Upload
kabir-muhammad
View
1.322
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik.
Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius.
Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu juga bisa meningkatkan
oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply
oksigen didalam tubuh adalah saturasi oksigen (SpO2).
SpO2 (Saturation of Peripheral Oxygen) atau saturasi Oksigen adalah
ukuran seberapa banyak persentase oksigen yang mampu dibawa oleh
hemoglobin. Hemoglobin merupakan molekul protein didalam darah yang dapat
mengikat oksigen. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply oksigen
didalam tubuh adalah Oksigen saturasi (SpO2). Karena oksigen saturasi bisa
menunjukkan apakah hemoglobin dapat mengikat oksigen atau tidak. Sehingga
kekurangan oksigen yang beresiko pada kerusakan organ-organ penting didalam
tubuh dan kematian dapat ditanggulangi. Hubungan antara tekanan parsial oksigen
dalam darah (PO2) dan oksigen saturasi dalam darah adalah “Semakin tinggi PO2
dalam darah maka semakin tinggi pula SaO2. Nilai PO2 dalam keadaan normal
adalah sekitar 90 mm Hg dan oksigen saturasi paling sedikit 95 %. Oleh karena
itu, sangat sulit untuk mengukur kadar oksigen yang saturasi dengan hemoglobin
dalam darah.
Karena oksigen saturasi bisa menunjukkan apakah hemoglobin dapat
mengikat oksigen atau tidak. Sehingga kekurangan oksigen yang beresiko pada
kerusakan organ-organ penting didalam tubuh dan kematian dapat ditanggulangi.
Yang dimaksud dengan oksigen saturasi adalah persentase dari pada Hemoglobin
yang mengikat oksigen dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang ada di
dalam tubuh.
Pulse oxymetri merupakan suatu metode noninvasive untuk memonitor
persentase hemoglobin yang saturasi dengan oksigen. Metode ini menggunakan
perbedaan panjang gelombang dari cahaya merah (660 nm) dan cahaya infra
merah (910 nm) yang berasal dari sensor transmisi. Kemudian cahaya merah dan
cahaya infra merah tersebut melewati pembuluh balik dan pembuluh kapiler pada
jari tangan, dan ditangkap oleh sensor deteksi. Data dari sensor deteksi tersebut
dikirim ke mikrokontroller kemudian ditampilkan ke LCD. Di mikrokontroller,
data tersebut diolah kemudian diproses untuk mendapatkan data konsentrasi
oxyhemoglobin (HbO2), deoxyhemoglobin (RHb), dan oksigen saturasi (SpO2).
Pada saat ini, metode pengukuran kadar oksigen yang saturasi dengan
hemoglobin adalah dengan metoda invasive. Pada metode ini, sensor untuk
mengukur kadar oksigen dimasukkan kedalam tubuh dengan cara melukai
jaringan tubuh, sehingga ketidak tenangan karena sakit, dan kemungkinan
timbulnya infeksi serta pendarahan merupakan kelemahan dari metode ini.
Apalagi pengukuran kadar oksigen secara invasive membutuhkan biaya yang
sangat mahal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Saturasi Oksigen Perifer (SpO2)
Saturasi oksigen adalah persentase dari pada Hemoglobin yang mengikat
oksigen dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang ada di dalam tubuh. Juga
dapat didefinisikan sebagai rasio atau perbandingan antara jumlah oksigen aktual yang
terikat oleh hemoglobin terhadap kemampuan total hemoglobin darah mengikat oksigen.
Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak persentase oksigen yang
mampu dibawa oleh hemoglobin.
SpO2 (Saturation of Peripheral Oxygen) adalah estimasi dari tingkat
kejenuhan oksigen yang biasanya diukur dengan perangkat Pulse Oximetry.
Fungsi dari oksigen saturasi arteri (SpO2) digambarkan sebagai “perbandingan
HbO2 dengan total jumlah Hb arteri yang tersedia untuk melepas oksigen”. Ketika
diukur menggunakan pulse oximetry, perbandingannya yaitu :
2. Nilai Normal Saturasi Oksigen
Kisaran normal saturasi oksigen adalah > 95%, walaupun pengukuran yang
lebih rendah mungkin normal pada beberapa pasien, misalnya pada pasien PPOK.
Implikasi hasil saturasi oksigen yaitu sebagai berikut :
- SpO2 > 95% :
SpO2 = HbO2 : [HbO2 + Hb]
o Normal
o Tidak membutuhkan tindakan.
- SpO2 91%-94% :
o Masih dapat diterima tetapi perlu dipertimbangkan
o Kaji tempat pemeriksaan dan lakukan penyesuaian jika perlu
o Lanjutkan monitor pasien
- SpO2 85%- 90% :
o Tinggikan kepala dari tempat tidur dan stimulasikan pasien
bernafas dengan dalam.
o Kaji jalan nafas dan dorong untuk batuk
o Berikan oksigen sampai dengan saturasi oksigennya > 90%
- SpO2 < 85% :
o Berikan oksigen 100% oksigen, posisi pasien memfasilitasi untuk
bernafas. Suction jika dibutuhkan.
o Siapkan manual ventilasi atau pertolongan intubasi jika kondisi
memburuk.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Saturasi Oksigen
Faktor yang mempengaruhi ketidakakuratan pengukuran saturasi oksigen
adalah sebagai berikut:
- Perubahan kadar Hb
- Sirkulasi yang buruk
- Aktivitas (menggigil/ gerakan berlebihan)
- Ukuran jari terlalu besar atau terlalu kecil
- Akral dingin
- Denyut nadi terlalu kecil
- Adanya cat kuku berwarna gelap
4. Pengukuran Saturasi Oksigen (SpO2)
Pada saat ini metode pengukuran kadar Saturasi Oksigen (SpO2) adalah
dengan metoda invasive. Pada metode ini, sensor untuk mengukur kadar oksigen
dimasukkan kedalam tubuh dengan cara melukai jaringan tubuh, sehingga
ketidaktenangan karena sakit, dan kemungkinan timbulnya infeksi serta perdarahan
merupakan kelemahan dari metode ini.
Pulse Oximetry adalah suatu metode noninvasive untuk memonitoring
saturasi oksigen (SpO2) dari hemoglobin. Sekarang ini, alat pulse oximetry banyak
digunakan ditempat pelayanan kesehatan yang mencakup perawatan intensif, ruang
penyembuhan rehabilitasi, dan monitoring pasien anesthesia.
Oksimetri nadi atau Pulse Oxymetri merupakan alat non invasif yang
mengukur saturasi oksigen darah arteri pasien yang dipasang pada ujung jari, ibu jari,
hidung, daun telinga atau dahi dan oksimetri nadi dapat mendeteksi hipoksemia
sebelum tanda dan gejala klinis muncul. Alat ini merupakan metode langsung yang
dapat dilakukan disisi tempat tidur, bersifat sederhana dan invasive untuk mengukur
saturasi oksigen.
Pulse Oximetry merupakan pengukuran diferensial berdasarkan metode
absorpsi spektofotometri yang menggunakan hukum Beer-Lambert . Probe oksimeter
terdiri dari dua diode pemancar cahaya Light Emitting Diode (LED) satu merah dan
yang lainnya inframerah yang mentransmisikan cahaya melalui kuku, jaringan, darah
vena, darah arteri melalui fotodetektor yang diletakkan di depan LED. Fotodetektor
tersebut mengukur jumlah cahaya merah dan infamerah yang diabsorbsi oleh
hemoglobin teroksigenasi dan hemoglobin deoksigenasi dalam darah arteri dan
dilaporkan sebagai saturasi oksigen . Semakin darah teroksigenasi, semakin banyak
cahaya merah yang dilewatkan dan semakin sedikit cahaya inframerah yang
dilewatkan, dengan menghitung cahaya merah dan cahaya infamerah dalam suatu
kurun waktu, maka saturasi oksigen dapat dihitung .
Ketelitian dan kemampuan pulse oximetry dapat dipengaruhi oleh beberapa
aspek pengukuran mencakup cahaya luar atau lingkungan, hemoglobin abnormal,
kecepatan dan irama nadi, dan fungsi cardiac atau jantung. Pulse oximetry tidak dapat
memberikan pengukuran yang akurat tentang pernafasan sehat. Misalnya ketika
terjadi sumbatan jalan nafas, disana ada suatu penundaan antara hypoxic dan titik
dimana alat pulse oximetry mengenali oksigen saturasi yang turun. Sebagai tambahan
unsur tertentu seperti karbon monoksida mungkin meningkat di hemoglobin sebagai
pengganti oksigen. Bagaimanapun, pulse oximetry tidak akan mendeteksi adanya
karbon monoksida karena hemoglobin akan nampak berwarna merah dan akan
mempunyai spektrum penyerapan yang sama dengan oksigen saturasi.
Alat ini bekerja dengan cara ditempelkan di bagian tertentu di tubuh pasien
seperti telinga, jari, atau kaki yang selanjutnya akan mentransmisikan sinar
melalui pembuluh darah pasien. Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi
panjang gelombang cahaya yang berbeda. Pulsa Oksimetri merupakan kemajuan
di bidang kedokteran, dan banyak digunakan terutama di bidang anestesi dan
perawatan intensif.
Meski demikian, pulsa oksimetri memiliki sejumlah kekurangan, misalnya
teknologi ini tidak bisa menembus jaringan yang lebih dalam, sensitif terhadap
cahaya di sekitarnya, dan memiliki keterbatasan terhadap perfusi periferal seperti
di jari. Oksimetri jaringan, teknologi yang memungkinkan untuk menembus
jaringan yang lebih dalam, tidak bisa memberikan sebuah ukuran absolut
mengenai saturasi oksigen darah.
Prosedur Pengukuran menggunakan Pulse Oximetry yaitu :
a. Persiapan Alat
a. Pulse Oximetry
b. Sensor probe
c. Pembersih cat kuku
b. Persiapan Pasien
a. Bersihkan tempat yang akan diukur
b. Tentukan tempat yang akan diukur
Gambar Posisi sensor probe pada pulse oximetry
c. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Cek sirkulasi perifer
c. Cek fungsi alat pulse oximetry
d. Bersihkan kuku dari cat kuku atau lepaskan anting-anting bila
kita akan mengukur di telinga.
e. Bersihkan area pengukuran dengan alkohol
f. Pasang sensor probe
g. Anjurkan pasien untuk bernafas spontan
h. Tekan tombol “on” pada pulse oximetry
i. Dengarkan suara atau tanda dari pulse oximetry
j. Observasi gelombang yang ada pada pulse oximetry
k. Yakinkan bahwa batas alarm alat sudah sesuai dengan kondisi
yang diperlukan.
l. Baca dan catat hasil pengukuran
m. Bila dilakukan pemantauan terus menerus maka dipindahkan
sensor probe tiap 2 jam.
n. Bila dilakukan sesaat, lepaskan probe dan matikan pulse
oximetry.
o. Cuci tangan.
5. Transpor Oksigen Dalam Darah
Pada keadaan normal, kira-kira 97% oksigen yang ditranspor dari paru ke
jaringan dibawa kedalam campuran kimiawi dengan hemoglobin dalam sel darah merah.
3 persen sisanya dibawa dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan sel. Dengan
demikian, pada keadaan normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir seluruhnya oleh
hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) adalah alat pengangkut utama untuk transportasi oksigen dalam
darah. Oksigen juga diangkut (terlarut) dalam plasma, tetapi dalam jumlah yang jauh
lebih kecil. Hemoglobin terkandung dalam eritrosit (sel darah merah).
Dalam kondisi tertentu, oksigen yang terikat pada hemoglobin dilepaskan di
jaringan tubuh, dan pada kondisi lainnya, diserap dari jaringan ke dalam darah. Masing-
masing hemoglobin mempunyai kapasitas terbatas untuk membawa molekul oksigen.
Jumlah kapasitas yang terisi oksigen yang terikat pada hemoglobin pada setiap waktu
disebut “saturasi oksigen” atau “kejenuhan oksigen”. Diekspresikan dalam presentase,
saturasi oksigen merupakan perbandingan dari jumlah oksigen terikat pada hemoglobin,
terhadap kapasitas hemoglobin membawa oksigen. Kapasitas membawa oksigen ini
ditentukan dengan jumlah hemoglobin yang ada di dalam darah. Jumlah oksigen yang
terikat pada hemoglobin pada suatu waktu tergantung kepada sebagian besar tekanan
parsial dari oksigen pada hemoglobin terekspos.
6. Hubungan Jumlah Oksigen dengan Tekanan Parsial
Jumlah oksigen dengan tekanan parsial oksigen dapat dilihat seperti gambaran
kurva disosiasi oksihemoglobin berikut :
Kurva diatas menunjukkan bahwa peningkatan progresif pada persentase
hemoglobin yang terikat dengan oksigen ketika PO2 meningkat, inilah yang
disebut persentase kejenuhan hemoglobin.
Kurva disosiasi oksi hemoglobin terdiri dari dua bagian kurva, yaitu
bagian curam (PO2 20-60 mmHg) dan bagian mendatar (PO2 > 60 mmHg).
Perbedaan dua bagian ini adalah pada bagian kurva curam perubahan kecil pada
PO2 menghasilkan perubahan besar pada saturasi oksigen. Sebaliknya, pada
bagian kurva yang mendatar, perubahan besar pada PO2 hanya mengasilkan
perubahan yang kecil pada saturasi oksigen.
Contohnya, ketika PO2 meningkat 40 mmHg dari 20 mmHg menjadi 60
mmHg, saturasi meningkat dari 35% menjadi 90% (total 55%). Sebaliknya ketika
PO2 meningkat 40 mmHg dari 60 mmHg menjadi 100 mmHg, saturasi oksigen
meningkat dari 90% menjadi 97% (total 7%). Ternyata prinsip ini juga berlaku
ketika PO2 diturunkan.