89
Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di PKT RSUPNCM Ferryal Basbeth, Budi Sampurna, Djaja Surya Atmadja Pusat Krisis Terpadu Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI Jl. Salemba Raya 6 Jakarta, Tel:+62 21 3106976 [email protected]

Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

powerpoint

Citation preview

Page 1: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan

Anak di PKT RSUPNCM

Ferryal Basbeth, Budi Sampurna, Djaja Surya AtmadjaPusat Krisis Terpadu

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUIJl. Salemba Raya 6 Jakarta, Tel:+62 21 3106976

[email protected]

Page 2: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Prinsip Pelayanan semua kasus

Korban jangan menunggu terlalu lamaTentukan jenis kasus yang akan di hadapiPeriksa korban dengan atau tanpa SPV (Surat Permintaan Visum)Ijin tertulis untuk semua pemeriksaanDokter didampingi perawat perempuan pada waktu melakukan pemeriksaanDokter segera mencatat dalam MR Serahkan VER hanya kepada polisiMemberikan konseling psikologi dan menawarkan bantuan hukum (kerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum yang ada) dan rumah aman

Page 3: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PASIEN / KORBAN

DOKTER TRIAGE

ANAMNESIS KONSELING

PEMERIKSAAN MEDIS DAN MEDIKOLEGAL

KONSULTASI PSIKOLOGIS

PENDAMPINGAN,SHELTER

BANTUAN HUKUM

KONSULTASI HUKUM

Page 4: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Macam-macam Pelayanan yang ada di PKT RSUPNCM

Penanganan kekerasan seksual terhadap Perempuan Penanganan kekerasan dalam rumah tanggaPenanganan Child Abuse and Neglect dan Sexual Child Abuse and neglect

Page 5: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Penanganan Kekerasan Seksual terhadap wanita (Rape Investigation)

Pahami definisi rape, pencabulan (molestation), sexual harassment, overspel, incest

Pahami aspek medikolegal termasuk VeR

Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada

Pahami Pendokumentasian Kasus

Page 6: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Definisi RapePerkosaan adalah persetubuhan diluar nikah dengan kekerasan atau dibawah ancaman kekerasan 12 th(ps 285).UU perlindungan AnakUU HAM no 26/2000UU KDRT no 23/2004Three elements are necessary to constitute the crime:– Sexual intercourse (Carnal knowledge)– Failure to seek or to obtain the consent of

the victim.– Force

Page 7: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Carnal knowledge is the slightest penetration of the labia minor by the penis.Hymeneal penetration or ejaculation is not necessary.Force may involve the use of violence, threat of violence or coercion.

Page 8: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pahami Prosedur mediko-legal

Prosedur mediko-legal adalah tata-cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran

Page 9: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

LINGKUP PROSEDUR MEDIKO-LEGAL

pengadaan visum et repertum, tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran,tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik , tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik,

Page 10: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pahami Prosedur medikolegal

Definisi Visum Laporan tertulis yg dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik, memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensik terhadap benda bukti (baik korban hidup maupun mati) untuk keperluan peradilanLandasan hukum– PS 120 KUHAP– PS 133 KUHAP– PS 179 KUHAP

Page 11: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

SANKSI HUKUM BILA MENOLAK

PASAL 216 KUHP Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti

perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

Page 12: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PEJABAT YG BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM

PASAL 133 KUHAP : PENYIDIKPASAL 6 (1) KUHAP :– PENYIDIK ADALAH :

• PEJABAT POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA• PEJABAT PNS TERTENTU YG DIBERI WEWENANG

KHUSUS OLEH UNDANG-UNDANG

YG MEMBUTUHKAN VISUM ET REPERTUM ADALAH KASUS PIDANA UMUM, SEHINGGA PENYIDIKNYA ADALAH POLISI.PENYIDIK PNS TIDAK BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM

Page 13: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PASAL 11 KUHAP :– PENYIDIK PEMBANTU MEMPUNYAI

WEWENANG SEPERTI TERSEBUT DALAM PASAL 7 (1), KECUALI MENGENAI PENAHANAN YANG WAJIB DIBERIKAN DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG DARI PENYIDIK.

– MENDATANGKAN AHLI ATAU MEMINTA VISUM ET REPERTUM BOLEH DILAKUKAN PENYIDIK PEMBANTU.

JADI, YANG BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM ADALAH :– PENYIDIK POLISI DAN – PENYIDIK PEMBANTU POLISI

Page 14: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PP NO 27 TAHUN 1983PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983(2) Penyidik adalah :

a.Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat PembantuLetnanDua polisi (Ajun Inspektur Dua)

PASAL 3 PP No 27 TAHUN 1983(2) Penyidik pembantu adalah :

a.Pejabat Polisi Negara RI tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua polisi;

b.Pejabat PNS tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu.

Page 15: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

DOKTER DAN KORBAN(terutama diatur oleh Hk. Pidana)

KORBAN TIDAK SELALU PASIEN, KADANG “HANYA” SEBAGAI KLIENHUBUNGAN :– HUBUNGAN DOKTER-PASIEN tetap ada– HUBUNGAN DOKTER DENGAN PENYIDIK

(PEMINTA PEMERIKSAAN)“SEBAGIAN” DARI KLIEN (PASIEN) = BARANG BUKTI, HARUS DIDOKUMENTASIKAN DAN DIJADIKAN VISUM ET REPERTUM

Page 16: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

NILAI HUKUM VERPS 184 KUHAP tentang alat

bukti yang sah, KET. SAKSI, KET. AHLI, SURAT, PETUNJUK, KETERANGAN TERDAKWA

PS 187© Surat yang dibuat oleh ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya atas dasar permintaan yang sah

Page 17: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

KETENTUAN LAIN VER KORBAN HIDUP

• SURAT PERMINTAAN VER DAPAT “TERLAMBAT” :– KORBAN LUKA DIBAWA KE DOKTER

(RS) DULU SEBELUM KE POLISI– SPV MENYEBUTKAN PERISTIWA

PIDANA YANG DIMAKSUD– VER = SURAT KETERANGAN, JADI

DAPAT DIBUAT BERDASARKAN REKAM MEDIS (RM telah menjadi barang bukti sejak datang SPV)

– PEMBUATAN VER TANPA IJIN PASIEN, SEDANGKAN SKM LAIN HARUS DENGAN IJIN.

Page 18: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Format Visum et Repertum

• Pembukaan PRO JUSTITIA• Pendahuluan Identitas• Pemberitaan Hasil pemeriksaan

(objektif)• Kesimpulan Pendapat pemeriksa

(subjektif, ilmiah)• Penutup sumpah, ilmiah,

tandatangan, cap dsb

Page 19: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

CONTOH VISUM ET REPERTUM

PEMBUKAAN

PENDAHULUAN

PEMBERITAAN

KESIMPULAN

PENUTUP

Page 20: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

AnamnesaRiwayat kejadian:

– Sebelum• Kenal dengan pelaku? Diberi minuman?

Diancam? Dengan kata2 atau dengan senjata? Diberi iming2/janji2

– Selama • Melawan? Pelaku menggunakan kekerasan?

Berteriak? Pelaku menggunakan kondom? Terjadi penetrasi? Terjadi ejakulasi?

– Sesudah• Membasuh diri? Mandi? Ganti pakaian?

Kencing? Bab? Minum? Sikat gigi?Riwayat seksual:

– Menarche, menstruasi, sudah menikah atau belum? KB yang dipakai? Jumlah anak? Pernah aborsi? Dll

Page 21: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Tugas Dokter1. Yang harus dicari oleh dokter adalah

– Tanda tanda persetubuhan– Tanda-tanda kekerasan– Umur bila korban tidak tau tanggal lahir pasti– Pantas dikawin atau tidak

2. Go to3. Pembuatan Diskripsi Luka4. Pembuatan Kesimpulan

Page 22: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Tanda-tanda persetubuhan– Adanya robekan hymen (tidak selalu)– Adanya sperma dan cairan sperma (tidak

selalu)– Kehamilan dengan USG, test pack– PMS : GO, HIV, Sifilis dll

Tanda-tanda kekerasan– Cari luka luka memar biasanya mempunyai

tempat predileksi– Ambil darah atau urine untuk toksikologi

dan mikrobiologi

Page 23: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Umur, bila klien tidak mengetahui umurnya dengan pasti– Dari gigi – Radiologis

Pantas dikawin atau tidak– Menarche pertama umur berapa?– Tanda kelamin sekunder

Page 24: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pengumpulan Barang Bukti. Ingat semuanya harus menggunakan label

Page 25: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pada kasus yang masih baru, buka seluruh pakaian diatas selembar kertas berukuran 1 m x 1 m, untuk pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan

Page 26: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pengumpulan barang bukti lainnya misalnya daun kering dan tanah yang melekat pada korban

Page 27: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Periksa memar pada mulut dan langit-langit pada persetubuhan oral

Page 28: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pengumpulan barang bukti lainnya untuk pemeriksaan DNA

Page 29: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Bila ada bercak sperma pada tubuh, bila kering kerok dengan skalpel, bila basah gunakan kapas lidi dan masukkan dalam amplop

Page 30: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Status ginekologisDewasa Anak

Page 31: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Status Ginekologis

Page 32: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 33: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 34: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Nor

mal

Page 35: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 36: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 37: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 38: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 39: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Indikasi Pemeriksaan Inspekulo:

1. Di OK dan bila akan dilakukan tindakan

2. Dalam keadaan narkose umum

Page 40: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 41: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Kondiloma Akuminata

Page 42: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 43: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT
Page 44: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan Laboratorium• Darah dan Urine untuk toksikologi

– Napza, Hipnotik, Alkohol dll– Kehamilan emergency pill

• Sperma : – Cairannya

• Fosfatase asam• Berberio• Florence

– Selnya• Dari swab Vagina : Malachite Green• Terjebak dalam kain: Baechi

– DNA Pada kasus-kasus Paternitas dan salome

Page 45: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan dengan sinar UV

Page 46: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Fosfatase Asam

Page 47: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Berberio

Page 48: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Diskripsi lukaPada paha kanan sisi dalam 7 cm dibawah lipat paha terdapat luka memar berwarna hijau kebiruan berukuran 8 cmx 9 cm, disertai nyeri pada penekananPada bibir besar kanan terdapat memar berwarna biru kehitaman berukuran 3 cm x 5 cm, nyeri pada penekananPada pertemuan antara bibir kecil bagian belakang terdapat luka robek dangkal yang masih mengeluarkan sedikit darah berukuran 2 cm x 3 mmPada selaput dara terdapat robekan baru sampai dasar disertai bintik perdarahan pada posisi jam 7, type hymen adalah fimbriata

Page 49: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Contoh KesimpulanPada pemeriksaan terhadap wanita berusia dua puluh tiga tahun ini ditemukan robekan baru pada selaput dara pada posisi jam tujuh sampai dasar karena kekerasan tumpul yang menembus liang senggama (penetrasi). Selanjutnya pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya tanda-tanda persetubuhan. Selain itu pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya memar-memar pada badan dan anggota gerak karena kekerasan tumpul yang menurut sifat dan polanya sesuai dengan luka tangkis.

Page 50: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)

Lingkup KDRT: fisik, psikis, ekonomiTanda2 perempuan yang mengalami KDRT: Kurang pe de, merasa bodoh, tampak tua dari umurnya, nyeri tanpa tahu sebabnya, cemasTanda-tanda kekerasan: memar, cekik, gigi tanggal, patah tulang hidung, perdarahan pervaginamBila darurat berikan terapi sesuai dengan lukanya, ke poli mata? Poli THT? Bedah? Kebidanan?

Page 51: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Anamnesa: cari faktor latar belakang dan pencetus: sosek? Obat? PIL? WIL? Tekanan pekerjaan? Kejadian yang keberapa? Apakah sesuai dengan siklus KDRTPemeriksaan korban dengan konsen– Prinsip menjaga rahasia, kepercayaan

dan membatu pelayanan klien

Pembuatan visum, konseling, merujuk ke tkt advokasi yang terkait

Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)

Page 52: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Perlukah KDRT dilaporkan?

• MANDATORY REPORTING– Yg mengetahui WAJIB lapor ke

instansi penegak hukum, instansi perlindungan sipil

– Efek : resiko kekerasan lanjutan resiko krn ketidak

berdayaan dari korban• FACULTATIVE REPORTING

– Dilaporkan bila ada izin langsung / permintaan korban.

Page 53: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

UU No 23 tahun 2004Pasal 15: setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya KDRT WAJIB melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk– Mencegah berlangsungnya TP– Memberikan perlindungan kepada

korban– Memberikan pertolongan darurat– Membantu proses pengajuan

permohonan penetapan perlindungan

Page 54: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pasal 26 (1): korban berhak melaporkan secara langsung KDRT kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkaraPasal 26(2): korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan KDRT kepada pihak kepolisian …

UU No 23 tahun 2004

Page 55: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Kekerasan fisik: 5 tahun atau denda maksimal 15 juta pasal 44(1)Kekerasan fisik menyebabkan jatuh sakit atau luka berat: 10 tahun atau denda maks 30 juta pasal 44(2)Kekerasan fisik menyebabkan meninggal: 15 tahun atau denda maks 45 juta ps. 44(3)Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 5 juta ps. 44(4)

SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004

Page 56: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004

Kekerasan psikis: 3 tahun atau denda maks 9 juta ps. 45(1)

Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 3 juta ps. 45(2)

Kekerasan seksual: 12 tahun atau denda maks 36 juta ps. 46

Page 57: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004

• Memaksa orang serumah melakukan hubungan seksual: 4 tahun – 15 tahun atau denda 12 – 300 juta ps. 47

• Kekerasan seksual menyebabkan luka berat: 5 tahun – 20 tahun atau denda maks 25 – 500 juta ps. 48

Page 58: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

SANKSI PIDANA KDRTUU No 23 tahun 2004

Menelantarkan orang serumah atau menyebabkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan atau melarang bekerja yang layak di dalam atau diluar rumah tangga sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut: 3 tahun atau denda maks 15 juta ps. 49

Page 59: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Tugas Dokter

Pemeriksaan, pengobatan (asas rujukan)Diskripsi lukaPencatatan dan pendokumentasianPembuatan visumMenentukan derajad luka karena ini berhubungan dengan hukuman pelaku

Page 60: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Contoh diskripsi luka

Pada dahi kanan 7 cm GPD, 5 cm grs batas rambut depan terdapat luka memar berwarna merah kehijauan berukuran 5 cm x 6 cmPada tangan kanan sisi dalam mulai 6,5 cm di atas lipat siku sampai 8 cm dibawah lipat siku terdapat luka memar berwarna merah ungu berukuran 14,5 cm x 7 cm disertai nyeri pada penekanan

Page 61: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Diskripsi luka• Pada leher kanan 2 cm dibawah

jakun terdapat 5 buah luka lecet tekan yang berbentuk bulan sabit yang terbesar berukuran 1,5 cm x 2 mm yang terkecil berukuran 5 mm x 2 mm

Jangan lupa mencari luka2 kekerasan karena ditinju atau dibekap pada mulut.

Biasanya luka-luka di mulut bentuknya seperti sariawan

Page 62: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Cara penentuan derajad luka

• Lihat luka2 yang terdapat seluruh tubuh• Memar yang samar dapat dilihat dari sinar UV

(Ultra Violet)• Memar hanya sedikt dan tidak memerlukan

perawatan dokter dpt dimasukkan derajad 1• Bila memar terdapat seluruh tubuh minimal

derajad 2• Luka cekek walaupun hanya berupa luka lecet

tekan dan tidak memerlukan terapi derajad 3• Luka robek karena kekerasan tajam minimal

derajad 2 (apakah mengancam kehidupan? derajad 3)

• Luka derajad 2 adalah luka yang memerlukan perawatan dokter

Page 63: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Korban KDRT di Kamar Otopsi atau DOA (Death on Arrival)

Periksa bahwa warna memar yang beraneka warna diseluruh tubuh

Tanya riwayat kejadian kepada keluarga korban dengan cross check

Lapor polisi mengenai kejadian ini

Pada waktu otopsi periksa apakah ada penyakit2 kronis lainnya spt TBC, ulcus peptik ok ditelantarkan suami

Page 64: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

• KDRT

POLISI LSM

• DOKTER

• PEMERIKSAAN pembuatan VeR penuntutan

• Terapi perwalian anak• Pencegahan dsb• Penuntutan

Page 65: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan thdp kasus Child Abuse and Neglect (CAN)

Korban datang sering datang diantar orang tua,dengan keluhan “anak terjatuh dari tangga” pada pemeriksaan banyak memar yang berwarna warni, pada pemeriksaan Radiologis sering ditemukan multiple frakturPenemuan dokter saat pemeriksaan (accidental): pengetahuan, kepekaan dokter, kelengkapan sarana diagnosis, SOP RS

Page 66: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pelaku : orang tua atau pengasuh yang sengaja, kebablasan karena tidak tahu akibatnya,atau sakit jiwa atau pelaku dulunya korban child abuse jugaPelaporan “iceberg phenomena” oleh karena dianggap disiplin keluarga (discipline killing) atau cara mendidik anakKadang pelaporan sudah terlambat: bahkan si anak sudah meninggal baru dilaporkan

Page 67: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Dokter Temuan tak sengaja: ada

kesenjangan keluhan dan luka-luka, luka lebih banyak, lebih parah, salah lokasi

Fraktur Perdarahan Subdural Memar jaringan lunak Hematom pada kulit Malnutrisi

Battered Child Syndrome

Page 68: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Child abuse Setua peradaban manusia: budaya ? Laporan pertama CA 1906: patah tulang Caffei,1946: perdarahan subdural dan patah tulang Wooley: multiple fracture Henry Kempe,1962: istilah Battered Child

Syndrome

Page 69: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Definisi CAN

Physical or mental injury, sexual abuse, negligent treatment or maltreatment

Of a child under the age of 18 By a person who is responsible for the child

welfare Under the circumstances which indicate that the

child health or welfare is harmed or threatened

(The Child Abuse Prevention and Treatment Act, USA, 1974)

Page 70: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Ruang lingkup CANNegligent treatment and maltreatment of children by family membersNegligent treatment and maltreatment of children in institutionExploitation of children outside the family: pornography and prostitution, exploitation of juvenile laborOthers

(International Union for Children Welfare, 1981)

Page 71: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Penyebab Child AbuseFaktor anak

Mental retardedPerilaku buruk, Fisik

anak,CacatKegagalan anak,

Unwanted,Adopsi,Kembar Faktor orangtua

Pecandu NAPZA,Kelainan kepribadian dan jiwa

Mantan korban abuse,Orangtua tunggal/tiri

Pola asuh dan didik, Kurang pengetahuan

Situasi keluargaBanyak anak,Baby

sitter/pembantuKeluarga terisolasi, Sos-ek-

pol: miskin, padat lingkungan, pengangguran,

Page 72: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Faktor Pencetus

Anak cengeng, menangis tengah malam

Anak sulit makanAnak sering ngompolAnak yang agak besar: mencuri,

berbohong, melawan

Page 73: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan Fisik CANSuperfisial (kulit): memar, lecet, laserasi, cakar, gigit, tusuk, jarum, cubit, jerat, kuku / rambut avulsi, luka bakar dan lepuh, luka kimiaLesi dalam: hematom, cedera mulut, jeratFraktur, dislokasi, cedera periostealCedera organ dalam (lambung, usus, viscera, paru-paru)

Page 74: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan Fisik CANCedera intra kranial (termasuk mata) dan spinal: whiplash, shaken, hematom subdural, perdarahan otak, kontusio atau edema, cedera medulla spinalisAsfiksia, tenggelam dan keracunanKelainan buatan (pura-pura): Munchausen by proxy

Page 75: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan Radiologi

a) Mencari trauma tersembunyi dan trauma lama

b) SCAN dibawah 1 tahun: 80 % fraktur tersembunyi

c) SCAN dibawah 2 tahun: bone survey

d) Indikasi CA: fraktur multipel (variasi proses penyembuhan)

e) Trauma kapitis: CT scan dan / atau MRI

Page 76: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pemeriksaan RadiologiRonsen thoraks: fraktur iga, pneumothoraks, efusi atau hematothoraksFoto dada dan abdomen AP dan lateral: posisi terlentang dan tegak utk visualisasi air fluid level (perforasi usus)Foto polos abdomen (BNO): deteksi perdarahan intraperitoneal dan asitesCT scan: cedera paru-paru, organ abdomen padat, pankreas dan perdarahan duodenum

Page 77: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

INDIKASI SCAN PSIKOLOGIS Fisik: keluhan psikosomatis, failure to

thrive tanpa penyebab yang jelas Perilaku: pengakuan, inkonsisten,

takut berlebihan, respons mencari perlindungan, pasif / agresif, lari, nakal

Suka mencederai diri, tentamen suicide, gg. tidur, takut kontak mata

Tak sesuai umur: kekanak-kanakan atau terlalu dewasa

Page 78: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Indikasi Child Neglect Failure to thrive: fisik dan mental Malnutrisi tanpa sebab jelas Dehidrasi Luka atau penyakit yang dibiarkan Tanpa imunisasi dasar Higiene buruk: kulit, rambut, gigi Pakaian lusuh dan kotor Keterlambatan tumbuh kembang Keadaan umum lemah, letargi dan

lelah Anak pasif, depresi

Page 79: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

CHILD ABUSE FISIKAnamnesis rinciPemeriksaan fisik lengkap dan rinci, foto berwarnaPola tumbuh kembangFoto ronsenPenilaian pendengaranPerilaku: psikiater/ psikologPemeriksaan fisik saudara kandungMed.rec lengkap dan rinci

Page 80: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Child Abuse Seksual

Tatalaksana delik susilaPengobatan trauma fisikPengobatan trauma psikologisPengobatan / pencegahan PHSPengobatan / pencegahan kehamilanPengumpulan bukti: pencarian pelaku (kerokan kuku, sperma, rambut, dll)

Page 81: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PROSES HUKUMProsedur pelaporan ke penyidik: pasal 108 KUHAPSOP Rumah SakitPerlindungan saksiJika ada SPV: buat Visum et RepertumUntuk hasil optimal: pembuatan VER sebaiknya oleh Spesialis Forensik (penjelasan pasal 133(1) KUHAP)

Page 82: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

PROSES HUKUMPasal 10 UU no. 4 thn 1979 tentang

Kesejahteraan Anak: pencabutan kuasa asuh OT yang terbukti melalaikan kesejahteraan anak

PP ?UU tentang kewajiban melaporkan

kasus SCAN ??UU tentang perlindungan saksi

(yang melaporkan) ??

Page 83: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Perlindungan AnakAnak sangat dependen terhadap orangtua, pengasuh dan keluargaPadahal pelakunya justru orangtua, pengasuh atau keluargaPenilaian tentang CARA PROTEKSI anak pasca diagnosisPeran LPA, LSM, pekerja sosial dan negara

Page 84: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Penutup PUSAT KRISIS TERPADU:

– Pemberian layanan medis, medikolegal, Psikososial

– Pembuktian Ilmiah– Meningkatkan kesadaran masyarakat– Advokasi reformasi hukum dan

penegakan hukum yang konsekuen Perlu Mitra kerja Perlu advokasi pendanaan

– Pemerintah Daerah

Page 85: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Penutup (2)PUSAT KRISIS TERPADU Adalah salah satu mata rantai dalam penatalaksanaan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak

Sekaligus salah satu komponen jaringan yang mengadvokasi terbentuknya masyarakat yang non diskriminatif terhadap perempuan dan anak

Page 86: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Tip Fotografi

Gunakan lensa makro dengan fokus panjang (90-105 mm): detil bagusHematom: ambil dengan beberapa jarak : detil, pola, posisi relatifGunakan latar belakang yang netral: kain bedah hijauMemar pucat atau tipis:lighting studio atau kurangi exposure

Page 87: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Jakarta, 30 Mei 2005Jakarta, 30 Mei 2005

Page 88: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada

Merupakan kurikulum baru selama beberapa tahun belakangan iniYang harus di ingat bahwa pemeriksaan medis ini harus seteliti mungkin dan sensitive genderTenaga kesehatan sebaiknya di training mengenai miskonsepsi pada istilah perkosaanPemeriksaan meliputi riwayat kejadian, pemeriksaan fisik, dan pengumpulan barang buktiDokter sebaiknya didampingi perawat atau orang ketiga pada waktu melakukan pemeriksaan iniTenaga kesehatan sebaiknya menerangkan tindakan apa yang akan dilakukanSelalu menggunakan informed consent termasuk fotografi

Page 89: Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Di PKT

Luka-luka fisik