Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF APARATUR DESA
DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DI DESA TELUK KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
M. ILHAM
NIM : 304171363
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
MOTTO
ا الرض فى تفسدوا ل لهم قيل واذا (١١ :ة ر )البق مصلحىن وحه اوما قالى
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!
Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan
perbaikan". (Q.S.Al-Baqarah: 11).1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010), 4.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat kesadaran masyarakat
Desa Teluk terhadap kesehatan, dimana di desa tersebut masih banyak masyarakat
yang tidak menerapkan perilaku hidup sehat, seperti membuang sampah ke
sungai, membuat peternakan di bawah rumah, merokok pada tempat-tempat
umum, dan membuang air besar di sungai. Beberapa perilaku tersebut tentunya
membuat lingkungan menjadi kotor dan akan membawa dampak buruk bagi
kesehatan. Hal ini mendorong penulis untuk mengetahui upaya yang dilakukan
oleh Aparatur Desa Teluk dalam mengurangi kebiasaan masyarakat yang tidak
peduli terhadap kesehatan lingkungan. Dari masalah tersebut Peneliti
mengidentifikasi masalah menjadi tiga rumusan masalah yaitu: pertama,
bagaimana perilaku masyarakat terkait kesehatan di Desa Teluk pada
pemerintahan periode sebelumnya. Kedua, bagaimana bentuk strategi komunikasi
persuasif aparatur Desa Teluk dalam meningkatkan kesehatan lingkungan periode
tahun 2019-2024. Ketiga, bagaimana hambatan dan solusi strategi komunikasi
persuasif aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Teluk
periode tahun 2019-2024.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif, dengan metode penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari
pendekatan tersebut akan memberikan fakta dan data, kemudian data tersebut
dianalisis melalui teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data.
Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu, perilaku masyarakat Desa Teluk
yang lalai terhadap kesehatan lingkungan pada periode pemerintahan sebelumnya
adalah membuang sampah sembarangan, masih banyak masyarakat yang merokok
pada tempat-tempat umum, membuat peternakan di bawah rumah, serta
membuang air besar sembarangan. Strategi komunikasi persuasif yang digunakan
oleh aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan yaitu sering
berkumpul bersama warga, mengadakan kegiatan yang dinamakan jum‟at bersih,
membentuk kader, serta aparatur desa menjadi contoh untuk masyarakatnya.
Adapun yang menjadi penghambat aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan yaitu karena karakter masyarakat yang berbeda-beda, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang kesehatan, semangat masyarakat dalam
melaksanakan setiap kegiatan cepat hilang serta tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah umum. Akhirnya penulis merekomendasikan untuk
memiliki kesadaran mengenai pentingnya menjaga kebersihan agar terciptanya
kesehatan lingkungan serta masyarakat diharapkan untuk mematuhi aturan-aturan
yang telah dibuat oleh aparatur desa.
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim...
Alhamdulillahirabbil’alamin, sembah sujud serta ribuan syukur kepada Allah
SWT, yang telah menciptkan alam semesta beserta isinya, dan juga telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia sehingga manusia dapat berfikir
tentang apa yang belum mereka ketahui.
Selanjutnya sholawat beserta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa manusia dari jaman zahiliyah, yaitu zaman yang penuh
dengan kebodohan menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang
dapat kita rasakan seperti sekarang ini.
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Sang pahlawan hidupku yang ku kasihi dan ku sayangi, yang telah memberikan
semangat moril maupun materil tanpa lelah demi terwujudnya cita-cita dan
harapanku, serta selalu memotivasi seluruh keputusanku.
Untuk kedua orang tua, Bapakku tercinta H.Asri
dan Ibu Hj. Nurhasanah serta abangku yang sangat aku hargai Bukhori, abang
Muhammad Am.Kep dan abang Supriadi. Serta adikku M.Sholihin yang aku
sayangi serta keluarga besar yang selalu mendoakanku.
Tak lupa pula teruntuk teman-teman yang telah banyak memberikan saya
semangat serta dukungan.
Dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi amal jariyah yang berkah.
Amiin Ya Robbal’Alamin
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Dalam
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan yang telah
membawa umat manusia kejalan yang terang benderang dengan cahaya iman,
taqwa dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Namun,
semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang
penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Drs. Munsarida, M.Fil.I Dosen Pembimbing I dan Ibu Mardalina, S.Ag,
M.Ud Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu dalam
membimbing demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Agus Salim,S.Ag.M.Pd.I Dosen Pembimbing Akademik.
3. Bapak Muhammad Junaidi Habe, M.Si ketua prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Bapak Ade Novia Maulana, M.Sc sekretaris prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr.D.I Ansusa Putra, Lc, M.A.Hum Wakil Dekan I, Bapak Arfan Aziz,
M.Soc.Sc,Ph.D Wakil Dekan II, Bapak Dr.Samin Batubara, M.HI Wakil
Dekan III Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA.,Ph.D Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Ibu Dr.Rofiqoh Ferawati, SE.,M.EI Wakil Rektor 1, Bapak Dr.As‟ad
Isma,M.Pd Wakil Rektor II, Bapak Dr.Bahrul Ulum,S.Ag., MA Wakil Rektor
III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi
bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatu yang
bermanfaat.
9. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Bapak A.Somad kepala Desa Teluk Kecamatan Pemayung beserta perangkat
desa lainnya.
11. Ibu Bidan Herawati. Am.Keb, beserta tim kesehatan puskesmas Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
12. Seluruh warga Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
ix
13. Teman-teman seperjuangan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan
2017, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta ini dan terimakasih
sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian semua, sehingga
penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT melimpahkan ridho dan
keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.
Jambi, 12 April 2021
Penulis,
M. Ilham
NIM. 304171363
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ........................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 5
E. Kerangka Teori .............................................................................. 6
F. Metode Penelitian .......................................................................... 18
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 22
H. Studi Relevan ............................................................................... 24
BAB II PROFIL DESA TELUK
A. Gambaran Umum Desa Teluk ...................................................... 28
B. Visi dan Misi Desa Teluk ............................................................. 32
C. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk ............................. 34
D. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 36
BAB III PERILAKU KESEHATAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERSUASIF DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
A. Perilaku Hidup Tidak Sehat Masyarakat Desa Teluk Periode
Pemerintahan Sebelumnya ............................................................ 38
B. Strategi Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Teluk Dalam
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Periode Tahun
2019-2024...................................................................................... 44
BAB IV HAMBATAN DAN SOLUSI APARATUR DESA DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERIODE
TAHUN 2019-2024
A. Hambatan Komunikasi Persuasif Aparatur Desa dalam
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan .......................................... 50
B. Solusi Dalam Menangani Hambatan Komunikasi Persuasif Aparatur
Desa Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan ..................... 54
xi
C. Penerapan Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Dan
Perubahan Perilaku Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesehatan
Lingkungan.................................................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 64
B. Implikasi Penelitian ....................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Perbandingan Penelitian Terdahulu. ................................................. 24
Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah Administrasi Desa Teluk ................................. 30
Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk .............................................................................. 30
Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 31
Tabel 2.4 : Jumlah Penderita Penyakit ................................................................ 31
Tabel 2.5 : Struktur Pemerintahan Desa ............................................................. 34
Tabel 2.6 : Pengurus dan Anggota BPD Desa Teluk ......................................... 35
Tabel 2.7 : Sarana dan Prasarana ....................................................................... 37
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط ‟ ا
ẓ ظ b ب
„ ع t ت
Gh غ th ث
F ف j ج
Q ق h ح
K ك kh خ
L ل d د
M م dh ذ
N ن r ر
H ه z ز
W و s ش
, ء sh ش
Y ي ṣ ص
ḍ ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ا a ا Ā اى ¯i
ى u ا و Á ا Aw ا
و i ا ى Ū ا Ay ا
2Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Jambi: Fak.Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 159-150.
xiv
C. Tā’ Marbūtah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā’ Marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
Arab Indonesia
Ṣalāh صلاة
Mir‟āh مراة
2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan
dammah, maka transliterasinya adalah/t/.
Arab Indonesia
Wizārat al-Tarbiyah وزارةالتربية
Mir‟āt al-zaman مراةالسمن
3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.
Arab Indonesia
فجئة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup selalu mempunyai isu permasalahan yang dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Pertama masalah lingkungan yang muncul
sebagai akibat dari berbagai gejala alam itu sendiri, misalnya gempa bumi, erupsi,
gerhana dan lainnya. Kedua, masalah lingkungan sebagai akibat campur tangan
manusia. Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh alam yang selanjutnya
merupakan gejala yang ada menimbulkan berbagai dampak bagi penghuninya,
tetapi sebagian besar dampak yang timbul dari perbuatan tersebut diselesaikan
oleh alam sendiri, yaitu dengan mempertahankan keseimbangan. Salah satu upaya
manusia dalam rangka peduli lingkungan adalah dengan membatasi perilaku
manusia dalam setiap kegiatannya, sehingga antara manusia dengan alam terjalin
suatu keseimbangan yang senantiasa tetap terjaga dan terlestarikan.3
Sikap peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai
reaksi seseorang terhadap lingkungannya yaitu dengan tidak merusak lingkungan
alam. Dengan sikap peduli terhadap lingkungan akan menciptakan lingkungan
yang bersih dan asri yang merupakan kebutuhan hidup dan tidak dapat diabaikan.
Karena hal ini menyangkut hubungan antara kesehatan manusia dengan
lingkungan sekitarnya.4 Dengan tidak menjaga kebrsihan lingkungan tentunya
akan membawa dampak buruk seperti timbulnya beberapa penyakit yang akan di
derita oleh penghuninya yaitu manusia.
Di Desa Teluk peneliti melihat masih terdapat warga yang tidak perduli
dengan kebersihan lingkungan. Jika lingkungan bersih tentunya akan menciptakan
lingkungan yang sehat dari berbagai penyakit. Beberapa perilaku masyarakat Desa
3Eka Ariwidodo, “Relevansi Pengetahuan Mayarakat Tentang Lingkungan Dan Etika
Lingkungan Dengan Partisipannya Dalam Pelestarian Lingkungan”, Jurnal Nuansa, 11, (2014), 3. 4Riana Monalisa Tamara, “Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Sikap
Peduli Lingkungan Peserta Didik Di SMA Negeri Kabupaten Cianjur”, Jurnal Pendidikan
Geografi, 16, No.1 (2016), 44.
2
Teluk yang mencerminkan perilaku hidup tidak sehat yaitu, membuang
sampah sembarangan, seperti membuang sampah ke sungai dan membuang
sampah di tempat-tempat umum. Sehingga pada saat banjir sampah tersebut ikut
terbawa arus dan terombang-ambing termasuk di area rumah warga. Selain dapat
menimbulkan berbagai penyakit, sampah tersebut juga dapat mengganggu
pemandangan. Diketahui bahwa banjir di Desa Teluk merupakan bajir tahunan,
pada tahun 2020 saja banjir terjadi dua kali yaitu pada bulan Januari dan
Desember.
Kedua yaitu, membuat peternakan ayam dan bebek di bawah rumah.
Dikarenakan mayoritas masyarakat Desa Teluk memiliki bentuk rumah panggung,
mengakibatkan warga setempat memanfaatkan bagian bawah rumah sebagai
tempat peternakan hewan seperti ayam dan bebek. Masyarakat beranggapan
bahwa membuat peternakan di bawah rumah dapat mengirit biaya dan tidak
memakan tempat, hewan pun mudah di awasi karena jarak yang dekat. Namun
tentunya hal ini akan membawa dampak buruk bagi kesehatan, karena kandang
ayam akan menjadi sumber penyebaran virus, kuman dan bakteri yang dapat
mengancam siapa saja yang melakukan kontak langsung dengan kandang ayam
tersebut.
Ketiga yaitu, minimnya rasa simpati perokok aktif terhadap lingkungan
sekitar. Masih banyak ditemukan masyarakat Desa Teluk yang merokok pada
tempat-tempat umum, dengan tidak menghiraukan orang disekitarnya. Hal ini
tentunya akan membahayakan orang disekitarnya dari hembusan asap yang
mereka keluarkan dan akan menimbulkan berbagai penyakit.
Keempat yaitu, kebiasaan masyarakat membuang air besar di sungai. Masih
terdapat beberapa warga yang menjadikan kegiatan buang air besar di sungai
sebagai kebiasaan dan di anggap biasa. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan
pencemaran air dan tentunya akan berdampak pada masyarakat yang
menggunakan air tersebut untuk aktifitas sehari-hari, seperti mencuci pakaian,
mencuci piring bahkan mandi.
Kepala desa setempat tidak henti-hentinya mengingatkan warga untuk
menjaga kesehatan, namun masih ada saja warga yang tidak menghiraukannya.
3
Lingkungan yang kotor dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, karena jutaan
mikroorganisme yang mematikan berkembang biak pada lingkungan yang kotor
tersebut. Beberapa penyakit yang timbul akibat lingkungan yang kotor yaitu,
penyakit kolera, demam tifoid, tetanus, demam berdarah yang ditularkan oleh
nyamuk aedes aegypti, hepatitis A dan lainnya. Mengetahui bahaya dari
lingkungan yang kotor, mengakibatkan perlu adanya tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah setempat yaitu aparatur desa dan tenaga kesehatan puskesmas
setempat dalam mengatasi berbagai masalah ini. Perlu adanya komunikasi yang
baik untuk mengajak warga desa melakukan hidup sehat. Sehingga perlu adanya
strategi komunikasi yang digunakan oleh aparatur desa setempat untuk membujuk
warga agar senantiasa mau merubah pola hidup menuju kehidupan yang lebih
bersih dan sehat.
Makna kebersihan yang digunakan Islam ada yang dilihat dari aspek
kebersihan harta dan jiwa dengan menggunakan istilah tazkiyah. Bersih secara
konkrit adalah kebersihan kotoran atau sesuatu yang dinilai kotor. Kotoran yang
melekat pada badan, pakaian, tempat tinggal dan lainnya. Umpamanya badan
terkena tanah atau kotoran tertentu, maka dinilai kotor secara jasmaniyah. Kotor
tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan.5 Untuk mengingatkan tentang
pentingnya kesehatan lingkungan, penyuluhan merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan. Pada hakikatnya penyuluhan merupakan satu kegiatan
pendidikan non-formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang
lebih baik seperti yang diharapkan. Penyuluhan juga mengandung usaha
menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat berminat, dan bersedia
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.6 Pada penyuluhan tersebut
digunakan komunikasi persuaif untuk mengajak dan membujuk warga.
Komunikasi persuasif yaitu suatu usaha untuk meyakinkan orang lain agar
publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator
5Maman Abdurrahman, “Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Dalam Islam”, diakses
melalui alamat https://minanews.net, tanggal 24 Maret 2021. 6Zulkarimen Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, 1990), 8.
4
dengan membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan.7 Komunikator yang
dimaksud adalah aparatur desa dan tenaga kesehatan puskesmas dan komunikan
adalah warga desa setempat. Karena kurangnya perhatian warga Desa Teluk
terhadap kesehatan lingkungan maka peneliti tertarik untuk mambahas mengenai
strategi komunikasi yang digunakan oleh aparatur desa dan tenaga kesehatan
dalam membujuk warga untuk melakukan pola hidup sehat. Sehingga judul pada
penelitian ini yaitu “Strategi Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Dalam
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
masalah pokok yang diangkat sebagai kajian utama dalam penelitian ini yaitu:
bagaimana penerapan komunikasi persuasif aparatur desa dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari?. Dalam upaya untuk mengkongkritkan masalah pokok tersebut, maka
muncul beberapa masalah yang perlu dijawab melalui penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana perilaku masyarakat terkait kesehatan di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari pada pemerintahan periode
sebelumnya?
2. Bagaimana bentuk strategi komunikasi persuasif aparatur Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan periode tahun 2019-2024?
3. Bagaimana hambatan dan solusi strategi komunikasi persuasif aparatur
desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari periode tahun 2019-2024?
7H. A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat) (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), 67.
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan sudut pandang judul dan latar belakang di atas, untuk
pembatasan serta mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan
membatasi materi yang akan diteliti. Pembatasan dilakukan agar penelitian lebih
terarah dan terfokus. Karena ada keterbatasan waktu, biaya, tenaga, teori-teori dan
agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah
akan diteliti.8 Untuk itu peneliti memberi batasan, yaitu hanya membahas tentang
strategi komunikasi persuasif yang digunakan aparatur desa dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi
persuasif yang digunakan oleh aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan di Desa Teluk. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perilaku masyarakat terkait kesehatan di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari pada pemerintahan periode
sebelumnya.
2. Mengetahui strategi komunikasi persuasif yang digunakan oleh aparatur
desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari periode tahun 2019-2024.
3. Mengetahui apa saja hambatan dan solusi strategi komunikasi persuasif
aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari periode tahun 2019-2024.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mencapai kegunaan yang bersifat
teoritis dan juga praktis, yaitu:
1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya pengetahuan
tentang penerapan komunikasi persuasif.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi
bagi pelaku praktisi. Sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar strata
8Ridwan, Belajar Mudah Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), 5.
6
satu (S1) untuk program studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru dalam studi ilmu
komunikasi.
4. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh akademik mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Strategi
Secara estimologis, strategi berasal dari bahasa Yunani“Strategos” yang
terdiri dari dua kata yaitu, “Stratos” yang mempunyai arti militer dan “ag” yang
mempunyai arti memimpin, yang berarti generalshi atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para jenderal perang untuk memenangkan perang.9 Strategi
seringkali diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan demi mencapai suatu
tujuan yang sifatmya jangka panjang. Definisi strategi menurut para ahli-pun
sangat beragam dan bervariasi, diantaranya sebagai berikut: Menurut
S.Sumarsono, strategi merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.10
Sedangkan Menurut A. Halim dan Rr. Suhartini dalam bukunya
Manajemen Pesantren, strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau
lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan
ancaman- ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan
kemampuan internal.11
9Setiawan Hari Purnomo dan Zulkifrimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep
Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1998), 8. 10
S. Sumarsono, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2001), 139. 11
A. Halim, et.al, Manajemen Pesantren (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2005), 115.
7
2. Komunikasi Persuasif
a. Pengertian komunikasi persuasif
Istilah Presuasi bersumber pada ungkapan latin persuasion. Kata kerjanya
adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak atau merayu.12
Kegiatan
komunikasi tidak hanya informatif yaitu agar orang lain mengerti, tetapi juga
persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan
untuk melakukan suatu perbuatan, kegiatan dan lain-lain. Ungkapan lain
komunikasi persuasif yaitu suatu usaha untuk meyakinkan orang lain agar
publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator
dengan membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan.13
Pada dasarnya kegiatan persuasif memiliki tujuan untuk memberikan
dorongan kepada komunikan agar berubah sikap, pendapat dan tingkah lakunya
atas kehendak sendiri dan bukan karena keterpaksaan. Hal tersebut diungkapkan
Suranto A.W bahwa dalam kegiatan persuasif tersebut, seseorang atau
sekelompok orang yang dibujuk diharapkan sikapnya berubah secara suka rela
dengan senang hati sesuai dengan pesan-pesan yang diterimanya.14
Hal tersebut ditegaskan Ronald L. A. dan Karl W. E. Anatol yang dikutip
dan diterjemahkan oleh Dedy D. Malik dan Yosal Iriasantara bahwa persuasif
adalah sebuah proses komunikasi yang kompleks yang dilakukan oleh seorang
individu atau kelompok untuk memperoleh (secara sengaja atau tidak sengaja)
suatu respon tertentu dan individu atau kelompok lain secara verbal dan non-
verbal serta dilakukan secara halus dan manusiawi sehingga komunikan bersedia
melakukan sesuatu dengan senang hati.15
Secara spesifik Burgon & Huffner
meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi
persuasif sebagai berikut:
12
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset,
2008), 21. 13
H. A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat) (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002),67. 14
Suranto A. W, “Komunikasi Perkantoran: Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan
Kinerja Perkantoran (Yogyakarta: Media Wacana, 2005),116. 15
Dedy Jamaluddin Malik, Komunikasi Persuasif (Bandung : 1994), 52.
8
1) Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan
pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan
komunikator. Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang
lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai
keinginan komunikator.
2) Pada definisi ini “ajakan” atau “bujukan” adalah tanpa unsur ancaman
atau paksaan. Maka dari itu komunikasi persuasif termasuk pola
komunikasi yang asertif, yaitu kemampuan komunikasi yang mampu
menyampaikan pendapat secara luas kepada orang lain (komunikan)
namun tidak melukai atau menyinggung secara verbal maupun non
verbal.16
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada
diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikan. Persuasif
didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan dengan
menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak atas
kehendaknya sendiri.17
b. Komponen Komunikasi Persuasif
Dalam komunikasi persuasif terdapat komponen atau elemen sehingga dapat
disebut sebagai komunikasi persuasif. Komponen tersebut antara lain sebagai
berikut:
1) Komunikator
Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan komunikasi sehingga
dapat sampai dan dimengerti oleh penerimanya. Seorang komunikator harus orang
yang memiliki kredibilitas tinggi sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan bagi
mereka yang menerima pesan. Disamping kredibilitas, komunikator juga dituntut
untuk menilai positif dan mendukung tujuan komunikasi. Komunikator juga harus
terbuka dan jujur, memiliki empati atau kepekaan sebenarnya apa yang di
inginkan dan disukai oleh sasaran komunikasi.
16
Herdiyan Maulana, et. al, Psikologi Komunikasi dan Persuasif (Jakarta: 2013), 7. 17
Daryanto dan Muljo Rahardjo, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Gava Media, 2016), 323.
9
2) Pesan
Pesan komunikasi berbeda dengan pesan informative yang sangat kuat
dalam memberikan instruksi atau saran tindakan, atau dengan pesan yang terasa
dan jelas sekali ancaman yang disampaikan, pesan persuasif harus sangat halus
dan tidak terlihat adanya paksaan. Pesan tidak boleh diarahkan pada sasaran,
tetapi justru berkesan bahwa pesan adalah untuk orang lain.
3) Media
Media merupakan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan. Terdapat tiga saluran yang bisa digunakan
sebagai berikut:
a) Saluran interpersonal
Seperti komunikasi tatap muka, distribusi ke komunitas, kunjungan rumah,
pelatihan, diskusi, dan penyuluhan-umumnya merupakan saluran yang paling baik
untuk menjaga kredibilitas pesan-pesan, menyediakan informasi, dan
mengajarkan ketrampilan. Saluran ini penting untuk menyediakan umpan balik
positif.
b) Saluran media sar
Saluran yang berdaya tinggi untuk meraih sejumlah orang besar dengan
pesan-pesan komunikasi. Seperti Radio dan TV.
c) Saluran media cetak
Seperti pamplet, selebaran, dan poster. Umumnya sebagai saluran yang paling
baik untuk memberikan sebuah pengingat kunci pesan komunikasi secara tepat
waktu.18
4) Komunikan
Adalah orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan mampu
memberikan respon, tanggapan kepada komunikator sesuai informasi yang
diperolehnya.
18
Judith A. Graeff, et.al, Komunikasi untuk kesehatan dan perubahan perilaku (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1996), 102.
10
5) Efek
Dampak yang terjadi setelah proses komunikasi berlangsung. Bagaimana
reaksi komunikan setelah diterpa pesan dari komunikator.19
c. Model komunikasi persuasif
Model adalah gambaran atau persamaan aspek-aspek tertentu dari peristiwa-
peristiwa, struktur-struktur atau sistem-sistem yang kompleks, yang dibuat dengan
menggunakan simbol- simbol atau objek-objek dengan berbagai cara sehingga
menyerupai sesuatu yang dibuat modelnya tersebut. Model berfungsi untuk
menyederhanakan realitas sosial dan alam yang kompleks.
1) Model psikodinamik
Proses komunikasi persuasif didasarkan pada teori-teori perbedaan-
perbedaan individu, setiap individu memiliki motivasi dan pengalaman yang
berbeda. Adanya perbedaan tersebut, menyebabkan terbentuknya kepribadian
yang unik. Oleh karena itu persepsi masing-masing individu terhadap suatu objek,
akan berbeda pula. Menurut model ini, pesan komunikasi akan efektif dalam
persuasif apabila memiliki kemampuan psikologis mengubah minat atau perhatian
individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga menyebabkan individu akan
menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.
2) Model sosial budaya
Dalam proses persuasif didasarkan pada anggapan bahwa pesan-pesan
komunikasi massa dapat digunakan untuk mengarahkan individu agar menerima
gejala yang telah didukung kelompok. Hal itu sebagai dasar individu untuk
bertindak.20
Model ini bersumber dari teori hubungan sosial yang menyatakan
bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi yang disampaikan media, orang
umunya lebih banyak memperoleh pesan berdasarkan hubungan atau kontak
dengan orang lain melainkan langsung melalui media massa. Jadi yang ditekankan
adalah hubungan antar pribadi sebagai sumber informasi maupun sebagai penguat
pengaruh media komunikasi.
19
Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi teori dan praktik, 6. 20
Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009), 29.
11
d. Proses komunikasi Persuasif
Persuasif adalah salah satu teknik komunikasi. Jadi proses persuasif adalah
sekaligus proses komunikasi, yang ditujukan untuk mempersuasikan sesuatu
pihak yang menjadi sasaran komunikasi. Proses komunikasi dibagi menjadi 2
(dua) tahap sebagai berikut:
1) Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing/simbol
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa
bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena
hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang
lain.
2) Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Surat kabar, telepon,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lainnya adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.21
3. Aparatur Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah kesatuan wilayah
yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan
sendiri dan di akui dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.22
Aparatur desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan. Pemerintahan
21
Soleh Soemirat et.al, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), 39. 22
Nibras Nada Nailufar, “Desa: Definisi dan Unsurnya”, diakses melalui alamat
https://amp.kompas.com/skola/read2020/01/09/130000569/desadefinisi-dan-unsurnya, tanggal 20
Februari 2021.
12
Desa adalah Kepala Desa atau yang di sebut dengan nama lain di bantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Pemerintahan
desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran
strategis untuk mengatur masyarakat yang ada dipedesaan demi mewujudkan
pembangunan pemerintah. Aparatur desa terdiri dari sekretaris desa,
pelaksanaan kewilayahan, serta pelaksanaan teknis.23
4. Konsep Meningkatkan
Secara umum, peningkaan merupakan upaya untuk menambah derajat,
tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga diartikan sebagai
penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu
peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan
sebagainya.24
Peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau
lapisan dari sesuatu kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti
pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan merupakan upaya untuk
menambah derajat tingkat dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga
dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih
baik, selain itu meningkatkan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran,
sifat, hubungan dan sebagainya.25
Kata peningkatan juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan
atau sifat yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah
peningkatan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil
dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas
menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki
tujuan berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan ditandai dengan
tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu, dimana saat suatu usaha atau proses
telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas dan bangga
23
Dwi Adiyah Pratiwi, “Kepala Desa Bukan Raja: Telaah Pengangkatan dan Pemberentian
Perangkat Desa”, diakses melalui alamat https://ombudsman.gp.id/artikel/r/artikel--kepala-desa-
bukan-raja--telaah-pengangkatan-dan-pemberentian-perangkat-desa, tanggal 22 Februari 2021. 24
Boediono, Pelayanan Prima Perpajakan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 3. 25
“Pengertian Meningkatkan”, diakses melalui alamat www.sc.syekhnurjayati.ac.id, tanggal
23 Februari 2021.
13
atas pencapaian yang telah diharapkan.26
Meningkatkan pada penelitian ini
dimaksudkan pada meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Teluk.
5. Kesehatan Lingkungan
Istilah kesehatan pada dasarnya berasal dari kata sehat yang artinya terbebas
dari segala gangguan atau penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis. Jika
diartikan dari kata dasarnya, maka kesehatan merupakan kondisi atau keadaan
yang menggambarkan tubuh yang terbebas dari segala penyakit atau gangguan
fisik atau pun psikis. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia, pengertian
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkikan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.27
Jenis–jenis Kesehatan Manusia Secara umum, kesehatan manusia dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu kesehatan tubuh dan kesehatan mental. Dua
bagian kesehatan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan juga saling terkait
satu sama lainnya. Kesehatan tubuh merupakan kesehatan yang dinilai dari
kondisi fisik seseorang. Istiah kesehatan fisik berkaitan erat dengan masalah-
masalah fisik seperti terbebas dari luka atau pun terbebas dari penyakit yang
tampak (baik penyakit luar maupun penyakit dalam). Untuk bisa mendapatkan
kesehatan fisik, manusia hanya perlu melakukan dua hal yaitu olah raga, menjaga
pola makan, menjaga kebersihan serta menjaga kesehatan mental.
Kesehatan mental merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi jiwa atau
mental seseorang. Istilah kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan masalah
stres dan masalah-masalah terkait pikiran lainnya. Berbeda dengan kesehatan fisik
yang cenderung mudah untuk diraih atau didapatkan, kesehatan mental cenderung
lebih sulit untuk diraih. Mental yang sehat biasanya hanya bisa didapatkan oleh
orang-orang yang memiliki kestabilan emosi, keseimbangan jiwa, serta tidak
terlalu banyak memikirkan permasalahan. Untuk mendapatkan kestabilan dan
26
Dwiyanto Indihono, Reformasi Birokrasi Amplop, Mungkinkah?, (Yogyakarta: Gaya
Media, 2006), 22. 27
“Pengertian Kesehatan dan Jenis-Jenis Kesehatan Manusia”, diakses melalui alamat
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-kesehatan-manusia/, tanggal
19 Mei 2021.
14
keseimbangan jiwa dan emosi sendiri, manusia membutuhkan tubuh yang sehat
dan juga hati yang bersih.28
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
tersebut mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyedia air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak
(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan
lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.29
a. Ciri-ciri kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu aspek dari kesehatan
masyarakat, yang menitik beratkan kepada lingkungan kehidupan disekitar
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hubungan
antara manusia dan lingkungannya selanjutnya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dapat pula menghasilkan sesuatu yang merugikan lingkungan.30
Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi kualitas kesehatan dan
kenyamanan hidup. Itulah sebabnya harus memilih lingkungan sehat agar kualitas
hidup senantiasa terjaga. Ciri lingkungan sehat bukan hanya berorientasi pada
lokasi saja, melainkan juga mencakup hal-hal penting lainnya seperti pengolahan
limbah, drainase, sirkulasi udara, dan masih banyak lagi. Ciri-ciri lingkungan
sehat sebagai berikut:31
28
Adzikra Ibrahim, “Pengertian Kesehatan dan Jenis-jenis Kesehatan Manusia”, diakses
melalui alamat https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-kesehatan-
manusia/.com, tanggal 18 Mei 2021. 29
Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Jakarta: PT Rineka Cipta, 17), 147. 30
H.J Mukomo, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan (Surabaya : Airlangga University
Press, 2000), 96. 31
“Mengenal 8 Ciri Lingkungan yang Sehat, Bersih dan Nyaman”, diakses melalui alamat
https://www.unileverprofessional.com/id/blog/id-pro-tips_mengenal-8-ciri-lingkungan-sehat-
bersih-dan-nyaman.com, tanggal 18 Mei 2021.
15
1) Sirkulasi udara yang lancar dan bersih
Diantara seluruh ciri lingkungan sehat, sirkulasi udara yang lancar dan
bersih adalah salah satu ciri yang paling mudah dikenali. Lingkungan tempat
tinggal yang sehat biasanya bebas polusi sehingga kualitas udaranya senantiasa
terjaga. Sirkulasi udara tersebut ditandai dengan udara yang tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak menyebabkan gangguan pernapasan ketika dihirup.
2) Keberadaan sumber air yang bersih
Lingkungan yang sehat biasanya juga memiliki sumber air alami yang
bersih. Sumber air tersebut bisa berasal dari sumur, sungai, atau mata air yang
belum tercemar. Air bersih yang berasal dari sumber alami bisa digunakan untuk
kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) bahkan bisa diolah agar layak konsumsi.
3) Banyak pepohonan rindang
Sirkulasi udara yang lancar dan bersih di suatu lingkungan tentu tak lepas
dari keberadaan pepohonan rindang. Pepohonan tidak hanya berfungsi sebagai
peneduh, tetapi juga dapat menghasilkan oksigen yang mendukung kelancaran
sirkulasi udara. Inilah yang membuat lingkungan dengan pepohonan rindang
terasa lebih teduh, sejuk dan nyaman.
4) Jumlah tempat sampahnya banyak dan mudah ditemukan
Kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa dipengaruhi oleh ketiadaan
tempat sampah di lingkungan sekitar. Itulah sebabnya jumlah tempat sampah yang
banyak dan mudah ditemukan menjadi salah satu ciri lingkungan sehat. Tempat-
tempat sampah tersebut akan dikosongkan secara teratur agar sampahnya tidak
menumpuk terlalu lama.
5) Sistem pengelolaan sampah yang baik
Lingkungan sehat juga tercermin dari sistem pengelolaan sampah yang baik.
Sampah-sampah yang telah terkumpul tidak didiamkan terlalu lama dalam kondisi
terbuka hingga menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber penyakit. Setiap
sampah akan diklasifikasikan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik dapat diolah menjadi bahan kompos sedangkan sampah
anorganik juga bisa didaur ulang agar nilai ekonomisnya meningkat.
16
6) Saluran air yang lancar dan bersih
Kondisi kesehatan lingkungan tempat tinggal juga sangat dipengaruhi oleh
saluran air yang lancar dan bersih. Sistem drainase lingkungan tak boleh dibiarkan
tersumbat oleh sampah dan lumpur. Karena saluran air yang tersumbat tidak cuma
rentan menimbulkan banjir, melainkan juga bisa menjadi tempat
perkembangbiakan mikroorganisme penyebab penyakit.
7) Pengelolaan limbah dilakukan secara efektif
Program pengelolaan limbah yang dilakukan di suatu lingkungan tempat
tinggal tak hanya membuat lingkungan tersebut senantiasa sehat. Lebih dari itu,
upaya pengelolaan limbah juga dapat meningkatkan kreativitas masyarakat.
Bentuk pengelolaan limbah yang sederhana bisa dilakukan kelompok
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan cara membuat pupuk
kompos, mendirikan bank sampah, dan membuat produk kerajinan tangan dari
bahan daur ulang.
8) Gotong royong kerja bakti secara rutin
Kenyamanan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal tidak akan terwujud
bila masyarakat enggan bergotong royong dalam merawat lingkungan tersebut.
Lingkungan sehat biasanya memiliki komunitas warga yang aktif bergotong
royong melakukan kerja bakti secara rutin. Dengan demikian, lingkungan tempat
tinggal akan selalu bersih dan sehat sehingga risiko wabah penyakit menular bisa
diminimalkan.
b. Faktor kesehatan lingkungan
Menurut Hendrick L.Blumm terdapat empat faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat, yaitu faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan
pelayanan kesehatan. Empat faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Perilaku (life style)
Perilaku yang sehat akan menunjang peningkatan derajat kesehatan. Hal ini
dilihat dari banyaknya penyakit yang timbul dari perilaku dan gaya hidup.
Misalnya, kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari
penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan diabetes mellitus dan lainnya.
17
2) Lingkungan
Lingkungan dengan gaya hidup yang bersih juga berperan dalam
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Pada daerah yang kumuh dan tidak
dirawat, biasanya banyak penduduk yang mengidap penyakit gatal-gatal, infeksi
saluran pencernaan bahkan pernafasan. Hal itu dikarenakan lingkungan yang tidak
bersih. Beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan
antara lain:
a) Adanya sanitasi lingkungan yang baik dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
b) Adanya norma agama pada umat Islam tentang konsep haram
terhadap minuman beralkohol akan menurunkan tingkat konsumsi
alkohol.
c) Dan semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat
maka pengetahuan tentang hidup sehat akan semakin baik.32
3) Keturunan
Keturunan yang dimaksud disini yaitu penyakit bawaan. Semakin besar
penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit
meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling
perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat
dicegah.
4) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang baik akan mempercepata perwujudan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
bermutu secara merata akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas harus didukung dengan tersediannya
tenaga kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi
dibidangnya.
32
Eliana dan Sri Sumiati, “Konsep Kesehatan Masyarakat”, diakses melalui alamat
https://pediailmu.com, tanggal 27 Februari 2021.
18
Keempat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas saling berkaitan dan
tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu upaya pembangunan dilakukan secara
stimultan dan saling mendukung.33
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.34
Untuk mempermudah
dalam penelitian dan pengumpulan data, maka penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif.
Kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial
tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan analisis data yang relevan yang diperoleh dari
situasi yang alamiah.35
Jika ditinjau dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif,
artinya penelitian yang semata-mata melukiskan keadaan suatu objek menurut apa
adanya.36
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian ini adalah Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan rasional bahwa
merupakan lokasi tempat peneliti tinggal. Subjek merupakan responden dan
informan yang akan dimintai keterangan.37
Subjek penelitian berpusat pada
segenap aparat Desa Teluk, dan tenaga kesehatan puskesmas. Mengingat subjek
yang baik adalah subjek yang aktif, cukup mengetahui, memahami atau
33
Idah Ceris, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan”, diakses melalui alamat
https://idahceris.wordpress.com, tanggal 27 Februari 2021. 34
Nawiroh Vera, Metode Semiotika Dalam Riset Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014), 24. 35
Satory Djam‟an, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 25. 36
Titin Thoyyibah, “Implementasi Komunikasi Persuasif Pengurus Remaja Masjid Dalam
Merekrut Anggota Di Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, Skripsi (Jambi: Program
Studi Strata Satu UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020). 37
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Muaro Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN
STS Jambi, 2016), 9.
19
berkepentingan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waktu untuk
memberikan informasi secara benar.38
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber dari asal data diperoleh.
Sumber penelitian terbagi atas dua yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data pokok yang diperoleh secara langsung dari
penelitian perorangan, kelompok dan organisasi yang secara langsung
dikumpulkan dan diolah sendiri.39
Sumber data primer pada penelitian ini berupa
hasil wawancara dan pengamatan secara langsung pada kegiatan yang dilakukan
oleh subjek penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung, yakni melalui media perantara. Jadi, data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang
bersifat lisan dan tertulis. Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah kualitatif. Data kualitatif adalah jenis data yang disajikan dalam bentuk
kata verbal bukan dalam bentuk angka.40
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi alamiah) dengan menggunakan teknik snowball sampling untuk
mendapatkan data yang valid. Snowball sampling merupakan teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju
yang menggelinding dan lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang ini belum
merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), 114-115. 39
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi (Jakarta: Raja
Grafindo, 2006), 28. 40
Neong Muhadjir, Metedologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rakesarasin, 1996), 2.
20
yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya.41
Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data lewat proses pengamatan
secara langsung pada kegiatan komunikasi persuasif yang dilakukan dalam
masyarakat dalam meningkatkan kesehatan lingkungan, baik melalui pencatatan
maupun perekaman. Observasi yang digunakan adalah observasi secara langsung
terhadap objek penelitian. Penggunaan metode observasi dimaksudkan sebagai
pendahuluan untuk mengawali penelitian dengan melihat situasi di Desa Teluk,
keadaan Desa Teluk, kebiasaan warga yang memperlihatkan hidup tidak sehat,
serta upaya yang dilakukan oleh aparatur desa. Data yang diperoleh adalah data
yang konkrit, selanjutnya data tersebut diolah dan hasilnya kemudian dituangkan
dalam bentuk tulisan dan kata-kata sesuai dengan realita di lapangan.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan responden.42
Setelah pengumpulan data melalui observasi, maka selanjutnya dilakukan
wawancara untuk memeriksa dan melengkapi data yang telah diperoleh. Pada
tahapan ini peneliti melakukan wawancara kepada aparatur Desa Teluk, bidan
Desa Teluk, karang taruna, serta warga desa untuk mencari informasi yang akan
diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengambil data-
data pendukung sebagai data pelengkap dalam penelitian, yang berkaitan dengan
kepengurusan aparatur desa serta kegiatan apa saja yang dilakukan oleh aparatur
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2018),
86. 42
Sukandarmudi, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Gajah Mada university Press.2006),
46.
21
desa dan tenaga kesehatan puskesmas dapat berupa foto maupun agenda
pelaksanaan kegiatan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi tanda atau kode dan mengkategorikannya sehingga
diperoleh satu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.43
Data
yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara kualitatif. Sedangkan
data penerapan komunikasi persuasif dan kesehatan lingkungan menggunakan
metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap
mengenai gejala sosial tertentu. Metode ini digunakan untuk pengamatan atau
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang jelas dan baik
terhadap suatu masalah tertentu dan didalam suatu daerah tertentu.44
Untuk menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis
data di lapangan model Miles dan Huberman yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Data reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.45
b. Data display (penyajian data)
Pada penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Milles dan Huberman menyatakan, pada penelitian kualitatif yang sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian adalah dengan teks yang
bersifat naratif.46
43
V. Wiratma Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Biru, 2014), 24. 44
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta : Bumi Aksara,
2009), 70. 45
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatatif, Kualitatif dan R&D, 246. 46
Ibid., 249.
22
c. Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi)
Langkah ketiga pada analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.47
Secara singkat analisis data pada penelitian yaitu pertama, pada tahap
redukasi data peneliti berusaha untuk memilah data-data yang dianggap penting
dan akurat. Baik data dari sumber primer maupun data dari sumber sekunder.
Oleh karena itu, pada tahap ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan agar tidak
salah dalam memilih data yang paling akurat. Berikutnya dari data yang sudah
diperoleh kemudian dipilah mana yang akurat, akan diolah menjadi setengah jadi.
Hal tersebut berlangsung sementara, karena jika ada data baru yang lebih akurat,
maka data sebelumnya akan dihapus, ini terjadi pada tahap display data. Tahap
berikutnya adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan setelah data yang
diperoleh dari penelitian di Desa Teluk mengenai penerapan komunikasi persuasif
dalam menangani kesehatan lingkungan, maka akan diambil kesimpulan yang
menjadi hasil temuan dalam penelitian.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Dengan memperpanjang waktu pengamatan, hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Dalam
perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,
sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah
data yang telah diperoleh itu setelah ke lapangan benar atau tidak, berubah atau
47
Ibid., 252.
23
tidak, bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar dan kredibel, maka
waktu perpanjangan pengamatan diakhiri.48
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara akurat, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang terlihat
dalam penelitian. Hal ini diharapkan dapat mengurangi berbagai distorsi data yang
timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan, maupun distorsi
data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak
benar, misalnya berdusta, menipu dan berpura-pura.49
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan
waktu. Peneliti juga tekun dalam menelaah secara teliti terhadap data-data yang
diperoleh. Hal ini dilakukan guna memperoleh hasil yang maksimal dengan data
yang lebih akurat.
3. Trianggulasi
Pada teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari beberapa teknik yang
telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data dan berbagai data.50
Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang digunakan pada penelitian
ini, yaitu sebagai berikut:
a. Trianggulasi sumber, merupakan teknik yang dilaksanakan dengan
membandingkan dan mengecek kembali suatu derajat informasi yang
didapat tersebut.
b. Trianggulasi metode, merupakan teknik yang dilaksanakan dengan cara
mengecek informasi yang didapat bersama dengan metode yang
dilakukan.
48
Ibid., 271. 49
Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rodakarya, 2000), 62. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 110.
24
c. Trianggulasi penyidik, yaitu teknik yang dilakukan dengan jalan
memanfaatkan peneliti dengan pengamat lainnya dalam mengecek
kepercayaan data.
d. Trianggulasi teori, merupakan teknik yang dilakukan dengan melakukan
perbandingan terhadap data yang didapatkan.51
4. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman sejawat,
sehingga lewat kegiatan ini diharapkan menghasilkan data lain sebagai tambahan
dan bahan perbandingan atas hasil analisis peneliti. Diskusi dengan teman sejawat
diharapkan juga dapat menambah masukan dan saran yang berharga untuk
kebaikan dalam penelitian.
H. Studi Relevan
Untuk mempermudah proses pengkajian tema yang terkait, peneliti
berupaya mencari referensi mengenai penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya sebagai acuan dan pembanding bagi peneliti. Berdasarkan
penelusuran penulis, terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu.
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Persamaan
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
1 Diastu
Karlinda
(Universitas
Islam Negeri
Sunan
Ampel
Surabaya)
Teknik
Komunikasi
Persuasif Untuk
Meningkatkan
Motivasi
Belajar Siswa
Kelas X
1. Persamaan
penelitian sama-
sama meneliti
peran
komunikasi
persuasif dalam
mempengaruhi
Lokasi penelitian
terdahulu yaitu SMK
Muhammadiyah 2
Yogyakarta yang
berfokus pada teknik
komunikasi persuasif
untuk meningkatkan
51
Lexi J.Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 330-
332.
25
tahun 2013. Program
Keahilan
Administrasi
Perkantoran di
SMK
Muhammadiyah
2 Yogyakarta.
perubahan
sikap.
2. Menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
deskriptif.
motivasi belajar
siswa kelas X,
sedangkan penelitian
penulis berfokus
pada strategi
komunikasi persuasif
yang digunakan oleh
aparatur desa dalam
meningkatkan
kesehatan
lingkungan.
2 Nur Apni
Oktafiah
(Universitas
Islam Negeri
Alauddin
Makasar)
tahun 2017
Komunikasi
Persuasif Guru
dan Murid
Dalam
Membentuk
Akhlakul
Karimah. (Studi
Kasus Pada
Taman Kanak-
Kanak Islam
Al-Furan
Kabupaten
Enrengkang)
Membahas
mengenai
komunikasi
persuasif dalam
mempengaruhi
perubahan sikap.
1.Penelitian
terdahulu memiliki
fokus penelitian
terkait komunikasi
persuasif guru dalam
membentuk akhlakul
karimah pada murid,
sedangkan penelitian
penulis terfokus pada
strategi komunikasi
persuasif aparatur
desa dalam
meningkatkan
kesehatan
lingkungan.
2.Penelitian
terdahulu
menggunakan studi
kasus sedangkan
penelitian penulis
26
menggunakan studi
deskriptif.
3 Titin
Toyyibah
(Universitas
Islam Negeri
Sulthan
Thaha
Saifuddin
Jambi) tahun
2020
Implementasi
Komunikasi
Persuasif
Pengurus
Remaja Masjid
Dalam
Merekrut
Anggota Di
Kelurahan
Sijenjang
Kecamatan
Jambi Timur.
Menggunakan
metode penelitian
yang sama yaitu
kualitatif
deskriptif dengan
menggunakan
analisis data di
lapangan model
Miles dan
Huberman.
1.Subjek Penelitian
terdahulu yaitu
pengurus remaja
masjid, sedangkan
subjek penelitian
penulis yaitu,
aparatur desa.
2.Penelitian
terdahulu ingin
melihat
implementasi
komunikasi persuasif
sedangkan penelitian
penulis ingin melihat
strategi komunikasi
persuasif.
27
4 Roihatul
Masruroh
(Universitas
Islam Negeri
Sulthan
Thaha
Saifuddin
Jambi) tahun
2020.
Upaya
Menanamkan
Perilaku Hidup
Sehat Melalui
Komunikasi
Persuasif Orang
Tua Terhadap
Anak Di Desa
Karya Mulya
Kecamatan
Megang Sakti
Kabupaten
Musi Rawas
Provinsi
Sumatera
Selatan.
1. Persamaan
penelitian
sama-sama
meneliti peran
komunikasi
persuasif dalam
mempengaruhi
perubahan
sikap.
2. Menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
deskriptif.
1.Penelitian
terdahulu ingin
melihat komunikasi
persuasif orang tua
terhadap anak dalam
menanamkan hidup
sehat. sedangkan
penelitian penulis
yaitu, ingin melihat
komunikasi persuasif
yang digunakan oleh
aparatur desa dalam
meningkatkan
kesehatan
lingkungan.
Sebagaimana yang terlihat pada table di atas, bahwa dari beberapa kajian
yang disebutkan memiliki banyak perbedaan, walaupun sama-sama meneliti
mengenai komunikasi persuasif. Namun, terlihat dari penelitian terdahulu bahwa
belum ada yang membahas tentang strategi komunikasi persuasif yang dilakukan
aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan lingkungan. Dapat dikatakan bahwa
karya penulis tidaklah sama dengan penelitian terdahulu. Disini penulis menyoroti
dari strategi yang dilakukan dan diterapkan oleh aparatur Desa Teluk, agar
masyarakat sadar tentang pentingnya kesehatan dan dapat meningkatkan
kesehatan lingkungan.
28
BAB II
PROFIL DESA TELUK
A. Gambaran Umum Desa Teluk
Desa Teluk merupakan salah satu wilayah yang berada di Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Di satu wilayah Kecamatan
Pemayung memiliki 22 desa, salah satunya adalah Desa Teluk. Desa Teluk
merupakan desa yang letaknya tidak jauh dari Kabupataen Muaro Jambi. Desa
Teluk terbagi menjadi empat dusun yang dibagi menjadi 15 RT. Desa Teluk
merupakan desa yang cukup luas di Kecamatan Pemayung.
Secara umum potensi Desa Teluk dapat didiskripsikan dari berbagai aspek,
yang secara langsung merupakan mata rantai dari sistem kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehidupan di Desa Teluk sama saja
seperti kehidupan di desa pada umumnya. Masyarakat Desa Teluk mulai
melakukan aktifitas pada pagi hari dengan urusannya masing-masing. mayoritas
masyarakat Desa Teluk memiliki mata pencaharian sebagai petani, sehingga
mereka akan pergi ke kebun pada pagi hari dan akan pulang pada siang hari
bahkan sore hari. Pada malam hari biasanya mereka menghabiskan waktu
dirumah masing-masing untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan
terkadang ada juga yang berkunjung ke rumah tetangga atau sanak saudara untuk
sekedar mengobrol ataupun silaturahmi.
Dalam bidang budaya/adat istiadat, masyarakat Desa Teluk masih menjaga
dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur.
Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearifan lokal pada setiap
prosesi pernikahan, khitanan, dan prosesi cuci kampung. Disini lembaga adat
merupakan salah satu lembaga hukum desa yang paling berperan dalam
melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat, budaya dan kearifan lokal.
Masyarakat Desa Teluk juga aktif dalam kegiatan keagamaan, seperti
kegiatan rutin yasinan mingguan yang dilaksanakan oleh bapak-bapak, maupun
ibu-ibu, dan pengajian pada hari besar islam. Para pemuda Desa Teluk juga aktif
dalam kegiatan karang taruna desa. Kegiatan gotong royong juga kerap kali
dilakukan pada setiap hari jum‟at yang disebut dengan jum‟at bersih.
29
1. Kondisi Geografis Desa Teluk
Secara geografis Desa Teluk terletak di bagian timur Kabupaten Batanghari,
dengan luas wilayah 50 KM2, dan berada pada posisi di antara 1
0 15‟ lintang
selatan sampai dengan 20 20‟ lintang selatan dan di antara 102
0 30‟ bujur timur.
Dengan batas wilayah sebagai berikut:52
a. Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Olak Rambahan
b. Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Rantau Majo
c. Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Tantan
d. Sebelah barat : berbatasan dengan sungai Batang Hari/Pulau Raman.
Adapun orbitas atau jarak ke Ibu Kota, sebagai berikut:53
a. Ibu Kota Kecamatan : 12 KM
b. Ibu Kota Kabupaten : 42 KM
c. Ibu Kota Provinsi : 32 KM
Dengan orbitas/jarak tempuh tersebut, adapun waktu tempuh ke Ibu kota
dengan kendaraan umum yaitu:54
a. Ibu Kota Kecamatan : 15 Menit
b. Ibu Kota Kabupaten : 45 Menit
c. Ibu Kota Provinsi : 37 Menit
Luas wilayah Desa Teluk adalah 8.838 Ha, yang terdiri dari:55
d. Tanah sawah : 398 Ha
e. Tanah pekarangan : 42 Ha
f. Tanah pertanian : 3678 Ha
g. Tanah perkebunan : 4693 Ha
h. Tanah olahraga : 2,5 Ha
i. Tanah TPU : 6 Ha
j. Tanah perkantoran : 11 Ha
k. Tanah jalan desa : 7,5 Ha
52
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021. 53
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021. 54
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021. 55
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021.
30
Terkait dengan administrasi pemerintahan, wilayah Desa Teluk terdiri dari
empat dusun dengan jumlah 15 RT. Adapun jumlah dusun dan RT sebagaimana
tercantum pada table berikut:
Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah Administrasi Desa Teluk.56
No Dusun Jumlah RT
1 Dusun I 4 RT
2 Dusun II 4 RT
3 Dusun III 3 RT
4 Dusun IV 4 RT
Jumlah 15 RT
2. Gambaran Demografis
a. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan. Jumlah penduduk Desa Teluk adalah
2.868 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 790 kk. Agar dapat menjadi dasar
pembangunan, maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas sumber
daya manusia yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga
potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya
pembangunan Desa Teluk. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting
antara lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta
strukturnya.
Tabel 2.2: Jumlah Penduduk.57
Laki-laki Perempuan Jumlah
1478 Jiwa 1390 Jiwa 2.868 Jiwa
56
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021. 57
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021.
31
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.58
No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase
1 Petani 87 23,3%
2 Buruh 27 0,91%
3 Pedagang 14 0,47%
4 PNS 87 2,95%
5 Wirausaha 9 0,30%
6 Karyawan, wiraswasta 56 1,9%
7 TNI/Polri 5 0,17%
8 Peternak 25 0,85%
9 Nelayan 27 0,92%
10 Pembantu Rt 5 0,17%
11 Tenaga honorer/Pemda,tks 32 1,1%
12 Sopir 11 0,4%
JUMLAH 985 28,18%
b. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan di Desa Teluk antara lain dapat dilihat dari
status kesehatan serta pola penyakit. Status kesehatan masyarakat dan
lingkungan dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti,
meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu dan bayi,
dan lain-lain, sehingga untuk peningkatan derajat kesadaran masyarakat dalam
hidup sehat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4: Jumlah Penderita Penyakit.59
No Jenis Penyakit Jumlah Penderita
2017 2018 2019
1 Gizi Buruk 1 0 0
2 Asma 5 3 2
3 TBC 0 0 0
4 Jantung 8 6 6
58
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021. 59
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021.
32
5 Kanker Serfik 0 0 0
6 Kanker Payudara 2 1 0
7 Stroke 2 2 2
8 DBD 4 12 0
9 Kista 3 2 2
10 Hedrosepalus 2 2 2
11 Kaki Gajah 1 1 1
12 Gangguan Jiwa 3 2 2
13 Penyakit kulit 3 2 2
14 Kematian Ibu 1 1 1
15 Kematian Bayi 0 0 0
JUMLAH 21 25 12
Terlihat dari tabel di atas, bahwa penyakit yang sering di derita oleh
masyarakat Desa Teluk adalah demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk
aedes aegypti.
B. Visi dan Misi Desa Teluk
1. Visi
“Maju, Unggul dan Berkualitas Berlandaskan Ketawaan”
(Muda Berkawan)
a. Maju
Maju adalah situasi dimana masyarakat Desa Teluk yang mampu
menerapkan Ilmu Pengetahuan Agama dan Ilmu Pengetahuan Teknologi dalam
mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup menuju suatu kehidupan yang
lebih baik. Selain kondisi sebagaimana dimaksud di atas, bahwa maju adalah
prinsip, dimana dengan prinsip hidup kita akan selalu memperbaiki dan
mengembangkan diri sehingga dapat membuat kondisi lebih baik kedepannya.
Dengan kata lain tidak hanya berpikir untuk maju, namun harus giat menambah
produktifitas nilai dari apa yang sudah kita punya dan lakukan pada menit
sebelumnya, walaupun dalam bentuk dan nilai yang sesederhana mungkin.
33
b. Unggul
Unggul pada umumnya bermakna lebih atau melebihi dari sesuatu yang
lainnya, unggul yang dimaksud disini dinilai dari konsep perkembangan Desa
Teluk kedepan yang akan terus berupaya menjadikan Desa Teluk sebagai desa
yang unggul dalam hal pendapatan, unggul dalam hal kualitas, pelayanan
masyarakat, pembangunan, pembinaan masyarakatnya maupun dalam hal
pemberdayaan masyarakat. Sehingga Desa Teluk menjadi desa dengan penuh
capaian prestasi membanggakan.
c. Berkualitas
Jika berbicara mengenai kualitas maka kita langsung tertuju kepada mutu
dan nilai dari sesuatu hasil yang kita kerjakan. Setiap usaha dan pekerjaan yang
kita jalankan dengan baik, dengan niat dan perencanaan yang baik, proses dan
cara yang baik dan dari semua faktor pendukung yang baik, dengan demikian
hasil yang akan kita peroleh adalah sesuatu dengan mutu yang baik pula. Pada hal
ini Desa Teluk akan memfokuskan pada meningkatkan mutu dan kualitas dan tata
kelola pemerintahan, pembangunan, pelaksanaan bidang pembinaan masyarakat
dan pemberdayaan masyarakat.
2. MISI Desa Teluk
Adapun Misi Desa Teluk yaitu:
1. Membangun sumber daya manusia yang berdaya saing.
2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang professional dan
proposional.
3. Membangun perekonomian yang berkeadilan menuju kesejahteraan bagi
semua lapisan masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar.
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman, aman dan berkelanjutan dengan
menerapkan prinsip-prinsip daya dukung sumber daya alam dan sumber
daya manusia.
34
C. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk.
Tabel 2.5: Struktur Pemerintahan Desa60
Kepala Desa
Abdus Somad
NIP. 197206072004061001
Sekretaris Desa
Muhammad Yusuf
60
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021.
Kepala Seksi
Pemerintahan
Suriansyah,A.Md
Kepala Urusan Keuangan
Alfan.S.Pd
Kepala Urusan Umum
Dan Perencanaan
Siti Rahmatullah.S.H
Kepala Seksi Kesejahteraan
Pemuda Olahraga Dan
Pelayanan
Muhamad
Kepala
Dusun IV
Hasan
Kepala
Dusun I
Muhammad
Yusri
Kepala
Dusun II
Somad
Kepala
Dusun III
Muhammad
Sabki
35
Tabel 2.6: Pengurus dan Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa),
Desa Teluk.
NO NAMA JABATAN
1 Ibrohim Ketua
2 M. Abdullah Wakil Ketua
3 Hasan Z Sekretaris
4 Hermain Anggota
5 Kms Edy Idris Anggota
6 M. Sabki Anggota
7 Syofyan Anggota
8 Sulaiman Anggota
9 Japar Anggota
10 Alekusara Anggota
11 Ahmad Zaki Anggota
Berdasarkan struktur organisasi pemerintahan Desa Teluk, semua memiliki
wewenang yang berbeda sesuai dengan tugas masing-masing kepengurusan, yang
akan diuraikan sebabagi berikut:
1. Kepala Desa : Memiliki wewenang tertinggi di desa. Kepala desa memiliki
tugas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat seperti tugas sosialisasi dan
motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna serta tugas-
tugas lain yang dilimpahkan kepada desa.
2. Sekretaris Desa: Berkedudukan sebagai staf pembantu kepala desa dan
memimpin sekretaris desa yang memiliki tugas untuk mengkoordinir dan
menjalankan tugas dari pemerintah pembangunan masyarakat dan keuangan
36
desa seperti pengurusan administrasi keuangan, dan administrasi
penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD dan lembaga pemerintah desa
lainnya, melakukan urusan perencanaan seperti rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa serta memberi pelayanan administrasi bagi
pemerintah desa dan masyarakat.
3. Kepala Urusan: Berkedudukan sebagai unsur staf sekretaris. Berdasarkan
bidangnya membantu sekretaris desa dalam mengkoordinir tugas dari
pemerintah pembangunan masyarakat.
4. Kepala Seksi : Berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis yang bertugas
membantu kepala desa sebagai p.elaksana tugas operasional
5. Kepala Dusun: kepala dusun disebut juga sebagai kepala kewilayahan yang
berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan dalam membantu
kepala desa dalam pelaksana tugasnya di wilayahnya, membantu
melancarkan pelayanan masyarakat dan merupakan staf yang membantu
kepala desa dan sekretaris desa dalam mendukung program pemerintah
dengan mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam program tersebut.
6. Badan Permusyawaratan Desa : membahas dan menyepakati rancangan
peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat desa, serta melakukan pengawasan kinerja kepala desa.61
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah kelengkapan bangunan desa yang dapat
digunakan untuk aktifitas masyarakat. Sarana dan prasarana desa dapat berupa
fasilitas yang bisa menjadi alat penunjang kegiatan masyarakat yang bisa
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Desa Teluk. Fasilitas yang dimiliki Desa
Teluk berupa, taman kanak-kanak, masjid, puskesmas, sekolah dasar,
perpustakaan desa dan lainnya. Berikut akan diuraikan sarana dan prasarana yang
terdapat di Desa Teluk:
61
Roihatul Masruroh, “Upaya Menanamkan Hidup Sehat Melalui Komunikasi Persuasif
Orang Tua Terhadap Anak Di Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi
Rawas Provinsi Sumatera Selatan”, Skripsi (Jambi: Program Sarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2020), 47.
37
Tabel 2.7: Sarana dan Prasarana.62
No Fasilitas Desa Jumlah Kondisi
1 Kantor Desa 1 unit Bagus
2 Masjid 1 unit Layak Pakai
3 Langgar/Surau 3 unit Layak Pakai
4 Puskesmas 1 unit Layak Pakai
5 Posyandu 1 unit Layak Pakai
6 Gedung Perpustakaan 1 unit Menumpang
7 Gedung Taman Kanak-kanak 1 unit Menumpang
8 Gedung Sekolah Dasar 2 unit Kurang Lokal
9 Gedung Madrasah Ibtidaiyah 1 unit Kurang Lokal
10 Gedung Madrasah Tsanawiyah 1 unit Baik
11 Gedung SLTP Satu Atap 1 unit Baik
12 Sumur Gali Umum 30 unit Baik
13 Jalan Kabupaten 3.500 Meter Rusak
14 Jalan Desa 1.500 Meter Sedang
15 Jalan Setapak 3.633 Meter Baik
16 Jalan Setapak 700 Meter Rusak
17 Jalan Produksi/Tanah 4.400 Meter Sedang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sarana dan prasarana
yang ada di Desa Teluk layak digunakan. Sarana dan prasarana tersebut dapat
digunakan dengan semestinya.
62
Dokumen Desa Teluk, 26 Februari 2021.
38
BAB III
PERILAKU KESEHATAN DAN BENTUK KEGIATAN KOMUNIKASI
PERSUASIF DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Perilaku Hidup Tidak Sehat Masyarakat Desa Teluk Periode
Pemerintahan Sebelumnya.
Istilah kesehatan pada dasarnya berasal dari kata sehat yang artinya terbebas
dari segala gangguan atau penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis. Jika
diartikan dari kata dasarnya, maka kesehatan merupakan kondisi atau keadaan
yang menggambarkan tubuh yang terbebas dari segala penyakit atau gangguan
fisik atau pun psikis.63
Kesehatan merupakan anugrah yang sangat penting dalam
kehidupan. sayangnya masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan
tentang menjaga kesehatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Perilaku
hidup tidak sehat merupakan pola aktifitas sehari-hari yang mampu menurunkan
status kesehatan dan dapat mendatangkan penyakit. Gaya hidup tidak sehat akan
berdampak pada kesehatan tubuh.64
Berdasarkan observasi, penulis menemukan
perilaku warga Desa Teluk yang mencerminkan hidup tidak sehat, yaitu sebagai
berikut:
1. Membuang Sampah Sembarangan
Membuang sampah sembarangan merupakan perilaku yang masih sering
dilakukan oleh warga Desa Teluk, ditambah sebagian besar warga Desa Teluk
memiliki bentuk rumah panggung, mengakibatkan warga dengan mudah
membuang sampah keluar melalui jendela. Pada saat banjir sampah tersebut akan
terbawa arus dan tergenang dimana-mana. Selain menggangu pemandangan,
sampah-sampah tersebut akan menimbulkan jentik-jentik nyamuk. Jentik nyamuk
tersebut merupakan sumber dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
63
“Pengertian Kesehatan dan Jenis-Jenis Kesehatan Manusia”, diakses melalui alamat
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-kesehatan-manusia/, tanggal
19 Mei 2021. 64
Humas Sardijto, “Penyakit yang Timbul Akibat Gaya Hidup tidak Sehat”, diakses melalui
alamat https://sarditjo.co.id/2019/02/15/penyakityangtimbul-akibat-gaya-hidup-tidak-sehat/,
tanggal 12 Februari 2021.
39
Selain sering membuang sampah sembarangan pada lingkungan rumah
sendiri, warga juga masih sering membuang sampah pada tempat-tempat umum,
seperti di rumah kesehatan, posyandu bahkan membuang sampah ke sungai.
Bidan Desa Teluk, Ibu Bidan Herawati.Am.Keb mengatakan:
[M]asyarakat Desa masih sering membuang sampah sembarangan, contohnya
seperti saat sedang mengantri ingin berobat, mereka membawa makanan,
minuman kemudian sampahnya langsung dibuang begitu saja, tidak
membuangnya pada tempat sampah yang telah disediakan. pada saat panas
sampah-sampah tersebut saya bakar, karena di desa ini tidak terdapat
pembuangan sampah umum.65
Dari wawancara tersebut, peneliti dapat memahami bahwa, masih banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan, sekalipun itu pada tempat-
tempat umum. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah umum di Desa
Teluk juga melatarbelakangi masyarakat untuk membuang sampah ke sungai, hal
itu dikarenakan mereka tidak repot lagi untuk membakarnya. Perilaku tersebut
mencerminkan perilaku hidup tidak sehat. Sampah yang dibuang sembarangan
baik sampah organik maupun sampah anorganik dapat menjadi tempat bakteri dan
parasit tumbuh subur. Sampah-sampah ini akan mengundang berbagai binatang
yang bisa menjadi vektor atau pembawa penyakit seperti tikus, kecoa dan
nyamuk. Adapun beberapa penyakit yang ditimbulkan dari perilaku membuang
sampah sembarangan, yaitu Tetanus, Hepatitis A, Demam Berdarah dan lainnya.66
2. Merokok Pada Tempat-Tempat Umum
Jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Rokok secara luas
telah menjadi penyebab kematian, karena mengandung lebih dari 4000 zat adiktif
dengan 200 elemen yang berbahaya bagi tubuh. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2003 telah mewajibkan setiap pemerintah daerah
untuk menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Peraturan pemerintah ini
mengatur berbagai hal tentang tujuan pengaturan dan produksi rokok, distribusi,
65
Ibu Herawati.Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021. 66
Mitra Trigan, “Dampak Buang Sampah Sembarangan Tak Hanya Penyakit Cacingan,
Tapi”, diakses melalui alamat https://gaya.tempo.co/amp/1350453/dampak-buang-sampah-
sembarangan-tak-hanya-penyakit-cacingan-tapi, tanggal 12 Februari 2021.
40
iklan promosi dan pengaturan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas rokok.
Kawasan tanpa rokok salah satunya adalah tempat kerja.67
Berdasarkan observasi peneliti, masih banyak ditemukan perilaku
masyarakat yang merokok pada tempat-tempat umum. Perilaku ini jelas
menggangu orang lain akibat asap rokok yang ditimbulkan. Menjadi seorang
perokok tidak hanya menempatkan dirinya pada resiko masalah kesehatan yang
serius, melainkan juga akan membawa dampak buruk bagi orang-orang
disekitarnya akibat hembusan asap yang dikeluarkannya.
Ibu Bidan Herawati. Am.Keb mengatakan:
[K]esadaran masyarakat tentang kesehatan terutama perokok aktif masih
kurang. Mereka masih sering merokok ditempat-tempat umum yang dapat
menggangu warga lain dan juga pastinya akan berdampak pada kesehatan.68
Dari wawancara tersebut, dapat dipahami bahwa di Desa Teluk kesadaran
mengenai untuk tidak merokok pada tempat umum masih kurang. Hal ini dapat
menyebabkan bahaya bagi orang disekitarnya. Terlalu sering terpapar asap rokok
dilingkungan umum dan beberapa lingkungan kerja akan membawa dampak
buruk bagi kesehatan. Berikut beberapa bahaya asap rokok bagi kesehatan yang
dikutip dari WHO (Word Health Organization), sebagai berikut:69
a. Kanker paru-paru
Bahaya asap rokok yang pertama yaitu kanker paru-paru. Merokok
merupakan penyebab utama kanker paru-paru, lebih dari dua per tiga kematian
karena kanker paru-paru di tingkat global, dan merenggut sekitar 1,2 juta nyawa
setiap tahunnya. Dan ternyata mereka yang menjadi perokok pasif juga memiliki
resiko kanker yang sama besarnya dengan perokok aktif.
67
Friska Dwi Anggraini, et.al, “Hubungan Larangan Merokok Di Tempat Kerja Dan
Tahapan Smoking Caessation Terhadap Intensitas Merokok Pada Kepala Keluarga Di Kelurahan
Labuhan Raya Kota Bandar Lampung Tahun 2012”, Medical Jurnal Of Lampung University, 2,
No.4 (2012), 62. 68
Ibu Herawati.Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021. 69
Edelweis Lararenjana, “Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan, Dapat Memicu Kesehatan
dan Tuberkolosis, diakses melalui alamat https://m.merdeka.com, tanggal 05 Februari 2021.
41
b. Asma
Merokok diketahui dapat memperburuk asma pada orang dewasa,
membatasi kegiatan mereka, menimbulkan disabilitas dan meningkatkan resiko
asma yang parah. Sementara itu anak-anak usia sekolah yang orang tuanya
merokok juga terpapar dampak buruk dari asapnya dan beresiko mengalami
munculnya asma yang memburuk melalui peradangan saluran ke paru-paru. Dan
masih banyak lagi penyakit yang dapat ditimbulkan dari perokok aktif maupun
perokok pasif.
3. Membuat Peternakan Di Bawah Rumah
Membuat peternakan atau kandang yang dekat dengan rumah merupakan
kebiasaan warga. Karena mayoritas warga Desa Teluk memiliki bentuk rumah
panggung, menyebabkan mereka membangun peternakan hewan seperti ayam
maupun bebek di bawah rumah. Sebenarnya membuat peternakan dekat dengan
rumah dapat menimbulkan bau tidak sedap dari kotoran hewan tersebut, bahkan
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
Ibu Bidan Herawati.Am.Keb menjelaskan:
[P]eternakan di bawah rumah itu, dapat menimbulkan bau tidak sedap. Namun
masih banyak dari warga kita yang membangun peternakan di bawah rumah
tersebut, dengan alasan lebih aman, terus tidak repot membuat atap untuk
kandang lagi karena telah menggunakan atap dari papan rumah, dan lebih
efisien tempat. Maksudnya tidak perlu menggunakan halaman rumah sebagai
tempat kadangnya. Padahal tentu akan menimbulkan berbagai penyakit seperti
resiko toxoplasma pada ibu hamil, resiko janin catat, penyakit infeksi dan
lainnya.70
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa alasan masyarakat
membangun peternakan di bawah rumah karena dianggap lebih aman dan hewan
ternak mudah di awasi. Selain itu lebih hemat karena tidak perlu membuat
kandang dengan atap, mereka cukup perlu membuat sekat kandang dan pintu agar
tidak lepas, untuk bagian atap kandang tersebut telah menggunakan papan dari
rumah panggung, alasan selanjutnya yaitu dianggap tidak memakan tempat
70
Ibu Herawati.Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021.
42
dengan memanfaatkan tempat kosong yang ada, karena biasanya di bawah rumah
panggung memang selalu kosong tidak digunakan.
Ibu Bidan Herawati. Am.Keb juga menjelaskan, bahwa ada beberapa
penyakit yang ditimbulkan dari membuat kandang peternakan yang dekat dengan
rumah, yaitu antara lain:71
a. Resiko toxoplasma
Sama seperti kotoran kucing, ternyata kotoran ayam juga bisa menyebabkan
toxoplasma pada ibu hamil. virus ini tinggal pada kotoran ayam yang kemudian
menyebar melalui kontaminasi langsung. Misalnya, jika ibu tidak menutup
makanan dengan rapat, kemudian lalat yang sudah hinggap di kotoran ayam
menempel pada makanan itu, akhirnya ibu hamil mengkonsumsi makanan karena
tidak mengetahui bahwa sudah di hinggap lalat. Parasit yang menempel akan
sampai ke tubuh ibu dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
b. Resiko janin cacat
Salah satu penyebab bayi lahir cacat adalah ketika ibu hamil terkena parasit
toxoplasma sebelum hamil atau saat sedang hamil. Infeksi parasit ini akan
menyerang janin yang sehat dan menyebabkan kerusakan untuk perkembangan
otak dan mata. Ini adalah resiko yang berat, karena terkadang janin tidak kuat dan
akhirnya meninggal dalam kandungan ibu.
c. Resiko penyakit infeksi
Lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan ibu hamil mudah sakit.
Aroma kotoran ayam juga bisa membuat kondisi ibu hamil cepat menurun. Jadi
jika ingin tetap merawat ayam, jauhkan dari lingkungan rumah.
d. Resiko flu burung
Penyakit flu burung adalah jenis penyakit berbahaya yang pernah melanda
Indonesia. Beberapa kota mengalami wabah ini dan menyebabkan jutaan ayam
mati. Masalahnya adalah penyakit ini mudah menular pada manusia seperti ibu
hamil. Ibu hamil biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang yang lemah.
Karena itu sulit untuk mencegah jika sudah terjadi. Penyakit ini juga memiliki
71
Redaksi Hamil, “Bahaya Kotoran Ayam Bagi Ibu Hamil dan Janin”, diakses melalui
alamat https://hamil.co.id/gayahidup/pantangan/bahayakotoran-ayam-bagi-ibu-hamil/amp., tanggal
06 Februari 2021.
43
gejala yang sama seperti penyakit flu, namun bisa berkembang sampai ke saluran
pernapasan dan menyebabkan kematian.
4. Buang Air Besar Sembarangan
Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan masih terjadi di Indonesia.
Buang air besar sembarangan yang dimaksud adalah di jamban atau diatas sungai
dan dibuat tempat penutup yang terbuat dari papan. Warga Desa Teluk masih ada
yang membuang air besar di jamban. Hal ini dilakukan karena ada beberapa
rumah yang memang dekat dengan sungai dan tidak memiliki toilet sendiri, dan
ada warga yang telah memiliki toilet namun tetap membuang air besar di jamban
karena telah menjadi kebiasaannya yang dianggap biasa.
Ibu Bidan Herawati. Am.Keb mengatakan:
[M]emang warga kita masih ada yang buang air besar di sungai, tidak banyak
tapi masih ada. Sebenarnya ada beberapa penyakit yang akan ditimbulkan dari
kebiasaan itu yang paling berbahaya yaitu infeksi saluran pencernaan.72
Buang air besar ke sungai dapat mencemari lingkungan, sungai, tanah dan
dapat menimbulkan berbagai penyakit khusunya bagi masyarakat yang
menggunakan air sungai untuk keperluan mencuci piring, mencuci baju bahkan
mandi. Kotoran yang dibuang ke sungai tentu akan mencemari air. Sehingga
banyak sekali penyakit yang ditimbulkan dari pencemaran air jika air tersebut
digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Masyarakat di suatu wilayah yang
membuang air besar sembarangan akan menimbulkan beberapa penyakit menular
di wilayah tersebut, diantaranya: penyakit cacingan, kolera (muntaber), diare,
tifus, disentri, paratypus, polio, hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya,
semakin besar persentase masyarakat yang membunag air besar sembarangan,
maka ancaman penyakit juga akan semakin tinggi intensitasnya.
72
Ibu Herawati. Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021.
44
B. Strategi Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Teluk Dalam
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Periode Tahun 2019-2024.
Strategi adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen yang lengkap
untuk mencapai suatu tujuan.73
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan jalan saja, tetapi juga
harus menunjukkan cara mengoperasikannya, dan strategi komunikasi merupakan
penentu atas berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi yang efektif. Adapun
strategi yang dilakukan oleh aparatur desa dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan yaitu, sebagai berikut:
1. Sering Berdiskusi Bersama Masyarakat
Berkumpul bersama warga adalah salah satu strategi yang digunakan
aparatur desa. Berkumpul bersama juga dapat mempererat tali persaudaraan.
Dalam berkumpul tersebut biasanya terdapat pertukaran pikiran, pendapat dan
usulan.
Wawancara bersama Bapak Suriansyah, selaku Kepala Seksi Pemerintahan
Desa Teluk.
[S]ering ikut berkumpul bersama warga, merupakan hal kecil yang dilakukan
pada strategi komunikasi untuk mengajak masyarakat menjaga kesehatan.
Berkumpul itu akan menimbulkan pertukaran pikiran, pendapat serta usulan
serta keluhan. Pada saat berkumpul itu nantinya kita pasti akan menyinggung
tentang kesehatan lingkungan ini.
Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa, dengan berkumpul
bersama masyarakat, aparatur desa dapat mengetahui keinginan dan keluhan dari
masyarakat. Berkumpul bisanya dilakukan dirumah-rumah warga, pada acara-
acara tahlilan, yasinan atau berkumpul dan bersantai dengan berbincang di
warung-warung atau tempat tongkrongan bapak-bapak pada sore atau malam hari.
Hal ini dilakukan dengan santai dan tidak menghakimi. Dari berkumpul tersebut
aparatur desa akan sedikit menyinggung mengenai kesehatan sebagai sebuah
kepentingan yang harus dimiliki.
73
Ricky W.Griffin, Manajemen (Jakarat: Erlangga, 2004), 247.
45
2. Mengadakan Kegiatan Jum’at Bersih
Kegiatan jum‟at bersih adalah kegiatan gotong royong yang dilakukan pada
pagi hari di hari jum‟at. Strategi ini dilakukan guna mengajak warga
membersihkan lingkungan minimal lingkungan di area pekarangan rumahnya
masing-masing.
Wawancara dengan Bapak Suriansyah, selaku Kepala Seksi Pemerintahan
Desa Teluk.
[K]ita juga membuat program yang dinamakan jum‟at bersih, nah dari program
tersebut, diharapkan masyarakat mengetahui tentang pentingnya menjaga
kebersihan, minamal kebersihan lingkungan perkarangan rumah. Kegiatan ini
rutin dilakukan satu kali seminggu pada hari jum‟at. Sehingga diberi nama
jum‟at bersih tadi.74
Dari wawancara tersebut dapat dipahami bahwa jum‟at bersih merupakan
salah satu strategi yang digunakan oleh aparatur desa dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan. Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat mau
membersihkan lingkungan minimal lingkungan perkarangan rumah masing-
masing. Dengan kebersihan lingkungan yang tercipta akan terbentuknya
kesehatan.
3. Membentuk Kader
Kader berasal dari Bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Secara lebih
luas kader dimaknai sebagai orang yang mampu menjalankan amanat yang dibina
oleh suatu lembaga kepengurusan, memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian,
pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan
suatu organisasi.75
Wawancara bersama Ibu Bidan Herawati. Am.Keb, selaku bidan di Desa
Teluk.
[K]ita bekerjasama dengan pemerintah desa membentuk kader-kader guna
membantu mensejahterakan dan membina masyarakat terutama dalam
74
Bapak Suriansyah, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Teluk, wawancara pada 02 Februari
2021. 75
Hipmahulut, “Arti Kader dan Pengkaderan”, diakses melalui alamat
http://hipmahulut.com/2012/01/08/arti-kader-dan-pengkaderan/amp/, tanggal 29 Maret 2021.
46
mengatasi kesehatan lingkungan di Desa ini. Kader yang dibentuk itu ada
kader posyandu, kader poskesdes dan kader lansia.76
Membentuk kader kesehatan merupakan salah satu strategi yang dilakuakn
oleh aparatur desa bersama tenaga kesehatan. Kader kesehatan adalah tenaga
sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh ditengah-
tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk meningkatkan dan membina
kesejahteraan masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan didasarkan
panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.77
Kader ini
dibentuk dan diberikan pelatihan. Dengan adanya pelatihan yang diberikan untuk
kader, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi kader,
sehingga dapat digunakan dan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Kader yang dibentuk yaitu kader posyandu, kader poskesdes dan
kader lansia.
a. Kader posyandu
Keberadaan posyandu ditengah-tengah masyarakat, mempunyai peranan
yang sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital
bagi kesehatan terutama ibu dan anak.78
Tugas kader yang berkenaan dengan
meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Teluk antara lain, melakukan
pendataan terhadap balita, melakukan penimbangan serta mencatatanya,
memberikan makanan tambahan, mendistribusikan vitamin A, serta melakukan
penyuluhan gizi. Kader ini diharapkan dapat menjembatani antara petugas/ahli
kesehatan dengan masyarakat serta dapat membantu menjawab kebutuhan
kesehatan mayarakat.
b. Kader poskesdes (pos kesehatan desa)
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar
76
Ibu Bidan Herawati. Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021. 77
Dita Wulandari, “Peran Kader Dalam Meningkatkan kesejahteraan lansia melalui
posyandu lansia bhakti Ananda di dusun pengkoldesa gulurejo kecamatan lendah kabupaten kulon
progo”, Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, No.6, VII, (2016), 3. 78
Andy Dikson, et.al, “Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan Kesehatan
Masyarakat”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 6 No.1 (2017), 60.
47
terciptanya derajat kesehatan yang baik. Poskesdes dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya oleh
dua orang kader atau tenaga sukarela lainnya.
Di desa teluk poskesde dilaksanakan oleh Ibu Bidan Herawati. Am.Keb
dibantu dengan tiga orang lainnya. Poskesdes adalah upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang di bentuk di desa dlam rangka mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Kegiatan utama dari poskesdes ini
adalah pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi,
surveilans perilaku beresiko dan surveilans lingkungan), kegawatdaruratan
kesehatan dan kesiap siagaan terhadap bencana dan pelayanan kesehatan dasar.79
c. Kader lansia
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh kader lansia memiliki peranan yang
sangat penting dalam mengupayakan cakupan dalam kegiatan promosi kesehatan
lansia meliputi penyuluhan kesehatan, pengisian indeks masa tubuh (IMT) pada
kartu menuju sehat (KMS), pengisian buku pemantauan kesehatan pribadi dan
aktivitas senam lansia. Peran dan tugas kader dalam menggerakkan masyarakat,
membantu petugas kesehatan, mengelola pertemuan bulanan kader, memberikan
informasiserta penyuluhan kesehatan yang jelas.80
4. Menjadi Contoh Untuk Masyarakat
Taktik mempengaruhi (influence tactics) adalah cara-cara yang biasanya
digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi orang
lain dapat dilakukan dengan menjadi contoh untuk orang lain.81
Biasanya
seseorang akan terpengaruh apabila orang yang mempengaruhi tersebut telah
melaksanakannya. Contohnya, jika aparatur desa ingin mempengaruhi warga
79
Mansyur Tomayahu, “Studi Pemanfaatan Pelayanan POSKESDES Di Desa Bube
Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011, Jurnal Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo (2011), 5. 80
Setyoadi, “Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas Hidup Lanjut
Usia”, Jurnal Ilmu Keperawatan, 1, No.2 (2013), 185. 81
Maria Merry Marianti, “Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain Dalam
Organisasi”, Jurnal Studi Manajemen, (2011), 52.
48
untuk menjaga kesehatan lingkungan, tentunya orang tersebut harus terlebih
dahulu telah menjaga kesehatan lingkungan. Hal ini akan lumrah terjadi dimana-
mana.
Wawancara dengan Bapak Somad, selaku kepala dusun II.
[U]ntuk mempengaruhi orang, tentunya kita sebagai penggerak harus dapat
dijadikan contoh. Jika kita menyuruh orang untuk bersih tentunya kita terlebih
dahulu harus bersih. Apabila kita menganjurkan untuk menjaga kesehatan
lingkungan dengan tidak membuat kandang ayam di bawah rumah, tidak
membuang sampah di sungai, tidak merokok pada tempat-tempat umum,
tentunya kita harus mempraktekkan itu terlebih dahulu, agar mereka mudah
untuk mengikuti karena kita telah melakukannya tadi.82
Dari wawancara tersebut, aparatur desa melakukan strategi komunikasi
persuasif dalam meningkatkan kesehatan lingkungan yaitu dengan cara menjadi
contoh untuk masyarakat. Contoh yang dilakukan tentunya contoh yang baik-baik.
Bapak Somad menjelaskan apabila ingin memberikan contoh untuk orang lain
tentunya diri yang memberi contoh harus terlebih dahulu telah melaksankannya.
Apabila ingin menyuarakan dan mengajak untuk menjaga kesehatan lingkungan
tentunya aparatur desa harus terlebih dahulu melaksanaknnya yaitu menjaga
kesehatan lingkungan. Dengan cara memberikan contoh, strategi ini dianggap
ampuh dan diharapkan masyarakat akan mengikutinya, karena aparatur desa
merupakan orang berpengaruh di desa yang memiliki eksistensi tinggi, sehingga
akan memudahkan mereka dalam mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan
lingkungan.
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa dalam bentuk komunikasi
seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source of
credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan kepada
komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang pekerjaannya
serta dapat tidaknya dipercaya. Faktor penting pada komunikator saat melakukan
kegiatan komunikasi adalah sumber daya tarik (source attractiveness) dan sumber
82
Bapak Somad, Kepala Dusun II, Wawancara pada 11 Januari 2021.
49
kepercayaan (source credibility).83
Kepala desa sebagai kepala pemerintahan
paling tinggi di lingkungan desa memiliki kredibilitas, sehingga masyarakat akan
dengan mudah terpengaruh atas apa yang disampaikan baik dengan tindakan
langsung maupun lisan.
83
Yunus Winoto, “Penerapan Teori Kredibilitas Sumber (Source Of Credibility) Dalam
Penelitian-Penelitian Layanan Perpustakaan”, Jurnal Ilmu Perpustakaan, 5. No.2 (2015), 2.
50
BAB IV
HAMBATAN DAN SOLUSI APARATUR DESA DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERIODE
TAHUN 2019-2024
A. Hambatan Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Dalam Meningkatkan
Kesehatan Lingkungan.
Mengajak seseorang untuk berbuat kebaikan bukan merupakan perkara
mudah. Saat berdakwah Rasulullah SAW saja selalu ditimpa ujian, cobaan, tidak
dihiraukan, bahkan pernah diludahi oleh orang-orang kafir. Tetapi beliau tidak
pernah menyerah untuk membawa umatnya menuju kepada jalan kebenaran.
Aparatur desa merupakan pemerintahan tertinggi di desa. Keberhasilan
pembangunan dan kesejahteraan warga desa selalu ditunjang oleh upaya dan
usaha yang dilakukan aparatur desa. Dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
aparatur desa tentunya mengalami beberapa hambatan yang dihadapi.
Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi didalam
proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada idividu
yang lain yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis
dari individu itu sendiri.84
Wawancara dengan Bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris Desa Teluk.
[B]anyak sekali kendala yang harus kami hadapi saat ingin mengajak
masyarakat menerapkan hidup sehat dengan menjaga agar lingkungan tetap
bersih, terutama dari lingkungan rumah terlebih dahulu. Misalnya dari
perbedaan karakter masyarakat. Ada yang diberi tahu dengan baik namun
mereka enggan mendengarkan, ada yang mendengarkan namun tidak
dilaksanakan, ada yang sudah dilaksanakan namun besok diulang kembali. Ada
juga yang mengatakan sok bersih. Namun ada juga yang benar-benar
mendengarkan dan melaksanakan, ya macem-macem lah pokoknya. Kemudian
karena kurangnya minat mereka untuk mengetahui kebersihan yang sebenarnya
juga itu berpengaruh. Sebenarnya mereka tau tapi terkadang ada yang pura-
pura tidak tahu, nah itu yang sulit. Begitu juga saat kita mengadakan kegiatan
jum‟at bersih dar program yang kita buat itu, kalau
84
Indah Damayanti dan Sri Hadiati Purnamasari, “Hambatan Komunikasi dan Stres
Orangtua Siswa Tunarungu Sekolah Dasar”, Jurnal Psikologi Insight, 3.No. 1 (2019), 3.
51
pada minggu-minggu awal hinggga empat sampai lima minggu bisa berjalan,
kemudian kedepannya sudah tidak berjalan lagi, semangatnyaa cuman
sebentar.85
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ada beberapa kendala yang dihadapi
oleh aparatur desa dalam mempengaruhi warga desa untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan di Desa Teluk, yaitu sebagai berikut:
1. Karakter Masyarakat
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Tentang Kesehatan
3. Semangat yang Cepat Hilang
4. Tidak Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Umum
Hambatan-hambatan tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Karakter Masyarakat
Masyarakat Desa Teluk terdiri dari berbagai macam suku, membuat watak
dan karakter berbeda-beda. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain karakter merupakan
sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Sedangkan masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi.86
Karakter masyarakat
merupakan kendala yang paling utama dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
di Desa Teluk. Dari karakter yang banyak membuat aparatur desa harus pandai
dan memiliki strategi lebih dalam mengajak masyarakat.
Wawancara bersama Bapak Hermain, selaku ketua RT 11 Desa Teluk.
[K]arakter masyarakat itu beda-beda. Seperti di RT sini, ada yang mau
mendengarkan tetapi dia tidak melaksanakan apa yang didengar tersebut, ada
yang mau mendengarkan dan melaksanakan anjurannya. Dan pernah itu saya
dengar ada yang mengatakan dia saja tidak bersih, masak mau menyuruh orang
untuk bersih, nahh ituu ada macam-macam lah pokoknya. Tapi kita ya terus
85
Bapak Muhammad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk, wawancara pada 12 Januari 2021. 86
Nanang Ajim, “Sifat dan Karakter Masyarakat Indonesia”, diakses melalui alamat
https://www.mikirbae.com, tanggal 27 Februari 2021.
52
saja menyampaikan dan mengajak kebaikan, demi kebaikan kita bersama
juga.87
Dari wawancara tersebut peneliti mengetahui bahwa, masih terdapat
masyarakat yang menolak untuk diberitahu kepada kebaikan yaitu menjaga
kebersihan, namun ada juga warga yang mengerti dengan melaksanakan apa yang
diberi tahu. Karakter dan watak dari masyarakat yang berbeda-beda yang
menjadikan penghambat aparatur desa untuk mengajak masyarakat menjaga
kebersihan yang nantinya akan menciptakan kesehatan. Kesehatan yang menjadi
persoalan penting dalam menjalani kehidupan ini. Dalam hal ini kesabaran dan
kekreatifan aparatur desa sangat penting dimiliki demi terciptanya kesehatan
lingkungan seperti yang diharapkan.
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Tentang Kesehatan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan juga menjadi kendala
dalam melakukan komunikasi persuasif untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan. Masyarakat menganggap bahwa standar kebersihannya yaitu terletak
pada apa yang telah dilaksanakannya saat ini. Kebersihan yang menurut mereka
bersih tidak sepenuhnya bersih di pandang oleh orang lain. Seperti membuat
peternakan di bawah rumah. Menurut mereka hal itu tidak menjadi masalah,
namun jika kita melihat dari sisi kesehatan, tentu pembuatan kandang atau
peternakan di bawah rumah dapat mempengaruhi kesehatan. Warga Desa Teluk
juga masih ada yang membuang air besar di jamban. Mereka juga menganggap itu
merupakan hal yang biasa, namun jika dilihat dari sisi kesehatan, membuang air
besar di sungai akan membuat pencemaran pada air serta akan membahayakan
bagi mereka yang dalam kehidupan sehari-hari menggunakan air sungai, seperti
untuk mencuci bahkan mandi.
Wawancara dengan Bapak Rifai selaku ketua RT 10.
[M]emang masih ada sebagian dari warga kita yang membuang air besar di
sungai, hal itu dikarenakan tidak terdapat toilet di rumahnya, bahkan dari
warga ada yang memiliki toilet sendiri namun dia masih saja membuang air
besar di sungai, karena membuang air besar di sungai sudah menjadi kebiasan
87
Bapak Hermain, Ketua RT 11 Desa Teluk, wawancara pada 09 Februari 2021.
53
bagi dirinya dan di anggap sebagai hal yang biasa. Sebenarnya mereka
mengerti kalau air akan tercemar, tapi mereka masih tetap saja
melakukannya.88
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa memang masih terdapat
warga yang sering membuang air besar di sungai, terutama warga di RT 10. Hal
itu dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Bapak
Rifai juga mengatakan bahwa sebenarnya mereka mengetahui bahaya dari
membuang air besar di sungai, namun mereka tetap melakukannya karena
membuang air besar di sungai telah menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap
lumrah. Inilah yang menjadi hambatan bagi aparatur desa untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan, karena kebiasaan warga yang sulit untuk dihilangkan.
3. Semangat yang Cepat Hilang
Semangat merupakan modal utama dalam melaksankan segala aktifitas.
Semangat adalah keadaan pikiran ketika batin tergerak untuk melakukan satu atau
banyak tindakan.89
Aparatur Desa Teluk sering membuat program yang terkait
dengan kebersihan lingkungan guna membuat suasana desa terasa lebih nyaman,
seperti membuat program jum‟at bersih yang merupakan kegiatan gotong royong
pada setiap pagi di hari jum‟at.
Bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris Desa Teluk mengatakan:
[K]ita telah membuat program jum‟at bersih yang kita disampaikan kepada
ketua RT, kemudian ketua RT mengajak warganya bersama-sama melaksankan
kegiatan tersebut. Namun kendalanya disitu, ada warga yang melaksankan ada
yang tidak. Ada memang warga RT yang semangat melaksanakan, ada RT
yang tidak mengindahkan, kemudian ada juga yang hanya berjalan sebentar
saja, kemudian tidak berjalan lagi.90
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa, program yang dibuat oleh
aparatur Desa Teluk tidak bertahan lama. Bahkan ada warga yang tidak
mengindahkan program tersebut, namun ada juga yang mau melaksanakan namun
88
Bapak Rifai, Ketua RT 10 Desa Teluk, Wawancara pada 14 Februari 2021. 89
“Pengertian Semangat”, diakses melalui alamat http://karakterbangkit.blogspot.
com/2019/01/pengertian-semangat.html?m=1 , tanggal 27 Februari 2021. 90
Bapak Muhammad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk, wawancara pada 12 Januari 2021.
54
hanya berjalan sebentar. Aparatur Desa Teluk telah melakukan cara-cara yang
sejatinya dapat dilakukan demi meningkatkan kesehatan lingkungan di desa,
namun ada pula hambatan-hambatan yang harus dihadapi,
4. Tidak Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Umum
Hambatan yang dihadapi oleh aparatur desa dan tenaga kesehatan Desa
Teluk yaitu tidak tersedianya tempat pembuangan sampah umum. Hal itu yang
mengakibatkan masyarakat membuang sampah ke sungai. Ada juga masyarakat
yang langsung membakar sampah di pekarangan rumah mereka. tempat
pembuangan sampah umum dirasa cukup penting untuk menampung sampah-
sampah masyarakat, ditambah dengan jumlah masyarakat yang banyak, dan
mengakibatkan limbah sampah yang banyak pula.
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah
(TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua untuk
perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (dimana
pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi), begitupun tempat yang
digunakan oleh produsen. Pengolahan sampah dengan metode pmebuangan akhir
dilakukan dengan teknik penimbunan sampah. Tujuan utama penimbunan akhir
adalah menyimpan sampah padat dengan cara-cara yang tepat dan menjamin
keamanan lingkungan, menstabilkan sampah (mengkonvensi menjadi tanah), dan
merubahnya ke dalam siklus metabolisme alam.91
B. Solusi Dalam Menangani Hambatan Komunikasi Persuasif Aparatur Desa
Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan.
Merupakan hal yang wajar apabila dalam melakukan suatu kegiatan terdapat
hambatan-hambatan yang dihadapi sebab setiap usaha tidak selalu berjalan
dengan mulus dan lurus. Untuk itu adapun beragam solusi yang dapat dilakukan
dalam mengatasi kendala dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa
Teluk.
91
Ade Jamal Mirdad, “Analisis Manfaat-Biaya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Galuga”, Jurnal Ekonomu-Qu, 7, No. 1 (2017), 9.
55
1. Memahami pola pikir masyarakat
Aparatur desa harus mengetahui pola pikir masyarakat melalui pendekatan
guna mengetahui bagaimana cara menghadapi masyarakat yang memiliki pola
pikir keras kepala, tidak perduli, mudah menyerah dan sebagainya. Hal ini
merupakan pelajaran penting yang benar-benar harus dipahami.
Wawancara bersama Bapak Hermain, selaku ketua RT 11 Desa Teluk.
[U]ntuk masalah hambatan yang dihadapi, kami beserta aparatur desa yang
lain, terus berusaha melakukan pendekatan untuk mengetahui pola pikir
masyarakat yang berbeda-beda tadi sampai mereka mengetahui pentingnya
kesehatan lingkungan.92
Diketahui dari wawancara tersebut, aparatur desa menghadapi hambatan
tersebut dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengetahui pola
pikir masyarakat yang berbeda-beda. Dari pendekatan itu akan menemukan
jawaban tentang apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan apa yang menjadi
kendala masyarakat hingga tidak perduli terhadap kesehatan lingkungan.
2. Memberikan Pemahaman Terkait Pentingnya Kesehatan
Solusi kedua yaitu dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai pentingnya kesehatan lingkungan. Cara ini dilakukan dengan
melakukan diskusi bersama warga dengan memberikan contoh-contoh penyakit
yang ditimbulkan dari kegiatan tidak menjaga kebersihan yang memang dialami
oleh masyarakat, seperti penyakit demam berdarah yang sering dialami oleh
masyarakat Desa Teluk, dan manfaat dari menjaga kebersihan yang akan
membawa dampak yang baik untuk kesehatan.
Wawancara dengan bapak Rifai selaku ketua RT 10 Desa Teluk.
[S]olusi yang kami gunakan untuk memberikan pemahaman terhadap
masyarakat yang rendah kesadaran tentang kesehatan ya itu, dengan
memberikan contoh nyata di masyarakat kalua penyakit itu benar-benar ada.
Penyakit yang sering dialami itu demam berdarah kalau disini.93
92
Bapak Hermain, Ketua RT 11 Desa Teluk, wawancara pada 09 Februari 2021. 93
Bapak Rifai, Ketua RT 10 Desa Teluk, Wawancara pada 14 Februari 2021.
56
Dari wawancara di atas dapat dipahami bahwa solusi yang digunakan yaitu
dengan memberikan pelajaran secara nyata, bahwa dengan tidak menjaga
kebersihan dan masih melakukan kebiasaan buruk dapat menyebabkan timbulnya
penyakit, contohnya penyakit demam berdarah yang sering dialami oleh
masyarakat Desa Teluk.
3. Membangkitkan Semangat
Solusi ketiga yang ditempuh dalam mengatasi hambatan yaitu membuat
masyarakat lebih bersemangat lagi, yaitu aparatur desa harus lebih bersemangat
mengajak warganya untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dan
menyampaikan mengenai pentingnya kesehatan dalam kehidupan. sehingga
diharapkan masyarakat akan lebih memahami dan melaksanakan segala upaya-
upaya dan program dari aparatur desa.
4. Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Umum
Pembangunan tempat pembuangan sampah umum penting dilakukan setelah
melihat dari kebiasaan warga yang sering membuang sampah ke sungai atau
tempattempat umum. Saat ini pemerintah Desa Teluk sedang memprogramkan
pembangunan tempat pembuangan sampah umum, agar terciptanya lingkungan
yang bersih dan nyaman.
C. Penerapan Komunikasi Persuasif Aparatur Desa Dan Perubahan Perilaku
Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan
Tujuan dari komunikasi persuasif adalah tentang perubahan sikap. Sikap
adalah rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Dalam menerapkan komunikasi
persuasif antara aparatur desa dan masyarakat Desa Teluk memiliki tujuan yang
sama yaitu mengajak dan mempengaruhi masyarakat Desa Teluk agar memiliki
perubahan dalam hal meningkatkan kesehatan lingkungan. Penerapan adalah
perbuatan menerapkan. Dengan kata lain penerapan adalah suatu tindakan yang
57
dilakukan oleh individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.94
Wawancara dengan bapak Abdus Somad selaku Kepala Desa Teluk.
[S]aat menerapkan komunikasi persuasif pada masyarakat, kami menggunakan
cara-cara yang tetap memperlihatkan ketenangan dan menyenangkan, tidak
menggurui dan menghakimi. Oleh karena itu saat menerapkan, saat akan
menyampaikan kepada masyarakat, kita telah memiliki rencana yang disusun
secara matang. Pada saat mengajak warga berbicara kita berusaha tidak
membosankan serta memberikan informasi mengenai kesehatan dengan benar,
dan berusaha meyakinkan mereka agar mereka mau menjaga kebersihan serta
menerapkan pola hidup sehat, dan menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
lingkungan yang bersih dan menyampaikan tentang bahaya atau penyakit-
penyakit yang timbul akibat dari lingkungan yang tidak sehat.95
Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Aparatur Desa Teluk adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan Pendekatan
2. Melakukan Komunikasi Yang Baik
3. Mengajak Berdiskusi
4. Melihat Pola Pikir Masyarakat
5. Mengajak Masyarakat Untuk Tidak Meremehkan Kesehatan
Berikut akan dipaparkan tentang penerapan komunikasi persuasif yang
digunakan oleh Aparatur Desa Teluk, yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan Pendekatan
Pendekatan merupakan proses atau perbuatan untuk mendekati. Pendekatan
yang dilakukan oleh Aparatur Desa Teluk yaitu pendekatan secara individual
maupun pendekatan secara kelompok. Tujuan dilakukannya pendekatan ini yaitu
untuk mengetahui serta mempermudah aparatur desa dalam memahami
permasalahan atau kendala yang dimiliki oleh warga Desa Teluk tentang menjaga
94
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern
English Pers, 2002), 1598. 95
Abdus Somad, Kepala Desa Teluk, wawancara pada 11 Januari 2021.
58
kebersihan lingkungan. Metode pendekatan ini dilakukan untuk memperbaiki
kemampuan individu maupun kelompok dan merupakan aspek penting.
Wawancara dengan Bapak Saman, salah seorang warga RT 12 Desa Teluk.
[S]ebelum paham tentang menjaga kebersihan lingkungan dan tentang
kesehatan lilngkungan, saya sering acuh tak acuh tentang kebersihan terutama
pada kebersihan rumah saya sendiri. Pihak pemerintah desa setempat memang
sering melakukan sosialisasi di tempat-tempat umum seperti masjid, pada acara
tahlilan atau acara yang lainnya, namun diri saya belum tertarik karena
menurut saya, beginilah kebersihan menurut standar saya sediri. Dulu saya
masih membangun peternakan ayam dibawah rumah, menurut saya itu cara
yang aman agar ayam saya aman dan mudah diawasi. Namun setelah saya
menyadari bahwa sering timbul bau tidak sedap dari kotoran ayam dan
menggangu tamu-tamu saya, akhirnya saya mengikuti saran dan anjuran dari
pemerintah desa setempat, untuk memindahkan tempat ternak ayam. Sekarang
saya telah menikmati manfaat dari anjuran pemerintah desa mengenai
kesehatan tersebut.96
Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa Aparatur
Desa Teluk menerapkan pendekatan yang sangat baik sehingga warga menjadi
tertarik dengan ajakan yang dilakukan secara terus-menerus. Dapat diketahui
bahwa aparatur desa melakukan pendekatan melalui acara-acara atau kegiatan
rutin yang dilakukan di desa. Melalui ajakan yang dilakukan dengan pendekatan
yang tepat dan dilakukan secara terus-menerus, akan membuat seseorang
terpengaruh.
Bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris Desa Teluk, menjelaskan.
[D]alam melakukan pendekatan, kami memang sengaja tidak langsung
melakukan penghakiman secara langsung kerumah-rumah, melarang dan
menyalahkan mereka. Namun kami mencoba untuk lebih banyak
mendengarkan mereka agar mengetahui alasan mengapa mereka tidak perduli
dengan kesehatan. Setelah diberikan penjelasan mengenai bahaya dan manfaat
yang ditimbulkan, lama kelamaan mereka menyadari bahwa kesehatan itu
penting.97
96
Bapak Saman, warga Desa Teluk RT 12, wawancara pada 29 Januari 2021. 97
Bapak Muhamad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk, wawancara pada 12 Januari 2021.
59
Melalui hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa cara aparatur desa
dalam mempengaruhi masyarakat agar mau menjaga kebersihan yang kemudian
akan menimbulkan kesehatan dengan melalui pendekatan yang menurut penulis
itu sangat menarik. Karena mereka melakukan pendekatan dengan cara yang
lembut dan tidak menghakimi, dengan memberikan pengetahuan tentang bahaya
apabila tidak menjaga kebersihan dan manfaat yang diperoleh apabila menjaga
kebersihan. Aparatur desa pun dengan tidak bosan melakukannya secara berulang-
ulang. Aparatur desa juga selalu memanfaatkan waktu bersama masyarakat untuk
menyampaikan hal tersebut sehingga masyarakat tidak merasa dihakimi atas
kesalahannya.
2. Melakukan Komunikasi Yang Baik
Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan selalu berkomunikasi dengan
manusia lain. Komunikasi adalah modal terpenting dalam menjalani kehidupan.
komunikasi yang baik akan melahirkan lingkungan sosial yang baik pula. Dengan
komunikasi yang baik kita dapat menciptakan hubungan positif dengan orang lain,
terbentuknya keakraban antara seseorang dengan orang lain dan lain sebagainya.98
Dalam mengajak warganya untuk melakukan kebersihan lingkungan agar
terciptanya lingkungan yang sehat, digunakan pula komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik merupakan modal utama dalam segala hal. Apabila sejak
awal telah bertutur kata yang kasar dan menyakiti orang lain, maka mereka tidak
akan mungkin mau mendengarkan keinginan dan harapan kita. Sehingga
komunikasi yang baik merupakan kunci dalam penerapan komunikasi persuasif
dalam mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Wawancara bersama Bapak Kadir selaku warga RT 10 Desa Teluk.
[P]ihak pemerintah desa sama Ibu bidan itu kalau berbicara tentang kesehatan
ya dilakukan dengan sopan, tidak membentak dan menghakimi apalagi saya
sudah tua begini, mereka memberitahu dengan ucapan yang lemah lembut, ya
jadi enak saja.99
98
Andre Kurniawan, “Cara Berkomunikasi yang Baik dan Efektif, Bantu Hindari
Kesalahpahaman”, diakses melalui alamat https://m.merdeka.com/jabar/cara-berkomunikasi-yang-
baik-dan-efektif-bantu-hindari-kesalahpahaman-kln.html, tanggal 20 Februari 2021. 99
Bapak Kadir, warga Desa Teluk RT 10, wawancara pada 30 Januari 2021.
60
Dari ungkapan bapak Kadir tersebut dapat disimpulkan bahwa memang
dalam mengajak masyarakat untuk menerapkan hidup sehat itu dilakukan dengan
komunikasi yang baik, yaitu sopan, lemah lembut bahkan tidak membentak dan
menghakimi. Tentunya komunikasi yang baik digunakan sebagai kunci dalam
penerapan komunikasi persuasif.
Menurut bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris Desa Teluk,
menjelaskan.
[D]alam mengajak dan menghimbau warga untuk menjaga kesehatan, tentunya
modal awal yang dilakukan adalah dengan menerapkan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik disini maksudnya tidak menghakimi, tidak
menyalahkan yang dapat menyinggung perasaan. Namun mengajak dan
memberitahu dengan cara pelan-pelan dan sopan.100
Dapat diketahui dari pernyataan bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris
Desa Teluk, bahwa komunikasi yang baik untuk mengajak warga dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan, yaitu dilakukan dengan penyampaian yang
baik, sopan, tidak menyinggung perasaan, tidak tergesa-gesa dan tidak
menghakimin. Dari komunikasi yang baik itu diharapkan dapat mempengaruhi
warga, sehingga warga mau melakukan dan melaksanakan sesuai keinginan kita,
yaitu menjaga kebersihan lingkungan guna dapat meningkatkan kesehatan
lingkungan.
3. Mengajak Berdiskusi
Diskusi adalah percakapan, pertukaran pikiran, gagasan serta pendapat yang
melibatkan dua orang atau lebih. Tujuan dari berdiskusi yaitu untuk mencari
kesepakatan bersama. Diskusi merupakan proses pertukaran pikiran, pendapat
atau gagasan yang terarah, yang dapat mencapai kesepakatan bersama.101
Dengan
berdiskusi membuat seseorang semakin akrab dengan orang lain. Diskusi
100
Bapak Muhamad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk, wawancara pada 12 Januari 2021. 101
Jevi Nugraha, “Tujuan Diskusi Dalam Kehidupan Sehari-hari, diakses melalui alamat
https://m.merdeka.com/jateng/7-tujuan-diskusi-beserta-jenis-dan-manfaatnya-yang-perlu-
diketahui-kln.html, tanggal 20 Februari 2021.
61
merupakan cara pemecahan masalah yang dilakukan sebagai bentuk memahami
seseorang saat melakukan pendekatan.
Wawancara bersama Bapak Bapak Kadir selaku warga RT 10 Desa Teluk.
[K]ita juga sering diajak berdiskusi mengenai kesehatan ini, diskusi dimana
saja. Terkadang berkumpul di rumah tetangga, terkadang sedang ada acara
yasinan, jika telah selesai kita diajak bediskusi ringan.102
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa diskusi sering dilakukan
dimana saja, diskusi juga dilakukan dengan santai.
Wawancara bersama Bapak Abdus Somad selaku Kepala Desa Teluk.
[D]iskusi merupakan hal yang tidak pernah ketinggalan dilakukan oleh kami.
Karena dengan berdiskusi kami dapat mengetahui kendala, alasan masyarakat
yang masih enggan menjaga kesehatan lingkungan. Dalam berdiskusi biasanya
kami mengajak pemuda karang taruna, pihak RT dan Kadus yang merupakan
orang-orang yang dapat mempengaruhi warga dalam membuat perubahan.
Alasan mengajak karang taruna karena mereka pemuda yang dapat membuat
perubahan dengan kegiatan-kegiatan mereka.103
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan berdiskusi, dapat
memperluas pemahaman dan bertukar pikiran, sehingga dapat memecahkan
masalah yang ada yaitu terkait dengan kendala dan alasan warga yang masih
enggan menjaga kesehatan lingkungan. Metode diskusi merupakan salah satu cara
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan Desa Teluk. Diskusi ini dilakukan
untuk mengetahui hal apa saja yang diinginkan oleh masyarakat, alasan apa yang
menjadikan masyarakat tidak mau menjaga kebersihan lingkungan dan diharapkan
dari diskusi ini di dapatkan pemecahan persoalan tersebut.
Wawancara dengan Tarmizi, selaku ketua karang taruna Desa Teluk.
[K]ita karang taruna sering diajak berkumpul bersama pak kades atau yang
lainnya, untuk membahas mengenai kebersihan lingkungan. Terkadang sengaja
dikumpulkan untuk membahas topik lain, namun nanti disinggung mengenai
masalah kesehatan, karena jika dilihat pada tahun 2019 itu banyak dari warga
yang mengalami penyakit DBD. Nah kami diberikan tugas untuk membuat
sebuah kegiatan yang positif yang dapat mengurangi masalah tersebut.104
102
Bapak Kadir, warga Desa Teluk RT 10, wawancara pada 30 Januari 2021. 103
Bapak Saman, warga Desa Teluk RT 12, wawancara pada 29 Januari 2021. 104
Tarmizi, ketua karang taruna Desa Teluk, wawancara pada 15 Februari 2021.
62
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kerjasama antara
aparatur desa dan karang taruna mengenai meningkatkan kebersihan lingkungan
yang akan membawa pada kesehatan lingkungan. Karang taruna sebagai wadah
pengembangan serta pemberdayaan dalam kegiatan di masyarakat untuk dan oleh
masyarakat sangat diperlukan dalam meningkatkan kesehatan lingkungan melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
4. Melihat Pola Pikir Masyarakat
Pola pikir adalah cara menilai dan memberikan kesimpulan terhadap sesuatu
berdasarkan sudut pandang tertentu. Banyaknya sudut pandang seseorang untuk
berpikir dipengaruhi oleh emosi (mentaly), pendidikan dan pengalaman.105
Pola
pikir masyarakat berbeda-beda sesuai dengan kondisi psikologi, keluarga maupun
sosial. Pola pikir merupakan cara berpikir yang mempengaruhi sikap, jadi sikap
seseorang merupakan hasil dari pola pikirnya sendiri.
Bapak Muhammad Yusuf selaku sekretaris Desa Teluk, menjelaskan:
[D]alam melakukan penerapan untuk mengajak warga dalam menjaga
kesehatan dan meningkatkan kesehatan lingkungan kita melihat bagaimana
pola pikir yang dimiliki masyarakat dengan cara melakukan pendekatan. Dari
pendekatan tadi akan terlihat seperti apa pola pikir masyarakat. Barulah kita
dapat mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh
mereka.106
Dari wawancara tersebut dapat dipahami bahwa untuk mempengaruhi
seseorang kita harus paham terlebih dahulu pola pikirnya. Setelah mengetahui
pola pikir masyarakat tentunya akan mempermudah dalam penerapan komunikasi
persuasif, karena telah mengetahui watak, keinginan serta hal-hal yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
105
Putri Purba, “Mengembangkan Mindset dan Pola Pikir Kita”, diakses melalui alamat
https://www/kompasiana.com/amp/putrianipurba/mengembangkan-mindset-dan-pola-pikir-
kita_552c943f6ea834f0728b4567, tanggal 20 Februari 2021. 106
Bapak Muhamad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk, wawancara pada 11 Januari 2021.
63
5. Mengajak Masyarakat Untuk Tidak Meremehkan Kesehatan
Kesehatan merupakan modal yang paling penting dalam kehidupan. Istilah
kesehatan pada dasarnya berasal dari kata sehat yang artinya terbebas dari segala
gangguan atau penyakit baik fisik maupun psikis. Cara penerapan komunikasi
persuasif disini yaitu dengan membentuk kader-kader yang anggotanya adalah
masyarakat. Kader-kader itu terdiri dari kader posyandu, kader poskesdes dan
kader lansia. Diharapkan dari pembentukan kader itu masyarakat lebih
mengetahui tentang pentingnya kesehatan dan tidak meremehkan kesehatan
terutama kebersihan lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan.
Ibu Bidan Herawati. Am.Keb mengatakan:
[K]ader ini dibentuk oleh desa, anggotanya adalah masyarakat kita sendiri.
Kader ini diberikan pelatihan, terkadang dari dinas langsung. Gunanya agar
mereka mengetahui tugas-tugas nya nanti.107
Dari hasil wawancara tersebut, Ibu Bidan Herawati. Am.Keb menjelaskan,
bahwa kader-kader ini dibentuk dan diberikan arahan melalui pelatihan guna lebih
mengetahui fungsinya di masyarakat dengan memberikan kepercayaan kepada
mereka. Dari kepercayaan itu dapat menimbulkan rasa kepercayaan diri untuk
orang tersebut dan menimbulkan rasa tanggung jawab. Selain itu dengan
memberikan kepercayaan kepada orang lain dapat mengikat seseorang tersebut
untuk mengajak orang lain agar lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
107
Ibu Herawati. Am.Keb, Bidan Desa Teluk, wawancara pada 15 Januari 2021.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas mengenai strategi komunikasi
persuasif yang di lakukan oleh aparatur Desa Teluk, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Pada pemerintahan periode sebelumnya terdapat perilaku hidup tidak sehat
masyarakat Desa Teluk yaitu membuang sampah sembarangan, merokok
pada tempat-tempat umum, membuat peternakan di bawah rumah serta
masih terdapat masyarakat yang membuang air besar sembarangan yaitu
membuang air besar di sungai.
2. Strategi komunikasi persuasif yang digunakan oleh aparatur desa dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari pada periode tahun 2019-2024 yaitu sering
berkumpul bersama warga, mengadakan kegiatan yang dinamakan jum‟at
bersih, membentuk kader, serta menjadi contoh untuk masyarakat.
Diharapkan dari strategi ini masyarakat sadar tentang pentingnya kesehatan
lingkungan.
3. Adapun yang menjadi penghambat Aparatur Desa Teluk dalam
melaksanakan komunikasi persuasi guna meningkatkan kesehatan
lingkungan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari
yaitu karena karakter masyarakat yang berbeda-beda, Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan semangat masyarakat dalam
melaksanakan setiap kegiatan cepat hilang dan tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah umum. Dari hambatan tersebut diciptakan sebuah
solusi guna memecahkan masalah yaitu, pertama, aparatur desa harus
mengetahui pola pikir masyarakat melalui pendekatan guna mengetahui
bagaimana cara menghadapi masyarakat yang memiliki pola pikir keras
kepala, tidak perduli, mudah menyerah dan sebagainya. Kedua, memberikan
65
pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
lingkungan. Ketiga, membuat masyarakat lebih bersemangat lagi, yaitu
aparatur desa harus lebih bersemangat mengajak warganya untuk
melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dan menyampaikan mengenai
pentingnya kesehatan dalam kehidupan. keempat, yaitu pembangunan
tempat pembuangan sampah umum, agar masyarakat tidak lagi membuang
sampah ke sungai.
B. Implikasi Penelitian
Setelah peneliti menyimpulkan pembahasan pada penelitian ini, ada baiknya
peneliti menyampaikan saran-saran untuk memajukan dalam meningkatkan
kesehatan di Desa Teluk. Disarankan untuk aparatur desa dan tenaga kesehatan
dalam meningkatkan intensitas kegiatan program penelitian partisipatif dan
pemberdayaan terhadap masyarakat, serta meningkatkan komunikasi dengan
seluruh masyarakat secara luas sehingga terjalin hubungan baik, dan terus
berinovasi dalam mengembangkan strategi komunikasi yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan serta untuk pemerintah Desa Teluk
disarankan, adanya pembuatan program dalam pemanfatan sampah-sampah yang
bisa didaur ulang sehingga dapat menjadi ladang bisnis bagi masyarakat. Untuk
ketua RT diharapkan dapat membantu memberitahu warganya mengenai bahaya
dari tidak menjaga kebersihan lingkungan dan mengajak warga menjalankan
setiap program yang dibuat oleh aparatur desa khususnya dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan.
Untuk masyarakat diharapkan dapat mendukung kegiatan yang memiliki
unsur positif terhadap perubahan yang dilakukan oleh pemerintah desa dan tenaga
kesehatan serta membantu dalam menyebarkan informasi berupa ajakan untuk
turut serta dalam mensukseskan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Pustaka Jaya
Ilmu,2010.
Buku
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Boediono. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Gava Media,
2016.
Djam‟an, Satory. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2007.
Effendy,Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ofset, 2008.
Graeff, Judith A. et.al. Komunikasi untuk kesehatan dan perubahan perilaku.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996.
Griffin, Ricky W. Manajemen. Jakarat: Erlangga, 2004.
H. A. W. Widjaja. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat). Jakarta:
Bumi Aksara, 2002.
Hari Purnomo, Setiawan dan Zulkifrimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah
Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI,
1998.
Halim, A, et.al, Manajemen Pesantren. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Indihono, Dwiyanto. Reformasi Birokrasi Amplop, Mungkinkah?. Yogyakarta:
Gaya Media, 2006.
Malik, Dedy Jamaluddin. Komunikasi Persuasif . Bandung : 1994.
Maulana, Herdiyan et. Al. Psikologi Komunikasi dan Persuasif . Jakarta: 2013.
Mukomo. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University
Press, 2000.
Muhadjir, Neong. Metedologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarasin,
1996.
Meleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rodakarya,
2000.
Nasution, Zulkarimen. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, 1990.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara, 2009.
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2017.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo, 2006.
Ridwan. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007.
Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English Pers, 2002
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta,2018.
Sukandarmudi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada university
Press.2006.
Sujarweni, V. Wiratma. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Biru, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.
Sumarsono, S. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Suprapto,Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:
Media Pressindo, 2009.
Soemirat, Soleh. et.al. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka,1999.
Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Muaro Jambi: Fak. Ushuluddin
IAIN STS Jambi, 2016.
Vera,Nawiroh. Metode Semiotika Dalam Riset Penelitian. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014.
W,Suranto A. “Komunikasi Perkantoran: Prinsip Komunikasi untuk
Meningkatkan Kinerja Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana, 2005.
Jurnal
Ariwidodo, Eka. “Relevansi Pengetahuan Mayarakat Tentang Lingkungan Dan
Etika Lingkungan Dengan Partisipannya Dalam Pelestarian Lingkungan”.
Jurnal Nuansa. 11, (2014), 3.
Anggraini, Friska Dwi. et.al. “Hubungan Larangan Merokok Di Tempat Kerja
Dan Tahapan Smoking Caessation Terhadap Intensitas Merokok Pada
Kepala Keluarga Di Kelurahan Labuhan Raya Kota Bandar Lampung Tahun
2012”. Medical Jurnal Of Lampung University. 2, No.4 (2012), 62.
Dikson, Andy, et.al. “Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan Kesehatan
Masyarakat”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politi. 6 No.1 (2017), 60.
Damayanti , Indah dan Sri Hadiati Purnamasari. “Hambatan Komunikasi dan
Stres Orangtua Siswa Tunarungu Sekolah Dasar”. Jurnal Psikologi Insight,
3.No. 1 (2019), 3.
Jamal, Mirdad Ade. “Analisis Manfaat-Biaya Tempat Pembuangan Sampah Akhir
(TPA) Galuga”. Jurnal Ekonomu-Qu, 7, No. 1 (2017), 9.
Marianti, Maria Merry. “Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain
Dalam Organisasi”.Jurnal Studi Manajemen (2011), 52.
Monalisa Tamara, Riana. “Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan
Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Di SMA Negeri Kabupaten
Cianjur”. Jurnal Pendidikan Geografi. 16, No.1 (2016), 44.
Setyoadi.“Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas Hidup
Lanjut Usia”. Jurnal Ilmu Keperawatan. 1, No.2 (2013), 185.
Tomayahu, Mansyur. “Studi Pemanfaatan Pelayanan POSKESDES Di Desa Bube
Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011. Jurnal
Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. (2011), 5.
Wulandari, Dita. “Peran Kader Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Lansia
Melalui Posyandu Lansia Bhakti Ananda Di Dusun Pengkoldesa Gulurejo
Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo”. Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah, No.6, VII, (2016), 3.
Winoto, Yunus. “Penerapan Teori Kredibilitas Sumber (Source Of Credibility)
Dalam Penelitian-Penelitian Layanan Perpustakaan”. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 5. No.2 (2015), 2.
Penelitian
Karlinda, Diastu. “Teknik Komunikasi Persuasif Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas X Program Keahilan Administrasi Perkantoran di SMK
Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Skripsi. Surabaya: Program Sarjana UIN
Sunan Ampel Surabaya. 2013.
Masruroh, Roihatul. “Upaya Menanamkan Hidup Sehat Melalui Komunikasi
Persuasif Orang Tua Terhadap Anak Di Desa Karya Mulya Kecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan”. Skripsi.
Jambi: Program Sarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020.
Nur Apni Oktafiah. “Komunikasi Persuasif Guru dan Murid Dalam Membentuk
Akhlakul Karimah. (Studi Kasus Pada Taman Kanak-Kanak Islam Al-Furan
Kabupaten Enrengkang)”. Skripsi. Makassar: Program Sarjana UIN
Alauddin Makasar. 2017.
Thoyyibah, Titin. “Implementasi Komunikasi Persuasif Pengurus Remaja Masjid
Dalam Merekrut Anggota Di Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur.
Skripsi. Jambi: Program Sarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020.
Web-site
Abdurrahman, Maman. “Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Dalam Islam”,
Diakses melalui alamat https://minanews.net. Tanggal 24 Maret 2021.
Ajim, Nanang. “Sifat dan Karakter Masyarakat Indonesia”. Diakses melalui
alamat https://www.mikirbae.com. Tanggal 27 Februari 2021.
Ceris, Idah. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan”. Diakses melalui
alamat https://idahceris.wordpress.com. Tanggal 27 Februari 2021.
Eliana dan Sri Sumiati. “Konsep Kesehatan Masyarakat”. Diakses melalui alamat
https://pediailmu.com. Tanggal 27 Februari 2021.
Hamil, Redaksi. “Bahaya Kotoran Ayam Bagi Ibu Hamil dan Janin”. Diakses
melalui alamat https://hamil.co.id/gayahidup/pantangan/bahayakotoran-
ayam-bagi-ibu-hamil/amp. Tanggal 06 Februari 2021.
Hipmahulut. “Arti Kader dan Pengkaderan”. Diakses melalui alamat
http://hipmahulut.com/2012/01/08/arti-kader-dan-pengkaderan/amp/.
Tanggal 29 Maret 2021.
Ibrahim,Adzikra. “Pengertian Kesehatan dan Jenis-jenis Kesehatan Manusia”.
Diakses melalui alamat https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-
dan-jenis-jenis-kesehatan-manusia/.com, tanggal 18 Mei 2021.
Kurniawan, Andre. “Cara Berkomunikasi yang Baik dan Efektif, Bantu Hindari
Kesalahpahaman”. Diakses melalui alamat
https://m.merdeka.com/jabar/cara -berkomunikasi-yang-baik-dan-efektif-
bantu-hindari-kesalahpahaman-kln.html. Tanggal 20 Februari 2021.
Lararenjana, Edelweis. “Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan, Dapat Memicu
Kesehatan dan Tuberkolosis. Diakses melalui alamat
https://m.merdeka.com. Tanggal 05 Februari 2021.
“Mengenal 8 Ciri Lingkungan yang Sehat, Bersih dan Nyaman”, diakses melalui
alamat https://www.unileverprofessional.com/id/blog/id-pro-tips_mengenal-
8-ciri-lingkungan-sehat-bersih-dan-nyaman.com, tanggal 18 Mei 2021.
Nailufar, Nibras Nada. “Desa: Definisi dan Unsurnya”. Diakses melalui alamat
https://amp.kompas.com/skola/read2020/01/09/130000569/desadefinisi-
dan-unsurnya. Tanggal 20 Februari 2021.
Nugraha, Jevi. “Tujuan Diskusi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses melalui
alamat https://m.merdeka.com/jateng/7-tujuan-diskusi-beserta-jenis-dan-
manfaatnya-yang-perlu-diketahui-kln.html. Tanggal 20 Februari 2021.
Purba, Putri. “Mengembangkan Mindset dan Pola Pikir Kita”. Diakses melalui
alamat https://www/kompasiana.com/amp/putrianipurba/mengembangkan-
mindset-dan-pola-pikir-kita_552c943f6ea834f0728b4567. Tanggal 20
Februari 2021.
Pengertian Semangat”. Diakses melalui alamat http://karakterbangkit.blogspot.
com/2019/01/pengertian-semangat.html?m=1 . Tanggal 27 Februari 2021.
Pratiwi, Dwi Adiyah. “Kepala Desa Bukan Raja: Telaah Pengangkatan dan
Pemberentian Perangkat Desa”. Diakses melalui alamat
https://ombudsman.gp.id/artikel/r/artikel--kepala-desa-bukan-raja--telaah-
pengangkatan-dan-pemberentian-perangkat-desa. Tanggal 22 Februari 2021.
“Pengertian Meningkatkan”. Diakses melalui alamat
www.sc.syekhnurjayati.ac.id. Tanggal 23 Februari 2021.
“Pengertian Kesehatan dan Jenis-Jenis Kesehatan Manusia”, diakses melalui
alamat https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-
kesehatan-manusia/, tanggal 19 Mei 2021.
Sardijto, Humas. “Penyakit yang Timbul Akibat Gaya Hidup tidak Sehat”.
Diakses melalui alamat
https://sarditjo.co.id/2019/02/15/penyakityangtimbul-akibat-gaya-hidup-
tidak-sehat/. Tanggal 12 Februari 2021.
Trigan, Mitra. “Dampak Buang Sampah Sembarangan Tak Hanya Penyakit
Cacingan, Tapi”. Diakses melalui alamat
https://gaya.tempo.co/amp/1350453/dampak-buang-sampah-sembarangan-
tak-hanya-penyakit-cacingan-tapi. Tanggal 12 Februari 2021.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF APARATUR DESA DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI DESA TELUK
KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI”
No Jenis Data Metode Sumber Data
1 - Letak Geografis
Desa Teluk
- Dokumentasi
- Observasi
- Wawancara
- Dokumen
Geografis
- Setting
- Aparatur Desa Teluk
2 - Gambaran Umum
Desa Teluk
- Dokumentasi
- Wawancara
- Dokumen Sejarah Desa
Teluk
- Aparatur Desa Teluk
3 - Visi, Misi Desa
Teluk
- Dokumentasi
- Dokumen Visi, Misi
Desa Teluk
4 - Struktur
Organisasi
Pemerintahan
Desa Teluk
- Dokumentasi - Bagan Struktur
Organisasi dan nama-
nama Perangkat Desa
Teluk
5 - Sarana dan
Prasarana Desa
Teluk
- Observasi
- Dokumentasi
- Wawancara
- Keadaan Fasilitas
- Dokumen Fasilitas
- Aparatur Desa Teluk
6 - Komunikasi
Persuasif Dalam
Meningkatkan
Kesehatan
- Observasi
- Wawancara
- Aparatur Desa Teluk
- Kepala Desa Teluk
- Tenaga Kesehatan
Lingkungan Desa Teluk
6 - Hambatan yang
Dihadapi
Aparatur Desa
- Wawancara
- Observasi
- Aparatur Desa Teluk
- Kepala Desa Teluk
- Situasi di Desa Teluk
7 - Strategi
Komunikasi yang
Digunakan
Aparatur Desa
- Wawancara
- Observasi
- Aparatur Desa Teluk
- Kepala Desa Teluk
- Situasi di Desa Teluk
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 - Letak Geografis Desa Teluk - Keadaan dan Letak Geografis
2 - Sarana dan Prasarana Untuk
Meningkatkan Kesehatan
Lingkungan
- Sarana dan prasarana yang tersedia.
3 - Komunikasi Persuasif Dalam
Meningkatkan Kesehatan
Lingkungan
- Metode yang Digunakan
- Alokasi Waktu yang Dibutuhkan
4 - Hambatan yang Dihadapi
Aparatur Desa
- Hambatan selama melakukan
komunikasi persuasif untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan,
misalnya: masyarakat yang tidak
peduli dengan himbauan dan ajakan.
5 - Strategi Komunikasi yang
Digunakan Aparatur Desa
- Strategi yang digunakan untuk
mengajak masyarakat agar mau
menerapkan perilaku hidup sehat.
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumentasi
1 - Letak Geografis Desa Teluk - Data dokumentasi Letak Desa Teluk
2 - Gambaran Umum Desa Teluk - Data dokumentasi tempat lokasi
penelitian
3 - Visi dan Misi Desa Teluk - Data dokumentasi tentang visi dan
misi Desa Teluk
4 - Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa Teluk
- Data dokumentasi tentang Struktur
Organisasi Pemerintahan Desa Teluk
- Daftar nama dan tugas pemerintahan
Desa Teluk
5 - Sarana dan Prasarana Desa
Teluk
- Data dokumentasi tentang Sarana
dan Prasarana Desa Teluk
C. Butir – Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber data dan Subtansi Wawancara
1 - Letak Geografis
Desa Teluk
KEPALA DESA/APARATUR DESA TELUK:
- Bisa dijelaskan, bagaimana letak geografis Desa
Teluk?
2 - Gambaran Umum
Desa Teluk
KEPALA DESA/APARATUR DESA TELUK:
- Apa aktifitas sehari-hari warga Desa Teluk?
- Apa mata pencaharian warga Desa Teluk?
- Apa mata pencaharian mayoritas warga Desa
Teluk?
- Apa saja kegiatan keagamaan yang masih
diterapkan hingga kini oleh warga Desa Teluk?
- Apakah warga Desa Teluk masih menjunjung
tinggi kebudayaan atau adat istiadat?
3 - Sarana dan
Prasarana Desa
Teluk
KEPALA DESA/APARATUR DESA TELUK:
- Apa saja sarana dan prasarana yang ada di Desa
Teluk?
4 - Komunikasi
Persuasif Dalam
Meningkatkan
Kesehatan
Lingkungan
KEPALA DESA/APARATUR DESA/TENAGA
KESEHATAN DESA TELUK:
- Apa saja bentuk komunikasi persuasif yang
digunakan?
- Perubahan-perubahan sikap dan perilaku apa
saja yang terlihat nyata?
- Apa hasil yang diperoleh?
5 - Hambatan yang
Dihadapi Aparatur
Desa
KEPALA DESA/APARATUR DESA/TENAGA
KESEHATAN DESA TELUK:
- Apa saja hambatan yang dihadapi saat mengajak
dan membujuk warga dalam menjaga kesehatan
lingkungan?
- Apakah pernah mengalami putus asa saat warga
menolak ajakan untuk melakukan hidup sehat?
- Apakah ada tanggapan buruk yang diberikan
oleh warga?
6 - Strategi
Komunikasi yang
Digunakan
Aparatur Desa
KEPALA DESA/APARATUR DESA/TENAGA
KESEHATAN DESA TELUK:
- Apa saja strategi yang digunakan?
- Bagaimana cara penerapannya?
- Apakah semua strategi telah dijalankan dengan
semestinya?
- Strategi apa yang paling tepat dan ampuh
digunakan?
DAFTAR INFORMAN/RESPONDEN
No Nama Keterangnan
1 Bapak Abdus Somad Kepala Desa Teluk
2 Bapak Muhammad Yusuf Sekretaris Desa Teluk
3 Bapak Suriansyah Kepala Seksi Pemerintahan Desa Teluk
4 Bapak Somad Kepala Dusun II
5 Ibu Bidan Herawati. Am.Keb Bidan Desa Teluk
6 Bapak Rifai Ketua RT 10 Desa Teluk
7 Bapak Hermain Ketua RT 11 Desa Teluk
8 Tarmidzi Ketua Karang Taruna
9 Bapak Kadir Warga Desa Teluk RT 10
10 Bapak Saman Warga Desa Teluk RT 12
Kantor Kepala Desa Teluk
Diskusi antara Aparatur Desa Teluk beserta Karang Taruna
Wawancara bersama Bapak Muhammad Yusuf, Sekretaris Desa Teluk
Wawancara bersama Ibu Bidan Herawati.AM.Keb.
Peternakan yang dibangun di bawah rumah warga
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : M.Ilham
Tempat, Tanggal Lahir : Desa Teluk, 07 Mei 1998
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Rt 11 Rw 03 Desa Teluk Kecamatan Pemayung.
B. Riwayat Pendidikan
SMAN 1 Kabupaten Muaro Jambi : 2014 – 2017
SMPN 1 Atap Desa Teluk Kecamatan Pemayung : 2011 – 2014
SD 79/1 Desa Teluk Kecamatan Pemayung : 2005 – 2011
C. Riwayat Organisasi
1. Anggota Senat Mahasiswa Universitas (Komisi Informasi dan
Komunikasi)
2. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII Komisariat UIN
STS Jambi).
3. Sekretaris Karang Taruna Panca Karya Muda Desa Teluk.
Lampiran 2 : Jadwal Penelitian
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf Proposal x
2 Konsultasi dg Ka. Jur/Prodi dan
lainnya utk Fokus Penelitian x
3 Revisi Draf Proposal x
4 Proses Seminar Proposal x
5 Revisi Draf Proposal Setelah
Seminar x
6 Konsultasi dengan Pembimbing x
7 Kolekasi Data x
8 Analisa dan Penulisan Awal Draf
Skripsi x
9 Draf Awal Dibaca Pembimbing x
10 Revisi Draf Awal x
11 Draf Dua Dibaca Pembimbing x
12 Revisi Draf Dua x
13 Draf Dua Revisi Dibaca
Pembimbing x
14 Penulisan Draf Akhir x
15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing x
16 Ujian Munaqasah
17 Revisis Skripsi Setelah Ujian
Munaqasah
18 Mengikuti Wisuda