Upload
didin-ahmad-tb
View
51
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pekerjaan rehabilitasi gedung kantor bappeda Kolaka
Citation preview
1
BAB. I
SSYYAARRAATT--SSYYAARRAATT UUMMUUMM
PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja,
peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan
pekerjaan Rehabilitasi Seda/Berat Gedung Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kab. Kolaka Tahun Anggaran 2014 sesuai dengan gambar
kerja, spesifikasi teknis dan Kontrak Kerja (Borongan).
1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :
1) Pekerjaan persiapan/Pendahuluan
2) Pekerjaan tanah dan pasir
3) Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran
4) Pekerjaan beton serta bagian-bagiannya
5) Pekerjaan Kusen, Pintu/Jendela serta bagian-bagiannya
6) Pekerjaan Penggantung Pintu / Jendela
7) Pekerjaan atap dan Kap serta bagian-bagiannya
8) Pekerjaan rangka plafond dan plafond
9) Pekerjaan lantai
10) Pekerjaan instalasi listrik
11) Pekerjaan sanitair
12) Pekerjaan pengecatan dinding dan kayu
13) Pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan
PASAL 2. PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN
2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan
peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah
Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya, seperti PBI 1971 dan
SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.
2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah
disahkan oleh Pemilik kegiatan.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).
4) Surat Keputusan Pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui
Pemilik kegiatan dan Kontraktor.
PASAL 3. PENJELASAN GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan spesifikasi teknis, maka yang
mengikat dan berlaku adalah spesifikasi teknis. Bilamana suatu gambar tidak cocok
2
dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang
berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pimpinan
Kegiatan atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Pemilik kegiatan dan mengikuti
keputusannya.
PASAL 4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan
secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemilik kegiatan, paling lambat 7
(tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.
4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(Presentasi Kerja).
4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 5. LAPORAN
5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan
diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan yang memuat
hal-hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
5.2. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan.
PASAL 6. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN
6.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site
Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari
Kontraktor ditujukan kepada Pemilik kegiatan.
6.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau sederajat.
6.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada
Pemilik kegiatan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
6.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan, Site
Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan
Pemilik kegiatan.
3
PASAL 7. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
7.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan
mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka
Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada Pimpinan Kegiatan memeriksa
bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
7.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak
dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian
pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, kecuali bila
secara resmi Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
7.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan.
Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
7.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan.
7.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran pekerjaan
atau borongan.
PASAL 8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
8.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di
lapangan.
8.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan
serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.
8.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah
kekuasaannya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.
8.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak
diperkenankan berada di areal pekerjaan.
8.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PASAL 9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di
lapangan, dan milik Pemilik kegiatan yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengerusakan.
9.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat pagar
pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang dan dicat.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
4
9.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.
9.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Maka pertanggungan
ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa
pemeliharaan.
9.6. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Kegiatan atau Pengawas lapangan, maka tidak
diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b. Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.
PASAL 10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan
fisik bersangkutan dimulai.
PASAL 11. DIREKSIKEET
11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan untuk
Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan.
11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.
11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan
gudang penyimpanan barang-barang.
11.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas
persetujuan Pimpinan Kegiatan.
11.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan peralatan
yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah termasuk
harga kontrak/borongan.
PASAL 12. PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL
12.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat
penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material
bangunan tersebut.
12.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan
Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun
yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar
tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga memudahkan jalannya
pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.
12.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal
proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
12.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari areal
proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan dinyatakan.
Terhadap kelalaian ini Pimpinan Kegiatan dapat memberhentikan seluruh pekerjaan,
dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5
PASAL 13. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
13.1. Pimpinan Kegiatan dengan persetujuan Pemilik kegiatan dapat mengeluarkan instruksi
tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang
layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
13.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang terjadi
karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan
terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari
macam maupun standar tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan
dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pimpinan Kegiatan.
13.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi
pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan dengan menerangkan dan
memberikan alasan atas perubahan tersebut dan Pimpinan Kegiatan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.
13.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar
dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan
dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak
serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga
untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga
Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor
dengan Pimpinan Kegiatan dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik
kegiatan.
PASAL 14. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA
14.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembongkaran-
pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara, maka pengamanan dan
biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk menggembalikan dalam
keadaan baik, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan
dalam harga kontrak/borongan.
14.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Pengawas Lapangan dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar atas
pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada bangunan.
14.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu yang telah
disetujui Pengawas Lapangan dan disingkirkan secepatnya dari areal proyek.
PASAL 15. PEKERJAAN PERSIAPAN
15.1. Pembersihan Lokasi Kerja
Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang memungkinkan
akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujan dari
Pengawas Lapangan.
15.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan sesuai petunjuk Pemimpin
Proyek, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.
6
BAB. II
RRIINNGGKKAASSAANN SSPPEESSIIFFIIKKAASSII BBAAHHAANN//MMAATTEERRIIAALL BBAANNGGUUNNAANN
1. Semen (portland cement) = Tonasa atau bosowa
2. Batu bata = Batu bata minimal terbelah dua
3. Pondasi batu kali/gunung = Batu kali/gunung pasangan 1 Pc : 5 Ps
4. Stuktur = Beton bertulang K 175 -225 Komposisi 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
5. Tulangan = Besi beton U 24 polos ukuran pas sesuai gambar kerja
Kawat beton no. 16 SWG ( 1 mm), tidak bersepuh
6. Pasangan bata trasraam = Setinggi 30 cm dari ± 0.00 untuk selurah dinding
Dan kamar mandi 150 cm dengan Komposisi 1Pc:3Ps
7. Pasangan dinding batu bata = Komposisi 1 Pc : 5 Ps
8. Plasteran trasraam = Komposisi 1 Pc : 2 Ps
9. Plasteran Beton = Komposisi 1 Pc : 3 Ps + diaci
10. Plasteran = Komposisi 1 Pc : 5 Ps
11. Atap = Rangka atap = Rangka Atap Baja Ringan C75
Penutup atap = Genteng Metal Green, MultiRoof
Papan Lesplank = Papan Eternit Di Cat 3 X
12. Plafond =
Pola = Berpola (Sesuai gambar rencana/kerja)
Rangka plafond = Besi Hollow 40x40 mm, 20x40mm (di sambung las)
Penutup plafond = 1. Papan Gypsumboard 9 mm (dalam ruangan)
2. Papan Eternit 4mm (luar ruangan)
3. List Plafond Gypsum Profil
13. Kusen = Kayu Klas II (Sejenis) 5/14 Sambungan Poros/Lidah,
Diserut Rata.
14. Daun pintu dan jendela = Kayu Papan Jati Di Steam
15. Kaca = Bening, Ketebalan 5 mm.
16. Cat emulsi (tembok) =
Warna : - Tembok Dalam = Lapis plamir 1x setiap lapis, jenis/merk plamur
ditentukan kemudian, dihaluskan dan finishing 2x,
jenis dan merk cat tembok ditentukan kemudian
- Tembok Luar = Warna (ditentukan kemudian), 1 x dan finishing 3 x
- Plafond = Lapis plamir 1x dihaluskan dan finishing 2x
17. Cat kayu = 1 lapis dempul dasar dan dihaluskan ditambah 2 lapis
finish, warna ditentukan kemudian untuk kusen, daun pintu
dan jendela di lapis vernis apabila perlu di spray/dico
18. Keramik = merek KIA atau sejenis, kualitas KW I
- Lantai ruangan, teras dan plint warna corak awan
putih ukuran 60 x 60 cm dengan seri KW I dan warna
yang sama, sambungan nat warna putih.
- Tegel Plint ¼ x 60 x 60 (15x60)
- Lantai kamar mandi warna sesuai dengan warna
corak dinding ukuran 20 x 20 cm bertekstur dengan
seri KW I dan warna yang sama, sambungan nat
warna sesuai corak keramik.
- Dinding kamar mandi dan dapur corak warna
disesuaikan dengan warna lantai ukuran 20 x 25 cm
7
berpola dengan seri KW I dan warna yang sama,
sambungan nat warna putih, setinggi 150 cm.
19. Engsel = Klas I, merek top, Flexch (sejenis), ring plastik/nylon
- Untuk pintu ukuran 4” sebanyak 3 buah.
- Untuk jendela ukuran 3” sebanyak 2 buah
20. Hak angin = Cast iron lapis nickel, paha ayam, 2 buah setiap jendela
21. Tarikan (handle) = Cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela
22. Grendel = Cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela
23. Kunci-kunci = Merek Kodai, Union Atau Royal (Setara)
- Pintu utama 2 slag silinder block, handle bercorak (Hias)
- Pintu Ruang /dalam = 2 slag
- Pintu kamar mandi = 2 slag
24. Closet jongkok = Keramik, merek toto atau sejenis, warna muda sesuai
Lantai.
25. Titik Instalasi = Penyambunan dan Pemasangan Instalasi, di anjurkan di
kerjakan oleh instalatur yang bersertifikat
26. Stop kontak, saklar = Broco Standard
27. Fitting Plafond = Broco Standar dan Downlight
28. Sekering Case = Standar 2 Group Fuse 25 A
29. Kabel = NYY 1 x 2,5 mm
30. Lampu = Merk Philips
- Downlight TL 2 x 40 Watt
- Downlight SL 23 Watt
31. Shower Air = Ex. China, ukuran 1/2”, dari bahan besi tuang lapis
nickel
32. Floor Drain = Stainless Steel
33. Pipa
Air bersih = PVC AW (sejenis) dia. 1”, PVC AW (sejenis) dia. 1/2”
Listrik = Conduit She (sejenis) diameter 1 “
8
BAB. III
SSYYAARRAATT--SSYYAARRAATT TTEEKKNNIISS PPEEKKEERRJJAAAANN
PASAL 16. PEKERJAAN PERSIAPAN
16.1. Pengukuran
1) Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran
dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-
lain peralatan yang diperlukan.
2) Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok
penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan
dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).
3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan
tetap merujuk pada pergeseran patok awal.
4) Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
16.2. Pembongkaran
1. Sebelum melakukan pembongkaran terlebih dahulu mempelajari gambar kerja
bagian-bagian mana yang akan di bongkar.
2. Bagian-bagian yang akan dibongkar seminimal mungkin agar dihindari
terjadinya kerusakan pada bagian yang tidak masuk dalam pembongkaran
tersebut.
3. Apabila terjadi salah bongkar, itu menjadi tanggung jawab pihak kontraktor dan
tidak dapat dibebankan kepada pengguna anggaran.
4. Bagian-bagian pembongkaran ini adalah; Lantai, Dinding, Rangka Plafond,
Plafond, Rangka Atap dan Atap termasuk bagian-bagian dari pembongkaran.
16.3. Pemasangan Bowplank
1) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan
patok yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat
dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
2) Pemasangan patok pondasi bangunan dikerjakan menurut gambar kerja.
PASAL 17. PEKERJAAN TANAH
17.1. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang akan
dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
17.2. Penyelidikan Tanah
Pemeriksaan tanah (boring/sondering) jika diperlukan dapat dilaksanakan oleh
Kontraktor pada titik yang dianggap rawan atas petunjuk Pengawas Lapangan.
17.3. Penggalian dan Pengupasan Tanah
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal
dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan
9
dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan
biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga
kontrak/borongan.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,
kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan
berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan.
Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling
lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.
17.4. Urugan dan Pemadatan
Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah
dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai
lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Jika
tebal lapisan humus lebih besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus
digali dan digunakan kembali sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang
diakibatkannya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah
bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20
cm dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan stemper atau
compactor.
PASAL 18. PEKERJAAN BETON
18.1. Lingkup pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dan
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam SPESIFIKASI
TEKNIS, Gambar Kerja dan Kontrak Kerja, serta tambahan penjelasan dari Pimpinan
kegiatan dan Pengawas Lapangan.
18.2. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI
Tahun 1991 tetap digunakan.
18.3. Bahan-bahan
18.3.1. Portland Cement
Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII (Standard Industri
Indonesia) S.400 menurut Standard Semen Indonesia (NI 8 – 1972). Tidak
boleh mencampur merek semen yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran
18.3.2. Agregat
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran
yang telah ditetapkan
Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran
lainnya, serta tidak mengandung garam asam.
Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm
dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan
untuk dipakai dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali/gunung digunakan batu
kali/gunung berukuran rata-rata Ø < 10 cm.
10
18.3.3. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U 24 besi
polos.
Ukuran besi yang digunakan adalah ukuran besi Ø 12 untuk tulangan dan
besi Ø 8 sesuai dengan gambar kerja.
Ambang batas susut minimal 0,3 mm, ketika di siqma.
Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
18.3.4. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16
SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersepuh seng.
18.3.5. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau Komposisi-Komposisi yang mempengaruhi daya lekat
semen, seperti asam dan garam.
18.3.6. Bahan Tambahan
Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam Komposisi
beton, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari
Pengawas Lapangan.
18.3.7. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network plan).
Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak).
Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika ada
bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan
hancur dengan melebihi dari beras 5% berat dan kepada Komposisi diberi
tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya,
misalnya ; minyak dan lain-lain.
Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain
menurut jenis dan gradasinya.
18.4. Bekisting
18.4.1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton,
seperti pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik,
lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan ketebalan yang sesuai.
18.4.2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat
datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam
pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya
11
bagian adukan (mortar leakage). Susunan bekisting dengan penunjang-
penunjang harus teratur sehingga kontrol atas kekurangannya dapat mudah
dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding balok atau kolom beton yang
bersangkutan.
Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
18.4.3. Pembongkaran Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan
khusus untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan
selama 21 (dua puluh satu) hari, kecuali Komposisi beton menggunakan
bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Kontraktor.
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan bilamana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak
berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut.
18.5. Pemasangan Pipa-Pipa (Jika Perlu)
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi.
18.6. Kualitas Beton
1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof,
pondasi tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.175-225. (tegangan
tekanan hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28 (dua puluh
delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.
2) Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor Komposisi 1 PC : 2 pasir : 3
kerikil dalam perbandingan volume.
3) Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan
mengadakan trialmixes.
4) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
5) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65%
kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari.
6) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
7) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen
beton.
18.7. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama
dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau
12
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka Kontraktor
dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang telah dicor atas
perongkosan Kontraktor sendiri.
2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapatdihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan.
3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa adanya persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh mengecor
beton pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-tindakan
mencegah kerusakan yang telah disetujui Pengawas Lapangan.
5) Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran) adalah 2,5 cm.
6) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai
berikut :
Konstruksi beton yang sangat keropos.
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
18.8. Penggantian Besi
1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada
gambar kerja.
2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada,
maka :
Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk kesempurnaan
pekerjaan maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan. Mengajukan usul dalam
rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
18.9. Curing Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu pengecoran,
harus diperhatikan.
3) Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari setelah
pengecoran.
18.10. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya
Pengawas Lapangan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/ menegur atau memberi
nasehat tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.
13
PASAL 19. PEKERJAAN PONDASI
19.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang
diperlukan.
2) Macam pondasi yang digunakan adalah :
a Pondasi pasangan batu kali/gunung yang tertera dalam gambar.
b. Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana ditentukan
dalam syarat-syarat khusus/gambar kerja.
c. Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.
19.2. Pedoman Pelaksanaan
1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
2) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Pengawas Lapangan, bila ada
perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
19.3. Penggalian Pondasi
1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar
kerja.
2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek,
maka perlu konsultansi dengan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
pengarahan tindak lanjutnya.
3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri
kanan).
4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah
yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu
dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya
Kontraktor.
19.4. Pengurugan Kembali
1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus
diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.
2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus
disingkirkan.
4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang
lebih kecil lebih dahulu.
5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro
stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.
19.5. Pelaksanaan Pondasi
1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas
genangan air.
2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan
harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.
4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/
ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.
14
19.6. Pondasi Batu kali/gunung
1) Pondasi batu kali/gunung digunakan untuk Pondasi, sesuai yang tertera dalam
gambar kerja.
2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan pasir urug, dengan
ketebalan sesuai gambar kerja.
3) Komposisi semen untuk pengisi spesi batu kali/gunung adalah 1 PC : 5 pasir
pasangan dalam perbandingan volume.
4) Pemasangan spesi batu kali/gunung tidak boleh berongga.
5) Diatas pondasi pasangan batu kali/gunung diberi sloof untuk meratakan
penyebaran beban dari atas.
6) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.
19.7. Pondasi Batu Bata
1) Pondasi batu bata dengan pasangan 1 (satu) bata digunakan untuk teras, sesuai
dengan gambar kerja.
2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor Komposisi 1 PC
: 3 pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai gambar
kerja.
3) Komposisi semen untuk mengisi speci batu bata adalah 1 PC : 3 pasir pasangan
dalam perbandingan volume.
4) Pemasangan speci batu bata tidak boleh berongga.
PASAL 20. PEKERJAAN DINDING
20.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.
20.2. Bahan/ Material dan Komposisi
20.2.1. Bahan/Material
a. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama
kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk
pekerjaan beton.
b. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding adalah pasir pasangan
dengan kualitas yang baik dan sesuai untuk pekerjaan
tersebut.
c. A i r : Air yang dipakai untuk pekerjaan dinding harus
memenuhi syarat-syarat sama dengan pekerjaan beton.
20.2.2. Komposisi/Adukan
Komposisi :
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar atau dalam spesifikasi teknis.
Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi Komposisinya harus sesuai
dengan gambar kerja.
20.2.3. Mengatur Adukan
Adukan harus dicampur dalam alat tempat penKomposisi yang telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan, diatas permukaan yang keras. Jangan memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.
15
20.3. Dinding Pasangan Bata
20.3.1. Batu Bata
a. Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil produksi lokal yang
dibakar dengan baik dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
b. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate
harus 100 Kg/Cm2. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
- Kualitas baik
- Pembakaran matang
- Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan tajam
- Keras dan tidak mudah patah
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak
boleh lebih dari3 mm).
- Penyerahan ditempat hanya diizinkan maksimum 5% yang patah.
20.3.2. Komposisi
a. Semua dinding mulai dari ujung atas sloof pondasi beton sampai 30 cm
diatas lantai jadi (trasraam) harus dibuat dari Komposisi 1 PC : 2 pasir.
Selanjutnya diatasnya dipakai Komposisi 1 Pc : 5 Pasir, kecuali ditentukan
lain dalam gambar kerja.
b. Dinding untuk kamar mandi, harus memakai Komposisi 1 PC : 2 pasir
sampai ketinggian 150 cm diatas sloof termasuk bak mandi.
20.3.3. Pelaksanaan
a. Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan Kontraktor harus memasang uitzet lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang
dengan adukan pengikat sambungan (spesi) 10 mm didasari dengan baik
dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata.
b. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih
dari satu meter tingginya.
20.3.4. Perlindungan dan Perawatan
a. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka, selama waktu-
waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas
dari tembok bahan penutup yang sesuai.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari
setelah didirikan/pemasangan.
20.3.5. Angker dan Pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang
angker-angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding
tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan
diameternya minimal 10 mm. Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai
pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan spesi dapat merekat.
20.4. Penyelesaian Dinding Dengan Plasteran
Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan ½ bata dilapisi dengan plester semen
setebal 1,5 cm dan dihaluskan permukaannya dengan acian.
16
20.4.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk
keperluan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang
disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi
khusus.
c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertikal lainnya
yang dikerjakan dengan pasangan bata kecuali bagian dalam tembok layar
yang tertutup atap, balok beton yang tidak dinyatakan dalam gambar
sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan
dengan plesteran yang kemudian dihaluskan (acian) dicat emulsi vinyl
kecuali disebut lain dalam gambar kerja atau syarat-syarat bagian dinding
lainnya.
20.4.2. Bahan
Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1, pasir dan air harus sesuai
dengan pekerjaan beton.
20.4.3. Komposisi Adukan
1. Adukan 1 pc : 2 Psr, digunakan pada pasangan batu bata trasram.
2. Adukan 1 pc : 2 Psr, digunakan pada plesteran trasram.
3. Adukan 1 pc : 3 Psr, digunakan pada plesteran Beton dan Pondasi
4. Adukan 1 pc : 5 Psr, digunakan pada pasangan batu bata dinding
5. Adukan 1 pc : 5 Psr, digunakan pada plesteran dinding
Semua komposisi adukan yang dilaksanakan harus sesuai dengan petunjuk
gambar kerja.
20.4.4. Pengolahan Permukaan Plesteran
a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan
cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding
benar-benar kering.
b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton harus dikasarkan.
Lemak atau minyak yang melekat harus dibersihkan dengan sikat dengan
memakai sikat yang kaku atau sikat kawat.
c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-
permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.
20.4.5. Pelaksanaan
a. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan
adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak
lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang distujui oleh Pengawas
Lapangan.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan
plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah
dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk
menghindari kerusakan (retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan
kering dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
17
d. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang tidak
terlihat, tidak diplaster.
20.4.6. Memperbaiki dan Membersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang
sudah selesai, tidak boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-
waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan,
semua pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan,
harus dibersihkan.
20.5. Penyelesaian Dinding Dengan Keramik
20.5.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan alat, bahan/material dan tenaga kerja ahli untuk menyelesaikan
pekerjaan pada dinding-dinding dalam seperti tersebut dalam gambar kerja atau
dalam syarat-syarat lainn.
20.5.2. Bahan/material Keramik
a. Ukuran 20 x 25 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA dan atau bahan
yang disetujui oleh pengawas lapangan.
b. Warna yang disetujui oleh Pengawas Lapangan maupun ketentuan Direksi.
c. Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan mengikat sedikit
saja air.
d. Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
20.5.3. Pemasangan
a. Pemasangan keramik pada dinding-dinding dipergunakan pasta perekat
khusus, dengan adukan 1Pc : 3Ps atau perekat lain yang sesuai (bahan
khusus yang ditentukan pabrik yang memproduksi keramik tersebut).
b. Dalam menggunakan pasta perekat atau perekat lain, diselesaikan sesuai
instruksi pabrik pembuat.
c. Pemasangan jalur/joint (nat) yang teratur harus dipertahankan dengan
sempurna. Jalur-jalur dinding adukan pasta semen putih atau warna yang
sesuai dengan warna keramik dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
d. Kerataan permukaan harus benar-benar diperhatikan dan setelah cukup
kering harus dicuci dan dilap dengan air atau bahan lain yang ditentukan
oleh pabrik serta bagian-bagian yang terlepas harus segera diperbaiki.
e. Bila terjadi pemotongan-pemotongan dalam pemasangan harus
diperhatikan agar potongan-potongan tersebut sempurna dan teratur rapi.
f. Dalam pemasangan dan sebelum waktu penyerahan agar dijaga dari
benturan-benturan atau hal-hal yang menyebabkan rusak/cacat pada
keramik tersebut.
g. Pemasangan keramik dinding yang tidak lurus, tidak rata, terdapat cacat
pada keramik atau tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah
pembongkaran oleh Pengawasa Lapangan, dan biaya yang timbul akibat
pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.
18
PASAL 21. PEKERJAAN LANTAI
21.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan semua jenis penutup lantai
seperti tertera dalam gambar atau disebutkan dalam persyaratan.
2) Mengerjakan timbunan dan pemadatan dasar lantai.
3) Mengadakan koordinasi kerja yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan
penutup lantai, seperti instalasi air, listrik dan lain-lain.
21.2. Persyaratan dan Bahan
1) Ukuran lantai keramik Kamar mandi 20 x 20 cm anti slip/permukaan kasar
dengan kualitas setara Mulia atau KIA atau sejenis dengan warna yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan atau Direksi.
2) Ukuran lantai keramik ruangan 60 x 60 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA
atau sejenis dengan warna Putih corak awan yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan maupun Direksi.
3) Ukuran tegel plint 15 x 60 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA atau sejenis
dengan warna Putih corak awan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan maupun
Direksi.
4) Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan mengikat sedikit saja air.
5) Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
6) Keramik yang telah diterima Kontraktor di lapangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
21.3. Pelaksanaan
21.3.1. Dasar Lantai :
a. Sebelum pemasangan keramik, tanah dasar lantai harus dipadatkan
kemudian dilapisi pasir urug dan dipadatkan.
b. Dasar lantai harus rata dan pada kemiringan yang tepat kearah pembuangan
air (floor drain).
21.3.2. Pemasangan
a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan
gambar kerja dan petunjuk Pengawas Lapangan..
b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi
sesuai dengan warna-warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan
dilaksanakan dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan
pinggirannya diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi
jenuh air untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu
cepat.
d. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 Pc : 3 Ps dalam
perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints/nat) yang
lurus dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen.
Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan
apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus dihindari
dari injakan dan gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang
menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan sebelum
menjadi kering.
f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau
tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh
Pengawas Lapangan, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.
19
PASAL 22. PEKERJAAN KAYU
22.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan
yang berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan
dengan gambar dan spesifikasi.
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu adalah :
- Pekerjaan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela.
- dan lain-lain yang berhubungan dengan pasal pekerjaan ini.
22.2. Kualitas, Kelembaban dan Jenis Kayu
22.2.1. Kualitas
a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan klas kuat II, mutu yang
sesuai NI - 5 PPKI 1961 Lampiran I.
b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak cacat, tidak pecah-
pecah, tidak terdapat kayu muda.
c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI 1965 mutu A.
22.2.2. Jenis Kayu :
Jenis kayu yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Kusen menggunakan kayu balok klas II.
- Daun pintu dan jendela menggunakan papan Jati klas I (kering).
22.2.3. Ukuran
a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran
kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor
atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan
bentuk yang tertera dalam gambar.
b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah
dikerjakan, maka potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm
diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.
c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dengan
ukuran dalam gambar kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas
Lapangan untuk disetujui cara-cara pemecahannya.
22.3. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish),
harus dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk
pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk
dihaluskan. Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu
yang akan di cat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak
memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka kayu tersebut dapat
diterima.
22.4. Pengawetan/Perlindungan Kayu
Penyimpanan kayu ditempatkan pada tempat yang kering, tidak terkena hujan.
22.5. Susut (Mengkerut)
Persiapan, Penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu harus sedemikian
rupa, hingga susut dibagian mana saja dan kearah manapun tidak akan mengurangi
(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.
20
22.6. Pembuatan
1) Kotraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti; mempasak, memahat,
menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lubang pasak, sponing dan lain-
lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu dengan baik.
Kontraktor juga harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk
konstruksi semua rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan serta
penyangga pada bangunan.
2) Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus dijaga dengan
menyimpannya ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.
PASAL 23. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
23.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan kusen, daun pintu dan jendela, alat dan tenaga kerja baik untuk pekerjaan
pembuatan maupun pemasangan kusen, daun pintu dan jendela, kaca, kunci-kunci dan
pemasangan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat spesifikasi ini.
23.2. Jenis dan Tipe
1) Pemasangan jenis pintu dan jendela disesuaikan dengan denah gambar kerja,
jika terdapat keraguan terhadap jenis pintu dan jendela pada gambar kerja, maka
segera laporkan kepada Pengawas Lapangan.
2) Setiap pintu dan jendela mempunyai nomor sesuai dengan tipe rumah dan
jenisnya.
23.3. Bahan/Material
1) Daun pintu dan jendela dibuat dari kayu jati
2) Kaca yang digunakan untuk jendela kaca adalah jenis kaca bening tebal 5mm.
3) Kunci-kunci, handle dan penggantung digunakan jenis dan merek sesuai dengan
ketentuan spesifikasi material (bagian I)
23.4. Persiapan Pemasangan
1) Kontraktor yang bersangkutan wajib memasang pengangkeran dan pemasangan
semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya. Kontraktor harus
memeriksa kualitas bahan yang dipakai, apakah dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis memenuhi ketentuan struktur dan
ketahanan.
2) Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan gambar kerja, harus di-
koreksi/diselesaikan bersama Pengawas Lapangan, untuk mendapatkan
kepastian.
3) Kontraktor harus memperhitungkan kekuatan atas syarat-syarat teknis yang
ditentukan.
23.5. Pemasangan
1) Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai dengan
contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-bahan
ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan,
pemasangan sampai diserahkan dengan baik.
2) Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih/berpengalaman untuk
pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.
3) Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus distel tengah-tengah
dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
21
4) Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara
lain yang tidak membekas pada kaca ketika dibersihkan.
5) Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat
pelindung, tanda-tanda label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci.
6) Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan, baik pada
bahan maupun cara pengerjaannya, water tight serta jaminan pemeliharaannya.
7) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya komponen pintu dan
jendela, tidak lurus dan tidak berfungsinya pintu dan jendela dengan baik, yang
apabila menurut Pengawas Lapangan atau Pemilik kegiatan harus diperbaiki
atau harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
23.6. Pekerjaan Kunci-Kunci dan Penggantung
23.6.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini. Pekerjaan
meliputi kunci, engsel, dan kelengkapan pintu serta jendela lainnya.
23.6.2. Kunci-kunci
b. Pintu utama mengunakan kunci type cylinder lock heavy duty 2 slag
dengan sistem instalasi masterkey untuk tiap shop.
c. Pintu dalam ruangan mengunakan kunci berkotak baja (mild steel) dengan
finish enamel type direct lockcase 2 slag.
d. Pintu kamar mandi menggunakan kunci putar.
e. Tiap kunci harus mempunyai minimal dua buah anak kunci. Sebelum
pemasangan Kontraktor harus memperlihatkan contohnya terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.
23.6.3. Engsel-engsel, Pegangan (handle) dan grendel.
a. Engsel-engsel harus dari bahan yang disyaratkan dengan memakai 2 buah
ring nylon. Engsel dengan ukuran 4 inch dipakai tiga buah untuk satu daun
pintu. Engsel dengan ukuran 3 atau 2,5 inch dipakai dua buah untuk satu
daun jendela.
b. Pegangan pintu dari bahan besi tuang lapis kuningan atau sejenisnya yang
disetujui oleh pengawas lapangan.
c. Pegangan pintu kamar mandi dari bahan besi tuang atau sejenisnya yang
disetujui oleh pengawas lapangan..
d. Pegangan jendela dari bahan besi tuang lapis perunggu atau sejenisnya
yang disetujui oleh pengawas lapangan..
e. Grendel jendela dari dari bahan mild steel lapis perunggu dipasang 2 buah
untuk setiap daun.
f. Hak angin kait dari dari bahan mild steel lapis perunggu dipasang 2 buah
untuk setiap daun.
Sebelum pemasangan Kontraktor harus memperlihatkan material/bahan tersebut
di atas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
23.6.4. Pemasangan barang-barang dari besi
a. Sekrup-sekrup dalam pemasangannya harus cocok dengan barang besi
yang dipasang. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang-barang
besi, pengokohan sekrup harus dengan memutar. Sekrup yang rusak pada
waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
22
b. Semua kunci-kunci, pegangangan engsel dan lain-lain harus terpasang
dengan baik, dan tidak cacat. Semua bagian yang cacat, rusak harus segera
diganti.
c. Semua pekerjaan kunci dan alat gantungan harus diminyaki sehingga
bekerja dengan baik.
23.6.5. Perlindungan terhadap barang-barang dari besi
Semua barang-barang dari besi harus disingkirkan dan dibungkus dengan
plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah
bangunan selesai dan dicat.
PASAL 24. PEKERJAAN PLAFOND
24.1. Lingkup Pekerjaan
1) Penyediaan bahan, alat dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
2) Pekerjaan meliputi pemasangan rangka dan dan penutup plafond dengan bahan
dan ketentuan dalam persyaratan ini dan gambar kerja.
24.2. Bahan
1) Jenis bahan untuk rangka plafond dan lesplafond yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi material.
2) Bahan penutup plafond sesuai dengan spesifikasi material.
3) Penggantung rangka plafond menggunakan besi baja hollow 20x40/ 40x40.
4) Pengecatan plafond sesuai dengan persyaratan pengecatan.
24.3. Persiapan Pemasangan
1) Pola pemasangan plafond dilakukan sesuai dengan gambar kerja
2) Sebelum pemasangan rangka plafond, Kontraktor harus menyajikan metoda
sambungan dan sistim penggantungan rangka plafond untuk disetujui Pengawas
Lapangan.
3) Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
24.4. Pemasangan
1) Penetapan pengukuran yang tepat untuk pemasangan dengan memperhatikan
rencana peletakan, rangka batang-batang pengantung harus terpasang dengan
menjamin kekakuan kebidangan (level), kelurusan dan kerataan (flush) seluruh
bidang langit-langit setelah terpasang.
2) Setelah beberapa waktu sistem langit-langit sudah pada bidang yang lurus dan
rata. Dimana diperlukan lubang masuk keruangan langit-langit kepada bagian
instalasi tertentu. Bagian langit-langit yang dapat dibuka harus dipasang.
3) Perlu dilakukan koordinasi kerja dalam pemasangan langit-langit terhadap
pekerjaan lain yang berkaitan, seperti pekerjaan listrik dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja.
4) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak lurus atau tidak rata seluruh atau
sebagian bidang plafond, adanya bagian plafond yang cacat, sehingga menurut
Pengawas Lapangan atau Pemilik kegiatan harus diperbaiki atau harus diganti,
maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
23
24.5. Pemeliharaan
Setelah plafond diselesaikan, bersihkan bagian-bagian yang kotor dan terpelihara dari
kerusakan-kerusakan yang dapat ditimbulkan hingga masa penyerahan pekerjaan secara
keseluruhan.
PASAL 25. PEKERJAAN SANITAIR
25.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini yaitu pengadaan dan pemasangan perlengkapan
sanitair seperti diperlihatkan dalam gambar rencana serta testing peralatan terpasang
sesuai uraian kerja dan syarat-syarat.
25.2. Pedoman Pelaksanaan
Untuk melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti yang diuraikan dalam syarat-syarat ini.
25.3. Persyaratan Bahan
1) Peralatan/perlengkapan sanitair yang akan dipasang harus benar-benar baru dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan. Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
harus dikeluarkan dan diganti oleh Kontraktor.
2) Kontraktor wajib menyediakan bahan/material yang akan digunakan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan, selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari sebelum pemasangan.
25.4. Kualitas Bahan
1) Kloset jongkok berukuran standard fabrikasi, terbuat dari keramik buatan lokal
dengan warna yang sesuai dengan lantai dan disetujui Pengawas Lapangan dan
Direksi.
2) Kloset duduk berukuran standard fabrikasi (tanpa tanki), terbuat dari keramik
buatan lokal dengan warna yang sesuai dengan lantai dan disetujui Pengawas
Lapangan dan Direksi.
3) Drain filter dan dudukannya terbuat dari plastik dengan warna yang sesuai
dengan lantai.
25.5. Pemasangan
1) Semua pengering lantai (drain filter) yang dipasang pada lantai harus dibuat
dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat mencegah perembesan air
sepanjang pipanya sendiri.
2) Tempat dimana akan dipasang alat-alat plumbing, harus dipersiapkan lebih
dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali, apakah masih
sesuai dengan gambar perencanaan. Khusus untuk semua tipe kloset, lubang
yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap syarat kemiringan pipa
buangan dan elevasi septictank, apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam
gambar.
3) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya peralatan sanitair
atau salurannya, atau adanya bagian sanitair yang cacat, sehingga menurut
Pengawas Lapangan atau Direksi harus diperbaiki atau harus diganti, maka
seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
24
PASAL 26. PEKERJAAN PLUMBING
26.1. Lingkup Pekerjaan
1) Penyediaan bahan/material, tenaga kerja, peralatan dan pengujian saluran
drainase di dalam dan di luar Bangunan
2) Meliputi pekerjaan pembuatan dan pemasangan saluran drainase di dalam dan
di luar bangunan sesuai dengan gambar kerja.
26.2. Penggalian Saluran
1) Kontraktor diharuskan membuat shop drawing sesuai dengan gambar kerja
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran drainase yang menyajikan dimensi,
gradasi peil, penyambungan dan posisi bak kontrol untuk disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2) Penggalian saluran dan pengarahannya harus benar-benar lurus dan dalam,
kemiringannya seperti yang diminta, pipa-pipa dan alasnya harus sesuai dengan
yang ditunjukkan gambar kerja.
3) Tanah galian tidak boleh ditaruh dalam jarak 50 cm dari pinggir-pinggir galian
yang digali dan sisa-sisa galian harus disangga dengan papan-papan dan jika
dikehendaki memakai penopang agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik
dan cepat.
4) Dasar parit, jika perlu dipadatkan dengan alat pemadat mekanis atau cara lain
yang efesien untuk mencapai pemadatan yang kukuh.
5) Jika diperintahkan lapisan tanah paling atas harus ditaruh dipinggir untuk
dipakai lagi, maka tanah tersebut harus dibersihkan dari humus-humus dan
kotoran lainnya, seperti potongan kayu plastik dan lain-lain.
6) Galian diusahakan agar tidak digenangi air, dengan jalan memompa, menimba
atau cara lain.
7) Parit-parit tidak boleh diurug sebelum saluran drainage diuji dan dinyatakan
baik.
26.3. Saluran Pembuangan
1) Saluran-saluran pembuangan air terbuat dari pipa PVC diameter 3” merek
Invilon.
2) Pemasangan dan kemiringan saluran disesuaikan dengan gambar kerja.
3) Sebelum saluran ditutup/ditimbun, Sub Kontraktor harus meminta persetujuan
Pengawas Lapangan.
4) Saluran-saluran pembuangan harus dibuat dalam garis lurus dan gradasi
ditunjukkan pada gambar.
5) Memasang dan menentukan level harus dilaksanakan dengan seksama dan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang sesuai seperti papan bidik, mistar
T, titik tetap duga dan sebagainya yang diperlukan untuk itu.
6) Semua saluran harus bebas dari tanah, puing-puing kelebihan semen dan lain-
lain rintangan pada waktu pembuatan sampai penyelesaian kontrak, dimana
pekerjaan akan diserahkan dalam keadaan bersih.
26.4. Pengujian Saluran
Seluruh pekerjaan drainage dan seluruh pembuangan harus diuji. Pengujian tersebut
harus dilakukan dari titik masuk air tersebut ada ditunjukkan di dalam gambar kerja.
Saluran cabang yang pendek harus diuji disatukan dengan saluran induk. Cabang-
cabang saluran yang panjang harus diuji secara terpisah. Pengujian dilaksanakan dengan
jalan menyumbat ujung saluran yang rendah, mengisi bagian saluran tersebut dengan air
dari hulu air pada titik yang tertinggi dari bagian yang diuji. Jika dikehendaki untuk
mengadakan pengujian test head, suatu ruas bengkok (knukkle bend) yang cukup
panjang vertikal harus disambungkan sementara ke ujung bagian atas. Setelah
ditumbuhkan cukup air leluasa untuk diserap, pengujian ditunggu sampai tidak kurang
25
dari 10 menit. Bagian pekerjaan yang terbukti tidak bocor atau terlalu banyak rembesan
dari sambungan, harus dipotong dan diperbaiki.
26.5. Septictank
Septictank dan rembesan harus dari jenis yang sudah ditentukan dan dilaksanakan
sesuai dengan detail dan ukuran dalam gambar. Penempatannya harus seperti yang
ditunjukan dalam gambar kerja.
PASAL 27. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LESPLANK
27.1. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, serta peralatan
keselamatan pekerja
2) Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap serta pemasangan dan pembuatan
lesplank, dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini seperti
disebut dalam persyaratan ini.
27.2. Bahan/Material dan Ketentuan Umum
27.2.1. Penutup Atap
Penutup atap adalah genteng metal (multiroof) dengan warna yan disetujui
Pengawas Lapangan dan Direksi.
27.2.2. Rangka Atap
Rangka atap menggunakan Baja Ringan C75 (lihat petunjuk gambar kerja ) dan
disetujui Pengawas Lapangan dan Direksi
27.2.3. Lesplank
Lesplank bagian depan terbuat dari Papan Eternit sesuai pada gambar kerja dan
pemasangan sesuai dengan gambar kerja. Lesplank dilapisi cat dengan warna
finishing yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
Kontraktor harus memberikan contoh bahan/material atap selambat-lambatnya 30 hari
sebelum pemasangan untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pemilik kegiatan.
27.3. Pedoman Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan membuat shop
drawing yang menyajikan sistim konstruksi penggantung talang, penyambungan
dan pembautan atap, penyambungan nok dan flashing/talang, pemasangan plat
ventilasi atap, pemasangan lesplank, sesuai gambar kerja untuk disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2) Overlap pemasangan penutup atap minimal 30 cm atau sesuai dengan ketentuan
pabrik.
3) Penyambungan penutup atap dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya atas persetujuan Pengawas Lapangan.
4) Sambungan talang mendatar dan tegak dilapisi dengan lapisan anti bocor yang
tahan hujan dan panas.
5) Pada pertemuan talang mendatar dan tegak dipasang saringan kotoran.
26
PASAL 28. PEKERJAAN PENGECATAN
28.1. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Meliputi pengecatan untuk semua permukaan kayu, plesteran, besi dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan ini.
28.2. Ketentuan Umum
1) Semua bahan-bahan cat yang telah disetujui harus diperoleh dari supplier
beserta keterangan lengkap mengenai barang tersebut dan prosesnya.
2) Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya.
3) Plamir dan cat dasar harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-
masing lapisan pemakaian.
4) Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan dan
dipulaskan menurut aturan dari pabriknya.
5) Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain
kedalam cat, jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabriknya.
6) Untuk pengecatan dinding/palsteran, plesteran harus dibiarkan sampai
mengering dalam waktu yang cukup dan jangan dipulas (dicat) sampai benar-
benar mengering. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus
dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak
kecil harus ditambal dengan penambal keras. Retak-retak yang lebar harus
dipotong dengan pinggir-pinggirnya bersambungan menjadi rata dengan
plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan diplester lebih dahulu dilapis cat
dasar yang tahan alkali, debu-debu yang menempel pada permukaan harus
dibersihkan dengan kain lap kering lalu dilanjutkan dengan menyekanya
memakai lap yang dibasahi.
7) Lapisan cat yang terluka harus diulang/diperbaiki.
8) Semua konstruksi baja sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih dahulu dan
diulang lagi sebelum dilaksanakan pengecatan akhir sebanyak 1 (satu) kali.
28.3. Bahan dan Ketentuan-Ketentuan Khusus
28.3.1. Kayu
Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan kayu adalah :
a. Lapisan dasar menggunakan wood filler putih dengan merek dan jenis
ditentukan kemudian atas persetujuan pengawas lapangan.
b. Lapisan finishing menggunakan jenis synthetic enamel dengan merek dan
jenis ditentukan kemudian atas persetujuan pengawas lapangan
c. Lapisan finishing kayu bagian luar bangunan, seperti lesplank
menggunakan jenis cat synthetic, mek dan jenis ditentukan kemudian atas
persetujuan pengawas lapangan.
28.3.2. Dinding/Plasteran
Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan dinding/plasteran adalah :
a. Lapisan dasar menggunakan jenis alkali resin dengan merek yang setara
Nippon Paint atau Paragon.
b. Lapisan finishing menggunakan jenis acrylic emulsion dengan merek yang
setara Nippon Paint atau Paragon. Warna yang digunakan adalah sesuai
dengan spesifikasi material atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan
Direksi.
c. Lapisan finishing untuk plafond digunakan jenis dan merek yang sama
dengan warna Putih, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan dan
Direksi.
27
28.4. Pengajuan Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Kontraktor harus secepatnya, tidak kurang dari dua
bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-
bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan, kepada Pengawas Lapangan.
Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
28.5. Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Pengawas Lapangan dan Direksi, Kontraktor harus
bawa contoh-contoh warna yang akan disetujui.
28.6. Daftar Persyaratan Pengecatan/Penyelesaian
Daftar ini menunjukkan dimana finish dekorasi-dekorasi yang ditentukan dalam bab
yang sudah disebutkan harus dipakai.
Komponen Di dalam Di luar
Dinding/Plesteran 2 lapis Cat Dasar Plamur
+ 2 Lapis Cat Emulsi
2 lapis Cat + 3 Lapis Cat
Emulsi
Plafond 1 lapis Cat Dasar Plamur
+ 2 Lapis Cat Emulsi
1 lapis Cat Dasar Plamur
+ 2 Lapis Cat Emulsi
Kayu 1 kali amplas
1 kali cat dasar
1 kali amplas
2 lapis cat synthetic
1 kali amplas
1 kali cat dasar
1 kali amplas
2 lapis cat synthetic
PASAL 29. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1) Pemasangan Instalasi Listrik didalam rumah yang mencakup jumlah titik
lampu, penempatannya serta pemasangan (tidak termasuk penyambungan daya)
disesuaikan dengan gambar. Pemasangan saklar dan stop kontak (merek Broco
Standard warna putih) setinggi 1.50 m dari lantai, kabel memakai jenis LMK
Prima NYY 2,5 dan 1,5 (untuk nol)
2) Untuk bahan pekerjaan instalasi tersebut harus memenuhi peraturan dan
persyaratan dari AKLI atau PLN.
3) Pemasangan pipa instalasi listrik harus dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran
dimulai.
4) Pemasangan kabel listrik dikerjakan sebelum pekerjaan penutup plafond.
5) Bok sekring type bulat merk PRESTO, penempatan blok sekring disesuaikan
dengan gambar kerja.
PASAL 30. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
Bak mandi dari pasangan batu merah dengan ukuran sesuai gambar. Dinding KM/WC
dilapisi keramik dinding 20/25 setinggi 160 cm. Instalasi air bersih digunakan pipa
PVC Merk Invilon setara, dipasang setinggi 1.00 m dari lantai. Sambungan dilengkapi
komponen yang sama dan di lem rapat.
Pengujian Instalasi dilakukan mulai dari meteran pipa dinas PDAM sampai outlet
pemakaian.
-
28
PASAL 31. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima
pertama dilaksanakan.
2) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah
terimakan akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub Kontraktor
atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan
yang dibuat Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari Pemilik kegiatan
atau Pengawas Lapangan (kecuali perencanaan yang diserahkan Pemilik
kegiatan) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor.
3) Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan
kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4) Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan
dan berdasarkan ini Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung
jawab untuk hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan
memberi bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan
yang perhatikan sesuai dengan pengarahan Pengawas Lapangan.
5) Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada Kontraktor secara
tertulis, agar Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau
yang tidak baik.
6) Bilamana Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik
dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Pemilik
kegiatan dapat melakukannya atas biaya Kontraktor.
7) Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan
dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Kontraktor.
8) Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan,
Kontraktor wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri
mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja
dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan
atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
9) Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10) Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap
areal dan jika diminta Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-
alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan
konstruksi dari areal tersebut.
11) Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12) Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Kontraktor lain
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
29
13) Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu
yang diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus
dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14) Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya adalah tanggung jawab
Kontraktor.
Diketahui/Disetujui Oleh :
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kolaka
Ir. H. FACHRUDDIN RAHIM
Nip. 19560110 198503 1 016
Kendari, Juni 2014
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. MATRIX Engineering Consultant
MUSRIADIN BAHI, ST
Direktur