39
PEMBENTUKAN MINDSET YANG SESUAI DENGAN LINGKUNGAN BISNIS Kelompok 3 Intan Khoirunnisa’ Putri Mayasari R. Julia Rahma Kusuma D. Hapsari Kurnia Putri

SPM BAB 3

  • Upload
    lelari

  • View
    145

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPM BAB 3

PEMBENTUKAN MINDSET YANG SESUAI DENGAN LINGKUNGAN BISNIS

Kelompok 3

Intan Khoirunnisa’Putri Mayasari R.

Julia Rahma Kusuma D.Hapsari Kurnia Putri

Page 2: SPM BAB 3

BAB 3RERANGKA KONSEPTUAL PEMBENTUKAN MINDSET

Page 3: SPM BAB 3

Mindset adalah sikap mental mapan ( fixed mental attitude ) yang dibentuk melalui

pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset terdiri dari 3 komponen pokok :

Paradigma

Keyakinan dasar

Nilai dasar

Page 4: SPM BAB 3
Page 5: SPM BAB 3

Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset yang digunakan untuk mendesain

sistem manajemen ?

Ada tiga kemungkinan yang timbul:

Personel melaksanakan tindakan setengah hati, atau bahkan tanpa

hati.

Personel memerlukan pengawasan dari orang lain untuk memastikan bahwa tindakannya dilaksanakan

berdasarkan mindset yang semestinya.

Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara

mindset-nya dengan mindset yang semestinya yang diperlukan untuk

melaksanakan tindakan.

Page 6: SPM BAB 3

RERANGKA KONSEPTUAL PERUMUSAN MINDSET

Ada dua langkah pembentukan mindset :

Perumusan mindset

Pengkomunikasian mindset.

Page 7: SPM BAB 3

Perumusan Mindset

Trendwatching Envisioning

Perumusan paradigma

Perumusan mindset

Page 8: SPM BAB 3

Pengkomunikasian Mindset

Melalui perilaku pribadi (personal behavior) dengan

membentuk paradigm, keyakinan dasar, dan nilai

dasar organisasi yang dikomunikasikan kepada

seluruh karyawan melalui penataran sistematik .

Melalui perilaku organisasional ( operasional

behavior) dengan menerapkan bahwa seluruh

karyawan terlibat dalam pengoperasian sistem dan prosedur, peraturan dan keputusan dan berjangka

waktu panjang selama system, proseur, peraturan

dan keputusan yang berlaku.

Page 9: SPM BAB 3

BAB 4COSTUMER VALUE

MINDSET

Page 10: SPM BAB 3

Customer adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan seseorang atau suatu tim. Customer dapat bersifat eksternal maupun internal dipandang

dari sudut organisasi.

Siapa customer

itu?

Page 11: SPM BAB 3

Macam – Macam Customer

Customer Internal

Customer Eksternal

Pemasok sebagai

Mitra Bisnis

Page 12: SPM BAB 3

Konsep Customer Value

Customer Value adalah selisih antara manfaat yang diperoleh customer dari produk dan jasa yang dikonsumsinya dengan pengorbanan yang dilakukan oleh customer untuk memperoleh manfaat tersebut.

Customer Value = Manfaat – Pengorbanan *Hubungan

Page 13: SPM BAB 3

Paradigma Customer Value StrategyManajemen Tradisional Manajemen Kontemporer

Produsen berpandangan bahwa kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam memproduksi dan menyediakan produk dan jasa.

Suatu organisasi akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan memiliki kesempatan untuk berkembang , jika oraganisasi tersebut mampu memproduksi dan menyediakan produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer.

Produsen berpandangan bahwa “Kami menjual apa yang dapat kami buat”.

Produsen beranggapan bahwa “Kami membuat apa yang dibutuhkan oleh customer”

Produsen memfokuskan bagaiman menhasilkan Produk dan Jasa

Produsen memfokuskan “ semua sumber daya yang dikuasai oleh organisasi untuk menghasilkan value untuk memenuhi kebutuhan customer.

Page 14: SPM BAB 3

Customer Value dalam Lingkungan Bisnis Kompetitif

Dalam lingkungan bisnis kompetitif, customer diperebutkan pilihannya oleh banyak produsen.

Dalam lingkungan bisnis kompetitif, untuk memenangkan pilihan customer, perusahaan

harus mampu menyediakan more value added bagi customer di setiap tahap proses

pemanfaatan secara menyeluruh produk dan jasa.

Page 15: SPM BAB 3

Keyakinan Dasar untuk Mewujudkan Paradigma Customer Value

Bisnis merupakan mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan

customer

Customers merupakan tujuan

pekerjaan

Sukses merupakan hasil penilaian

terhadap suara customers.

Page 16: SPM BAB 3

Nilai Dasar untuk Mewujudkan Paradigma Customer Value

Integritas

Kesediaan untuk melayani

Kerendahan hati

Page 17: SPM BAB 3

Perwujudan Customer Value Mindset ke Dalam SPPM

Customer value mindset berdampak besar terhadap SPPM. Struktur SPPM difokuskan ke customer. Proses SPPM juga

difokuskan untuk memuaskan kebutuhan customers.

Page 18: SPM BAB 3

BAB 5 CONTINUOUS

IMPROVEMENT MINDSET

Page 19: SPM BAB 3

Paradigma Improvement Berkelanjutan

• Improvement dapat dibagi menjadi dua : incremental improvement dan radical improvement. Incremental improvement berupa improvement berskala kecil dengan tetap mengandung unsur lama. Radical improvement berupa improvement berskala besar, bersifat mendasar, dan secara total meninggalkan unsur lama. Paradigma improvement berkelanjutan mencakup kedua macam improvement ini.

Page 20: SPM BAB 3

Continuous Improvement Mindset

Continuous improvement mindset terdiri dari paradigma improvement berkelanjutan, keyakinan dasar terhadap improvement berkelanjutan, dan nilai-nilai dasar yang melandasi improvement berkelanjutan.

Page 21: SPM BAB 3

Keyakinan Dasar untuk Mewujudkan Paradigma

Improvement Berkelanjutan

Harus Mengetahui

Fakta

Alasan dan Belajar

Selalu Ada Cara Yang Lebih

Harus Selalu Berusaha

Untuk Sempurna ; Orang Tidak Akan Pernah

Mencapai Kesempurnaan

Tersebut.

Page 22: SPM BAB 3

Value Untuk Mewujudkan Pradigma Improvement Berkelanjutan

Kejujuran

Kerendahan Hati

Kerja Keras

Kesabaran

Keterbukaan terhadap Hal yang baru

Keberanian

Page 23: SPM BAB 3

Peran Manajer

Continuous improvement mindset mengubah peran manajer yang semula sebagai boss yang bertanggung jawab untuk mempertahankan status quo dan mengendalikan bawahannya, menjadi bertanggung jawab untuk menantang status quo dan menjadi coach bagi personel lainuntuk menjadikan knowledge yang dikuasai oleh personel produktif.

Page 24: SPM BAB 3

BAB 6

OPPORTUNITY MINDSET

Page 25: SPM BAB 3

Pengertian Opportunity Mindset

• kondisi yang terbuka di masa depan yang belum pernah dialami seseorang atau organisasi yang berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya dan yang mengandung ketidakpastian.

Page 26: SPM BAB 3

Bagaimana Membangun Opportunity Mindset Dalam Diri Tim Penyusun Rencana Starategik

• Untuk membangun opportunity mindset dalam diri tim penyusun rencana strategic, langkah-langkah berikut ini dapat ditempuh:

• Memahami building blocks untuk membangun opportunity mindset• Mengubah mindset anggota tim ke opportunity mindset• Menanamkan courage dan risk taking melalui pelatihan• Melatih kemampuan tim untuk trendwatching• Melatih kemampuan anggota tim untuk envisioning

Page 27: SPM BAB 3

BAB 7

CROSS-FUNCTIONAL MINDSETS

Page 28: SPM BAB 3

MENGAPA DIBUTUHKAN CROSS-FUNCTIONAL TEAM ?

1. Perlunya Organisasi Berorientasi ke Sistem2. Pandangan Bahwa Organisasi Sebagai Suatu Tim

Page 29: SPM BAB 3

TIM• Definisi tim.

Tim adalah kumpulan orang yang, berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tertentu bersama.

• Tujuan tim.untuk pengembangan produk, pengembangan sistem, improvement terhadap kualitas, penyelesaian masalah, attau perekayasaan kembali sistem yang digunakan untuk melayani customer.

• Masa kerja tim. – Masa kerja tim sementara – Masa Kerja tim permanen.

• Keanggotaan tim. – Fungsional

• orang-orang dengan keahlian sama, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman.

– Lintas fungsional.• Beranggotakan orang-orang dari berbagai fungsi dengan berbagai keahhlian.

Page 30: SPM BAB 3

TIM LINTAS FUNGSIONAL (CROSS-FUNCTIONAL TEAM)

• Definisi. Tim lintas fungsional adalah sekelompok perssonel yang berasal dari berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi, berusaha bersama-sama mewujudkan tujuan tim.

• Keanggotaan tim lintas fungsional. Tim lintas fungsional beranggotakan berbagai personel yang memiliki keahlian tertentu di bidangnya. Dengan demikian tim lintas fungsional seringkali disebut dengan tim multi disiplin. Dalam bidang pendidikan dikenal dengan nama tim interdisiplin.

• Pemimpin tim lintas fungsional. Tim lintas fungsional dipimpin oleh seorang manajer yang seringkali disebut dengan case manager, yang memegang kepemilikan sistem dan bertanggungjawab untuk: (1) mencapai tujuan sistem, pemuasan kebutuhan customer, (2) melakukan improvement berkelanjutan terhadap sistem tersebut.

• Pendekatan Lintas Fungsional (Cross-functional approach) dalam Membangun Struktur OrganisasiPendekatan lintas fungsional menggunakan prinsip-prinsip berikut ini dalam pembangunan struktur organisasi:– Organisasi diorientasikan ke sistem yang digunakan untuk melayani kebutuhan customer.– Sumber daya manusia diorganisasikan menurut tim lintas fungsional dan setiap tim diberi

tanggungjawab untuk mewujudkan tujuan sistem dan melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap sistem tersebut.

Page 31: SPM BAB 3

CROSS FUNCTIONAL MINDSET

Tim lintas fungsional hanya akan efektif di dalam menjalankan organisasi lintas fungsional jika mereka memiliki mindset yang cocok dengan organissai tersebut. Proses untuk menghasilkan produk dan jasa menembus batas-batas antar fungsi. Dengan demikian manajemen atas aktivitas pembuatan produk dan jasa penyediaan jasa hanya akan berhasil jika batas-batas antarfungsi ditiadakan, baik secra fisik maupun secara mental.

Page 32: SPM BAB 3

Cont. CROSS FUNCTIONAL MINDSET

• Paradigma Lintas FungsionalParadigma lintas fungsional memandang organisasi sebagai:– Suatu rangkaian system yang digunkan untuk melayani kebutuhan customer– Suatu kumpulan shared competencies and resources yang disediakan untuk dimobilisasi guna

memenuhi kebutuhan customer.• Keyakinan Dasar Untuk Mewujudkan Paradigma Lintas Fungsional

Terdapat empat keyakinan dasar yang perlu ditanamkan dalam diri setiap personel tentang cross functional approach :– Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kerja sama lintas fungsional– Kerjasama lintas fungsional menghasilkan sinergi– Cross functional approach membentuk learning organization– Kerjasama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organissai ke kepuasan customer.

• Nilai Dasar Untuk Mewujudkan Paradigma Lintas ParadigmaNilai dasar yang melandasi cross functional approach :– Kerjasama – Mental berlimpahan– Kerendahan Hati

Page 33: SPM BAB 3

PERWUJUDAN CROSS FUNTIONAL MINDSET KE DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

• Perwujudan cross functional mindset ke dalam struktur system pengendalian manajemen– Cross functional organization – Sistem Penghargaan Tim Lintas Fungsional

• Perwujudan Cross-Functional Mindset Ke Dalam Proses Sistem Pengendalian Manajemen– Penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity – based budgeting)– Implementasi rencana dengan activity – based management– Pengendalian pelaksanaan rencana dengan activity – based cost system

Page 34: SPM BAB 3

BAB 8

EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET

Page 35: SPM BAB 3

Faktor-faktor yang Mendasari Pemberdayaan Karyawan

• Pergeseran teknologi yang digunakan oleh masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan produk dan jasa (smart technology)

• pekerja yang pas dengan teknologi yang digunakan oleh masyarakat (knowledge workers)

Page 36: SPM BAB 3

Knowledge Worker

• Knowledge worker adalah pekerja yang memiliki ketrampilan tinggi, di samping itu mereka mempunyai pengetahuan tinggi yang diperoleh dari pendidikan formal, dan kemapuan untuk belajar serta untuk memperoleh tambahan pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari ilmu, teknologi, pengetahuan social, ekonomi, manajemen, bisnis, keuangan, pemasaran akuntasi, sumber daya manusia dll.

Page 37: SPM BAB 3

• Mindset Pemberdayaan Karyawan – Sudut Pandang Manager– Ditinjau dari susut pandang manajer, pemberdayaan karyawan merupakan proses

pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memampukan diri karyawan di dalam merencanakan dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan.

• Keyakinan Dasar Dalam Diri Manager Untuk Mewujudkan Paradigma Pemberdayaan Karyawan– Karyawan adalah manusia– Orang pada dasrnya adalah baik– Birokrasi membunuh inisiatif– Tugas manager adalah menyediakan pelatihan, teknologi, dan dukungan bagi

karyawan.• Nilai Dasar Dalam Diri Manajer Untuk Mewujudkan Paradigma Pemberdayaan

Karyawan– Untuk mewujudkan paradigma pemberdayaan karyawan, perlu

ditanamkan personal values, dalam diri para manajer yang pas dengan paradigma tersebut, yaitu :

1) Kejujuran 2) Kerendahan hati.

Page 38: SPM BAB 3

• Mindset Pemberdayaan Karyawan – Sudut Pandang Karyawan– Dari sudut pandang karyawan, pemberdayaan karyawan berkaitan

dengan bagaimana karyawan dipercaya oleh manajer untuk mengambil keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan, sehingga perlu dibangun keyakinan dasar dan nilai dasar dalam diri karyawan.

• Keyakinan Dasar Dalam Diri Karyawan Untuk Memperoleh Kepercyaan Dari Manager– Dua keyakinan dasar yang perlu dibangun dalam diri karyawan untuk

memperoleh kepercayaan dari manager adalah :– Pemberdayaan karyawan hanya akan terwujud berdasarkan kepercayaan

yang tumbuh dalam diri manager terhadap karyawan– Kepercayaan manger terhadap karyawan tumbuh karena kompetensi dan

karakter yang dibangun dalam diri karyawan.• Dasar Dalam Diri Karyawan

– Kejujuran, keberanian, integritas, mental berlimpah dan kesabaran dalam mewujudkan visi.

Page 39: SPM BAB 3

PERWUJUDAN MINDSET PEMBERDAYAAN KARYAWAN KE DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMRN

• Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan Ke Dalam Struktur Sistem Pengendalian Manajemen– Organisasi Masa Depan– Pengelolaan Knowledge Workers– subsidicrity dan peran manajer, tugas

manajer dalam kondisisubsidicrity adalah memastikan bahwa individu atau kelompok:

– memiliki kompetensi dan karakter dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka

– memahami visi yang akan dituju organisasi

– memiliki komitmen terhadap visi organisasi

– wewenang– leadership from everybody

• Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan Ke Dalam Proses Sistem Pengendalian Manajemen

• Pergeseran Pengelolaan Dari Financial Assets Leverage Ke Human Assets Leverage– Titik berat penekanan proses sistem

pengendalain manajemen perlu diarahkan ke human assets leverage untuk menjadikan perusahaan mampu sebagai institusi pencipta kekayaan di lingkungan bisnis global. Human assets leverage menekankan pada pentingnya perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini dalam strategic objectives.