65

STANDAR OPERASIONAL

  • Upload
    grace

  • View
    180

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

STANDAR OPERASIONAL. PROSEDUR. PERGESERAN PARADIGMA PEMERINTAHAN. Perubahan Lingkungan Strategik. OTDA. REFORMASI BIROKRASI DAERAH. birokrasi efektif, efisisen & ekonomis. Penataan Urusan Penataan kelembagaan Penataan ketatalaksanaan Penataan SDM. PELAYANAN PUBLIK. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: STANDAR OPERASIONAL
Page 2: STANDAR OPERASIONAL

• Penataan Urusan• Penataan kelembagaan• Penataan ketatalaksanaan• Penataan SDM

C:yulian3\reformaasi kelembagaan.ppt

PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK

REFORMASI BIROKRASIREFORMASI BIROKRASIDAERAHDAERAH

Perubahan Lingkungan Strategik

Perubahan Lingkungan Strategik

PERGESERANPARADIGMA

PEMERINTAHAN

PERGESERANPARADIGMA

PEMERINTAHAN

OTDAOTDAOTDAOTDA

birokrasi efektif, efisisen& ekonomis

birokrasi efektif, efisisen& ekonomis

Page 3: STANDAR OPERASIONAL

Bertujuan membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas dan bertanggungjawab, serta mampu memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) dalam manajemen pemerintahan. Ref. Birokrasi mencakup delapan area perubahan utama pada instansi pemerintah, meliputi organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabi- litas, pelayanan publik, mind-set dan culture-set. Aspek ketatalaksanaan pemerintahan diarahkan pada pewujudan tatalaksana pemerintahan yang efektif dan efisien. Salah satu aspek ketatalaksanaan yang perlu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya adalah prosedur kerja dalam bentuk Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP-AP)

Page 4: STANDAR OPERASIONAL

GRAND DESIGN RB

2010 - 2025

ROAD MAP RB

2010 - 2014

1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

1. Manajemen PerubahanManajemen Perubahan

2. Penataan Peraturan Per-UU-anPenataan Peraturan Per-UU-an

3. Penataan dan Penguatan OrganisasiPenataan dan Penguatan Organisasi

2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat

4.Penataan Tatalaksana :

a. Penyusun SOP pelaksanaan tugas dan fungsi

b. Pembangunan/pengembangan E-Government

5. Peningkatan Kualitas Pelayanan PublikPeningkatan Kualitas Pelayanan Publik

3.Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

6. Penataan Sistem Manajemen SDM AparaturPenataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

7. Penguatan PengawasanPenguatan Pengawasan

8. Penguatan Akuntablilitas KinerjaPenguatan Akuntablilitas Kinerja

9. Monitoring, Evaluasi dan PelaporanMonitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Page 5: STANDAR OPERASIONAL

Keberadaannya sangat diperlukan dalam manajemen. Oleh karena itu penetapan sistem,prosedur dan tata kerja dalam manajemen adalah hal yang wajar dan menjadi suatu keharusan. Hal ini dikuatkan oleh Victor Lazaro dalam bukunya “System and Procedure, A Handbook for Bussines and Industry“ yang menyatakan “All corporate functions – production, marketing,finance,purchasing, industrial relations, and so on – are performed by mean of routines, or systems and procedures, which transelate the policies of management into action “ Sistem dan prosedure sangat penting dalam proses manajemen.

Keberadaannya sangat diperlukan dalam manajemen. Oleh karena itu penetapan sistem,prosedur dan tata kerja dalam manajemen adalah hal yang wajar dan menjadi suatu keharusan. Hal ini dikuatkan oleh Victor Lazaro dalam bukunya “System and Procedure, A Handbook for Bussines and Industry“ yang menyatakan “All corporate functions – production, marketing,finance,purchasing, industrial relations, and so on – are performed by mean of routines, or systems and procedures, which transelate the policies of management into action “ Sistem dan prosedure sangat penting dalam proses manajemen.

Page 6: STANDAR OPERASIONAL

TATA KERJA : cara melaksanakan pekerjaan yang TATA KERJA : cara melaksanakan pekerjaan yang se-se- efisien mungkin atas suatu tugas efisien mungkin atas suatu tugas dengan mem-dengan mem- perhatikan segi tujuan, peralatan, perhatikan segi tujuan, peralatan, tenaga tenaga kerja, waktu, ruang, biaya dsb.kerja, waktu, ruang, biaya dsb.

PROSEDUR KERJA : rangkaian tata kerja yang PROSEDUR KERJA : rangkaian tata kerja yang berurut- berurut- an, tahapan yang secara jelas an, tahapan yang secara jelas menunjukkan menunjukkan jalan, alur, arus (flow) yang harus jalan, alur, arus (flow) yang harus ditempuh, ditempuh, dari mana kegiatan berawal, dari mana kegiatan berawal, kemana/kepada kemana/kepada siapa diteruskan dan kapan/di mana siapa diteruskan dan kapan/di mana selesai. selesai.

SISTEM KERJA : rangkaian tata kerja dan prosedur SISTEM KERJA : rangkaian tata kerja dan prosedur kerja kerja yang kemudian membentuk suatu yang kemudian membentuk suatu kebulatan kebulatan atau pola tertentu dalam pelaksanaan atau pola tertentu dalam pelaksanaan suatusuatu pekerjaan/kegiatanpekerjaan/kegiatan

Page 7: STANDAR OPERASIONAL

1. 1. Klasifikasi surat menyurat dan dokumen.

2. Pembubuhan kode-kode surat (coding).

3. Penyimpanan dalam bundel tertentu (folder).

4. Menyusun dalam almari file (filling).

5. Penentuan jangka waktu penyimpanan (record retention).

Page 8: STANDAR OPERASIONAL

1. Prosedur Penerbitan Surat Keputusan.2. Prosedur Kearsipan.3. Prosedur Surat Menyurat.4. Prosedur Penyelesaian Jawaban DPRD.5. Prosedur Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.6. Prosedur Perencanaan dan Pengadaan Pegawai.7. Prosedur Keamanan Intern.8. Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah.9. Prosedur Penyusunan Anggaran.10.Prosedur Pengadaan Barang.11.Prosedur Penghapusan Barang. 12.Dan sebagainya.

1. Prosedur Penerbitan Surat Keputusan.2. Prosedur Kearsipan.3. Prosedur Surat Menyurat.4. Prosedur Penyelesaian Jawaban DPRD.5. Prosedur Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.6. Prosedur Perencanaan dan Pengadaan Pegawai.7. Prosedur Keamanan Intern.8. Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah.9. Prosedur Penyusunan Anggaran.10.Prosedur Pengadaan Barang.11.Prosedur Penghapusan Barang. 12.Dan sebagainya.

Page 9: STANDAR OPERASIONAL

PEDOMAN KERJAPEDOMAN KERJA : :

pengaturan pelaksanaan suatu kegiatanpengaturan pelaksanaan suatu kegiatansecara umum.secara umum.

PEDOMAN KERJAPEDOMAN KERJA : :

pengaturan pelaksanaan suatu kegiatanpengaturan pelaksanaan suatu kegiatansecara umum.secara umum.

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA :

pengaturan lebih lanjut masing-masingpedoman kerja, lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA :

pengaturan lebih lanjut masing-masingpedoman kerja, lebih terperinci

MANUAL KERJA :

pengaturan lebih rinci dari petunjukpelaksanaan kerja

MANUAL KERJA :

pengaturan lebih rinci dari petunjukpelaksanaan kerja

BENTUKPROSEDUR

KERJA

BENTUKPROSEDUR

KERJA

STANDARD OPERATIONAL PROCEDUREserangkaian instruksi tertulis yg.dibakukanmengenai pelaksanaan serangkaian kegiatan,baik administratif maupun teknis.

STANDARD OPERATIONAL PROCEDUREserangkaian instruksi tertulis yg.dibakukanmengenai pelaksanaan serangkaian kegiatan,baik administratif maupun teknis.

Page 10: STANDAR OPERASIONAL

(PERMENPAN & RB NOMOR 35 TAHUN 2012)(PERMENPAN & RB NOMOR 35 TAHUN 2012)(PERMENPAN & RB NOMOR 35 TAHUN 2012)(PERMENPAN & RB NOMOR 35 TAHUN 2012)

Page 11: STANDAR OPERASIONAL

1.1. Sebagai standarisasi cara yang harus dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan.Sebagai standarisasi cara yang harus dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan.

2.2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin akan terjadi.Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin akan terjadi.

3.3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.

4.4. Membantu pelaksanaan tugas lebih mandiri.Membantu pelaksanaan tugas lebih mandiri.

5.5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.

6.6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang memberikan acuan konkrit.Menciptakan ukuran standar kinerja yang memberikan acuan konkrit.

7.7. Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dlm. berbagai situasi.Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dlm. berbagai situasi.

8.8. Menjamin konsistensi pelayanan baik dari segi mutu, waktu dan tahapan kegiatan.Menjamin konsistensi pelayanan baik dari segi mutu, waktu dan tahapan kegiatan.

9.9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang diperlukan.Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang diperlukan.

10.10. Memberikan informasi bagi peningkatan kompetensi SDM.Memberikan informasi bagi peningkatan kompetensi SDM.

11.11. Memberikan informasi beban tugas yang harus diemban oleh setiap individu.Memberikan informasi beban tugas yang harus diemban oleh setiap individu.

12.12. Sebagai instrumen yg. dapat melindungi pelaksana dari tuntutan hukum.Sebagai instrumen yg. dapat melindungi pelaksana dari tuntutan hukum.

13.13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

14.14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural yang terjadi.Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural yang terjadi.

15.15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam menyusun standar pela-Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam menyusun standar pela- yanan. yanan.

1.1. Sebagai standarisasi cara yang harus dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan.Sebagai standarisasi cara yang harus dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan.

2.2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin akan terjadi.Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin akan terjadi.

3.3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.

4.4. Membantu pelaksanaan tugas lebih mandiri.Membantu pelaksanaan tugas lebih mandiri.

5.5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.

6.6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang memberikan acuan konkrit.Menciptakan ukuran standar kinerja yang memberikan acuan konkrit.

7.7. Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dlm. berbagai situasi.Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dlm. berbagai situasi.

8.8. Menjamin konsistensi pelayanan baik dari segi mutu, waktu dan tahapan kegiatan.Menjamin konsistensi pelayanan baik dari segi mutu, waktu dan tahapan kegiatan.

9.9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang diperlukan.Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang diperlukan.

10.10. Memberikan informasi bagi peningkatan kompetensi SDM.Memberikan informasi bagi peningkatan kompetensi SDM.

11.11. Memberikan informasi beban tugas yang harus diemban oleh setiap individu.Memberikan informasi beban tugas yang harus diemban oleh setiap individu.

12.12. Sebagai instrumen yg. dapat melindungi pelaksana dari tuntutan hukum.Sebagai instrumen yg. dapat melindungi pelaksana dari tuntutan hukum.

13.13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

14.14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural yang terjadi.Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural yang terjadi.

15.15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam menyusun standar pela-Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam menyusun standar pela- yanan. yanan.

Page 12: STANDAR OPERASIONAL

a.kemudahan dan kejelasan ;

b.effisisensi dan effectivitas ;

c.keselarasan ;

d.keterukuran ;

e.dinamis ;f. berorientasi pada pengguna (pelanggan) ;

g. kepatuhan hukum ;

h. kepastian hukum ;

a.kemudahan dan kejelasan ;

b.effisisensi dan effectivitas ;

c.keselarasan ;

d.keterukuran ;

e.dinamis ;f. berorientasi pada pengguna (pelanggan) ;

g. kepatuhan hukum ;

h. kepastian hukum ;

Page 13: STANDAR OPERASIONAL

a. komitmen ;b. konsisten ;c. perbaikan dan penyempurnaan berkelanjutan ;d. mengikat ;e. setiap unsur yang terlibat mempunyai peran penting ;f. setiap unsur sadar peran dan tanggung jawabnya ;g. terdokumentasi dengan baik.

a. komitmen ;b. konsisten ;c. perbaikan dan penyempurnaan berkelanjutan ;d. mengikat ;e. setiap unsur yang terlibat mempunyai peran penting ;f. setiap unsur sadar peran dan tanggung jawabnya ;g. terdokumentasi dengan baik.

Page 14: STANDAR OPERASIONAL

Dalam penyusunan SOP, terlebih dulu diinventarisasikankegiatan atau aktivitas apa saja yang diperlukan serta siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaannya.Misalnya SOP Penghapusan Barang :

1. Aktivitas yang perlu dilakukan : a. menyusun daftar barang yang dihapus ; b. mengirim barang ke gudang ; c. menyimpan barang di gudang ; d. memeriksa barang yang disimpan ; e. menyampaikan saran penghapusan barang ; f. meneliti barang-barang yang akan dihapus ; g. persetujuan barang-barang yang diusulkan dihapus ; h. penetapan Keputusan Penghapusan barang ; i. pelaksanaan penghapusan barang.

2. Pejabat yang terlibat : a. Pejabat Fungsional/Tim Khusus ; b. Penyimpan Barang (Petugas Gudang); c. Tim Pemeriksa Ahli ; d. Unit Organisasi Pengguna/Pemakai ; e. Pimpinan Instansi.

Page 15: STANDAR OPERASIONAL

SIFAT KEGIATAN

SIFAT KEGIATAN

CAKUPAN &BESARANKEGIATAN

CAKUPAN &BESARANKEGIATAN

CAKUPAN &KELENGKAPAN

KEGIATAN

CAKUPAN &KELENGKAPAN

KEGIATAN

CAKUPAN &JENIS

KEGIATAN

CAKUPAN &JENIS

KEGIATAN

SOP TEKNISSOP TEKNIS

SOP ADMINIST.SOP ADMINIST.

SOP FINALSOP FINAL

SOP PARSIALSOP PARSIAL

SOP GENERIKSOP GENERIK

SOP SPESIFIKSOP SPESIFIK

SOP MAKROSOP MAKRO

SOP MIKROSOP MIKRO

Page 16: STANDAR OPERASIONAL

1. SOP TEKNIS : prosedur standar yang sangat rinci yang dilakukan oleh satu orang pelaksana dengan satu peran/ jabatan. (pemeliharaan makanik industri, medical check up, penanganan pasien gawat dsb. pemeliharaan sarana/prasarana, audit keuangan, pelayanan masyarakat dll.)

2. SOP ADMINISTRATIF : prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang di- lakukan lebih dari satu orang pelaks. dgn. Lebih dari satu peran/jabatan. (perencanaan, penganggaran, pengadaan barang, dsb.

Page 17: STANDAR OPERASIONAL

1.1. Langkah Sederhana (simple steps) : Langkah Sederhana (simple steps) : diterapkan untuk prosedur kerja dengan sedikit kegiatan dan diterapkan untuk prosedur kerja dengan sedikit kegiatan dan melibatkan sedikit penanggungjawab.melibatkan sedikit penanggungjawab.

2.2. Tahapan Berurutan ( hierarchical steps) : Tahapan Berurutan ( hierarchical steps) : merupakan pengembangan dari simple steps, jika prosedur merupakan pengembangan dari simple steps, jika prosedur lebih panjang (lebih dari 10 langkah) dan perlu informasi detail.lebih panjang (lebih dari 10 langkah) dan perlu informasi detail.

3. Grafik (Graphic) :3. Grafik (Graphic) : diterapkan bagi prosedur yang lebih komplek dan spesifik,diterapkan bagi prosedur yang lebih komplek dan spesifik, sehingga perlu digambarkan sub-sub proses kegiatan.sehingga perlu digambarkan sub-sub proses kegiatan. Masing-masing sub proses terdiri dari serangkaian kegiatanMasing-masing sub proses terdiri dari serangkaian kegiatan spesifik.spesifik.

4.4. Diagram Alir (Fowcharts) :Diagram Alir (Fowcharts) : diterapkan pada prosedur yang sangat komplek sehingga diterapkan pada prosedur yang sangat komplek sehingga memerlukan banyak kebijakan yang ditetapkan. memerlukan banyak kebijakan yang ditetapkan. Ada dua macam flowchart, yaitu Linear Flowcharts dan Ada dua macam flowchart, yaitu Linear Flowcharts dan Branching Flowcharts.Branching Flowcharts.

1.1. Langkah Sederhana (simple steps) : Langkah Sederhana (simple steps) : diterapkan untuk prosedur kerja dengan sedikit kegiatan dan diterapkan untuk prosedur kerja dengan sedikit kegiatan dan melibatkan sedikit penanggungjawab.melibatkan sedikit penanggungjawab.

2.2. Tahapan Berurutan ( hierarchical steps) : Tahapan Berurutan ( hierarchical steps) : merupakan pengembangan dari simple steps, jika prosedur merupakan pengembangan dari simple steps, jika prosedur lebih panjang (lebih dari 10 langkah) dan perlu informasi detail.lebih panjang (lebih dari 10 langkah) dan perlu informasi detail.

3. Grafik (Graphic) :3. Grafik (Graphic) : diterapkan bagi prosedur yang lebih komplek dan spesifik,diterapkan bagi prosedur yang lebih komplek dan spesifik, sehingga perlu digambarkan sub-sub proses kegiatan.sehingga perlu digambarkan sub-sub proses kegiatan. Masing-masing sub proses terdiri dari serangkaian kegiatanMasing-masing sub proses terdiri dari serangkaian kegiatan spesifik.spesifik.

4.4. Diagram Alir (Fowcharts) :Diagram Alir (Fowcharts) : diterapkan pada prosedur yang sangat komplek sehingga diterapkan pada prosedur yang sangat komplek sehingga memerlukan banyak kebijakan yang ditetapkan. memerlukan banyak kebijakan yang ditetapkan. Ada dua macam flowchart, yaitu Linear Flowcharts dan Ada dua macam flowchart, yaitu Linear Flowcharts dan Branching Flowcharts.Branching Flowcharts.

Page 18: STANDAR OPERASIONAL

Format yang digunakan dalam SOP-AP adalah dalam bentukBranching Flowcharts, dengan asumsi bahwa prosedur pelaks.tugas dan fungsi pemerintahan terdiri dari banyak kegiatan(lebih dari sepuluh) dan perlu beberapa pengambilan kpts.

Hanya menggunakan 5 (lima) simbol flowchart, yaitu :a. 4 simbol dasar (basic symbol of flowcharts) yang terdiri : 1) simbol kapsul/Terminator ( ) untuk awal/akhir kgtn.

2) simbol kotak/Process ( ) untuk proses/kegtn. eksekusi.

3) simbol belah ketupat/Decision ( ) untuk pengambilan kpts.

4) simbol anak panah/panah/Arrow ( ) untuk arah kegiatan.

b. 1 simbol ganti halaman, yaitu :

simbol segi lima/Off Page Connector ( ) untuk menyatakan hubungan antar simbol yang berbeda halaman.

Page 19: STANDAR OPERASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

KOTAK(Process)

BELAH KETUPAT (Decision)

KAPSUL(Terminator)

SEGI LIMA(Off-page

connector)

ANAK PANAH(Arrow)

Simbol yang dipergunakan dalam SOP Administrasi Pemerintahan hanya 5 buah dari 29 buah simbol dalam flowcharts:

SIMBOL FLOWCHARTS DALAMSOP ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

proses atau kegiatan eksekusi

pengambilan keputusan

awal dan akhirkegiatan

hubungan antar simbol yang

berbeda halaman

arah kegiatan(proses

Page 20: STANDAR OPERASIONAL

SIMBOL KOTAK (SIMBOL 1)

(Process)

Simbol Utama (yang diutamakan)

Melambangkan kegiatan eksekusi (proses) Penulisan anak panah yang menyertai harus

sesuai Kaidah

Prinsip yang digunakan adalah satu aktivitas satu aktor dan satu simbol kecuali untuk kegiatan yang secara esensinya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu aktor secara bersamaan dalam waktu yang relatif sama, seperti: rapat, diskusi.

Page 21: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPAN SIMBOL KOTAK ×Diikuti simbol di

sebelah kanan×Diikuti simbol di

bawah×Diikuti simbol di

sebelah kiri

Page 22: STANDAR OPERASIONAL

SIMBOL BELAH KETUPAT (SIMBOL 2)

(Decision)

Simbol Kedua;

Melambangkan kegiatan pengambilan keputusan (adanya alternatif: ya-tidak, lengkap-tidak, sesuai tidak, dsb.);

Penulisan anak panah yang menyertai harus sesuai kaidah tetapi lebih fleksibel dibandingkan simbol kotak;

Prinsip yang digunakan adalah satu aktivitas satu aktor dan satu simbol kecuali pengambilan keputusan yang dilakukan dalam suatu forum bersama (rapat) dilambangkan dengan tanda kotak (proses).

Page 23: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPAN SIMBOL BELAH KETUPAT ×Diikuti simbol dari

sebelah kanan×Diikuti simbol

dari bawah×Diikuti simbol dari

sebelah kiri

Page 24: STANDAR OPERASIONAL

SIMBOL KAPSUL (SIMBOL 3)

(Terminator)

Simbol Ketiga (awal - akhir);

Melambangkan mulainya kegiatan (pemicu/start) dan akhir kegiatan (penutup/finish);

Penulisan anak panah yang menyertai harus sesuai kaidah, yaitu: untuk mulai (pemicu) arah panah ke bawah terlebih dahulu dan untuk penutup arah panah harus dari atas simbol kapsul;

Prinsip yang digunakan adalah kegiatan mulai simbol kapsul harus dari ujung kiri sesuai skuennya (urutannya) tidak ada yang dari tengah ataupun ujung kanan.

Page 25: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPAN SIMBOL KAPSUL ×Diikuti simbol di

sebelah kanan×Diikuti simbol di bawah

×Diikuti simbol dii sebelah kiri

Tidak Ada

Tidak Ada

×Melanjutkan simbol dari sebelah kanan

×Melanjutkan simbol dari bawah

×Melanjutkan simbol dari sebelah kiri

Page 26: STANDAR OPERASIONAL

SIMBOL SEGI LIMA (SIMBOL 4) (Off-page

connector) ×Simbol Keempat (penghubung);

×Melambangkan penghubungflowcharts yang terputus karena ganti halaman;

×Penulisan simbol didahului dengan anak panah dari simbol sebelumnya pada halaman yang terputus dan diteruskan dengan anak panah menuju simbol berikutnya pada halaman berikutnya dan berlaku sebaliknya untuk panah balikan;

×Prinsip yang digunakan: apabila hanya satu anak panah menghubung simbol segi lima maka tidak perlu ditulis nomor. Apabila menghubungkan lebih dari satu anak panah maka diberikan nomor.

Page 27: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPAN SIMBOL SEGI LIMA ×Menghubungkan simbol

ke sebelah kanan ×Menghubungkan

simbol kebawah×Menghubungkan simbol

ke sebelah kiri

halaman1 halaman1

halaman2 halaman2

halaman1 halaman1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 halaman2 halaman2

Page 28: STANDAR OPERASIONAL

SIMBOL ANAKPANAH (SIMBOL 5)

(Arrow)× Simbol Kelima (Arah Proses);

× Melambangkan arah proses kegiatan dari satu simbol ke simbolselanjutnya;

× Penulisan simbol anak panah sesuai kaidah yang berlaku pada simbol yang dihubungkan;

× Prinsip yang digunakan :

- Pertama, arah anak panah selalu jatuh dari atas menuju ke sisi atas tengah simbol, kecuali untuk arah anak panah balikan yang tergantung pada kondisi yang dihadapi: bisa dari bawah ke atas dan bisa dari sisi kanan ataupun kiri.

- Kedua, tanda anak panah tidak boleh bersilangan seandanya terpaksa bersilangan maka digambarkan dengan tanda “Ω=omega”

Page 29: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPANSIMBOL PANAH (1) ×Menghubungkan simbol

ke sebelah kanan ×Menghubungkan

simbol ke bawah×Menghubungkan

simbol kesebelah kiri

Page 30: STANDAR OPERASIONAL

PENERAPAN SIMBOL PANAH (2) ×Menghubungkan dua

simbol ke sebelah kanan

×Menghubungkan tiga simbol ke bawah

×Menghubungkan dua simbol ke sebelah kiri

Panahbalikankesimbol Panahbalikanke simboldiatas

Panahbalikanke simboldisebelahkiri disebelahkanan

×Bersilangan

Page 31: STANDAR OPERASIONAL

Berisi prosedur-prosedur yang distandarkan secara keseluruhan sehingga membentuk suatu kesatuan proses, meliputi :A. Unsur Dokumentasi :

1. Halaman judul (cover). 2. Keputusan pejabat yang berwenang. 3. Daftar isi dokumen. 4. Penjelasan singkat penggunaannya. 5. Standard Operating Procedure.

B. Unsur Prosedur. 1. Bagian Identitas. 2. Bagian Flowchart.

Berisi prosedur-prosedur yang distandarkan secara keseluruhan sehingga membentuk suatu kesatuan proses, meliputi :A. Unsur Dokumentasi :

1. Halaman judul (cover). 2. Keputusan pejabat yang berwenang. 3. Daftar isi dokumen. 4. Penjelasan singkat penggunaannya. 5. Standard Operating Procedure.

B. Unsur Prosedur. 1. Bagian Identitas. 2. Bagian Flowchart.

Page 32: STANDAR OPERASIONAL

Standar Operasional ProsedurPemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota…

2012

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota………………………………………..Jln. …………………………………..

Logo/Lambang Daerah

Judul dokumen SOP-APJudul dokumen SOP-AP

Tahun pembuatan SOP-APTahun pembuatan SOP-AP

Alamat InstansiAlamat Instansi

HALAMAN JUDUL DOKUMEN SOP-APHALAMAN JUDUL DOKUMEN SOP-AP

Page 33: STANDAR OPERASIONAL

Setiap SOP harus dilengkapi dengan informasi identitas sbb. :a. Nama SOP : nama prosedur yang disandarkan ;b. Satuan Kerja/Unit Kerja : satuan kerja/unit mana yang

menerapkan ;c. Nomor dokumen : nomor prosedur yang di SOP kan;d. Tanggal pembuatan : tanggal pertama kali SOP dibuat ;e. Tanggal revisi : tanggal SOP direvisi ;f. Tanggal efektiv : tanggal mulai diberlakukan ;g. Pengesahan Pejabat yang berkompeten ;h. Dasar Hukum : pert. Per-UU-an yg. melandasi penetapannya;i. Keterkaitan : beri informasi keterkaitan dg. prosedur lainnya;j. Peringatan : beri informasi kemungkinan yang terjadi jika SOP dilaksanakan/tidak dilaksanakan;k. Kualifikasi Personel : beri informasi kualifikasi/kompetensi SDM yang diperlukan ;l. Peralatan dan Perlengkapan :m. Pencatatan.

Page 34: STANDAR OPERASIONAL

SATUAN KERJASATUAN KERJANomor SOPNomor SOP

Tanggal PembuatanTanggal Pembuatan

Tanggal RevisiTanggal Revisi

Tanggal EfektifTanggal Efektif

Disahkan olehDisahkan oleh

Nama SOPNama SOP

Dasar Hukum :Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :Kualifikasi Pelaksana :

1. ………………..1. ………………..

2. ……………..2. ……………..

3. ……………..3. ……………..

1. …………….1. …………….

2. ……………2. ……………

3. …………..3. …………..

Keterkaitan :Keterkaitan : Peralatan/Perlengkapan :Peralatan/Perlengkapan :

1. ……………. 1. …………….

2. …………2. …………

3. ……………..3. ……………..

1. ……………1. ……………

2. …………..2. …………..

3. …………..3. …………..

Peringatan :Peringatan : Pencatatan dan Pendataan :Pencatatan dan Pendataan :

BAGIAN IDENTITASBAGIAN IDENTITAS

Page 35: STANDAR OPERASIONAL

No Aktivitas Pelaksana Mutu BakuKet.

Pelaksana 1 Pelaksana 2

Pelaksana 3 Pelaksana 4 Prsyrtn/Klkpn Waktu Output

1 22 33 44 55 66 77 88 99 1010

BAGIAN FLOWCHARTBAGIAN FLOWCHART

Page 36: STANDAR OPERASIONAL

TATA CARA PENGISIAN FLOWCHART : :

Dalam flowchart dipisahkan antara kegiatan (aktivitas) dan pelaksana kegiatan (aktor).

Penulisan pada kolom kegiatan (aktivitas) menggunakan kata kerja aktif yang diikuti dengan obyek dan keterangan, tanpa menyebutkan subyeknya. Misalnya : menulis laporan, meneliti dan mencatat surat permohonan, mengirim surat kepada pesarta, memaraf draf surat dst.

Selanjutnya penulisan pelaksana (aktor) tidak diurutkan secara hierarkhi, tetapi didasarkan pada sekuen kegiatan (urutan kegiatan) sehingga alur kegiatan selalu diawali dari sebelah kiri.

Page 37: STANDAR OPERASIONAL

TIM PENYUSUNSOP UNIT

KERJAMANDIRI/UPT

Menyusun Ranc. Do-kumen SOP dan menyampaikan ke-pada Tim Pe-nyusun SOP-AP Unit Kerja Mandi-ri Pembina untuk diintegrasikan menjadi Ranc. Dok. SOP-AP Unit Kerja Mandiri Pembina se-cara berjenjang.

TIM PENYUSUNSOP UNIT

KERJAPEMBINA

Mengintegrasikan Ranc. Dok. SOP-AP Unit Kerja Mandiri /UPT menjadi Ranc. Dok.SOP-AP Unit Kerja Mandiri Pem-bina dan menye-rahkan ke-pada Tim Reformasi Biro-krasi Pemda.

TIM KERJAREFORMASIBIROKRASI

PEMDA

Tim Kerja ReformasiBirokrasi Pemda mengintegrasikan Ranc. Dok. SOP-AP Unit Kerja Mandiri menjadi Ranc. Dok. SOP-AP Pemda. dan mengajukannya ke-pada Kepala Daerah untuk ditetapkan.

KEPALADAERAH

Kepala Daerah me-netapkan Dokumen SOP-AP dengan Peraturan Kepala

Daerah.

PIMPINAN UNIT KERJA

MANDIRI/UPT

Menetapkan pem-berlakuan SOP-AP di lingkungan ma-sing-masing ber-dasarkan Dokumen SOP-AP yang di-tetapkan oleh Kepa-la Daerah dengan Peraturan Kepala Daerah

Page 38: STANDAR OPERASIONAL

PERLU DIPERHATIKAN :PERLU DIPERHATIKAN :

a.a. segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya dan waktu segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya dan waktu serta macam dan sifat kegiatan ;serta macam dan sifat kegiatan ;

b.b. tugas pokok dan skema organisasi, skema jabatan dan uraian tugas pokok dan skema organisasi, skema jabatan dan uraian jabatan ;jabatan ;

c.c. pilih satu bidang kegiatan yang akan dibuat sistem dan pilih satu bidang kegiatan yang akan dibuat sistem dan prosedurnya ;prosedurnya ;

d.d. buat dan jelaskan tiap detail kegiatan yang harus dilakukan buat dan jelaskan tiap detail kegiatan yang harus dilakukan berikut lama waktu setiap kegiatan, serta siapa yang harus berikut lama waktu setiap kegiatan, serta siapa yang harus melaksanakan setiap kegiatan ;melaksanakan setiap kegiatan ;

e. setiap tahap kegiatan adalah kegiatan faktual yang e. setiap tahap kegiatan adalah kegiatan faktual yang diperlukan untuk diperlukan untuk

penyelesaian seluruh kegiatan ;penyelesaian seluruh kegiatan ;

f.f. disusun sedemikian rupa sehingga memiliki stabilitas dan disusun sedemikian rupa sehingga memiliki stabilitas dan fleksibelitas ;fleksibelitas ;

g.g. penyusunannya disesuaikan dengan kemajuan IPTEK, harus penyusunannya disesuaikan dengan kemajuan IPTEK, harus dijaga dijaga

updatednessnya ;updatednessnya ;

h.h. visualisasi dengan simbol-simbol, skema dan bagan yang visualisasi dengan simbol-simbol, skema dan bagan yang tepat ;tepat ;

i.i. jika diperlukan didukung dengan referensi dan manual.jika diperlukan didukung dengan referensi dan manual.

Page 39: STANDAR OPERASIONAL

INTEGRASI SOP INTEGRASI SOP DALAMDALAM

MANAJEMENMANAJEMEN

MONITORING DANMONITORING DANEVALUASIEVALUASI

MONITORING DANMONITORING DANEVALUASIEVALUASI

PENGEMBANGANPENGEMBANGANSOPSOP

PENGEMBANGANPENGEMBANGANSOPSOP

PERSIAPANPERSIAPANPERSIAPANPERSIAPAN

PENILAIAN PENILAIAN KEBUTUHANKEBUTUHAN

SOPSOP

Page 40: STANDAR OPERASIONAL

PERSIAPANPENILAIAN

KEBUTUHANPENGEMBANG-

AN

INTEGRASIDALAM

MANAJEMEN

MONITORING& EVALUASI

Membentuk Tim dan kelengkapan- nya.

Melakukan pela- tihan bagi angg. Tim.

Menginfromasi- kan kepada se- luruh unit tentang kegiatan penyu – sunan SOP.

Menyusun rencana tindak penilaian kebutuhan.

Melakukan penilai- an kebutuhan.

Membuat daftar SOP yang akan dikembangkan.

Membuat doku- men penilaian kebutuhan SOP.

Pengumpulan infor- masi dan identifika- si alternatif.

Analisis dan pemi- lihan alternatif pe- nulisan SOP.

Penulisan SOP.

Pengujian dan reviu.

Pengesahan SOP.

Perencanaan pene- rapan.

Pemberitahuan

Distribusi dan ak- sebilitas.

Pelatihan dan pe- mahaman.

o Monitoring.

o Evaluasi

Page 41: STANDAR OPERASIONAL

1. MEMBENTUK TIM DAN KELENGKAPANNYA. Tim bertugas identifikasi kebthn, kumpulkan data, analisis

prosedur, lakukan pengembangan, sosialisasi, mengawal penerapan,

monev, penyempurnaan dsb.

2. MEMBERIKAN PELATIHAN KEPADA ANGGOTA TIM.

Untuk mencapai hasil terbaik setiap anggota harus mendapat

pembekalan ttg maksud dan bagaimana menyusun SOP yang baik.

Juklak pembekalan ini merupakan acuan dalam penyusunan SOP.

3. MEMASTIKAN SELURUH UNSUR ORGANISASI TAHU TENTANG UPAYA PIMPINAN UNTUK LAKUKAN PERUBAHAN SOP. Agar seluruh unsur organisasi mengetahui adanya

perubahan yang akan dilakukan, maka setiap pimpinan unit harus

mengetahuinya. Peran pimpinan puncak sangat menentukan hal ini.

Page 42: STANDAR OPERASIONAL

KELENGKAPAN TIM :a. harus dilengkapi dengan kewenangan dan tanggung jawab yang jelas;b. keanggotaan dibatasi dengan memperhatikan rentang kendali;c. dilengkapi dengan struktur yang jelas dan lebih bersifat fungsional;d. merumuskan lebih dulu misi, tujuan dan sasaran serta memperhatikan waktu dan sumberdaya lain dalam pengembangan SOP-AP;e. tugas meliputi aspek substansi SOP-AP dan aspek administratif.

Faktor lain yang perlu diperhatikan :

a. pedoman dalam pelaksanaan tugas (urtug dan mekanisme tugas tim);b. fasilitas yang dibutuhkan agar dapat bekerja optimal ;c. komitmen pimpinan;d. pembekalan dengan pelatihan ;e. kepastian bahwa seluruh unit mengetahui upaya perbaikan prosedur.

Page 43: STANDAR OPERASIONAL

1. TUJUAN PENILAIAN KEBUTUHAN SOP.

Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan akan SOP, yang sangat bermanfaat dlm. tentukan ruang lingkup, jenis dan jumlah SOP. dlm. penilaian kebutuhan perlu dipertimbangkan : a. lingkungan operasional ; b. kebijakan Pemerintah ; c. kebutuhan organisasi dan stakeholders.

2. LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN KEBUTUHAN.

a. menyusun rencana tindak penilaian kebutuhan ; b. melaksanakan penilaian kebutuhan ; c. membuat daftar SOP yang akan dikembangkan ; d. membuat dokumen penilaian kebutuhan SOP.

Page 44: STANDAR OPERASIONAL

RENCANA TINDAK PENYUSUNAN SOP-AP

URAIANKEGIATAN

OUTPUT PENANGGUNGJAWAB

JADUAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 45: STANDAR OPERASIONAL

PENILAIAN KEBUTUHAN SOP

SATUAN

KERJA

BIDANG PROSEDURPENILAIAN KETERKAITAN DENGAN

PRIORITAS

KEBUTUHANTUPOKSIPERATURAN

PER-UU-AN

STAKE-HOLDERS

PROSEDUR

LAINNYA

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 46: STANDAR OPERASIONAL

NO

SATKER/UNIT KERJA

SOP YANG AKAN

DIKEMBANGKAN

ALASAN PENGEMBANGAN

BIDANG PROSEDUR

1 2 3 4 5

Page 47: STANDAR OPERASIONAL

1. PENGUMPULAN INFORMASI DAN IDENTIFIKASI ALTERNATIF

2. ANALISIS DAN PEMILIHAN ALTERNATIF.

3. PENULISAN SOP.

4. PENGUJIAN DAN REVIEW SOP.

5. PENGESAHAN SOP.

1. PENGUMPULAN INFORMASI DAN IDENTIFIKASI ALTERNATIF

2. ANALISIS DAN PEMILIHAN ALTERNATIF.

3. PENULISAN SOP.

4. PENGUJIAN DAN REVIEW SOP.

5. PENGESAHAN SOP.

Pengumpulan Informasi & Identifikasi Alternatif

Pengumpulan Informasi & Identifikasi Alternatif

Analisis danPemilihanAlternatif

Analisis danPemilihanAlternatif

Penulisan SOPPenulisan SOP Pengujuan & Review SOP

Pengujuan & Review SOP

Pengesahan SOP

Pengesahan SOP

Page 48: STANDAR OPERASIONAL

PENGUMPULANINFORMASI & IDENTIFIKASI ALTERNATIF

SOP

TEKNIK BRAINSTORMINGTEKNIK BRAINSTORMING

TEKNIK INTERVIEWTEKNIK INTERVIEW

TEKNIK SURVEYTEKNIK SURVEY

TEKNIS BENCHMARKTEKNIS BENCHMARK

TELAAHAN DOKUMENTELAAHAN DOKUMEN

TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION

Page 49: STANDAR OPERASIONAL

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BIDANG PROSEDUR AKTIVITAS PRSYRT/KLPN WAKTU OUTPUT

1 2 3 4 5 6

IDENTIFIKASI S O PIDENTIFIKASI S O P

Page 50: STANDAR OPERASIONAL

1. Menganalisa tugas dan fungsi organisasi (dengan fokus pada unit organisasi terendah sebagai unit operasional).

2. Mengidentifikasi output final (end-product).

3. Mengidentifikasi aspek kegiatan output final dengan merumuskan aspek kegiatan keseluruhan (makro) dan parsial (mikro) yang ada di awal (pra), pada saat (in) dan setelah (pasca) dari output final.

4. Merumuskan judul SOP-AP dengan menggabungkan aspek kegiatan output final (SOP Makro dan SOP Mikro)

5. Mengidentifikasi seluruh judul SOP-AP (Makro dan Mikro) dengan mengelompokkan sesuai tingkat struktur organisasinya Keseluruhan judul SOP-AP inilah yang merupakan kebutuhan riil SOP pada unit kerja yang bersangkutan.

Page 51: STANDAR OPERASIONAL

Contoh :1. Salah satu uraian tugas Sub Bagian Program : Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan. Output final adalah laporan. Kegiatan utama adalah menyusun. Dengan memperhatikan output final dan aktivitas yang dilakukan maka judul SOP yang disarankan adalah SOP Penyusunan Laporan

2. Salah satu uraian tugas Kepala Seksi Perizinan : Menyiapkan bahan dan memproses pelayanan Izin Trayek Output final adalah Izin Trayek Kegiatan utama memproses permohonan Izin Trayek. Memperhatikan output final dan kegiatan yang dilakukan maka judul SOP yang disarankan adalah SOP Pelayanan Izin Trayek.

Page 52: STANDAR OPERASIONAL

NO TUGAS URTUG KEGIATAN OUTPUT ASPEK KEGIATAN

JUDUL SOP

1 2 4 5 6 7 8

1 Menyiapkan bahan dan menyusun rencana strategis

a. . . . . . . . . . . . .

b. . . . . . . . . . . . .

c. . . . . . . . . . . . .

d. . . . . . . . . . . .

Menghimpun, menganalisis, merumuskan dan menyusun

Rencana strategis

Merumuskan dan menyusun

SOP Penyusunan Rencara Strategis

FORMULIR IDENTIFIKASI SOP-APBERDASARKAN TUGAS

Page 53: STANDAR OPERASIONAL

KEMUDAHAN & KEJELASAN(apakah SOP telah dirumus scr mudah & jelas)

KEMUDAHAN & KEJELASAN(apakah SOP telah dirumus scr mudah & jelas)

EFISIENSI & EFEKTIVITAS(apakah SOP mrp prosedur yg paling efisien/efektif)

EFISIENSI & EFEKTIVITAS(apakah SOP mrp prosedur yg paling efisien/efektif)

K E S E L A R A S A N(apakah SOP telah selaras dg.prosedur-prosedur yg.lain

K E S E L A R A S A N(apakah SOP telah selaras dg.prosedur-prosedur yg.lain

KETERUKURAN(apakah output SOP telah ditetapkan standar mutu

yg terukur keberhasilannya)

KETERUKURAN(apakah output SOP telah ditetapkan standar mutu

yg terukur keberhasilannya)

D I N A M I K(apakah SOP dpt scr cepat disesuaikan dg.kebutuhan sesuai dengan perkembangan pelayanan/adm.pem.)

D I N A M I K(apakah SOP dpt scr cepat disesuaikan dg.kebutuhan sesuai dengan perkembangan pelayanan/adm.pem.)

BERORIENTASI KPD USERS(apakah SOP sdh sesuai dg kbthan pengguna/customer

Sehingga dpt meemberikan kepuasan)

BERORIENTASI KPD USERS(apakah SOP sdh sesuai dg kbthan pengguna/customer

Sehingga dpt meemberikan kepuasan)

KEPATUHAN HUKUM(apakah SOP sdh memenuhi ketentuan pert perUUan)

KEPATUHAN HUKUM(apakah SOP sdh memenuhi ketentuan pert perUUan)

KEPASTIAN HUKUM(apakah SOP sudah merupakan produk hukum yg memberi

jaminan legalitas pelaksanaannya)

KEPASTIAN HUKUM(apakah SOP sudah merupakan produk hukum yg memberi

jaminan legalitas pelaksanaannya)

Page 54: STANDAR OPERASIONAL

ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENULISAN SOP :

a. Tipe SOP yang mencakup dua aspek yaitu :

1) technical SOP

2) administrative SOP

b. Format SOP.

1) Menuangkan SOP-AP dalam bentuk branches flowchart.

2) SOP-AP terdiri dari Bagian Identitas dan Bagian

Flowchart.

c. Hal penting dalam proses penulisan SOP-AP adalah

bahwa aktivitas yang terdapat dalam organisasi saling

terkait dengan proses dan prosedur yang akan distandarkan

Page 55: STANDAR OPERASIONAL

1. Untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan, tahapan, gerakan dan bagian-bagian pekerjaan yang bagaimana yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas.

2. Untuk mengetahui waktu rata-rata yang diperlukan baik untuk

setiap tahap atau jenis pekerjaan termaksud maupun untuk

penyelesaian waktu seluruhnya.

3. Untuk mengetahui dan menentukan persyaratan kecapakapan

(skill) pegawai, agar kegiatan terselenggara dengan sebaik-

baiknya.

4. Untuk mengetahui peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas

kerja yang diperlukan dan untuk dapat mengerjakan dengan

baik.

5. Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk

setiap tahap kegiatan (dengan terlebih dulu diketahui volume

of work and standard rate of performance).

Page 56: STANDAR OPERASIONAL

6. Untuk mengetahui mengetahui apakah peralatan, fasilitas dan tenaga kerja telah dimanfaatkan sesuai dengan kapasitas seharusnya.

7. Untuk mengetahui di manakah paling banyak terjadi kemacetan atau rawan kemacetan.

8. Digunakan sebagai salah satu sarana evaluasi kerja (job evaluation).

9. Sebagai alat mengatur tata ruang (lay-out) kantor.

10. Untuk menghindarkan terjadinya penumpukan kerja.

11. Sebagai alat perencanaan kerja dan pengembangan selanjutnya.

12. Sebagai alat penentuan kualifikasi pelatihan yang diperlukan.

13. Sebagai alat klasifikasi uraian dan analsisis jabatan.

14. Untuk persiapan otomatisasi dan mekanisasi kegiatan.

15. Untuk memberikan kepastian waktu, tenaga dan peralatan

(serta pembiayaan jika diperlukan).

Page 57: STANDAR OPERASIONAL

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADUKOTA BANJARMASIN

Nomor SOP 0350 Tahun 2012

Tanggal Pembuatan 10 Agustus 2012

Tanggal Revisi -

Tanggal Efektif 1 September 2012

Disahkan oleh Walikota Banjarmasin

Nama SOP SOP Pelayanan Izin Trayek Angkot

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang LLAJ

2. Per.Menpan Nomor 35 Tahun 2012 tentang SOP

1. Menguasai peraturan perundangan tentang LLAJ2. Memahami dengan baik prinsip-prinsip pelayanan prima3.

Keterkaitan : Peralatan/Perlengkapan :

1. SOP Izin Usaha Angkutan.

2. - dsb

1. Perangkat komputer

2. Filling cabinet

Peringatan : Pencatatan dan Pendataan :

Jika SOP tidak dilaksanakan maka akan terjadi ketidak lancaran, ketidak transparanan, ketidak jelasan pelayanan Izin trayek

1. Dokumentasi izin trayek.

2. Data trayek angkutan penumpang.

Lampiran : Peraturan Kepala Daerah ………………… Nomor ………………………………………… Tanggal ………………………………………

Lampiran : Peraturan Kepala Daerah ………………… Nomor ………………………………………… Tanggal ………………………………………

Page 58: STANDAR OPERASIONAL

NO

PELAKSANA

AKTIVITAS

PE-

TUGAS LOKET

PENG-ADM.

UMUM

KASUB BAG.

UMPEG

KABAG.

TU

KEPALA

BP2T

KABID.

PERIJINA

PEREK.

TIM

TEKNIS

PEMROSES

IJIN TRAYEK

PERSYARATAN /

KELENGKAPANWAKTU OUTPUT KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1

2

3

4

5

6

Ijin usaha angkutan, copy

dokumen ranmor, buku uji

Berkas dan seluruh

kelengkapan persyaratan

Berkas permohonan dan

kelengkapan

Berkas permohonan dan

kelengkapan

Berkas permohonan terpilah dan

kelengkapan nya

Berkas dan disposisi Kepala

BP2T

5menit

15 menit

15 menit

15menit

60 menit

15menit

Menerima berkas permo-honan ijin trayek angkot dilengkapi dengan per-syaratan yang ditentukan

Memeriksa kelengkapan berkas permohonan ser-ta memberikan tanda terima berkas. Menerus- kan berkas ke Pengadm. Umum.

Mencatat berkas dlm buku agenda permohon-an Ijin Masuk dan dite-ruskan kepada Sub Bag. Umpeg.

Menerima dan memilah sesuai jenis perijinan serta meneruskan kepada Kep. BP2TMemeriksa dan memberi disposisi untuk ditindak lanjuti sesuai ketentuan yang berlaku, dan dikem-balikan kepada Kepala Bagian Tata Usaha

Meneima dan mendistri-busikan kepada Kabid Perijinan Perekon.

Berkas diterima petugas

loket

Berkas permohonan terperiksa

& kelengkapa

nnya

Permohonan tercatat

dalam buku agenda

Berkas terpilah

Berkas dan disposisi

Kepala BP2T

Berkas dan disposisi

Kepala BP2T

Page 59: STANDAR OPERASIONAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Berkas dan disposisi Kepala

BP2T

Disposisi Ka. BP2T

dan berkasprmohonan

Hasil koordinasi teknis dengan Dinas Perhu-

bunngan

Pertimbangan Teknis

disetujui atau ditolaknya

permohonan ijin trayek

Telaahan sesuai pertimbangan

teknis

Penyerahanberkas kepada

Tim Teknis

Hasil koordinasi

teknis dengan Dinas Perhu-

bunngan

Pertimbang-an Teknis

disetujui atau ditolaknya

permohonan ijin trayek

Telaahan sesuai

pertimbang-an teknis

Keputusan persetujuan

atau penolakan

permohonan ijin trayek

10menit

60menit

60menit

30menit

30menit

7

8

9

10

11

Menerima dan memeriksa berkas serta menteruskan kepada Tim Teknis Bidang Transportasi.

Berkoordinasi dengan Di-nas Perhubungan & IK meneliti kebenarandokumen kelengkapanberkas perIjinan

Memberikan pertimbang-an diloloskan atau ditolak permohonan ijin trayek kepada Kepala Bidang Perijinan Perekonomian.

Meneruskan pertimbanganTim Teknis kepada KepalaBP2T dengan telaahandan alternatif penyelesai-an perijinan yang dimo-hon.

Mengambil keputusan untuk mengabulkan atau menolak permohonan ijin dan membeberikan arahanpenyelesaian ijin trayek Kepada Kepala Bidang Perijinan Perekonomian.

Page 60: STANDAR OPERASIONAL

NONO AKTIVITASAKTIVITAS PELAKSANAPELAKSANA KET.KET.

11 22 33 44

1.1. Menyerahkan berkas permohonan ijin trayek angkot Menyerahkan berkas permohonan ijin trayek angkot

dilengkapi dengan persyaratan yang ditentukan dilengkapi dengan persyaratan yang ditentukan

(misal : Ijin usaha transportasi, copy dokumen (misal : Ijin usaha transportasi, copy dokumen

kendaaraan bermotor dsb)kendaaraan bermotor dsb)

Pemohon IjinPemohon Ijin

2.2. Berkas permohonan diterima dan diperiksa Berkas permohonan diterima dan diperiksa

kelengkapannya dan diberikan tanda terima berkaskelengkapannya dan diberikan tanda terima berkas

Petugas LoketPetugas Loket

3.3. Berkas diterusakan Sub Bagian Umum dan Kepeg.

untuk dicatat dlm buku agenda permohonan ijin

masuk.

Pengadministrasi

Umum.

4.4. Diteruskan kepada Kepala Sub Bagian Umum dan Kepeg. untuk dipilah sesuai jenis perijinan.

Kepala Sub Bagian

Umum dan Kepeg.

5. 5.

Diteruskan kepada Kepala Bagian TU untuk diperiksa dan diteruskan kepada Kepala BP2T.

Kepala Bagian Tata Usaha

Page 61: STANDAR OPERASIONAL

11 22 33 44

66.. Diperiksa Kepala BP2T dan diberikan disposisi untuk ditindak lanjuti sesuai ketentuan yang berlaku, dan dikembalikan kepada Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala BP2T

7.7. Kembali ke Kepala Bagian Tata Usaha, dandidistribusikan Kepada Kebid Perijinan Perekon.

Kepala Bagian Tata Usaha

8. Diterima oleh Kepala Bidang Perijinan Perekonomian

untuk diperiksa dan diteruskan kepada Tim

Teknis bidang Transportasi.

Kepala Bidang Perijinan

Perekonomian

9.9.Tim Teknis Bidang Transportasi berkoordinasi

dengan Dinas Perhubungan untuk meneliti

kebenaran dokumen kelengkapan berkas perijinan,

yang meliputi Surat Ijin Usaha Angkutan, Surat

Keterangan Domisili, Dokumen Kendaraan dsb.

Tim Teknis Bidang Transportasi

10.10. Tim Teknis sesuai kewenangannya memberikan

pertimbangan diloloskan atau ditolak permohonan

ijin trayek, kepada Kepala Bidang Perijinan

Perekonomian.

Tim Teknis Bidang Transportasi

11.11. Kepala Bidang Perijinan Perekonomian meneruskan

pertimbangan Tim Teknis kepada Kepala BP2T

dengan telaahan dan alternatif penyelesaian

perijinan yang dimohon.

Kepala Bidang Perijinan

Perekonomian

Page 62: STANDAR OPERASIONAL

11 22 33 44

12.12. Kepala BP2T mengambil keputusan untuk mem-

berikan atau menolak permohonan ijin dan

memberikan arahan penyelesaian ijin trayek kepada

Kepala Bidang Perijinan Perekonomian.

Kepala BP2T

13.13. Kepala Bidang Perijinan memerintahkan kepada

Pemroses Ijin Trayek menyiapkan naskah ijin trayek

atau penolakan ijin trayek.

Kepala Bidang Perijinan

Perekonomian

14. Pemroses Ijin Trayek menyiapkan naskah ijin trayek

atau penolakan ijin trayek sesuai ketentuan yang

berlaku, dan diserahkan kepada Kabid Perijinan

Perekonomian untuk diperiksa,dan diparaf.

Pemroses Ijin Trayek

15.15. Diperiksa dan diparaf oleh Kabid Perijinan Pereko- nomian dan dmintakan tanda tangan Kepala BP2T

Kabid. Perijinan Perekonomian

16.16. Kepala BP2T menandatangani Surat Keputusan Ijin

Trayek atau surat penolakan dan diserahkan kem-

bali kepada Kepala Bidang Perijinan Perekonomian.

Kepala BP2T

17.17. Kabid Perijinan Perkonomian menerima dan mene-

ruskan Surat Keputusan Ijin atau surat penolakan ke

Loket Penyerahan Ijin.

Kabid. Perijinan Perekonomian

18.18. Petugas Loket menyerahkan Surat Keputusan Ijin Petugas Loket menyerahkan Surat Keputusan Ijin Trayek atau surat penolakan kepada pemohon ijin.Trayek atau surat penolakan kepada pemohon ijin.

Petugas Loket

Page 63: STANDAR OPERASIONAL
Page 64: STANDAR OPERASIONAL

Terminator

Mulai

Selesai

Persiapan

Proses

Proses pendokumentasian

Pengambilan Keputusan

Proses Serentak

Konektor perpindahan aktivitasdalam satu halaman

T YY

T

YY

Konektor perpindahan aktivitaske halaman berikutnya

Simbol-simbol flowchartSimbol-simbol flowchart

Page 65: STANDAR OPERASIONAL

SEKRETARIAT

SUB BAGIANPROGRAM

SUB BAGIANKEPEG & UMUM

DINAS PERTAMBEN

BIDANGPERTAMBAGAN UMUM &

AIR BAWAH TANAH

SEKSIPERTAMBANGAN UMUM

SEKSIAIR BAWAH TANAH

SEKSIPENGUSAHAAN

BIDANGPENGEMBANGAN

WILAYAH

SEKSIGEOLOGI &

SUMBERDAYA MINERAL

SEKSIPENYIAPAN WILAYAH

SEKSIPEMETAAN

BIDANGE N E R G I

SEKSITENAGA LISTRIK

SEKSIMIGAS DAN NON MIGAS

SEKSIENERGI BARU &

TERBARUKAN

BIDANGPENGAWASAN &PENGENDALIAN

SEKSIWASDAL ADM

SEKSIWASDAL TEKNIS

SEKSI PENEGAKAN HUKUM

SUB BAGIANKEUANGAN

TALTAL