26
12 BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban menajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya. Harahap (2008) menyatakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan keuangan 2.1.1.1.1 Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Artinya dari posisi keuanagan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

(stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

  • Upload
    lynhi

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

12

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan keuangan

Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban menajer atau pimpinan

perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang

saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun

pihak yang berkepentingan lainnya.

Harahap (2008) menyatakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi,

laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”.

2.1.1.1 Jenis-jenis laporan keuangan

2.1.1.1.1 Neraca

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi

keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Artinya dari posisi keuanagan

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban

dan ekuitas) suatu perusahaan.

Page 2: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

13

Menurut Budi Raharjo dalam bukunya memahami laporan keuangan

(1998). Bahwa neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan

perusahaan atau keadaan posisi keuangan perusahaan. Neraca memberitahu

mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan meperlihatkan

bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditur untuk

suatu jangka waktu tertentu.

2.1.1.1.2 Laporan laba rugi

Menurut Ramlan (2013). Laporan rugi laba merupakan ringkasan kegiatan

perusahaan selama priode tertentu dan dipandang sebagai laporan akutansi yang

penting. Karena dengan adanya laporan laba rugi dapat diketahui jumlah keuntungan

atau kerugian yang diderita oleh suatu perusahaan selama priode tertentu. Tiga

komponen laporan ini adalah pendapatan, beban, laba dan rugi.

a. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,

kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor,

pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang

yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.

b. Beban adalah adalah pengurang dari pendapatan yang akan menghasilkan laba

bersih sebelum pajak pada laporan laba/rugi. Pada kode perkiraan, beban biasanya

merupakan jenis yang paling banyak jumlahnya, walaupun secara sederhana,

beban dapat diklasifikasikan menjadi, Beban perolehan pendapatan, Beban

operasi/rutin, Beban operasional lainnya, dan Beban lain-lain

c. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama Laba

dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang

Page 3: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

14

investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang

berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya

kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih

antara harga penjualan dengan biaya produksi.

d. Rugi adalah penurunan modal dari transaksi sampingan yang jarang terjadi dari

suatu badan usaha selama satu priode tertentu kecuali yang timbul dari biaya atau

distribusi pemilik

2.1.1.1.3 Laporan Perubahan Modal/Ekuitas

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis

modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan

perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

Menurut Yulia (2005) laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan

atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama priode bersangkuta.

2.1.1.1.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau

tidak langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus

kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang

masuk keperusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan

kas keluar merupakan sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis

pengeluarannya seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.

Page 4: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

15

Menurut Ramlan (2013) laporan arus kas bertujuan untuk melihat efek kas

dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua

transaksi dan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini

termaksud transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang,

atau penyerahan jasa. Aktivitas investasi meliputi pemberian kredit, pembelian

atau penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan perlatan. Aktivitas

pendanaan meliputi transaksi untuk memperoleh dana dan pelunasan hutang.

2.1.1.1.5 Cacatan atas Laporan Keuangan

Laporan cacatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informas apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan

tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keungan yang

perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas.

Menurut Maryati (2013). Catatan atas laporan keuangan adalah catatan

tambahan dan informasi yang ditambahkan keakhir laporan keuangan untuk

memberi tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi yang lebih

konprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas laporan keuangan

dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang,

kewajiban kontijensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka

keuangan misalnya untuk menunjukan gugatan.

Page 5: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

16

2.1.2 Rasio Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan

suatu perusahaan perlu diadakan analisa terhadap data keuangan dari suatu

perusahaan, dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan keuangan.

Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan,

maka diperlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam

analisa keuangan adalah rasio keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang

terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran

kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical

relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor

untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan

prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian

informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk

menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain

dari suatu laporan keuangan.

Analisi rasio keuangan adalah future oriented atau berorientasi dengan

masa depan, artinya dengan analisi rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat

untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha dimasa yang akan datang.

Dengan angka-angka historis atau kalau memungkinkan dengan angka rasio

Page 6: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

17

industri (yang dilengkapi dengan data lainya) dapat digunakan sebagai dasar

untuk penyusunan laporan keuangan yang diproyeksikan yang merupakan salah

satu bentuk perencanaan keuangan perusahaan, Menurut Munawir (2010).

2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Menurut Hanafi (2009), rasio keuangan dapat dikelompokan ke dalam

lima macam yaitu :

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas aset.

3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang.

4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan

menghasiilkan laba.

5. Rasio Pasar, yaitu rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif

terhadap nilai buku perusahaan.

2.1.2.1.1 Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008), menyebutkan bahwa rasio likuiditas

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dibawah ini adalah jenis-

jenis rasio likuiditas, yaitu :

Page 7: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

18

1. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban

lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui

kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current

ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban

lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar

semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang

bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya

dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009).

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Current Ratio =

Aktiva Lancar

Utang Lancar

2. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Page 8: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

19

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik

adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Quick Ratio =

Aktiva Lancar- persediaan

Utang Lancar

3. Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat

menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban

lancar tahun yang bersangkutan.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Cash Ratio =

Kas

Utang Lancar

2.1.2.1.2 Rasio Aktivitas

Merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam

memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Menurt Harahap (2009).

Menurut fahmi (2013), rasio yang mengambarkan sejauh mana suatu perusahaan

Page 9: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

20

mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas

perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal

dengan maksud meperoleh hal yang maksimal. Jenis-jenis rasio aktivitas adalah

sebagai berikut :

1. Total Asset Turnover (TAT)

Rasio TAT menurut Harahap (2009), rasio TAT menunjukan bagaiman

efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva unutk meningkatkan nilai

penjualan dan meningkatkan laba.

Rasio TAT dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh

perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan.

Bila nilai TAT ditingkatkan maka akan terjadi kenaikan penjualan bersih

perusahaan, peningkatan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba

sehingga mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Rasio TAT yang tinggi

biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaiknya rasio yang rendah

membuat manajemen mangevaluasi strategi pemasarannya dan pengeluaran

modalnya.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Rasio Total Asset Turnover =

Penjualan

Total Aset

Page 10: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

21

2. Inventory Turnover (IT)

Inventory Turnover atau sering disebut dengan rasio perputaran persediaan

untuk mengukur efisien pengolahaan pesediaan barnag dagang. Rasio ini

merupakan indikasi yang cukup popular unutuk menilai sfisien operasional, yang

memperlihatkan sebaerapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada

dalam perusahaan. Fahmi (2013)

Inventory Turnover atau peputaran persediaan yang tinggi menandakan

semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan

efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, peputaran persediaan yang rendah

menandakan manajemen yang kurang efektif pada pengendalia pesediaan.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Inventory Turnover =

Beban Pokok Penjualan

Rata-rata Persediaan

2.1.2.1.3 Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2013). Rasio leverage atau yang sering disebut juga

rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur sebuah perbandingan dana yang

disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan

tersebut. Syafri (2008) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka

Page 11: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

22

panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi. Jenis-jenis

rasio solvabilitas adalah sebagai berikut

1. Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik

dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang

mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut

juga rasio leverage. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa

bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan

pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan

modal pemegang saham (Wahyono, 2002).

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Debt to Equity Ratio =

Total Hutang

Modal (equity)

2. Total Asets to Debt Ratio/ Debt Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.

Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.

Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan

proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Page 12: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

23

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Debt Ratio =

Total Hutang

Total Aktiva

3. Times Interest Earned

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio

penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban

bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba

operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban

membayar bunga pinjaman.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Times Interest Earned =

Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak

Beban Bunga

2.1.2.1.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan

juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam

melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba

yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut

juga rasio rentabilitas.

Page 13: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

24

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya (Syafri, 2008). Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut.

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan

dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi

perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif

lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin

rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin,

2009).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Gross Profit Margin =

Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Penjualan

2. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin

tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin =

Laba Bersih Setelah Pajak

Pejualan

Page 14: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

25

3. Return on Investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan

(Syamsuddin, 2009).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Return on Investment =

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

4. Return on Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah

pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka

investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Return on Equity =

Labah Bersih Setelah Pajak

Ekuitas

Page 15: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

26

5. Earning Per Share

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar

kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008). Oleh

karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan

calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share

adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Earning per share =

Labah Bersih Setelah Pajak – Devenden saham Preferen

Jumlah saham biasa yang beredar

6. Return On Asset

Return On Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang

digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.

Menurut Syahyunan (2004), ROA menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan

pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh

aktiva yang dimilikinya.

Page 16: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

27

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Return On Asset =

Net Income

Average total Assets

2.1.2.1.5 Rasio Pasar

Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu

saham, ukuran prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang

saham, serta dapat membantu investor dalam mencari saham yang memiliki

potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum melakukan penaman modal

berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang menunjukan

tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika

dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan.

Menurut Hanafi (2004). Rasio pasar mengukur harga pasar saham

perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak

berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak

manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar

terdiri dari:

1. Rasio Earning Per Share

Menurut Alwi (2003). Rasio Earning Per Share biasanya menjadi

perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan

manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti

Page 17: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

28

lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima

pemegang saham.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Rasio Earning Per Share =

Labah Bersih – Dividen Saham Istimewa

Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar

2. Price Earning Ratio

Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan

perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para

investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek

perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya

memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula. Menurut Prastowo

(2005).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Price Earning Ratio =

Harga pasar per lembar saham

Pendapatan per lembar saham

3. Market to Book Value Ratio

Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah

atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini,

semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik

perusahaan (Husnan, 2006)

Page 18: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

29

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Market to Book Value Ratio =

Harga pasar per saham

Nilai buku per saham

4. Dividend Yield Ratio

Dividend Yield Ratio merupakan sebagian dari total return yang akan

diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan

yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian

besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek

yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti

pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan

cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Dividend Yield Ratio =

Dividen per lembar saham

Harga per lembar saham

5. Dividend Payout Ratio

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen

kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke

perusahaan (Hanafi, 2004)

Page 19: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

30

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Dividend Payout Ratio =

Dividen per lembar saham

Pendapatan per lembar saham

2.1.3 Kinerja keuangan

Menurut Fahmi (2012). Kinerja keuangan merupakan gambaran dari

pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah

dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa

kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Menurut Sucipto (2003), pengertian kinerja keuangan yakni penentuan

ukuran - ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau

perusahaan dalam menghasilkan laba. Sementara itu menurut IAI (2007),

dikemukakan bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Menurut Mulyadi (2007) menguraikan pengertian kinerja keuangan ialah

penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya.

Page 20: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

31

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan

pasti telah banyak dilakukan oleh banyak penelitian-penelitian terdahulu. Pada penelitian

terdahulu masih menghasilkan penelitian yang bermacam-macam penelitian dengan hasil

yang berbeda-beda antara penelitian satu dengan yang lain, dengan kata lain penelitian

tersebut masih memiliki kesenjangan dalam penelitiannya (Gap Research). Adapun

penelitian yang dijadikan sebagai acuhan adalah sebagai berikut :

Penelitian tentang pengaruh Debt t Equity Ratio terhadap Return On Equity oleh

Aminatuzzahra (2010) menunjukan bahwa Debt t Equity Ratio memiliki pengaruh yang

signifikan yang positif terhadap Return On Equity. Hasil penelitian tersebut dikuatkan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainal (2013) yang juga menyimpulkan bahwa

Debt t Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity. Dan

pada penelitian Zulfahdi (2013) dan Buchary jahja (2002) tentang pengaruh Debt t Equity

Ratio terhadap Return On Equity memiliki hasil yang sama, yang menyatakan bahwa

Debt t Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity.

Semetara itu penelitian yang dilakukan Henny yulsiasti (2016) tentang pengaruh

Debt t Equity Ratio terhadap Return On Equity menunjukan bahwa Debt t Equity Ratio

tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau memiliki hasi yang negatif terhadap Return

On Equity. Dan hasil penelitian tersebut juga dialami oleh Debora setianti santoso (2009)

yang menyimpulkan bahwa Debt t Equity Ratio tidak memiliki berpengaruh signifikan

terhadap Return On Equity.

Page 21: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

32

Penelitian tentang pengaruh Current Ratio terhadap Return On Equity yang

dilakukan oleh Farida titik (2012) menunjukan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap Return On Equity. Begitu pula pada penelitian Aminatuzzahra

(2009) Current Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity. Dan

diperkuat lagi oleh penelitian yang dilakukan jihan salim (2015) dan Yuli orniati (2009)

yang menyatakan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Return On Equity.

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Debora setianti santoso (2009)

tentang pengaruh Current Ratio terhadap Return On Equity menunjukan bahwa Current

Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity. Dan hasil

penelitian tersebut juga dialami oleh Zulfadli (2013) dan Desi kartikaningsi (2013) yang

menyimpulkan bahwa Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Return On Equity.

2.3 Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh hubungan atara Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity

Bagi perusahaan sebaiknya hutang tidak melebihi modal sendiri agar

beban hutang tetapnya tidak terlalu tinggi. Dimana Debt to Equity Ratio yang

tinggi menujukan struktur pemodalan usaha yang lebih banyak memanfaatkan

hutang terhadap ekuitas. Perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai

kesempatan yang profitabilitas dalam mendanai investasinya secara internar

sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha

mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya,

Page 22: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

33

selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan mengangkat laba ditahan.

Sehingga akan mnegurangi minat perusahaan untuk melakukan pinjaman dan

Debt to Equity Ratio menurun. Barclay, Smith dan Wats, (1998) yang

dikemukakan Subakti (2001).

Karena hutang mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja

perusahaan, tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan

semakin besar yang artinya akan mengurangi keuntungan. Semakin tingginya

Debt to Equity Ratio menunjukan semakin besar beban perusahaan pihak luar. Hal

ini sangat memungkinkan menurunnya kinerja perusahaan, karena tingkat

ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi. Maka pengaruh Debt to Equity

Ratio terhadap Ratio On Equity adalah negatif. Brigham dan Houston (2001).

Debt to Equity Ratio akan bernilai positif apabila perusahaan dapat mengolah

pinjaman untuk modal maka profitabilitas akan meningkat. Fitri (2008).

2. Pengaruh hubungan Current Ratio terhadap Ratio On Equity

Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk

mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini

menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh

aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan

jatuh tempo utang. Menurut Agnes Sawir (2003)

Distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah

persediaan yang relatif tinggi dibandingkan dengan taksiran tingkat penjualan

yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah, itu menujukan

Page 23: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

34

adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo pitutang

yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Jadi kegunaan aktiva lancar adalah

untuk mengurangi jumlah hutang lancar, sedangkan hutang lancar digunakan

untuk menambah aktiva lancar.

Jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih kecil dari pada hutang

lancar, dan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam megoprasikan

perusahaannya. Ini dikarenakan terlalu banyak modal kerja mengakibatkan

banyak dana yang menganggur sehingga dapat menurunkan laba. Dengan

demikian sangat dimungkinkan bahwa hubungan antara Current Ratio dengan

Return On Equity adalah negatif. Current Ratio yang mengakibatkan perubahan

jumlah aktiva lancar atau hutang lancar yang keduanya mengakibatkan perubahan

terhadap Current Ratio, yang artinya menyebabkan perubahan tingkat likuiditas.

Nilai likuiditas yang terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap earning

power karena menujukan kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini

akan menurunkan kesempatan memperoleh keuntungan. Riyanto (1996).

3. Pengaruh Return On Asset (moderating) hubungan dengan Debt to Equity Ratio,

dan Current Ratio terhadap Return On Equity

Return On Asset dan Return On Equity kedua rasio ini mempunya

hubungan yang sangat erat, karena kedua rasio ini digunakan untuk menghitung

atau mengukur kemampuan perusahaan setelah pajak dari setiap rupiah penjualan.

Dengan meningkatnya Return On Asset makan Return On Equity akan meningkat

juga dan hal tersebut akan menarik para investor, karena Return On Equity yang

tinggi menandakan laba yang diterima perusahaan juga tinggi.

Page 24: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

35

Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On Asset merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelolah investasinya. Di

samping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh

dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah

(kecil) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini

digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008) Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

Dan menurut I Made Sudana (2011) mengemukakan bahwa “Return On Assets

(ROA) menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva

yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Berdasarkan latar belakang permasalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

kerangka pemikiran teoritis yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio,

Current Ratio, dan Return On Asset mempunyai pengaruh terhadap Return On

Equity.

Berikut kerangka pemikiran teori dari penelitian, dibawah ini :

Page 25: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

36

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Debt to Equty Ratio (DER)

(X1)

Current Ratio (CR)

(X2)

Return on Assets (ROA)

(M)

Return on Equity (ROE)

(Y)

Page 26: (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/538/2/BAB II.pdflaporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan”. 2.1.1.1 Jenis-jenis laporan

37

2.4 Hipotesi

Berdasarkan hubungan antara landasan teori terhadap rumusan masalah maka hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh dan signifikan terhadap Return On

Equity

H2 : Current Ratio memiliki pengaruh dan signifikan terhadap Return On Equity

H3 : Return On Assets memoderator hubungan Debt to Equity Ratio dan Current Ratio

terhadap Return On Equity