23
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN “STERILISASI PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM” Disusun oleh: Faisal Pandu Laksmana 230110110060 Kelompok 4 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN

“STERILISASI PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM”

Disusun oleh:

Faisal Pandu Laksmana

230110110060

Kelompok 4

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

Page 2: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga

seluruh rangkaian kegiatan praktikum dengan judul “Pengenalan Peralatan Praktikum” dapat

terlaksana hingga pada tahap penyusunan laporan akhir ini. Salam dan shalawat atas

junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW suri teladan bagi seluruh ummat manusia di muka

bumi.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan

praktikum berikutnya pada program studi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat

berarti. Penyusun sepantasnya menghaturkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si. selaku koordinator pengajar mata kuliah mikrobiologi

perikanan

2. Ibu Ir. Evi Liviawati, M.P selaku tim pengajar mata kuliah mikrobiologi perikanan

3. Asisten dosen praktikum mikrobiologi perikanan

Penyajian laporan ini, penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana

yang diharapkan. Sehigga penyusun sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran

dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir praktikum ini. Penyusun

sangat mengharapkan laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk

pengembangan ilmu dan teknologi perikanan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih bagi pembaca dan sekaligus permohonan

maaf bila dalam penyusunan laporan akhir praktikum terdapat kekeliruan di dalamnya sebab

itu semua datangnya dari penulis dan bila terdapat kelebihan semata-mata datangnya dari

sang Khalik.

Jatinangor, Oktober 2012

Faisal Pandu Laksmana

i

Page 3: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

MATERI

I. Pendahuluan 1II. Tujuan Praktikum 2

III. Landasan Teori 2IV. Peralatan dan Bahan 3V. Prosedur Kerja 4

VI. Hasil dan Pembahasan 6VII. Pendalaman 8

DAFTAR PUSTAKA 11

ii

Page 4: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Praktikum 10

iii

Page 5: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

STERILISASI PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM

I. Pendahuluan

Kontaminasi adalah terjadinya pencemaran oleh kontaminan. Komponen yang

menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik yang berupa benda mati atau mahluk

hidup. Kotoran dan senyawa kimia merupakan benda mati yang berperan sebagai

kontaminan, sedangkan mikroba merupakan kontaminan berupa mahluk hidup. Kontaminasi

sering terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan. Dalam mikrobiologi perairan, kontaminasi

umumnya disebabkan oleh kehadiran mikroba yang tidak diharapkan. Ikan, produk

perikanan, pekerja dan peralatan yang digunakan dapat mengalami kontaminasi oleh mikroba

yang tidak diinginkan kehadirannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

terjadinya kontaminan adalah sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang

terlibat. Sterilisasi adalah upaya yang ditujukan untuk membunuh semua mikroba pencemar,

baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah

tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik

sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material

yang digunakan. Pada umumnya proses sterilisasi dapat dilakukan secara kering dan basah

sesuai dengan jenis bahan yang akan disterilisasi. Untuk peralatan yang terbuat dari logam

dan gelas tahan panas dapat dilakukan sterilisasi kering. Bahan yang tidak tahan panas,

seperti media kaldu dan media agar, proses sterilisasinya dilakukan secara basah, berbentuk

cair seperti larutan gula, garam fosfat, ammonium, trace metal, vitamin, dapat disterilisasi

menggunakan pemanasan dan penyaringan. Sterilisasi kering dilakukan dengan

menggunakan api atau oven.

Proses sterilisasi kering menggunakan api berlangsung dalam sangat singkat. Suhu api

yang tinggi dapat membunuh mikroba pencemar dalam waktu singkat. Salah satu contoh

proses sterilisasi menggunakan api adalah sterilisasi ose sewaktu akan digunakan untuk

memindahkan mikroba. Contoh lainnya adalah sterilisasi tabung reaksi, labu Erlenmeyer atau

cawan petri sewaktu akan mengambil dan menginokulasi mikroba. Pada prinsipnya,

penggunaan oven untuk sterilisasi dilakukan dengan menggunakan udara panas untuk

membunuh mikroba. Udara panas ini dihasilkan oleh sumber panas berupa api atau arus

listrik yang memanaskan elemen pemanas. Oven digunakan untuk proses sterilisasi peralatan

yang terbuat dari logam atau gelas tahan panas. Untuk bahan yang tidak tahan terhadap panas

secara langsung, seperti media kaldu, media agar atau peralatan plastik, proses sterilisasinya

1

Page 6: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

dilakukan dengan menggunakan sterilisasi basah. Pada dasarnya, sterilisasi basah adalah

proses sterilisasi dimana panas yang digunakan tidak langsung mengenai bahan atau

peralatan secara langsung tetapi melalui media perantara berupa uap air atau air.

Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath. Prinsip

penggunaan autoclave relatif sederhana, dimana uap bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam

chamber dimana peralatan akan disterilisasi. Suhu uap yang diinjeksikan mencapai 121°C

dan bertekanan tinggi (±15 psi). Suhu dan tekanan tinggi akan berperan dalam proses

sterilisasi. Lamanya proses sterilisasi bervariasi, namun umumnya diinginkan agar suhu

cairan dapat dipertahankan pada 121°C selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk

tahap pemanasan (heating) dan Pendinginan (cooling), total waktu proses sterilisasi berkisar

1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi.

Penggunaan waterbath untuk proses sterilisasi memiliki prinsip yang sama dengan

autoclave, namun berlangsung di bawah tekanan normal (±1 atm). Waterbath akan

memanaskan air hingga mencapai suhu yang diinginkan. Selanjutnya air panas inilah yang

akan berperan dalam proses sterilisasi. Untuk bahan cairan yang tidak tahan terhadap panas

langsung maupun tidak langsung, proses sterilisasi dapat dilakukan mmenggunakan metode

penyaringan. Bahan cair disaring menggunakan filter membran (membrane filter) berpori

0.22 atau 0.45 micro meter. Penggunaan metode penyaringan cocok untuk bahan cair yang

memiliki volume kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya

gula dan protein.

 

II. Tujuan praktikum

Tujuannya adalah praktikan diharapkan memahami dan memiliki kemampuan untuk

melakukan proses sterilisasi, baik terhadap bahan atau peralatan yang akan digunakan untuk

menangani mikroba.

           

III. Landasan teori

Adapun prinsip utama yang mendasari praktikum sterilisasi adalah penggunaan

peralatan atau bahan kimiawi untuk membunuh mikroba yang terdapat pada peralatan,

sehingga tidak menjadi pencemar pada saat digunakan atau memisahkan mikroba dari

medianya. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan disinfeksi sangat diperlukan

untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan

2

Page 7: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

disinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan

beberapa bahan seperti digunakan berabad yang lalu.

Dibawah ini beberapa istilah yang banyak dipakai dalam menjelaskan efek dari

beberapa bahan kimia dan fisik terhadap mikroorganisme:

1.       Sterilisasi adalah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme,

termasuk spora. (Fardiaz, 1992)

2.       Desinfeksi adalah proses mematikan sebagian dari mikroorganisme patogen.

3.       Bahan Bakterisid adalah bahan yang merusak bakteri.

4.       Bahan Germisid atau Disinfektansia adalah bahan yang dapat mematikan

mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

5.       Bahan Bakteristatik adalah bahan yang mencegah terjadinya multiplikasi pertumbuhan

bakteri.

6.       Antiseptik adalah bahan yang dipakai untuk mencegah sepsis atau purifikasi dengan

membunuh mikroorganisme atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Biasanya bahan ini digunakan untuk dipakai pada jaringan hidup.

7.       Dekontaminasi adalah proses menghilangkan sebagian mikroba dari benda atau kulit

untuk menghilangkan kontaminasi.

            Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologi dan pengawetan

bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium

istirahatnya disebut sterilisasi. Kalau sesuatu larutan tidak steril atau yang sudah ditanami

kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme, peristiwa ini disebut kontaminasi

atau pencemaran.

            Pentingnya penggunaan alat-alat laboratorium yang bersih dapat lebih ditekankan

lagi. Semua alat kaca haruslah dalam keadaan bersih. Cara membersihkan tabung reaksi yaitu

dengan menggunakan air aquadest setelah itu dikeringkan dengan menggunakan lap halus

tetapi cara melapnya hanya bagian luarnya saja.

IV. Peralatan dan Bahan

Dalam praktikum sterilisasi peralatan diperlukan perlatan dan bahan utama sebagai

berikut :

4.1. Peralatan

3

Page 8: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi peralatan dan

bahan antara lain adalah :

a. Peralatan gelas, seperti tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, pipet hisap, labu

Erlenmeyer, gelas beker.

b. Peralatan logam, seperti ose dan pinset

c. Oven listrik

d. Waterbath

e. Kompor gas atau lampu spirtus

4.2. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan

antara lain adalah :

a. Media kaldu

b. Media agar

c. Kertas penyaring

d. Kertas coklat.

V. Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja tahapan sterilisasi adalah sebagai berikut :

5.1. Sterilisasi Menggunakan Oven

a. Cuci bersih peralatan gelas dan logam menggunakan air bersih yang mengalir. Pergunakan

sabun dan sikat halus untuk menghilangkan noda. Tiriskan peralatan yang sudah dicuci

bersih sampai semua air menguap dan peralatan menjadi kering.

b. Bungkus peralatan gelas dan logam yang telah ditiriskan menggunakan kertas coklat.

Pembungkusan harus dilakukan secara benar, sehingga dapat membedakan mana cawan

petri yang bagian tutup (atas) atau alas (bawah). Pembungkusan juga harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga pembungkus tetap mudah dibuka pada saat akan digunakan.

c. Sebelum dilakukan pembungkusan menggunakan kertas coklat, cairan yang mungkin

masih ada pada bagian mulut pipet hisap harus dikeringkan menggunakan gumpalan

kapas.

4

Page 9: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

d. Susun peralatan yang telah dikemas ke dalam oven. Panaskan oven hingga suhunya

mencapai 121 oC dan lakukan proses sterilisasi selama 20 menit. Selanjutnya matikan

oven.

e. Setelah dingin, pindah peralatan tersebut ke wadah yang telah disediakan dalam keadaan

tetap terbungkus.

5.2. Sterilisasi Menggunakan Waterbath

a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu Erlenmeyer

500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Gunakan aluminium

foil untuk menutup bagian luar kapas.

b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam waterbath yang

telah diisi air. Nyalakan waterbath hingga air mendidih dan biarkan berlangsung proses

sterilisasi selama 25 menit.

c. Matikan waterbath dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga airnya

hingga dingin.

d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba untuk

digunakan.

5.3. Sterilisasi menggunakan Autoklaf

a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu Erlenmeyer

500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Gunakan aluminium

foil untuk menutup bagian luar kapas.

b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam autoklaf yang

telah diisi air. Nyalakan autoklaf dan biarkan berlangsung proses sterilisasi selama 25

menit.

c. Matikan autoklaf dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga airnya

hingga dingin.

d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba untuk

digunakan.

5

Page 10: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

5.4. Sterilisasi Menggunakan Lampu Bunsen

a. Nyalakan lampu Bunsen

b. Ambil ose yang akan disterilisasi

c. Panaskan ujung ose hingga berpijar dan geser hingga semua bagian logam menjadi berpijar

d. Dinginkan dengan cara mengerak-gerakan ose diudara

e. Ose siap digunakan

5.5. Sterilisasi Menggunakan Alkohol

a. Siapkan gelas beker berisi alkohol

b. Masukkan peralatan yang akan disterilisasi ke dalam alkohol

c. Bila akan digunakan, peralatan diangin-anginkan hingga kering

VI.Hasil dan pembahasan

6.1. Hasil

Data yang diperoleh selama kegiatan praktikum disajikan dalam tabel berikut ini.

Peralatan

Sterilisasi

Prinsip Sterilisasi

Hasil

sterilisasi

dapat

disimpan

lama

Keterangan

Y T

Oven Menggunakan udara

panas untuk sterilisasi

pada alat

v Karena alat yang sterilisasi

dengan oven ini apabila telah

disterilisasi tidak akan

langsung berinteraksi dengan

suhu ruang sebab dibungkus

terlebih dahulu alatnya.

Waterbath Melakukan sterilisasi

dengan bantuan tekanan

yang lebih rendah di

v Karena alat yang sterilisasi

dengan waterbath ini apabila

telah disterilisasi tidak akan

6

Page 11: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

banding autoclave

(dibawah ± 1atm)

langsung berinteraksi dengan

suhu ruang

Autoclave Melakukan sterilisasi

dengan bantuan tekanan

uap air dan panas air

v Karena alat yang sterilisasi

dengan waterbath ini apabila

telah disterilisasi tidak akan

langsung berinteraksi dengan

suhu ruang

Lampu bunsen Menggunakan energi

panas langsung dari api

untuk sterilisasi

v Karena alat yang dibakar

dengan api dari lampu bunsen

ini apabila telah berpijar akan

langsung berinteraksi dengan

suhu ruang.

Alkohol Menyerap cairan dari

mikroba

v Karena sifat dari alkohol

adalah mudah menguap,

maka mikroba patogen pun

akan dapat langsung

mengkontaminasi alat atau

bahan yang disterilisasi.

6.2. Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa syarat utama bekerja dengan

mikrobiologi adalah sterilitas, baik sterilitas diri maupun alat-alat yang digunakan.

Sebelum dan sesudah praktikum, kita menggunakan alkohol untuk mensterilkan tangan

dan meja kerja sedangkan untuk alat-alat yang digunakan sterilisasi dilakukan

tergantung dari bahan dan jenis alat-alat itu sendiri. Hal ini dikarenakan alat-alat

tersebut memiliki karakter dan perlakuan yang berbeda, serta memiliki fungsi yang

spesifik tergantung jenis alatnya.

Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja dalam

laboraturium mikrobiologi. Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan

dalam inokulasi itu tidak steril, maka kita akan memperoleh hasil kultur bakteri yang

tidak kita inginkan.

7

Page 12: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

Kita ketahui bahwa dialam semesta ini banyak sekali bertebaran mikroorganisme,

mereka hampir terdapat disemua tempat. Tidak heran jika kita bisa terkontaminasi

dimana saja, meskipun kita menganggap tempat tersebut sudah steril.

Dalam proses praktikum sebelum kita menuju ke persiapan media, maka yang

harus kita lakukan lebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini berlaku dimana saja

terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan mikroorganisme. Dalam pelaksanaan

operasi dalam dunia kedokteran, semua alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih

dahulu. Tujuanya agar alat-alat tersebut benar-benar steril dan bersih dari

mikroorganisme yang membahayakan, terutama bagi pasien yang akan dioperasi.

Sterilisasi yang kita lakukan dalam pengamatan ini ditujukan agar alat-alat

tersebut steril dari mikroorganisme lain yang akan menjadi kontaminan bagi mikroba

yang akan kita tumbuhkan. Sterilisasi yang kita lakukan adalah sterilisasi dengan

pembakaran. Sterilisasi ini selain bertujuan untuk menjaga mutu kebersihan dan

pengamatan dilaboratorium juga bertujuan untuk menjaga agar mikroba yang akan kita

amati adalah benar-benar mikroba yang kita inginkan.

Masalah yang sering kita hadapi dalam laboratorium adalah tingkat kesterilan

alat-alat yang akan digunakan, bahkan yang lebih parah lagi adalah alat yang akan

digunakan untuk mensterilkan benda-benda tersebut juga malah tidak berfungsi dengan

baik. Sehingga dalam hal ini akan memacu tingkat kegagalan dalam pengamatan

VII.Pendalaman

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sterilisasi bahan dan peralatan, praktikan

diwajibkan menjawab pertanyaan berikut ini :

1. Apa tujuan utama membungkus peralatan gelas menggunakan kertas coklat, sebelum

proses sterilisasi dilakukan?

Jawab : Hal ini dilakukan agar air yang tersisa pada alat –alat dapat terserap dengan

baik oleh kertas coklat.

2. Apa tujuan utama penggunaan aluminium foil sebagai pembungkus tutup Labu

Erlenmeyer dalam sterilisasi media kaldu dan media agar?

8

Page 13: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

Jawab : Aluminium foil ini cukup efektif untuk menghalangi masuknya mikroba ke

dalam tabung atau Labu Erlenmeyer agar terhindar dari kontaminasi

mikroba dan menjaga agar kesterilannya tetap bertahan.

3. Jelaskan mekanisme penggunaan oven listrik dan waterbath terhadap proses

sterilisasi yang terjadi !

Jawab : a. pada oven:

- Masukkan alat yang akan disterilisasi.

- Susun rapi seperti yang tertera pada buku manual.

- Hidupkan oven dengan menekan power pada posisi ON.

- Set Temperatur sesuai dengan keinginan dengan menkan tombol set sambil

memutar tombol ON/OFF.

- Matikan oven setelah digunkan dengan menekan tombol  OFF.

b. pada waterbath:

- Air dimasukkan ke dalam bejana.

- Hidupkan water bath dengn menekan tombol ON.

- Atur Suhu yang diinginkan dan atur juga kecepatannya.

- Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air (untuk tangas air)

letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk tangas uap ), ingat lubang lain

yang tidak digunakan tetap ditutup.

4. Meskipun labu Erlenmeyer telah ditutup dan proses sterilisasi secara dilakukan secara

baik, namun masih sering dijumpai terjadinya kontaminasi pada media kaldu maupun

media agar? Jelaskan oleh Saudara kemungkinan utama penyebab kontaminasi

tersebut!

Jawab : Menurut saya kontaminasi pada media kaldu atau agar pada labu Erlenmeyer

memiliki banyak kemungkinan yang,mungkin dikarenakan adanya tangan

praktikan yang tidak steril mengenai bibir labu Erlenmeyer atau juga

kurangnya pemanasan pada jarum ose untuk mengambil sampel yang akan

diletakan dimedia dan bisa juga disaat pemasukan sampel ke media jauh

dari jangkauan panasnya lampu spiritus

9

Page 14: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

5. Saudara jelaskan, mengapa ujung pipet hisap yang akan disterilisasi selalu

dimasukkan atau disumbat dengan kapas sebelum dibungkus?

Jawab : Ujung pipet hisap yang akan disterilisasi selalu disumbat dengan kapas

sebelum dibungkus

6. Mengapa hasil sterilisasi ada yang bersifat tahan lama ada yang tidak?

Jawab : karena saat sterilisasi,peralatan yang disterilisasi dengan autoclave,waterbath

dan oven mendapatkan tekanan tinggi,uap dan panas yang tinggi,sehingga

efektif dalam membunuh semua mikroba yang menguntungkan dan yang

merugikan.

7. Sebutkan dan jelaskan metode strerilisasi paling tepat untuk peralatan yang terbuat

dari gelas?

Jawab: Metode yang paling tepat untuk peralatan gelas adalah sterilisasi kering

karena untuk alat-alat gelas apabila menggunakan autoclave (mendapatkan

perubahan suhu dan tekanan secara mendadak) dapat mengakibatkan gelas

gelas tersebut pecah.

8. Sebutkan dan jelaskan metode paling tepat untuk sterilisasi media kultur.

Jawab: Sterilisasi media kultur dilakukan dengan sterilisasi basah karena media

kultur menggunakan proses sterilisasi yang panasnya tidak langsung

mengenai bahannya. Apabila media kultur apabila terkena panas secara

langsung akan menyebabkan mikroba yang dikultur justru akan mati.

10

Page 15: Sterlisasi Peralatan Dan Bahan Praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2012. Modul Praktikum: Sterilisasi Peralatan dan Bahan Praktikum. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid 1; Makassar: State University of MakassarPress

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan

Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya

Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York:

The McGraw-Hill Companies, Inc.

Madigan, MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). San Francisco:

Pearson Benjamin Cummings. hlm. hlm. 2. ISBN 9780321536150.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.

http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html diakses Kamis, 18 Oktober

2012

11