Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
1
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
1. PENGANGKATAN CPNS MENJADI
PNS
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas UU nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok- pokok
Kepegawaian
2. UU No. 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara
3. PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil
4. PP Nomor 54 Tahun 2003 tentang
PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang
Formasi PNS
1. Surat Usulan Pengangkatan CPNS
menjadi PNS
2. SKP dua tahun terakhir Sekurang-
Kurangnya Bernilai Baik
3. Surat Tanda Lulus Diklat
Prajabatan
4. Surat Keterangan Kesehatan Dari
Rumah Sakit Daerah
1. Menerima Usulan Pengangkatan
PNS
2. Membuat Pengantar dan Surat
Usulan Pengangkatan CPNS
Golongan III dan Surat Keputusan
Pengangkatan CPNS menjadi PNS
golongan I dan II
3. Mengajukan Usulan Pengangkatan PNS
Golongan III dan Surat Keputusan
Pengangkatan PNS Golongan I dan II
Untuk ditandatangani KPT
4. Mengirimkan Surat Ususlan
Pengankatan PNS Golongan III ke
Mahkamah Agung
5. mendistribusian SK kepada yang
bersangkutan dan yang
berkepentingan
12 Hari Kerja 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
2.
KENAIKAN PANGKAT
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara
2. UU Nomor 43Tahun1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
3. PP Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000
tentang Kenaikan Pangkat Pegawai
Negeri Sipil.
4. PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin pegawai Negeri Sipil.
5. PP No. 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS
6. SK KMA RI No.
22/KMA/SK/II/2015 tentang
Pendelegasian Penilaian Prestasi
Kerja di Lingkungan Mahkamah
Agung RI
REGULER :
1. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK CPNS
2. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK PNS
3. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK Pangkat terakhir
4. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari DP3 dalam 2(dua) tahun
terakhir
5. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari Karpeg
6. Daftar Riwayat Pekerjaan
7. Nota Persetujuan BKN
PENYESUAIAN IJASAH :
1. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK CPNS
2. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK PNS
1. Memeriksa dan meneliti berkas
usulan kenaikan pangkat dari
Pengadilan Negeri, dan
Pengadilan Tinggi, untuk
pegawai teknis & non teknis
2. Penyusunan daftar nominatif
rencana kenaikan pangkat
periode April dan periode
Oktober setiap tahun
3. Penginputan usulan Kenaikan
Pangkat kedalam SAPK
4. Pengetikan Pengantar Usulan
Pengiriman berkas ke Dirjen
BADILUM MARI bagi pejabat
teknis dan kepada Sekretaris
untuk jabatan struktural non
teknis
5. Pembuatan usulan Kenaikan
Pangkat yang diterima PT dari
Pengadilan Negeri kepada
Pimpinan untuk ditanda tangani
6. Pengiriman ke BKN Kanreg V
Jakarta formulir nota
persetujuan beserta berkas
pegawai untuk mendapatkan
nota persetujuan
7. Pengetikan SK Kenaikan Pangkat
yang sudah disertai Nota
14 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
3
3. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari SK Pangkat terakhir
4. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari DP3 dalam 2(dua) tahun
terakhir
5. Salinan/Fotocopy yang disahkan
dari Karpeg
6. Salinan/Fotocopy sah Surat
Tanda Lulus Ujian Penyesuaian
Ijazah
7. Salinan/Fotocopy sah Ijasah S1
8. Daftar Riwayat Pekerjaan
9. Surat Keterangan
10. Uraian Pekerjaan
11. Nota Persetujuan BKN
Persetujuan BKN kemudian
diajukan untuk ditandatangani
oleh atasan
8. Pendistribusian SK Kepada
Pegawai yang mendapatkan
Kenaikan Pangkat
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
4
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
3.
PENGANGKATAN PEGAWAI DALAM
JABATAN STRUKTURAL / FUNGSIONAL
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. PP No 13 Tahun 2002 tentang
Pengangkatan Pegawai dalam
Jabatan Struktural / Fungsional
5. Keputusan BAKN No. 3 KEP/1986
6. PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin pegawai Negeri Sipil.
7. Perka BKN No. 35 Tahun 2011
tentang Penyusunan Pola Karir
PN dalam Jabatan Struktural dan
Fungsional
1. Berstatus PNS.
2. Serendah-rendahnya memiliki
pangkat 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang pangkat yang ditentukan
3. Memiliki Kualifikasi dan tingkat
pendidikan yang ditentukan
4. Semua unsur penilaian prestasi
kerja minimal bernilai “BAIK”
dalam 2 tahun terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang
diperlukan
6. Untuk diangkat dalam jabatan
struktural lebih tinggi, sekurang-
kurangnya telah 2 (dua) tahun
dalam jabataan struktural yang
pernah dan/atau masih
dudukinya.
7. Sehat jasmani dan rohani.
8. Faktor lain yang perlu
diperhatikan
9. Senioritas dalam kepangkatan;
10. Usia;
11. Diklat Jabatan;
12. Pengalaman;
1. Pemeriksaan dan Penelitian
data pegawai dalam wilayah
hukum PT Jakarta yang
diusulkan dalam jabatan
Struktural dan Fungsional
2. Penyiapan rapat Baperjakat
untuk menentukan hasil
permohonan calon pemohon
3. Tahap penyiapan kelengkapan
berkas administrasi pegawai PT
Jakarta dan PN yang mendapat
persetujuan dari Baperjakat
4. Penyiapan dan Pengitikan surat
usulan jabatan ke Dirjen
Badilum MARI untuk jabatan
teknis dan ke Sekretaris MARI
untuk jabatan non teknis
5. Pengajuan surat usulan untuk
ditandatangani oleh Pejabat
yang berwenang
14 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
5
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
4. MUTASI PEGAWAI
8. UU Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok - Pokok Kepegawaian.
9. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
10. UU Nomor 49 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum
11. PP No 13 Tahun 2002 tentang
Pengangkatan Pegawai dalam
Jabatan Struktural / Fungsional
12. PP No 9 tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian
PNS
13. Perka BKN No. 35 Tahun 2011
tentang Penyusunan Pola Karir
PN dalam Jabatan Struktural
dan Fungsional
MUTASI NON FUNGSIONAL :
1. PNS yang bersangkutan
mengajukan permohonan pindah
secara hirarkis ke Instansi yang
dituju/menerima;
2. Apabila Instansi yang dituju
membutuhkan pegawai dan
menyetujui permohonan
tersebut, maka Pejabat Pembina
Kepegawaian yang dituju
menghubungi ( Secara Tertulis )
kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian asal, untuk
meminta persetujuan
3. Surat permintaan persetujuan
Instansi yang menerima
4. Surat pernyataan persetujuan
dari Instansi asal
5. Surat keputusan pangkat terakhir
6. Nota Usul surat pengantar usul
pindah Instansi diajukan oleh
Instansi yang menerima, dan
ditujukan kepada Kepala BKN
Pusat/Kantor Regional BKN
sesuai dengan wilayah kerjanya.
MUTASI FUNGSIONAL :
1. Penerimaan Berkas untuk
Memeriksa, meneliti
permohonan pindah di
lingkungan pengadilan se – DKI
Jakarta
2. Staf Mempersiapkan Rapat
Baperjakat tuntuk Menentukan
jenismutasi (mutasi masuk /
mutasi keluar)
3. Pembuatan surat usulan
persetujuan dari hasil
baperjakat
4. Pengajuan surat persetujan
untuk ditandatangani KPT
5. Mengajukan Surat Hasil
Baperjakat ke Instasi Terkait
10 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
6
1. Surat Permohonan;
2. Fotocopy sah Kartu Pegawai;
3. Fotocopy sah SK PNS;
4. Fotocopy sah SK Pangkat
Terakhir;
5. Fotocopy sah SK Jabatan
Terakhir;
6. Fotocopy sah Sertifikat
Pendidikan PP;
7. Fotocopy sah Ijazah S1/S2
Hukum/Hukum Islam;
8. Fotocopy sah DP 3 1 tahun
terakhir, setiap unsur bernilai
baik;
9. Asli surat rekomendasi dari 2
Hakim bahwa PNS tersebut
memenuhi syarat untuk
diusulkan dan diangkat menjadi
Panitera Pengganti;
10. Daftar Riwayat Hidup.
11. Surat pernyataan bersedia
ditempatkan di Pengadilan
Agama se-wilayah PTA
bermeterai Rp 6.000,-.
12. Surat pernyataan mengundurkan
diri dari jabatan struktural
bermeterai Rp 6.000,-.
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
7
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
5. PENSIUN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1969 tentang Pensiun Pegawai
Dan Pensiun Janda/Duda Pegawai;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/ Pemberhentian
Sementara Pegawai Negeri;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil, sebagaimana diubah dengan
PP Nomor 1 Tahun 1994 dan PP
Nomor 65 Tahun 2008;
7. Surat Edaran Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 04/SE/1980 tanggal 11
Pebruari 1980 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri
PENSIUN PENUH
1. Pas foto hitam putih 3x4 cm
sebanyak 7 lembar
2. Fotocopy sah SK Pengangkatan
CPNS dan PNS
3. Fotocopy sah SK Kenaikan
Pangkat terakhir
4. Fotocopy sah Kenaikan Gaji
Berkala terakhir
5. Fotocopy sah Karpeg
6. Fotocopy sah Karis/Karsu
7. Fotocopy sah Taspen
8. Daftar Susunan Keluarga
9. Fotocopy sah Akta Nikah
10. Fotocopy sah Akta Kelahiran
Anak
11. Surat Permintaan Pembayaran
Pensiun Pertama (SP-4)
12. Surat Keterangan alamat setelah
pensiun
13. SKP tahun terakhir
Masing-masing rangkap 3
Nomor 2 s.d. 7 disahkan Atasan Langsung
Nomor 8 s.d. 11 disahkan sampai Kecamatan
1. Pemeriksaan usulan pensiun
dari Pengadilan Negeri
2. Penelitian dan Pemeriksaan
kelengkapan berkas pensiun
pegawai PT
3. Penginputan usulan pensiun
pada SAPK.
4. Pengiriman Usulan Pensiun Ke
BKN Kanreg V Jakarta untuk
Gol IV/a kebawah
5. Pengetikan usulan pensiun
golongan IV/b ke atas untuk
pegawai PN & PT
6. Pengajuan usulan pegawai
pensiun pegawai PT dan PN
untuk ditandatangai KPT
7. Pengiriman usulan ke Dirjen
Badilum untuk tenaga teknis
dan ke Sekretaris Mahkamah
Agung untuk tenaga non teknis
8. Penerimaan dan Pencatatan
tembusan SK pensiun yang
bersangkutan
9. Pendistribusian SK Pensiun
14 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
8
Sipil;
8. Surat Edaran Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 02/SE/1987 tanggal
8Januari 1987 tentang Batas Usia
Pensiun Pegawai Negeri Sipil;
PENSIUN JANDA / DUDA
1. Surat permohonan pensiun Janda
/ Duda
2. Surat Permintaan Pembayaran
Pensiun Pertama
3. Daftar Susunan Keluarga yang
dibuat oleh Camat
4. Fotocopy akte nikah
5. Fotocopy Keterangan Kematian
6. Fotocopy Janda / Duda oleh
Lurah dan Camat
7. Fotocopy Akte Kelahiran Anak
8. Fotocopy SK Kepangkatan
Terakhir
9. Fotocopy SK CPNS dan SK PNS
10. Fotocopy KGB terakhir
11. Fotocopy DP3 tahun sebelumnya
12. Fotocopy KTP, KK, Karpeg,
Taspen
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
9
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR JANGKA
WAKTU BIAYA
KOMPETENSI PELAKSANA
6. CUTI PEGAWAI
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. PP Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti PNS
CUTI TAHUNAN :
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah
bekerja sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti
tahunan.
2. Lamanya cuti tahunan adalah 12
(dua belas) hari kerja.
3. Cuti tahunan tidak dapat
dipecah-pecah hingga jangka
waktu yang kurang dari 3 (tiga)
hari kerja.
4. Untuk mendapatkan cuti tahunan
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
5. Cuti tahunan diberikan secara
tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
6. Cuti tahunan yang akan
dijalankan ditempat yang sulit
perhubungannya, maka jangka
waktu cuti tahunan tersebut
dapat ditambah untuk paling
lama 14 (empat belas) hari.
7. Cuti tahunan yang tidak diambil
dalam tahun yang bersangkutan,
dapat diambil dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 18
(delapan belas) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam
1. Penerimaan surat permohonan
cuti (cuti tahunan, cuti sakit, cuti
besar, cuti bersalin atau cuti alas
an penting dari yang akan
mengajukan cuti.
2. Pengecekan buku control cuti
3. Pengetikan surat permohonan
cuti pegawai
4. Penyerahan Surat Permohonan
kepada Kasub untuk divalidasi
5. Pengajuan rekomendasi untuk
diteruskan kepada atasan
langsung pemohon
6. Pengetolam surat cuti Setelah
mendapat persetujuan dari
atasan pemohon
7. Pengajuan surat cuti untuk
ditandatangani KPT/ Panses
8. Distribusi surat cuti kepada
pemohon
5 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
10
tahun yang sedang berjalan.
8. Cuti tahunan yang tidak diambil
lebih dari 2 (dua) tahun berturut-
turut, dapat diambil dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 24
(dua puluh empat) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam
tahun yang sedang berjalan.
9. Namun, berdasarkan pasal 7
dinyatakan bahwa (1) Cuti
tahunan dapat ditangguhkan
pelaksanaannya oleh pejabat
yang berwenang memberikan
cuti paling lama 1 (satu) tahun,
apabila kepentingan dinas
mendesak. (2) Cuti tahunan yang
ditangguhkan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat
diambil dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk cuti tahunan
yang sedang berjalan.
CUTI BESAR :
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah
bekerja sekurang-kurangya 6
(enam) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti besar
yang lamanya 3 (tiga) bulan;
2. Pegawai Negeri Sipil yang
menjalani cuti besar tidak berhak
lagi atas cuti tahunannya dalam
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
11
tahun yang bersangkutan;
3. mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti;
4. Cuti besar diberikan secara
tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
5. Cuti besar dapat digunakan oleh
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama
CUTI SAKIT :
1. Setiap Pegawai Negeri Sipil yang
menderita sakit berhak atas cuti
sakit.
2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit
selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti sakit, dengan
ketentuan, bahwa ia harus
memberitahukan kepada
atasannya.
3. Pegawai Negeri Sipil yang sakit
lebih dari 2 (dua) hari sampai
dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan
ketentuan bahwa Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat
keterangan dokter.
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
12
4. Pegawai Negeri Sipil yang
menderita sakit lebih dari 14
(empat belas) hari berhak cuti
sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
5. Surat keterangan dokter antara
lain menyatakan tentang
perlunya diberikan cuti, lamanya
cuti dan keterangan lain yang
dipandang perlu.
6. Cuti sakit sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
7. Jangka waktu cuti sakit
sebagaimana dimaksud ayat (5)
dapat ditambah untuk paling
lama 6 (enam) bulan apabila
dipandang perlu berdasarkan
surat keterangan dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
8. Pegawai Negeri Sipil yang tidak
sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) dan
atau ayat (6), harus diuji kembali
kesehatannya oleh dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
9. Apabila berdasarkan hasil
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
13
pengujian kesehatan, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan
belum sembuh dari penyakitnya,
maka ia diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena
sakit dengan mendapat uang
tunggu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
10. Pegawai Negeri Sipil wanita yang
mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti sakit untuk
paling lama 1 1/2 (satu setengah)
bulan. Untuk mendapatkan cuti
sakit mengalami gugur
kandungan, Pegawai Negeri Sipil
wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat
keterangan dokter atau bidan.
11. Pegawai Negeri Sipil yang
mengalami kecelakaan dalam dan
oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga ia perlu
mendapatkan perawatan berhak
atas cuti sakit sampai ia sembuh
dari penyakitnya.
12. Selama menjalankan cuti sakit,
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan menerima
penghasilan penuh kecuali
tunjangan kinerja 13. Cuti sakit bagi Pegawai Negeri
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
14
Sipil yang sakit selama 1 (satu)
atau 2 (dua) hari cukup dicatat
oleh pejabat yang mengurus
kepegawaian. Sedangkan bagi
Pegawai Negeri Sipil yang sakit
lebih dari 2 (dua) hari diberikan
secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti
CUTI BERSALIN
1. Untuk persalinan anaknya yang
pertama, kedua, ketiga, Pegawai
Negeri Sipil wanita berhak atas
cuti bersalin.
2. Untuk persalinan anaknya yang
keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai Negeri Sipil wanita
diberikan cuti diluar tanggungan
Negara.
3. Lamanya cuti-cuti bersalin adalah
1 (satu) bulan sebelum dan 2
(dua) bulan sesudah persalinan.
4. Untuk mendapatkan cuti
bersalin, Pegawai Negeri Sipil
wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
5. Cuti bersalin diberikan secara
tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
6. Selama menjalankan cuti bersalin
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
15
Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan menerima
penghasilan penuh
CUTI KARENA ALASAN PENTING
1. Cuti Karena Alasan Penting
adalah cuti karena :
2. ibu, bapak, isteri/suami, anak,
adik, kakak, mertua atau
menantu sakit keras atau
meninggal dunia;
3. salah seorang anggota keluarga
yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut
ketentuan hukum yang berlaku
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengurus
hakhak dari anggota keluarganya
yang meninggal dunia itu;
4. melangsungkan perkawinan yang
pertama;
5. Lamanya cuti karena alasan
penting ditentukan oleh pejabat
yang berwenang memberikan
cuti untuk paling lama 2 (dua)
bulan.
6. Untuk mendapatkan cuti karena
alasan penting, Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara
tertulis dengan menyebutkan
alasan-alasannya kepada pejabat
yang berwenang memberikan
cuti.
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
16
7. Cuti karena alasan penting
diberikan secara tertulis oleh
pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
8. Dalam hal yang mendesak,
sehingga Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan tidak dapat
menunggu keputusan dari
pejabat yang berwenang
memberikan cuti, maka pejabat
yang tertinggi ditempat Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan
bekerja dapat memberikan izin
sementara untuk menjalankan
cuti karena alasan penting.
9. Pemberian izin sementara harus
segera diberitahukan kepada
pejabat yang berwenang
memberikan cuti oleh pejabat
yang memberikan izin
sementara.
10. Pejabat yang berwenang
memberikan cuti setelah
menerima pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) memberikan cuti karena
alasan penting kepada Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan
11. Selama menjalankan cuti karena
alasan penting, Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh
(kecuali tunjangan kinerja)
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
17
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN
NEGARA
1. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang
telah bekerja sekurang-kurangya
5 (lima) tahun secara terus
menerus karena alasan-alasan
pribadi yang penting dan
mendesak dapat diberikan cuti
diluar tanggungan Negara.
2. Cuti diluar tanggungan Negara
dapat diberikan untuk paling
lama 3 (tiga) tahun.
3. Jangka waktu cuti diluar
tanggungan Negara dapat
diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun apabila ada alasan-alasan
penting untuk
memperpanjangnya.
4. Cuti diluar tanggungan Negara
mengakibatkan Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya,
kecuali cuti diluar tanggungan
Negara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19 ayat (2).
5. Jabatan yang menjadi lowong
karena pemberian cuti diluar
tanggungan Negara dengan
segera dapat diisi.
6. Untuk mendapatkan cuti diluar
tanggungan Negara, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan tertulis
kepada pejabat yang berwenang
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
18
memberikan cuti disertai dengan
alasan-alasannya.
7. Cuti diluar tanggungan Negara,
hanya dapat diberikan dengan
surat keputusan pejabat yang
berwenang memberikan cuti
setelah mendapat persetujuan
dari Kepala Badan Administrasi
Kepegawain Negara.
8. Selama menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan
tidak berhak menerima
penghasilan dari Negara.
9. Selama menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara tidak
diperhitungkan sebagai masa
kerja Pegawai Negeri Sipil.
10. Pegawai Negeri Sipil yang tidak
melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis
masa menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara
diberhentikan dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
11. Pegawai Negeri Sipil yang
melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis
menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara, maka: a.
apabila ada lowongan
ditempatkan kembali ; b. apabila
tidak ada lowongan, maka
pimpinan instansi yang
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
19
bersangkutan melaporkannya
kepada Kepala Badan
Administrasi kepegawaian
Negara untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain ;
c. Apabila penempatan dimaksud
dalam huruf b tidak mungkin,
maka Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan
dengan mendapatkan hak-hak
kepegawaian menurut peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
Bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang sedang menjalankan cuti
tahunan, cuti besar, dan cuti
karena alasan penting, dapat
dipanggil kembali bekerja
apabila kepentingan dinas
mendesak dan sesuai.
Dalam hal Pemerintah
menganggap perlu, segala
macam cuti Pegawai Negeri Sipil
dapat ditangguhkan
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
20
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
7. PEMBUATAN
KARTU TASPEN
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan
Umum
4. PP Nomor 26 Tahun 1981 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri.
PEMBUATAN TASPEN BARU PNS
1. Fotocopy SK Pengangkatan
sebagai CPNS = 1 lbr (Dilegalisir)
2. Fotocopy SK Pengangkatan
sebagai PNS = 1 lbr (Dilegalisir)
3. Fotocopy daftar gaji yang pertama
sbg CPNS = 1 lbr (dilegalisir oleh
Bendaharawan IPB/pembuat
daftar gaji)
4. Fotocopy daftar gaji yang pertama
sebagai PNS = 1 lbr (dilegalisir
oleh Bendaharawan IPB/Pembuat
daftar gaji)
5. Fotocopy keterangan pembayaran
tunjangan keluarga (KP4) = 1 lbr
Untuk Pengurusan TASPEN yang
hilang persyaratan ditambah
dengan Surat Kehilangan dari
Kepolisian asli dan fotocopy = 2 lbr
1. Pemeriksaan berkas pegawai PT
dan uslan dari PN yang telah
diangkat menjadi PNS untuk di
daftarkan sebagai peserta
TASPEN
2. Pengetikan surat pengantar dan
usulan peserta TASPEN
3. Pengajuan Surat usulan beserta
berkas yang lengkap untuk
ditandatangani pimpinan
4. Pengajuan Usulan yang sudah
ditandatangani ke PT Taspen
5. Distribusi Kartu TASPEN
5 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
21
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
8.
PEMBUATAN KARTU ISTERI
(KARIS) / KARTU SUAMI (KARSU)
1. UU Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Kedua atas
UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok - Pokok Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum
4. Keputusan Kepala BAKN
Nomor 1158a tahun 1983
tanggal 25 April 1983 tentang
Kartu Istri / Suami PNS
5. Keputusan Kepala BKN Nomor
: 021/KEP/1988 Tanggal 27
Februari 1988 Tentang
Penggunaan Kartu PNS
(Karpeg) dan Kartu Istri/Suami
(Karis/Karsu)
1. Formulir Laporan Perkawinan
Pertama
2. Fotocopy Surat Nikah
3. Fotocopy SK CPNS
4. Fotocopy SK PNS 100%
5. Fotocopy SK Terakhir
6. Fotocopy SK Konversi NIP
7. Foto Suami / Istri hitam putih
(2×3 cm) sebanyak 4 lembar
seluruhnya dilegalisir sebanyak 2
lembar oleh Kepala Bagian
1. Penerimaan permohonan dari
pegawai yang bersangkutan
untuk membuat Karis / Karsu
2. Pembuatan usul penerbitan
Karis / Karsu pegawai yang
bersangkutan
3. Pengiriman usulan KARIS /
KARSU pegawai yang
bersangkutan kepada Kantor
BKN melalui Sub Bagian Umum
4. Distribusi KARIS / KARSU
5 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
22
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
9. PEMBUATAN
KARTU PEGAWAI (KARPEG)
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. Keputusan Kepala BAKN No:
066/KEP/1974 tentang Kartu
Pegawai Negeri Sipil
5. Keputusan Kepala BAKN No.
066/KEP/1974 tanggal 10 Oktober
1974 tentang Karpeg
1. Surat Pengantar dari Unit Kerja
2. Fotocopy SK CPNS
3. Fotocopy SK PNS 100%
4. Fotocopy SK terakhir
5. Fotocopy SK STTPL (Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan
PraJabatan)
6. Fotocopy SK Konversi NIP
7. Foto hitam putih (2×3 cm)
sebanyak 4 lembar
seluruhnya dilegalisir sebanyak 2
lembar oleh Kepala Bagian
1. Penerimaan permohonan
pembuatan KARPEG pegawai
PT dan PN
2. Pembuatan usul penerbitan
KARPEG pegawai yang
bersangkutan
3. Pengiriman usulan KARPEG
pegawai yang bersangkutan
kepada Kantor BKN melalui
Sub Bagian Umum
4. Distribusi KARPEG
5 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
23
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
10.
TANDA PENGHARGAAN
SATYALANCANA KARYA SATYA
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. PP Nomor 25 Tahun 1994 tentang
tanda penghargaan
5. PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
PERSYARATAN UMUM :
1. Dalam melaksanakan tugas
senantiasamenunjukan kesetiaa
n, pengabdian kecakapan,
kejujuran dan kedisiplinaanya
sehingga dapat dijadikan teladan
bagi setiap pegawai lain.
2. Telah memenuhi syarat masa
kerja terus menerus dan tidak
terputus:
3. Sekurang-kurangnya 10 tahun
untuk Satyalancana Karya Satya
Sepuluh Tahun.
4. Sekurang-kurangnya 20 tahun
untuk Satyalancana Karya Satya
Dua Puluh Tahun.
5. Sekurang-kurangnya 30 tahun
untuk Satyalancana Karya Satya
Tiga Puluh Tahun.
6. Yang dimaksud masa kerja diatas
adalah masa kerja dihitung sejak
Calon Pegawai Negeri
Sipil sampai dengan bulan
pengusulan Satyalancana Karya
Satya (tidak termasuk masa kerja
diluar Pegawai Negeri Sipil).
7. Melampirkan surat keterangan
tidak pernah dijatuhi Hukuman
Disiplin tingkat sedang dan
1. Menerima data nama Hakim dan
Pegawai calon penerima
penghargaan
2. Penyusunan data nama Hakim dan
Pegawai calon penerima
penghargaan
3. Melengkapi berkas Hakim dan
Pegawai yang diusulkan untuk
menerima tanda penghargaan
sesuai daftar usulan
4. Pengetikan surat usulan hakim dan
pegawai yang diusulkan mendapat
penghargaan satyalacana untuk
ditandatangani pimpinan
5. Penginputan Daftar Calon Penerima
pada Aplikasi I-Satya
6. Pengiriman surat usulan dan daftar
nama kepada Mahkamah Agung RI
melalui aplikasi I-Sataya dan
pengiriman berkas usulan melalui
bagian umum
8 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
24
berat yang ditanda tangani oleh
kepala Instansi.
8. Berakhlak dan berbudi pekerti
baik,
9. Selama kedinasan tidak pernah
melakasanakan Cuti Diluar
Tanggungan Negara.
PERSYARATAN ADMINISTRASI :
1. Satyalancana Karya Satya
Sepuluh Tahun.
Foto copy yang syah Surat
Keputusan
Pengangkatan sebagai Calon
PNS.
Foto copy yang syah Surat
Keputusan sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Foto copy yang syah Surat
Keputusan Pangkat dan
Jabatan terakhir.
Asli surat keterangan tidak
pernah dijatuhi Hukuman
Disiplin oleh kepala Instansi.
2. Satyalancana Karya Satya Dua
Puluh Tahun :
Foto copy yang sah Surat
Keputusan Pengangkatan
sebagai Calon PNS;
Foto copy yang sah Surat
Keputusan sebagai Pegawai
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
25
Negeri Sipil;
Foto copy yang sah Surat
Keputusan Pangkat dan
Jabatan Terakhir;
Asli surat keterangan tidak
pernah dijatuhi Hukuman
Disiplin ditanda tangani
pejabat Eselon II )
Foto copy Piagam
Satyalancana Karya Satya
Sepuluh Puluh Tahun (yang
sudah memiliki)
3. Untuk Satyalancana Karya Satya
Tiga Puluh Tahun :
Foto copy syah Surat
Keputusan
Pengangkatan sebagai Calon
PNS;
Foto copy syah Surat
Keputusan Pegawai Negeri
Sipil;
Foto copy syah Surat
Keputusan Pangkat dan
Jabatan terakhir;
Melampirkan surat
keterangan tidak pernah
dijatuhi Hukuman Disiplin
tingkat sedang dan
berat yang ditanda tangani
oleh kepala Instansi. ( harus
pejabat struktural esselon II ).
Foto copy Piagam
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
26
Satyalancana Karya Satya Dua
Puluh Tahun (yang sudah
memiliki)
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
27
NO JENIS
PELAYANAN DASAR HUKUM PERSYARATAN MEKANISME DAN PROSEDUR
JANGKA WAKTU
BIAYA KOMPETENSI PELAKSANA
11. DIKLAT
PRAJABATAN DAN UJIAN DINAS
1. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok
Kepegawaian.
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
3. UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
4. PP Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas PP Nomor 98
Tahun 2000 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil
5. PP Nomor 54 Tahun 2003 tentang
Perubahan atas PP Nomor 97
Tahun 2000 tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil
6. PP Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Kenaikan Pangkat PNS
PERSYARATAN PRAJABATAN :
1. Surat Perintah dari intasi tempat
bekerja
2. Pasphoto latar belakarng warna
merah :
3. Ukuran 4 x 6 = 6 Lbr
4. Ukuran 2 x 3 = 2 Lbr
5. Foto copy Sk 80 %
6. Surat Keterangan sehat dari
Dokter
PERSYARATAN UJIAN DINAS :
1. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua)
tahun dalam pangkat :
a. Pengatur Tk. I (II/d) untuk
Ujian Dinas Tingkat I;
b. Penata Tk.I (III/d) untuk Ujian
Dinas Tingkat II;
2. Tidak sedang dalam keadaan:
a. Diberhentikan sementara dari
jabatan ASN
b. Mendapat hukuman disiplin
sedang atau berat
c. Cuti di luar tanggungan
Negara
3. Mampu mengoperasikan
komputer.
1. Pengiriman Permintaan daftar
nama CPNS yang akan mengikuti
Diklat Prajabatan dan PNS yang
akan mengikuti ujian dinas pada PN
se – DKI
2. Pengetikan Surat Pengantar
Permintaan daftar nama CPNS yang
akan mengikuti Diklat Prajabatan
dan PNS yang akan mengikuti ujian
dinas pada PN se – DKI kemudian
diajukan untuk ditandatangani
pimpinan
3. Pengiriman daftar nama dan surat
tugas ke MA RI melalui sub bagian
umum
4. Meyampaikan Surat Tugas Kepada
yang bersangkutan
5. Verifikasi Data Calon Perserja Ujian
Dinas.
6. Pengiriman data Calon Peserta yang
lulus Verifikasi
7. Pelaksanaan Ujian Dinas Bagi Peserta
yang Lolos Verifikasi
8 Hari Kerja - 1. S1 Administrasi
2. S1 Hukum
3. S1 Manajemen
Informatika
STANDAR PELAYANAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
28
4. Dilengkapi dokumen pendukung
:
a. Usulan dari Pengadilan
Tingkat Banding atau Pejabat
Eselon II;
b. Surat keputusan pangkat
terakhir;
c. SKP 2 (dua) Tahun terakhir
dengan nilai baik;
d. Pas foto berwarna
menggunakan Pakaian Dinas
Korpri dengan latar belakang
merah yang diunggah (upload)
pada aplikasi pendaftaran;
e. Ijazah terakhir (bukan Surat
Keterangan Kelulusan) bagi
yang mengikuti Ujian
Penyesuaian Ijazah.
5. Telah mengunggah (upload)
seluruh berkas persyaratan
diatas pada aplikasi SIKEP.