196
STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus Kafila International Islamic School Jakarta) TESIS Disusun oleh: Tabi’in NIM. 21170181000045 Pembimbing: Prof. Dr. Dede Rosyada., M.A MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus Kafila International Islamic School Jakarta)

TESIS

Disusun oleh:

Tabi’in

NIM. 21170181000045

Pembimbing:

Prof. Dr. Dede Rosyada., M.A

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

viii

ABSTRAK Tabi’in NIM. 21170181000045: “Strategi Diferensiasi Pendidikan Islam (Studi

Kasus Kafila International Islamic School Jakarta)“. Tesis Program Magister

Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan semakin

berkurang khususnya di sekolah Negeri, sehingga mengakibatkan berkurangnya

jumlah peserta didik yang masuk pada lembaga-lembaga pendidikan termasuk

sekolah Islam.

Direktur Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Kangsure Suroto mengungkapkan

bahwa di Kota Surakarta pada tahun 2018 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

sekolah Negeri menurun yakni 75,9 %, sedangkan kepercayaan masyarakat

terhadap sekolah swasta naik menjadi 82,9%. Salah satu penyebabnya adalah,

kualitas layanan pendidikan kurang maksimal, (Herdiyanto, 2018:para.1-4) kondisi

ini menuntut adanya terobosan baru yang berbeda dalam penyelenggaraan

pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis beragam upaya strategi

diferensiasi pendidikan dalam mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas

dengan obyek penelitian Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan

kualitatif interaktif yang berupa studi kasus, Pengumpulan data penelitian ini

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah itu data

yang telah terkumpul dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan

yang terakhir adalah verifikasi atau menarik kesimpulan.

Hasil peneitian ini menunjukan bahwa Strategi differensiasi input, proses dan

output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan sebagai sekolah

Islam model dalam inovasi pendidikan Islam . Input yakni terlihat pada aspek

seleksi peserta didik, Guru dan Karyawan melalui berbagai tahapan yaitu seleksi

administrasi, seleksi TPA dan seleksi wawancara. Proses yakni mencakup pada tiga

aspek kegiatan,yaitu pertama kegiatan akademik meliputi kegiatan

pendidikan/sekolah formal, kedua kegiatan boarding (asrama) yakni mencakup

kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik dengan pembelajaran semi

pesantren, sehingga seluruh peserta didik wajib tinggal di asrama sebagai upaya

untuk mendapatkan pendidikan karakter /kepribadian islami. Ketiga, kegiatan

tahfidzul qur’an, yakni pembinaan secara intensif kepada para siswa yang ingin

mendalami, mengembangkan bakat dibidang menghafal alQur’an. Hal itu yang

menjadi salah satu produk unggulan berdirinya lembaga pendidikan Kafila

Internasional Islamic School. Output yakni produk unggulan dari hasil proses

pembelajaran yang meliputi tiga kompetensi yaitu pertama kompetensi bidang sains

dan matematika, kedua kompetensi bidang tahfidzul qur’an dan ketiga kompetensi

sikap 10 karakter pribadi muslim.

Keyword: Diferensiasi pendidikan, produk, layanan dan personil

Page 3: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

ix

ABSTRACT

Tabi'in NIM. 21170181000045: "Strategy for Differentiating

Islamic Education (Case Study of Kafila International Islamic School

Jakarta)". Thesis of the Islamic Education Management (MPI) Masters

Program in the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

The level of public trust in educational institutions has decreased,

especially in public schools, resulting in a reduction in the number of

students entering educational institutions including Islamic schools.

Director of the One Karsa Karya Foundation (YSKK) Kangsure

Suroto revealed that in Surakarta City in 2018 the level of public trust in

public schools decreased by 75.9%, while public trust in private schools rose

to 82.9%. One reason is that the quality of education services is not maximal,

(Herdiyanto, 2018: para. 1-4). This condition requires different new

breakthroughs in the implementation of education. The purpose of this study

was to analyze a variety of educational differentiation strategies in realizing

quality education services with the object of research at Kafila International

Islamic School (KIIS) Jakarta.

This study uses a qualitative descriptive method, with an interactive

qualitative approach in the form of a case study, data collection of this study

using the method of observation, interviews, and documentation. After that

the data that has been collected is analyzed by the stages of data reduction,

data presentation and the last is verification or drawing conclusions.

The results of this study show that the differentiation strategies of

inputs, processes and outputs succeed in performing distinctive education

institutions as Islamic school models in the innovation of Islamic education.

The input is seen in the selection aspects of students, teachers and employees

through various stages, namely administration selection, TPA selection and

interview selection. The process includes three aspects of activities, namely

the first academic activities include formal education / school activities,

second boarding activities (dormitory) which includes activities that must be

Page 4: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

x

followed by all students with semi-pesantren learning, so that all students

must stay in the dormitory as an effort to get Islamic character / personality

education. Third, tahfidzul quran activities, namely intensive coaching to

students who want to explore, develop talent in the field of memorizing

alQuran. That is one of the superior products of the establishment of the

Kafila International Islamic School. Output is the superior product of the

learning process which includes three competencies, namely the first

competencies in the fields of science and mathematics, both the competence

of the tahfidzul quran field and the three attitudes of competence of 10

Muslim personal characters.

Keyword: Differentiation of education, products, services and

personnel

Page 5: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

xi

ملخص البحث

)دراسة حالة من ةالإسلامي ربيةالت تمايز"استراتيجية :2110018000012تابعين، إدارة التربية قسم الداجستير في رسالة جاكرتا(".الدولية الإسلامية "الكفيلة"مدرسة

جامعة شريف ىداية الله الإسلامية الحكومية جاكرتا.كلية التربية (MPI)الإسلامية في الدؤسسات التعليمية ، وخاصة في الددارس العامة ، تمعانخفض مستوى ثقة المج

مما أدى إلى انخفاض عدد الطلاب الدلتحقين بالدؤسسات التعليمية بما في ذلك الددارس الإسلامية. Karsa Karya (YSKK) Kangsure "كارسا كاريا" كشف مدير مؤسسة

Suroto في الددارس المجتمعثقة انخفض مستوى 2018أن في مدينة سوراكارتا في عام. % 82،7في الددارس الخاصة إلى ثقة المجتمع، في حين ارتفعت % 02،7العامة بنسبة

، Herdiyanto)الحد الأقصى ، أقل أحد الأسباب ىو أن جودة الخدمات التعليمية ليست

يتطلب اختراقات جديدة مختلفة في تنفيذ التعليم. كان ه الحالةوىذ(، 1-1: الفقرة 2018الغرض من ىذه الدراسة ىو تحليل مجموعة متنوعة من استراتيجيات التمايز التعليمي في تحقيق

(KIIS) مدرسة "الكفيلة" الدولية الإسلاميةخدمات التعليم الجيد مع موضوع البحث في

جاكرتا.

وعي تفاعلي في شكل ن مدخلتستخدم ىذه الدراسة طريقة وصفية نوعية ، مع دراسة حالة ، وجمع البيانات من ىذه الدراسة باستخدام طريقة الدلاحظة والدقابلات والوثائق. بعد ذلك يتم تحليل البيانات التي تم جمعها من خلال مراحل الحد من البيانات ، وعرض

قق أو استخلاص النتائج.البيانات والأخير ىو التحتشير نتائج ىذه الدراسة إلى أن استراتيجية التمايز للمدخلات والعمليات والنواتج

نجحت في أداء مؤسسات تعليمية مميزة كنماذج الددرسة الإسلامية في ابتكار التعليم الإسلامي. يتم عرض الددخلات في جوانب اختيار الطلاب والدعلمين والدوظفين من خلال

واختيار الدقابلة. تشتمل العملية على TPA الدراحل الدختلفة ، وىي اختيار الإدارة واختيار

Page 6: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

xii

ىي الأنشطة الأكاديمية الأولى وتشمل أنشطة التعليم / أولا، .ثلاثة جوانب من الأنشطة( والتي تشمل الأنشطة التي يجب الدعهدأنشطة الإقامة الداخلية )ىي ثانياو . الددرسة الرسمية

الدعهد، بحيث يجب على جميع الطلاب البقاء في بتعليم شبو الدعهدأن يتبعها جميع الطلاب ثالثا ، أنشطة تحفيظ القرآن و الشخصية الإسلامية. /تعليم الشخصية كجهد للحصول على

اىب في مجال حفظ ، وىي التدريب الدكثف للطلاب الذين يرغبون في استكشاف وتطوير الدو القرآن. ىذا ىو أحد الدنتجات الدتفوقة لإنشاء مدرسة الكفيلة الإسلامية الدولية. الإخراج ىو

في مجال العلوم أولا الكفاءة الدنتج الدتفوق لعملية التعلم التي تشمل ثلاث كفاءات،عشرة الشخصيات ال ، وثالثا كفاءةمجال تحفيظ القرآن في كفاءةثانيا والرياضيات ، و

.الإسلامية التعليم والدنتجات والخدمات والدوظفين تمييز الكلمة المفتاحية:

Page 7: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tabi’in

Tempat/ Tanggal Lahir : Batang, 11 November 1984

NIM : 21170181000045

Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Judul Tesis : Setrategi Diferensiasi Pendidikan Islam (Studi

kasus: Kafila Internasional Islamic School Jakarta)

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri, dan

saya bertanggung jawab secara akademik atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.).

Jakarta, 17 juni 2019

Mahasiswa

Tabi’in

NIM. 21170181000045

Page 8: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

UNTUK PENDAFTARAN UJIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Tabi’in

Tempat/ Tanggal Lahir : Batang, 11 November 1984

NIM : 21170181000045

Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Judul Tesis : Setrategi Diferensiasi Pendidikan Islam

Mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa bimbingan tesis dan disetujui untuk

pendaftaran ujian tesis.

Jakarta, 19 Juni 2019

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.

NIP. 195710051987031003

Page 9: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

SEMINAR HASIL TESIS

Tesis dengan judul “Setrategi Diferensiasi Pendidikan Islam (Studi Kasus

Pada Kafila Internasional Islamic School Jakarta)“ yang ditulis oleh

Tabi’in dengan NIM 21170181000045, telah diujikan pada Seminar Hasil oleh

Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada : Jum’at, 28 Juni 2019, dan telah diperbaiki sesuai saran

dari penguji sebagai salah satu syarat pendaftaran Promosi Tesis.

Jakarta, 10 Juli 2019

Penguji I Tanggal Tanda Tangan

Nama : Dr. Zahrudin, L.c, M.Pd [ ] [ ]

NIP : 19730602 200501 1002

Penguji II Tanggal Tanda Tangan

Nama : Dr. Supangat, M.A [ ] [ ]

NIP :

Page 10: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i

PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................................ ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................... xii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian ................................................................. 13

1. Identifikasi Masalah........................................................................................... 13

2. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 13

3. Rumusan Masalah .............................................................................................. 13

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 13

a. Akademis (Teoritis) .................................................................................... 13

b. Terapan ....................................................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 14

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................................................... 16

F. Metode Penelitian ..................................................................................................... 17

1. Pendekatan ........................................................................................................ 17

2. Jenis Penelitian ................................................................................................. 17

3. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 17

a. Observasi .................................................................................................... 17

b. Wawancara ................................................................................................. 18

c. Dokumentasi .............................................................................................. 18

4. Teknk Analisis dan Interpretasi Data ................................................................ 19

BAB II PENDIDIKAN ISLAM DAN STRATEGI DIFERENSIASI

A. Konsep Pendidikan Islam ......................................................................................... 23

1. Definisi Pendidikan ............................................................................................. 23

2. Tujuan Pendidikan Islam .................................................................................... 29

3. Dasar-dasar Pendidikan Islam ............................................................................ 32

4. Prinsip-prnsip Pendidikan Islam ........................................................................ 34

5. Nilai-nilai Pendidikan Islam .............................................................................. 35

Page 11: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

v

B. Inovasi Pendidikan Islam ........................................................................................ 38

C. Strategi Diferensiasi Pendidikan Islam ................................................................... 48

1. Konsep Strategi Diferensiasi .............................................................................. 48

2. Dimensi Diferensiasi .......................................................................................... 53

a. Diferensiasi Produk ..................................................................................... 53

b. Diferensiasi Layanan ................................................................................... 58

c. Diferensiasi Personil .................................................................................... 64

d. Diferensiasi Saluran .................................................................................... 68

e. Diferensiasi Citra ......................................................................................... 69

D. Urgensi Diferensiasi dalam Pendidikan Islam ........................................................ 72

BAB III

DIFERENSIASI PROSES PEMBELAJARAN KAFILA INTERNASIONAL

ISLAMIC SHOOL (KIIS) JAKARTA

A. Gambaran Kafila Internasional Islamic School ........................................................ 80

1. Sejarah Singkat ................................................................................................. 80

2. Visi dan Misi .................................................................................................... 82

3. Program Kerja ................................................................................................... 83

4. Prestasi .............................................................................................................. 84

5. Struktur organisasi ............................................................................................ 86

B. Strategi Diferensiasi Produk Kafila Internasional Islamic School ......................... 88

1. Input .................................................................................................................. 89

2. Pembelajaran .................................................................................................... 91

3. Evaluasi ............................................................................................................ 92

C. Diferensiasi Personil SDM (PTK) ............................................................................ 98

1. Persyaratan PTK ............................................................................................... 98

2. Proses Perekrutan .............................................................................................. 99

3. Kompetensi PTK .............................................................................................. 102

4. Pengorganisasian PTK ...................................................................................... 103

5. Pembinaan dan Peningkatan PTK .................................................................... 103

6. Evaluasi PTK .................................................................................................... 107

7. Karakter Pribadi Muslim Warga Kafila Internasional Islamic School ............. 107

D. Strategi Diferensiasi Layanan ................................................................................. 113

1. Layanan Akademik ........................................................................................... 114

2. Layanan Asrama ............................................................................................... 119

3. Layanan Bimbingan Tahfidz Qur’an ................................................................ 121

BAB IV

DIFERENSIASI HASIL PEMBELAJARAN DI KAFILA INTERNASIONAL

ISLAMIC SCHOOL (KIIS) JAKARTA

A. Kafila Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Modern ............................................... 124

B. Diferensiasi Pendidikan Kafila Internasional Islamic School .................................. 129

1. Unggul pada Lulusan ........................................................................................ 128

2. Unggul pada Guru dan Tenaga Kependidikan ................................................ 135

3. Unggul Layanan Pembelajaran ........................................................................ 145

Page 12: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 164

B. Saran ...................................................................................................................... 165

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 167

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Peringkat akreditasi sekolah .......................................................................... 8

Tabel 1.2. Perolehan rata-rata nilai ujian ........................................................................ 78

Tabel 2.1. Bidang Garapan Program Kerja Berdasarkan Fungsi Kepala Sekolah .......... 83

Tabel 2.2. Pencapaian Nilai UN MTs Kafila Internasional Islamic School Jakarta ........ 85

Tabel 2.3. Pencapaian Nilai UN MA Kafila Internasional Islamic School Jakarta ......... 85

Tabel 2.4. Prestasi Non Akademik Kafila Internasional Islamic School Jakarta ............. 86

Tabel 3.1. Daftar Nama Tenaga Pendidik Kafila Internasional Islamic School

Jakarta 102

Tabel 3.2. Kegiatan siswa di asrama ............................................................................... 156

Tabel 3.1. Program 15 Juz Tahfidzul Qur’an ................................................................... 160

Tabel 3.2. Program 20 Juz Tahfidzul Qur’an ................................................................... 160

Tabel 3.3. Program 30 Juz Tahfidzul Qur’an ................................................................... 161

Tabel 3.4. Program Akselerasi Juz Tahfidzul Qur’an ...................................................... 161

Page 14: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 79

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi KIIS ............................................................... 87

Gambar 2.2. Proses menghasilkan Produk .................................................................... 88

Gambar 2.3. Tahapan Seleksi PTK ............................................................................... 101

Gambar 3.4. Tahapan Rekrutmen PTK ......................................................................... 101

Gambar 3.5. Pembinaan dan peningkatan PTK ............................................................. 106

Gambar 3.6. Struktur organisasi bidang PTK ............................................................... 113

Gambar 3.7. Diagram layanan pendidian ...................................................................... 114

Gambar 3.8. Siklus pembelajaran .................................................................................. 117

Gambar 3.9. Bagan organisasi bidang keasramaan ....................................................... 120

Gambar 3.10 Bagan organisasi bidang Tahfizul Qur’an. .............................................. 102

Gambar 4.1 Karakteristik pemdidikan Islam ................................................................ 125

Gambar 4.2. Diferensiasi pendidian KIIS ..................................................................... 126

Gambar 4.3. Layanan pendidikan KIIS ......................................................................... 129

Page 15: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam merupakan bagian dari investasi masa depan,

investasi masyarakat sekaligus investasi negara dalam rangka

memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka, dalam rangka

mencapai tujuan tersebut, pendidikan Islam senantiasa diarahkan untuk

menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan masalah kualitas

pendidikan (Wardi, 2013 : 55). Namun demikian, lembaga pendidikan

Islam sebagai sistem pendidikan nasional dituntut mampu berinovasi

dalam mengembangkan kebutuhan pasar dunia kerja sehingga outcome

pendidikan Islam yang dibutuhkan akan mampu tercapai sesuai harapan

kerja.

Sejalan dengan perkembangan waktu dan dinamika yang

berkembang dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini, keberadaan

lembaga-lembaga pendidikan Islam kini mendapatkan pengakuan yang

sama sebagai bagian dari sub sistem pendidikan Nasional. Pengakuan

tersebut ditandai dengan lahirnya SKB (Surat Keputusan Bersama tiga

menteri) antara Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975 (Syukur, 2002 : 243).

Diterbitkannya SKB tiga menteri menjadi awal untuk memulai inovasi

untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan Islam dari berbagai

aspek: baik aspek pembelajaran, mutu lulusan, mutu proses, SDM

maupun keberadaan lembaga pendidikan Islam dalam sistem

pendidikan Nasional.

Keberadaan lembaga pendidikan Islam dalam sistem pendidikan

nasional juga diakomodir dengan ditetapkannya UU No. 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang Pendidikan Dasar, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah, menjadikan pendidikan Islam terintegrasi secara kuat dalam

sistem pendidikan nasional beserta peraturan turunannya, seperti

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990. Namun, di tengah

masyarakat akhirnya terjadi polemik, karena sekolah yang

diselenggarakan oleh yayasan atau badan hukum dengan berciri khas

berdasarkan agama tertentu, tidak diwajibkan menyelenggarakan

pendidikaan agama lain dari agama yang menjadi ciri khas lembaga

pendidikan tersebut. “Inilah poin pendidikan yang kelak menimbulkan

polemik dan kritik dari sejumlah kalangan, di mana para siswa

dikhawatirkan akan pindah agama (berdasarkan agama

Page 16: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

2

yayasan/sekolah), karena mengalami pendidikan agama yang tidak

sesuai dengan agama yang dianutnya ( Hasbullah, 2015:205).

Selanjutnya pemerintah membuat kebijakan pendidikan yang

lebih mengedepankan eksistensi pendidikan Islam sebagai bagian dari

penyelenggaraan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang didalamnya memuat pendidikan Islam sebagai bagian

proses penyelenggaraan pendidikan nasional.

Lantas, sistem pendidikan Islam itu sendiri masih mengalami

kendala. Salah satu diantaranya adalah kerancuan antara materi umum

dengan keagamaan. Inilah yang menjadi alasan klasik mengapa prestasi

materi umum yang disampaikan di lembaga pendidikan Islam kalah

saing dengan prestasi yang dicapai oleh sekolah umum. Begitu

sebaliknya, penyampaian ilmu agamanya tidak sebagus dengan pondok

pesantren. Kenyataan inilah yang setidaknya mendorong orang tua

mengambil alternativ lain dengan mempercayakan anaknya pada

lembaga pendidikan yang lebih menjanjikan masa depan (Tholhah,

2015:5-6).

Amin Abdullah (2006:3-29) mengatakan bahwa pendidikan

Islam mencoba menawarkan sistem pembelajaran integrated

(penggabungan antara materi umum dan keagamaan) untuk memenuhi

kekosongan salah satu di antara materi pendidikan umum dan materi

pendidikan Islam, justru kebijakan ini seakan menjadi beban bagi

peserta didik. mengapa demikian, karena sampai akhir 2006 presentase

lulusan siswa madrasah lebih sedikit dibandingkan dengan siswa

sekolah umum, lebih kurang 12%, sedangkan jumlah siswa madrasah

sampai saat ini kurang lebih 6 juta atau sekitar 20% dari jumlah anak

usia sekolah dari tingkat SD sampai SLTA diseluruh Indonesia. Hal ini

menunjukkan bahwa madrasah memiliki kontribusi yang signifikan

dalam proses pencerdasan bangsa.

Masalah tidak berhenti disini saja, masalah lain yang muncul

adalah bahwa tujuan pendidikan Islam yang ada sekarang ini tidak

benar-benar diarahkan kepada tujuan yang positif. Tujuan pendidikan

Islam hanya berorientasi kepada kehidupan akhirat semata dan

cenderung bersifat defensive yaitu untuk menyelamatkan kaum

muslimin dari pencemaran dan datang melalui berbagai disiplin ilmu,

terutama gagasan yang mengancam akan meledakkan standar-standar

Islam tradisional (Rahman, 1984:86).

Lain halnya pendapat yang disampaikan oleh Azyumardi Azra

(1999:59) bahwa pemerintah belum merealisasikan anggaran

Page 17: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

3

pendidikan secara konsisten kepada pendidikan Islam dalam

penyusunan UU Sisdiknas 2003, contohnya Pasal 49 ayat 1 tentang

anggaran pendidikan yang berbunyi Dana Pendidikan selain gaji

pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20%

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor

pendidikan dan minimanl 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD).

Berkaca dari masalah-masalah di atas bahwa pendidikan Islam

dalam sistem pendidikan Nasional sudah memiliki kedudukan yang

sama dengan pendidikan umum. Jika melihat kegiatan pendidikan

Islam di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa pendidikan Islam tersebut

telah banyak memainkan perannya dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, selain dari itu telah terjadi pula dinamika

perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Salah satu yang sangat strategis dalam dinamika itu adalah

masuknya pendidikan Islam dalam sistem pendidikan Nasional. Makna

yang terkandung di dalamnya bahwa pendidikan Islam diakui

keberadaanya dalam sistem pendidikan nasional yang dibagi kepada

tiga hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga; kedua pendidikan

Islam sebagai mata pelajaran; ketiga, pendidikan Islam sebagai nilai

(value) (Haidar, 2012:3). Pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan

diakui keberadaannya sebagai lembaga secara eksplisit. Pendidikan

Islam sebagai mata pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai

salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar

sampai perguruan tinggi. Pendidikan Islam sebagai pemegang peran penting dalam proses

pengembangan inovasi baik secara kelembagaan, materi pendidikan, guru

sebagai pelaksana pembelajaran, metode, sarana, dan sebagainya dari seluruh

aspek dan faktor pendukung proses pendidikan, haruslah dapat melihat secara

cermat dan dapat membangun paradigma baru yang berupa pendidikan di era

global yang sarat dengan tantangan, sehingga dapat memberikan ruang baru

terhadap beberapa peluang yang dapat memberikan pandangan baru dan

memberikan sumbangsih terhadap berkembangnya dunia global (Syamsirin,

2012:260). Armai Arief (2014:7) memberikan beberapa peluang yang bisa

diadopsi dalam pengembangan inovasi pendidikan Islam antara lain adalah

terbukanya seluas-luasnya bagi Negara untuk membangun kerjasama, sistem

pendidikan on-line (pembelajaran e-learning)/pemanfaatan sistem IT,

tersedianya dana untuk beasiswa dan tersedianya dana untuk riset. Peluang-

peluang ini bisa dimanfaatkan bagi pemegang kebijakan tertinggi yakni

pemerintah sebagai pengelola pendidikan khususnya pendidikan Islam.

Page 18: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

4

Melihat keberadaan mutu pendidikan di Negara Indonesia masih jauh

dari standar yang ada, bahkan tidak sedikit sekolah/madrasah begitu

mengabaikan nya, sehingga proses pendidikan cenderung berjalan asal-asalan.

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),

kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di

Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The

World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang

rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di

dunia. Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama, Indonesia hanya

berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53

negara di dunia.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data

Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan

sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary

Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya

delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle

Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja

yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tentu tidak lepas

dari peran pemerintah dan dan para pengelola lembaga, baik pimpinan (kepala

Sekolah) atau Ketua Yayasan (lembaga swasta) sebagai top leadernya dalam

mendiferensiasi lembaga pendidikan Islam. Pemerintah telah mengeluarkan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 dan PP 19 Tahun 2005 tentang

sertifikasi guru. Adapun Undang-undang dan Peraturan pemerintah tersebut

merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan mutu guru di

Indonesia.

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses,

dan output pendidikan (Depdiknas, 2001:5). Input pendidikan adalah segala

sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.

Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain

dengan mengintegrasikan input sekolah sehingga mampu menciptakan situasi

pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong

motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta

didik. Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah yang dapat diukur

dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya,

dan moral kerjanya.

Melihat pentingnya Strategi diferensiasi sebagai upaya dalam

mewujudkan mutu pendidikan yang unggul, maka usaha tersebut bukanlah

pekerjaan mudah bagi para kepala sekolah dan juga pimpinan lembaga

pendidikan, karena kegiatan berlangsung dalam sebuah proses panjang yang

direncanakan dan diprogram secara baik pula. Namun pada kenyataannya

tidak sedikit kepala sekolah dan juga pimpinan pada lembaga pendidikan yang

hanya berperan sebagai pimpinan formalitas dalam sebuah sistem alias hanya

sekedar sebagai pemegang jabatan struktural sambil menunggu masa purna

Page 19: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

5

tugas, namun tidak mampu membawa arah pendidikan yang jelas (LPPKS: 7

juli 2019).

Perlunya inovasi dalam pendidikan islam merupakan hal yang

sangat fundamental. Sehingga umat Islam dan bangsa Indonesia harus

menjadi pemenang sekaligus aktor utama dalam menghadapi persaingan di

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Globalisasi. Untuk itu, lembaga-

lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren dituntut bisa

melahirkan generasi berjiwa kritis, kreatif dan inovatif (Rosyada, 2015). Maraknya pertumbuhan lembaga pendidikan dalam beberapa

tahun terakhir menunjukkan dinamisnya perkembangan sektor

pendidikan. Meningkatnya kesadaran akan pendidikan menjadi salah

satu unsur yang mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai

lembaga pendidikan. Namun demikian, kompetisi kualitas pendidikan

menjadi penilaian utama dalam mengembangkan lembaga pendidikan

yang semakin menjamur di lingkungan kita. Lembaga pendidikan yang

berhasil tumbuh dengan baik saat ini adalah pada lembaga pendidikan

yang mampu berkompetitif melihat peluang yang ada selain selalu

melakukan pengembangan secara terus menerus.

Persaingan lembaga pendidikan seyogyanya bisa dilihat sebagai

sebuah motivasi dalam mengembangkan kualitas pendidikan agar

pendidikan yang tercipta mampu menjadi lembaga pendidikan yang

berkualitas. Strategi diferensiasi untuk meningkatkan daya saing dan

inovatif adalah salah satu unsur terpenting agar dapat melihat

perkembangan pendidikan secara baik.

Inovasi adalah salah satu bagian terpenting dalam

mendayagunakan persaingan yang begitu luas. Suburnya pertumbuhan

lembaga pendidikan perlu dibarengi kompetensi atau daya saing yang

kuat pula.Selain sebagai pergeseran era globalisasi, persaingan dalam

semua sisi menjadi keniscayaan yang tidak bisa terelakkan. Guna

memenangkan persaingan dalam memasarkan jasa pendidikan

memerlukan strategi khusus dan inovatif sehingga mampu mengikuti

tantangan zaman. Jika tidak, jelas ketertinggalan akan menjadi pilihan

utama bagi lembaga pendidikan yang enggan merencanakan strategi

diferensiasi secara baik da tepat.

Page 20: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

6

Sejalan dengan landasan tersebut, maka islam melihat bersaing atau

berkompetisi dalam kebaikan menjadi hal yang mesti diupayakan demi

meraih suatu tujuan yang kita inginkan. Sebagiamana dijelaskan dalam

QS. Al-Baqarah ayat 148 :

ت أيه ولكل وجهة هى مىليها فٱستبقىا ٱلخير جميعا إنه ٱلله ما تكىوىا يأت بكم ٱلله

على كل شيء قدير

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia

menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam

berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan

mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-

Baqarah: 148 ).

Dan bagi masing-masing maksudnya masing-masing umat (ada

arah dan tujuan) maksudnya kiblat (tempat ia menghadapkan

wajahnya) di waktu salatnya. Menurut suatu qiraat bukan 'muwalliihaa'

tetapi 'muwallaahaa' yang berarti majikan atau yang menguasainya,

(maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan) yakni segera menaati dan

menerimanya. (Di mana saja kamu berada, pastilah Allah akan

mengumpulkan kamu semua) yakni di hari kiamat, lalu dibalas-Nya

amal perbuatanmu. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu) (Tafsir Kemenag, 2018)

Ayat tersebut sejatinya memberikan gambaran kepada kita

bagaimana pentingnya dalam meraih kopetisi dalam banyak hal. Selain

capaian dalam sebuah kebaikan, strategi kompetitif juga mampu

menjadikan segala organisasi semakin hidup dan mampu berinovasi ke-

arah yang labih baik.

Munculnya persaingan dalam dunia pendidikan merupakan hal

yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka

pendidikan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang

berasal dari luar maupun dari dalam lembaga pendidikan yang akan

memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup

lembaga pendidikan tersebut. Untuk itu, setiap lembaga pendidikan

dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di pasar

dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan

yang ada di lingkungan pendidikan sehingga mampu bersaing dengan

Page 21: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

7

dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-

kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.

Berdasarkan konsepsi tersebut, maka lembaga pendidikan dituntut

mampu memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk

menghadapi persaingan. Dengan adanya tekanan persaingan yang

begitu ketat baik secara langsung atau tidak langsung, maka hal

tersebut sangat mempengaruhi kinerja segala organisasi bisnis,

pendidikan, dan sosial baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan

dan juga siklus perubahan. Pada saat kondisi seperti itulah sangat

diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil keputusan maupun

langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan usaha tersebut.

Dengan demikian, strategi diferensiasi diperlukan guna melihat segala

perubahan yang memungkinkan terjadi di lembaga pendidikan maupun

lembaga lain selain pendidikan.

Manajemen pemasaran bagi lembaga pendidikan (terutama

madrasah) diperlukan seiring dengan adanya persaingan antar sekolah

yang semakin atraktif. Pemasaran dibutuhkan bagi lembaga pendidikan

dalam membangun citranya yang positif. Apabila lembaga atau sekolah

memiliki citra yang baik di mata masyarakat, maka besar kemungkinan

akan lebih mudah dalam mengatasi persaingan. Jadi, pemasaran

merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh madrasah untuk

memberikan kepuasan pada stakeholder dan masyarakat. Penekanan

kepada pemberian kepuasan kepada stakeholder merupakan hal yang

harus dilakukan oleh setiap lembaga, agar mampu bersaing.(tuliskan

refrensinya)

Selain berbagai tantangan diatas, Pendidikan juga sedang menjadi

pusat perhatian semua komponen bangsa ini. undang-undang sistem

pendidikan Nomor 02 tahun 1989 menjadi Nomor 20 tahun 2003,

diikuti peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan dengan lingkup terdiri 8 standar yaitu yang

meliputi: standar isi, Standar proses, Standar kompetensi lulusan,

Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan

prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, dan Standar

penilaian pendidikan.Namun pada kenyataannya, Standar Nasional

Pendidikan masih belum terpenuhi pada setiap satuan pendidikan. Hal

ini terlihat dari hasil akreditasi yang dilakukan Badan Akreditasi

Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM) dengan kategori A, B, dan

C terlihat dalam tabel di bawah. Untuk jenjang SD dan MI, rata-rata standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PTK) serta standar sarana prasarana (sarpras) di bawah nilai

Page 22: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

8

rata-rata standar lainnya baik untuk sekolah dengan kategori sasaran baru

maupun re-akreditasi. untuk jenjang SD pada sasaran baru capaian

pemenuhan standar PTK sebesar 71,7 dan sarpras sebesar 69,7. Demikian

juga dengan re-akreditasi capaian pemenuhan standar PTK sebesar 81 dan

sarpras sebesar 76,4. Tingkat pemenuhan standar yang rendah pada PTK dan

sarpras baik untuk jenjang SD maupun MI disebabkan salah satunya karena

masalah rendahnya kepemilikan tenaga perpustakaan yang memenuhi

kualifikasi dan rendahnya guru yang memiliki sertifikat pendidik.

Masalah yang sama juga terjadi pada jenjang SMP/MTs di mana pada

jenjang pendidikan sekolah menengah pertama ini pada sasaran baru capaian

pemenuhan standar PTK sebesar 66,5 dan sarpras sebesar 69,4. Sekolah re-

akreditasi capaian pemenuhan standar PTK sebesar 76,8 dan sarpras sebesar

82,2. Alasan tingkat pemenuhan standar yang rendah pada PTK dan sarpras

baik untuk jenjang SMP maupun MTs disebabkan salah satunya karena

masalah rendahnya guru yang memiliki sertifikat pendidik, dan Ruang

Perpustakaan tidak memiliki luas dan sarana sesuai ketentuan.

Untuk jenjang SMA dan MA, rata-rata standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan dan standar sarana prasarana, dibawah nilai rata-rata standar

lainnya baik untuk sekolah dengan kategori sasaran baru maupun re-

akreditasi. Contoh, untuk jenjang SMA pada sasaran baru capaian pemenuhan

standar PTK sebesar 69,5 dan sarpras sebesar 69. Demikian juga dengan re-

akreditasi capaian pemenuhan standar PTK sebesar 80,8 dan sarpras sebesar

83,8".

Tingkat pemenuhan standar yang rendah pada PTK dan sarpras baik

untuk jenjang SMA maupun MA disebabkan salah satunya karena masalah

rendahnya guru yang memiliki sertifikat pendidik, dan rendahnya kepemilikan

ruang laboratorium bahasa sesuai ketentuan (Toni, 13/12/2018).

Tabel 1.1 Peringkat Akreditasi (Sekolah/Madrasah) Nasional

Peringkat Akreditasi Baru Reakreditasi

A 3,9% 37,0%

B 45,7% 49,2%

C 40,6% 11,6%

Tidak Terakreditasi 9,8% 2,3%

Sumber: Kemendikbud, 12 Desember 2018

Bersamaan dengan itu, dunia pendidikan kita dihadapkan pada

berbagai tantangan yang diakibatkan oleh kecenderungan global dan

perubahan situasi yang terjadi dalam negeri. Dua sisi kecenderungan

tersebut memaksa pengelola pendidikan untuk melakukan inovasi

bentuk-bentuk layanan pendidikan yang berkualitas. Adapun bentuk

Page 23: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

9

inovasi tersebut yaitu berupa standar-standar baru dalam dunia

pendidikan seperti

Di antara kecenderungan global yang dihadapi dunia pendidikan

kita antara lain: pertama, diaspora bangsa Indonesia (luwansa,

Jakarta:2015) diaspora Indonesia memiliki kontribusi dalam

memajukan pendidikan di Tanah Air. Melalui jaringan warga negara

Indonesia yang menetap dan bekerja di luar negeri, Diaspora Indonesia

menjadi motor pengerakan untuk menjalin koneksi antara pemerintah

Indonesia dan pemerintah negara lain..Hal tersebut mengakibatkan

perubahan organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan

kualifikasi tenaga kerja yang begitu cepat pula. Kedua, perkembangan

industri, komunikasi dan informasi yang semakin cepat akan

melahirkan ”knowledge worker” (terkait dengan pemrosesan informasi)

yang semakin besar jumlahnya. Ketiga, pergeseran ide pendidikan dari

ide back to basic ke arah ide the forward to future basic yang

mengandalkan pada kemmpuan TLC (how to think, how to learn dan

how to create). Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi

memunculkan pelaksanaan pengelolaan pendidikan berdasar konsep

school based management. Kelima, krisis demi krisis yang dialami

semua negara tidak hanya dapat dianalisis dengan metode sebab akibat

sederhana, namun memerlukan analisis sistem yang saling

bergantungan (Adipura, 2000:10).

Selain kecenderungan di atas, pendidikan di Indonesia juga

dihadapkan pada beberapa perubahan situasi yang terjadi dalam

negeri.Paling tidak terdapat tiga situasi yang perlu dipertimbangkan

oleh pengelola lembaga pendidikan, yaitu: Perubahan struktur

masyarakat, perubahan kebijakan pendidikan, dan krisis moral yang

terjadi dalam masyarakat. Diantara berbagai perubahan tersebut adalah

perubahan perubahan struktur dari masyarakat agraris menuju

masyarakat industri.Perubahan yang disebabkan oleh globalisasi

tersebut pada akhirnya membentuk karakteristik masyarakat mega-

kompetisi, sehingga tidak ada tempat di dalam masyarakat tanpa

kompetisi. Semboyan “esok pasti lebih baik” adalah semboyan suatu

masyarakat kompetitif, yang menuntut manusia terus menerus berubah,

tahan banting, dan mempunyai jiwa wiraswasta karena tidak puas

dengan apa yang dicapai (Tilaar, 1999:35). Masyarakat seperti ini

selalu menuntut barang dan jasa yang berkualitas termasuk juga layan

pendidikan. (Musyafa’, 2002:51)

Perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintah dari sentralisasi

ke desentralisasi yang ditandai dengan pemberian otonomi yang luas

Page 24: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

10

dan nyata kepada daerah, termasuk didalamnya persoalan

penyelenggaraan pendidikan (Fatah, 2000:25). Dengan penerapan

desentralisasi ini wewenang dalam menentukan keputusan yang semula

berasal dari Pusat/ Kanwil/Kandep, diserahkan sepenuhya pada

sekolah.Sehingga sekolah dituntut untuk lebih mandiri dan mampu

menentukan arah pengembangan yang sesuai dengan kondisi dan

lingkungan masyarakatnya.Perihal lainya yaitu menurunnya moralitas

masyarakat khususnya remaja dan pelajar.Perilaku konsumtif, boros,

dan senang menempuh jalan pintas diikuti oleh sebagaian besar

masyarakat.Akibatnya perilaku korupsi, kolusi, manipulasi, dan

nepotisme telah merasuki hampir sebagian besar masyarakat mulai dari

pejabat tinggi sampai dengan masyarakat kecil.Selain itu masyarakat

juga senang menggunakan caracara kekerasan dalam menyelesaikan

sebuah permasalahan.Kekerasan juga sering terjadi akibat persoalan-

persoalan kecil.Yang lebih menyedihkan lagi adalah penggunaan

narkoba dan perilaku seks pranikah menjadi trend.

Dunia pendidikan dewasa ini menjadi penentu perkembangan

sebuah negara.Untuk itu, dalam hal ini--baik guru, fasilitas penunjang,

maupun kualitas pendidikan sangat menentukan, mengingat

pendidikan merupakan kunci mencetak sumber daya manusia yang

bermutu dan memiliki daya saing.Sebagai anggota ASEAN, Indonesia

sendiri ternyata masih berada di bawah negara tetangga Malaysia

dalam dunia pendidikan.Berikut peringkat pendidikan negara-negara

ASEAN seperti dilansir Deutsche Welle.

Selain dihadapkan pada tantangan di atas, pendidikan indonesia

juga dihadapkan pada persoalan rendahnya mutu pendidikan.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNDP pada Human

Development Report 2005, ternyata Indonesia menduduki peringkat

110 dari 177 negara di dunia. Bahkan yang lebih mencemaskan,

peringkat tersebut justru sebenarnya semakin menurun dari tahun-tahun

sebelumnya, di mana pada tahun 1997 HRDI Indonesia berada pada

pering kat 99, lalu menjadi peringkat 102 pada tahun 2002, dan

kemudian merosot kembali menjadi peringkat 111 pada tahun 2004 (P

Mohamad, 2007).

Kondisi sebagaimana tersebut di atas memaksa sekolah sebagai

lembaga pendidikan untuk terus menerus meningkatkan kualitas

layanan pendidikannya. Selain itu, untuk menghadapi tingginya tingkat

kompetisi, sekolah harus mampu memberikan program yang tidak

sekedar berkualitas, namun program yang juga memiliki nilai beda

(diferentiated value) sebagai karakter keunggulan (competitive

Page 25: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

11

advantages) sekolah tersebut. Diferensiasi program dan layanan

pendidikan tersebut harus dirancang berdsarkan analisis yang akurat

atas perkembangan lingkungan yang mengitari sekolah. Untuk itu,

menurut Bagley (1998), sekolah harus mengetahui apa yang difikirkan

oleh orang tua murid, bagaimana mereka menentukan keputusan, dan

apa yang mereka inginkan dari sekolah (Bagley, 1998: 254).

Dampak dari pendidikan yang buruk ini, negeri kita kedepannya

makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-

rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi,

maupun kota dan kabupaten.Keterpurukan yang kita alami saat ini, tak

lepas dari makin jauhnya kita dari kepatuhan kepada Allah Sang

Pencipta.Ibadah seakan tak lebih dari sebuah rutinitas, kosong dari ilmu

dan penghayatan.Materialisme telah dijejal sehingga materi menjadi

ukuran dan tujuan.Rusaknya tatanan pun tak terelakkan. Ada kesadaran

bahwa sector pendidikan adalah solusi strategis permasalahan ini, tetapi

karena tidak mengacu pada nilai-nilai kenabian (Sunnah), hasilnya

belum dapat mengimbangi apalagi menanggulangi produk

kemungkaran yang semakin berani transparan.

Perubahan harus dimulai, wacana dan praksis ilmu dan pendidikan

harus kembali ke pangkuan Al Qur'an dan Sunnah sebagai landasan

mutlak syari'ah islamiyah sesuai dengan metode Rasulullah SAW yang

mendidik (tarbiyah) dan mengajar (ta'lim) dengan membangun fondasi

afeksi melalui keagungan ayat (tilawah) dan menyingkirkan karakter

buruk manusia (tazkiyah).

Di Indonesia, bidang pendidikan ditangani oleh dua kementerian

yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian

Agama. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan membawahi lembaga pendidikan mulai TK, SD, SMP,

SMA, hingga Perguruan Tinggi Umum.Sedangkan Kementerian

Agama mengurusi lembaga pendidikan dari RA MI, MTs, MA, hingga

Perguruan Tinggi Agama Islam (UIN, IAIN, STAIN dan PTAIS).Hal

tersebut memunculkan pemahaman adanya dualisme pendidikan, yakni

adanya sekolah umum dan sekolah agama.Kedua lembaga

penyelenggara pendidikan tersebut merupakan bagian sistem

pendidikan nasional (Djamas, 2009:83).

Bentuk dualisme dalam pendidikan itu dapat dilihat dari kebijakan

pemerintah, baik dari kebijakan dalam undang-undang pendidikan

nasional maupun Peraturan Pemerintah.Pergumulan antara sistem

pendidikan umum dengan sistem pendidikan Islam pun terus

berlangsung.Di antara sekolah/madrasah terus berupaya mewujudkan

Page 26: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

12

lulusan yang siap berkiprah di masyarakat, namun harapan itu tak

semua lembaga pendidikan mampu memberikan hasil sesuai kebutuhan

di masyarakat.

Kafila Islamic School mencoba hadir mengisi kekosongan. Ingin

membangun milieu berbudaya ilmu dan berkurikulum syari'ah yang

dapat melahirkan ulul albab, yang menjadikan hasil karya ulama' organ

hidup di bumi pendidikan.

Salah satu madrasah yang telah berusaha untuk mendiferensiasikan

layanan pendidikannya adalah Kafila International Islamic School

Jakarta (KIIS).Madrasah ini merupakan salah satu madrasah unggulan

di lingkungan Kementerian Agama, khususnya di wilaya DKI Jakarta.

Sejak awal didirikannya, madrasah ini ingin menjadi madrasah yang

tidak sekedar berkualitas, namun juga berbeda (differentiated) dari

madrasah yang lain. Diferensiasi diwujudkan dalam bentuk standar

kualitas yang meliputi beberapa aspek aqidah, ibadah, dan aspek

akademik. Dari aspek aqidah KIIS menetapkan standar bahwa siswa

harus memiliki keyakinan yang benar dan kuat (salim), dari aspek

ibadah siswa mampu menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Islam

khususnya ibadah sholat, dari aspek membaca al Qur’an siswa mampu

membaca dan menghafal sebagian dari al Qur’an secara baik (tartil) dan

dari aspek akademik memiliki nilai minimal 8,00 (Wawancara Wk.

Kurikulum, KIIS).

Diferensiasi layanan pendidikan KIIS yang paling dirasakan oleh

wali murid adalah diferensiasi dari aspek akademik, Sains dan religius.

Wali murid merasakan bahwa setelah bersekolah diKafila International

Islamic School Jakarta (KIIS), anaknya mampu membaca dan menghafl

al Qur’an dengan tartil, membaca kitab-kitab klasik, ketika waktu

sholat tidak perlu mengingatkan atau menyuruh lagi, serta memiliki

kompetensi dalam bidang sains sebagai bekal masuk ke perguruan

tinggi terkemuka. Bukti religiusitas inilah yang semakin membuat wali

murid makin mantap menyekolahkan putranya diKafila International

Islamic School Jakarta (KIIS)

Berdasarkan uraian tersebut, strategi Kafila International Islamic

School Jakarta (KIIS) dalam mendiferensiasikan layanan pendidikan

merupakan sesuatu yang menarik dan layak untuk didiskusikan.

Sedangkan fokus pembahasannya adalah strategi sekolah

mendiferensiasikan kualitas layanan pendidikan yang meliputi:

pemahaman pengelola sekolah terhadap lingkungan yang mengitarinya,

proses perencanaan strategi diferensiasi layanan pendidikan, proses

Page 27: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

13

pelaksanaan strategi diferensiasi layanan pendidikan, dan bagaimana

proses evaluasi strategi diferensiasi layanan pendidikan.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

a. Rendahnya mutu lulusan pada setiap jenjang pendidikan.

b. Pelaksanaan proses kegiatan belajar pada lembaga pendidikan

Islam yang cenderung asal-asalan .

c. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada lembaga

pendidikan Islam.

d. Sumber Daya Manusia pada lembaga pendidikan Islam yang

kurang kompeten.

e. Sulitnya masuk Perguruan Tinggi Negeri terkemuka pada

lulusan sekolah Islam.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah, agar penelitian lebih

fokus dan terarah, penulis memberi batasan masalah pada penelitian

ini yakni pada Strategi Diferensiasi dalam Inovasi Pendidikan

Islam, yang mencakup pada upaya menentukan Strategi diferensiasi

(input, proses, outout) pada produk, personil dan layanan pada

lembaga pendidikan islam sebagai karakter unggulan sekolah.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah diuraikan di

atas, maka tulisan ini difokuskan pada masalah yang dirumuskan

dalam satu pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana strategi

diferensiasi dalam inovasi pendidikan Islam pada Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Kafila International Islamic

School (KIIS) Jakarta? Namun dalam membatasi pertanyaan

penelitian agar lebih spesifik maka peneliti membatasi rumusan.

a. Bagaimana strategi diferensiasi (input, proses, output) produk

pembelajaran di Kafila International Islamic School?

b. Bagaimana strategi diferensiasi (input, proses, output)

personil di Kafila International Islamic School?

c. Bagaimana strategi diferensiasi (input, proses, output) layanan

pembelajaran di Kafila International Islamic School?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Akademis

Page 28: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

14

1. Untuk menganalisis dan menjelaskaan strategi diferensiasi

(input, proses, output)produk di Kafila International

Islamic School.

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan strategi diferensiasi

(input, proses, output)personil di Kafila International

Islamic School.

3. Untuk menganalisis dan menjelaskan strategi diferensiasi

(input, proses, output)layanan pada pengelolaan di Kafila

International Islamic School.

b. Tujuan Terapan

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk memberikan

sumbangsih pemikiran dalam mewujudkan berbagai inovasi

dalam sebuah lembaga pendidikan islam, sehingga terwujud

output lembaga pendidikan yang lebih unggul dan kompetitif.

Selain itu penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi

dari berbagai problem pendidikan Islam agar menjadi salah

satu desain pendidikan yang diminati masyarakat.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak

manfaat untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun praktis

terutama dalam melakukan inovasi pendidikan Islam di Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, maka manfaat yang diharapkan melalui

penelitian ini adalah: Pengembangan konsep dan teori ilmu

pendidikan terutama dalam strategi diferensiasi dalam inovasi

pendidikan islam, dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan

dapatmemperkuat teori/konsep yang berhubungan dengan

pengelolaan manajemen lembaga pendidikan Islam khususnya

dalam memberikan layanan mutu serta hal-hal terbaru.

Bagi segenap pengelola lembaga pendidikan khususnya di ranah

pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu

masukan dan gambaran defresiansi inovasi pendidikan

Islamsehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

menentukan arah kebijakan peningkatkan mutu layanan pendidikan,

peningkatan kompetensi akademik siswa, serta penanaman akidah

islam dari sejak dini.

Page 29: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

15

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Tesis Kuni Fathonah (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran

Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Pelayanan Pendidikan di MAN I

Sragen” menyimpulkan bahwa Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan yang

dilakukan Madrasah Aliyah Negeri I Sragen adalah: (a). Pemasaran secara

langsung, yaitu dengan pemanfaatan IT, media cetak maupun elektonik.

(b). Pemasaran tidak langsung yaitu dengan mengadakan sosialisasi ke

Sekolah Menengah Pertama maupun Madrasah Tsanawiyah dan kepada

masyarakat. (2). faktor pendukung antara lain; guru yang mengajar sesuai

bidang, letaknya yang geografis, harga murah, kepercayaan yang tinggi

dari masyarakat. Sedang, faktor penghambat meliputi sarana-prasarana

yang masih kurang sehingga terpaksa banyak membuang calon siswa baru,

banyaknya pesaing antar lembaga dan masih adanya siswa yang terpaksa

karena orangtua.

Tesis Nurita Kustiari Ningrum yang berjudul “ Strategi

Keunggulan Bersaing Pada Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan

Magistra Utama Jember” menyimpulkan bahwa Strategi bisnis yang

diterapkan Magistra Utama adalah menciptakan keunggulan bersaing

dan inovasi secara berkesinambungan berupa desain-desain program

penyaluran kerja dan pendampingan kerja, keunggulan low cost untuk

meningkatkan produktivitas perusahaan yang mengacu pada efektivitas

dan efisiensi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Magistra Utama

memiliki diferensiasi program dan layanan pendidikan.

Keunggulan Magistra Utama antara lain program pendidikan 1

tahun dengan pelatihan soft skill, fasilitas, proses pendidikan kondusif

dan layanan pasca pendidikan seperti mencarikan lapangan kerja dan

membina calon entrepreneur. Keberhasilan penggunaan strategi

keunggulan bersaing didukung kemampuan dan pemberdayaan

karyawan yang memadai, pemasaran yang kuat oleh tenaga pemasaran

yang handal, inovasi dan kreativitas berkelanjutan, dan keunikan

program pendidikan, kurikulum, inovasi layanan pasca lulus, inovasi

teknik pembelajaran terkomputerisasi, menggunakan aplikasi Insight

Teacher untuk memudahkan peserta program berkomunikasi dengan

para instruktur.

Magistra Utama menggunakan konsep pendidikan Tripple

Competence, yaitu kombinasi kurikulum ilmu pengetahuan secara

teoritis dan praktek, memiliki karakter, kepribadian dan sikap mental

yang baik, serta pengenalan pendidikan kewirausahaan. Magistra

Utama menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan swasta dan

instansi pemerintah untuk tempat magang (praktek kerja), transfer ilmu

dan menyalurkan lulusan ke dunia kerja.

Page 30: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

16

Penelitian tentang diferensiasi produk oleh Heidy Diane Fure,

Lisbeth Mananeke, Hendra Tawas, 2014, dengan judul penelitian

“Diferensiasi produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan

konsumen pada rumah makan manalagi di manado”.Hasil kegiatan

penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa uji statistik ditemukan

bahwa secara simultan diferensiasi produk dan kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.Secara

parsial diferensiasi produk dan kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen usaha rumah makan Manalagi.Variabel

yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen adalah

diferensiasi produk.

Penelitian tentang keunggulan kompetitif oleh Nicky Hannry

Ronaldo Tampi, 2015, dengan judul penelitian Analisis Strategi

Diferensiasi Produk, Diferensiasi Layanan dan Diferensiasi Citra

Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran (Studi Pada PT.

Telkomsel Grapari Manado). Hasil kegiatan penelitian menunjukan

bahwa Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing

secara parsial signifikan.Pengaruh Diferensiasi Layanan terhadap

Keunggulan Bersaing secara parsial tidak signifikan.Pengaruh

Diferensiasi Citra terhadap Keunggulan Bersaing secara parsial tidak

signifikan.Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Variabel Kinerja

Pemasaran secara parsial signifikan.Sebaiknya PT Telkomsel Grapari

Manado perlu memperhatikan diferensiasi produk karena dapat

meningkatkan keunggulan bersaing serta kinerja pemasaran

perusahaan.

Penelitian yang berkaitan dengan strategi diferensiasi telah

banyak dilakukan, salah satunya dilakukan oleh Zuari (2010) dengan

judul “Analisis Strategi Diferensiasi Jasa Pada Hotel Asean Pekanbaru

”Kesimpulan yang diperoleh adalah strategi diferensiasi jasa

berpengaruh positif dalam meningkatkan volume penjualan jasa Hotel

Asean Pekanbaru.

Adapun perbedaan penelitian tentang strategi diferensiasi telah

banyak dilakukan. Kajian terhadap strategi diferensiasi cukup banyak

dilakukan dalam berbagai aspek. Akan tetapi kajian yang lebih spesifik

membahas tentang strategi diferensiasi pada lembaga pendidikan Islam

belum sepenuhnya dilakukan. Padahal kalau dilihat dari perjalanan

yang panjang bahwa pendidikan Islam sudah banyak yang bagus dan

berkualitas. Oleh karena itu menurut peneliti strategi diferensiasi pada

aspek input, proses dan output pada pendidikan Islam masih perlu

dikaji lebih dalam. Dengan penelitian ini diharapkan akan membantu

Page 31: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

17

puhak-pihak terkait seperti sekolah-sekolah Islam agar memperhatikan

kualitas dan mutu dalam pelaksanaan inovasi pendidikan Islam.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Dari aspek pembahasannya, penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang hanya

melukiskan, menggambarkan memaparkan suatu keadaan, suatu

obyek atau peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum

(Kartono, Bandung: 1990) Sangat memungkinkan peneliti untuk

mengumpulkan informasi yang detail dan kaya yang mencakup

dimensi sebuah kasus.

Pemaknaan lainnya tentang penelitian diskriptif yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik tentang

keadaan obyek sebenarnya (Anwar, 1999:6). Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Paedagogis,

yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dari sudut pandang ilmu

Pengetahuan

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

fakta-fakta, atau kejadiankejadian secara sistematis dan akurat,

mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Riyanto,

2010:3).Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatkan informasiinformasi yang jelas

serta lengkap yang berhubungan dengan “Strategi Diferensiasi

Pendidikan Islam di Kafila Internasional Islamic School

Jakarta”

.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode observasi merupakan alat pengumpulan data yang

dilakukan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-

gejala yang diselidiki (Narbuko, 2010:70). Observasi yang

dipergunakan adalah Observasi Partisipatif yaitu metode

Page 32: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

18

pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun

data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan,

Wawancara yang dipakai adalah wawancara tidak

terstruktur dan wawancara mendalam (Cholid, Jakarta,

2010:83).

Ada beberapa jenis wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya, jenis wawancara informal dan

jenis wawancara dengan menggunakan petunjuk umum

wawancara.Jenis yang pertama, adalah jenis wawancara

yang biasanya ketika mengobrol santai atau mengalir. Untuk

mendapatkan data yang diinginkan, dari wawancara

tersebut, tanpa sadar objek penelitian sedang

diwawancarai.Sedangkan untuk model yang kedua, menurut

standar pedoman wawancara yang berlaku, hal ini

dimaksudkan agar pokok-pokok yang direncanakan dalam

pengambilan data dapat tercangkup semuanya.

Dalam pengumpulan data tentang Manajemen Strategik

dalam peningkatan mutu di Kafila Internasional Islamic

School Jakarta (KIIS), peneliti berusaha mewawancarai

kepala madrasah, selaku yang bertanggung jawab di

lembaga tersebut, WAKA, Guru, siswa dan siswa, wali

murid dan juga alumni.Karena mereka semua yang berperan

aktif dan selaku produk yang bisa menilai secara langsung,

bagaimana tentang strategi Diferensiasi Pendidikan Islam di

Kafila Internasional Islamic School Jakarta.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan

data yang dipergunakan dalam penelitian sosial dengan

menelusuri data historis. Dalam pengertian lain,

dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-

catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkip,

buku, surat kabar, dan lain sebagainya.

Page 33: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

19

Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan

seluruh informasi yang berkaitan dengan strategi

Diferensiasi dalam pendidikan Islam.

4. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola kategori dan satuan uraian dasar dapat

dirumuskan dengan hipotetis kerja seperti yang disarankan oleh

data (Moloeng, 2010:103). Analisis data yang dimaksud adalah

untuk mencari dan menata secara sistematis hasil observasi,

wawancara, catatan-catatan dan dokumentasi untuk

meningkatkan peneliti terhadap persoalan yang sedang diteliti

dengan cara 1. Reduksi Data. 2. Penyajian Data dan 3.Penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Analisis merupakan segala sesuatu laporan yang

Nampak dan terdengar saja adalah laporan yang bersifat

deskriptif . Analisis data dimulai sejak pengumpulan data

berlangsung melalui metode diatas, dimana setiap data yang

diperoleh akan terlebih dahulu diseleksi agar data yang diolah

lebih akurat dan objektif. Selanjutnya, data yang diperoleh

dianalisis dengan penyaringan data, pengelolahan dan

penyimpulan.Data kemudian disusun dalam kategori-kategori

yang saling dihubungkan dari berbagai sumber. Melalui proses

inilah penyimpulan yang dibuat dengan tujuan untuk

memperkokoh dan memperluas bukti yang dijadikan landasan.

Miles & Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh (Sugiyono, 2010:246).

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlanya cukup

banyak, untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti.

(Sugiyono, 2010:247). Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya.Dengan demikian

data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

Page 34: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

20

2) Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Menurut Miles dan Huberman yang

paling sering digunakan dalam menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

(Sugiyono, 249).

Dengan demikian menurut peneliti, setelah adanya

reduksi data kemudian dilanjutkan dengan penyajian

data.Dalam penelitian ini bersifat kualitatif sehingga

penyajian datanya berupa penjabaran makna atau naratif.

3) Penarikan kesimpulan/Verivikasi

Langkah ketiga menurut Miles dan Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil kesimpulan

awal masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila

tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung. Tetapi bila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibalitas (Sugiyono, 252).

Dengan demikian menurut peneliti, penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan

akan berkembang saat peneliti berada di lapangan.

5. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi

uji credibility (validitas internal), transferability (validitas

eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability

(obyektifitas) (Sugiyono, 270-277).

1) Credibility (Validitas Internal)

Credibility ialah kesesuaian antara konsep peneliti dengan

konsep responden. Credibility akan terpenuhi dengan

melakukan beberapa syarat sebagai berikut:

a) Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan

sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan

Page 35: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

21

peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk

rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

terbuka, saling mempercayai, sehingga tidak ada

informasi yang disembunyikan lagi.

b) Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara

tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan

dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian credibility ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.

d) Diskusi dengan teman sejawat

Diskusi dengan teman sejawat merupakan sebuah upaya

untuk mendapatkan informasi terkait dan hal-hal yang

diperlukan, sehingga data yang diperoleh tidak diragukan

lagi hasilnya.

e) Analisis kasus negative

Melakukan analisis kasus negative berarti peneliti mencari

mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan

dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada data lagi

yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti

data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.Tetapi bila

peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan

dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan

merubah temuannya.

f) Membercheck

Mebercheck dalah proses pengecekan data yang diperoleh

dari pemberi data.

2) Transferability (Validitas Eksternal)

Transferability merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kuantitatif.Validitas eksternal menunjukkan derad

ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian

kepopulasi dimana sampel tersebut dipakai

3) Dependability

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan

dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses

Page 36: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

22

penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses

penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti

seperti ini perlu diuji dependabilitynya. Kalau proses

penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka

penelitian tersebut tidak reliable atau dependle. Untuk itu

pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4) Confirmability (Obyektifitas)

Uji confirmability mirip dengan uji dependability,

sehingga pengujiannya dapat dilakukan dengan secara

bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila

hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang

dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

confirmability.

Dalam penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data dengan

menggunakan uji triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana

sebenarnya strategi diferensiasi dalam pendidikan islam di Kafila

Internasional Islamic School Jakarta dengan mengumpulkan data,

baik dari wawancara, dokumentasi dan observasi. Sehingga teknik

triangulasi bisa menghasilkan data sesuai dengan harapan di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta.

Page 37: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

23

BAB II

PENDIDIKAN ISLAM DAN STRATEGI DIFERENSIASI

A. Konsep Pendidikan Islam

1. Definisi Pendidikan

Dalam diskursus pendidikan Islam, ada beberapa istilah bahasa Arab

yang sering digunakan para pakar dalam memberikan definisi Pendidikan

Islam, walaupun terkadang dibedakan, namun juga terkadang disamakan

yakni al-tarbiyah, al-ta‟dib dan al-ta‟lim Sayid Muhammad al-Naquib al-

Attas (1990:75) lebih memilih istilah al-ta‟dib untuk memberikan

pengertian pendidikan dibanding istilah lainnya, karena al-ta‟dib

menunjukkan pendidikan untuk manusia saja, sementara istilah al-tarbiyah

dan alta‟lim berlaku untuk makhluk lain (hewan). Sementara Abdurrahman

al-Nahlawi (1995:20) berpendapat bahwa istilah yang paling tepat untuk

mendefinisikan pendidikan adalah istilah al-tarbiyah. Sedangkan tokoh

pendidikan lainnya, Abdul Fattah Jalal (1998:75) berpendapat lain bahwa

al-ta‟lim merupakan istilah yang lebih tepat untuk memberikan definisi

pendidikan.

1) Istilah al- Tarbiyah

Istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata rabb memiliki

banyak arti, namun makna dasarnya adalah tumbuh, berkembang,

memelihara, mengatur, menjaga kelestarian (eksistensinya) (Abdullah,120).

Secara etimologis, kata “Al-tarbiyah” merupakan kata jadian dari tiga akar

kata (Al-Fadhl, 94-96) yaitu: Pertama, rabba – yarbu- yang berarti

bertambah, tumbuh dan berkembang. Pengertian ini didasarkan atas QS. Al-

Rum ayat 39. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah) merupakan

proses menambahkan, menumbuhkan dan mengembangkan sesuatu

(potensi) yang terdapat pada peserta didik baik secara psikis, fisik, spiritual

maupun sosial. Kedua, rabiya – yarba - tarbiyah yang berarti tumbuh

(nasya-a) berubah menjadi besar (Husain, 1997:381) atau dewasa. Dalam

pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah) merupakan proses untuk

menumbuhkan atau mendewasakan peserta didik baik secara psikis, fisik,

spiritual maupun sosial. Ketiga, rabba – yarubbu - tarbiyah yang berarti

memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga, mengatur dan memelihara

(Al-Nahlawi, 1995:20). Dalam pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah)

merupakan proses untuk memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga,

mengatur dan memelihara peserta didik baik secara psikis, fisik, spiritual

maupun sosial.

Istilah al-tarbiyah bisa diartikan mengasuh, menanggung, memberi

makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, mempertumbuhkan,

Page 38: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

24

memproduksi dan menjinakkan (Fuad, 1986:229). Relevansi dengan

pemaknaan kata al-tarbiyah ini, Al-Syaibani berpandangan bahwa kata rabb

sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Fatihah ayat 2 mempunyai makna

yang berkonotasi dengan istilah al-tarbiyah, pendidikan Islam. Sebab kata

rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama.

Dalam konteks ini, maka Tuhan berposisi sebagai pendidik bagi seluruh

makhluk Nya (Al-Syaibany, 1979:71). Muhammad Quraish Shihab

(2002:30) berpendapat bahwa kata rabb seakar dengan kata tarbiyah, yaitu

mengarahkan sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan

fungsinya.

Abdurrahman al-Nahlawi (1998:224) berpendapat bahwa pengertian

pendidikan Islam yang tersirat dalam istilah al-tarbiyah meliputi atas empat

unsur pendekatan yaitu (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik

menjelang dewasa; (2) mengembangkan seluruh potensi anak didik menuju

kesempurnaan; (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan; (4)

melaksanakan pendidikan secara terencana dan bertahap (AL-Nahlawi,

1992:32). Pendapat Al-Nahlawi ini sejalan dengan tujuan pendidikan

Nasional di Indonesia sebagaimana tersurat dalam pasal 3 Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas, penulis berpendapat

bahwa altarbiyah (pendidikan) adalah proses transformasi ilmu pengetahuan

dari pendidikan kepada peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat

yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga

terbentuk keimanan, ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur.

2) Istilah Al- Ta‟lim

Kata ta‟lim merupakan kata jadian dari akar kata „allama - yu‟allimu –

ta‟lîm. Para ahli bahasa mengartikan kata ta‟lim dengan pengajaran

misalnya „allamahu al- „ilma yang berarti mengajarkan kepadanya ilmu

pengetahuan, sedangkan tarbiyah diartikan dengan pendidikan (Al-Kalali,

1987:8).

Secara histories, al-ta‟lim telah digunakan sejak periode awal

pelaksanaan Pendidikan Islam. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa al-

Page 39: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

25

ta‟lim memiliki makna lebih universal dibanding al-tarbiyah atau al-ta‟dib.

Abdul Fattah Jalal (1988:76) berpendapat bahwa al-ta‟lim merupakan

istilah yang lebih tepat untuk memberikan definisi pendidikan. Begitu juga

Rasyid Ridha dalam kitab Tafsir al-manar halaman 262 memberikan arti al-

ta‟lim sebagai proses transfer berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa

seseorang tanpa adanya batasan dan ketentuan secara spesifik.

Menurut penulis, bahwa at-Ta‟lim yang berarti pengajaran adalah

sebagaimana dijumpai dalam QS. Al-Baqarah (2): 151:

Terjemahnya: Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di

antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada

kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu

Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

Ayat ini menunjukkan perintah Allah swt, kepada Rasulnya untuk

mengajarkan (ta‟lim) Al-Kitab dan Al-sunnah kepada umatnya.

3) Istilah Al-Ta‟dib

Istilah al-ta‟dib biasanya diterjemahkan dengan sopan santun, budi

pekerti, moral, etika, akhlak, dan adab. Istilah al-ta‟dib memiliki akar kata

yang sama dengan istilah adab yang berarti peradaban atau kebudayaan.

Artinya, pendidikan yang baik akan melahirkan peradaban yang baik pula.

Menurut Muhammad Naquib al-Attas, merupakan istilah yang paling tepat

untuk menunjukkan pendidikan Islam. Sementara istilah al-tarbiyah dinilai

sangat luas, sebab al-tarbiyah juga berlaku untuk pendidikan terhadap

binatang. Kata al-ta‟dib tidak dijumpai dalam Alquran, tetapi istilah itu

terdapat dalam hadis Nabi Saw. Sehingga hadis ini dijadikan rujukan dan

argumen bahwa al-ta‟dib dipakai juga dalam peristilahan pendidikan. Nabi

saw telah bersabda yang diriwayatkan al-Askariy dari Aliy yang berarti

“Tuhan telah mendidikku, maka Dia sempurnakan pendidikanku”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka al-ta‟dib berarti “pengenalan” dan

“pengakuan” (recognition) setiap manusia terhadap berbagai aturan dan

tatanan Tuhan (sunnatullah) yang dilakukan secara berangsur-angsur,

sehingga ia dapat mentaati aturan tersebut. Jadi dalam al-ta‟dib itu terjadi

proses perubahan sikap mental setiap individu. Misalnya proses mentaati

dan menghormati kepada kedua orang tua.

Page 40: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

26

Berdasarkan konsepsi di atas, Muhammad Naquib al-Attas merumuskan

pendidikan sebagai suatu proses pengenalan dan pengakuan yang secara

berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia tentang tempat-tempat

yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga

membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan

Tuhan.23

Ketika istilah-istilah yang berhubungan dengan pendidikan yakni al-

tarbiyah, alta‟lim dan al-ta‟dib telah dipaparkan berbagai pandangan dan

pendapat (walau secara sederhana) secara terminologis, maka satu hal yang

juga mendasar dalam pembahasan ini adalah pemaknaan pendidikan Islam

secara terminologis.

Para pakar pendidikan Islam telah memberikan definisi pengertian Islam

yang sangat variatif secara redaksional, antara lain :

a) Umar Muhammad Al-Thoumy al-Syaibany berpendapat bahwa

Pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu

peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar.

b) Hasan Langgulung (1980:94) merumuskan pendidikan Islam adalah

suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,

memindahkan pengetahuan dannilai-nilai Islam yang diselaraskan

dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya

di akhirat.

c) Ahmad Tafsir (1999:32) berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai ajaran Islam.

d) Mappanganro (1996:10) berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah

usaha yang dilakukan secara sadar dengan membimbing, mengasuh

anak atau peserta didik agar dapat meyakini, memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

e) Ahmad D. Marimba: mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah

bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama (insan kamil).

f) Hery Noer Aly: pengertian pendidikan Islam yaitu proses yang

dilakukan untuk menciptakan manusia yang seutuhnya, beriman dan

bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan ekstensinya

sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yang berdasarkan ajaran

Alquran dan sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti

terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.

g) Ikhwan al-Shafa, dalam diskursus pendidikan, mereka berpendapat

bahwa perumpamaan orang yang belum dididik dengan ilmu aqidah,

Page 41: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

27

ibarat kertas yang masih putih bersih, belum ternoda apapun juga

(28) Apabila kertas ini ditulis sesuatu, maka kertas tersebut telah

memiliki bekas yang tidak mudah dihilangkan (Nata, 2005:232).

Dalam proses pendidikan, Ikhwan al-Shafa berpandangan bahwa

setiap anak yang lahir ke bumi ini memiliki sejumlah bakat (potensi)

yang perlu dikembangkan dan diaktualisasikan. Oleh karena itu,

setiap pendidik tidak bolehmenjejali otak peserta didik dengan ide-

ide dari luar secara paksa(Nizar, 2002:98).Materi pendidikan harus

disesuaikan dan mengarah kepada pengembangan potensi anak. Oleh

karena itu, konsep pendidikan, menurut Ikhwan al-Shafa bersifat

rasional dan empirik, atau dengan kata lain pendidikan adalah

perpaduan antara pandangan yang bersifat intelektual dan factual

(Nata, 2002:99).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa

pendidikan Islam adalah (a) sebuah proses pemberian bimbingan (b)

dilakukan secara sadar (c) materi pendidikan Islam adalah seluruh nilai dan

aspek dalam Islam, baik menyangkut aqidah, syariah (ibadah), maupun

muamalah dan akhlak. (d) pendidikan berorientasi kepada dua sasaran

secara integrasi yakni kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Sehingga

penulis dapat menyimpulkan rumusan pengertian pendidikan Islam yaitu

suatu proses pemberian bimbingan dan pengajaran kepada peserta didik

dalam rangka meningkatkan kualitas potensi iman, intelektual, kepribadian

dan ketrampilan peserta didik sebagai bentuk penyiapan kehidupan ke

depan berdasarkan ajaran Islam.

Dalam istilah yang lain, pendidikan Islam terjalin dari dua kata

“pendidikan” dan “Islam”. Dalam hal ini, kata kuncinya adalah Islam yang

berfungsi sebagai sifat, penegas dan pemberi ciri khas bagi kata

“pendidikan”. Pendidikan Islam yang demikian merupakan pendidikan

yang secara khas memiliki ciri Islami, berbeda dengan konsep atau model

pendidikan yang lain (Mahsun, 2013:158). Pendidikan Islam ialah

pendidikan yang teoriteorinya disusun berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits,

dan pendidikan agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan

Islam.

Pendidikan Islam dapat dipahami dalam beberapa perspektif, yaitu:

Pendidikan menurut Islam, atau pendidikan yang berdasarkan Islam,

dan/atau sistem pendidikan yang Islami, yakni pendidikan yang dipahami

dan dikembangkan secara disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental

Page 42: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

28

yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah

(Muhaimin, 2014:7).

Pendidikan Islam mencakup dua hal: mendidik siswa untuk berperilaku

sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa untuk

mempelajari materi ajaran Islam yang subjeknya berupa pengetahuan

tentang ajaran Islam (Mahsun, 2013:2).

Pendidikan Islam sebelumnya hanya dipersepsi sebagai materi,

sekarang persepsi umat telah berubah, pendidikan Islam tidak hanya

dipersepsi sebagai materi, tetapi juga sebagai insitusi sebagai kultur dan

aktivitas dan sebagai system. Inilah yang sekarang terceminkan dalam

Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah yang secara operasional mengatur

pelaksanaan undang-undang tersebut. Dengan demikian, maka penyebutan

istilah “Pendidikan Islam” bisa mencakup empat persepsi: pertama,

pendidikan Islam dalam pengertian materi; kedua, pendidikan Islam dalam

pengertian institusi; ketiga, pendidikan Islam dalam pengertian kultur dan

aktivitas; dan keempat, pendidikan Islam dalam pengertian pendidikan yang

Islami (Soebahar, 2013:5).

Pendidikan islam merupakan jenis pendidikan yang memiliki pengaruh

baik bagi perilaku siswa, karena ajaran dalam pendidikan islam

berlandaskan unsur-unsur nilai yang terkandung dalam ajaran Islam (Nata,

2010). Dimana salah satu tujuannya untuk mendidik manusia menjadi

muslim yang haqiqi dengan iman yang benar, tunduk dan beribadah kepada

Allah, sehingga mencapai derajat insan kamil dengan akhlak yang terpuji

dan mulia dengan perwujudan sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini

(Mursyi, 1987), dengan mengedepankan aspek rohani dalam setiap tingkah

laku, sehingga apa yang dilakukan dapat memberi manfaat dan menjadikan

hidup lebih berarti (Junanto, 2016).

Dan supaya terbentuknya siswa yang berkarakter insan kamil tersebut

maka diperlukan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai islami dalam

keseharian siswa. Sehingga siswa akan terbiasa berprilaku baik dan dapat

terwujudnya siswa yang berkarakter islami (Wahyuningsih & Budiyono,

2014).

Berdasarakan analisa penils, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik)

dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam dan

pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental

yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri

maupun keperluan orang lain.

Page 43: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

29

2. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan merupakan salah satu komponen pendidikan, yang mana

apabila salah satu komponen tidak ada, maka proses pendidikan tidak

akan bisa dilaksanakan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus

diketahui sebelum membahas tujuan pendidikan Islam.

Tujuan Pendidikan Sebagaimana yang tercermin dalam undang-

undang sistem pendidikan Nasional BAB II pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”(Depdiknas, 2006:3).

Menurut Umar Tirtaharja (1995:37) tujuan pendidikan harus

memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur pantas, benar dan

indah, untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua

fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Pada dasarnya, pendidikan dalam perspektif Islam berupaya

mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik

yang menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan akhlak.

Dengan optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan Islam

berupaya mengantarkan peserta didik kearah kedewasaan pribadi secara

paripurna yaitu yang beriman dan berilmu pengetahuan (Nizar, 2001:7).

Adapun menurut Ghazali seperti yang dikutip Abidin Ibn Rusn

(1998:60), bahwa tujuan pendidikan itu adalah sebagai berikut:

a. Mendekatkan diri kepada Allah yang wujudnya adalah

kemampuan dan dengan kesadaran diri dengan melaksanakan

ibadah wajib dan sunnah.

b. Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.

c. Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengembangkan

tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya.

d. Membentuk manusia berakhlak mulia, suci jiwanya dari

kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.

e. Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama sehingga menjadi

manusia yang manusiawi.

Page 44: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

30

Ahmad Marimba seperti yang dikutip oleh Nur Uhbiyati (1996:

30), mengemukakan dua macam tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan

sementara dan tujuan akhir.

a. Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai

oleh umat Islam yang melaksakan pendidikan Islam. Tujuan

sementara disini yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti

kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, pengetahuan

menulis, ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan,

kedewasaan, jasmani dan rohani, dan sebagainya.

b. Tujuan Akhir

Tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian

Muslim yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspek

merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam. Aspek-aspek

kepribadian itu dapat dikelompokkan kedalam tiga hal yaitu:

1) Aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah

nampak dari luar.

2) Aspek kejiwaan meliputi aspek-aspek yang tidak segera

dapat dilihat dari luar, misalnya: cara berpikir, sikap (berupa

pendirian atau pandangan seseorang dalam menghadapi

seseorang atau suatu hal) dan minat.

3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur meliputi aspek–aspek

kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan

kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai-nilai yang telah

meresap didalam kepribadian yang mengarahkan dan

memberi corak seluruh kepribadian individu. Bagi orang

yang beragama, aspek ini bukan saja di dunia tetapi juga di

akhirat. Aspek-aspek inilah yang memberikan kualitas

kepribadian keseluruhannya.

Selain tujuan yang tertera di atas, di dalam ayat Al-qur‟an

dijelaskan beberapa tujuan pendidikan islam, Berikut ini akan

dikemukakan ayat-ayat Alquran dan hadist yang berkenaan dengan

tujuan pendidikan. Diantanya bertakwa kepada Allah, beriman, dan

berakhlak mulia.

a. Bertakwa kepada Allah

Berdasarkan rumusan para ahli tujuan pendidikan salah satunya

yaitu membentuk peserta didik menjadi insane yang saleh dan

Page 45: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

31

bertakwa kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat:

13

Artinya: Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kau dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling

mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kau di sisi Allah

ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha

mengetahui, maha teliti.

b. Beriman dan berilmu

Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam sangat erat kaitannya

dengan iman, iman dibangun atas dasar ilmu pengetahuan maka

bertambahnya ilmu identik dengan bertambahnya iman.

Dalam Surat Ali- Imran Ayat 190-191 ditegaskan:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

“Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,

Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

Dalam ayat diatas memperbincangkan tentang orang berakal

(ulul Albab) orang yang dapat mengombinasikan antara dzikir

dengan piker atau sebaliknya. Ketika dia berfikir, meneliti atau

mengkaji alm sekitar munculah dzikirnya dan ketika dia berdzikir

munculah pikirnya. Sehingga setiap kali dia sampai kepada suatu

kesimpulan maka kajiannya, jiwanya yang paling dalam berucap “

Hal ini Allah ciptakan dengan tidak sia-sia, semuanya berguna dan

bermanfaat bagi manusia”.

Page 46: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

32

Menyimak hal tersebut maka dalam tujuan pendidikan salah

satunya harus mewujudkan peserta didik yang beriman kepada

Allah, karena dengan takwa dan beriman kepada Allah maka akan

mewujudkan peserta didik yang berakhlak muliadan berprilaku

terpuji.

c. Berakhlak Karimah

Misi utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan

kemuliaan Akhlak, maka proses pendidikan diarahkan menuju

terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia.

Hal ini sesuai dengan penegasan Allah dalam firmannya Surat

Al- Ahzab: 21

Artinya: Sungguh, telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan

Kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (Al-

ahzab:21)

3. Dasar -dasar Pendidikan Islam

a. Alqur‟an

Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhamad saw, yang pembacaannya merupakan ibadah (Khalil,

2007:17). Sebagai mana terdapat dalam Alquran Surat Al-Isra: 9 di

bawah ini.

Artinya: ”Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk

kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi kabar gembira

kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa

bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. Al-Isra: 9)

Alquran merupakan sumber pendidikan terlengkap, baik itu

pendidikan kemasyarkatan (sosial), moral (akhlak), maupun

spritual (kerohanian), serta material (kejasmanian) dan alam

semesta (Nizar, 2007:96). Semua aspek yang mengatur kehidupan

Page 47: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

33

manusia telah termuat dalam Alquran, terutama dalam pelaksanaan

pendidikan Islam, yakni akan mengantarkan manusia menuju

manusia yang beriman, bertaqwa dan berpengetahuan.

Sebagaimana terdapat dalam Alquran Surat As Sura: 52.

Artinya: “Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu

(Alquran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah

mengetahui apakah Al-Kitab (Alquran) dan tidak pula mengetahui

apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Alquran itu cahaya, yang

kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara

hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar

memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

b. As sunnah (hadits)

Menurut Mustafa Azami yang dikutip oleh Prof Nawir Yuslem

(1992: 1) kata hadis secara etimologis berarti “komunikasi, cerita,

percakapan, baik dalam konteks agama atau duniawi, atau dalam

konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian aktual.” Penggunaannya

dalam bentuk kata sifat, mengandung arti al-jadid, yaitu: yang baharu,

lawan dari al-qadim, yang lama. Dengan demikian, pemakaian kata

hadis disini seolah-olah dimaksudkan untuk membedakannya dengan

Alquran yang bersifat qadim.

Menurut Shubhi al-Shalih (1973: 3-4) kata Hadis juga merupakan

bentuk isim dari tahdis, yang mengandung arti : memberitahukan,

mengabarkan. Berdasarkan pengertian inilah, selanjutnya setiap

perkataan, perbuatan, atau penetapan (taqrir) yang disandarkan kepada

Nabi saw dinamai dengan hadis. Sedangkan Sunnah Menurut ulama

hadis, yaitu : “Sunnah adalah setiap apa yang ditinggalkan (diterima)

dari Rasulullah saw berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat, fisik atau

akhlak, atau perikehidupan, baik sebelum beliau diangkat menjadi

Rasul, seperti tahannuts yang beliau lakukan di Gua Hira‟, atau sesudah

kerasulan beliau”.

Berdasarkan definisi hadis dan sunnah di atas, secara umum kedua

istilah tersebut adalah sama, yaitu bahwa keduanya adalah sama-sama

Page 48: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

34

disandarkan kepada dan bersumber dari Rasul saw dan dapat

disimpulkan bahwa hadis dan sunnah adalah segala sesuatu yang di

sandarkan kepada Rasulullah saw baik berupa perkataan, perbuatan,

dan ikrar beliau untuk dapat dijadikan dalil dalam menetapkan suatu

hukum.

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam

Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama

ataupun idiologi negara yang dianut. Dasar pendidikan sebagaimana

telah dijelaskan di atas yaitu Alquran dan hadis Nabi saw yang

merupakan sumber pokok ajaran Islam. Prinsip pendidikan Islam juga

ditegakkan atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam

secara filosofis terhadap jagat raya, masyarakat, ilmu, pengetahuan, dan

akhlak. Menurut Abudin Nata, prinsip-prinsip pendidikan Agama Islam

yaitu sebagai berikut:

a. Sesuai dengan fitrah manusia (Nata, 2011:50) hal ini sejalan

dengan Firman Allah swt dalam al-Qur‟an Surat: ar-Ruum:30

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah

menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada

peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;

tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” .

b. Keseimbangan, Maksud keseimbangan disini bukanlah hidup yang

statis atau jalan di tempat. Tetapi kehidupan yang dinamis penuh

perjuangan untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan, keseimbangan

antara rohani dan jasmani, dan juga keseimbangan antara dunia dan

akhirat. Sebagaimana terdapat dalam Alquran Surat Al Qasas ayat

77

Page 49: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

35

Artinya:“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah

kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi...”

c. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat.

d. Tidak menyusahkan manusia.

e. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Nata, 2011:65).

f. Berorientasi pada masa depan: Islam mengajarkan pemeluknya

supaya masa depannya lebih baik daripada masa sekarang. Dengan

prinsip ini, maka seorang muslim akan lebih dinamis dan

progressif, melalui berbagai kegiatan kajian, penelitian dan lain

sebagainya dengan tujuan menyiapkan hari esok yang lebih baik.

g. Kesederajatan: prinsip kesederajatan dalam Islam diarahkan kepada

upaya pemberian kesempatan yang sama kepada semua manusia

untuk mendapatkan pendidikan dan mendapat peluang serta

kesempatan yang sama.

h. Keadilan, persaudaraan, musyawarah dan keterbukaan (Nata,

2011:65).

Berdasarkan Prinsip-prinsip di atas bahwa prinsip pendidikan Islam

mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian seorang

muslim yang seutuhnya, mengarahkan dan mengembangkan fitrah yang

ada pada dirinya agar dapat menjalankan tugas sebagai khalifah di

muka bumi, dapat mengelolah, mengatur dan memanfaatkan alam

semesta sehingga dengan pendidikan, manusia dapat mempunyai bekal

dan masa depan yang cerah.

5. Nilai-nilai Pendidikan Islam

Adapun nilai-nilai pendidikan Islam yakni di antaranya: Tauhid

(keimanan), ibadah, akhlak, kemasyarakatan (sosial) (Zulkarnain, 2008:

26-29).

a. Keimanan

Iman merupakan salah satu pondasi utama dalam ajaran Islam, yang

sering disebut dengan rukun iman. Ada tiga unsur pokok yang

terkandung dalam makna kata “iman”, yakni : keyakinan, ucapan

dan perbuatan. Ini menandakan bahwa iman tidak hanya cukup

sebatas meyakini saja, tetapi mesti diaplikasikan dengan perbuatan.

Begitu pula halnya dengan pendidikan keimanan, tidak hanya

ditempuh melalui hubungan antara hamba dan pencipta-Nya secara

Page 50: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

36

langsung, tetapi juga melalui interaksi hamba dengan berbagai

fenomena alam dan lapangan kehidupan, baik sosial maupun fisik.

Sehingga dengan demikian maka iman mesti diwujudkan dengan

amal saleh dan akhlak yang luhur. Dan bagi orang yang tidak

mengerjakan amal saleh dan tidak berakhlak Islam adalah termasuk

orang yang kafir dan mendustakan agama. Jadi keimanan

merupakan rohani bagi individu sebagai salah satu dimensi

pendidikan Islam yang tidak hanya ditempuh melalui hubungan

antara hamba dan penciptanya (Muzier: 2003: 69). Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan keimanan

merupakan bagian dasar dalam pendidikan Islam yang melandasi

semua bagian lainnya, dan juga merupakan poros pendidikan Islam

yang menuntun individu untuk merealisasikan ketakwaan di dalam

jiwanya.

b. Ibadah

Ibadah dalam pelaksanaannya bisa dilihat dari berbagai macam

pembagian diantaranya dari segi umum dan khusus (Hamid, 2010:

7)

a) Ibadah umum, yaitu semua perbuatan dan pernyataan baik, yang

dilakukan dengan niat yang baik semata-mata karena Allah.

Sebagai contoh makan minum dan bekerja, apabila dilakukan

dengan niat untuk menjaga dan memelihara tubuh, sehingga

dapat melaksanakan ibadah kepada Allah.

b) Ibadah khusus, yaitu ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan

nash.

Secara khusus, ibadah ialah prilaku manusia yang dilakukan atas

perintah Allah swt dan dicontohkan oleh Rasullullah saw, seperti shalat,

zakat, puasa dan lain-lain (Ahmadi, 2004:240). Sebagaimana firman Allah

swt dalam Alquran Q.S Az Zariyat: 56

Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Q.S Az Zariyat: 56).

Ibadah yang dikerjakan oleh manusia harus didasari dengan

keikhlasan, ketulusan hati dan dilaksanakan karena Allah swt. Menyembah

Allah swt berarti memusatkan penyembahan kepada Allah semata-mata,

tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri kecuali kepada-Nya.

Page 51: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

37

Pengabdian berarti penyerahan mutlak dan kepatuhan sepenuhnya secara

lahir dan batin bagi manusia kepada Allah swt. Jadi beribadah berarti

berbakti sepenuhnya kepada Allah swt yakni untuk mencapai tujuan hidup

(hasanah di dunia dan hasanah di akhirat) (Razak, 1989:44). Dengan

demikian ibadah dapat dikatakan sebagai alat berintraksi kepada Allah swt

yang digunakan oleh manusia dalam rangka memperbaiki akhlak dan

mendekatkan diri kepada Allah.

c. Akhlaq

Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “akhlaq”, yang

jamaknya ialah “khuluq” yang berarti perangai, budi, tabiat, adab

(Masyur, 1994: 11). Ibn Maskawaih seorang pakar bidang akhlak

terkemuka menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam

jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan. Begitupula halnya dengan AlGhazali

menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Nata, 2006:3). Jadi

akhlak merupakan sifat yang sudah tertanam dalam diri seseorang yang

menimbulkan suatu perbuatan, yang dilakukan dengan mudah tanpa

pemikiran.

Berkaitan dengan pendidikan Islam akhlak merupakan hal yang

terpenting, karena akhlak merupakan bagian utama dari tujuan

pendidikan Islam. Uhbiyati menyatakan bahwa, pendidikan Islam ialah

menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa

pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat

(Uhbiyati, :10).

Pendidikan akhlak dalam Islam yang tersimpul dalam prinsip

“berpegang kepada kebaikan dan kebajikan serta menjauhi keburukan

dan kemungkaran”, berhubungan erat dengan upaya mewujudkan tujuan

besar pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan, dan beribadah

kepada Allah (Muzier: 90).

d. Sosial

Menurut Abdul Hamid al- Hasyimi Pendidikan sosial adalah

bimbingan orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan

untuk pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan macam-macam

pendidikan mengenai perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi

elemen penting dalam pembentukan sosial yang sehat (Hamid, 2001:17).

Pendidikan sosial dalam Islam menanamkan orientasi dan kebiasaan

sosial positif yang mendatangkan kebahagian bagi individu, kekokohan

Page 52: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

38

keluarga, kepedulian sosial, antara anggota masyarakat, dan

kesejahteraan umat manusia. Di antara kebiasaan dan orientasi sosial

tersebut ialah pengembangan kesatuan masyarakat, persaudaraan

seiman, kecintaan insani, saling tolong-menolong, kepedulian,

musyawarah, keadilan sosial dan perbaikan di antara manusia (Munzier:

101). Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa pendidikan sosial

merupakan aspek penting dalam pendidikan Islam, karena manusia

sudah fitrahnya merupakan makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa

hidup tanpa orang lain, tanpa lingkungan dan alam sekitarnya.

Sebagaimana firman Allah Q.S Al-Hujurat:13

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu

disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

B. Inovasi Pendidikan Islam

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada

istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang

benarbenar baru, artinya hasil karya manusia. Adapun discovery adalah

penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).

Secara etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu innovaation

yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya

memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju

arah perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan) (Idris, Lisma Jamal,

1992: 70). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai

pemasukan satu pengenalan halhal yang baru; penemuan baru yang berbeda

dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan,

metode atau alat) (Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan

bahasa, 1989: 333).

Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda

yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.

Dalam kaitan ini, Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah

penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang

diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang

Page 53: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

39

(masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery.

Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah

(Subandiyah, 1992: 80).

Para ahli mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian, interpretasi

tentang inovasi dengan susunan kalimat dan penekanan yang berbeda, tetapi

mengandung pengertian yang sama, seperti Kennedy (1987), White (1987),

dan Kouraogo (1987). White (1987: 211) mengatakan, “Inovation …more

than change, although all innovations involve change” (inovasi itu … lebih

dari sekadar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan).

Selain itu, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1983: 11),

“An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an

individual or other unit of adoption.”

Zaltman dan Duncan (1973: 7) mengatakan, “An innovation is an idea,

practice, or material artifact perceived to be new by the relevant unit of

adoption. The innovation is the change object.”

Inovasi sering diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang

mengaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya sama

dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Inovasi

berbeda dari perubahan karena dalam inovasi dalam unsur kesengajaan.

Pembaharuan misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan

mengandung unsur kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan

dapat disamakan dengan inovasi (Suryo Subroto, 1990: 127). Menurut

Nicholls (1982: 2), penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang

tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau metode yang

dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang

lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery (Ibrahim, 1998: 1; Hanafi,

1986: 26; Rogers, 1983: 11).

Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan

perubahan, berikut definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983: 4).

“Change refers to continuous reapraisal and improvement of existing practice

which can be regarded as part of the normal activity ….. while innovation

refers to …. Idea, subject or practice as new by an individual or individuals,

which is intended to bring about improvement in relation to desired

objectives, which is fundamental in nature and which is planned and

deliberate.”

Nicholls menekankan perbedaan antara perubahan (change) dengan

inovasi (innovation) sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan

mengacu pada kelangsungan penilaian, penafsiran, dan pengharapan kembali

dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang dianggap sebagai

bagian aktivitas yang biasa. Adapun inovasi menurutnya mengacu pada ide,

objek atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang

yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.

Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam

pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan

komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga

pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional.

Page 54: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

40

Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun

sistem. Produk misalnya, seorang guru menciptakan media pembelajaran

mock up untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di

kelas dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi

dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru,

memudahkan dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.

Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi

komponenkomponan yang ada. Di antaranya adalah sistem pendidikan

sekolah yang terdiri atas kurikulum, tata tertib, dan manajemen organisasi

pusat sumber belajar. Selain itu, yang lebih penting adalah inovasi dilakukan

pada sistem pembelajaran (yang berperan di dalamnya adalah guru) karena

secara langsung yang melakukan pembelajaran di kelas ialah guru.

Keberhasilan pembelajaran sebagian besar tanggung jawab guru. Inovasi

pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati

sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan

orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

Selanjutnya, dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah

lama dikenal pada konteks sosial atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi

belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi

(Idris, Lisma Jamal, 1992: 71).

Definisi lain tentang inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru

dan kualitatif yang berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja

diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu

dalam pendidikan (Suryobroto, 1990: 127).

“Baru” dalam pengertian tersebut adalah halhal yang belum dipahami,

diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan

merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Adapun “kualitatif” berarti

bahwa inovasi memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali

unsurunsur dalam pendidikan. Jadi, bukan sematamata penjumlahan atau

penambahan dari unsurunsur komponen yang ada sebelumnya. Inovasi adalah

lebih dari keseluruhan jumlah unsur komponen.

Karena besar dan kompleksnya masalah pendidikan serta karena

keterbatasan kemampuan yang dimiliki, tindakan inovasi atau pembaharuan

sangat diperlukan. Secara implisit, manajemen inovasi mengacu pada

komponen perencanaan, pengawasan, pengarahan, dan perintah. Urwick

dalam Nicholls (1993: 3) mengidentifikasi bahwa manajemen atau

pengolahan adalah aktivitas yang berkenaan dengan perencanaan, pengaturan,

pemberian perintah, koordinasi, pengawasan, dan penilaian. Hal ini dikaitkan

dengan kegiatan atau aktivitas yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan

segala materiel dan nonmateriel untuk mencapai tujuan inovasi. Manajemen

inovasi dari sudut proses berhubungan dengan kegiatan perencanaan,

sedangkan dalam perencanaan inovasi menuntut untuk melakukan asesmen

Page 55: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

41

situasi dan mengidentifikasi tujuan inovasi. Inovasi akan berjalan baik jika

didukung oleh perencanaan inovasi yang efektif.

Tindakan menambah anggaran belanja supaya dapat mengadakan lebih

banyak murid, guru kelas, buku, dan sebagainya meskipun perlu dan penting

bukan merupakan tindakan inovasi. Tindakan mengatur kembali jenis dan

pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, caracara menyampaikan

pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat

dijangkau jumlah sasaran murid yang lebih banyak, dan dicapai kualitas yang

lebih tinggi, itulah tindakan inovasi.

Dalam melakukan sebuah inovasi terhadap lembaga pendidikan islam,

pengelola lembaga perlu memperhatikn beberapa prinsip inovasi pendidikan.

Menurut Peter M. Drucker dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship

(Tilaar, 1999: 356), mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai

berikut:

a. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang

terbuka. Artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai

kemampuan analisis.

b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermula dari

keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima

masyarakat.

c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai

dengan ideide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia.

Keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan

hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap

kehidupan manusia selanjutnya.

d. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu

diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan

yang diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi

kurang jelas dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.

Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, pendidikan juga tak lepas dari

tujuan. “Tujuan” yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang

jelas tentang sasaran dan hasil yang ingin dicapai, yang dapat diukur untuk

mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dengan sebelum inovasi.

Tujuan inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran

jumlah anak didik sebanyakbanyaknya, dengan hasil pendidikan yang

sebesarbesarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan

pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu

dalam jumlah sekecilkecilnya (Suryosobroto, 1990: 129).

Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan,

yaitu kemampuan sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk

struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan

agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-

baiknya (Hasbullah, 2001: 189).

Tujuan pendidikan Indonesia jika disimpulkan bahwa saat ini Indonesia

sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat

Page 56: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

42

dan berusaha agar pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua

warga Indonesia.

Adapun arah tujuan inovasi pendidikan tahap demi tahap, yaitu:

a. mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan

teknologi sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin

berjalan sejajar dengan kemajuan tersebut;

b. mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah dan luar sekolah

bagi setiap warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia

sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT.

Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan

semakin menurun saat ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, peserta

didik diharapkan menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil

memecahkan masalahnya sendiri.

Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia

Indonesia seutuhnya. Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah

untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah

perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan

kemajuan lebih pesat.

Secara lebih terperinci, maksud diadakannya inovasi pendidikan adalah

sebagai berikut (Hasbullah, 2001: 199201). Pertama, inovasi/ pembaharuan

pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalahmasalah pendidikan.

Tugas inovasi/pembaharuan pendidikan yang utama adalah memecahkan

masalahmasalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan dengan cara inovatif.

Inovasi atau pembaharuan pendidikan juga merupakan tanggapan baru

terhadap masalah kependidikan yang dihadapi. Titik pangkal pembaharuan

pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis

akan dipecahkan dengan cara inovatif. Akhirakhir ini, semua usaha

pembaharuan pendidikan ditujukan untuk kepentingan siswa atau subjek

belajar demi perkembangannya, yang sering disebut student centered

approach. Pembaharuan pendidikan yang memusatkan pada masalah

pendidikan umumnya dan perkembangan subjek pendidikan khususnya

mengutamakan segi efektivitas dan segi ekonomis dalam proses belajar.

Adapun masalah dalam inovasi pendidikan terdapat empat masalah

pokok. Empat masalah pokok yang harus diperbaharui dalam pendidikan di

antaranya:

a. kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar. Masalah ini mendapat

prioritas utama yang perlu ditangani, yaitu dengan menciptakan sistem

pendidikan yang mampu menampung anak didik sebanyak mungkin di

berbagai daerah;

b. kualitas; kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya fasilitas

pendidikan memengaruhi merosotnya mutu pendidikan;

c. relevansi; kurang sesuainya materi pendidikan dengan menyusun

kurikulum baru;

Page 57: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

43

d. efisiensi dan keefektifan; pendidikan harus diusahakan agar memperoleh

hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit.

Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa

berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya,

seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Di samping

itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak hanya ditentukan oleh satu atau

dua faktor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Faktor

utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa,

kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.

a. Guru

Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang

berkompeten dan memiliki kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai

cara menyampaikan pembelajaran agar belajar itu menarik dan mudah

dimengerti.

Peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan

pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus tetap memerhatikan

sejumlah kepentingan siswa, di samping harus memerhatikan suatu

tindakan inovasinya.

Langkahlangkah perubahan yang dilakukan oleh seorang guru pun tidak

terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang harus dicapai, seperti: (a)

Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran); (b) Implementing

Instructions (Menerapkan Pembelajaran); (c) Performing Administrative

Duties (Melaksanakan TugasTugas Administratif); (d) Communicating

(Berkomunikasi); (e) Development Personal Skills (Mengembangkan

Kemampuan Pribadi); (f) Developing Pupil Self (Mengembangkan

Kemampuan Peserta Didik).

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan

pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian

dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar

mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai

membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru, yaitu: (a)

penguasaan materi yang diajarkan; (b) metode mengajar yang sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa; (c) hubungan antarindividu, baik dengan siswa

maupun antarsesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses

pendidikan, seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha

serta masyarakat sekitarnya; (d) pengalaman dan keterampilan guru.

Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru

mulai perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan

evaluasinya memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi

pendidikan.

Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana

belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar

mencapai tujuan secara optimal. Seorang guru tidak hanya harus pintar dari

Page 58: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

44

segi intelektualnya, tetapi juga harus memiliki kompetensi pedagogi,

profesional, individual, dan sosial. Selain itu, guru juga harus kreatif dan

inovatif. Untuk itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai

diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator,

motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis

dan inovatif.

Guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, orangtua, teman,

dokter, motivator, dan sebagainya (Wright, 1987).

b. Peserta Didik

Prioritas paling tinggi di sekolah adalah berpusat pada minat dan

kebutuhan siswa. Jadi, semua unit pekerjaan di sekolah diabdikan pada

kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan di sekolah tersebut.

Sebagai objek utama dalam pendidikan, siswa memegang peran yang

sangat dominan. Siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui

penggunaan inteligensi, daya motorik, pengalaman, kemauan, dan

komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila

siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya

dengan mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari

perencanaan sampai pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan

adalah sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama

temannya, petunjuk, bahkan guru.

c. Kurikulum

Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi

program pengajaran dan perangkatnya, merupakan pedoman dalam

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan,

kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsurunsur lain dalam

pendidikan. Tanpa kurikulum, inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai

dengan tujuan inovasi. Oleh karena itu, dalam inovasi pendidikan, semua

perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai dengan perubahan

kurikulum. Dengan kata lain, perubahan kurikulum diikuti dengan

pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan keduanya akan

berjalan searah.

Inovasi kurikulum adalah gagasan atau praktik kurikulum baru dengan

mengadopsi bagianbagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan

tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.

Inovasi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik

menerima maupun menolak hasil dari inovasi. Ibrahim (1988: 7173)

menyebutkan bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan – termasuk di

dalamnya inovasi kurikulum– dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: (a)

keputusan inovasi pendidikan opsional, yaitu pemilihan menerima atau

menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu

secara mandiri tanpa bergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial

Page 59: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

45

lain; (b) keputusan inovasi pendidikan kolektif, yaitu pemilihan menerima

dan menolak inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama

atas kesepakatan antaranggota sistem sosial; (c) keputusan inovasi

pendidikan otoritas, yaitu pemilihan untuk menerima dan menolak inovasi

yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai

kedudukan, status, wewenang, dan kemampuan yang lebih tinggi daripada

anggota lain dalam sistem sosial; (d) keputusan inovasi pendidikan

kontingen, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak keputusan

inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang

mendahuluinya.

d. Fasilitas

Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa

diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar

mengajar. Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut memengaruhi

kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan

inovasi pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.

e. Lingkup Sosial Masyarakat

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, lingkup sosial masyarakat

tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut, tetapi bisa

membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan

pembaharuan pendidikan. Secara langsung atau tidak, masyarakat terlibat

dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan

sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik, terutama masyarakat

tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi

pendidikan akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam

melaksanakan inovasi pendidikan.

Inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke

masa. Isu ini selalu muncul tatkala orang membicarakan tentang halhal yang

berkaitan dengan pendidikan. Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat

diberikan dua buah model inovasi yang baru, yaitu sebagai berikut.

a. Top-down Model

Top-down model, yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak

tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan, seperti

halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendiknas dan Kemenag

selama ini.

Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di Depdiknas yang

disponsori oleh lembagalembaga asing cenderung merupakan “topdown

inovation”. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk

meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk

memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan

efisiensi dan sebagainya.

Page 60: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

46

Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan

cara mengajak, menganjurkan, bahkan memaksakan suatu perubahan untuk

kepentingan bawahannya. Bawahan tidak punya otoritas untuk menolak

pelaksanaannya. Contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas adalah

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sekolah Persiapan

Pembangunan, Guru Pamong, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul,

Sistem Belajar Jarak Jauh, dan lainlain.

Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya

berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain

penolakan para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh,

baik dalam perencananaan maupun pelaksanaannya.

b. Bottom-up Model

Inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu

inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para pelaksana dan

pencipta samasama terlibat, mulai dari perencanaan sampai pada

pelaksanaan. Oleh karena itu, masingmasing bertanggung jawab terhadap

keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan.

Bottom-up model adalah model inovasi dan hasil ciptaan dari bawah

serta dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan penyelenggaraan dan mutu

pendidikan. Model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi,

dan inisiatif dari sekolah, guru atau masyarakat yang umumnya disebut

model Bottom-Up Innovation. Ada inovasi yang juga dilakukan oleh guru-

guru, yang disebut dengan Bottom-Up Innovation. Model ini jarang

dilakukan di Indonesia karena bersifat sentralistis.

Pembahasan tentang model inovasi seperti model Top-Down dan

Bottom-Up telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan para ahli

pendidikan. Sudah banyak pembahasan tentang inovasi pendidikan yang

dilakukan, misalnya perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar.

White (1988: 136156) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan

inovasi, seperti tahapantahapan dalam inovasi, karakteristik inovasi,

manajemen inovasi, dan sistem pendekatannya.

Di samping kedua model yang umum tersebut, ada hal lain yang

muncul tatkala membicarakan inovasi pendidikan, yaitu: (1)

kendalakendala, termasuk resistensi dari pihak pelaksana inovasi, seperti

guru, siswa, masyarakat dan sebagainya; (2) faktorfaktor seperti guru,

siswa, kurikulum, fasilitas, dan dana; (3) lingkup sosial masyarakat.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan dalam

menempatkan diri dan memainkan perannya dalam kehidupan dunia modern

adalah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya dalam menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi modern bagi kemajuan dan kesejahteraan manusia,

baik materiel maupun spiritual. Hal ini diperlukan sebagai upaya inovasi, baik

secara substansial, sistem, konsep dan praktik, maupun kelembagaan

pendidikan Islam.

Tujuan ini adalah mengembangkan sistem pendidikan yang telah ada untuk

lebih baik lagi. Dengan demikian, diharapkan proses belajar mengajar di

Page 61: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

47

madrasah dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan, sehingga dapat

menghasilkan lulusan (output) yang profesional.

Terdapat beberapa model pengembangan lembaga pendidikan di antaranya

sekolah/madrasah unggulan, model, dan sekolah madrasah bertaraf

internasional.

1. Kebijakan dalam Inovasi Pendidikan Islam

1) Standar Nasional Pendidikan

Adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP sebagai dasar

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar

Nasional Pendidikan terdiri dari standar isi, proses kompetensi lulusan,

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,

dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berkala.

2) Badan Standar Nasional Pendidikan

Dalam rangka pengembangan, pemantauan dan pelaporan

pencapaian standar nasional pendidikan, dengan peratura Pemerintah ini

dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan yang berkedudukan di ibu

kota wilayah Negara Republik Indonesia yang berada dibawah tanggung

jawab kepada Menteri. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BSNP

bersifat mandiri dan profesional. Keanggotaan BSNP berjumlah gasal,

paling sedikit 11 orang dan paling banyak 15 orang. Anggota BSNP

terdiri atas ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi pendidikan,

kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan,

pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.

3) Pengembangan Karir Guru (Sertifikasi)

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada

guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi

standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak

untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.

Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh

perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal

pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai

tenaga profesional. Sertifikasi guru bertujuan untuk: 1) Menentukan

kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran

dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Meningkatkan proses

dan mutu hasil pendidikan. 3) Meningkatkan martabat guru. 4)

meningkatkan profesionalitas guru.

Sedangkan manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut: a)

Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang

dapat merusak citra profesi guru. b) Melindungi masyarakat dari

Page 62: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

48

praktikpraktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.

c) Meningkatkan kesejahteraan guru.

Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal

30 Desember 2005. Pasal yang menyatakannya adalah Pasal 8: guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat (1)

menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8

diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi

Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007. (Dalam

KTSP Diakses dari presiriau.com/ pendidikan/ktsp-kuri¬kulum-tingkat-

satuan pendidikan/)

C. Strategi Diferensiasi Pendidikan Islam

1. Konsepsi Strategi Diferensiasi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani “strategos”, yang berasal dari

kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin.Strategi

dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan

musuh dan memenangkan perang.tidaklah mengherankan jikapada awalnya

strategi ini memang popular dan digunakan secara luas dalam dunia militer

(Setiawan,1996: 11-12).

Diferensiasi adalah salah satu strategi organisasi yang memberikan

perbedaan yang lebih unik dari pada pesaing, sehingga dengan perbedaan itu

konsumen memiliki niali yang lebih tinggi, Thompson dan Strickland

(1998).Diferensiasi merupakan konsep yang diadopsi dari marketing yang

bertujuan untuk menciptakan perbedaan dari perusahaan lain. Menurut

bahasa differensiasi berasal dari kata different yang berarti tidak sama dengan

yang lain, berbeda, dan diluar kebiasaan. Sedangkan menurut istilah,

differensiasi adalah tindakan merancang suatu perbedaan yang berarti untuk

membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler,

1993:35).

Selanjutnya Kotler (2007: 137) mendefinisikan diferensiasi adalah cara

merancang perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan

dari penawaran pesaingnya. Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang

dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi

diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk

lainnya.

Menurut Payne (2000), diferensiasi adalah kemampuan perusahaan

untuk secara efektif membedakan dirinya sendiri dari pesaingnya dengan

memberikan nilai lebih pada pelanggannya (Payne, 2000:45) Lain halnya

Page 63: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

49

dengan Cravens (1991), ia menggunakan istilah competitive advantages

untuk menyebut istilah differensiasi. Menurutnya, competitive advantages

adalah keuntungan yang ditawar kan oleh lembaga pada konsumen dengan

cara memberikan nilai keunggulan melalui (1) Harga yang lebih murah

dibanding lembaga lain, (2) Keuntungan unik yang tidak sekedar harga

murah(David, 1989:7).

Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa diferensiasi

merupakan sebuah upaya untuk menciptakan dan memberikan nilai yang

yang berbeda dan berarti bagi para pelanggan (customer).Tujuan dari

differensiasi adalah memberikan layanan yang lebih kepada para pelanggan

untuk memenuhi kepuasan mereka. Sejalan dengan hal tersebut, Berkowitz

dkk (1989) menjelaskan bahwa, dengan menciptakan differensiasi akan

membantu konsumen lebih mudah untuk mempersepsikan lembaga kita

berbeda dan lebih baik dengan lembaga lain. Lebih lanjut, Berkowitz (1989),

menyatakan: Differensiasi dapat mencakup diferensiasi fisik maupun non

fisik.

Selanjutnya, terkait dengan lembaga pendidikan (sekolah), konsep

differensiasi berarti upaya yang dilakukan sekolah untuk menciptakan dan

memberikan keunggulan layanan pendidikan yang tidak diberikan oleh

sekolah lain terhadap stakeholders khususnya murid dan wali murid. Dengan

differensiasi ini diharapkan dapat menarik minat calon murid dan dapat

memberikan keunggulan yang berarti.

Dalam pengertian lainnya Strategi diferensiasi adalah suatu strategi

yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan

strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan

produk lainnya. Ferdinand (2003) menyatakan bahwa strategi diferensiasi

yang sukses haruslah strategi yang mampu : 1) Menghasilkan nilai

pelanggan; 2) Memunculkan persepsi yang bernilai khas dan baik serta; 3)

Tampil sebagai wujud berbeda yang sulit untuk ditiru. Hal ini menyimpulkan

bahwa kunci untuk strategi diferensiasi yang sukses terletak pada upaya

mengembangkan “point of differentiation” terutama dari perspektif

pandangan pelanggan daripada perspektif pandangan operasi bisnis.

Selanjutnya untuk merancang diferensiasi atau competitive advantages

yang tepat, perlu dipertimbangkan berbagai hal sebagaimana yang disarankan

oleh Cravens, 21 yakni: 1) Harus terfokus pada pelanggan, 2) Analisis

terhadap kebutuhan (need) pelanggan, 3) Keuntungan (advantages) akan

muncul jika terdapat gap antara keinginan pelanggan dengan upaya lembaga

untuk memuaskan mereka, 4) Analisis kepuasan pelanggan harus

mengidentifikasi kesempatan terbaik bagi lembaga untuk menciptakan nilai

kenggulan layanannya.

Pada prinsipnya strategi diferensiasi adalah mengambil pelanggan

sebagai titik perhatian utama. Strategi ini membangun persepsi pembeli diatas

keunggulan kualitas, desain produk, teknologi, citra, berat bahan atau

pelayanan. Perusahaan dapat menaikkan harga setinggi mungkin untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi harus dapat menciptakan

produk bagi konsumen yang tampak berbeda ketimbang produk ada yang

Page 64: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

50

sudah ada, sehingga tampak unik. Perbedaan inilah yang nanti dibayar mahal

dan menjadi persepsi bagi pembeli. Menurunkan harganya, maka hal itu

justru akan membuat konsumen meragukan mutu produk yang bersangkutan.

Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi

konten, kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya

berbeda tetapi harus memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka panjang.

Menurut Kartajaya (2004:148), terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan

diferensiasi, antara lain :

a. Menciptakan Excellent Vallue

Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada

pelanggan sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata

pelanggan.

b. Keunggulan Bersaing

Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan dibandingkan

pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan

dengan pesaing dan perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari

penawaran perusahaan.

c. Memiliki Keunikan

Agar diferensiasi kokoh dan sustainable, maka harus memiliki

uniqueness sehingga tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak

mudah ditiru maka seperti yang dikemukakan Michael Porter maka

diferensiasi harus tersusun atas sekumpulan sistem aktivitas (activity

system) yang saling terkait dimana antar aktivitas-aktivitas tersebut saling

menunjang secara konstruktif satu sama lain.

Sedangkan menurut Kotler (1997), supaya diferensiasi tidak sekedar

berbeda namun dapat memberikan makna pada konsumen, diferensiasi

tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Penting; Perbedaan itu memberikan manfaat bernilai tinggi bagi

stakeholders sekolah.

b. Unik; Perbedaan tersebut tidak ditawarkan oleh sekolah manapun atau

oleh lembaga pendidikan apapun.

c. Unggul; Perbedaan itu unggul dibandingkan dengan cara lain untuk

mendapatkan manfaat yang sama.

d. Dapat dikomunikasikan; perbedaan itu dapat dikomunikasikan pada

stakeholders secara jelas.

e. Mendahului; Perbedaan itu tidak mudah ditiru oleh sekolah lain.

f. Terjangkau; calon siswa dapat menjangkau untuk mendapatkan

penawaran diferensiasi tersebut.

g. Menguntungkan; Sekolah akan dapat menarik manfaat dari penciptaan

diferensiasi tersebut.

Diferensiasi memerlukan beberapa tahap-tahap yang diperlukan.

Sehingga diferensiasi perlu sebuah taktik yang dilancarkan. Mengenai hal

tersebut, taktik diferensiasi itu sendiri yaitu suatu taktik yang bisa

memelihara loyalitas pelanggan ataupun juga dari konsumen melalui taktik

diferensiasi, pelanggan atau konsumen mendapat nilai lebih dibandingkan

dengan produk lainnya

Page 65: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

51

Perbedaan merupakan keniscayaan yang dikehendaki oleh Allah Swt di

muka bumi ini. Kitab suci Alquran pun mengakui perbedaan dan

menganjurkan manusia menyikapinya dengan bijak (Hifni, 2018:10)

Tentang keniscayaan sebuah perbedaan itu, Allah Swt berfirman di

dalam Al-Quran Q.S. Ar-Rum ayat 22

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan

langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

bagi orang-orang yang mengetahui (QS. Ar-Rum: 22).

Melalui ayat ini Allah mengingatkan sejatinya perbedaan itu merupakan

tanda-tanda kebesaran-Nya. Jika menghendaki, Allah bisa saja menciptakan

makhluk-makhluk-Nya menjadi satu umat, tetapi Allah tidak menghendaki

keseragaman. Yang Allah inginkan adalah keragaman yang berwarna-warni

sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang bagi umat-Nya.

Dalam sejarahnya agama Islam sarat dengan warna-warni perbedaan.

Islam mengajarkan umatnya agar semua perbedaan yang ada disikapi secara

damai, bukan secara konfliktual, yakni dengan membangun kehidupan

berlandaskan semangat kebersamaan dan saling menghormati antarsesama.

Di dalam Alquran Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia dan

semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal yang sia-sia,

melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir. Perbedaan

penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi

manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar

manusia saling mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian

dalam perbedaan.

Hal tersebut sejalan dengan Firman Allah Q.S Al-Hujuraat ayat 13

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13).

Sisi lain dari kehendak Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya

berbeda juga bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi sesama.

Page 66: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

52

Melalui perbedaan, antara manusia satu dengan yang lain bisa saling

membutuhkan, melengkapi dan tolong-menolong. Hanya perbedaan dalam

semangat perdamaian yang bisa membawa manusia menjadi makhluk yang

berperadaban mulia.

Diferensiasi menjadi bagian terpenting dalam mendayagunakan

persaingan yang begitu luas. Suburnya pertumbuhan lembaga pendidikan

perlu dibarengi kompetensi atau daya saing yang kuat pula. Selain sebagai

pergeseran era globalisasi, persaingan dalam semua sisi menjadi

keniscayaan yang tidak bisa terelakkan. Guna memenangkan persaingan

dalam bisnis pendidikan memerlukan strategi khusus dan inovatif sehingga

mampu mengikuti tantangan zaman. Jika tidak, jelas ketertinggalan akan

menjadi pilihan utama bagi lembaga pendidikan yang enggan

merencanakan strategi kompetitif secara baik dan tepat.

Sejalan dengan landasan tersebut, maka islam melihat bersaing atau

berkompetisi dalam kebaikan menjadi hal yang mesti diupayakan demi

meraih suatu tujuan yang kita inginkan. Sebagiamana dijelaskan dalam ayat

di bawah ini

Atinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di

mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian

(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

(Q.S Al- Baqarah: 148 ).

Ayat tersebut sejatinya memberikan gambaran kepada kita bagaimana

pentingnya dalam meraih kopetisi dalam banyak hal. Selain capaian dalam

sebuah kebaikan, strategi kompetitif juga mampu menjadikan segala

organisasi semakin hidup dan mampu berinovasi ke-arah yang labih baik.

Munculnya persaingan dalam dunia pendidikan merupakan hal yang

tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka pendidikan

dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar

maupun dari dalam lembaga pendidikan yang akan memberikan pengaruh

yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup lembaga pendidikan

tersebut. Untuk itu, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk selalu

mengerti dan memahami apa yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi

keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan

pendidikan sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan

berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan

kekuatan yang dimiliki.

Berdasarkan konsepsi tersebut, maka lembaga pendidikan dituntut

mampu memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk

menghadapi persaingan. Dengan adanya tekanan persaingan yang begitu

Page 67: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

53

ketat baik secara langsung atau tidak langsung, maka hal tersebut sangat

mempengaruhi kinerja segala organisasi bisnis, pendidikan, dan sosial baik

dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan juga siklus perubahan. Pada

saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam

mengambil keputusan maupun langkahlangkah tertentu untuk

mempertahankan usaha tersebut. Dengan demikian, strategi kompetitif

diperlukan guna melihat segala perubahan yang memungkinkan terjadi di

lembaga pendidikan maupun lembaga lain selain pendidikan.

2. Dimensi Diferensiasi

Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set

perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari

penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui

lima dimensi berikut ini, yaitu: differensiasi produk, differensiasi

pelayanan, differensiasi personal, differensiasi saluran, differensasi citra.

a. Differensiasi Produk

Produk merupakan hal mendasar yang akan menjadi pertimbangan

pilihan bagi masyarakat. Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang

ditawarkan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Produk yang dihasilkan dan ditawarkan harus berkualitas. Sebab, konsumen

tidak senang pada produk kurang bermutu, apalagi harganya mahal

(Buchari:37). Misal, disamping produk bidang akademik, produsen harus

bisa membuat produk layanan pendidikan lebih bervariasi seperti kegiatan

olahraga, kesenian, dan keagamaan, untuk menambah kualitas pendidikan.

Suatu komoditi yang hendak di produksi haruslah mempertimbangkan

alasan sosial kemanusiaan, yakni selain dibutuhkan oleh masyarakat juga

manfaat positifnya yang akan di dapat produksinya suatu komoditas

tersebut. Dalam lingkungan pendidikan, produk jasa yang dapat ditawarkan

adalah jasa layanan akademik seperti kurikulum atau ekstra kurikulum.

Selain itu, penawaran melalui prestasi yang telah diraih juga merupakan

faktor pendukung dalam meraih persaingan antar sekolah.

Pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang

kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan

manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut. Produk jasa

merupakan “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan”.

(Kotler, 2000:428)

Menurut Philip Kotler (2008:8), agar dapat dijadikan merek suatu

produk harus didiferensiasikan. Produk fisik memiliki potensi diferensiasi

yang beragam. Pada salah satu titik ekstrem, kita menemukan produk yang

Page 68: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

54

memungkinkan sedikit variasi akan tetapi disini penjual menghadapi

sejumlah kemungkinan diferensiasi antara lain bentuk, fitur,penyesuaian,

kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, ketahanan, keandalan, dan kemudahan

perbaikan.

Menciptakan produk yang susah ditiru, merupakan salah satu

keberhasilan dari diferensiasi. Kesuksesan dari diferensiasi harus

mengikutsertakan organisasi yang terkait seperti struktur, sistem, serta

orang-orang yang ada di dalamnya (SDM), dan juga kultur.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2003: 54). Dalam jasa

pendidikan, produk yang ditawarkan kepada siswa ialah reputasi, prospek,

dan variasi pilihan. Sekolah yang baik menawarkan reputasi/mutu

pendidikan yang tinggi, prospek bagi siswa setelah lulus, dan pilihan

konsentrasi berbagai program yang bervariasi sehingga calon siswa dapat

memilih bidang yang sesuai dengan bakat dan minat mereka (Minarti, :

390).

Produk secara umum merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar

bersangkutan. Produk yangditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa,

organisasi, dan ide. Produk dari sekolah adalah jasa kependidikan yang

dapat dirinci atas (Buchari, 2009: 227-228) :

1. Jasa kurikuler meliputi kurikulum, silabus umum (GBPP),

rancangan bahan pembelajaran, penyajian bahan pembelajaran, dan

evaluasi.

2. Jasa penelitian, berupa berbagai penelitian dan hasilnya atau

pengembangan kemampuan guru dalam meneliti dan membaca

hasil penelitian.

3. Jasa ektrakurikuler, meliputi berbagai kegiatan pelayanan di luar

jasakurikuler, seperti kegiatan kesenian, olah raga, prakarya dan

lainlain.

4. Jasa pengembangan kehidupan bermasyarakat, meliputi layanan

untuk mengembangkan kemampuan para peserta didik untuk hidup

bermasyarakat seperti mengobservasi kehidupan petani,

pengusaha/perusahaan industry, mengunjungi rumah sakit, mengun

jungirumah-rumah ibadah, panti asuhan dan memberi bantuan dan

lain-lain.

5. Jasa administrasi/ketatausahaan, berupa layanan berbagai surat

keterangan,surat pengantar bagi peserta didik, laporan hasil belajar.

6. Jasa layanan khusus, berupa layanan bimbingan dan konseling,

layanan perpustakaan, layanan usaha kesehatan sekolah, layanan

kantin, dan layanan transportasi atau bus.

Dalam menjual sebuah produk diperlukan nilai diferensiasi agar

berbeda dari produk serupa atau kompetitor bisnis. Dengan adanya

perbedaan tersebut, Anda bisa memiliki produk yang lebih unik dan

Page 69: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

55

menarik sehingga strategi pemasaran bisa berjalan lebih lancar. Menurut

Kotler (2005:350) “indikator dalam Diferensiasi Produk antara lain adalah

(1) Bentuk (Form), (2) Fitur (Feature), (3) Kualitas Kinerja (Performance

Quality), (4) Kesesuaian (Conformance Quality), (5) Daya Tahan

(Durability), (6) Keandalan (Reability), (7) Mudah Diperbaiki

(Repairability), (8) Gaya (Style), dan (9) Rancangan (Design)”.

a) Bentuk (Form)

Produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk atau ukuran,

model atau struktur fisik produk. Penjelasan ini memberika

pemahaman bahwa dalam menghasilkan sebuah produk yang unggul

dan berkualitas, produsen harus memperhatikan bentuk produk yang

dihasilkannya. Misalnya bentuk kemasan produk harus didesain

sedemikian rupa agar menghasilkan tampilan yang menarik, sehingga

secara tidak langsung akan menambah daya tarik konsumen untuk

memilikinya. Dalam konteks pendidikan, bentuk produk (form) dapat

dilihat dari segi fisik bangunan gedung sekolah yang unik, sarana

prasarana, bentuk pembelajaran dan penilaian, bentuk layanan sekolah

kepada pengguna jasa pendidikan dan yang lainnya.

b) Fitur (Feature)

Produk yang ditawarkan mempunyai fitur atau keistimewaan yang

berbeda-beda dan melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk

menjadi yang pertama dalam mengenalkan fitur baru yang dianggap

berharga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing.

Fitur dalam sebuah pendidikan dapat dilihat dari banyak nya

program kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, baik kegiatan

akademik maupun non akademik. Misalnya, pada kegiatan

ekstrakurikuler, sekolah memberikan banyak pilihan program

pengembangan diri kepada peserta didik sesuai dengan bakat dan minat

yang dimilikinya. Ragam program pengembangan diri seperti pramuka,

tahfid, panahan, olah raga, seni islami, musik, berenang, dan kegiatan

ekstra lainnya. Artinya semakin banyak pilihan program yang

ditawarkan sekolah akan semakin menjadi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat untuk memilih sekolah tersebut dalam memberikan

pendidikan kepada putra putrinya.

c) Kualitas Kinerja (Performance Quality)

Kinerja produk dapat diartikan sebagai level karakteristik dasar

produk. Semakin bermutu produk maka semakin tinggi level

karakteristiknya. Kinerja produk yang lebih unggul memberikan

dampak pembelian ulang yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan, dan

kesan yang positif dari pelanggan.

Kinerja produk merupakan istilah ekonomi dimana sebuah produk

dituntut memiliki kinerja atau fungsi sebagaimana yang diharapkan.

Kinerja produk dalam pendidikan adalah output dari pelaksanaan

pendidikan. Sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki output

sebagaimana yang diharapkan pendidikan nasional akan lebih dapat

beradaptasi dengan persaingan era revolusi industry 4.0. saat ini.

Page 70: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

56

Kinerja produk pada pendidikan tentu berhubungan dengan aspek

wawasan, karakter dan sikap, ketrampilan, kepercayaan diri lulusan

sekolah. Ragam kualitas kualifikasi lulusan sebuah sekolah menjadi

kebanggan dan magnet masyarakat untuk menaruh kepercayaan lebih

kepada lembaga atau sekolah tersebut. Selain itu output pendidikan

terlihat dari ragam prestasi yang telah ditorehkannya.

d) Kesesuaian (Conformance Quality)

Pembeli mengharapkan produk memiliki mutu kesesuaian dengan

standart atau spesifikasi yang tinggi. Mutu kesesuaian adalah tingkat

kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap

spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Kesesuaian produk pada sebuah

lembaga pendidikan meliputi kesesuaian lulusan sekolah dengan

standar kelulusan yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah Bab II menjelaskan bahwa

setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki

kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Pada tingkat SMA/sederajat misalnya, aspek sikap yang harus

dimiliki peserta didik setelah mereka lulus adalah memiliki perilaku

yang mencerminkan sikap: beriman dan bertakwa kepada Tuhan

YME, berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab, pembelajar

sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani. Sedangkan dalam

aspek pengetahuannya, lulusan SMA/sederajat memiliki pengetahuan

sebagai berikut memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks

berkenaan dengan: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora.

e) Daya Tahan (Durability)

Pembeli mengharapkan beberapa produk mempunyai daya tahan

yang normal dan atau berat. Produk yang mempunyai keunggulan pada

daya tahan akan lebih menarik perhatian pelanggan untuk membayar

lebih pada produk yang diharapkannya. Hal ini tersirat pada seberapa

baiknya daya tahan produk ketika digunakannya. Semakin produk

tersebut memiliki ketahanan yanglebihlama akan menambah daya beli

masyarakat terhadap produk tersebut, meskipun dengan biaya yang

lebih tinggi.

Dalam pendidikan, daya tahan produk dianalogikan dengan mental

dan kesiapan lulusan sekolah ketika bersosialisasi dan mengaplikasikan

wawasannya di lingkungan masyarakat. Lulusan yang siap terjun

mengabdi kepada masyarakat dengan memiliki mental, keahlian dan

karakter yang unggul menjadi sebuah penilaian positif terhadap

lembaga pendidikan tempat mengasah ilmu pengetahuannya.

f) Keandalan (Reability)

Page 71: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

57

Pembeli juga akan membayar lebih untuk mendapatkan produk

yang mempunyai keandalan. Keandalan adalah ukuran probabilitas

bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode

waktu tertentu. Ungkapan Kotler ini memebrikan pemahaman bahwa

produk yang andal akan terpakai dalam waktu yang cukup panjang.

Dalam konteks pendidikan, lulusan yang andal merupakan lulusan

yangmemiliki skill dan kompetensi yang beragam. Selain memiliki

pengetahuan yang cukup, skill atau keahlian lulusan menjadi barometer

lama dan tidaknya mereka mampu bertahan dalam persaingan global

saat ini.

Lulusan pendidikan yang memiliki skill yang beraneka ragam akan

lebih banyak menemukan peluang pengabdian di masyarakat. Sehingga

mereka mampu menggunakan ragam keahliannya untuk

mengaktualisasikan diri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan

masyarakat disekitarnya.

g) Mudah Diperbaiki (Repairability)

Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki, yaitu ukuran

kemudahan untuk memperbaiki produk ketika rusak atau gagal.

Pelanggan tertarik pada jenis produk yang mudah diperbaiki juga

karena alasan efisiensi waktu dan biaya apabila bisa diperbaiki sendiri.

Istilah ini jika ditarik dalam ranah pendidikan memberikan pemahaman

bahwa produk pendidikan yang mudah diperbaiki adalah lulusan yang

memiliki karakter atau perilaku yang baik. Ukurannya dapat

menyesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitarnya, dapat membaca

situasi dan kebutuhan masyarakat serta mau menerima saran dan

masukan yang sifatnya mengantarkan mereka kepada arah yang lebih

baik.

h) Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh

produk bagi pembeli. Gaya memberikan pengaruh pada pelanggan

dengan menampilkan keunikan dan performance pada produk untuk

menarik minat beli pelanggan. Karakter yang dihasilkan dari sebuah

proses pendidikan akan terlihat pada tampilan personil (siswa).

Karakter yang dimiliki peserta didik dan lulusan sebuah lembaga

pendidikan merupakan hasil penguatan pendidikan karakter yang

dilaksanakan di sekolah.

Dengan karakter yang kuat peserta didik dan lulusan lembaga

pendidikan akan memiliki style tersendiri yang tidak ditemukan dari

peserta didik dan lulusan lembaga pendidikan lainnya. Karakter yang

menunjukkan style yang berbeda ini biasanya terlihat dari aspek

kedisiplinan, kerapian mengenakan pakaian dan asesoris lainnya, gaya

berbicara, cara berpikir, dan gaya khas lainnya.

i) Rancangan (Design)

Page 72: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

58

Rancangan menjadi salah satu potensi cara yang paling ampuh

untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa

perusahaan. Rancangan juga merupakan faktor yang akan sering

menjadi keunggulan perusahaan, yaitu sebagai totalitas fitur yang

mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu yang

disyaratkan oleh pelanggan. Parameter rancangan adalah semua mutu

bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan

diperbaiki, dan gaya.

Dalam diferensiasi produk, produk memiliki arti atau nilai bahwa

perusahaan menciptakan suatu produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan

pelanggan sebagai produk yang unik dan berbeda. Dalam hal ini, produk

yang dimaksud adalah mutu produk yang akan mendukung posisi produk

dipasaran. Mutu dapat didefinisikan sebagai pembanding dengan alternatif

pesaing dari pandangan pasar. Mutu dapat dikatakan sebagai bagaimana

produk itu disesuaikan dengan baik dan sesuai dengan yang digunakan, dan

juga dipercaya selama berakhirnya waktu. Suatu penentu terpenting pada

kesuksesan produk baru dan keuntungan adalah pada mutu produk (Perlusz,

Gattiker dan Pedersen, 2000).

Terkait dengan hal pendidikan diferensiasi produk merupakan sebuah

upaya urgen yang harus dilakukan dalam menghasilkan produk pendidikan

(outcome) yang berbeda dengan lulusan lembaga pendidikan

lainnya.Outcome yang berbeda inilah yang menjadi alasan tersendiri bagi

masyarakat untuk memilih lembaga pendidikan tersebut sebagai tempat

belajar. Diferensiasi produk dalam pendidikan misalnya, tercapainya skill

yang bermacam-macam diantaranya kemampuan para alumni berkiprah di

masyarakat mekipun dengan usia yang masih muda. Pada aspek akademik,

para lulusan memiliki kemampuan berbahasa asing, memiliki pemahaman

sains yang di atas rata-rata, memiliki kecerdasan emosional, dan sekaligus

memahami serta mengamalkan nilai-nilai religi dengan baik.

Di kebanyakan lembaga pendidikan output yang dihasilkan cenderung

hanya memiliki satu keunggulan atau kemampuan semata, sehingga belum

memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya output yang

memiliki kemampuan yang berbeda di beberapa bidang akan mampu

menjawab berbagai tuntutan era globalisasi saat ini.

Kotler (2009:385) mengatakan bahwa: “Diferensiasi produk adalah suatu

usaha perusahaan untuk membedakan produknya terhadap pesaing”. Menurut

Kotller dan Armstrong (2008:211) Diferensiasi produk mencakup: a). Bentuk

b). Keistimewaan c). Mutu kinerja d). Keandalan e). Mudah diperbaiki f).

Gaya g). Rancangan (design) h). Daya Tahan i). Keunikan.

b. Diferensiasi Layanan

Jasa adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidak

berwujudan (intangibility) yang melibatkan beberapa interaksi dengan

konsumen atau properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan

Page 73: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

59

transfer kepemilikan.Kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan

kebutuhan dan keinginan serta ketepatan penyampaian untuk

mengimbangi harapan pelanggan.Pelayanan disini adalah segala macam

bentuk pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan selama konsumen

tersebut berada di tempat tersebut.

Pengertian pelayanan menurut Kotler (2002:83) adalah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain yang pada dasar nya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapaun. Menurut Nurmianto (2000:365) Selain

mendiferensiasikan produk fisik, perusahaan juga dapat

mendiferensiasikan pelayanannya. Jika produk fisik tidak mudah

diferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada

penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan

kualitasnya. Pembeda pelayanan adalah kemudahan pemesanan,

pengiriman, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan

perbaikan. Diferensiasi pelayanan adalah suatu bentuk peningkatan

pelayanan dan mutu dimana di dalamnya terkandung nilai yang berbeda

dalam memberikan penawaran pelayanannya kepada pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2008:50), kualitas jasa perusahaan diuji

pada setiap pelaksanaan jasa. Jika personel jasa membosankan, tidak dapat

menjawab pertanyaan sederhana, atau saling berkunjung ke personel lain

sementara pelanggan menunggu, pelanggan akan berpikir dua kali untuk

melakukan bisnis dengan penjual itu. Keadaan seperti ini berdampak pada

kepuasan para pelanggan dalam mendapatkan sebuah pelayanan.

Perusahaan yang mampu memberikan kualitas pelayanan yang

lebih baik dari pesaingnya akan mampu memenangkan persaingan

sehingga mempunyai pertumbuhan pangsa pasar yang lebih tinggi. Dalam

dunia perhotelan hal yang paling utama adalah pelayanan, kunci sukses

terletak pada peningkatan kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan merupakan kiat secara konsisten dan efisien

untuk memberi pelanggan apa yang dinginkan dan diharapkan oleh

pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan

penilaian menyeluruh atau keunggulan suatu pelayanan. Kualitas

pelayanan dapat menjadi suatu instrument yang digunakan oleh pelanggan

untuk menilai pelayanan yang diberikan perusahaan, sehingga dengan

memiliki kualitas disegi pelayanan perusahaan perhotelan dapat dengan

mudah mencapai keunggulan bersaing. Hal ini sesuai dengan Penelitian

Transistari (2002:27), yang menekankan bahwa pemberian pelayanan

yang berkualitas dewasa ini dianggap sebagai suatu strategi yang utama

supaya perusahaan dapat sukses dan bertahan.

Sedangkan menurut Rusdiarti (2004:65) yang menyatakan bahwa

kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan

pelanggan.

Pelayanan dalam dunia pendidikan menjadi aspek yang tidak dapat

dipandang sebelah mata, karena pelayanan pelaku pendidikan di lembaga

Page 74: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

60

pendidikan akan memberikan sebuah kenyamanan bagi para pelanggannya

yakni peserta didik maupun orang tua peserta didik. Diantara pelayanan

yang dapat menghadirkan kepuasan bagi para pelanggan di dunia

pendidikan adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai seperti

pendidikan berbasis asrama, sarana belajar dan penunjang yang kondusif

dan nyaman, pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan kondisi ekonomi

masyarakat, memfasilitasi peserta didik dalam melanjutkan study-nya di

jenjang yang lebih tinggi, dan berbagai layanan pendidikan penting

lainnya.

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa, layanan

pendidikan dapat dikategorikan dalam layanan jasa non profit, oleh karena

itu dimensi keunggulan layanan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam

lima dimensi pokok (Tjiptono, 2001:68), hal ini sependapat dengan

Leonard Berry, A. Parasuraman, dan Valerie Zeithmal menemukan bahwa

ada lima penentu kualitas jasa sesuai urutan tingkat kepentingan

pelanggan yaitu:

1) Keandalan (reliability), yakni kemampuan lembaga pendidikan dalam

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera/tepat waktu,

akurat, dan memuaskan. Beberapa contoh misalnya: penawaran

kurikulum yang tepat sesuai dengan harapan masyarakat

(memperhatikan kompetensi akademis dan pembekalan aspek moral),

proses pembelajaran yang mudah dan menyenagkan, proses penilaian

yang fair, pelayanan dan pemberian fasilitas untuk pengembangan

minat dan bakat.

2) Daya tanggap (Responsiveness), Berkenan dengan kesediaan dan

kemampuan untuk membantu pengguna jasa (siswa, stakeholder, dan

masyarakat) dan merespon permintaan mereka dengan cepat,

kemauan/kesediaan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap. Memberikan pelanggan

menunggu untuk alasan yang tidak jelas dapat menimbulkan persepsi

negatif terhadap kualitas. Dengan demikian, kepala sekolah, guru dan

karyawan harus mudah ditemui dan ramah, fasilitas yang ada

(perpustakaan, komputer, lab, dan ruang oleh raga) harus mudah

diakses oleh setiap civitas sekolah. Jika terjadi complain, ditanggapi

dengan cepat dan professional oleh stakeholders

3) Jaminan (Assurance), Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi,

kesopanan, dan respek terhadap peserta didik. Jaminan memiliki sifat

dapat dipercaya, bebas dari bahaya dan keragu-raguan. Sebagaimana

yang tercantum dalam pasal 28 Peraturan Pemerintah No.19 Tahun

2005, yang berisi tentang, “Pendidik harus memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani

dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional (Depdiknas, PP No. 19, 2005:28). Pengetahuan

dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk

menimbulkan keyakinan dan kepercayaan pengguna jasa (siswa,

stakeholder, dan masyarakat).

Page 75: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

61

Misalnya, seluruh dewan guru benar benar kompeten di bidangnya,

reputasi sekolah yang baik dimata masyarakat, sikap dan perilaku

seluruh jajaran mencerminkan sikap profesional dan kesopanan. Selain

itu juga adanya jaminan prestasi siswa baik akademik maupun non

akademik.

4) Empati, Berarti bahwa lembaga pendidikan bersedia untuk peduli

kepada pengguna jasa dan memberi perhatian pribadi kepada para

pengguna jasa (siswa, stakeholder, dan masyarakat) dan memiliki jam

operasi yang nyaman. Empati meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami

kebutuhan para pelanggan. Misalnya, guru mengenal nama-nama

siswanya, BP benar-benar dapat bertindak sebagai konselor, setiap

guru dapat dihubungi dengan mudah jika siswa mengalami kesulitan

dalam belajar.

5) Bukti langsung (tangibel), Berhubungan dengan penampilan fasilitas

fisik, peralatan / perlengkapan, personil dan materi komunikasi. Misalnya berupa gedung yang baik, fasilitas perpustakaan yang

memadai, ruang kelas yang bersih, fasilitas olah raga, fasilitas

kimputer, asrama siswa dll.

Dari kelima dimensi tersebut, sekolah dapat menentukan

diferensiasi keunggulan layanan pendidikannya di antara sekolah-

sekolah yang lain. Tentu saja diferensiasi yang ditetapkan tidak boleh

melupakan kebutuhan dasar (primary demand) murid dan walimurid

yaitu penguasaan akdemik sesuai dengan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan.

Layanan yang ditawarkan lembaga dapat ditingkatkan melalui unsur

kualitas jasa. Lembaga pendidikan merupakan organisasi yang

memberikan pelayanan kepada stakeholder internal dan eksternal.

Stakeholder internal terdiri dari semua lembaga di dalam sekolah

(seperti yayasan, program studi, dan unit kegiatan siswa) dan para

aktor yang berada di dalamnya (seperti siswa, guru, tata usaha, dan staf

yang lain). Stakeholder eksternal terdiri dari alumni, orang tua siswa

pemerintah dan masyarakat umum.

Keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, baik

internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu

memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan, karena

mereka sudah mengeluarkan butged cukup banyak pada lembaga

pendidikan.

Sekolah pada dasarnya adalah untuk anak usia sekolah, sedangkan

orang tua dan masyarakat sebagai penilai atau pemantau saja. Akan

tetapi tidak menutup kemungkinan penilaian atau pemantauan bisa

dilakuakan oleh siswa sendiri, karena mereka yang telah merasakan

pendidikan secara langsung dan segala bentuk program studi yang

dijalani sekolah.

Page 76: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

62

Demi kepentingan pendidikan hendaknya sekolah mendesain segala

hal yang berhubungan dengan kebutuhan siswa di sekolah sesuai

dengan perkembangan zaman. Sekolah harus dapat menyediakan

program layanan siswa yang mudah dicapai dan lengkap.

Bentuk layanan yang ada dalam lembaga pendidikan ada dua

(Sutisno, 1985: 65,) diantaranya adalah:

1. Layanan Pokok

Dalam memenuhi kebutuhan siswa yang berhubungan dengan

pelayanan siswa di sekolah, dalam menjalankan tugasnya kepala

sekolah dibantu oleh para personil professional sekolah yang

dipekerjakan pada system sekolah diantaranya adalah:

a. Personil pelayanan pengajaran, terdiri dari orang-orang yang

bertanggung jawab pokoknya ialah mengajar, baik sebagai guru

kelas, guru kegiatan ekstrakurikuler, tutor dan lain-lain.

b. Personil pelayanan admisitrasi, meliputi mereka yang

mengarahkan, memimpin dan mengawasi personil lain dalam

oprasi sekolah serta bagianbagiannya.

c. Personil pelayanan fasilitas sekolah, meliputi tenaga-tenaga di

perpustakaan, pusat-pusat sumber belajar dan laboratorium

bahasa; ahliahli teknik dan tenaga yang terlibat dalam fungsi

mengajar atau fungsi melayani siswa.

d. Personil pelayanan murid atau siswa, meliputi pada spesialis

yang tanggung jawabnya meliputi bimbingan dan penyuluhan,

pemeriksaan psikologis dan kesehatan, nasehat medis dan

pengobatan, testing dan penelitian, penempatan kerja dan tindak

lanjut, serta koordinasi kegiatan murid.

2. Layanan Bantu

Perubahan dinamika masyarakat yang cepat seperti yang kita

alami saat ini, sekolah merupakan pemegang peranan penting,

dengan memberikan banyak pelayanan yang diharapkan dari

sekolah, antara lain adalah:

a. Pelayanan perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang

dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa.

Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan

menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Perpustakaan memberi

konstribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu

pengetahuan.

b. Pelayanan gedung dan halaman sekolah

Dengan memelihara gedung sekolah secara sistematis dapat

menghasilkan keuntungan yang besar bagi operasi sekolah. Hal

ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan pemeliharaan yang

terus menerus untuk menjamin kondisi gedung sekolah yang

paling baik. Sehingga dapat menciptakan suasan belajar yang

nyaman, memajukan kesehatan dan keaman, melindungi barang-

Page 77: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

63

barang milik sekolah, dan memajukan citra masyarakat yang

sesuai.

c. Pelayanan kesehatan dan keaman

Tujuan penting pendidikan di sekolah adalah ksehatan fisik dan

mental, maka sekolah memperkenalkan program pendidikan

jasmani dan kesehatan. Maka perhatian sekolah diarahkan pada

terciptanya kesehatan yang lebih baik dan lingkungan fisik yang

lebih membantu bagi proses belajar.

Selain mengetahui layanan bantu, kita juga perlu mengetahui

layanan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan, ada empat

pelayanan program kegiatan pokok (Masyhudi, 2005: 139), yaitu:

1. Pelayanan pengumpulan data adalah usaha untuk memperoleh

keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya tentang

identitas diri individu siswa beserta lingkungannya.

2. Pelayanan penyuluhan merupakan pelayanan terpenting dalam

program bimbingan di sekolah, ini juga merupakan kesempatan

bagi siswa untuk mendapat bantuan pribadi secara langsung

didalam menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapi pada

suatu ketika, tetapi juga ditujukan untuk membantu seorang

individu dalam mengubah dirinya menuju kedewasaan

pengembangan diri.

3. Pelayanan informasi dan penempatan adalah kegiatan dalam rangka

program bimbingan dilakukan dengan cara memberikan

keterangan-keterangan yang diperlukan oleh individu (siswa) untuk

mengenal lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan yang

ada didalam lingkungannya yang dapat dimanfaatkan, baik pada

waktu kini maupun yanga kan datang.

4. Pelayanan penelitian dan penilaian, dalam program bimbingan di

lembga diartikan sebagai usaha untuk menelaah program pelayanan

bimbingan yang telah dan sedang dilaksanakan untuk

mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan khususnya

dan program-program lembaga bersangkutan pada umunya.

Menurut Marzuki Mahmud (2012:63-65) secara garis besar trdapat 5

layanan pendidikan, yaitu:

a) Layanan informasi. Layanan informasi diberikan dalam bentuk

lisan maupun tertulis. Informasi lisan dapat diperoleh melalui

kontak langsung secara tatap muka, sedangkan informasi tertulis

dapat diberikan melalui berbagai buku pedoman seperti : brosur,

spanduk, pamplet, papan pengumuman, situs website dan lain-lain.

b) Layanan sarana prasarana. Layanan sarana prasarana merupakan

pemberian layanan dalam bentuk penyediaaan sarana prasarana atau

fasilitas fisik seperti: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium

dan lain-lain.

Page 78: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

64

c) Layanan administrasi. Layanan administrasi meliputi pembayaran

SPP dan pembuatan surat keterangan dan sebagainya.

d) Layanan bimbingan. Layanan bimbingan diawali dengan program

orientasi sekolah, bimbingan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan

khususnya kesulitan belajar dan juga masalah-masalah pribadi,

bimbingan pendidikan dan pengajaran (KBM), dan bimbingan

praktik keilmuan.

e) Layanan pengembangan bakat dan minat serta keterampilan.

Layanan pengembangan bakat dan minat serta keterampilan

dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.

f) Layanan kesejahteraan. Di antara bentuk pelayanan kesejahteraan

kepada siswa adalah pemberian beasiswa kepada siswa yang

berprestasi khususnya kalangan kurang mampu serta pemberian

keringanan SPP.

c. Differensiasi Personil

Selain mendiferensiasikan produk fisiknya, perusahaan juga dapat

mendiferensiasikan Personilnya. Jika produk fisiknya tidak mudah

didiferensiasikan, kunci sukses lainnya terletak pada peningkatan kualitas

pelayanan oleh personil (Kotler dan Susanto, 2001).

Diferensiasi personil adalah diferensiasi yang ditunjukkan oleh

keunggulan personal perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan,

kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik.

Diferensiasi personil yang diupayakan dalam dunia pendidikan adalah

tersedianya SDM yang kompeten, sehingga mampu memberikan kesan

yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan.Misalnya

tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang professional,

terselenggaranya kegiatan peningkatan kompetensi dan pengembangan

SDM yang berkesinambungan, terarah dan terukur sesuai kebutuhan

lembaga pendidikan.

Menurut Kotler (2007:385 ), Perusahaan dapat memperoleh

keunggulan kompetitif yang kuat dengan memperkejakan dan melatih

orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka. Personil yang terlatih

lebih baik menunjukkan enam karakteristik.

1. Kemampuan : Para pegawai memiliki keahlian dan pengetahuan yang

diperlukan.

2. Kesopanan : Para pegawai ramah, hormat dan penuh perhatian.

3. Kredibilitas : Para pegawai dapat dipercaya.

4. Dapat Diandalkan : Para pegawai memberi pelayan secara konsisten

dan akurat.

5. Cepat Tanggap : Para pegawai cepat menanggapi permintaan dan

permasalahan konsumen.

6. Komunikasi : Para pegawai berusaha memahami pelanggan.

Secara umum, personil dalam lembaga pendidikan disebut guru dan

tenaga kependidikan. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

Page 79: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

65

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-

undang No. 14 tahun 2005)

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 39 (2) Pendidik merupakan tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi

pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pemerintah melalui

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 2

telah merumuskan, bahwa salah satu standar yang harus dipenuhi dalam

pendidikan nasional adalah standar pendidik dan kependidikan, hal ini

menuntut pada tersedianya pendidik atau guru yang bermutu. Mutu guru

dapat dilihat dari berbagai kompetensi yang dimiliki oleh guru. Semakin

banyak kompetensi yang dimiliki guru maka semakin baik pula mutu

guru. Hal ini sebagaimana dikatakan Permana (2017:h.7) bahwa mutu

pembelajaran dalam proses pendidikan bergantung pada kemampuan guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan adanya

guru yang unggul dan kompeten. Untuk menjadi guru yang unggul ada

beberapa hal yang dapat dilihat dan dipelajari seperti, persoalan kualitas

yang dimana profesi guru kurang memberikan rasa bangga sehingga

sulitnya mencari guru yang sesuai dengan bidang keahliannya. Standar

performa dan kinerja guru harus berdasarkan teknik dan prosedur

intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan

untuk kemaslahatan kepada orang lain. Kualifikasi guru professional yaitu

kinerja guru harus sudah memenuhi kompetensi dasar seperti penguasaan

bahan, penguasaan proses dan penguasaan fondasi kependidikan (Hidayat,

Juni 2015).

Ketercapaian tujuan pendidikan perlu didukung oleh guru yang

memiliki sifat-sifat yang baik. Menjadi guru yang baik, seseorang harus

memiliki berbagai kriteria atau sifat-sifat yang diperlukan untuk profesi

keguruan yaitu antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat,

berorientasi pada tugas dan pekerja keras, toleran, sopan dan bijaksana,

bisa dipercaya, fleksibel dan mudah menyesuaikan diri, demokratis, penuh

harapan bagi siswa, tidak semata mencari reputasi pribadi, bertanggung

jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu menyampaikan

perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik (Rosyada, 2004:115).

Selain sifat-sifat tersebut di atas, guru harus memiliki kompetensi

yang baik. Kompetensi guru menurut Musfah (2011: h.28) adalah

kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki

oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Dalam

mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran, tak lepas dari campur

tangan guru dan tenaga kependidikan.

Page 80: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

66

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak mulia. Selanjutnya kompetensi profesional adalah

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang

mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap

struktur dan metodologi keilmuannya dan adapun kompetensi sosial

adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar.

Untuk mewujudkan guru berkarakter unggul, guru harus memiliki

unsur-unsur yang berkaitan dengan teladan dan nilai-nilai luhur, sebagai

mana yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, “Guru itu

digugu dan ditiru, Ia pengajar ilmu dan penuntun laku”. Hal ini dikuatkan

oleh mantan Mendikbud Anies Baswedan yang pernah mengatakan,

“Guru biasa hanya mengajarkan, guru luar biasa bukan hanya

mengajarkan tetapi bisa menggerakan dan membangkitkan”. Beberapa

nilai luhur yang harus dimiliki dan dipraktikan terlebih dahulu oleh guru,

sebelum diajarkan kepada anak didik dalam kehidupan nyata (Wibowo,

2012), yaitu:

1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur: Perilaku yang didasari pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

3. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

4. Kerja keras:Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

5. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

6. Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

7. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca dan

meng Upgrade kemampuan.

Page 81: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

67

8. Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan alam serta mengembangkan upaya-upaya memperbaiki

kerusakan alam.

9. Peduli sosial: Sikap yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

10. Tanggung jawab: Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, dan negara.

Dalam pendapat yang lain, untuk menjadi guru yang baik, secara

umum, guru itu harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability

dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang

ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoretis tentang mengajar

yang baik. dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi. dan

memiliki loyalilas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan

yang tidak semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudah kelas.

Gilbert H. Hum dalam bukunya Ejective Teaching menyalakan bahwa

guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria (Hunt, 1999: 15-16).

yaitu:

1. sifat. Guru yang baik harus memihki sifal-sifal antusias. stimulatif,

mendorong siswa untuk maju. hangal. bcrorientasi pad: lugaa dan

pekerja keras, toleran. sopan, dan bijaksana. bisa dipercaya. fleksibel

dan mudah menycsuaikan diri. dcmoknlis. penuh harapan bagi siswa,

tidak semata mencari repulasi pnbadi, mampu mengatasi stereotip

siswa, bertanggung jawab lcrhadap kcglalan belajar siswa, mampu

mcnyampaiknn pemsnannyn. dan mcmiliki pendengaran yang baik.

2. Pengetahuan. Guru yang baik juga memiliki pengetahuan yang

memadai dalam mata pelajaran yang diampunyn, dan terns mengikuti

kemajuan dalam bidang ilmunya itu.

3. Apa yang disampaikan. Guru yang baik juga mampu memberiv kan

jaminan bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit

bahasan yang diharapkan siswa secara maksimal.

4. Bagaimana mengajar. Guru yang baik mampu menjelaskan berl bagai

informasi secara jelas, dan terang, memberikan layanan yang variatif,

menciptakan dan memelihara momentum, meng' gunakan kelompok

kecil secara efektif, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi,

memonitor dan bahkan sering mendatangi siswa, mampu mengambil

berbagai keuntungan dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan,

memonitor tempat duduk siswa, senantiasa melakukan formatif test

dan post test, melibatkan siswa dalam tutorial atau pengajaran sebaya,

menggunakan kelompok besar untuk pengajaran instructional,

menghindari kesukaran yang kompleks dengan menyederhanakan

sajian informasi, menggunakan beberapa bahan tradisional,

menunjukkan pada siswa tentang pentingnya bahan-bahan yang

mereka pelajari, menunjukkan proses berpikir yang penting untuk

belajar, berpartisipasi dan mampu memberikan perbaikan terhadap

kesalahan konsepsi yang dilakukan siswa.

Page 82: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

68

5. Harapan; Guru yang baik mampu memberikan harapan pada siswa,

mampu membuat siswa akuntabel, dan mendorong partisipasi orang

tua dalam memajukan kemampuan akademik siswanya.

6. Reaksi guru terhadap siswa; Guru yang baik biasa menerima berbagai

masukan, risiko, dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada

siswanya, konsisten dalam kesepakatan dengan siswa, bijaksana

terhadap kritik siswa, menyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan

siswa, pengajaran yang memerhatikan individu, mampu memberikan

jaminan atas kesetaraan partisipasi siswa, mampu menyediakan waktu

yang pantas untuk siswa bertanya, cepat dalam memberikan feed back

bagi siswa dalam membantu mereka belajar, peduli dan sensitif

terhadap perbedaan-perbedaan latar belakang sosial ekonomi dan

kultur siswa, dan menyesuaikannya pada kebijakan-kebijakan

menghadapi berbagai perbedaan.

7. Management; Guru yang baik juga harus mampu menunjukkan

keahlian dalam perencanaan, memiliki kemampuan meng organisasi

kelas sejak hari pertama dia bertugas, cepat memulai kelas, melewati

masa transisi dengan baik, memiliki kemampuan dalam mengatasi dua

atau lebih aktivitas kelas dalam satu waktu yang sama, mampu

memelihara waktu bekerja serta menggunakannya secara efisien dan

konsisten, dapat meminimalisasir gangguan-gangguan.

d. Differensiasi Saluran

Diferensiasi saluran merupakan upaya yang berbeda dari sebuah

perusahaan untuk dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara

mereka merancang saluran distribusi, terutama yang menyangkut

jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut. Dalam

lembaga pendidikan, diferensiasi saluran dapat diartikan sebagai upaya

lembaga pendidikan membangun kemitraan yang baik dengan berbagai

lembaga pendidikan maupun masyarakat. Dengan bermitra, lembaga

pendidikan mampu mendistribusikan lulusannya dalam rangka

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi ataupun ke beberapa

lembaga peningkatan kompetensi lainnya.

Hal yang sangat penting dalam penelitian saluran adalah mengenai

apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan saluran. Pesanan dari saluran

penjualan adalah untuk menghubungkan produk, dengan demikian

membuka jalan bagi penjual dan pembeli untuk dapat berbisnis. (Laurence

dab Timothy, 2002:19). Perusahan dapat mencapai diferensiasi dengan

cara mereka membentuk saluran distribusi, terutama jangkauan, keahlian

dan kinerja saluran-saluran tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa saluran

distribusi yang baik merupakan modal perusahaan dalam meningkatkan

Citra perusahaan.

Penggunaan rancangan saluran dapat menciptakan keunggulan

bersaing (suistanable competitive advantage/ SCA). SCA merupakan

keterampilan yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki tingkat

kepentingan tinggi dengan perusahaan. SCA memungkinkan perusahaan

Page 83: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

69

untuk memperoleh posisi unggul dipasar realtif terhadap pesaingnya

dalam jangka panjang. Rancangan saluran distribusi merupakan keputusan

kritis yang harus diambil oleh manajer pemasaran (Pelton, Strutton dan

Lumpkin, 2002). Kotler & keller (2007) berpendapat bahwa “perusahaan

dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka merancang

saluran distribusi, terutama yang menyangkut jangkauan, keahlian dan

kinerja saluran-saluran tersebut”.

Saluran perusahaan dapat menjadi sumber yang kuat bagi keunikan

dan dapat meningkatkan reputasi, pelatihan pembeli dan factor-faktor

lainnya. Menurut Friedman &Furney(2006) ; Kotler & keller (2007)

saluran distribusi dapat berupa salah satu dari tiga bentuk yaitu :

1. Saluran penjualan langsung (direct sales channel) : berupa armada

penjualan lapangan dari tenaga-tenaga penjual.

2. Saluran penjualan tidak langsung (indirect sales channel) : berupa para

perantara, seperti kemitraan bernilai tambah dan distributor atau toko-

toko pengecer.

3. Saluran pemasaran langsung (direct marketing channel) : saluran yang

menghubungkan perusahaan manufaktur secara langsung dengan

konsumen.

Diferensiasi saluran distribusi memberikan keunggulan bagi

perusahaan dari segi kerjasama (networking. Perusahaan yang besar adalah

perusahaan yang memiliki banyak relasi yang mendukungkinerja bisnis

perusahaan tersebut. Diferensiasi saluran distribusi dapat diperoleh dari

partner bisnis yang loyal dan berkontribusi langsung terhadap kemajuan

perusahaan baik secara financial maupun asset rasional (loyalitas merek).

Diferensiasi saluran mempunyai tujuan utama yaitu untuk

mengembangkan lebih jauh produk-produk hotel yang dimiliki. Diferensiasi

saluran yang baik memungkinkan bagaimana informasi produk jasa

perhotelan dapat tersampaikan ke pelanggan dengan baik.

e. Differensiasi Citra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 216), citra adalah

(1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki

orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk; (3)

kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,

frase, atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya

prosa atau puisi.

Diferensiasi Citra adalah menciptakan image sebuah perusahaan

dengan cara membedakan sebuah produk agar mudah dikenali oleh semua

orang. Perusahaan membuat citra yang baik kepada pelanggan, maka

selanjutnya adalah mengkomunikasikan citra tersebut agar menjadi

sumber keunggulan bersaing yang perusahaan miliki dalam jangka

panjang (Prakash Awade, 2014).

Diferensiasi citra adalah cara masyarakat mempersepsikan

perusahaan atau produknya. Identitas yang efektif yaitu dengan

Page 84: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

70

membangun karakter produk dan proposisi nilai. Perusahaan

mengekspresikan citra melalui lambing,media tertulis dan audio–visual

serta suasana. Lembaga pendidikan tentu memiliki cara yang khas dan

berbeda dalam mempresepsikan lembaganya di kalangan masyarakat.

Diferensiasi citra biasanya dilakukan dengan merumuskan visi,

misi, tujuan dan motto lembaga pendidikan yang menarik.sehingga akan

menjadi daya tarik bagi masyarakat yang membacanya. Selain itu

diferensiasi citra juga dilakukan dengan menampilkan berbagai

keunggulan peserta didik maupun produk lulusan di lingkungan

masyarakat dengan cara melaksanakan kegiatan pengabdian, misalnya

bakti sosial, menyalurkan minat, bakat dan prestasi peserta didik, dan

beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Berikut ini merupakan pendapat beberapa ahli tentang citra, di

antaranya yaitu:

1. Menurut Kotler dan Keller (2009: 388), bahwa para pembeli memiliki

tanggapan yang berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra

adalah cara masyarakat mempersepsikan atau memikirkan perusahaan

atau produk.

2. Menurut Bill Canton dalam Soleh Soemirat (2005: 111- 112), citra

adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap institusi atau

individu; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang

atau organisasi.

3. Menurut Lawrence dalam Sutojo (2004: 96), citra perusahaan menjadi

salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil keputusan

penting. Setiap perusahaan mempunyai citranya tersendiri dalam

masyarakat, citra tersebut dapat berperingkat baik, sedang, maupun

buruk. Bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi

masyarakat terhadap jati diri perusahaan, persepsi seseorang terhadap

perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira

tentang perusahaan yang bersangkutan.

4. Menurut Soemirat dan Ardianto (2004: 39), citra adalah cara

bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu

komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan memiliki citra sebanyak

jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang

dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, banker, staf

perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan

gerakan pelanggan di sektor perdagangan mempunyai pandangan

terhadap perusahaan.

Dari beberapa pandangan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa citra

adalah kesan, pandangan, persepsi, dan respon masyarakat atau pelanggan

terhadap suatu perusahaan baik mengenai produk, pelayanan, kepemimpinan,

hubungan dengan masyarakat, maupun bentuk fisik perusahaan yang

bersangkutan. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan penilaian

masyarakat terhadap perusahaan. Adakalanya citra perusahaan bersifat

positif, namun ada pula yang bersifat negatif.

Page 85: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

71

Dalam diferensiasi citra, penelitian yang dipelopori Delmas et.al (2000)

menyatakan bahwa diferensiasi citra diperoleh dari suatu cara pemasaran

yang berbeda. Citra merupakan arti penting dalam bisnis. Citra yang penting

bagi seorang pelanggan adalah citra yang dirasakan memiliki perbedaan dari

citra pesaing. Dalam hal ini, citra yang dimaksud berupa image dari produk

dan perusahaan. Pelanggan merasakan adanya perbedaan dari produk yang

digunakan. (Ambarwati, 2003).

Pembentukan citra yang unik melalui kegiatan periklanan dan

pensponsoran terbukti lebih efektif dalam mencapai penciptaan ekuitas

merek. Apabila perusahaan telah memiliki merek yang bagi pelanggan

mempunyai ekuitas merek yang tinggi, maka loyalitas pelanggan dapat

terbangun dengan sendirinya atau dengan kata lain perusahaan telah memiliki

keunggulan bersaing dibenak pelanggan (Ambarwati, 2003). Penelitian Pina

et.al (2004) menambahkan bahwa suatu citra perusahaan dapat dilihat dari

reputasi, kredibilitas dan kualitas produk yang dimilikinya.

Frank Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2008: 117)

membagi citra dalam beberapa macam, di antaranya yaitu citra bayangan

(mirror image), citra yang berlaku (current image), citra majemuk (multiple

image), citra perusahaan (corporate image) dan citra yang diharapkan (wished

image).

Solomon dalam Soemirat dan Ardiyanto (2008: 114) menyatakan, semua

sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan

yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses

pembentukan citra seseorang. Menurut Danasaputra dalam Soemirat dan

Ardiyanto, citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi

yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan

perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasi

citra kita tentang lingkungan.

Masih menurut Soemirat dan Ardiyanto (2008: 114- 116), lebih lanjut

mengungkapkan bahwa proses pembentukan citra menunjukkan bagaimana

stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respon.

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.

Pada dasarnya proses pembentukan citra adalah respon dari stimulus yang

diberikan. Akan tetapi proses tersebut akan berbeda hasilnya karena

dipengaruhi oleh persepsi, kognisi, motif, dan sikap yang pastinya berbeda-

beda.

Meningkatkan citra dengan cara membuat kegiatan/acara positif dan

menerapkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga

dapat meningkatkan citra produk/jasa di seluruh masyarakat. Harga suatu

barang/jasa tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi karena harga rendah

dapat menciptakan persepsi bahwa produk/jasa tersebut kurang berkualitas.

Promosi yang dilakukan hendaknya menyampaikan spesifikasi produk/jasa

dengan tidak melanggar etika bisnis, menampilkan keistimewaan yang

dimiliki produk/jasa tersebut dan menyasar target pasar yang tepat (Yusli

Yanti et al., 2013).

Page 86: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

72

Menurut Afzalurrahman dalam Ismail Yusanto dan Karebet

Widjajakusuma (2002: 168) ada empat kiat membangun citra perusahaan ala

Rasulullah, di antaranya yaitu pertama, penampilan, dengan cara tidak

membohongi pelanggan, baik menyangkut besaran (kuantitas) maupun

kualitas (QS. Asy-Syu‟araa‟: 181-183). Kedua, pelayanan, pelanggan yang

tidak sanggup membayar kontan hendaknya diberi tempo untuk melunasinya.

Selanjutnya, pengampunan (bila memungkinkan) hendaknya diberikan jika

benar-benar tidak sanggup membayarnya. Ketiga, persuasi, menjauhi sumpah

yang berlebihan dalam menjual barang atau jasa. Dan keempat pemuasan,

hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan dan penerimaan,

penjualan akan sempurna (QS. An-Nisa‟:29).

D. Urgensi Diferensiasi dalam Pendidikan Islam

1. Memberikan Aspek Perbedaan dan Perbandingan dengan Produk, Jasa

atau Merek Lainnya

Salah satu cara untuk meraih simpati kepada konsumen dan membuat

produk kita lebih dikenaloleh masyarakat luas adalah dengan melakukan

diferensiasi produk. Agar produk dapat bersaing lebih unggul, maka harus

mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lainnya, (Kotler 2009).

Sebuah produk dapat dikatakan berbeda jika produk tersebut unik, susah

ditiru namun tetap unggul. Berbeda ini bisa dalam bentuk yang bermacam-

macam, misalnya harga terjangkau, kemassan lebih menarik, mudah dipesan

dan kualitas lebih unggul.

Jika hal ini dianalogikan ke dalam sebuah lembaga pendidikan, maka hal

yang berbeda itu akan terlihat dari berbagai macam unsur,seperti: kurikulum

sekolah yang berbeda dari sekolah pada umumnya, pelayanan di sekolah

sangat memuaskan, serta biaya pendidikan lebih mudah dijangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat.

2. Diferensiasi Dapat Mewujudkan Kepuasan Pelanggan

Diferensiasi dapat mewujudkan kepuasan pelanggan pada pengguna jasa

pendidikan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi kepuasan pelanggan

menurut para ahli:

Menurut Kotler (2000) kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dibandingkan dengan

harapan. Kemudian menurut Engel, et al dalam Fandy Tjiptono (2008:24),

Kepuasan pelanggan adalah evaluasi purnabeli dimana alternative yang

dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,

sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi

harapan.

Selanjutnya menurut Band (1971:79) dalam Nasution (2010:49),

Kepuasan pelanggan adalah perbandingan antara kualitas dari barang atau

jasa yang dirasakan dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan.

Sedangkan menurut Kotler (1997) dalam Rambat Lupiyoadi (2013:228),

Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan di mana sesorang menyatakan

hasil perbandingan atas kinerja produk jasa yang diterima dengan yang

diharapkan.

Page 87: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

73

Jadi kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan,

harapan dan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Sebuah pelayanan dinilai

memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan.

Dalam ilmu ekonomi Islam, kepuasan seorang muslim disebut dengan

qana‟ah. Kepuasan dalam Islam (qana‟ah) merupakan cerminan kepuasan

seseorang baik secara lahiriah maupun batiniyah. Kepuasan dalam Islam

mendorong seorang konsumen Muslim bersikap adil.

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam

menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.

Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang

disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak

efisien. Hal ni terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting

dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap

terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta

memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.

3. Diferensiasi Dapat Meningkatkan Layanan Pendidikan

Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi kualitas pelayanan menurut

para ahli :

Menurut Tjiptono (2006:59) dalam Maharani (2010) mengemukakan

bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan.

Selanjutnya menurut Parasuraman, et al., dalam Purnama (2006:19)

dalam Normasari, et al., mengemukakan bahwa kualitas pelayanan adalah

perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan

kualitas layanan yang diharapkan konsumen.

Sedangkan menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1988) dalam buku Bilson

Simamora (2001:180) dalam Rahmatriana (2013), Kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kualitas pelayanan adalah perbandingan antara layanan yang dirasakan

(persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

konsumen.

Tingginya tingkat kompetisi diera global ini mendorong sekolah untuk

memberikan program dan layanan pendidikan yang tidak sekedar berkualitas,

tetapi juga memiliki nilai beda (diferentiated value) sebagai karakter

keunggulan (competitive advantages) sekolah tersebut (Fatoni, 2010:1).

Bentuk dari diferensiasi layanan dapat dilihat dari berbagai sisi.

Kualitas layanan pada dasarnya dapat menunjukkan kekuatan strategis

suatu organisasi dan menjadi isu utama dalam bisnis saat ini (Yeo, 2008).

Penciptaan nilai yang diharapkan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif

Page 88: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

74

dalam konsentrasi kualitas layanan merupakan elemen penting bagi

kesuksesan bisnis,dan para ahli sepakat bahwa alat persaingan yang paling

kuat saat ini dalam membentuk strategi pemasaran dan bisnis adalah kualitas

layanan (Zeithaml et al., 1990, 1993, dan 1966; Zameer et al., 2015). Kualitas

layanan telah dikaitkan dengan profitabilitas dan dipandang sebagai

keunggulan kompetitif yang penting untuk pembelian berulang atau retensi

pelanggan. Hal ini mengarah pada umpan balik yang positif atas word of

mouth, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, serta layanan yang

kompetitif.

Institusi pendidikan baik sekolah maupun madrasah pada umumnya

didorong menuju persaingan komersial sebagai akibat semakin tingginya

tantangan atas perubahan lingkungan. Oleh karenanya, sangat penting untuk

secara jelas memahami faktor kualitas layanan yang memungkinkan institusi

pendidikan untuk dapat menarik, mempertahankan peserta didik serta

mengharapkan calon peserta didik, (Caison, 2005; Caruana, 2002). Hal ini

sejalan dengan hasil kajian Hanafiah (2015) yang menemukan bahwa kualitas

pelayanan akademik berpengaruh terhadap loyalitas peserta didik. Dari hasil

kajian tersebut menunjukkan bahwa kualitas layanan mempunyai keterkaitan

dengan loyalitas atau retensi dari pelanggan, meskipun terdapat kesenjangan

pengukuran dari konsep retensi (beberapa penelitian tersebut menyiratkan

bahwa retensi adalah salah satu wujud loyalitas, dan retensi secara tipikal

adalah sama dengan loyalitas).

Faktor lain yang merupakan anteseden penting dari retensi pelanggan

adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan elemen yang

sangat penting dalam pembentukan keinginan pelanggan untuk pembelian di

masa depan (Gbadamosi dan de Jager, 2009; Gremler et al.,2002). Bitner

(1990) dalam Brunner, et al. (2007) mengemukakan bahwa kepuasan

memiliki beberapa dampak positif antara lain pada word of mouth yang

positif, retensi pelanggan, dan penggunaan jasa secara kontinyu. Oliver (1993

dan 1997) merumuskan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purna beli,

dimana persepsi terhadap kinerja produk yang dipilih memenuhi atau

melebihi harapan sebelum pembelian.

4. Sebagai Upaya Untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing

Maraknya pertumbuhan lembaga pendidikan dalam tahun terakhir ini

menunjukkan dinamisnya perkembangan sektor pendidikan. Meningkatnya

kesadaran akan pendidikan menjadi salah satu unsur yang mendorong

tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga pendidikan. Namun demikian,

kompetisi kualitas pendidikan menjadi penilaian utama dalam

mengembangkan lembaga pendidikan yang semakin menjamur di lingkungan

kita. Lembaga pendidikan yang berhasil tumbuh dengan baik yaitu lembaga

pendidikan yang mampu mengembangkan strategi kompetitif dengan cara

melihat peluang yang ada, selain selalu melakukan pengembangan secara

berkelanjutan. Dalam mencapai semua keinginan tersebut, diperlukan

beberapa strategi. Keunggulan kompetitif adalah salah satu kemampuan

Page 89: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

75

untuk memformulasi strategi pencapaian peluang dan minat konsumen

melalui maksimisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sehingga

strategi kompetitif menjadi salah satu solusi utama dalam melihat persaingan

lembaga pendidikan.

Persaingan di dunia pendidikan saat ini memang terpantau semakin

tahun semakin ketat. Munculnya berbagai macam model lembaga pendidikan,

menjadi PR tersendiri bagi pengelola lembaga jasa layanan pendidikan.

Dalam menghadapi persaingan yang ketat ini kita sebagai pengelola hanya

perlu bekerja ekstra keras dan menerapkan sebuah startegi yang efektif.

Dengan menampilkan dan menawarkan sesuatu yang berbeda dalam konsep

diferensiasi pendidikan bisa jadi menjadi solusi untuk bisa menembus

ketatnya persaingan pasar pendidikan saat ini. Pada sebuah satuan pendidikan

yang terus menerus bergerak menuju titik jenuhnya, tentu perlu mendapat

sentuhan kreatif yang berbuah konsep yang baru, fresh dan menarik. Maka

seringkalipengelola lembaga pendidikan membuat sebuah diferensiasi saat

lembaganya tersebut menemukan jalan buntu atau terbentur pada persaingan

terhadap lembaga yang lain begitu ketat.

Persaingan merupakan inti dari berhasil atau gagalnya suatu perusahaan.

Persaingan sangat menentukan aktivitas dan efektivitas perusahaan yang akan

mampu mendorong kinerja yang berkelanjutan, baik dalam upaya inovasi,

budaya, maupun pelaksanaan yang tepat. Perusahaan yang melakukan strategi

bersaing tersebut, harus memiliki prasyarat yang harus diperhatikan, antara

lain ancaman masuknya pendatang baru, persaingan sesama perusahaan

dalam industri, ancaman dari produk subtitusi, kekuatan tawar-menawar

pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok (Porter, 1994: 5).

Menurut Philip Kotler dalam Mudrajad Kuncoro (2002: 38) strategi

bersaing adalah untuk mancapai keunggulan kompetitif yaitu kemampuan

suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang

mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan

yang memiliki strategi bersaing selalu mempunyai kemampuan dalam

memahami perubahan struktur pasar dan mampu memiliki strategi pemasaran

yang efektif. Studi yang dilakukan Porter ini selanjutnya menetapkan strategi

generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership,

diferensiasi, dan focus. Menurutnya, strategi bersaing perusahaan meliputi

menilai peluang pasar, target pasar dan segmentasi pasar.

a. Menilai peluang pasar

Dengan riset pasar dapat membantu perusahaan dalam hal menemukan

pasar yang menguntungkan, memilih produk yang dapat dijual,

menentukan perubahan dalam perilaku konsumen, meningkatkan teknik-

teknik pemasaran, dan merencanakan sasaran-sasaran yang realistis

(Adam: 2011, 126).

b. Target pasar

Page 90: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

76

Pemilihan segmen pasar perlu memenuhi beberapa kondisi di antaranya

dapat dijangkau (accesable), dapat diukur (measurable), memberikan

keuntungan (profitable) dan dapat memberikan perbedaan maksimum

dalam strategi bersaing (Rosida P. Adam, 2011: 127-128).

c. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk memilih dan

mengembangkan produk pada target segmen konsumen yang akan

dimasuki, selain itu membentuk perusahaan untuk lebih terfokus dan juga

memaksimalkan keuntungan. Tiga macam strategi bersaing menurut

Porter yang dapat diterapkan yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan

fokus (Darmayanti, 2014: 2-3).

Dalam industri jasa, perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan

dengan menyampaikan pelayanan yang bermutu tinggi secara konsisten

dibanding dengan para pesaing dan pelayanan yang lebih tinggi dari harapan

konsumen (Kotler, 2002: 498). Salah satu bisnis yang tergolong dalam

industri jasa adalah bisnis pendidikan. Perkembangan jumlah lembaga

pendidikan ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan khususnya di

kota-kota besar seperti di DKI Jakarta. Maraknya pertumbuhan lembaga

pendidikan dalam tahun terakhir ini menunjukkan dinamisnya perkembangan

sektor pendidikan. Meningkatnya kesadaran akan pendidikan menjadi salah

satu unsur yang mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga

pendidikan.

Namun demikian, kompetisi kualitas pendidikan menjadi penilaian utama

dalam mengembangkan lembaga pendidikan yang semakin menjamur di

lingkungan kita. Lembaga pendidikan yang berhasil tumbuh dengan baik

yaitu lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan strategi kompetitif

dengan cara melihat peluang yang ada, selain selalu melakukan

pengembangan secara berkelanjutan. Dalam mencapai semua keinginan

tersebut, diperlukan beberapa strategi. Keunggulan kompetitif adalah salah

satu kemampuan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang dan minat

konsumen melalui maksimisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan.

Sehingga strategi kompetitif menjadi salah satu solusi utama dalam melihat

persaingan lembaga pendidikan.

Islam sebagai suatu aturan hidup yang khas, Islam telah memberikan

aruran-aturan yang rinci untuk menghindarkan timbulnya permasalahan

akibat praktik persaingan yang kurang sehat. Ada tiga unsur yang perlu

dicermati dalam membahas persaingan bisnis menurut Islam, yaitu:

a. Pihak-pihak yang bersaing

Bagi seorang muslim, bisnis yang dijalankan adalah dalam rangka

memperoleh dan mengembangkan harta. Harta yang diperoleh adalah

rezeki yang merupakan karunia yang telah ditetapkan Allah. Tugas

manusia adalah melakukan upaya untuk mendapatkan rezeki dengan cara

yang sebaik-baiknya. Salah satunya yaitu dengan cara berbisnis (QS. Al-

Mulk:15). Dalam hal kerja, Islam memerintahkan setiap muslim untuk

memilki etos kerja yang tinggi, sebagaimana Allah telah memerintahkan

Page 91: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

77

umatnya untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan (QS. An-Naba‟: 10-

11).

Dengan landasan berlomba-lomba dalam kebaikan inilah, definisi

persaingan bagi pebisnis muslim tidak diartikan sebagai upaya mematikan

pesaing lainnya, namun untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari

usaha bisnisnya. Terbaik dalam hal ini ada dua sisi yaitu, terbaik di

hadapan Allah dan terbaik di hadapan manusia (Yusanto &

Widjajakusuma, 2002: 92-93).

b. Segi cara bersaing

Persaingan bebas dengan menghalalkan segala cara merupakan

praktik yang harus dihindari karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

muamalah dalam Islam.

Dalam menjalankan bisnis, setiap orang akan berhubungan dengan

pihak-pihak lain baik dengan rekan bisnis maupun dengan pesaing bisnis.

dalam hal ini seorang pebisnis muslim harus tetap berusaha memberikan

pelayanan terbaik kepada mitra bisnisnya tanpa mengabaikan hal-hal yang

dilarang dalam Syariah.

Dalam berhubungan dengan rekan bisnis, setiap pebisnis muslim

harus memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan akad-

akad bisnis. Sementara itu, pemerintah harus mampu menjamin

terciptanya sistem yang kondusif dalam persaingan (Yusanto &

Widjajakusuma, 2002: 96-97).

c. Produk (barang/jasa) yang dipersaingkan

Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk

meningkatkan daya saing di antaranya adalah produk, harga, tempat,

pelayanan dan layanan purna jual.

5. Membentuk Brand Image Pada Lembaga Pendidikan Islam

Untuk meningkatkan daya saing lembaga pendidikan, maka membangun

brand image merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh lembaga

pendidikan untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam upaya

merekrut siswa. Dengan membangun brand image diharapkan lembaga

pendidikan semakin kuat dan nantinya akan mendorong calon siswa dalam

memilih lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan yang memiliki reputasi kualitas (perceived quity)

yang baik di mata masyarakat tentu akan membentuk brand image (citra

merek) yang kuat dari sekolah tersebut. Menurut Keller dalam Prengki

Susanto "brand image as perception about a brand as reflected by the brand

association held in consumer memory” (Susanto, 2012:69). Sedangkan

menurut Freddy Rangkuti berbagai hal yang diingat oleh konsumen dapat

dirangkai sehingga asosisi tersebut dapat membentuk citra tentang merk atau

brand image (Freddy, 2004:244).

Faktor yang perlu diperhatikan d kepuasan pelanggan dalam

mendiferensiasi dalah dengan mewujudkan citra institusi. Citra institusi perlu

dibangun agar organisasi dapat dikenal oleh masyarakat. Berbagai bentuk

identitas perusahaan ini akan menimbulkan atau memberikan kesan kepada

Page 92: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

78

masyarakat atau memancarkan citra kepada pihak-pihak terkait (stakeholder)

atau dapat dikatakan bahwa identitas merupakan simbolisasi ciri khas yang

mengandung diferensiasi dan mewakili citra organisasi. Membangun citra

yang kuat dibutuhkan kreativitas dan kerja keras. Ada beberapa penelitian

yang sudah dilakukan untuk menguji hubungan antara citra institusi dengan

kepuasan pelanggan seperti yang dilakukan Indrawati (2004) dengan variabel

kualitas layanan, harga, citra/image dan kepuasan terhadap perilaku pasca

pelayanan wisatawan nusantara di Propinsi Bali. Adapun kesimpulan yang

didapat adalah bahwa kualitas layanan, harga dan image berpengaruh

terhadap kepuasan dan perilaku pasca pelayanan. Sementara itu Wantara

(2008) dalam kajiannya melihat pengaruh citra, reputasi dan kualitas

pelayanan terhadap loyalitas mahasiswa perguruan tinggi swasta. Dan

hasilnya adalah bahwa citra dan reputasi dan kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap kepuasan dan loyalitas sedangkan kualitas layanan tidak

berpengaruh terhadap loyalitas mahasiswa. Namun demikian, masih ada

perbedaan hasil penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

citra insitusi dengan kepuasan pelanggan, seperti penelitian yang dilakukan

oleh Yusuf Abadi (2006) yang menyatakan ada pengaruh yang berbeda atau

tidak signifikan antara citra insitusi dengan kepuasan pelanggan. Oleh sebab

itu masih sangat diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji hubungan

antara citra insitusi dengan kepuasan pelanggan.

E. Kerangka Konseptual

Untuk memberikan kemudahan dalam membaca, menganalisa dan

memahami penelitian ini, penulis menyederhanakan penelitian ini dalam

kerangka konseptual yang meliputi latar belakang permasalahan, proses

dalam menanggulanginya dan tujuan akhir penelitian.

Latar belakang pada penelitian ini adalah rendahnya mutu pendidikan

di Indonesia dengan ditandai hasil rendahnya lulusan pada nilai ujian

nasional tingkat SMP-SMA se Indonesia selama empat tahun.

Tabel 2.1

Perolehan rata-rata nilai Ujian Nasional

No Jenjang Tahun

2016 2017 2018 2019

1 MTs 59,0 53,4 48,8 -

2 MA 54,3 45,6 47,1 48,7

3 SMP 58,6 54,5 51,8 -

4 SMA 52,6 48,1 46,3 47,4

5 SMK 54,4 53,6 45,2 -

Sumber: Kemendikbud.go.id

Selain data di atas, rendahnya mutu pendidikan di Indoesia juga dilihat

dari peringkat PISA pada tahun 2015 yang menempatkan Indonesia pada

urutan 69 dari 72 negara. Selain itu, yang mendasari penulis melakukan

Page 93: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

79

penelitian ini karena beberapa hal yaitu: layanan pendidikan di Indonesia

masih belum maksimal dan mutu guru di Indonesia masih rendah.

Proses yang dapat dilakukan dalam menanggulangi berbagai

permasalahan pendidikan Islam di indonesia diantaranya dengan

mengambil terobosan baru yaitu difernsiasi pendidikan Islam melalui

diferensiasi Input, diferensiasi proses, dan diferensiasi output (hasil).

Diferensiasi input dilakukan melalui seleksi ketat pada calon peserta didik

agar mendapatkan peserta didik sesuai standar yang diharapkan, diferensiasi

proses dilakukan dengan meningkatkan kualitas layanan pembelajaran dan

diferensiasi output dengan menghasilkan peserta didik agar memiliki multi

kompetensi.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memberikan

konsep terhadap lembaga pendidikan agar menjadi lembaga pendidikan

islam model yang unggul dan kompetitif serta mampu melahirkan lulusan

yang dapat diharapkan masyarakat.

Gambar 1.1

Kerangka konseptual penelitian

Rend

ahnya

Mutu

Pendi

dikan

Tidak

mamp

u

bersai

ng

Q.S.

Al-

Baqar

ah:14

8

UU

No. 14

Th.

2005

dan

PP 19

Th.

2005

Strate

gi

Difere

nsiasi

Difer

ensias

i

Laya

nan

Difer

ensias

i

Perso

nil

Difer

ensias

i

Produ

k

Pendidikan

Islam

Model,

Unggul dan

Kompetitif

Mutu

Lulus

an

PTK

Prose

s

Pemb

elajar

an

Page 94: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

80

BAB III

SETRATEGI DIFERENSIASI PROSES PEMBELAJARAN

DI KAFILA INTERNTIONAL ISLAMIC SCHOOL

A. Gambaran Kafilla Internasional Islamic School Jakarta

1. Sejarah Singkat

Pada pertengahan tahun 2005 sejumlah pengusaha Muslim mendirikan

sebuah lembaga penampungan dan pendidikan untuk anak-anak jalanan dan

yatim piatu yang diberi nama Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dengan pembina lembaganya adalah Ir. H. Abdullah Mas'ud dan Ust. Masrur

Syamhari. Awal mulanya anak-anak binaan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) yang berasal dari wilayah Jabodetabek diasuh oleh Ust.

Saifullah dan Ust. Sudarisman Ahmad sebagai pembina kepribadian, akhlak

dan diniyah. Lalu mulai akhir Desember 2005 Ust Arifudin Dzulzadani dan

tahun 2007. Ust Nur Khamdi didatangkan dari daerah untuk membantu

proses kegiatan belajar siswa.

Nama Kafila Internasional Islamic School (KIIS) awalnya diresmikan

pada bulan Januari 2007 sebagai identitas pesantren dengan Pimpinan Ust.

Sudarisman Ahmad dan kepala MTs. Ust Abdurrahim Qurthubi. Perluasan

wilayah rekruitmen siswa pada tahun 2007 mulai menjangkau daerah Gresik

dan Lamongan, Jawa Timur. Kemudian sejak Juli 2006, Yayasan Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) Thoyiba yang menaungi Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) memutuskan untuk membuka pesantren

yang menjadikan program Tahfidz Al Qur'an dan Bahasa Arab sebagai

program unggulan dengan mudir Ust. Sudarisman Ahmad. MTs Al Kahfi

menjadi sebuah sekolah formal bagi para santri. Pesantren ini menjaring 15

siswa dari beberapa daerah: Jakarta, Bogor, Bandung, Cilacap, Magelang dan

Yogyakarta. Merekalah siswa angkatan pertama Pesantren Kafila

Internasional Islamic School (KIIS). Yayasan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) Thoyiba memiliki visi jauh kedepan dalam mengembangkan

pendidikannya sehingga nama Pesantren Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Thoyiba diubah menjadi Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

pada tahun 2008 hingga sekarang.

Implementasi ISO-9001:2008 di lingkungan Pesantren Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) sebagai wujud komitmen perbaikan terus

menerus menjadi program pengembangan utama hingga disertifikasi pada

Maret 2009. Penataan organisasi di bawah kepemimpinan Ust. Sudarisman

Ahmad dan Ust Arifudin Dzulzadani sebagai Management Representative

(QMR) terus dilaksanakan untuk menemukan pola manajemen yang tepat.

Sedangkan Madrasah Aliyah (MA) Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) resmi berdiri pada tahun 2010 dengan kepala sekolah saat itu adalah

Ust. Yazid Abdul Alim, Lc yang merangkap sebagai pimpinan Pesantren

Kafila Internasional Islamic School (KIIS), meneruskan tongkat estafet dari

Page 95: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

81

Ust. Sudarisman Ahmad yang telah membidani dan mengembangkan

Pesantren Kafila Internasional Islamic School (KIIS) selama 5 tahun dan kini

melanjutkan studinya di Riyadh, Saudi Arabia.

Yayasan Kafila Internasional Islamic School (KIISThoyiba terus

mengembangkan sayapnya. Saat ini ada 4 jenis sekolah di bawah naungan

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) yakni MTs. Al-Kahfi, MA Kafila

Internasional Islamic School (KIIS), MTs.Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) dan SMP Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Fullday.

Sejak tahun 2014 hingga kini Kepala MTs.Al-Kahfi dipimpin oleh Ust. Andy

Sulistiyanto, S.Sos.I dan Kepala MA dipimpin oleh Ust Rudi Dwi Pramono,

S.Pd. Sedangkan dua sekolah yang baru dibuka tahun ajaran 2018/2019

adalah MTs.Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Internasional Islamic

School (KIIS) yang dipimpin oleh Ust. Hartono, M.Pd. dan SMP Kafia

Fullday (yang membuka kelas akhwat dan ikhwan) dipimpin oleh Dr.

Sulastri, M.Pd.

Secara legalitas, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Kahfi, didirikan pada

tanggal 7 April tahun 1987 oleh Yayasan Al-Kahfi, dengan piagam pendirian

no. DWJ/MTs/1986/1994 oleh Departemen Agama dengan SM:

121231750001. Mulai tahun 2006 Manajemen MTs.Al-Kahfi dikelola oleh

Yayasan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Thoyiba. Sedangkan

Madrasah Aliyah (MA) Kafila Internasional Islamic School (KIIS) didirikan

pada tanggal 18 Juli tahun 2009 oleh Yayasan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) Thoyiba, dengan piagam pendirian no.

KW.09.4/4/HK.00.5/741/2011 oleh Departemen Agama dengan NSM:

131231750022. Kafila Internasional Islamic School (KIIS), yang siswanya

berasal dari berbagai daerah di Indonesia didukung dan disponsori oleh

Yayasan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Thoyiba

(YKT). Yayasan ini berupaya menyelenggarakan pendidikan bebas biaya

yang tidak mengandalkan bantuan pemerintah dan donatur, dengan jalan

terus mengembangkan Unit-Unit Usaha sebagai Profit Center. Diantara

perusahaan-perusahaan yang menopang perjalan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) adalah PT. Oilrig Bina Mas Pratama (OBP), PT.Baasithu Boga

Service (BBS), PT. Excelsior Strategi Mandiri, PT. Sahara Kafila

Internasional Islamic School (KIIS), PT. Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Pelita Sukses (KPS), Koperasi Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Thoyiba dan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Sport Center

(KSC).

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta memiliki visi jauh

kedepan dan terus menyempurnakan kurikulumnya. Dengan memadukan dan

mensinergikan antara kurikulum Alquran (tahfidz), kurikulum akademik

(kurtilas) dan kurikulum kepesanteran ditambahkan lagi dengan penguatan

bahasa Arab dan bahasa Inggris. Diharapkan alumninya nanti bisa

melanjutkan studinya lebih banyak lagi baik di perguruan tinggi dalam negeri

maupun luar negeri. Saat ini lulusan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Jakarta sudah menyebar di berbagai kampus dalam negeri dan luar

Page 96: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

82

negeri. Kampus dalam negeri yakni ITB, UI, UGM, IPB, UNDIP, UNS, UB

ITS, UNAIR, STAN, Universutas Telkom, Universitas Pertamina dan LIPA

Sedangkan kampus luar negeri yang berhasil dimasuki alumni Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) adalah Universitas Islam Madinah,

Univ.Ummul Quro di Makkah, Univ.Al-Azhar di Kairo, Eskisehir

Osmangazi Universitas di Turki, Fatih Sultan Mehmet Universitesi di Turki,

International University of Africa di Sudan dan International Islamic

University of Malaysia/IIUM (Kafila Internasional Islamic School (KIIS),

Para:1-6).

2. Visi, Misi, Tujuan Dan Kebijakan Mutu

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) sebagai sebuah yayasan

yang bergerak di bidang pendidikan membawahi beberapa unit lembaga

pendidikan, diantaranya MTs Al-Kahfi dan MA Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) yang menerapkan sisitem pembelajaran boarding dan full day.

Dengan demikian untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan yang

unggul dan kompeten. Kafila Internasional Islamic School (KIIS) memiliki

sebuah arah yang ingin dituju dalam mewujudkan tercapainya tujuan

pendidikan nasional. Arah pendidikan pada Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) terangkum dalam sebuah visi, misi dan tujuan yang telah

dicanangkan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.

Visi Kafila Internasional Islamic School (KIIS) adalah terwujudnya

madrasah yang berkarakter Islam, maju dan unggul. Adapun misi yang

ditetapkan adalah:

a. Membina peserta didik beraqidah salimah, berakhlaqul karimah, dan

beribadah shahihah.

b. Mengantarkan peserta didik mahir berbahasa asing (Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris).

c. Mengantarkan peserta didik menguasai IPTEK.

d. Membentuk peserta didik yang berprestasi di bidang akademik dan non

akademik.

e. Menyediakan SDM yang berkompeten sesuai dengan bidangnya.

f. Memfasilitasi warga madrasah dengan media pembelajaran yang tepat

guna/sasaran.

g. Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif bagi warga madrasah.

Untuk sampai kepada VISI, maka Ma'had Kafila memiliki harapan untuk

dapat membantu mengembangkan dan mengarahkan peserta didik agar

memiliki tiga karakter :

a. Beraqidah Ahlussunnah wal Jama'ah;

b. Memiliki jiwa wirausaha,

c. Berwawasan global

Page 97: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

83

Kebijakan Mutu Kafila Internasional Islamic School

a. Dalam mencapai VISI dan MISI, keluarga besar Ma'had Kafila bekerja

dengan prinsip-prinsip :

b. Komitmen pada upaya peningkatan mutu yang terus-menerus sebagai

salah satu bentuk ibadah terbaik kepada Allah SWT

c. Islamisasi melalui integrasi kurikulum syar'i dan kauniy serta pendidikan

karakter

d. Inovasi dalam metode pendidikan dan peningkatan kompetensi guru

e. Semangat dalam mewujudkan kepuasan pelanggan

3. Program Kerja Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Program kerja merupakan sebuah rencana kegiatan yang tersusun dengan

baik berdasarkan kesepakatan bersama dalam sebuah lembaga atau

organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Program kerja dibuat secara terarah, karena program kerja menjadi pegangan

serta pedoman sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Program kerja

yang dimiliki sebuah organisasi menjadi barometer dalam pencapaian target

saat melaksankan kegiatan. Organisasi yang tidak memiliki program kerja

menunjukkan pada buruknya sistem perencanaan dan arah pencapaian

penyelenggaraan kegiatan, sehingga secara tidak langsung berdampak buruk

pada keberlangsungan organisasi tersebut.

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkannya melakukan penjabaran pelaksanaan kegiatan yang

dituangkan dalam program kerja. Program kerja Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) diarahkan pada memaksimalkan fungsi kepala sekolah yang

mencakup beberapa bidang garapan sebagai pimpinan lembaga pendidikan di

Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Diantara bidang garapan tersebut

meliputi fungsi edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,

dan motivator. Hal ini dimaksudkan agar setiap kegiatan program pendidikan

benar-benar terlaksana dan terawasi dengan baik melalui kinerja kepala

sekolah yang maksimal. Beragam fungsi tersebut terpaparkan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 2.1. Bidang garapan Program Kerja

Berdasarkan Fungsi Kepala Sekolah

No. Fungsi Kepala

Sekolah

Program Bidang garapan

1. Edukator Mampu melakukan bimbingan terhadap guru

Mampu melakukan bimbingan terhadap karyawan

Mampu melakukan bimbingan terhadap peserta

didik

Mampu melakukan bimbingan terhadap staf

Mampu belajar perkembangan IPTEK

Page 98: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

84

Mampu memberi contoh mengajar yang baik

2. Manajer Menyusun program kegiatan sekolah

Menyusun tata organisasi lembaga atau sekolah

Menggerakan staf (guru dan karyawan)

Mengoptimalkan sumber daya sekolah

3. Administrator Mengelola administrasi Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) dan Bimbingan Konseling (BK)

Mengelola administrasi kePeserta didikan

Mengelola administrasi ketenagaan

Mengelola administrasi keuangan

Mengelola administrasi sarana / prasarana

Mengelola administrasi persuratan

4. Supervisor Menyusun program supervisi

Melaksanakan progrsm supervisi

memanfaatkan hasil supervisi

5. Leader Memiliki rasa kepribadian yang kuat

Memahami kondisi anak buah

Memiliki visi dan memahami misi sekolah

Mampu mengambil keputusan

Mampu berkomunikasi

6. Inovator Memilih gagasan yang paling relevan dengan

kebutuhan sekolah

Melakukan pembaharuan sekolah

7. Motivator Mengatur lingkungan kerja yang kondusif

Mengatur susasana kegiatan non fisik

Mampu menerapkan prinsip penghargaan dan

hukuman

4. Prestasi Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Salah satu indikator sekolah unggul dan berkualitas dapat diukur dari

pencapaian prestasi siswa dalam kegiatan pendidikan. Prestasi siswa dalam

aspek akademik dan nonakademik memberikan dampak yang sangat positif

bagi keberlangsungan kegiatan pendidikan sebuah sekolah. Prestasi

akademik ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar siswa baik di

tingkatan ulangan harian, ujian semester, hingga ujian nasional. Pencapaian

hasil belajar yang baik merupakan hasil dari penyelenggaraan kegiatan

pendidikan yang baik pula, terencana, dan terprogram dengan pola dan

sistem yang sesuai dengan standar penyelenggaraan pendidikan.

Prestasi akademik yang dicapai Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) tentu tidak terlepas dari berbagai upaya pengelola lembaga dalam

Page 99: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

85

menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, unggul, dan kompetitif.

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) beberapa tahun terakhir

menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam pencapaian hasil belajar siswa

pada pelaksanaan ujian nasional. Hal ini dapat terlihat dalam tabel yang

menggambarkan nilai rata-rata ujian nasional siswa Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) selama lima tahun terakhir.

Tabel 2.2. Pencapaian Nilai UN

Kafila Internasional Islamic School Jenjang MTs (KIIS) Lima Tahun Terakhir

No. Mapel

Tahun

2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

Max

Av

g

Min

Max

Av

g

Min

Max

Av

g

Min

Max

Av

g

Min

Max

Av

g

Min

1. B. Indonesia 94 85 78 98 99 80 98 88 82 92 87 76 96 90 80

2. Bhs. Inggris 98 88 72 100 88 74 98 82 50 88 74 44 92 78 62

3. Matematika 100 89 75 100 88 73 100 84 63 100 94 55 100 88 55

4. IPA 100 89 78 98 88 70 95 82 53 100 86 70 88 79 63

Tabel 2.3. Pencapaian Nilai UN

Kafila Internasional Islamic School Jenjang MA (KIIS) Lima Tahun Terakhir

Sumber: Kafila Internasional Islamic School (KIIS), 2018:h.14

Prestasi sekolah terukur dari pencapaian hasil akademik yang

ditunjukkan dengan perolehan nilai hasil belajar siswa baik juga dapat

terukur dengan berbagai prestasi yang dicapai sekolah melalui peserta didik

dalam aspek non akademik. Kafila Internasional Islamic School (KIIS) pada

aspek nonakademik juga menorehkan pencapaian prestasi yang sangat baik

dalam beberapa kegiatan perlombaan yang pernah diikutinya. Perlombaan

tersebut antara lain lomba pidato, cerdas cermat, tahfidz, hingga lomba

kaligrafi dan design.

Page 100: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

86

Tabel 3.4. Prestasi Nonakademik

Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

No. Jenis Perlombaan Juara Tahun Penyelenggara

1. Lomba Olimpiade

Bahasa Arab

Finalis 2018 DIKTI

2. Lomba Pidato Bahasa

Arab SeJabodetabek

Juara 2 &

Juara 3

2018 Yayasan masjid

Raya Bintaro

3. Lomba Cerdas Cermat

Tingkat Provinsi

Juara 1 2018 Yayasan Darul

Qur’an Mulia

4. Lomba Pidato Bahasa

Arab Se-DKI JABAR

& BANTEN

Juara 1 &

Juara 2

2018 Sekolah MAN

Insan Cendekia

5. Lomba Musabaqoh

Hifdzul Qur’an Se-

Jakarta Timur

Juara 1 &

Juara 2

2017 Walikota

Jakarta Timur

6. Lomba kaligrafi dan

design

Juara 3 2016 Yayasan Darul

Qur’an Mulia

Sumber: Kafila Internasional Islamic School (KIIS), 2018:h.17

5. Struktur Organisai

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal

organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dapat dibagi-

bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter,

2007:h.248). Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa dalam sebuah

organisasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas, karena struktur

organisasi memberikan kemudahan dalam mengelompokkan tata kerja serta

mengkoordinasikan berbagai program kerja dengan alur koordinasi yang

jelas. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah

efesiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang

dibutuhkan dalam meraih tujuan.

Dalam mewujudkan pola penyelenggaraan pendidikan yang baik dan

unggul, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) menata organisasinya

dengan sebaik mungkin melalui struktur organisasi yang mampu berfungsi

secara optimal. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kegiatan pendidikan dapat

Page 101: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

87

terlaksana sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi masing-masing bagian

sebagaimana tugas yang telah di tentukan.

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi

Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Sumber: Kafila Internasional Islamic School (KIIS), 2018.

Page 102: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

88

B. Strategi Diferensiasi Produk Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Diferensiasi produk merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda dari

tawaran pesaing. Perbedaan yang diciptakan mempunyai keunggulan nilai dan

manfaat lebih untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Produk yang dimaksud

adalah hasil dari suatu pendidikan yang dilalui melalui proses kegiatan belajar

mengajar di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta. Dalam konteks

jasa pendidikan, produk adalah jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa

reputasi, prospek dan variasi pilihan. Lembaga pendidikan yang mampu

memenangkan persaingan jasa pendidikan adalah yang dapat menawarkan

reputasi, prospek, mutu pendidikan yang baik, prospek dan peluang yang cerah

bagi para siswa untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya.

Sedangkan kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Untuk mnghasilkan produk pembelajaran yang unggul dan berbeda dari

produk-produk lembaga pada umumnya, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) melakukan cara yang berbeda pula. Hal tersebut dilakukan karena proses

pendidikan di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) memiliki target yang

tinggi dengan aktifitas yang padat. Dalam menghasilkan produk dengan kualitas

yang tinggi tersebut, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) melakukan

setrategi yang ditempuh melalui beberapa proses. Proses tersebut dapat dilihat

dari diagram di bawah ini.

Gambar 2.2. Proses Menghasilkan Produk Berkualitas

Sumber: Dokumen Kafila Internasional Islamic School (KIIS), 2018

Input : 1. Seleksi PSB 2. MOS

Pembelajaran

1. Akademik

2. Asrama

3. Tahfidz

Evaluasi

1. Ulangan /ujian

2. Penetapan Kenaikan/ Kelulusan

3. Alumni

Page 103: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

89

Dari diagram yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran di Kafila Internasional Islamic School (KIIS),

siswa harus melalui beberapa tahapan, yaitu input, pembelajaran dan evaluasi

(Zadani, 15 April 2019). Proses pembelajaran yang dilakukan di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan maksimal untuk mendapatkan input yang berkualitas. Untuk

mendapatkan hasil yang berkualitas Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

melaksanakan proses seleksi dan proses inti.

a. Input (masukan)

Proses seleksi dilaksanakan dengan mengadakan seleksei secara ketat

terhadap calon peserta didik yang akan masuk di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) dengan menyaring karakter serta kepribadian mereka.

Proses seleksi ini meliputi wawancara, tes akademik dan masa orientasi.

Proses seleksi ini dilakukan karena proses pendidikan di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) memiliki target yang tinggi dengan aktifitas yang

padat. Dengan demikian dibutuhkan santri yang memiliki kemampuan

akademik, kesiapan mental dan riwayat akhlak yang baik. Proses seleksi pun

diperlukan untuk mendapatkan santri yang memenuhi kriteria.

Ayi Suyitno (20 April 2019) menjelaskan tentang proses seleksi di

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta, dimana lembaga ini

merupakan lembaga swasta yang berupaya menjadi lembaga percontohan

dan unggulan, oleh karena itu untuk mendapatkan output yang bagus harus

diawali input yang sesuai pula. Proses rekrutmen untuk mendapatkan input

yang baik Kafila Internasional Islamic School (KIIS) melakukan seleksi

melalui beberapa tahap, yaitu; Pertama adalah administrasi, dengan melihat

data asal daerah dan kondisi ekonomi keluarga sebagai pertimbangan utama.

Setiap kota kabupaten telah ditetapkan jumlah maksimal yang diterima.

Tujuannya adalah untuk pemerataan asal daerah. Latar belakang ekonomi

dilihat dari penghasilan orangtua, jumlah tanggungan, serta kondisi

bangunan rumah. Dengan rumusan tertentu, calon santri digolongkan ke

dalam keluarga kurang mampu, sedang atau mampu. Kedua berupa tes

seleksi. Terdiri atas tas membaca Al Quran dan akademik. Tes akademik

meliputi ujian Bahasa Indonesia dan Matematika.

Ketiga adalah pesantren simulasi, pesantren simulasi yang dimaksud

adalah siswa akan dikarantinakan selama 10 hari. Pada tahap terakhir ini

lima puluh calon santri selama kurang lebih 10 hari menjalani kehidupan di

pesantren. Dalam masa simulasi ini calon santri akan diobservasi perilaku,

kesiapan mental serta menjalani psikotes. Dari hasil pesantren simulasi akan

dipilih 25 santri terbaik dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi,

akademik dan akhlak.

Proses seleksi peserta didik yang dilakukan begitu ketat tentu memiliki

tujuan memberikan penyelenggaraan pendidikan yang tidak hanya

memperhatikan sisi akademik saja, melainkan kompetensi dalam bidang

agama juga diajarkan. Melihat persaingan begitu ketatnya dengan kuota

Page 104: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

90

jumlah yang diterima tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pendaftar,

maka seleksi pun dilakukan melaului beberapa tahap. Diantara tahap itu

pertama nilai akademik, yaitu nilai rata-rata di rapot minimal 7, dan capaian

hafalan al-Qur’an. Ketatnya sistem selsksi di Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) menuntut orang tua calon wali murid mempersiapkan putra-

putra mereka dengan sebaik-baiknya melalui upaya persiapan belajar yang

cukup keras. Persiapan yang dilakukan meliputi latihan baca qur’an yang

fasih, menyekolahkan anak ke SD yang program nya bagus sehingga lulus

dari sana mudah untuk masuk Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dan juga membiasakan pola hidup yang baik di rumah, dengan harapan saat

ujian karantina di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) anak tidak

kaget dengan peraturan-peraturan yang ditetapakan nya (Nunung, 13 maret

2019).

Selanjutnya, untuk mengetahui sejauhmana tentang latar belakang

calon santri, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) melakukan proses

berikutnya yaitu, proses wawancara. Hal ini dilakukan karena peminat

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) bukan hanya dari ekonomi

menengah ke bawah, masyarakat yang sangat mampu pun tertarik dengan

model pendidikannya. Dari sejumlah dua puluh lima santri yang diterima,

“lima di antaranya berasal dari keluarga sangat mampu. Tujuannya adalah

memberikan subsidi silang. Namun demikian, Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) tidak menetapkan skema pembiayaan. Hal ini untuk menjaga

tujuan didirikannya pesantren adalah berupa lembaga pendidikan

berbeasiswa. Kafila Internasional Islamic School (KIIS) juga tidak

membedakan perlakuan antara kelas ekonomi.

Setiap anak yang akan belajar di Pesantren Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) membawa hasil dari proses pendidikan sebelumnya, baik di

lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dengan demikian perlu

dipastikan bahwa calon santri tersebut memiliki riwayat yang baik di

berbagai aspek. Tidak sedikit ditemui banyaknya perilaku buruk santri

karena bawaan masa lalu. Hal ini cukup berbahaya jika dibawa ke

lingkungan asrama dimana akan terbentuk komunitas remaja (Zadani,

2018:190). Untuk mengetahui sejauh mana kondisi santri sbelumnya, dan

menggali berbagai informasi latar belakang calon santri, Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) menunjuk tim pewawancara yang sudah terlatih.

Wawancara menggunakan teknik BEI (Behaviour Event Interview) model

STAR. Tentu ada beberapa penyesuaian cara mengajukan pertanyaan sesuai

dengan tingkat usia balon santri. Dalam proses wawancara ini, sumber

informasi diperoleh dari orang tua dan anak yang kemudian dibandingkan

keduanya (Zadani, 15 April 2019).

Setelah proses seleksi dilakukan, selanjutnya proses MOS (Masa

Orientasi Siswa). MOS pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dikenal dengan istilah Milad. MILAD (Masa Integrasi dan Pengenalan

Lingkungan Ma’had/pesantren) merupakan masa orientasi bagi santri baru

di Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Istilah milad sendiri berasal

Page 105: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

91

dari bahasa Arab yang artinya waktu kelahiran. Maksudnya adalah calon-

calon ilmuwan yang ulama dan ulama yang ilmuwan telah lahir di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS). Dalam kegiatan MILAD santri baru

tidak hanya mendapatkan simulasi kehidupan sehari-hari di pesantren, tetapi

mereka sebagai warga baru di masyarakat juga dikenalkan dengan

lingkungan sekitar pesantren. Berinteraksi langsung dengan ketua RT dan

Rw dan masyarakat pada umumnya. Santri baru juga mendapat tugas untuk

membantu masyarakat sekitar. Melalui cara ini santri akan belajar

berinteraksi dengan orang baru. Mereka mengenal masyarakat di lingkungan

sekitar. MILAD ini juga menitikberatkan bahwa santri harus memiliki

manfaat bagi orang lain (Zadani, 15 April 2019).

b. Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan proses utama dari lembaga

pendidikan. setiap sekolah menawarkan program-program unggulan untuk

menarik minat masyarakat. Proses pembelajaran di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) terbagi menjadi tiga bagian yaitu: kegiatan akademik

di sekolah, kegiatan keasramaan di asrama, dan kegiatan tahfidz al-Qur’an.

Kegiatan akademik di sekolah memiliki pola pembelajaran yang tidak

berbeda dengan lembaga atau sekolah pada umumnya yakni dengan

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar setiap hari senin sampai

dengan hari sabtu. Kegiatan keasramaan merupakan kegiatan pembelajaran

berbasis pesantren, yakni peserta didik wajib tinggal di asrama dengan

mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran wajib diniyah. Sedangkan

kegiatan tahfidz al-Qur’an merupakan kegiatan wajib menghafal al-Qur’an

yang diawali dengan proses tahsin al-Qur’an.

Tidak sebatas kemampuan akademik semata, Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) begitu memperhatikan akan karakter peserta

didiknya, sehingga terwujudlah beberapa program yaitu Zero masbuk dan

penanaman 10 karakter pribadi muslim. Dua program khas inilah menjadi

salah satu produk unggulan pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

ini. Program 10 karakter kepribadian muslim yang ditekankan kepada siswa,

terlebih dahulu diterapkan ke seluruh SDM yang ada pendidik dan tenaga

kependidikan yang ada di Kafila Internasional Islamic School (KIIS),

bagaimanapun, guru dan tenaga kependidikan merupakan model pertama

yang mampu menularkan karakter kepribadian muslim tersebut bagi siswa.

Program ini tidak akan sukses, jika guru dan tenaga kependidikan belum

mampu menerapkan 10 karakter kepribadian muslim tersebut dalam aktifitas

sehari-harinya di lingkungan Kafila Internasional Islamic School (KIIS).

Kondisi guru yang tidak mampu menjadi model dalam penerapan

karakter kepribadian muslim akan melahirkan sebuah istilah “kabura

maqtan” di lingkungan lembaga pendidikan. Artinya guru hanya bisa

mengucapkan tetapi tidak bisa melakukan. Adapun bentuk implementasinya,

pertama guru-guru wajib mengikuti kegiatan kajian setiap hari sabtu pagi, isi

dari kajian tersebut adalah tentang tazkiatun nufus dan wawasan keislaman,

Page 106: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

92

salah satunya yaitu tentang 10 karakter itu. Kedua guru dituntut untuk

mengintegrasikan 10 karakter tersebut ke dalam proses pembelajaran,

caranya dengan memasukkan KI dan KD ke dalam RPP. Setelah terlaksana

para guru mampu merealisasikan program ini, selanjutnya kami melakukan

sosialisai ke seluruh siswa (Zadani, 15 April 2019).

c. Evaluasi

Evaluasi menjadi salah satu komponen penting dalam pelaksanaan

suatu kegiatan, tidak terkecuali dunia pendidikan. evaluasi menjadi sarana

untuk mengukur keberhasilan kegiatan pendidikan di sebuah lembaga atau

sekolah. pada umumnya evaluasi dapat digunakan dalam semua aspek

kegiatan pendidikan misalnya sistem pembelajaran, sistem layanan, Sumber

Daya Manusia, hingga hasil belajar siswa atau peserta didik. Dalam dunia

pendidikan terdapat dua jenis pendekatan yang populer digunakan dalam

mengevaluasi hasil belajar siswa. Dua pendekatan itu meliputi pendekatan

menggunakan tes standar dan pendekatan menggunakan penilaian

berlangsung selama satuan waktu belajar yang diikuti siswa (Zadani,

2018:h.246).

Evaluasi pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dilakukan

terhadap peserta didik dengan mengacu pada standar kelulusan (SKL)

siswanya, yang hasilnya digunakan untuk mengevaluasi atau menilai guru

dan sekolah. Standar kelulusan pada Kafila Internasional Islamic School

meliputi tiga tahapan yaitu tahapan kenaikan kelas, tahapan penjurusan dan

tahapan kelulusan. Berikut SKL pada Kafila Internasional Islamic School

Jakarta.

a) Kenaikan Kelas Kenaikan kelas X, XI dilaksanakan setiap akhir tahun dalam rapat guru.

Adapun kriteria kelulusan setiap mata pelajaran adalah:

1) Peserta didik dinyatakan lulus pada mata pelajaran utama dalam

program studi, apabila telah mencapai KKM. Peserta didik program

jurusan IPA tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata

pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.

2) Memiliki kriteria minimal baik (B) pada nilai akhlak dan kepribadian

peserta didik.

3) Memenuhi prosentase kehadiran peserta didik, yaitu ≥ 80 % dari

seluruh hari efektif pada tiap semester.

4) Jumlah poin pelanggaran dalam buku Panduan Peserta Didik tidak lebih

dari 100 (≤100) baik di Asrama, Sekolah maupun Tahidzul Qur’an

(Menghafal Al-Qur’an)

5) Mencapai target Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al-Qur’an) tiap semester

5 Juz.

b) Tahapan Penjurusan

Penjurusan dilakukan sejak semester pertama kelas X. Melalui

analisa kemampuan akademik, bakat, dan minat peserta didik serta

rapat dewan pertimbangan jurusan, maka peserta didik akan

Page 107: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

93

diarahkan untuk mengambil program jurusan yang paling sesuai.

Pada tahun ini ada dua program jurusan di Kafila Internasional

Islamic School Jakarta (KIIS), yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dan Jurusan Agama.

Kriteria penjurusan yang ditetapkan oleh Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) Jakarta adalah sebagai berikut:

1) Penentuan penjurusan dilakukan pada awal semester satu kelas

X.

2) Pelaksanaan penjurusan program studi IPA dan Agama pada

awal semester satu kelas X.

3) Pertimbangan penjurusan dilakukan berdasarkan pilihan (minat),

kemampuan akademik, dan hasil tes yang dilakukan oleh guru

Bimbingan konseling.

4) Persyaratan memilih program studi IPA: Pertama Memiliki nilai

rata-rata mata pelajaran IPA ≥ 75, Kedua Memiliki nilai setiap mata

pelajaran IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) sama

dengan atau lebih tinggi dari 70 (≥70).

5) Persyaratan memilih program studi Agama : Pertama Memiliki

nilai rata-rata mata pelajaran Agama ≥ 75, Kedua,Memiliki nilai

setiap mata pelajaran IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan

Biologi) minimal 70 (≥70).

6) Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas mencakup semua mata

pelajaran yang menjadi ciri khas program tersebut, maka perlu

diperhatikan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor mata

pelajaran yang menjadi ciri khas program. Apabila ada nilai yang

unggul dari mata pelajaran yang menjadi ciri khas program

tertentu daripada program lainya, maka peserta didik dapat

dianjurkan memilih program tersebut, yang tentunya sesuai

dengan minatnya

7) Peserta didik diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila

peserta didik tidak cocok pada program semula atau tidak sesuai

dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya. Madrasah

memfasilitasi agar peserta didik dapat mencapai Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dimiliki di kelas

baru.

c) Tahapan Kelulusan Penentuan kelulusan untuk kelas XII disesuaikan dengan ketentuan

dalam PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari

satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. Hal ini berarti

peserta didik telah mengikuti program pembelajaran seluruh mata

pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang digunakan, yaitu

Kurikulum Ma Kafila Jakarta. Pemenuhan persyaratan ini dilihat

Page 108: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

94

pada kelengkapan nilai pada laporan hasil belajar yang tercantum

pada rapor yang dimiliki peserta didik mulai semester satu sampai

semester enam dan 100% dari nilai-nilai tadi mencapai KKM atau

berarti tuntas. Penilaian ini dilakukan oleh tenaga pendidik di Ma

Kafila Jakarta. Ketentuan ini menjadi prasyarat untuk mengikuti

Ujian Madrasah dan Ujian Nasional.

2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran: (a) agama, dan

akhlak mulia, (b) kewarganegaraan dan kepribadian, (c) estetika,

dan (d) jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian akhir untuk

masing-masing kelompok mata pelajaran dilakuakan oleh satuan

pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik

oleh pendidik.

3) Lulus Ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan.

4) Lulus Ujian Nasional.

(1) Peserta didik dinyatakan lulus US/M SMA/MA apabila peserta didik

telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan perolehan nilai S/M.

(2) Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada nomor 1) diperoleh dari

gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 3,4,

dan 5 untuk SMA/MA dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M

dan 40 % untuk nilai rata-rata rapor.

(3) Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan NA.

(4) NA sebagaimana dimaksudkan pada butir nomor 3) diperoleh dari

gabungan nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan

dengan Nilai UN, dengan pembobotan 60% untuk nilai S/M dari

mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 40% untuk Nilai UN.

(5) Skala yang digunakan untuk nilai S/M, nilai rapor dan nilai akhir

adalah nol sampai sepuluh (0 – 10).

(6) Pembulatan nilai gabungan nilai S/M dan nilai rapor dinyatakan

dalam bentuk dua decimal, apabila decimal ketiga ≥ 5 maka

dibulatkan ke atas.

(7) Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu decimal,

apabila decimal kedua ≥ 5 maka dibulatkan keatas.

(8) Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua

NA sebagaimana dimaksud pada butir 4) mencapai nilai paling

rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling

rendah 4,0 (empat koma nol).

(9) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh

setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan dewan pendidikan

berdasarkan kriteria kelulusan.

Page 109: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

95

Selain siswa, guru juga akan mendapatkan rapor di akhir semester.

Rapor bagi guru meliputi penilaian pada adpek afektif/akhlaq, lesson plan,

kratifitas, dan hasil nilai santri. Hasil penilaian terhadap peserta didik dan

guru menjadi salah satu kompinen dalam melaksanakan Evaluasi Diri

Sekolah (EDS).

Kegiatan evaluasi peserta didik pada Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) pada dasarnya tidak berbeda dengan lembaga pendidikan

lainnya, yakni ujian semester dan ujian nasional, namun yang berbeda

dengan lembaga pendidikan lainnya adalah budaya yang terbangun

sedemikian rupa sehingga ketika mempersiapkan kegiatan evaluasi terdapat

kebiasaan yang cukup unik, diantaranya 1) sepuluh hari menjelang ujian,

aktivitas ekstrakulikuler diliburkan, 2) lampu-lampu di halaman sekolah

dinyalakan sepanjang malam, 3) peserta didik bertebaran di sudut-sudut

ruangan serta di area sekolah dengan memegang serta mempelajari buku

dengan kesungguhan, 4) guru wajib standby sepanjang jam belajar malam,

5) wali murid tidak diperkenankan menjenguk peserta didik selama masa

ujian berlangsung. Kondisi yang berbeda inilah menjadikan sistem evaluasi

pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS) lebih unik dari pada sistem

evaluasi di lembaga lain, sehingga budaya evaluasi sekolah seringkali

disebut sebagai pesta ilmu dan pelajaran (Zadani, 2018:249).

Evaluasi terhadap peserta didik dilakukan dalam bentuk ujian tertulis,

lisan, dan praktik dan dilaksanakan selama tiga minggu. Jenis ujian yang

diberikan kepada peserta didik adalah; 1) ujian tertulis selama satu pekan, 2)

ujian praktik selama satu pekan yang terdiri dari eksperimen sains, praktik

Bahasa Indonesia dan Bahasa internasional, praktik pelajaran diniyah serta

praktik keasramaan atau kepesantrenan, dan 3) ujian al-Qur’an selama satu

pekan.

Produk yang ditawarkan oleh Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) kepada pelanggan merupakan produk yang secara global dapat

direalisasikan dalam visi sekolah tersebut yakni terwujudnya madrasah yang

berkarakter Islam, maju dan unggul. Kualitas output yang rahmatan lil

alamiin. Hal tersebut tentunya sesuai dangan landasan yang dimiliki sekolah

tersebut yakni berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Kalimat rahmatan

lil’alamin dapat dijabarkan dengan sangat luas kedalam kegiatan

pembelajaran di antaranya dengan pembelajaran terintegrasi, kegiatan intra

sekolah seperti Business Day, perkusi, memanah, outbound, dan kegiatan

yang lain-lain. Program yang ditawarkan yakni program sekolah reguler

berbasis asrama. Program pendidikan berbasis asrama dimaksudkan agar

peserta didik dapat belajar lebih focus tidak banyak pengaruh-pengaruh

negative dari luar sekolah. Program pendidikan di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) memiliki kurikulum khusus dan memiliki fasilitator

pendamping, selain wali kelas itu sendiri, juga terdapat beberapa wali

asrama dan juga musyrif tahfidz Qur’an.

Keberhasilan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam

menyuguhkan produk yang unggul dan berkualitas tidak hanya dilakukan

Page 110: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

96

untuk melahirkan lulusan dari peserta didik semata, tetapi produk yang

berkualitas juga dilakukan terhadap guru dan tenaga kependidikan yang

mengabdikan dirinya pada lembaga Kafila Internasional Islamic School

(KIIS). Hal ini dilakukan tentu berangkat dari kesadaran lembaga

pendidikan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) bahwa kualitas

lulusan dari sebuah lembaga pendidikan akan terwujud jika pendidik dan

tenaga kependidikannya juga berkualitas.

Wujud pelaksanaan kegiatan dalam menghasilakan produk unggulan di

kalangan peserta didik. Menurut Hartono (9 April 2017) bahwa produk

unggulan Kafila Internasional Islamic School yang telah terlihat nyata di

kalangan peserta didik terklasifikasi menjadi tiga macam keunggulan yaitu

unggul pada program akademik, unggul pada program boarding (asrama),

dan unggul pada program tahfidz. Pertama, produk unggulan yang

dihasilkan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam aspek akademik

adalah capaian hasil belajar peserta didik yang menunjukkan pada tataran

nilai yang sangat membanggakan. Selain hasil belajar, metode pengajaran

yang dilakukan pendidik (guru) dianggap menyenangkan serta mampu

memberikan dampak pembelajaran yang lebih baik. Hal ini dapat terlihat

pada beberapa capaian berikut ini:

a) Standard Kompetensi Lulusan Tercapai Sesuai Target, melalui hasil nilai

UN baik pada jenjang Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah

mendapat predkat tertinggi se Provinsi DKI Jakarta hingga 5 tahun

berturut-turut.

b) Lulusan pada jenjang Madrasah Aliyah yang diterima di PTN Terkemuka

di Indonesai mencapai 94% pertahun nya, merupakan angka yang sangat

fantastis dalam setiap satuan pendidikan. Adapun selebihnya yang tidak

memasuki ke PTN di Indonesia karena mereka sebagian melanjutkan ke

perguruan tinggi luar Negeri khususnya di Timur Tengah seperti Kairo,

Madinah, Turki dll.

c) Metode pengajaran dengan menggunakan pendekatan penguatan akidah

islamiyah, sehingga siswa dapat mengikuti segala kegiatan belajar

mengajar dengan penuh kesadaran, tanpa ada unsur paksaan dari pihak

manapun.

d) Tidak sebatas pada pengetahuan keislaman saja, siswa di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) merupakan produk unggulan yang

memiliki tiga kompetensi keahlian, yaitu Ahli dalam bidang Sains dan

Matematik, menguasai Bahasa Asing sebagai bekal mereka untuk mampu

melihat dunia Internasional, serta mampu menghafal al-Qur’an 20-30 Juz.

Kedua, produk unggulan yang dihasilkan dari program boarding

(asrama) yang dilaksanakan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) adalah

kepribadian dan karakter muslim yang tertanam dengan baik di kalangan

peserta didik Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Hal ini dapat terlihat

pada beberapa pemaparan berikut ini:

Page 111: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

97

a) Tingkat pelanggaran siswa terhadap aturan begitu kecil, artinya siswa

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) mampu mengikuti aturan dan

tata tertib dengan penuh kesadaran.

b) Penanaman amalan sunnah yang sangat ditekankan oleh setiap siswa nya

seperti puasa senin dan kamis, shalat tahajjud dan dhuha. Hal tersebut

berjalan dengan baik, perihal tersebut sangat dapat dirasakan oleh setiap

orang tua siswa yang sudah tidak perlu lagi mengingatkan putra nya ketika

di rumah untuk menjalankan amalan-amalan sunnah, hal itu penulis dapati

ketika wawancara kepada beberapa wali murid,dan temuan tersebut

penulis dapatkan melalui observasi selama penulis tinggal beberapa hari di

lokasi penelitian, dan wawancara kepada beberapa siswa, bahwa siswa di

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) menjalankan amalan sunnah

begitu tinggi dan penuh kesadaran diri, bahkan mereka merasa rugi jika hal

tersebut terlewatkan karena ada udhur syar’i.

c) Para alumni Kafila Internasional Islamic School (KIIS) telah mampu

mendakwahkan “true muslim personal character” yaitu, Salimul Akidah,

shahihul Ibadah, matinul khuluq, qowiyyul jismi, mutsaqqaful fikri,

mujahadatul linafsi, harisun ala waqtihi, munazhamun fii Syuunihi,

qadirun Alal Kasbi, dan nafi’un lighairi. Penanaman karakter pribadi

muslim dilakukan melalui sistem Halaqoh Tarbiyah (HQ) peserta didik

sebanyak dua (2) kali dalam sepekan. Halaqoh Tarbiyah memiliki konsep

kelompok belajar dengan jumlah 10-12 siswa setiap kelompoknya dengan

pembimbing guru-guru yang memiliki baground pendidikan agama Islam

atau syariah.

d) Memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan ibadah baik yang

bersifat wajib maupun Sunnah.

e) Mengamalkan akhlaq terpuji dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkata

santun, bersikap sopan terhadap siapa saja yang ditemuinya.

f) Memiliki jiwa kedisiplinan yang tinggi yang nampak pada kemampuan

mengikuti kegiatan secara tepat waktu.

g) Mampu membiasakan hidup yang sehat dengan menerapkan nilai

keindahan, kebersihan, dan kerapihan (K3) di lingkungan tempat

tinggalnya.

h) Memiliki naluri self development (pengembangan diri) yang tinggi

sehingga mampu menumbuhkembangkan keahlian personal yang menjadi

ciri khas pribadi.

Ketiga, pada aspek tahfidzul qur’an, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) mengupayakan terwujudnya siswa atau peserta didik yang mampu

memiliki pemahaman yang baik terhadap al-Qur’an dengan menghasilkan peserta

didik sebagai berikut:

a) Memiliki hafalan qur’an 10-30 Juz.

b) Memiliki pemahaman yang baik terhadap tafsir al-Qur’an.

c) Mampu menjadi imam shalat berjamaah baik di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) maupun di masyarakat, dan;

d) Menjadi guru TPQ di lingkungan tempat tinggalnya.

Page 112: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

98

Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ternama, Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam

menghasilkan produk pendidikannya. Produk pendidikan yang dihasilkan bukan

saja dari aspek peserta didik atau lulusan lembaganya semata, namun tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan yang mengabdi di Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) juga mendapatkan suntikan peningkatan kompetensi yang sesuai

standar Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Artinya program

menghasilkan produk yang unggul juga dilakukan terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan yang bekerja atau mengabdikan dirinya di lembaga tersebut dengan

semakin meningkatnya kompetensi yang dimilikinya, seperti dalam aspek

pendalaman Bahasa, pelaksanaan ibadah, penguatan aqidah, dan peningkatan 4

kompetensi yang wajib dimiliki guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

di sekolah.

C. Diferensiasi Personil SDM (PTK)

Faktor penentu keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah

personil/Sumber Daya Manusia (SDM). SDM pada lembaga pendidikan yaitu

Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Kafilla Internasional Islamic School (KIIS)

dalam mewujudkan SDM yang berkualitas memiliki cara yang berbeda dalam

menyediakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan

kebutuhan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Penyediaan pendidik yang

berkualitas dilakukan melalui beberapa tahap yang harus dilalui setiap pendidik

dan tenaga kependidikan mulai pada saat perekrutan.

Saat ini SDM yang dimiliki Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

sudah sesuai dengan kebutuhan dengan prosentase 80% PTK sudah sesuai (linier)

dengan kualifikasi akademiknya berdasarkan aturan negara. Sedangkan yang

20% sifatnya masih satu rumpun seperti guru yang memiliki baground akademik

syariah namun mengajar mata pelajaran PAI, atau guru sains murni mengajar

mata pelajaran matematika ataupun IPA.

a. Persyaratan PTK

Perekrutan PTK atau SDM pada Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Internasional Islamic School (KIIS) melalui tahapan-tahapan yang

sedikit lebih unik dan berbeda dibandingkan lembaga pendidikan lainnya.

Diantara persyaratan yang harus dipenuhi calon PTK adalah mengutamakan

guru yang berjenis kelamin Laki-laki, dengan harapan dapat bekerja secara

totalitas. Berbeda hal nya dengan naluri seorang wanita karena ia punya

tuntutan lebih di dalam keluarganya, seperti mengandung, melahirkan anak

dan mengasuhnya, hal tersebut dianggap oleh pengelola Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) dapat mengganggu kinerja seorang guru. Adapun

persyaratan yang lebih spesifik terkelompokkan sesuai dengan posisi

pekerjaan yang akan dilamarnya.

Page 113: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

99

Perekrutan SDM pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dilakukan sesuai dengan kebutuhan SDM yang secara global terbagi pada tiga

jenis bidang keahlian, yakni:

a) Pembimbing atau guru Tahfidz. Pada bidang ini, kualifikasi yang

dibutuhkan adalah mereka yang memiliki hafalan al-Qur’an sebanyak 30

juz, memiliki kemampuan mengajarkan al-Qur’an baik pada level tahsin

maupun tahfidz, memiliki sanad hafalan al-Qur’an sebagai bukti telah

mengikuti tashhih atau standarisasi hafalan qur’an, dan memiliki

sertifikat penghafal al-Qur’an 30 Juz.

b) Pengelola atau guru asrama (Boarding). Pada bidang ini, kualifikasi yang

dibutuhkan adalah mereka yang memiliki kemampuan mengelola asrama,

memiliki kemampuan memahami dan memberikan bimbingan

keasramaan terhadap peserta didik (santri) dan mampu mengawal

terwujudnya program penanaman 10 karakter pribadi muslim

sebagaimana yang telah ditetapkan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS).

c) Pendidik pada aspek pendidikan formal (akademik). Pada bidang ini,

kualifikasi yang dibutuhkan adalah memiliki kompetensi yang sesuai

dengan mata pelajaran atau bidang akademik lain yang akan dijalani dan

berijazah S1 (strata satu).

b. Proses Perekrutan

Perekrutan tenaga Pendidik dan Kependidikan pada Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) dilakukan dengan cara yang tidak sederhana, yaitu

dengan menggali lebih dari empat kompetensi, (pedagogik, social,

kepribadian, professional) tetapi lebih mengutamakan pada kompetensi

kesadaran diri. Kompetensi kesadaran merupakan upaya seorang Guru di

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) untuk memberikan hal lebih di luar

tugas pokoknya tanpa ada kompensasi yang diberikannya. Artinya mereka

siap bekerja lebih dari jam kerja dengan tanpa meminta imbalan.

Dalam proses perekrutan pendidik dan tenaga kependidikan, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah

atau unit pendidikan lainnya. Hamdi (22 April 2019) memaparkan bahwa

kebutuhan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam melaksankan

kegiatan pendidikan tercakup pada tiga jenis kegiatan yakni akademik

(KBM), bording (asrama), dan tahfidz.

a. Akademik, pada aspek akademik, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) memiliki standar kompetensi yang harus dimiliki pendidik dan

tenaga kependidikan pada empat aspek kompetensi yakni pedagogik,

social, kepribadian, dan professional. Dalam melakukan perekrutan

pendidik dan tenaga kependidikan di sesuaikan dengan kualifikasi

akademik yang dibutuhkan.

b. Boarding (asrama), semua peserta didik yang di terima di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) wajib tinggal di asrama yang telah

disediakan. Dengan demikian perekrutan pendidik dan tenaga

Page 114: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

100

kependidikan juga memperhatikan aspek kemampuan mengelola asrama

yang memahami polaatau sistem kegiatan di asrama serta mampu

memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang tinggal di asrama

dengan mengacu pada nilai-nilai kemandirian dan 10 karakter kepribadian

muslim yang telah ditetapkan Kafila Internasional Islamic School (KIIS).

c. Tahfidz merupakan salah satu kegiatan menghafal al-Qur’an yang telah

ditetapkan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) sebagai salah satu

kegiatan prioritas. Untuk memenuhi pencapaian program tahfidz, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) melakukan perekrutan pendidik dan

tenaga kependidikan yang telah hafal 30 Juz dan telah bersertifikat hafidz

30Juz dengan memiliki sanad atau riwayat tahfidznya sebagai bentuk

tashih.

Pada proses rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) menerapkan empat tahap seleksi, yakni

administrasi, tes kompetensi, micro teaching, dan interview serta psikotes

(Hamdi, 22 April 2019). Pertama, seleksi administrasi. Pada tahap ini, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) menyeleksi calon PTK berdasarkan

berkas-berkas lamaran kerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

persyaratan perekrutan PTK atau pegawai. Calon PTK yang telah dianggap

memenuhi persyaratan akan dinyatakan lolos dan berhak mengikuti tahapan

seleksi berikutnya. Kedua, tes kompetensi. Setelah calon PTK dinyatakan

lulus pada tahap seleksi administrasi, calon PTK wajib mengikuti seleksi

kompetensi dengan melakukan tes kompetensi, misalnya pelamar

pembimbing tahfidz harus mengikuti beberapa tes tahfidz yang telah dibuat

dengan standar Kafila Internasional Islamic School (KIIS).

Ketiga, tahapan berikutnya dalam sistem rekrutmen pendidik dan tenaga

kependidikan adalah micro teaching dimana calon PTK melakukan praktek

mengajar atau membina peserta didik baik pada tahfidz, pembina asrama

maupun akademik atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Keempat, pada

tahap akhir calon PTK yang telah dinyatakan lulus pada micro teaching wajib

mnegikuti tes wawancara dan psikotes. Setelah melalui beberapa tahapan

seleksi, pengelola Kafila Internasional Islamic School (KIIS) melakukan

proses kontrak kerja dengan memanggil calon PTK yang telah dinyatakan

lulus pada tahapan tes interview dan psikotes. Tahapan proses rekrutmen PTK

pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS) tersebut pada dasarnya tidak

berbeda dengan beberapa sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya,

namun rekrutmen SDM atau PTK lebih mengedepankan kompetensi

keislaman.

Page 115: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

101

Gambar 3.1. Tahapan Seleksi Rekrutmen PTK

Sumber: Hamdi (22 April 2019)

PTK yang telah menandatangani kontrak dengan Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) tidak serta merta menjadikan mereka sebagai pegawai

atau karyawan tetap di Kafila Internasional Islamic School (KIIS), namun

pada beberapa bulan setelah penandatanganan kontrak mereka masih

mendapatkan pengwasan dari pengelola Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) untuk nantinya benar-benar menjadi bagian yang tetap dari lembaga

ini. Pengawasan tesebut dikenal dengan istilah masa penilaian. Pertama,

memasuki 3 bulan pertama, status PTK masih berada pada tahap

pendampingan atau training. PTK baru yang berada pada tahap pendampingan

memiliki tutor guru senior dalam melaksankan tugas pengabdiannya sekaligus

melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah terutama

dalam aspek komunikasi berbahasa asing, tahsin dan tahfidz qur’an maupun

kegiatan pedagogik.

Kedua, masa kontrak. PTK baru yang telah melewati masa

pendampingan dengan penyesuaian diri yang cukup baik selama 3 bulan,

maka secara tidak langsung masuk kepada masa kontrak. Mulai masa ini,

PTK baru dapat mengikuti beberapa kegiatan peningkatan lain yang telah

dilaksanakan secara rutin, bagi semua PTK yang mengabdi di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS), proses ini terus dilakukan hingga PTK

tersebut dinyatakan menjadi pegawai atau karyawan tetap Kafila Internasional

Islamic School (KIIS). Ketiga, masa tetap. Setelah dinyatakan mampu

menjadi partner yang baik bagi keberlangsungan pendidikan di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS), PTK yang telah melalui masa

pendampingan dan masa kontrak akan diangkat menjadi pegawai atau

karyawan tetap di Kafila Internasional Islamic School (KIIS).

Gambar 3.2. Tahapan Rekrutmen PTK

Di Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Administrasi

Kompetensi

Micro Teaching

Interview dan Psikotes

Komitmen

Kompetensi

Training & Performance

Masa Percobaan

4

1 2

3

Page 116: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

102

c. Kompensasi PTK

Perihal pemberian kompensasi kerja, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) tidak memiliki standar khusus, tetapi dilihat dari income yang ada,

yaitu dengan cara memberikan tawaran kepada calon PTK yang telah lulus

seleksi untuk menentukan sendiri nominal penghasilan sesuai dengan

keinginan nya, yang tentu nantinya akan dikaji dan disesuaikan dengan

kesanggupannya dalam melaksankaan tugas dan tanggung jawabnya di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS). Tawaran kompensasi terkait besaran

penghasilan ini menunjukkan bahwa Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) memiliki sistem yang berbeda dalam menentukan pemberian

penghasilan kepada PTK yang mengabdi dan bekerja di lembaga tersebut.

Tingkat kenyamanan dan kepuasan kerja Pendidik dan Tenaga

Kependidikan begitu tinggi, hal ini dapat penulis buktikan melalui data yang

diperoleh selama 6 tahun berturut-turut, yaitu dengan mengamati tabel PTK

yang tidak banyak berganti nama-nama dari tahun-ke tahun. Artinya masa

kerja mereka telah lama tetapi tidak tergiur dengan tawaran diluar yang begitu

besar kompensasinya. Hal ini terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Daftar Nama Tenaga Pendidik MA Kafila Jakarta

No. Nama Pelajaran Pendidikan

Terakhir

Status

Kepegawaian

Masa

Kerja

(TH)

1. Ir. Abdurrahman

Assudany

Bahasa

Arab

S 1 Tetap

2. Achmad Al Wasiem,

S.Pd.

Ushul Fiqh S 1 Tetap

3. Ade Wiranata, Lc Aqidah S 1 Tetap

4. Ahmad Nurul Furqan,

S.Pd

Bahasa

Inggris

S 1 Tetap

5. Ahmad Baedowi, S.Pd Biologi S 1 Percobaan

6. Aidil Adha, Lc Qur’an

Hadist

S 1 Tetap

7. Aris Sanwani, S.Si Kimia S 1 Tetap

8. Ayi Sutiono, S.Pd Biologi S 1 Tetap

9. Dede Ruspandi PKN S 1 Tetap

10. Dzannun Rosyid

Khosyi'in, Lc

Tafsir S 1 Percobaan

11. Faizal Akbar Zain, Lc Akhlaq/

Adab

S 1 Tetap

12. Irham Syahbana, Bs.

Eco

Nahwu S 1 Percobaan

13. Muhammad Musta’in,

S.E

Bahasa

Indonesia

S 1 Tetap

14. Nur Hamdi, S.Pd BK S 1 Tetap

15. Okri Nofrizal, Lc Fiqih S 1 Tetap

Page 117: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

103

16. Reza Aditya, Lc Faraidl S 1 Tetap

17. Rudi Dwi Pramono,

S.Pd

Matematika S 1 Tetap

18. Ruli Widiyanto, S.Pd. I Siroh/SKI S 1 Tetap

19. Saefulloh Mahyudin,

S.Pd

Siroh/SKI S 1 Tetap

20. Salman Farishi, M.Si Fisika S 2 Tetap

21. Syaefullah El- Hanif,

Lc

Tashrif/

Shorof

S 1 Tetap

22. Taufiqurrahman, Lc TIK S 1 Tetap

23. Yazid Abdul Alim, Lc. Aqidah S 1 Tetap

d. Pengorganisasian PTK

Dalam hal penempatan posisi kerja, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) memiliki cara yang berbeda dari sekolah-sekolah pada umum nya,

dalam hal pengangkatan seorang pimpinan satuan pendidikan, tingkat

tingginya umur bukan merupakan acuan utama, tetapi lebih mengutamakan

pada tingginya kualifikasi pendidikan dan kinerja harian dan pengalaman di

dalam bidannya. Cara ini dianggap lebih efektif oleh pihak pengelolaan Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) pada bagian manajemen SDM. Perihal

tersebut sudah dibuktikan sejak berdirinya Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) hingga sekarang, dan tanpa ada konflik antar rekan kerja.

Sebuah tuntutan lebih dari Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

terhadap pemangku jabatan-jabatan tertentu seperti Kepala Sekolah, direktur

dan guru pamong, mereka diwajibkan tinggal selama 24 jam penuh di dalam

nya. Cara ini merupakan hal yang sangat ekstrim namun mereka melakukan

dengan penuh suka hati, enjoy dan tenggung jawab. Berbeda halnya dengan

lembaga lain yang hanya mewajibkan pimpinan bekerja selama 8 jam perhari.

(tata tertib SDM).

e. Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi PTK

Peningkatan kompetensi PTK menjadi sebuah tuntutan masa, semakin

lama masa pengabdian semakin diperlukan upaya penyegaran kompetensi

PTK, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

bergerak dan mengalami perubahan. Kondisi ini juga menuntut Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) untuk melakukan pembinaan serta

peningkatan kompetensi terhadap PTK atau SDM yang dimilikinya. Upaya

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam melakukan pembinaan dan

peningkatan kompetensi PTK atau SDM di lingkungannya adalah dengan

melaksanakan program Pengembangan Kompetensi SDM (PKS) yang jika di

umumnya sekolah dikenal dengan istilah Pengembangan Kompetensi

Berkelanjutan (PKB).

Page 118: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

104

Pada program Pengembangan Kompetensi SDM (PKS) secara umum

terklasifikasi menjadi empat jenis program kegiatan yaitu identifikasi

kebutuhan SDM, pengembangan kompetensi pedagogik, peningkatan empat

standar kompetensi guru, dan pembelajaran bahasa asing.

a) Identifikasi kebutuhan SDM.

Program ini dilakukan Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

untuk mengetahui dan memetakan jumlah SDM atau PTK yang belum

memenuhi standar Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Misalnya,

guru atau PTK yang memiliki kualifikasi mata pelajaran umum biasanya

belum memiliki wawasan keislaman yang cukup, maka Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) akan mewajibkan mereka mengikuti

beberapa kegiatan peningkatan wawasan keislaman baik berupa

pemahaman tentang Islam, perbaikan pola ibadah, peningkatan

kemampuan membaca dan menghafal al-qur’an hingga peningkatan

kemampuan berbahasa asing (arab dan inggris). Kewajiban ini berlaku

untuk semua PTK di lingkungan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS).

Setelah SDM PTK teridentifikasi dengan baik, maka Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) melakukan beberapa kegiatan

pembinaan yang sesuai dengan kemampuan yang menjadi kebutuhan

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam melaksanakan tugas

pengabdiannya. Kegiatan yang diberikan adalah pembelajaran wawasan

keislaman, Bahasa asing, tahsin dan tahfudzul Qur’an. Kegiatan ini

dilakukan melalui pembelajaran bersama guru senior (tutor sebaya).

Lebih daripada itu, tuntutan yang bersifat kompetensi keahlian

dalam bidang tahfidzul qur’an merupakan hal yang sangat diutamakan,

bagaimana tidak para siswa dituntut untuk mampu menghafal al-Qur’an

sebanyak minimal 20 Juz, sudah barang tentu untuk dewan guru yang

adapun berarti dituntuk untuk menghafal Al-Quran sepenuhnya yaitu 30

Juz (data tentang kompetensi PTK).

b) Pengembangan kompetensi pedagogik.

Program pengembangan kompetensi pedagogik dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidik (guru) dalam melaksanakan tugas

kegiatan belajar mengajar di kelas. Program ini didasari sebuah

kesadaran dari pengelola Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru atau pendidik harus

memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan pembelajaran

kepada peserta didik di kelas, baik dari penguasaan materi, metode

mengajar, memahami karakteristik peserta didik serta cara

memperlakukan peserta didik.

Kegiatan pengembangan kemampuan pedagogik dilaksanakan

dengan sebuah harapan yakni guru atau pendidik akan mampu

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang nyaman dan

menyenangkan bagi peserta didik, sehingga tujuan pelaksanaan KBM

Page 119: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

105

yang telah dirumuskan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) akan

tercapai seoptimal mungkin.

a) Melaksankan lesson plan dilaksankan setiap tanggal 20 untuk

membuat rencana pembelajaran satu bulan berikutnya.

b) Merumuskan KI dan KD yang berintegrasi dengan 10 karakter

pribadi muslim.

c) Peningkatan empat kompetensi guru.

Kegiatan peningkatan kompetensi guru dilakukan untuk memenuhi

standar pendidik sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional yang mengamanahkan

guru harus memnuhi empat standar kompetensi yang meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan

kompetensi professional.

Pada peningkatan kompetensi pedagogik tentu telah dilakukan pada

program pengembangan kompetensi pedagogic. Sedangkan peningkatan

kompetensi kepribadian dan sosial, Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) melaksanakan program kegiatan pembangunan karakter pribadi

muslim yang disebut dengan program Tazkiyatun Nafs (pembersihan

hati). Dalam pelaksanaan Tazkiyatun Nafs, Kafila Internasional Islamic

School (KIISmemiliki 10 (sepuluh) karakter pribadi muslim yang harus

ditanamkan pada semua warga di lingkungan pendidikannya, baik

pengelola di tingkat yayasan, sekolah, guru, tenaga kependidikan, staf,

hingga kepada siswa. Penulis memaparkan sepuluh (10) karakter pribadi

muslim pada pembahasan karakteristik PTK.

Pembinaan dan peningkatan kompetensi guru dilakukan juga

melalui program halaqoh tarbawiyah (kajian keislaman). Kegiatan ini

menjadi sarana bagi para guru untuk meningkatkan pemahaman dan

wawasan mereka tentang nilai-nilai keislaman yang secara tidak

langsung berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi kepribadiannya

sebagai seorang pendidik. Baiknya kepribadian seorang pendidik juga

akan berpengaruh terhadap pola interaksi sosial dengan sesame guru,

siswa dan masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya. Halaqoh

tarbawiyah dikemas dalam bentuk pengajian seperti majlis taklim pada

umumnya yang dilaksanakan di kalangan guru dengan beberapa kali

pertemuan setiap bulan.

d) Pembelajaran dan peningkatan Bahasa asing.

Upaya pembinaan dan peningkatan kompetensi PTK dilakukan

dengan memberikan pembelajaran Bahasa asing yakni Bahasa arab dan

Bahasa inggris. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan terlaksananya

program bilingual di lingkungan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) terutama pada saat pelaksanaan KBM. Dengan kemampuan

Bahasa asing yang dimiliki guru, secara tidak langsung akan memberikan

keteladanan bagi siswa untuk aktif berkomunikasi menggunakan Bahasa

arab dan inggris yang diterapkan secara bergantian setiap pekan.

Page 120: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

106

Gambar 3.5. Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi PTK

Sumber: Hamdi (22 April 2019)

Pada program ini, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) menuntut

semua guru untuk terus meningkatkan kemampuan memahami dan

menggunakan Bahasa asing secara aktif, sehingga kegiatan ini memberikan

suntikan wawasan bagi guru yang masih lemah berbahasa asing menjadi

terbiasa dan pandai berbahasa asing secara aktif baik Bahasa arab maupun

Bahasa inggris. Program ini menjadi sebuah differen bagi Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) karena penerapan program Bahasa juga dilakukan pada

semua guru.

Selain empat program diatas, upaya Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) dalam meningkatkan standard kompetensi PTK adalah memberikan

beasiswa penuh dari pihak Yayasan untuk melanjutkan jenjang yang lebih

tinggi, yaitu pada jenjang S 2 dan S 3, tanpa mengurangi hak kompensasi

harian. Dengan cara ini para Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada

dapat belajar dengan tenang, focus dan terarah. Jika telah usai masa studinya

mereka kembali dengan bekal yang lebih baik lagi. Cara ini sebenar nya sudah

banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah pada umumnya, tapi cara yang

berbeda yaitu di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) tidak diikat

dengan tugas pokok tetapi tetap diberikan haknya secara penuh. Selain cara

tersebut, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) selalu memberikan

pelatihan-pelatihan/training untuk meningkatkan kompetensi PTK yang ada,

dengan mendatangkan narasumber dari luar (Hamdi, 22 April 2019).

Pembinaan dan peningkatan kompetensi PTK juga dilakukan pengelola

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dengan berbagai upaya,

diantaranya, 1) memfasilitiasi guru untuk memenuhi kualifikasi akademik

yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya bagi guru yang belum

linier, 2) mengadakan pendidikan kelas jauh untuk guru yang belum memiliki

legalitas akademik, 3) melakukan sertifikasi internal bagi guru melalui

kerjasama dengan Universitas Hamka Jakarta untuk meningkatkan

kompetensi pedagogic dan kompetensi professional, 4) mengadakan pelatihan

pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Identifikasi Kebutuhan SDM

Pengembangan Pedagogik

Peningkatan Standar Kompetensi Guru

Pembelajaran Bahasa Asing

Page 121: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

107

f. Evaluasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan tentu tidak

sepenuhnya berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Setiap pelaksanaan

program kegiatan memiliki sistem evaluasi yang telah dirumuskan sebagai

pengawas berlangsungnya kegiatan. Sistem evaluasi terdiri dari berbagai

aspek kegiatan, mulai dari fasilitas, SDM, dan jenis kegiatan. Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) dalam menyelenggarakan kegiatan

pembelajaran dan pendidikan di lingkungannya juga memiliki sistem evaluasi,

salah satunya evaluasi terhadap SDM yang dimilikinya.

Evaluasi terhadap SDM dilakukan secara periodik yakni evaluasi tiga (3)

bulan dan evaluasi 6 bulan atau persemester. Evaluasi SDM yang dilakukan

pada kurun waktu 3 bulan sekali mengarah pada berbagai perbaikan yang

harus dilakukan guru atau tenaga pendidikan lainnya dalam melaksanakan

tugas. Evaluasi 3 bulan pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS) di

istilahkan sebagai Penilaian Kinerja (PK). Evaluasi yang dilaksanakan

persemester (6 bulan) mengarah pada pelaksanaan laporan

pertanggungjawaban guru atau tenaga kependidika atas kinerja yang telah

dilakukan selama satu semester. Pada evaluasi persemester jika masih

ditemukan berbagai kekurangan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya maka akan

diberikan teguran, peringatan, bahkan pemotongan penghasilan sebagi bentuk

keseriusan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam penegakan

kedisiplinan dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

Kegiatan evaluasi Kafila Internasional Islamic School (KIIS) pada PTK

sering menghasilkan beberapa permasalahan PTK dalam melaksanakan

tugasnya, diantaranya:

1) kurang disiplin dalam membuat administrasi pembelajaran di kelas,

misalnya membuat catatan siswa yang berisi laporan guru yang dibuat

secara obyektif terhadap perkembangan siswa, pembuatan perangkat

pembelajaran, dan kegiatan administrasi lainnya.

2) kurangnya kedisiplinan dalam ketepatan waktu dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran khususnya di asrama, sehingga secara tidak

langsung mengganggu proses kegiatan pembelajaran di sekolah,

3) interaksi sosial yang belum terjalin dengan baik di antara sesama guru

dan tenaga kependidikan di sekolah khususnya dalam aspek saling

mengingatkan pada tugas dan tanggungjawab rekan guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun pelanggaran

terhadap kriteria pribadi muslim di kalangan PTK.

g. Karakter Pribadi Muslim Warga Kafila Internasional Islamic School

(KIIS)

Perdaban Islam terbentuk dari bagaimana ummat Islam membangun pola

kehidupannya. Kemajuan Islam di masa-masa kejayaan tidak terlepas dari

semangat ummat Islam untuk memajukan taraf kekuatan hidup dalam

Page 122: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

108

berbagai aspek kehidupan, misalnya aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek

sosial-keagamaan, aspek politik, aspek budaya, hingga aspek sains dan

teknologi. Diantara beragam aspek tersebut, aspek sosial-keagamaan menjadi

salah satu faktor yang memiliki peran besar terhadap terwujudnya kemajuan

peradaban Islam di masa kejayaannya.

Aspek sosial-keagamaan ummat Islam berawal dari bagaimana ummat

Islam mampu membangun karakter dan kepribadian muslim sejati dalam

jiwanya, semakin baik karakter dan kepribadiannya, maka semakin

memberikan dampak positif bagi perilaku dan aktivitasnya di komunitasnya.

Manshur (2017:1) menyebutkan berbagai karakter dan pribadi muslim yang

dibangun antara lain: salimul aqidah (aqidah yang bersih), sahihul ibadah

(ibadah yang benar), matinul khuluq (akhlak yang kokoh), qowiyyul jismi

(kekuatan jasmani), mutsaqoful fikri (intlek dalam berpikir), mujahadatul

linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu), harishun ala waqtihi (pandai

menjaga atau mengatur waktu), munazhzhamun fi syuunihi (teratur dalam

suatu urusan), qadirun alal kasbi (mandiri), dan nafi’un lighairihi (bermanfaat

bagi orang lain). Beragam karakter tersebut menjadi acuan Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) dalam menanamkan kepribadian unggul

terhadap peserta didiknya.

a) Salimul Aqidah (good aqidah)

Islam merupakan sebuah pedoman dalam menjalani kehidupan bagi

manusia untuk menjadi pribadi yang selamat baik di kehidupan dunia

maupun di akhirat. Keselamatan yang diharapkan setiap insan tidak dapat

dicapai jika tidak memiliki keyakinan yang selamat pula. Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) memiliki sebuah prinsip dalam

pembentukan kepribadian muslim yang selamat melalui upaya penanaman

aqidah yang selamat yang dikenal dengan istilah salimul aqidah (aqidah

yang selamat). Prinsip dan karakter utama seorang muslim ini terus

didengungkan guru dan segenap warga Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Internasional Islamic School di setiap kegiatan pembelajarannya

baik di sekolah maupun di asrama (Hamdi, 22 April 2019).

Prinsip salimul aqidah diberikan melalui penanaman keyakinan serta

penambahan pemahaman tentang rukun Islam, rukun iman dan ihsan.

Ketiga prinsip dalam Islam tersebut tidak hanya dilakukan dalam bentuk

teoritis semata, namun juga dalam praktek kehidupan sehari-hari kususnya

di asrama. Hal ini nampak dari keseriusan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) untuk membiasakan penerapan nilai-nilai keyakinan kepada

Allah swt sehingga dengan sendirinya akan membangun sebuah prinsip

keimanan yang kuat yang nantinya berdampak pada perilaku dan aktifitas

kesehariannya.

Aqidah yang selamat merupakan sebuah keyakinan yang kokoh akan

sebuah nilai keimanan. Keyakinan yang kokoh inilah akan membentuk

kepribadian seseorang menjadi tegar, teguh dan gigih dalam memegang

prinsip yang diyakini, sehingga prinsip tersebut akan menjadi landasan

Page 123: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

109

utama dalam berpikir dan bertindak (Akbar, 2013:para.6). Kekuatan

prinsip keimanan juga menjadikan seseorang menjadi lebih kuat dan

mampu bertahan dalam menghadapi berbagai rintangan hidup yang penuh

dengan ujian serta tantangan.

Aqidah yang selamat atau yang bersih merupakan sesuatu yang harus

ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan

memiliki ikatan yang kuat kepada Allah swt dan dengan ikatan yang kuat

tersebut, seseorang tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-

ketentuan-Nya. Kebersihan aqidah seseorang juga akan memantapkan

dalam menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana

tercantum dalam al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 162 yang menyebutkan

“sesunggunya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah

Tuhan semesta alam”. pentingnya aqidah yang bersih menjadi upaya

prioritas Rasulullah saw dalam membangun pondasi keislaman para

sahabat dan ummat Islam selama lebih kurang 13 tahun.

b) Shahihul Ibadah (Right Devotion)

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah

dalam ajaran Islam. Bahkan, ibadah yang benar sesuai dengan tuntunan

merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan peribadatan

agama. Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) Internasional Islamic School menanamkan kepada

segenap warganya baik kalangan peserta didik maupun guru dan tenaga

kependidikan untuk mengupayakan pengamalan ibadah yang sesuai

dengan aturan dan ketentuan Islam baik yang ditetapkan dalam al-Qur’an,

hadits, pendapat sahabat, hingga pendapat (ijtihad) para ulama.

Pelaksanaan ibadah yang benar dilakukan dengan meberikan

pemahaman kepada peserta didik tentang bagaimana melakukan ibadah

yang sesuai dengan tuntunan Islam yang meliputi tata cara bersuci, shalat,

puasa, zakat, haji, dan ibadah Sunnah lainnya. Pemberian pemahaman

tentang tata cara ibadah yang benar tersebut secara tidak langsung dapat

membangun kebiasaan beribadah peserta didik sesuai dengan tuntunan

yang benar dalam islam. Pembiasaan yang benar tersebut akan terus

tertanam hingga mereka dewasa (Hamdi, 22 April 2019).

c) Matinul Khuluq (Strong Character)

Akhlaq yang kokoh merupakan istilah lain dari akhlak mulia sikap

dan prilaku yang harus dimiliki setiap muslim, baik perilaku dengan Allah

swt maupun perilaku dengan sesama manusia serta makhluk lainnya.

Akhlak mulia akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan hidup,

karena dengan akhlaq yang baik seseorang akan terhindar dari ragam

pertikaian dan permusuhan diantara sesama manusia. Kemulian akhlak

dalam Islam merupakan pondasi utama dalam beragama, bahkan kehadiran

Rasulullah saw diantara tugas utamanya adalah memperbaiki akhlak

manusia.

Page 124: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

110

Pembentukan akhlak mulia dilakukan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) tidak hanya kepada peserta didik semata, namun juga

dilakukan kepada seluruh guru serta tenaga kependidikan yang

mengabdikan diri di lingkungannya. Upaya ini sebagai wujud dari

kesungguhan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam

mewujudkan pendidikan yang mengarah pada ketercapaian pengetahuan,

sikap, maupun keterampilan siswa. Sikap peserta didik dibekali dengan

pembentukan serta pembiasaan akhlak mulia yang dilakukan di seluruh

kegiatan yang selenggarakannya baik di sekolah maupun di asrama.

d) Qowiyyul Jismi (Physical Power)

Kekuatan jasmani merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang

harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan

tubuh yang kuat sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal

dengan fisiknya yang kuat. Pelaksanaan ibadah berupa shalat, puasa, dan

haji membutuhkan fisik yang sehat dan kuat. Kepribadian yang sehat

diupayakan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Internasional

Islamic School (KIIS) Internasional Islamic School melalui beragam

kegiatan olah raga maupun pemberian makanan yang sehat dan bergizi

(Hamdi, 22 April 2019).

e) Mutsaqoful Fikri (Thinking Brilliantly)

Dalam memacu peserta didik memiliki pola pikir yang maju, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) sering melaksanakan kegiatan diskusi

bagi siswa, kegiatan ini dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar

di sekolah dan juga kegiatan diniyah di asrama. Materi yang didiskusikan

adalah materi pelajaran yang telah didapatkan di sekolah ataupun materi

kajian-kajian keislaman yang didapatkan pada kegiatan kajian keislaman.

Diskusi yang terbiasa dilaksanakan secara tidak langsung membentuk

ketajaman berpikir bagi peserta didik. Bahkan, bagi siswa yang termasuk

penerima beasiswa menjadi sebuah tuntutan wajib untuk membangun

ketajaman berpikir melalui belajar secara mandiri maupun kelompok untuk

mempertahankan posisinya sebagai peserta didik penerima beasiswa.

Ketajaman berpikir peserta didik juga dilakukan dengan kewajiban

menghafal al-Qur’an (Hamdi, 22 April 2019).

Wujud keberhasilan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam

membangun intlektualitas peserta didik adalah capaian peserta didik yang

membanggakan dalam beberapa even kompetisi cerdas cermat, kompetisi

sains, kompetisi robotik maupun kompetisi ilmu pengetahuan lainnya yang

dilaksanakan antar sekolah baik di tingkat kota, provinsi, nasional, dan

internasional. Salah satu nilai intlektual peserta didik Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) adalah menjuarai lomba Spelling Be Tingkat Asia

dalam ajang AEO pada tahun 2015 (Zadani, 2018:260).

Page 125: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

111

f) Mujahadatul Linafsihi (Forbearance)

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan

salah satu kepribadian yang harus dimiliki seorang muslim, karena setiap

manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.

Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang

buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada

manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Sebagai

penuntut ilmu, berjuang melawan hawa nafsu merupakan amaliah yang

sangat penting bagi peserta didik. Karena keberhasilan belajar yang

mereka capai merupakan hasil dari kesungguhan mereka dalam

mengalahkan hawa nafsunya, seperti hawa nafsu malas untuk belajar,

hawa nafsu untuk bebas tanpa mengikuti aturan apapun, hawa nafsu dalam

kelemahan mengatur waktu, hawa nafsu malas untuk beribadah, hawa

nafsu melawan ketidak disiplinan dalam mengikuti kegiatan, dan beragam

hawa nafsu yang berdampak negative lainnya.

Kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) dalam melawan hawa nafsu bagi peserta didiknya berupa

kewajiban melaksankan shalat 5 waktu secara berjama’ah dan tepat di

awal waktu, sehingga terdapat istilah zero masbuq (nol makmum masbuq

dalam shalat berjama’ah) di kawasan sekolah maupun asramanya.

Pembiasaan lainnya adalah kewajiban berkomunikasi dengan

menggunakan Bahasa araba tau inggris di lingkungan sekolah dan asrama,

serta kewajiban menghafalkan al-Qur’an sesuai dengan panduan yang

telah ditetapkan (Hamdi, 22 April 2019).

g) Harishun Ala Waqtihi (Good Time Management)

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor

penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian

yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah

di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad

dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu

kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari

semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan

tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang

menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu’.

Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah

kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj

waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan

yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh

Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang

lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda

sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

Page 126: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

112

h) Munazhzhamun fi Syuunihi (Well Organize)

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk

kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun

sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan

masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan

dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka

diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta

kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional,

sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat

perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban,

adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara

yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

i) Qadirun Alal Kasbi (Independent)

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan

mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada

seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.

Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa

dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari

segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah

dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena

itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya

raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh,

zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh

karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an

maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam

kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut

memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi

sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah

sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau

ketrampilan.

j) Nafi’un Lighairihi (Meritorious to Others)

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah

tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat

yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan

keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang

muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák

mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir,

mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat

dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak

bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.

Beragam aspek SDM PTK yang di temukan pada Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) memberikan sebuah perbedaan yang cukup mendasar jika

Page 127: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

113

dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lain. Asusmsi ini sangat terlihat

di beberapa kompetensi PTK yang harus dimiliki diantaranya adalah wajibnya

PTK untuk terus meningkatkan kompetensi wawasan keislamannya melalui

program tahsin, tahfidz, pembelajaran keislaman dengan tutor sebaya, dan

peningkatan kemampuan Bahasa asing. Perbedaan inilah yang menjadikan guru-

guru maupun tenaga kependidikan yang lain di Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) menjadi terlihat menonjol kemampuannya pada beberapa kegiatan

guru di Jakarta (Hamdi, 22 April 2019).

D. Strategi Diferensiasi Layanan

Pelayanan dalam dunia pendidikan menjadi aspek yang tidak dapat dipandang

sebelah mata, karena pelayanan pelaku pendidikan di lembaga pendidikan akan

memberikan sebuah kenyamanan bagi para pelanggannya yakni peserta didik

maupun orang tua peserta didik. Diantara pelayanan yang dapat menghadirkan

kepuasan bagi para pelanggan di dunia pendidikan adalah tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai seperti pendidikan berbasis asrama, sarana belajar dan

penunjang yang kondusif dan nyaman, pembiayaan pendidikan yang sesuai

dengan kondisi ekonomi masyarakat, memfasilitasi peserta didik dalam

melanjutkan study-nya di jenjang yang lebih tinggi, dan berbagai layanan

pendidikan penting lainnya.

Pola layanan yang ditempuh oleh Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul dan professional dengan

membagi pada beberapa bagian, yaitu layanan akademik, layanan asrama dan

layanan bimbingan tahfidz al Qur’an. Dalam menjalankan proses tersebut,

masing-masing bidang dipimpin oleh wakil direktur. Tugas wakil direktur adalah

membantu direktur menjalankan tugas-tugas pendidikan yang lebih spesifik

sesuai bidangnya.

Gambar 3.6. Bagan Struktur Organisasi Bidang Pendidikan

Sumber: Zadani, 2018:193

Bagan tersebut menunjukkan pola pelayanan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) yang telah terstruktur dengan baik, dimana pengambil kebijakan

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR BID.PENDIDIKAN

WAKIL DIREKTUR BID. TAHFIDZ QURAN

WAKIL DIREKTUR BID. KEASRAMAAN

MANAGEMEN REPRESENTETIVE (MR)

Page 128: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

114

tertinggi adalah mereka yang diberikan kepercayaan menjadi direktur pada

yayasan Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Kemudian dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan, Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

mempercayakan tiga orang sebagai pimpinan dan penanggung jawab dalam

masing-masing bidang kegiatan yakni bidang pendidikan dalam hal ini

mengurusi sekolah atau pendidikan formal, bidang tahfidz qur’an yang

mengurusi program tahsin dan tahfidz qur’an, serta bidang keasramaan yang

mengurusi kegiatan peserta didik di asrama atau bisa diistilahkan dengan pola

pendidikan berbasis pesantren.

a. Layanan Akademik

Layanan Bidang pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal dengan

DIKJAR (pendidikan dan pengajaran), adalah unit tugas di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) yang bertanggung jawab terhadap proses pendidikan baik

akademik maupun non-akademik. Proses pendidikan yang dilaksanakan adalah

berupa sekolah formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah

Aliyah (MA) Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Sedangkan bagian

non-akademik dilaksanakan oleh bagian Bina Prestasi.

a) Pendidikan formal

Bentuk layanan yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas

pendidikan formal di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dikenal

dengan istilah Dikjar (pendidikan dan pengajaran). Dengan kata lain

kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas sekolah, seperti: layanan

pembelajaran, layanan bidang administrasi dan layanan yang berkaitan

dengan perkembangan siswa (konseling) serta layanan-layanan lain baik

bersifat akademik maupun non-akademik lainnya.

Gambar 3.7. Diagram Layanan Pendidikan

Di Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Sumber: Zadani, 2018:195

WAKIL DIREKTUR

BID. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

KEPALA

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KEPALA

MADRASAH ALIYAH (MA)

KEPALA

BINA PRESTASI

KA ADMINISTRASI

Page 129: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

115

Pendidikan adalah usaha sadar, dilaksanakan secara teratur dan

berencana untuk menyiapkan peserta didik melalui berbagai kegiatan baik

berupa bimbingan, pengajaran maupun latihan agar peserta didik dapat

berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Adapun layanan pendidikan yang dilakukan berupa penggunaan

metode belajar mengajar yang terdiri dari: pertama, secara Klasikal.

Metode Klasikal artinya pelajaran disampaikan di kelas. Kedua, halaqah

tarbawiyah (semacam majelis taklim) dan; ketiga, stadium general yang

artinya seluruh santri mengikuti pembelajaran dalam sebuah forum

bersama. Pembagian tersebut dimaksudkan agar materi pelajaran dapat

disampaikan lebih tepat sasaran sesuai karakteristik mata pelajaran itu

sendiri.

Tidak sebatas itu, suksesnya kegiatan belajar mengajar tak lepas dari

teknik pembelajaran, untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih

maksimal, para guru di Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

melakukan berbagai persiapan yang meliputi persiapan emosional dan

persiapan perangkat mengajar. Pertama, persiapan emosional dilakukan

melalui program belajar beremosi. Program ini merupakan sebuah upaya

membanun ikatan emosional antara para guru dengan peserta didik.

Kegiatan ini dilakukan agar terbangun sebuah ikatan hati diantara guru dan

peserta didik sehingga akan membangkitkan rasa antusiasme dalam

kegiatan pembelajaran. Jika guru hanya mengandalkan metode mengajar,

cara yang atraktif sekalipun hanya memikat sesaat di kelas. Peserta didik

betah mengikuti pelajaran karena menarik dan lucu, bukan karena antusias

untuk belajar lebih serius di luar kelas.

Pelayanan akademik pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

terlihat pada beberapa jenis kegiatan yang dilaksanakan di sekolah,

diantaranya persiapan mengajar bagi para guru, aktivitas pembelajaran di

kelas, kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

1. Persiapan mengajar guru

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, guru-guru

melakukan berbagai persiapan dengan mengadakan kegiatan yang

disebut dengan lesson plan (rencana pembelajaran). Lesson plan

dilaksanakan pada tanggal 20 setiap bulannya untuk mempersiapkan

perangkat pembelajaran pada bulan berikutnya. Lesson plan

dilaksankan agar pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di dalam

kelas menjadi terarah, bermakna serta menyenangkan.

Lesson plan merupakan kegiatan dimana guru-guru merancang serta

membuat perangkat pembelajaran yang meliputi prota (program

tahunan), distribusi alokasi waktu pembelajaran, prosem (program

semester), RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan materi

pembelajaran. Lesson plan yang dibuat guru-guru bentuknya fleksibel.

Page 130: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

116

Artinya tidak dalam format yang kaku dengan kalimat-kalimat yang

kaku pula. Setiap guru dapat membuat lesson plan dengan kreasi

masing-masing, namun setidaknya tetap mengandung unsur berikut:

1) Identitas lesson plan berupa: nama guru, mata pelajaran, kelas,

materi, tanggal dibuat;

2) Standar isi, meliputi standar kompetensi dan indicator;

3) Aktivitas pembelajaran yang meliputi: kegiatan pembuka, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup.

4) Media pembelajaran.

5) Komentar guru, dimana pada bagian ini, guru dapat mengevaluasi

berjalannya pembelajaran dan kesesuaian dengan rencana yang telah

dibuat.

Membuat perangkat pembelajaran sebagai persiapan mengajar pada

dasarnya merupakan suatu kegiatan yang lumrah dilaksanakan di semua

sekolah, namun yang berbeda pada Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) adalah pola pembuatannya yang dilakukan secara bersama-sama

dengan waktu yang bersamaan, artinya dalam memenuhi standar

pembelajaran, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) memberikan

satu waktu khusus bagi para guru untuk merencanakan kegiatan

pembelajaran setiap bulan dengan melakukan pembinaan dan

pendampingan kepada para guru, sedangkan di lembaga lainnya

biasanya pembuatan perangkat diserahkan kepada masing-masing guru

dengan tanpa waktu khusus, sehingga pengawasan dari pengelola

lembaga pendidikan menjadi kurang terlaksana dengan maksimal,

akibatnya guru membuat perangkat pembelajaran dengan pola copy-

paste.

Kewajiban melaksanakan lesson plan pada mulanya sangat berat

dilakukan para guru, karena sangat terkesan dipaksakan, namun untuk

membangun kemauan dan kemampuan guru dalam melaksanakan

lesson plan, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) melakukan

tahap “Konsultasi Lesson Plan”. Pada tahapan ini, setiap guru

mendapat pendampingan dari konsultan internal sekolah yang diambil

dari guru-guru yang telah mengikuti pelatihan pembelajaran. Mereka

telah teruji dalam membuat lesson plan serta mampu menerapkannya

dalam kegiatan pembelajaran. Dalam tahap konsultasi, konsultan

internal dapat memberikan masukan khususnya terkait dengan metode

yang tepat sesuai dengan materi pelajaran.

Page 131: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

117

Gambar 3.8. Siklus Pembelajaran

di Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Sumber: Zadani, 2018:199

Setelah melalui tahap konsultasi, guru membuat rencana

pembelajaran sesuai dengan ketentuan sekolah. pada saat pelaksanan

pembelajaran di kelas, Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

membentuk tim yang terdiri dari konsultan intern untuk mengobservasi

kegiatan pembelajaran guru di kelas yang nantinya menjadi bahan

untuk memberikan masukan kepada guru dalam melaksanakan lesson

plan di bulan berikutnya (Zadani, 2018:198-199).

2. Aktivitas pembelajaran

Pandangan pertama akan menentukan rasa selanjutnya, ungkapan

tersebut sangat relevan dengan proses pembelajaran. Peserta didik

menikmati atau enggan mengikuti pembelajaran ditentukan oleh cara

guru memulai pembelajaran. Untuk menghadirkan pembelajaran yang

menyenangkan, semua guru melaksanakan warming up (pemanasan)

terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Warming

up dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: guru bercerita

tentang berita terbaru berkaitan dengan materi yang akan diajarkan,

guru juga bisa memutar video yang terkait pembelajaran, mengajukan

pertanyaan, atau mengajak tamu istimewa (misalnya guru lain),

melakukan permainan ringan yang merangsang aktifitas fisik, dan

beragam kegiatan menyenangkan lainnya (Zadani, 2018:199).

Setelah melakukan pemanasan, guru mulai menyampaikan materi

pelajaran dengan beberapa metode, diantaranya ceramah, penugasan,

diskusi, dan beragam metode pembelajaran menarik lainnya dengan

disesuaikan gaya belajar peserta didik. Gaya belajar peserta didik

memang beragam, maka guru harus memahami gaya belajar peserta

didik di dalam kelasnya. Dengan pemahaman yang cukup terhadap

gaya belajar peserta didiknya, guru dapat menentukan model

pembelajaran yang bervariasi, diantaranya JIGSAW, Time Token,

Course Review Horay.

Lesson Plan

Konsultasi

Observasi KBM

Umpan Balik

Page 132: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

118

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terkadang sering mendatangkan

kebosanan, untuk menanggulangi kondisi ini, Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) menerapkan kegiatan pengalihan kebosanan

peserta didik dengan melakukan beberapa kegiatan ringan yang

terkadang sama dengan kegiatan pemanasan sebelum pembelajaran,

seperti permainan ringan, tebak tebakan, berita atau informasi terbaru.

Hal ini dilakukan biasanya 15 sampai dengan 20 menit setelah kegiatan

pembelajaran dimulai.

Guru di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) berfungsi

sebagai manajer kelas. Sebagai manajer yang efektif, hanya perlu satu

menit dalam menetapkan tujuan, satu menit memberikan pujian, dan

satu menit memberikan peringatan saat melaksanakan pembelajaran di

kelas (Zadani, 2018:201). Tiga prinsip tersebut dilaksanakan di kelas

dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Penetapan tujuan satu menit. Guru memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang alasan pentingnya mempelajari suatu materi.

Prinsip tujuan satu menit diterapkan dalam sesi pre-teach. Hal ini

penting, karena peserta didik akan tumbuh minat belajarnya jika

mereka mengetahui manfaat belajar suatu materi pembelajaran.

2) Pujian satu menit. Ketika mendapati peserta didik yang mamu

meningkatkan prestasinya, guru memberikan apresiasi atau

penghargaan kepada peserta didik meskipun dengan sebuah pujian

yang singkat. Apresiasi yang diberikan guru kepada peserta didik

dengan sendirinya akan memotivasi peserta didik lainnya untuk

semakin meningkatkan prestasinya.

3) Peringatan satu menit. Pada saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas, guru tentu pernah menemui peserta didik

yang tidak kondusif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

bahkan terkadang mengganggu temannya yang lain. Menyikapi

kondisi seperti ini, guru dapat mengambil tindakan mengajak

peserta didik keluar kelas sejenak dan memberi peringatan dan

sekaligus membuat kesepakatan singkat selama satu menit.

Selain sebagai manajer kelas, guru di Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) juga berfungsi sebagai fasilitator belajar. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara guru sebagai penghubung peserta didik dalam

mengupayakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan

melaksanakan pembelajaran berbasis IT. Pada kegiatan pembelajaran,

guru juga harus mampu menjadi multitasking, yakni bisa melakukan

banyak hal yang diperlukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini, guru bukan saja pandai mengajarkan materi pelajaran,

namun guru harus mampu memberikan bantuan kepada siswa jika

mereka membutuhkan bantuan, seperti berolah raga bersama, mampu

memberikan pertolongan pertama pada saat peserta didik mengalami

kecelakaan, dan guru mampu menengahi persoalan yang sedang terjadi

diantara peserta didik.

Page 133: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

119

b) Bina prestasi

Kegiatan pendidikan pada umumnya bukan saja dimaknai sebagai

kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Namun lebih dari itu, kegiatan

pendidikan juga dapat dilakukan di luar kelas dengan pola kegiatan yang

lebih santai (nonformal). Kegiatan pendidikan nonformal di lingkungan

sekolah biasanya dikenal dengan kegiatan ekstrakulikuler. Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) Internasional Islamic School (KIIS)

Internasional Islamic School dalam menyiapkan peserta didik untuk

menjadi sebuah generasi yang unggul memberikan beberapa kegiatan

ekstrakulikuler sebagai bekal peserta didik dalam mengembangkan potensi

pada dirinya. Kegiatan ekstrakulikuler pada Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) menjadi rangkaian kegiatan pada unit layanan bina prestasi.

Diantara kegiatan ekstra kulikuler yang diberikan antara lain: Latihan

Dasar Kepemimpinan (LDK), Jalan-jalan Untuk Belajar Satu Hari

(JELAJAH), Studi Observasi, Outbound, Everyone is Teacher, Studi

Ekskursi, Studi Visit, Assembly atau kegiatan pertunjukkan kreativitas

peserta didik, Praktik Dakwah dan Pengabdian Ummat (PDPU), dan

pelaksanaan kegiatan olimpiade pada mata pelajaran sains.

b. Layanan Asrama (Boarding)

Salah satu daya Tarik masyarakat atau orang tua untuk menyekolahkan

anak-anak merek di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) adalah pola

pendidikan berbasis asrama (pesantren). Pendidikan berbasis asrama

(pesantren) merupakan bagian dari solusi bagi para peserta didik di usia ABG

untuk terhindar dari pergaulan bebas di era glabalisasi saat ini. Pada aspek ke-

asramaan, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) menekankan pentingnya

nilai-nilai positif yang harus dimiliki peserta didik sebagai bekal menjalani

kehidupannya di masa mendatang. Nilai-nilai tersebut antar lain; pertama,

kemandirian pada setiap peserta didik dalam mengikuti rangkaian kegiatan

pendidikan di Kafila Internasional Islamic School (KIIS). Pada aspek ini,

peserta didik dibiasakan mampu mengatur waktu, keuangan, dan mengatur

barang-barang pribadinya.

Tujuan penyelenggaraan pendidikan dalam asrama adalah untuk membentuk

'Islamic Habbit Forming' dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Nilai-

nilai afektif (kepribadian) dan psikomotorik menjadi poin utama dalam

pembinaan siswa di lingkungan asrama. Untuk itu, di bawah manajemen Wakil

Direktur Bid. Keasramaan siswa mendapat pembinaan secara intensif. OPKIIS,

organisasi pelajar KIIS merupakan satu wadah bagi siswa untuk dapat

mengembangkan potensi organisasi menjadi pendamping kegiatan para siswa.

Kedua, saling memahami. Nilai positif lainnya yang dibudayakan dalam

pendidikan berbasis asrama (pesantren) di Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) adalah kemampuan untuk saling memahami satu dengan yang lainnya

karena latar belakang yang berbeda, kepribadian dan watak yang berbeda, dan

sikap serta kebiasaan yang berbeda pula. Ketiga, hidup lebih teratur. Untuk

Page 134: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

120

mewujudkan keteraturan dalam menjalani hidup, Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) telah menentukan waktu kegiatan peserta didik mulai dari

bangun tidur hingga tidur lagi (jadwal kegiatan). Keempat, kebersamaan. Nilai

kebersamaan menjadi perihal yang sangat penting untuk dimiliki peserta didik,

karena nilai kebersamaan merupakan salah satu nilai yang positif dalam

membangun kesatuan langkah dalam menjalani hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Layanan pendidikan berbasis asrama (pesantren) pada Kafila Internasional

Islamic School (KIIS), dikelola dengan sistem yang baik dengan mengangkat

serta menunjuk beberapa orang untuk bertanggungjawab dalam melaksanakan

kegiatan keasramaan. Tata organisasi pada biadang keasramaan ini dipimpin

oleh wakil direktur yang merupakan kepanjangan tangan dari yayasan. Wakil

Direktur juga seringkali disebut sebagai Kepala Asrama yang dalam bertugas

dibantu oleh wali asrama sebagai pengasuh peserta didik, unit kesehatan, unit

Bahasa internasional, dan pembina organisasi pelajar Kafila Internasional

Islamic School (KIIS).

Gambar 3.9. Bagan Organisasi

Bidang Keasramaan (Boarding) atau Pesantren

Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Sumber: Zadani, 2018:213

Tata organisasi pada bidang keasramaan tersebut memiliki tugas pokok dan

fungsi masing-masing dengan memiliki satu tujuan yakni menyelenggarakan

pendidikan keasramaan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian

peserta didik dengan berpijak pada 10 karakter pribadi muslim sebagaimana

yang telah dipaparkan penulis pada pembahasan sebelumnya. Secara khusu,

pendidikan keasramaan di Kafila Internasional Islamic School (KIIS) memiliki

tujuan sebagai berikut:

a) Pembinaan karakter (Akhlaq) peserta didik melalui pendampingan,

pemantauan ibadah, kebersihan, kegiatan pembiasaan.

Wakil Direktur

KA. Administrasi

Wali Asrama Pj. Kesehatan Pembina

OPKAFILA

INTERNASIONAL

Pj. Bahasa Internasional

Pj. Bi’ah Islamiyah

Page 135: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

121

b) Mewujudkan hidup sehat (Kesehatan) dengan mengatur pola hidup

(menjaga kebersihan) dan screening kesehatan, dan olah raga, pola makan

(halal, bergizi, seimbang dan teratur), pola pikir (manajemen stress melalui

layanan konselling)

c) Mewujudkan keamanan dan keselamatan peserta didik melalui sosialisasi

penggunaan fasilitas yang membahayakan (listrik dan peralatan lain yang

mudah terbakar), istirahat malam, perizinan keluar asrama, penanganan

kecelakaan.

d) Membudayakan wajib bahasa internasional melalui pembiasaan penerapan

bahasa dengan program pekan Bahasa, serta penerapan area wajib

berbahasa araba tau inggris, melaksanakan aktifitas muhadatsah pagi,

muhadarah malam, dan simulasi tes Bahasa internasional (Hamdi, 22 April

2019).

c. Layanan Bimbingan Tahfidz al-Qur’an

Program tahfidzul Qur'an diselenggarakan di bawah tanggung jawab Wakil

Direktur Bid. Al Qur'an dan secara teknis dilaksanakan oleh PJ. LPTQ.

Wakil. Direktur Bid. Al Qur'an membawahi musyrif yang telah memiliki 30

juz, di mana musyrif mengampu para santri dalam menghafal Al Qur'an. Santri

dibagi dalam beberapa kelompok/halaqah dengan jumlah setiap halaqah rata-

rata 8 siswa dengan satu musyrif.

Kegiatan tahfidz (menghafal) al-Qur’an di Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) merupakan proses kegiatan pendidikan yang utama selain

pendidikan sekolah dan asrama. Hal ini merujuk pada misi Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) yakni melahirkan lulusan yang hafal al-Qur’an sekurang-

kurangnya 15 Juz. Dengan misi besar ini, pelayanan pendidikan tahfidz

dipimpin oleh Wakil Direktur yang merupakan kepanjangan tugas dari yayasan.

Gambar 3.9. Bagan Organisasi

Bidang Tahfidz Al-Qur’an

Sumber: Zadani, 2018:237

Wakil Direktur

KA. Administrasi

Pj. Tahsin Pj. Tafsir Musyrif KA. TPQ

Page 136: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

122

Pengajaran tahfidz al-Qur’an menggunakan metode halaqoh berupa

kelompok yang terdiri atas maksimal sepuluh peserta didik dengan satu ustadz

pendamping yang disebut Musyrif. Kualifikasi musyrif pada kegiatan halaqah

adalah para ustadz yang telah menyelesaikan hafalan al-Qur’an hingga 30 Juz

dan memahami metode pengajaran al-Qur’an. Fungsi musyrif mirip dengan

wali kelas di sekolah atau wali asrama di asrama yaitu menjadi pendamping

setiap peserta didik dalam menghafalkan al-Quran. Program layanan kegiatan

yang diberikan pada tahfidz al-Qur’an adalah:

a) Tahsin al-Qur’an yakni kegiatan memperbaikai cara membaca al-Qur’an

agar benar dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid demi terjaga keaslian al-

Qur’an sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. Program tahsin

dilaksanakan pada setiap awal semester selama dua bulan khususnya pada

peserta didik kelas VII.

b) Halaqah Tahfidz, yakni kegiatan menghafal al-Qur’an sesuai dengan

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Pada kegiatan halaqah

tahfidz, musyrif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menyetorkan hafalan al-Qur’an sesuai dengan ketentuan, selain menghafal

pada halaqah tahfidz juga dilaksankan muraha’ah (mengulang kembali

hafalan al-Qur’an yang telah di setorkan agar tetap terjaga.

c) Sehari Bersama Qur’an (SERBAQU). Kegiatan ini merupakan program

tambahan yang diselenggarakan oleh bidang tahfidz al-Qur’an bagi peserta

didik yang telah menyelesaikan hafalan qur’an sebanyak 30 Juz. Dalam

program ini, Kafila Internasional Islamic School (KIIS) menawarkan kepada

masyarakat atau orang tua wali untuk melaksanakan khotmil qur’an di

rumah mereka selama satu malam. Manfaat yang didapatkan dari program

ini adalah: 1) membantu peserta didik melancarkan hafalan al-Qur’an, 2)

menjalin silaturahim antara keluarga Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) dan masyarakat atau orang tua wali peserta didik.

d) Taman Pendidikan Qur’an (TPQ). Program ini merupakan program kegiatan

yang dilaksankan sehabis shalat maghrib dengan peserta didik anak-anak

yang tinggal di sekitar lingkungan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS). Pada umumnya santri TPQ adalah mereka yang masih duduk di

bangku Sekolah Dasar (SD). Pengajarnya adalah para peserta didik Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) yang sudah memiliki kemampuan

membaca al-Qur’an dengan baik sesuai kaidah tajwid dan mampu

mengajarkan al-Qur’an.

Page 137: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

124

BAB IV

SETRATEGI DIFERENSIASI HASIL PEMBELAJARAN

DI KAFILA INTERNATIONAL ISLAMIC SCHOOL JAKARTA

A. Kafila Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Modern

Perkembangan ilmu dan teknologi semakin menuntut persaingan yang

ketat diantara lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang siap

menjawab kebutuhan dan tantangan zaman. Persaingan diantara lembaga

pendidikan tersebut tidak sedikit membuat beberapa sekolah tidak mampu

berkembang, bahkan terancam gulung tikar. Asumsi ini berdasar pada

kondisi adanya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap beberapa

sekolah negeri di beberapa wilayah di Indonesia.

Direktur Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Kangsure Suroto

mengungkapkan bahwa di Kota Surakarta pada tahun 2018 tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap sekolah negeri menurun yakni 75,9 %,

sedangkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah swasta naik menjadi

82,9%. Data ini diperoleh dari hasil survey yang dilakukan lembaganya

pada 2018 dengan melibatkan 687 responden di beberapa wilyah di Jawa

Tengah (Herdiyanto, 2018:para.1-4). Salah satu penyebab ketidak puasan

masyarakat terhadap sekolah negeri karena lemahnya juang sekolah negeri

dalam melakukan pelayanan pendidikan yang mumpuni. Bahkan, dalam

pembiayaan pendidikan hanya bergantung kepada pemerintah saja,

sehingga tidak sedikit sekolah negeri yang terancam tutup karena tidak

mendapatkan murid baru.

Kondisi yang sama juga terdapat di wilayah Banyumas. Menurut data

dari Forum Komunikasi Kepala Sekolah SMP Swasta Banyumas, pada

tahun pelajaran 2018/2019 lalu, terdapat beberapa sekolah yang tidak

mendapatkan murid sama sekali. Hal ini dikarenakan diberlakukannya

sistem zonasi serta persaingan pelayanan yang diberikan sekolah (Ali,

2018:Para.2-3).

Fenomena sekolah yang tidak mendapatkan murid sebenarnya bukan

menjadi problem baru dalam dunia pendidikan, mengingat kejadian ini

terjadi hampir setiap tahun khususnya di daerah. Problem yang sebenarnya

harus dipecahkan adalah bagaimana mengupayakan lembaga pendidikan

tetap eksis dengan mendapatkan dukungan serta kepercayaan penuh dari

masyarakat, sehingga sekolah yang gulung tikar tidak perlu terjadi. Dalam

hal ini, peningkatan kualitas pelayanan dan pembiayaan operasional yang

cukup menjadi sebuah solusi yang harus dilakukan.

Menurut Nurhaidah dan Musa (2015:61) bahwa salah satu upaya

dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga

pendidikan adalah peran guru, dimana guru merupakan figur yang

dipercaya masyarakat memiliki segudang ilmu pengetahuan dan prestasi

Page 138: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

125

yang dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Layanan

pendidikan yang berkualitas tentu menuntut kompetensi guru yang

berkualitas, yakni guru yang memiliki pengetahuan lebih dan selalu

berupaya menambah pengetahuannya melalui berbagai cara pembelajaran,

baik dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi ataupun

melalui peningkatan kompetensi lainnya.

Di tengah krisis multidimensi yang mendera bangsa ini, terwujudnya

lembaga pendidikan berkualitas tinggi menjadi kebutuhan yang tidak bisa

ditawar. Oleh sebab itu, setiap elemen khususnya para praktisi pendidikan

harus berjuang lebih kolektif kolegial untuk memajukan lembaga

pendidikan yang menjadi tumpuan utama kemajuan bangsa. Peningkatan

mutu menjadi tantangan utama pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan. Mutu harus ditingkatkan agar lembaga pendidikan mampu

memberikan makna bagi bekal kehidupan anak didik di masa depan.

Pemasaran menjadi salah satu mutu penggerak kemajuan lembaga

pendidikan. Tantangan era global semakin kompleks dan harus direspon

dengan kehadiran lembaga pendidikan berkualitas tinggi (Asmani, 2015:

116).

Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan pendidikan di

berbagai sekolah, menginspirasi Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) untuk memberikan terobosan baru dalam melaksanakan kegiatan

pendidikan yang lebih berkualitas, dengan menyelenggarakan pendidikan

berbasis keagamaan yang dikombinasikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi saat ini. Kehadiran Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) selain membawa terobosan baru bagi kualitas pendidikan

juga menyuguhkan wajah baru bagi pola pendidikan Islam yang lebih

menjawab tantangan ummat.

Wajah baru pendidikan yang ditawarkan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) adalah mengkolaborasikan nilai-nilai akademik dengan pola

pembelajaran berasrama yang dibekali dengan muatan tahfidz al-qur’an.

Pembelajaran dengan pola asrama tersebut dimaksudkan untuk membentuk

perilaku peserta didik menjadi lebih berkarakter dan berkhlaqul karimah.

Upaya ini sejalan dengan makna pendidikan Islam yang mencakup empat

macam karakteristik sebagaimana dikatakan Soebahar (2013:5) bahwa

pendidikan Islam mencakup empat persepsi: pertama, pendidikan Islam

dalam pengertian materi; kedua, pendidikan Islam dalam pengertian

institusi; ketiga, pendidikan Islam dalam pengertian kultur dan aktivitas;

dan keempat, pendidikan Islam dalam pengertian pendidikan yang Islami.

Karakteristik pendidikan Islam tersebut menggambarkan bahwa

pelaksanaan pendidikan Islam harus memiliki arah dan pola yang jelas,

artinya struktur pendidikan Islam harus mencakup karakteristik pendidikan

Page 139: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

126

Islam itu sendiri yakni materi yang diajarkan, lembaga yang

melaksanakan, budaya atau kultur keislaman, dan nilai-nilai keislaman.

Karakteristik pendidikan Islam merupakan perihal yang urgen demi

mewujudkan tujuan pendidikan Islam yakni berupaya mengembangkan

seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik yang menyangkut

aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan akhlak. Dengan optimalisasi

seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan Islam berupaya

mengantarkan peserta didik kearah kedewasaan pribadi secara paripurna

yaitu yang beriman dan berilmu pengetahuan (Nizar, 2001:7).

Gambar 4.1. Karakteristik Pendidikan Islam

Sumber: Soebahar (2013:5)

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam menyelenggarakan

pendidikan memiliki karakteristik pendidikan Islam sebagaimana yang di

sebutkan diatas. Temuan ini terdapat pada pola pendidikan yang sudah

terencana dengan cukup matang, sehingga pelaksanaan pendidikan di

lingkungannya menawarkan diferensiasi yang mampu memberikan

penyegaran pada kondisi pendidikan Islam saat ini. Differnsiasi

sebagaimana di katakan Kotler (2007: 137) adalah cara merancang

perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari

penawaran pesaingnya.

Differensiasi pendidikan yang ditawarkan Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) kepada penggunanya adalah memberikan sebuah tawaran

kegiatan yang berbeda dalam menyajikan sebuah pendidikan yang

Materi

Institusi atau Lembaga

Kultur dan Aktivitas

Pendidikan Islami

Page 140: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

127

berkualitas. Perbedaan pola pendidikan yang ditawarkan terklasifikasi

pada tiga (3) aspek kegiatan yakni kegiatan akademik (sekolah), kegiatan

asrama (boarding), dan kegiatan Tahfidz al-Qur’an. Ketiga macam

kegiatan ini menjadi rangkaian kegiatan wajib yang harus diikuti oleh

seluruh peserta didik di Kafila Internasional Islamic School (KIIS).

Sehingga lembaga ini menerapkan sistem wajib berasrama bagi semua

peserta didiknya. Cakupan kegiatan pada sistem pendidikan di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) terstruktur dalam beberapa organisasi

dibawah pengawasan pengurus yayasan induk. Masing-masing kegiatan

memiliki penanggungjawab tersendiri yang merupakan kepanjangan

tangan dari pengurus yayasan pusat dengan dijabat oleh wakil direktur

yayasan.

Terobosan lain yang dilakukan Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas adalah pola

pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) pada seluruh pendidik dan

tenaga kependidikan yang mengabdi atau bekerja di lembaga tersebut,

artinya peningkatan kompetensi personil pendidikan juga terus diupayakan

melalui berbagai kegiatan pembinaan dan peningkatan kompetensi, baik

melalui tutor sebaya dan pimpinan lembaga, maupun melalui instruktur

dari berbagai relasi perguruan tinggi yang mahir di bidangnya.

Gambar 4.2. Differensiasi Pendidikan Kafila Internasional Islamic School

Sumber: Zadani, (15 April 201

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) dalam melaksanakan

pendidikan berupaya memberikan pelayanan yang sangat baik bagi

seluruh warganya, baik di kalangan orang tua wali peserta didik, peserta

didik, guru, maupun kepada tenaga kependidikan yang bekerja di lembaga

tersebut. pola pelayanan yang diberikan adalah diantaranya memberikan

Differensiasi

Pendidikan

Akademik atau

Sekolah

Asrama (Boardin

g)

Tahfidz Al-

Qur'an

Page 141: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

128

kemudahan dalam mendapatkan informasi, petugas yang ramah dan

bersahaja, hingga sarana prasarana penunjang kegiatan pendidikan yang

memadai. Kualitas layanan juga diberikan pada 3 cakupan kegiatan yakni

layanan akademik, layanan boarding (asrama) dan layanan tahfidz al-

Qur’an.

Beragam terobosan baru yang berbeda dalam mengemas dan

menyelenggarakan pendidikan merupakan sebuah nilai sekaligus strategi

jitu yang mampu diberikan Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

dalam menghadirkan differen (perbedaan) pada penyuguhan pendidikan

yang lebih unggul dan lebih berkualitas. Capaian ini mengantarkan Kafila

Internasional Islamic School sebagai lembaga yang mampu menerapkan

strategi differensiasi dalam bidang pendidikan, yakni sebuah kemampuan

perusahaan (sekolah) untuk secara efektif membedakan dirinya sendiri dari

pesaingnya dengan memberikan nilai lebih pada pelanggannya (Payne,

2000:45)

B. Differensiasi Pendidikan Kafila Internasional Islamic School

Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set

perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari

penawaran pesaing. Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi

berikut ini, yaitu: differensiasi lulusan, differensiasi pelayanan,

differensiasi personal, differensiasi saluran, differensasi citra (Kotler, 199:

137-1397).

Differensiasi pada sebuah perusahaan atau lembaga secara ideal

mencakup lima dimensi sebagaimana yang diungkapkan Kotler tersebut,

namun demi memfokuskan penelitian, penulis menggali dan mendalami

strategi differensiasi pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

hanya pada tiga dimensi, yakni dimensi lulusan, dimensi personel (SDM),

dan dimensi layanan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan berbeda halnya dengan dunia

perusahaan, pemasaran dan perekonomian yang cenderung menggunakan

lima dimensi strategi diferensiasi, namun pada jasa layanan pendidikan hal

utama dalam mewujudkan sebuah keunggulan produk pendidikan dapat

dilakukan melalui tiga dimensi diferensiasi yaitu, diferensiasi produk,

diferensiasi personil dan diferensiasi layanan. Diferensiasi produk

pendidikan dapat diwujudkan melalui input dan output pembelajaran ,

difernsiasi personil yakni dengan mewujudkan pendidik dan tenaga

Page 142: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

129

kependidikan yang kompeten dan diferensiasi layanan dapat dilihat dari

proses pembelajaran yang maksimal.

Adapun hasil diferensiasi pada Kafila Internasional Islamic School

(KIIS) Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Unggul pada Lulusan

Strategi diferensiasi yang dilakukan oleh Kafila Internasional

Islamic School Jakarta adalah menghasilkan lulusan yang berbeda dari

tawaran pesaing lainnya. Perbedaan yang diciptakan mempunyai

keunggulan nilai dan manfaat lebih untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Lulusan yang dimaksud adalah hasil dari suatu pendidikan yang dilalui

melalui proses kegiatan belajar mengajar di Kafila Internasional Islamic

School Jakarta. Dalam konteks jasa pendidikan, lulusan adalah jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek dan variasi pilihan.

Lembaga pendidikan yang mampu memenangkan persaingan jasa

pendidikan adalah yang dapat menawarkan reputasi, prospek, mutu

pendidikan yang baik, prospek dan peluang yang cerah bagi para siswa

untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Sedangkan

kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Adapun bentuk diferensiasi lulusan pada Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) Jakarta terlihat pada tiga bidang kompetensi yaitu

pertama kompetensi bidang akademik yang terdiri dari unggul nilai UN

menempati posisi tertinggi pada lingkup madrasah selama lima tahun

berturut-turut, menjuarai olimpiade bidang sains dan matematika hingga

tingkat nasional dan alumni diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama

maupun perguruan tinggi luar negeri, serta menguasai dua bahasa asing,

yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. kedua kompetensi bidang tahfidzul

qur’an, dimana lulusan Kafila Internasional Islamic School Jakarta mampu

menghafal Al-Qur’an sebanyak 20 Juz rata-rata yang telah ditargetkan

target minimal 15 juz, hal ini membuktikan suksesnya program pada

bidang tahfidzul qur’an. Ketiga kompetensi afektif yakni memiliki 10

karakter pribadi muslim sebagai bekal kehidupan di masyarakat yang

begitu kompleks dan beragam pola kehidupannya.

Dalam mencapai sebuah keunggulan lulusan pendidikan, Kafila

International Islamic School Jakarta menyuguhkan sebuah layanan

pendidikan secara maksimal, berikut bagan layanan pendidikan pada

Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Page 143: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

130

Gambar Layanan Pendidikan KIIS

Lulusan merupakan hal mendasar yang akan menjadi

pertimbangan pilihan bagi masyarakat. Lulusan pendidikan merupakan

segala sesuatu yang ditawarkan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya. Lulusan yang dihasilkan dan ditawarkan harus berkualitas.

Sebab, konsumen tidak senang pada lulusan kurang bermutu, apalagi

harganya mahal (Buchari Alma.37:2005).

Selain layanan di atas Kafila International Islamic School Jakarta

dalam mencapai lulusan unggul ada beberapa aspek yang dilaksanakan

diantaranya input, proses dan output. Yang mana ketiga aspek ini menjadi

sebuah produk unggulan dalam menghasilan lulusan yang unggul.

Pertama, Input adalah kegiatan yang dilakukan oleh KIIS dalam merekrut

calon peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Suryosubroto

(2004: 74) menjelaskankan bahwa “penerimaan peserta didik baru baru

merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan biasanya dengan

mengadakan seleksi calon murid”. Mekanisme perekrutan peserta didik,

pendidikan dan tenaga kependidikan sudah dijelaskan pada bab III. Proses

Page 144: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

131

perekrutan yang akan dijelaskan pada bab ini terkait dengan materi soal

dan hasil perekrutan.

Materi soal perekrutan peserta didik pada proses input terdiri dari

dua tema soal yakni tes Al-Qur’an, akademik dan tes wawancara. Tes

akademik meliputi ujian bahasa Indonesia dan matematika. Tes Al-Qur’an

meliputi tes membaca dengan benar dan fasih. Sedangkan tes wawancara

bertujuan mengetahui tentang riwayat santri sebelum masuk KIIS, adapun

bentuk pertanyaannya berisikan tentang pertanyaan terkait perilaku calon

siswa dari berbagai aspek. Aspek yang dimaksud adalah kebiasaan sehari-

hari calon siswa, karakter siswa selama bergaul dengan lingkungan

kekuarga dan masyarakat. Dengan demikian calon siswa dipastikan

memiliki riwayat yang baik. Tidak sedikit ditemui banyaknya perilaku

buruk siswa karena bawaan masa lalu. Hal ini cukup berpengaruh pada

proses pembelajaran jika dibawa ke lingkungan sekolah yang nantinya bisa

membentuk komunitas belajar.

Tes akademik yang terdiri dari bahasa Indonesia dan matematika

masing-masing terdiri dari 50 soal dengan durasi 120 menit yang bentuk

soalnya terdiri dari pililhan ganda dan tes assay. Standar soal bahasa

Indonesia dan matematika di atas rata-rata soal ujian nasional. Maka dari

itu, kreteria soal cukup berat bagi calon siswa baru.

Selama ini bentuk soal ujian nasional di Indonesia hanya

menggunakan model soal pilihan ganda (multiple choice)

(Yustinaningrum, 2015:20). Tetapi KIIS menambahkan soal essay agar

siswa tidak sekedar menebak soal dengan insting saja. Hal ini selarasa

dengan pernyataan Burton (1991) bahwa soal pilihan ganda dapat

digunakan untuk berbagai subyek daerah dan dapat untuk mengukur

berbagai macam tujuan pendidikan, tetapi, pilihan ganda memiliki

kekurangan yaitu siswa yang tidak dapat mengerjakan soal cenderung

menebak jawaban soal, selain itu soal pilihan ganda tidak dapat

menampilkan kemampuan proses berpikir, dan menghasilkan gagasan

siswa.

Tes Al-Quran terdiri dari tes membaca dengan baik dan benar.

Membaca dengan baik maksudnya membaca dengan ketentuan ilmu tajwid

dan makhrijul huruf. Calon siswa diminta untuk membaca Al-Quran yang

sudah ditentukan surat dan ayatnya. Biasanya hanya terdiri dari 5-10 ayat.

Kedua, proses adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Kafila

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman, (2001:

461) proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat

kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam

proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak

bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi

yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara

optimal.

Page 145: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

132

Ketiga, output Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah

bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam

pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk

dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu

diadakan kegiatan penilaian , sebagai alat penyaring kualitas

(Arikunto, 2013:5)

Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja

sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku

sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,

produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya

dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah,

dapat dijelaskan bahwaoutput sekolah dikatakan berkualitas/bermutu

tinggi jika prestasi sekolah, khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan

pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan

umum, UNAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-

akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga,

kesnian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler

lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang

saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan (Yusuf, 2008:3).

Imam Faizin (267:2017) menjelaskan bahwa lulusan bidang

akademik, produsen harus bisa membuat lulusan layanan pendidikan lebih

bervariasi seperti kegiatan olahraga, kesenian, dan keagamaan, untuk

menambah kualitas pendidikan. Suatu komoditi yang hendak di lulusansi

haruslah mempertimbangkan alasan sosial kemanusiaan, yakni selain

dibutuhkan oleh masyarakat juga manfaat positifnya yang akan di dapat

lulusansinya suatu komoditas tersebut. Dalam lingkungan pendidikan,

lulusan jasa yang dapat ditawarkan adalah jasa layanan akademik seperti

kurikulum atau ekstra kurikulum. Selain itu, penawaran melalui prestasi

yang telah diraih juga merupakan faktor pendukung dalam meraih

persaingan antar sekolah.

Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa lulusan yang

ditawarkan oleh Kafila Internasional Islamic School (KIIS) kepada

pelanggan merupakan lulusan yang secara global dapat direalisasikan

dalam visi sekolah tersebut yakni terwujudnya madrasah yang berkarakter

Islam, maju dan unggul. Kualitas output yang rahmatan lil alamiin yang

dapat dijabarkan dengan pemahaman yang sangat luas kedalam kegiatan

pembelajaran di antaranya dengan pembelajaran terintegrasi, kegiatan intra

sekolah seperti Business Day, perkusi, memanah, outbound, dan kegiatan

yang lain-lain.

Page 146: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

133

Wujud pelaksanaan kegiatan dalam menghasilakan lulusan unggulan

di kalangan peserta didik. Menurut Hartono (9 April 2017) memaparkan

bahwa lulusan unggulan Kafila Internasional Islamic School (KIIS) yang

telah terlihat nyata di kalangan peserta didik terklasifikasi menjadi tiga

macam keunggulan yaitu unggul pada program akademik yakni

mendapatkan nilai UN tertinggi di kalangan satuan pendidikan Madrasah,

memiliki kompetensi bidang sains dan matematika yang dibuktikan

dengan banyaknya juara pada olimpiade Matematika dan Sains, unggul

pada program boarding (asrama) yakni memiliki 10 karakter pribadi

muslim, dan unggul pada program pendidikan tahfidzul qur’an.

Dari urain singkat di atas dapat penulis paparkan secara terperinci

bentuk lulusan unggulan pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

Jakarta, yaitu:

Pertama lulusan unggulan yang dihasilkan Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) Jakarta dalam aspek akademik adalah capaian hasil

belajar peserta didik yang menunjukkan pada tataran nilai yang sangat

membanggakan. Hal ini dapat terlihat pada beberapa capaian berikut ini:

a) Standar Kompetensi Lulusan Tercapai Sesuai Target, melalui hasil nilai

UN baik pada jenjang Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah

mendapat predkat tertinggi se Provinsi DKI Jakarta hingga 5 tahun

berturut-turut.

b) Banyaknya juara olimpiade Sains dan matematika, baik pada tingkat

kota, tingkat provinsi bahkan pada tingkat nasional. Tak hanya bidang

sains dan matematika saja melainkan pada bidang seni religi juga

memiliki prestasi yang sngat gemilang.

c) Lulusan pada jenjang Madrasah Aliyah yang diterima di PTN

Terkemuka di Indonesai mencapai 94% pertahun nya, merupakan

angka yang sangat fantastis dalam setiap satuan pendidikan. Adapun

selebihnya yang tidak memasuki ke PTN di Indonesia karena mereka

sebagian melanjutkan ke perguruan tinggi luar Negeri khususnya di

Timur Tengah seperti Kairo, Madinah, Turki dll.

d) Metode pengajaran dengan menggunakan pendekatan penguatan akidah

islamiyah, sehingga siswa dapat mengikuti segala kegiatan belajar

mengajar dengan penuh kesadaran, tanpa ada unsur paksaan dari pihak

manapun.

e) Tidak sebatas pada pengetahuan keislaman saja, siswa di Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) merupakan lulusan unggulan yang

memiliki tiga kompetensi keahlian, yaitu Ahli dalam bidang Sains dan

Page 147: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

134

Matematik, menguasai Bahasa Asing sebagai bekal mereka untuk

mampu melihat dunia Internasional, serta mampu menghafal al-Qur’an

20-30 Juz.

Kedua, lulusan unggulan yang dihasilkan dari program boarding

(asrama) yang dilaksanakan Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

adalah kepribadian dan karakter muslim yang tertanam dengan baik di

kalangan peserta didik KIIS. Hal ini dapat terlihat pada beberapa

pemaparan berikut ini:

a) Tingkat pelanggaran siswa terhadap aturan begitu kecil, artinya siswa

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) mampu mengikuti aturan

dan tata tertib dengan penuh kesadaran.

b) Penanaman amalan sunnah yang sangat ditekankan oleh setiap siswa

nya seperti puasa senin dan kamis, shalat tahajjud dan dhuha.

c) Para alumni Kafila Internasional Islamic School (KIIS) telah mampu

mendakwahkan “true muslim personal character” yaitu, Salimul

Akidah, shahihul Ibadah, matinul khuluq, qowiyyul jismi, mutsaqqaful

fikri, mujahadatul linafsi, harisun ala waqtihi, munazhamun fii

Syuunihi, qadirun Alal Kasbi, dan nafi’un lighairi.

d) Memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan ibadah baik yang

bersifat wajib maupun Sunnah.

e) Mengamalkan akhlaq terpuji dalam kehidupan sehari-hari, seperti

berkata santun, bersikap sopan terhadap siapa saja yang ditemuinya.

f) Memiliki jiwa kedisiplinan yang tinggi yang nampak pada kemampuan

mengikuti kegiatan secara tepat waktu.

g) Mampu membiasakan hidup yang sehat dengan menerapkan nilai

keindahan, kebersihan, dan kerapihan (K3) di lingkungan tempat

tinggalnya.

h) Memiliki naluri self development (pengembangan diri) yang tinggi

sehingga mampu menumbuhkembangkan keahlian personal yang

menjadi ciri khas pribadi.

Ketiga, pada aspek tahfidzul qur’an, Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) mengupayakan terwujudnya siswa atau peserta didik yang

mampu memiliki pemahaman yang baik terhadap al-Qur’an dengan

menghasilkan peserta didik sebagai berikut:

a) Memiliki hafalan qur’an 10-30 Juz.

b) Memiliki pemahaman yang baik terhadap tafsir al-Qur’an.

Page 148: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

135

c) Mampu menjadi imam shalat berjamaah baik di Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) maupun di masyarakat, dan;

d) Menjadi guru TPQ di lingkungan tempat tinggalnya.

Berdasarkan temuan di atas produk lulusan Kafila Internasional

Islamic School Jakarta merupakan sebuah lulusan yang unik, istimewa dan

berbeda dari lulusan pada lembaga pendidikan pada umumnya. Sebagai

salah satu lembaga pendidikan yang ternama, Kafila Internasional Islamic

School (KIIS) memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam menghasilkan

lulusan pendidikannya. Lulusan pendidikan yang dihasilkan bukan saja

dari aspek peserta didik atau lulusan lembaganya semata, namun tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan juga mendapatkan suntikan peningkatan

kompetensi yang sesuai standar Kafilla Internasional Islamic School

(KIIS).

Hal tersebut di atas sejalan dengan teori (Kotler, 2000:428) Pada

dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks.

Diferensiasi produk merupakan suatu usaha perusahaan untuk

membedakan produknya terhadap pesaing”. Menurut Kotller dan

Armstrong (2008:211) Diferensiasi produk mencakup: a). Bentuk b).

Keistimewaan c). Mutu kinerja d). Keandalan e). Keunikan.

Dengan demikian usaha Kafila Internasional Islamic School Jakarta

dalam menciptakan produk pendidikan (lulusan) yang unggul, berkualitas ,

unik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat berhasil sesuai dengan

harapan.

2. Unggul pada Guru dan Tenaga Kependidikan

Faktor penentu keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah

personil/Sumber Daya Manusia (SDM). SDM pada lembaga pendidikan

yaitu Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) dalam mewujudkan SDM yang berkualitas memiliki cara

yang berbeda dalam menyediakan tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan. Penyediaan pendidik yang berkualitas dilakukan melalui

beberapa tahap yang harus dilalui setiap pendidik dan tenaga kependidikan

mulai pada saat perekrutan.

Proses perekrutan bertujuan mencari pendidik yang unggul

berkualitas dan dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola

kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu

membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah,

menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran,

Page 149: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

136

serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara

terus menerus (Andriani, 2010:2).

Hal ini sejalan dengan penjelasan Iskarim (2017:308) bahwa sumber

daya manusia yang berkualitas akan lahir dari sistem dan proses

pendidikan yang berkualitas, dan sebaliknya untuk dapat mewujudkan

pendidikan yang berkualitas diperlukan pula sumber daya manusia yang

berkualitas. Jadi sumber daya manusia merupakan unsur aktif, sedangkan

unsur-unsur lain merupakan unsur pasif yang bisa dirubah oleh kreativitas

manusia.

Salah satu unsur penting dalam manajemen sumber daya manusia

adalah rekrutman. Rekrutmen merupakan sarana untuk menyiapkan

sebanyak-banyaknya tenaga pekerja yang sesuai dengan syarat dan

kualifikasi yang diharapkan oleh organisasi untuk menyelesaikan

pekerjaan yang sudah disiapkan (job discription). Keberhasilan rekrutmen

pekerja, dalam hal ini guru, dalam organisasi sangat menentukan

keberhasilan terwujudnya tujuan organisasi itu sendiri. Rekrutmen yang

baik adalah rekrutmen yang bisa menjawab kebutuhan pekerjaan yang

disiapkan oleh organisasi. Karena begitu pentingnya proses rektumen ini,

tidak mustahil bahwa tugas manajemen sumber daya berikutnya menjadi

lebih mudah dan berjalan dengan baik. Misalnya, dengan keberhasilan

rekrutmen maka proses seleksi, penempatan, peningkatan dan

pengembangan (pemberdayaan) serta evaluasi pun akan menuai

keberhasilan pula.(Iskarim, 2017:309)

Mencapai keberhasilan pendidik tentunya bukan pekerjaan yang

mudah. Pendidik harus mampu menyesuaikan dengan perubahan zaman

yang begitu cepat pada lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan

ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan.

Pendidik profesional tidak lagi sekedar pendidik yang mampu mengajar

dengan baik melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen

perubahan sekolah, dan juga mampu menjalin dan mengembangkan

hubungan untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya. Andriani

(2010:14)

Saat ini SDM yang dimiliki Kafilla Internasional Islamic School

(KIIS) sudah sesuai dengan kebutuhan dengan prosentase 80% PTK sudah

sesuai (linier) dengan kualifikasi akademiknya berdasarkan aturan negara.

Sedangkan yang 20% sifatnya masih satu rumpun seperti guru yang

memiliki baground akademik syariah namun mengajar mata pelajaran PAI,

atau guru sains murni mengajar mata pelajaran matematika ataupun IPA.

a. Persyaratan PTK

Page 150: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

137

Perekrutan SDM pada Kafila International Islamic School (KIIS)

dilakukan sesuai dengan kebutuhan SDM yang secara global terbagi

pada tiga jenis bidang keahlian, yakni:

a) Pembimbing atau guru Tahfidz. Pada bidang ini, kualifikasi yang

dibutuhkan adalah mereka yang memiliki hafalan al-Qur’an

sebanyak 30 juz, memiliki kemampuan mengajarkan al-Qur’an

baik pada level tahsin maupun tahfidz, memiliki sanad hafalan al-

Qur’an sebagai bukti telah mengikuti tashhih atau standarisasi

hafalan qur’an, dan memiliki sertifikat penghafal al-Qur’an 30 Juz.

b) Pengelola atau guru asrama (Boarding). Pada bidang ini,

kualifikasi yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki

kemampuan mengelola asrama, memiliki kemampuan memahami

dan memberikan bimbingan keasramaan terhadap peserta didik

(santri) dan mampu mengawal terwujudnya program penanaman

10 karakter pribadi muslim sebagaimana yang telah ditetapkan

Kafilla Internasional Islamic School (KIIS).

c) Pendidik pada aspek pendidikan formal (akademik). Pada bidang

ini, kualifikasi yang dibutuhkan adalah memiliki kompetensi yang

sesuai dengan mata pelajaran atau bidang akademik lain yang akan

dijalani dan berijazah S1 (strata satu), sehat jasmani dan rohani

serta memiliki visi dalam pendidikan.

Dari ketiga pola layanan pembelajaran di Kafila membuktikan

adanya sebuah kepastian akan jaminan kualitas SDM yang dimilikinya

melalui persyaratan yang harus dimiliki oleh calon Guru dan tenaga

Kependidikan dalam upaya mewujudkan lulusan yang unggul dan

kompeten.

Berdasarkan temuan di atas terkait persyaratan pendidik dan

tenaga kependidikan pada Kafila internasional Islamic School Jakarta

sudah sesuai dengan PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pada pasal 2 yang merumuskan bahwa salah satu

standar yang harus dipenuhi dalampendidikan nasional adalah standar

pendidik dan kependidikan, yang meliputi: kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Namun kenyataan dilapangan KIIS juga memilikin standar lebih dari

ketentuan peraturan pemerintah di atas berupa memiliki kompetensi

bidang tahfidzul qur’an 30Juz. Hal ini menandakan bahwa kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan di KIIS memiliki hal yang berbeda

dari lembaga pendidikan yang lainnya.

b. Proses Perekrutan

Page 151: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

138

Dalam proses perekrutan pendidik dan tenaga kependidikan,

Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) menyesuaikan dengan

kebutuhan sekolah atau unit pendidikan lainnya. Hamdi (22 April 2019)

memaparkan bahwa kebutuhan Kafilla Internasional Islamic School

(KIIS) dalam melaksankan kegiatan pendidikan tercakup pada tiga jenis

kegiatan yakni tahfidz, bording (asrama), dan akademik (KBM).

a. Tahfidz merupakan salah satu kegiatan menghafal al-Qur’an yang

telah ditetapkan Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) sebagai

salah satu kegiatan prioritas. Untuk memenuhi pencapaian program

tahfidz, KIS melakukan perekrutan pendidik dan tenaga

kependidikan yang telah hafal 30 Juz dan telah bersertifikat hafidz

30 Juz dengan memiliki sanad atau riwayat tahfidznya sebagai

bentuk tashih.

b. Boarding (asrama), semua peserta didik yang di terima di Kafilla

Internasional Islamic School (KIIS) wajib tinggal di asrama yang

telah disediakan pihak KIS. Dengan demikian perekrutan pendidik

dan tenaga kependidikan juga memperhatikan aspek kemampuan

mengelola asrama yang memahami polaatau sistem kegiatan di

asrama serta mampu memberikan bimbingan terhadap peserta didik

yang tinggal di asrama dengan mengacu pada nilai-nilai

kemandirian dan 10 karakter kepribadian muslim yang telah

ditetapkan Kafilla Internasional Islamic School (KIIS).

c. Akademik, pada aspek akademik, Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) memiliki standar kompetensi yang harus dimiliki

pendidik dan tenaga kependidikan pada empat aspek kompetensi

yakni pedagogik, social, kepribadian, dan professional. Dalam

melakukan perekrutan pendidik dan tenaga kependidikan di

sesuaikan dengan kualifikasi akademik yang dibutuhkan.

Pada proses rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan, Kafilla

Internasional Islamic School (KIIS) menerapkan empat tahap seleksi,

yakni administrasi, tes kompetensi, micro teaching, dan interview serta

psikotes (Hamdi, 22 April 2019). Pertama, seleksi administrasi. Pada

tahap ini, Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) menyeleksi calon

PTK berdasarkan berkas-berkas lamaran kerja sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam persyaratan perekrutan PTK atau pegawai. Kedua, tes

kompetensi. Setelah calon PTK dinyatakan lulus pada tahap seleksi

administrasi, calon PTK wajib mengikuti seleksi kompetensi dengan

melakukan tes kompetensi, misalnya pelamar pembimbing tahfidz

harus mengikuti beberapa tes tahfidz yang telah dibuat dengan standar

Kafilla Internasional Islamic School (KIIS).

Ketiga, tahapan berikutnya dalam sistem rekrutmen pendidik dan

tenaga kependidikan adalah micro teaching dimana calon PTK

melakukan praktek mengajar atau membina peserta didik baik pada

Page 152: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

139

tahfidz, pembina asrama maupun akademik atau Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Keempat, pada tahap akhir calon PTK yang telah

dinyatakan lulus pada micro teaching wajib mnegikuti tes wawancara

dan psikotes.

Gambar 4.3. Tahapan Seleksi Rekrutmen PTK

Sumber: Hamdi (22 April 20

PTK yang telah menandatangani kontrak dengan Kafilla

Internasional Islamic School (KIIS) tidak serta merta menjadikan

mereka sebagai pegawai atau karyawan tetap, namun pada beberapa

bulan setelah penandatanganan kontrak mereka masih mendapatkan

pengwasan dari pengelola Kafilla Internasional Islamic School (KIIS)

untuk nantinya benar-benar menjadi bagian yang tetap dari lembaga ini.

Pengawasan tesebut dikenal dengan istilah masa penilaian. Pertama,

memasuki 3 bulan pertama, status PTK masih berada pada tahap

pendampingan atau training. Kedua, masa kontrak. PTK baru yang

telah melewati masa pendampingan dengan penyesuaian diri yang

cukup baik selama 3 bulan, maka secara tidak langsung masuk kepada

masa kontrak. Ketiga, masa tetap. Setelah dinyatakan mampu menjadi

partner yang baik bagi keberlangsungan pendidikan di KIIS, PTK yang

telah melalui masa pendampingan dan masa kontrak akan diangkat

menjadi pegawai atau karyawan tetap di Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS).

Adapun tujuan dari rekrutmen di Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS). yaitu untuk menyediakan sejumlah calon tenaga kerja

yang memenuhi kualifikasi dan tetap konsisten dengan strategi,

wawasan dan nilai institusi pendidikan, untuk meminimalisir adanya

kemungkinan keluarnya tenaga kependidikan yang belum lama bekerja,

untuk menkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan

pelatihan , untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upaya

menciptakan kesempatan kerja.(Musakkar, 2019:2)

Administrasi

Kompetensi

Micro Teaching

Interview dan Psikotes

4

1 2

3

Page 153: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

140

c. Kompensasi PTK

Perihal pemberian kompensasi kerja, Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) tidak memiliki standar khusus, tetapi dilihat dari income

yang ada, yaitu dengan cara memberikan tawaran kepada calon PTK

yang telah lulus seleksi untuk menentukan sendiri nominal penghasilan

sesuai dengan keinginan nya, yang tentu nantinya akan dikaji dan

disesuaikan dengan kesanggupannya dalam melaksankaan tugas dan

tanggung jawabnya di Kafilla Internasional Islamic School (KIIS).

Tawaran kompensasi terkait besaran penghasilan ini menunjukkan

bahwa Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) memiliki sistem

yang berbeda dalam menentukan pemberian penghasilan kepada PTK

yang mengabdi dan bekerja di lembaga tersebut.

Perihal kompensasi pada pendidik dan tenaga kependidikan di

kafila Internasional Islamic School Jakarta menjadi perhatian utama

oleh pengelola lembaga (ketua yaysan). Karenahal ini menyangkut

kesejahteraan mereka, sehingga pada upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan selalu diprioritaskan, adapun besarannyaberdasarkan

kontribusi guru maupun pegawai atas dedikasinya.

Perihal diatas sependapat dengan pernyataan Musfah (2016:20-30)

mengatakan bahwa memuliakan guru dari aspek materi merupakan

tanggung jawab pemerintah, pengusaha dan orang tua siswa. Pengusaha

dalam hal ini adalah pemilik yayasan/lembaga.

Dalam memberikan kesejahteraan guru, pemilik yayasan dapat

mewujudkan beberapa bentuk seperti Gaji poko beserta tunjangannya

kesehatan, tunjangan insentif kinerja dan tunjangan hari tua.

d. Pengorganisasian PTK

Dalam hal penempatan posisi kerja, Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) memiliki cara yang berbeda dari sekolah-sekolah pada

umum nya, dalam hal pengangkatan seorang pimpinan satuan

pendidikan, tingkat tingginya umur bukan merupakan acuan utama,

tetapi lebih mengutamakan pada tingginya kualifikasi pendidikan dan

kinerja harian dan pengalaman di dalam bidannya. Cara ini dianggap

lebih efektif oleh pihak pengelolaan Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) pada bagian manajemen SDM. Perihal tersebut sudah

dibuktikan sejak berdirinya Kafilla Internasional Islamic School (KIIS)

hingga sekarang, dan tanpa ada konflik antar rekan kerja.

Sebuah tuntutan lebih dari Kafilla Internasional Islamic School

(KIIS) terhadap pemangku jabatan-jabatan tertentu seperti Kepala

Sekolah, direktur dan guru pamong, mereka diwajibkan tinggal selama

24 jam penuh di dalam nya. Cara ini merupakan hal yang sangat

ekstrim namun mereka melakukan dengan penuh suka hati, enjoy dan

tenggung jawab. Berbeda halnya dengan lembaga lain yang hanya

Page 154: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

141

mewajibkan pimpinan bekerja selama 8 jam perhari. (tata tertib SDM).

(belum ada pembahasan secara teori dan hal ini sudah di tulis pada bab

3)

e. Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi PTK

Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) dalam melakukan

pembinaan dan peningkatan kompetensi PTK atau SDM di

lingkungannya adalah dengan melaksanakan program Pengembangan

Kompetensi SDM (PKS) yang jika di umumnya sekolah dikenal dengan

istilah Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB). Pada program

Pengembangan Kompetensi SDM (PKS) secara umum terklasifikasi

menjadi empat jenis program kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan

SDM, pengembangan kompetensi pedagogik, peningkatan empat

standar kompetensi guru, dan pembelajaran bahasa asing.

Gambar 4.4. Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi PTK

Sumber: Hamdi (22 April 2019)

Selain empat program diatas, upaya Kafilla Internasional Islamic

School (KIIS) dalam meningkatkan standard kompetensi PTK adalah

memberikan beasiswa penuh dari pihak Yayasan untuk melanjutkan

jenjang yang lebih tinggi, yaitu pada jenjang S 2 dan S 3, tanpa

mengurangi hak kompensasi harian. Dengan cara ini para Pendidik dan

Tenaga Kependidikan yang ada dapat belajar dengan tenang, focus dan

terarah. Jika telah usai masa studinya mereka kembali dengan bekal

yang lebih baik lagi (Hamdi, 22 April 2019).

Pembinaan dan peningkatan kompetensi PTK juga dilakukan

pengelola Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) dengan berbagai

Identifikasi Kebutuhan SDM

Pengembangan Pedagogik

Peningkatan Standar Kompetensi Guru

Pembelajaran Bahasa Asing

Page 155: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

142

upaya, diantaranya, 1) memfasilitiasi guru untuk memenuhi kualifikasi

akademik yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya bagi

guru yang belum linier, 2) mengadakan pendidikan kelas jauh untuk

guru yang belum memiliki legalitas akademik, 3) melakukan sertifikasi

internal bagi guru melalui kerjasama dengan Universitas Hamka Jakarta

untuk meningkatkan kompetensi pedagogic dan kompetensi

professional, 4) mengadakan pelatihan pembuatan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

f. Evaluasi Tenaga Pendidik dan Pegawai Kependidikan

Evaluasi terhadap SDM dilakukan secara periodik yakni evaluasi

tiga (3) bulan dan evaluasi 6 bulan atau persemester. Evaluasi SDM

yang dilakukan pada kurun waktu 3 bulan sekali mengarah pada

berbagai perbaikan yang harus dilakukan guru atau tenaga pendidikan

lainnya dalam melaksanakan tugas. Evaluasi 3 bulan pada Kafilla

Internasional Islamic School (KIIS) di istilahkan sebagai Penilaian

Kinerja (PK). Evaluasi yang dilaksanakan persemester (6 bulan)

mengarah pada pelaksanaan laporan pertanggungjawaban guru atau

tenaga kependidika atas kinerja yang telah dilakukan selama satu

semester.

Kegiatan evaluasi Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) pada

PTK sering menghasilkan beberapa permasalahan PTK dalam

melaksanakan tugasnya, diantaranya:

1) kurang disiplin dalam membuat administrasi pembelajaran di

kelas, misalnya membuat catatan siswa yang berisi laporan guru

yang dibuat secara obyektif terhadap perkembangan siswa,

pembuatan perangkat pembelajaran, dan kegiatan administrasi

lainnya.

2) kurangnya kedisiplinan dalam ketepatan waktu dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya di asrama,

sehingga secara tidak langsung mengganggu proses kegiatan

pembelajaran di sekolah,

3) interaksi sosial yang belum terjalin dengan baik di antara sesama

guru dan tenaga kependidikan di sekolah khususnya dalam aspek

saling mengingatkan pada tugas dan tanggungjawab rekan guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun

pelanggaran terhadap kriteria pribadi muslim di kalangan PTK.

Page 156: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

143

Dari beberapa bentuk evaluasi yang dilakukan tersebut, merupakan

upaya KIIS dalam mewujudkan personil (tenaga pendidk) yang

unggul, dengan hal ini KIIS memberikan solusi kepada mereka

melalui berbagai hal diantaranya:

1) MBT (Managemen By Tongkrongan)

MBT merupakan cara pimpinan memantau para pegawai dan

tenaga kependidikan melalui terjun langsung dengan membantu

mereka sambil melatih cara kerja yang efektif dan efisien. Artinya,

pimpinan benar-benar duduk bersama mendampingi dan

membantu pegawai ketika bekerja. Misalnya, ketika ada pegawai

administrasi yang baru, beliau ikut mengerjakan hal secara teknis.

Sehingga akan mengenal lebih dekat tentang pribadi pegawai

tersebu. Melalui cara ini ada dua manfaat yang akan diperoleh, ada

dua manfaat yang akan diperoleh, yaitu: pimpinan akan memahami

secara teknis setiappekerjaan dan sekaligus memonitor kinerja

pegawainya. Namun ada halyang harus dperhatikan dalam MBT

ini bahwa seorang pimpinan sekedar membantu mengarahkan

secara teknis tetapi tidak mengerjakan hal teknis tersebut secara

keseluruhan.

2) Person Job Fit

Salah satu cara untuk mencapai kinerja yang maksimal adalah

membuat pegawai nyaman dalam bekerja. Padahal sudah menjadi

hal yang lumrah bahwa pegawai di Kafila Internasional Islamic

School akan mendapatkan tugas tambahan. Selain mengajar, para

guru juga akan ditempatkan dalam jabatan struktural, jabatan

fungsionalmaupun jabatan kepanitiaan.

Untuk menjaga kenyamanan kerja, maka perlu diupayakan

adanya person job fit, yaitu kesesuaian antara individu dengan

jenis pekerjaannya. Kesesuaian yang dimaksud adalah

mempertimbangkan keterbatasan dan kebutuhan yang dimiliki

oleh SDM. Selanjutnya yangtak kalah penting adalah adanya

person organisation fit , yaitu kesesuaian antara individu dengan

organisasi/lembaga. Jika kedua kesesuaian itu sudah diberikan

kepada individu, kenyamanan kerja pun akan didapat.

Sebagai dasar pertimbangan dalam pemetaan tugas pegawai,

Kafila menggunakan beberapa hal. Pertama latar belakang

pendidikan dan pengalaman kerja. Kedua, gaya kepribadian

pegawai. Ketiga, observasi “tipe pekerjaan” yang sesuai selama

Page 157: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

144

menjadi pegawai. Keempat, diskusi secara langsung dengan

pegawai tentang tugas yang akan diberikan.

Jika person job fit tidak dilaksanakan, yang akan terjadi

adalah tugas-tugas tidak akan terlaksana dengan baik. Sasaran dan

target yang akan meleset.dengan kondisi seperti ini akan

memunculkan pemborosan. Waktu pencapaian sasaran akan

terbuang sehingga akan mengulang pekerjaan yang sama.

Demikian pula dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan menjadi

lebih banyak. Istilah mudahnya menjadikan “kerja dua kali”.

3) DISC

DISC adalah sebuah alat ukur psikometri yang konsep

dasarnya mengacu pada hasilkerja Psikolog Amerika, William

Moulton Marston yang juga menciptakan Polygraphi lie detector

atau detector kebohongan. Kepribadian menurut model DISC yang

digunakan Kafila untuk memetakan kepribadian SDM. Melalui

alat tes ini dapat diketahui tipekepribadian seseorang dalam dua

kondisi yaitu asli/alami dan dibawah pekerjaan. Dari empat gaya

kepribadian DISC, seseorang biasanya akan menonjol pada satu

atau paling banyak dua jenis kepribadian. Jika sudah terbiasa

melakukan observasi, kita sudah mampu memperkirakan tipe

kepribadian orang tersebut tanpa menggunakan alat tes.

Secara garis besar penggolongan gaya kepribadian DISC

yaitu: (D) Dominance; dorongan untuk mengontrol,meraih

tujuan/target. Sifat dasar; menguasai. (I) Influence; dorongan

untuk mempengaruhi, berekspresi, dan didengarkan. Sifat dasar:

membujuk. (S) Steadiness: dorongan untuk menjadi stabil dan

konsisten. Sifat dasar: mendukung. (C) Compliance; dorongan

untuk menjadi benar, teratur dan aman. Sifat dasar: mengatasi

masalah.

g. Karakter Pribadi Muslim Tenaga Pendidik dan Kependidikan

KIIS

Aspek sosial-keagamaan ummat Islam berawal dari bagaimana

ummat Islam mampu membangun karakter dan kepribadian muslim

sejati dalam jiwanya, semakin baik karakter dan kepribadiannya, maka

semakin memberikan dampak positif bagi perilaku dan aktivitasnya di

komunitasnya. Manshur (2017:1) menyebutkan berbagai karakter dan

pribadi muslim yang dibangun antara lain: salimul aqidah (aqidah yang

bersih), sahihul ibadah (ibadah yang benar), matinul khuluq (akhlak

Page 158: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

145

yang kokoh), qowiyyul jismi (kekuatan jasmani), mutsaqoful fikri

(intlek dalam berpikir), mujahadatul linafsihi (berjuang melawan hawa

nafsu), harishun ala waqtihi (pandai menjaga atau mengatur waktu),

munazhzhamun fi syuunihi (teratur dalam suatu urusan), qadirun alal

kasbi (mandiri), dan nafi’un lighairihi (bermanfaat bagi orang lain).

Beragam karakter tersebut menjadi acuan Kafila Internasional Islamic

School dalam menanamkan kepribadian unggul terhadap peserta

didiknya.

Diantara kriteria-kriteria pada tenaga pendidik dan kependidikan di

Kafila Internasional Islamic School Jakarta sudah sesuai dengan teori

Wibowo, 2012, yaitu beberapa nilai luhur yang harus dimiliki dan

dipraktikan terlebih dahulu oleh guru, sebelum diajarkan kepada anak

didik dalam kehidupan nyata, yaitu: religius, jujur, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, gemar membaca. Dengan demikian, apa yang sudah

dilakukan oleh Kafila Internasional Islamic School Jakarta dalam

mewujudkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang unggul dan

kompetenberhasil sesuai harapan.

Hal tersebut di atas juga sejalan dengan teori kotler (2007:385).

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan

memperkerjakan dan melatih ornag-orang yang lebih baik dari pesaing

mereka. Sehingga dengan terlatihnya mereke akan memunculkan enam

karakteristik,yaitu: kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan,

cepat tanggap dan komunikasi.

3. Unggul Layanan Pembelajaran

Pola layanan yang ditempuh oleh Kafila Internasional Islamic School

dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul dan professional

dengan membagi pada beberapa bagian, yaitu layanan akademik, layanan

asrama dan layanan bimbingan tahfidz al Qur’an. Dalam menjalankan

proses tersebut, masing-masing bidang dipimpin oleh wakil direktur yang

bertugas membantu direktur dalam menjalankan tugas-tugas pendidikan

yang lebih spesifik sesuai bidangnya.

Gambar 4.5. Bagan Struktur Organisasi Bidang Pendidikan

Page 159: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

146

Sumber: Zadani, 2018:193

Bagan tersebut menunjukkan pola pelayanan Kafila yang telah

terstruktur dengan baik, dimana pengambil kebijakan tertinggi adalah

mereka yang diberikan kepercayaan menjadi direktur pada yayasan Kafila.

Kemudian dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, kafila

mempercayakan tiga orang sebagai pimpinan dan penanggung jawab

dalam masing-masing bidang kegiatan yakni bidang pendidikan dalam hal

ini mengurusi sekolah atau pendidikan formal, bidang tahfidz qur’an yang

mengurusi program tahsin dan tahfidz qur’an, serta bidang keasramaan

yang mengurusi kegiatan peserta didik di asrama atau bisa diistilahkan

dengan pola pendidikan berbasis pesantren.

a. Layanan Akademik

Gambar Layanan Akademik

Layanan akademik merupakan bentuk layanan yang berhubungan

dengan aktivitas-aktivitas pendidikan formal di Kafila Internasional

Islamic School, juga dikenal dengan istilah Dikjar (pendidikan dan

pengajaran). Dengan kata lain kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

sekolah, seperti: layanan pembelajaran, layanan bidang administrasi dan

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR BID.PENDIDIKAN

WAKIL DIREKTUR BID. TAHFIDZ QURAN

WAKIL DIREKTUR BID. KEASRAMAAN

MANAGEMEN REPRESENTETIVE (MR)

Page 160: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

147

layanan yang berkaitan dengan perkembangan siswa (konseling) serta

layanan-layanan lain baik bersifat akademik maupun non-akademik

lainnya.

Gambar 4.6. Diagram Layanan Pendidikan

Di Kafilla Internasional Islamic School (KIIS)

Kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran formal di Kafila

Internasional Islamic School merupakan kombinasi antara kurikulum

pemerintah dan kurikulum pesantren. Kurikulum yang disusun oleh Kafila

Internasional Islamic School menjadi ciri khas sebagai pesantren. Secara

umum, Kafila Internasional Islamic School membagi pelajaran ke dalam tiga

golongan:

No. Kelompok Mata Pelajaran

1 Diniyah Aqidah, Akhlaq, Fiqih, Ushul Fiqih,

Sirah/Sejarah Islam, Hadits,

Faraidh/Hukum Waris, fathul

Kutub/Literasi Kitab, Perbandingan

Madzhab, Tajwid dan Ilmu al Qur’an

2 Kauny Matematika, Kimia, Biologi, Fisika, IPS,

Kewarganegaraan, Seni Budaya, Olahraga

dan Kesehatan, Komputer

3 Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa

Arab, nahwu, Sharaf, Balaghah, Khat dan

Imla’

Melihat banyaknya mata pelajaran yang harus disampaikan ke santri,

maka disusunlah pemetaan. Sehingga muncul tiga penggunaan metode belajar

mengajar yang terdiri dari: pertama, secara Klasikal. Metode Klasikal artinya

pelajaran disampaikan di kelas. Kedua, halaqah tarbawiyah (semacam majelis

taklim) dan; ketiga, stadium general yang artinya seluruh santri mengikuti

WAKIL DIREKTUR

BID. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

KEPALA

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KEPALA

MADRASAH ALIYAH (MA)

KEPALA

BINA PRESTASI

KA ADMINISTRASI

Page 161: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

148

pembelajaran dalam sebuah forum bersama. Pembagian tersebut dimaksudkan

agar materi pelajaran dapat disampaikan lebih tepat sasaran sesuai

karakteristik mata pelajaran itu sendiri. (Zadani, 2018:196)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum

untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah terdiri atas:

a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan

untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak

mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan

dari pendidikan agama. b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik

akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai

manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa

dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMA/MA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu

pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara

kritis, kreatif dan mandiri. d) kelompok mata pelajaran estetika;

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan

kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni

mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual

sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam

kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan

yang harmonis. e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Page 162: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

149

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat

yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan

seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,

HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial

untuk mewabah.

Melihat kenyataan di atas, Kafila Internasional Islamic School telah

menyusun kurikulum berdasarkan PP No 19 Tahun 2005 tentang Setandar

Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1), hal tersebut dapat dilihat dari

muatan kurikulum yang telah dibuatnya.

Pelayanan proses pembelajaran pada Kafila Internasional Islamic

School terlihat pada beberapa jenis kegiatan yang dilaksanakan di sekolah,

diantaranya persiapan mengajar bagi para guru, aktivitas pembelajaran di

kelas, dan kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

Pada kegiatan persiapan pembelajaran hal pertama yang dilakukan

adalah membuat Lesson Plan (RPP). Dalam tahap ini Guru menyusun

langkah-langkah teknis yang akan dilakukan di dalam kelas. Dengan

adanya Lesson Plan, pembelajaran akan berjalan dengan terarah, bermakna

dan menyenangkan.

Tahapan Pembuatan Lesson Plan KIIS

Kafila Internasional Islamic School Jakarta membiasakan kepada

seluruh guru untuk membuat lesson plan pada tanggal 20 di setiap

bulannya untuk pembelajaran bulan berikutnya. Adapun panduannya

dalam pembuatan lesson plan mengacu pada tahun sebelumnya.

Pembuatan Lesson Plan harus mengacu pada pemetaan materi pelajaran

yang dibuat dalam bentuk matriks time line dalam rentang waktu satu

tahun . sementara prosem (program semester) mirip dengan prota namun

lebih detail dan diperuntukkan dalam rentang waktu satu semester.

Lesson Plan yang dibuat oleh guru di Kafila Internasional Islamic

School Jakarta fleksibel bentuknya. Artinya tidak dalam format yang kaku

dengan kalimat-kalimat yang kaku pula. Setiap guru dapat membuat lesson

Prota Prosem KKM Lesson

Plan SILABUS

LITBANG GURU

Page 163: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

150

plan dengan kreasi masing-masing, namun minimal mengandung unsur

berikut:

a. Identitas lesson plan berupa; nama guru, mata pelajaran, kelas, materi,

tanggal pembuatan

b. Standard isi, meliputi: standard kompetensi dan Indikator;

c. Aktifitas pembelajaran, meliputi:

a) Kegiatan pembuka/pre-teach. Dalam tahapan ini guru melakukan

aktivitas pemanasan kegiatan belajar. Artinya guru tidak langsung

masuk ke inti pembelajaran.

b) Kegiatan inti. Guru harus mendesain aktivitas pembelajaran sesuai

dengan gaya belajar siswa. Desain pembelajaran dapat

menggunakan berbagai model PAIKEM (Pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, dan menyenangkan).

c) Kegiatan penutup. Aktivitas yang dilakukan di dalam tahap ini dapat

berupa kesimpulan, evaluasi santri atau mengaitkan materi belajar

dengan berbagai karakter islam.

d. Media pembelajaran; seperti infokus, LCD, laboratorium dll.

e. Komentar guru. Pada bagian ini guru dapat mengevaluasi berjalannya

pembelajaran dan kesesuaian dengan rencana yang telah dibuat.

Kadang kala dalam aktivitas belajar, guru mendapat special moment.

Peristiwa ini merupakan kejadian-kejadian istimewa berkaitan dengan

perkembangan siswa.

Untuk mewujudkan nuansa pembelajaran di kelas yang kondusif dan

menyenangkan, guru di Kafila Internasional Islamic School Jakarta

melaksanakan proses pembelajaran dengan membagi tiga tahap, yaitu

kegiatan pembuka/Pre-teach, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pembuka/Pre-teach merupakan kegiatan pemanasan yang

dilakukan sebelum proses belajar mengajar dimulai, dengan kata lain

kegiatan ini disebut pemanasan (warming up). Kegiatan ini dilakukan

sebagai langkah awal dalam menarik minat dan motivasi siswa agar

semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Warming up dalam

proses pembelajaran dapat dilakukan dengan dengan berbagai cara.

Misalnya: guru bercerita hal baru yang terkait dengan materi pelajaran,

selain itu pula guru dapat memutar video, mengajukan pertanyaan/tebakan

atau mengajak tamu istimewa (misalnya guru lain). Warming up dapat pula

berupa permainan ringan yang merangsang aktifitas fisik. Semua cara

warming up di atas harus tetap memperhatikan keterkaitan dengan materi

pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini guru

melakukan berbagai cara agar proses pembelajaran dapat dinikmati oleh

siswa. Mengingat gaya belajar siswa yang begitu beragam, maka model

pembelajarannyapun disesuaikan dengan keadaan. Adapun model model

yang sering digunakan oleh guru diantaranya: Jigsaw, Time Token, Course

Page 164: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

151

Review Horay. Pada tahapan ini pula guru perlu memperhatikan daya

tahan konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Secara umum, siswa

mampu mengikuti pelajaran dengan baik hanya dalam waktu 15 s.d 20

menit. Dalam kondisi keterbatasan konsentrasi tersebut, maka guru

dituntut harus lebih kretaif dalam menggunakan metode mengajar.

Tahap yang terakhir adalah kegiatan penutup. Yang dimaksud

menutup pelajaran bukanlah mengucapkan salam penutup dan hamdalah

atau doa pada setiap selesai kegiatan pembelajaran, karena kegiatan-

kegiatan tersebut memang sudah seharusnya dilakukan setiap mengakhiri

suatu kegiatan. Akan tetapi, yang dimaksud keterampilan menutup

pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan

mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya siswa memperoleh

gambaran yang utuh tentang pokok pokok materi dan hasil belajar yang

telah dipelajari. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, pada kegiatan

penutup ini, hal yang dilakukan guru di kafila Internasional Islamic

School Jakarta antara lain :

a) Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran

b) Memberikan dorongan psikologis atau sosial kepada siswa

c) Memberi petunjuk untuk pelajaran /topik berikutnya

d) Mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru selesai

Berdasarkan paparan data di atas perihal proses pembelajaran di

Kafila internasional Islamic School Jakarta sudah mengacu pada Peraturan

Menteri No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Salah satu point yang

dibahas adalah tentang komponen RPP. Komponen RPP ini akrab disebut

dengan susunan atau format RPP. Adapun RPP yang disusun itu berupaya

semaksimal mungkin menyesuaikan dengan Permen tersebut. namun lebih

daripada itu guru di Kafila dalam pembuatan RPP bentuknya fleksibel dan

beragam, menyesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran, tetapi

memenuhi standar minimal dan tidak meninggalkan komponen yang sudah

ada. Adapun komponen RPP berdasarkan Permendikbud No.22 Tahun

2016 adalah sebagai berikut:

1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam

pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

Page 165: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

152

8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang

akan dicapai;

10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13) penilaian hasil pembelajaran.

Hal lain yang berbeda adalah kebiasaan yang dilakukan di Kafila

Internasional Islamic School adalah belajar emosional dengan peserta

didik melalui kegiatan yang membuat peserta didik menjadi lebih antusias

dalam mengikuti pembelajaran biasanya dilakukan dengan memutar film,

bercanda ringan, memberikan pertanyaan tebak-tebakan dan beberapa

kegiatan menyenangkan lainnya.

Kegiatan pendidikan nonformal di lingkungan sekolah biasanya

dikenal dengan kegiatan ekstrakulikuler atau pengembangan diri. Kegiatan

pengembangan diri di Kafila Internasional Islamic School Jakarta

bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat dan minat dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan secara terjadwal dan rutin pada hari Sabtu dan difasilitasi

oleh Pembina ekstrakurikuler. Sedang kegiatan bimbingan konseling

dilakukan di luar jam tatap muka pada hari Senin hingga Jum’at yang

ekuivalen dengan dua jam pembelajaran dan difasilitasi oleh Guru BK

dan Konsultan. Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi), yang

difokuskan pada perubahan sikap dan perkembangan perilaku peserta

didik setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri. Kafila Internasional Islamic School memberikan beberapa kegiatan

ekstrakulikuler sebagai bekal peserta didik dalam mengembangkan potensi

pada dirinya. Diantara kegiatan ekstra kulikuler yang diberikan antara lain:

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Jalan-jalan Untuk Belajar Satu Hari

(JELAJAH), Studi Observasi, Outbound, Everyone is Teacher, Studi

Ekskursi, Studi Visit, Assembly atau kegiatan pertunjukkan kreativitas

peserta didik, Praktik Dakwah dan Pengabdian Ummat (PDPU), dan

pelaksanaan kegiatan olimpiade pada mata pelajaran sains.

Page 166: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

153

Dilihat secara rinci, kegiatan pengembangan diri di Kafila

Internasional Islamic SchoolJakarta adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan pembiasaan melaksanakan ibadah yang dilakukan oleh

seluruh warga Ma Kafila Jakarta secara rutin dan terpantau.

Adapun kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan adalah:

a) Melakukan Tahfidzul Qur’an setelah sholat subuh hingga pukul

06.20 WIB untuk siswa dan Tadarus Qur’an pada pukul 07.00

WIB untuk para pendidik.

b) Melaksanakan shalat Dhuha pada istirahat jam pertama.

c) Melaksanakan shalat berjamaah shalat Dzuhur pada jam

istirahat kedua. Kegiatan ini dipantau oleh Bagian Keasramaan

dan hasilnya dilaporkan pada Direktur atau bagian yang terkait

lainnya.

d) Melaksanakan qurban dan pembagian daging qurban.

e) Menerima dan menyalurkan zakat fitrah.

f) Mengadakan buka puasa bersama. g) Menyelenggarakan Halal bi Halal.

2) Pelatihan peningkatan jiwa Nasionalisme, yakni terdiri dari:

Memelihara kelestarian dan keindahan sekolah, mengadakan bakti

sosial dan mengadakan razia atribut sekolah.

3) Pelatihan Pendidikan Pertahanan, diantaraanya melalui kegiatan:

Melaksanakan tata tertib sekolah, melaksanakan apel mingguan

dan melaksanakan observasi lapangan.

4) Pelatihan Kepribadian, malalu kegiatan: melaksanakan orientasi

peserta didik baru kelas X (MILAD), mensosialisasikan

pengucapan salam kepada Kepala Madrasah, pendidik, tenaga

kependidikan, dan sesama, penyuluhan tentang kesehatan,

meningkatkan kedisiplinan serta penyelusuran minat dan bakat. 5) Pelatihan Politik dan Kepemimpinan, yaitu dengan kegiatan:

melaksanakan latihan dasar kepemimpinan santri (LDKS),

menyelenggarakan forum diskusi, pengkaderan pengurus OPKIIS,

pembentuk kelompok konselor sebaya.

b. Layanan Asrama (Boarding)

Page 167: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

154

Pendidikan berbasis asrama (pesantren) merupakan bagian dari solusi

bagi para peserta didik di usia ABG untuk terhindar dari pergaulan bebas

di era glabalisasi saat ini. Pada aspek ke-asramaan, Kafila menekankan

pentingnya nilai-nilai positif yang harus dimiliki peserta didik sebagai

bekal menjalani kehidupannya di masa mendatang. Nilai-nilai tersebut

antar lain; pertama, kemandirian pada setiap peserta didik dalam

mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan di Kafila. Pada aspek ini,

peserta didik dibiasakan mampu mengatur waktu, keuangan, dan

mengatur barang-barang pribadinya.

Kedua, saling memahami. Nilai positif lainnya yang dibudayakan

dalam pendidikan berbasis asrama (pesantren) di Kafila adalah

kemampuan untuk saling memahami satu dengan yang lainnya karena

latar belakang yang berbeda, kepribadian dan watak yang berbeda, dan

sikap serta kebiasaan yang berbeda pula. Ketiga, hidup lebih teratur.

Untuk mewujudkan keteraturan dalam menjalani hidup, Kafila telah

menentukan waktu kegiatan peserta didik mulai dari bangun tidur hingga

Page 168: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

155

tidur lagi (jadwal kegiatan). Keempat, kebersamaan. Nilai kebersamaan

menjadi perihal yang sangat penting untuk dimiliki peserta didik, karena

nilai kebersamaan merupakan salah satu nilai yang positif dalam

membangun kesatuan langkah dalam menjalani hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Sebuah upaya yang ditempuh oleh Kafila dalam mewujudkan proses

pembelajaran yang maksimal, proses layanan asrama membagi pada

empat aspek, yaitu: Perizinan, program kemasyarakatan, Ibadah sunnah

dan bahasa internasional(Adani, 15 April 2019).

Perizinan merupakan sebuah sistem yang dibetnuk dalam

mengantisipasi keluar masuk peserta didik di lingkungan asrama.

Mengingat keberadaan sekolah (asrama) di lingkungan perkotaan. Kafila

memiliki tanggung jawab memastikan kondisi santri. Tidak dipungkiri

banyak kekhawatiran yang muncul ketika santri melihat, mendengar atau

berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang tidak sesuai

mendukung lingkungan pesantren. Di lain pihak ada pendapat bahwa

siswa berasrama (santri) perlu mengetahui dunia luar yang nyata.

Sehingga tidak menimbulkan sikap eksklusif, tidak mengetahui realita

atau muncul rasa bosan.

Untuk menjembatani dua pendapat di atas, maka selainmenanamkan

pendidikan adab, Kafila memberikan fasilitas bagi siswanya berupa

perizinan keluar lingkungan asrama. Hal tersebut untk mengantisipasi

pelanggaran berupa santri (siswa) keluar lingkungan asrama yang justru

tidak diketahui tujuan dan waktunya.

Terdapat dua jenis perizinan: izin keluar jauh dan izin keluar dekat.

Perizinan keluar dekat dapat dilakukan siswa (santri) untuk membeli

barang kebutuhan yang tidak tersedia di koperasi. Area perizinan

pundibatasi hanya di warung kampun atau minimarketsekitar pesantren

dengan watu maksimal tiga puluh menit. Sementara itu untuk perizinan

jauh, santriharus berombongan dan mengenakan seragam khusus izin

keluar jauh. Perizinan dekat dapat diambil santri maksimal tiga kali

sepekan, sementara perizinan jauh diberikan pada hari libur pekan terkhir

setiap bulan.

Program Kemasyarakatan merupakan suatu prgram yang memiliki

misi sosial-masyarakat. Kafila menyelenggarakan program yang

berorientasi kemasyarakatan, seperti: pelayanan orang sakit dan takziyah,

membersihkan masjid (mushalla) milik masyarakat secara rutin,

mengirimkan imam, menyelenggarakan TPQ, mengikuti pengajian

Page 169: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

156

wasilah shubuh yang diselenggarakan masyarakat sekitar dan sebagainya.

Selain program rutin, diadakan pula program untuk masyarakat yang

mengambilmoment tertentu, seperti:buka bersama masyarakat, bakti

sosialdan khitanan massal.

Ibadah Sunnah. Ibadah sunnah menjad ihal yang lumrah jika ibadah

wajib ditekankan oleh pesantren Kafila. Melanggar ibadah wajib

memiliki dua konsekuensi: melanggar perintah Allah sekaligus

melanggar aturan pesantren. Kafila tidak mengharuskan ibadah sunnah

dijalankan oleh para peserta didikanya (santri). Namun proses

pengingatan dan penyadaran selalu dilakukan. Evaluasi kegiatan hrian

santri tetap mendata ibadah sunnah santri. Perbedaannya, jika santri

tidakmenjalankan ibadah wajib akan diberikan konsekuensi cukup

berat,tapi jika santri tidak menjalankan ibadah sunnah maka sekedar

dicatat. Dalam halibadah sunnah akan diketahui apakah sudah menjadi

kebiasaandijalankan atau kebiasaan ditinggalkan oleh santri yang

bersangkutan.

Bahasa Internasional (Bahassa Asing). Ada dua bahasa yang wajib

dikuasai oleh pesertadidik (santri) di Kafila, yaitu bahasa Arab dan

Bahasa Inggris. Bahasa arab menjadi fondasi untuk mendalami ilmu

diniyah (agama). Sementara itu bahasa inggris menjadi pengantar ketika

berkiprah dalam masyarakat internasional.

Tata organisasi pada biadang keasramaan ini dipimpin oleh wakil

direktur yang merupakan kepanjangan tangan dari yayasan. Wakil

Direktur juga seringkali disebut sebagai Kepala Asrama yang dalam

bertugas dibantu oleh wali asrama sebagai pengasuh peserta didik, unit

kesehatan, unit Bahasa internasional, dan pembina organisasi pelajar

Kafila Internasional Islamic School.

Gambar 3.9. Bagan Organisasi

Bidang Keasramaan (Boarding) atau Pesantren Kafila

Wakil Direktur

KA. Administrasi

Wali Asrama Pj. Kesehatan Pembina OPKIIS Pj. Bahasa Internasional

Pj. Bi’ah

Islamiyah

Page 170: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

157

Sumber: Zadani, 2018:213

Tata organisasi pada bidang keasramaan tersebut memiliki tugas

pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan keasramaan yang

mampu membentuk karakter dan kepribadian peserta didik dengan

berpijak pada 10 karakter pribadi muslim sebagaimana yang telah

dipaparkan penulis pada pembahasan sebelumnya. Secara khusu,

pendidikan keasramaan di Kafila Internasional Islamic School memiliki

tujuan sebagai berikut:

a) Pembinaan karakter (Akhlaq) peserta didik melalui pendampingan,

pemantauan ibadah, kebersihan, kegiatan pembiasaan.

b) Mewujudkan hidup sehat (Kesehatan) dengan mengatur pola hidup

(menjaga kebersihan) dan screening kesehatan, dan olah raga, pola

makan (halal, bergizi, seimbang dan teratur), pola pikir (manajemen

stress melalui layanan konselling)

c) Mewujudkan keamanan dan keselamatan peserta didik melalui

sosialisasi penggunaan fasilitas yang membahayakan (listrik dan

peralatan lain yang mudah terbakar), istirahat malam, perizinan

keluar asrama, penanganan kecelakaan.

d) Membudayakan wajib bahasa internasional melalui pembiasaan

penerapan bahasa dengan program pekan Bahasa, serta penerapan

area wajib berbahasa araba tau inggris, melaksanakan aktifitas

muhadatsah pagi, muhadarah malam, dan simulasi tes Bahasa

internasional (Hamdi, 22 April 2019).

Dengan berlandaskan beberapa hal di atas, setiap aktivitas santri telah

diukur dan diatur. Diukur agar seimbang antara kegiatan pribadi,

bersosialisasi dan aktifitas kegiatan lainnya. Terlalu padat kegiatan akan

membuat santri setres dan mencari pelampiasan yang negatif. Sementara itu

jika banyak waktu luang juga akan membuat santri akan mencari kesibukan

lain yang tidak terkontrol. Untuk itu Kafila Internasional Islamic School

Jakarta mengatur jadwal kegiatan santri secara umum sebagai berikut:

No Waktu Aktifitas

1 03.00-04.00 Petugas piket malam membangunkan santri

2 04.00-04.30 Santri berada di masjid, tahajjud dan shalat shubuh

Page 171: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

158

3 04.30-05.00 Shalat shubuh berjamaah di masjid

4 05.00-06.15 Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an sesi I

5 06.15-07.00 Mandi dan sarapan

6 07.00-07.15 Persiapan santri menuju sekolah

7 07.15-07.30 Muhadatsah/conversation

8 07.30-11.30 Kegiatan belajar di sekolah

9 11.30-12.00 Istirahat, qailulah (tidur sejenak)

10 12.00-12.30 Salat zuhur

11 12.30-13.00 Makan siang

12 13.00-14.00 Kegiatan belajar dalam halaqah

13 14.00-15.00 Istirahat, kegiatan pribadi

14 15.00-15.30 Persiapan shalat asar

15 15.30-16.00 Shalat asar berjamaah di masjid

16 16.00-16.30 Kebersihan bersama, olahraga, bermain

17 16.30-17.00 Mandi, persiapan kegiatan Tahfidz

18 17.00-19.30 Thfidz Al Qur’an sesi II, shalat magrib, Tahfidz Al

Qur’an Sesi III, Shalat Isya’

19 19.30-20.00 Makan malam

20 20.00-20.30 Persiapan kegiatan Muhadharah

21 20.30-21.30 Muhadharah (pidato) / halaqah bersama wali

asrama

22 21.30-22.00 Kegiatan belajar mandiri

23 22.00-22.30 Batas waktu aktivitas

24 22.30-03.30 Istirahat

Dilihat dari padatnya jadwal kegiatan di atas, penyelenggaraan

pendidikan dengan sistem boarding school/asrama di kafila Internasional

Islamic school Jakarta terbukti efektif untuk melatih dan mempraktikkan

sikap dan perilaku siswa sehari-hari di lingkungan sekolah/asrama dengan

kata lain, sistem boarding school secara kelembagaan sesuai untuk penerapan

pendidikan karakter yang sarat akan nilai-nilai religiusitas. Letak

kesesuaiannya terutama pada semua kegiatan di sekolah sistem boarding

school yang diatur dengan jelas dari waktu ke waktu. Aturan kelembagaan di

antaranya diatur dalam buku panduan tata tertib santri Kafila yang mengatur

aturan tata tertib selama menjadi santri (peserta didik), dimana dalam butir

peraturannya sarat dengan muatan nilai-nilai religious (Maksudin, 2012:41).

Pada ranah pendidikan yang lain, dalam adagium ushuliyah dinyatakan

bahwa al-umur bi maqashidiha, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus

berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Adagium ini

menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang

Page 172: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

159

ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada sederetan materi.

Sehingga tujuan pendidikan Islam terlebih dahulu harus dirumuskan, sebelum

komponenkomponen yang lain (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2006:

71). Karena itu tujuan pendidikan di lembaga pendidikan (Islam) mempunyai

dua fungsi, yaitu: 1) memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan;

dan 2) merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan

pendidikan (Islam). Tujuan pendidikan menduduki posisi terpenting, sebab

segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata

terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang

berwawasan demokrasi dan kebangsaan dalam perspektif Siyasah Islamiyah.

Uraian di atas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan “boarding school”

relevan dan cocok sekali sebagai wahana/ tempat pendidikan nilai-nilai moral

bagi para siswa di Kafila InternasionalIslamic School Jakarta, karena sistem

ini memiliki komitmen untuk mewujudkan pendidikan karakter, kemandirian,

kemasyarakatan, kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan pada segala aturan

perilaku moral, tanggung-jawab, kebebasan dan kejujuran. Di samping itu,

para siswa mendapatkan pendidikan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual

IQ (Intelligent Quetient), kecerdasan emosional EQ (Emotionnal Quetient),

kecerdasan kreatifitas CQ (Creativity Quetient), maupun kecerdasan spiritual

(SQ).

c. Layanan Bimbingan Tahfidz al-Qur’an

Kegiatan tahfidz (menghafal) al-Qur’an di Kafila merupakan proses

kegiatan pendidikan yang utama selain pendidikan sekolah dan asrama.

Hal ini merujuk pada misi Kafila yakni melahirkan lulusan yang hafal al-

Qur’an sekurang-kurangnya 15 Juz. Dengan misi besar ini, pelayanan

pendidikan tahfidz dipimpin oleh Wakil Direktur yang merupakan

kepanjangan tugas dari yayasan.

Gambar 3.9. Bagan Organisasi Bidang Tahfidz Al-Qur’an

Sumber: Zadani, 2018:23

Wakil Direktur

KA. Administrasi

Pj. Tahsin Pj. Tafsir Musyrif KA. TPQ

Page 173: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

160

Pengajaran tahfidz al-Qur’an menggunakan metode halaqoh berupa

kelompok yang terdiri atas maksimal sepuluh peserta didik dengan satu

ustadz pendamping yang disebut Musyrif. Kualifikasi musyrif pada

kegiatan halaqah adalah para ustadz yang telah menyelesaikan hafalan al-

Qur’an hingga 30 Juz dan memahami metode pengajaran al-Qur’an.

Fungsi musyrif mirip dengan wali kelas di sekolah atau wali asrama di

asrama yaitu menjadi pendamping setiap peserta didik dalam

menghafalkan al-Quran. Program layanan kegiatan yang diberikan pada

tahfidz al-Qur’an adalah:

a) Tahsin al-Qur’an yakni kegiatan memperbaikai cara membaca al-

Qur’an agar benar dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid demi terjaga

keaslian al-Qur’an sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw.

Program tahsin dilaksanakan pada setiap awal semester selama dua

bulan khususnya pada peserta didik kelas VII.

b) Halaqa Tahfidz, yakni kegiatan menghafal al-Qur’an sesuai dengan

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Pada kegiatan

halaqah tahfidz, musyrif memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menyetorkan hafalan al-Qur’an sesuai dengan ketentuan,

selain menghafal pada halaqah tahfidz juga dilaksankan muraha’ah

(mengulang kembali hafalan al-Qur’an yang telah di setorkan agar

tetap terjaga.

c) Sehari Bersama Qur’an (SERBAQU). Dalam program ini, Kafila

menawarkan kepada masyarakat atau orang tua wali untuk

melaksanakan khotmil qur’an di rumah mereka selama satu malam.

Manfaat yang didapatkan dari program ini adalah: 1) membantu

peserta didik melancarkan hafalan al-Qur’an, 2) menjalin silaturahim

antara keluarga Kafila dan masyarakat atau orang tua wali peserta

didik.

d) Taman Pendidikan Qur’an (TPQ). Program ini merupakan program

kegiatan yang dilaksankan sehabis shalat maghrib dengan peserta

didik anak-anak yang tinggal di sekitar lingkungan Kafila.

Terdapat empat program tahfidul Al-Qur’an yang diterapkan di

Kafila. Keempat program tersebut merupakan pilihan bagi santri sesuai

dengan kemampuan dan minatnya. Yang menjadi perbedaan masing-

masing program adalah jumlah juz yang harus disetorkan setiap semester.

Yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan program adalah hasil ujian

hafalan al quran tahun pertama serta disesuaikan minat santri. Kedua

factor tersebut harus sesuai.

Page 174: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

161

Berikut ini empat program yang dimaksud

Tabel 4.6 Program 15 Juz MA Kafila Jakarta

Program 15 Juz

No Kelas Semester I Semester II Jumlah

1 VII 2 2 4

2 VIII 1 1 2

3 IX 1 Murajaah 1

4 X 2 2 3

5 XI 2 2 4

6 XII 1 Murajaah 1

Total 15 Sumber: A. D. Zadani (Jejak KAFILA dari garasi menapaki mimpi,2018

Program 15 berarti dalamkurun waktu enam tahun, target hafalan

yang harus dicapai oleh santri adalah 15 juz. Program ini dapat

diambil oleh santri yang berdasarkan prestasi dua tahun pertama

mendapatkan nilai istimewa di sekolah namun kurang

maksimaldalam bidang tahfidz Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan

prinsip yang dianut oleh pesantren Kafila bahwa setiap santri

memiliki potensi kecerdasan masing-masing yang unik. Jangan

sampai potensi yang unggul di suatu bidang menjadi kurang

berkembang dikarenakan sibuk memperbaiki aspek lain.

Tabel 4.7 Program 20 Juz MA Kafila Jakarta

Program 20 Juz

No Kelas Semester I Semester II Jumlah

1 VII 2 2 4

2 VIII 2 2 4

3 IX 2 Murajaah 2

4 X 2 2 4

5 XI 2 2 4

6 XII 2 Murajaah 2

Total 20 Sumber: A. D. Zadani (Jejak KAFILA dari garasi menapaki mimpi,

2018) Program 20 merupakan program yang paling banyak diambil

oleh santri karena target yang ditetapkan cukup standar. Dalam

program ini santri mengahafal Al-Al-Qur’an sebanyak dua juz untuk

setiap semester. Jika dihitung lebih detail. Setiap juz terdiri atas dua

puluh halaman Al-Al-Qur’an maka santri hanya mengahafal

setengah halaman setiap hari. Penghitungan ini menggunakan

Page 175: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

162

asumsi bahwa dalam setiap semester memiliki waktu sekurang-

kurangnya empat bulan atau seratus hari efektif.

Tabel 4.8 Program 30 Juz MA Kafila Jakarta

Program 30 Juz

No Kelas Semester I Semester II Jumlah

1 VII 2 3 5

2 VIII 4 4 8

3 IX 2 Murajaah 2

4 X 2 3 5

5 XI 4 4 8

6 XII 2 Murajaah 2

Total 30 Sumber: A. D. Zadani (Jejak KAFILA dari garasi menapaki mimpi,

2018) Program 30 diperuntukkan bagi santri yang pada tahun pertama

melebihi target hafalandengan baik. Selanjutnya jika dalam

perjalanan santri yang masuk dalam program 30 memenuhi kendala,

dapat dipindah ke program 20. Demikian juga sebaliknya jika santri

dari program 20 mampu menghafal melebihi target dengan baik

maka dapat dimasukkan ke dalam program 30 ini. Silabus program

ini tidak baku sebagaimana di ata, karena sebagian besar santri

memiliki jumlah hafalan 30 juz lebih awal.

Tabel 4.9 Program Akselerasi MA Kafila Jakarta

Program Akselerasi

No Kelas Semester I Semester II Jumlah

1 VII 3 4 7

2 VIII 5 5 10

3 IX 3 Murajaah 3

4 X 5 5 10

5 XI Murajaah Murajaah

6 XII Murajaah Murajaah

Total 30 Sumber: A. D. Zadani (Jejak KAFILA dari garasi menapaki mimpi,

2018) Program akselerasi merupakan program bagi santri istimewa.

Selain mampu melebihi target pada program 30, santri yang masuk

ke program ini harus berprestasi istimewa pula di sekolah. Program

enrichment (pengayaan) yang ada dalam program akselerasi ini

adalah pengambilan sertifikat sanad Al-Al-Qur’an. Sanad qira’at

Page 176: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

163

adalah seorang yang mendapat pengajaran dari seorang ahli al-Al-

Qur’an yang hafalannya bersambung hingga Rasulullah SAW dan

mendapat rekomendasi khusus/istimewa untuk mengajarkannya

pada orang lain.

Beberapa santri yang mengikuti program ini adalah Fajar Al

Munawar (alumni, mahasiswa Teknik Industri Universitas

Brawijaya), Auliyaurrahman Iskandar (alumni, Juara 2 MHQ Prince

Sulthan 2015, kuliah di LIPIA), Muhammad Gory Basayev (alumni,

Juara 2 Kompetisi Matematika FRC 2013, juara 2 MHQ Prince

Sulthan 2016, Teknik Mesin Eskisehir Osmangazi Univ. Turki),

Muhammad Tezar Al Faruq(alumni, mahasiswa teknik Geologi

ITB), Muhammad Ilham Dewanto (medali perunggu fisika KSM

2012), dan beberapa santri lainnya.

Page 177: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

461

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pada Bab 3 dan 4, maka

dapat diambil beberapa simpulan penelitian. Simpulan umum penelitian adalah

bahwa Strategi differensiasi (input, proses, output) pada produk, personil dan

layanan menghasilkan pendidikan distinctive sebagai sekolah Islam model dalam

inovasi pendidikan Islam. Simpulan khusunya antara lain :

1. Semakin bagus Strategi diferensiasi input maka semakin baik proses

differensiasi. Adapun differensiasi input terdiri dari kualifikasi peserta didik

(Nilai Rata-rata rapor calon santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) : kelas IV – VI

semester I-V SD, minimal 7 pada mapel IPA, MTK dan Bahasa Indonesia,

Mampu membaca Al Qur'an dengan baik dan lancar, Scan SKKB (Surat

keterangan kelakuan baik) dari sekolah atau madrasah, Memiliki hafalan Al

Qur'an sekurang-kurangnya 10 juz, Scan surat keterangan sehat atau bebas

narkoba dari kepolisian). Semakin bagus differensiasi proses maka semakin

bagus outputnya. Adapun differensiasi proses yang dilakukan oleh Kafila

International Islamic Jakarta terdiri dari Kurikulum Pesantren/Asrama

(kurikulum dikembangkan dari program-program pengembangan santri dalam

pembangunan 10 karakter pribadi muslim yang mandiri dan matang dalam

berfikir), Kurikulum Akademik (kurikulum dikembangkan dari Kurikulum

Pesantren dan Kurikulum nasional yang disesuaikan dengan visi, misi serta

internalisasi nilai-nilai keislaman), Program Unggulan (Tahfidz Qur’an dan

Bahasa Asing (Inggris dan Arab). Semakin bagus proses differensiasi maka

semakin bagus lulusan (output) yang dihasilkan. Adapun differensiasi outpu

(lulusan) Kafila International Islamic Jakarta terdiri dari Kompetensi Keislaman

(Aqidah ahlussunnah waljama’ah, Hafal al quran rata-rata 20 juz (Boarding

School), Memiliki 10 Karakter kepribadian muslim, Kompetensi Akademik

(Lulus UN dengan hasil tinggi, diterima di Perguruan Tinggi berkualitas

(dalam dan luar negeri), Menguasai 2 bahasa asing (Arab dan Inggris) dengan

baik, Terampil menggunakan teknologi sebagai sumber pembelajaran dan

Memiliki kemampuan penyusunan laporan kegiatan), Kompetensi Life Skill

(Hidup bersih dan sehat, Mempunyai jiwa leadership dan entrepreneurship,

Memiliki semangat dakwah tinggi, Menguasai beladiri thifan dan Memiliki

kemandirian yang baik).

2. Strategi diferensiasi personil menghasilkan SDM yang unggul melalui

persyaratan PTK yang ideal, proses perekrutan yang ketat, kompensasi PTK

memenuhi standar kebutuhan, pengorganisasian PTK, pembinaan dan

peningkatan kompetensi PTK yang berkesinambungan, serta evaluasi PTK,

menghasilkan SDM (PTK) yang professional dalam bidangnya.

Page 178: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

461

3. Strategi diferensiasi layanan menghasilkan layanan yang unggul melalui

program layanan akademik, layanan asrama (boarding), layanan bimbingan

Tahfidz Al-Qur’an, berhasil membentuk citra sekolah model yang berkarakter

religius dan memiliki layanan prima.

Dengan diterapkannya beberapa aspek strategi diferensiasi dapat

membentuk sekolah Islam model atau unggulan. Hal ini dapat dilihat dari citra

sekolah dengan meningkatknya minat dan ketertarikan masyarakat pada produk

yang ditawarkan untuk menyekolahkan anakanya. Penelitian ini juga menyimpulkan

bahwa untuk mewujudkan pendidikan unggul atau sekolah Islam model yang

berkarakter religius maka dibutuhkan perpaduan antara inovasi pendidikan Islam

dengan strategi diferensiasi agar menjadi bagian yang terintegrasi. Pendidikan

unggul atau sekolah model dapat dijadikan selogan oleh pemerintah untuk

meningktkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan Islam yang selama ini

masih dirasakan kurang optimal dalam melaksanakan proses pendidikan. Maka dari

itu, harus ada supplement untuk mengoptimalkan peran pendidikan terhadap inovasi

pendidikan Islam.

Lembaga pendidikan khususnya selama ini hanya terfokus pada satu aspek

saja, sementara aspek yang lain kurang dioptimalkan perannya. Kebiasaan sekolah

menerapkan proses pembelajaran terhadap peserta didik, layanan sekolah yang

optimal, serta pengoptimalan SDM dengan memperlakukan SDM sebagai bagian

input, proses dan output dari strategi diferensiasi, semua itu merupakan program-

program yang dapat mengubah citra sekolah sebagai produk yang menghasilkan

sebuah sekolah Islam model dan unggul.

Untuk mewujudkan keberhasilan dalam membentuk sekolah Islam model

melalui aspek strategi diferensiasi diperlukan kerjasama dari semua stakeholder di

Kafila School International Islamic Jakarta. Mulai dari kepala sekolah, guru,

pegawai administrasi, satpam, penjaga kantin, office boy ,lingkungan sekolah serta

masyarakat yang berkomitmen dalam rangka mewujudkan sekolah Islam model

atau unggulan berkarakter relegius. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di

dalam kelas yang mengajarkan berbagai mata pelajaran dirasakan sangat

memberikan citra produk bagi peserta didik dan orang tua wali untuk

menyekolahkan anaknya ke Kafila International Islamic Jakarta.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa saran

yang akan penulis ajukan dalam tesis ini :

1. Lembaga pendidikan Islam bisa membuat semacam diskusi ilmiah terkait

strategi diferensiasi dalam berbagai aspek-aspek kegiatan yang ada. Masih ada

beberapa guru yang tidak paham konsep bahkan tidak mengetahui istilah

strategi diferensiasi. sekolah juga harus memperhatikan strategi diferensiasi

Page 179: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

466

dalam proses pembelajaran di kelas, tidak hanya terfokus pada proses

pembelajaran saja, tetapi strategi diferensiasi layanan dan SDM sebegai inovasi

pendidikan Islam sangat berpengaruh terhadap cita sekolah sebagai produk serta

pembentukan karakter religius peserta didik yang menjadi pilar unggulan dari

promosi citra sekolah pada masyarakat. Diharapkan semua elemen sekolah baik

kepala madrasah, guru, pegawai administrasi, satpam, penjaga kantin, serta

stakeholder dapat bekerja sama memberikan pengaruh yang positif dari aspek

strategi diferensiasi.

2. Bagi orang tua siswa perlunya diadakan jalinan kerja sama siswa bersama

masyarakat dan lembaga pendidikan Islam. Kerja sama ini bisa berupa

pengawasan bagi peserta didik terhadap proses pembelajaran, perilaku-perilaku,

serta evaluasi kegiatan di sekolah agar sekolah medapatkan umpan balik dalam

meningkatkan citra layanan pada semua aspek.

3. Penelitian tentang strategi diferensiasi peneliti rasakan masih minim sekali.

Oleh karena itu diharapkan lembaga perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya

untuk dapat mengembangkan kembali penelitian tentang urgensi strategi

diferensiasi untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan khususnya lembaga

pendidikan Islam yang selama ini masih dicap sebagai pendidikan kelas dua.

4. Diharapkan kepada peneliti lain yang tertarik untuk dapat mengadakan

penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian ini masih banyak kekurangan

baik secara teori maupun praktis. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber

refresentatif untuk penelitian selanjutnya.

Page 180: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

167

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abi Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria, Mu‟jam Maqâyis al-Lughah,

Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979).

Abu al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram Ibn Manzhur, Lisân al-

‟Arab, jilid V (Beirut: Dâr Ahya‟, t.th). Akbar, C. (2013). Berbekal Takut, Kita Didik Generasi Salimul Aqidah.

Hidayatullah.com. Dipublikasikan pada 17 Juli 2013. Diakses pada 13

Maret 2019.

Ali, (2018). SMP Swasta di banyumas Terancam Gulung Tikar.

Radarbanyumas.co.id. diwartakan pada 20 Juli 2018. Diakses pada 4

April 2019.

Alma, Buchori. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung:Alvabeta. 1998a.

------------- Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alvabeta.

2003b.

al-Nahlawi Abdurrahman, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyat wa

Ashalibiha, yang diterjemahkan oleh Shihabuddin dengan judul

Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995).

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu,

1999.

Amin Abdullah. M, Islamic Studies di Perguruan Tinggi : Pendekatan

Integratif-INterkonektif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006

---------------, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme,Yogyakarta :

Pustaka Pelajar,1996.

---------------, Islamic Studies di Perguruan Tinggi : Pendekatan

Integratif-INterkonektif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006.

Anshori, Transformasi Pendidikan Islam, Jakarta : Gaung Persada

Press, 2010.

Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta : CRSD Press,

2005

----------------- Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Wahana Kordofa, 2009.

Arifin, Imron. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengelola

Madrasah Ibtidaiyyah dan Sekolah dasar berprestasi di Malang.

1998.

Azizy, Qodri, Melawan Globalisasi, Yogyakarta, pustaka pelajar, 2004.

Page 181: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

168

Azra Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milennium Baru, (Jakarta: Logo Wacana Ilmu, 1999).

--------------------, Pendidikan Islam Tradisi dan modernisasi Menuju

Milenium Baru, Jakarta : Logos Wacana ilmu, 2003

B. Miles, Matthew dan A.Michael Huberman. Qualitative Data

Analysis.London : Sage Publications. 1984.

Bagley, Carl dkk. “Scanning The Market : School Strategies for

Discovering Parental Preferences,” dalam Educational

Management :Strategy, Quality, and Resources. ed. Philadelphia

: Open UniversityPress. 1998.

Bashori muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer,

(Bandung : PT. Refika Aditama, 2009)

Berkowitz, Eric. N. Marketing. Boston: Richard D Irwin. 1989.

Bogdan, R.C & Biklen, S.K. Qualitative Research for Education:

An Introductionto Theory and Methods. Third Edition.Boston :

Allyn andBacon, Inc. 1998.

Danim, Sudarwan. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2003.

Darajat. Zakiah., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.7,

2008.

Daulay Putra, Haidar. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan

Nasional di Indonesia, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

2012.

David, Fred.R. Manajemen Strategis. Ter. Kresno saroso. Jakarta:

Gramedia. 2004.

Dean, Joan. Managing The Primary School. London : Routledge. 1998.

Depdikbud.Pengembangan Sekolah Unggul. Jakarta: Dirjen

Dikdasmen.1994.

Depdiknas, Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 28).

Depdiknas, UU No. 20 Tahun 2003. Tentang system Pendidikan

Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

Djojonegoro, W. Lima Tahun Membangun Tugas Pengembangan

SDM: Tantanganyang tiada hentinya. Jakarta: Balitbang.

Depdikbud,1998.

Fatah Syukur, “Madrasah di Indonesia: Dinamika, Kontinuitas dan

Problematika” dalam Dinamika Pesantren dan Madrasah, (ed.)

Ismail SM et al. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002)

Fatah, Nanang. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Andira. 2000.

Page 182: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

169

Fathoni, AB.Musyafa‟. Strategi Marketing SD Al Hikmah Surabaya

dalam Menghadapi Globalisasi (Studi analisis aplikasi konsep

marketing dalam pendidikan).Tesis tidak dipublikasikan. 2002.

Fuad Ifram al-Bustamy, Munjib al-Thullab, ( Beirut, al-Maktabah asy-

Syarkiyyah, 1986),

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan; pengantar

untuk memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan sebagai

kebijakan public, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008

Haidar, Daulay. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998. Hardiyanto, S. (2018). Kekurangan Murid, Banyak Sekolah Negeri Gulung

Tikar. Jawa Pos.com. Diwartakan pada 2 Mei 2018, diakses pada 21

Maret 2019.

Hasbullah, M., Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif Teori, Aplikasi,

dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia (Jakarta:

Rajawali Press, 2015),

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu,

1999.

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen.

Bandung: Alfabeta.

Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubiy, Tafsir

Al-Qurthubiy, Juz I, (Kairo: Dar al-Sya‟biy, t.th.), h. 120

Jalal Abd. Fattah, Azas-Azas Pendidikan Islam, terj. Noer Ali,

Bandung: Diponegoro, 1980.

Jalal. Abdul Fattah, Azas-Azas Pendidikan Islam, Terjemahan Herry

Noer Ali Bandung : Diponegoro. 1988.

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang

Cendekiawan Muslim, Bandung, Mizan, 1992

James, Chris and Peter Philip. “The Practice of Educational

Marketingin Schools,” dalam Educational Management :

Strategy, Quality,and Resources. Ed. Philadelphia : Open

University Press. 1998.

Kholis, Nur. Sekolah Unggulan Yang Tidak Unggul.

(http//www/Pendidikan Network), 2003.

Kotler Philip, dan Paul N. Bloom. 1995. Teknik dan Strategi

Pemasaran Jasa Profesional. Intermedia: Jakarta.

Kotler, Marketing Manajemen 10th edition, (Upper Saddle River:

Prentice Hall. Inc

Page 183: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

170

Kotler, Philip & Kevin Lan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran (Edisi

dua belas) Jilid 1 (Benyamin Moan, Ahli Bahas). Jakarta : Indeks.

Porter, Michael E. 2001. Setrategi Bersaing. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong.Manajemen Pemasaran; Analisis,

Perencanaan, Implementasi dan Kontrol.Jilid I. Ter. Hendra

Teguh danRony A.Ruli.Jakarta : PT.Prenhalindo. 1997

Kotler, Philip dan Gary Amstrong.Marketing an Introduction. New

Jersey: Prentice Hall. 1993.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di indonesia. Jakarta :

Salemba Empat. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran.

Jakarta : Erlangga.

Lubis. Mochtar, Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungjawaban)

Jakarta : Cv Haji Masagung, 1988.

Arifin. M Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: BumiAksara, 1991.

Hasbullah M. , Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif Teori, Aplikasi,

dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia (Jakarta: Rajawali

Press, 2015), h. 205.

Masyhudi Sulthon, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva

Pustaka, 2005)

Mamur, Jamal Asmani, Manajemen Efektif Marketing Sekolah Strategi

Menerapkan Jiwa Kompetisi dan Sportivitas untuk Melahirkan

Sekolah Unggulan, Yogyakarta:Diva Press. Manshur, MHIA. (2017). Syarah 10 Muwashafat. Solo: Eraintermedia.

Marimba Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung

Al-Ma‟arif 1989.

Marzuki Mahmud, Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2012)

Muhaimin, Paradigm Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung, Rosda, 2001.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press,

2009.

Muhammad Fu‟ad „Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz al-

Qur’an al-Karim, cet.III, Beirut: Dar al-Fikr, 1992.

Mujib Abdul dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:

Kencana, 2006.

Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004.

Musthofa Rahman, Pendidikan Islam dalam Perspektif Alquran,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Page 184: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

171

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung :

Transito.1996.

Nata Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004.

Nata Abudin, perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana, 2014.

Nata Abudin, Sosiologi Pendidikan Islam Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Nata, Abuddin, 2009. Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan

multidisipliner. Jakarta: Rajawali Pers.

Oteng Sutisno, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Angkas, 1985)

Patton, M.Q. Qualitative Evaluation Methods. London : Sage

Publication.1980.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran.

Jilid I Edisi Keduabelas. Indeks.

Porter, Michael E. 1997. Keunggulan Bersaing Menciptakan dan

Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta : Binarupa Aksara.

Ridwan & Sunarto H. 2007. Pengantar Statiska. Bandung :

Alfabeta

Rahim. Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta :

Logos Wacana Ilmu, 2001

Rahman. Fazlur. Islam and Modernity : Transformation of Intellectual

Tradition, Chicago and London : The University of Chicago

Press, 1984.

Reni Akbar-Hawadi, AKSELERASI A-Z Informasi Program Percepatan

Belajar dan Anak Berbakat Intelektual, ( Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2004)

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta, pernada

Media Group, 2004), edisi 2.

Rusdiana. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan.Cetakan ke-1. Januari

2014. Pustaka Setia. Bandung.

Soebahar Abd. Halim, Kebijakan Pendidikan Islam: dari Ordonasi

Guru Sampai UU Sisdiknas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), edisi.

1.

Soemirat dan Ardianto. 2004. Strategi Membangun Citra Perusahaan.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public

Relations, Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (AR-RUZ MEDIA: Jogjakarta, 2012)

Subandijah. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. PT Raja

Grafindo Persada-Yogyakarta.

Page 185: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

172

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfa Beta. Bandung.

Syamsirin, Tinjauan Filosofis Tantangan Pendidikan Islam Pada Era

Globalisasi, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 7, No. 2, Desember 2012.

Tafsir Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung :

Remaja Rosda karya,1994.

Tafsir. Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam,

Bandung : Remaja Rosdakrya, 2011

Tholhah. Moch, Dinamika Pendidikan Islam Pasca Orde Baru,

Yogyakarta : LKIS Pelangi Aksara, 2015.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.

Utami Munandar, Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif & Bakat, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,

2002)

Jurnal

Ahmad Ainul Yaqin dan Andi Kristianto, Strategi Pemasaran

Pendidikan di Madrasah Aliyah Unggulan Pondok Pesantren

Amanatul Ummah Surabaya, Haedar Halaman Genap Vol.01

Tahun 2012.

Arief, Armai, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa dalam Upaya Menghadapi Tantang Global, Jurnal

Tarbiya, Vol I No.2 Desember 2014.

Erika Mei Budiarti dkk, Pengaruh Kualitas Layanan, Budaya

Akademik, dan Citra Lembaga Terhadap Kepuasan Mahasiswa,

JMSP: Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 2

Nomor 3 Juli 2018.

Fauti Subhan, Konsep Pendidik Islam Masa Kini, Jurnal Pendidikan

Agama Islam volume 02 Nomor November 2013.

Imam Faizin, Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam

Meningkatkan Nilai Jual Madrasah, Jurnal Madaniyah, Volume 7

Nomor 2 Edisi Agustus 2017 M. Arif Hakim dan Nur Faizah, Analisis Strategi Diferensiasi Citra

Perusahaan dalam Pemasaran Sebagai Upaya untuk Menciptakan

Keunggulan Bersaing (Studi Pada Pt. Ar Tour & Travel), Jurnal Bisnis

dan Manajemen Islam, Vol. 5, No. 2, Desember 2017

Mahsun. Ali, Pendidikan Islam dalam Arus Globalisasi Sebuah Kajian

Deskriptif Analitis, Jurnal Epistemé, Vol. 8, No. 2, Desember

2013

Page 186: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

173

Minarti, Sri. 2012. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga

Pendidikan Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Moh. Wardi, PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DAN

SOLUSI ALTERNATIFNYA (Perspektif Ontologis,

Epistemologis dan Aksiologis), Tadrîs Volume 8 Nomor 1 Juni

2013

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: Rajawali

Pres, 2014)

Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat (t.tt, 1977),

Nur Latifah, Pendidikan Islam di Era Globalisasi, Palapa: Jurnal Studi

Keislaman dan Ilmu Pendidikan Volume 5, Nomor 1, Mei

2017

Prengki Susanto, Pengaruh Kualitas Layanan Akademik Dan Citra

Merk Lembaga Terhadap Kepuasan Mahasiswa Universitas

Negeri Padang (Padang: Tingkap V01. VIII No.1 2012.)

Putra, I.K.M & Yasa, N.K. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan Mahasiswa, Citra, dan Positive Word of

Mouth Politeknik Negeri Bali. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan.

Vol. 11 No. 1

Rangkuti, Freddy, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004)

Syah. Ahmad. Term Tarbiyah, Ta'lim dan Ta'dib Dalam Pendidikan

Islam: Tinjauan dari Aspek Semantik, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah

Keislaman, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2008.

Syamsirin, Tinjauan Filosofis Tantangan Pendidikan Islam Pada Era

Globalisasi, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 7, No. 2, Desember 2012

Taufani Chusnul Kurniatun, Elin Rosalin, Optimalisasi Citra Perguruan

Tinggi Swasta Melalui Penguatan Interelasi Pemasaran Jasa

Satuan Pendidikan, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV

No.1 April 2018.

Ulfa. Maria, Implementasi konsep Ta’dib dalam Pendidikan Islam

untuk Mewujudkan Siswa Berkarakter, Jurnal Ilmimah

Didaktika, Vol. 16. No. I,

Wahidi. Ridhoul. Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu

,AL-AFKAR, Jurnal Keislaman dan Peradaban, Vol. 3, No. 1,

April 2014.

Page 187: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

BIODATA

Nama : Tabi’in

Tempat Tanggal Lahir : Batang, 11 November 1984

Alamat : Jl. Malaka Jaya III Rt. 004/011

Rorotan Cilincing Jakarta Utara

Status : Menikah

Email : [email protected]

Contact Person : 081284641774

Tabi’in, lahir di Batang, 11 November 1984 anak keenam dari Bapak

Mukhsin (Alm) dan Ibu Tayumi. Semasa kecilnya menempuh pendidikan dasar di

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kemligi selama 6 tahun dari tahun 1991-1997, dan

melanjutkan ke MTs Ahmad Yani Wonotunggal Batang jalur beasiswa selama 3

tahun tepatnya pada tahun 1997-2000, madrasah tersebut merupakan madrasah yang

sangat jauh dari kampung halamannya berjarak +- 7 Km namun tetap semangat

belajar walau ditempuh dengan berjalan kaki setiap harinya. Kemudian

melanjutkan jenjang SMK pada tahun 2000-2003 yaitu SMK PGRI Batang dan

mendapat beasiswa prestasi selama 3 tahun, semasa di SMK mengisi kegiatan di

Pondok Pesantren Sunan Kali Jaga dibawah pengasuhan Bp KH. Yamahsyari

(Alm), di sanalah penulis mendalami ilmu agama. Setelah lulus, lalu melanjutkan

merantau ke Jakarta bekerja sambil melanjutkan S1 selama empat tahun 2004- 2008

di Sekolah Tinggi Agama Islam Publisistik Thawalib Jakarta. Selama kuliah

mengisi kegiatan mengajar di Madrasah Al-Muttaqin dan Madrasah Al-Ifadah

Penjaringan pada tahun 2005, di sanalah memulai karir dalam dunia pendidikan.

Selain mengajar di madrasah, di tahun yang sama, penulis aktif kegiatan organisasi

islam seperti Majelis Azzikra, Remaja masjid dan kegiatan ta’lim lainnya. Seiring

dengan berjalannya waktu pada tahun 2012 penulis bersama Bp. K.H. Oman

Syahroni merintis sebuah lembaga kecil yaitu pondok pesantren terpadu Khairul

Ummah Penjaringan Jakarta Utara dan diamanahkan menjadi kepala MTs priode

2012-2016, dengan konsep yang sederhana tetapi unik dan vigur sang kiyai yang

masyhur dan berwibawa menjadikan lembaga tersebut besar hingga sekarang.

Dalam perjalanan meniti karir di pondok pesantren pada tahun 2014 penulis

melanjutkan jenjang S2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan lulus tahun 2017, dan di tahun yang sama pula

memperoleh beasiswa tugas belajar bagi guru madrasah dari Kementrian Agama

Republik Indonesia untuk studi di kampus yang sama namun program studi yang

berbeda Manajemen Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus

dengan menyandang predikat kumlaude tahun 2019.

Page 188: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

PEDOMAN WAWANCARA

RESPONDEN : PIHAK YAYASAN, ORANG TUA, SISWA DAN

MASYARAKAT

PIHAK YAYASAN

A. Direktur Pendidikan/Kepala Sekolah/Guru

1. Bagaimana membangun kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan secara

mandiri?

2. Apa strategi membangun suasana kondusif bagi PTK di sekolah ini?

3. Apa upaya yayasan/sekolah dalam membangun citra sekolah di mata

masyarakat?

B. BAGIAN PRODUK

1. Bagaimana gambaran Standar Kompetensi Lulusan yang ingin dicapai di

KIIS?

2. Sistem pembelajaran seperti apakah yang diterapkan di KIIS?

3. Mohon berikan penjelasan tentang ragam kegiatan yang dilaksankan di

KIIS?

4. Bagaimana gambaran hasil siswa KIIS secara akademik dan non akademik?

C. BAGIAN PERSONIL (SDM)

1. Bagaimana pola perekrutan PTK di KIIS?

2. Upaya apa yang dilakukan KIIS dalam meningkatkan kompetensi PTK?

3. Bagamana bentuk pemberian reward dan punishment kepada PTK di KIIS?

4. Bagaimana pola pengorganisasian PTK di KIIS?

5. Strategi apa yang dilakukan dalam membangun suasana kerja yang

kondusif?

D. BAGIAN LAYANAN

1. Bagaimanakah pola layanan pendidikan di Kafila?

2. Apa bentuk layanan yayasan kepada PTK dalam menunjang pelaksanaan

tugasnya di sekolah?

3. Bagaimana bentuk layanan PTK kepada siswa di KIS?

4. Mohon berikan penjelasan tetang sistem pembiayaan siswa di KIS?

5. Strategi apa yang dilakukan KIIS dalam membangun keprcayaan

masyarakat

Page 189: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

Lampiran 2

Pedoman Observasi

1. Denah Lokasi Kafila Internasional Islamic School Jakarta

2. Kondisi Bangunan di Kafila Internasional Islamic School Jakarta

3. Kegiatan proses pembelajaran antara pendidik dengan siswa/siswi.

4. Proses kerja kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja pendidik dan

tenaga kependidikan di lembaga pendidikan.

5. Kegiatan-kegiatan lembaga yang melibatkan pendidik dan tenaga

kependidikan

Lampiran 3

Pedoman Studi Dokumentasi

1. Profil sekolah

a. Visi

b. Misi

c. Tujuan

d. Struktur Organisasi

2. Denah lokasi/ruang

3. Foto Lingkungan sekolah

4. Struktur Organisasi

5. Fasilitas pendukung

6. Jabatan Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah, pendidik dan tenaga

kependidikan.

7. Tata tertib pendidik dan tenaga kependidikan

8. Daftar rekapitulasi prestasi

9. Dokumen peserta/ peraih prestasi

10. Foto proses belajar mengajar

11. Foto pembinaan

12. Foto hasil prestasi pendidik

13. Kondisi pendidik dan tenaga kependidikan (status pegawai, jenis kelamin,

pendidikan) dan siswa (klas VII,VIII,IX) masing-masing ada berapa kelas.

14. Kondisi pendidik dan tenaga kependidikan (status pegawai, jenis kelamin,

pendidikan) dan siswa (klas X,XI,XII) masing-masing ada berapa kelas.

ORANG TUA

1. Apa alasan anda memberikan pendidikan kepada putra anda di KIIS?

2. Menurut anda, apakah bentuk pendidikan yang diterapkan KIIS sudah

memberikan dampak positif kepada putra bapak?

3. Menurut anda, apakah KIIS telah memberikan layanan yang baik kepada

anda dan putra anda?

Page 190: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

4. Perbaikan apa yang harus dilakukan KIIS dalam meningkatkan pelayanan

kepada santri dan orang tua?

SISWA

1. Apakah KIIS sudah memberikan kenyamanan belajar terhadap kalian?

2. Kesulitan apa yang kalian hadapi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

di KIIS?

3. Menurut kalian, apakah tata tertib di KIIS sudah dapat diterapkan dengan

baik?

Lampiran 4

Transkrip Hasil Wawancara

Hari /tanggal : Senin 4 Maret dan Selasa 5 Maret 2019

Pukul : 11.20 WIB/ 13.00 Wib

Tempat : Kantor Kepala Sekolah Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Narasumber : Kepala MTs. Al-Kahfi, Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Peneliti: Bagaimana membangun kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan secara

mandiri?

Informan: tentunya tidak lah mudah, disamping berbagai program yang kita

canangkan harus berdasarkan kondisi psikologis siswa, juga tak kalah pentingnya

input (siswa) juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program pembentukan

karakter siswa khususnya hidup mandiri di asrama.

Peneliti: Apa strategi membangun suasana kondusif bagi Pendidik dan Tenaga

Kependidikan di sekolah ini?

Informan: dalam membangun suasana kerja yang kondusif, saya selaku pimpinan di

sini dengan menempatkan posisi mereka sesuai dengan bidang

keahliannya masing-masing, dengan harapan mereka bekerja dengan hati,

artinya bekerja sesuai dengan kammpuan bidangnya. Selain itu, Dalam hal

penempatan posisi kerja, Kafila Internasional Islamic School (KIIS)

memiliki cara yang berbeda dari sekolah-sekolah pada umum nya, dalam

hal pengangkatan seorang pimpinan satuan pendidikan, tingkat tingginya

umur bukan merupakan acuan utama, tetapi lebih mengutamakan pada

tingginya kualifikasi pendidikan dan kinerja harian dan pengalaman di

dalam bidannya. Cara ini dianggap lebih efektif oleh pihak pengelolaan

Kafila Internasional Islamic School (KIIS) pada bagian manajemen SDM.

Perihal tersebut sudah dibuktikan sejak berdirinya Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) hingga sekarang, dan tanpa ada konflik antar rekan

kerja

Peneliti :Menurut Pandangan Bapak, bagaimana gambaran umum tentang kinerja

pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah ini ? apakah sejauh ini

Page 191: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

peran pendidik dan tenaga kependidikan dalam mendukung kegiatan

pendidikan di sekolah/madrasah ini sudah terpenuhi?

Informan : kinerja menurut saya adalah kemampuan menghasilkan kerja yang lebih

baik dari pada ukuran biasa yang sudah umum. Bisa dikatakan bahwa

pendidik bisa dikatakan produktif dalam bekerja apabila mampu

menghasilkan jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu singkat

atau tepat. Ya sudah mbak, terlihat dengan hasil kerja nya.

Lampiran 5

Transkrip Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Selasa 12 Maret 2019

Pukul : 13.30 WIB-15.00 Wib

Tempat : Kantor Kepala Sekolah Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Narasumber : Kepala MA Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Peneliti : Bagaimana bapak melihat kinerja pada tenaga pendidik dan kependidikan

dilembaga ini ?

Informan: Ya kalau dilihat sudah baik….semua pendidik dan tenaga kependidikan

mampu melakukan tuganya dengan disiplin.

Peneliti : Bagaimana cara bapak untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga

kependidikan?

Informan : Ya. dengan cara. Saya menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan

di Kafila Internasional Islamic School Jakarta sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya mbak. Karena hal ini dapat dilihat berdasarkan lulusan

yang diselesaikan saat di perkuliahan, atau jurusan sesuai dengan mata

pelajaran yang diambil. Jadi 90 % pendidik dan tenaga kependidikan di

Kafila Internasional Islamic School Jakarta sudah dapat dikatakan

professional dan linier dalam mata pelajaran yang diampunya. Namun

ada beberapa pendidik atau tenaga kependidikan yang tidak sesuai

dengan mata pelajaran yang diampu tetapi memiliki keahlian atau skill

mumpuni dibidang tertentu. Oleh karena itu, saya menempatkan beliau

sesuai skill atau kemampuan yang dimilikinya..

Peneliti: Apa upaya yayasan/sekolah dalam membangun citra sekolah di mata

masyarakat?

Informan: lembaga pendidikan ini, cukup dengan memberikan layanan yang baik

terhadap peserta didik dan orang tua, masyarakat sekitar, serta

mewujudkan harapanmereka melalui hasil pembelajaran peserta didik

tersebut, dengan cara itu mereka puas dengan layanan kami.

Page 192: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

Peneliti : Selain itu mungkin Bapak bisa menjelaskan lagi, apa saja dukungan yang

diberikan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja ?

Informan : Saya melihat kedisiplinan juga merupakan langkah yang dilakukan

kepala sekolah untuk meningkatkan produktivitas kerja pendidik dan

tenaga kependidikan di KIIS, menurut saya bisa dikatan sangat baik

kedisiplinan yang dilakukannya. Realita ini bisa dilihat dari absensi atau

kehadiran para pegawai yang bisa dikatan hampir 90-95% selalu datang

ke sekolah untuk mengemban amanah. Dan 5-10% nya bisa dikatan izin

karena sakit atau ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. “bapak

Kepala Sekolah mengatakan: guru yang baik adalah yang dapat

memberikan contoh yang baik terhadap murid-muridnya. Dan hal itulah

ternyata juga tertanam pada jiwa anak-anak (murid) pada lembaga

tersebut

Peneliti : Bagaimanakah pandangan Bapak tentang (problem solving), pemecahan

masalah yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait tentang kinerja

pendidik dan tenaga kependidikan?

Informan : Saya melihat pemecahan yang dilakukan kepala sekolah sangat baik. Hal

ini bisa dilihat dari apa yang pernah disampaikan oleh kepala sekolah

bahwasannya satu keluarga harus saling menghormati. Jika hal itu bisa

direaliasikan maka akan tercipta dukungan antar sesama. Dan

pelanggaran-pelanggran akan terminimalisir, seperti dengan apa yang

pernah saya lihat bahwa pendidik dan tenaga kependidikan KIIS bisa

dikatakan dari 100 % ada 5 % pelanggaran yang terjadi di sekolah kami.

Salah satunya adalah guru mengajar tidak sesuai dengan bidang

kualifikasinya namun sangat kompeten pada bidang

keilmuannya.misalkan, guru TIK di sini merupakan lulusan timur tengah

namun menguasai IT dengan baik, sehingga kami berdayakan untuk

mengajar bidan TIK sambil dikuliahkan lagi dengan jurusan yang sesuai.

Lampiran 6

Transkrip Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Rabu 6 Maret dan Kamis 7 Maret 2019

Pukul : 14.20 WIB/ 15.00 Wib

Tempat : Kantor Wakil Kepala Sekolah Kafila Internasional Islamic School Jakarta

Narasumber : Wakil Kepala MTs. Al-Kahfi, Kafila Internasional Islamic School

Jakarta

Peneliti: Bagaimana gambaran Standar Kompetensi Lulusan yang ingin dicapai di

KIIS?

Informan: Standar kelulusan pada Kafila Internasional Islamic School meliputi tiga

tahapan yaitu tahapan kenaikan kelas, tahapan penjurusan dan tahapan

kelulusan. Kenaikan kelas X, XI dilaksanakan setiap akhir tahun dalam

rapat guru. Penjurusan dilakukan sejak semester pertama kelas X.

Page 193: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

Melalui analisa kemampuan akademik, bakat, dan minat peserta didik

serta rapat dewan pertimbangan jurusan, maka peserta didik akan

diarahkan untuk mengambil program jurusan yang paling sesuai. Pada

tahun ini ada dua program jurusan di Kafila Internasional Islamic

School Jakarta (KIIS), yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan

Jurusan Agama. Penentuan kelulusan untuk kelas XII disesuaikan dengan

ketentuan dalam PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan

lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. Memperoleh nilai

minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran dalam

kelompok mata pelajaran, Lulus Ujian sekolah/madrasah untuk

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lulus

Ujian Nasional.

Peneliti: Sistem pembelajaran seperti apakah yang diterapkan di KIIS?

Informan: Pola layanan pembelajaran yang ditempuh oleh Kafila Internasional

Islamic School (KIIS) dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang

unggul dan professional dengan membagi pada beberapa bagian, yaitu

layanan akademik, layanan asrama dan layanan bimbingan tahfidz al

Qur’an. Dalam menjalankan proses tersebut, masing-masing bidang

dipimpin oleh wakil direktur. Tugas wakil direktur adalah membantu

direktur menjalankan tugas-tugas pendidikan yang lebih spesifik sesuai

bidangnya

Peneliti: Bagaimana gambaran hasil siswa KIIS secara akademik dan non

akademik?

Informan: Adapun lulusan pada Kafila Internasional Islamic School (KIIS) Jakarta

terlihat pada tiga bidang kompetensi yaitu pertama kompetensi bidang

akademik yang terdiri dari unggul nilai UN menempati posisi tertinggi

pada lingkup madrasah selama lima tahun berturut-turut, menjuarai

olimpiade bidang sains dan matematika hingga tingkat nasional dan

alumni diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama maupun perguruan

tinggi luar negeri, serta menguasai dua bahasa asing, yaitu bahasa arab

dan bahasa inggris. kedua kompetensi bidang tahfidzul qur’an, dimana

lulusan Kafila Internasional Islamic School Jakarta mampu menghafal

Al-Qur’an sebanyak 20 Juz rata-rata yang telah ditargetkan target

minimal 15 juz, hal ini membuktikan suksesnya program pada bidang

tahfidzul qur’an. Ketiga kompetensi afektif yakni memiliki 10 karakter

pribadi muslim sebagai bekal kehidupan di masyarakat yang begitu

kompleks dan beragam pola kehidupannya.

Page 194: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

Peneliti: Bagaimana pola perekrutan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di KIIS?

Informan: Pada proses rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) menerapkan empat tahap seleksi,

yakni administrasi, tes kompetensi, micro teaching, dan interview serta

psikotes. Pertama, seleksi administrasi. Pada tahap ini, Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) menyeleksi calon PTK berdasarkan

berkas-berkas lamaran kerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

persyaratan perekrutan PTK atau pegawai. Calon PTK yang telah

dianggap memenuhi persyaratan akan dinyatakan lolos dan berhak

mengikuti tahapan seleksi berikutnya. Kedua, tes kompetensi. Setelah

calon PTK dinyatakan lulus pada tahap seleksi administrasi, calon PTK

wajib mengikuti seleksi kompetensi dengan melakukan tes kompetensi,

misalnya pelamar pembimbing tahfidz harus mengikuti beberapa tes

tahfidz yang telah dibuat dengan standar Kafila Internasional Islamic

School (KIIS). Ketiga, tahapan berikutnya dalam sistem rekrutmen

pendidik dan tenaga kependidikan adalah micro teaching dimana calon

PTK melakukan praktek mengajar atau membina peserta didik baik pada

tahfidz, pembina asrama maupun akademik atau Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Keempat, pada tahap akhir calon PTK yang telah

dinyatakan lulus pada micro teaching wajib mnegikuti tes wawancara

dan psikotes. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, pengelola Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) melakukan proses kontrak kerja

dengan memanggil calon PTK yang telah dinyatakan lulus pada tahapan

tes interview dan psikotes. Tahapan proses rekrutmen PTK pada Kafila

Internasional Islamic School (KIIS) tersebut pada dasarnya tidak

berbeda dengan beberapa sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya,

namun rekrutmen SDM atau PTK lebih mengedepankan kompetensi

keislaman.

Lampiran 7

Transkrip Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Jumat 12 April 2019

Pukul : 10.00 WIB/ 13.00 Wib

Tempat : Kantor Kepala MR /SDM

Narasumber : Ust.Nurkhamdi, M.A

Peneliti: Upaya apa yang dilakukan KIS dalam meningkatkan kompetensi PTK?

Informan: Kafilla Internasional Islamic School (KIIS) dalam melakukan pembinaan

dan peningkatan kompetensi PTK atau SDM di lingkungannya adalah

dengan melaksanakan program Pengembangan Kompetensi SDM (PKS)

yang jika di umumnya sekolah dikenal dengan istilah Pengembangan

Page 195: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

Kompetensi Berkelanjutan (PKB). Pada program Pengembangan

Kompetensi SDM (PKS) secara umum terklasifikasi menjadi empat jenis

program kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan SDM, pengembangan

kompetensi pedagogik, peningkatan empat standar kompetensi guru, dan

pembelajaran bahasa asing. Selain empat program diatas, upaya Kafilla

Internasional Islamic School (KIIS) dalam meningkatkan standard

kompetensi PTK adalah memberikan beasiswa penuh dari pihak

Yayasan untuk melanjutkan jenjang yang lebih tinggi, yaitu pada jenjang

S 2 dan S 3, tanpa mengurangi hak kompensasi harian. Dengan cara ini

para Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada dapat belajar dengan

tenang, focus dan terarah. Jika telah usai masa studinya mereka kembali

dengan bekal yang lebih baik lagi.

Peneliti: Bagamana bentuk pemberian reward dan punishment kepada PTK di KIIS?

Informan: Perihal pemberian kompensasi kerja (reward), Kafilla Internasional

Islamic School (KIIS) tidak memiliki standar khusus, tetapi dilihat dari

income yang ada, yaitu dengan cara memberikan tawaran kepada calon

PTK yang telah lulus seleksi untuk menentukan sendiri nominal

penghasilan sesuai dengan keinginan nya, yang tentu nantinya akan

dikaji dan disesuaikan dengan kesanggupannya dalam melaksankaan

tugas dan tanggung jawabnya di Kafilla Internasional Islamic School

(KIIS). Tawaran kompensasi terkait besaran penghasilan ini

menunjukkan bahwa Kafilla Internasional Islamic School (KIIS)

memiliki sistem yang berbeda dalam menentukan pemberian

penghasilan kepada PTK yang mengabdi dan bekerja di lembaga

tersebut.

Peneliti : Bolehkah bapak menjelaskan bagaimana pembinaan yang dilakukan

kepada pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah ini untuk

meningkatkan kinerjanya ?

Informan : Pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan selalu saya lakukan setiap

tahun ada beberapa kali untuk memberikan dorongan semangat, support

agar dalam menjalankan tugasnya bisa sesuai dengan yang diharapkan

Peneliti : Strategi apa yang bapak berikan untuk meningkatkan kinerja pada

pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga ini ?

Informan : Strategi yang saya gunakan adalah tidak lain dengan cara sering

mengikutkan, baik pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengikuti

pembinaan, selain itu juga saya terapkan system pemberian (reward)

hadiah kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan jika bisa

menjaga kedisiplinan dan melaksanakan tugasmya dengan baik, namun

sebaliknya jika seluruh pendidik dan tenaga kependidikan tidak mampu

menjalankan tugasnya dengan baik maka tidak segan-segan akan saya

beri hukuman (punishment). Hal itu berlaku pada siapa saja. “saya” tidak

Page 196: STRATEGI DIFERENSIASI PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46488/... · 2019. 8. 6. · output berhasil melakukan distinctive dari instansi pendidikan

pernah pandang bulu (membeda-bedakan). Jadi jika melanggar maka

pasti akan mendapatkan hukumannya