Upload
herman-bagindo
View
51
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Statistik Keuangan Pemerintah
Citation preview
STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Mercure Hotel, 26-27 Juni 2014
LATAR BELAKANG
Penjelasan atas UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara mengatur bahwa perlu ditetapkan ketentuan yang mengatur agar, antara lain, laporan keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics/GFS) sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antara negara (cross country studies), kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik keuangan pemerintah.
Akuntansi berbasis akrual yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2015 (PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP).
Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disusun dengan mengacu pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) (Pasal 6 PP 71 Tahun 2010).
PUSAP tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
LATAR BELAKANG
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah (PUSAP) diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah (Pasal 6 ayat (2) PP No.71/2010 ).
Langkah awal dalam penyusunan Pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics-GFS) Laporan Statistik Keuangan Pemerintah yang
ada masih bersifat parsial dan belum terintegrasi dengan sistem akuntansi pemerintah
Belum adanya penyamaan persepsi antara penyusun dan pengguna laporan Statistik Keuangan Pemerintah mengenai konsep dan manfaat Statistik Keuangan pemerintah
Belum adanya pengaturan mengenai cakupan dan proses Statistik Keuangan Pemerintah (sektor dan unit)
Variasi sumber data Perbedaan sistem akuntansi pemerintah pusat
dan sistem akuntansi pemerintah daerah mengakibatkan kesulitan dalam konsolidasi data.
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
KERANGKA PEMIKIRAN
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
LKPP dan LKPD terdiri atas :a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);b. Laporan Perubahan SAL (LPSAL);c. Neracad. Laporan Operasional (LO);e. Laporan Arus Kas (LAK);f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Pasal 7 ayat 3
BAGAN AKUN STANDAR
A. Klasifikasi Anggaran dan Pelaporan berdasarkan: Organisasi Fungsi dan Urusan Ekonomi (jenis belanja)
B. Bagan Akun Standar Berbasis Akrual membedakan antara: BAS untuk pemerintah pusat BAS untuk pemerintah daerah, dan BAS Nasional untuk tujuan konsolidasi akuntansi
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan pemerintah.
Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan pemerintah.
BAGAN AKUN STANDAR
RANCANGAN PMK TENTANG BAGAN AKUN STANDAR
PENGGANTIAN PMK No. 91/PMK.05/2007 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR (BAS)
Saat ini BAS untuk Akuntansi Berbasis Kas menuju Akrual ditetapkan dalam PMK No. 91/PMK.05/2007 tentang BAS yang mengatur mengenai Kodefikasi yang digunakan dalam siklus APBN yaitu:
1. Kode dan Uraian Fungsi/Sub Fungsi dan Program;
2. Kode dan Uraian Kegiatan/Sub Kegiatan;
3. Kode dan Uraian Bagian Anggaran/Unit/Satuan Kerja; dan
4. Kode Akun
Penggantian disebabkan:
12
Penyempurnaan Proses Bisnis
Penyempurnaan Proses Bisnis
PP 71/2010PP 71/2010
Kebijakan Akuntansi dan Penganggara
n
Kesesuaian dengan Aplikasi
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Penyusunan Struktur BAS
Aplikasi SPAN Aplikasi SAKTI
14
Penggunaan BAS
Dikelola oleh Ditjen Perbendaharaan
Dapat dimutakhirkan yang disebabkanoleh adanya usulan atau
penetapan kebijakan
Usulan disampaikan kepada Ditjen Anggaran atau Ditjen Perbendaharaan atau DJPU tergantung kewenangannya
Penetapan kebijakan karena adanya Perubahan Proses bisnis atau peraturan
perundang-undangan
Rencana Pemutakhiran baik karena usulan maupun penetapan kebijakan disampaikan
kepada DJPBN
Tata Cara Pemutakhiran diatur dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan
PENGELOLAAN BAS
Kerangka Berfikir Penyempurnaan BAS
16
GOVERNMENT FINANCIAL STATISTICS
KODEFIKASI DAN MAPPING BAGAN AKUN STANDAR
Kodefikasi BAS Pemerintah Pusat
Kodefikasi BAS Nasional
Kodefikas BAS Pemerintah Daerah
Neraca
1 Aset Neraca
1 Aset Neraca
1 Aset
2 Kewajiban 2 Kewajiban 2 Kewajiban
3 Ekuitas 3 Ekuitas 3 Ekuitas
L RA dan LO
4 Pendapatan (LRA dan LO)
LRA 4 Pendapatan – LRA
LRA 4 Pendapatan – LRA
5 Belanja (LRA) dan Beban
(LO)
5 Belanja 5 Belanja
6 Transfer (LRA dan LO)
6 Transfer
LRA 7 Pembiayaan 7 Pembiayaan 7 Pembiayaan
LO 8 Pendapatan – LO
LO 8 Pendapatan – LO
9 Beban 9 Beban
LAK 8 Transitoris
mapping mapping
BAGAN AKUN STANDARuntuk konsolidasi
1) Terdiri atas akun neraca, akun LRA, akun LO
2) Penjelasan/uraian atas penjelasan diberikan pada level 3 digit kode akun
3) Perbedaan kodefikasi untuk akun LRA dan LO
4) Menyediakan panduan untuk proses mapping dari akun pemerintah pusat dan akunpemerintah daerah ke akun konsolidasi nasional
5) Panduan identifikasi Reciprocal Accounts untuk proses eliminasi,
KONSOLIDASI FISKAL DAN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
- Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah merupakan penggabungan data keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk kebutuhan informasi fiskal dan statistik secara nasional.
- Penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus memperhatikan kebutuhan informasi yang diperlukan dalam rangka konsolidasi fiskal dan statistik keuangan secara nasional.
Pasal 8
Cakupan dan Sektor GFS Di Indonesia
Penerapan GFS tahap awal
1. Lingkup institusi dan sektor: semua aspek GFS dapat diaplikasikan ke komponen unit/entitas dari setiap subsektor pemerintah umum, dan dapat diperluas ke perusahaan publik jika cakupan diperluas ke sektor publik.
Cakupan dan sektor didasarkan pada unit institusi, pengendalian dan aktivitas pasar/non pasar
Gap dengan GFS dalam perspektif Re-klasifikasi (Mapping)
BAS akuntansi berbeda dengan BAS GFS. Oleh karena itu diperlukan mapping untuk menyajikan BAS GFS dengan menggunakan informasi yang berasal dari Sistem Akuntansi
Ada 3 jenis mapping yaitu one-to-one, one-to-many, many-to-one. Mapping ini perlu diatur lebih lanjut. Mapping one-to-many memerlukan identifikasi lebih lanjut dan informasi tambahan.
Mapping membutuhkan data 6 digit untuk memastikan ketepatan mapping
Belum ada manual GFS yang mengatur mengenai mapping
Gap dengan GFS dalam perpektif Re-klasifikasi (Mapping many-to-one)
4PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 41 Penerimaan Perpajakan 411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri
4111 Pendapatan Pajak Penghasilan
41111 Pendapatan PPh Migas
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi 411112 Pendapatan PPh Gas Alam 411119 Pendapatan PPh Migas Lainnya
41112 Pendapatan PPh Non-Migas
411121 Pendapatan PPh Pasal 21 411122 Pendapatan PPh Pasal 22 411123 Pendapatan PPh Pasal 22 Impor 411124 Pendapatan PPh Pasal 23
411125 Pendapatan PPh Pasal 25/29 Orang
Pribadi
411126 Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan
411127 Pendapatan PPh Pasal 26 411128 Pendapatan PPh Final
411129 Pendapatan PPh Nonmigas Lainnya
Gap dengan GFS dalam perpektif Re-klasifikasi (Mapping one to many)
43 Penerimaan Hibah 431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri 4311 Pendapatan Hibah Dalam Negeri 43111 Pendapatan Hibah Dalam Negeri
431111 Pendapatan Hibah Dalam Negeri –
Perorangan
431112 Pendapatan Hibah Dalam Negeri –
Lembaga/Badan Usaha
431119 Pendapatan Hibah Dalam Negeri
Lainnya 4312 Pendapatan Hibah Luar Negeri 43121 Pendapatan Hibah Luar Negeri
431211 Pendapatan Hibah Luar Negeri –
Perorangan
431212 Pendapatan Hibah Luar Negeri –
Bilateral
431213 Pendapatan Hibah Luar Negeri –
Multilateral
431219 Pendapatan Hibah Luar Negeri
Lainnya
Data yang dibutuhkan dalam Statistik Keuangan Pemerintah
Klasifikasi detail Pendapatan menurut jenis Beban menurut jenis (klasifikasi ekonomi) Transaksi aset dan kewajiban Aset non keuangan menurut jenis aset Aset dan kewajiban keuangan menurut jenis
instrumen Keuntungan/kerugian atau perubahan volume
aset dan kewajiban (jenis) Aset dan kewajiban dalam Neraca (jenis) Pengeluaran berdasarkan fungsi pemerintahan Transaksi dalam aset dan kewajiban keuangan
menurut sektor dari pihak counterpart Total arus ekonomi lain dalam aset dan kewajiban
(jenis)
Pendekatan Konsolidasi
26
Konsolidasi GFS
Konsolidasi GFS dengan mempertahankan pilihan konsolidasi akuntansi melalui BAS Nasional
BASNasional
Konsolidasi
Akuntansi
Pendekatan ini direkomendasikan karena para penyusun/pengguna informasi GFS belum mengenal BAS GFS, sehingga diperlukan BAS nasional
Pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah
Laporan operasionalNeracaLaporan arus kas
Statistik Keuangan Pemerintah Penyumbang Data dan Penyusun Laporan
28
Pengguna Utama Statistik Keuangan Pemerintah
Lembaga Rating
Peran Stakeholders dalam penyusunan laporan konsolidasi pemerintah
Rencana Tindak Penyusunan Peraturan terkait GFS
• Permendagri terkait pedoman pengelolaan keuangan daerah agar mengacu ke PUSAP dan mengakomodasikan keperluan GFS. Perlu pengaturan definisi BAS 6 digit pada pemda dan penyampaian data 6 digit pemda dalam rangka mapping ke GFS
• Akan disusun manual GFS versi Indonesia yang akan mengatur bagaimana mapping data akuntansi ke GFS dan konsolidasi laporan GFS
Rencana tindak Alignment GFS dengan sistem informasi dan manajemen keuangan
• Untuk jangka pendek, konsolidasi GFS akan dilakukan secara manual/excel
• Untuk jangka panjang, akan dilakukan alignment dengan SPAN, Komandan dan Sistem Keuangan Daerah
• Alignment dengan SPAN dapat dilakukan dengan opsi memasukan kode mapping GFS sebagai salah satu segment dalam BAS
• GFS dapat dikembangkan sebagai extension dari SPAN
Pengiriman data detail
akun 6 digit
Pengiriman data detail
akun 6 digit
Penutup
PUSAP merupakan acuan baik bagi pemerintah pusat maupun bagi pemerintah daerah dalam penyusunan sistem akuntansi berbasis akrual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual serta konsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah:
Komitmen pimpinan, baik di Pemerintah Pusat maupun di Pemerintah Daerah untuk dapat menyusun sistem akuntansi pemerintahan yang sesuai dengan pedoman ini.
Pemberdayaan peran, koordinasi, dan sinergi yang terus menerus antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri dalam melakukan pembinaan pengelolaan keuangan, terutama akuntansi dan pelaporan di sektor publik, baik untuk pemerintah pusat maupun untuk pemerintah daerah.
Kesamaan pandangan dari semua pemangku kepentingan dalam pengelolaan keuangan ke depan mengenai pentingnya kerangka bagan akun standar yang sama, tidak hanya untuk mendukung akuntabilitas keuangan akan tetapi juga berguna untuk melakukan konsolidasi informasi keuangan.
Pemanfaatan informasi yang akan dihasilkan tersebut secara optimal dalam proses pengambilan keputusan, sehingga keuangan negara/daerah dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik.
Pedoman ini agar dapat disosialisasikan kepada satuan kerja di lingkup pemerintah pusat dan di lingkup pemerintah daerah secara lebih luas agar tujuan dari penyusunan Pedoman ini dapat tercapai.