Upload
nuttidiarafiyandi
View
224
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
powerpoint
Citation preview
Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak di PKT RSUPNCM
Ferryal Basbeth, Budi Sampurna, Djaja Surya AtmadjaPusat Krisis Terpadu
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUIJl. Salemba Raya 6 Jakarta, Tel:+62 21 3106976
Prinsip Pelayanan semua kasus
Korban jangan menunggu terlalu lamaTentukan jenis kasus yang akan di hadapiPeriksa korban dengan atau tanpa SPV (Surat Permintaan Visum)Ijin tertulis untuk semua pemeriksaanDokter didampingi perawat perempuan pada waktu melakukan pemeriksaanDokter segera mencatat dalam MR Serahkan VER hanya kepada polisiMemberikan konseling psikologi dan menawarkan bantuan hukum (kerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum yang ada) dan rumah aman
PASIEN / KORBAN
DOKTER TRIAGE
ANAMNESIS KONSELING
PEMERIKSAAN MEDIS DAN MEDIKOLEGAL
KONSULTASI PSIKOLOGIS
PENDAMPINGAN,SHELTER
BANTUAN HUKUM
KONSULTASI HUKUM
Macam-macam Pelayanan yang ada di PKT RSUPNCM
Penanganan kekerasan seksual terhadap Perempuan Penanganan kekerasan dalam rumah tanggaPenanganan Child Abuse and Neglect dan Sexual Child Abuse and neglect
Penanganan Kekerasan Seksual terhadap wanita (Rape Investigation)
Pahami definisi rape, pencabulan (molestation), sexual harassment, overspel, incest
Pahami aspek medikolegal termasuk VeR
Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada
Pahami Pendokumentasian Kasus
Definisi RapePerkosaan adalah persetubuhan diluar nikah dengan kekerasan atau dibawah ancaman kekerasan 12 th(ps 285).UU perlindungan AnakUU HAM no 26/2000UU KDRT no 23/2004Three elements are necessary to constitute the crime:– Sexual intercourse (Carnal knowledge)– Failure to seek or to obtain the consent of
the victim.– Force
Carnal knowledge is the slightest penetration of the labia minor by the penis.Hymeneal penetration or ejaculation is not necessary.Force may involve the use of violence, threat of violence or coercion.
Pahami Prosedur mediko-legal
Prosedur mediko-legal adalah tata-cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran
LINGKUP PROSEDUR MEDIKO-LEGAL
pengadaan visum et repertum, tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran,tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik , tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik,
Pahami Prosedur medikolegal
Definisi Visum Laporan tertulis yg dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik, memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensik terhadap benda bukti (baik korban hidup maupun mati) untuk keperluan peradilanLandasan hukum– PS 120 KUHAP– PS 133 KUHAP– PS 179 KUHAP
SANKSI HUKUM BILA MENOLAK
PASAL 216 KUHP Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti
perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
PEJABAT YG BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM
PASAL 133 KUHAP : PENYIDIKPASAL 6 (1) KUHAP :– PENYIDIK ADALAH :
• PEJABAT POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA• PEJABAT PNS TERTENTU YG DIBERI WEWENANG
KHUSUS OLEH UNDANG-UNDANG
YG MEMBUTUHKAN VISUM ET REPERTUM ADALAH KASUS PIDANA UMUM, SEHINGGA PENYIDIKNYA ADALAH POLISI.PENYIDIK PNS TIDAK BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM
PASAL 11 KUHAP :– PENYIDIK PEMBANTU MEMPUNYAI
WEWENANG SEPERTI TERSEBUT DALAM PASAL 7 (1), KECUALI MENGENAI PENAHANAN YANG WAJIB DIBERIKAN DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG DARI PENYIDIK.
– MENDATANGKAN AHLI ATAU MEMINTA VISUM ET REPERTUM BOLEH DILAKUKAN PENYIDIK PEMBANTU.
JADI, YANG BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM ADALAH :– PENYIDIK POLISI DAN – PENYIDIK PEMBANTU POLISI
PP NO 27 TAHUN 1983PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983(2) Penyidik adalah :
a.Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat PembantuLetnanDua polisi (Ajun Inspektur Dua)
PASAL 3 PP No 27 TAHUN 1983(2) Penyidik pembantu adalah :
a.Pejabat Polisi Negara RI tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua polisi;
b.Pejabat PNS tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu.
DOKTER DAN KORBAN(terutama diatur oleh Hk. Pidana)
KORBAN TIDAK SELALU PASIEN, KADANG “HANYA” SEBAGAI KLIENHUBUNGAN :– HUBUNGAN DOKTER-PASIEN tetap ada– HUBUNGAN DOKTER DENGAN PENYIDIK
(PEMINTA PEMERIKSAAN)“SEBAGIAN” DARI KLIEN (PASIEN) = BARANG BUKTI, HARUS DIDOKUMENTASIKAN DAN DIJADIKAN VISUM ET REPERTUM
NILAI HUKUM VERPS 184 KUHAP tentang alat
bukti yang sah, KET. SAKSI, KET. AHLI, SURAT, PETUNJUK, KETERANGAN TERDAKWA
PS 187© Surat yang dibuat oleh ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya atas dasar permintaan yang sah
KETENTUAN LAIN VER KORBAN HIDUP
• SURAT PERMINTAAN VER DAPAT “TERLAMBAT” :– KORBAN LUKA DIBAWA KE DOKTER
(RS) DULU SEBELUM KE POLISI– SPV MENYEBUTKAN PERISTIWA
PIDANA YANG DIMAKSUD– VER = SURAT KETERANGAN, JADI
DAPAT DIBUAT BERDASARKAN REKAM MEDIS (RM telah menjadi barang bukti sejak datang SPV)
– PEMBUATAN VER TANPA IJIN PASIEN, SEDANGKAN SKM LAIN HARUS DENGAN IJIN.
Format Visum et Repertum
• Pembukaan PRO JUSTITIA• Pendahuluan Identitas• Pemberitaan Hasil pemeriksaan
(objektif)• Kesimpulan Pendapat pemeriksa
(subjektif, ilmiah)• Penutup sumpah, ilmiah,
tandatangan, cap dsb
CONTOH VISUM ET REPERTUM
PEMBUKAAN
PENDAHULUAN
PEMBERITAAN
KESIMPULAN
PENUTUP
AnamnesaRiwayat kejadian:
– Sebelum• Kenal dengan pelaku? Diberi minuman?
Diancam? Dengan kata2 atau dengan senjata? Diberi iming2/janji2
– Selama • Melawan? Pelaku menggunakan kekerasan?
Berteriak? Pelaku menggunakan kondom? Terjadi penetrasi? Terjadi ejakulasi?
– Sesudah• Membasuh diri? Mandi? Ganti pakaian?
Kencing? Bab? Minum? Sikat gigi?Riwayat seksual:
– Menarche, menstruasi, sudah menikah atau belum? KB yang dipakai? Jumlah anak? Pernah aborsi? Dll
Tugas Dokter1. Yang harus dicari oleh dokter adalah
– Tanda tanda persetubuhan– Tanda-tanda kekerasan– Umur bila korban tidak tau tanggal lahir pasti– Pantas dikawin atau tidak
2. Go to3. Pembuatan Diskripsi Luka4. Pembuatan Kesimpulan
Tanda-tanda persetubuhan– Adanya robekan hymen (tidak selalu)– Adanya sperma dan cairan sperma (tidak
selalu)– Kehamilan dengan USG, test pack– PMS : GO, HIV, Sifilis dll
Tanda-tanda kekerasan– Cari luka luka memar biasanya mempunyai
tempat predileksi– Ambil darah atau urine untuk toksikologi
dan mikrobiologi
Umur, bila klien tidak mengetahui umurnya dengan pasti– Dari gigi – Radiologis
Pantas dikawin atau tidak– Menarche pertama umur berapa?– Tanda kelamin sekunder
Pengumpulan Barang Bukti. Ingat semuanya harus menggunakan label
Pada kasus yang masih baru, buka seluruh pakaian diatas selembar kertas berukuran 1 m x 1 m, untuk pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan
Pengumpulan barang bukti lainnya misalnya daun kering dan tanah yang melekat pada korban
Periksa memar pada mulut dan langit-langit pada persetubuhan oral
Pengumpulan barang bukti lainnya untuk pemeriksaan DNA
Bila ada bercak sperma pada tubuh, bila kering kerok dengan skalpel, bila basah gunakan kapas lidi dan masukkan dalam amplop
Status ginekologisDewasa Anak
Status Ginekologis
Nor
mal
Indikasi Pemeriksaan Inspekulo:
1. Di OK dan bila akan dilakukan tindakan
2. Dalam keadaan narkose umum
Kondiloma Akuminata
Pemeriksaan Laboratorium• Darah dan Urine untuk toksikologi
– Napza, Hipnotik, Alkohol dll– Kehamilan emergency pill
• Sperma : – Cairannya
• Fosfatase asam• Berberio• Florence
– Selnya• Dari swab Vagina : Malachite Green• Terjebak dalam kain: Baechi
– DNA Pada kasus-kasus Paternitas dan salome
Pemeriksaan dengan sinar UV
Fosfatase Asam
Berberio
Diskripsi lukaPada paha kanan sisi dalam 7 cm dibawah lipat paha terdapat luka memar berwarna hijau kebiruan berukuran 8 cmx 9 cm, disertai nyeri pada penekananPada bibir besar kanan terdapat memar berwarna biru kehitaman berukuran 3 cm x 5 cm, nyeri pada penekananPada pertemuan antara bibir kecil bagian belakang terdapat luka robek dangkal yang masih mengeluarkan sedikit darah berukuran 2 cm x 3 mmPada selaput dara terdapat robekan baru sampai dasar disertai bintik perdarahan pada posisi jam 7, type hymen adalah fimbriata
Contoh KesimpulanPada pemeriksaan terhadap wanita berusia dua puluh tiga tahun ini ditemukan robekan baru pada selaput dara pada posisi jam tujuh sampai dasar karena kekerasan tumpul yang menembus liang senggama (penetrasi). Selanjutnya pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya tanda-tanda persetubuhan. Selain itu pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya memar-memar pada badan dan anggota gerak karena kekerasan tumpul yang menurut sifat dan polanya sesuai dengan luka tangkis.
Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)
Lingkup KDRT: fisik, psikis, ekonomiTanda2 perempuan yang mengalami KDRT: Kurang pe de, merasa bodoh, tampak tua dari umurnya, nyeri tanpa tahu sebabnya, cemasTanda-tanda kekerasan: memar, cekik, gigi tanggal, patah tulang hidung, perdarahan pervaginamBila darurat berikan terapi sesuai dengan lukanya, ke poli mata? Poli THT? Bedah? Kebidanan?
Anamnesa: cari faktor latar belakang dan pencetus: sosek? Obat? PIL? WIL? Tekanan pekerjaan? Kejadian yang keberapa? Apakah sesuai dengan siklus KDRTPemeriksaan korban dengan konsen– Prinsip menjaga rahasia, kepercayaan
dan membatu pelayanan klien
Pembuatan visum, konseling, merujuk ke tkt advokasi yang terkait
Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)
Perlukah KDRT dilaporkan?
• MANDATORY REPORTING– Yg mengetahui WAJIB lapor ke
instansi penegak hukum, instansi perlindungan sipil
– Efek : resiko kekerasan lanjutan resiko krn ketidak
berdayaan dari korban• FACULTATIVE REPORTING
– Dilaporkan bila ada izin langsung / permintaan korban.
UU No 23 tahun 2004Pasal 15: setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya KDRT WAJIB melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk– Mencegah berlangsungnya TP– Memberikan perlindungan kepada
korban– Memberikan pertolongan darurat– Membantu proses pengajuan
permohonan penetapan perlindungan
Pasal 26 (1): korban berhak melaporkan secara langsung KDRT kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkaraPasal 26(2): korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan KDRT kepada pihak kepolisian …
UU No 23 tahun 2004
Kekerasan fisik: 5 tahun atau denda maksimal 15 juta pasal 44(1)Kekerasan fisik menyebabkan jatuh sakit atau luka berat: 10 tahun atau denda maks 30 juta pasal 44(2)Kekerasan fisik menyebabkan meninggal: 15 tahun atau denda maks 45 juta ps. 44(3)Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 5 juta ps. 44(4)
SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004
SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004
Kekerasan psikis: 3 tahun atau denda maks 9 juta ps. 45(1)
Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 3 juta ps. 45(2)
Kekerasan seksual: 12 tahun atau denda maks 36 juta ps. 46
SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004
• Memaksa orang serumah melakukan hubungan seksual: 4 tahun – 15 tahun atau denda 12 – 300 juta ps. 47
• Kekerasan seksual menyebabkan luka berat: 5 tahun – 20 tahun atau denda maks 25 – 500 juta ps. 48
SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004
Menelantarkan orang serumah atau menyebabkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan atau melarang bekerja yang layak di dalam atau diluar rumah tangga sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut: 3 tahun atau denda maks 15 juta ps. 49
Tugas Dokter
Pemeriksaan, pengobatan (asas rujukan)Diskripsi lukaPencatatan dan pendokumentasianPembuatan visumMenentukan derajad luka karena ini berhubungan dengan hukuman pelaku
Contoh diskripsi luka
Pada dahi kanan 7 cm GPD, 5 cm grs batas rambut depan terdapat luka memar berwarna merah kehijauan berukuran 5 cm x 6 cmPada tangan kanan sisi dalam mulai 6,5 cm di atas lipat siku sampai 8 cm dibawah lipat siku terdapat luka memar berwarna merah ungu berukuran 14,5 cm x 7 cm disertai nyeri pada penekanan
Diskripsi luka• Pada leher kanan 2 cm dibawah
jakun terdapat 5 buah luka lecet tekan yang berbentuk bulan sabit yang terbesar berukuran 1,5 cm x 2 mm yang terkecil berukuran 5 mm x 2 mm
Jangan lupa mencari luka2 kekerasan karena ditinju atau dibekap pada mulut.
Biasanya luka-luka di mulut bentuknya seperti sariawan
Cara penentuan derajad luka
• Lihat luka2 yang terdapat seluruh tubuh• Memar yang samar dapat dilihat dari sinar UV
(Ultra Violet)• Memar hanya sedikt dan tidak memerlukan
perawatan dokter dpt dimasukkan derajad 1• Bila memar terdapat seluruh tubuh minimal
derajad 2• Luka cekek walaupun hanya berupa luka lecet
tekan dan tidak memerlukan terapi derajad 3• Luka robek karena kekerasan tajam minimal
derajad 2 (apakah mengancam kehidupan? derajad 3)
• Luka derajad 2 adalah luka yang memerlukan perawatan dokter
Korban KDRT di Kamar Otopsi atau DOA (Death on Arrival)
Periksa bahwa warna memar yang beraneka warna diseluruh tubuh
Tanya riwayat kejadian kepada keluarga korban dengan cross check
Lapor polisi mengenai kejadian ini
Pada waktu otopsi periksa apakah ada penyakit2 kronis lainnya spt TBC, ulcus peptik ok ditelantarkan suami
• KDRT
POLISI LSM
• DOKTER
• PEMERIKSAAN pembuatan VeR penuntutan
• Terapi perwalian anak• Pencegahan dsb• Penuntutan
Pemeriksaan thdp kasus Child Abuse and Neglect (CAN)
Korban datang sering datang diantar orang tua,dengan keluhan “anak terjatuh dari tangga” pada pemeriksaan banyak memar yang berwarna warni, pada pemeriksaan Radiologis sering ditemukan multiple frakturPenemuan dokter saat pemeriksaan (accidental): pengetahuan, kepekaan dokter, kelengkapan sarana diagnosis, SOP RS
Pelaku : orang tua atau pengasuh yang sengaja, kebablasan karena tidak tahu akibatnya,atau sakit jiwa atau pelaku dulunya korban child abuse jugaPelaporan “iceberg phenomena” oleh karena dianggap disiplin keluarga (discipline killing) atau cara mendidik anakKadang pelaporan sudah terlambat: bahkan si anak sudah meninggal baru dilaporkan
Dokter Temuan tak sengaja: ada
kesenjangan keluhan dan luka-luka, luka lebih banyak, lebih parah, salah lokasi
Fraktur Perdarahan Subdural Memar jaringan lunak Hematom pada kulit Malnutrisi
Battered Child Syndrome
Child abuse Setua peradaban manusia: budaya ? Laporan pertama CA 1906: patah tulang Caffei,1946: perdarahan subdural dan patah tulang Wooley: multiple fracture Henry Kempe,1962: istilah Battered Child
Syndrome
Definisi CAN
Physical or mental injury, sexual abuse, negligent treatment or maltreatment
Of a child under the age of 18 By a person who is responsible for the child
welfare Under the circumstances which indicate that the
child health or welfare is harmed or threatened
(The Child Abuse Prevention and Treatment Act, USA, 1974)
Ruang lingkup CANNegligent treatment and maltreatment of children by family membersNegligent treatment and maltreatment of children in institutionExploitation of children outside the family: pornography and prostitution, exploitation of juvenile laborOthers
(International Union for Children Welfare, 1981)
Penyebab Child AbuseFaktor anak
Mental retardedPerilaku buruk, Fisik
anak,CacatKegagalan anak,
Unwanted,Adopsi,Kembar Faktor orangtua
Pecandu NAPZA,Kelainan kepribadian dan jiwa
Mantan korban abuse,Orangtua tunggal/tiri
Pola asuh dan didik, Kurang pengetahuan
Situasi keluargaBanyak anak,Baby
sitter/pembantuKeluarga terisolasi, Sos-ek-
pol: miskin, padat lingkungan, pengangguran,
Faktor Pencetus
Anak cengeng, menangis tengah malam
Anak sulit makanAnak sering ngompolAnak yang agak besar: mencuri,
berbohong, melawan
Pemeriksaan Fisik CANSuperfisial (kulit): memar, lecet, laserasi, cakar, gigit, tusuk, jarum, cubit, jerat, kuku / rambut avulsi, luka bakar dan lepuh, luka kimiaLesi dalam: hematom, cedera mulut, jeratFraktur, dislokasi, cedera periostealCedera organ dalam (lambung, usus, viscera, paru-paru)
Pemeriksaan Fisik CANCedera intra kranial (termasuk mata) dan spinal: whiplash, shaken, hematom subdural, perdarahan otak, kontusio atau edema, cedera medulla spinalisAsfiksia, tenggelam dan keracunanKelainan buatan (pura-pura): Munchausen by proxy
Pemeriksaan Radiologi
a) Mencari trauma tersembunyi dan trauma lama
b) SCAN dibawah 1 tahun: 80 % fraktur tersembunyi
c) SCAN dibawah 2 tahun: bone survey
d) Indikasi CA: fraktur multipel (variasi proses penyembuhan)
e) Trauma kapitis: CT scan dan / atau MRI
Pemeriksaan RadiologiRonsen thoraks: fraktur iga, pneumothoraks, efusi atau hematothoraksFoto dada dan abdomen AP dan lateral: posisi terlentang dan tegak utk visualisasi air fluid level (perforasi usus)Foto polos abdomen (BNO): deteksi perdarahan intraperitoneal dan asitesCT scan: cedera paru-paru, organ abdomen padat, pankreas dan perdarahan duodenum
INDIKASI SCAN PSIKOLOGIS Fisik: keluhan psikosomatis, failure to
thrive tanpa penyebab yang jelas Perilaku: pengakuan, inkonsisten,
takut berlebihan, respons mencari perlindungan, pasif / agresif, lari, nakal
Suka mencederai diri, tentamen suicide, gg. tidur, takut kontak mata
Tak sesuai umur: kekanak-kanakan atau terlalu dewasa
Indikasi Child Neglect Failure to thrive: fisik dan mental Malnutrisi tanpa sebab jelas Dehidrasi Luka atau penyakit yang dibiarkan Tanpa imunisasi dasar Higiene buruk: kulit, rambut, gigi Pakaian lusuh dan kotor Keterlambatan tumbuh kembang Keadaan umum lemah, letargi dan
lelah Anak pasif, depresi
CHILD ABUSE FISIKAnamnesis rinciPemeriksaan fisik lengkap dan rinci, foto berwarnaPola tumbuh kembangFoto ronsenPenilaian pendengaranPerilaku: psikiater/ psikologPemeriksaan fisik saudara kandungMed.rec lengkap dan rinci
Child Abuse Seksual
Tatalaksana delik susilaPengobatan trauma fisikPengobatan trauma psikologisPengobatan / pencegahan PHSPengobatan / pencegahan kehamilanPengumpulan bukti: pencarian pelaku (kerokan kuku, sperma, rambut, dll)
PROSES HUKUMProsedur pelaporan ke penyidik: pasal 108 KUHAPSOP Rumah SakitPerlindungan saksiJika ada SPV: buat Visum et RepertumUntuk hasil optimal: pembuatan VER sebaiknya oleh Spesialis Forensik (penjelasan pasal 133(1) KUHAP)
PROSES HUKUMPasal 10 UU no. 4 thn 1979 tentang
Kesejahteraan Anak: pencabutan kuasa asuh OT yang terbukti melalaikan kesejahteraan anak
PP ?UU tentang kewajiban melaporkan
kasus SCAN ??UU tentang perlindungan saksi
(yang melaporkan) ??
Perlindungan AnakAnak sangat dependen terhadap orangtua, pengasuh dan keluargaPadahal pelakunya justru orangtua, pengasuh atau keluargaPenilaian tentang CARA PROTEKSI anak pasca diagnosisPeran LPA, LSM, pekerja sosial dan negara
Penutup PUSAT KRISIS TERPADU:
– Pemberian layanan medis, medikolegal, Psikososial
– Pembuktian Ilmiah– Meningkatkan kesadaran masyarakat– Advokasi reformasi hukum dan
penegakan hukum yang konsekuen Perlu Mitra kerja Perlu advokasi pendanaan
– Pemerintah Daerah
Penutup (2)PUSAT KRISIS TERPADU Adalah salah satu mata rantai dalam penatalaksanaan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
Sekaligus salah satu komponen jaringan yang mengadvokasi terbentuknya masyarakat yang non diskriminatif terhadap perempuan dan anak
Tip Fotografi
Gunakan lensa makro dengan fokus panjang (90-105 mm): detil bagusHematom: ambil dengan beberapa jarak : detil, pola, posisi relatifGunakan latar belakang yang netral: kain bedah hijauMemar pucat atau tipis:lighting studio atau kurangi exposure
Jakarta, 30 Mei 2005Jakarta, 30 Mei 2005
Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada
Merupakan kurikulum baru selama beberapa tahun belakangan iniYang harus di ingat bahwa pemeriksaan medis ini harus seteliti mungkin dan sensitive genderTenaga kesehatan sebaiknya di training mengenai miskonsepsi pada istilah perkosaanPemeriksaan meliputi riwayat kejadian, pemeriksaan fisik, dan pengumpulan barang buktiDokter sebaiknya didampingi perawat atau orang ketiga pada waktu melakukan pemeriksaan iniTenaga kesehatan sebaiknya menerangkan tindakan apa yang akan dilakukanSelalu menggunakan informed consent termasuk fotografi
Luka-luka fisik