rusak karena genteng akan digunakan / dipasang kembali sesuai dengan gambar rencana. Semua Sisa material hasil pembongkaran disimpat di tempat yang aman dan ditata. Lokasi letak material hasil pembongkaran harus mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah dan direksi pengawas.

3. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN 3.1. Pekerjaan Galian 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan galian harus memenuhi syarat - syarat seperti yang ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada gambar

rencana atau ditentukan oleh Direksi Pengawas tidak terganggu. Jika terganggu, Kontraktor harus menggalinya dan mengurugnya kembali, lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi dibawah ini.

2. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat - syarat yang

ditentukan dalam Spesifikasi Teknis dan atau petunjuk Direksi Pengawas. 2. Dasar dari semua galian harus waterpas. Bilamana pada dasar setiap galian masih

terdapat akar - akar tanaman atau bagian - bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang - lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

4. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

5. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah - langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Pengawas.

7. Bagian - bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat - syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis - lapis dengan. penimbrisan lubang - lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100 % kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.

8. Perlindungan terhadap benda - benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang - barang berharga yang mungkin

ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan apabila sampai menderita kerusakan harus direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat dari Dinas Pelayanan Umum yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.

Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,

Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang atau alat yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.

Page 9: Spektek SMA Negeri

Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Direksi Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

3.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN 1. Lingkup Pekerjaan - Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan

menggunakan sirtu dan pasir urug di daerah bawah pondasi, bawah lantai bangunan (Sesuai dengan gambar rencana) sedangkan untuk disamping pondasi mengunakan urug tanah kembali.

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan, dan alat - alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

- Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

- Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali, juga seluruh sisa - sisa puing - puing, sampah - sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

2. Persyaratan Bahan a. Ukuran urugan pasir urug dan sirtu sesuai dengan gambar rencana, dan harus diadakan

pemadatan dengan cara disirami, diratakan dan dipadatkan. b. Di bawah lapisan pasir urug tersebut, urugan yang dipakai adalah sirtu. c. Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri

dari mutu bahan yang terbaik yang dapat diperoleh. 3. Syarat – syarat Pelaksanaan 1. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,

sehingga dicapai suatu lapisan yang sesuai dengan gambar rencana dalam keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya di urug.

2. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat / compactor “vibrator type” yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.

3. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor : Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau lastic untuk bukti penunjukan / referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D - 1557 - 70.

4. Pengeringan / pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengurasan airnya.

5. Apabila material urugan mengandung batu - batu, tidak dibenarkan batu - batu yang besar menumpuk menjadi satu, dan semua rongga - rongga harus diisi dengan batu - batu kecil dan tanah yang dipadatkan.

6. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.

7. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan 1. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat

dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan. 2. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka

Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan,. yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium.

3. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D1556 - 70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi Pengawas. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Direksi Pengawas dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.

4. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari daerah yang dipadatkan atau yang ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.

5. Penentuan kepadatan di lapangan dapat mempergunakan salah satu dari cara / prosedur di bawah ini :

• "Density of soil inplace by sand - cone method" AASHTO.T.191.

• "Density of soil inplace by driven cylinder method" AASHTO.T.204.

Page 10: Spektek SMA Negeri

• "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205. atau cara - cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.

Page 11: Spektek SMA Negeri

5. PEKERJAAN STRUKTUR KETENTUAN UMUM 1. Apabila terjadi perubahan gambar sehubungan dengan pelaksanaan, sebelum pekerjaan

dimulai harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas. 2. Proses mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas harus melalui mekanisme yang

disepakati kedua belah pihak, misalnya denganpengajuan proposal tertulis tentang alternatif yang diusulkan.

3. Apabila terjadi perbedaan ukuran dalam gambar maka pelaksana harus menanyakan terlebih dahulu kepada Pengawas.Ukuran yang tertulis menjadi acuan dibanding ukurandalam skala.

4. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dan gambar kerja, maka pelaksana segera melaporkannya kepada pengawas untuk mendapat penyelesaian.

5. Segala perubahan gambar yang disetujui pengawas dan berdampak kepada besarnya pembiayaan, harus diperhitungkan atas pekerjaan tambah kurang.

6. Kesalahan pelaksanaan yang berakibat pada penambahan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan, maka seluruh biaya tersebutsepenuhnya menjaditanggungan pelaksana.

Ruang Lingkup Pekerjaan SIPIL meliputi : a. Pekerjaan pondasi dan kelengkapannya. b. Pekerjaan struktur atas yang meliputi : a. Struktur utama : kolom, balok dan pelat lantai. b. Struktur sekunder : kolom praktis, tangga, listplank dsb. c. Penguatan struktur pada balok, plat lantai dan kolom c. Pekerjaan atap. Catatan Pada dasarnya pekerjaan struktur terdiri : struktur beton dan struktur baja. Standard Rujukan Rujukan utama : 1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1987 2. Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untukBangunan Gedung (SNI 03 - 1726 - 2002 3. Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk BangunanGedung (SNI 03 - 2847 -

2002),beserta seluruh acuan yang dirujuknya seperti : a. SNI 03-1974-1990, Methode pengujian kuat tekan beton. b. SNI 03-2458-1991, Methode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar. c. SNI 03-2492-1991,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium d. SNI 03-2834-1992,Tata cara pembuatan rencana campuran untuk beton normal. e. SNI 03-4810-1998,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan. f. Dan lainnya, sesuai kebutuhan. g. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002). Acuan tambahan : Apabila ada hal - hal yang tidak termuat dalam SNI tetapi harus dikerjakan maka dapat

dipakai Standard / Peraturan / Pedomanyang sebelum lahirnya SNI tersebutsepertiSK SNI T - 15 - 1991 - 3, bahkan bisadari PBBI 1971 NI - 2 selama tidak bertentangan dengan SNI ataustandard lainyang banyak digunakanmasyarakat konstruksi asal tidak bertentangan dengan SNI tersebut diatas,misal sepertiACI318 - 99 ,UBC 1977,AISC 1994 dsb ,atas persetujuan Pengawas.

5.1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON Ketentuan Bahan 1. Mutu beton Selainuntuk tiang pancang,semua beton untuk struktur bemutu fc’ = 25 MPa, dengan

tambahan ketentuan bahwa semua unsur struktur yang berhubungan dengan air, campuran betonnya harus kedap air seperti pelat untuk kamar mandi dan wc, pelat atap, dsb.

2. Pengujian a. Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang

digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton iniuntuk menentukan apakah bahan yang dipakai mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.

b. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03 - 2847 - 2002

Page 12: Spektek SMA Negeri

c. Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium independent yang memenuhi syarat, dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas

d. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu tersedia di lapangan (on site) untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan tersimpan selama 2 (dua) tahun setelah selesainnya pekerjaan pembangunan.

3. Semen a. Semen yang dipakai adalah semen Portland type satu, sesuai SNI 03 - 2847 - 2002 b. Merek semen yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari

Pengawas.Untuk mendapat persetujuan, kontraktor harus dapat menunjukan sertifikat tentang semen yang diusulkan untuk dipakai. Sertifikat ini bisa diproleh dari pabrik semen yang bersangkutan atau dari laboratorium yang mempunyai kewenangan.

c. Pengawas berhak menolak semen yang dikirim ke Proyek, jika atas dasar pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan.

d. Penyimpanan Semen harusmemenuhi syarat: 1. Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban; 2. Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang datang / diproduksi lebih

dulu terpakai lebih awal. 3. Semen yang mempunyai gejala membatu / terkontaminasi bahan yang dapat merusak

tidak boleh digunakan. 4. Pemakaian semen lebih dari satu merek tidak diijinkan, kecuali ada alasan khusus dan

mendapat persetujuan tertulis Pengawas 4. Agregat a. Agregat untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33 b. Agregat kasar dapat berasal langsung dari alam (agregat alam),atau agregat yang berasal

dari batu pecah. c. Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi: - Seperlima(1 / 5) jarak terkecil sisi - sisi cetakan; - Sepertiga (1 / 3) ketebalan pelat lantai. d. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan tugas

Pengawasan,tidak terintrusi bahan yang dapat merusak / menggangu. e. Barang yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat digunakan 5. Air a. Air pencampur beton harus bersih dan bebas dari bahan - bahan yang dapat beton,

seperti: oli, asam, alkali, garam, bahan organik . b. Kecuali air yang berasal dari PDAM, maka sebelum dipakai harus diuji kelayakannya,

seperti yang ditentukan dalam SNI 03 - 2847 - 2002 PASAL 5.4 6. Baja Tulangan 1. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru,bebas dari karat 2. Semua tulangan dari jenis baja ulir(BJTD) dan polos harus memenuhi ketentuan SNI03 -

2487 - 2002 pasal 5.5. 3. Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen strutur, dengan mutu fy =400 MPa 4. Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu fy=240 MPa 5. Sambungan las baja tulangan tulangan tidak diijinkan,kecuali ada pertimbangan khusus

dan harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas. 7. Bahan Tambahan a. Penggunaan bahan tambahan untuk pembuatan beton harus mendapat persetujuan

tertulis Pengawas. b. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus mampu secara

konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yangdihasilkan oleh produk yang digunakan dalam menentukan komposisi beton diawal penentuan campuran

8. Ketentuan Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Beton Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan - pekerjaan yang menunjang

terealisasinya pekerjaan struktur beton yaitu: a. Persiapan b. Toleransi c. Cetakan, pipa tertanam, dan siar pelaksanaan. d. Penulangan e. Pelindung beton f. Campuran beton g. Pengecoran h. Perawatan

Page 13: Spektek SMA Negeri

i. Evaluasi dan penerimaan mutu beton 9. Pekerjaan Persiapan a. Pengajuan rencana pelaksanaan Untuk mendapat persetujuan pelaksanaan suatu pekerjaan,Pelaksana harus mnyampaikan

usulannya terlebih dahulu mencakup gambar gambar pelaksanaan, daftar personel, kelengkapan peralatan beserta kondisinya.

b. Keamanan Proyek Pelaksana harus melengkapi Proyek dengan system pengamanan yang semestinya, harus

atas persetujuan Pengawas, pemakaian sabuk pengaman dsb ,sesuai ketentuan ketenaga kerjaan yang berlaku.

c. Penentuan titik –titik tetap (uitset) Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

d. Perlindungan cuaca. Perlu dipersiapkan ataskemungkinan adanya gangguan cuaca, lingkungan terhadap bahan,

yang dapat mengganggu mutu beton. 10. Toleransi 1. Dimensi Untuk panjang sampai dengan 10 meter ± 10 mm Untuk panjang keseluruhan lebih 10 meter ± 15 mm 2. Kedudukan (dari titik patokan) Kedudukan permukaan horizontal ± 10 mm Kedudukan permukaan vertical ± 10 mm 3. Alinement verticallistplang / sirip ±10 mm 4. Penutup / selimut beton Selimut beton tebal sampai dengan 30 mm ± 5 mm 5. Dimensi balok Ukuran sampai dengan 500 mm ± 5 mm Ukuran lebih besar 500 mm ± 10 mm 6. Dan lain - lain Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan ditetapkan kemudian ataspersetujuan

Pengawas. 11. Cetakan,pipa tertanam,dan siar pelaksanaan a. Cetakan 1. Cetakan harus mampu menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan

dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan seperti dalam gambar. 2. Cetakan harus mantap, kaku dan kuat untuk mencegah kebocoran mortar, perubahan

posisi dan perubahan bentuk elemen struktur. 3. Pemasangan cetakan tidak boleh merusak struktur yang sudah terpasang sebelumnya. 4. Perencanaan cetakan harus mempertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut: a. Kecepatan dan methode pengecoran b. Beban selama konstruksi c. Kemudahandan kecepatan pembongkaran, 5. Waktu pembongkaran cetakan harus berdasarkan analisa bahwa akibat pembongkaran ini

tidak mengakibatkan kerusakan pada elemen struktur atau dapat mengurangi kemampuanya.

6. Sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi pelaksana harus mem buat prosedur dan jadwal pelaksanaan pemasangan, pembongkaran cetakan, untuk mendapat persetujuan Pengawas.

b. Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton. 1. Bahan saluran dan pipa yang ditanam tidak boleh membahayakan beton dalam waktu

umur struktur, misal seperti aluminium kecuali diambil tindakan pengamannya. Keberadaan saluran atau pipa tidak boleh dianggap mempunyai kekuatan secara structural.

Page 14: Spektek SMA Negeri

2. Saluran dan pipa yang dipasang tidak boleh menurukan kekuatan struktur.Pipa atau saluran yang ditanam dalam kolom tidak bolehmelebibihi 4% luas penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau untuk perlindungan terhadap korosi atau kebakaran.

3. Dimensi maksimum pipa / saluran tidak boleh lebih besar dari 1 / 3 (sepertiga) tebal pelat, dinding, balok ataupun kolom. Pemasangannya tidak boleh berjarak sumbu ke sumbu kurang dari 3 (tiga) diameter / lebar

c. Siar pelaksanaan. a. Penempatan siar pelaksanaan harus dirancang sebelum pekerjaan pengecoran

dilaksanakan, dengan pertimbangan tidak mengurangi kekuatan struktur. Perangkat untuk menyalurkan geser atau gaya lain melalui siar pelaksanaan harus melalui analisa sebagai mana mestinya.

b. Sebelum pengecoran, permukaan beton harus dibersihkan dari serpihan dan kotoran, dibasahi sampai jenuh dan dibebaskan dari kemungkinan air yang menggenang.

c. Siar pelaksanaan pada system pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang tengah pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk harus diletakan pada jarak minimum sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi muka perpotongan tsb.

d. Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur yang harus kedap air,seperti didaerah kamar mandi dan kamar kecil (KM / WC) atau pada pelat atap

12. Penulangan a. Pemotongan tulangan Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis. b. Pengiriman tulangan Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan berdiameter

lebih kecil 19 mm. c. Pembengkokan tulangan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan cara

lain oleh Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan.

d. Permukaan tulangan. Pada saat beton di cor, keadaan permukaan tulangan harus bersih, bebas dari lumpur,

minyak, atau segala jenis zat / benda pelapis bukanlogam yang dapat mengurangi lekatan beton terhadap tulangan.

e. Penempatan tulangan. Semua tulangan harus ditempatkan / disetel sesuai gambar. Tulangan ditempat kan

sedemikian rupa agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya pekerjaan pengecoran.

f. Batasan spasi tulangan. Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak kurang dari diameter

tulangan yang besangkutan dengan minimal25 mm. Bila tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis bawah harus tepat dibawah tulangan diatasnya, dengan spasi bersih minimal 25 mm.

g. Sambungan / pengangkuran tulangan. Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir

pada pertemuan kolom balok harus dilindungi dengan sengkan pengikat. Sengkang ini dapat berupa sengkang pengikat tertutup internal atau spiral tertutup

13. Pelindung beton a. Tahu beton Tahu - tahu beton yang dipakai sebagai penahan tulangan sementara untuk mendapatkan

tebal pelindung beton yang disyaratkan harus mempunyai mutu sama dengan betonnya sendiri.

b. Tebal pelindung beton secara umum ditetapkan sebagai berikut. � Poer = 50 mm

Sloof = 50 mm � Kolom = 50 mm

� Pelat = 20 mm � Dinding = 20 mm � Balok = 50 mm

14. Campuran beton

Page 15: Spektek SMA Negeri

a. Rencana campuran (mix design) Rencana campuran / mix design harus dilakukan dengan methoda yang disetujui oleh

Pengawas sebelum keputusan komposisi ditetapkan, untuk mendapatkan beton dengan kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah untuk dicor tanpa terjadi segregasi.

b. Komposisi campuran Komposisi campuran harus berdasarkan atas perbandingan berat. c. Cara mencampur Beton harus dicampur dengan menuangkan seluruh unsur pembentuknya kedalam satu

wadah pengaduk,dengan proses pengadukan secara terus menerus selama sekurang - kurangnya 1,5 menit, setelahseluruh bahan dimasukan.

d. Penambahan air. Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses pengadukannya tidak diijinkan 15. Pengecoran a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus sudah selesai paling lambat 24 jam

sebelum waktu pelaksanaan Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dihadiri oleh Pengawas.

b. Sebelum pengecoran dimulai, cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain untuk menghindari hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi kemudahan pembukaan cetakan dan untuk memproleh kwalitas permukaan beton yang disyaratkan.

c. Selama pengecoran sampai dengan proses pengerasan selesai, beton harus tetap terlindungi oleh kemungkinan adanya gangguan external maupun internal (hujan, getaran, tumbukan dsbnya)

d. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktu pengerasan (setting time berakhir). Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih dahulu oleh Pengawas atas usul Pelaksana.

e. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Penuangan beton harus sedekat mungkin,. Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh melampaui 1,5 m.

f. Pemberhentian pengecoran (siar pelaksanaan) sesuai rencana yang telah mendapat pesetujuan pengawas.

g. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan, pengaruh panas hydrasi (dengan maximum beda panas tertinggididalam beton dan dipermukaan sebesar 20 derajat Celsius).

h. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertical misal kolom, sebelum dilakukan pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal minimal 50mm, untuk mendapatkan mutubeton yang sesuai.

i. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak penulangan,antisipasi terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan pengecoran dikeluarkan.

16. Perawatan (curing) 1. Perawatan biasa. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperature

terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus berada dalam kondisi lembab terus menerus sekurang - kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran selesai, kecuali menggunakan perawatan dipercepat.

2. Perawatan dipercepat / khusus. 1. Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan tertulis pihak Pengawas. 2. Perawatan dipercepat (misal dengan uap bertekanan tinggi) dapat dilaksanakan asal

dengan perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang - kurangnya mempunyai mutu sama dengan yang disyaratkan, baik kekuatan dalam jangka pendek, jangka panjang, maupun yangmenyangkut tingkat keawetannya.

3. Proses perawatan khusus dengan mengganti kehadiran air denganmaterial tertentu (misal seperti curring compound), harus tetap juga memenuhi syarat seperti pada perawatan yang dipercepat diatas yaitu beton yang dihasilkan minimum mutunya tidak lebih rendah

4. Pengawas dapat menambah jumlah benda uji dari jumlah yang disyaratkan untuk evaluasi mutu beton, untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan memenuhi persyaratan.

5. Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih diberikan sejak dimulainya proses, seperti perlindungan terhadap bahan dasar, cara produksi, serta penangan pengecoran. Perlindungan yang merupakan bagian dari perawatan harus dapat mencegah temperatur

Page 16: Spektek SMA Negeri

beton melebihi yang seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh negatif pada mutubeton yang dihasilkan atau kemampuan layan komponen struktur.

17. Evaluasi dan Penerimaan Mutu Beton Evaluasi dan penerimaan Mutu Betonsesuai dengan SNI 03 - 2487 - 2002 (butir 7.6 :

Evaluasi dan Penerimaan Mutu Beton), kecualipasal7.6.2)butir (1) diganti menjadi (diambilkan dariPeraturan Beton Indonesia 1971 / PBI 71 NI - 2) yaitu:

1. Frekwensi pengambilan benda uji. Selama pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinu dari hasil pemeriksaan

benda uji. Untuk masing - masing mutu beton harus dibuat 3 (tiga) benda uji setiap 1 truk

mixer beton dengan volume ≤ 6 (enam) m3.

2. Hal - hal lain perlu diperhatikan: a. Tenaga Tenaga pengujian / Teknisi lapangan yang memenuhi syarat kualifikasi, harus melakukan

pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh uji silinder yang diperlukan dan mencatat segala sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar pada saat menyiapkan contoh uji untuk pengujian tekan. Pengujian di Laboratorium harusdilakukan oleh tenaga Teknisiyang memenuhi persyaratan atas persetujuan Pengawas.

b. Laboratorium. Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium Independen yang

memenuhikwalifikasi baik personel maupun peralatannya, atas persetujuan tertulis Pengawas. Saat pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.

c. Pengujian tambahan. Pengawas berhak memerintahkan Pelaksana untuk melakukan pengujian tambahan apabila

ada hal - hal yang diluar ketentuan yang berlaku. 18. Ketentuan Tambahan pada Masing - masing Bagian Pekerjaan Beton Pekerjaan ini meliputi : a. Tiang Pancang b. Balok sloof c. Poer d. Kolom e. Balok f. Pelat g. Tangga h. Siar Dilatasi dan Siar Pelaksanaan 5.2. PEKERJAAN TIANG PANCANG 1. Persiapan Pemancangan a. Kondisi peralatan Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kesiapan peralatan beserta kelengkapannya

harus bisa diyakini berfungsi sebagaimana mestinya,dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

b. Identifikasi Sebelum dipindahkan dari tempat pembuatannya / fabrikasi, tiang pancang harus diberi

tanda - tanda identifikasi : tanggal pembuatan, jenis / type : diameter, tebal tiang serta jumlah tulangan lengkap dengan diameternya untuk masing - masing tiang,. Sebelum dipancang tiang harus diperiksa terlebih dahulu untuk medapat persetujuan untuk dipancang. Agar memudahkan untuk mengetahui masuknya tiang kedalam tanah maka setiap tiang harus diberi tanda pada setiap meternya.

2. Toleransi a. Posisi Kepala Tiang Toleransi kesalahan pemancangan setiap tiang maksimum 100mm, dengan batasan

kesalahan titik berat tiang untuk satu poer masih lebih kecil atau sama dengan 100 mm. Melampaui batasan toleransi ini harus diperhitungkan terhadap dampak strukturnya, dan penambahan biaya sebagai akibatnya ditanggung Pelaksana.

Page 17: Spektek SMA Negeri

b. Kemiringan Tiang Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan tiang yang disyaratkan tidak boleh lebih besar

dari 2 mm dalam 100 mm (1 : 50). Untuk menjaga kedudukan tiang selalu sesuai rencana, maka selama pemancagan harus diikuti dengan pesawat ukur, dari dua arah ,tegak lurus satu terhadap yang lain.

3. Urutan Pemancangan Sebelum pemancangan dilaksanakan, Pelaksana harus mendiskusikan terlebih dahulu

urutan pemancangan yang akan dilakukan. Pergeseran kepala tiang akibat urutan pemancangan harus dapat diprediksi sebelumnya sehingga perlu antisipasi.

4. Penghentian pemancangan sementara Pada dasarnya pemberhentian pemancangan sebelum mencapai kedalaman yang

direncanakan tidak diijinkan, kecuali ada pertimbangan khusus atas jalannya pemancangan dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

5. Jenis / tipeTiang Tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang ukuran 30x30 cm dari jenis tiang pancang

Pra tekan pracetak, dengan mutu beton fc’= 50 MPa (600 kg / cm2 benda uji kubus) memenuhi ketentuan JIS A 5335 - 1985 dan ‘modified to suit’ ACI - 1979, JSCE. Pelaksana harus bisa menunjukan sertifikat / hasil tes produk tiang pancangnya dari Institusi Independen. Pemakaian jenis tiang pancang jenis / type lain dapat dilakukan asal mempunyai kemampuan setara secara teknis dan ekonomis,serta mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

6. Kedalaman Tiang Penetapan kedalaman tiang pancang sesuai gambar dan dikontrol dengan hasil

“kalendering’. Besaran kalendering untuk penetapan kemampuan tiang disesuaikan dengan jenis / tipe mesin pancang yang dipakai, setelah mendapat persetujuan tertulis Pengawas. Kemampuan memikul bebantiang (P ijin = kemampuan dibagi angka keamanan) dari hasil perhitungan sesaat dilaksanakannya kalendering harus mencapai kemampuan minimum sebesar 80% dari P ijin rencana (friction belum bekerja).

7. Kalendering Setiap menjelang akhir pemancangan harus dilakukan pencatatan atas masuknya tiang

kedalam tanahuntuk 10 kali pukulan,untuk menetapkan besaran kalenderingnya. Ketentuan pelaksanakan kalendering harus dituangkan dalam suatu dokumen (standar prosedur / SOP) pelaksanaan yang sudah disepakati kedua belah pihak antara pengawas dan Pelaksana yang didasarkan atas jenisperalatan yang dipakai.

8. Pemotongan Kepala Tiang Untuk keperluan hubungan tiang pancang dengan poer, pemotongan tiang harus dilakukan

sedemikian rupa (misal dengan gerinda) agar tidak menimbulkan kerusakan pada tiang (retak memanjang kearah tiang tidak boleh terjadi).

9. Masuknya tiang kedalam poer. Setiap tiang harus masuk kedalam poerseperti ukuran pada gambar. 5.3. Sloof a. Urutan pengecoran. Khusus untuk balok - balok sloof yang menyatu secara keseluruhan dengan bangunan

diatasnya, pemberhentian pengecorannya, sifat permukaan beton, sarat pengecoran berikutnya harus sedemikian rupa (sesuai ketentuan SNI) agar tidak menjadi titik lemah bagian struktur,untuk itu diperlukan Persetujuan tertulis Pengawas.

b. Pelindung beton. Apabila balok sloof dicor dengan menggunakan acuan permanent misal dari pasangan batu -

bata / batako, permukaan beton tidak dapat dikontrol, maka penutup betonnya harus dirubah menjadi 75 mm.

5.4. Poer Untuk pekerjaan ini rencana pemberhentian pengecorannya harus mendapat persetujuan

tertulis Pengawas. 5.5. Kolom a. Pengecoran.

Page 18: Spektek SMA Negeri

Mengingat ukuran kolom yang ada, pengecoran dengan menggunakan bantuan tremi dapat menjadi salah satu pilihan. Penggunaan cara ini harus tetap menjamin bahwa mutu beton yang didapat tidak lebih rendah dari yang dipersyaratkan. Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh melampaui 1,5 meter.

b. Sambungan tulangan. Untuk menghindari kesulitan dalam pengecoran, penyambungan tulangan perlu dirancang

sedemikian rupa,misalnya tidak dalamsatu potongan. c. Sarang tawon. Untuk menghindari terjadinya sarang tawon pada bagian bawahkolom antisipasi untuk

mencegahnya harus ditetapkan terlebih dahulu. d. Pemberhentian pengecoran Pada bagian atas pemberhentian pengecoran kolom sering terjadi penurunan kwalitas

beton ditandai adanya retak dibawah sengkang, karena kurang perawatan, adanya phenomena konsolidasi pada pengecoran beton yang relative tebal,maka permukaan itu harus dikepras minimum setebal 50 mm.

5.6. Balok Antisipasi akan terjadinya lendutan balok oleh beban yang bekerja maka perlu adanya

langkah antisipasi pada waktu memasang kerangka acuan / bekisting berupa kontra lendutan.

5.7. Pelat a. Kontra lendutan. Seperti pada balok,antisipasi terhadap terjadinya lendutan harus diantisipasi sebelum

pengecoran dilaksanakan. b. Posisi tulangan. Pengalaman menunjukan bahwa saat pengecoran pelat, para pekerja pengecoran sering /

sulit menghindar untuk tidak menginjak tulangan pelat, sehingga letak / kelurusan tulangan terganggu. Untuk menghindari menurunnya kemampuan pikul pelat khususnya diatas tumpuan, antisipasi kearah itu harus ditetapkan sebelum pelaksanaanpengecoran.

5.8. Tangga Antisipasi akan terjadinya lendutan balok tangga oleh beban yang bekerja, maka perlu

adanya langkah antisipasi pada waktu memasang kerangka acuan / bekisting berupa kontra lendutan. Antisipasi terhadap terjadinya lendutan harus dilakukan sebelum pengecoran dilaksanakan.

Pengalaman menunjukan bahwa saat pengecoran pelat tangga, para pekerja pengecoran sering / sulit menghindar untuk tidak menginjak tulangan pelat, sehingga letak / kelurusan tulangan terganggu. Untuk menghindari menurunnya kemampuan pikul pelat khususnya diatas tumpuan, antisipasi kearah itu harus ditetapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.

5.9. Siar Pelaksanaan Siar pelaksanaan adalah siar yang terpaksa diadakan atas dasar alasan keterbatasan

pengecoran (pemberhentian pengecoran sementara) : harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Permukaan beton pada siar pelaksanaan, harus dibersihkan dari serpihan dan kotoran lainnya.

2. Sesaat sebelum beton baru di cor, semua siar pelaksanaan harus dibasahi, dan jika ada air yang tergenang harus dibersihkan.

3. Siar pelaksanaan pada sistim pelat harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang tengah pelat, balok – balok, balok induk. Siar pelaksanaan pada balok induk harus diletakan pada jarak minimum sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi muka perpotongan tersebut.

4. Balok, balok induk, atau pelat yang ditumpu oleh kolom atau dinding tidak boleh di cor atau dipasang hingga beton pada komponen struktur vertikal penumpu tidak lagi bersifat plastis.

5. Balok, balok induk dan kepala kolom harus dicor monolit sebagai bagian sistem pelat lantai.

5.10. Kegagalan Pengecoran Yang dimaksud dengan kegagalan pengecoran disini antara lain : 1. Diperoleh mutu beton lebih rendah dari yang dipersyaratkan. Apabila hal semacam ini

terjadi, maka penyelesiannya merujuk pada pasal 7.6.butir 5 (Penyelidikan untuk hasil uji kuat tekan beton rendah).

Page 19: Spektek SMA Negeri

2. Terjadi keropos (sarang tawon). Untuk menyelesaikan masalah ini harus mendapat persetujuan Pengawas. Penyelesaian

dengan cara mechanical grouting dengan menggunakan produk sejenis Embeco Grout, Materfloow Grout, Sika dan yang sejenisnya harus dilakukan. Kuat tekan hasil grouting harus mencapai mutu minimal sama dengan mutu beton yang dipersyaratkan.

5.11. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA 1. Bahan a. Macam - macam Bahan Bahan - bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutusebagai berikut : 1. Baja profil WF mutu BJ–37 2. Baut - baut digunakan jenis HTB 3. Angker - angker baut dari baja lunak 4. Batang tarik baja polos fy = 400 Mpa 5. Ikatan angin baja polos fy = 400 Mpa 6. Gording baja kanal BJ–37 b. Persyaratan Bahan Yang Dipergunakan Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang sederajat

atau lebih tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan - bahan, kontraktor diwajibkan untuk memberikan keterangan detail - detail seperlunya mengenai bahan - bahan baja yang akan dipakai kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan. Seluruh bahan - bahan baja ini harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan - bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak dipergunakan.

c. Supply Dari Bahan Baja Kontraktor bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan - bahan baja. Harga

penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan - bahan baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja tersebut.

d. Baja Uji Pengawas mewajibkan kontraktor untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan - bahan

baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan - bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain. Pengawas memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian - bagian tertentu dari struktur baja saja.

2. Pembuatan a. Gambar Kerja 1. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy untuk

Pengawas dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk mendapat persetujuan Pengawas.

2. Gambar kerja (Shop Drawings) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan semua informasi lengkap sambungan - sambungan yang tidak tercantum dalam gambar kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail - detail pemasangan, dasar - dasar perhitungan lubang baut, ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.

3. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam gambar.

4. Gambar kerja harus memuat detail - detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.

5. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail - detail sambungan, cara - cara erection, dan lain - lain.

6. Kontraktor boleh mengajukan alternatif detail - detail sambungan dengan menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan olehPengawas.

7. Sedapat mungkin dihindarkan penjelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam gambar.

8. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali dengan persetujuan Pengawas.

9. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah : a. Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500 b. Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15

Page 20: Spektek SMA Negeri

b. Gambar Jadi (As – Built Drawings) Kontraktor harus membuat dan meyerahkan As - Build Drawings sebayak 3 copy pada saat

akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

c. Perubahan - perubahan dan Tambahan - tambahan Perubahan - perubahan pada bagian - bagian atau tambahan - tambahan pada detail, atau

keduanya berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui Pengawas. Perubahan - perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh pemborong dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.

d. Tanggung jawab Atas Kesalah - kesalahan Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kesalahan - kesalahan dalam detail

pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian - bagian struktur. e. Contoh - contoh Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada Pengawas berupa contoh

untuk disetujui. Pengajuan contoh - contoh untuk persetujuan Pengawas harus diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.

f. Fabrikasi Kontraktor harus mengijinkan Pengawas setiap saat untuk melihat cara pengerjaan /

fabrikasi di tempat kerja (workshop) kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan - pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang sederajat.

g. Toleransi - Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI. - Kelurusan, groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas

harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS. 3. Urut - Urutan Pelaksanaan 1. Umum Dalam proses fabrikasi kontaktor harus memeriksa bahwa semua fabrikasi elemen - elemen

struktur masih dalam batas - batas teloransi. 2. Marking Marking harus dibuat secara teliti dengan alat - alat yang akurat. 3. Pemotongan Pemotongan baja strip dan pelat yang lebih tebal dari 9 mm tidak boleh dengan cara

menggunting. Potongan dengan las tidak diijinkan kecuali ada ijin khusus dari Pengawas. 4. Lubang Pembuatan lubang harus dilaksanakan dengan menggunakan bor mekanik. Punching tidak

diijinkan. Sisa - sisa pengeboran harus segera dibersihkan. 5. Penyambungan Penyambungan tidak diperkenankan kecuali dicantumkan dalam gambar yang telah disetujui

Pengawas. a. Sambungan Baut 1. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan

maksudnya, termasuk perlengkapan - perlengkapanya. 2. Baut yang dipakai dibedakan sebagai berikut : - Untuk baut < 12mm menggunakan baut pas, badan baut harus terdiri dari bagian yang

berulir dan bagian yang tidak berulir dan panjang badan yang tidak berulir disesuaikan dengan tebal baja yang disambung.

- Untuk baut diameter >16mm menggunakan baut mutu tinggi (HTB) dengan mutu A490 - x - ASTM.

- Bila baut HTB akan digunakan maka permukaan bidang kontak tidak boleh dicat / coating dan harus bersih.

- Baut - baut HTB yang sudah pernah dipakai (dalam keadaan kencang / bertegangan) tidak boleh dipakai lagi.

- Baut - baut yang tidak boleh dipakai diberi tanda / dicat dan dikumpulkan menjadi satu untuk segera dibawa keluar site.

Page 21: Spektek SMA Negeri

- Untuk pemasangan HTB harus digunakan kunci momen sesuai dengan proof load yang dianjurkan pabrik. Untuk itu kontraktor harus menyerahkan brosur - brosur yang diperlukan kepada Pengawas. Sebelum pemasangan baut HTB permukaan bidang kontak harus dalam keadaan bersih dari kotoran, cat dan meni.

b. Pengerasan Baut - baut 1. Bila permukaan antara baut atau mur dan bentuk permukaan baja mempunyai kemiringan

1 : 20 atau lebih, maka dipakai ring khusus (tappered washer) untuk menjamin ikatan yang kuat.

2. Bila baut, mur dan ring (washer) dalam keadaan basah sebelum dikeraskan, maka harus diganti yang baru.

3. Untuk mengeraskan baut - baut dikerjakan dengan memutar mur. 4. Baut - baut ditempat sambungan dikeraskan secara sistematis dan dimulai dari yang pusat

sambungan kearah ujung - ujung bebas. c. Metode Kunci Kalibrasi (Calibrated Wrench Method) 1. Semua baut - baut pada sambungan harus dikeraskan pada tahap awal dengan kunci

manual atau kunci elektrik 50% sampai70% dari tegangan minimum untuk ukuran dan mutu baut - baut yang digunakan.

2. Alat pengeras harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum dipakai. 3. Kalibrasi ini harus disaksikan oleh Pengawas 4. Kalibrasi dilakukan dengan mengeraskan sesuatu alat yang dapat menunjukan tegangan

aktual baut, dua tipikal baut pada tiap diameter dari baut - baut yang dipasang. d. Metode Pemutaran Mur 1. Bila metoda pemutaran mur dipakai untuk mendapatkan tegangan baut yang dispesifikasi,

maka pertama - tama harus ada cukup baut yang dalam keadaan “Snug Tight“ (Keras dan Rapi) untuk meyakinkan bagian - bagian daerah sambungan dalam keadaan hubungan yang baik satu sama lain.

2. “Snug Tight“ didefinisikan sebagai pengerasan yang di dapat dari beberapa impact pada sebuah kunci impact atau usaha penuh seseorang menggunakan ordinary spud wrench.

3. Pemutaran mur dari kondisi“ Snug Tight “ dapat dilakukan dengan pedoman yang tersebut dalam SNI.

6. Pekerjaan Las a. Kontraktor yang melakukan pengelasan pada dasarnya harus memperhatikan sifat mampu

las (weldability) material baja dengan berdasarkan 3 aspek pokok : 1. Sifat - sifat kimia, metalurgi dan fisik material. 2. Keamanan hasil las sesuai tujuan desain konstruksi. 3. Cara - cara produksi sehubungan metode pengelasan yang dipakai. Semua pekerjaan

yang berhubungan dengan las harus memenuhi standar JIS, AWS atau DIN. b. Penyambungan Las. Penyambungan las digunakan untuk pembuatan sambungan buhul, atau bagian - bagian

yang dihubungkan kestruktur utama, assembling struktur utama dan lain - lain yang ditunjukkan dalam gambar.

c. Pada dasarnya metode pengelasan yang dipakai adalah las listrik (arc welding). Untuk

profil - profil buatan harus dipakai metode las tandem (submerged arc welding), kecuali bila penggunaan las tandem tidak mungkin dikerjakan.

d. Batang elektroda yang dipakai harus sesuai dengan standar AWS : E70xx Sebagai contoh bila menggunakan DIN 1913 bagian satu adalah sebagaiberikut : DIN 1913 Batang elektroda E43 02AR7 (stable elektroda) Nama Singkatan untuk las listrik Singkatan untuk kekuatan Tarik dan tegangan leleh Kode untuk regangan dan Uji takik pada 28 joule Kode untuk regangan dan Uji takik pada 47 joule Singkatan untuk

Page 22: Spektek SMA Negeri

tipe mantel Kode las mantel Nomor DIN

• AR7 : - Dapat dipakai pada semua posisi kecuali pada posisi turun. - Arus bolak - balik voltage minimum 70 volt dan batang elektroda pada kutub negatif. e. Pada setiap pekerjaan sambungan las, kontraktor harus membuat tabel yang berisi

informasi : 1. Bagian konstruksi yang disambung dan dimensi. 2. Bentuk alur. 3. Posisi pengelasan 4. Metode pengelasan 5. Jenis arus, kutub elektroda dan voltage. 6. Jenis barang elektroda. 7. Metoda kontrol kualitas hasil las 8. Urutan pengelasan. 9. Personil - personil yang mengerjakan. f. Tenaga Ahli Tenaga yang melakukan pekerjaan ini harus mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan

oleh lembaga - lembaga pemerintah atau yang sederajat dan yang telah terbukti keahliannya.

g. Instalasi Kontraktor harus mempunyai instalasi yang memenuhi syarat untuk pekerjaan las

diantaranya : - Bengkel beratap dengan miliu kering untuk penyimpanan barang - barang elektroda. - Alat - alat perangkai dan transport. - Mesin - mesin dan alat kerja. - Preparat untuk mengelas dan memotong. - Instalasi untuk hasil uji las. h. Tebal Las Tebal las sudut yang tertera pada gambar adalah tebal efektif, bukan ukuran kaki las. Jika

tidak disyaratkan lain dalam gambar bestek, tebal sambungan las harus diambil sebagaimana berikut:

1. Tebal minimum : - ≥ 3mm. dipilih yang terbesar.

- maxt≥

2. Tebal maksimum ≤ 0.7 tebal material yang dilas. Pada las tumpul, pengelasan harus menghasilkan las dengan penetrasi penuh, sehingga

mempunyai kekuatan paling tidak sama dengan elemen yang disambung. i. Persiapan Alur pada material yang akan dilas harus bebas dari kotoran, air, karat, cat dan nat - nat lain

yang dapat mengurangi mutu las. j. Kontrol Mutu Hasil Pengelasan 1. Secara visual hasil pengelasan harus bebas dari pori - pori, retak, takikan dan mempunyai

bentuk gelombang (beat) yang baik 2. Pada sambungan balok ke pylon, tumpuan pylon, gantungan kabel dan sambungan pada

blok angker harus diadakan uji mutu non - destruktif. Untuk las lapangan dan tempat yang diragukan kwalitas hasil pengelasannya, Pengawas dapat meminta diadakan uji non - destruktif minimum tiga tempat untuk satu macam sambungan.

3. Mutu hasil pengelasan harus sesuai dengan standar. Misalbila digunakan standar DIN 8563 bagian 3, minimum termasuk kelas BS untuk las tumpul, dan BK untuk las sudut

7. Mendirikan Struktur Baja (Erection) 1. Kontraktor harus mengajukan uraian lengkap mengenai metode erection, jadwal pekerjaan

kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 2. Erection harus dilakukan oleh crew yang ahli dan berpengalaman serta menggunakan

keran - keran yang memadai bila diperlukan.

Page 23: Spektek SMA Negeri

3. Seluruh pekerjaan mendirikan baja harus dilaksanakan menurut standar JIS atau yang setara dan berdasarkan pada gambar - gambar kerja.

4. Kontraktor boleh membuat patokan - patokan garis - garis ketinggian dari konstruksi yang akan didirikan, mendirikan perancah sementara dan cara - cara pembebanan tertentu pada struktur asalkan tidak melewati tegangan kerja baja yang diijinkan sesuai standar JIS yang berlaku.

5. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam merencanakan prosedur pelaksanaan termasuk pemasangan batang - batang penguat sementara dan lain - lain, untuk menjamin bahwa struktur tetap aman karena angin atau beban - beban yang ada selama pelaksanaan pendirian.

6. Gaya pratarik diberikan pada tiap - tiap kabel bertahap dari50%, dan 100% dari gaya yang disyaratkan sesuai gambar. Kontraktor harus mengajukan usulan pada direksi mengenai urut - urutan kabel yang harus ditarik dengan tidak membahayakan stabilitas konstruksi secara keseluruhan.

7. Pemakaian bau - baut montage selama pelaksanaan harus seefisien mungkin dan cukup untuk membuat struktur terpasang erat satu sama lain.

8. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen - elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain - lainya yang mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditemapat sampai seluruh elemen - elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas.

9. Kontraktor harus mematuhi segala petunjuk direksi yang berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.

10. Bila perkerjaan montage sudah selesai dan disetujui Pengawas, seluruh batang - batang

penguat sementara dan hubungan - hubungannya harus dilepaskan, lubang - lubang pada batang baja karena baut - baut montage dan cat yang rusak karena pekerjaan sementara harus diperbaiki.

11. Dalam pelaksanaan pendirian tidak diijinkan menggunakan palu besi untuk memukul elemen - elemen baja kecuali seijinPengawas.

12. Sebaiknya dipakai pemukul kayu bila memang harus digunakan. 13. Bila Pengelasan dilapangan boleh dilaksanakan setelah struktur dengan perancahnya

lurus dan menurut bentuk yang diinginkan dan sebelumnya harus mendapat persetujuan Pengawas.

14. Sambungan - sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas. 15. Bila diinginkan kontraktor harus membuat perancah - perancah tambahan untuk

memungkinkan Pengawas menginspeksi setiap unit sambungan dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.

16. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana Pengawas menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya kontraktor.

17. Kontraktor harus menyimpan dan menjaga semua bahan - bahan menurut lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.

18. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.

8. Pengecatan 1. Blasting 1. Semua permukaan baja harus diblasted sebelum dicat anti korosi. 2. Minyak dan gemuk harus dibersihkan dengan solvent. 3. Sesudah blasting dan pembersihan, semua debu - debu dipermukaan harus ditiup dengan

air blower dan semua imperfeksi permukaan baja harus dihilangkan dengan gerenda. 4. Perkerjaan blasting harus dikerjakan diworkshop khusus. Segera sesudah blasting selesai

harus dilakukan pengecatan. 2. Pengecatan 1. Semua permukaan baja di difinish dengan meni (sincronit). 2. Sesudah blasting selesai harus dilakukan pengecatan - pengecatan dasar, kecuali pada

bagian - bagian yang disambung dengan HTB. 3. Setelah HTB dipasang, permukaan luar elemen struktur harus segera dicat. 6. PEKERJAAN ARSITEKTUR 6.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL 1. Lingkup Pekerjaan 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya untuk

melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai hasil yang baik dan sempurna.

Page 24: Spektek SMA Negeri

2. Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, rabat beton, lantai kerja dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

2. Persyaratan Bahan 1. Semen Portland Memakai Semen Portland ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu

terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dan harus memenuhi NI - 8, Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.

2. Pasir Beton Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bersih dan bebas dari bahan - bahan organik,

lumpur dan sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1988.

3. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi

kekerasan sesuai dengan syarat - syarat PBI 1988. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin menghasilkan perbandingan adukan beton yang tepat.

4. A i r Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,

alkali dan bahan - bahan organik / bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI - 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5. Besi Beton Digunakan mutu U - 24 untuk Ø < 12 mm, U - 39 untuk Ø > 12 mm. Besi harus bersih dari

lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih - serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI - 2 (PBI 1988). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : 1. Peraturan - peraturan / standard setempat yang biasa dipakai 2. Peraturan - peraturan Beton Bertulang Indonesia 1988, NI - 2 3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI - 5. 4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI - 8 5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat 6. Ketentuan - ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum (AV)

No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457 7. Petunjuk - petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan

Direksi Pengawas. 8. American Society for Testing and Material (ASTM) 9. American Concrete Institute (ACI) 6. Kawat Pengikat Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,

diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam NI - 2 (PBI tahun 1988).

3. Syarat – syarat Pelaksanaan 1. Mutu Beton Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K - 225 dan harus

memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI - 1988. 2. Pembesian - Pembuatan tulangan - tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,

sambungan kait - kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan PBI - 1988.

- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. - Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak

berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI - 1988.

Page 25: Spektek SMA Negeri

- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

3. Cara Pengadukan - Cara pengadukan beton harus menggunakan beton molen. - Takaran perbandingan untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih

dahulu olehkonsultan Perencana / Direksi Pengawas. - Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa

slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

4. Pengecoran Beton - Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan

menyiram cetakan - cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran - ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.

- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas petunjuk Direksi Pengawas. - Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat

penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan rongga - rongga koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.

- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

5. Pekerjaan Bekisting - Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran - ukuran yang telah

ditetapkan dan atau diperlukan dalam gambar. - Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan - perkuatan, sehingga

cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.

- Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran - kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah / lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan dan dipersiapkan.

6. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Diieksi Pengawas.

Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi Pengawas.

7. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksanaan / Kontraktor - Pelaksanaan / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai

dengan saat - saat penyerahan (selesai). - Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga - tenaga ahli pada bidangnya. Tenaga

pelaksana dari Kontraktor harus yang memenuhi syarat, minimum STM ± 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.

- Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada Uraian dan syarat - syarat maupun yang tercantum dalam gambar - gambar atau peraturan yang berlaku baik didalam negeri maupun luar negeri yang diberlakukan.

- Kontraktor mengikuti kontrak - kontrak yang akan disusun ke.mudian dengan pemilik, baik mengenai hal - hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.

- Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat membuat keputusan administratif.

8. Contoh Bahan - Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh - contoh

material misalnya: besi, koral, pasir, PC - untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas..

- Contoh - contoh bahan yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas, akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke.tempat pekerjaan.

9. Syarat - syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan - Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacad.

Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak / kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.

Page 26: Spektek SMA Negeri

- Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik pembuat bahan tersebut.

- Tempat penyimpanan harus mencukupi bagi bahan yang ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

- Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib menggantinya atas beban Kontraktor.

10. Pengujian Mutu Pekerjaan - Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada

Direksi Pengawas "Test Certificate" bahan besi dari produsen / pabrik. - Bila tidak ada "Test Certificate", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi /

kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian. - Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji

berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat - syarat / ketentuan dalam PBI - 1988. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas yang akan ditunjuk. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan - ketentuan lainnya sesuai PBI - 1988.

- Kontraktor diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.

- Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pengawas secepatnya. - Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung

jawab Kontraktor. 11. Syarat - syarat Pengamanan Pekerjaan - Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam

setelah pengecoran. - Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan - pekerjaan

lain. - Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak

mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI - 1988).

12. Pekerjaan Beton Rabat Dan Lantai Kerja. 1. Ruang Lingkup Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan lantai kerja, lantai dasar sebelum

pemasangan keramik dan tempat lain yang telah ditunjukkan didalam gambar 2. Bahan - bahan a. Semen PC : hasil produksi lokal ex Gresik atau merk lain sesuai syarat - syarat ini yang

telah mendapat persetujuan Pengawas dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras.

b. Air yang digunakan haruslah air bersih yang bebas dari bahan - bahan yang merusak misalnya minyak, asam dan unsur organik lainnya. Kontraktor harus menyediakan air kerja ini atas biaya sendiri.

c. Pasir harus bersih, bebas dari kotoran,dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% d. Kerikil harus kasar dan keras tidak berpori 3. Pelaksanaan 1. Beton rabat adalah campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr, tebal 5 cm dilaksanakan pada

seluruh lantai kerja pondasi poer dan sloof. 2. Pelaksanaan beton rabat dilaksanakan juga di lantai dasar sebelum pemasangan

penutup lantai keramik dengan tebal 5 cm. 6.2. PEKERJAAN DINDING 6.2.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata 1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi .

Page 27: Spektek SMA Negeri

2. Persyaratan Bahan 1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui

Direksi . Syarat - syarat batu bata harus memenuhi ketentuan - ketentuan dalam NI - 10. 2. Batu bata / batu merah yang digunakan ukuran 5x12x22 cm denganmutu terbaik, siku

dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi . 3. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang

mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8.

4. Pasir aduk harus memenuhi NI - 3 Pasal 14 ayat 2. 5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur / minyak /

asam basa serta memenuhi PUBI - 1982 Pasal 9. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Bahan - bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan

contoh - contohnya kepada Direksi . 2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata / bata merah,dengan aduk campuran 1pc:4ps,

kecuali pasangan batu bata semen trasram / rapat air. 3. Untuk dinding semen trasram / rapat air dengan adukan campuran 1pc:2ps

pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof sampai 50 cm di atas permukaan lantai setempat. Untuk daerah KM / WC, Urinoir dan Wastafel tinggi dinding trasram adalah 150 cm dari lantai sesuai dengan yang tercantum didalam gambar. Pasangan ini digunakan untuk sekeliling dinding ruang - ruang basah serta pasangan batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.

4. Sebelum digunakan,batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh. 5. Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7 hari dan harus dibasahi

dengan air terlebih dahulu dan siar - siar dibersihkan sebelum diplester. 6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis

perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1 / 2 batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm, dari tulangan pokok 4 diameter 13 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm untuk tumpuan dan 20 cm untuk lapangan, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3(tiga) meter.Mutu besi U - 24

7. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan.

8. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek - stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanamdengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi.

9. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih. 10. Pasangan dinding batu bata tebal1 / 2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal

15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar - benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

11. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah / lantai harus diberi pen dengan adukan 1pc:2ps

12. Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci / diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci / diplester).

13. Pada ambang atas kusen dengan lebar lebih kecil atau sama dengan 1,20 m dipasang rolag batu merah, apabila lebih dari ketentuan tersebut, harus dipasang balok latei dengan ukuran sesuai pada gambar.

Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 meter persegi tanpa

adanya pertemuan dinding apabila tidak tegambar harus dipasang kolom praktis dari beton dengan mutu beton K – 225.

4. Syarat - Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat. 2. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing

lainnya. 3. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka

pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.

Page 28: Spektek SMA Negeri

Pengamanan Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan

untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab

Pemborong. 5. Syarat Penerimaan 1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai

dengan yang tercantum dalam RKS. 2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak

lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. 3. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding: 1 mm / m2 luas permukaan

bidang kerja. 4. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih. 5. Hasil akhir harus konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan

perkerjaan finishing lainnya harus rapih. 6.2.2. Pekerjaan Plesteran Dinding 1. Lingkup Pekerjaan 1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,bahan - bahan, peralatan

dan alat - alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan pengarahan direksi dilapangan .

2. Persyaratan Bahan 1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang

mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8.

2. Pasir harus memenuhi NI - 3 Pasal 14 dan PUBI 1982. 3. Air harus memenuhi NI - 3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih

yang benar - benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Pekerjaan plester dilakukan setelah pasangan bata cukup kuat minimum 7 hari setelah

selesai pemasangan 2. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1pc:4ps, kecuali pada dinding

batu bata trasram / rapat air. 3. Pada dinding batu bata trasram / rapat air di plester dengan aduk campuran 1pc:2ps (yang

dilakukan pada sekeliling kamar mandi, WC, dan bagian - bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar serta atas petunjuk Direksi).

4. Pada beton kolom yang terekspose (terlihat) diplester menggunakan campuran 1pc:2ps dengan tebal 1 cm.

5. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.

6. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan di setujui Direksi.

7. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

9. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK / Direksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

10. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

11. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.

12. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

Page 29: Spektek SMA Negeri

13. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi.

14. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba - tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

16. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan: 1. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing

lainnya. 2. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka

pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong. Pengamanan Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan

untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.

5. Syarat Penerimaan 1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai

dengan ketentuan perencanaan serta persetujuan Direksi. 2. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta

tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. 3. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm / m2 permukaan bidang

kerja. 4. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih, melekat dengan

baik pada pasangan bata. 5. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.

Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapih. 6.2.3. Pekerjaan Dinding Partisi (buka tutup) 1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehinggadapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan atau yang ditentukan konsultan perencana bersama direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Bahan : Kayu kamper 4/6 cm dan 6/15, lapisan teakwood tb. 4 mm 2. Engsel kuningan ex ARCH atau setara 3. Grendel Biasa (Besar) 4. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan / site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,

semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan dijauhkan dari tempat - tempat yang lembab dan air hujan.

5. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada pemberi tugas.

3. Material dan Syarat Pelaksanaan 1. Teakwood : a. Teakwood ketebalan yang dipakai 4 mm. b. Tidak retak atau pecah / melengkung. 2. Rangka Partisi : a. Bahan rangka kamper 4/6 cm dan 6/15 cm . b. Bahan - bahan pelengkap seperti sekrup, mur, paku. c. Berkas - berkas pekerjaan harus halus dan rata permukaan.

Page 30: Spektek SMA Negeri

d. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan. e. Pemasangan dinding partisi harus benar - benar siku, lapisan dinding dilapis dengan

plituran. 4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding partisi yang rusak / cacat / kena noda.

Perbaikan dilaksanakan sesuai pangarahan Direksi . dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut samai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yangtimbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pemborong

Pengamanan Pemborong wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pemasangan

dinding partisi yang telah dilaksanakan. Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi / pengamanan pekerjaan ini sudah termasuk di

alam penawaran Pemborong. 5. Syarat Penerimaan 1. Hasil pemasangan komponen dinding - dinding partisi harus tepat (presisi) pada posisinya

serta dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan pelaksanaan.

2. Hasil pemasangan dinding - dinding partisi harus merupakan hasil pekerjaan yang selaras terhadap lantai dinding ataupun langit - langitnya.

3. Hasil pekerjaan dinding - dinding partisi satu sama lainnya harus menjadi satu kesatuan yang kokoh (tidak menimbulkan goyangan atau bunyi derit karena tekanan beban horizontal).

6.3. PEKERJAAN LANTAI 6.2.1. Pekerjaan Lantai (Keramik Tile) 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing - masing jenis dan ukuran ini dilakukan pada ruang yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Jenis : Keramik Tile Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar material dan

disetujui Direksi . 2. Warna : a. Untuk masing - masing warna harus seragam b. Warna yang tidak seragam harus diganti / dibongkar. 3. Merk : Setara Ex. Platinum Tile atau sekualitas 4. M u t u : Tingkat I (satu) 5. Ukuran / jenis dan pemakaian : 40 x 40 cm motif/warna untuk lantai sedang untuk KM

Ukuran 20 x 20 cm motif/warna dan ukuran 20 x 25 cm motif/warna, atau segala ukuran yang tertera pada gambar / ketentuan Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

6. Bahan pengisi : Grout / pengisi semen berwarna 7. Bahan perekat : Adukanspesi 1pc:4ps diberi bahan tambahan penguat berupa bahan

perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat tersebut.

8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan - peraturan ASTM, NI - 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.

9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8, pasir harus memenuhi PUBI1982 pasal 11dan air harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

10. Untuk bahan pengisi / grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan.

Page 31: Spektek SMA Negeri

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan a. Bahan – bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan

contoh - contohnya kepada Direksi. b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shopdrawing dari pola

keramik yang disetujui Direksi. c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidakretak,tidak cacat dan tidak

bernoda. d. Adukan pengikat dengan campuran 1pc:4ps dan di tambah bahan perekat seperti yang

disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar – benar rata, adukan harus terpasang merata di bawah permukaan keramik.

e. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang(lebarsiar - siar), harus sama lebar maksimum 3mm dan kedalaman maksimum2 mm, atau sesuai detail gambar serta Direksi, yang membentuk garis - garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar - siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

f. Siar – siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan / persyaratan,warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

g. Pemotongan unit - unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan

h. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik,hingga betul - betul bersih.

i. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit - unit keramik direndam dalam air sampai jenuh.

j. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan Direksi . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

k. Tepat diatas delatasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nat selebar 1 cm, kemudian kedalam nat selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon rubber sealant dengan warna yang sama dengan warna grouting nat.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak. Perbaikan harus

dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. 2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan

dilaksanakan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.

Pengamanan 1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan

terhadap kerusakan - kerusakan 2. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya

dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.

3. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak 0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

5. Standar Penerimaan 1. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan

pengarahan serta persetujuan Direksi . 2. Pelaksanaan pekerjaan lantai keramik harus dipasang rata (water pass) pada permukaan

peilnya datar, tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat / tidak bernoda. 3. Toleransi kemiringan untuk permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm / m2; kecuali

kemiringan lantai pada permukaan lantai toilet / ruang wudhu yang harus dibuat miring permukaan lantainya ke arah floor drain (sesuai gambar rancangan).

4. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan Surat Penyerahan Material.

6.2.2. Pekerjaan Dinding Keramik 1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dansempurna.

Page 32: Spektek SMA Negeri

2. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada ruangan atau seluruh bidang yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar (bila ada) dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana dan Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Jenis:Keramik Tile Keramik tile buatan dalam negeri yang disetujuiKonsultan Perencana dan atau Direksi. 2. Warna : 1. Warna yang ditentukan harus sesuai dengan ketentuan perencana / sesuai gambar. 2. Warna ditentukan Perencana atau dalam gambar / setelah diputuskan bersama dalam

rapat direksi. 3. Merk : Ex. Platinum Tile atau setara 4. M u t u : Tingkat I (satu) 5. Bahan pengisi : Grout semen berwarna 6. Bahan perekat: Adukan spesi 1pc:4ps diberi bahan tambahan penguat berupa bahan

perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat tersebut.

7. Ukuran : 20 x 25 cm dan 20 x 20 cm atau ditentukan dalam gambar perencana dengan pola pemasangan sesuai detail gambar.

8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan - peraturan ASTM,NI - 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.

9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8, pasir harus memenuhi PUBI1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

10. Bahan - bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh - contohnyakepada Direksi .

11. Untuk bahan pengisi / grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan, dengan campuran sesuai dengan ketentuan pabrik.

3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola keramik

yang disetujui Direksi . 2. Keramikyang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,tidak cacat dan tidak

bernoda. 3. Adukan pengikat dengan campuran 1pc:4ps dan ditambah bahan perekat seperti yang

telah disyaratkan dan harus terpasang merata di bawah permukaan keramik. 4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata. 5. Jarak antara unit – unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar - siar), harus

sama lebar maksimum 3 mmdan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi, yang membentuk garis - garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar - siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurussesamanya.

6. Siar - siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7. Pemotongan unit - unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan daripabrikyangbersangkutan.

8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik,hingga betul – betul bersih.

9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal - hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit - unit keramik direndam dalam air sampai jenuh.

11. Pingulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi,siku dan tepian yang sempurna.

12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama3 x 24jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan a. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak. Perbaikan harus

dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan

dilaksanakan, maka Pemborong Wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima

Page 33: Spektek SMA Negeri

oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.

Pengamanan 1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan

terhadap kerusakan - kerusakan. 2. Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaanya

dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukannya.

3. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak 0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

5. Standar Penerimaan 1. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan

pengarahan serta persetujuan Direksi . 2. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh permukaan

tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat / tidak bernoda. Tolerasi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm / m2. 3. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang

kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat Penyerahan material. 6.4. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA 6.4.1. Pekerjaan Kusen Aluminium, Daun Jendela, Sun screen 1. Lingkup pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat

- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, jendela dan sun screen serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi

2. Persyaratan bahan 1. Bahan : Profil aluminium ex Indalex atau sekualitas 2. Tebal profil : 1,2 - 1,5 mm 3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat - syarat dari

pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

4. Pekerjaan kusen harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran - ukuran yang ada dalam gambar

3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar - gambar dan

kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang danmembuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Direksi.

2. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

3. Pintu dan jendela dibuat dalam beberapa tipe sesuai dengan gambar rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas.

4. Semua kusen pintu dan jendela dibuat dari aluminium ukuran sesuai gambar dan dilapisi seal dari karet mengelilingi kusen pintu dan jendela.

5. Rangka daun pintu dan daun jendela dibuat dari aluminium ukuran - ukuran untuk ambang daun pintu dan jendela sesuai gambar dan harus disetujui Pengawas.

6. Pekerjaan kusen dan daun - daun pintu & jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku, dan baik.

7. Frame terdiri dari Aluminium tebal 1,2 – 1,5 mm produk ex Indalex, di - finish silver natural, atau yang sejenis dan setara, dengan sistem YF - 100 / 70 - E., kaca tebal 5 mm, produksi dalam negeri produk Asahi Mas atau yang sejenis dan setara.

8. Seluruh pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen aluminium harus dilaksanakan oleh ahli dalam bidangnya, berdasarkan petunjuk pabrik. Ketepatan ukuran didasarkan pada hasil pengukuran di tempat pekerjaan. Pemasangan kaca pada bingkai aluminium harus menggunakan seal berupa alur karet yang harus terjamin tidak bocor / tembus air.

9. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan Konsultan MK . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

Page 34: Spektek SMA Negeri

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen yang rusak / cacat / kena noda. Perbaikan

dilaksanakan sesuai pengarahan Direksi. dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pengamanan 1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah

terpasang. 2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai

hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II). 3. Bahan - bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada

persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik). 5. Syarat Penerimaan Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,

terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.

2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show

drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Direksi. 6.4.2. Pekerjaan Daun Pintu 1. Lingkup pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat

- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh daun pintu, serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjuk-kan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi

2. Persyaratan bahan 1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),

PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81 . 2. Kayu yang dipakai harus cukup tua , lurus , kering dengan permukaan rata, bebas dari

cacat seperti retak - retak , mata kayu dan cacat lainnya. 3. Pekerjaan kusen harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran - ukuran yang ada dalam

gambar 4. Daun pintu double teakwood dengan rangka kayu kamper, finishing cat warna dof. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan , Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar -

gambar yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang – lubang ) , termasuk mempelajari bentuk , pola , lay out / penempatan , cara pemasangan , mekanisme dan detail - detail sesuai gambar .

2. Semua frame daun pintu dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

3. Pintu dibuat tipe sesuai dengan gambar rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas.

4. Pekerjaan kusen dan daun - daun pintu harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku, dan baik.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen yang rusak / cacat / kena noda. Perbaikan

dilaksanakan sesuai pengarahan Direksi. dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

Page 35: Spektek SMA Negeri

Pengamanan 1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah

terpasang. 2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai

hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II). 5. Syarat Penerimaan Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,

terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.

6.4.3. Pekerjaan Kaca 1. Lingkup Pekerjaan 1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan,

peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan. seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan rapi.

2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan pekerjaan cermin meliputi pemasangan cermin pada toilet dan daerah lain yang ditentukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan 1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai

ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses tarik, gilas dan pengambangan (Float glass).

2. Toleransi lebar dan panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.

3. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

4. Cacat - cacat - Cacat - cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. - Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang - ruang yang berisi gas yang

terdapat pada kaca). - Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu

pandangan. - Kaca harus bebas dari keretakan (garis - garis pecah pada kaca baik sebagian atau

seluruh tebal kaca). - Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar /

masuk). - Harus bebas dari cacat benang (string) dan cacat gelombang (wave) benang adalah

cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

- Harus bebas dari bintik - bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch). - Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). - Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. - Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang

ditentukan oleh pabrik. - Untuk ketebalan kaca 5 mm kira - kira 0,3 mm. 5. Bahan : a. Kaca : Bahan kaca harus sesuai SII 0189 / 78 dan PBVI 1982. Digunakan produksi dalam negeri,

ex ASAHIMAS atau yang setara dan disetujui oleh Owner / Konsultan Perencana. - Bahan kaca untuk interior, pintu & jendela menggunakan Clear Float Glass dengan

ukuran tebal 5 mm atau sesuai dengan gambar. b. Cermin : Bahan cermin harus sesuai dengan NI - 3, disyaratkan dari jenis clear glass type float

dengan ketebalan = 5 mm. Salah satu permukaan dilapisi perak (chemical deposited silver), sifat permukaan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak - bercak lain.

- Semua bahan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas sesuai pengarahan dan saran dari Konsultan Perencana.

Page 36: Spektek SMA Negeri

- Sisi - sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan 1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat -

syarat pekerjaan dalam buku ini. 2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian. 3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi Pengawas. 4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi

tanda untuk mudah diketahui. Tanda - tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda - tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat - alat pemotong kaca khusus.

6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kosen.

7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparant. Cara pemasangan dan persiapan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

9. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan menggunakan alat - alat pemotong khusus kaca, Tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang harus disetujui Direksi Pengawas, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type WV polished, tebal 5 mm.

11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.

12. Pemasangan cermin : a. Rangka kayu memakai bahan kayu kamper, ukuran dan cara pemasangan ke dinding

sesuai petunjuk gambar yang disekrupkan dengan fisher plastik kedalam dinding. Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus diserut halus dan waterpas.

b. Sebagai pinggiran list digunakan profiled aluminium list yang dipasang dengan rapi dan kuat.

c. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan gambar. d. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos - klos di

dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup - sekrup kaca yang mempunyai dop penutup stainless steel.

Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung

amonia. 6.5. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 1. Lingkup Pekerjaan 1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan,

perlengkapan dan alat – alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat - alat yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di sebutkan / ditentukan dalamgambar.

2. Persyaratan Bahan 1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragamdalam

pemilihan warnanya serta dari bahan - bahan yang telah disetujui Direksi. 2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik. 3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminium yang

tertera nomor pengenalnya. 4. Penggantung dan pengunci menggunakan produk Ex. Dekson : � Mortise Lock MTS L DKS 8430 SN atau setara � Lockcase Cylinder CYL DKS DC 400 mm SN atau setara, � Lever handle Plate LHP DKS AZ 520 100 028 SN+NP atau setara � dan harus dengan persetujuan Direksi. 5. Pada setiap daun pintu dipasang 3 engsel kuningan ex ARCH atau setara.

Page 37: Spektek SMA Negeri

6. Pada setiap daun jendela alumunium dipasang 2 engsel geser / Friction stay dengan ukuran 12” dan 16” ex. Dekson

7. Pada setiap daun jendela alumunium dipasang 1 handle casement CH 428 silver. 8. Pada setiap daun jendela kayu dipasang 2 engsel jendela. 9. Pada setiap daun jendela kayu dipasang grendel kecil dan hak angin sikutan. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih

dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 2. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. 3. Apabila di anggap perlu, Direksi dapat meminta mengadakan tes - tes laboratorium yangdi

lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. 4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. 5. Engsel atas di pasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah di

pasang tidak lebih dari 32 cm (as)dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.

6. Handel pintu harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. 7. Setelah kunci terpasang, noda - noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel

pada kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali. 8. Penarik pintu ( handle ) dipasang 100 cm ( as ) dari permukaan lantai setempat. 9. Posisi pemasangan Lockcase dan Double Cylinder harus rapi dan benar serta di ajukan

kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Pemasangan hardware yang tidak rapih dan mengalami cacat atau terkena noda pada

permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali. 2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan

finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong

Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga

terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan. 5. Standar Penerimaan Hasil pekerjaan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak

cacat. 6.6. PEKERJAAN LANGIT - LANGIT 6.6.1. Pekerjaan Langit - Langit Beton Exposed Finishing Cat 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu

lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik. Meliputi pekerjaan langit - langit finishing cat seperti yang disebutkan dan ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Primer Coat 2. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing langit - langit 3. Merk ( Interior ) : Ex Catylac, Vinylex, Decolith, Metrolite atau setara. 4. Merk ( eksterior ) : Ex DULUX,MOVILEX atau setara. 5. Warna : Ditentukan. 6. Pengencer : Air bersih 20 %. 7. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan. 8. Sistem Pengecatan: Minimal 2 lapis atau sampai benar – benar rata. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan - Bahan - bahan yangdi pergunakan,sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan

contoh Catuntuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Konsultan Perencana. - Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk contoh kepada

Direksi / Perencana. untuk mendapat persetujuan. - Bidang pengecatan siap di cat setelah diplamir terlebih dahulu.Sebelum diplamir,plesteran

harus betul - betul kering, tidak ada retak - retak dan telah disetujui Direksi.

Page 38: Spektek SMA Negeri

- Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh - contoh warna, untuk disetujui Direksi.

- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda - bendadan pengaruh pekerjaan - pekerjaansekelilingnya selama 2 jam.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus

segera dibersihkan. Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok / dinding yang sudah selesai

dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada tembok / dinding.

5. Syarat Penerimaan Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak

belang - belang). 6.6.2. Pekerjaan Langit - Langit (Plafond) Kalsiboard 1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.

2. Pekerjaan penutup plafon ini dikerjakan di ruang kamar mandi lantai 1&2, pada ruang kelas di lantai 2 baru sesuai dengan gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan 1. Gypsum menggunakan Setara Ex. Jaya Board , ERG, tebal 9 mm 2. Kalsiboard menggunakan Setara Ex. Jaya Board , ERG, tebal 6 mm 3. Rangka plafon menggunakan rangka Hollow aluminium 4 x 4 cm dan sebagai

penggantung menggunakan rangka Hollow aluminium 2 x 4 cm 4. Plafon harus rata, tanpa nat dan tidak menggelembung / melengkung. 5. Semua bahan yang digunakan harus baru dan tidak cacat. 6. Penutupan plafon dapat dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang ada di

bagian tersebut selesai dilaksanakan serta telah disetujui Direksi. 7. Bahan list plafond dari gypsum12 cm 8. Semua Kayu rangka plafond harus memiliki permukaan yang rata, halus, rata dan siku-

siku satu sama lain sisinya. Untuk permukaan yang menempel pada lapisan eternit harus diserut halus agar permukaan plafond eternit yang terpasang memiliki permukaan yang rata

3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar -

gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay - out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail - detail sesuai gambar.

2. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan di lapangan, shop drawing harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana dan Direksi Pengawas.

3. Kontraktor harus mengajukan 3 buah contoh untuk disetujui oleh Konsultan Perencana dan Direksi Pengawas.

4. Sebelum pemasangan, penirnbunan bahan rangka, gypsum dan material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos - klos, dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang - bidang tampak.

6. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit - langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.

9. Untuk pemasangan eternit harus dipaku dengan jarak maksimal 10 cm secara teratur. Antar eternit diusahakan seminimal mungkin (max. 0.5 cm) untuk bagian tepi eternit yang saling berhubungan harus benar – benar lurus rata dan halus.

10. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing - masing bahan yang digunakan), kecuali bila ditentukan lain sesuai gambar.

Page 39: Spektek SMA Negeri

11. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut - sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.

12. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan - benturan, benda - benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor..

6.7. PEKERJAAN PENGECATAN 6.7.1. Pekerjaan Pengecatan Dinding 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan dinding / beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Bahan lapisan / coating dasar 2. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam dan Weather

Shield untuk dinding luar. 3. Merk ( Interior ) : Ex Catylac, Vinylex, Decolith, Metrolite atau setara. 4. Merk ( eksterior ) : Ex DULUX,MOVILEX atau setara. 5. Warna : Ditentukan. 6. Pengencer : Air bersih 20 % 7. Pengeringan : Minimum setelah 4 jam lapis berikutnya dapat dilakukan. 8. Sistem Pengecatan : Minimal 3 lapis 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Bahan - bahan yang di pergunakan,sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan

contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Konsultan Perencana.

2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami / contoh kepada Direksi. untuk mendapat persetujuan.

3. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamuur terlebih dahulu. Sebelum di plamir,plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak - retak dan telah disetujui Direksi.

4. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh - contoh warna, untuk disetujui Direksi.

5. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda - bendadan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

6. Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam cuaca lembab / hujan atau angin berdebu bertiup.

7. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini.

8. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan Direksi. sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus

segera dibersihkan. Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok / dinding yang sudah selesai

dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada tembok / dinding.

5. Syarat Penerimaan Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak

belang - belang).

Page 40: Spektek SMA Negeri

6.7.2. Pekerjaan Pengecatan Besi dan meni 1. Lingkup Pekerjaan 1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan

dan alat - alat bantu lainnya yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengecatan railing tangga, railing pagar selasar dan rangka atap penahan tampias atau pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Digunakan ex Emco atau bahan cat produk dalam negeri yang bermutu jenis Super gloss

dan disetujui Direksi. 2. Bahan untuk cat dasar di gunakan dari bahan sesuai yang disyaratkan oleh pabrik yang

bersangkutan. 3. Bahanyangdi gunakan harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982

pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K - 41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan - ketentuan daripabrik yang bersangkutan.

4. Warna akan ditentukan kemudian. 5. Ketebalan : 2 x 30 micron dengan interval 2 jam. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Bahan sebelum di gunakan harus di serahkan contoh - contohnya kepada Direksi. untuk

mendapatkan persetujuannya. 2. Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dan telah

disetujui Direksi. 3. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak / lemak dan "karat" serta

dalam keadaan kering. 4. Permukaan pengecatan di amplas dengan amplas yang halus untuk memperoleh

permukaan yang halus,rata dan ber sih dari karat. 5. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh. 6. Ulaskan satu atau dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti jenis yang

disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

7. Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering,barulah cat akhir di lakukan dengan persyaratan sesuaiyang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.

8. Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapat persetujuan Direksi.

9. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya. 4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Apabila pada permukaan logam yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus

segera dibersihkan. 2. Pekerjaan logam yang telah dicat sebelum dikirim ke tempat pekerjaan harus diperiksa

terlebih dahulu oleh Direksi., dan kalau tidak memenuhi syarat pekerjaan tersebut harus diperbaiki dengan cara seluruh catnya dibuang dengan digosok, semua karat - karat yang terdapat dipermukaan logam harus dibersihkan dengan sikat kawat hingga terlihat permukaan logam yang bersih lalu segera permukaan luarnya diberi cat dasar dengan cara seperti tersebut diatas.

Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan logam yang sudah selesai dilaksanakan

sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada logam.

5. Syarat Penerimaan Hasil pengecatan pada setiap permukaan logam harus rapi dan rata (tidak belang - belang). 6.7.3. Pekerjaan Cat Kayu 1. Lingkup Pekerjaan 1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan

dan alat - alat bantu lainnya yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi Pengecatan Warna dof pada daun pintu teakwood atau pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

Page 41: Spektek SMA Negeri

2. Persyaratan Bahan 1. Digunakan bahan buatan dalam negeri dari mutu terbaik jenis Setara prduk Nippon paint,

atau dari produk lain yang serta disetujui Direksi Pengawas. 2. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-4 serta

sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan/alat mesin

amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan permukaan yang halus dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi persya¬rata dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.

2. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.

3. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.

4. Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada permukaan pengecatan. 5. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan cat dilakukan. 6. Digunakan bahan yang bermutu baik serta yang disetujui Direksi Pengawas. 7. Penggunaan alat sprayer dari mutu yang disyaratkan serta yang disetujui Direksi

Pengawas. 8. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta

jauh dari tumbuh-tumbuhan. 3. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Apabila pada permukaan pengecatan yang telah dipcat terkena noda / kotoran, maka

harus segera dibersihkan. Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan Pegecatan yang sudah selesai dilaksanakan sehingga

terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada permukaan plituran.

4. Syarat Penerimaan Hasil pengecatan pada setiap permukaan pengecatan harus rapi dan rata (tidak belang -

belang). 6.8. PEKERJAAN RAILING BESI 1. Lingkup Pekerjaan - Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

- Meliputi pekerjaan railing besi dilakukan pada tangga dan tangga maintenance atau seluruh detail yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Railing Tangga . a. Dari bahan pipa besi hollow dan pipa galvanish dengan ukuran sesuai dengan gambar

rencana dan disetujui Direksi. b. Finishing cat 2. Bentuk / ukuran sesuaiyang ditunjukkan dalam detail gambar. 3. Lapis finishing dari seluruh permukaan railing besi harus dilakukan pengecatan dasar /

zinkcromate,merupakan lapisan cat yang bermutu baik produk Emco atau setara. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis. Warna cat akan ditentukan kemudian.

3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dibengkel dan merupakanpekerjaan yang

berkualitas tinggi,seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

2. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar konstruksi dan harus mengikuti prosedur / persyaratan - persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

3. Hasil pengecatan dan warna yang dihasilkan,harus baik, merata dan tidak terjadi cacat / noda akibat pemasangan. Bila terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa tambahan biaya.

4. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan Direksi. sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan

Page 42: Spektek SMA Negeri

pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan Apabila pemasangan railing kurang rapi harus segera diperbaiki, atas biaya Pemborong. Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan railing besi yang sudah selesai dilaksanakan sehingga

terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan dan tanpa cacat. 5. Syarat Penerimaan Hasil pemasangan railing harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat, kokoh dan

sempurna, tanpa cacat. 6.9. PEKERJAAN WATER PROOFING 1. Lingkup Pekerjaan 1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan

dan alat - alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat - syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2. Bagian yang di waterproofing - Plat atap dan over stek. - Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Persyaratan standar mutu bahan. Standar dari bahan dan produser yang ditentukan oleh pabrik dan standar - standar lainnya

seperti : NI - 3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Perencana / Direksi Pengawas.

b. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan

harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma - cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :

- Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance Warranty) dan - Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator's Workmanship Warranty). c. Waterproofing untuk atap. 1. Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat - pelat beton yang berfungsi

sebagai atap dan sebagai talang. 2. Lapisan waterproofing terbuat dari Acrylic Polimer gel yang diperkuat. dengan jaringan

serat kaca (fibre glass mat). 3. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberisatu lapis fibre glass

mat. 4. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat

beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa - pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).

5. Semua cara pemasangan, cara - cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk - petunjuk yang dikeluarkan pabrik / proilusen.

6. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana / Direksi Pengawas, dari pilihan warna yang tersedia.

d. Pengujian Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan - percobaan dengan cara memberi air diatas

permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

e. Pengiriman dan penyimpanan bahan a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadan baik dan tidak bercacat.

beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya. b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan

bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Page 43: Spektek SMA Negeri

c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

d. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

3. Syarat - syarat pelaksanaan 1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan.

2. Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

3. Cara - cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi Pengawas.

4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

4. Gambar detail pelaksanaan a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada

gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail - detail khusus yang belum tercakup

lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak. c. Dalam shop drawing harus dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk

keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.

5. Contoh a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari

pabrik. b. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock - up sebelum pekerjaan dimulai. 6. Cara Pelaksanaan Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak

pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus ditebari lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing.

7. Pengamanan Pekerjaan a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,

terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya. b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai

pada waktu pekerjaan ini dilakukan maka Kontraktor harus memperbaiki / mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

6.10. PEKERJAAN RANGKA ATAP + PENUTUP ATAP 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap Atap Genting Zyncalume dan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini 1. Pekerjaan konstruksi Atap; 2. Pekerjaan kerangka penutup atap atap; 3. Pekerjaan lisplank;

2. Bahan - bahan 1. Kuda – kuda menggunakan Baja WF 200 x 100 x 5.5 x 8 dan Baja WF 150 x 75 x

5 x 7, gording Baja Chanal “C” 150. 50. 20. 2.3 2. Usuk reng digunakan hollow galvalum tb.0.5 mm

Page 44: Spektek SMA Negeri

3. Listplank menggunakan Kalsiplank uk. 30 x 240 x 0,8cm 3. Pelaksanaan 1. Semua permukaan bidang atap harus memiliki permukaan yang rata, lurus dan

siku-siku satu sama lain sisinya, bentuk / pola konstruksi dan ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran jadi. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk kayu dan penguat lain yang diperlukan, agar terjamin kekuatannya. Tidak diperbolehkan menggunakan kayu bekas dan cacat.

2. Pemasangan kuda – kuda dilengkapi dengan mor – bout, beugel dan plat besi / penguat kuda – kuda. konstruksi rangka atap harus sesuai dengan gambar rencana.

3. Atap genteng harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa sehingga betul - betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat.

3. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail - detail yang belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh memotong genteng ke arah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap tapi ukuran atap dan bagian - bagian atap harus diatur supaya cocok dengan ukuran - ukuran genteng.

7. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 7.1. INSTALASI LISTRIK

Untuk keper luan in i Pemborong b isa menugaskan p ihak ket iga ( insta latur) yang mempunyai sert i f ikat dar i PLN setempat dengan mendapat persetujuan lebih dulu dar i Pengawas secara ter tu l is . Pemborong tetap ber tanggung jawab atas peker jaan insta las i l is t r ik tersebut . Sebelum melaksanakan peker jaan insta las i Pemborong harus membuat gambar ker ja dengan skala 1:100 dengan mendapatpersetu juan Pengawas .

7.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi :

1. Menurut penjelasan - penjelasan dan peraturan - peraturan dalam uraian ini dengan tegangan / voltage 220 V.

2. Menurut semua petunjuk - petunjuk dari Pengawas. 3. Menurut peraturan - peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini

(PUIL th. 1976). 4. Pekerjaan harus diserahkan rekanan kepada Pengawas dalam keadaan selesai tepat

pada waktuyang telah ditetapkan. 7.1.2. Penjelasan tentang Bahan - bahan

1. Semua bahan harus barang baru yang tak ada cacatnya, berkualitas baik, dan memenuhi syarat keamanan kerja.

2. Sebelum semua bahan tersebut dipasang agar diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan.

3. Barang - barang yang sudah diafkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Bila Pemborong tidak mengindahkan, Pengawas berhak menyelenggarakan atas biaya Pemborong.

7.1.3. Pekerjaan Pemasangan Pipa.

1. Pemasangan pipa - pipa seluruhnya ditanam di dalam tembok sedemikian sehingga bila ditutup (diplester) oleh Pemborong, bangunan lain tidak akan menonjol keluar. Penanamanpipa dilaksanakan sebelum tembok diplester.

2. Pipa–pipa yang ditanam di dalam dinding partisi pada arah horizontal harus berada pada bagian atas partisi dibawah langit - langit / plafon, agar mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan. harus diikat kuat - kuat dengan klem - klem dan pipa yang digunakan ialah PVC.

3. Saluran / pipa yang menghubungkan saklar atau stop kontak hanya diperbolehkan dengan arah vertical terhubung dengan salauran horizontal di atas dengan dilengkapi trikdoos.

4. Pemasangan pipa yang diletakkan di atas kayu atau rangka partisi harus diberi tapak (kolos) yang jarak pemasangan satu sama lain minimal satu meter. Tapak dari kayu harus dicat meni.

5. Pipa yang digunakan ialah pipa PVC. Dengan min. R.15. 6. Pada tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi trikdoos. 7. Pada pasangan pipa yang mempunyai kemungkinan air dapat berkumpul supaya

dipasang inspektube.

Page 45: Spektek SMA Negeri

8. Jumlah penarikan kawat di dalam pipa harus sesuai dengan tabel sebagai pedoman yang berlaku di Indonesia.

7.1.4. Pemasangan Kabel 1. Kabel yang digunakan jenis NYA untuk posisi kabel yang terdapat dalam pipa , untuk kabel

yang berada di atas plafon menggunakan jenis NYM, untuk kabel di dalam tanah memakai jenis NYFGbY ex Supreme, Kabelindo atau setara yang disetujui oleh direksi.

2. Kabel NYM yang berada di tembok atau di atas plafon harus memakai klem yang ukurannya sesuai.

3. Pada tiap penyambungan kabel menggunakan terminal. Penyambungan kabel hanya diperbolehkan di persimpangan atau perubahan jenis ukuran kabel, sedangkan pada posisi kabel yang lain tidak diperbolehkan menyambung (banyak sambungan karena menggunakan sisa kabel).

4. Pada tempat - tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok muka kawat itu dimasukkan ke dalam pipa sebagai pengaman.

5. Semua kabel yang dimasukkan ke dalam pipa tidak boleh ada sambungan. 6. Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh rusak

karenanya. 7.1.5. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, ‘Sekringkast’, dan lain - lain. 1. Pemasangan saklar kapasitas 6A atau lebih sesuai beban, 200V stop kontak 15 Amp dari

ebonit warna ex. Brocco atau setara yang disetujui direksi, semua pasangan dalam (inbouwmounting).

2. Bagi saklar lampu ruang minimum 2 saluran, untuk mencegah lampu padam semua bila ada kerusakan.

3. Tinggi ‘Lichtverdoelkast’ saklar, stop kontak menurut petunjuk PLN setempat (menurut ketentuan AVE) atau 1 ½ m dari lantai.

7.1.6. Jenis Lampu yang Digunakan. 1. Semua lampu TL dipasang menempel pada langit – langit type Suspended & Surface

Mounted Luminaires, untuk itu supaya disediakan penggantung langit - langit khusus. Pemasangan / jenis / posisi lampu disesuaikan dengan gambar rencana.

2. Untuk pembagian grup diatur sedemikian sehingga bila salah satu grup putus penerangan dan atap stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.

3. Penerangan pada overstek / doorloop memakai tipe WD dengan fitting pakai porselin dengan lampu sesuai gambar.

4. Seluruh penerangan harus dilengkapi dengan lampu sesuai gambar, dipasang sampai menyala. Pemborong harus memasang seluruh instalasi lengkap termasuk jaringan instalasi antar gedung sehingga siap menyala dengan syarat :

5. Dicoba dengan generator hingga semua menyala. 6. Menyerahkan jaminan instalasi yang disahkan Pemborong utama dan / atau Pengawas. 7.1.7. Ukuran Isolasi. Ukuran isolasi ditentukan antara ½ ohm sampai 0,3 ohm. 7.1.8. Papan - papan Sekring ( Panel ) : 1. Papan sekring tersebut dari metal clad, plat baja ukuran sesuai dengan rancangan,

dilengkapi frame yang kuat. 2. Pemasangan papan - papan sekering / panel: Wall Mounted terpasang kuat dan rapi pada

lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas dan memudahkan operasi dan pemeliharaan. 3. Panel distribusi utama dilengkapi dengan copper rel atau disesuaikan dengan kebutuhan

menurut Direksi. 4. Panel - panel tersebut setelah dipasang dengan baik, dilengkapi dengan kotak dengan

papan jati yang dipelitur dengan pintu dan kunci. 5. Pada pintu panel harus ditempelkan gambar / diagram serta nomor saluran. 7.1.9. Sambungan Pengaman ke Tanah. Sambungan pengaman ke tanah harus dilaksanakan sesuai peraturan - peraturan yang

berlaku, batang - batang yang ditanam harus dari jenis kuningan / tembaga minimum ∅ 25 mm dan panjang tidak kurang dari 3 m ditanam lurus ke bawah, elektroda - elektroda yang ditanam harus disambungkan dengan kabel BC dan dihubungkan ke semua panel. Selanjutbnya dari panel disambung dengan kabel sesuai dengan kabel saluran yang dipakai disambung dengan groundklip pada stopkontak. Semua sambungan harus memakai alat penghubung atau baut - baut, dan tidak diperkenankan memakai ikatan. Ground elektroda tergantung tahanan dan tidak boleh lebih dari 5 ohm.

Page 46: Spektek SMA Negeri

7.1.10. Pengujian. Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja

sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam peraturan - peraturan PLN setempat.

7.1.11. Tambahan Pen Tetap. 1. Lingkup pekerjaan tidak termasuk trafo. Sumber listrik diperoleh dari sumber listrik yang

ada dengan menggunakan kabel yang telah direncanakan sesuai dengan gambar menuju panel blok bangunan di gedung baru sesuai rencana. Merk kabel Kabelindo, Supreme atau setara.

2. Lampu - lampu di lantai 1 dan 2 menggunakan tipe Suspended & Surface Mounted Luminaires ,. Lampu merek Philips atau setara, armatur menggunakan Artolite atau setara untuk semua lampu dengan spesifikasi sbb:

3. Lampu Hemat Energi PL 11 watt lengkap dengan Fitting 4. Kabel grounding pada panel pembagi menggunakan BC 16. 5. MCB menggunakan Schneider atau setara. 7.2. INSTALASI LISTRIK MEKANIKAL 1. Pompa air bersih menggunakan ex Sanyo pump, dengan. Pekerjaan ini termasuk

pemasangan mekanik pengatur pengisian tandon mekanik atau elektronik (yang mengatur mati dan hidup sewaktu pompa penuh dan pompa kosong). Motor pompa dilengkapi dengan overloop relay. Pipa pengisi dari kedua pompa tersebut dihubungkan persialangan dan dilengkapi dengan stopkran sesuai gambar. Seluruh rangkaian lisrtik bisa dimatikan dengan saklar wesel 10 Amp. Ujung pipa pada tandon harus dilengkapi dengan klep kaki .

2. Pemasangan pipa pada pompa harus memakai wartel Moor baik untuk pipa supply maupun pipa hisap. Ujung pipa hisap pada tandon dilengkapi dengan foot klep.

3. Pengujian seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja

sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan. 7.3. KETENTUAN KESERAGAMAN MERK 1. Selama tidak ditentukan lain, Rekanan harus memasang peralatan dengan merk yang

sama untuk seluruh peralatan yang sejenis. 2. Pengecualian terhadap butir di atas adalah peralatan yang didatangkan bersama dengan

peralatan lain, dalam arti peralatan tersebut merupakan suatu komponen dari suatu peralatan yang lebih besar.

3. Perbedaan merk untuk suatu peralatan yang sejenis hanya dapat dilakukan apabila terjadi kondisi keterbatasan variasi produk yang ada, dan hal ini hanya boleh dilakukan apabila ada ijin tertulis dari Direksi Pengawas.

7.4. PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH 7.4.1. Konstruksi Box Panel 1. Rangka metal, plat besi tekuk ketebalan 3 mm untuk LVMDP dan 2mm untuk LVDP dan

LVSDP dengan finishing powser coating, heatstone dan synchromate, anti korosi, tahan gores dan cat warna krem.

2. Komponen selain metal yang harus digunakan, harus tahan api, khususnya penyangga / support bagian yang bertegangan.

3. Berupa modul - modul tunggal atau yang dapat diintegrasikan dan mempunyai pentanahan yang terintegrasi antarpanel.

4. Pada bagian depan dilengkapi dengan tanda / peringatan / sign sesuai dengan kebutuhan. 5. Disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar

pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan. 6. Pada bagian kiri atas diberi nomor panel sesuai gambar perencanaan. 7. Pintu dilengkapi dengan kunci dan handle. 8. Disediakan tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat - alat ukur unruk

panel LVMDP di bagian atas (dari ambang atas sampai dengan 12cm di bawah ambangatas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan). Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya mentap (fixed).

9. Semua jenis panel dilengkapi dengan lampu indikator. 10. Untuk panel PP mempunyai tutup bagian dalam dan pintu bagian luar. Handle pintu

dipasang baik untuk tutup bagian dalam panel maupun pintu bagian luar panel. 7.4.2. Indikator / Electrical Auxilliaries Lampu indikator yang digunakan adalah : • Warna hijau untuk phasa R

Page 47: Spektek SMA Negeri

• Warna kuning untuk phasa S

• Warna merah untuk phasa T Lampu - lampu indikator harus diproteksi dengan mini fuse. 7.4.3. Tipe Panel 1. Untuk tipe indoor dengan IP 20. 2. Berdasarkan cara pemasangannya panel - panel tegangan rendah diklasifikasikan sebagai

free standing dan wall mounting. 3. Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok dengan lokasi

sesuai dengan gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.

4. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar panel listrik harus dihubungkan ke sistem pembumian pengaman.

7.4.4. Gambar Skema Rangkaian Listrik Panel harus dilengkapi dengan gambar single line diagram beserta kode label untuk

incoming dan out going - nya, juga keterangan dari kode label ukuran A4 pada bagian dalam pintu panel dan harus dilaminasi.

7.4.5. Persyaratan Pembongkaran dan Pemasangan Panel 1. Sebelum dilakukan pembongkaran panel lama, setiap ujung kabel harus diberi label kode

sementara sesuai dengan label kode pada panel, untuk menghindari hilangnya informasi sambungan yang terhubung dengan beban listriknya.

2. Pembongkaran panel lama atau pemasangan panel baru harus dilakukan dengan hati - hati agar tidak terjadi kerusakan pada isolasi kabel.

3. Pemasangan kabel pada panel baru harus sesuai dengan label kode pada kabel dan circuit breaker.

8. URAIAN TEKNIS PLUMBING 8.1. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN 1. Pekerjaan Air Bersih 1. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit - unit peralatan utama yang

diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa : � Tandon air stainless steel 1000 L ex. Maspion / Profil tank atau setara � Tandon beton kapasitas 4 m3 � pompa - pompa beserta perlengkapannya. 2. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi

pemipaan reservoir pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

3. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti closet, wastafel, urinal,

dan lain - lain. 2. Pekerjaan Air Kotor. 1. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan

air kotor : � Septictank � Sumur Peresapan 2. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti closet, wastafel, urinal, floor drain

dan lain - lain. 3. Pengadaan pengujian dan commissioning untuk semua sistem pekerjaan yang

terpasang. 8.2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM 1. Waktu Pelaksanaan. Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan diselaraskan

dengan tahap - tahap pembangunan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2. Material. Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari

unsur - unsur rusak dan tidak layak, serta kualitas barang sesuai dengan spesifikasi. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai, dalam waktu tidak lebih dari satu minggu setelah ditanda tangani berita acara

Page 48: Spektek SMA Negeri

penerimaan barang. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material dan peralatan tersebut di atas menjadi tanggungan Pemborong.

3. Gambar - gambar dan Spesifikasi. Gambar - gambar dan spesifikasi perancangan ini merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan. Bila ada suatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi bisa bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perancangan atau spesifikasi perancangan saja, Pemborong harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya tambahan.

4. Gambar - gambar Perancangan. Gambar - gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,

fitting, katup - katup, serta fixtures secara terperinci. Semua bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Pemborong, bila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

5. Gambar - gambar Kerja. Gambar - gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan termasuk

semua perubahan serta usulan dan lain sebagainya, selama pekerjaan instalasi ini, Pemborong harus memberi tanda - tanda dengan pensil / tinta merah pada set gambar atau semua perubahan, penghapusan, atau penambahan pada instalasi tersebut.

6. Gambar Pelaksanaan. Pemborong harus membuat gambar inslatasi detail (shop drawings) untuk disetujui

Pengawas, Pemborong harus menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan (as built drawings) yang meliputi denah instalasi terpasang, detail pemasangan seluruh instalasi di atas. Gambar dibuat dari kertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat - syarat yang umum berlaku di Indonesia, dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia 1979.

7. Contoh - contoh Bahan. Pemborong wajib mengirimkan contoh - contoh bahan yang akan digunakan dalam

pelaksanaan atau brosur - brosurnya kepada Pengawas. Bila kualitasnya diragukan barang - barang itu akan dikirim ke kantor penyelidikan yang berwewenang atas biaya Pemborong. Bila Pengawas mengatakan tidak baik, barang tersebut harus sudah diangkut ke luar lapangan oleh Pemborong, dalam waktu 3 hari.

8. Tenaga Pelaksana. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga terampil di bidangnya agar

dapat memberi hasil yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa semua tukang yang melaksanakan pekerjaan telah memiliki pengalaman dan kecakapan yang diperlukan. Kontraktor wajib memiliki pas instalatur yang masih berlaku, dan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang setempat sesuai dengan domisili Pemborong tersebut.

9. Pengamanan. Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan / pengamanan semua bahan dan

peralatan untuk pekerjaan instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.

10. Koordinasi. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengadakan

koordinasi dengan pemborong - pemborong pekerjaan struktur, elektrikal, interior, dan sebagainya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan pada pemasangan dapat diperkecil atau dihilangkan.

11. Penjelasan persyaratan teknis khusus untuk pekerjaan instalasi air bersih dan air

kotor. 11.1. Peraturan - peraturan / Persyaratan 1. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tata cara pelaksanaan dan petunjuk - petunjuk lain

yang berkenaan dengan semua peraturan pembangunan yang sah di Indonesia harus betul - betul ditaati. Peraturan - peraturan yang dimaksud adalah :

a. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang Instalasi Air. b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik

Penyehatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

Page 49: Spektek SMA Negeri

c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan - bahan Bangunan NI - 3 (PUBB) 1956, NI - 3 1963, dan PUBB 1969.

d. Peraturan Beton Indonesia PBI - NI - 1 / 1955, PBI - NO - 2 / 1971 dan dengan Peraturan - peraturan Beton yang berlaku saat ini.

e. Peraturan Perubahan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan, dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengetahui akan isi dan maksud semua peraturan dan syarat - syarat tersebut di atas.

11.2. Material / Bahan - bahan yang Dipakai. 1. Jaringan air bersih menggunakan pipa - pipa besi PVC maspion dan harus memenuhi

persyaratan BS 1387 - 1967 atau standar - standar lain yang disetujui Pemberi tugas. 2. Untuk pipa air kotor, air bangunan, dan ‘vent stack’ digunakan PVC merk Maspion, Pralon,

atau yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berkategori kelas AZ (8 kg / cm²) JIS K 6742. Tebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran berikut :

Diameter Tebal dinding

minimum

∅ 50 s / d 75 mm

∅ 100 s / d 125 mm

∅ 150 mm

∅ 200 mm

∅ 250 mm

3,15–4,05 mm 4,50–5,40 mm

6,40 mm 8,30 mm

10,30 mm

11.3. Pengujian 1. Pembuangan Air Kotor. Seluruh sistem harus mempunyai lubang - lubang yang dapat ditutup plug agar dapat diisi air

sampai dengan lubang vent tertinggi. Sistem ini harus dapat menahan air isian tersebut minimum satu jam, dan selama waktu itu airnya tidak boleh turun lebih dari 10 cm, atau dengan pengujian hidrostatik 4 kg / cm² untuk pipa cabang dan 6 kg / cm² untuk pipa induk. Bila Pemilik menginginkan pengujian lain di samping cara di atas, maka Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.

2. Sistem Air Bersih. Sebelum dipasang fixtures seluruh jaringan harus diuji dengan tekanan 8 kg / cm² untuk pipa

sanitary, dan 12 kg / cm²,biaya pengetesan serta alat - alat yang diperlukan menjadi tanggung jawab Pemborong. Pengetesan pipa harus disaksikan Pengawas, yang berita acaranya akan dibuat setelah hasilnya diterima dan memenuhi syarat.

11.4. Sistem Pemipaan. a. Sistem Penyambungan Pipa. 1. Air bersih Untuk pipa PVC sambungan lem harus memakai lem berkualitas tinggi setara

Wavin/Maspion. 2. Air Kotor dan Ventilasi. Sambungan dari bahan yang sama dan diikat dengan lem / selvent cement bagi

penyambungan pipa induk juga bisa digunakan pengelasan bila diperlukan pada kondisi - kondisi tertentu.

b. Pemasangan Fixtures, Fitting, dan sebagainya. 1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik, dan di dalamnya bebas dari kotoran yang

akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan terpasang dengan kokoh ditempatkannya dengan tumpuhan yang mantap.

2. Pelaksanaan pekerjaan harus rapi, sehingga tidak mengganggu dinding porselin dan sebagainya, kedudukan komponen seperti fixtures, fitting dan sebagainya juga harus kuat. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua komponen yang diperlukan untuk seluruh jaringan instalasi disini.

3. Bagi pipa - pipa air bertekanan tinggi / pipa induk, dipasang balok - balok beton dengan campuran yang kuat pada setiap sambungan Tee, Elbow, katup dan sebagainya.

c. Penggantung / Penumpu / Pipa

Page 50: Spektek SMA Negeri

1. Semua pipa harus diklem menggunakan klem besi plat ukuran 4 mm x 30 mm, untuk mencegah perubahan inklinasi. Penggunaan klem PVC tidak diijinkan.

2. Pipa horizontal harus diikat dengan penggantung yang bisa diatur dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.

3. Penggantung atau menumpu pipa harus disekrup pada konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang saat pengecoran beton atau dengan Dyna bolt ukuran minimum 6 mm.

4. Pipa - pipa vertikal harus ditumpu oleh klem yang jaraknya tidak lebih dari 2 meter. d. Katup - katup 1. Tekanan kerja tiap katup harus sesuai dengan fungsinya, bagi katup air bersih untuk

sanitary digunakan tekanan kerja 125 psi, 2. Stop kran diletakkan di tiap ujung pipa suplai air bersih pada tiap lantai, di pangkal pipa

suplai keluar tandon atas, pipa kuras tandon atas. 3. Kran di bak mandi, wastafel, urinoir, menggunakan produk setara American Standard. 4. Wastafel, urinoir, closet jongkok menggunakan produk setara American Standard, warna

ditentukan kemudian. e. Pipa - pipa dalam Tanah.

1. Kedalaman galian pipa dalam tanah ∅ 4” ke bawah harus dibuat 60 cm, dan 80 – 100 cm

untuk ∅ 5” ke atas. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata hingga seluruh panjang pipa tertumpu dengan baik. Pipa air bersih tidak boleh diletakkan pada lubang yang sama dengan dengan pipa air buangan.

2. Setelah pipa pada lubang galian, dan setelah diperiksa oleh pengawas yang ditunjuk, semua kotoran harus dibuang dari lubang galian yang kemudian ditimbun kembali baik - baik dengan pasir urug, dengan tanah bekas galian, atau dengan bahan yang ditentukan Pengawas.

3. Ukuran dalamnya galian adalah jarak yang dihitung dari as pipa sampai permukaan jalan / tanah asli, atau digunakan ketentuan - ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk dalamnya galian.

f. Pengecatan. 1. Semua pipa besi / baja dalam tanah harus dilapis tir (tar coated) untuk korosi. Sedang pipa

- pipa ‘exposed’ harus ditandai dengan cat yang warnanya ditentukan oleh Pengawas.

Agar mudah dikenali, pipa dalam langit - langit dicat pada setiap ± 4 m, yakni pipa - pipa shaft pada pintu pemeriksaan.

2. Sebagai patokan dipakai warna - warna sebagai berikut : 3. Biru jaringan pipa air bersih; 4. Hijau jaringan pipa air kotor; 5. Merah untuk pipa hydrant. 9. PEKERJAAN SANITAIR 1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat

bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang dinyatakan / ditunjuk pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan 1. Perlengkapan untuk closed toilet, wastafel dan urinoir menggunakan produk ex American

Standard atau setara dan disetujui oleh Direksi 2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali bila

ditentukan lain. 3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai

dengan yang telahdi sediakan olehpabrik. 4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat -

syarat dalam buku ini. 3. Syarat - syarat Pelaksanaan 1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi beserta persyaratan /

ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.Bahan yang tidak di setujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus di setujui Direksi. berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

Page 51: Spektek SMA Negeri

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar - gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk,pola, penempatan, cara pemasangan dan detail - detail sesuai gambar.

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan spesifikasi dan sebagainya,maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi.

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan

6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,selama kerusakan bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya .

4. Syarat Pemeliharaan Perbaikan 1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara - cara yang

dianjurkan oleh pabriknya. 2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan

finishing lainnya. 3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lain keramik

tersebut maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong.

Pengamanan 1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan

mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan. 2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena cairan -

cairan dan benda - benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda - noda dan sebagainya.

3. Apabila hal ini terjadi Pemborong harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula atas biaya Pemborong.

5. Standard Penerimaan 1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor

dan terjamin hubungan kerapihannya. 2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya dan dapat

berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat. 10. PEKERJAAN LAIN – LAIN 1. Air kerja Air ker ja untuk keper luan peker jaan selama pelaksanaan dapat

mempergunakan atau menyambung pipa a i r yang te lah ada dengan meteran a i r sendir i (guna memperhi tungkan pembayarannya) atau a ir sumur yang bers ih / jern ih dan tawar , b i la hal in i meragukan harus d iper iksa d i laborator ium

2. Pembers ihan lokasi Pembers ihan Lokasi sete lah peker jaan d i laksanakan dengan mengangkut

/ membuang s isa mater ia l a tau barang - barang la in yang sudah t idak d igunakan sehingga t idak menutupi atau merusak hasi l peker jaan yang te lah d i laksanakan.Pembers ihan lokasi juga d i laksanakan untuk mengembal ikan kondis i lokasi yang t idak d iker jakan seper t i keadaan sebelum pelaksanaan peker jaan.

11. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan

waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pemimpin Proyek secara tertulis dan pengawas berkewajiban:

1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.

Page 52: Spektek SMA Negeri

2. Menanggapi / melaporkan kepada Pemimpin Proyek tentang hasil pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.

Pemimpin proyek akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan tersebut

diatas berdasarkan : a. Surat penyerahan Pekerjaan dari pemborongan b. Surat tanggapan dari Pengawas lapangan, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan

tsb. 12. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA : Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga masa

pemeliharaan berakhir masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :

1. Keamanan dan penjagaan. 2. Penyempurnaan dan pemeliharaan. 3. Pembersihan. Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka

penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

Page 53: Spektek SMA Negeri

P E N U T U P

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS) ini untuk uraian bahan - bahan, pekerjaan - pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “ diselenggarakan oleh Kontraktor ” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian - bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima sebagai “ hal “ yang disebutkan. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Kuasa Pengguna Anggaran, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Konsultan Perencana CV. KARYA MANDIRI

FAISAL NURDIN, ST Direktur