4
Strategi Pengembangan Agroindustri Kurmelo Di Kecamatan …(PRT-42) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Pembangunan Pertanian di Indonesia pada saat sekarang diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu peningkatan ketahanan pangan serta program pengembangan agribisnis. Pertanian akan tetap berperan sebagai penyedia pangan bagi seluruh penduduk Indonesia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Disamping itu sektor pertanian diharapkan sebagai penopang industri manufaktur dan ekspor serta berperan untuk mendorong pemerataan, pertumbuhan dan dinamika perekonomian dipedesaan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pamelo ( Citrus grandis L ) merupakan buah asli Indonesia, yang banyak digemari masyarakat. Kabupaten Magetan merupakan sentra produksi Pamelo di Indonesia dengan luas 1.278 ha dengan jumlah 400 pohon/ha, yang tersebar di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Bendo, Sukomoro, Kawedanan dan Takeran dengan produksi 250.320 kw / tahun.

Strategi Pengembangan Agroindustri Kurmelo Di Kecamatan

  • Upload
    yuni

  • View
    10

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Strategi Pengembangan Agroindustri Kurmelo Di Kecamatan (PRT-42)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangProgram Pembangunan Pertanian di Indonesia pada saat sekarang diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu peningkatan ketahanan pangan serta program pengembangan agribisnis. Pertanian akan tetap berperan sebagai penyedia pangan bagi seluruh penduduk Indonesia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Disamping itu sektor pertanian diharapkan sebagai penopang industri manufaktur dan ekspor serta berperan untuk mendorong pemerataan, pertumbuhan dan dinamika perekonomian dipedesaan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pamelo ( Citrus grandis L ) merupakan buah asli Indonesia, yang banyak digemari masyarakat. Kabupaten Magetan merupakan sentra produksi Pamelo di Indonesia dengan luas 1.278 ha dengan jumlah 400 pohon/ha, yang tersebar di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Bendo, Sukomoro, Kawedanan dan Takeran dengan produksi 250.320 kw / tahun.

Tabel 1. Luas tanaman dan Produksi Pamelo di Kabupaten Magetan tahun 2002.

NoKecamatanLuas tanaman ( ha )Tanaman produktif ( ha )Jumlah produksi (ton)

1Bendo537305102.480

2Takeran22615050.400

3Sukomoro29515054.400

4Kawedanan22014043.040

Jumlah1.278745250.320

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Magetan Tahun 2003.

Selama perkembangan buah sampai siap panen, sekitar 20% buah Pamelo tidak dapat dimanfaatkan dan dijual dalam bentuk segar, karena beberapa sebab. Kerontokan buah jeruk karena alasan fisiologis dan serangan hama dan penyakit, atau rusak secara mekanis. Buah Pamelo tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis dan bila dijual harganya sangat murah, kadangkadang digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan dibiarkan membusuk dibawah pohon.

Kulit Pamelo yang tidak terjual tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan olahan berupa Manisan Kulit Pamelo yang disebut Kurmelo. Dengan penerapan teknologi yang sederhana kulit pamelo ini mempunyai prospek yang menjanjikan sebagai industri rumah tangga, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani di daerah sentra produksi.Secara umum sekitar 15% bobot buah Pamelo adalah bagian kulit yang dapat dimanfaatkan untuk manisan. Untuk 1 kilogram kulit pamelo yang sudah dipotongpotong akan menjadi manisan 2,2 kilogram.

Proses agroindustri Kurmelo melibatkan pemasok bahan baku, tenaga kerja, modal dan lembagalembaga yang terkait yang mempunyai kepentingan berbeda dalam suatu sistem agroindustri. Permasalahan yang ada dalam agroindustri Kurmelo adalah (1) Ketersediaan bahan baku; (2) Keterbatasan modal; (3) Ketrampilan petani ; dan (4) Pemasaran produk.Pemanfaatan kulit Pamelo sebagai bahan manisan ini akan memberi nilai tambah baik kepada petani maupun pengusaha, tetapi karena keterbatasan modal serta ketrampilan petani sehingga petani belum memanfaatkan peluang tersebut. Disamping itu ketersediaan bahan baku tersebut akan berpengaruh pada kapasitas produk.

Oleh karena agroindustri pengolahan kulit Pamelo merupakan sistem agribisnis yang memproses dan mentransformasikan bahan mentah menjadi bahan jadi yang langsung dapat dikonsumsi, maka perlu diciptakan struktur agribisnis dan agroindustri yang memadai.Kondisi saat ini bahwa kurmelo baru diusahakan di satu kecamatan saja, dan belum mencangkup seluruh sentra produksi Pamelo di Kabupaten Magetan. Kecamatan Sukomoro dengan luas pertanaman 295 ha atau 23,09% dari luas pertanaman Pamelo di Kabupaten Magetan yang limbah kulitnya dapat dimanfaatkan untuk manisan kulit Pamelo Kurmelo. Disamping itu limbah di Kecamatan Sukomoro belum semuanya dimanfaatkan untuk Kurmelo, dimana bahan baku baru dari beberapa desa di Kecamatan Sukomoro.

Strategi Pengembangan Agroindustri Kurmelo di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan (42) - See more at: http://5infopetani.blogspot.com/2008/04/strategi-pengembangan-agroindustri.html#sthash.6DPmxBx9.dpuf

Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Strategi Pengembangan Agroindustri Kurmelo di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan (42) - 9756people Info Petani - Pamelo merupakan produk unggulan Kabupaten Magetan, dimana 20% produksinya tidak mempunyai nilai ekonomi dikarenakan rusak fisiologis yang disebabkan serangan hama dan penyakit, rusak mekanis maupun penjarangan buah. Bertitik tolak dari hal tersebut dengan teknologi pengolahan hasil pertanian, maka buah pamelo tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan manisan kulit pamelo yang disebut Kurmelo.Dalam upaya mengembangkan agroindustri Kurmelo di Kecamatan Sukomoro, banyak faktor faktor yang berpengaruh, baik faktor internal maupun eksternal secara positif maupun negatif. Untuk itu perlu diketahui faktor faktor yang berpengaruh tersebut, sehingga dapat disusun suatu strategi yang tepat untuk pengembangan agroindustri di Kecamatan Sukomoro.Ada beberapa faktor / aspek yang berpengaruh terhadap pengembangan agroindustri Kurmelo, antara lain : (a) Sumberdaya Alam; (b) Sumberdaya Manusia; (c) Modal; (d) Teknologi; (e) Produksi; (f) Managemen usaha dan (g) Pemasaran. Masing masing faktor tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berpengaruh terhadap pengembangan agroindustri Kurmelo.Dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis SWOT dapat diketahui bahwa faktor kekuatan dan peluang mempunyai pengaruh lebih besar daripada faktor kelemahan dan ancaman. Maka startegi yang diterapkan untuk pengembangan agroindustri Kurmelo di Kecamatan Sukomoro adalah strategi Growth / pertumbuhan yang dinamis dengan memaksimalkan kekuatan yang ada dengan memanfaatkan peluang, dengan kegiatan sebagai berikut :1. Pernambahan modal untuk mengoptimalkan bahan baku serta menambah kapasitas produksi;2. Meningkatkan kerjasama untuk memperluas pasar;3. Memanfaatkan sarana informasi untuk promosi.- See more at: http://5infopetani.blogspot.com/2008/04/strategi-pengembangan-agroindustri.html#sthash.6DPmxBx9.dpuf