Upload
yazid-hafzi-aziezi-muttaqin
View
32
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
yaaaaaaa
Citation preview
ABSTRAKSIYETY EKA WAHYUNINGRUM, NIM. 0610110211, Hukum Perdata, FakultasHukum Universitas Brawijaya, Maret 2010, STATUS HUKUM DAN HAK WARISBAYI TABUNG (IN VITRO FERTILIZATION) MENURUT HUKUM ISLAM(Studi Perspektif Ulama Kota Malang), Ulfa Azizah, S.H., M.Kn.; Adum Dasuki,S.H., M.S.Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai masalah status hukumdan hak waris bayi tabung (In Vitro Fertilization) menurut hukum Islam dalamperspektif ulama Kota Malang. Hal ini dilatar belakangi oleh ketidakmampuanpasangan suami istri untuk memperoleh keturunan dengan cara alami karenaberbagai sebab tertentu, salah satunya adalah akibat adanya gangguan kesuburan(infertilitas), salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebutadalah melalui program bayi tabung yang dalam istilah medisnya disebut denganIn Vitro Fertilization. Teknik reproduksi bayi tabung ini dapat dilakukan denganbeberapa cara/ kombinasi terhadap sperma, ovum dan rahim yang digunakansebagai tempat transplantasi embrio yang pada akhirnya memberikan konsekuensiyang berbeda terhadap status hukum dan hak waris anak yang dilahirkan denganteknik tersebut.Dalam upaya mengetahui status hukum dan hak waris bayi tabung ini, makadigunakan metode pendekatan yuridis sosiologis. Melalui pendekatan yuridisdikaji ketentuan hukum Islam terhadap status hukum dan hak waris anak yanglahir dari teknik reproduksi bayi tabung dan melalui pendekatan sosiologis dikajiberbagai aspek sosial terutama terkait dengan masyarakat dalam hal ini adalahulama yang ada di Kota Malang dengan melihat fakta-fakta yang ada di lapangsecara objektif, kemudian seluruh data yang ada dianalisis secara deskriptifkualitatif.Berdasarkan penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada,bahwa status hukum dari bayi tabung terikat dengan perkawinan dari orang tuanyadan asal dari sperma dan ovum serta rahim yang digunakan sebagai tempatberkembangnya embrio, sehingga status hukum bayi tabung dapat dibedakan kedalam anak sah dan anak luar kawin yang disamakan dengan anak zina.Sedangkan hak waris bayi tabung dapat dilihat dari status hukum bayi tabungtersebut, sehingga jika si Anak berstatus sebagai anak sah, maka anak tersebutdapat saling mewaris dengan orang tuanya, sedangkan jika si Anak berstatussebagai anak luar kawin yang disamakan dengan zina, maka anak tersebut hanyadapat saling mewaris dengan ibu yang melahirkannya.Menyikapi fakta-fakta tersebut di atas, maka perlu adanya peningkatanpemahaman dan pembelajaran dalam bidang hukum perdata terutama terkaitdengan masalah-masalah hukum baru yang lahir akibat perkembangan teknologisalah satunya adalah teknik reproduksi bayi tabung, adanya peningkatanpemahaman dan pembelajaran dalam hukum perkawinan dan keluarga sertahukum waris terkait dengan status hukum dan hak waris bayi tabung serta adanyakehati-hatian dalam pelaksanaan teknik reproduksi bayi tabung.