123
STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM DI BMT AL MUNAWWARAH & BMT BERKAH MADANI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: HELMI ADAM 103046128334 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM

DI BMT AL MUNAWWARAH & BMT BERKAH MADANI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

HELMI ADAM

103046128334

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM

DI BMT AL MUNAWWARAH & BMT BERKAH MADANI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

HELMI ADAM

103046128334

Di Bawah Bimbingan

Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

NIP. 195607121981031003

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM di

BMT Al Munawwarah dan BMT Berkah Madani telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salahsatu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 24 September 2010

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012 (......................................) Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH

NIP. 197407252001121001 (......................................) Pembimbing : Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

NIP. 195607121981031003 (......................................) Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.Ag

NIP. 197107011998032002 (......................................) Penguji II : Mu’min Rauf, MA

NIP. 150281979 (......................................)

Page 4: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

LEMBAR PERNYATAAN

(Keaslian Karya)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan guna memenuhi

salahsatu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan (plagiat) dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 24 September 2010

Helmi Adam

103046128334

Page 5: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

ABSTRAKSI

Helmi Adam, Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM di BMT Al

Munawwarah dan BMT Berkah Madani, (vi+90).

Seiring perkembangan perbankan syariah di Indonesia, Baitul Maal wat

Tamwil (BMT) yang merupakan salahsatu lembaga keuangan syariah juga ikut

mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini terlihat dari aset puluhan BMT

yang melonjak tajam hingga miliaran rupiah.

Sebagai pilar ekonomi kerakyatan berbasis syariah, segmentasi BMT tentunya

kepada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ini dibuktikan BMT

dengan porsi penyaluran pembiayaan dan pembinaan usaha kepada sektor UKM.

BMT Al Munawwarah dengan aset ± Rp.4,1 miliar dan BMT Berkah Madani

dengan aset ± Rp.3,1 miliar merupakan dua dari sekian banyak BMT yang sukses

mengembangkan usaha dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor UKM.

Kesuksesan ini tidak terlepas dari strategi manajemen risiko yang diterapkan kedua

BMT tersebut.

Penerapan strategi manajemen risiko yang baik akan menghasilkan usaha

yang relatif lebih stabil dan menguntungkan. Tidak hanya bagi BMT, namun juga

bagi UKM yang dibiayai. Pada akhirnya, usaha yang berjalan dengan baik dan

berkembang dapat memperbaiki perekonomian nasional, mengurangi tingkat

kemiskinan dan pengangguran karena berperan-serta dalam membuka lapangan kerja.

i

Page 6: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sang pemilik sifat

rahman dan rahim, yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis

dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada junjungan alam baginda rasulullah Muhammad SAW.

Kebahagiaan tiada terkira bagi penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi

ini yang tentunya tak luput dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu

penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas

Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat juga selaku

Dosen Penguji I yang terus memberikan dukungan bagi penulis dalam

mempercepat penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi Mualamat.

4. Bapak Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar dan penuh pengertian membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Mu’min Rauf, MA selaku Dosen Penguji II yang telah membantu

penulis dalam mempermudah penyelesaian skripsi ini.

ii

Page 7: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

6. Bapak Dr. Muhammad Taufiki, M.Ag yang telah memberikan semangat di saat-

saat penulis merasa putus asa dikejar deadline penulisan skripsi ini.

7. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah melayani penulis dalam peminjaman data pustaka.

8. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah & Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Segenap pengurus dan pegawai perpustakaan CIRTIE (Center of Information,

Research and Training for Islamic Economy) di Ciputat.

10. Bapak Mudzakir Murad selaku manajer BMT Al Munawwarah beserta seluruh

pihak di BMT Al Munawwarah yang telah mempermudah penulis dalam

memperoleh data.

11. Ibu Situ Umainah selaku manajer BMT Berkah Madani beserta seluruh pihak di

BMT Berkah Madani.

12. Kedua orang-tuaku (Bapak Muhammad Rohan dan Ibu Purwani Setyaningsih)

yang tak henti-hentinya mendukung dan membantu penulis, baik dengan

dukungan materi maupun doa yang tak pernah putus demi kelanjutan skripsi

dan masa depan penulis.

13. Adik-adikku (Hesty Oktaviani dan Yulia Ningthias) yang diamnya saja menjadi

teguran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kawan-kawan senasib seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2003 yang

telah saling mendukung dan mengingatkan demi kebaikan.

iii

Page 8: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

15. Seluruh keluarga besar yang terus memberi semangat dan membantu penulis

secara moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Almarhumah mbah Sakdiyah binti Padjari yang cintanya terus melekat di hati,

membuat penulis selalu teringat untuk melakukan yang terbaik di setiap

harinya. Semoga Allah SWT tersenyum padamu dengan kelembutan-Nya.

17. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang secara

tidak langsung membantu dan memberikan semangat sehingga penulisan skripsi

ini dapat berjalan dengan lancar.

Akhir kata, hanya kepada Allah SWT sajalah penulis memanjatkan doa.

Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat-ganda kepada mereka. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Jakarta, 24 September 2010

Helmi Adam

iv

Page 9: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1

B. Pembatasan & Perumusan Masalah ............................ 7

C. Tujuan & Manfaat Penelitian ...................................... 8

D. Review Studi Terdahulu ............................................. 9

E. Metodologi Penelitian ................................................ 11

F. Sistematika Penulisan ................................................ 13

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT ................................................... 15

2. Visi, Misi & Tujuan BMT .................................... 16

3. Struktur Organisasi BMT ..................................... 17

B. Manajemen Risiko

1. Pengertian Manajemen Risiko ............................. 18

2. Tujuan Manajemen Risiko ................................... 19

3. Klasifikasi Manajemen Risiko ............................. 20

4. Siklus Manajemen Risiko ..................................... 24

v

Page 10: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

vi

C. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan ......................................... 26

2. Unsur-unsur Pembiayaan ...................................... 27

3. Tujuan Pembiayaan ............................................... 29

D. Usaha Kecil Menengah (UKM) .................................. 30

BAB III : OBYEK PENELITIAN

A. Profil BMT Al Munawwarah ...................................... 34

B. Profil BMT Berkah Madani ........................................ 44

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Risiko Operasional BMT dalam

Pembiayaan UKM ....................................................... 56

B. Solusi Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Munawwarah

& BMT Berkah Madani .............................................. 64

C. Analisis Perbandingan Strategi Manajemen Risiko Pada

Pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah &

BMT Berkah Madani .................................................. 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 85

B. Saran-saran ................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 88

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia, sebagai sebuah negara besar dengan penduduk mayoritas

muslim terbesar di dunia, sudah sejak lama menggaungkan sistem ekonomi

kerakyatan. Ekonomi kerakyatan tidak hanya sebagai bentuk pemihakan

kebijakan ekonomi pemerintah kepada ekonomi rakyat, tetapi juga merupakan

bentuk pilihan yang tepat untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Pengembangan

ekonomi kerakyatan tidak dapat dipisahkan dari pengembangan ekonomi umat

Islam karena apabila ekonomi kerakyatan kuat maka ekonomi umat Islam pun

akan mengalami hal yang sama. Dengan demikian, perbankan syariah yang

merupakan salahsatu komponen dalam ekonomi umat Islam adalah bagian dari

pengembangan ekonomi kerakyatan yang digalakkan pemerintah.

Secara teoritis, keberpihakan bank syariah dalam penyaluran kredit

terhadap pelaku ekonomi kecil dan menengah yang merupakan bagian terbesar

dari ekonomi rakyat sangatlah memungkinkan. Kebijakan bank syariah dalam

penyaluran kreditnya tidak dibatasi oleh kemampuan membayar bunga.

Kelayakan dan prospek suatu usaha menjadi pertimbangan utama dalam

pemberian kredit terhadap para nasabahnya. Ini berbeda dengan konsep

penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank-bank konvensional yang secara

otomatis membatasi penyaluran kreditnya hanya pada mereka yang mampu

1

Page 12: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

2

membayar bunga yang ditetapkan terlebih dahulu. Konsep dasar ini memberi

peluang bagi para pengusaha kecil dan menengah dalam mendapatkan pelayanan

dan mengembangkan potensi ekonomi yang mereka miliki.1

Posisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah lama diakui sebagai

sektor usaha yang sangat penting, karena berbagai perannya yang riil dalam

perekonomian. Mulai dari sharenya dalam pembentukan PDB sekitar 63,58%,

kemampuannya menyerap tenaga kerja sebesar 99,45%, atau sangat besarnya

jumlah unit usaha yang ada, hingga pada sharenya yang cukup signifikan dalam

jumlah nilai ekspor total, yang mencapai sekitar 18,72%.2

UKM memiliki porsi terbesar dalam pembiayaan yang diberikan oleh

bank-bank syariah dengan nilai pembiayaan sebesar Rp.17,9 triliun pada tahun

2007, dibandingkan pembiayaan pada sektor non-UKM yang mendapatkan

alokasi pembiayaan senilai Rp.7,7 triliun.3

Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tahun

2007, pembiayaan rata-rata perbulan untuk UKM skim musyarakah sebesar

Rp.280 miliar, mudharabah sebesar Rp.2,18 triliun, dan murabahah sebesar

1Muslimin, “Ekonomi Kerakyatan: Kajian Terhadap Kebijakan Ekonomi Orde Baru” dalam Al

Iqtishadiyyah Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Vol.I, No.1, Januari 2004, (Jakarta: P3EI UIN Syarif Hidayatullah, 2004), h. 86-87.

2Marsuki, Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2006), h. 19.

3Bank Indonesia, Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2008, (Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, t.t.), h. 12.

Page 13: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

3

Rp.2,23 triliun. Sedangkan berdasarkan data pembiayaan Bank Syariah Mandiri

(BSM) kepada UKM tahun 2007 tercatat sebesar Rp.4,83 triliun.4

Berdasarkan data publikasi Bank Indonesia, pembiayaan perbankan

syariah ke UKM mengalami penurunan Rp.312 miliar. Di Januari 2009 tercatat

pembiayaan ke UKM sebesar Rp.26,751 triliun, sedangkan Desember 2008

mencapai Rp 27,063 triliun. Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI),

Mustafa Edwin Nasution, mengatakan hal itu bisa disebabkan oleh sejumlah

faktor, salahsatunya krisis ekonomi global. Sektor UKM belum mampu

menggerakkan output sehingga bank syariah mengurangi dananya, terutama di

sektor yang terkena dampak langsung. Selain krisis ekonomi, Mustafa

mengatakan industri keuangan juga menunggu dampak yang terjadi dari paket

stimulus yang dikeluarkan sejumlah negara. Pasalnya, dari kebijakan tersebut

diharapkan perekonomian terutama sektor riil dapat terus bergerak.5

Usaha lain yang dilakukan dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan

misalnya BMI bersama-sama dengan ICMI dan MUI membentuk Pusat Inkubasi

Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) pada tanggal 13 Maret 1995 sebagai Lembaga

Pembina Swadaya Masyarakat (LPSM) yang bertujuan untuk

menumbuhkembangkan sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi rakyat

4Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di

Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 292-297. 5http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=3406, Diakses pada 23 Juni 2010

pukul 17:35 WIB.

Page 14: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

4

kecil, dan mewujudkan penguasaan & pengelolaan sumber daya yang adil,

merata dan berkelanjutan.6

Untuk mencapai tujuan yang dicanangkan PINBUK tersebut, maka

sasaran menengah yang ingin dicapai adalah pengembangan usaha di bidang

keuangan dan berperan dalam kegiatan ekonomi kecil melalui pengembangan

usaha ekonomi sektor riil. Sebab, upaya yang paling pokok dalam pemberdayaan

ekonomi kerakyatan adalah memperluas jangkauan akses usaha kecil pada

sumber-sumber dana, teknologi pasar, informasi serta pembinaan kewirausahaan

dan keterampilan manajemen.7

Atas dasar itu PINBUK melakukan pengembangan SDM dengan

menanamkan jiwa kewirausahaan dan manajemen modern dalam dunia usaha

bagi para pelaku ekonomi. Salahsatu usaha PINBUK yang berkembang pesat

dalam masyarakat yaitu mendorong tumbuh dan berkembangnya lembaga

keuangan yang berdasarkan sistem syariah di tingkat akar rumput (grass root)

melalui Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal wat Tamwil (BMT).8

6Agus Sumarno, “Skenario Pengembangan Jaringan Ekonomi Umat: Kaitannya BMT dan

Sektor Riel” dalam Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A.Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah (Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia), (Jakarta: PINBUK, 2000), h. 242.

7Ginandjar Kartasasmita, “Pembangunan Ekonomi Umat: Mencermati Peran Lembaga Ekonomi Rakyat”, dalam Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A.Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah (Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia), (Jakarta: PINBUK, 2000), h. 85.

8Muslimin, “Ekonomi Kerakyatan: Kajian Terhadap Kebijakan Ekonomi Orde Baru” dalam Al Iqtishadiyyah Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Vol.I, No.1, Januari 2004, (Jakarta: P3EI UIN Syarif Hidayatullah, 2004), h. 89.

Page 15: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

5

BMT adalah lembaga ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk

mendukung kegiatan usaha ekonomi rakyat bawah dan kecil yang dijalankan

berdasarkan syariat Islam. BMT berintikan dua kegiatan usaha yang mencakup

baitul maal dan baitut tamwil.

Baitul maal adalah lembaga keuangan Islam yang memiliki kegiatan

utama menghimpun dan mendistribusikan dana ZISWAHIB (zakat, infaq,

shadaqah, waqaf dan hibah) tanpa adanya keuntungan (non profit oriented).

Penyalurannya dialokasikan kepada mereka yang berhak (mustahiq) zakat, sesuai

dengan aturan agama dan manajemen keuangan modern. Dalam mengelola dana

ZISWAHIB ini, BMT tidak mendapatkan keuntungan finansial karena hasil

zakat tidak boleh dibisniskan.9

Sedangkan baitut tamwil adalah lembaga keuangan Islam informal

dengan orientasi keuangan (profit oriented). Disebut informal karena lembaga ini

didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan

lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Kegiatan

utama dari lembaga ini adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan/tabungan dan menyalurkan lewat pembiayaan usaha-usaha masyarakat

yang produktif dan menguntungkan sesuai dengan sistem ekonomi syariah.

Dengan demikian, selain menghimpun dana dari masyarakat melalui

investasi/tabungan, kegiatan baitut tamwil juga mengembangkan usaha-usaha

9Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa: Konsep Sistem Ekonomi

Syariah, (Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, t.t.), h. 199.

Page 16: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

6

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi umat, terutama

pengusaha kecil.10

Pada setiap usaha, risiko merupakan suatu hal yang mutlak. Risiko juga

dapat muncul dari berbagai sumber. Yang menjadi permasalahan adalah

bagaimana cara menangani risiko tersebut. Proses manajemen risiko merupakan

suatu hal yang mutlak jika kita ingin menghindari kerugian dalam usaha. Proses

ini diyakini memiliki peranan penting dalam keberlangsungan bisnis perbankan

syariah. Hal ini sebagai upaya lembaga keuangan berbasis syariah, termasuk

yang berskala kecil, agar dapat bertahan dan terus bersaing di industri

perbankan.

Risiko merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan

(anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang

berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan. Esensi dari penerapan

manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko

sehingga kegiatan usaha tetap terkendali pada batas yang dapat diterima serta

menguntungkan.11

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran umat Islam untuk mempercayakan

dananya pada lembaga keuangan berbasis syariah dan kemudahan dalam

mendirikan BMT membuat lembaga ini kian menjamur. Jumlah Lembaga

10H.A.Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 183. 11Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,

dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 623.

Page 17: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

7

Keuangan Mikro (LKM) saat ini diduga tak kurang dari 9000 LKM. Jumlah

BMT di seluruh Indonesia diperkirakan sebanyak 3.307 unit dengan aset sekitar

Rp.1,5 triliun. Artinya, hampir separuh dari LKM nasional adalah BMT. Secara

individual, BMT sangat bervariasi. Tidak sedikit BMT yang mengelola aset di

atas Rp.10 miliar dengan jumlah nasabah di atas 3000-an orang, meskipun juga

banyak BMT yang asetnya kurang dari 50 juta dan nasabahnya kurang dari 500-

an orang.

Dua BMT yang cukup berkembang saat ini adalah BMT Al Munawwarah

dengan aset ± Rp.4,1 miliar dengan cakupan wilayah Pamulang dan sekitarnya12,

dan BMT Berkah Madani dengan aset ± Rp.3,1 miliar dengan cakupan wilayah

Cimanggis dan sekitarnya.13

Maka berdasarkan permasalahan dan data-data tersebut di atas, penulis

tertarik untuk mencoba memberikan pemaparan lebih lanjut dan menuangkannya

dalam skripsi yang berjudul “Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan

UKM di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah diuraikan latar belakang masalah di atas, tentu saja dalam

pembahasan skripsi ini harus dilakukan pembatasan masalah agar penulisan

skripsi ini lebih terarah. Penelitian ini dibatasi pada upaya mengkaji:

12http://www.bmtalmunawwarah.com/, Diakses pada 21 Juni 2010 pukul 14:21 WIB. 13http://www.berkahmadani.co.id/, Diakses pada 21 Juni 2010 pukul 14:31 WIB.

Page 18: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

8

“strategi manajemen risiko BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani pada

pembiayaan UKM”.

Dari pokok permasalahan di atas penulis merumuskan beberapa rincian

permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penulisan skripsi ini. Adapun

rumusan masalah yang diangkat adalah:

1. Bagaimana penerapan strategi manajemen risiko BMT Al Munawwarah &

BMT Berkah Madani?

2. Apa saja permasalahan dan risiko yang dihadapi BMT dalam memberikan

pembiayaan kepada UKM?

3. Bagaimana strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al Munawwarah

& BMT Berkah Madani agar risiko tidak terjadi lagi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis penerapan strategi manajemen risiko di BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani.

b. Untuk mengetahui permasalahan dan risiko yang dihadapi BMT dalam

memberikan pembiayaan kepada UKM.

c. Untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani agar risiko tidak terjadi lagi.

Page 19: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

9

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, sebagai kesempatan dalam menerapkan teori ekonomi Islam

(syariah).

b. Bagi jurusan Muamalat, sebagai koleksi ruang lingkup karya ilmiah.

c. Bagi masyarakat, sebagai tambahan informasi mengenai strategi

manajemen risiko BMT.

d. Bagi BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani, sebagai tambahan

pemikiran bagi praktisi BMT dalam melaksanakan prinsip-prinsip

lembaga keuangan sesuai tuntunan Islam.

D. Review Studi Terdahulu

Penulisan skripsi ini ditunjang dengan kajian pustaka terdahulu, sebagai

berikut:

1. Skripsi dengan judul “Peranan Moral Dalam Membina Kesadaran Hukum

(Studi Kasus Terhadap Pemenuhan Kewajiban Pembiayaan di BMT Al

Munawwarah)” oleh Muhammad Yunus, yang membahas tentang peranan

moral dalam kaitannya dengan kesadaran pemenuhan kewajiban pembiayaan

di BMT Al Munawwarah.

2. Skripsi dengan judul “Analisis SWOT Strategi Baitul Maal wat Tamwil

Dalam Peningkatan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di BMT Al

Munawwarah Pamulang)” oleh Rosidah, yang membahas tentang analisis

SWOT strategi BMT Al Munawwarah dalam peningkatan UKM dan

Page 20: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

10

3. Skripsi dengan judul “BMT Al Munawwarah dan Pemberdayaan Ekonomi

Umat (Studi Kasus BMT Al Munawwarah Pamulang)” oleh Siti Hajar, yang

membahas tentang konsep pemberdayaan ekonomi umat BMT Al

Munawwarah, mekanisme pengelolaan dan strategi bisnis BMT Al

Munawwarah dalam memberdayakan ekonomi umat, dan peranan BMT Al

Munawwarah dalam memberdayakan ekonomi umat.

4. Skripsi dengan judul “Mengukur Kinerja BMT Al Munawwarah Dengan

Balanced Scorecard (Studi Kasus BMT Al Munawwarah Pamulang)” oleh Siti

Maesunah, yang membahas tentang konsep pengukuran kinerja dengan

menggunakan balanced scorecard dan menilai kinerja BMT Al Munawwarah

dengan perspektif balanced scorecard.

5. Skripsi dengan judul “Analisis Terhadap Aplikasi Pembiayaan Ijarah

Multijasa Pada BMT Al Munawwarah” oleh Indah Deliyani, yang

menjelaskan bagaimana aplikasi pembiayaan ijarah multijasa di BMT Al

Munawwarah dan bagaimana akad yang digunakan dalam pembiayaan

multijasa dinilai dari segi fiqih muamalat.

6. Skripsi dengan judul “Strategi BMT Dalam Pemasaran dan Penyaluran Ijarah

Murni Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi Pada LKS Berkah Madani

Kelapa Dua)” oleh Andy Kristanto Bachtiar, yang menjelaskan bagaimana

Page 21: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

11

strategi pemasaran dan penyaluran ijarah murni di LKS Berkah Madani dan

pandangan hukum Islam terhadap strategi tersebut.

7. Skripsi dengan judul “Konsep dan Aplikasi Franchise Dalam Perspektif

Hukum Ekonomi Islam (Studi Pada LKS Berkah Madani)” oleh Syarah

Septiana, yang menjelaskan bagaimana aplikasi franchise di LKS Berkah

Madani, kesesuaian royalty fee yang diterapkan LKS Berkah Madani dengan

hukum ekonomi Islam, inovasi yang dilakukan LKS Berkah Madani dalam

bisnis franchise, serta keunggulan & kelemahan menggunakan sistem bisnis

franchise bagi franchisee dibandingkan dengan memulai bisnis sendiri.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka penulis mencoba

membandingkan strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al

Munawwarah dengan strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Berkah

Madani dalam hal pembiayaan UKM sehingga terlihat perbedaan antara yang

sudah diteliti dengan penelitian yang penulis lakukan.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang mengambil data

dari penelitian lapangan untuk kemudian dipaparkan melalui metode analisis

kualitatif dengan BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani sebagai

obyek.

Page 22: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

12

2. Sumber Data

a. Data Primer

Jenis data ini diperoleh melalui wawancara dengan Manajer BMT

Al Munawwarah & BMT Berkah Madani.

b. Data Sekunder

Jenis data ini diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari

buku-buku, internet, surat kabar, majalah, jurnal, dll.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Pustaka (Library Research)

Salahsatu yang perlu dilakukan dalam penelitian adalah

pendayagunaan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dengan

jasa informasi yang tersedia. Studi kepustakaan terutama diarahkan untuk

memperoleh landasan teori yang digunakan dalam analisis data. Hal ini

penulis lakukan guna membantu memfasilitasi dalam melihat

permasalahan, yaitu untuk memperoleh konsep yang telah ada, juga

sebagai bentuk pemanfaatan data sekunder berupa buku-buku, makalah-

makalah, dll yang berhubungan dengan materi pembahasan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Oleh karena jenis data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah

jenis data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari hasil wawancara

langsung, maka pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan.

Studi lapangan dilakukan kepada obyek penelitian untuk mendapatkan

Page 23: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

13

data-data untuk kemudian dianalisa. Adapun obyek penelitian ini adalah

BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani.

4. Teknik Analisa Data

Untuk penyajian analisa data, penulis menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan fakta-fakta yang

diperoleh dari BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani mengenai

strategi manajemen risiko yang dilakukan kedua BMT tersebut.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, pembatasan & perumusan masalah,

tujuan & manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Berisi informasi tentang BMT, manajemen risiko, pembiayaan, dan

UKM.

Page 24: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

14

BAB III : OBYEK PENELITIAN

Berisi profil BMT Al Munawwarah dan profil BMT Berkah Madani.

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

Berisi permasalahan dan risiko operasional BMT dalam pembiayaan

UKM, solusi pembiayaan bermasalah di BMT Al Munawwarah &

BMT Berkah Madani, dan analisis perbandingan strategi manajemen

risiko pada pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah & BMT

Berkah Madani.

BAB V : PENUTUP

Berisi intisari dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran-saran

yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dan kontribusi

pemikiran.

Page 25: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT

BMT terdiri dari 2 istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul

maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana

yang non-profit, seperti zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan baitut tamwil

sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha

tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga

pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan syariah.1

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau padanan kata dari Balai Usaha

Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan

prinsip bagi hasil yang menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil

dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan

kaum fakir miskin. BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah yang

ditumbuhkan oleh prakarsa dan dengan modal awal dari tokoh-tokoh

1Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi & Ilustrasi, (Jakarta:

Ekonisia, 2007), h. 96.

15

Page 26: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

16

masyarakat setempat sebagai landasan ekonomi yang salaam (keselamatan

berintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan).2

Secara konseptual, BMT memiliki 2 fungsi, yaitu:3

a. Baitut Tamwil (Bait = Rumah, at Tamwil = Pengembangan Harta)

melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi

dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil,

terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan ekonominya.

b. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) menerima titipan dana zakat,

infaq dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan

peraturan dan amanahnya.

2. Visi, Misi & Tujuan BMT4

a. Visi BMT

Menjadi lembaga keuangan mikro syariah (dengan sistem bagi

hasil) yang professional dan terpercaya, memiliki jaringan yang luas

mencakup ¾ usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia sebelum tahun

2014.

2M.Amin Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), (Jakarta: PINBUK Press,

2004), h. 1-2. 3Ibid 4Ibid

Page 27: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

17

b. Misi BMT

Menciptakan sistem, lembaga dan kondisi kehidupan ekonomi

rakyat banyak yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar salaam (keselamatan

berintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan), melandasi tumbuh

dan berkembangnya ¾ usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia

sebelum tahun 2014.

c. Tujuan BMT

Terciptanya sistem, lembaga dan kondisi kehidupan ekonomi

rakyat banyak yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar salaam (keselamatan

berintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan) berwujud pada ¾

usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia sebelum tahun 2014.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu gambaran secara skematis tentang

hubungan kerjasama antarbagian yang terdapat dalam suatu badan dalam

rangka mencapai suatu tujuan. Tujuannya adalah untuk mempermudah

pelaksanaan tugas, membagi suatu kegiatan-kegiatan kerja besar menjadi

kegiatan-kegiatan kerja yang lebih kecil. Di samping itu juga untuk

mempermudah pimpinan dalam melaksanakan tugas pengawasan. Berikut ini

struktur organisasi BMT:5

5M.Amin Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), (Jakarta: PINBUK Press,

2004), h. 17.

Page 28: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

18

Departemen/

Instansi Terkait

Kasir

Manajer Umum

PINBUK

Pengurus

Ketua, Sekretaris,

Bendahara

Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Pembukuan & Administrasi Pembiayaan Penggalangan Dana

B. Manajemen Risiko

1. Pengertian Manajemen Risiko

Secara umum, risiko didefinisikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa

yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah

institusi untuk mencapai tujuannya. Bank Indonesia mendefinisikan risiko

Page 29: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

19

sebagai potensi terjadinya peristiwa (events) yang dapat menimbulkan

kerugian bank.6

Manajemen risiko menurut definisi Bank Indonesia adalah serangkaian

prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.7

Semua definisi di atas bertujuan agar bank/perusahaan memiliki sense

akan adanya urgensi atau prioritas tinggi untuk mengatasi atau mengelola

risiko yang terjadi sehingga tidak sampai merugikan perusahaan.

2. Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan yang hendak dicapai dengan manajemen risiko adalah untuk

menghindari perusahaan dari kegagalan, mengurangi pengeluaran, menaikkan

keuntungan, menekan biaya produksi, dan sebagainya.8

Namun secara umum tujuan dari manajemen risiko ada dua, yaitu

untuk menghindari risiko sebelum terjadinya kerugian (preloss objectives) dan

mengatasi risiko setelah terjadinya kerugian (postloss objectives).9

Adapun sasaran utama yang hendak dicapai oleh manajemen risiko,

terdiri dari:10

6Robert Tampubolon, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan Kualitatif Untuk

Bank Komersial, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 19-20. 7Robert Tampubolon, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan Kualitatif Untuk

Bank Komersial, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 33. 8A.Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.

201. 9Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko: Konsep, Kasus & Implementasi, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2007), h. 315.

Page 30: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

20

a. Untuk kelangsungan hidup perusahaan (survival).

b. Ketenangan dalam berpikir.

c. Memperkecil biaya (least cost).

d. Menstabilisasi pendapatan perusahaan.

e. Memperkecil/meniadakan gangguan dalam menjalankan usaha.

f. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan.

g. Mempunyai tanggung-jawab sosial terhadap karyawan.

3. Klasifikasi Manajemen Risiko

Untuk memudahkan pengenalan risiko, kita perlu melakukan

klasifikasi sehingga mengenal karakter dari risiko. Risiko secara umum dapat

diklasifikasikan ke dalam 4 bagian, yaitu:11

a. Risiko Murni (Pure Risk)

Adalah risiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada

perusahaan, tetapi tidak ada kemungkinan menguntungkan.

b. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)

Adalah risiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada

perusahaan, tetapi dapat juga menguntungkan.

10A.Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),

h. 201. 11Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi (Memastikan Keamanan

dan Kelanggengan Perusahaan Anda), (Jakarta: Penerbit PPM, 2006), h. 17-19.

Page 31: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

21

c. Risiko Sistematik (Systematic Risk)

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui proses

diversifikasi (non-diversiviable risk). Ciri dari risiko sistematik adalah

tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan

berbagai risiko.

d. Risiko Spesifik (Specific Risk)

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan melalui proses

diversifikasi (diversiviable risk). Kebalikan dari risiko sistematik, ciri dari

risiko spesifik adalah dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara

penggabungan berbagai risiko.

Secara khusus, risiko dapat diklasifikasikan ke dalam 8 bagian, antara

lain:12

a. Risiko Kredit

Adalah eksposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak

lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Di satu sisi, risiko ini

dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti

penyaluran pinjaman, kegiatan treasury & investasi, dan kegiatan jasa

pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam buku bank. Di sisi lain,

risiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja

debitur yang buruk ini dapat berupa ketidakmampuan atau ketidakmauan

12Robert Tampubolon, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan Kualitatif Untuk

Bank Komersial, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 24-29.

Page 32: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

22

debitur untuk memenuhi sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang

telah disepakati sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi perhatian bank

bukan hanya kondisi keuangan dan nilai pasar dari jaminan kredit

(collateral), tetapi juga character dari debitur.

b. Risiko Pasar

Adalah eksposur yang timbul karena adanya pergerakan variabel

pasar (suku bunga dan nilai tukar) dari portofolio yang dimiliki oleh bank

yang berbalik arah dari yang diharapkan (adverse movement) yang dapat

menimbulkan kerugian bagi bank. Risiko ini biasanya juga disebut

sebagai systematic risk atau correlation risk, karena perubahan nilai pasar

dari aset bank bertalian dengan faktor-faktor yang bersifat sistemik

(korelasi antara instrumen, produk, mata uang, atau pasar). Sesuai

sifatnya, risiko ini tidak dapat didiversifikasi, tetapi sampai batas tertentu

dapat dibatasi (hedged).

c. Risiko Likuiditas

Adalah eksposur yang timbul antara lain karena bank tidak mampu

memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Krisis pembiayaan ini

dapat timbul karena pertumbuhan bank atau ekspansi kredit di luar

rencana, adanya peristiwa tak terduga seperti penghapusan (charge off)

yang signifikan, hilangnya kepercayaan masyarakat sehingga menarik

dana mereka dari bank, atau bencana nasional seperti devaluasi mata uang

yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena risiko likuiditas dapat

Page 33: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

23

melekat pada aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana),

treasury, investasi & penanaman dana lainnya, serta kegiatan pendanaan

& penerbitan surat utang.

d. Risiko Operasional

Adalah eksposur yang timbul antara lain karena adanya

ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal (internal factors),

adanya kesalahan atau kecurangan manusia (human factors), kegagalan

sistem (system factors) dalam mencatat, membukukan dan melaporkan

transaksi secara lengkap, benar & tepat waktu, atau adanya masalah

eksternal (external factors) seperti perubahan regulasi yang

mempengaruhi operasional bank.

e. Risiko Hukum

Adalah eksposur yang timbul karena adanya kelemahan aspek

yuridis, antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan

peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan

perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu kontrak, dan

pengikatan agunan yang tidak sempurna. Selain itu, risiko hukum dapat

timbul akibat dari tindakan manajemen bank atau para karyawan yang

melanggar hukum atau regulasi, kecurangan (fraud), dan perbuatan lain

yang merugikan bank maupun semua pihak yang terlibat (stakeholders).

Page 34: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

24

f. Risiko Reputasi

Adalah eksposur yang disebabkan adanya publikasi negatif yang

terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank.

g. Risiko Strategik

Adalah eksposur yang disebabkan adanya penetapan dan

pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis

yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan

eksternal.

h. Risiko Kepatuhan

Adalah eksposur yang disebabkan karena bank tidak mematuhi

atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan

lain yang berlaku.

4. Siklus Manajemen Risiko13

a. Identifikasi Risiko

Pada tahap ini analis berusaha mengidentifikasi apa saja risiko

yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah yang dapat dilakukan adalah

melakukan analisis terhadap pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Ada berbagai pihak yang berkepentingan yang perlu

mendapat perhatian, jika tidak maka perusahaan atau manajemen berada

pada posisi yang berbahaya. Mereka termasuk pemegang saham,

13Veithzal Rivai, dkk., Bank and Financial Institution Management: Conventional and Sharia

System, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 27-29.

Page 35: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

25

kreditur, debitur, karyawan, pemerintah, manajemen itu sendiri,

masyarakat dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan.

b. Pengukuran Risiko

Pada dasarnya pengukuran risiko mengacu pada 2 faktor, yaitu

kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa

banyak nilai yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan

kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko

terjadi, semakin tinggi pula risikonya. Data historis merupakan salahsatu

sumber identifikasi risiko sekaligus sumber untuk mengukur besarnya

risiko.

c. Pemetaan Risiko

Perusahaan tidak perlu takut terhadap semua risiko. Ada risiko

yang perlu mendapat perhatian khusus, ada pula risiko yang dapat

diabaikan. Itulah sebabnya perusahaan perlu membuat peta risiko, yaitu

untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya terhadap

perusahaan. Pemetaan bertujuan untuk memilah-milah mana risiko yang

mampu memberi kontribusi positif dan mana risiko yang merupakan

value destroyer bila dikelola.

d. Pengelolaan Risiko

Pelaksanaan proses pengelolaan risiko harus digunakan bank

untuk mengelola risiko tertentu, terutama yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha bank. Usaha yang dapat dilakukan bank antara lain

Page 36: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

26

dengan cara hedging dan metode mitigasi risiko lainnya seperti penerbitan

garansi, sekuritisasi aset dan credit derivatives, serta penambahan modal

bank untuk menyerap potensi kerugian.14

e. Pengawasan dan Pengendalian Risiko

Keseluruhan proses manajemen risiko harus terus disempurnakan

karena sistem dan lingkungan secara dinamis selalu menimbulkan

perubahan. Pengawasan dilakukan untuk melihat kemungkinan

penyempurnaan tahapan analisis risiko yang diakibatkan oleh perubahan

lingkungan. Langkah tersebut dilanjutkan dengan penambahan serta

penyempurnaan perencanaan risiko perusahaan.15

C. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Secara harafiah, pembiayaan (financing atau marhun bih) diartikan

sebagai dana rahn, yaitu dana yang diperoleh rahin (nasabah) setelah aplikasi

rahn-nya diterima oleh pihak murtahin (bank), dengan syarat setelah ada

penyerahan marhun (jaminan) kepada pihak murtahin.16

14Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,

dan Aplikasi Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 800.

15Fahmi Basyaib, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 5. 16Bank Indonesia, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Direktorat

Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2006), h. 39.

Page 37: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

27

Secara istilah, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.17

2. Unsur-unsur Pembiayaan18

Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Dengan

demikian, pemberian pembiayaan adalah pemberian kepercayaan. Hal ini

berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan

oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah

disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut, maka unsur-unsur dalam

pembiayaan adalah:

a. Adanya 2 pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul maal) dan penerima

pembiayaan (mudharib). Hubungan keduanya merupakan kerjasama yang

saling menguntungkan, yang diartikan pula sebagai kehidupan tolong-

menolong. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah [5]

ayat 2:

17Ahmad Kamil dan M.Fauzan, Kitab Undang-undang Hukum Perbankan dan Ekonomi

Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 31-32. 18Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,

dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 4-5.

Page 38: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

28

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

b. Adanya kepercayaan shahibul maal kepada mudharib yang didasarkan

atas prestasi dan potensi mudharib.

c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak mudharib kepada pihak

shahibul maal untuk berjanji membayar. Perjanjian tersebut dapat berupa

janji lisan, tertulis (akad pembiayaan), atau berupa instrumen (credit

instrument). Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah [2]

ayat 282:

⌧ ☺ ☺

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya, dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya.”

Page 39: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

29

d. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari shahibul maal kepada

mudharib.

e. Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan unsur

esensial pembiayaan. Pembiayaan terjadi karena unsur waktu, baik dilihat

dari sisi shahibul maal maupun dari sisi mudharib.

f. Adanya unsur risiko (degree of risk) di kedua belah pihak. Risiko di pihak

shahibul maal adalah risiko gagal bayar (risk of default), baik karena

kegagalan usaha (pinjaman produktif) maupun ketidakmampuan

membayar (pinjaman konsumtif) atau karena ketidaksediaan membayar.

Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan dari pihak pemberi

pembiayaan, antara lain berupa shahibul maal yang bermaksud

mencaplok perusahaan yang diberi pembiayaan atau tanah yang

dijaminkan.

3. Tujuan Pembiayaan19

Pada dasarnya terdapat 2 fungsi yang saling berkaitan dari

pembiayaan, yaitu:

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan

berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari hasil

usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan

19Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,

dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 5-6.

Page 40: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

30

menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini

mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.

b. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan memperoleh keuntungan dapat

benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

D. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Di Indonesia, berbagai macam institusi pemerintah merumuskan atau

mengadopsi definisi dan batasan yang berbeda-beda mengenai UKM. Menurut

Undang-undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, batasan usaha/industri

kecil didefinisikan sebagai:

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp.1 miliar atau kurang.20

Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun kategori berdasarkan jumlah

tenaga kerja. Menurut BPS, UKM adalah entitas bisnis yang memiliki tenaga

kerja kurang dari 100 orang, dengan rincian kategori sebagai berikut:21

1. Usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari 1-4 orang tenaga kerja.

2. Usaha kecil terdiri dari 5-19 orang tenaga kerja.

20Andi Irawan, “Mengapa Membangun (Kewirausahaan) UKM Itu Penting?” dalam

Kewirausahaan UKM: Pemikiran dan Pengalaman, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 8-9. 21Ibid

Page 41: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

31

3. Usaha menengah terdiri dari 20-99 orang tenaga kerja.

4. Usaha besar memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag) dan Bank

Indonesia memberikan batasan UKM berdasarkan nilai aset (tidak termasuk

tanah dan bangunan), yaitu masing-masing sebesar kurang dari Rp.5 miliar dan

Rp.10 miliar. Sedangkan Departemen Koperasi & UKM memberikan batasan

UKM berdasarkan nilai penjualan setahun, yaitu sebesar kurang dari Rp.5

miliar.22

Apapun definisi UKM, disadari bahwa UKM yang merupakan jumlah

terbesar dari pengusaha Indonesia mempunyai peran yang besar dalam

perekonomian Indonesia, baik dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Pengembangan UKM memerlukan

sumber dana yang bersifat utang dari berbagai alternatif sumber dana. Salahsatu

kendala yang dihadapi adalah keterbatasan untuk memenuhi agunan sehingga

lembaga penjamin pembiayaan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan

keterbatasan pemenuhan itu.23

Beberapa kendala yang menjadi kelemahan mendasar bagi penyaluran

pembiayaan UKM, yaitu:

22Ibid 23Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,

dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 643-644.

Page 42: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

32

1. Belum tersedianya dana/pembiayaan yang murah, mudah, cepat, dan

mekanisme yang sederhana untuk dapat mendukung UKM.

2. Penerapan prudential banking yang mempersyaratkan agunan pembiayaan

(collateral) yang cukup sekalipun usahanya layak.

3. Selain kendala dalam penyediaan agunan yang memadai dan sesuai

persyaratan, UKM juga menghadapi kendala adanya keterbatasan di bidang

manajemen, administrasi, teknologi, dan pemasaran. 24

4. Kurang berpengalamannya UKM dalam berhubungan dengan dunia

perbankan.

5. Umumnya UKM belum mampu menyusun laporan keuangan dan rencana

pengembangan usaha sebagai salahsatu syarat mendapatkan pembiayaan.

6. Umumnya UKM belum mampu menyatakan kelayakan usahanya dalam

proposal permohonan pembiayaan yang baik.

7. Perbandingan modal sendiri UKM dengan dana yang diperlukan dari sumber

pembiayaan relatif kecil.25

Untuk meningkatkan akses usaha kecil terhadap pembiayaan, diatur

dalam Undang-undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, dilakukan dengan:

1. Meningkatkan kemampuan dalam pemupukan modal sendiri.

2. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan.

24Ibid 25http://ekisonline.com/index.php?option?=com-content&task=viewBid=638+temicl=3,

Diakses pada 12 Juli 2010 pukul 15:23 WIB.

Page 43: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

33

3. Meningkatkan manajemen keuangan.

4. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penjamin.26

Di sinilah letak manfaat keberadaan BMT sebagai lembaga keuangan

umat dalam hal pembinaan dan pendampingan usaha kecil agar sektor UKM

dapat terus berkembang sehingga para pengusaha kecil tersebut tidak terjebak

pada usaha pinjam-meminjam kepada rentenir yang pada akhirnya tidak dapat

mengembangkan usahanya, justru malah mematikan kegiatan usahanya tersebut.

Hal ini telah diatur dalam pasal 17 mengenai Pembinaan, dimana:

“Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dalam Sumber Daya Manusia (SDM)”.27

Jadi sudah selayaknyalah BMT sebagai lembaga yang dikhususkan pada

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis syariah untuk melakukan

pembinaan dan pengembangan SDM sektor UKM agar dapat mengelola

usahanya ke depan dengan lebih baik, tentunya tidak terlepas dari prinsip-prinsip

ekonomi Islam.

Adapun bantuan teknis yang dapat dilakukan BMT, antara lain:28

1. Upaya perbaikan teknologi produksi.

2. Teknik pencatatan keuangan usaha.

3. Perbaikan manajemen.

26Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM

di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 262-263. 27Ibid 28Awalil Rizky, BMT: Fakta dan Prospek Baitul Maal wat Tamwil, (Yogyakarta: UCY Press,

2007), h. 7.

Page 44: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

34

4. Memfasilitasi kerjasama antar usaha.

5. Jaringan pemasaran, dan sebagainya.

Page 45: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

BAB III

OBYEK PENELITIAN

A. Profil BMT Al Munawwarah

1. Sejarah Singkat BMT Al Munawwarah1

Ide dan inisiatif pendirian BMT Al Munawwarah bermula dari

keprihatinan bersama beberapa jamaah dan pengurus Yayasan Al

Munawwarah-BPI, ICMI orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan

sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro kecil yang seringkali

kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga

mereka mencari alternatif termudah dalam mengakses permodalan, yaitu

rentenir. Walaupun pada hakikatnya ketika mereka meminta bantuan kepada

rentenir, itulah awal dari keterpurukan usaha mereka.

Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti keinginan

tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan

dana penggerak dalam bentuk Simpanan Pokok Khusus (SPK) sebagai modal

awal operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al

Munawwarah dengan mengambil bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) sebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya.

1http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 10:01 WIB.

34

Page 46: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

35

Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al Munawwarah bersama 16

BMT baru lainnya di wilayah Jakarta Selatan diresmikan operasionalnya oleh

Ketua PINBUK Jakarta Selatan, H.Ali Moeis dan Direktur Bank Muamalat,

H.Zainul Bahar Noor. Sejak itu BMT Al Munawwarah yang didukung oleh

para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al Munawwarah dan ICMI orsat

Pamulang serta 39 perorangan lainnya mulai berkiprah dalam komunitas

usaha lapisan grass root, yaitu usaha kecil mikro.

2. Visi, Misi & Tujuan2

a. Visi

Terwujudnya BMT yang terdepan, tangguh dan profesional dalam

membangun ekonomi umat.

b. Misi

1) Memberikan layanan yang prima kepada seluruh anggota dan mitra

BMT.

2) Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak serta

proporsional untuk kesejahteraan bersama.

3) Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan

layanan BMT.

4) Turut berperan-serta dalam gerakan pengembangan ekonomi syariah.

2Ibid

Page 47: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

36

c. Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kegiatan ekonomi

yang menaruh perhatian pada nilai-nilai dan kaidah-kaidah muamalah

syar’iyyah yang memegang teguh keadilan, keterbukaan dan kehati-

hatian.

3. Motto & Budaya Kerja3

a. Motto

Bersama menebar manfaat meraih maslahat.

b. Budaya Kerja

1) Siddiq (Menjaga martabat dan integritas)

2) Amanah (Terpercaya dengan penuh tanggung jawab)

3) Fathonah (Profesional dan expert dalam bekerja)

4) Empati (Peduli terhadap keluhan mitra)

5) Tabligh (Bekerja dengan penuh keterbukaan)

6) Yakin dan istiqamah (Yakin dan konsisten menuju kesuksesan)

4. Legalitas Hukum4

BHS : No. 1014009/PINBUK/III/98

AKTE : No. 518/26/BH/Dis KUK

DOMISILI : No. 517/34-DPT/2004

NPWP : No. 02.289.745.8-411.000

3Ibid 4Ibid

Page 48: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

37

SIUP : No. 503.1/0796/30-30/PK/VIII/2004

TDP : No. 30.03.2.52.00723

5. Struktur Organisasi5

Berikut ini adalah susunan Badan Pengawas, Pengurus, dan Pengelola

BMT Al Munawwarah periode Mei 2010 sampai dengan April 2013:6

BADAN PENGAWAS

Ketua : Drs. Nadarsjah Mahdur, MM, Ak, CPA

Anggota : H.M.Arief Ismail, SH, M.Huk

Anggota : Prof. Dr. H.Gatot Suradji, MM, M.Sc

BADAN PENGURUS

Ketua : Drs. H.Achyar Said

Sekretaris : H.Sukamdi

Bendahara : Ir. H.Djoko Prabowo S.

BADAN PENGELOLA

Manajer : Mudzakir Murad, S.Ag

Kepala Operasional : Sutanto, SE

Kepala Marketing : Samabiyanto

Kepala Cabang 01 : Rausin

Kepala Cabang 02 : Asep Soufian, SE

5Ibid 6Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email.

Page 49: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

38

6. Produk & Layanan7

Produk dan layanan BMT Al Munawwarah diperuntukan bagi

masyarakat yang mengutamakan prinsip syariah disertai kenyamanan,

keamanan, keleluasaan dan kemudahan bertransaksi. Berbagai produk BMT

Al Munawwarah adalah sebagai berikut:

a. Penghimpunan Dana (Funding)

1) Simpanan/Tabungan INSANI (Investasi Syariah Non-Ribawi)

Merupakan tabungan berbagi-hasil yang memberikan

keleluasaan berinvestasi dengan transaksi yang mudah, cepat, aman,

dan insya-Allah menguntungkan. Dengan prinsip Mudharabah

Mutlaqah, simpanan diperlakukan sebagai investasi dengan memberi

kebebasan penuh pada BMT untuk mengelola dana dalam bentuk

pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Keuntungan investasi akan dibagihasilkan antara nasabah dan

BMT sesuai dengan nisbah yang disepakati sebelumnya. BMT telah

mengemas tabungan INSANI dalam beberapa bentuk yaitu:

a) SIMAPAN (Simpanan Amanah untuk Masa Depan)

b) SAHAJA (Simpanan Haji Al Munawwarah)

c) TAFAQUR (Tabungan Fasilitas Qurban)

d) SAPITRI (Simpanan Pendidikan untuk Putra-Putri)

7http://www.bmtalmunawwarah.com/produk.htm, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 11:12 WIB.

Page 50: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

39

e) TAFADDAL (Simpanan Fasilitas Debet Al Munawwarah)

f) SAHARA (Simpanan Hari Raya)

g) TAZKIAH (Tabungan Zakat Infaq Shadaqah)

2) Deposito BERKAH (Berjangka Mudharabah)

Merupakan investasi dengan nisbah bagi hasil kompetitif dalam

jumlah dan jangka waktu tertentu. Dengan prinsip Mudharabah

Muthlaqah dimana nasabah memberi kebebasan penuh kepada BMT

untuk mengelola dana sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari

pengelolaan dana tersebut akan dibagihasilkan sesuai dengan nisbah

yang telah disepakati sebelumnya.

Manfaat dan kelebihan dari produk ini adalah:

a) Bagi hasil keuntungan atas pengelolaan dana.

b) Jangka waktu yang fleksibel, yaitu 2, 3, 6, 9, dan 12 bulan.

c) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan.

d) Hasil investasi dapat diambil secara tunai, otomatis dikreditkan ke

rekening tabungan atau ditambahkan ke pokok deposito, sesuai

dengan keinginan nasabah.

3) Pembiayaan/Pinjaman Dari Pihak Lain

Adalah kewajiban BMT kepada pihak lain dalam bentuk hutang

pembiayaan atau investasi dengan jangka waktu tertentu. Investor akan

mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan nisbah yang

dimusyawarahkan diawal. BMT menerima pembiayaan dari pihak lain

Page 51: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

40

dalam bentuk akad Mudharabah Mutlaqah maupun Mudharabah

Muqayyadah.

4) Penanaman/Penyertaan Modal

Adalah penyertaan yang bertujuan investasi untuk memupuk

penguatan modal BMT. Untuk tahap awal, produk ini ditawarkan bagi

pendiri BMT yang berminat. Penyerta modal akan mendapatkan

imbalan berupa dividen tahunan yang ditentukan oleh RAT-BMT.

b. Penanaman Dana

Alasan BMT Al Munawwarah dalam memberikan pembiayaan

pada sektor UKM yaitu:8

1) Menjalankan fungsi mediasi utama BMT, dimana selain menerima

dana juga menyalurkan dana.

2) Untuk memperoleh pendapatan, sebab tanpa pembiayaan BMT tidak

akan berjalan dengan semestinya.

3) Mempermudah akses permodalan usaha bagi anggota dan non-anggota

dalam rangka mengembangkan usaha mereka.

BMT Al Munawwarah hanya memberikan pembiayaan ke sektor

UKM karena BMT sebagai lembaga UKM harus konsisten dalam

pengembangan segmen UKM. Karenanya BMT Al Munawwarah

melakukan pembiayaan 100% hanya di segmen UKM, sehingga

8Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email.

Page 52: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

41

keuntungan pun didapat hanya dari sektor UKM. Mengenai porsinya,

volume pembiayaan BMT Al Munawwarah tiap tahunnya terus meningkat

rata-rata 30%.9

Adapun produk-produk penyaluran dana yang ada di BMT Al

Munawwarah, antara lain:

1) Sistem Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah)

a) Mudharabah

Pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan

kesepakatan bersama yang disalurkan untuk berbagai jenis usaha

halal, seperti industri rumah tangga, perdagangan, jasa dan

pertanian. Dalam pembiayaan mudharabah tidak ada porsi

penyertaan (sharing) dana dari mitra. Total dana pembiayaan

adalah dari BMT.

b) Musyarakah

Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang diperuntukan

bagi mitra yang telah memiliki usaha produktif halal dan

bermaksud untuk menambah modal usahanya. BMT

menempatkan porsi penyertaan (sharing) dana terhadap usaha

mitra.

9Ibid

Page 53: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

42

2) Sistem Jual Beli (Murabahah)

a) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli barang dengan

keuntungan/margin yang disepakati.

b) Pembayaran dapat diangsur sesuai kesepakatan bersama.

c) Diperuntukan bagi nasabah yang memerlukan aset berupa barang

dan tidak ingin melunasi sekaligus (angsuran dicicil).

3) Sistem Jasa (Ijarah Multijasa, Hiwalah, Pembiayaan Pembayaran

Rekening Telepon)

Pembiayaan atas dasar prinsip jasa, disalurkan untuk berbagai

jenis kebutuhan halal seperti:

a) Ijarah multijasa: Untuk pembayaran biaya pendidikan, pengobatan,

sewa tempat, dan lain lain.

b) Hiwalah: Untuk anjak hutang-piutang.

c) Pembiayaan tagihan rekening telepon.

4) Sistem Pinjaman (Al Qardh)

Adalah penyediaan dana pinjaman berdasarkan kesepakatan

antara BMT dan mitra peminjam yang mewajibkan mitra peminjam

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.

Dalam sistem ini, mitra peminjam diperkenankan memberi imbalan

kepada BMT tanpa dipersyaratkan sebelumnya oleh BMT.

Page 54: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

43

c. Jasa Layanan

Jasa layanan merupakan kegiatan usaha BMT selain simpan-

pinjam, terdiri dari:

4) Transaksi ONLINE, meliputi;

a) Pembayaran Listrik PLN

b) Pembayaran Telepon TELKOM

c) Pembayaran Air PAM-TPJ

d) Pembayaran Angsuran Kredit Motor FIF

e) Pembayaran Tagihan Kartu Kredit Citibank

f) Pembayaran Tagihan Ponsel Pascabayar

g) Transfer Antar Bank

h) Pembelian Isi Ulang Pulsa

2) Mini Market WASERDA

Merupakan usaha perdagangan retail yang menyediakan

berbagai macam kebutuhan rumah tangga.

3) Aksi Sosial

Merupakan kegiatan sosial yang dilakukan dalam rangka

memenuhi Corporate Social Responsibility (CSR).

Page 55: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

44

B. Profil BMT Berkah Madani

1. Sejarah Singkat BMT Berkah Madani10

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Berkah Madani didirikan

oleh 34 orang anggota pendiri pada bulan Ramadhan 1415 H, tepatnya pada

tanggal 19 Oktober 2004. Rapat anggota dipimpin oleh Andi Estetiono yang

salahsatu keputusannya adalah menyepakati berdirinya KJKS yang diberi

nama Berkah Madani. Nama Berkah Madani mengandung arti menebarkan

keberkahan untuk terwujudnya sebuah masyarakat madani.

Setelah melalui serangkaian masa persiapan operasional, pada tanggal

1 Muharram 1416 H atau bertepatan dengan tanggal 10 Februari 2005

operasional KJKS Berkah Madani secara resmi dimulai. Peresmian dilakukan

bersamaan dengan kegiatan peletakan batu pertama ESQ Madani Center oleh

Aburizal Bakrie (Menko Ekuin) dan Sugiharto (Meneg BUMN) di Jonggol,

Jawa Barat. Sedangkan peresmian kantor pelayanan di Kelapa Dua-Depok,

dilakukan oleh Dewan Pembina yaitu Erwin Mardjuni, Aries Muftie dan

Wiwin P. Soedjito.

Dengan jumlah modal yang sangat terbatas, KJKS Berkah Madani

terus berupaya untuk meningkatkan volume usahanya seiring dengan terus

meningkatnya kepercayaan anggota dan meningkatnya kebutuhan permodalan

dari usaha mikro dan kecil. Periode kepengurusan pertama 2005-2008

10http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=20&Itemi

d=58, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 11:20 WIB.

Page 56: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

45

dipimpin oleh Andi Estetiono selaku Ketua Umum dibantu oleh 6 orang

pengurus lainnya yang telah berakhir pada April 2008 yang lalu. Rapat

Anggota kemudian memutuskan untuk dilakukan regenerasi dalam

kepengurusan dengan menetapkan Wawan W. Setiawan sebagai Ketua Umum

untuk periode 2008-2011. Penggantian kepengurusan ini menunjukkan proses

transfer of knowledge dan proses pembelajaran berlangsung sebagaimana

yang diharapkan.

Untuk meningkatkan value serta jangkauan pelayanan, KJKS Berkah

Madani melakukan pola kemitraan dengan koperasi-koperasi lain untuk

bersinergi mengembangkan jaringan pelayanan dengan brand "Berkah

Madani". Hingga saat ini telah beroperasi beberapa Kantor Pelayanan Berkah

Madani dengan status otonom, yang berlokasi di Cimanggis, Jakarta Utara,

Ciputat, Bandung, dan Bogor. KJKS Berkah Madani akan terus memperluas

jaringan kemitraan ini dengan pola kerjasama strategis-kemitraan. Dalam

waktu dekat akan diresmikan transaksi online antarkantor Berkah Madani,

sehingga pelayanan kepada anggota dapat lebih baik lagi.

2. Visi, Misi & Tujuan11

a. Visi

Menjadi lembaga keuangan syariah yang terbaik dan terdepan

secara nasional dalam memberi solusi yang bermakna bagi kaum dhuafa,

11http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=5&Itemid

=59, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 11:34 WIB.

Page 57: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

46

pengusaha mikro dan kecil secara berkelanjutan dengan berlandaskan

pada prinsip-prinsip fathanah, amanah, shiddiq dan tabligh.

b. Misi

1) Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial

maupun non-finansial.

2) Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan

produktivitas masyarakat kecil demi kesejahteraan dan keadilan

ekonomi.

3) Menjadi lembaga keuangan syariah yang tumbuh secara

berkelanjutan seiring dengan pertumbuhan usaha nasabahnya.

4) Memberikan keuntungan maksimal secara terus menerus kepada

shareholders melalui pelayanan terbaik kepada stakeholders.

5) Menjadi organisasi pembelajar yang secara kontinyu meningkatkan

kompetensi dan kapasitas Sumber Daya Insani yang beriman dan

bertaqwa dengan kesejahteraan yang maksimal.

c. Tujuan

1) Mendorong masyarakat untuk memiliki semangat dalam melakukan

kegiatan ekonomi dan bisnis, serta meningkatkan motivasi mereka

untuk membangun ekonomi negara.

2) Membentuk suatu rantai kerjasama antara pedagang dan

pembantunya dengan menyalurkan dana kemudian dimanfaatkan

BMT melalui perdagangan.

Page 58: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

47

3) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur berdasarkan Pancasila.

4) Membantu pelaku sektor usaha kecil dan mikro yang tidak memiliki

akses layanan perbankan.

5) Memberikan layanan keuangan alternatif berbasis syariah.

3. Budaya Kerja12

a. Kerja Ikhlas

Bekerja adalah pengabdian kepada Allah yang harus selalu

dilandasi niat yang lurus untuk semata-mata mengharapkan ridha-Nya.

b. Kerja Cerdas

Bekerja secara sistematis, efektif dan terstruktur untuk

mendapatkan hasil yang maksimal yang ditunjang dengan SDM, sistem

dan teknologi yang terbaik.

c. Kerja Keras

Bekerja dengan penuh semangat dengan menunjukkan etos kerja

yang tinggi.

12Ibid

Page 59: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

48

d. Kerja Tuntas

Bekerja dengan berpedoman pada rencana yang realistis dan

terukur.

e. Kerja Puas

Bekerja yang berorientasi pada kepuasan seluruh pihak.

4. Legalitas Hukum13

BMT Berkah Madani berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) yang disahkan berdasarkan SK Menteri Koperasi dan UKM

No.486/BH/MENEG.I/V/2006, berkedudukan di kota Depok dan beroperasi

secara nasional.

5. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah susunan Badan Pengawas, Dewan Pengawas

Syariah, dan Pengurus BMT Berkah Madani periode 2008 - 2011:14

Badan Pengawas

Ketua : Andi Estetiono

Anggota : Soewondo

Anggota : Rahfie Saefulshaaf

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : Arisson Hendry

13Ibid 14BMT Berkah Madani, Notulen RAT BMT Berkah Madani, (Depok: BMT Berkah Madani, 23

Maret 2008).

Page 60: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

49

Anggota : Budi Hartanto

Badan Pengurus

Ketua : Wawan W. Setiawan

Wakil Ketua : Johan Machrobi

Sekretaris Umum : Rinadi Nindyawan

Bendahara Umum : Yoke Paramita

Sekretaris : Winny Sulastri

Bendahara : Elly Qomariah

Humas : Asri Al Jufri

6. Produk & Layanan

a. Produk Pengumpulan Dana15

Jenis produk pengumpulan dana yang ditawarkan relatif bervariasi

sesuai kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki oleh simpanan tersebut.

BMT Berkah Madani melayani jasa simpanan tabunagn yang dapat

digunakan sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan. Dengan akad

mudharabah muthlaqah nasabah mendapatkan bagi hasil dihitung

berdasarkan saldo rata-rata harian, menjamin bagi hasil yang diperoleh

lebih adil. Berikut ini berbagai produk penghimpunan dana yang terdapat

di BMT Berkah Madani:

15http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemi

d=34, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 11:55 WIB.

Page 61: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

50

1) Tabungan Berkah Hasil

Adalah tabungan investasi yang mudah dan sesuai syariah.

Nasabah dapat melakukan penyetoran dan penarikan dana sewaktu-

waktu dengan mudah. Tabungan ini menggunakan akad Mudharabah

Muthlaqah yang memberikan bagi hasil yang adil, halal dan sesuai

syariah.

2) Tabungan Berkah Amanah

Adalah tabungan khusus bagi organisasi atau lembaga. Dengan

adanya tabungan ini maka dana organisasi atau lembaga dapat aman

dan mendapatkan bagi hasil yang adil, halal dan sesuai syariah.

3) Tabungan Pendidikan Berkah Siswa

Adalah tabungan dana pendidikan bagi para pelajar dan

mahasiswa. Untuk membiasakan para pelajar dan mahasiswa hidup

terencana dan hemat dengan menabung.

4) Tabungan Haji atau Umrah Berkah Talbiyah

Adalah tabungan persiapan dana ongkos ibadah haji dan umrah.

Untuk membantu nasabah mewujudkan niat suci beribadah ke tanah

suci.

5) Tabungan Berkah Qurban

Adalah tabungan yang dimiliki nasabah dalam merencanakan

keuangan untuk melaksanakan ibadah kurban yang setiap tahun

menjadi kewajiban setiap muslim yang mampu.

Page 62: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

51

6) Tabungan Berkah Fitri

Adalah tabungan khusus untuk membantu nasabah

mempersiapkan kebutuhan keuangan menjelang hari raya Idul Fitri.

7) Tabungan Berkah Walimah

Adalah tabungan yang ditujukan untuk membantu nasabah

mempersiapkan kebutuhan keuangan dalam menghadapi hari

pernikahan.

8) Investasi Berjangka Berkah Invest16

Merupakan sarana yang tepat bagi nasabah untuk

menginvestasikan dananya, dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan

& dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over). Dana bagi

hasil setiap bulannya akan dipindahkan ke rekening simpanan nasabah.

Dana nasabah akan dikelola sebagai pembiayaan pada usaha sektor

mikro dan kecil yang sesuai syariah dan memiliki prospek usaha yang

baik dengan perputaran dana yang cepat. BMT akan mengelola dana

nasabah dengan amanah dan profesional. Dengan demikian, selain

menguntungkan investasi ini juga membantu pemberdayaan ekonomi

rakyat, khususnya usaha mikro.

16http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47&Itemi

d=2, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 12:03 WIB.

Page 63: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

52

b. Produk Penyaluran Dana17

Alasan BMT Berkah Madani dalam penyaluran pembiayaan pada

sektor UKM, yaitu:18

1) Untuk produktifitas UKM dengan membantu pengusaha kecil dan

menengah dalam hal pembiayaan modal usaha.

2) Agar tidak terjebak meminjam dana pada rentenir.

3) Karena perputaran dananya cepat.

Selain ke sektor UKM, BMT Berkah Madani juga menyalurkan

pembiayaan ke sektor non-UKM. Ada pembiayaan konsumtif untuk

karyawan, PNS, pensiunan, dan sektor usaha menengah besar. Jumlah

pembiayaan kepada UKM cenderung meningkat setiap tahunnya . Dan

keuntungan terbesar didapatkan dari sektor UKM, karena margin untuk

UKM 3%, sedangkan untuk non-UKM maksimal 2,5%.19

Mengenai porsinya, berdasarkan data sejak Februari 2005 – Juni

2010 porsi untuk UKM 60 - 62% dan untuk non-UKM 38 - 40 %,

sedangkan jumlah pembiayaan ke sektor UKM sejumlah Rp.22,36 miliar,

dan total jumlah nasabah/mitra sebanyak 2.562 orang. Berdasarkan data

17http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=48&Itemi

d=37, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 12:14 WIB. 18Wawancara pribadi dengan Siti Umainah. 19Ibid

Page 64: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

53

tahun berjalan saja (2010), tersalurkan plafond pembiayaan UKM Rp.2,7

M kepada 230 UKM dengan outstanding masih sebesar Rp.1,9 miliar.20

Berikut ini adalah jenis-jenis pembiayaan yang ada di BMT

Berkah Madani:

1) Pembiayaan Murabahah

Merupakan pembiayan untuk keperluan pembelian barang, baik

berupa barang modal, alat produksi, bahan baku, persediaan barang,

maupun untuk kebutuhan barang konsumtif. Pembayaran dapat

dilakukan secara tunai maupun kredit. Pada jual beli ini nasabah

berhak mengetahui harga pokok barang serta margin keuntungan

yang diperoleh BMT. Jangka waktunya 1 tahun.

Nasabahnya pada tahun berjalan (2010) sejumlah 166 nasabah

dan uang yang beredar sebesar Rp.999,9 juta.21

2) Pembiayaan Ijarah

Merupakan pola pembiayaan dimana pihak BMT menyewakan

suatu barang/jasa yang digunakan manfaatnya oleh nasabah dengan

sejumlah imbalan yang dibayarkan nasabah kepada BMT.

Pembiayaan ini juga dapat digunakan untuk sewa tempat usaha, sewa

20Ibid 21Ibid

Page 65: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

54

kendaraan, sewa tenaga kerja, pembayaran biaya sekolah, biaya

rumah sakit, biaya dokter, dll. Jangka waktunya 1 tahun.

Nasabahnya pada tahun berjalan (2010) sejumlah 166 nasabah

dan uang yang beredar sebesar Rp.316,9 juta.22

3) Pembiayaan Mudharabah

Merupakan pola pembiayaan yang diberikan dimana BMT

sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan nasabah sebagai

pengelola modal (mudharib). Hasil yang diperoleh dari pengelolaan

modal kemudian dibagi antara BMT dan nasabah sesuai dengan

nisbah yang disepakati ketika akad. Jangka waktunya 3 – 6 bulan.

Nasabahnya pada tahun berjalan (2010) sejumlah 32 nasabah

dan uang yang beredar sebesar Rp.520,8 juta.23

4) Pembiayaan Musyarakah

Merupakan pola kerjasama antara BMT dengan satu atau lebih

mitra usaha dalam sebuah proyek usaha dimana para pihak yang

terlibat sama-sama berkontribusi dalam hal permodalan maupun

pengelolaan usaha. Bagi hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha

tersebut dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati ketika akad.

Jangka waktunya 3 - 6 bulan.

22Ibid 23Ibid

Page 66: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

55

Nasabahnya pada tahun berjalan (2010) sejumlah 23 nasabah

dan uang yang beredar sebesar Rp.175,3 juta.24

5) Pembiayaan Qardh

Merupakan pola pembiayaan dimana BMT memberikan

pinjaman kepada nasabah untuk nantinya dikembalikan tanpa

mengharapkan imbalan.

Nasabahnya pada tahun berjalan (2010) sejumlah 5 nasabah

dan uang yang beredar sebesar Rp.3,1 juta.25

c. Baitul Maal26

Sebagai baitul maal, BMT Berkah Madani menjalankan fungsi

sebagai Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Waqaf (LAZISWAF).

Amanah utama sebagai amil zakat adalah menghimpun dana ZISWAF

dari para muzakki dan muhsinin serta menyalurkannya kepada para

mustahiq dan kaum dhuafa. Penyaluran dana ZIS diprioritaskan untuk

digunakan sebagai modal usaha produktif, yaitu disalurkan sebagai:

1) Pinjaman modal usaha kepada kaum dhuafa (Qardhul Hasan).

2) Santunan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu.

3) Bantuan sosial korban bencana.

4) Bantuan solidaritas dunia Islam.

24Ibid 25Ibid 26http://www.berkahmadani.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=48&Itemid

=37, Diakses pada 14 Juli 2010, pukul 12:14 WIB.

Page 67: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Risiko Operasional BMT dalam Pembiayaan UKM

Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini BMT Al Munawwarah &

BMT Berkah Madani masih menghadapi beberapa permasalahan dan risiko

dalam menangani pemberian pembiayaan kepada pengusaha kecil dan menengah.

Permasalahan yang terjadi yaitu pada umumnya UKM memiliki tingkat

kelayakan yang masih rendah akibat adanya keterbatasan pada aspek pemasaran,

teknis produksi, manajemen dan organisasi. Umumnya mereka juga belum

mampu memenuhi persyaratan teknis bank, antara lain berkaitan dengan

penyediaan perizinan dan jaminan. Akibat dari permasalahan yang terjadi pada

UKM tersebut yaitu BMT mengalami kesulitan dalam memperoleh usaha kecil

yang layak, yaitu kesulitan tingginya risiko.1

Kondisi umum UKM yang seperti ini menjadikan BMT Al Munawwarah

& BMT Berkah Madani lebih selektif dalam memberikan pembiayaan kepada

para nasabah UKM. Hal ini sangat beralasan di samping manajemen usaha para

nasabah UKM belum kredibel atau belum memenuhi syarat pemberian

pembiayaan, juga karena tingginya biaya transaksi.

1Wawancara pribadi dengan Siti Umainah.

56

Page 68: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

57

Kendala lainnya yang dihadapi yaitu minimnya pembinaan dan

pengawasan terhadap UKM karena keterbatasan SDM BMT, ketidaksediaan

modal BMT untuk melayani permohonan pembiayaan yang terus meningkat,

sulitnya memahamkan produk-produk BMT kepada UKM karena produk BMT

merupakan produk syariah yang relatif baru buat mereka, dan beragamnya

lembaga sejenis BMT atau bank-bank besar yang turut serta mencicipi pasar

mikro-kecil.2

Dalam menganalisis pembiayaan, BMT melihat dari perolehan hasil,

yaitu pembiayaan yang memberikan perolehan hasil tetap dan pembiayaan yang

memberikan hasil tidak tetap. Pembiayaan yang memberikan hasil tetap

didapatkan dari pembiayaan yang berakad jual-beli (murabahah) dan sewa-

menyewa (ijarah). Sedangkan pembiayaan yang memberikan hasil tidak tetap

didapatkan dari pembiayaan yang berakad bagi hasil (mudharabah dan

musyarakah). Berdasarkan kedua hal tersebut, maka produk pembiayaan di BMT

akan memberikan risiko yang berbeda pula antara satu akad dengan akad yang

lainnya.3

Investasi/bisnis yang dijalankan melalui aktivitas pembiayaan adalah

aktivitas yang selalu berkaitan dengan risiko. Persoalannya adalah bagaimana

mengelola agar investasi/bisnis dalam pembiayaan tersebut mengandung risiko

seminimal mungkin. Risiko pembiayaan tersebut dapat diminimalisir dengan

2Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email. 3Wawancara pribadi dengan Siti Umainah.

Page 69: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

58

melakukan manajemen risiko secara baik. Manajemen risiko ini dapat diawali

dengan melakukan penyaringan (screening) terhadap calon nasabah dan proyek

yang akan dibiayai. Jika pembiayaan telah direalisasikan maka pengendalian

risikonya dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) yang sesuai

dengan karakter nasabah maupun proyeknya.

Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya pembiayaan

bermasalah:4

1. Faktor Intern

a. Analisa pembiayaan/kredit yang tidak akurat.

b. Lemahnya pengawasan dan monitoring.

c. Pengikatan perjanjian pembiayaan/kredit dan jaminan tidak sempurna.

d. Pembiayaan diberikan secara terkonsentrasi baik jumlah maupun

penerimanya.

e. Lemahnya SDM.

2. Faktor Ekstern

a. Anggota/mitra menyalahgunakan kredit yang diperolehnya.

b. Anggota/mitra kurang mampu mengelola usahanya.

c. Anggota/mitra beritikad tidak baik.

4Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email.

Page 70: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

59

d. Kondisi ekonomi yang tidak kondusif yang menyebabkan turunnya

pendapatan usaha sehingga mempengaruhi kemampuan anggota/mitra

untuk membayar kewajibannya kepada BMT.

e. Deregulasi peraturan pemerintah pada bidang tertentu yang berpengaruh

secara signifikan terhadap usaha anggota/mitra.

3. Keadaan yang bersifat Force Majeure

Faktor ini disebabkan karena suatu peristiwa atau kondisi yang diluar

kemampuan BMT dan anggota untuk mengontrol dan menanggulanginya.

Penyebabnya antara lain bencana alam, kebakaran, perang, huru-hara dan

pemogokan.

Dalam kegiatan operasional BMT tentu tak lepas dari risiko-risiko yang

akan dihadapinya, termasuk atas produk-produk yang ditawarkannya. Untuk

menilai risiko-risiko tersebut didasarkan pada 3 aspek, yaitu:5

1. Bussiness Risk (Risiko Bisnis yang Dibiayai)

Adanya beberapa usaha yang mengalami risiko kemacetan atau tidak

mendapatkan keuntungan tentu berpengaruh terhadap pendapatan BMT.

Biasanya risiko ini dipengaruhi oleh;

a. Industry risk, yaitu risiko yang terjadi pada usaha yang ditentukan oleh

karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan, seperti jenis

UKM yang berpotensi mengalami kerugian atau hasil keuntungan yang

5Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 265.

Page 71: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

60

tidak besar dengan menggunakan manajemen tradisional. Umumnya

UKM dikelola oleh kalangan masyarakat yang manajemennya masih

sangat sederhana tanpa laporan keuangan yang dilakukan secara rutin.

Keadaan seperti ini menjadi permasalahan yang serius bagi BMT dalam

mengeluarkan pembiayaan. Selain itu juga tergantung kinerja keuangan

jenis usaha yang bersangkutan.

b. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah, seperti

riwayat pembayaran atau tunggakan kewajiban (track record). Kondisi

semacam ini menjadi ancaman yang tidak dapat diabaikan oleh pihak

BMT karena seringkali dimanipulasi oleh pihak terkait untuk

mendapatkan keuntungan yang berakibat fatal bagi BMT. Adakalanya

permasalahan seperti ini ditutup-tutupi supaya tetap terlihat sehat dari

aspek manajemen agar keuntungan yang didapatkan BMT kecil atau agar

mudah mendapatkan pembiayaan dari BMT.

2. Shirking Risk (Risiko Berkurangnya Nilai Pembiayaan)

BMT tentu akan menghadapi risiko ini karena sistem yang digunakan

pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini adalah profit and loss

sharing. Jadi apabila ada kerugian dari nasabah maka akan berpengaruh

terhadap pendapatan BMT, sehingga hal itu berakibat terindikasinya risiko

pada pembiayaan yang dibiayai. Biasanya risiko ini dipengaruhi oleh;

Page 72: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

61

a. Unusual business risk, yaitu risiko bisnis yang biasa terjadi pada

pembiayaan yang diakibatkan adanya penurunan drastis tingkat penjualan

bisnis yang dibiayai atau harga jual barang/jasa dari bisnis yang dibiayai.

b. Jenis bagi hasil yang dilakukan, apakah profit and loss sharing atau

revenue sharing. Untuk jenis profit and loss sharing, shirking risk (risiko

berkurangnya nilai pembiayaan) muncul bila terjadi loss sharing kerugian

usaha nasabah yang harus ditanggung BMT. Untuk jenis revenue sharing,

shirking risk terjadi bila nasabah tidak mampu menanggung biaya yang

seharusnya ditanggung nasabah dikarenakan nasabah tidak mampu

melanjutkan usahanya.

Secara umum risiko pembiayaan ini sama dengan risiko kredit, dimana

BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani tidak bisa memperoleh

kembali cicilan pokok maupun bagi hasil dari pembiayaan yang diberikannya.

Selain itu risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisis

atau resesi.

Secara spesifik risiko pembiayaan terletak pada proyek atau usaha

yang dibiayai tidak menghasilkan keuntungan, yang pada akhirnya

menyebabkan nasabah tidak dapat berbagi-hasil (keuntungan) dengan BMT.

Kurang lancarnya usaha nasabah juga dapat dipengaruhi oleh kondisi

perekonomian nasional yang kurang stabil dan adanya force majeure seperti

musim hujan yang berkepanjangan (terkait dengan karakteristik usaha seperti

Page 73: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

62

pertanian, perikanan, dan semacamnya) atau bencana alam (seperti kebakaran,

gempa bumi, dll) yang menyebabkan musnahnya usaha nasabah.

3. Character Risk (Risiko Karakter Buruk Nasabah)

Seperti halnya pada usaha perbankan, di BMT juga terkadang terdapat

nasabah yang melakukan wanprestasi (ingkar janji). Tentunya ini merupakan

masalah serius yang harus segera diselesaikan. Risiko ini biasanya

dipengaruhi oleh;

a. Kelalaian nasabah pembiayaan dalam menjalankan bisnis yang dibiayai.

b. Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati sehingga nasabah tidak lagi

menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.

c. Pengelolaan internal perusahaan (seperti manajemen organisasi,

pemasaran, teknis produksi dan keuangan) yag tidak dilakukan secara

profesional sesuai standar pengelolaan yang disepakati antara pihak BMT

dengan nasabah.

Kontrak mudharabah dan musyarakah yang dijalankan BMT merupakan

suatu kontrak peluang investasi yang mengandung risiko tinggi. Sebab model

kontrak tersebut sarat dengan asymmetric information, yaitu kecenderungan

salahsatu pihak yang menguasai informasi lebih banyak untuk tidak bersikap

jujur.

Begitu pula yang terjadi di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah

Madani, terkadang terdapat nasabah yang melaporkan ke BMT keuntungan yang

Page 74: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

63

berbeda dengan yang didapatkan dari hasil usahanya.6 Selain itu juga ditemukan

adanya side streaming, yaitu penggunaan dana yang tidak sesuai dengan apa

yang telah disepakati dalam akad, karena biasanya ada nasabah yang

mengalokasikan dananya untuk hal lain.7

Selain itu masalah atau risiko pada pembiayaan ini adalah ketika adanya

penunggakan pelunasan cicilan pembayaran. Hal ini memungkinkan pihak BMT

mengeksekusi atau mengambil kembali barang yang sudah dibeli dan digunakan

oleh nasabah, lalu BMT menjual kembali dengan harga jual yang lebih kecil dari

harga beli, sehingga BMT akan mengalami kerugian dari pembiayaan

(khususnya murabahah) ini.

Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa pada pembiayaan nasabah UKM

sarat dengan risiko. Kemungkinan BMT akan mengalami kondisi dimana

pendapatan keuntungan atau bagi hasil dari sebuah pembiayaan akan berkurang

atau terjadi kerugian bagi pihak BMT. Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi

bagi pengelolaan risiko pembiayaan yang merupakan implementasi strategi yang

dijalankan oleh BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani dalam mengelola

pembiayaannya.

6Wawancara pribadi dengan Siti Umainah. 7Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email.

Page 75: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

64

B. Solusi Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah

Madani

Setiap pembiayaan yang bermasalah tentunya harus segera dilakukan

tindakan agar tidak mengakibatkan risiko yang lebih besar lagi bagi BMT.

Tindakan-tindakan ini merupakan respon BMT dalam menyelamatkan

pembiayaan tersebut agar default risk tidak terjadi maupun agar usaha nasabah

tetap dapat berjalan dengan baik.

Pada dasarnya setiap pembiayaan menjadi bermasalah terjadi tidak secara

tiba-tiba, umumnya diawali dengan adanya serangkaian indikasi.

Beberapa indikasi tersebut adalah:8

1. Indikasi Keuangan

a. Memburuknya likuiditas

b. Perputaran piutang dagang yang semakin panjang

c. Menurunnya jumlah penjualan

d. Peningkatan tajam pada persediaan

e. Usaha tidak lagi profitable

2. Indikasi Manajemen

a. Key Person meninggal dunia

b. Perubahan struktur manajemen yang terlalu cepat/sering

c. Tidak mampu melakukan rencana bisnis

8Ibid

Page 76: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

65

3. Indikasi Industri

a. Mudah dimasuki industri lain

b. Muncul pesaing baru

c. Raw material yang terbatas

d. Teknologi ketinggalan

e. Tidak stabil di pasar

4. Indikasi Produksi

a. Permintaan menurun

b. Tidak stabil dalam mutu

c. Pelanggan utama menurun

d. Kualitas dan kuantitas tidak dapat bersaing

5. Indikasi Ekonomi

a. Krisis ekonomi/kehidupan ekonomi sedang lesu

b. Pasar lokal/nasional sedang menurun

c. Kebijakan uang ketat

d. Pertumbuhan ekonomi rendah

Sebelum pembiayaan yang bermasalah tersebut menjadi pembiayaan

macet tentunya diperlukan upaya preventif agar pembiayaan tersebut menjadi

lancar kembali. Tindakan pencegahan (preventif) ini bersifat intern. Untuk itu

keberhasilan dari tindakan ini sangat tergantung dari kualitas SDM, sistem dan

Page 77: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

66

prosedur, mekanisme monitoring dan evaluasi. Secara garis besar tindakan

preventif dapat dilakukan melalui:9

1. Analisa Pembiayaan.

2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi, yang meliputi;

a. On Desk Monitoring

Kegiatan pengawasan pembiayaan yang dilakukan secara

administratif, yakni melalui instrumen administrasi, seperti: laporan,

catatan-catatan, dokumen dan informasi pihak ketiga.

b. On Site Monitoring

Kegiatan pengawasan pembiayaan yang bersifat langsung atau

kunjungan langsung kepada anggota/mitra. Kegiatan ini dilakukan dalam

rangka pendalaman dan pembuktian dari hasil on desk monitoring, baik

kepada nasabah sendiri maupun kepada pihak-pihak lain seperti pihak

ketiga usaha anggota/mitra sendiri.

c. Auditing

Kegiatan pengawasan dan evaluasi yang menitikberatkan kepada

pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pemenuhan syarat-syarat lainnya.

Namun apabila usaha preventif yang dilakukan tidak dapat

mempertahankan pembiayaan agar tetap lancar, maka tindakan yang dilakukan

BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani adalah:

9Ibid

Page 78: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

67

1. BMT Al Munawwarah10

a. Tindakan Revitalisasi

Yaitu tindakan dalam rangka memperbaiki dan menyelamatkan

pembiayaan/kredit yang telah diberikan kepada anggota/mitra. Tindakan

ini dilakukan untuk pembiayaan yang telah atau sedang memasuki

wilayah bermasalah. Tindakan revitalisasi meliput antara lain;

1) Rescheduling

Adalah tindakan yang berbentuk penjadwalan kembali

kewajiban anggota/mitra. Rescheduling dapat dilakukan untuk kondisi:

a) Potensi usaha anggota/mitra masih cukup bagus

b) Kemampuan anggota/mitra dalam memenuhi kewajiban masih ada

c) Usaha hanya mengalami permasalahan cash flow yang bersifat

sementara

d) Platform pembiayaan/kredit yang tidak berubah

Rescheduling dijalankan dengan melakukan:

a) Penjadwalan kembali jangka waktu pembiayaan

b) Perubahan jadwal angsuran

c) Pemberian grace period

d) Perubahan jumlah angsuran

10Ibid

Page 79: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

68

2) Restructuring

Adalah tindakan yang berbentuk penyusunan ulang terhadap

seluruh kewajiban anggota/mitra. Tindakan restructuring dapat

dilakukan untuk kondisi anggota/mitra yang kondisinya:

a) Potensi usahanya masih cukup bagus

b) Kemampuan anggota/mitra dalam memenuhi kewajiban masih ada

c) Usaha hanya mengalami permasalahan cash flow yang bersifat

sementara

d) Plafond pembiayaan berubah

Restructuring dilakukan melalui:

a) Suplesi, yaitu melalui penambahan jumlah maksimum

pembiayaan dengan waktu pengembalian yang tetap ada.

b) Subrogasi, yaitu melalui penggantian hak-hak kreditur oleh pihak

ketiga karena anggota/mitra pembiayaan yang baru telah

memenuhi kewajiban kepada anggota/mitra pembiayaan yang

lama.

c) Novasi, yaitu melalui pembuatan perjanjian baru dengan

menghapus perjanjian yang ada.

3) Reconditioning

Adalah tindakan melalui adanya persyaratan ulang terhadap

pembiayaan dan persyaratan yang telah disepakati bersama. Tindakan

reconditioning dapat dilakukan untuk kondisi anggota/mitra:

Page 80: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

69

a) Potensi usaha masih cukup bagus

b) Sarana usaha yang masih memadai

c) Usaha mengalami permasalahan cash flow dan manajemen

d) Plafond pembiayaan tetap

Reconditioning dilakukan melalui:

a) Perubahan agunan

b) Bantuan manajemen

b. Tindakan Kuratif

Yaitu tindakan yang bersifat penyelamatan melalui penanganan

yang menggunakan pendekatan aspek legal formal. Tindakan kuratif

dapat dilakukan dengan cara;

1) Eksekusi, jenis eksekusi yang dapat dilakukan adalah:

a) Parate Eksekusi (Non Ligitasi)

Proses eksekusi jaminan yang dilakukan secara sukarela

tanpa melalui proses peradilan (Pasal 1178 KUH Perdata). Ada

dua opsi yang dilakukan;

(1) Anggota/mitra menjual sendiri barang jaminannya.

(2) Anggota/mitra memberi kepercayaan BMT untuk menjual

barang jaminan. Dan setelah dikurangi kewajiban sisa

pembiayaan, maka sisa uang akan dikembalikan pada

anggota/mitra.

Page 81: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

70

b) Eksekusi Secara Formal (Ligitasi)

Proses eksekusi secara paksa melalui lembaga hukum yang

berlaku;

(1) Pengadilan Negeri

(2) Badan Syariah Arbitrase Nasional (BASYARNAS)

(3) Pengadilan Niaga untuk Anggota Pailit

(4) Panitia Urusan Piutang Negara/Badan Urusan Piutang dan

Lelang Negara untuk Nasabah Bank Pemerintah

2) Likuidasi

Tindakan melalui penutupan dan penjualan seluruh

aset/kekayaan usaha anggota/mitra dan hasilnya digunakan untuk

menyelesaikan seluruh kewajiban anggota/mitra pembiayaan

bermasalah.

3) Collection Agent

Proses penagihan pembiayaan bermasalah melalui bantuan

pihak ketiga.

2. BMT Berkah Madani11

Dalam menangani pembiayaan bermasalah yang mayoritas disebabkan

karena masalah collection12, di samping dibutuhkan tindakan preventif di atas,

juga dibutuhkan tindakan-tindakan berikut;

11Wawancara pribadi dengan Siti Umainah.

Page 82: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

71

a. Toleransi

BMT dapat melakukan rescheduling atas pembiayaan yang jatuh

tempo, dengan catatan ada itikad baik dari nasabah untuk melunasi

hutangnya.

b. Restructuring

Bukan hanya penjadwalan ulang, tetapi juga mengurangi cicilan

perbulannya.

c. Surat peringatan

Kalau tetap tidak ada usaha untuk melunasi pembiayaan maka

BMT akan melakukan penjualan jaminan. Namun selama ini yang sampai

tahap ini sedikit sekali.

C. Analisis Perbandingan Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM

di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani

1. BMT Al Munawwarah

a. Strategi Penyaluran Pembiayaan

Dalam menyelenggarakan pengelolaan pembiayaan untuk

menyalurkan dana bagi sektor UKM diperlukan beberapa strategi. Tidak

ada jalan lain bagi BMT Al Munawwarah selain membuat strategi khusus

agar porsi pembiayaan meningkat, serta adanya upaya-upaya untuk

12Ibid

Page 83: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

72

meminimalisir risiko yang dihadapi. Upaya untuk memperbesar porsi

pembiayaan difokuskan pada sektor UKM, karena BMT merupakan

lembaga difungsikan untuk menyokong sektor UKM.13

Adapun nasabah yang akan mendapatkan fasilitas pembiayaan

dari BMT adalah:14

1) Anggota maupun calon anggota/mitra yang bertempat tinggal di

wilayah lingkungan BMT khususnya dan sekitarnya, serta anggota di

luar daerah wilayah yang memenuhi kriteria.

2) Mempunyai usaha/penghasilan.

3) Lulus dari wawancara dan kelayakan kuantitatif tim BMT.

4) Anggota/mitra yang masih mempunyai hutang pembiayaan tidak

diperkenankan untuk mengambil pembiayaan, sebelum melunasi

hutangnya atau dengan persetujuan dari BMT.

Berikut ini proses yang terjadi di BMT Al Munawarah dalam

pencairan pembiayaan:15

1) Customer Service (CS) menjelaskan produk pembiayaan di BMT

kepada nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan. Pemohon

harus sudah menjadi nasabah dan memiliki simpanan tabungan

minimal Rp.50.000 atau simpanan berjangka dengan nominal minimal

13Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad via email. 14Ibid 15Ibid

Page 84: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

73

Rp.1.000.000 di BMT. Bila belum menjadi nasabah tabungan maka

dipersilahkan untuk mengisi formulir kenasabahan dan formulir

permohonan pembukaan simpanan tabungan/simpanan berjangka.

2) Nasabah mengisi dan melengkapi Form Permohonan Pembiayaan dan

menyiapkan persyaratan lainnya.

a) Syarat Pembiayaan Konsumtif (Individu)

(1) Fotokopi KTP suami-istri atau passport

(2) Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah

(3) Fotokopi rekening bank/BMT 3 bulan terakhir

(4) Fotokopi tagihan rekening telepon dan listrik

(5) Data obyek pembiayaan

(6) Data jaminan (harga, lokasi, foto obyek)

Tambahan:

(1) PNS, karyawan, ABRI, dll: slip gaji terakhir, surat referensi

kantor atau SK pengangkatan.

(2) Pengusaha perorangan: SIUP dan NPWP.

(3) Professional (dokter, pengacara, dll): surat ijin praktek, surat

ijin profesi.

b) Syarat Pembiayaan Produktif (Individu)

Syarat pembiayaan konsumtif di atas ditambah dengan:

(1) Legalitas usaha

(2) Laporan keuangan 2 tahun terakhir

Page 85: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

74

(3) Past performance 1 tahun terakhir

(4) Bussiness plan

c) Syarat Pembiayaan Produktif (Badan Hukum)

Syarat pembiayaan produktif di atas ditambah dengan:

(1) Akte pendirian

(2) Legalitas lembaga

(3) Identitas pengurus

3) CS menerima Form Permohonan Pembiayaan dan memeriksa

persyaratan kelengkapannya. Apabila belum lengkap maka CS akan

mengembalikannya kepada nasabah untuk dilengkapi terlebih dahulu.

4) CS menjelaskan dan menegaskan jenis pembiayaan yang dipilih

berikut jangka waktu dan cara pengembaliannya. CS dapat

mensimulasikan Kartu Angsuran sesuai dengan pembiayaan yang

dipilih oleh nasabah dengan menggunakan sistem.

5) CS mengirimkan form yang telah lengkap ke bagian Administrasi

Pembiayaan (AP).

6) CS mengisi data calon nasabah pembiayaan ke dalam sistem.

Selanjutnya AP akan menyiapkan berkas untuk diproses lebih lanjut ke

analisis pembiayaan dan Komite Pembiayaan.

7) AP menerima dan memeriksa ulang kelengkapan pengisian dan

persyaratan. Jika belum lengkap maka akan dikembalikan ke CS.

Page 86: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

75

Setelah semua berkas siap dan dianalisis kelayakannya, maka

pihak BMT akan melakukan survey dan mengecek jaminan. Apabila

semua berjalan lancar dan disetujui, barulah pembiayaaan dapat

dicairkan.

b. Strategi Pengumpulan Piutang

Teknik pengumpulan piutang di BMT Al Munawwarah dilakukan

dengan cara:16

1) Melakukan klarifikasi penagihan piutang lewat telepon. Hal ini

dilakukan untuk mengingatkan bahwa nasabah harus membayar

hutangnya.

2) Mengirim teguran tertulis lewat surat/email untuk mengingatkan

nasabah agar membayar hutangnya.

3) Mengirimkan utusan dari pihak BMT untuk menagih hutang nasabah

ke tempat usaha atau tempat tinggal nasabah.

4) Apabila setelah dilakukan usaha-usaha tersebut nasabah tidak juga ada

itikad baik untuk melunasi hutangnya, maka pihak BMT akan

mengeksekusi jaminan yang telah diberikan pada saat akad.

5) Apabila pembayaran hutangnya mengalami kesulitan namun nasabah

masih ada itikad untuk melunasinya, maka dapat dilakukan

rescheduling, restructuring, atau reconditioning.

16Ibid

Page 87: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

76

c. Jaminan

Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan atas kemampuan

dan kesanggupan anggota untuk melunasi pembiayaan sesuai dengan

yang diperjanjikan. Di BMT Al Munawwarah, jenis agunan yang biasa

digunakan adalah sebagai berikut:17

1) Surat tanah dan/atau bangunan

2) BPKB motor dan/atau mobil

3) Blokir deposito dan/atau tabungan

4) Barang elektronik

5) Surat berharga

Selain ketiga hal tersebut, BMT Al Munawwarah juga melakukan

usaha-usaha lain dalam rangka mengurangi risiko pembiayaan UKM, antara

lain:18

a. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) sesuai

ketentuan.

b. Membentuk Komite Pembiayaan/Komite Kredit.

c. Penggolongan pembiayaaan berdasarkan plafond, jenis penggunaan dana,

sektor usaha, produk pembiayaan dan kolektibilitas.

d. Penyebaran portofolio tidak hanya pada satu sektor usaha saja.

e. Penetapan wajibnya agunan.

17Ibid 18Ibid

Page 88: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

77

f. Pemantauan penggunaan dana oleh anggota/mitra supaya tidak melenceng

dari akad semula.

g. Membentuk tim khusus penanganan pembiayaan bermasalah.

Berikut ini pembagian jenis pembiayaan di BMT Al Munawwarah

berdasarkan beberapa kategori, antara lain:19

a. Berdasarkan besar plafond;

1) < Rp.5 juta

2) ≥ Rp.5 juta s/d < Rp.10 juta

3) ≥ Rp.10 juta s/d < Rp.25 juta

4) ≥ Rp.25 juta s/d < Rp.50 juta

5) ≥ Rp.50 juta

b. Berdasarkan penggunaan dana;

1) Investasi

2) Modal kerja

3) Konsumtif

c. Berdasarkan sektor usaha;

1) Perdagangan

2) Jasa

3) Industri rumah tangga

4) Peternakan-perikanan

19Ibid

Page 89: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

78

5) Pertanian-perkebunan, dll.

d. Berdasarkan produk;

1) Murabahah

2) Ijarah

3) Mudharabah

4) Musyarakah

5) Kafalah

6) Hiwalah

7) Qardh, dll.

Jangka waktu pembiayaan di BMT Al Munawarah pun bervariasi,

yaitu:20

a. Harian, umumya 100 hari.

b. Mingguan, umumnya 20 minggu.

c. Bulanan, umumnya 12 - 24 bulan.

d. Tempo, umumnya 2 – 6 bulan.

Sedangkan mengenai program pembinaan terhadap UKM, BMT Al

Munawwarah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:21

a. Membuat divisi/bagian pengembangan kelembagaan dan SDM BMT.

b. Pengawasan finansial dan kepatuhan syariah BMT.

20Ibid 21Ibid

Page 90: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

79

c. Membuat unit/divisi khusus untuk pendampingan anggota/mitra dalam

rangka pemberdayaan UKM seperti mengadakan training dan pelatihan

untuk UKM.

d. Pengoptimalan penyaluran pembiayaan untuk memperkuat permodalan

UKM.

e. Turut serta dalam pemasaran produk hasil UKM.

2. BMT Berkah Madani

a. Strategi Penyaluran Pembiayaan

BMT Berkah Madani menyediakan fasilitas pembiayaan UKM

bagi nasabah BMT. Pembiayaan ini disediakan dengan tujuan untuk

produktifitas UKM dengan membantu pengusaha kecil dan menengah

dalam hal pembiayaan modal usaha, agar tidak terjebak meminjam dana

pada rentenir, dan juga karena perputaran dana pembiayaan ini cepat.22

Berikut ini strategi BMT Berkah Madani dalam menyalurkan

pembiayaannya:23

1) Syarat Dokumen

a) Telah membuka rekening di BMT Berkah Madani. Apabila belum

maka dipersilakan untuk membuka rekening terlebih dahulu

dengan setoran awal minimal Rp.50.000.

b) Mengisi formulir permohonan pembiayaan

22Wawancara pribadi dengan Siti Umainah. 23Ibid

Page 91: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

80

c) Melampirkan fotokopi KTP suami-istri

d) Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah

e) Melampirkan pasfoto terbaru suami-istri ukuran 4x6

f) Melampirkan fotokopi rekening listrik & telepon 3 bulan terakhir

g) Melampirkan fotokopi rekening tabungan 6 bulan terakhir

h) Melampirkan fotokopi jaminan (BPKB/STNK/SHM/SHGB)

i) Melampirkan keterangan domisili bagi yang mengontrak

2) Syarat Tambahan

a) Jaminan berupa BPKB atau sertifikat tanah (SHM)

b) Pembiayaan disepakati bersama hanya untuk usaha sesuai

permohonan

c) ZIS hasil usaha diberikan ke baitul maal Berkah Madani untuk

kepentingan sosial. Ketentuan lainnya sesuai dengan pembiayaan

yang berlaku di BMT Berkah Madani.

Setelah semua berkas lengkap maka selanjutnya Account Officer

(AO) akan melakukan survey untuk melihat kondisi nasabah dan

mengecek jaminan. Apabila semuanya lancar dan AO menilai nasabah

berhak mendapat pembiayaan maka pihak BMT akan mencairkan

pembiayaan tersebut. Keseluruhan proses ini biasanya memakan waktu

satu minggu.

Page 92: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

81

b. Strategi Pengumpulan Piutang

Teknik pengumpulan piutang BMT Berkah Madani dilakukan

lewat beberapa cara, yaitu:24

1) Pihak BMT menelepon nasabah pembiayaan untuk mengingatkan

nasabah untuk membayarkan hutangnya kepada BMT.

2) Melakukan teguran tertulis lewat surat. BMT mengirimkan surat

peringatan agar nasabah membayarkan hutangnya apabila telah jatuh

tempo.

3) Mendatangi nasabah dengan melakukan kunjungan langsung ke

tempat tinggal nasabah atau lokasi usaha nasabah pembiayaan untuk

menagih hutang.

4) Apabila ditemukan unsur-unsur yang membuat pembiayaan macet

namun masih ada niat baik dari nasabah untuk melunasi hutangnya,

maka BMT dapat membuat toleransi dengan melakukan rescheduling

maupun restructuring.

5) Namun apabila ternyata tidak ada niat baik dari nasabah untuk

melunasi hutangnya, maka dengan terpaksa BMT akan melakukan

penjualan jaminan. Namun sedikit sekali yang sampai tahap ini.

Adapun write off tahun berjalan (2010) atas pembiayaan yang

tersalurkan sebesar Rp.35,6 juta.

24Ibid

Page 93: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

82

c. Jaminan

Sebagai salahsatu penerapan strategi manajemen risiko, BMT

Berkah Madani dalam proses pengajuan pembiayaannya, baik kepada

UKM maupun non-UKM, mensyaratkan adanya jaminan. Dalam Surat

Keputusan Pengurus (SKP) BMT Berkah Madani No.001/SK/KSPS-

BM/II/05 Bab IV Pasal 6 disebutkan:25

”Untuk mengurangi risiko pembiayaan, setiap fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh BMT Berkah Madani harus memenuhi prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan itu, maka setiap pembiayaan yang diberikan dapat mempersyaratkan jaminan.”

Menurut jenisnya, jaminan di BMT Berkah Madani terbagi

menjadi dua, yaitu:26

1) Jaminan Utama

Jaminan utama dari pembiayaan UKM adalah kelayakan usaha

dan prospek usaha itu sendiri.

2) Jaminan Tambahan

Jaminan tambahan yang diminta berupa tanah dan bangunan

(SHM/HGB/HGU/AJB), kendaraan roda dua & roda empat (BPKB),

toko atau kios, emas, tabungan/deposito.

25BMT Berkah Madani, Surat Keputusan Pengurus BMT Berkah Madani, (Depok: BMT

Berkah Madani, 2005), h. 3. 26BMT Berkah Madani, Standar Operasional Prosedur, (Depok: BMT Berkah Madani, 2005).

Page 94: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

83

Pada pembiayaan tertentu, setelah AO menganalisis dengan

cermat BMT Berkah Madani dapat memberikan pembiayaan tanpa

jaminan tambahan, hanya jaminan utama. Begitu pula pada pembiayaan

yang telah dilakukan berulang-ulang oleh satu nasabah. Bila BMT merasa

telah mempercayai nasabahnya maka jaminan tambahan dapat tidak

disertakan.

Jaminan tambahan dimasukkan dalam persyaratan jika

berdasarkan hasil analisa AO dirasa perlu untuk menyertakan jaminan.

Adapun besarnya jaminan minimal sebesar 100% dari plafond

pembiayaan yang diberikan. Rinciannya adalah sebagai berikut:27

1) Satu buah motor : Rp.1-5 juta

2) Motor lebih dari 1 buah : Di atas Rp.5 juta

3) Mobil : Di atas Rp.5 juta

4) Tanah/bangunan : Di atas Rp.5 juta

Selain ketiga hal tersebut, BMT Berkah Madani juga melakukan

usaha-usaha lain dalam rangka mengurangi risiko pembiayaan UKM, antara

lain:28

a. Mensyaratkan adanya agunan.

b. Melihat character nasabah peminjam.

27Wawancara pribadi dengan Siti Umainah. 28Ibid

Page 95: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

84

c. Memberikan toleransi bila pembiayaan cenderung macet, agar

pembiayaan tersebut dapat dilunasi sesuai kemampuan nasabah.

d. Selalu mengingatkan nasabah peminjam agar melunasi pembiayaan yang

diperolehnya.

e. Membentuk Komite Pembiayaan.

f. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) sesuai

ketentuan.

g. Pemantauan penggunaan dana oleh nasabah agar tidak terjadi side

streaming.

h. Membentuk tim khusus penanganan pembiayaan bermasalah.

Adapun tingkat kolektibilitas pembiayaan tahun berjalan (2010)

adalah:29

a. Lancar = 324 nasabah = Rp.1,99 miliar = 85,58 %

b. Kurang Lancar = 26 nasabah = Rp.68,9 juta = 2,96 %

c. Diragukan = 12 nasabah = Rp.70,2 juta = 3,02 %

d. Macet = 40 nasabah = Rp.196,5 juta = 8,44 %

Sedangkan mengenai pembinaan terhadap sektor UKM, BMT Berkah

Madani hingga saat ini belum melakukan pembinaan terhadap UKM yang

dibiayai. Yang dilakukan hanya sebatas memberikan tambahan modal saja.30

29Ibid 30Ibid

Page 96: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan:

1. Penerapan strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al Munawarah &

BMT Berkah Madani sudah cukup efektif dengan melakukan pemenuhan

PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) sesuai ketentuan,

pembentukan Komite Pembiayaan/Komite Kredit, penggolongan

pembiayaaan berdasarkan plafond, jenis penggunaan dana, sektor usaha,

produk pembiayaan dan kolektibilitas, penyebaran portofolio tidak hanya pada

satu sektor usaha saja, penetapan wajibnya agunan, melihat character nasabah

peminjam, memberikan toleransi bila pembiayaan cenderung macet, selalu

mengingatkan nasabah peminjam agar melunasi pembiayaan yang

diperolehnya, pemantauan penggunaan dana oleh anggota/mitra supaya tidak

melenceng dari akad semula (side streaming), dan pembentukan tim khusus

penanganan pembiayaan bermasalah.

2. Permasalahan dan risiko pada pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah &

BMT Berkah Madani relatif sama, yaitu tingginya biaya transaksi, tingginya

risiko gagal bayar, minimnya pembinaan dan pengawasan terhadap UKM

karena keterbatasan SDM BMT, ketidaksediaan modal BMT untuk melayani

85

Page 97: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

86

permohonan pembiayaan yang terus meningkat, sulitnya memahamkan

produk-produk BMT kepada UKM karena produk BMT merupakan produk

syariah yang relatif baru buat mereka, dan beragamnya lembaga keuangan

yang turut serta menikmati pangsa pasar UKM ini.

3. Strategi manajemen risiko BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani

agar risiko tidak terjadi lagi dilakukan dengan cara melihat character nasabah

peminjam, melihat data history pembiayaan bagi nasabah yang pernah

mengajukan pembiayaan atau dengan BI checking bagi mitra yang belum

pernah mengajukan pembiayaan, penetapan wajibnya agunan, pemantauan

penggunaan dana oleh anggota/mitra supaya tidak melenceng dari akad

semula (side streaming), selalu mengingatkan nasabah peminjam agar

melunasi pembiayaan yang diperolehnya, pembentukan tim khusus

penanganan pembiayaan bermasalah, dan pemenuhan PPAP (Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif) sesuai ketentuan.

4. Peran serta BMT Al Munawwarah dalam pembinaan SDM UKM sangat

membantu para nasabah UKM yang dibiayai agar dapat lebih berkembang dan

mengerti lebih banyak tentang manajemen bisnis yang lebih terorganisir.

Sedangkan BMT Berkah Madani baru sebatas memberikan pembiayaan saja,

tanpa pembinaan terhadap UKM yang dibiayai.

Page 98: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

87

B. Saran-saran

1. Bagi manajemen BMT Al Munawwarah, agar terus mempermudah akses para

pengusaha UKM dalam mendapatkan suntikan dana dengan tetap menerapkan

strategi pengelolaan risiko yang baik dan sesuai syariah.

2. Bagi manajemen BMT Berkah Madani, agar meningkatkan porsi pembiayaan

ke sektor UKM daripada non-UKM dan melakukan pembinaan kepada sektor

UKM yang dibiayai. Tidak cukup hanya memberikan pembiayaan saja.

3. Bagi pemerintah, agar lebih mengapresiasi gerakan ekonomi syariah yang

dilakukan demi perbaikan perekonomian negara lewat usaha-usaha

pengembangan ekonomi mikro, kecil dan menengah. Juga dengan membuat

peraturan perundang-undangan yang mengatur BMT secara khusus agar

pengoperasiannya dapat selalu berjalan sesuai syariah dan supaya tidak ada

lagi BMT yang kandas di tengah jalan.

Page 99: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Al Karim.

Al Iqtishadiyyah Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Vol.I, No.1. Jakarta: P3EI UIN Syarif

Hidayatullah, 2004.

Amalia, Euis. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM

dan UKM di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Aziz, M.Amin. Pedoman Pendirian BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Jakarta:

PINBUK Press, 2004.

Bank Indonesia. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah. Jakarta: Direktorat

Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2006.

Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2008. Jakarta: Direktorat

Perbankan Syariah Bank Indonesia, t.t.

Basyaib, Fahmi. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

BMT Berkah Madani. Notulen RAT BMT Berkah Madani. Depok: BMT Berkah

Madani, 23 Maret 2008.

BMT Berkah Madani. Standar Operasional Prosedur. Depok: BMT Berkah Madani,

2005.

BMT Berkah Madani. Surat Keputusan Pengurus BMT Berkah Madani. Depok:

BMT Berkah Madani, 2005.

88

Page 100: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

89

Djazuli, H.A. dan Janwari, Yadi. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat: Sebuah

Pengenalan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Djohanputro, Bramantyo. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi (Memastikan

Keamanan dan Kelanggengan Perusahaan Anda). Jakarta: Penerbit PPM,

2006.

FE Ubaya dan Forda UKM Jawa Timur. Kewirausahaan UKM: Pemikiran dan

Pengalaman. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

http://www.berkahmadani.co.id/

http://www.bmtalmunawwarah.com/

http://www.mediacenterkopukm.com/

Kamil, Ahmad dan Fauzan, M. Kitab Undang-undang Hukum Perbankan dan

Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2007.

Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007.

Madjid, Baihaqi Abd. dan Rasyid, Saifuddin A. Paradigma Baru Ekonomi

Kerakyatan Sistem Syariah: Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di

Indonesia (Baitul Maal wat Tamwil). Jakarta: PINBUK, 2000.

Marsuki. Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di

Indonesia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2006.

Page 101: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

90

Mufti, Aries dan Sula, Muhammad Syakir. Amanah Bagi Bangsa: Konsep Sistem

Ekonomi Syariah. Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, t.t.

Rivai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Institution Management: Conventional and

Sharia System. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria Permata. Islamic Financial Management: Teori,

Konsep, dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan,

Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2008.

Rizky, Awalil. BMT: Fakta dan Prospek Baitul Maal wat Tamwil. Yogyakarta: UCY

Press, 2007.

Salim, A.Abbas. Asuransi & Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005.

Siahaan, Hinsa. Manajemen Risiko: Konsep, Kasus & Implementasi. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 2007.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi & Ilustrasi.

Jakarta: Ekonisia, 2007.

Tampubolon, Robert. Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan Kualitatif

Untuk Bank Komersial. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004.

Wawancara pribadi dengan Mudzakir Murad, 4 Agustus – 20 Agustus 2010.

Wawancara pribadi dengan Siti Umainah, 23 Juni – 20 Agustus 2010.

Page 102: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan
Page 103: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan
Page 104: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan
Page 105: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan
Page 106: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

SUSUNAN BADAN PENGAWAS, PENGURUS DAN PENGELOLA

KOPERASI BMT AL MUNAWWARAH

PERIODE : Mei 2010 s/d April 2013

BADAN PENGAWAS

Ketua : Drs. Nadarsjah Mahdur, MM, Ak, CPA

Anggota : H.M. Arief Ismail, SH, M.Huk

Anggota : Prof. Dr. H. Gatot Suradji, MM, M.Sc

BADAN PENGURUS

Ketua : Drs. H. Achyar Said

Sekretaris : H. Sukamdi

Bendahara : Ir. H. Djoko Prabowo S.

BADAN PENGELOLA

Manajer : Mudzakir Murad, S.Ag

Ka. Operasional : Sutanto, SE

Ka. Marketing : Samabiyanto

Ka. Cabang 01 : Rausin

Ka. Cabang 02 : Asep Soufian, SE

Page 107: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Nama : Mudzakir Murad

Jabatan : Manajer

BMT : Al Munawwarah

Hasil Wawancara:

1. Apa alasan BMT memberikan pembiayaan pada sektor UKM?

• Menjalankan fungsi mediasi utama BMT, dimana selain menerima

dana juga menyalurkan dana.

• Untuk memperoleh pendapatan. Tanpa pembiayaan BMT tidak akan

berjalan dengan semestinya.

• Dalam rangka mempermudah akses permodalan usaha bagi anggota

dan non-anggota dalam rangka mengembangkan usaha mereka.

2. Apakah hanya segmen UKM saja yang diberikan pembiayaan?

Iya, karena BMT sebagai lembaga UKM harus konsisten di segmen ini.

3. Berapa besar porsi pembiayaan yang diberikan untuk sektor UKM dan

non-UKM?

BMT Al Munawwarah melakukan pembiayaan 100% hanya di segmen

UKM, non-UKM 0%.

4. Apakah jumlah pembiayaan kepada UKM meningkat atau menurun

setiap tahunnya?

Alhamdulillah volume pembiayaan BMT tiap tahunnya terus meningkat

rata-rata 30%.

Page 108: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

5. Keuntungannya lebih besar dari sektor UKM atau non-UKM?

Keuntungan BMT Al Munawwarah selama ini hanya di sektor UKM.

BMT kita fokus di UKM, tidak di non-UKM.

6. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pembiayaan kepada

segmen UKM?

• Minimnya pembinaan dan pengawasan terhadap UKM karena

keterbatasan SDM BMT.

• Ketidaksediaan modal BMT untuk melayani permohonan pembiayaan

yang terus meningkat.

• Sulitnya memahamkan produk-produk BMT kepada UKM, karena

produk BMT merupakan produk syariah yang relatif baru buat mereka.

• Beragamnya lembaga sejenis BMT atau bank-bank besar yang turut

serta mencicipi pasar mikro-kecil.

7. Jenis pembiayaan apa saja yang tersedia untuk UKM? Berapa lama

jangka waktunya?

Jenis pembiayaan di BMT digolongkan berdasarkan kategori:

• Berdasarkan besar plafond:

o < 5 juta

o ≥ 5 juta s/d < 10 juta

o ≥ 10 juta s/d < 25 juta

o ≥ 25 juta s/d < 50 juta

o ≥ 50 juta

• Berdasarkan penggunaan dana:

o Investasi

o Modal Kerja

o Konsumtif

Page 109: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

• Berdasarkan sektor usaha:

o Perdagangan

o Jasa

o Industri rumah tangga

o Peternakan-perikanan

o Pertanian-perkebunan, dll.

• Berdasarkan produk:

o Murabahah

o Ijarah

o Mudharabah

o Musyarakah

o Kafalah

o Hiwalah

o Qardh, dll.

Jangka waktu pembiayaan:

• Jangka waktu pembiayaan BMT dibagi ke dalam 4 sistem, yaitu: Harian,

Mingguan, Bulanan, dan Tempo.

• Jangka waktu Harian umumnya 100 hari, Mingguan umumnya 20

Minggu, Bulanan umumnya 12 s/d 24 bulan, dan Tempo umumnya

selama 2 s/d 6 bulan.

8. Apa saja persyaratan yang harus dimiliki UKM dalam mengajukan

permohonan pembiayaan?

Yang akan mendapatkan fasilitas pembiayaan adalah:

• Anggota maupun calon anggota/mitra yang bertempat tinggal di wilayah

lingkungan BMT khususnya dan sekitarnya, serta anggota di luar daerah

wilayah yang memenuhi kriteria.

• Mempunyai usaha/penghasilan.

Page 110: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

• Lulus dari wawancara dan kelayakan kuantitatif tim BMT.

• Anggota/mitra yang masih mempunyai hutang pembiayaan tidak

diperkenankan untuk mengambil pembiayaan, sebelum melunasi

hutangnya atau dengan persetujuan dari BMT.

9. Bagaimana proses pengajuan pembiayaan bagi sektor UKM?

Prosedur pengajuan pembiayaan terlampir (dalam tipe file jpg).

10. Apakah diperlukan jaminan?

Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan atas kemampuan dan

kesanggupan anggota untuk melunasi pembiayaan sesuai dengan yang

diperjanjikan.

Di BMT Al Munawwarah, jenis agunan yang biasa digunakan adalah sbb:

• Surat tanah dan/atau bangunan (sertifikat, AJB, dll)

• BPKB motor dan/atau mobil

• Blokir deposito

• Blokir tabungan

• Barang elektronik

• Surat berharga

11. Bagaimana BMT mengetahui indikasi pembiayaan yang bermasalah?

Pada dasarnya setiap pembiayaan menjadi bermasalah terjadi tidak

secara tiba-tiba, umumnya diawali dengan adanya serangkaian indikasi.

Beberapa indikasi tersebut adalah:

Indikasi Keuangan

• Memburuknya likuiditas

• Perputaran piutang dagang yang semakin panjang

• Menurunnya jumlah penjualan

Page 111: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

• Peningkatan tajam pada persediaan

• Usaha tidak lagi profitable

Indikasi Manajemen

• Key Person meninggal dunia

• Perubahan struktur manajemen yang terlalu cepat/sering

• Tidak mampu melakukan rencana bisnis

Indikasi Industri

• Mudah dimasuki industri lain

• Muncul pesaing baru

• Raw material yang terbatas

• Teknologi ketinggalan

• Tidak stabil di pasar

Indikasi Produksi

• Permintaan menurun

• Tidak stabil dalam mutu

• Pelanggan utama menurun

• Kualitas dan kuantitas tidak dapat bersaing

Indikasi Ekonomi

• Krisis ekonomi/kehidupan ekonomi sedang lesu

• Pasar lokal/nasional sedang menurun

• Kebijakan uang ketat

• Pertumbuhan ekonomi rendah

12. Upaya preventif apa yang dilakukan agar pembiayaan menjadi lancar?

Tindakan pencegahan (preventif) bersifat intern. Untuk itu keberhasilan

dari tindakan ini sangat tergantung dari kualitas SDM, sistem dan

prosedur, mekanisme monitoring dan evaluasi. Secara garis besar

tindakan preventif dapat dilakukan melalui:

Page 112: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

1. Analisa Pembiayaan.

2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi, yang meliputi;

• On Desk Monitoring

Kegiatan pengawasan pembiayaan yang dilakukan secara

administratif, yakni melalui instrumen administrasi, seperti: laporan,

catatan-catatan, dokumen dan informasi pihak ketiga.

• On Site Monitoring

Kegiatan pengawasan pembiayaan yang bersifat langsung atau

kunjungan langsung kepada anggota/mitra. Kegiatan ini dilakukan

dalam rangka pendalaman dan pembuktian dari hasil on desk

monitoring, baik kepada nasabah sendiri maupun kepada pihak-

pihak lain seperti pihak ketiga usaha anggota/mitra sendiri.

• Auditing

Kegiatan pengawasan dan evaluasi yang menitikberatkan kepada

pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pemenuhan syarat-syarat

lainnya.

13. Apa saja penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada sektor UKM?

Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya pembiayaan

bermasalah:

Faktor Intern

• Analisa pembiayaan/kredit yang tidak akurat

• Lemahnya pengawasan dan monitoring

• Pengikatan perjanjian pembiayaan/kredit dan jaminan tidak

sempurna

• Pembiayaan diberikan secara terkonsentrasi baik jumlah maupun

penerimanya

• Lemahnya SDM

Page 113: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Faktor Ekstern

• Anggota/mitra menyalahgunakan kredit yang diperolehnya

• Anggota/mitra kurang mampu mengelola usahanya

• Anggota/mitra beritikad tidak baik

• Kondisi ekonomi yang tidak kondusif yang menyebabkan turunnya

pendapatan usaha sehingga mempengaruhi kemampuan

anggota/mitra untuk membayar kewajibannya kepada BMT

• Deregulasi peraturan pemerintah pada bidang tertentu yang

berpengaruh secara signifikan terhadapa usaha anggota/mitra

Keadaan yang bersifat Force Majeure

Faktor ini disebabkan karena suatu peristiwa atau kondisi yang diluar

kemampuan BMT dan anggota untuk mengontrol dan

menanggulanginya. Penyebabnya antara lain bencana alam, kebakaran,

perang, huru-hara dan pemogokan.

14. Bagaimana BMT menangani pembiayaan bermasalah UKM? Tolong

jelaskan berdasarkan setiap penyebabnya.

Dalam menangani pembiayaan bermasalah, di samping dibutuhkan

tindakan preventif di atas, juga dibutuhkan tindakan-tindakan berikut

oleh BMT:

Tindakan REVITALISASI

Yaitu tindakan dalam rangka memperbaiki dan menyelamatkan

pembiayaan/kredit yang telah diberikan kepada anggota/mitra.

Tindakan ini dilakukan untuk pembiayaan yang telah atau sedang

memasuki wilayah bermasalah. Tindakan revitalisasi meliput antara

lain;

Page 114: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

• Rescheduling

Tindakan yang berbentuk penjadwalan kembali kewajiban

anggota/mitra. Rescheduling dapat dilakukan untuk kondisi:

o Potensi usaha anggota/mitra masih cukup bagus

o Kemampuan anggota/mitra dalam memenuhi kewajiban masih

ada

o Usaha hanya mengalami permasalahan cash flow yang bersifat

sementara

o Platform pembiayaan/kredit yang tidak berubah

Rescheduling dilakukan dengan melakukan:

o Penjadwalan kembali jangka waktu pembiayaan

o Perubahan jadwal angsuran

o Pemberian grace period

o Perubahan jumlah angsuran

• Restructuring

Tindakan yang berbentuk penyusunan ulang terhadap seluruh

kewajiban anggota/mitra. Tindakan restructuring dapat dilakukan

untuk kondisi anggota/mitra:

o Potensi usahanya masih cukup bagus.

o Kemampuan anggota/mitra dalam memenuhi kewajiban masih

ada.

o Usaha hanya mengalami permasalahan cash flow yang bersifat

sementara.

o Plafond pembiayaan berubah.

Restructuring dilakukan melalui:

o Suplesi, yaitu melalui penambahan jumlah maksimum

pembiayaan dengan waktu pengembalian yang tetap ada.

Page 115: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

o Subrogasi, yaitu melalui penggantian hak-hak kreditur oleh pihak

ketiga karena anggota/mitra pembiayaan yang baru telah

memenuhi kewajiban kepada anggota/mitra pembiayaan yang

lama.

o Novasi, yaitu melalui pembuatan perjanjian baru dengan

menghapus perjanjian yang ada.

• Reconditioning

Tindakan melalui adanya persyaratan ulang terhadap pembiayaan

dan persyaratan yang telah disepakati bersama. Tindakan

reconditioning dapat dilakukan untuk kondisi anggota/mitra:

o Potensi usaha masih cukup bagus

o Sarana usaha yang masih memadai

o Usaha mengalami permasalahan cash flow dan managemen

o Plafond pembiayaan tetap

Reconditioning dilakukan melalui:

o Perubahan agunan

o Bantuan manajemen

Tindakan KURATIF

Tindakan yang bersifat penyelamatan melalui penanganan yang

menggunakan pendekatan aspek legal formal. Tindakan kuratif dapat

dilakukan dengan cara;

• Eksekusi, jenis eksekusi yang dapat dilakukan adalah:

o Parate Eksekusi (Non Ligitasi)

Proses eksekusi jaminan yang dilakukan secara sukarela tanpa

melalui proses peradilan (Pasal 1178 KUH Perdata). Ada 2 opsi

yang dilakukan;

Page 116: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Anggota/mitra menjual sendiri barang jaminannya.

Anggota/mitra memberi kepercayaan BMT untuk menjual

barang jaminan. Dan setelah dikurangi kewajiban sisa

pembiayaan, maka sisa uang akan dikembalikan pada

anggota/mitra.

o Eksekusi Secara Formal (Ligitasi)

Proses eksekusi secara paksa melalui lembaga hukum yang

berlaku;

Pengadilan Negeri

Badan Syariah Arbitrase Nasional (BASYARNAS)

Pengadilan Niaga untuk Anggota Pailit

Panitia Urusan Piutang Negara/Badan Urusan Piutang dan

Lelang Negara untuk Nasabah Bank Pemerintah

• Likuidasi

Tindakan melalui penutupan dan penjualan seluruh aset/kekayaan

usaha anggota/mitra dan hasilnya digunakan untuk menyelesaikan

seluruh kewajiban anggota/mitra pembiayaan bermasalah.

• Collection Agent

Proses penagihan pembiayaan bermasalah melalui bantuan pihak

ketiga.

15. Usaha apa saja yang dilakukan BMT dalam mengurangi risiko

pembiayaan? Apakah sudah efektif?

• Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) sesuai

ketentuan.

• Membentuk Komite Pembiayaan/Kredit.

• Penggolongan pembiayaaan berdasarkan plafond, jenis penggunaan

dana, sektor usaha, produk pembiayaan dan kolektibilitas.

Page 117: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

• Penyebaran portofolio tidak hanya pada satu sektor usaha saja.

• Penetapan wajibnya agunan.

• Pemantauan penggunaan dana oleh anggota/mitra supaya tidak

melenceng dari akad semula.

• Membentuk tim khusus penanganan pembiayaan bermasalah.

16. Bagaimana strategi BMT dalam pengembangan UKM? Apakah setiap

UKM yang dibiayai diberikan pembinaan?

• Membuat divisi/bagian pengembangan kelembagaan dan SDM BMT

• Optimalisasi permodalan BMT

• Pengawasan finansial dan kepatuhan syariah BMT

• Membuat unit/divisi khusus untuk pendampingan anggota/mitra dalam

rangka pemberdayaan UKM seperti mengadakan training dan pelatihan

untuk UKM

• Pengoptimalan penyaluran pembiayaan untuk memperkuat permodalan

UKM

• Turut serta dalam pemasaran produk hasil UKM

Page 118: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Nama : Siti Umainah

Jabatan : Manajer

BMT : Berkah Madani

Hasil Wawancara:

1. Apa alasan BMT memberikan pembiayaan pada sektor UKM?

• Untuk produktifitas UKM dengan membantu pengusaha kecil dan

menengah dalam hal pembiayaan modal usaha.

• Agar tidak terjebak meminjam dana pada rentenir.

• Karena perputaran dananya cepat.

2. Apakah hanya segmen UKM saja yang diberikan pembiayaan?

Tidak. Ada juga pembiayaan konsumtif untuk karyawan, PNS, pensiunan,

dan sektor usaha menengah besar.

3. Berapa besar porsi pembiayaan yang diberikan untuk sektor UKM dan

non-UKM?

Berdasarkan data sejak Februari 2005 – Juni 2010:

Porsi untuk UKM = 60 - 62%

Porsi untuk non-UKM = 38 - 40 %

4. Berapa jumlah pembiayaan sektor UKM hingga kini?

Berdasarkan data sejak Februari 2005 – Juni 2010, jumlah pembiayaan ke

sektor UKM sejumlah Rp.22,36 miliar. Sedangkan data untuk tahun

berjalan saja (2010), tersalurkan plafond pembiayaan UKM Rp.2,7 M

dengan outstanding masih sebesar Rp.1,9 miliar.

Page 119: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

5. Berapa jumlah UKM yang telah dibiayai hingga kini?

Berdasarkan data sejak Februari 2005 – Juni 2010, total jumlah

nasabah/mitra sebanyak 2.562 orang. Sedangkan data untuk tahun

berjalan saja (2010), ada 230 UKM yang telah dibiayai.

6. Berapa jumlah nasabah tahun berjalan yang bermasalah &

persentasinya?

Kurang Lancar = 26 nasabah = Rp.68,9 juta = 2,96 %

Diragukan = 12 nasabah = Rp.70,2 juta = 3,02 %

Macet = 40 nasabah = Rp.196,5 juta = 8,44 %

7. Berapa % yang menjadi lancar dengan dilakukannya strategi

pengumpulan piutang?

Lancar = 324 nasabah = Rp.1,99 miliar = 85,58 %

8. Berapa jumlah nasabah (per-produk)?

Jumlah nasabah per-produk:

Murabahah = 166 nasabah

Ijarah = 166 nasabah

Mudharabah = 32 nasabah

Musyarakah = 23 nasabah

Qardhul Hasan = 5 nasabah

9. Berapa jumlah uang yang beredar (per-produk)?

Jumlah uang beredar per-produk:

Murabahah = Rp.999,9 juta

Page 120: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

Ijarah = Rp.316,9 juta

Mudharabah = Rp.520,8 juta

Musyarakah = Rp.175,3 juta

Qardhul Hasan = Rp.3,1 juta

10. Berapa besar jumlah write off tahun berjalan?

Jumlah write off tahun berjalan = Rp.35,6 juta.

11. Apakah jumlah pembiayaan kepada UKM meningkat atau menurun

setiap tahunnya?

Cenderung meningkat.

12. Keuntungannya lebih besar dari sektor UKM atau non-UKM?

Tentu saja keuntungan terbesar didapatkan dari sektor UKM, karena

margin untuk UKM 3%, sedangkan untuk non-UKM maksimal 2,5%.

13. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pembiayaan kepada

segmen UKM?

Masalah collection merupakan kendala utama yang kami hadapi.

14. Jenis pembiayaan apa saja yang tersedia untuk UKM? Berapa lama

jangka waktunya?

• Murabahah : 1 tahun

• Ijarah : 1 tahun

• Mudharabah : 3 – 6 bulan

• Musyarakah : 3 – 6 bulan

Page 121: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

15. Apa saja persyaratan yang harus dimiliki UKM dalam mengajukan

permohonan pembiayaan?

Berkas-berkas yang harus dimiliki untuk mengajukan pembiayaan, yaitu:

• Fotokopi KTP/SIM (kartu identitas) suami-istri

• Fotokopi Kartu Keluarga

• Fotokopi Surat Nikah

• Pasfoto terbaru suami-istri ukuran 4x6

• Keterangan domisili (bagi yang mengontrak)

• Fotokopi rekening listrik dan telepon 3 (tiga) bulan terakhir

• Fotokopi jaminan (BPKB, STNK, SHM/SHGB, SPPT PBB)

• Fotokopi rekening tabungan 6 bulan terakhir

16. Bagaimana proses pengajuan pembiayaan bagi sektor UKM?

Proses pengajuan pembiayaannya sbb:

• Membuka rekening (bagi yang belum)

• Mengisi formulir pembiayaan

• Melengkapi berkas-berkas

• Survey

• Cek jaminan

Adapun sejak proses pengajuan pembiayaan hingga persetujuan dan

pencairan dana umumnya memakan waktu 1 minggu.

17. Apakah diperlukan jaminan?

Ya, perlu. Jaminan yang umum digunakan adalah BPKB kendaraan

bermotor dan sertifikat tanah. Rinciannya sbb:

• 1 Motor : Rp.1-5 juta

• Mobil, tanah, motor lebih dari 1 : Di atas Rp.5 juta

Page 122: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

18. Bagaimana BMT mengetahui indikasi pembiayaan yang bermasalah?

• Tidak lancarnya pembayaran

• Tidak adanya komunikasi

19. Upaya preventif apa yang dilakukan agar pembiayaan menjadi lancar?

• Menelepon

• Mengirimkan surat

• Mendatangi langsung

20. Apa saja penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada sektor UKM?

Umumnya penyebab pembiayaan bermasalah sektor UKM adalah:

• Usahanya menurun

• Faktor keluarga (ada yang sakit, bayar sekolah, punya hutang di tempat

lain, dll)

• Tidak ada itikad baik untuk membayar

21. Bagaimana BMT menangani pembiayaan bermasalah UKM? Tolong

jelaskan berdasarkan setiap penyebabnya.

Cara penanganan pembiayaan bermasalah:

• Toleransi. Bisa dilakukan rescheduling kalau jatuh tempo.

• Restructuring (bukan hanya penjadwalan ulang, tetapi juga mengurangi

cicilan perbulannya).

• Surat peringatan. Kalau tetap tidak ada usaha untuk melunasi

pembiayaan BMT akan melakukan penjualan jaminan. Namun selama

ini yang sampai tahap ini sedikit sekali.

Page 123: STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2573/1/HELMI... · STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN UKM ... menumbuhkembangkan

22. Usaha apa saja yang dilakukan BMT dalam mengurangi risiko

pembiayaan? Apakah sudah efektif?

Ya itu tadi; dengan mensyaratkan adanya agunan, melihat character

nasabah peminjam, memberikan toleransi, dan mengingatkan nasabah

peminjam agar melunasi pembiayaan yang diterimanya. Sudah cukup

efektif.

23. Bagaimana strategi BMT dalam pengembangan UKM? Apakah setiap

UKM yang dibiayai diberikan pembinaan?

Sampai saat ini kami belum melakukan pembinaan terhadap UKM yang

dibiayai. Hanya sebatas memberikan tambahan modal saja.