Upload
manik-puush
View
111
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Sri Manikati
Nim : 4401411026
Rombel : 01
SISTEM SARAF
A. Organisasi sistem saraf
Sistem saraf memiliki tiga fungsi yang saling berhubungan, yaitu input sensoris, integrasi,
dan output motoris. Input sensoris merupakan penghantar impuls atau sinyal dari reseptor,
misalnya mata. Integrasi merupakan proses pengolahan impuls atau sinyal untuk
menghasilkan respons. Adapun output motoris adalah penghantar impuls dari pusat
pengolahan (otak) ke sel-sel efektor, misalnya sel-sel otot yang akan menghasilkan respons
tubuh.
Proses penyampaian informasi, memerlukan suatu media, yaitu sel saraf (neuron). Informasi
yang disampaikan berupa impuls saraf.
1. Sel Saraf (Neuron)
Neuron berfungsi menghantarkan impuls atau sinyal dari reseptor ke pusat saraf dan
meneruskannya ke efektor. Neuron tersusun atasbadan sel saraf, dendrit, dan akson (neurit).
Badan sel saraf mengandung inti sel (nukleus) dan sitoplasma (neuroplasma). Dendrit
merupakan serabut saraf yang bercabang-cabang. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls
(rangsang) dari ujung akson neuron lain menuju badan sel saraf. Akson merupakan serabut
saraf yang panjang, namun tidak bercabang. Akson berfungsi menghantarkan impuls dari
badan sel saraf menuju neuron lain. Akson merupakan serabut saraf yang memiliki selaput.
Pada akson terdapat selubung mielin yang terdiri atas sel-sel Schwann. Selubung mielin
berfungsi meningkatkan kecepatan pengiriman impuls. Di antara selubung mielin terdapat
bagian akson yang tidak memiliki selubung yang disebut nodus Ranvier. Sama seperti
selubung mielin, nodus Ranvier berfungsi mempercepat jalannya impuls.
Klasifikasi Neuron
A. berdasarkan fungsinya , neuron dibagi
a. neuron motorik : dari SSP ke efektor
b. neuron sensorik : dari organ sensorik ke SSP
c. interneuron : dari neuron sensorik ke neuron motorik
B. berdasarkan ukuran dan bentuk prosesus, neuron dibagi
a. neuron multipolar : jumlah prosesus lebih dari dua ( pada SSP)
b. neuron bipolar : jumlah prosesus dua (di ganglion koklearis dan vestibularis, retina
dan olfaktorius)
c. neuron pseudounipolar : jumlah prosesus satu tetapi bercabang dua (pada ganglion
spinalis yang merupakan ganglion sensorik/ di dorsal)
C. Neuroglia
merupakan penyusun jaringan saraf , tetapi tidak mampu menghantar impuls serta tidak
membentuk sinaps dengan sel lain.
- Fungsinya sebagai pemelihara viabilitas neuron dan pengisi ruang antar neuron yang
mengandung sedikit jaringan ikat
D. Macam neuroglia
1) makroglia meliputi astrosit dan oligodendrosit
2) mikroglia
3) sel ependim
Makroglia :
Astrosit mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
sel glia terbesar
prosesus banyak
berperan sebagai makrofag
meliputi astrosit protoplasmic dan fibrosa
Oligodendrosit mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
ukuran lebih kecil dari astrosit
prosesus lebih sedikit dan lebih pendek dari astrosit
di substansia grisea terletak dekat dengan perikarion
di substansi alba terletak dekat dengan akson bermielin (merupakan penghasil myelin)
Mikroglia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
ukuran badan sel kecil, padat, gepeng dan prosesusnya pendek
banyak di substansia grisea
berubah fungsi menjadi fagosit pada kerusakan jaringan otak
Sel ependim
Sel ependim merupakan epitel kolumnar yang melapisi beberapa ventrikel dan kanalis
sentralis medulla spinalis, bagian basal sel berhubungan dengan jaringan saraf.
Sel ependim merupakan penghasil cairan cerebrospinal
2. Susunan Sistem Saraf
3. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dan sumsum tulang
belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran
pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian,
yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan membran yang paling
dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada
piameter banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di
antara piameter dan durameter. Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar.
Durameter berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan
arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi
otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
a. Otak
Sistem saraf pada manusia seluruhnya dikendalikan oleh otak. Pada orang dewasa, otak
memiliki berat sekitar 2% dari total berat badannya. Otak memiliki sekitar 12 miliar neuron.
Otak memiliki permukaan yang tidak rata akibat adanya lekukanlekukan. Terdapat dua
macam lekukan pada otak, yaitu sulkus dan girus. Sulkus merupakan lekukan otak yang
mengarah ke dalam (lembah). Adapun girus adalah lekukan otak yang mengarah ke atas
(gunungan). Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan,
otak tengah, dan otak belakang (Gambar 8.9).
b. Otak depan
Perkembangan otak pada masa embrio menghasilkan perkembangan otak depan yang
membentuk cerebrum (otak besar). Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak. Selain itu,
pada otak depan terdapat talamus dan hipotalamus. Cerebrum dibagi menjadi dua bagian
(hemisfer), yaitu otak kanan dan otak kiri. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Otak
kanan dan otak kiri terhubung oleh corpus callosum, yaitu jaringan saraf penghubung. Otak
kanan mengatur kerja organ tubuh sebelah kiri, dan sebaliknya, otak kiri mengatur kerja
organ tubuh sebelah kanan. Selain itu, otak kanan berpengaruh terhadap kemampuan
kreativitas dan seniseseorang. Adapun otak kiri berpengaruh terhadap kemampuan analisis,
logika, dan komunikasi. Bagian-bagian dari cerebrum memiliki fungsi yang berbeda-beda
terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah lobus frontalis, lobus
parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Lobus frontalis berperan dalam ingatan,
emosi, berbicara, dan gerakan yang terlatih. Lobus parietalis berperan dalam pengaturan
impuls dari kulit (sentuhan dan tekanan), serta pengenalan posisi tubuh. Lobus temporalis
berperan dalam pengenalan suara dan memori. Adapun lobus oksipitalis berperan dalam
mendeteksi dan mengolah cahaya dari penglihatan. lobus frontalis berperan dalam ingatan,
emosi, berbicara, dan gerakan yang terlatih. Lobus parietalis berperan dalam pengaturan
impuls dari kulit (sentuhan dan tekanan), serta pengenalan posisi tubuh. Lobus temporalis
berperan dalam pengenalan suara dan memori. Adapun lobus oksipitalis berperan dalam
mendeteksi dan mengolah cahaya dari penglihatan.
Pada otak depan terdapat pula talamus dan hipotalamus. Talamus adalah bagian yang
berperan sebagai pusat pengolahan (interpretasi) impuls sebelum disampaikan ke bagian lain
di otak. Beberapa impuls yang dapat diolah oleh talamus, antara lain rasa sakit, sentuhan,
tekanan, dan cahaya. Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar,
haus, kontraksi otot, dan ritme tidur. Selain itu, hipotalamus merupakan tempat pengaturan
kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon.
Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, haus, kontraksi otot,
dan ritme tidur. Selain itu, hipotalamus merupakan tempat pengaturan kelenjar hipofisis yang
menghasilkan hormon.
c. Otak tengah
Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat
lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Otak tengah mengandung
sekelompok sel-sel saraf yang berfungsi mengatur gerak tubuh, kedudukan tubuh, dan
kesadaran.
d. Otak belakang
Otak belakang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak kecil (cerebellum), pons varoli, dan
medula oblongata. Ketiga bagian ini berperan mengontrol aliran impuls saraf antara otak dan
bagian tubuh lainnya. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan
otot. Pons varoli berperan menghantarkan impuls otot tubuh bagian kiri dan kanan. Selain itu,
pons varoli merupakan penghubung antara otak besar dan otak kecil. Adapun medula
oblongata berfungsi menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang. Batas
antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas sehingga medula oblongata
sering disebut sumsum lanjutan.
Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Otak tengah bersama pons varoli
dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brain stem).
2. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang merupakan penghubung antara sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan berperan
dalam proses gerak refleks.
Dari Gambar 8.12 terlihat bahwa pada bagian tengah sumsum tulang belakang terdapat
materi abu-abu (grey matter) dan materi putih (white matter). Pada bagian substansi abu-abu
terdapat akar ventral dan akar dorsal. Akar ventral tersusun atas badan neuron motoris yang
akarnya menuju efektor. Adapun akar dorsal tersusun atas neuron sensoris yang akarnya
menuju reseptor.
b. Sistem Saraf Tepi
Berdasarkan fungsinya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf aferen (sistem
saraf sensoris) dan sistem saraf eferen (sistem saraf motoris). Sistem saraf aferen tersusun
atas neuron yang membawa implus dari reseptor menuju sistem saraf pusat. Adapun sistem
saraf eferen tersusun atas neuron yang membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju
efektor.
Sistem saraf tepi mengandung 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Saraf
kranial berasal dari otak dan berhubungan dengan organ-organ di kepala dan anggota tubuh
bagian atas. Adapun saraf spinal berasal dari sumsum tulang belakang dan berhubungan
dengan seluruh tubuh.
Sistem saraf eferen dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom. Sistem saraf somatis membawa impuls menuju otot rangka sebagai respons dari
rangsang yang berasal dari luar. Sistem saraf somatis bekerja secara sadar. Adapun sistem
saraf otonom membawa impuls untuk mengatur kerja otot polos, otot jantung, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem endoksin. Saraf otonom bekerja secara tidak
sadar.
Sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatetis dan saraf parasimpatetis
(Gambar 8.14). Ketika saraf tersebut bekerja pada organ yang sama, keduanya bekerja secara
berlawanan (antagonistik). Secara umum, saraf parasimpatetis membawa impuls yang
berhubungan dengan pembentukan energi, misalnya pencernaan. Sebaliknya, saraf simpatetis
akan membawa impuls yang berhubungan dengan penggunaan energi atau peningkatan laju
metabolisme.
B. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Sebelumnya telah diterangkan bahwa apabila kaki Anda menginjak benda tajam, maka Anda
akan segera mengangkat kaki Anda. Peristiwa tersebut merupakan gerak refleks.
Gerak refleks merupakan respons neuron motoris, neuron sensoris, neuron intermediet
efektor, dan organ-organ sensoris secara bersamaan. Respons tersebut berlangsung secara
cepat. Perhatikan Gambar 8.15
Ketika lutut dipukul, reseptor akan mendeteksi adanya perubahan pada tendon. Kemudian,
neuron sensoris akan meneruskan informasi tersebut ke sistem saraf pusat (sumsum tulang
belakang) dan neuron intermediet (interneuron). Dari sumsum tulang belakang, impuls akan
diteruskan melalui neuron motoris ke efektor berupa satu sel otot (quadriceps).
Respons quadriceps akan membuat kaki terangkat. Pada saat yang bersamaan, neuron motoris
lainnya merespons impuls dari interneuron. Akibatnya, otot paha bawah (otot fleksi) akan
terhambat sehingga relaksasi dan tidak menahan gerak dari otot paha atas (quadriceps).
4. Gerak Sadar
Gerak sadar adalah gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu,
otakmu memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut.
Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut:
impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor
→ neuron motorik → efektor (gerak anggota tubuh)
Contoh gerak sadar adalah aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat.
C. Kelainan Pada Sistem Saraf
Penyakit Parkinson merupakan gangguan syaraf degeneratif kedua yang paling sering terjadi
setelah penyakit Alzheimer. Gangguan penyakit ini sebagai berikut :
Ataksia
Gangguan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan sukarela yang
mengakibatkan masalah dengan berjalan dan keseimbangan.
Chorea
Gerakan tersentak, tidak teratur, relatif cepat, tidak sengaja yang dapat mempengaruhi
wajah atau anggota tubuh.
Distonia
Gerakan lambat, berputar, tidak sengaja berhubungan dengan kontraksi otot yang kuat
atau kejang. Ini mungkin mempengaruhi mata (blepharospasm), otot wajah, rahang,
leher, anggota tubuh bagian atas dan/atau anggota tubuh bagian bawah. Kadang-
kadang kejang terjadi pada saat melakukan pekerjaan tertentu seperti menulis (kram
penulis).
KejangHemifasial
Berkedut atau kejang tanpa sengaja yang mempengaruhi setengah bagian wajah,
termasuk otot mata, mengakibatkan penutupan mata tidak terkendali.
Mioklonus
Berkedut atau kontraksi otot singkat, tidak sengaja, seperti tersentak.
Miokimia
Otot gemetar atau berdesir halus terus menerus.
Tremor
Gerakan berirama, tidak sengaja, goncangan maju mundur yang sering mempengaruhi
lengan, tangan atau kepala.
Tiks
Gerakan otot berulang, tanpa tujuan (tiks motor) atau vokalisasi (tiks vocal) yang
timbul dari desakan tidak tertahan yang sementara membaik mengikuti eksekusi
gerakan atau vokalisasi.
Gerakan tidak normal ini mungkin timbul dari berbagai penyakit dan evaluasi cermat
diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Penyebab
Gejala penyakit Parkinson disebabkan oleh degenerasi struktur otak yang disebut substansia
nigra. Ini menyebabkan kekurangan neurotransmiter yang disebut dopamin yang
mengakibatkan fungsi syaraf tidak normal, sehingga mengakibatkan kehilangan kemampuan
mengendalikan gerakan tubuh.
Gejala
Gejala utama penyakit Parkinson termasuk :
Goncangan lengan atau kaki ketika beristirahat
Kekakuan lengan, kaki atau tubuh
Kelambatan gerakan dan berjalan
Masalah stabilitas ketikan berjalan atau berdiri
Tanda umum lainnya termasuk wajah kurang ekspresi (muka topeng), suara melembut,
tulisan tangan mengecil, mengiler, kesulitan menelan, dan kesulitan berjalan.