Upload
buidan
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRAREGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR
TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI (STUDI KASUS MASYARAKAT
DI KOTA TANGERANG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
BUSTOMI ARIPIN
NIM: 1111051000082
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang .................................................. 36
Gambar 3.2. Logo WWF (World Wide Fund For Nature) ................................. 45
Gambar 3.3. Logo Earth Hour Indonesia (Global) ............................................ 50
Gambar 4.1. Kegiatan School CampaignVolunteer Earth Hour Tangerang ...... 75
Gambar 4.2. Kegiatan Rampok Plastik Earth Hour Tangerang ........................ 78
Gambar 4.3. Kegiatan Selebrasi Switch Off Earth Hour Tangerang ................. 80
Gambar 4.4. Kegiatan Fun Tree Fanting Earth Hour Tangerang ...................... 82
Gambar 4.5. Kegiatan Kumbang Earth Hour Indonesia ................................... 84
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya dan . Shalawat beserta salam tak luput kepada risalah-Nya Nabi Muhammad SAW
yang telah menyempurnakan akhlak mulia manusia di dunia, sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER
EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI (STUDI KASUS
MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)”. Saya ucapkan rasa terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moral
maupun materi, khususnya pada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Ketua dan Seketaris jurusan
komunikasi penyiaran islam.
3. Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia memberi masukan
dan nasihat yang bermanfaat serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap bapak/ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih
telah mengajari penulis dalam memberikan ilmunya, mohon maaf bila dalam proses
perkuliahan ada sikap penulis yang kurang berkenan di hati bapak/ ibu, penulis harapkan
doa dari bapak/ ibu, semoga ilmu yang diberikan menuai keberkahan.
5. Earth Hour Tangerang yang bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan
mengikuti kegiatan secara langsung.
vi
6. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan pebeglola
perpustakaan Fakultas dan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas
layanannya, semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya.
7. Bapak ustadz Murdani Syafei dan Ibu Siti Aminah yang telah menjadi orang tua yang
sabar dan tabah dalam mendidik anakmu ini.
8. Kakak Bambang Hariadi, Nur Khoirul Bahri, Adik Muhammad Soleh Ainul Yaqin,
Muhamad Imam Haqiqi, lima bersaudara yang seru, terima kasih telah menjadi bagian
hidupku yang tak terpisahkan.
9. Nurul Hanani yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam hidupku ini.
10. Teman-teman kelasku KPI C, kawan-kawan KPI lainnya serta temanku diluar anak KPI
yang telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hariku di kampus.
11. Semua teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang aku sayangi dan cintai yang telah
menjadi bagian hidupku yang terpisahkan dan tak terpisahkan, terima kasih atas
segalanya.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis miliki dalam menyajikan skripsi ini,
mudah-mudahan dapat memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis maupun bagi pembaca
sekalian, sehingga apa yang penulis lakukan ini dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam
bidang dakwah di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun sebagai amalan di sisi Allah
SWT. Amin.
Jakarta, 10 Agustus 2016
Bustomi Aripin
v
ABSTRAK
BUSTOMI ARIFIN
1111051000082
Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam
Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)
Isu lingkungan hidup, kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional
lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk
memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Earth Hour merupakan gerakan
peduli lingkungan yang digawangin anak-anak muda. Dalam pelaksanaannya
yang sudah menyebar ke 33 kota ini mereka memiliki program kerja demi
mengajak masyarakat luas untuk penghematan energi.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian adalah bagaimana
strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang
dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat kota Tangerang? Mengapa
Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyarakat kota Tangerang dalam
hemat energi?
Teori yang digunakan adalah teori komunikasi persuasif didalam teori
Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach terdiri dari psikodinamika, sosio
kultural, dan the meaning construction. Dengan pendekatan yang berbeda,
psikodinamika lebih kepada pengetahuan yang ditanamkan dengan kedekatan
emosional, sosio kultural mengenai faktor lingkungan memengaruhi perilaku,
serta the meaning construction mengenai strategi pemahaman atas suatu hal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian
studi kasus dengan menjabarkan data ke dalam tulisan yang mendalam dan
terstruktur. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Dalam strategi psikodinamika strateginya adalah melibatkan emosi untuk
melihat fenomena lingkungan. Strategi sosio kultural memanfaatkan faktor
lingkungan, yaitu kedekatan volunteer dengan teman atau keluarganya untuk
menyebarkan kesadaran penghematan energi. Strategi the meaning construction
lebih kepada kampanye langsung yang dilakukan oleh volunteer demi tercapainya
tujuan masyarakat hemat energi. Earth Hour Tangerang juga memiliki beberapa
program kerja dengan tujuan menularkan kebiasaan hemat energi bagi orang
banyak.
Kata kunci: Earth Hour Tangerang, volunteer, strategi, komunikasi persuasif.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ................................................................. 8
1. Paradigma Penelitian ............................................................. 8
2. Pendekatan Penulisan ............................................................ 9
3. Metode Penelitian .................................................................. 10
4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 11
5. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 11
6. Sumber Data .......................................................................... 11
7. Tahapan Penelitian ................................................................. 12
ix
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 16
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 18
BAB II LANDASAN TEORI & KERANGKA KONSEPTUAL
A. Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra
J. Ball-Roceach .......................................................................... 20
1. Strategi Psikodinamika ........................................................... 20
2. Strategi Persuasi Sosio Kultural ............................................. 23
3. Strategi The Meaning Construction ........................................ 25
B. Volunteer Dalam Organisasi ......................................................... 26
C. Komunikasi Persuasif ................................................................... 30
D. Hemat Energi ................................................................................ 32
BAB III GAMBARAN UMUM EARTH HOUR TANGERANG
A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang ....................................... 34
B. Logo ............................................................................................. 35
C. Visi dan Misi................................................................................ 36
D. Kegiatan Earth Hour Tangerang ................................................. 37
E. Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016 ........ 39
F. Gambaran Umum Earth Hour ..................................................... 41
G. Ilustrasi Mudah Earth Hour ........................................................ 42
H. Gambaran Earth Hour Solo......................................................... 43
I. Hubungan Earth Hour dengan WWF .......................................... 44
x
J. Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia .................................... 45
K. Tema Earth Hour ......................................................................... 47
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN
A. Strategi Komunikasi Persuasif Yang Digunakan Volunteer Earth
Hour Tangerang. ........................................................................... 50
B. Program Kerja Earth Hour Tangerang ......................................... 73
C. Tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang ..................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 92
B. Saran ............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu berdampak pada
penggunaan energi yamg lebih besar sesuai dengan kebutuhan manusia.
Penggunaan energi secara berlebihan memang sering dilakukan tanpa
disadari oleh masyarakat modern ini.
Manusia ingin hidup tanpa bersusah payah, merupakan alasan yang
paling susah dihilangkan dari masing-masing masyarakat modern, misalnya
dalam menggunakan eskalator atau lift yang membutuhkan energi listrik
dengan sekala besar.
Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun
nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia
untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan
bakar fosil, pemborosan energi, penebangan hutan, berbagai polusi
merupakan sebagian hal yang menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi
keadaannya, hal ini menyebabkan berbagai kerusakan di bumi dan
lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global,
perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya.
Perilaku mengenai hemat energi mulai banyak didukung oleh kaum
muda yang bergerak aktif dalam hemat energi, tenaga kaum muda
diperlukan dalam mengajak masyarakat sadar dalam penggunaan energi,
2
diperlukan strategi yang potensial untuk memotivasi kaum muda dalam
memberikan kontribusi pada gerakan hemat energi dan meningkatkan fokus
pada membangun kesadaran atas hemat energi.
Komitmen dalam hemat energi banyak pihak yang berperan aktif
untuk menjaga lingkungan hidup, seperti World Wide Found For Nature
(WWF), Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan ada juga
gerakan yang berbasis komunitas yang concern pada isu lingkungan hidup
seperti Indonesia Berkebun, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta
Earth Hour.
Gerakan lingkungan hidup dari beberapa banyak gerakan salah
satunya adalah Earth Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan global
untuk melakukan penghematan energi dengan mematikan listrik selama 60
menit dibawah naungan WWF bidang perubahan iklim. Earth Hour sendiri
merupakan sebuah gerakan yang berbasis volunteer.
Perkembangan Earth Hour sangat cepat, hingga saat ini ada 33 kota di
Indonesia yang turut berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour. Seperti
Jakarta, Medan, Aceh, Solo, Jogjakarta, Tangerang dan lain sebagainya.
Kelompok masyarakat, komunitas, media massa, korporasi, dan
pemerintahan kota pun turut mendukung Earth Hour. Pertumbuhan Earth
Hour di Indonesia didukung dengan adanya sosial media seperti twitter,
blog, youtube, facebook sampai instagram. Selain itu, Earth Hour tak hanya
concern pada kegiatan lingkungan hidup melainkan juga mengajak
masyarakat untuk melakukan hemat energi.
3
Gerakan hemat energi Earth Hour di kota-kota besar Indonesia, salah
satunya adalah Earth Hour Tangerang. Earth Hour Tangerang adalah sebuah
gerakan yang berperan aktif dalam mengajak masyrakat untuk hemat energi
di Kota Tangerang, Earth Hour Tangerang mengajak masyarkat kota
Tangerang untuk sadar akan pentingnya energi, dengan cara mempersuasi
masyarakat dalam hemat energi dan membuat program serta menulis artikel-
artikel yang dimuat di situs resmi Earth Hour Tangerang serta sosial media
yang bertujuan mengajak masyarakat untuk hemat energi.
Indonesia mengkonsumsi listrik sebesar 23% terfokus di DKI Jakarta
dan Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang
adalah kota industri dan kota perdagangan yang sedang berkembang. Earth
Hour Tangerang memiliki perbedaan dengan Earth Hour kota-kota lainnya
yang berada di Indonesia, Earth Hour Tangerang memiliki program School
Campaign yang membedakan dengan Earth Hour lainnya.
Setelah 5 tahun Earth Hour berjalan di kota Tangerang, setidaknya
sudah ada 1000 volunteers yang mendaftarkan diri untuk turut mengajak
masyarakat dalam hemat energi, selain melancarkan aksi kampanye melalui
para volunteer dan acara 60+nya, Earth Hour Tangerang juga terus
mengkampanyekan hemat energi melalui berbagai media dan cara. Seperti
mengadakan talkshow yang bertemakan lingkungan dan pesan penghematan
energi, kunjungan ke sekolah, mall, dan berbagai corporate, serta
pembuatan merchandise dengan tema lingkungan.
Earth Hour Tangerang dalam mengajak masyarakat untuk hemat
4
energi melalui para volunteer, Earth Hour Tangerang menempatkan seluruh
volunteernya menjadi tonggak komunikator dalam mengajak masyarakat
hemat energi. Volunteer dikordinir oleh seorang kordinator dalam sebuah
bidang. Jadi kordinator bidang membawahi beberapa volunteer dan para
kordinator ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour
Indonesia yang bernama KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng). Volunteer
Earth Hour Tangerang memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi
seorang komunikator hemat energi.
Volunteer Earth Hour Tangerang telah mendapatkan pelatihan dan
diskusi mengenai gerakan Earth Hour, pesan hemat energi, dan juga
kemampuan public speaking. Tugas para volunteer salah satunya adalah
dengan strategi komunikasi persuasif kepada masyarakat kota Tangerang
agar masyakat sadar akan pentingnya hemat energi.
Dari berbagai macam komunikasi, salah satu yang sangat berpengaruh
yaitu komunikasi persuasif yang di definisikan sebagai komunikasi manusia
yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha keyakinan,
nilai, atau sikap mereka.
Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anathol, persuasi adalah
komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan
pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara verbal atau nonverbal untuk
memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Sedangkan
Bettinghous mengartikan persuasif sebagai komunikasi manusia yang
dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha keyakinan, nilai,
5
atau sikap mereka. Noyhstine membatasi persuasif sebagai sikap uasaha
untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian oranglain dengan cara
berbicara atau menulis kepada orang lain. Jadi, komunikasi persuasif dapat
dipahami sebagai suatu proses mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku
orang lain secara verbal maupun non verbal.1
Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara
perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai suatu tujuan, yakni mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
seseorang atau audiens.
Strategi yang dibuat, harus mencerminkan operasional taktis. Jadi,
yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa pesan yang akan
disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi penyampaian, di
mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu yang digunakan
cukup tepat.2
Kesadaran masyarakat untuk berhemat dalam pemakaian energi
sangatlah penting untuk melindungi bumi dan melestarikannya, dalam
firman Allah SWT surat Al An‟am surat ke-6 ayat 141.
ول تسرفوا إنهۥ ل يحب ٱلمسرفين Artinya: “Janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan.” (QS Al An‟am [6]: 141).
Sikap berhemat energi merupakan perilaku yang sangat baik dalam
kehidupan.
Membangun kesadaran masyarakat untuk berhemat energi memang
1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 154-155.
2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.29.
6
sulit, dengan melihat masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki
kesadaran dalam melakukan hemat energi, hal inilah yang menjadi
tantangan bagi setiap komunitas lingkungan hidup yang ada di Indonesia
untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya
berhemat energi, salah satu komunitas yang berperan aktif dalam
konsentrasi hamat energi yaitu Earth Hour. Menyatukan masyarakat dari
seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan
cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama
1 jam. Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi
bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian
dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan, dimulai dengan langkah
awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai
sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan
momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang
sudah dilakukan.3
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis meneliti
mengenai: “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour
Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi kasus Masyarakat di Kota
Tangerang)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah pada strategi
komunikasi persuasif volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi.
3 Earth Hour, “tentang Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada
tanggal 17 April 2015.
7
Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan
Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang adalah
daerah penyangga (Buffer Zone) ibu kota Jakarta yang menjadi salah satu
zona industri terpenting. Earth Hour Tangerang terkenal dengan street
campaign, itu yang membedakan Earth Hour Tangerang dengan Earth Hour
lainnya. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian menjadi lebih fokus,
terarah dan mempermudah dalam proses pencarian data, selain itu
pembatasan masalah ini berguna untuk menghindari perluasan pembahasan
yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang akan di teliti.
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi acuan dalam penulisan
ini adalah:
1. Bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer
Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat
kota Tangerang?
2. Apa Program Kerja Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat
energi di masyarakat kota Tangerang?
3. Mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyrakat
kota Tangerang dalam hemat energi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini
adalah:
1. Untuk memahami dan mengkaji Strategi komunikasi Persuasif
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di
8
masyarakat Kota Tangerang.
2. Untuk mengetahui tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam
memengaruhi sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan
menularkan kebiasaan Earth Hour Tangerang kepada masyarkat kota
Tangerang.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan akan dapat diperoleh
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur ilmiah ataupun
bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan startegi komunikasi persuasif.
Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan
penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai strategi komunikasi persuasif.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan bagi
Earth Hour Tangerang dalam menjalankan komunikasi yang efektif
pada masyarakat di Kota Tangerang.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
Volunteer Earth Hour Tangerang dan sekaligus Volunteer Earth Hour
Indonesia dalam mempersuasi hemat energi di masyarakat Nusantara.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
9
Penulis menggunakan paradigma kontruktivis, paradigma
kontruktivis meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu
berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja. Mereka
mengembangkan makna-makna subjektif atas pengalaman-pengalaman
mereka, makna-makna yang diarahkan pada objek-objek atau benda-
benda tertentu. Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam
sehingga penulis dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandangan-
pandangan ketimbang mempersempit makna-makna menjadi sejumlah
kategori dan gagasan. Penulis berusaha mengandalkan sebanyak
mungkin pandangan partisipan tentang situasi yang tengah diteliti.4
Penelitian kontruktivis digunakan karena penulis ingin
mengetahui dan mengamati secara mendalam pada subjek penulisan
yakni Earth Hour Tangerang dan Volunteer Earth Hour Tangerang
sebagai objek utama.
2. Pendekatan Penelitian
Menurut Arikunto pendekatan kualitatif pada data-data penelitian
yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan
wawancara. Pendekatan penelitian kualitatif ini adalah pendekatan yang
datanya tidak menggunakan data statistik, namun lebih dalam bentuk
narasi atau gambar-gambar.5 Penulisan ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, pada penulisan ini digambarkan sebuah fenomena
4 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11. 5 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV.
Teruna Grafica, 2005), cet. Ke-3 h.16.
10
lapangan melalui pengamatan langsung dan dilakukan wawancara pada
subyek yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan
hasil untuk mendapatkan tujuan penelitian.
Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (dalam Basrowi &
Suwandi, 2008), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan
diuraikan pada latar dan individu tersebut secara utuh.6
Pendekatan kualitatif dipilih karena penulis ingin
mendeskripsikan, memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi
yang jelas mengenai strategi komunikasi persuasif yang dilakukan
volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi di masyarkat Kota
Tangerang.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode studi kasus. Merupakan strategi penelitian di mana
didalamnya penulis menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus
dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis mengumpulkan informasi
secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.7
Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang
6 Basrowi & Suwandi, Memahami penelitian kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.21.
7 John W. Creswell, Research Design Pendektana Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed
(California: SAGE Publications, 2009), h. 20.
11
berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh
pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok,
atau situasi.8
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di seketariat Earth Hour Tangerang.
Alamat lengkap Earth Hour Tangerang adalah Jl. Ahmad Yani, Cikokol
15142, Kota Tangerang, Banten, Indonesia. Penelitian ini mulai
dilakukan pada 22 mei 2015 sampai dengan selesai.
5. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah Earth Hour Tangerang. Objek penelitian
ini yaitu volunteer Earth Hour Tangerang dalam mengkampanyekan
hemat energi di Kota Tangerang.
6. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yang dimaksud adalah data yang langsung
dikumpulkan oleh penulis yang langsung berkaitan dengan sumber
objek penelitian. Untuk itu pengumpulan data primer dilakukan
penulis terhadap divisi atau orang-orang terkait yang ada
hubungannya dengan pihak yang berusaha meningkatkan kesadaran
masyarakat berhemat energi di Kota Tangerang.
b. Data Sekunder
Pada umumnya data sekunder berbentuk catatan atau laporan
8 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kiantitatif (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h.
175-176.
12
dokumentasi oleh lembaga tertentu. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari, melihat, dan
membuka dokumen, situs-situs, atau buku-buku ilmiah yang
berhubungan dengan penelitian.9
Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual
terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan
definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang
dialami saat ini. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara
insentif seorang individu atau kelompok yang dipandang
mengalami kasus tertentu. Tekanan utama dalam studi kasus adalah
mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana
tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap
lingkungan.10
7. Tahapan Penelitian
Tahap dalam penelitian ini adalah. Teknik Pengumpulan data,
Teknik Analisis data.
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sangat
menentukan baik tidaknya penelitian tersebut. Teknik pengumpulan
data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan penulis
untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang
9 Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 138. 10
Juliansyah Noor, Metododlogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011)h. 35.
13
penulis lakukan sebagai berikut:
1) Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah secara langsung terhadap
tiga responden dengan menggunakan teknik “probing” oleh
seorang pewancara yang ahli. Tujuannya adalah untuk
mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai responden
seperti motivasi, kepercayaan, perilaku, perasaan mengenai
suatu topik tertentu. wawancara mendalam bisa berlangsung 30
menit sampai lebih dari 1 (satu) jam.11
Penelitian ini penulis melakukan kegiatan wawancara
mendalam kepada Volunteer Earth Hour Tangerang, yakni
Yoga Mulya Darmawan Selaku Wakil Koordinator Kota
Tangerang, Robby Hardyansyah Selaku Ketua Earth Hour
Tangerang, serta Affan Arisga Selaku Divisi Pemerintahan.
2) Observasi
Observasi atau pengamatan langsung merupakan metode
pertama yang digunakan dalam penelitian, dan merupakan alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara pengamatan langsung untuk memperoleh data
yang diinginkan.
Penelitian ini melakukan pengamatan langsung ke salah
satu Volunteer Earth Hour Tangerang dalam sebuah kegiatan
11
Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.
39.
14
Earth Hour Tangerang. Sebagai metode ilmiah observasi dapat
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistemik
fenomena yang diselidiki. Pengamatan yang dilakukan yakni
penulis langsung ikut serta dalam program Earth Hour
Tangerang, guna memperoleh data-data yang akurat tentang
hal-hal yang menjadi objek penelituan.
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data
yang tidak dapat diperoleh dengan cara wawancara dan
observasi. Teknik dokumentasi yang penulis lakukan dengan
cara menelaah buku-buku, artikel, maupun sumber-sumber
yang berkaitan dengan kajian penelitian.
Pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) terbitan CeQDA
(Center for quality Development and Assurance).
b. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data dan
mengurutkannya kedalam pola dan pengelompokan data. Burhan
Bungin dalam bukunya Analisis Data penelitian Kualitatif
mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat
penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut
dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan masalah
15
penelitian.12
Teknik analisis data pada mtode penelitian studi kasus
kualitatif adalah:
- Description
Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu
berdampak pada penggunaan energi yamg lebih besar sesuai
dengan kebutuhan manusia. Penggunaan energi secara
berlebihan memang sering dilakukan tanpa disadari oleh
masyarakat kota Tangerang ini. Pemakaian energi yang
berlebihan akan timbul dampak negatif pada lingkungan kita.
Seperti pemakaian AC secara berlebihan, menonton televisi
berjam-jam didepan layar kaca, pemakain kantong plastik,
serta penggunaan kebutuhan hidup yang berdampak pada
kerusakan lingkungan.
- Themes
Karena kebiasaan masyarakat kota Tangerang dalam
menggunakan energi secara berlebihan, maka banyak sekali
dampak yang timbul dari pemborosan energi. Salah satunya
pemanasan global, perubahan iklim, efek rumah kaca, hujan
asam dan lain sebagainya, hal ini menjadi perhatian para
Volunteer Earth Hour Tangerang selaku komunitas lingkungan
hidup yang bereperan aktif dalam hemat energi.
12
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Grafindo Persada,
2003), h. 131.
16
- Assertions
Dari semua kejadian diatas, hal yang harus dilakukan
untuk menghindari pemakaian energi secara berlebihan yang
dilakukan oleh masyrakat kota Tangerang adalah Volunteer
Earth Hour Tangerang harus memberikan edukasi, mengajak
dan merangkul masyrakat kota Tangerang untuk berperan aktif
dalam penghematan energi, agar mereka sadar bahwa energi
itu penting untuk kehidupan sekarang dan masa depan.
Kegiatan analisis data ini, akan dimulai pengumpulan
data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul
baik primer maupun data sekunder. Hasil data yang diperoleh
melalui teknik pengumpulan data kemudian akan disusun akan
dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas.
Hasil penelitian kemudian disajikan di dalam
pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan
kemudian akan dianalisis untuk mengetahui bagaimankah
strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth
Hour Tangerang dalam hemat energi di Kota Tangerang
selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka dan mereview penelitian-penelitian sebelumnya yang
memiliki fokus penelitian yang sama.
17
Wahyu Yuliastuti Widorini (2014), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, mengangkat penulisan “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam
Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif
Tentang Strategi Komunikasi earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup
Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013)” fokus dalam penulisan ini
adalah ingin mengetahui startegi komunikasi Earth Hour Solo dalam
kampanye gaya hidup ramah lingkungan, sementara penulisan ini
menggambarkan bagaimana startegi komunikasi persuasif yang dilakukan
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus
masyarakat di kota Tangerang). Persamaan dari penulisan ini yaitu
penggunaan analisis deskriptif kualitatif untuk memperoleh data
penulisan.13
Lestari Nur Ekanti Putri (2015), Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Gajah Mada Yogyakarta, yang mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye
Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth
Hour Jogja” fokus dalam penulisan ini adalah ingin mengetahui bentuk
strategi kampanye Earth Hour Jogja untuk menyebarluaskan aksi peduli
lingkungan, sementara penulisan yang akan saya lakukan adalah
menggambarkan bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus)
13
Wahyu Yuliastuti Widorini (2014 “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye
Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi
Earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun
2013),” ( Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014).
18
masyarakat di kota Tangerang. Persamaan dari penulisan ini yaitu
penggunaan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data
penelitian.14
Fahmi Maulana Zaini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program
Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, yang
mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN
(PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat
Akan Penggunaan Energi Listrik” fokus dalam penelitian ini pada strategi
kampanye public relations PT. PLN (PERSERO), sementara penelitian yang
akan saya lakukan adalah menggambarkan bagaimana strategi komunikasi
persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat
energi (studi kasus) masyarakat kota Tangerang. Persamaan dari penelitian
ini yaitu penggunaan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data
penelitian.15
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun
dengan membagi menjadi 5 bab:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah
penulisan, batasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan,
14
Lestari Nur Ekanti Putri “ Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah
Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2015). 15
Fahmi Maulana Zaini “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN (PERSERO)
APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat Akan Penggunaan Energi
Listrik” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2011).
19
manfaat penulisan, metodologi penulisan, tinjauan pustaka,
dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam bab ini membahas tentang teori strategi komunikasi
persuasif Melvin L, DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach ,
volunteer dalam organisasi, ruang lingkup komunikasi
persuasif, dan hemat energi.
BAB III PROFILE EARTH HOUR TANGERANG
Dalam bab 3 ini membahas tentang gambaran umum dari
Komunitas Earth Hour Tangerang, Sejarah serta
perkembangan Earth Hour, Motto Earth Hour, Visi dan
Misi Earth Hour, Struktur Komunitas di Earth Hour
Tangerang, Program-program Earth Hour serta alamat
Earth Hour, dan logo Earth Hour.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang strategi komunikasi
persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat
energi (studi kasus) Masyarakat kota Tangerang serta tujuan
Volunteer Earth Hour Tangerang mempengaruhi
masyarakat kota Tangerang dalam hemat energi.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan dari
20
jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,
kemudian ditambah dengan kritik dan saran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI & KERANGKA KONSEPTUAL
A. Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J.
Ball-Roceach
Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara
perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai suatu tujuan, yakni memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
seseorang/audiens.
Oleh karena itu, dalam strategi yang dibuat, harus mencerminkan
operasional taktis. Jadi, yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa
pesan yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi
penyampaian, di mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu
yang digunakan cukup tepat.1
Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach memberikan
beberapa Strategi komunikasi persuasif, antara lain:
1. Strategi Psikodinamika
Strategi psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa ciri-ciri
biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, terdapat
sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis dan
merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosioal,
terdapat sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang
membentuk struktur kongnitif individu.
1 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.29.
22
Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun
mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa. Kata
Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat
dinamis, tidak statis. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan
insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun
eksternal.
Strategi persuasi berdasarkan konsep psikodinamika. Oleh
karenanya, harus dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kognitif,
dan rasanya sangat tidak mungkin untuk mengubah faktor-faktor
biologis (seperti tinggi, berat, sex, ras, dan lain-lain) dengan pesan
persuasif. Hal yang mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk
pernyataan emosional, seperti marah dan takut.
Asumsi berikutnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh
besar pada perilaku manusia. Oleh karena itu, faktor-faktor kongnitif
dapat diubah maka tentunya perilaku pun dapat diubah.
Pandangan psikodinamika tentang perilaku menekankan pada
aspek kekuatan pengaruh pada faktor-faktor perilaku, kondisi,
pernyataan, dan kekuatan dalam diri individu yang membentuk
perilaku. Pendekatan kongnitif sebagai strategi persuasi menekankan
struktur internal jiwa sebagai hasil dari belajar. Dalam penekanan ini
memungkinkan menggunakan media massa untuk mengubah struktur
tersebut, seperti perubahan perilaku.
Esensi dari strategi psikodinamika untuk persuasi adalah pesan
23
yang efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis individual
dengan berbagai cara, dimana mereka akan merespons secara terbuka
dengan bentuk perilaku, seperti yang diinginkan atau sesuai dengan
yang dinyatakan persuader. Komunikasi persuasif yang efektif dapat
dikatakan terletak dalam belajar hal yang baru, dengan dasar informasi
yang diberikan oleh persuader. Asumsi tersebut akan mengubah struktur
internal psikologis individu, seperti kebutuhan, rasa takut, sikap dan
lain-lain hasilnya tampak pada perilaku yang tampak.
Strategi persuasi psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional
dan faktor kongnitif. Salah satu dasarnya bahwa faktor-faktor kongnitif
berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang
efektif mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai
cara, dimana sasaran akan merespons secara terbuka dengan bentuk
perilaku seperti yang diinginkan persuader.2
Dalam perkembangan perkembangan kepribadian manusia,
tercatat ada 3 hal, yaitu Id (insting dan dorongan kepuasan), Ego (daya
nalar, proses mental, pikiran sehat, dan realitas), dan Super ego (nilai-
nilai sosial). Mekanisme pertahanan dalam seorang individu saat
menerima stimulant dari luar adalah repression (penekanan) berkenaan
dengan dorongan hati yang tidak pantas dikeluarkan sehingga didesak
kedalam pikiran bawah sadar. Regression (kemunduran) kembali ke
bentuk-bentuk perilaku awal perkembangan. Sublimation mengganti
2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.27-8.31.
24
perilaku yang tidak wajar dengan perilaku yang lebih baik.
Displacement (penggantian) mengubah sasaran pelampiasan dari emosi
kepada sebuah objek lain. Reaction formation (pembentukan reaksi)
bertindak yang berlawanan dengan apa yang dirasakan atau diinginkan.3
2. Strategi Persuasi Sosiokultural
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar individu. Strategi sosiokultural
yang efektif dibutuhkan karena pesan persuasi menegaskan terhadap
individu aturan-aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk
bertindak yang akan mengatur aktivitas, dimana komunikator mencoba
untuk memperolehnya atau jika pengertian telah dicapai, tugas
berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat tersebut.
Strategi persuasi sosiokultural sering sekali digunakan bersama
dengan tekanan antarpesona untuk kompromi. Artinya, kombinasi
antarpesan melalui media dan individu dapat ditukarkan. Strategi
multitahap ini dapat diilustrasikan dalam penegrtian yang kongkret jika
kita memeriksa taktik kampanye yang sangat sukses, dimana hampir
setiap orang mengenalnya.
Strategi sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk
komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian
pendanaan. Oleh karena itu, dalam strategi ini sering kali pengertian
tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi
3 Yanie Pratiwi Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam
Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang
Pekanbaru,” JOM FISIP Vol. 3, No. 2 (Ruai: Universitas Negeri Riau, 2016): h. 9.
25
sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi
yang efektif bagi penjualan barang-barang.
Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan
salah satu strategi yang digunakan persuader di dalam meningkatkan
orang yang dipersuasif. Perilaku dari orang yang dipersuasi dipengaruhi
faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
lingkungan sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan
seperti ini harus dapat diperhatikan pemasar sebelum mempersuasif
calon orang yang dipersuasif tersebut. Strategi ini dapat dikatakan
referensi, dimana biasanya pemasar mendapatkan referensi dari teman
maupun keluarganya.4
Faktor lingkungan memang sangat membantu persuader untuk
merubah perilaku persuadee, karena rata-rata persuader pasti mendekati
orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam kategori ini pasti
akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan telah ada di dalam
hubungan keluarga. Kepercayaan merupakan produk yang dihasilkan di
antara kedua pelaku dalam suatu pertukaran dengan lebih
memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana
diatur dalam kontrak. Dengan adanya kepercayaan antara dua pelaku
akan mempermudah dalam mempersuasif seseorang untuk mengikuti
apa yang diinginkan.
4 Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah
pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 10.
26
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini
bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.5
3. Startegi The Meaning Construction
Strategi yang dikemukakan oleh Melvin I. Defluer dan Sandra J.
Ball Rokeach adalah dengan memanipulasi pengertian. Hal ini berawal
dari konsep bahwa hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat
dicapai sejauh apa yang dapat diingat.
Berdasarkan pemikiran Defluer dan Rokeach tersebut, tampak
bahwa yang menjadi asumsi utama strategi The Meaning Construction
bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Apa yang luput
merupakan elaborasi asumsi tentang predisposisi dan proses internal,
seperti perubahan sikap, disonasi kognitif atau kejadian sosial yang
rumit dan pengaharapan kultural.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa strategi ini dicirikan
oleh “belajar-berbuat” (learn-do), seperti yang dilawankan dengan
belajar-merasa-berbuat (learn-feel-do) dan pendekatan belajar-
penyesuaian-diri.
Asumsi dasar strategi persuasi the meaning contruction adalah
bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan
oleh balajar berbuat (learn-do).6
Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara
5 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.31-8.36.
6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.36-8.38.
27
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat.
Persuader berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai
suatu hal kepada calon orang yang dipersuasif. Selain itu dengan
adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui
lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan
suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya
yang diinginkan oleh persuader.
Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna,
untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan
dipahami orang yang dipersuasi. Persuader memberikan perumpamaan-
perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti dari
pengertian itu sendiri.
Dalam memperkenalkan suatu hal, persuader tidak melakukan
media periklanan, persuader cukup menjelaskan dengan orang yang
dipersuasi langsung pada saat memberikan suatu pemahaman, karena
bagi persuader itu sangat efektif dan efisien, ditambah lagi
lembaga/instansi cukup mengandalkan nama besar. Selain mengenalkan
melalui nama besar instansi, persuader perlu melakukan pengenalan
secara personal selling dengan yang dipersuasi, dengan kata lain dari
mulut ke mulut saja.7
B. Volunteer Dalam Organisasi
Volunteer adalah orang orang yang terlibat atau sebagai pelaku
7 Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah
pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 12.
28
gerakan sukarela dalam berbagai bidang kehidupan yang memiliki perilaku
prososial. Menurut Turner, Morris volunteer are individuals who freely
contribute their services, without remuneration, to public or voluntary
organization enggaged in all types of social welfare activities. The fields of
service include family and child welfare, education, health and mental
health, recreation, community development, housing and urban renewal,
and correction. Ditegaskan lebih lanjut oleh Morris bahwa terdapat empat
peranan yang dapat dimainkan oleh tenaga sukarela sebagai agen perubahan,
yaitu agen lapangan (the field agent) konsultan (the consultant), pelindung
atau advocator (the advocate), dan perencanan sosial (planner).8
Volunteer diartikan dengan orang yang bekerja dengan dasar
kerelawanan atau sukarelawan. Beradasrkan arti kata volunteer dapat
dartikan sebagai orang yang berusaha untuk memberikan pelayanan secara
sukarela. Volunteer didefinisikan sebagai orang-orang yang secara sukarela
memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, waktu, uang, barang dan
lain-lain, sebagai wujud kepedulian pada kemanusiaan, perubahan sosial
atau lingkungan tertentu.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia relawan adalah orang yang
melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau
dipaksakan).9 Definisi lain bahwa relawan adalah orang-orang biasa yang
memiliki hati luar biasa untuk menolong sesama, meski tak jarang nyawa
8 Iwan Setiawan, Agrbisnis Kreatif, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2012), Cet I, h. 323
9 Hasan Alwi Dkk, Tim Rdaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007). h. 1099
29
menjadi taruhan.10
Mereka adalah figur-figur yang menjadi panutan, mereka
relawan kemanusiaan yang tak kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh.
Relawan adalah seorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena
panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga,
waktu, harta) kepada masyrakat dan lingkungan sebagai perwujudan
tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik imbalan (upah),
kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karir.11
Relawan adalah orang atau sejumlah orang, baik terorganisir ataupun
tidak yang mendedikasikan potensi yang dimilkinya untuk membantu
mengatasi permasalahan orang lain tanpa mengharapkan pamrih,
karakteristik dasar relawan adalah memiliki jiwa simpati dan empati,
relawan juga memiliki jiwa peka dan peduli, semangat, pemberani dan
bertanggung jawab. Mereka bekerja dengan prinsip keikhlasan, tanpa
motivasi pamrih materi, relawan tak sama dengan buruh, karyawan, atau
pegawai dan relawan lebih suka memberi bukan menerima, maka eksistensi
relawan bermanfaat untuk orang lain. Kerelawanan adalah sifat dari orang-
orang peduli, ia adalah mata pisau dari kepedulian, sebagaimana kepedulian
adalah solusi, maka kerelawanan adalah solusi. Kerelawanan harus terus
dikembangkan menjadi kebudayaan dan peradaban, sebab secara fitrah
manusia memiliki kepedulian, karena kepedulian adalah fitrah manusia
maka kepedulian adalah kebutuhan manusia, dengan kepedulian inilah
10
Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun (29 Desember 2010- 5
Januari 2011), h.6 11
www.p2kp.org/pustaka/...../relawan/4ISIBOOKLETRELAWAN.doc data diakses pada
15 maret 2016
30
manusia mengeaskan eksistensinya sebagai mahluk sosial.12
Menurut Omoto dan Snyder ciri-ciri relawan adalah:
1. Selalu mencari kesempatan untuk membantu dalam waktu yang relatif
lama.
2. Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama.
3. Memberikan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang dan
sebagainya.
4. Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan.
5. Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.13
Michel E Sheer menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
orang ingin menjadi relawan ialah terjalinya komunikasi yang harmonis
dalam organisasi, jadwal kerja yang sesuai dengan tugas kerja yang
menarik, kontribusi nyata relawan tehadap masyarakat, pelatihan dan
dukungan emosional, dan kebersamaan kelompok.14
Volunteer dapat dikatakan seseorang yang mau menyediakan waktu
dan tenaganya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi, tanpa dibayar.
Biasanya saat baru bergabung dengan sebuah organisasi, volunteer dalam
bidang tertentu dibekali pelatihan, agar bisa menjadi tenaga professional.
Sikap seorang volunteer harus bisa punya rasa memiliki dan loyalitas
tinggi, selain kontribusi dan dedikasi. Semua itu harus dilakukan dengan
12
Ugi,/Relawan/Hamba/Tuhan/Yang/Baik,
http://actforhumanity.or.id/berita/detail/175/Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik. Data diakses pada 15
maret 2016 13
Tuti Alawiah, Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, 2007, h. 40 14
Michael E Sheer, The Five Factors, Why Pepole Still Volunteering Social Work With
Volnteer, 2008, h. 23-25
31
penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan pamrih tidak ada motif lain
selain ingin membantu. Menjadi Volunteer harus kaya ide, menjadi inspirasi
dan dapat menularkan sikap positif serta pengaruh yang bisa menggerakan
orang-orang disekitarnya untuk mau bergerak dan mencapai sesuatu yang
baik.
C. Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk
memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain dengan tujuan
memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan
komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.15
Komunikasi persuasif menurut Dedy Iriantara adalah komunikasi
yang bersifat memengaruhi tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa
dengan cara paksaan baik itu fisik, atau nonfisik. Menurutnya dalam
melakukan komunikasi persuasif, argument komunikator haruslah argument
yang masuk akal atau rasional, sehingga dapat meyakinkan lawan bicaranya
atau komunikan, sehingga komunikan akhirnya mau berprilaku seperti apa
yang diinginkan komunikator.16
Komunikasi persuasif sebagai suatu proses, yakni proses
memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal
maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena
yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks
waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus.
15
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.4 16
Dedy Djamalludin, dkk, Komunikasi persuasif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1997), h. 243
32
Nothstine menjelaskan bahwa komunikasi persuasif bukanlah hal
yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar komunikan
mau mengubah sikap, pendapat dan perilakunya.17
Komunikasi dilakukan karena adanya suatu tujuan, tujuan komunikasi
persuasif adalah untuk memengaruhi sikap, pendapat, dan periaku audiens.
Aspek mana yang akan kita pilih dalam komunikasi persuasif tersebut,
apakah untuk mengubah sikap, pendapat, ataukah perilaku seseorang.18
Komunikasi persuasif merupakan kajian khusus dari ilmu komunikasi
yang menekankan aspek tujuan. Tujuan komunikasi persuasif, sebagaimana
dinyatakan oleh simons (1976) adalah untuk memengaruhi sikap, nilai-nilai,
pendapat dan perilaku seseorang.
Dengan demikian, ruang lingkup kajian komunikasi persuasif
meliputi:
1. Sumber, yakni persuader
2. Pesan, yang dikemas secara sengaja untuk memengaruhi.
3. Saluran/ media.
4. Penerima, yakni orang yang akan dipengaruhi (persuader)
5. Efek, yakni adanya perubahan sikap, nilai-nilai, pendapat dan perilaku.
6. Umpan balik.
7. Konteks situasional.19
Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi persuasif adalah
untuk merubah sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Sikap adalah
17
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 18
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 19
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.29-1.30
33
kecenderungan bertindak, berpersepsi, kemarahannya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kehawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari dalam hati.
D. Hemat Energi
Hemat energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi
dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai
lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.
Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan
melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan
industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan
penghemaan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan
energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan
energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi
akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan
dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi.
Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam
memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan
34
bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim.
Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat
diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan
energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi
kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.20
20
http://www.kompasiana.com/monic/pentingnya-menghemat-energi-
kenapa_54f99110a3331123668b4998 diakses pada tanggal 10 agustus 2015.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
EARTH HOUR TANGERANG
A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang
Earth Hour Tangerang berawal dari sekumpulan pemuda dari
komunitas Skateboard Tangerang yang ikut merayakan switch-off (acara
puncak Earth Hour seluruh dunia) yaitu mematikan lampu selama satu jam
mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di minggu terakhir bulan maret.
Mereka juga mulai melaksanakan street campaign dalam
mengkampanyekan aksi ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan Kota
Tangerang terkenal akan street campaignnya. Lalu pada tahun 2012, Gina
Karina (Founder Earth Hour Tangerang), yang tadinya merupakan anggota
Earth Hour Jakarta, mendirikan Earth Hour Tangerang. Gina sendiri
merupakan warga Kota Tangerang dan pada waktu itu sedang berkuliah di
Universitas Pelita Harapan. Awalnya Gina hanya merekrut anggota Earth
Hour Tangerang dari mahasiswa Universitas Pelita Harapan. Kemudian
Gina mulai mengajak beberapa anak skateboard, duta Kang Nong Kota
Tangerang, dan beberapa komunitas lain untuk melaksanakan Selebrasi
Earth Hour, dan terlaksanalah selebrasi switch-off pertama Earth Hour
Tangerang di tahun 2012.
Selebrasi pertama Earth Hour Tangerang dilaksanakan di pusat
pemerintahan Kota Tangerang. Acara tersebut dihadiri oleh wakil walikota,
36
beberapa duta artis Tangerang, dan lebih dari 30 komunitas yang ada di
Tangerang Raya.
Setelah selebrasi, Earth Hour Tangerang pun mulai mengadakan
beberapa acara diantaranya yaitu Diet Kantong Plastik dan Earth Hour
Berbagi (acara amal saat bulan Ramadhan). Kemudian selama beberapa
waktu Earth Hour Tangerang bekerja sama dengan beberapa instansi seperti
Aria Hotel dan Mall Living World
B. Logo
Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang
Logo Earth Hour ‟60+‟ menunjukkan 60 menit mematikan lampu di
Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup hemat energi. Tanda „+‟
menunjukkan komitmen untuk bersama-sama mulai melakukan gaya hidup
hemat energi.
37
Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi
bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian
dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah
awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai
sebagai komitmen hemat energi untuk bumi, dan juga merupakan
momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang
sudah dilakukan.
C. Visi dan Misi
VISI MISI Earth Hour Tangerang
Visi :
Menjadikan Earth Hour Tangerang bukan hanya sebagai komunitas
hijau namun menjadi komunitas peduli lingkungan yang aktif memberikan
edukasi bukan hanya kampanye.
Misi :
1. Menyolidkan/menyatukan pribadi setiap anggota Earth Hour Tangerang
agar tumbuh rasa saling memiliki.
2. Membangun sumber daya dari setiap anggota Earth Hour Tangerang
agar lebih berwawasan lingkungan.
3. Turut aktif dalam memajukan dan menjaga penghijauan yg ada di Kota
Tangerang bersama pemerintah dan masyarakat.
4. Menjalin kerjasama atau proyek penghijauan bersama komunitas
hijau/organisai/perusahaan/pemerintah/komunitas lain selama dalam hal
yang positif.
38
D. Kegiatan Earth Hour Tangerang
Beberapa Kegiatan Earth Hour Tangerang
1. Selebrasi switch-off
Selebrasi adalah acara tahunan yang merupakan puncak dari
kampanye Earth Hour global. Kegiatan utama dalam selebrasi ialah
melaksanakan switch-off atau mematikan lampu selama satu jam dari
pukul 20.30 – 21.30 di minggu akhir bulan Maret. Kegiatan ini
dilaksanakan secara serempak oleh Earth Hour di seluruh dunia. Selain
switch-off, Earth Hour Tangerang mengundang komunitas lain sebagai
pengisi acara dalam selebrasi ini. Pejabat publik setempat, Kang Nong
dari Tangerang Raya, dan duta-duta di seluruh Tangerang pun diundang
untuk turut berpartisipasi dalam acara ini.
2. Kumbang
Kumbang adalah Kumpul, Main dan Belajar Bareng yang
dilaksanakan oleh Earth Hour Tangerang saat open recruitment. Dalam
kegiatan ini, akan ada pengenalan tentang Earth Hour dan edukasi
mengenai lingkungan. Pada acara Kumbang terakhir, Earth Hour
bekerja sama dengan komunitas Hompimpah untuk mengedukasi
mengenai pengolahan sampah.
3. Fun Tree Planting
Fun Tree Planting (FTP) adalah kegiatan penanaman mangrove
disepanjang pesisir pantai di daerah Teluk Naga. Kegiatan ini
39
dilaksanakan sebagai peringatan hari pohon dan hari menanam pohon di
bulan november. Peserta kegiatan adalah masyarakat umum dan
komunitas di Tangerang. Peserta diajak berkeliling hutan mangrove
dengan menggunakan perahu kemudian dipersilahkan untuk menanam
sendiri bibit mangrove yang telah disediakan
4. School Campaign
School Campaign adalah kampanye pelestarian lingkungan yang
dilakukan dengan menyambangi sekolah-sekolah di Tangerang. Disini
Earth Hour memberikan edukasi kepada siswa-siswi mengenai
berbagai isu lingkungan yang terjadi.
5. Earth Hour Berbagi
Earth Hour Berbagi adalah acara amal yang dilaksanakan setiap
bulan Ramadhan. Anggota Earth Hour Tangerang mengumpulkan dana
secara kolektif kemudian menyambangi panti asuhan untuk
menyalurkan donasi yang telah dikumpulkan. Acara ini juga sekaligus
menjadi ajang berbuka puasa bersama bagi anggota Earth Hour
Tangerang.
6. Rampok Plastik
Rampok Plastik adalah kegiatan dimana Earth Hour Tangerang
menyambangi keramaian tempat jual beli saat masyarakat banyak
menggunakan plastik. Pihak Earth Hour Tangerang akan menyambangi
satu persatu masyarakat yang telah selesai berbelanja dan menggunakan
plastik, lalu meminta plastik yang mereka gunakan untuk diganti
40
dengan totebag yang lebih ramah lingkungan yang akan diberikan
secara gratis. Acara ini pernah diadakan di Mall Living World dan Pasar
Modern Paramount.1
E. Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016
1. Struktur Keanggotaan Earth Hour Tangerang
Ketua : Robby Hardyansyah
Wakil 1 : Shandy Izabal Maula
Wakil 2 : Erwin Wijaya
Sekertaris 1 : Anissa Destiana
Sekertaris 2 : Nadya Dara W.
Bendahara : Hanisya Martina
Divisi Online
1. Rodhotul Jannah (Koor)
2. Oktada
3. Ruth
Divisi Offline
1. Dimartana Marga Kusuma (Koor)
2. Arnold
3. Danang P. Sasongko
4. Rey
5. Weni
6. Doni
1Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia diakses dari
earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
41
Divisi Pemerintahan
1. Ayu Pamanis
2. Affan
3. Tiara Intan
Divisi Multimedia
1. Rusydina (Koor)
2. Dhika
3. Dicky
Divisi Fundraising
1. Bima (Koor)
2. Tiwi Gustya
3. Bagust Rafy
4. Mella Sisca
5. Maudina
6. Alvin
Divisi Media Partner
1. Yudiokeu P.
2. Windu
3. Alpha Khairi
Divisi Koorporasi
1. Mia Priani (Koor)
2. Rena
3. Sabrina Isnaeniah
42
4. Desy Iwanti
Divisi Komunitas
1. Nini Susilowati (Koor)
2. Syifa Fitriyanti
3. Nadya Syahidati
4. Didik Setiadji
5. Citra Indah 2
F. Gambaran Umum Earth Hour
Earth Hour merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan
masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup
hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang
tidak dipakai selama 1 jam. Di tahun ke-7 di Indonesia, Earth Hour 2015
akan diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2015, pukul 20.30 - 21.30
waktu setempat.
Tujuannya mengajak publik melakukan perubahan gaya hidup. Dan,
dianggap berhasil bila bisa dilakukan semua orang, kapan saja, dimana saja,
sesering mungkin, tanpa menunggu orang lain atau momen tertentu.
Kita bisa dengan mudah menyalakan atau mematikan lampu dan alat
elektronik dengan satu jari. Kampanye ini sengaja dibuat agar tiap individu
dari berbagai usia dan status sosial ekonomi bisa berpartisipasi.
Perubahan iklim adalah ancaman kehidupan di Bumi akibat
2 Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia diakses dari
earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
43
pemanasan global. Salah satu cara menunda pemanasan global dan krisis
lingkungan lain yaitu dengan mengajak setiap individu untuk mengubah
gaya hidup. Hemat energi mudah dan murah. Mulai dari diri sendiri. Dari
sekarang.
Indonesia mengkonsumsi listrik 78% terfokus di Jawa, Bali karena
68% konsumennya berada di pulau tersebut. Bagian Indonesia yang lain
mendapatkan porsi lebih kecil.
Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan
Tangerang. Distribusinya terbagi menjadi:
1. Rumah tangga: 33%
2. Bisnis/perkantoran serta gedung komersial: 30%
3. Sektor industri: 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang)
4. Gedung pemerintahan: 3%
5. Fasilitas publik dan sektor sosial: 4%
Angka “60” artinya 60 menit fokus pada tindakan positif mengurangi
emisi CO2. Tanda “+” artinya kegiatan EARTH HOUR tidak hanya
dilakukan selama 60 menit saja, tapi juga diikuti dengan perubahan gaya
hidup setiap hari. Mulai dari menggunakan transportasi publik, bersepeda,
hemat air, tidak buang sampah sembarangan, memilah dan daur ulang
sampah, hemat kertas, hingga berkebun dan menanam pohon.
G. Ilustrasi Mudah Earth Hour
Earth Hour lebih dari kegiatan rutin tahunan. Selain momentum
pelaksanaan Earth Hour, sepanjang tahun kami terus mengajak dan berbagi
44
informasi seputar gaya hidup hemat energi yang bisa dilakukan oleh siapa
saja. Pada pertengahan sampai dengan akhir bulan Maret, di beberapa
belahan dunia mengalami transisi dari musim semi kemusim gugur sehingga
cuaca tersebut paling kondusif bagi semua negara yang ingin berpartisipasi
di Earth Hour, karena di beberapa negara tidak perlu menggunakan
pendingin atau pemanas ruangan.
H. Gambaran Earth Hour Solo
Earth Hour Solo sudah mulai berkembang pada tahun 2012 yang
ditandai dengan event 60+ mematikan lampu secara 60 menit pada tanggal
31 maret 2012. Event 60+ dipusatkan di daerah Ngarsopuro. Acara inti dari
kegiatan ini yakni mematikan lampu penerangan jalan, gedung, serta
reklame di sepanjang Jl Slamet Riyadi serta koridor Ngarsopuro pada pukul
22.30-21.30.
Event 60+ tahun kedua di kota solo bahkan disambut dengan
pemadaman lampu di titik selama satu jam mulai pukul 20.20-21.30 pada
tanggal 23 maret 2013. Berbagai elemen seperti pemerintah Kota Solo,
kantor-kantor BUMN dan swasta, serta masyarakat turut berpertisipasi
untuk mematikan lampu dan ini memenuhi target dari Earth Hour Solo itu
sendiri.
Setelah dua tahun Earth Hour solo berjalan di kota Solo, setidaknya
sudah ada 300 an volunteer yang mendaftarkan diri untuk turut
mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan. Selain melancarkan aksi
kampanye melalui para volunteer dan acara 60+ nya, Earth Hour Solo juga
45
terus mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan melalui berbagai
media dan cara.
Selain berkampanye melalui kegiatan offline, Earth Hour Solo juga
melancarkan aksinya melalui berbagai media online.
I. Hubungan Earth Hour dengan WWF
Pada tahun 2007, WWF merupakan salah satu inisiator Earth Hour di
Sydney yang kemudian pada tahun-tahun berikutnya turut serta dalam
kampanye Earth Hour dengan menyebarkan kampanye ini di lebih dari 70
negara jaringan WWF di seluruh dunia.
Gambar 3.2. Logo WWF (World Wide fund For Nature)
Target utama kampanye Earth Hour Indonesia, yaitu:
1. Untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di
kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi,
2. Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan
yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan
46
3. Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan
dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan
penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari
kebijakan mereka.
J. Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia
Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan
pemerintahan untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi
mereka terhadap perubahan iklim. Mengajak dan mengedukasi masyarakat
mengenai pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu
untuk menjadi bagian dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi
mereka.
Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan Earth Hour
baik staf mau pun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan
lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi.
Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di berbagai kota di
Indonesia.
Dukungan dari makin banyak pemimpin Daerah dan Kota di seluruh
wilayah Indonesia, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup berupa perubahan
kebijakannya terkait penghematan energi.
“Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi
di Earth Hour saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti
dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti:
mengendalikan penggunaan listrik, hemat penggunaan kertas/tisu, aktivasi
47
transportasi publik, mengurangi potensi sampah/ melakukan pemilahan
sampah, dan lain-lain.”
Lebih dari 1 Juta penduduk Indonesia telah menjadi bagian dari
kampanye Earth Hour Indonesia.
Pemimpin Daerah dan Kota yaitu Gubernur DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kapolda
NAD, Walikota 5 Wilayah di Jakarta, Walikota/Bupati dari kota: Banda
Aceh, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Solo, Surabaya, Malang, Pontianak, Samarinda, Sidoarjo.
Komunitas pendukung Earth Hour selalu mengajak dengan memberi
contoh. Oleh karena itu, tema Earth Hour Indonesia selalu berubah per
tahun mengikuti prinsip “dialektika gerakan” dari tahun sebelumnya dan
mencari relevansi yang dekat dengan isu lokal. “Pilih bumi selamat atau
bumi sekarat?” kami pergunakan sebagai tema di tahun 2009, dilanjutkan
dengan “Ubah dunia dalam 1 jam” di tahun 2010 untuk membuat mata
publik Indonesia paham bahwa dukungan individu pun dapat berkontribusi
pada perubahan dunia. Dengan perubahan tema menjadi “Setelah 1 jam
jadikan gaya hidup” dan logo “60+” pada tahun 2011, diharapkan semangat
Earth Hour dapat dilakukan tidak hanya setahun sekali dalam 1 hari dan 1
jam, namun bisa dilakukan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari oleh
siapapun dan dimanapun.
Tahun 2012 sampai dengan 2014, “Ini Aksiku! Mana Aksimu?”, tema
yang tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi khalayak luas untuk
48
melakukan aksi yang positif untuk lingkungan.“Ini Aksiku! Mana Aksimu?”
difokuskan pada aksi ramah lingkungan seperti: hemat energi
(menggunakan listrik seperlunya saat di rumah dan tempat kerja),
transportasi publik (beralih atau lebih sering menggunakan transportasi
publik untuk mengurangi beban kendaraan pribadi), mengurangi sampah
plastik (membawa tas belanja pakai ulang, membawa botol minum sendiri)
dan mengurangi pemakaian kertas dan kertas tissue (pertimbangkan sebelum
mencetak, daur ulang kertas, membawa sapu tangan pengganti kertas
tissue).
Di Indonesia Earth Hour 2015 mengangkat tema : “Hijaukan Hutan,
Birukan Laut” , dengan pesan yang lebih singkat yaitu, “Ini Aksiku”.
Dengan tema dan pesan ini ditujukan untuk lebih berfokus kepada gerakan
aktivasi dan konservasi untuk 7 isu utama secara nasional, yaitu :
1. Laut & pesisir
2. Deforestasi
3. Biodiversity
4. Sampah
5. Sungai & air
6. Transportasi
7. Energi
K. Tema Earth Hour
Melalui tema “Hijaukan Hutan, Birukan Laut”, Earth Hour 2015
meluncurkan 7 program konservasi yang tersebar di 7 region dan menjadi
49
bagian dari target crowd funding di Indonesia. Untuk 7 program konservasi
tersebut berfokus pada tiga project adopsi, yaitu : mangrove, coral, dan
penyu.
1. Save mangrove #BirukanLaut, Kabupaten Aceh Besar
2. Selamatkan Penyu, Selamatkan Kehidupan!, Padang
3. Beri ruang untuk Penyu Lekang, Jogjakarta
4. #Hijaukan Hutan Mangrove di Pesisir Surabaya
5. Adopsi coral #BirukanLaut, Denpasar
6. Mangrove for Love, Lestarikan dengan Cinta, Denpasar
7. Satria dan mangrove, Balikpapan
Pada dasarnya Earth Hour adalah kampanye bersama yang bisa
dilakukan oleh siapa saja. Di lebih dari 30 kota lainnya, Earth Hour
terbentuk dari inisiasi anak muda di kota masing-masing yang ingin menjadi
bagian dari perubahan.
World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non-
pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang
konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World
Wildlife Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika
Serikat. WWF adalah organisasi konservasi independen terbesar di dunia
dengan lebih dari 5 juta pendukung di seluruh dunia yang bekerja di lebih
dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300 proyek konservasi dan
lingkungan. WWF adalah sebuah yayasan yang pada tahun 2010
mendapatkan 57% pendanaannya dari pihak perorangan dan warisan, 17%
50
dari sumber-sumber internasional (seperti Bank Dunia, DFID, USAID) dan
11% dari berbagai perusahaan.
Grup ini memiliki misi "menghalangi dan memutarbalikkan
penghancuran lingkungan kita". Saat ini, sebagian besar tugas mereka
terfokus pada konservasi tiga bioma yang berisikan sebagian besar
keragaman hayati dunia, yaitu hutan, ekosistem air tawar, dan samudera dan
pantai. Selain itu, WWF juga menangani masalah spesies terancam punah,
polusi dan perubahan iklim.
Gambaran profile Earth Hour Tangeranng dan Earth Hour Indonesia.3
Gambar 3.3. Logo Earth Hour Indonesia (Global)
3 Earth Hour, “Fokus Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada
tanggal 17 April 2015.
51
BAB IV
Analisis & Temuan
A. Strategi Komunikasi Persuasif Yang Digunakan Volunteer Earth Hour
Tangerang.
Strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer Earth Hour
Tangerang sebagai upaya dalam memberikan solusi terhadap berbagai
masalah di dalam aktivitas kehidupan masyarakat kota Tangerang, terkait
dengan ketergantungan masyarakat dalam memakai energi yang berlebihan
sehingga berdampak kepada hal negatif yang dapat merusak bumi dan
lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global,
perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu maka
strategi komunikasi persuasif yang dilakukan untuk masyarakat kota
Tangerang dalam menghemat energi harus sesuai dengan strategi
komunikasi persuasif yang pas dan tepat.
Srategi komunikasi persuasif yang pas dan tepat Volunteer Earth Hour
Tangerang dalam menghemat energi pada masyarakat kota Tangerang itu
sendiri. Dari teori yang telah dijelaskan di bab dua, terdapat tiga strategi
komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-
Roceach memiliki tiga pendekatan strategi diantaranya Strategi
Psikodinamika, Strategi Sosiokultural, dan Strategi Meaning Construction.
Ketiga strategi ini diguakan sesuai dengan masyarakat kota Tangerang yang
dihadapi oleh Volunteer Earth Hour Tangerang.
52
1. Strategi Psikodinamika
Pada pembentukan pengetahuan masyarakat mengenai
penghematan energi. Mereka dihadapkan pada kondisi emosional
tersendiri. Mekanisme pertahanan dalam seorang individu saat
menerima stimulan dari luar adalah repression (penekanan) berkenaan
dengan dorongan hati yang tidak pantas dikeluarkan sehingga didesak
kedalam pikiran bawah sadar, jika mengacu pada kampanye
penghematan energi, masyarakat akan menjadi terpengaruh untuk
menghemat energi berdasarkan penekanan ini maka dorongan hatinya
yang paling berpengaruh terhadap perubahan perilakunya.
Regression (kemunduran) kembali ke bentuk-bentuk perilaku
awal perkembangan. Sublimation mengganti perilaku yang tidak wajar
dengan perilaku yang lebih baik. Displacement (penggantian)
mengubah sasaran pelampiasan dari emosi kepada sebuah objek lain.
Reaction formation (pembentukan reaksi) bertindak yang berlawanan
dengan apa yang dirasakan atau diinginkan.
Salah satu strategi pokok dan utama yang digunakan volunteer
Earth Hour disaat mengampanyekan masyarakat yaitu melalui
pendekatan secara emosional maupun faktor-faktor kognitif. Volunteer
sebagai persuader harus dapat mengutarakan pesan persuasi baik
secara rasional maupun menyentuh aspek emosional kepada
masyarakat. Dengan cara rasional komponen kognitif pada diri
masyarakat dapat dipengaruhi. Aspek kognitif ini dimana volunteer
53
memberikan ide-ide ataupun pemikiran yang baru kepada masyarakat
akan terbentuk suatu keyakinan bahwa mengikuti program program
penghematan energi merupakan suatu kebutuhan dan penting untuk
masa depan. Dengan memperlihatkan dampak lingkungan bagi
manusia jika tidak dijaga dari sekarang maka akan sangat
membahayakan bagi manusia ke depannya.
Tujuan pendekatan psikodinamika menurut Ivey (dalam
Gurnarsa, 2007), yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi
sesuatu yang didasari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan
terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sinteis
baru dari konflik-konflik yang (masa lampau) menjadikan masyarakat
untuk lebih sadar akan penghematan energi. Biasanya mereka akan
terbiasa dengan apa yang digambarkan oleh media sebagai bencana
alam atau kerusakan alam yang disebabkan oleh pemborosan energi.
Esensi dari strategi psikodinamika untuk persuasi adalah pesan
yang efektif bersifat mampu yang mengubah fungsi psikologis
individual dengan berbagai cara di mana masyarakat akan merespon
secara terbuka dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan atau
sesuai dengan yang dinyatakan persuader. Dalam hal ini mengenai
penggunaan plastic yang makin berkurang.
Dengan menjalin hubungan baik dan berteman kepada beberapa
masyarakat sehingga masyarakat justru merasa nyaman pada
hubungan yang baik dengan Earth Hour, berkomunikasi dua arah
54
antara perusuader dan persuadee yang searah sehingga dalam
mempersuasif masyarakat untuk mengikuti program penghematan
energi akan mudah. Karena tingkat emosional yang muncul pada saat
komunikasi personal yang dilakukan menjadi indikator dalam
mempersuasif masyarakat.
Selain dalam konteks hubungan emosional yang memengaruhi
antara volunteer dan masyarakat perlu juga suatu unsur kepercayaan
antara satu sama yang lain. Pentingnya komunikasi secara continue
dan menjalin hubungan secara kognitif dengan tujuan utama memang
untuk mengampanyekan penghematan energi tetapi di samping itu
juga akan menimbulkan rasa percaya antara satu sama lain dengan
volunteer, masyarakat dengan memanfaatkan akan situasi komunikasi
secara langsung tidak formal dilakukan secara rutin sehingga
menjadikan volunteer mudah untuk mempersuasi masyarakat untuk
mengikuti program penghematan energi yang dilakukan oleh Earth
Hour dengan situasi yang mendukung.
Komunikasi secara continue itu dilakukan oleh volunteer dengan
cara melakukan kegiatan yang menjadi agenda rutin mereka. Dalam
hal ini, program-program yang sudah berada pada program kerja yang
dirapatkan oleh pada pengurus Earth Hour. Seperti yang dilakukan
dengan mengedukasi anak sekolah.
“Untuk pendekatan-pendekatan khusus kita lakukan dengan
mengadakan kampanye di sekolah, mengapa? Karena
dilingkungan sekolah mereka lebih antusias dan para murid
lebih cepat menangkap edukasi yang kita berikan, dan kita juga
55
melibatkan orang-orang penting untuk mendukung aksi kita
seperti walikota dan tokoh-tokoh masyarakat.”1
Jika kita melihat hal tersebut, ada penagruh lingkungan. Di sini
adalah lingkungan sekolah yang sangat berpengaruh terhadap anak-
anak yang membuatnya mengingat hal itu hingga mereka besar nanti.
Penanaman pengetahuan sejak dini dengan melakukan edukasi ini
merupakan salah satu strategi ungulan yang dilakukan oleh volunteer.
Baginya edukasi yang dilakukan di sekolah tentunya melibatkan Key
Opinion Leader (KOL). KOL yang digunakan oleh para volunteer
adalah mereka yang menjadi tokoh masyarakat juga walikota.
Hal tersebut tentunya akan sangat membekas bagi anak sekolah,
bahkan jika sudah mengatakan tokoh masyarakat setempat, maka
pengaruhnya bukan lagi kepada anak sekolah, namun masyarakat
secara general juga ikut mengambil bagian dengan turut berpartisipasi
menghemat energi, karena mereka melihat pemimpinnya langsung
yang membertahu atau mengedukasi mereka.
Strategi semacam ini menjadi bagian penting, karena di sini lah
aspek emosional masyarakat diuji, dilatih serta dipengaruhi. Jika
sudah menyentuh aspek emosional ini, maka perjalanan pelaksanaan
Earth Hour untuk kampanye penghematan energi bukan hal yang sulit
lagi. Penguatan strategi yang dilakukan untuk ini adalah kepada siapa
Earth Hour meminta bantuan yang memiliki otoritas atau charisma
tinggi.
1 Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
56
Berbicara mengenai kharisma, dalam kajian sosiologi kharisma
adalah konsep yang mulai digunakan secara luas. Sering kali kharisma
dimaknai sesuatu dengan kualitas luar biasa yang ada pada seseorang.
Weber tidak berpatokan kepada bahwa pemimpin kharismatik dapat
memiliki ciri menonjol, namun kharismanya lebih tergantung pada
kelompok pengikut dan bagaimana mereka mendefinisikan kharisma.
Jika para pengikut mendefinisikan pemimpin mereka sebagai
seseorang yang berkharisma, maka dia cenderung sebagai pemimpin
kharismatik, bisa saja seseorang tersebut biasa saja.2
Kemampuan yang luar biasa tersebut yang dimanfaatkan oleh
para volunteer demi menggapai masyarakat secara emosional untuk
merubah pola hidup mereka agar lebih memerhatikan penghematan
energi. Dengan begitu, perilaku yang ditirukan oleh para KOL bisa
menjadi bagian dari perilaku masyarakat dalam kesehariannya.
Definisi dari strategi Psikodinamika yaitu, strategi persuasi
Psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kongnitif.
Salah satu asumsi dasarnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh
besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang efektif
mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai cara, di
mana sasaran akan merespons secara terbuka dengan bentuk perilaku
seperti yang diinginkan persuader.
Strategi ini dapat digunakan oleh para volunteer Earth Hour
2 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, penerjemah Nurhadi (Bantul:
Kreasi Wacana, 2008), h. 145.
57
Tangerang dalam mengajak masyrakat untuk berhemat energi dengan
cara memengaruhi masyrakat menggunakan pesan yang efektif
melalui persuasi faktor emosional dan kongnitif, sehingga masyarakat
dapat merespons secara terbuka dengan berbagai bentuk perilaku yang
diinginkan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang yaitu hemat
energi.
Strategi persuasi Sosiokultural bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini bahwa
pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.
Strategi ini lebih banyak digunakan dalam promosi komersial
dan untuk merancang strategi yang efektif bagi penjualan barang-
barang, Volunteer Earth Hour Tangerang meggunakan strategi ini
karena sesuai dengan visi misi Earth Hour Tangerang dalam
mempersuasi masyarakat untuk perilaku hemat energi.
Strategi persuasi The Meaning Contruction mengasumsikan
bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan
oleh belajar berbuat (learn-do), strategi ini menjelaskan bagaimana
manusia belajar dan berbuat untuk sebuah perubahan, pengetahuan
yang dialami dari pengalaman dapat mempengaruhi perilaku, strategi
ini digunakan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang karena
strategi ini lebih mengedepankan periklanan untuk mempersuasi
masyarakat.
Strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer Earth
58
Hour Tangerang adalah dengan pendekatan strategi komunikasi
persuasif Psikodinamika, Sosiokultural dan The Meaning Contruction.
Komunikasi Persuasif psikodinamika mengajak masyarakat dalam
hemat energi dengan pendekatan strategi komunikasi persuasif
Psikodinamika merupakan strategi komunikasi persuasif yang
digunakan Volunteer Earth Hour Tangerang sebagai upaya mengajak
dan memengaruhi seluruh masyarakat kota Tangerang untuk
menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan hemat energi,
pesan-pesan positif dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sekarang dan masa
yang akan datang, sehingga lingkungan hidup, dan alam sekitar tetap
terjaga dengan cara meyayangi bumi serta melestarikannya.
Strategi komunikasi persuasif Psikodinamika dan strategi
komunikasi persuasif lainnya seperti Sosiokultural dan The Meaning
Contruction merupakan strategi komunikasi persuasif yang pas
dengan volunteer Earth Hour Tangerang, karena dalam strategi
komuikasi persuasif sosiokultural banyak digunakan dalam promosi
produk komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian
pendanaan, oleh karena itu dalam strategi ini sering kali pengertian
tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi
sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi
yang efektif bagi penjualan barang-barang, begitu juga dengan strategi
komunikasi persuasif The Meaning Contruction, bahwa pengetahuan
59
dapat memengaruhi perilaku, apa yang luput merupakan elaborasi
asumsi tentang prediposisi dan proses internal, seperti perubahan
sikap, disonasi kongnitif atau kejadian sosial yang rumit dan
pengharapan sosial. Strategi ini dicirikan oleh belajar-berbuat seperti
dilawankan dengan belajar-merasa-berbuat dan pendekatan belajar
penyesuaian diri. Sedangkan strategi komunikasi persuasif
Psikodinamika dipusatkan faktor emosional dan faktor kongnitif, dan
tidak untuk mengubah faktor biologis seperti tinggi badan, berat
badan, ras dan lain sebagainya dengan pesan persuasif, hal yang
mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk pernyataan
emosional, seperti marah dan takut. Volunteer Earth Hour Tangerang
dalam mengajak masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi
menggunakan pesan persuasif strategi Psikodinamika melalui
program-program kegiatan Earth Hour Tangerang yang sudah
dikemas dengan cara menarik sehingga masyarakat kota Tangerang
tertarik dan berperan aktif dalam perilaku hemat energi.
Jenis strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer
Earth Hour Tangerang melalui pendekatan strategi Psikodinamika
dengan menggunakan jenis program kegiatan yaitu seperti Selebrasi
Switch Off, Rampok Plastik dan lain sebagainya. Program kegiatan
Earth Hour Tangerang merupakan media yang digunakan untuk
mempublikasikan konten seperti, profil Earth Hour Tangerang,
dampak dari pemborosan energi serta manfaat hemat energi.
60
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam memilih program
kegiatan sebagai jenis media publikasi yang digunakan, karena dalam
sebuah kegiatan dapat mengetahui situasi dan kondisi masyarakat
modern ini, dan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat kota
Tangerang dalam turut serta berperan aktif untuk hemat energi
sehingga pesan persuasi yang dilakukan oleh para Volunteer Earth
Hour Tangerang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat kota
Tangerang lalu mengubah sikap ke dalam hemat energi untuk
aktivitasnya sehari-hari.
Volunteer Earth Hour Tangerang mengajak masyarakat dalam
hemat energi dengan pendekatan strategi Psikodinamika
menggunakan bentuk kegiatan yang sudah dikemas dengan menarik
oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang, ada beberapa program
kegiatan yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam
mempersuasi masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi.
Aktivitas sehari-hari volunteer Earth Hour Tangerang sungguh
sangat cekatan dalam meningkatkan kualitas kinerja khususnya
mengajak masyarakat untuk hemat energi. Volunteer Earth Hour
memiliki tekad yang kuat serta optimis membangun rasa percaya diri
bahwa “hari ini lebih baik dari hari kemarin atau hari esok harus lebih
baik dari hari hari ini”. Earth Hour Tangerang juga mempunyai motto
yaitu “Ini Aksiku Mana Aksimu” dengan arti masyarakat berperan
aktif dalam melakukan hemat energi.
61
Strategi Psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa ciri-ciri
biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, terdapat
sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis
dan merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosioal,
terdapat sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang
membentuk struktur kongnitif individu.
Strategi yang digunakan volunteer Earth Hour Tangerang dalam
mempersuasi masyarakat untuk hemat energi di kota Tangerang,
dengan ciri-ciri biologis manusia yang merupakan hal yang
diwariskan sejak lahir tidak dapat diubah, karena hal yang biologis
seperti tinggi badan dan warna kulit merupakan warisan dari biologis
manusia, strategi ini lebih menyarankan kepada emosional dan
kongnitif yang dapat dipengaruhi untuk merubah dari pemborosan
energi ke dalam hemat energi.
Strategi komunikasi persuasif yang dilakukan para volunteer
Earth Hour berupa mengajak masyarakat untuk hemat energi dengan
cara mempersuasi masyarakat agar sadar dengan hemat energi, dengan
mengajak masyarakat dan melibatkan masyarakat pada kegiatan-
kegiatan yang telah dikemas secara menarik oleh para Volunteer Earth
Hour Tangerang. Volunteer Earth Hour Tangerang menggunakan
media sosial dan program-program yang dibuat dari hasil indentifikasi
dan analisis yang telah dilakukan Earth Hour Tangerang pada
kebiasaan masyarakat kota Tangerang yang lebih berkecendeungan
62
pemborosan energi.
Mempersuasi masyarakat untuk hemat energi kepada
masyarakat dan memberikan contoh kepada masyrakat untuk
berhemat energi maka akan timbul kesadaran masyarakat prilaku
hemat energi. Seperti yang dikatakan oleh Volunteer Earth Hour
Tangerang dalam sesi wawancara.
“Dengan mengajak masyarakat mulai dari lingkungan anak-anak
sekolah kita lakukan school campaign di sekolah-sekolah
mereka kita ajak mereka untuk berhemat energi kita jelaskan
bagaimana pentingnya hemat energi, dan terjun langsung ke
masyarakat ketika kegiatan Car Free Day kita coba rangkul
masyarakat kita libatkan masyarakat lewat kegiatan-kegiatan
kita agar masyarakat dapat mengerti , itu cara kita
mengkomunikasikan bagaimana kampanye hemat energi itu
penting untuk masyarakat kota Tangerang.”3
Hal ini dapat kita gambarkan bahwa Volunteer Earth Hour
bekerja keras dalam memengaruhi masyrakat untuk hidup sehat dalam
menghemat energi. Dengan mengajak masyarakat mulai dari
lingkungan pelajar disekolah dengan kegiatan school campaign dan
lingkungan masyarakat pada kegiatan Car Free Day. Bertujuan untuk
merangkul dan melibatkan masyarakat dengan kegiatan Earth Hour
Tangerang agar masyrakat dapat mengerti, dan memahami bahwa
energi itu penting untuk kehidupan masa kini dan selanjutnya.
Kampanye hemat energi yang dilakukan para volunteer Earth
Hour Tangerang pada masyrakat kota Tangerang, cenderung dengan
kegiatan-kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat dengan
3 Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20
september 2015.
63
cara mengemas pesan persuasi yang menarik agar masyarakat
mendapatkan dampak dari kegiatan Earth Hour Tangerang.
2. Strategi Persuasi Sosiokultural
Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan
salah satu strategi yang digunakan volunteer di dalam meningkatkan
jumlah masyarakat yang lebih memerhatikan pola perilaku hemat
energi. Perilaku dari masyarakat dipengaruhi faktor lingkungan,
seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan seperti ini
harus dapat diperhatikan volunteer sebelum mempersuasif masyarakat
yang menjadi targetnya tersebut. Strategi ini dapat dikatakan referensi,
di mana biasanya volunteer mendapatkan referensi dari teman maupun
keluarganya.
Faktor lingkungan memang sangat membantu volunteer untuk
merubah perilaku masyarakat, karena rata-rata volunteer pasti
mendekati orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam
kategori ini pasti akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan
telah ada di dalam hubungan keluarga ataupun teman. Kepercayaan
merupakan produk yang dihasilkan di antara kedua pelaku dalam
suatu pertukaran dengan lebih memperdulikan biaya dan manfaat dari
perilaku tertentu sebagaimana diatur dalam kontrak.4 Dengan adanya
4 Rajeev Bhattacharya, Timothy M Devinney, Madan M Pillutla, “A Formal Model of Trust
Based on Outcomes,” Academy of Management. The Academy of Management Review vol. 3, no.
64
kepercayaan antara dua pelaku akan mempermudah dalam
mempersuasif seseorang untuk mengikuti apa yang diinginkan.
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi
strategi ini bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus
bersama.5 Dalam hal ini mpara volunteer diminta untuk mendekati
sebanyak mungkin keluarga serta teman-temannya. Mereka akan
mengajak secara personal teman atau keluarganya itu untuk sadar akan
penghematan energi sehingga menghasilkan perilaku masyarakat yang
ramah lingkungan. Strategi yang seperti ini dinilai cukup efektif untuk
merubah kebiasaan masyarakat tersebut.
“Setelah upaya-upaya yang kita lakukan mulai ada perubahan
pada lifestyle masyarakat walaupun hanya 25%, salah satu
contoh masyarakat menggunakan tote bag dan reusable bag
dalam berbelanja.”6
Upaya yang dilakukan dengan menghadirkan volunteer sebagai
orang yang sudah sadar akan lingkungannya yang mulai rusak,
ternyata cukup berpengaruh untuk merubah kebiasaan masayarakat
tersebut. Di sini kedekatan secara emosional dapat menjadikan
perubahan pola masyarakat begitu mengalir. Strategi persuasi
semacam ini menjadi contoh yang paling ideal dan efektif dilakukan
oleh siapapun untuk tujuan memengaruhi dan merubah hal lama ke hal
baru, di sini berarti pola hidup yang tidak sadar akan penghematan
23 (Jul 1998): h. 12.
5 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.31-8.36.
6 Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
65
energi menjadi sadar akan energi yang selama ini terbuang begitu saja
dan merusak alam.
Dalam kaitannya dengan otoritas, teman memiliki otoritas
persuasif yang biasanya dituruti oleh temannya karena kedekatan
emosional. Otoritas persuasif tidak mesti melibatkan penyerahan
keputusan secara total atau penyerahan otonomi tanpa syarat, artinya
seseorang yang dekat seperti teman bukanlah dipaksa untuk menuruti.
Pada kenyataannya, penyerahan keputusan dan otonomi secara total
sering kali berubah menjadi bentuk otoritas koersif. Dalam batas
minimal, otoritas persuasif melibatkan penggunaan pengaruh dan
kekuasaan normatif atas seseorang. Otoritas persuasif memengaruhi
orang lain untuk percaya, bertindak dengan cara membujuk mereka
bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang sudah seharusnya. Dia
memengaruhi orang lain untuk percaya bahwa bertindak sesuai
dengan arahan tertentu sejalan dengan rasa tanggung jawab pribadi
mereka.7 Pada umumnya, seseorang mempunyai beragam alasan
dalam melakukan atau tidak melakukan sebuah perbuatan. Kecuali
karena alasan khusus, orang tidak akan mempunyai alasan tertentu
untuk memilih sebuah alasan dan tidak menggunakan alasan lainnya.
Dengan kata lain, terdapat motif yang berbeda, dan sering kali saling
bertentangan, pada diri seseorang ketika dia melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
7 Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority, and Women
(Oxford: Oneworld Publications, 2003), h. 19.
66
Dengan kata lain, otoritas persuasif merupakan kemampuan
untuk mengarahkan keyakinan dan perilaku orang lain atas dasar
kepercayaan. Karena itu, otoritas persuasif melibatkan kekuasaan yang
bersifat normatif yang berasal dari dalam diri orang itu. Otoritas jenis
ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan seseorang, kharisma dan
sejenisnya.
Hingga pengaruh ini menjadikan tujuan Earth Hour itu sendiri
tercapai. Penggunaan otoritas atas kepercayaan menjadikan strategi
persuasif macam ini juga berpengaruh kepada budaya yang dilakukan
oleh ibu-ibu sebagai keluarga salah satu volunteer untuk lebih
memerhatikan perilaku hemat energi.
“Dengan adanya pendekatan budaya yang dilakukan Earth Hour,
maka dampak atau hasil yang ditimbulkan seperti banyak ibu-ibu
sekarang yang sudah berbelanja membawa tas dari rumah.”8
3. Startegi The Meaning Construction
Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat.
Volunteer berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai
suatu hal kepada masyarakat yang dipersuasif. Selain itu dengan
adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui
lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan
suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya
yang diinginkan oleh persuader (volunteer).
Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna,
8 Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
67
untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan
dipahami orang yang dipersuasi. Persuader memberikan
perumpamaan-perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi
arti dari pengertian itu sendiri. Atau dengan kata lain, volunteer
mengedukasi dengan cara yang sederhana.
“Tujuan dari kampanye-kampanye yang kita lakukan bukan
hanya meningkatkan tentang kondisi bumi, ancaman-ancaman
dan konsukuensinya tapi kita juga mengajak masyrakat untuk
menghemat energi dengan memberi pengetahuan lebih dan
contoh-contoh kecil seperti mematikan lampu ketika tidak
diperlukan dll.”9
Kelemahan pada asuransi Earth Hour, adalah kurangnya dalam
mengiklankan atau mengkampanyekan melalui media massa. Karena
sesuai prinsip institusi yang menginginkan mengeluarkan modal
sedikit dengan mendapatkan keuntungan yang banyak, dalam hal ini
adalah keuntungan secara lingkungan. Sehingga wajar sekali
masyarakat kurang mengenal Earth Hour, khususnya masyarakat yang
memiliki umur di atas 30 tahun. Fenomena yang terjadi di masyarakat
umumnya tidak mengenal Earth Hour yang sebenarnya. Mayarakat
yang umumnya begitu mengenal Earth Hour adalah kalangan remaja
dan aktif di media sosial. Karena Earth Hour juga menyuarakan
tentang penghematan energi melalui media sosialnya.
Media sosial untuk kalangan umur 30 ke atas bukanlah hal yang
populer, sehingga pengenalan seperti ini kurang bisa diandalkan.
Namun untuk membentuk persepsi masyarakat yang berada di umur
9 Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
68
30 ke atas mau tidak mau adalah kampanye secara langsung. Karena
hanya dengan kampanye langsung, segmen umur 30 ke atas yang
seperti ini bisa diraih oleh volunteer Earth Hour.
“Setelah strategi persuasi yang kami lakukan dengan berbagai
macam jenis kampanye untuk menghemat energi, yang kami
sampaikan bahwa pengetahuan masyrakat tentang kondisi bumi
kita sekarang dan bagaimana cara mengemat energi sangat
kurang, seperti contoh kecil, yaitu penggunaan sampah plastik
yang masih banyak digunakan oleh masyarakat.”10
Mereka melakukan kampanye pun dengan mengemukakan fakta
yang ada di bumi ini sehingga masyarakat yang dan tak bisa diraih
melalui edukasi di media sosial memiliki pengetahuan yang sama
dengan mereka yang melek teknologi, sehingga dapat memengaruhi
masyarakat secara keseluruha, tidak segmented. Strategi ini sudah
disusun oleh tim Earth Hour.
Mengingat pentingnya kampanye sebagai sarana persuasi,
“campaigns are inherently persuasive communication activities.”
Persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye.11
Dengan
demikian setiap tindakan kampannye pada prinsipnya merupakan
tindakan persuasi. Tindakan persuasi mempunyai beberapa
karateristik, pertama, persuasi merupakan komunikasi yang bertujuan
atau memiliki kepentingan tertentu pada komunikannya. Kedua,
persuasi itu dialektis yaitu terjadi proses timbal balik dimana
komunikator menimbulkan perasaan responsive dari komunikannya.
10
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016. 11
Rusady Ruslan, Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi (Jakarta: PT
Rajagrafindo, 2008), h. 28.
69
Yang terakhir tanggapannya, berupa tindakan berbeda dari komunikan
setelah menerima pesan persuasif.12
Selanjutnya adalah kampanye dialogis. Kampanye dialogis
dilakukan volunteer Earth Hour dengan turun langsung ke masyarakat
melalui kegiatan kunjungan. Di dalam kunjungan, komunikan, baik itu
masyarakat atau komunitas bisa langsung memberikan feedback
kepada program Earth Hour sebagai subjek kampanye berkaitan
dengan pesan penghematan energi yang diterimanya. Bahkan, bisa
saja masyarakat atau komunitas sebagai komunikan akan mengubah
sikap dan dukungannya ketika mereka mendapat jawaban yang tepat
dari volunteer ketika terjadinya kegiatan komunikasi diantara
keduanya. Dalam kegiatan kunjungan pembagiannya terbagi menjadi
tiga yaitu wilayah, komunitas, dan khusus. Dalam kunjungan
berdasarkan wilayah volunteer lebih memfokuskan pada wilayah-
wilayah yang bukan menjadi basis massanya. Dalam melakukan
kunjungan berbasis wilayah, volunteer melakukannya dengan cara
berjalan-jalan ke daerah tersebut sambil berdialog dengan warga
sekitar mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi di daerah
mereka sambil menyampaikan visi misi dan program Earth Hour.
Untuk pembagian jenis kunjungan berdasarkan komunitas, cara yang
dilakukan hampir sama dengan kunjungan berdasarkan wilayah
dengan turun ke target sasaran dengan menangkap aspirasi dan
12
D Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media (Bandung: P.T. Remaja,
2006), h. 119-120.
70
menyampaikan pesan penghematan energi. Yang berbeda adalah cara
pelaksanaannya, di mana dalam kunjungan komunitas ini volunteer
langsung mendatangi acara atau tempat komunitas tersebut dan
cenderung lebih menyampaikan pesan yang menginspirasi agar
komunitas tersebut dan menampung segala harapan komunitas
tersebut dan mengajak mereka juga ikut menyuarakan kepada massa
mereka masing-masing. Sedangkan kunjungan khusus lebih kepada
undangan di mana apa yang dilakukan dan disampaikan baik
volunteer maupun pengurus sesuai konteks acara yang membuat acara
tersebut. Dalam kegiatan kunjungan kegiatan berbasis wilayah
ataupun komunitas, strategi volunteer untuk mendekatkan diri untuk
mendapatkan dukungan tidak hanya dilakukan dengan berinteraksi
langsung dengan target sasarannya. Volunteer juga selalu menarik
dukungan tokoh masyarakat atau ketua komunitas yang didatangi.
Adanya keberadaaan opinion leader ini sebagai penegasan dukungan
atau minimal penerimaan kampanye di wilayah atau komunitas
tertentu. Selain itu, volunteer juga selalu memberikan souvenir saat
melakukan kunjungan. Pemberian souvenir ini secara tidak langsung
berguna untuk menarik simpati dan membentuk opini positif tentang
sosok Earth Hour dengan segala program-programnya.
Peneliti melihat kunjungan berbasis wilayah yang dilakukan
volunteer Earth Hour merupakan tren bentuk kampanye yang
dilakukan di Indonesia saat ini. Cara kampanye dengan yang sering
71
disebut dengan “blusukan” merupakan hal wajib bagi setiap tokoh
politik yang ingin maju pada ajang pemilihan seperti pilkada ataupun
pemilu yang diadopsi oleh volunteer Earth Hour. Tren ini mulai
marak ketika muncul fenomena Jokowi pada pilgub DKI Jakarta yang
sering turun ke bawah dan berkomunikasi dengan masyarakat dengan
bahasa sederhana yang mudah dipahami masyarakat. Cara kampanye
Jokowi ini juga menguatkan bahwa masyarakat tidak lagi menilai
jarak kekuasaan yang lebar sebagai budaya pas dengan situasi
kekinian. Earth Hour dan tim volunteer-nya melakukan kunjungan ke
masyarakat dengan tujuan yang sama dengan cara yang dilakukan
oleh Jokowi di Pilgub DKI Jakarta. Volunteer berusaha mendekatkan
diri dengan masyarakat kota Tangerang. Dalam mendekatkan diri
dengan masyarakat volunteer juga menjaring informasi terkait
masalah lingkungan yang terjadi di Kota Tangerang dan
menyampaikan pesan penghematan energi. Bentuk kampanye turun
langsung ke masyarakat memang bernilai dari berbagai sisi. Hal itu
dikarenakan masyarakat akan memberikan respon dan penghormatan
lebih besar kepada tokoh yang mendatangi mereka.
Selain itu, volunteer melakukan kampanye Door to Door. Earth
Hour dan tim volunteer-nya melakukan kampanye door to door
melalui kegiatan kanvasing dan upgrade. Hal itu terlihat dari
pelaksanaan kedua kegiatan kampanye tersebut. Kanvasing dilakukan
dengan cara menyebarkan leaflet yang berisi pesan-pesan ajakan
72
penghematan energi ke rumah-rumah di Kota Tangerang sebanyak
mungkin. Untuk mengefektifkan penyebaran leaflet dalam kanvasing,
volunteer Earth Hour melakukannya sendiri. Dalam kampanye,
penerimaan komunikan terhadap sebuah pesan bergantung pada
kredibilitas sumber. Salah satu aspek yang mempengaruhi kredibilitas
sumber adalah daya tarik (attractiveness). Daya tarik sumber
merupakan variabel yang paling banyak dimanfaatkan dalam
mengefektifkan pesan-pesan yang disampaikan.13
Karateristik
volunteer yang merupakan seseorang berpenampilan menarik dan
cantik merupakan salah satu cara tim volunteer Earth Hour dalam
mengoptimalkan kanvasing. Hal ini dikarenakan orang yang
mempunyai daya tarik fisik yang tinggi di mata masyarakat akan lebih
mendapat perhatian, lebih diterima, dan mendapat respon yang positif
dari pada yang memilik daya tarik fisik rendah. Dengan begitu
masyarakat diharapkan tidak akan menolak untuk menerima dan
membaca leaflet yang diberikan oleh volunteer yang berpenampilan
cantik dan menarik tanpa perlu berpikir lebih jauh. Setelah
menyebarkan leaflet, upgrade sebagai kegiatan terusan kanvasing
turun ke masyarakat dengan cara mendatangi rumah-rumah yang telah
disebar leaflet. Berbeda dengan kanvasing yang lebih condong ke
kuantitas persebaran leaflet, upgrade lebih mengarah kepada kualitas
pemahaman orang mengenai penghematan energi. Oleh karena itu
13
A Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h. 63.
73
persebaran tim volunteer hanya mendatangi 1 dari 10 rumah yang
disebar leaflet. Harapannya agar orang yang didatangi oleh relawan
upgrade paham betul informasi mengenai penghematan energi dan
menyebarkan kepada masyarakat di sekitarnya, baik itu keluarga
maupun tetangganya. Dengan harapan agar warga yang didatangi
menyebarkan kepada orang di sekitarnya, dalam pelaksanaan upgrade
terdapat konsep word of mouth, di mana terjadi komunikasi personal
antara komunikan atau pembeli dengan orang di sekitarnya mengenai
sebuah produk.14
Dalam upgrade, apa yang disampaikan tersebut
adalah visi, misi, dan progam yang ada di dalam leaflet saat
melakukan upgrade. Agar persebaran opini yang disampaikan warga
yang diupgrade positif kepada orang di sekitarnya, volunteer sebagai
salah satu juru kampanye Earth Hour harus menjelaskan satu-persatu
informasi terkait tentang penghematan energi, apa visi misi Earth
Hour, dan program apa saja yang dilakukan Earth Hour Kota
Tangerang secara rinci.
Selain itu, untuk mendekati orang yang melek teknologi mereka
memanfaatkan media siber. Keberadaan media siber seperti media
online dapat memudahkan para Volunteer dalam memengaruhi hemat
energi, karena media online melampaui pola-pola penyebaran pesan
media tradisional. Sifat media online yang dapat berinteraksi,
mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting
14
Kotler, P. & Keller, Marketing Management, 14th Edition (New Jersey: Prentice Hall,
2012), h. 574.
74
bisa dilakukan secara real time, beragam jenis-jenis media online
diantaranya, situs (web site), E-mail, Facebook, twitter, Instagram,
Path.
Target sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang adalah
pemerintahan, koorporasi, media massa, dan masyrakat. Dengan
tujuan berbeda-beda. Pemerintah dituju agar pemerintah berperan aktif
dan pro dalam hemat energi, koorporasi dituju agar mereka sadar agar
tidak memakai energi secara berskala besar, media massa dituju agar
merka dapat meliput setiap kegiatan Earth Hour Tangerang dan
menyebar luaskan kepada masyrakat, masyrakat dituju agar mereka
tergerak untuk sama-sama berperan aktif dalam hemat energi.
B. Program Kerja Earth Hour Tangerang
Selain itu, program kegiatan volunteer Earth Hour Tangerang dalam
mengajak masyarakat untuk hemat energi yang telah dikampanyekan yaitu
seperti School Campaign, Selebrasi Switch Off, Rampok Plastik, Kumbang,
fun Tree Planting, Earth Hour Berbagi.
1. Program School Campaign
Program School campaign adalah kampanye pelestarian
lingkungan yang dilakukan dengan menyambangi sekolah-sekolah yang
berada di kota Tangerang, tujuannya untuk memberikan edukasi kepada
para pelajar megenai isu lingkungan yang terjadi pada lingkungan
sekitar, masyarakat modern, dan pelestarian bumi.
75
Gambar 4.1. Kegiatan School Campaign volunteer Earth Hour Tangerang15
School campaign yang dilakukan pada para pelajar merupakan
salah satu bentuk kampanye hemat energi, karena pelajar adalah pelita
bangsa, dan penerus bangsa. Target Volunteer Earth Hour Tangerang
yaitu ingin menjadikan para pelajar pribadi yang berperliaku hemat
energi dan sikap hemat energi menjadi kebiasaan sehari-hari para
pelajar hingga dewasa nanti.
Kegiatan School Campaign adalah sebuah pesan persuasif strategi
psikodinamika yang megartikan bahwa sebuah sumber landasan hidup
dalam menjalani aktivitas kehidupan manusia harus dimulai dari usia
dini, karena pelajar adalah penerus bangsa maka Volunteer Earth Hour
mulai menumbuhkan sikap hemat energi kepada para pelajar sejak dini,
agar perilaku hemat energi akan tumbuh dalam kehidupan sehari-hari
15
Gambar Kegiatan School Campaign, diakses pada 20 Februari 2016 dari
https://twitter.com/EHTangerang
76
hingga dewasa nanti, dan akan timbul juga mental yang kuat yang
dimiliki para pelajar sehingga mereka konsisiten dalam hemat energi
serta mengajak para pelajar yang lainnya dan masyarakat sekitar untuk
merubah sikap dari pemborosan energi menjadi sikap yang positif
dalam berhemat energi.
2. Rampok Plastik
Program Volunteer Earth Hour selanjutnya yaitu rampok plastik,
rampok plastik salah satu kegiatan kampanye yang dilakukan pada
masyrakat kota Tangerang, kegiatan ini dilakukan pada mall-mall yang
berada di Kota Tangerang, yang disebut dengan mall campaign.
Bertujuan untuk kampanye dampak dari yang ditimbulkan kantong
plastik.
Pemakaian bahan kantong plastik tidak baik pada alam sekitar,
karena bahan kantong plastik memiliki dampak buruk bagi lingkungan,
limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk potensi negatifnya
dalam mendegradasi lingkungan. Kantong plastik juga hasil dari produk
daur ulang, dimana bahan yang didaur ulang berasal dari berbagai
material yang berbahaya bagi kesehatan. Berbahan plastik juga
membutuhkan waktu yang lama untuk proses penghancurannya,
berlandaskan dasar itulah plastik dikatakan berbahaya dan tidak ramah
lingkungan.
Mall campaign yang dilakukan oleh Volunteer Earth Hour
Tangerang sangat bermanfaat bagi lingkungan hidup, karena dengan
77
adanya rampok plastik di mall-mall, maka masyarakat akan beralih dari
membawa belanjaan dengan kantong plastik digantikan dengan
reusable bag atau toth bag yang ramah lingkungan, dengan cara
merampok plastik dan para pengunjung mall menukarkan dengan
reusable bag, para volunteer membantu untuk memindahkan belanjaan
para pengunjung dari kantong plastik ke reusable bag yang telah
disediakan oleh Volunteer Earth Hour Tangerang.
Kegiatan ini, Volunteer Earth Hour Tangerang menyambangi
keramaian tempat kegiatan jual beli keperluaan sehari-hari, dimana
masyarakat banyak menggunakan plastik, pihak Earth Hour Tangerang
menyambangi satu persatu masyarakat yang telah selesai berbelanja dan
menggunakan plastik, lalu meminta plastik yang mereka gunakan untuk
diganti dengan reusable bag atau totebag yang lebih ramah lingkungan
yang akan diberikan secara gratis.
78
Gambar 4.2. Kegiatan Rampok Plastik Earth Hour Tangerang16
Kegiatan ini juga sangat membantu pemerintah dalam
mengurangi penggunaan kantong plastik yang sangat berbahaya dalam
lingkungan sekitar. Sehingga pemerintah mempunyai program kantong
plastik berbayar yang diterapkan kepada para penjual seperti
minimarket dan lain sebagainya.
Program kantong plastik berbayar dapat menyadarkan masyarakat
tentang hemat energi, karena bahaya kantong plastik dapat merusak
pelestarian lingkungan pada alam sekitar.
Program Rampok Plastik pesan persuasi strategi Psikodinamika
dengan cara kegiatan yang terjun langsung ke masyarakat, berbaur 16
Gambar Kegiatan Rampok Plastik, diakses pada 20 Februari 2016 dari
https://twitter.com/EHTangerang
79
dengan masyarakat dan merangkul mereka dengan mempersuasi
emosional dan kongnitif masyarakat untuk menukarkan kantong plastik
ke reusable bag atau tote bag ke para pengunjung yang berada disekitar
mall yang tujuannya menyadarkan mereka untuk berhenti menggunakan
kantong plastik yang mempunyai dampak negatif pada lingkungan
hidup. Program ini sangat menarik perhatian para pengunjung mall atau
masyarakat sehingga mereka menerima dengan baik dan mengubah
pola pikir mereka serta sikap yang lebih baik dalam aktivitas
kehidupannya untuk berhemat energi dengan cara meninggalkan
kebiasaan lama mereka yaitu kecenderungan menggunakan kantong
plastik.
3. Program Selebrasi Switch Off
Program Volunteer Earth Hour Tangerang selebrasi switch-off,
selebrasi adalah acara tahunan yang merupakan puncak dari kampanye
Earth Hour Global. Kegiatan utama dalam selebrasi ialah
melaksanakan switch-off atau mematikan lampu selama satu jam dari
pukul 20.30-21.30 di minggu akhir bulan maret. Kegiatan ini
dilaksanakan secara serempak oleh Earth Hour di seluruh dunia. Selain
switch off, Earth Hour Tangerang mengundang komunitas kain sebagai
pengisi acara dalam selebrasi ini. Pejabat publik setempat seperti wali
kota atau wakil wali kota, kang nong dari Tangerang raya, dan duta-duta
diseluruh Tangerang pun diundang untuk turut berpartisipasi dalam
acara ini.
80
Gambar 4.3. Kegiatan selebrasi switch-off Earth Hour17
Selain mengundang yang telah disebutkan diatas, Volunteer Earth
Hour juga mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan selebrasi
switch-off dengan mengikuti event kegiatan Earth Hour Tangerang
seperti menyalakan lilin, dan kegiatan lainnya yang telah di siapkan
oleh Earth Hour diseluruh dunia.
Selebrasi swith off menjadi kegiatan puncak Earth Hour diseluruh
dunia, dengan mematikan listrik selama satu jam dan ini merupakan
program yang membedakan Earth Hour dengan komunitas lingkungan
hidup lainnya.
Pesan strategi Psikodinamika yang dilakukan oleh para Volunteer
Earth Hour Tangerang sebelum acara puncak ini dikemas dengan
sangat menarik, mengundang masyarakat kota Tangerang melalui media
17
Gambar Kegiatan Selebrasi Switch-Off, diakses pada 20 Februari 2016 dari
https://twitter.com/EHTangerang
81
cetak, media massa, media online, pamplet, serta banner yang dipasang
di tempat keramaian serta bahu jalan, tujuannya agar masyarkat
mengetahui bahwa akan ada pemadaman listrik secara serentak
diseluruh kota di dunia salah satunya kota Tangerang dengan
mematikan listrik selama satu jam. Kegiatan ini sangat menarik
perhatian masyrakat dan pemerintah sehingga mereka berbaur dengan
para Volunteer Earth Hour Tangerang dengan mengikuti kegiatan
mereka dan berpartisipasi dengan mengikuti event-event yang telah
dirancang oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang, inilah srategi
Psikodinamika Volunteer Earth Hour Tangerang dalam mempersuasi
masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi.
4. Program Fun Tree Planting
Program Fun Tree Planting yaitu penanaman pohon mangrove
disepanjang pesisir pantai di daerah Teluk Naga. Kegiatan ini
dilaksanakan sebagai peringatan hari pohon dan hari menanam pohon di
bulan November, peserta kegiatan ini adalah masyarkat umum dan
komunitas di kota Tangerang. Masyarakat umum diajak untuk
berkeliling hutan mangrove dengan meggunakan perahu kemudian
masyarakat umum dipersilahkan untuk menanam sendiri bibit mangrove
yang telah disediakan oleh Earth Hour Tangerang.
82
Gambar 4.4. Kegiatan Fun Tree planting Earth Hour Tangerang18
Penanaman pohon mangrove di pinggir pantai memiliki banyak
manfaat untuk lingkungan hidup seperti mencegah intrusi air laut,
mencegah erosi dan abrasi pantai, sebagai pencegah dan penyaring
alami, sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis
satwa, dan berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilakn
daerah pesisir.
Strategi Psikodinamika dalam program ini, Volunteer Earth Hour
Tangerang mengajak masyarakat dan para komunitas yang berada di
kota Tangerang untuk ikut berpartisipasi dalam menanam pohon
mangrove dipinggir pantai yang tujuannya agar masyarakat tahu bahwa
hutan mangrove itu penting untuk alam pesisir pantai, sehingga
masyarakat sadar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai atau
ke kali sehingga tumpukan sampah itu sendiri sampai ke pesisir laut
18
Gambar Kegiatan Fun Tree Flanting, diakses pada 20 Februari 2016 dari
https://twitter.com/EHTangerang
83
maupun laut lepas sehingga merusak ekosistem yang berada di laut itu
sendiri.
5. Program Earth Hour Tangerang Berbagi
Earth Hour Berbagi adalah acara amal yang dilaksanakan setiap
bulan Ramadhan. Volunteer Earth Hour Tangerang mengumpulkan
dana secara kolektif kemudian menyambangi panti asuhan untuk
menyalurkan donasi yang telah dikumpulkan, acara ini juga sekaligus
menjadi ajang berbuka puasa bersama bagi Volunteer Earth Hour
Tangerang.
Volunteer Earth Hour mengemas pesan hemat energi dalam
program Earth Hour berbagi dengan cara mengedukasi para penghuni
panti asuhan manfaat hemat energi dan dampak dari pemborosan
energi, tujuannya agar mereka sadar hemat energi sangat penting dalam
kehidupan ini.
6. Program Kumbang
Kumbang adalah kumpul, main dan belajar bareng yang
dilaksanakan oleh Earth Hour Tangerang saat ada open recruitment.
Kegiatan ini, ada pengenalan tentang Earth Hour dan edukasi mengenai
lingkungan.
84
Gambar 4.5. Kegiatan pelatihan kumbang Earth Hour Global19
Earth Hour Tangerang menempatkan seluruh Volunteernya
menjadi tonggak komunikator dalam mengajak masyrakat untuk hemat
energi pada masyrakat kota Tangerang. Volunteers dikordinir oleh
seorang kordinator dalam sebuah bidang. Jadi kordinator bidang
membawahi beberapa volunter dan para koordinator ini sebelumnya
telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour Indonesia yang bernama
KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng).
“Para Volunteer yang diberangkatkan untuk pelatihan
KUMBANG yang memiliki keaktifan, kontribusi, dan telah lama
menjadi volunteer Tangerang. Peserta KUMBANG ini akan
dijadikan kordinator volunteer.”20
Volunteer Earth Hour Tangerang memiliki kompetensi yang
cukup untuk menjadi komunikator, dikarenakan sebelumnya melakukan
19
Gambar Kegiatan Pelatihan Kumbang, diakses pada 20 Februari 2016 dari
https://twitter.com/EHTangerang 20
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20
september 2015.
85
aksi kampanye, mereka telah lebih dahulu mendapatkan bebrbagai
pelatihan dan diskusi mengenai gerakan Earth Hour, pesan hemat
energi, dan juga kemampuan public speaking.
Sikap yang ditunjukkan oleh para Volunteer juga sejalan dengan
tujuan kampanye mereka yakni gaya hidup sehat dengan hemat energi.
Dalam kesehariannya para Volunteer senantiasa melakukan kegiatan-
kegiatan hemat energi seperti mematikan listrik yang tidak dipakai,
mengurangi sampah pelastik, dan juga mendaur ulang barang-barang
bekas. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan memiliki pribadi
yang hangat atau bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan materi
yang disampaikan menarik atau membosankan, dalam dinamikanya,
Earth Hour Tangerang menyampaikan pesan-pesan hemat energi
dengan cara yang menarik seperti pesan persuasi rampok plastik di Car
Free Day yang mana menarik perhatian masyarakat kota Tangerang,
serta School Campaign yang telah menarik perhatian pelajar di kota
Tangerang.
Sasaran komunikasi sudah barang tentu bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau
agar komunikan melakukan tindakan tertentu.
Sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang berdasarkan turunan
dari Earth Hour Indonesia ada tiga yaitu pemerintahan, korporasi, dan
media. Pemerintahan dituju karena diharapkan pemerintah dapat
membuat kebijakan-kebijakan yang pro lingkungan. Korporasi dituju
86
Earth Hour karena pemborosan energi banyak terjadi disana dan media
dituju agar pesan-pesan kampanye dapat tersebar lebih luas pada
masyrakat kota Tangerang khususnya.
“Target sasaran Earth Hour Tangerang adalah pemerintah,
koorporasi, dan media. Pemerintah dituju menjadi salah satu
target audience kampanye hemat energi karena pemerintah
memiliki wewenang untuk membuat kebijakan sehingga
pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang pro dengan
kegiatan hemat energi. Koorporasi dituju karena korporasi adalah
sebagai pelaku dalam pemborosan energi dan perusak lingkungan.
Seperti pemakaian energi yang berlebihan, banyaknya pengguaan
kertas, ataupun limbah hasil usaha. Melalui media diharapkan
pesan penghematan energi dapat disampaikan dengan lebih luas
ke masyrakat.”21
Pendekatan dengan pemerintah dilakukan dnegan dialog-dialog,
dengan demikian pemerintah kota Tangerang sangat mendukung aksi
pesan hemat energi sehingga pemerintah mengeluarkan surat edaran
tentang pengehematan energi. Pendekatan kepada korporasi dilakukan
dengan pengajuan proposal kerjasama untuk turut mendukung aksi
Earth Hour. Earth Hour Tangerang juga selalu mengirimkan Press
Release ke media-media untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
Earth Hour dengan harapan media meliput dan pemberitaan tersebut
dapat menyebar luas ke masyarakat.
Garis besar isi pesan persuasi gaya hidup hemat energi dari Earth
Hour Tangerang adalah mengenai penghematan energi. Pesan mengenai
penghematan energi banyak disampaikan kepada pihak pemerintahan,
korporasi, masyarakat saat Car Free Day dan School Campaign di
21
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20
september 2015.
87
sekolah-sekolah yang berada di kota Tangerang, dan juga aksi puncak
Earth Hour yakni mematikan listrik selama 60 menit pada setiap
tanggal 23 Maret setiap tahunnya.
Aksi kampanye dan juga event puncak Earth Hour Tangerang dan
Earth Hour Indonesia mematikan lampu selama satu jam ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Hafied Cangara dalam menyusun
pesan yakni glamour theory dengan mengenalkan ide baru yang
dikemas secara cantik, ide awal Earth Hour untuk mengkampanyekan
hemat energi dengan cara simbolik mematikan lampu selama 60 menit
pada akhir bulan maret setiap bulannya ternyata mendapat dukungan
dan juga diikuti oleh ratusan negara di dunia.
Hafied Cangara dalam buku perencanaan dan startegi Komunikasi
menyebutkan ada tiga jenis sifat pesan, yakni pesan yang bersifat
informatif, persuasif, dan edukatif. Pesan yang bersifat informatif
berisikan informasi-informasi mengenai hal-hal tertentu. sifat informasi
dibedakan atas dua macam, yakni informasi yang bersifat aktual dan
bersifat umum. Kedua, pesan yang bersifat persuasif. Penyusunan pesan
yang bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yakni adanya hasil
yang diperoleh sumber dari penerima atas pesan yang disampaikannya.
artinya setip pesan diharapkan akan menghasilkan perubahan. Ketiga,
pesan yang bersifat edukatif. Pesan yang bersifat edukatif memiliki
tekanan pada unsur kongnitif, afektif, dan psikomotorik. Pesan
mendidik harus memiliki tendensi ke arah perubahan bukan hanya dari
88
tidak tahu menjadi tahu, tapi juga melaksanakan apa yang
diketahuinya.22
Berdasarkan aksi-aksi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
Volunteer Earth Hour Tangerang, pesan-pesan yang mereka sampaikan
sudah mencakup ketiga sifat pesan yang disampaikan oleh Hafied
Cangara yakni informatif, persuasif, dan juga edukatif. Earth Hour
Tangerang tidak hanya ingin masyrakat sekedar mengetahui apa itu
gaya hidup hemat energi, melainkan juga bisa melakukannya sebagai
gaya hidup sehari-hari.
Onong Uchjana Efendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek menyebutkan bahwa untuk mencapai sasaran komunikasi dapat
memilih salah satu maupun gabungan penggunaan media, bergantung
pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan, dan teknik
yang dipergunakan.
Earth Hour Tangerang memanfaatkan berbagai media yang ada
untuk melakukan komunikasi persuasif hemat energi kepada
masyarakat kota Tangerang, baik itu media massa, media online,
maupun melalui merchandise. Hafied Cangara menyebutkan bahwa
untuk sasaran masyarakat yang luas, pesan sebaiknya disampaikan
melaui media massa seperti koran ataupun televisi.
“Saya membuat press relase ke media-media, membuat jadwal
untuk press conference, memberikan penjelasan pada pers soal
acara yang akan dilaksanakan oleh Earth Hour, untuk event pra
event puncak kita hanya menggunakan press relase, kalau acara
22
Hafied Cangara. Perencanaan dan strategi Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013). Hal 115
89
puncak kita menggunakan press conference.”23
Media internet dewasa ini juga benar-benar dimaksimalkan
penggunaanya untuk berbagai kepentingan. Earth Hour Tangerang juga
memanfaatkan internet sebagai sarana untuk berkampanye melalui
beberapa media sosial, website, dan juga youtube. McQuail
berpendapat bahwa media baru memiliki ciri yakni digitalisasi dan
konvergensi pada semua aspek media, interaktif dan konektivitas yang
tinggi, mobilitas pengiriman dan penerimaan yang cepat, adaptasi
publik dan peran baru khalayak, menjadi gateway untuk mengakses
informasi di web, kaburnya institusi media yang selama ini
dikembangkan media massa. Media internet juga memiliki kelebihan
yakni kemampuan untuk menembus batas wilayah dan waktu,
memperluas akses memperoleh informasi global, meningkatkan
kemamouan untuk berserikat secara bebas, mengancam tantanan yang
telah mapan, memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang
sulit diatasi.
Media internet yang memiliki berbagai kelebihan ini juga
dimanfaatkan oleh Earth Hour Tangerang, penyebaran dokumentasi
aksi, bahkan menjaring volunteer melalui twitter.
Media lain seperti facebook Earth Hour Tangerang mengunggah
dokumentasi-dokumentasi aksi. Kemudian link artikel, foto atau video.
Website Earth Hour Tangerang di www.earthhourtangerang.org berisi
23
Yoga Mulya Darmawan, Koordinator Divisi Online Earth Hour Tangerang, Wawancara
pada 20 september 2015.
90
tentang ajakan atau testimoni ajakan untuk melakukan gaya hidup
hemat energi, seperti mematikan lampu, menanam tanaman,
dokumentasi tentang sebelum, saat dan sesudah event, dan liputan-
liputan dari media.
“Dalam mengajak masyrakat hemat energi kita memakai sosial
media, seperti twitter, facebook, blog, Instagram, line dan youtube yang
menjadi motor dalam kegiatan mempersuasi hemat energi. Khususnya
twitter kita paling aktif dan mempunyai 2.500 followers‟ dan menjadi
kekuatan kita dalam berkampanye di media sosial.”24
Selain mempersuasi melalui media massa dan media internet,
Volunteer Earth Hour Tangerang memanfaatkan media Merchandise
seperti kaos, stiker, pin, dan tas ramah lingkungan sebagai media
komunikasi persuasifnya. Dalam merchandise yang dijual oleh
Volunteer Earth Hour Tangerang terdapat selipan ajakan-ajakan untuk
melakukan aksi hemat energi.
Peranan persuasi dalam masyarakat adalah menelaah tentang
bagaimana ketertariikan antara individu dengan pengaruh yang
dibentuk oleh individu yang lain, kelompok dan organisasi, serta
lembaga dimana individu tersebut bergabung, juga pengaruh
kolektivitas atas individu yang ditimbulkannya.
Dengan kajian dinamika persuasif, masyarakat akan memperoleh
pengetahuan tentang menata lingkungan hidup.
Komunikasi persuasi yang dilakukan Volunteer Earth Hour
Tangerang berdampak kepada penyelesaian masalah terhadap
24
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20
september 2015.
91
lingkungan hidup, karena dampaknya sangat baik terhadap
kelangsungan hidup masyarakat agar lingkungan tidak tercemar dengan
hal-hal yang tidak baik dan cenderung merugikan masyarakat. Dalam
firman Allah SWT surat Al An‟am surat ke-6 ayat 141.
وا إنهۥ ل يحب ٱلمسرفين ول تسرف
Artinya: Janganlah berlebih lebihan, sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa sifat atau sikap berlebihan
adalah sikap yang tidak disukai oleh Allah SWT. Karena berlebihan
merupakan sikap kepribadian yang sangat tidak terpuji.
Sikap berlebihan itu sangat tidak baik bahkan dalam ranah ibadah
sekalipun, sikap berlebihan lebih cenderung dengan hawa nafsu. Karena
sesungguhnya hidup di dunia ini harus seimbang jangan sampai ada
yang lebih di utamakan. Salah satu contoh seperti berhubungan dengan
Allah dan berhubungan dengan manusia.
C. Tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang
Volunteer Earth Hour Tangerang sama seperti Volunteer Earth Hour
global yaitu sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan tujuan
menularkan kebiasaan dari Earth Hour untuk diikuti ke semua orang, salah
satu contoh menularkan kebiasaan Earth Hour seperti hemat energi, gaya
hidup ramah lingkungan, dan peduli dengan lingkungan sekitar dengan
menggunakan yang baik, dengan menularkan seperti itu, Earth Hour
berharap untuk ikut serta tergerak menjadi masyarakat yang sadar
92
lingkungan.
Volunteer Earth Hour Tangerang bertujuan untuk mendorong
individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling
berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang
berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu
dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi
untuk bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia
tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.
“Karena Volunteer Earth Hour Tangerang sama seperti Volunteer Earth
Hour global yaitu sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan
tujuan menularkan kebiasaan dari earth hour untuk diikuti ke semua
orang. Tujuan menelurakan kebiasaan salah satu contoh seperti hemat
energi, gaya hidup ramah lingkungan.”25
Pada dasarnya Earth Hour adalah gerakan bersama yang bisa
dilakukan oleh siapa saja pemerintahan, pembisnis, komunitas bahkan
individu yang ingin menjadi bagian perubahan.
25
Wawancara Robby Hardyansyah, Ketua Earth Hour Tangerang, pada 19 Januari 2016.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pengamatan yang
dilakukan penulis tentang startegi komunikasi persuasif Volunteer Earth
Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus masyarakat kota
Tangerang), maka dapat disimpulkan bahwa:
Earth Hour Tangerang menggunakan perpaduan antara perencanaan
komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai
tujuan mereka, yakni memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku masyarakat
untuk perilaku hemat energi . Earth Hour Tangerang juga mempersuasi
pemerintahan, korporasi, masyarakat untuk berperan aktif dengan gaya
hidup ramah lingkungan dengan hemat energi sebagai strateginya. Mereka
mengajak perorangan untuk melibatkan dan merangkul mereka dengan
kegiatan-kegiatan Earth Hour Tangerang, tujuannya agar masyarakat sadar
dengan hemat energi, maka masyarakat dengan tidak sengaja menyayangi
bumi dan menunda globalisasi pada bumi.
Strategi komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan
Sandra J. Ball-Roceach memiliki tiga pendekatan strategi diantaranya
Strategi Psikodinamika, Strategi Sosiokultural, dan Strategi Meaning
Construction. Ketiga strategi ini diguakan sesuai dengan masyarakat kota
Tangerang yang dihadapi oleh Volunteer Earth Hour Tangerang.
94
Volunteer Earth Hour Tangerang menggunakan penglihatan mereka
atas kerusakan lingkungan yang berdampak kedepannya dengan kehidupan
sehari-hari untuk melakukan presentasi dan memberikan pengertian ke
masyarakat. Dengan dampak yang mengerikan jika pola perilaku
penggunaan energi tidak diperhatikan, maka akan mengerikan. Pada
akhirnya hal tersebut yang memengaruhi emosi masyarakat akan kesadaran
itu.
Strategi Sosio kultural memanfaatkan faktor lingkungan, yaitu
kedekatan volunteer dengan teman atau keluarganya untuk menyebarkan
kesadaran penghematan energi, sehingga apa yang disampaikan lebih
mengena karena masih memiliki sebuah keterikatan antara volunteer,
lingkungan, dan masyarakat secara satu kesatuan.
Strategi The Meaning Construction lebih kepada kampanye langsung
yang dilakukan oleh volunteer demi tercapainya tujuan masyarakat hemat
energi. Kampanye yang dilakukan pun mendatangi langsung masyarakat
melalui masyarakat itu sendiri maupun komunitas yang diedukasi untuk
sama-sama mendapatkan tujuan pola perilaku masyarakat hemat energi.
Strategi komunikasi persuasif Earth Hour Tangerang menggunakan
Volunteer mereka sebagai komunikator (penyampai pesan) dan memberikan
contoh gaya hidup ramah lingkungan kepada masyarakat yang bertujuan
untuk hemat energi. Serta dengan menggunakan media siber.
Keberadaan media siber seperti media online dapat memudahkan para
Volunteer dalam memengaruhi hemat energi, karena media online
95
melampaui pola-pola penyebaran pesan media tradisional. Sifat media
online yang dapat berinteraksi, mengaburkan batas geografis, kapasitas
interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time, beragam
jenis-jenis media online diantaranya, situs (web site), E-mail, Facebook,
twitter, Instagram, Path.
Target sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang adalah pemerintahan,
koorporasi, media massa, dan masyarakat. Dengan tujuan berbeda-beda.
Pemerintah dituju agar pemerintah berperan aktif dan pro dalam hemat
energi, koorporasi dituju agar mereka sadar agar tidak memakai energi
secara berskala besar, media massa dituju agar merka dapat meliput setiap
kegiatan Earth Hour Tangerang dan menyebar luaskan kepada masyrakat,
masyrakat dituju agar mereka tergerak untuk sama-sama berperan aktif
dalam hemat energi.
Volunteer Earth Hour Tangerang bertujuan untuk mendorong
individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling
berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang
berkelanjutan.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung, maka beberapa
saran yang penulis sampaikan diantaranya:
1. Volunteer Earth Hour Tangerang seharusnya lebih memaksimalkan
pesan persuasi melalui video-video yang bersangkutan dengan hemat
96
energi lalu menguplod nya ke youtube karena media youtube belum
digunakan secara maksimal.
2. Volunteer Earth Hour Tangerang sebelum melakukan kegiatan
mempersuasi masyarakat untuk hemat energi sebaiknya di informasikan
terlebih dahulu kepada masyrakat melalui media online yang telah
dimiliki Earth Hour Tangerang, menyebarkan pamplet dan memasang
banner disetiap sudut keramaian agar masyarakat dapat berperan aktif
dalam kegiatan Earth Hour Tangerang.
3. Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai strategi komunikasi
persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi,
sebaiknya yang harus dilakukan dalam mempersuasi hemat energi
kepada masyarakat, tidak saja melakukan kegiatan ketika sudah
mendekati event puncak pada bulan maret, melainkan dilakukan secara
rutin agar awareness masyarakat akan lingkungan atau bumi meningkat,
dan dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya seremonial saja.
4. Vounteer Earth Hour Tangerang harus mempunyai relasi, jaringan,
database masyarakat kota Tangerang, serta publikasi yang menyeluruh
ke masyarakat kota Tangerang sehingga pesan hemat energi dapat
tersebar merata pada masyarakat kota Tangerang.
5. Dalam melakukan penelitian, penulis hanya meneliti mengenai strategi
komunikasi persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang
dalam hemat energi studi kasus masyrakat kota Tangerang serta
mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang mempengaruhi masyrakat
97
kota Tangerang dalam hemat energi, di sisi lain, masih banyak aspek-
aspek eksternal yang dapat diteliti oleh penulis lain, sehingga penulis
lain dapat juga meneliti mengenai faktor pendukung dan faktor
penghamabat dari pesan persuasif yang dilakukan Earth Hour
Tangerang.
98
Daftar Pustaka
Buku
Alwi, Hasan, dkk, Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Basrowi & Suwandi. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2003.
Cangara, Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013.
Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed.
California: SAGE Publications, 2009.
-----. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Djamalludin, Dedy, dkk. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997.
El Fadl, Khaled Abou. Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority, and
Women. Oxford: Oneworld Publications, 2003.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki Press,
2010.
Kotler, P. & Keller. Marketing Management, 14th Edition. New Jersey: Prentice
Hall, 2012.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
CV. Teruna Grafica, 2005.
Nimmo, D. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: P.T.
Remaja, 2006.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011.
Rangkuti, Freddy. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi, penerjemah Nurhadi.
99
Bantul: Kreasi Wacana, 2008.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003.
----. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo,
2008.
Setiawan, Iwan. Agrbisnis Kreatif. Jakarta: Penebar Swadaya, 2012.
Vebus, A. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012.
Soemirat, Soleh, dkk. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Karya Ilmiah
Alawiah, Tuti. “Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial
Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi
Relawan.” 2007.
Bhattacharya, Rajeev, Timothy M Devinney, Madan M Pillutla, “A Formal Model
of Trust Based on Outcomes,” Academy of Management. The Academy of
Management Review vol. 3, no. 23. Jul 1998.
Firdaus, Yanie Pratiwi. “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam
Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja
Putera Cabang Pekanbaru.” JOM FISIP Vol. 3, No. 2. Riau: Universitas
Negeri Riau, 2016.
Putri, Lestari Nur Ekanti. “Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup
Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja.” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2015.
Sheer, Michael E. The Five Factors, Why Pepole Still Volunteering Social Work
with Volunteer. 2008
Widorini, Wahyu Yuliastuti. “Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye
Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang
Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup Ramah
Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013).” Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2014.
Zaini, Fahmi Maulana. “Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN
100
(PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat
Akan Penggunaan Energi Listrik.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Serang, 2011.
Website
Earth Hour, “tentang Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/,
pada tanggal 17 April 2015.
Earth Hour Tangerang Archives- Earth Hour Indonesia diakses dari
earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia diakses dari
earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
Earth Hour, “Fokus Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/,
pada tanggal 17 April 2015.
Ugi, Relawan Hamba Tuhan Yang Baik,
http://actforhumanity.or.id/berita/detail/175/Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik.
Data diakses pada 15 maret 2016
http://www.kompasiana.com/monic/pentingnya-menghemat-energi-
kenapa_54f99110a3331123668b4998 diakses pada tanggal 10 agustus
2015.
www.p2kp.org/pustaka/...../relawan/4ISIBOOKLETRELAWAN.doc data diakses
pada 15 maret 2016
Majalah
Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun. 29 Desember
2010- 5 Januari 2011.
Wawancara
Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, Wawancara pada 19 Mei 2016.
Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, Wawancara pada 20
September 2015.
101
Robby Hardyansyah, Ketua Earth Hour Tangerang, Wawancara pada 19 Januari
2016.
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yoga Mulya Darmawan
Jabatan : Wakil Kordinator Kota Tangerang Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:
Nama : Bustomi Aripin
NIM : 1111051000082
Fakultas/Jurusan : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan
September 2015 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul:
“STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG
DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)
Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 20 September 2015
Yoga Mulya Darmawan
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Roby Hardyansyah
Jabatan : Ketua Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:
Nama : Bustomi Aripin
NIM : 1111051000082
Fakultas/Jurusan : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan
Januari 2016 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul:
“STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG
DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)
Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 19 Januari 2015
Roby Hardyansyah
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Affan Arisga
Jabatan : Divisi Pemerintahan Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:
Nama : Bustomi Aripin
NIM : 1111051000082
Fakultas/Jurusan : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan
Mei 2016 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul:
“STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG
DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)
Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 19 Mei 2016
Affan Arisga
Hasil Wawancara Volunteer Earth Hour Tangerang selaku Divisi Pemerintahan
Nama : Afan Arisga (Divisi Pemerintahan)
Tanggal : 10 Juni 2016
Tempat Wawancara : Alun-alun Kota Tangerang
1. Setelah strategi persuasi yang digunakan oleh Earth Hour, bagaimana penetahuan
masyrakat umum mengenai apa yang dikampanyekan Earth Hour mengenai
penghematan energi?
_ setelah strategi persuasi yang kami lakukan dengan berbagai macam jenis
kampanye untuk menghemat energi, yang kami sampaikan bahwa pengetahuan
masyrakat tentang kondisi bumi kita sekarang dan bagaimana cara mengemat energi
sangat kurang, seperti contoh kecil, yaitu penggunaan sampah plastik yang masih
banyak digunakan oleh masyarakat.
2. Apakah Earth Hour melakukan edukasi kepada masyarakat mengenia penghematan
energi?
_ ya, karena tujuan dari kampanye-kampanye yang kita lakukan bukan hanya
meningkatkan tentang kondisi bumi, ancaman-ancaman dan konsukuensinya tapi kita
juga mengajak masyrakat untuk menghemat energi dengan memberi pengetahuan
lebih dan contoh-contoh kecil seperti mematikan lampu ketika tidak diperlukan dll.
3. Dalam persuasi yang Earth Hour gunakan, adakah pendekatan-pendekatan khusus
yang digunakan?
_ Untuk pendekatan-pendekatan khusus kita lakukan dengan mengadakan kampanye
di sekolah, mengapa? Karena dilingkungan sekolah mereka lebih antusias dan para
murid lebih cepat menangkap edukasi yang kita berikan, dan kita juga melibatkan
orang-orang penting untuk mendukung aksi kita seperti walikota dan tokoh-tokoh
masyarakat.
4. Adakah pendekatan budaya dalam mengkampanyekan kegiatan hemat energi?
_ dengan adanya pendekatan budaya yang dilakukan Earth Hour, maka dampak atau
hasil yang ditimbulkan seperti banyak ibu-ibu sekarang yang sudah berbelanja
membawa tas dari rumah.
5. Setelah strategi-strategi yang dilakukan oleh Earth Hour, adakah perubahan sikap
masyarkat terhadap penghematan energi?
_ setelah upaya-upaya yang kita lakukan mulai ada perubahan pada lifestyle
masyrakat walaupun hanya 25%, salah satu contoh masyarakat menggunakan tote
bag dan reusable bag dalam berbelanja.
Hasil Wawancara dengan Volunteer Earth Hour Tangerang selaku Ketua Earth Hour Tangerang
Nama : Roby Hardyansyah
Tanggal : 24 Januari 2016
Tempat Wawancara : Pusat Pemerintahan Kota Tangerang
1. kenapa Earth Hour Tangerang harus di kampanyekan?
- Karena Earth Hour Tangerang sama seperti earth hour global yaitu sebuah gerakan
individu ataupun kelompok dengan tujuan menularkan kebiasaan dari earth hour
untuk diikuti ke semua orang.
- Tujuan menelurakan kebiasaan salah satu contoh seperti hemat energi, gaya hidup
ramah lingkungan.
2. Apa yang membedakan Earth Hour dengan komunitas lingkungan hidup lainnya?
- Earth Hour itu adalah gerakan global (dunia) yang bisa dikatakan gerakan lingkungan
paling besar didunia dengan partisipan yang begitu banyak lebih dari 100 negara,
sedangkan di Indonesia lebih dari 30 kota. Kita bergerak tidak individualis tetapi kita
terkordinasi dari nasional hingga dunia gerakan kita serentak dapat dikatakan seperti
itu.
3. Apa yang membedakan program Earth Hour dengan program komunitas lingkungan
hidup lainnya?
- Earth Hour sendiri mempunyai program khususnya di bulan maret yaitu mematikan
lampu selama 1 jam secara serentak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya
hemat energi, dan kita mempunyai program school campaign yang tidak ada pada
komunitas lingkungan hidup lainnya, program ini yang membedakan Earth Hour
dengan komunitas lingkungan hidup lainnya.
4. Dimana letak kekuatan yang dimiliki Earth Hour Tangerang itu sendiri?
- Ada relasi dengan korporasi yang sangat mendukung dikota Tangerang, mereka
sangat mendukung gerakan-gerakan Earth Hour, teman-teman dari gerakan Earth
Hour kota lain di Indonesia. Lingkungan earth hour dari Indonesia dan lingkungan
dari WWF dunia, yang membuat kita lebih terbantu dalam kampanye hemat energi.
5. Kelemahan dari Earth Hour Tangerang?
- Sumber daya manusia yang jadi kelemahan kita, karena begitu banyaknya masyarakat
di kota Tangerang namun sumber daya manusia kita sangat sedikit.
6. Bagaimana cara merekrut anggota baru untuk join di Earth Hour?
- Cara merekrut anggota baru untuk join di Earth Hour melalui media online, untuk
para founder baru mereka harus mengikuti kumbang (program untuk menjadi founder
earth hour kota Tangerang) dan di kumbang itu para founder diberitahukan tentang
profil Earth Hour dan program-program Earth Hour yang akan dijalankan.
7. Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Earth Hour Tangerang itu sendiri bagaimana?
- Sumber Daya Manusia itu sendiri sangat kurang karena Earth Hour itu sendiri
mencakup tiga kota yaitu kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan kabupaten
Tangerang. Dan sekarang ada 85 founder dan hanya 50 volunteer yang aktif untuk
mengkapanyekannya, untuk mengkampanyekan di Tangerang raya itu sangatlah
kurang.
8. Bagaimana Latar Belakang berdirinya Earth Hour Tangerang?
- Earth Hour Tangerang berawal dari sekumpulan pemuda dari komunitas Skateboard
Tangerang yang ikut merayakan switch-off (acara puncak Earth Hour seluruh dunia)
yaitu mematikan lampu selama satu jam mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di
minggu terakhir bulan Maret. Mereka juga mulai melaksanakan street campaign
dalam mengkampanyekan aksi ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan Kota
Tangerang terkenal akan street campaignnya. Lalu pada tahun 2012, Gina Karina
(Founder EHT), yang tadinya merupakan anggota Earth Hour Jakarta, mendirikan
Earth Hour Tangerang. Gina sendiri merupakan warga Kota Tangerang dan pada
waktu itu sedang berkuliah di Universitas Pelita Harapan. Awalnya Gina hanya
merekrut anggota EHT dari mahasiswa UPH. Kemudian Gina mulai mengajak
beberapa anak skateboard, duta Kang Nong Kota Tangerang, dan beberapa komunitas
lain untuk melaksanakan Selebrasi Earth Hour, dan terlaksanalah selebrasi switch-off
pertama EHT di tahun 2012.
- Selebrasi pertama EHT dilaksanakan di pusat pemerintahan Kota Tangerang. Acara
tersebut dihadiri oleh wakil walikota, beberapa duta artis Tangerang, dan lebih dari 30
komunitas yang ada di Tangerang Raya.
- Setelah selebrasi, EHT pun mulai mengadakan beberapa acara diantaranya yaitu Diet
Kantong Plastik dan Earth Hour Berbagi (acara amal saat bulan Ramadhan).
Kemudian selama beberapa waktu EHT bekerja sama dengan beberapa instansi
seperti Ara Hotel dan Mall Living World.
Hasil Wawancara dengan Volunteer Earth Hour Tangerang selaku wakil
kordinator Kota Tangerang
Nama: Yoga Mulya Darmawan
Tanggal: 21 September 2015
Tempat Wawancara: Downtown Summarecon Serpong
1. Bagaimana strategi komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh Earth Hour
Tangerang dalam mengkampanyekan hemat energi di kota Tangerang?
- Dengan mengajak masyarakat mulai dari lingkungan anak-anak
sekolah kita lakukan school campaign di sekolah-sekolah mereka kita
ajak mereka untuk berhemat energi kita jelaskan bagaimana
pentingnya hemat energi, dan terjun langsung ke masyarakat ketika
kegiatan Car Free Day kita coba rangkul masyarakat kita libatkan
masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kita agar masyarakat dapat
mengerti , itu cara kita mengkomunikasikan bagaimana kampanye
hemat energi itu penting untuk masyarakat kota Tangerang.
2. Siapa yang menjadi komunikator dalam kampanye hemat energi?
- Para Volunteer yang diberangkatkan untuk pelatihan KUMBANG
yang memiliki keaktifan, kontribusi, dan telah lama menjadi volunteer
Tangerang. Peserta KUMBANG ini akan dijadikan kordinator
volunteer.
3. Apa saja yang menjadi target sasaran Earth Hour Tangerang?
- Target sasaran Earth Hour Tangerang adalah pemerintah, koorporasi,
dan media. Pemerintah dituju menjadi salah satu target audiens
kampanye hemat energi karena pemerintah memiliki wewenang untuk
membuat kebijakan sehingga pemerintah dapat mengeluarkan
kebijakan yang pro dengan kegiatan hemat energi. Koorporasi dituju
karena korporasi adalah sebagai pelaku dalam pemborosan energi dan
perusak lingkungan. Seperti pemakaian energi yang berlebihan,
banyaknya pengguaan kertas, ataupun limbah hasil usaha. Melaui
media diharapkan pesan penghematan energi dapat disampaikan
dengan lebih luas ke masyrakat.
4. Bagaimana jika kampanye tersebut tidak efektif pada masyarakat?
- Apabila tidak efektif maka setiap tahun Earth Hour selalu mengadakan
evaluasi, apakah ada penurunan tentang partisipasi masyarakat, kita
menilai efektif atau tidaknya dilihat dari partisipasi masyarakat, jika
tidak efektif kita akan perbaharui dengan kita merangkul industri-
industri seperti pabrik, mall, bandara, dan pemerintah untuk ikut terjun
langsung untuk kampanye hemat energi ini, koperasi-koperasi besar
juga kita rangkul agar masyarakat lebih paham dan menyadari akan
pentingnya hemat energi.
5. Apa kendala atau faktor penghambat Earth Hour dalam kampanye hemat
energi?
- Kendalanya adalah masyarakat kota Tangerang dan kota besar
kebutuhan utamanya adalah energi dan inilah yang membuat kota
Tangerang kesulitan karena ketergantungan masyarakat kota
Tangerang dalam hemat energi sangat parah, karena mereka sudah
terlalu enjoy dengan pemborosan energi, dalam diri mereka sudah
tidak ada lagi green lifestyle dalam hemat energi, mereka cenderung
memiliki lifestyle pemborosan hemat energi, kita terus mencoba.
6. Upaya yang dilakukan Earth Hour Tangerang dalam menghadapi
hambatan-hambatan dalam mengkampanyekan hemat energi?
- Kita coba untuk terus buka jaringan seluas-luasnya dari komunitas
Tangerang kita coba rangkul untuk membantu kita mengkapanyekan
hemat energi, pemerintah sekitar kita rangkul dan itu dapat membantu
hambatan-hambatan earth hour Tangerang yang tidak terjalani agar
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Upaya dalam pemilihan media seperti apa untuk dokumentasi kampanye
hemat energi?
- Saya membuat press relase ke media-media, membuat jadwal untuk
press conference, memberikan penjelasan pada pers soalacara yang
akan dilaksanakan oleh Earth Hour, untuk event pra event puncak kita
hanya menggunakan press relase, kalau acara puncak kita
menggunakan press conference.
8. Media apa saja yang dijadikan kampanye hemat energi?
- Dalam mengkampanyekan hemat energi kita memakai sosial media,
seperti twitter, facebook, blog, Instagram, line dan youtube yang
menjadi motor dalam kegiatan kampanye hemat energi. Khususnya
twitter kita paling aktif dan mempunyai 2.500 followers, dan menjadi
kekuatan kita dalam berkampanye di media sosial.
9. Kapan Peluang yang dimiliki Earth Hour Tangerang dalam kampanye
hemat energy pada masyarakat kota Tangerang?
- Peluangnya sangat besar, karena sekarang ini kita sudah didukung oleh
pemerintah yang sangat memahami akan pentingnya hemat energi dan
masyarakat sudah menilai dan menyadari bahwa hemat energi itu
penting.
10. Apa tantangan terbesar Earth Hour Tangerang dalam kampanye hemat
energi?
- Tantangan terbesarnya yaitu dimana melihat perkembangan-
perkembangan industri, korporasi-korporsi besar, pertumbuhan mall,
pabrik yang sangat pesat di kota Tangerang itu menjadi hambatan kita,
sehingga kita tertantang untuk merangkul mereka mengontrol mereka
untuk ikut partisipasi dalam hemat energi, pemerintah juga membatasi
pembangunan-pembangunan, yang akhirnya nanti hemat energi ini
bisa terjalani dengan baik.
FOTO WAWANCARA
Yoga Mulya Darmawan, Wakil Kordinator Kota Tangerang
EARTH HOUR TANGERANG
FOTO WAWANCARA
Affan Arisga, Divisi Pemerintahan
EARTH HOUR TANGERANG
FOTO KEGIATAN
VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG