Upload
nguyenxuyen
View
237
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKANKAMBING PERAH PADA PT. CAPRITO A. PKECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAITH34052639
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2009
ii
RINGKASAN
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAIT. H34052639. 2009. StrategiPengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah Pada PT. Caprito A. PKecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbinganANDRIYONO KILAT ADHI).
Jawa Barat merupakan sentra peternakan kambing terbesar ketiga diIndonesia. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan kambingterbesar di Jawa Barat. Peternakan kambing perah memiliki peranan besar dalammendukung kegiatan perekonomian di Kabupaten Bogor. Usaha ternak kambingdi Kabupaten bogor kebanyakan diusahakan oleh rakyat. Kegiatan produksinyadiutamakan untuk menghasilkan susu kambing.
PT. Caprito Agrindo Prima merupakan peternakan kambing perah terbesardi Kabupaten Bogor. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan peternakankambing yang telah terdaftar di Dinas Peternakan Kabupaten Bogor denganjumlah populasi kambing diatas 300 ekor. PT. Caprito Agrindo Prima memilikipotensi besar dalam mengembangkan usaha peternakan kambing perah diKabupaten Bogor. Hal ini sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk menjadipelopor peternakan kambing perah bagi peternak-peternak lain di KabupatenBogor.
Sampai saat ini visi dan misi perusahaan belum tercapai karena perusahaandihadapkan pada berbagai masalah yang berasal dari lingkungan eksternal daninternal perusahaan. Sumberdaya yang tidak teroptimalkan dan fungsi pemasaranyang belum berkembang menyebabkan perusahaan berproduksi tidak sesuaidengan kapasitasnya. Selain itu, perusahaan dihadapkan pada lingkungan ekstenalyang selalu berubah dan tidak memiliki kepastian. Musim kemarau danpermintaaan konsumen yang selalu berfluktuasi merupakan faktor eksternal yangmenjadi ancaman bagi perusahaan.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari penelitian iniadalah untuk menganalisis faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal(kekuatan dan kelemahan) yang dihadapi oleh PT. Caprito Agrindo Prima,merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha bagi PT. Caprito AgrindoPrima berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan, dan menentukanprioritas strategi pengembangan usaha ternak kambing perah pada PT. CapritoAgrindo Prima. Penelitian dilakukan di peternakan kambing perah PT. Caprito AgrindoPrima, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi penelitiandilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. CapritoAgrindo Prima merupakan peternakan kambing perah terbesar di KabupatenBogor yang saat ini sedang menghadapi masalah dalam pengembangan usahasesuai dengan kebutuhan pihak perusahaan. Penelitian dilaksanakan selama tigabulan, yaitu bulan Februari-April 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dansekunder. Data Primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepthinterview) dengan pihak perusahaan dan pengamatan langsung dengan objek
iii
penelitian. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat, DinasPeternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, literatur terkait, dan internet. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah analisiskualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisislingkungan eksternal dan internal perusahaan. Pengolahan data denganmenggunakan analisis tiga tahap formulasi strategi, yaitu tahap masukan melaluimatriks External Factor Evaluation (EFE), matriks Internal Factor Evaluation(IFE), tahap pencocokan melalui matriks Internal-External (IE), dan matriksStrength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT), tahap keputusan melaluimatriks Quantitative Strategic Planning (QSP).
Analisis lingkungan eksternal menghasilkan enam peluang dan limaancaman bagi perusahaan. Faktor peluang yang dimiliki perusahaaan adalahpenurunan harga bahan bakar minyak (BBM), luasnya pangsa pasar yang belumdimasuki, pengelolaan limbah (kotoran) kambing menjadi produk bermanfaat,perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan kesehatan,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan teknologi informasiyang semakin pesat, dan tidak adanya produk substitusi bagi produk susukambing. Sedangkan faktor ancaman adalah tingkat inflasi yang berfluktuasi,musim kemarau akan menurunkan produksi pakan ternak, produk susu kambingyang masih bersifat eksklusif bagi masyarakat, masuknya Bogor sebagai salahsatu daerah yang dinyatakan rawan penyakit antraks, pemesanan jumlah produksesuai kebutuhan agen.
Analisis lingkungan internal menghasilkan tujuh kekuatan dan tujuhkelemahan bagi perusahaan. Faktor kekuatan yang dimiliki perusahaaan adalahtingkat loyalitas karyawan yang tinggi, pembagian tugas dan tanggungjawabkaryawan yang jelas, hubungan baik dengan agen atau pembeli, keterjaminanmodal dan sumber keuangan, lokasi perusahaan yang strategis, tersedianya lahandan fasilitas yang memadai, kualitas produk yang terjamin. Sedangkan faktorkelemahan perusahaan adalah kurangnya perencanaan dalam organisasi,rendahnya tingkat pendidikan karyawan, belum memiliki divisi pemasaran,kurangnya diferensiasi produk, sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untukmenjadi seorang agen, jumlah produksi tergantung permintaan pasar, kurangnyaperhatian terhadap sistem informasi.
Matriks EFE menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,296 danmatriks IFE sebesar 2,766. Berdasarkan informasi ini, posisi perusahaan beradapada daerah II, yaitu pada tahap tumbuh dan kembangkan sesuai denganpemetaaan pada matriks IE. Alternatif strategi yang dapat digunakan adalahstrategi intensif dan strategi integratif.
Matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi. Selanjutnyamatriks QSP menghasilkan urutan prioritas strategi yaitu membuka agenpemasaran milik perusahaan sendiri, mencari dan memperbanyak jumlah agenbaru, menambah jumlah populasi kambing untuk meningkatkan produksi susu,meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik dengan pemasokpakan rumput dan dinas peternakan (penyuluh), bekerjasama dengan perusahaanpengolah, melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini dan mulaimenyusun rencana serta target perusahaan ke depan, mengoptimalkan kegiatanpromosi dengan mengambil alih pengelolaan website, membuka jalan untukmenjalin kerjasama baru dengan agen lama.
iv
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKANKAMBING PERAH PADA PT. CAPRITO A. P
KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAITH34052639
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2009
v
Judul skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah Pada
PT. Caprito A. P Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor
Nama : Janri Wolden Halomoan Sirait
NRP : H34052639
Disetujui,Pembimbing
Dr. Ir. Andriyono Kilat AdhiNIP. 131 410 931
Diketahui,Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSNIP. 131 415 082
Tanggal Lulus:
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi
Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah Pada PT. Caprito A. P
Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Janri Wolden. H Sirait H34052639
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Parapat pada tanggal 09 Januari 1987. Penulis adalah
anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak St. L. Oberlin Sirait
dan Ibu Ruly Siallagan.
Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri No. 174561 Ajibata pada
tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SLTP Negeri 2 Girsang Sipangan Bolon Parapat pada tahun
1999 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002 penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMU Negeri 2 Girsang
Sipangan Bolon Parapat dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama,
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI). Penulis merupakan mahasiswa angkatan pertama yang
diterima IPB dengan program baru IPB, yaitu program kurikulum mayor-minor.
Sesuai dengan sistem mayor-minor bahwa pada tahun pertama penulis belum
memiliki jurusan. Pada tahun kedua, penulis baru diterima sebagai mahasiswa
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai organisasi dan
kepanitiaan. Penulis menjadi anggota aktif Komisi Pelayanan Siswa UKM-PMK
IPB (2006-2009), pengajar agama Kristen di SMP Gabungan Ciampea (2006-
2007), pengajar agama Kristen di SMA N. 2 Bogor (2007-2009), koordinator
Persekutuan Siswa Kristen Bogor (PSKB) (2007-2008). Penulis juga aktif di
berbagai kepanitiaaan, yaitu seksi PDD dalam acara Agricultural Converence and
Writing (ACTION) dan seksi acara dalam kegiatan Charity and Responsibility for
Environment Competition (CARE) Himpunan mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) (2007), koordinator seksi PDD dalam acara
Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) siswa Kristen se-Bogor (2007), Wakil
Ketua panitia Temu Besar KPS UKM-PMK IPB (2007), Ketua panitia acara
Retreat Siswa Kristen se-Bogor (2008), Ketua I acara Natal Civitas Akademika
(CIVA) IPB tahun 2008.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul ” Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah
Pada PT. Caprito A. P Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor” ini merupakan salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini penting dilakukan mengingat PT. Caprito Agrindo Prima
merupakan peternakan kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor yang saat ini
sedang menghadapi masalah dalam pengembangan usahanya. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal yang
berpengaruh terhadap perusahaan dan merumuskan strategi terbaik yang sesuai
bagi perusahaan.
Penulis menyadari spenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi
merupakan penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis, semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bogor, Mei 2009
Janri Wolden H. Sirait
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis ucapkan pertama kali kepada Tuhan Yesus Kristus
atas berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis. Berbagai jalan yang panjang
penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini. Tetapi karena kasih dan rancangan-
Nya yang selalu indah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1) Kedua orangtuaku tercinta, Bapak St. L. Oberlin Sirait dan Ibu Ruly Siallagan
atas segala doa, dukungan, perhatian, dan nasehatnya yang tiada hentinya
diberikan kepada penulis. Doa dan dukungan Papa dan Mama selama
penyelesaian skripsi ini sangat berarti bagi penulis. Semoga dengan tulisan
ini dapat memberikan kebanggaan bagi Papa dan Mama.
2) Abang Anson yang telah memberikan nasehat dan dukungan materi selama
penulis melakukan perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
Kakakku yang selalu menyayangiku, Kak Selfy, Kak Esni, Kak Nency, Kak
Pasti, adikku Rosly, dan abangku Zefry yang merupakan sumber inspirasi
yang selalu memberikan semangat selama penyelesaian skripsi ini.
3) Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan masukan, arahan dan selalu menyediakan waktu bagi penulis.
4) Eva Yolynda, SP, MM selaku dosen penguji utama, yang telah memberikan
banyak masukan dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
5) Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M. Agribis selaku dosen penguji wakil
departemen, yang juga telah memberikan banyak masukan dan saran kepada
penulis terkait penulisan skripsi ini.
6) Ir. Anna Faryanti, MSc selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan
dan masukan yang berharga selama penulis melakukan perkuliahan.
7) Mas Ari Wahyuarman, Spt dan Bapak Asep Dadang, SST selaku manager
farm dan penyuluh peternakan PT. Caprito A. P atas kesediaaan dan
bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
8) Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah
memberikan pengetahuan dan bantuan selama penulis melakukan
perkuliahan.
x
9) Teman-teman terkasih di Komisi Pelayanan Siswa UKM-PMK IPB, Tim
sekolah SMA. N 2 Bogor, tim PSKB KPS atas Doa dan dukungannya.
10) Teman-teman Komisi Pelayanan Siswa (KPS) angkatan 42, Ridwan, Mega,
Cipta, Ronal, Tumpal, Jimmy, Maria, Abdul, Catur, Noviyanti, Catur, Hesty,
Sahat, Hotnita atas segala dukungan dan kebersamaaannya.
11) Semua anak-anak Agribsinis 42 atas kebersamaan dan pengalaman berharga
sehingga penulis termotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga menjadi
orang-orang sukses.
12) Anak-anak Andalusia atas, Bang Julyan, Jire, Thomson atas dukungan,
bantuan, dan kebersamaan selama ini.
13) Dani Agribisnis 42 yang menjadi teman seperjuangan penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Irfan, Mada, Immanuel, Zulfan, dan Ferdiansyah atas
dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan anak-anak Pondok Iwan atas
bantuannya.
14) Teman-teman satu KKP di Desa Muara Kabupaten Subang, yang telah
memberikan semangat dan pengalaman yang berharga buat penulis.
15) Teman satu bimbingan saya, Ratna Puspitasari yang menjadi rekan dan
memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Janri Wolden H. Sirait
xi
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ....................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvi
I PENDAHULUAN .............................................................. 11.1. Latar Belakang ............................................................. 11.2. Perumusan Masalah ...................................................... 81.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 101.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 101.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 11
II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 122.1. Gambaran Umum Peternakan Kambing ......................... 12
2.1.1. Karakteristik Kambing ...................................... 122.1.2. Jenis-Jenis Kambing ......................................... 122.1.3. Budidaya Kambing ............................................ 142.1.4. Potensi Usaha Ternak Kambing ....................... 192.1.5. Manajemen Peternakan ....................................... 19
2.2. Penelitian terdahulu ........................................................ 20
III KERANGKA PEMIKIRAN ............................................... 233.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................... 23 3.1.1. Definisi dan Konsep Manajemen ........................ 23 3.1.2. Definisi dan Konsep Strategis .............................. 23 3.1.3. Definisi dan Konsep Manajemen Strategis .......... 24 3.1.4. Proses dan Model Manajemen Strategis .............. 25 3.1.5. Formulasi Strategi .............................................. 26 3.1.6. Alternatif Strategi ............................................... 343.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................... 38
IV METODE PENELITIAN ................................................... 414.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 414.2. Jenis dan Sumber Data .................................................. 414.3. Metode Pengumpulan Data ........................................... 424.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................... 42 4.4.1. Analisis Deskriptif .............................................. 42 4.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal ............................ 43 4.4.3. Analisis Lingkungan Internal ............................... 43 4.4.4. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi................ 43
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................. 525.1. Sejarah dan Perkembangan Perusaahaan ....................... 525.2. Lokasi Perusahaan ........................................................ 535.3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ................................ 555.4. Struktur Organisasi Perusahaan .................................... 565.5. Input ............................................................................. 61
xii
VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ................... 63 6.1. Analisis Lingkungan Eksternal ..................................... 63 6.1.1. Analisis Lingkungan Umum ............................... 63 6.1.2. Analisis Lingkungan Industri .............................. 746.2. Analisis Lingkungan Internal ........................................ 81 6.2.1. Manajemen ........................................................ 82 6.2.2. Pemasaran........................................................... 84 6.2.3. Keuangan ........................................................... 89 6.2.4. Produksi/Operasi ................................................ 90 6.2.5. Penelitian dan Pengembangan............................. 95 6.2.6. Sistem Informasi Manajemen.............................. 95
VII FORMULASI STRATEGI .............................................. 97 7.1. Tahap Masukan (Input) ................................................ 97 7.1.1. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal........... 97 7.1.2. Matriks EFE dan IFE ........................................ 106 7.2. Tahap Pencocokan........................................................ 110 7.2.1. Analisis Matriks IE ........................................... 110 7.2.2. Analisis Matiks SWOT ...................................... 112 7.3. Tahap Keputusan.......................................................... 119 7.3.1. Analisis Matriks QSP ........................................ 119
VIII KESIMPULAN DAN SARAN......................................... 121 8.1. Kesimpulan ................................................................ 121 8.2. Saran .......................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 123
LAMPIRAN .................................................................................. 125
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2003-2007 ................. 2
2. Populasi Kambing Indonesia Tahun 2003-2007 ............. 3
3. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Bogor Tahun 2006 – 2007 ........................................................ 5
4. Kandungan Gizi Susu Menurut Jenis Ternak .................. 6
5. Pencapaian Produksi Hasil Ternak Kabupaten Bogor ..... 7
6. Contoh Formulasi Pakan Hijauan Kambing .................... 17
7. Pakan Penguat dengan Berbagai Komposisi Karakteristik Pesaing....................................................... 18
8. Daftar Fenomena yang akan Menghasilkan Peluang dan Ancaman .................................................... 29
9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ..................... 44
10. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal......................... 45
11. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ..................... 46
12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ....................... 47
13. Matriks QSP.................................................................... 51
14. Daftar Karyawan PT. Caprito Agrindo Prima ................. 61
15. Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008 ............................. 64
16. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008 ............................................................ 66
17. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2004-2007 .. 67
18. Perkembangan dan Pencapaian Konsumsi Protein Hewani Asal Ternak di Kabupaten Bogor..................................... 67
19. Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Kabupaten Bogor Tahun 2003-2008.................................................. 71
20. Peternak Kambing Perah di Kabupaten Bogor Tahun 2009 75
21. Daftar Pemasok Bahan Baku PT. Caprito Agrindo Prima. 80
22. Penjualan Susu Kambing PT Caprito Agrindo Prima Tahun 2008 .................................................................... 84
23. Daftar Agen PT. Caprito Agrindo Prima Tahun 2009 ..... 87
xiv
24. Daftar Peluang dan Ancaman PT. Caprito Agrindo Prima 101
25. Daftar Kekuatan dan Kelemahan PT. Caprito Agrindo Prima................................................................. 106
26. Matriks EFE PT. Caprito Agrindo Prima ........................ 107
27. Matriks IFE PT. Caprito Agrindo Prima ......................... 109
28. Alternatif Strategi Pengembangan Usaha PT. Caprito Agrindo Prima ............................................. 120
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ..................... 26
2. Model Lima Kekuatan Porter............................................. 30
3 Kerangka Pemikiran Operasional....................................... 40
4. Matriks IE ......................................................................... 48
5. Matriks SWOT.................................................................. 49
6 Struktur Organisasi PT. Caprito Agrindo Prima ............... 57
7 Kandungan Gizi Susu Kambing ....................................... 77
8 Saluran Distribusi Produk Susu Kambing PT. Caprito A. P 88
9 Matriks IE PT. Caprito Agrindo Prima ............................. 111
10 Matriks SWOT PT. Caprito Agrindo Prima ....................... 118
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Kuesioner Penelitian Pemberian Rating Faktor Strategis Eksternal dan Internal ............................. 126
2. Kuesioner Penelitian Pemberian Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal ............................. 131
3. Rata-rata Nilai Rating Faktor Strategis Eksternal dan Internal ........................................................ 138
4. Rata-rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal ........................................................ 139
5 Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Usaha PT. Caprito A. P .................................................................. 140
6 Tabel Rata-rata Attractive Score Responden ...................... 145
7 Matriks QSP PT. Caprito Agrindo Prima........................... 147
8 Lokasi Peternakan PT. Caprito Agrindo Prima .................. 149
9 Produk Susu Kambing Kemasan........................................ 149
10 Kandang Laktasi (Menyusui)............................................. 149
11 Kandang Non Laktasi ........................................................ 150
12 Proses Penyajian Pakan Kambing...................................... 150
13 Hasil Pengujian Laboratorium IPB terhadap Susu Kambing 151
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan bidang peternakan di Indonesia merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian yang mengacu pada
pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pada hakekatnya
pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperbesar lapangan pekerjaan, meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat, dan mengaitkan hubungan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap kegiatan usaha peternakan memiliki tanggung jawab untuk menyertakan
tujuan kemanusiaan, kesejahteraan rakyat dan kelestarian sumberdaya alam
bersama dengan tujuan usaha itu sendiri dalam mengejar keuntungan dan
perkembangan.
Salah satu peranan yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi pada
bidang peternakan adalah terjadinya pertumbuhan populasi ternak. Adanya
pertumbuhan populasi ternak akan meningkatkan produksi daging, susu, dan telur
sebagai sumber pendapatan utamanya. Daging, susu, dan telur merupakan produk
utama dari subsektor peternakan yang memegang peranan penting dalam
kontribusinya terhadap perekonomian. Produksi daging, susu, dan telur akan
meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara, yang pada
akhirnya meningkatkan perekonomian negara. Kontribusi bidang peternakan
terhadap perekonomian Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan populasi ternak setiap tahunnya di
Indonesia (Tabel 1). Dari beberapa jenis ternak yang mengalami peningkatan,
salah satu populasi ternak yang mengalami peningkatan cukup tinggi adalah
adalah ternak kambing.
2
Tabel 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2003-2007 (000 ekor)Tahun
No. Jenis2003 2004 2005 2006 2007*)
Ruminansia
1 Sapi potong 10.504 10.533 10.569 10.875 11.366
2 Sapi perah 374 364 361 369 378
3 Kerbau 2.459 2.403 2.128 2.167 2.246
4 Kambing 12.722 12.781 13.409 13.790 14.874
5 Domba 7.811 8.075 8.327 8.980 9.860
Non Ruminansia
1 Babi 6.151 5.980 6.801 6.218 6.756
2 Kuda 413 397 387 398 412
Unggas
1 Ayam buras 277.357 276.989 278.954 291.085 317.420
2 Ayam ras petelur 79.206 93.416 84.790 100.202 106.942
3 Ayam ras pedaging 847.744 778.970 811.189 797.527 920.851
4 Itik 33.863 32.405 32.405 32.481 34.093
Sumber : Badan Pusat Statistik Peternakan (2007)
Keterangan : *) Angka Sementara
Berdasarkan data statistik peternakan Indonesia, mulai dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2007 populasi ternak kambing terus mengalami
peningkatan. Bahkan pada tahun 2007 populasi ternak kambing di Indonesia
mengalami peningkatan sebesar tujuh persen dari tahun sebelumnya, yaitu tahun
2006.
Peningkatan jumlah populasi ternak di Indonesia disebabkan oleh
peningkatan dari populasi ternak kambing di berbagai daerah di Indonesia. Salah
satu sentra produksi peternakan kambing yang juga mengalami peningkatan
populasi adalah di Jawa Barat. Jawa Barat termasuk salah satu sentra produksi
peternakan kambing terbesar di Indonesia. Dari seluruh daerah yang ada di
Indonesia, Jawa Barat menempati posisi ke tiga terbesar dalam penyebaran
populasi ternak kambing di Indonesia (Tabel 2). Populasi terbanyak berada di
Jawa Tengah, diikuti Jawa Timur, dan Jawa Barat.
3
Tabel 2. Populasi Kambing Indonesia Tahun 2003-2007 (ekor)Tahun
No. Provinsi 2003 2004 2005 2006 2007 *)
1 NAD 637.188 647.089 565.776 787.708 894.199
2 Sumut 712.566 717.196 640.500 643.860 712.753
3 Sumbar 256.230 195.176 210.532 223.334 259.058
4 Riau 231.757 203.999 256.324 238.043 250.527
5 Jambi 126.863 132.369 124.955 137.989 155.169
6 Sumsel 436.607 435.504 462.505 463.720 582.534
7 Bengkulu 166.589 108.619 106.357 102.855 106.969
8 Lampung 810.456 824.235 927.736 798.816 846.122
9 Jakarta 5.351 6.971 5.886 9.333 10.373
10 Jabar 930.066 1.144.102 1.138.695 1.148.547 1.393.190
11 Jateng 2.984.845 2.993.138 3.224.067 3.165.040 3.193.842
12 DIY 241.007 256.417 264.681 280.182 282.984
13 Jatim 2.334.554 2.359.375 2.384.973 2.414.350 2.457.059
14 Bali 61.958 44.418 68.788 70.785 70.833
15 NTB 282.500 300.280 338.354 376.130 394.937
16 NTT 435.151 462.101 479.883 496.766 509.230
17 Kalbar 96.360 99.010 106.814 107.762 118.540
18 Kalteng 23.160 37.398 39.846 41.046 43.098
19 Kalsel 84.442 91.911 99.271 107.873 111.733
20 Kaltim 74.335 72.071 59.736 53.105 54.167
21 Sulut 45.910 44.234 41.681 42.759 43.399
22 Sulteng 161.920 163.090 178.434 188.362 171.723
23 Sulsel 555.927 403.505 407.246 433.495 543.672
24 Sultra 73.927 82.160 86.310 97.976 102.645
25 Maluku 156.406 168.719 146.193 149.405 152.394
26 Papua 41.969 55.069 35.555 37.226 41.822
27 Babel 11.377 2.450 4.728 3.561 3.846
28 Banten 522.380 566.716 572.761 681.253 817.732
29 Goronta.lo 137.879 92.944 86.533 96.568 111.098
30 Malut 82.402 70.695 99.982 139.981 149.776
31 Kepri - - 21.558 20.238 20.643
32 Irjabar - - 12.923 11.708 13.163
33 Sulbar - - 209.694 220.179 254.286
Jumlah 12.722.082 12.780.961 13.409.277 13.789.954 14.873.516
Sumber : Badan Pusat Statistik Peternakan (2007)
Keterangan : *) Angka Sementara
4
Dari tabel di atas, diketahui bahwa populasi ternak kambing di Jawa Barat
setiap tahunnya mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2003 sampai tahun
2007. Bahkan pada tahun 2007 populasinya mengalami peningkatan pesat sebesar
21 persen dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2006 (dari jumlah populasi sebesar
1.148.547 ekor menjadi 1.393.190 ekor). Besarnya peningkatan populasi ternak
kambing karena semakin besarnya manfaat yang diperoleh dari usaha peternakan
ini. Selain itu, pemerintah daerah yang semakin gencar untuk memacu
peningkatan kontribusi peternakan terhadap pertumbuhan perekonomian negara,
melalui peraturan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.
Sebagaimana kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Bogor, bahwa pembangunan bidang peternakan di Kabupaten Bogor
merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang mengacu pada peta
kewenangan sesuai otonomi daerah berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Pemerintah Daerah. Bidang Peternakan di Kabupaten Bogor
memiliki peranan strategis dalam pembangunan pertanian untuk menunjang
perekonomian daerah. Hal ini menunjukkan besarnya komitmen dan usaha yang
harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan
peternakan di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, peternakan kambing di
Kabupaten Bogor merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha
pengembangan peternakan secara umum di Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor termasuk dalam salah satu sentra produksi peternakan
kambing terbesar di Jawa Barat. Meskipun populasi ternak kambing di
Kabupaten Bogor setiap tahunnya berfluktuasi (Tabel 3), namun peranan dan
potensi peternakan kambing di Kabupaten Bogor masih sangat besar dalam
perekonomian daerah. Populasi ternak kambing yang berfluktuasi disebabkan
oleh sistem dan cara beternak dalam masyarakat yang masih tradisional.
Produsen cenderung menjual ternak kambing mereka pada saat mereka
mengalami kesulitan dalam keuangan.
5
Tabel 3. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Bogor Tahun 2006 – 2007Jumlah Populasi
No. Jenis Ternak 2004
(Ekor)
2005
(Ekor)
2006
(Ekor)
2007
(Ekor)
r 2006-
2007 (%)
1 Sapi perah 5.356 5.435 5.123 5.268 2.83
2 Sapi potong 16.594 16.622 14.831 17.502 18.01
3 Kerbau 21.172 21.434 21.228 16.662 -21.51
4 Domba 217.855 220.467 229.012 223.253 -2.51
5 Kambing 124.782 120.255 122.064 115.299 -4.46
6 Kambing PE - - 1.382 2.087 51.01
7 Ayam buras - 1.233.467 1.201.644 1.007.202 -16.18
8 Itik 128.846 136.018 241.299 150.986 -37.43
9 Puyuh 3.925 7500 16.000 4.000 -75.00
10 Ayam ras
petelur
3.055.300 3.045.200 3.533.007 3.791.836 7.33
11 Ayam ras
pedaging
8.294.000 8.257.900 11.864.000 12.756.300 7.52
12 Ayam ras
pembibit
799.315 755.301 601.000 748.239 24.50
13 Babi 1.936 3.367 5.779 2.406 -58.37
14 Aneka ternak
- Kelinci 5.063 3.064 4.118 5.756 39.78
- Kuda 126 167 277 292 5.42
- Kera 5.263 5.900 6.498 6.277 -3.40
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2007)
Salah satu usaha ternak yang mengalami peningkatan terbesar adalah
kambing Peranakan Etawah (PE). Peningkatan ini menunjukkan bahwa peternak
lebih mengutamakan hasil produksi kambing berupa susu segar. Sesuai dengan
hasil penelitian bahwa kambing jenis Peranakan Etawah (PE) adalah jenis
kambing yang diusahakan untuk diambil susunya. Hal ini mengindikasikan
bahwa masyarakat lebih mengutamakan peternakan kambing perah yang
mengutamakan produksi susu dari pada beternak kambing yang hanya untuk
mendapatkan daging. Peningkatan populasi ini memberi perhatian yang cukup
6
menarik karena pada tahun 2005 usaha ternak ini belum terdata dalam Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Besarnya kandungan gizi yang terdapat dalam susu kambing membuat
susu hasil produksi kambing perah menjadi berharga di masyarakat. Salah satu
produk susu ternak yang sudah cukup terkenal di masyarakat dan penyuplai
terbesar bagi produksi susu nasional adalah susu sapi perah. Namun, untuk
kandungan gizi yang dihasilkan susu kambing perah memiliki kualitas yang lebih
baik daripada susu sapi perah. Perbedaan komposisi kandungan gizi yang
diperoleh antara susu kambing dan susu sapi dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan Gizi Susu Menurut Jenis Ternak
Persentase KomposisiSumber
Lemak Protein Laktosa Mineral Bahan
Kering
Sapi 3,70 3,40 4,10 0,72 12,70
Kambing 4,10 3,70 4,60 0,80 13,20
Sumber : Warta Penelitian & Pengembangan Pertanian (1981)
Berdasarkan Tabel 4, susu kambing murni memiliki kandungan gizi yang
lebih unggul dibandingkan dengan susu sapi. Susu kambing murni memang
masih terasa asing bagi sebagian masyarakat. Produk susunya pun masih sangat
eksklusif karena dijual dan didistribusikan dalam jumlah terbatas. Padahal dengan
khasiatnya dalam meningkatkan kesehatan tubuh, membantu dan mengatasi
sejumlah penyakit memungkinkan permintaan akan terus meningkat. Susu
kambing telah dikenal masyarakat mempunyai khasiat untuk menyembuhkan
beberapa penyakit tertentu seperti penyakit saluran pernafasan (asma, TBC,
bronkhitis), gastrointestinal, dan untuk menjaga kondisi kesehatan. Segmen pasar
dari susu kambing adalah manfaat, yaitu masyarakat yang berharap memperoleh
manfaat setelah mengkonsumsi susu kambing (Sukmawati 1999).
Pencapaian produksi susu ternak yang tinggi di Kabupaten Bogor harus
ditingkatkan. Kambing merupakan salah satu ternak yang berkontribusi dalam
upaya peningkatan produksi susu ternak di Kabupaten Bogor. Berdasarkan
laporan buku tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun
7
2006, menyatakan bahwa pencapaian target produksi susu masih sebesar 91,78
persen pada tahun 2006 (Tabel 5). Oleh karena itu, produksi susu kambing juga
berperan penting dalam pencapain target produksi tersebut.
Tabel 5. Pencapaian Produksi Hasil Ternak Kabupaten Bogor
No. Komoditi Target Tahun
2006
Realisasi Tahun
2006
Pencapaian
Target (%)
1 Daging (Kg) 57.272.665 74.814.008 130,63
2 Telur (Kg) 30.080.621 34.788.651 115,65
3 Susu (Liter) 9.848.658 9.038816 91,78
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2006)
Salah satu peternakan yang berperan penting dalam peningkatan produksi
susu di Kabupaten Bogor adalah peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo
Prima. PT. Caprito Agrindo Prima yang biasa disebut PT. Caprito A.P merupakan
peternakan kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu,
peternakan ini memiliki peranan penting dalam pemenuhan susu segar di daerah
Bogor dan dalam pencapaian target produksinya. Peningkatan populasi untuk
meningkatkan produksi susu merupakan tujuan yang harus dicapai sebagai salah
satu upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha peternakan kambing
perah di Kabupaten Bogor. Dengan demikian, produksi susu kambing tetap
tersedia dan tercapai sesuai dengan target yang dilakukan oleh Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Pencapaian target produksi tersebut memang tidak mudah bagi PT. Caprito
Agrindo Prima. Proses produksi dalam peternakan tidaklah mudah karena
peternakan merupakan salah satu subsektor yang sangat sensitif terhadap
pengaruh lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal perusahaan.
Produk susu kambing yang masih asing bagi masyarakat merupakan salah satu
tantangan tersendiri bagi PT. Caprito Agrindo Prima untuk memasarkan
produknya. Pengkajian strategi pengembangan usaha yang tepat bagi perusahaan
merupakan salah satu cara untuk menghadapai situasi lingkungan eksternal dan
internal perusahaan yang selalu berubah. Dengan demikian perusahaan dapat
8
memposisikan dirinya dengan tepat untuk dapat bertahan dan mampu berproduksi
sesuai dengan target.
1.2. Perumusan Masalah
PT. Caprito Agrindo Prima merupakan perusahaan peternakan kambing
perah terbesar di Kabupaten Bogor dan telah terdaftar di Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bogor. Peternakan ini berdiri sejak tahun 2001 sebagai
suatu pertenakan kambing perah. Kegiatan usahanya meliputi budidaya kambing
(pembibitan) dan penjualan susu kambing. Sedangkan aktivitas utamanya
difokuskan pada produksi susu kambing perah.
Sejak berdiri, perusahaan selalu dihadapkan dengan berbagai
permasalahan internal dan eksternal perusahaan. Ketidakmampuan dalam
mengelola sumberdaya dan tidak teroptimalkan merupakan permasalahan internal
perusahaan. Disamping permasalahan internal, perusahaan dihadapkan pada
situasi lingkungan eksternal yang senantiasa berubah.
Tidak adanya sasaran dan target perusahaan menyebabkan perusahaan
berproduksi mengikuti permintaan pasar. Hal ini mengakibatkan jumlah produksi
susu selalu berfluktuasi setiap bulan. Perusahaan berproduksi tidak sesuai dengan
kapasitas produksinya. Tidak adanya rencana dan target yang jelas menyebabkan
kerugian bagi perusahaan. Apabila jumlah produksi lebih besar dari permintaan
dari agen dan konsumennya, maka akan terjadi kelebihan produksi. Untuk
mengatasinya, perusahaan akan menjual susu ke pabrik pengolah dengan harga
yang lebih rendah. Sebaliknya, apabila permintaaan lebih besar dari produksi,
perusahaan akan membeli dari peternak lain. Namun, kondisi seperti ini jarang
terjadi bagi perusahaan.
Tidak adanya divisi yang khusus menangani fungsi pemasaran
menyebabkan perusahaan tidak dapat menjual produk hasil produksi. Perusahaan
hanya memanfaatkan agen-agen yang berlokasi di beberapa tempat. Hal ini cukup
berisiko bagi perusahaan karena agen melakukan pemesanan hanya sewaktu-
waktu atau tidak menentu, padahal perusahaan berproduksi setiap hari. Divisi
pemasaran diharapkan mampu mengatasi kelebihan produksi dan memasarkan
produk sesuai kapasitas produksi perusahaan.
9
Fungsi pemasaran perusahaan juga belum begitu berkembang. Saat ini
pasar perusahaan ada di sekitar Bogor dan Jakarta. Untuk wilayah ini, target pasar
perusahaan belum optimal. Perusahaan masih menghadapi kendala karena
sulitnya memasarkan produk mengingat produk susu kambing yang masih bersifat
eksklusif bagi masyarakat. Bagaimana mempromosikan dan memasyarakatkan
susu kambing kepada konsumen seperti susu lainnya menjadi kendala bagi
perusahaan. Oleh karena itu, pada tahun 2009 ini perusahaan menargetkan
pembukaan pasar baru ke luar daerah. Tetapi yang menjadi kendala adalah fungsi
pemasaran perusahaan yang belum berkembang.
Saat ini perusahaan memiliki populasi kambing sekitar 380 ekor tetapi
kambing yang laktasi atau berproduksi hanya 80 ekor. Perusahaan memiliki
kandang koloni yang masih cukup menampung apabila terjadi penambahan
populasi. Selain itu, perusahaan memiliki lahan penanaman rumput hijauan seluas
tiga hektar. Namun, lahan ini tidak teroptimalkan dengan baik sehingga apabila
musim kemarau berkepanjangan perusahaan akan kekurangan pakan. Alternatif
lain, perusahaan akan membeli rumput dari daerah lain dengan harga tinggi yang
akan meningkatkan biaya produksi. Kekurangan pakan akan mempengaruhi
produksi susu kambing. Sebenarnya lahan yang tiga hektar ini cukup bahkan
melebihi kebutuhan populasi kambing yang ada sekarang. Namun, pola
penanaman rumput yang tidak sesuai menyebabkan kekurangan pakan pada
musim kemarau.
Berdasarkan fakta tersebut, sebagai perusahaan yang telah lama berdiri PT.
Caprito Agrindo Prima perlu melakukan beberapa usaha dan tindakan nyata untuk
dapat mengembangkan usahanya lebih baik. Dengan demikian perusahaan dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan internal yang masih terjadi di dalam
perusahaan dan mampu menghadapi segala ancaman yang berasal dari luar.
Dengan demikian perusahaan dapat memposisikan dirinya dan dapat bertahan di
tengah situasi lingkungan yang kurang mendukung. Selain itu, sebagai
perusahaan peternakan kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor, perusahaan
memiliki peranan dalam mengembangkan usaha peternakan kambing perah di
Kabupaten Bogor.
10
Untuk mendapat posisi yang unggul dengan memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif, perusahaan harus mengetahui tujuan yang hendak
dicapai, mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki saat ini, serta
mengetahui peluang dan ancaman yang datang dari luar sehingga dapat
dirumuskan suatu strategi yang sesuai bagi perusahaan. Oleh karena itu, proses
perumusan strategi sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga nantinya didapat suatu strategi
pengembangan usaha yang cocok bagi perusahaan berdasarkan permasalahan
yang dihadapi.
Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang dihadapai oleh PT.
Caprito Agrindo Prima dapat dirumuskan sebagai beikut :
1. Bagaimana faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan
kelemahan) yang dihadapi oleh PT. Caprito Agrindo Prima?
2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh
PT. Caprito Agrindo Prima?
3. Strategi apa yang menjadi prioritas terbaik untuk pengembangan usaha
peternakan kambing perah pada PT. Caprito Agrindo Prima?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal
(kekuatan dan kelemahan) yang dihadapi oleh PT. Caprito Agrindo Prima.
2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha ternak kambing
perah pada PT. Caprito Agrindo Prima melalui analisis faktor eksternal
dan internal.
3. Menentukan prioritas strategi terbaik dalam pengembangan usaha ternak
kambing perah pada PT. Caprito Agrindo Prima.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan seperti berikut :
11
1. Bagi PT. Caprito Agrindo Prima, sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi pihak manajemen dalam pelaksanaan usaha
pengembangan usaha ternak kambing perah.
2. Peneliti selanjutnya, sebagai masukan dan perbandingan bagi penelitian
selanjutnya.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan pengalaman praktis dalam bidang usaha.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis terhadap lingkungan eksternal
daan internal yang berpengaruh terhadap peternakan kambing perah PT. Caprito
Agrindo Prima. Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan
ancaman bagi perusahaan. Analisis lingkungan internal akan menghasilkan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis dilakukan dalam rangka
perumusan strategi pengembangan usaha pada PT. Caprito Agrindo Prima.
12
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Peternakan Kambing
2.1.1. Karakteristik Kambing
Kambing termasuk ternak ruminansia kecil yang bertanduk, tergolong
hewan pemamah biak, berkuku genap, dan bertanduk sepasang (Sarwono 2002).
Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran
tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak,
jumlah anak per kelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran
pendek, dan pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya
adaptasi yang tinggi dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-
lingkungan yang paling buruk pun, kambing masih mampu bertahan hidup.
2.1.2. Jenis-Jenis Kambing
Pengetahuan tentang bangsa-bangsa kambing diperlukan dalam
merencanakan usaha peternakan kambing, terutama saat melakukan seleksi induk
dan pejantan (Mulyono 2003). Di lain pihak, para ahli genetika yang ingin
mendapatkan bangsa baru mencoba mengawinsilangkan dari berbagai bangsa.
Bangsa-bangsa kambing yang ada di Indonesia sebagai berikut :
1. Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia. Di Jawa, kambing
ini disebut juga kambing jawa. Kambing kacang tidak mempunyai garis
keturunan (asal usul) yang khusus karena sebagian besar perkawinannya terjadi di
tanah lapang. Ciri-cirinya adalah badan kecil dan relatif pendek, telinga pendek
dan tegak, baik jantan maupun betina (hampir semua) bertanduk, leher pendek dan
punggung meninggi, warna bulu sangat bervariasi, ada yang hitam, cokelat,
merah, atau belang putih-hitam, tinggi badan jantan dewasa rata-rata 60-65 cm,
sedangkan kambing betina dewasa sekitar 56 cm, serta bobot badan hidup jantan
dewasa sekitar 25 kg dan bobot betina dewasa antara 15-20 kg.
Kambing lokal yang ada di Indonesia ini dipelihara untuk ternak potong
sebagai penghasil daging. Kambing kacang merupakan kambing yang tahan
derita, lincah, dan mampu beradaptasi dengan baik. Kegunaan utamanya adalah
sebagai penghasil daging. Mempunyai kulit yang relatif tipis dengan bulu yang
13
kasar, dan hewan jantannya mempunyai bulu surai yang panjang dan kasar
(Davendra dan Burns 1994).
2. Kambing Merica
Kambing merica juga merupakan kambing asli Indonesia. Sesuai dengan
namanya, kambing merica mempunyai ukuran badan relatif kecil dibandingkan
dengan kambing kacang. Kambing merica banyak terdapat di pulau Sulawesi.
3. Kambing Gembrong
Kambing gembrong juga termasuk kambing lokal Indonesia yang banyak
ditemui di pulau Bali. Ukuran dan bentuk badannya relatif lebih besar dari pada
kambing kacang. Tanda yang khas kambing gembrong adalah bulu-bulu relatif
lebih panjang, terutama yang jantan.
4. Kambing Etawah (Jamnapari)
Kambing jenis ini mempunyai kelebihan pada produksi susunya. Ciri-
cirinya adalah bagian hidung ke atas (dahi) melengkung, telinga panjang (sampai
30 cm) terkulai ke bawah, baik jantan maupun betina bertanduk, kaki panjang
terdapat bulu panjang pada kaki belakang, mulai dari bawah ekor ke arah garis
kaki, warna bulu belang, antara hitam putih, atau coklat putih, betina yang habis
melahirkan mempunyai produksi susu yang sangat baik (3 liter/hari/ekor), ambing
besar dan panjang, seperti botol, tinggi badan ternak jantan antara 90-130 cm dan
tinggi betina/induk antara 75-95 cm, serta bobot badan kambing jantan antara 50-
95 kg dan bobot badan betina hanya berkisar 30-65 kg.
Kambing etawah atau jamnapari merupakan kambing yang paling populer
dan dipelihara secara luas sebagai penghasil susu di India dan Asia Tenggara.
Kambing Jamnapari di impor dari India ke Indonesia pada tahun 1920-an.
Kambing jenis ini sangat baik sebagai hewan perah, dan juga sering dipelihara
sebagai penghasil daging. Mereka mempunyai berbagai warna, termasuk warna
putih, merah coklat, dan hitam. Telinganya menggantung, dengan panjang kurang
lebih 30 cm (Davendra dan Burns 1994).
5. Kambing Peranakan Etawah (PE)
Kambing peranakan etawah merupakan hasil persilangan antara kambing
kacang (lokal) dengan kambing etawah (impor). Kambing PE telah dapat
beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia. Kambing PE mampu
14
menghasilkan susu lebih banyak dibanding dengan kambing kacang dengan
pertumbuhan yang lebih besar, sehingga banyak dipelihara sebagai kambing perah
atau dwiguna, yaitu penghasil daging dan susu. Menurut Mulyono (2003),
kambing perah mempunyai ciri-ciri antara kambing kacang dan kambing
Jamnapari atau etawah, yaitu :
1) bagian hidung ke arah atas melengkung
2) panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit
kaku
3) warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat
4) kambing jantan mempunyai bulu yang agak tebal dan agak panjang di
bawah leher dan pundak, sedangkan bulu kambing betina agak panjang
terdapat di bagian bawah ekor ke arah garis kaki
5) bobot badan hidup kambing perah jantan sekitar 40 kg dan PE betina
sekitar 35 kg.
6. Kambing Saanen
Kambing saanen berasal dari dataran Eropa, yaitu lembah saanen,
Switzerland. Kambing ini juga termasuk tipe perah, walaupun sebagus kambing
etawah. Ciri-ciri kambing saanen baik jantan maupun betina tidak bertanduk;
warna bulu putih atau krem pucat/muda; pada umumnya warna di daerah hidung;
telinga; dan ambing belang (hitam/krem-putih); serta telinga relatif kecil dan
tegak sehingga dahinya terlihat lebar.
2.1.3. Budidaya Kambing
a) Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit ternak harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha apakah
untuk pedaging atau perah, misalnya kambing kacang untuk produksi daging,
kambing etawah untuk produksi susu, dan lain-lain. Pemilihan bibit ternak
merupakan langkah penting setelah penentuan lokasi. Langkah ini bertujuan
untuk memperoleh pertambahan berat badan harian yang tinggi pada rentang
waktu pemeliharaan, sehingga keuntungan yang diperoleh maksimal. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit kambing adalah jenis kelamin
dan penampilan fisik, seperti tubuh besar, sehat, dada dalam dan lebar, kaki lurus,
15
tumit tinggi, penampilan gagah, aktif, buah zakar normal, bulu bersih dan
mengkilat.
Induk yang baik merupakan kunci utama pemeliharaan kambing. Induk
betina yang bertubuh besar pada umumnya menghasilkan susu yang lebih banyak.
Hal pokok yang harus diperhatikan dalam memilih induk betina adalah calon
induk itu harus sehat, tampak bersemangat, aktif bergerak, kepala selalu tegak,
mata bercahaya, pertumbuhan bagus, rambut dan bulu-bulunya mengkilap, dan
bebas dari cacat tubuh yang besifat menurun (Sarwono 2002). Khusus untuk
induk jantan, tubuhnya harus besar dan kuat, buah zakar panjang, dan sifat
kejantanannya terlihat nyata. Calon induk jantan berasal dari induk betina yang
beranak dua atau lebih agar dapat menurunkan anak kembar.
Selain itu, pemilihan bibit harus memperhatikan usia ternak yang masih
muda dan tidak pernah terserang penyakit yang membahayakan. Bibit ternak
yang baik juga harus berbulu bersih dan mengkilat serta mempunyai daya adaptasi
tinggi terhadap lingkungan.
b) Kandang
Kandang diperlukan sebagai tempat berlindung ternak dari hujan dan terik
matahari sehingga ada rasa nyaman. Adanya kandang, peternak dapat melakukan
efisiensi, misalnya menghemat tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan (feed
intake), dan mengurangi terjangkitnya penyakit. Menurut Mulyono (2003) hal-hal
yang harus diperhatikan dalam membuat kandang adalah:
1. pilih tempat/lahan yang tanahnya kering dan agak tinggi
2. jarak kandang relatif jauh dari sumur dan rumah
3. cukup mendapat sinar matahari pagi yang merata dan udara yang segar
serta bersih
4. terlindung dari hembusan angin langsung
5. tersedia tempat pakan dan minum yang mudah dibersihkan, serta
6. gunakan bahan bangunan yang kuat dan murah.
Menurut Sarwono (2002) dalam membangun kandang harus
memperhatikan kondisi, konstruksi, dan perlengkapan kandang. Kondisi kandang
adalah bentuk atau model kandang yang bisa membantu ternak terhindar dari
gangguan alam secara langsung seperti hembusan angin, terpaan hujan, dan
16
sengitan terik matahari. Untuk mendapatkan kandang yang optimal diperlukan
perencanaan konstruksi yang baik. Model kandang disesuaikan dengan keperluan.
Kandang sebaiknya kokoh, awet dipakai, memenuhi syarat kesehatan, dan
nyaman dihuni oleh ternak. Model kandang untuk kambing umumnya berbentuk
panggung yang dibangun diatas permukaan tanah sehingga terdapat kolong
dibawah kandang. Tinggi kolong dari permukaan tanah sekitar 0,5 m.
Konstruksi kandang yang baik adalah kokoh, kuat, dan tahan lama.
Kandang yang baik adalah kandang yang memiliki ventilasi lancar, dindingnya
kuat dan baik, atap tidak bocor, serta lantainya tidak mudah lembab. Rangka dan
dinding kandang bisa terbuat dari kayu, bambu atau beton yang kokoh. Dinding
kandang sebelah kiri, kanan, dan belakang ditutup untuk menghindari arus angin.
Perlengkapan kandang sangat diperlukan dalam rangka mempermudah
pemeliharaan ternak kambing. Menurut Sarwono (2002) perlengkapan kandang
yang dibutuhkan adalah:
1) Tempat pakan (palungan). Tempat pakan yang dibuat permanen akan
memudahkan ternak mendapatkan pakan.
2) Tempat hijauan pakan. Sebagai tempat untuk menyeleksi pakan hijaun
sebelum diberikan kepada kambing.
3) Tempat minum. Disimpan dipinggir kandang bagian dalam agar ternak
dapat memanfaatkannya, terutama saat akan minum.
4) Tempat kompos. Berfungsi untuk mengumpulkan kotoran. Kotoran dan
air kencing kambing ditampung didalamnya. Kotoran ini dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kandang.
5) Pintu kandang. Dibuat cukup lebar dan tinggi sehingga ternak maupun
pemeliharanya dapat dengan mudah keluar masuk kandang.
6) Tangga. Sebagai sarana naik dan turun ternak maupun pemeliharanya.
7) Ruang utama, yaitu ruang utama sebagai tempat ternak agar bisa bergerak
leluasa di dalamnya. Sebaiknya disesuaikan dengan jenis kambing.
c) Pakan
Pemberian pakan untuk ternak dibagi menjadi dua cara, yaitu dengan
digembalakan dan dijatah dalam kandang. Ternak yang diberi pakan dengan cara
dijatah diberikan dua sampai tiga kali sehari. Pemberian pakan secara ekonomis
17
dan teknis yang memenuhi persyaratan, dilandasi beberapa kebutuhan sebagai
berikut (1) kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan sejumlah zat makanan untuk
menjaga dan mempertahankan kondisi tubuh ternak kambing; (2) kebutuhan untuk
pertumbuhan; (3) kebutuhan untuk reproduksi; (4) kebutuhan untuk laktasi yaitu
kebutuhan untuk memproduksi susu untuk anaknya maupun sebagai ternak perah.
Menurut Sarwono (2002) jenis pakan kambing ada dua macam, yaitu
pakan pokok yang terdiri dari hijauan (rumput, legum, dan limbah pertanian) dan
penguat (suplemen, konsentrat, dan pakan tambahan). Kebutuhan nutrisi kambing
berbeda-beda sesuai dengan kondisi umur, status fisiologi, dan tingkat
produktivitasnya. Pemberian pakan yang tepat akan menjaga keseimbangan
kondisi rumen sehingga proses pencernaan mikroba rumen berjalan baik.
Semakin banyak jenis pakan yang diberikan akan semakin baik karena sifat saling
melengkapi diantara bahan-bahan pakan tersebut. Pemberian pakan hijauan untuk
kambing berbagai rumen dapat diformulasikan seperti dalam Tabel 6.
Tabel 6. Contoh Formulasi Pakan Hijauan Kambing
Status Ternak Kambing Rumput (%) Legum (%)
1. Pejantan 75 25
2. Betina dewasa 75 25
3. Betina bunting 60 40
4. Betina menyusui 50 50
5. Kambing muda 60 40
Sumber : Agus Suparyanto, Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor (1995)
Pakan penguat dapat terdiri dari satu macam bahan saja seperti dedak
bekatul padi, jagung atau ampas. Dapat juga dengan mencampur beberapa bahan
tersebut. Pakan penguat bisa diberikan sebagai campuran dengan komposisi
seperti Tabel 7. Konsentrat atau pakan penguat tidak boleh diberikan terlalu
banyak. Sebaiknya pemberian pakan penguat tersebut tidak sekaligus, melainkan
diselingi dengan pemberian hijauan. Sebelum diberi konsentrat, terlebih dahulu
kambing diberi pakan hijauan.
18
Tabel 7. Pakan Penguat dengan Berbagai Komposisi
Persentase dalam Beberapa Pilihan Pakan
(gram)
Bahan yang Diberikan
1 2 3 4 5
a. Jagung 50 - 30 22 30
b. Kacang-kacangan - - 30 35 -
c. Gandum - 50 30 - -
d. Dedak/Bekatul 30 20 - 30 50
e. Bungkil kacang tanah 10 10 - 5 12
f. Ampas tahu 7 17 7 5 -
g. Mineral/Tepung tulang 2 2 2 2 2
h. Garam 1 1 1 1 1
i. Tepung ikan - - - - 5
Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber : Departemen Pertanian (1983)
Optimalisasi pakan dapat dinilai dari jumlah pakan yang diberikan sudah
sesuai dengan standarisasi kebutuhan ternak dan dapat memberikan hasil produksi
yang tinggi dari jumlah pakan yang diberikan tersebut.
d) Pengendalian Penyakit
Kambing akan tumbuh sehat bila suhu tubuhnya sekitar 39,5-40,5 oC,
denyut jantung nya 70–80 per menit, dan kecepatan bernafas 12–13 kali per
menit. Kenaikan suhu tubuh kambing dapat dikarenakan kambing kaget, terlalu
banyak bergerak, atau berada di tempat panas dan lembab (Sarwono 2002).
Pengendalian penyakit pada ternak kambing sangat penting dilakukan. Penyakit
menular pada kambing yang biasa dialami diantaranya penyakit gugur kandungan
menular (brucellosis), tuberculosis, radang limpa (antrax), penyakit mulut dan
kuku, radang kulit karena gigitan lalat, caplak, tungau (parasit luar), dan cacing
(parasit dalam). Penyakit menular ini diantaranya disebabkan oleh virus atau
bakteri. Ternak yang terjangkit penyakit dapat menjadi sumber penularan ternak
lain yang sehat.
19
2.1.4. Potensi Usaha Ternak Kambing
Triwulanningsih (1986), diacu dalam Phalepi (2004) menyatakan bahwa
kambing berperan penting sebagai salah satu penghasil protein hewani, yaitu
memiliki produksi per satuan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan sapi,
daya adaptasi yang baik terhadap iklim tropis yang ekstrim, fertilitas yang tinggi,
selang generasi yang pendek dan berkemampuan dalam memakan segala jenis
hijauan. Hal ini berarti kambing mempunyai efisiensi biologis yang tinggi
daripada sapi.
Pengembangan peternakan kambing perah dimaksudkan sebagai upaya
menjadikan usaha ternak kambing perah sebagai penghasil susu di luar sapi dan
sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi petani (Kamrasyid dan Makin 1984,
diacu dalam Phalepi 2004). Selain itu juga untuk menanggulangi kebutuhan akan
protein hewani dan mengurangi langkah pengimporan susu sapi (Ayuningsih
1994, diacu dalam Phalepi 2004). Apabila ternak kambing dikembangkan secara
luas akan dapat meningkatkan gizi masyarakat di pedesaan melalui
pengkonsumsian susu kambing.
Berdasarkan produksi susu yang dihasilkan, peternakan kambing perah
masih memiliki potensi yang cukup baik. Djajanegara et al (1993), diacu dalam
Phalepi (2004) menyebutkan karena tingginya kegiatan pengimporan susu dan
masih rendahnya produksi susu sapi di dalam negeri, serta kurangnya toleransi
saluran pencernaan sebagian masyarakat terhadap susu sapi, maka peningkatan
produksi susu kambing menjadi penting dilakukan. Hal ini terutama dalam
menanggulangi kekurangan gizi dan kesehatan masyarakat pedesaan.
2.1.5. Manajemen Peternakan
Rasyaf (1999), diacu dalam Sasongko (2006) menyebutkan bahwa istilah
peternakan dan “ternak” mengandung makna tertentu yang bersifat timbal balik
antara dua sistem. Istilah peternakan merupakan kegiatan yang mengelola ternak.
Peternakan merupakan suatu kegitan usaha yang menerapkan prinsip-prinsip
manajemen pada aspek teknis beternak yang selaras berlandaskan ilmu peternakan
yang benar agar tujuan usaha tercapai. Dengan demikian manajemen peternakan
tidak dapat dipisahkan dengan peternakan. Sehingga apabila prinsip-prinsip
20
peternakan tidak diterapkan maka kegiatan itu bukanlah peternakan yang
komersial.
Dalam manajemen peternakan, suatu usaha peternakan dapat dikatakan
komersil bila ada permintaan atas produk dari usaha itu (Rasyaf 1999, diacu
dalam Sasongko 2006). Dalam hal ini jumlah produksi disesuaikan dengan aspek
permintaan. Namun, sekarang ini jumlah produksi tidak lagi didasarkan pada
permintaan konsumen, tetapi berawal dari penawaran produsen.
Manajemen peternakan bukanlah sesuatu yang menunjukkan “apa yang
seharusnya”, melainkan “apa yang sebaiknya”. Oleh karena itu, hasil yang
diperoleh dapat berlainan antara suatu peternakan dengan peternakan lain
walaupun sumber ilmu manajemennya sama. Dalam hal ini pengusaha atau
peternak dihadapkan pada berbagai konsep manajemen yang kelak dapat
membantunya mencapai tujuan. Rasyaf 1999, diacu dalam Sasongko 2006
membagi kegiatan peternakan menjadi tiga proses, yaitu kegiatan awal produksi
(pemilihan lokasi, bibit, makanan, pemeliharaan, dan pencegahan penyakit),
dilanjutkan dengan kegiatan produksi, dan diakhiri dengan kegiatan pasca
produksi.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan
oleh para peneliti sebelumnya. Demikian juga penelitian mengenai strategi
pengembangan usaha kambing perah juga telah banyak dilakukan. Berikut
beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian mengenai strategi
pengembangan usaha.
Sasongko (2006) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Peternakan Kambing dan Domba Pada MT Farm, Ciampea,
Bogor” melakukan analisa kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan alternatif
strategi dalam pengembangan usahanya. Penelitian tersebut bertujuan
merekomendasikan alternatif strategi yang paling sesuai bagi perusahaan untuk
mengembangkan usahanya melalui identifikasi strategi usaha yang telah
dilaksanakan perusahaan dan melalui analisis faktor-faktor eksternal dan internal
yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi perusahaan. Alat
analisis yang digunakan adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT, dan AHP. Dari
21
hasil penelitian disimpulkan perusahaan berada pada posisi IV (grow dan build)
dengan strategi yang tepat untuk dilaksanakan adalah strategi intensif dan
integratif. Berdasarkan analisis AHP diperoleh strategi yang menjadi prioritas
utama adalah memperbaiki perencanaan perusahaan dengan menyusun target dan
rencana penjualan berdasarkan pasokan ternak yang ada. Sedangkan yang
menjadi prioritas ke dua adalah membangun dan memperkuat jaringan usaha
dengan lembaga-lembaga aqiqah maupun pedagang.
Laksana (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Formulasi Strategi
Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action
Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede,
Kabupaten Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat
bagi usaha penggemukan hewan ternak kambing Kelompok Harapan Mekar
melalui identifikasi kondisi usaha dan identifikasi faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi usaha tersebut. Berbeda dengan penelitian yang lain,
penelitian ini menggunakan alat analisis benchmarking setelah menggunakan alat
analisis matriks IFE, EFE, dan SWOT. Benchmarking dilakukan dengan cara
membandingkan keadaan dan posisi yang ada saat ini dengan pesaing/pemain
utama pada usaha ini. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan prioritas strategi
yang dipilih adalah perluasan kandang, penyediaan obat-obatan dan makanan
tambahan serta strategi pemasaran di luar Idul Adha.
Prihatini (2008) melakukan penelitan yang berjudul “Analisis Prospek dan
Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah (PE) di
Pondok Pesantren Modern Sahid Gunung Menyan, Bogor”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prospek usaha ternak kambing PE di pondok
Pesantren Sahid berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh dan kelayakan
finansialnya serta menentukan alternatif strategi yang cocok digunakan untuk
keberhasilan pengembangan usahanya. Alat analisis finansial yang digunakan
penelitian ini adalah R/C, NPV, Net B/C Ratio, dan IRR. Selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan matriks SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi yang
cocok bagi usaha. Berdasarkan analisis pendapatan dan finansial (data tahun
2006) diperoleh R/C=0,83 IRR=11,7 % (pada tingkat diskonto 14%), dan B/C
Ratio=0,90. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha ternak tersebut tidak layak.
22
Dari hasil penelitian diperoleh alternatif strategi yang cocok bagi usaha adalah
strategi W-O dengan harapan dapat mengatasi kelemahan dan memanfaatkan
peluang.
Penelitian Santoso (2008) yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis
Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” bertujuan merumuskan
strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi usaha melalui identifikasi faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) usaha.
Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
usaha adalah matriks IFE dan EFE. Selanjutnya dianalisis dengan matriks IE
untuk mengetahui posisi usaha saat ini. Dari matriks IE diketahui posisi usaha
dalam kategori sedang, yaitu dengan strategi hold and maintenance (strategi
stabilitas). Berdasarkan posisi usaha yang didapat dilanjutkan dengan matriks
SWOT untuk mengetahu alternatif strategi yang sesuai bagi usaha. Dengan
QSPM diperoleh kesimpulan strategi yang tepat bagi usaha adalah melakukan
promosi dan melakukan pencatatan keuangan dan administrasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat
hubungan dengan penelitian ini. Secara umum topik yang digunakan sama, yaitu
mengenai strategi pengembangan usaha dengan menggunakan pendekatan
manajemen strategi. Penelitian-penelitian tersebut juga dilakukan terhadap usaha
yang sejenis, yaitu peternakan kambing walaupun penelitian ini difokuskan
terhadap usaha kambing perah. Secara umum penelitian ini memiliki tujuan yang
sama, yaitu dalam perumusan strategi pengembangan usaha dilakukan identifikasi
lingkungan eksternal dan internal usaha dengan mengkombinasikan peluang dan
ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan.
Secara umum alat analisis yang digunakan juga sama, yaitu, matriks EFE,
IFE, IE, SWOT, dan QSPM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah lokasi yang menjadi objek penelitian. Selain itu, penelitian ini penting
karena objek penelitian ini merupakan perusahaan peternakan kambing perah
terbesar di Kabupaten Bogor. Dalam hal ini, peternakan ini sudah berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) dengan populasi yang cukup besar dibandingkan dengan
peternak kambing lain yang ada di Kabupaten Bogor.
23
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Definisi dan Konsep Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaaan semua lain-
lain sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan (Stoner 1992). Manajemen mengacu pada proses dalam
menyelesaikan suatu aktivitas secara efisien dan dengan melalui orang lain. Oleh
karena itu, manajemen merupakan seni dalam mengelola sumberdaya manusia
untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara umum, manajemen mengacu pada lima fungsi dasar, yaitu:
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf
(staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling). Dengan
demikian dapat didefinisikan bahwa manajemen sebagai bekerja dengan orang-
orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling).
3.1.2. Definisi dan Konsep Strategis
Secara harfiah, strategi merupakan suatu siasat. Menurut Thompson
(1989), strategi secara konseptual merupakan cetak biru dari semua usaha dan
pendekatan manajerial untuk mencapai tujuan dan menjalankan misi organisasi.
Strategi adalah sarana yang digunakan untuk untuk mencapai tujuan akhir
(sasaran) dan bukanlah sekedar suatu rencana.
Strategi juga dapat dikatakan sebagai respon secara terus-menerus maupun
adaptif terhadap lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan) yang dapat mempengaruhi organisasi (Steiner
dan Miner 1997, diacu dalam Rangkuti 2003). Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan
24
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan.
Setiap perusahaan atau oganisasi selalu dihadapkan pada lingkungan yang
selalu berubah dengan cepat setiap saat. Untuk mengatasi perubahan tersebut
sangat dibutuhkan suatu kemampuan yang dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, strategi juga dikaitkan dalam penentuan posisi
suatu organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya (Yusanto dan
Widjajakusuma 2003).
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain
yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-
konsep tersebut antara lain distinctive competence, yaitu kompetensi yang unik
dan menonjol, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan
kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya bersandar pada keahlian
tenaga kerja dan kemampuan sumberdaya. Competitive advantage, yaitu kegiatan
spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan
dengan pesaingnya yang dapat dilkakukan dengan diferensiasi (Rangkuti 2003).
3.1.3. Definisi dan Konsep Manajemen Strategis
Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan strategi yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck 1996).
Kegiatan yang terencana dan menyeluruh ini merupakan kegiatan manajemen
strategis.
Dalam konteks manajemen, istilah strategis menunjukkan bahwa
manajemen strategis memiliki cakupan proses manajemen yang lebih luas hingga
pada tingkat yang lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan organisasi dalam
konteks keberadaannya dalam lingkungan eksternal dan internalnya. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh David (2006) bahwa manajemen strategis
adalah ilmu dan seni untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
25
mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan suatu organisasi
mencapai tujuannya.
Selain itu, dapat juga dikatakan bahwa manajemen strategis adalah sebuah
proses manajemen atas fungsi keputusan-keputusan pada manajer yang
menghubungkan tiga faktor kunci, yaitu lingkungan tempat perusahaaan
melakukan kegiatan, sumberdaya yang dimiliki yang siap melayani serta harapan
dan tujuan berbagi kelompok penunjang untuk kelangsungan hidupnya.
Berhubungan dengan itu, Kotler (2002) mendefinisikan manajemen strategis
sebagai proses manajerial untuk mengembangkan dan mempertahankan
kesesuaian yang layak antara sasaran dan sumberdaya perusahaan dengan peluang
pasar yang selalu berubah.
Manajemen strategi memiliki pengertian yang cukup luas bagi suatu
perusahaan. Manajemen strategi merupakan suatu integrasi antara sistem
administrasi, struktur dan budaya organisasi dengan pengambilan keputusan
strategi dan operasional pada setiap tingkat hierarki dalam perusahaan. Oleh
karena itu, manajemen strategi adalah suatu proses yang berlangsung terus-
menerus dan bertahap yang bertujuan untuk menjaga organisasi secara
keseluruhan dapat sesuai dengan lingkungannya.
Menurut Stricklan dan Thompson (1989), manajemen strategis memiliki
lima langkah dalam pelaksanaannya, yaitu: (1) mendefinisikan bisnis dan
membangun misi perusahaan; (2) menerjemahkan misi perusahaan tersebut dalam
tujuan jangka panjang dan jangka pendek; (3) menyusun strategi yang sesuai
dengan situasi dan dapat mencapai target pelaksanaan; (4) mengimplementasikan
strategi; dan (5) mengevaluasi pelaksanaan, me-review kembali situasi, dan
memulai perbaikan yang cocok.
3.1.4. Proses dan Model Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis merupakan cara yang dilakukan oleh para
perencana untuk menentukan sasaran dalam membuat kesimpulan strategis.
Proses manajemen strategis dikatakan sebagai proses yang berkelanjutan dan
berulang karena ini tidak akan berhenti selama perusahaan tersebut masih
beroperasi. Ia akan membentuk siklus atau daur hidup yang selalu disesuaikan
dengan perubahan zaman. Proses ini akan terdiri dari beberapa tahapan yang
26
dimulai dari tahap pertama menuju tahap berikutnya sampai tahap terakhir dan
kemudian akan kembali lagi pada tahap pertama untuk menyusun kembali
strategi selanjutnya yang lebih baik lagi bagi perusahaan. Seperti yang dikatakan
David (2006) bahwa manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap
formulasi strategi, tahap implementasi strategi, dan tahap evaluasi strategi.
Model komprehensif manajemen strategis menggambarkan tahapan proses
yang dilakukan dalam pengkajian manajemen strategis.
PENDEKATAN SEDERHANA DAN LANGSUNG TERHADAP PERENCANAAN STRATEGIS
Melak
Formulasi Implementasi Evaluasi Strategi Strategi Strategi
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2006)
3.1.5. Formulasi Strategi
Formulasi strategi dapat diartikan sebagai seluruh fungsi organisasi dalam
menetapkan arah organisasi, menetapkan tujuan serta memikirkan aturan main
organisasi (Thompson 1989). Formulasi strategi meliputi analisis, perencanaan,
dan seleksi strategi yang dikembangkan dengan harapan bahwa tujuan organisasi
akan dapat tercapai. Seperti yang dikatakan David (2004) bahwa tahapan
MengembangkanPernyataan Visi& Misi
MenetapkanTujuanJangkaPanjang
Merumuskan,Mengevaluasi, danMemilihStrategi
ImplementasiStrategi-IsuManajemen
Implementasi strategi-Isu-isuPemasaran,Keuangan,Akuntasi,PenelitiandanPengembangan, SistemInformasiManajemen
Mengukur danMengevaluasiKinerja
MenjalankanAudit Eksternal
MenjalankanAudit Internal
27
formulasi strategi merupakan suatu tahapan yang meliputi pengembangan misi
perusahaan, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan objektif jangka
panjang, dan menetapkan strategi pokok yang perlu diimplementasikan.
1. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Penentuan visi dan misi suatu perusahaan merupakan langkah awal dalam
proses perencanaan. Sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi strategi.
Ketiga komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang dan
mempunyai peran dalam perencanaan strategi.
Visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Visi
adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan dan tujuan perusahaan dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Dirgantoro 2001).
Pernyataan visi menjawab pertanyaan ”Apa yang ingin kita capai?”. Sedangkan
menurut Umar (2003), visi suatu perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang
keadaan dimasa yang akan datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh
personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling
bawah. Suatu pernyataan visi yang jelas membantu organisasi dalam tiga hal:
1. Visi memberi arah, yaitu fokus perhatian untuk masa yang akan datnag
2. Visi akan memberikan arahan pada keputusan
3. Visi akan memotivasi karyawan untuk bisa bertindak
Drucker (1970) mengatakan pengajuan pertanyaan ”Apa bisnis kita?”
sama dengan mengajukan ”Apa misi kita?”. Misi merupakan pernyataan abadi
mengenai tujuan yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang
serupa, pernyataan misi merupakan deklarasi ”alasan keberadaan” suatu
organisasi. Oleh karena itu, sebuah pernyataan misi yang jelas sangat penting
untuk menetapkan sasaran dan merumuskan strategi. Misi suatu perusahaan
merupakan tujuan (purpose) unik yang membedakan dari perusahaan-perusahaan
lain yang sejenis dan mengindentifikasi cakupan operasinya. Oleh karena itu,
misi mengidentifikasi ruang lingkup dan operasi perusahaan yang mencakup:
pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi yang digunakan, perhatian untuk
hidup, falsafah, dan konsep diri serta perhatian citra publik.
28
Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat
dipakai sebagai alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga
untuk keputusan strategi. Tujuan perusahaan atau organisasi akan mempunyai
banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen
puncak dengan baik dapat merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan,
dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan. Umumnya suatu perusahaan
memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain: (1) keuntungan; (2) efisiensi;
(3) keputusan dan pembinaan karyawan; (4) kualitas produk atau jasa untuk
konsumen dan pelanggan; (5) menjadi anggota perusahaan yang memiliki
tanggung jawab sosial dan hubungan yang baik dengan masyarakat; (6) pemimpin
pasar; (7) maksimasi deviden atau harga saham untuk para pelanggan saham; (8)
survival atau kelangsungan hidup; (9) kemampuan adaptasi; (10) pelayanan
masyarakat (Jauch dan Glueck 1988).
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal
yang mempengaruhi perusahaan objek penelitian. Kondisi lingkungan eksternal
merupakan setiap faktor yang berasal dari luar jangkauan organisasi dan kendali
perusahaan, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan
tersebut. Perusahaan akan menerapkan strategi untuk menghindari ancaman dan
memanfaatkan peluang yang ada. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari
lingkungan umum dan lingkungan industri.
a) Lingkungan Umum (Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Teknologi)
Lingkungan umum merupakan lingkungan yang jauh dari perusahaan
dalam tingkatan operasi perusahaan. Faktor-faktor lingkungan umum meliputi
situasi politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan teknologi yang mempengaruhi
operasional perusahaan. Analisis ini akan menghasilkan sejumlah variabel yang
menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya
(David 2004). Variabel-variabel ini menjadi faktor sukses kritis dalam perumusan
strategi pengembangan usaha.
29
Tabel 8. Daftar Fenomena yang akan Menghasilkan Peluang dan Ancaman
Politik Sosial dan Budaya
• Situasi politik negara
• Kebijakan politik luar negeri
• Regulasi dan deregulasi
pemerintah
• Peraturan pajak
• Kebijakan subsidi
• Kebijakan fiskal dan moneter
• Peraturan tenaga kerja
• Peraturan impor, ekspor, dll
• Pertumbuhan penduduk
• Kepercayaan
• Gaya hidup
• Sikap terhadap mutu produk
• Jumlah penduduk
• Tingkat pendidikan rata-rata
• Perilaku terhadap pemerintah
• Perilaku belanja
• Manajer limbah
Ekonomi Teknologi
• Tingkat inflasi
• Kecenderungan PDB
• Ketersediaan kredit
• Pola konsumsi
• Kurs mata uang
• Tingkat pajak
• Tren pertumbuhan ekonomi, dll
• Perkembangan teknologi dan
informasi
• Kecenderungan perkembangan
teknologi yang unik dalam
industri
• Perkembangan teknologi dasar
Sumber : David (2004)
b) Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang lebih dekat
dengan perusahaan dibandingkan dengan lingkungan umum. Lingkungan industri
memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan untuk mencari posisi bersaing
yang menguntungkan dalam industri. Posisi ini didapat dengan mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi struktur dan persaingan di dalam industri
tempat perusahaan tersebut beroperasi. Dengan demikian, perusahaan dapat
mengantisipasi segala ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada dalam
industri tersebut.
30
Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Model Lima-
Kekuatan bersaing. Menurut Porter, diacu dalam David (2006) sifat persaingan
dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan:
1. Persaingan antarperusahaan sejenis
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
3. Potensi pengembangan produk substitusi
4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen
Gambar 2. Model Lima Kekuatan PorterSumber: David (2006)
3. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal perusahaan terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk
menemukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Lingkungan internal
perusahaan merupakan seluruh kegiatan yang terdapat didalam perusahaan yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Menurut Wheelen and Hunger (1994)
faktor-faktor lingkungan internal meliputi : (1) struktur organisasi perusahaan,
yaitu cara bagaimana organisasi mengorganisir dalam hal komunikasi, peraturan,
wewenang, dan pembagian kerja; (2) budaya perusahaan, merupakan pola
sekumpulan kepercayaan, harapan, dan nilai yang dipahami; (3) sumberdaya
perusahaan, termasuk di dalamnya sumberdaya manusia, produksi, keuangan,
pemasaran serta penelitian dan pengembangan.
Potensi pengembangan produk substitusi
Kekuatan tawar-menawar
penjual/pemasok
Kekuatan tawar-menawarpembeli/konsumen
Persainganantarperusahaan
sejenis
Kemungkinan masuknya pesaing baru
31
David (2004) memfokuskan lingkungan internal perusahaan menjadi enam
bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal yaitu :
1. Fungsi Manajemen, meliputi lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staf, dan pengendalian.
Kelima kegiatan dasar ini diterapkan pada struktur organisasi perusahaan
secara keseluruhan.
2. Fungsi Pemasaran. Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses
menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Terdapat sembilan dasar fungsi
pemasaran: (1) analisis pelanggan; (2) membeli sediaan; (3) menjual
produk/jasa; (4) merencanakan produk dan jasa; (5) menetapkan harga; (6)
distribusi; (7) riset pemasaran; (8) analisis peluang; dan (9) tanggungjawab
sosial.
3. Fungsi Keuangan. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal
terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi
investor. Dapat dilihat dari likuiditas, solvabilitas, modal kerja,
profitabilitas, pemanfaatan harta, arus kas, dan modal suatu perusahaan.
4. Fungsi Produksi/Operasi, terdiri dari semua aktivitas yang mengubah
masukan (input) menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi
terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan: proses, kapasitas, sediaan,
tenaga kerja, dan mutu.
5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan. Perusahaan yang menjalankan
strategi pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang
kuat. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
kompetitif perusahaan.
6. Fungsi Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sebuah sistem informasi
yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, melakukan
sintesis, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat
menjawab pertanyaan operasional dan strategis yang penting. Tujuan dari
sistem informasi manajemen adalah memperbaiki prestasi perusahaan
dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. SIM terdiri dari database
yang berisi berbagai jenis catatan dan data yang penting bagi para manajer.
32
4. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan salah satu alat analisis yang
penting bagi perusahaan. Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan saat ini
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lingkungan eksternal (peluang dan
ancaman) dan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan. Oleh
karena itu, alternatif strategi yang dihasilkan nantinya sesuai dengan kondisi
perusahaan. Analisis ini menghasilkan matriks External Factor Evaluation (EFE)
dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks IE merupakan gabungan
antara matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation
(IFE) yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks EFE dan
matriks IFE. Oleh karena itu, matriks IE diperoleh dari matriks External Factor
Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE).
Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam
diagram skematis dalam sembilan sel, sehingga disebut juga matriks portofolio.
Oleh karena itu, matriks ini digunakan untuk merumuskan alternatif strategi
perusahaan karena setiap divisi dalam perusahaan akan dianalisis secara detail.
Dalam penyajiannya, matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki
implikasi strategi yang berbeda, yaitu tumbuh dan bangun (growth and build),
pertahankan dan pelihara (hold and maintain), panen atau divestasi (harvest or
divest).
5. Analisis Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)
Matriks SWOT berada pada tahap kedua (tahap pencocokan) dalam
analisis tiga tahap formulasi strategi. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan
matriks EFE dan matriks IFE. Matriks EFE dan IFE diperoleh dari hasil analisis
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang
dan ancaman) perusahaan. Pada matriks ini penentuan key success factors untuk
lingkungan eksternal dan internal merupakan bagian yang sulit sehingga
dibutuhkan judgment yang baik (Umar 2008). Berhubungan dengan itu, analisis
SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,
tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti
2003).
33
Walaupun sederhana dan bersifat langsung dalam penggunaannya, namun
dapat menyajikan suatu analisis yang komprehensif dan akurat tentang usaha yang
dilaksanakan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT harus dapat
mengambil peluang yang tersedia bagi perusahaan dan mengurangi atau
menghindari ancaman yang ada dengan mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang membantu manajer
dengan menggunakan empat tipe alternatif strategi, yaitu :
1. Strategi S-O atau strategi kekuatan-peluang, menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi W-O atau strategi kelemahan-peluang, bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.
3. Strategi S-T atau strategi kekuatan-ancaman, menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal.
4. Strategi W-T strategi kelemahan-ancaman, merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman lingkungan.
6. Matriks QSP
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) atau Matriks Perencanaan
Strategis Kuantitatif merupakan teknik yang dipakai pada tahap ketiga dari
kerangka kerja analisis formulasi strategi. Teknik ini secara jelas menunjukkan
strategi alternatif mana yang paling baik (prioritas) untuk dipilih dari beberapa
alternatif strategi yang tersedia. QSPM menggunakan input dari analisis pada
tahap pertama dan hasil pencocokan dari tahap kedua yang memberikan informasi
untuk dianalisis selanjutnya melalui QSPM di tahap ketiga (tahap keputusan)
dalam analisis tiga tahap formulasi strategi. Artinya, matriks EFE, matriks IFE,
matriks IE, dan matriks SWOT pada tahap pertama dan dua menyediakan
informasi yang diperlukan untuk menetapkan QSPM.
Matriks perencanaan strategis kuantitatif merupakan suatu proses yang
dimulai dengan melakukan evaluasi pilihan alternatif secara objektif, menetapkan
daya tarik relatif dan tindakan alternatif yang layak, sampai dengan memutuskan
34
strategi mana yang terbaik untuk diterapkan. Oleh karena itu, QSPM merupakan
alat yang direkomendasikan untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif secara
objektif, berdasarkan key success factors untuk sukses internal dan eksternal yang
telah diidentifikasi sebelumnya.
Jadi secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan
kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang
telah dipilih berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal
dan internal dimanfaatkan atau diperbaiki, untuk menentukan strategi mana yang
dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Daya tarik relatif dari setiap
strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menetapkan dampak kumulatif
dari setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal.
Dalam penyusunannya, QSPM memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas jumlah
strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi. Sedangkan kekurangannya adalah
membutuhkan ketelitian dalam memadukan factor-faktor eksternal dan internal
yang terkait dalam proses keputusan.
3.1.6. Alternatif Strategi
David (2006) memberikan definisi mengenai strategi alternatif yang dapat
dijalankan sebuah perusahaan yang dibagi dalam empat kelompok besar dan
dikategorikan dalam 12 tindakan.
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal
merupakan tiga macam strategi yang termasuk dalam kelompok strategi integrasi.
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih
terhadap distributor, pemasok, dan/atau para pesaing baik melalui merger,
akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.
1. Strategi Integrasi ke Depan
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang
besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila
perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan
mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasa
mereka, sehingga mengganggu stabilitas produksi. Padahal, perusahaan
35
mampu untuk mengelola pendistribusian dimaksud dengan sumberdaya
yang dimiliki.
2. Strategi Integrasi ke Belakang
Merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok
perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan.
3. Strategi Integrasi Horizontal
Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan
terhadap para pesaing perusahaan walau harus dengan memilikinya. Salah
satu kecenderungan yang paling signifikan dalam manajemen strategi
dewasa ini adalah dengan menggunakan strategi integrasi horizontal
sebagai suatu strategi pertumbuhan. Jadi, tujuan strategi adalah untuk
mendapatkan kepemilikan dan/atau meningkatkan pengendalian para
pesaing.
b. Strategi Intensif
Tiga strategi yang dikelompokkan ke dalam strategi intensif adalah strategi
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Disebut
demikian karena strategi-strategi ini dalam implementasinya memerlukan usaha-
usaha intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk-
produk yang ada.
1. Strategi Penetrasi Pasar
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau
jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat
diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersama dengan
strategi lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan,
items untuk promosi penjualan, dan/atau usaha-usaha promosi lainnya.
Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan
usaha pemasaran yang maksimal.
2. Strategi Pengembangan Pasar
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa
yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan
36
daerah baru. Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar.
Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan
kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta
adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh.
3. Strategi Pengembangan Produk
Strategi ini merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat
meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasikan
produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang. Strategi ini biasanya
memerlukan penelitian yang luas dan tajam serta membutuhkan biaya
yang cukup besar. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki
dan/atau mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan
jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan produk
sejenis yang lebih baik, dan/atau lebih murah, memiliki kemampuan untuk
mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh.
c. Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum strategi diversifikasi yang sudah banyak diketahui dan
diimplementasikan, yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, dan
diversifikasi konglomerat. Secara keseluruhan, kelompok strategi ini makin lama
makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan
manajemen dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas perusahaan yang berbeda-
beda tersebut.
1. Strategi Diversifikasi Konsentrik
Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menambah produk dan jasa yang
baru tetapi masih saling berhubungan. Tujuan strategi ini adalah untuk
membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. Hal ini
dapat dilakukan jika bersaing pada industri yang pertumbuhannya lambat
atau decline.
2. Strategi Diversifikasi Horizontal
Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa pelayanan
yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untuk ditawarkan pada para
konsumen yang ada sekarang. Tujuan strategi ini adalah untuk menambah
produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan
37
yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika produk baru dapat mendukung
produk lama, persaingan pada produk lama berjalan ketat dan dalam
tahapan mature, distribusi produk baru kepada pelanggan lancar, dan pada
tingkat yang lebih dalam adalah bahwa musim penjualan dari kedua
produk relatif beda.
3. Strategi Diversifikasi Konglomerat
Strategi diversifikasi konglomerat merupakan strategi dengan
menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan. Tujuan
strategi ini adalah menambah produk baru yang yang tidak saling
berhubungan untuk pasar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan jika
industri di sektor ini telah mengalami kejenuhan, ada peluang untuk
memiliki bisnis yang tidak berkaitan yang masih berkembang baik, serta
memiliki sumberdaya untuk memasuki industri baru tersebut.
d. Strategi Defensif
1. Retrenchment Strategy
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan aset
perusahaan. Hal ini dilakukan karena, misalnya telah terjadi
penurunan penjualan dan laba perusahaan. Retrenchment yang
kadang-kadang disebut juga sebagai strategi turnaround dirancang
agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya.
2. Strategi Divestasi
Divestasi maksudnya menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan.
Strategi divestasi sering digunakan dalam penambahan modal dari
suatu rencana investasi untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang
telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Implementasi strategi ini
adalah misalnya, dengan menjual sebuah unit bisnis. Hal ini dapat
dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan
keberadaannya karena, misalnya terus merugi dan berdampak pada
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3. Strategi Likuidasi
Likuidasi maksudnya menjual seluruh aset perusahaan yang dapat
dihitung nilainya. Strategi likuidasi merupakan sebuah pengakuan dari
38
suatu kegagalan. Strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan.
Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat
dipertahankan keberadaannya. Dengan menjual harta perusahaan,
maka pemegang saham (modal) akan dapat memperkecil kerugiannya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
PT. Caprito Agrindo Prima merupakan peternakan kambing perah terbesar
yang ada di Kabupaten Bogor. Usaha ini sudah cukup lama berdiri, yaitu sejak
tahun 2001. Dalam perjalanannya, mulai awal berdiri sampai sekarang perusahaan
belum mampu berproduksi secara optimal, sehingga perkembangan usahanya
selalu naik-turun. Hal ini karena PT. Caprito Agrindo Prima selalu dihadapkan
dalam berbagai masalah, baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar
(eksternal). Permasalahan ini berdampak pada produktivitas dan besarnya
penerimaan perusahaan. Akan tetapi disamping permasalahan yang dihadapi,
perusahaan ini juga memiliki sejumlah keunggulan dan peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya Oleh karena itu,
untuk dapat menghadapi permasalahan tersebut, perusahaan perlu menyusun
strategi yang tepat berdasarkan kekuatan dan peluang serta kelemahan dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.
Proses perumusan strategi harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan
berdasarkan teori yang sesuai dan alat analisis yang digunakan. Proses perumusan
strategi didasarkan pada peran atau kontribusi PT. Caprito Agrindo Prima sebagai
peternakan kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor yang memiliki potensi
cukup besar sebagai tujuan yang akan dicapai nantinya. Selanjutnya dilakukan
pengidentifikasian kondisi perusahaan saat ini. Dari hasil identifikasi akan
diketahui bagaimana posisi perusahaan saat ini dan strategi apa saja yang telah
dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Informasi ini perlu
diketahui dalam penyesuaian strategi yang akan dihasilkan nantinya.
Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi perusahaan saat ini dalam pengembangannya. Selanjutnya
dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal yang dimiliki oleh
perusahaan. Analisis eksternal mencakup lingkungan umum, yaitu lingkungan
politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan lingkungan industri, yaitu model
39
lima kekuatan Porter. Sedangkan analisis internal mencakup lingkungan
manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, penelitian dan pengembangan, dan
sistem informasi manajemen.
Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis akan
dijabarkan lebih jelas dalam matriks EFE dan IFE. Dalam matriks ini akan
dihasilkan total skor ke dua matriks tersebut berdasarkan perhitungan bobot dan
rating yang dihasilkan. Total skor kedua matriks ini akan dipadukan dalam
matriks IE. Pada matriks IE akan diketahui posisi perusahaan saat ini berdasarkan
analisis yang dilakukan sebelumnya.
Selanjutnya dengan analisis SWOT akan diperoleh beberapa alternatif
strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha peternakan kambing
perah pada PT. Caprito Agrindo Prima. Pada tahap akhir akan diperoleh
keputusan alternatif strategi terbaik yang paling tepat untuk diterapkan pada PT.
Caprito Agrindo Prima dengan menggunakan alat analisis QSPM. Hasil analisis
ini juga akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan yang
dapat dilakukan pada usaha peternakan kambing perah di PT. Caprito Agrindo
Prima. Alternatif strategi yang dipilih disesuaikan (dipertimbangkan) dengan
strategi yang pernah dilaksanakan oleh PT. Caprito Agrindo Prima.
40
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
PT. Caprito A.P usaha ternak kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor
Memiliki potensi dan peranan besar dalam pengembangan usaha ternakkambing perah di Kabupaten Bogor
Permasalahan dalam perkembangannya :• Jumlah produksi yang selalu berfluktuasi• Pemasaran yang belum berkembang• Sumberdaya yang belum teroptimalkan• Produk susu kambing yang masih bersifat eksklusif bagi masyarakat
Analisis Lingkungan Eksternal :§ Lingkungan Umum
(Politik, ekonomi, sosialbudaya, dan teknologi)
§ Lingkungan Industri (LimaKekuatan Porter)
Analisis Lingkungan Internal :§ Manajemen§ Pemasaran§ Produksi/Operasi§ Keuangan§ Litbang§ SIM
Matriks EFE Matriks IFE
Matriks IE Matriks SWOT
QSPM
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Prioritas Strategi Terbaik
41
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo
Prima Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa PT. Caprito Agrindo Prima
merupakan salah satu peternakan kambing perah terbesar di Kabupaten Bogor
sehingga memiliki peranan besar dalam pengembangan peternakan kambing perah
di Kabupaten Bogor. Selain itu, PT. Caprito Agrindo Prima merupakan salah satu
usaha ternak kambing yang telah mendapat izin usaha dari Pemerintah Kabupaten
Bogor (Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
2007) dan pihak perusahaan bersedia untuk melakukan penelitian di perusahaan
tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April
2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer
dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Proses
pengambilan data primer yang akan dilaksanakan adalah wawancara mendalam
(indepth interview) secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan dan
pengisian kuesioner dengan pihak manajemen perusahaan. Pihak manajemen
yang diwawancarai dan yang melakukan pengisian kuesioner adalah farm
manager perusahaan peternakan, dan penyuluh atau pembina peternakan.
Keduanya dipilih karena dianggap mengetahui informasi mendalam mengenai
kondisi internal dan eksternal perusahaan peternakan.
Dalam pengolahan data, bobot yang diberikan terhadap kedua responden
berbeda. Responden pertama yang merupakan pihak internal perusahaaan diberi
bobot 60 persen dan penyuluh yang berasal dari pihak eksternal diberi bobot 40
persen. Dengan pertimbangan bahwa responden pertama lebih mengetahui
kondisi internal perusahaannya daripada responden kedua. Selain itu, responden
kedua tidak mempunyai pengaruh dalam pengambilan kebijakan atau keputusan
dalam perusahaan sehingga diberikan bobot yang lebih kecil. Pemberian bobot ini
dilakukan pada tahap penilaian rating, bobot, dan attractiveness score.
42
Data sekunder diperoleh dari berbagai media dan instansi yang terkait.
Data sekunder dari perusahaan objek penelitian berupa laporan bulanan atau
tahunan perusahaan PT. Caprito Agrindo Prima, laporan tahunan Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bogor. Data sekunder juga diperoleh dari media internet, buku-buku, dan majalah
yang berhubungan dengan penelitian ini.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulan data primer adalah dengan
melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan pengisian
kuesioner. Data primer dikumpulkan dengan dua tahap. Tahap pertama
pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara
dengan responden dan pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan
gambaran umum tentang perusahaan, meliputi visi dan misi perusahaan, kondisi
perusahaan saat ini, dan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Tahap kedua, dengan memberikan kuesioner kepada setiap responden
yang dipilih. Kuesioner dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara pada tahap pertama untuk merumuskan (mempertajam) hal-hal yang
berpengaruh terhadap perusahaan bersangkutan terkait penelitian. Data sekunder
diperoleh melalui pengajuan permintaan data kepada pihak manajemen mengenai
laporan tahunan perusahaan, Badan Pusat Statistik, dan lembaga/instansi lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui
pendekatan manajemen strategis. Pengolahan dan analisis data mencakup data
kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data akan mengikuti tahap-tahap tertentu
sesuai dengan pendekatan manajemen strategis sampai diperoleh prioritas strategi
yang terbaik. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan
uraian.
4.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
yang mendalam mengenai objek penelitian. Analisis ini untuk mendapatkan visi,
43
misi, dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, kegiatan
produksi, penjualan dan pemasaran produk, penelitian dan pengembangan,
manajemen sumber daya manusia, keuangan dan sistem informasi yang digunakan
perusahaan. Dengan demikian akan diketahui kondisi eksternal dan internal
perusahaan yang terkait dengan penelitian ini. Dengan analisis deskrpitif ini akan
diperoleh informasi gambaran atau kondisi riil perusahaan.
4.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor eksternal, yaitu lingkungan
umum (politik, ekonomi, sosial-budaya, dan teknologi) dan lingkungan industri
(lima kekuatan bersaing) yang mempengaruhi perusahaan objek penelitian.
Identifikasi dilakukan dengan mendaftar seluruh peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan. Peluang dan ancaman tersebut menjadi faktor sukses kritis
yang digunakan sebagai variabel dalam merumuskan strategi. Faktor sukses kritis
ini akan menjadi variabel dasar yang akan menentukan prioritas strategi terpilih
setelah melalui tahap-tahap formulasi strategi. Dalam penyajiannya, faktor kritis
yang bersifat positif (peluang) ditulis sebelum faktor kritis yang besifat negatif
(ancaman).
4.4.3. Analisis Lingkungan Internal
Pada tahap analisis lingkungan internal dilakukan identifikasi faktor
internal perusahaan yang meliputi kegiatan manajemen, produksi, pemasaran,
keuangan, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.
Analisis ini akan menghasilkan sejumlah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan tersebut menjadi faktor sukses kritis
yang digunakan sebagai variabel dalam merumuskan strategi. Faktor sukses kritis
ini akan menjadi variabel dasar yang akan menentukan prioritas strategi terpilih
setelah melalui tahap-tahap formulasi strategi. Dalam penyajiannya, faktor kritis
yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor kritis yang besifat negatif
(kelemahan).
4.4.4. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Menurut David (2004) dalam merumuskan strategi yang lengkap terdapat
tiga tahap formulasi strategi (kerangka kerja), yaitu tahap masukan (input), tahap
44
mencocokkan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal (EFE) dan
lingkungan internal (IFE), analisis matriks IE, analisis SWOT, dan analisis
QSPM.
1. Tahap Masukan (Input)
Hasil analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan menjadi input
dasar yang akan diformulasikan ke dalam matriks External Factor Evaluation
(EFE) dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Faktor sukses kritis
eksternal dan internal ini akan disajikan dalam bentuk tabel.
a) Pemberian Bobot
Pada analisis eksternal dan internal, penentuan bobot dilakukan dengan
mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi sesuai dengan
metode paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991). Bobot mengindikasikan
tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan
dalam suatu industri (industry-based).
Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang digunakan untuk
pengisisan kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah 1, 2, dan 3.
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal A B C D ... Total Bobot
A
B
C
D
...
Total
Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)
45
Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal A B C D ... Total Bobot
A
B
C
D
...
Total
Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor
terhadap total nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor
berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor
yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan diberikan bobot yang tinggi.
Penentuan ini tidak mempedulikan apakah faktor tersebut peluang atau ancaman
serta kekuatan atau kelemahan. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada setiap
faktor harus sama dengan 1,0.
b) Pemberian Rating
Rating atau peringkat menggambarkan seberapa besar keefektifan strategi
perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada (David 2006).
Penilaian rating untuk matriks EFE (lingkungan eksternal) diberikan dengan
skala:
4 = Respon perusahaan sangat tinggi (superior)
3 = Respon perusahaan diatas rata-rata
2 = Respon perusahaan rata-rata
1 = Respon perusahaan kurang (jelek)
Penilaian rating untuk matriks IFE (lingkungan internal) diberikan dengan
skala :
4 = Kekuatan utama
3 = Kekuatan minor
2 = Kelemahan minor
1 = Kelemahan utama
46
c) Perkalian Bobot dengan Peringkat
Tahap selanjutnya adalah perkalian antara bobot dengan rating yang telah
diperoleh pada tahap sebelumnya. Hasil perkalian ini menjadi nilai tertimbang
setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David 2006).
Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran
1,0 (terendah) sampai 4,0 (tertinggi) dengan nilai rata-rata 2,5. Arti dari nilai ini
adalah bahwa semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks EFE
dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor
eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik pula.
Demikian sebaliknya.
Tabel 11. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
No. Faktor-FaktorEksternal Kunci
Bobot
(a)
Rating
(b)
Nilai Tertimbang
(c) = (a) x (b)Peluang
123...
Ancaman123...
Jumlah 1,0Sumber : David (2006)
47
Tabel 12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
No. Faktor-FaktorInternal Kunci
Bobot
(a)
Rating
(b)
Nilai Tertimbang
(c) = (a) x (b)Kekuatan
123...
Kelemahan123...
Jumlah 1,0Sumber : David (2006)
2. Tahap Pencocokan
Pada tahap ini dilakukan pencocokan peluang dan ancaman (eksternal)
dengan kekuatan dan kelemahan (internal) berdasarkan informasi yang telah
didapat pada tahap input. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah
matriks Internal-External (IE) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-
Threat (SWOT). Seluruh alat ini tergantung pada informasi yang diperoleh dari
tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan
dan kelemahan internal.
a) Matriks Internal-External (IE)
Matriks Internal-External (IE) digunakan untuk memetakan posisi
perusahaan saat ini berdasarkan analisis matriks EFE dan matriks IFE yang
digunakan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai
tertimbang IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai tertimbang EFE
yang diberi bobot pada sumbu-y.
48
Total Nilai Tertimbang IFEKuat Sedang Lemah
3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,99Total TinggiNilai 3,0-4,0Tertimbang Rata-rataEFE 2,0-2,99
Rendah 1,0-1,99
Gambar 4. Matriks IE Sumber : David, 2006
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai
dampak strategi yang berbeda, yaitu :
1. Divisi yang masuk dalam sel I, II atau IV dapat disebut perusahaan dalam
posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang dapat diterapkan adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan
integrasi horisontal).
2. Divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat dikelola dengan strategi
pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat diterapkan adalah penetrasi
pasar dan pengembangan produk.
3. Divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi.
Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi
konglomerat, dan likuidasi.
b) Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)
Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mencocokkan
faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Matriks SWOT berfungsi untuk
menyusun strategi perusahaan dengan memadukan dan menyesuaikan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan (internal) dengan peluang dan ancaman
yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).
Terdapat delapan langkah yang digunakan dalam penyusunan matriks
SWOT :
I II III
IV V VI
VII VIII IX
49
1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan
2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan
3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan
4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan
5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan (strategi S-O)
6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan (strategi W-O)
7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan (strategi S-T)
8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan (strategi W-T)
Hasil analisis Matriks SWOT ini akan menghasilkan beberapa alternatif
strategi yang dapat dipilih perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Matriks
SWOT disajikan seperti dalam Gambar 5.
Kekuatan (Strength)
Faktor-Faktor Kekuatan
...
Kelemahan (Weakness)
Faktor-Faktor Kelemahan
...
Peluang (Opportunity)
Faktor-Faktor Peluang
...
Strategi S-O
Gunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang
Strategi W-O
Kurangi kelemahandengan memanfaatkan
peluang
Ancaman (Threats)
Faktor-Faktor Ancaman
...
Strategi S-T
Gunakan kekuatan untukmenghindari ancaman
Strategi W-T
Minimalkan kelemahandan hindari ancaman
Gambar 5. Matriks SWOTSumber : David (2006)
50
3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap akhir dalam perumusan strategi. Pada
tahap ini dilakukan pilihan alternatif strategi yang terbaik dan yang menjadi
prioritas untuk diterapkan oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). QSPM merupakan alat yang
memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara
objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal yang telah
diidentifikasi sebelumnya (David 2006).
Langkah-langkah perumusan strategi terpilih melalui analisis QSPM
adalah sebagai berikut :
1. Mendaftar peluang dan ancaman faktor kunci eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal. Informasi ini diambil langsung dari matriks EFE dan
matriks IFE.
2. Memberikan bobot untuk setiap faktor kunci eksternal dan internal yang sama
dengan setiap bobot faktor pada matriks EFE dan IFE.
3. Memeriksa tahap pencocokan matriks dan mengidentifikasi strategi alternatif
yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.
4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score=AS). Tentukan nilai
numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam
alternatif strategi terpilih. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 =
agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score=TAS). Nilai ini
diperoleh dari perkalian bobot setiap faktor dengan AS tiap baris.
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik
(TAS) dalam setiap kolom strategi QSPM. Strategi dengan nilai TAS yang
tertinggi merupakan strategi yang paling menarik dan paling layak untuk
diimplementasikan.
51
Tabel 13. Matriks QSP
Strategi 1 Strategi 1 Strategi 1Faktor Kunci Utama BobotAS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
-
-Faktor Internal
-
-Sumber: David (2006)
52
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusaahaan
PT. Caprito Agrindo Prima berdiri pada tahun 1999 yang terletak di
kawasan Bintaro Jaya sektor 9 Tangerang. Sejak awal pendiriannya, PT. Caprito
Agrindo Prima hanya bergerak di bidang kambing perah dengan populasi awal
kambing PE berjumlah 50 ekor. Namun karena faktor lokasi yang tidak
mendukung, pada tahun 2001 lokasi kandang akhirnya dipindahkan ke Cariu
Kabupaten Bogor. Lokasi ini merupakan lokasi yang digunakan sekarang dengan
luas lahan keseluruhan enam hektar. Lahan untuk penanaman rumput seluas tiga
hektar dan tiga hektar digunakan untuk lokasi kandang sebanyak tiga koloni dan
fasilitas pendukung seperti bangunan kantor, tempat tinggal manajer dan
karyawan serta gudang pakan.
Seiring dengan perkembangannya, populasi kambing ditambah lagi
dengan kambing PE menjadi 150 ekor. Selain itu, pada tahun 2001 juga telah
didatangkan pejantan kambing saanen untuk persilangan dengan kambing PE.
Sedangkan bangsa kambing lainnya mulai dipelihara sebagai penghasil daging,
yaitu kambing boer dan beberapa jenis domba seperti domba garut, ekor gemuk,
barbados, dan hairsheep.
Selanjutnya domba-domba tersebut disilangkan satu sama lain untuk
menghasilkan domba komposit, yaitu persilangan tiga bangsa atau lebih untuk
menghasilkan bibit yang adaptif di lingkungan setempat. Sedangkan untuk
kambing perah hanya dilakukan persilangan dua bangsa saja yaitu kambing
saanen dengan kambing PE yang menggunakan sistem perkawinan up-grading,
yaitu pejantan saanen yang ada disilangkan beberapa kali pada setiap generasi
untuk mendapatkan turunan yang mendekati saanen aslinya. Akan tetapi,
pejantan pada setiap generasi tidak menggunakan pejantan yang sama sehingga
darahnya berbeda untuk menghindari inbreeding. Dengan demikian, pada
persilangan generasi ke empat akan didapatkan saanen asli khas setempat,
mengingat sulitnya pengadaan betina saanen yang asli (impor).
Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan
produksinya adalah tiga mesin freezer (kapasitas 500, 200, dan 80 liter), mesin
53
penggiling rumput, genset, mobil pick-up dua buah, satu buah motor, empat buah
mesin pompa air, satu buah komputer, dan printer.
5.2. Lokasi Perusahaan
Peternakan kambing Perah PT. Caprito Agrindo Prima berlokasi di Desa
Tangulun RT 2, RW 8 Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor Jawa Barat. Lokasi
tersebut memiliki topografi berbukit sampai dengan bergunung. Ketinggian
lokasi berkisar antara 500-700 m diatas permukaan laut dengan temperatur harian
berkisar antara 29-31 0C dan tingkat kelembaban 50-60 persen. Wilayah
peternakan ini berbatasan dengan wilayah sekitar dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jonggol
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanggul Sari
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cikalong
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur
Pemilihan lokasi oleh pemilik dilakukan secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa peternakan tersebut jauh dari pemukiman penduduk.
Peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo Prima berada di daerah
pedalaman yang jauh dari wilayah penduduk sekitar. Peternakan tersebut
dikelilingi oleh ladang rumput yang cukup luas yang lahannya tidak diusahakan
oleh pemiliknya. Dengan demikian, peternakan ini jauh dari aktivitas keseharian
masyarakat sekitar dan tidak mengganggu masyarakat sekitar terkait dengan
polusi udara dan tanah. Seperti diketahui bahwa usaha peternakan merupakan
usaha yang berpengaruh terhadap faktor lingkungan
Pemilihan lokasi juga terkait dengan kemudahan dalam memperoleh pakan
ternak. Keberlangsungan proses produksi pada peternakan tergantung dengan
kesediaan dan kontinuitas dari pakan ternaknya. Pemilihan lokasi yang dekat
dengan ladang merupakan prioritas dari pemilik untuk memudahkan dan
menghemat biaya produksi. Seperti diketahui bahwa usaha peternakan terutama
usaha ternak kambing perah merupakan usaha yang tingkat pengeluaran
tertingginya berada pada biaya pakannya. Ketersediaan pakan akan
mempengaruhi jumlah produksi susunya. Oleh karena itu, pemilik peternakan ini
54
memiliki lahan seluas tiga hektar untuk penanaman rumput yang berada didaerah
peternakan.
Biaya investasi murah yang dikeluarkan oleh pemilik juga merupakan
faktor yang mempengaruhi pemilik dalam memilih lokasi. Pembelian harga tanah
yang murah pada awal investasi usaha menarik minat pemilik untuk membeli
lahan seluas enam hektar di lokasi tersebut. Menurut pemilik, harga lahan
dilokasi tersebut tergolong murah pada saat itu. Dengan demikian, kebutuhan
akan lahan yang luas tidak terlalu menyulitkan pemilik untuk mengeluarkan biaya,
karena biayanya yang relatif murah. Selain itu, lokasi peternakan relatif dekat
dengan wilayah pemasaran di daerah Jakarta dan sekitarnya. Sehingga fungsi
pemasarannya tidak terlalu terganggu.
Lokasi peternakan merupakan pusat aktivitas peternakan kambing perah
PT. Caprito Agrindo Prima secara keseluruhan. Lokasi ini merupakan pusat
aktivitas produksi kambing perah, kantor, dan tempat tinggal pengelola dan
karyawannya. Lokasi kandang berada ditengah-tengah lahan warga dan tidak jauh
dari kandang merupakan tempat tinggal manajer yang bersebelahan langsung
dengan kantornya. Hal ini untuk memudahkan manajer dalam pengawasan secara
keseluruhan terhadap peternakan. Pemilik juga menyediakan tempat tinggal bagi
karyawan yang berada di sekitar lokasi kandang. Sehingga aktivitas produksinya
tetap lancar.
Pada awal berdirinya perusahaan memiliki tiga koloni kandang. Tetapi
seiring dengan peralihan dari usaha penggemukan domba ke usaha peternakan
kambing perah, terjadi penurunan jumlah populasi ternak. Sehingga perusahaan
saat ini hanya menggunakan dua koloni kandang. Fasilitas kantor digunakan
sebagai pusat administrasi perusahaan. Untuk menunjang aktivitas
operasionalnya, perusahaan memiliki kantor yang dilengkapi dengan komputer,
mesin printer, telepon, ruang tamu, kulkas, dan lain-lain yang menunjang kegiatan
administrasi perusahaan. Di sebelah ruangan terdapat ruangan khusus untuk
tempat pengemasan yang dilengkapi dengan mesin pengemas dan mesin
pendingin (freezer) sebanyak dua buah.
55
5.3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
PT. Caprito Agrindo Prima berasal dari kata Agrindo yang berarti
Agribisnis, Caprito berasal dari nama latin kambing yaitu Caprine, dan Prima
yang berarti cita-cita perusahaan yang ingin menjadi pelopor peternakan kambing
perah di Kabupaten Bogor. Visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai oleh PT.
Caprito Agrindo Prima mengacu kepada makna yang terkandung pada nama
perusahaan.
PT. Caprito Agrindo Prima adalah perusahaan yang memfokuskan usaha
di bidang produk natural farm terutama susu kambing. Sejak mulai berproduksi
tahun 2001, PT Caprito Agrindo Prima berkomitmen untuk memberikan produk
susu yang segar, seratus persen murni tanpa penambahan rasa dan bahan lainnya.
Bahkan sampai dengan cara mempertahankan daya tahan susu, perusahaan
melakukan proses dengan cara membekukan susu kambing ini dalam freezer.
Sejak awal berdiri, PT Caprito Agrindo Prima memiliki visi dan misi yang jelas
yang mendorong pemilik untuk tetap mengembangkan usaha ini menjadi usaha
peternakan terbesar.
Visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Visi
PT Caprito Agrindo Prima adalah menyediakan bibit kambing perah unggulan dan
memproduksi susu kambing berkualitas. Kualitas susu kambing yang jauh lebih
baik daripada susu lain yang sejenis, misalnya susu sapi merupakan peluang bagi
perusahaan untuk mengembangkan usaha peternakan ini. Visi tersebut mendorong
perusahaan untuk berproduksi, yang tidak hanya menghasilkan susu murni saja,
tetapi juga menjaga dan menghasilkan bibit kambing yang berkualitas. Dalam
visi tersebut mengandung makna yang jelas bahwa untuk tetap menghasilkan susu
yang berkualitas, perusahaan selaku peternak juga harus memperhatikan kualitas
ternaknya yang menghasilkan susu tersebut. Karena produk susu yang baik dan
berkualitas hanya dihasilkan oleh ternak kambing berkualitas yang
menghasilkannya. Artinya, kambing yang berproduksi merupakan kambing yang
tidak cacat dan tidak berpenyakitan.
Misi merupakan pernyataan abadi mengenai tujuan yang membedakan
suatu perusahaan dari perusahaan lain yang serupa. Pernyataan misi merupakan
deklarasi ”alasan keberadaan” suatu perusahaan, sebuah pernyataan misi yang
56
jelas sangat penting untuk menetapkan sasaran dan merumuskan strategi. Oleh
karena itu, PT Caprito Agrindo Prima memiliki misi yang jelas untuk mencapai
visinya. Misi PT Caprito Agrindo Prima adalah dengan menjalankan siklus
produksi yang baik. Menurut PT Caprito Agrindo Prima, proses produksi
merupakan faktor penting dalam mencapai visi perusahaan, yaitu menghasilkan
bibit kambing dan susu berkualitas. Dengan siklus produksi yang baik dan
terkontrol akan dihasilkan bibit kambing yang berkualitas dan menjaga kualitas
susu murni tetap baik dan dapat diterima konsumen.
Tujuan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan berbeda-beda (Jauch dan
Glueck 1988). Demikian halnya dengan PT Caprito Agrindo Prima. Tujuan yang
akan dicapai PT Caprito Agrindo Prima sesuai dengan makna yang terkandung
dalam nama perusahaannya. Tujuannya adalah sebagai pelopor peternakan
kambing perah di Kabupaten Bogor. PT Caprito Agrindo Prima memiliki tujuan
untuk menjadi peternakan kambing perah terbesar di Bogor bahkan di Jawa Barat
yang akan mendorong peternak-peternak lain untuk mengikuti jejaknya. PT
Caprito Agrindo Prima ingin menjadikan susu kambing seperti susu sapi yang
telah dikenal oleh masyarakat. Sehingga produksi susu kambing PT Caprito
Agrindo Prima dapat dipasarkan ke berbagai daerah.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Caprito Agrindo Prima melakukan
berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan adalah pelayanan kepada setiap
konsumen. PT Caprito Agrindo Prima bersedia memberikan layanan delivery
untuk di wilayah sekitar Jabotabek sampai depan rumah konsumen dengan kurir
perusahaan sendiri untuk memastikan bahwa proses pengiriman sesuai dengan
standar, sehingga susu masih layak konsumsi sampai di tangan pelanggan. PT
Caprito Agrindo Prima selalu mengutamakan pelanggan dengan menerima setiap
keluhan pelanggan untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.
5.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada PT. Caprito Agrindo Prima tergolong sederhana
tetapi pembagian tugas dan tanggungjawab sudah jelas. Struktur organisasi dibuat
sesuai dengan kebutuhan dan menurut garis komando. Bagian paling atas
dipimpin oleh pemilik, diikuti oleh seorang manajer di bawahnya sebagai
pengelola. Manajer dibantu oleh seorang asisten yang dapat menggantikan dan
57
membantu tugas manajer. Asisten manajer berada di bawah garis komando
manajer. Paling bawah terdapat enam orang karyawan yang memiliki bagian
tugas masing-masing, yaitu bagian pakan dan perawatan rumput, bagian kandang
induk, bagian kandang anak, dan cadangan umum. Struktur organisasi perusahaan
dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Caprito A. P
Menurut manajer struktur organisasi yang ada sekarang sudah sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Manajer dibantu oleh seorang asisten dan enam
orang karyawan. Pembagiannya adalah dua orang dibagian pakan dan perawatan
rumput, dua orang di bagian kandang induk, satu orang di bagian kandang anak,
dan satu orang cadangan umum.
Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi seorang karyawan pada PT.
Caprito Agrindo Prima. Untuk menjadi karyawan hanya dibutuhkan kesediaan
dari calon karyawan untuk belajar dan bekerja serius. Keahlian dan pendidikan
bukan merupakan persyaratan utama untuk menjadi seorang karyawan. Selama
ini para karyawan telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
1. Pemilik
Pemilik bernama Bapak Ir. Oto Permana, MBA. Pemilik merupakan
pemilik modal secara keseluruhan terhadap usaha peternakan. Dalam fungsi
manajemen perusahaan, pemilik berhak memutuskan setiap keputusan yang akan
dibuat oleh manajer. Setiap keputusan dan kebijakan yang terkait usaha harus
Pemilik
Manajer
CadanganUmum
Asisten Manajer
Bagian Pakan danPerawatan Rumput
BagianKandang Anak
BagianKandang Induk
58
berdasarkan sepengetahuan, pertimbangan dan persetujuan dari pemilik. Artinya
keputusan akhir berada ditangan pemilik, manajer dan bawahannya hanya berhak
mengusulkan setiap kebijakan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, arah
perusahaan kemana akan dibawa berada ditangan pemilik. Garis komando dalam
struktur organisasinya, manajer selaku pengelola langsung berada dibawah
pemilik. Artinya keputusan puncak berada ditangan pemilik.
2. Manajer
Manajer sebagai pengelola dalam PT Caprito Agrindo Prima adalah Ari
Wahyu, SPt, lulusan Sarjana Peternakan dari IPB. Dalam struktur organisasi
perusahaan, manajer berada langsung dibawah pemilik. Manajer menerima
komando dari pemilik sesuai dengan garis komando dalam struktur organisasi.
Manajer dalam hal ini bertugas hanya sebagai pengelola dan pelaksana
keseluruhan tugas dalam perusahaan. Pemilik memberikan tanggung jawab
kepada manajer untuk mengelola peternakan.
Dalam fungsi manajemennya, manajer bertugas mengelola keseluruhan
fungsi manajemen organisasi seperti fungsi produksi, pemasaran, keuangan dan
administrasi, dan perekrutan karyawan. Dalam hal ini, manajer bertugas
menjalankan seluruh kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai visi dan
misi perusahaan. Oleh karena itu, manajer berhak membuat kebijakan-kebijakan
sesuai dengan keadaan perusahaan yang dapat mendukung perkembangan usaha
berdasarkan persetujuan dari pemilik.
Dalam fungsi produksi manajer bertugas dan bertanggungjawab terhadap
keseluruhan aktivitas produksi perusahaan. Manajer melaksanakan pengontrolan
mengenai pengadaan pakan ternak, jumlah populasi untuk menyesuaikan
kapasitas produksi susu, perawatan dan pemeliharaan kambing dan kandang, dan
kebijakan lain yang mendukung produksi ternak. Dalam hal ini manajer hanya
melihat permasalahan dalam kegiatan produksi dan membuat kebijakan-kebijakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk teknis pelaksanaan diserahkan
kepada karyawannya atas bantuan dan kontrol dari manajer untuk menghindari
kesalahan.
Kegiatan yang dijalankan dalam fungsi pemasaran adalah memasarkan
setiap produk yang dihasilkan. Langkah yang dilakukan adalah dengan mencari
59
agen baru dan mempertahankan agen lama dengan menjalin hubungan baik.
Selain itu, manajer mengambil tindakan cepat apabila terjadi kelebihan dan
kekurangan produksi. Jika kelebihan produksi, manajer akan menjual produk ke
perusahaan pengolah dengan harga yang lebih murah. Apabila terjadi kekurangan
produksi dalam hal ini permintaan tinggi, maka manajer akan memasok dari
peternak kambing perah lain yang berada di Bogor.
3. Asisten Manajer
Asisten manajer dipilih oleh manajer. Tugas utama seorang asisten
manajer adalah memperhatikan siklus birahi setiap ternak dan mengawinkan
induk kambing. Di samping itu, asisten manajer juga memperhatikan kesehatan
setiap ternak. Oleh karena itu, tugas yang dipegang oleh asisten manajer
berhubungan dengan kuantitas dan kualitas susu kambing yang akan dihasilkan.
Asisten manajer merupakan pelaksana teknis yang membantu manajer. Artinya
asisten manajer dapat menggantikan fungsi manajer dalam pengontrolan tugas
harian apabila manajer berhalangan.
4. Bagian pakan dan perawatan rumput
Karyawan yang berada pada bagian pakan dan perawatan rumput terdiri
dari dua orang. Kedua karyawan ini bertanggungjawab dalam penyediaan rumput
bagi ternak. Prosesnya dimulai dari penanaman rumput, perawatan, panen dan
sampai pemotongan dengan mesin pemotong rumput agar lebih mudah dicerna
oleh ternak. Bagian pakan dan perawatan rumput bertugas mulai dari penanaman
dan memastikan rumput sampai ke kandang. Kedua karyawan hanya
bertanggungjawab terhadap penyediaan pakan rumput, namun dalam teknis
pelaksanaannya seluruh karyawan bekerjasama, seperti pemanenan rumput,
pemotongan rumput, dan pengangkutan rumput sampai ke kandang ternak.
5. Bagian kandang induk
Bagian kandang induk melaksanakan setiap tugas yang berhubungan
dengan kandang induk. Terdapat dua karyawan yang bertanggungjawab dalam
bagian ini. Mereka bertugas memberikan perawatan dan pemeliharaan induk
kambing. Misalnya memberikan makan induk kambing, pemerahan dan
perawatan induk yang berhubungan dengan laktasi. Karyawan harus
60
memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan untuk menghasilkan
produksi susu yang baik.
6. Bagian kandang anak
Karyawan yang bertanggungjawab terhadap kandang anak hanya satu
orang. Karyawan pada bagian ini bertanggungjawab terhadap pemeliharaan anak
kambing. Tugas yang harus dijalankan adalah pembesaran anak kambing agar
menjadi induk yang berkualitas. Pembibitan harus dilakukan untuk mencari dan
merawat bibit kambing yang berkualitas. Usaha yang dilakukan adalah dengan
pemberian pakan secara teratur dan menjaga kebersihan kandang untuk
menghindari penyakit.
7. Cadangan umum
Pada bagian cadangan umum, terdapat satu karyawan yang tugasnya
umum. Cadangan dibuat dengan tujuan untuk memfasilitasi tugas karyawan yang
lain apabila karyawan lain tidak dapat bekerja. Pada bagian ini, karyawan
memiliki mobilitas yang tinggi yang dapat menggantikan peran karyawan yang
lain. Oleh karena itu, tugas yang dijalankan lebih fleksibel, sesuai dengan
kebutuhan. Karyawan yang berfungsi sebagai cadangan bertugas untuk
mengganti semua peran anak kandang apabila anak kandang yang lain tidak dapat
bekerja, misalnya jadwal pemberian pakan dan pembersihan kandang. Pembagian
tugas dan tanggungjawab ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Daftar
karyawan PT. Caprito Agrindo Prima dapat dilihat pada Tabel 14.
61
Tabel 14. Daftar Karyawan PT. Caprito Agrindo Prima
No. Nama Jabatan Pendidikan Terakhir
1 Ir. Oto Permana, MBa Pemilik Magister
2 Ari Wahyu, SPt Manajer Sarjana Peternakan
3 Handi Asisten Manajer SMA
4 Samin Bagian Pakan dan
Perawatan Rumput
SMP
5 Soma Bagian Pakan dan
Perawatan Rumput
SMP
6 Edi Bagian Kandang Induk SMP
7 Tarman Bagian Kandang Induk SMP
8 Agus Bagian Kandang Anak SMP
9 Kurdi Cadangan Umum SMP
5.5. Input
Input yang digunakan dalam peternakan kambing perah pada PT. Caprito
Agrindo Prima berupa bahan baku dan peralatan atau fasilitas perlengkapan
lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah pakan, obat-obatan, dan bibit
kambing. Sedangkan peralatan dan perlengkapan lainnya adalah kandang koloni,
lahan penanaman rumput, dan mesin pencacah rumput.
a) Pakan
Pakan yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu pakan hijauan (rumput)
dan pakan tambahan (konsentrat). Perbandingan pakan yang digunakan adalah 50
persen konsentrat dan 50 persen hijauan berupa rumput gajah (Penisetum
purpureum). Pakan hijauan diberikan pada siang sampai sore hari. Pakan hijauan
diperoleh dari lahan milik perusahaan sendiri yang ditanam di sekitar lokasi
ternak. Rumput ini ditanami di lahan seluas tiga hektar.
Rumput yang ditanam dapat digunakan setelah berumur sekitar dua bulan.
Oleh karena itu, perusahaan tidak terlalu sulit untuk memperoleh pakan hijauan.
Hijauan rumput yang diambil dari ladang terlebih dahulu dipotong-potong dengan
mesin pemotong sebelum diberikan pada ternak. Pemotongan ini berfungsi agar
62
ternak lebih mudah untuk memakannya. Dalam sehari ternak dapat menghabiskan
sekitar 15 karung rumput gajah yang sudah dipotong-potong.
Untuk memperbaiki produksi susunya, perusahaan juga menambah pakan
tambahan berupa konsentrat. Adapun susunan konsentrat yang diberikan berupa
15 persen konsentrat jadi buatan pabrik ditambah 30 persen ampas bir ditambah
50 persen ampas tahu ditambah 5 persen mineral tambahan yang pemberiannya
diberikan pada pagi sampai siang hari. Ke empat jenis pakan tambahan ini
terlebih dahulu dicampur baru diberikan pada ternak kambing. Keseluruhan pakan
tambahan ini diperoleh dari perusahaan asing.
b) Kandang
Terdapat tiga koloni kandang dengan kapasitas maksimum masing-masing
200 ekor. Model kandang yang digunakan adalah kandang panggung yang
berdinding dan berlantai dari kayu serta beratap genting. Satu kandang terbagi
menjadi dua blok yang saling berhadapan. Dalam satu blok terdiri dari sepuluh
sekat. Setiap sekat berisi 4-8 ekor kambing tergantung pada besar kecilnya badan
kambing. Blok untuk kambing jantan dan betina terpisah, untuk menghindari
terjadinya inbreeding. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan yang terbuat dari
kayu berupa palungan yang terletak di sepanjang blok bagian depan dan terdapat
gang di depannya. Letaknya memanjang di depan blok dengan ketinggian sekitar
30 cm dari lantai kandang, panjang tempat pakan 1,2 m dengan lebar 35 cm.
Sistem pemeliharaan bersifat intensif, artinya seluruh kegiatan
pemeliharaan kambing selalu berada dalam kandang. Pemeliharaan bertujuan
untuk menghasilkan susu, bakalan berupa cempe, dara, induk maupun pejantan.
Anakan dihasilkan untuk melanjutkan generasi baru apabila induk sudah tua.
Perusahaan lebih baik mengusahakan anakan daripada membeli dari luar untuk
memberikan kepastian kualitas kambing.
63
VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan perusahaan digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai faktor yang mempengaruhi perusahaan berupa lingkungan eksternal dan
internal. Analisis akan menghasilkan sejumlah peluang dan ancaman eksternal
serta kekuatan dan kelemahan internal yang merupakan faktor kunci dalam
keberhasilan perusahaan.
Analisis lingkungan perusahaan dilakukan untuk mendapatkan suatu
kemampuan strategis dengan mengintegrasikan antara peluang-peluang yang ada
dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki perusahaan, untuk dapat
mengantisipasi adanya ancaman dari luar perusahaan dan mengatasi kelemahan-
kelemahan yang ada (Wheelen dan Hunger 1992).
Dalam menjalankan usahanya, peternakan kambing perah PT. Caprito
Agrindo Prima dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internalnya.
Keberhasilan usaha ditentukan oleh keberhasilan perusahaan tersebut dalam
menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan analisis lingkungan untuk mengetahui faktor yang menjadi kunci
dalam keberhasilan pengembangan usaha peternakan kambing perah.
6.1. Analisis Lingkungan Eksternal
6.1.1. Analisis Lingkungan Umum
Lingkungan umum perusahaan adalah keseluruhan faktor lingkungan
eksternal yang berada di luar, terlepas dari perusahaan sehingga tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan
adalah faktor ekonomi, sosial, budaya, dan demografi, politik, pemerintah, dan
hukum, dan teknologi.
1. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi terkait dengan kebijakan-kebijakan yang
mempengaruhi perekonomian suatu bangsa. Beberapa kekuatan ekonomi yang
mempengaruhi perekonomian suatu bangsa misalnya pertumbuhan ekonomi yang
akan mempengaruhi daya beli masyarakat, inflasi yang tinggi, kenaikan atau
penurunan harga berbagai macam komoditas, dan lain-lain.
64
Terus memburuknya perekonomian global semakin dirasakan dampaknya
pada perekonomian domestik selama triwulan pertama tahun 2009. Hal tersebut
mengakibatkan perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh lebih lambat dari
perkiraan. Perlambatan tersebut selain disebabkan oleh kinerja ekspor yang turun,
juga dikarenakan mulai melemahnya daya beli masyarakat. Berbagai upaya telah
diupayakan oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomian dalam negeri
terutama untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Daya beli merupakan salah
satu indikator perekonomian yang mengalami penurunan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong daya beli seperti pemberian insentif
Pajak Penghasilan (PPh) dan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dari
Rp 6.000 per liter menjadi Rp 4.500 per liter.
Namun, upaya yang dilakukan oleh pemerintah belum dapat meningkatkan
daya beli masyarakat. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) diupayakan
agar harga-harga segera turun sehingga daya beli masyarakat juga meningkat.
Tetapi setelah berjalan beberapa bulan, harga-harga cenderung belum turun.
Pedagang masih bertahan dengan harga lama, bahkan sebagian komoditas
cenderung naik.
Faktor lain adalah melemahnya nilai rupiah sehingga harga barang-barang
impor menjadi naik. Rendahnya daya beli masyarakat disebabkan oleh inflasi
yang berfluktuasi setiap tahun (Tabel 15). Peningkatan inflasi yang sampai 68,44
persen pada tahun 2008 masih terasa dampaknya sampai sekarang. Peningkatan
inflasi ini merupakan ancaman bagi perusahaan karena akan mempengaruhi daya
beli masyarakat. Inflasi akan semakin meningkat apabila belum ada kestabilan
perekonomian Indonesia.
Tabel 15. Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun Inflasi (%) Laju Pertumbuhan (%)
2005 17,11 -
2006 6,60 -61,43
2007 6,59 -0,15
2008 11,10 68,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2009)
65
Rendahnya daya beli masyarakat akan memperlambat laju pertumbuhan
ekonomi yang dimaknai jumlah barang dan jasa yang terserap dalam
perekonomian jauh lebih kecil. Pertumbuhan ekonomi melambat karena para
pelaku usaha terpuruk akibat barang dan jasa tidak terserap oleh konsumen karena
daya beli yang rendah. Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan
usaha yang paling merasakan dampak yang dialami oleh rendahnya daya beli
masyarakat. Posisi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) akan semakin
terpuruk karena mereka membutuhkan perputaran modal yang cepat dalam
kegiatan operasionalnya. Menurut Bank Indonesia (2009), bahwa pada tahun
2009 perekonomian masih dihadapkan pada ketidakpastian pemulihan ekonomi
global sehingga perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh lebih rendah dari
yang diperkirakan pada awal tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa belum ada
kepastian perbaikan ekonomi Indonesia. Artinya apabila krisis ini bertahan lama
akan mengancam keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
merupakan tumpuan perekonomian rakyat Indonesia selama ini.
Ketidakstabilan perekonomian Indonesia turut mempengaruhi peternakan
kambing perah PT. Caprito Agrindo Prima. Rendahnya daya beli masyarakat
merupakan salah satu bukti ketidakstabilan perekonomian Indonesia. Rendahnya
daya beli masyarakat merupakan ancaman bagi perusahaan. Ketidakpastian
permintaan terhadap produk susu kambing menjadi ancaman dalam kegiatan
produksi perusahaan. Produk yang dihasilkan belum tentu terserap oleh
konsumen karena daya beli masyarakat yang cenderung menurun.
2. Lingkungan Sosial, Budaya, dan Demografi
Lingkungan sosial, budaya, dan demografi merupakan kekuatan luar yang
cukup banyak mempengaruhi suatu perusahaan. Perilaku sekelompok masyarakat
dalam suatu komunitas dapat merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan, tetapi di sisi lain dapat berupa ancaman yang harus dihindari.
Perubahan zaman diikuti dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang
merupakan komunitas di dalamnya.
Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini cenderung mengarah ke sifat
alamiah (back to nature). Peralihan konsumsi susu bubuk ke susu cair merupakan
salah satu contoh perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Susu murni tanpa
66
olahan merupakan salah satu contoh susu cair yang sering dikonsumsi masyarakat
Indonesia saat ini. Berbagai tahap proses yang dilalui susu bubuk pada saat
pengolahan berpengaruh terhadap kandungan dan kualitas gizi yang dihasilkan.
Kandungan gizi yang dihasilkan tidak sebaik kandungan gizi ketika susu masih
murni. Wawasan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang menginginkan
kesehatan, menjadikan masyarakat lebih memilih susu murni tanpa olahan.
Perubahan gaya hidup masyarakat ini merupakan peluang bagi perusahaan
peternakan yang menghasilkan susu murni.
Perubahan gaya hidup masyarakat merupakan peluang yang harus
ditangkap oleh perusahaan. Wilayah pemasaran PT. Caprito Agrindo Prima saat
ini adalah daerah Jabodetabek dan sekitarnya. Di daerah tersebut hanya terdapat
12 agen yang memasarkan produk. Artinya pangsa pasar yang sudah dimasuki
dan menjadi konsumen perusahaan saat ini masih tergolong kecil. Luasnya
pangsa pasar yang belum dimasuki ditambah peningkatan jumlah penduduk yang
diiringi dengan perubahan gaya hidup masyarakat merupakan peluang besar bagi
perusahaan dalam pengembangan usahanya. Tabel 16 memperlihatkan laju
pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami peningkatan setiap
tahun.
Tabel 16. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun Penduduk (000 Jiwa) Laju Pertumbuhan (%)
2005 218.868 -
2006 222.747 1,77
2007 225.642 1,30
2008 228.523 1,28
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2009)
Bogor yang merupakan lokasi perusahaan beroperasi merupakan daerah
pemasaran utama oleh perusahaan selama ini. Keadaan penduduk di Kabupaten
Bogor merupakan faktor penting dalam keberlangsungan usaha. Peningkatan
jumlah penduduk di Kabupaten Bogor merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan oleh perusahaan. Pemerintah melalui Dinas Peternakan mendukung
usaha peternakan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap protein
67
hewani. Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor akan meningkatkan
kebutuhan konsumsi hewani. Tabel 17 memperlihatkan keadaan jumlah
penduduk Kabupaten Bogor yang mengalami peningkatan setiap tahun.
Tabel 17. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2004-2007
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan(%)
2002 3.173.974
2003 3.408.810 7,40
2004 3.700.207 8,55
2005 4.215.436 13,92
2006 4.251.838 0,86
2007 3.438.055 - 19,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2009)
Perkembangan konsumsi protein suatu masyarakat juga menjadi perhatian
perusahaan dalam pengembangan usahanya. Data konsumsi masyarakat akan
memberikan informasi penting yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Target
pencapaian konsumsi protein hewani masyarakat di Kabupaten Bogor masih
belum tercapai. Kondisi ini memberikan dukungan bagi PT. Caprito Agrindo
Prima sebagai salah satu peternak yang sudah terdaftar di Dinas Peternakan
Kabupaten Bogor. Dinas Peternakan Kabupaten Bogor akan terus mendukung
peternak-peternak di Kabupaten Bogor untuk mencapai target tersebut. Tabel 18
memperlihatkan bahwa konsumsi protein hewan asal ternak di Kabupaten Bogor
baru mencapai 97,83 persen.
Tabel 18. Perkembangan dan Pencapaian Konsumsi Protein Hewani Asal Ternakdi Kabupaten Bogor
2007 2008 r 2007-2008(%)
Tahun
Target Realisasi PencapaianTarget (%)
Konsumsi ProteinHewan Asal Ternak(gram/kap/hari)
4,38 4,60 4,50 97,83 2,74
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2008)
68
Di samping itu, masyarakat masih selektif dalam mengkonsumsi susu
murni bagi kesehatan mereka. Beberapa produk susu murni memang sudah
terkenal bagi masyarakat. Produk susu murni yang masih kurang populer di
masyarakat disebabkan oleh keberadaannya yang masih terbatas dan dihasilkan
dalam jumlah yang terbatas. Diantara produk susu muni yang lain, susu kambing
masih bersifat eksklusif bagi masyarakat. Susu kambing tidak sepopuler susu lain
yang sudah familiar bagi masyarakat. Susu kambing biasanya dikonsumsi oleh
mereka yang terserang penyakit dan butuh penyembuhan dengan mengkonsumsi
susu kambing. Selain itu, susu kambing juga hanya dikonsumsi oleh mereka yang
membutuhkan kesehatan dan biasanya mereka adalah konsumen yang telah
mengetahui manfaat susu kambing. Produk susu kambing yang masih bersifat
eksklusif merupakan ancaman yang harus dihadapi oleh PT. Caprito Agrindo
Prima dalam memasarkan produknya.
Lingkungan merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan
suatu usaha. Di satu sisi, keberadaan peternakan PT. Caprito Agrindo Prima di
daerah Bogor merupakan suatu kesempatan dan peluang bagi perusahaan dalam
mengembangkan usahanya, tetapi di sisi lain merupakan ancaman bagi
perusahaan karena lingkungan yang tidak mendukung. Masuknya Bogor sebagai
salah satu daerah yang dinyatakan rawan penyakit antraks merupakan suatu
ancaman yang harus diwaspadai peternak-peternak kambing yang ada di Bogor.
Bogor merupakan salah satu dari enam wilayah di Jawa Barat yang dinyatakan
rawan penyakit antraks. Daerah lain seperti Bekasi, Karawang, Purwakarta,
Subang dan Depok juga dinyatakan rawan terhadap penyakit antraks.
Dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, terdapat sembilan
kecamatan yang positif endemis penyakit antraks. Daerah tersebut meliputi
Kecamatan Cibinong, Citeurep, Babakan Madang, Sukaraja, Cileungsi, Jonggol,
Bojong Gede, Gunung Putri dan Kecamatan Kelapa Nunggal. Walaupun Cariu
tidak termasuk dalam daerah yang dinyatakan endemis, tetapi Kecamatan Cariu
yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Jonggol sewaktu-waktu dapat
tertular dan menjadi daerah yang endemis antraks. Hal ini dapat terjadi karena
bakteri antraks ini memang sulit dimusnahkan, sebab bakteri ini dapat hidup
ratusan tahun di dalam tanah dan sewaktu-waktu bisa saja muncul kembali di
69
daerah yang pernah terjadi kasus antraks. Berbagai peristiwa juga telah memakan
korban di Kabupaten Bogor akibat mengkonsumsi daging kambing yang terkena
penyakit antraks. Letak geografis Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan
Jakarta, membuat usaha peternakan PT. Caprito Agrindo Prima yang berdekatan
dengan Jonggol dapat terancam karena daerah pemasaran produk susu kambing
saat ini adalah Jakarta dan sekitarnya.
Di samping faktor penyakit, faktor lain yang turut berpengaruh terhadap
usaha peternakan adalah faktor musim yang mendukung. Lingkungan seperti
musim yang selalu berganti berpengaruh terhadap pengadaan dan ketersediaan
pakan bagi ternak. Pada musim kemarau, ketersediaan pakan hijauan dapat
berkurang dalam jumlah yang banyak. Padahal ketersediaan pakan hijauan
merupakan input yang sangat penting bagi keberlangsungan usaha. Pakan hijauan
merupakan input lancar yang setiap hari dikonsumsi oleh ternak. Kekurangan
produksi pakan akan mengurangi produksi susu yang dihasilkan oleh ternak.
Apabila terjadi kekurangan pakan hijauan, perusahaan akan memasok dari daerah
lain dengan mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, musim kemarau merupakan
ancaman bagi perusahaan karena kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan.
Pertanian organik merupakan pertanian yang berusaha menggunakan
bahan-bahan organik dalam kegiatan produksinya. Sistem pertanian organik
berusaha menghindari penggunaan bahan kimia dan menggunakan bahan yang
bersumber dari alam. Salah satu hasil pertanian organik adalah pupuk organik
yang diperoleh dari limbah atau kotoran ternak. Pupuk organik merupakan salah
satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara
aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Seperti diketahui saat ini, bahwa hampir 90 persen produk-produk
pertanian di Indonesia diproduksi dengan menggunakan bahan anorganik seperti
pupuk kimia dan pestisida. Sehingga besar kemungkinan produk pertanian
Indonesia tidak memenuhi standar internasional dan tidak diminati oleh pasar
internasional. Kurangnya minat pasar internasional terhadap produk pertanian
dalam negeri tersebut dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran mengenai
kesehatan makanan, padahal dengan penggunaan bahan-bahan kimia dalam
70
pertanian dapat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif dalam menghasilkan produk pertanian yang
mampu bersaing di pasar internasional perlu diupayakan pemenuhan terhadap
minat konsumen yang membutuhkan konsumsi pangan bebas bahan anorganik.
Untuk itu, pemanfaatan produk-produk pertanian organik di Indonesia dengan
cara meningkatkan penggunaan pupuk organik merupakan peluang dimasa depan.
Perubahan sistem pertanian ini merupakan peluang bagi peternak-peternak
yang menghasilkan limbah ternak sebagai produk sampingan. Pemanfaatan
limbah ternak menjadi produk bermanfaat dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Saat ini, PT. Caprito Agrindo Prima sebagai usaha peternakan
kambing telah memanfaatkan kesempatan ini. Namun sampai saat ini
pemanfaatan produk sampingan ini belum begitu optimal oleh perusahaan.
Peluang ini dapat dioptimalkan oleh perusahaan kedepannya.
3. Lingkungan Politik, Pemerintah, dan Hukum
Kondisi politik Indonesia turut mempengaruhi kegiatan produksi pelaku-
pelaku usaha di Indonesia. Pemerintah berusaha membuat kebijakan yang
membantu usaha rakyat, yaitu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk
menopang perekonomian Indonesia di tengah krisis ekonomi. Salah satu kebijkan
yang dilakukan pemerintah adalah penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pada Desember 2008 pemerintah telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) untuk meredam dampak krisis ekonomi Indonesia. Pemerintah
menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp 6.000 per liter menjadi
Rp 4.500 per liter. Penurunan harga BBM belum dirasakan oleh semua pihak
karena mereka masih merasakan harga berbagai komoditas yang tetap mahal.
Namun, beberapa pelaku usaha telah merasakan dampak langsung dari penurunan
harga BBM. Pelaku usaha dapat merasakan langsung karena biaya produksi yang
semakin menurun terutama bagi pelaku usaha yang menggunakan bahan bakar
minyak sebagai input utama dalam proses produksinya.
PT. Caprito Agrindo Prima sebagai salah satu UKM telah merasakan
dampak penurunan harga BBM tersebut. Sejak penurunan harga BBM, biaya
produksi perusahaan menjadi efisien dan berkurang. Penurunan harga BBM
menurunkan biaya transportasi perusahaan dalam pemasaran produk ke agen dan
71
konsumen. Selama ini biaya transportasi produk dibebankan ke pihak perusahaan.
Kenaikan BBM pada pertengahan tahun 2008 sempat menaikkan biaya produksi
perusahaan. Namun setelah penurunan harga BBM, biaya produksi perusahaan
kembali turun sehingga dampak pengefisienan biaya ini dapat digunakan oleh
perusahaan ke biaya produksi lain. Penurunan harga BBM ini merupakan peluang
bagi perusahaan dalam pengembangan usaha. Biaya yang efisien merupakan
kesempatan bagi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar.
Kebijakan pemerintah yang terkait perusahaan adalah dukungan
pemerintah setempat terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Program
Dinas Peternakan Kabupaten Bogor berusaha untuk melindungi usaha-usaha di
Kabupaten Bogor. Program rutin yang dilakukan oleh Dinas Peternakan berupa
kegiatan penyuluhan, vaksinasi terhadap penyakit antraks, sosialisasi penyakit
antraks, pengambilan darah untuk mengecek kekebalan tubuh ternak, perizinan
uasah. Selain itu, dilakukan pendataan jumlah populasi ternak dan program
sosialisasi terhadap peternak-peternak. Kebijakan pemerintah bertujuan untuk
meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap protein hewani. Konsumsi
masyarakat Kabupaten Bogor masih berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tabel 19
memperlihatkan perkembangan konsumsi hewani asal ternak Kabupaten Bogor.
Tabel 19. Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Kabupaten Bogor Tahun2003-2008
Tahun Jenis Konsumsi Protein
Asal Ternak
Pertumbuhan (%)
2003 3,93 -
2004 4,00 1,78
2005 4,01 0,25
2006 4,25 5,99
2007 4,38 3,06
2008 4,50 2,74
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2008)
72
4. Lingkungan Teknologi
Peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap bidang usaha cukup
penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tuntutan dari
setiap manusia untuk mengefisienkan setiap pekerjaan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan
besar yang telah menggunakan teknologi modern. Namun, di lain pihak setiap
bidang usaha telah turut merasakan dampak perkembangan teknologi tersebut.
Peranan perkembangan IPTEK hanya dapat dirasakan jika bidang usaha tersebut
dapat mengadopsinya. Adposi yang tinggi terhadap perubahan teknologi akan
membantu perkembangan suatu usaha.
Salah satu peran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
adalah dalam bidang peternakan. Penelitian-penelitian bidang peternakan telah
banyak membantu pelaku usaha ternak di Indonesia. Penelitian bidang peternakan
ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor peternakan melalui
peningkatan posisi tawar produk-produk peternakan di Indonesia. Bantuan
teknologi diharapkan dapat membantu pelaku usaha yang selama ini mayoritas
masih dikelola oleh usaha rakyat. Perkembangan teknologi yang dapat diterapkan
dalam bidang peternakan adalah teknik budidaya ternak, pembibitan ternak
unggul, pengadaan vaksin pencegah penyakit, penggunaan pakan tambahan untuk
meningkatkan produksi ternak, dan pemanfaatan alat-alat yang mendukung usaha
ternak.
PT. Caprito Agrindo Prima sebagai salah satu usaha ternak yang sudah
cukup lama berdiri telah menerapkan teknologi dalam bidang usahanya.
Penerapan teknologi tersebut berupa cara pengelolaan ternak secara intensif.
Pengelolaan ternak secara intensif akan memudahkan peternak dalam mengontrol
ternak yang dipelihara. Dengan cara intensif, perusahaan menggunakan rumah
ternak berupa koloni kandang yang berbentuk panggung yang dilengkapi dengan
fasilitas pendukungnya. Beternak seperti ini merupakan sistem beternak modern
yang memberikan efisiensi bagi pengelolanya.
Penerapan teknologi lain dalam perusahaan berupa penggunaan obat-
obatan bagi ternak yang terkena penyakit. Vaksin merupakan salah satu output
dari teknologi yang telah banyak membantu pengusaha ternak di Kabupaten
73
Bogor. Vaksin berperan dalam mencegah bakteri penyebab penyakit antraks yang
selama ini meresahkan masyarakat Bogor. Obat-obatan lain juga telah digunakan
oleh perusahaan untuk mencegah ternak dari penyakit menular yang selama ini
dibeli dari pemasok obat ternak. Pengawasan terhadap penyakit ternak tetap
dilaksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi ternak.
Alat-alat teknologi juga berperan dalam mendukung kegiatan produksi
perusahaan. Pengunaan alat-alat tersebut sangat membantu perusahaan walaupun
masih tergolong sederhana. Penggunaan mesin pemotong rumput sangat
membantu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi. Mesin rumput
digunakan untuk memotong rumput yang akan memudahkan ternak
mengkonsumsinya. Teknologi mesin rumput ini sangat membantu kegiatan
produksi karena penggunaannya yang rutin setiap hari. Selain itu, penggunaan
mesin pendingin (freezer) berperan dalam kegiatan produksi perusahaan. Mesin
pendingin digunakan ketika produk yang sudah dikemas, disimpan dalam mesin
pendingin sebelum dipasarkan. Sehingga produk susu kambing dapat bertahan
lebih lama sebelum dipasarkan tanpa mengurangi kualitasnya. Teknologi lain
yang sudah mapan bagi perusahaan adalah penggunaan alat transportasi yang
mendukung kegiatan pemasaran, telepon dan internet yang membantu perusahaan
berhubungan dengan pelanggan dan sebagai media promosi, dan penggunaan
komputer untuk mendukung kegiatan administrasi perusahaan.
Penggunaan teknologi perusahaan saat ini masih tergolong sederhana.
Perusahaan belum mengadopsi teknologi yang lebih baik bagi perusahaan baik
dari segi alat maupun teknologi prosesnya. Perkembangan teknologi saat ini
sudah cukup maju dan kedepannya akan lebih baik lagi. Perkembangan teknologi
saat ini berupa teknologi ilmu pengetahuan, teknologi berupa alat-alat, dan
teknologi informasi. Kemampuan perusahaan dalam mengadopsi setiap
perkembangan teknologi akan membantu perusahaan untuk menciptakan pasar
baru, pangsa pasar yang lebih besar, efisiensi dalam setiap proses produksi, dan
inovasi produk. Pangsa pasar yang lebih besar dan inovasi produk merupakan
kebutuhan perusahaan saat ini untuk menjadi perusahaan yang besar. Teknologi
informasi akan membantu perusahaan dalam mempromosikan produk melalui
internet. Pengolahan produk primer menjadi produk olahan seperti keju
74
merupakan peluang perusahaan kedepannya apabila mampu mengadopsinya
dengan baik.
6.1.2. Analisis Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang lebih dekat dengan
perusahaan dibandingkan dengan lingkungan umum. Aspek lingkungan industri
lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan berada. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti peluang, ancaman,
kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
merupakan input penting dalam proses analisis. Lingkungan industri dijelaskan
melalui Model Lima Kekuatan Porter berdasarkan lima aspek utama, yaitu
persaingan antarperusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok, dan
kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen.
1. Persaingan Antarperusahaan Sejenis
PT. Caprito Agrindo Prima merupakan salah satu dari beberapa peternakan
kambing perah yang ada di Kabupaten Bogor. Kegiatan utamanya adalah
memproduksi susu kambing untuk dijual ke konsumen. Wilayah pemasaran
perusahaan saat ini yang menjadi segmen pasarnya adalah Jakarta, Bogor, Depok
dan sekitarnya. Sewaktu-waktu terdapat konsumen yang melakukan pemesanan
kepada perusahaan yang berasal dari luar, seperti Bandung dan Karawang.
Namun konsumen dari daerah tersebut kurang loyal terhadap perusahaan. Mereka
melakukan pembelian hanya beberapa kali saja bahkan dalam waktu lama tidak
melakukan pembelian. Oleh karena itu, target pasar perusahaan saat ini adalah
konsumen yang berada di daerah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Wilayah
pemasaran yang relatif dekat dengan lokasi perusahaan merupakan pertimbangan
utama perusahaan dalam memilih segmen pasar.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah peternakan kambing perah yang
terdapat di Kabupaten Bogor saat ini berjumlah delapan peternak. Tabel 20
memperlihatkan beberapa usaha peternakan kambing perah yang terdapat di
Kabupaten Bogor. Peternak-peternak ini merupakan peternak kambing yang
jumlah populasinya perlu diperhitungkan karena setiap hari mampu memproduksi
75
susu kambing. Jumlah produksi susunya bervariasi sesuai dengan populasi
kambing yang dimiliki. Namun, dalam fungsi pemasarannya setiap peternak
memiliki pangsa pasar dan segmen yang berbeda. Setiap peternak memasarkan
produknya ke konsumen yang berbeda-beda tanpa ada perebutan konsumen yang
sama. CV. Vida merupakan salah satu contoh peternakan kambing perah yang
berlokasi di Ciampea membidik konsumen golongan ekonomi atas. Konsumen
CV. Vida yang sudah menjadi pelanggan merupakan partner pemilik yang sudah
lama berkenalan.
Tabel 20. Peternak Kambing Perah di Kabupaten Bogor Tahun 2009
No.
Nama Peternakan Lokasi Populasi
(ekor)
Produksi Susu
(Liter/hari)
1 PT. Carito A. P Cariu 380 100
2 CV. Fida Ciampea 156 25
3 Bangun Karso Farm Cijeruk 90 15
4 Cordero Farm Tanjung Sari 119 25
5 Koperasi Daya Mitra
Primata
Dramaga 86 10
6 Ponpes Darul Falah Ciampea 30 6
7 Ponpes Sahid Pamijahan 150 25
8 An-Nur Caringin 120 25
Walaupun jumlah peternakan kambing perah relatif sedikit dengan segmen
pasar yang berbeda, namun secara tidak langsung kehadiran peternak lain dalam
industri peternakan dapat menimbulkan persaingan. Dalam hal ini, persaingan
dalam industri peternakan kambing perah di Kabupaten Bogor yang ada sekarang
dapat dikatakan cukup rendah karena setiap peternak tidak dapat merasakan
langsung dampak adanya persaingan.
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Peternakan kambing banyak diusahakan oleh rakyat sebagai usaha
sampingan. Tujuan pengusahaan ini biasanya sebagai hasil sampingan keluarga
disamping sebagai hobi. Hanya beberapa peternak saja yang mengusahakan
76
dengan tujuan bisnis. Peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo Prima
merupakan usaha yang awal berdirinya hanya merupakan kebutuhan hobi saja,
tetapi setelah dijalani usaha ini berkembang menjadi usaha yang berorientasi
bisnis.
Peternakan kambing perah merupakan usaha yang biasanya dapat dikelola
oleh semua golongan. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya usaha ini yang dikelola
rakyat walaupun dalam skala kecil. Keterbatasan modal merupakan faktor utama
yang biasanya dihadapi oleh rakyat dalam mengembangkan usahanya. Pendirian
suatu usaha seperti ternak kambing harus memperhatikan faktor intern dan
ekstern perusahaan. Faktor intern dalam pendirian usaha ternak kambing perah
meliputi kemampuan perusahaan dalam berinvestasi.
Usaha ternak kambing perah membutuhkan modal yang cukup besar untuk
biaya investasi kambing, lahan, dan fasilitas pendukungnya. Biaya investasi
yang tinggi ini merupakan kendala bagi setiap peternak yang akan membuka
usaha. Apabila calon peternak ingin mendirikan usaha yang berorientasi bisnis,
maka proses pengelolaan dan skala yang dibutuhkan cukup besar. Proses
produksi yang relatif sulit merupakan faktor lain yang menghambat peternak
untuk masuk ke industri ini. Beternak kambing perah berbeda dengan beternak
sapi, domba, atau unggas yang relatif lebih mudah dari beternak kambing perah.
Sistem usaha yang intensif dan pengetahuan yang dilengkapi dengan pengalaman
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh calon peternak kambing perah.
Pendirian suatu usaha tidak terlepas dari peran pemerintah setempat yang
merupakan faktor ekstern perusahaan. Pendirian usaha ternak untuk memasuki
industri peternakan kambing tidak mudah bagi calon peternak. Pihak yang akan
mendirikan usaha peternakan harus memperoleh izin usaha dari Dinas
Peternakan Kabupaten Bogor. Dengan izin ini, peternak dapat menjalankan
usaha dan mendapat perlindungan dari Dinas Peternakan. Syarat yang harus
dipenuhi agar perusahaan terdaftar di Dinas Peternakan adalah jumlah ternak
yang diusahakan minimal 300 ekor kambing atau/dan domba. Apabila jumlah
ternak yang diusahakan di bawah ketentuan, maka peternakan digolongkan
sebagai usaha kecil atau usaha rakyat dan mereka tidak mempunyai hak untuk
memperoleh bantuan atau dukungan dari Dinas Peternakan dalam pengembangan
77
usahanya. Prosedur lain berupa mengisi berita acara pendirian usaha dan
bersedia memberikan laporan bulanan terkait perkembangan usaha.
Prosedur pendirian usaha ini menjadi ancaman bagi sebagian calon
peternak kambing perah yang akan membuka usaha. Bagi rakyat kecil yang
sebagian besar peternak kambing, prosedur ini merupakan hal yang sulit bagi
mereka. Padahal tujuan prosedur ini sebenarnya baik, yaitu agar pengusaha
mendapat program-program bantuan dari pemerintah. Di samping itu,
memberikan kepastian bahwa usaha tersebut tidak merugikan masyarakat, seperti
pencemaran, menimbulkan penyakit, dan keamanan bagi masyarakat.
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Produk susu kambing merupakan produk yang masih bersifat eksklusif
bagi masyarakat. Susu kambing biasanya dikonsumsi oleh orang sakit dan yang
ingin menjaga kesehatannya. Mereka percaya dengan mengkonsumsi susu
kambing penyakit mereka akan sembuh dan dapat menjaga kesehatan tubuh
mereka. Kemampuan susu kambing menyembuhkan berbagai macam penyakit
dibandingkan susu lain menyebabkan susu kambing tidak dapat digantikan oleh
produk lain. Kualitas dan kandungan gizi yang berbeda dari susu murni lain
merupakan keunggulan yang dimiliki oleh susu kambing. Manfaat dan fungsi
yang berbeda ini menyebabkan tidak adanya produk substitusi bagi produk susu
kambing. Gambar 7 memperlihatkan kandungan gizi yang dikandung oleh susu
kambing.
Gambar 7. Kandungan Gizi Susu KambingSumber : http://freshfruitsfarm.com/susu_kambing.html (Diakses 08 April 2009)
78
Survei yang dilakukan oleh United States Department of Agriculture
(USDA) (2008), menyebutkan bahwa susu kambing baik dikonsumsi untuk
berbagai keadaan terutama pencegahan terhadap penyakit, dan dianjurkan pada
penderita TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot, dan tukak lambung. Manfaat
lain juga dilaporkan bahwa susu kambing aman bagi tubuh, mampu menetralisir
asam lambung, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, mengatasi masalah
impotensi, dan mengoptimalkan pertumbuhan pada anak.
Konsumen yang biasanya mengkonsumsi susu kambing memiliki tujuan
yang berbeda dalam pembelian jika dibandingkan dengan susu murni lain.
Konsumen PT. Caprito Agrindo Prima yang merupakan konsumen susu kambing
tidak dapat beralih ke produk lain yang dapat menggantikan manfaat susu
kambing. Tidak adanya produk substitusi bagi susu kambing disebabkan oleh
tidak adanya produk lain yang dapat menggantikan manfaat yang dihasilkan oleh
susu kambing. Produk yang dekat dengan susu kambing adalah susu ternak lain
seperti susu sapi. Kondisi ini juga dapat dilihat ketika permintaan susu murni lain
mengalami peningkatan, tetapi hal ini tidak menyebabkan permintaaan susu
kambing menjadi turun. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan
substitusi dengan kedua produk. Perbedaaan segmen pasar dari produk susu
kambing dengan susu murni lain menyebabkan kedua produk tidak saling
tersubstitusi.
4. Kekuatan Tawar-menawar Penjual/Pemasok
Peran pemasok sangat penting dalam proses produksi suatu usaha.
Pemasok berperan dalam penyediaan input dalam proses produksi perusahaan.
Saat ini, PT. Caprito Agrindo Prima memasok produk yang akan digunakan dalam
proses produksinya, yaitu konsentrat dan obat-obatan. Konsentrat yang dipasok
terdiri dari konsentrat jadi, ampas tahu, dan ampas bir ditambah mineral dan obat-
obatan. Semua input ini dipasok dari daerah dan perusahaan yang berbeda.
Konsentrat jadi dipasok dari pabrik Mekarsari Cileungsi dengan harga Rp
1.500 per kg. Kebutuhannya menghabiskan sekitar 50 kg per hari. Biasanya
perusahaan melakukan pengambilan sebanyak satu ton atau 20 karung dalam
sekali pengambilan dengan berat 50 kg per karung. Dalam hal ini perusahaan
79
tidak ada melakukan kerjasama. Pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan saja dan diambil sendiri ke pabriknya.
Konsentrat tambahan berupa ampas tahu dan ampas bir (gandum).
Konsentrat tambahan berguna sebagai penambah protein bagi ternak kambing.
Ampas bir diperoleh dari Pabrik Bir Bintang yang berada di Bekasi.
Penggunaannya menghabiskan sekitar 150 kg per hari (satu tong) untuk
keseluruhan ternak. Dalam hal ini pihak pabrik Bir Bintang yang melakukan
pengiriman ke PT. Caprito Agrindo Prima dengan biaya transportasi ditanggung
oleh pabrik. Pengiriman dilakukan tiga minggu sekali, yaitu sebanyak lima ton
dalam sekali pengiriman, tetapi hal itu tidak menetap tergantung kebutuhan dan
penggunaan oleh PT. Caprito Agrindo Prima. Harga ampas bir yang diperoleh
adalah Rp. 400 per kg.
Ampas tahu diperoleh dari pabrik tahu yang berada di Jonggol yang
merupakan industri rumah tangga (home industry). Pengiriman biasanya
dilakukan sekali dalam dua hari dengan sekali pengiriman sebesar 30 karung yang
diambil sendiri oleh perusahaan. Berat per karung sekitar 35 kg ampas tahu basah
dengan harga Rp 10.000 per karung. Penggunaannya menghabiskan 15 karung
dalam setiap hari.
Selain pakan dan ampas, perusahaan juga menggunakan mineral yang
berfungsi sebagai penambah daya tahan tubuh bagi ternak kambing. Mineral ini
diperoleh dari PT. Wonder Indo yang berada di Jakarta. Perusahaan dapat
mengambil sendiri ke pabriknya sesuai kebutuhan. Biasanya perusahaan
mengambil sebanyak satu karung dengan berat 50 kg per karung. Harga nya Rp
91.000 per karung. Penggunaannya hanya sekitar lima persen dari total kebutuhan
pakan tambahan. Oleh karena itu, mineral satu karung dapat dipakai sampai
empat bulan.
Obat-obatan diperoleh dari PT. Bernofarm yang berada di Jakarta. Obat-
obatan ini berupa vitamin dan antibiotik. Harga antibiotik adalah Rp 45.000 per
botol dan vitamin Rp 20.000 per botol. Pembelian tidak rutin karena obat-obatan
digunakan pada saat dibutuhkan saja, yaitu pada saat ternak sakit. Menurut pihak
manajemen PT. Caprito Agrindo Prima harga yang ditetapkan oleh pabrik dan
perusahaan pemasok terhadap pakan konsentrat dan obat-obatan sudah sesuai.
80
Pemasok merupakan langganan bagi PT. Caprito Agrindo Prima. Tabel 21
memperlihatkan daftar pemasok bahan baku PT. Caprito Agrindo Prima.
Tabel 21. Daftar Pemasok Bahan Baku PT. Caprito Agrindo Prima
Bahan Baku Pemasok Wilayah
Konsentrat Jadi Pabrik Mekarsari Cileungsi
Ampas Bir Pabrik Bir Bintang Bekasi
Ampas Tahu Home Industry Jonggol
Mineral PT. Wonder Indo Jakarta
Obat-obatan PT. Bernofarm Jakarta
Keseluruhan produk ini dipasok oleh PT. Caprito Agrindo Prima tanpa ada
sistem kerjasama dengan perusahaan pemasok. PT. Caprito Agrindo Prima
merupakan pelanggan dari perusahaan pemasok sehingga tidak ada kekuatan
tawar-menawar yang merugikan satu pihak. Sampai saat ini, PT. Caprito Agrindo
Prima hanya memasok produk dari perusahaan-perusahaan tersebut. Karena
sampai saat ini perusahaan pemasok tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari PT.
Caprito Agrindo Prima. Harga dan kuantitas produk selalu sesuai dengan
keinginan perusahaan. Apabila terjadi kenaikan harga produk yang dipasok masih
dapat ditoleransi oleh PT. Caprito Agrindo Prima karena pengaruh dari kenaikan
harga komoditas lain. Oleh karena itu, diantara kedua pihak sudah terjalin
hubungan yang baik dengan sifat saling percaya. Sehingga dalam proses transaksi
tidak ada pihak yang posisi kekuatan tawar-menawarnya lebih tinggi dari pihak
lain.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli/Konsumen
Bagi PT. Caprito Agrindo Prima, peranan agen sangat penting dalam
kegiatan pemasaran produk. Sejak berdiri, perusahaan selalu menggunakan agen
dalam memasarkan produknya. Agen merupakan konsumen utama perusahaan
yang berfungsi untuk memasarkan produk ke konsumen akhir. Fungsi agen bagi
perusahaan hanya sebagai konsumen. Agen membeli produk dari perusahaan
yang kemudian menjualnya ke konsumen akhir tanpa ada sistem kerjasama
81
dengan PT. Caprito A. P. Jumlah produk yang terjual sesuai dengan pesanan para
agen.
Hubungan antara perusahaan dengan agen adalah seperti hubungan antara
penjual dan pembeli. Penjual adalah pihak perusahaan, sedangkan pembeli adalah
pihak agen. Dalam hal ini, tidak ada sistem kerjasama antara perusahaan dengan
agen. Agen adalah konsumen yang membeli produk dari perusahaan untuk dijual
kembali ke konsumen akhir. Agen merupakan penjual lepas yang dapat memesan
produk sesuai dengan jumlah kebutuhannya. Agen membeli produk dari
perusahaan tergantung permintaan dari konsumennya. Hal ini cukup berisiko bagi
perusahaan, karena sewaktu-waktu permintaan produk dari agen lebih kecil dari
jumlah produksi perusahaan. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan kelebihan
produksi bagi perusahaan.
Keadaan sebaliknya dapat terjadi bagi perusahaan. Produksi susu kambing
rendah tetapi agen membutuhkan dalam jumlah yang besar. Untuk mengatasinya,
perusahaan memasok susu kambing dari peternak lain yang ada di Bogor.
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa agen tidak mau mengambil risiko dalam
kegiatan produksi perusahaan. Agen hanya menyediakan kebutuhan
konsumennya tanpa memperhatikan jumlah produksi perusahaan. Kondisi seperti
ini mengindikasikan agen memesan produk sesuai dengan kebutuhannya saja. Hal
ini merupakan ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Perusahaan akan selalu mengalami kerugian jika kondisinya tidak sesuai bagi
perusahaan.
6.2. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal perusahaan merupakan keseluruhan faktor yang
mempengaruhi aktivitas perusahaan yang berasal dari perusahaan dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor-faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan bagi suatu perusahaan. Analisis lingkungan internal berfungsi untuk
merumuskan strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan berdasarkan kondisi
internalnya. Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan berada pada area
fungsional perusahaan, yaitu manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.
82
6.2.1. Manajemen
Struktur organisasi perusahaan masih tergolong sederhana. Posisi paling
atas adalah pemilik dan di bawahnya seorang farm manager yang mengelola
seluruh kegiatan operasional perusahaan. Di bawah manajer terdapat seorang
asisten yang dapat mengawasi kegiatan perusahaan jika manajer berhalangan.
Selanjutnya terdapat enam orang karyawan yang menangani empat bidang tugas.
Struktur organisasi yang ada sekarang sudah sesuai bagi perusahaan.
Pembagian tugas dan tanggung jawab setiap karyawan sudah jelas. Hanya saat
ini, perusahaan masih membutuhkan seorang manajer yang dapat menangani
bagian pemasaran perusahaan. Setiap karyawan mempunyai tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Empat bidang yang merupakan bagian penting dalam
proses produksi perusahaan meliputi bagian pakan dan perawatan rumput, bagian
siklus birahi, pengawinan, dan kesehatan, bagian kandang induk, bagian kandang
anak. Setiap bidang ini ditangani oleh masing-masing karyawan. Pembagian
tugas ini cukup berhasil bagi perusahaan karena setiap karyawan telah mengetahui
tugasnya masing-masing.
Sejak perusahaan berdiri, perusahaan telah menetapkan pembagian tugas
yang merupakan bagian-bagian penting dari proses produksi perusahaan.
Terbukti, sampai saat ini pembagian tugas tersebut sudah sesuai bagi setiap
karyawan. Karyawan tidak perlu lagi menunggu perintah dari atasan untuk
melakukan tugasnya. Tanpa atasan, setiap karyawan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Pembagian tugas ini juga mempercepat pelaksanaan setiap
pekerjaan. Sehingga karyawan dapat melaksanakan tugas lain jika pekerjaaan
selesai degan cepat, misalnya pembersihan kandang, pemeliharaan kambing, dan
perawatan rumput di ladang. Kegiatan operasional perusahaan menjadi efektif
dan efisien karena tidak ada waktu mangkir bagi karyawan. Hal ini tentunya
kekuatan bagi manajemen perusahaan. Selain itu, dalam pelaksanaan pekerjaan,
setiap karyawan dapat melakukan pekerjaan lain walaupun bukan merupakan
bagian tugasnya. Hal ini juga mencerminkan sikap kekeluargaan bagi manajemen
perusahaan
Karyawan PT. Caprito Agrindo Prima memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan. Karyawan yang ada sekarang merupakan karyawan
83
perusahaan sejak perusahaan berdiri pada tahun 2001. Mulai berdiri sampai
sekarang belum pernah ada pergantian karyawan pada perusahaan. Dahulu
perusahaan hanya memiliki tiga orang karyawan, tetapi sejalan perkembangan
perusahaan karyawan bertambah menjadi tujuh orang. Setiap karyawan merasa
nyaman dengan tugas dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena
itu, setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan dapat
dilaksanakan oleh karyawan.
Loyalitas karyawan terhadap perusahaan tinggi karena perusahaan
memfasilitasi karyawan dengan rumah untuk tempat tinggal bagi setiap karyawan.
Karyawan tidak mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal, baik biaya listrik dan
air semuanya ditanggung oleh perusahaan. Rumah yang diberikan oleh
perusahaan berada di lokasi peternakan bersama dengan kantor dan rumah
manager farm. Hal ini memudahkan karyawan dalam melakukan kontrol
terhadap setiap kegiatan operasional harian perusahaan. Selan itu, pemberian
insentif penambahan upah sebesar 10 persen per tahun dan pembagian hasil
penjualan kambing memberikan motivasi bagi karyawan. Keseluruhan ini
memberikan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Setiap pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik dan sejauh ini pihak perusahaan tidak pernah mengeluh
akan kinerja dari karyawannya.
Walaupun karyawan memiliki loyalitas yang tinggi, tetapi terdapat
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Karyawan sebagian besar adalah
lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hanya satu orang karyawan yang
lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Rendahnya tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan. Karyawan tidak dapat
menangani bagian yang berhubungan dengan fungsi biologis kambing, misalnya
penanganan penyakit, sistem pengawinan, siklus birahi, dan lain-lain. Mereka
hanya mengandalkan pengalaman karena telah beberapa kali melaksanakannya.
Hal ini tidak cukup karena kambing merupakan ternak yang cukup sensitif
terhadap pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengandalkan
manajer untuk menangani masalah seperti ini.
Manajemen perusahaan memiliki visi dan misi yang jelas. Namun, visi
dan misi perusahaan tidak diikuti langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
84
mencapai visi dan misi tersebut. Perusahaan tidak memiliki rencana jangka
pendek, jangka menengah atau jangka panjang yang akan dicapai oleh
perusahaan. Penyusunan target dan rencana sangatlah penting bagi suatu
perusahaan. Dengan target dan rencana tersebut perusahaan dapat
mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai
target tersebut. Selama ini, perusahaan tidak memiliki target dan rencana yang
akan dicapai oleh perusahaan. Perusahaan memproduksi susu kambing mengikuti
peluang pasar. Produksi dihasilkan sesuai dengan permintaan para agen.
Terbukti, penjualan susu kambing selalu berfluktuasi setiap bulan (Tabel 22).
Selain itu, sering terjadi over produksi karena produk tidak terjual. Untuk
mengatasinya, perusahaan menjual ke pabrik pengolah dengan harga yang lebih
rendah.
Tabel 22. Penjualan Susu Kambing PT Caprito Agrindo Prima Tahun 2008
Bulan Produksi (Liter) Pertumbuhan (%)
Januari 2.158 -
Februari 1.235 - 42,77
Maret 2.053 66,23
April 2.344 14,17
Mei 2.371 1,15
Juni 1.923 - 18,89
Juli 1.971 2,50
Agustus 1.789 - 9,23
September 1.364 - 23,76
Oktober 1.828 34,02
Nivember 2.207 20,73
Desember 2.311 4,71
Sumber : PT Caprito Agrindo Prima (2009)
6.2.2. Pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan masih tergolong sederhana. PT.
Caprito Agrindo Prima masih memanfaatkan agen dalam pemasaran produknya.
Strategi pemasaran juga dilakukan dengan melayani setiap konsumen yang
85
melakukan pembelian di lokasi peternakan. Setiap hari perusahaan memproduksi
susu kambing. Jumlah produksi tergantung kapasitas yang dihasilkan oleh setiap
kambing yang sedang laktasi. Namun, tidak ada kepastian bahwa perusahaan
mampu memasarkan produk secara keseluruhan. Pemasaran dilakukan sesuai
dengan permintaan setiap agen. Oleh karena itu, akan terjadi over produksi
apabila jumlah permintaan agen dan konsumen lebih kecil dari jumlah produksi
yang dihasilkan perusahaan.
Tidak adanya divisi khusus yang menangani pemasaran penyebab
perusahaan kesulitan dalam memasarkan produk. Hal ini merupakan kelemahan
bagi perusahaan saat ini. Fungsi produksi berjalan dengan baik, sementara fungsi
pemasaran tidak berjalan dengan baik. Perusahaan dapat berproduksi setiap hari,
tetapi tidak ada kepastian bahwa perusahaan dapat memasarkan keseluruhan hasil
produksi. Perusahaan berproduksi mengikuti peluang dan permintaaan pasar.
Perusahaan tidak dapat menetapkan target produksi susu karena fungsi pemasaran
tidak mendukung. Perusahaan hanya berproduksi sesuai dengan permintaan dari
agen dan konsumennya. Saat ini, perusahaan membutuhkan divisi khusus yang
dapat menangani pemasaran. Divisi pemasaran diharapkan dapat memasarkan
produk berapapun produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Sedikitnya jumlah agen yang dimiliki oleh perusahaan saat ini merupakan
salah satu kendala dalam memasarkan produk hasil produksi. Saat ini perusahaan
hanya memiliki 12 agen yang berlokasi di beberapa tempat (Tabel 23). Jumlah
agen ini tidak cukup memasarkan keseluruhan hasil produksi perusahaan karena
sistem pemesanan para agen tidak rutin, hanya sewaktu-waktu. Sedikitnya jumlah
agen yang ada disebabkan oleh sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk
menjadi seorang agen. Untuk menjadi seorang agen, calon agen harus memiliki
minimal satu freezer kapasitas 100 liter dan melakukan pemesanan minimal 100
liter. Cukup sulit bagi seseorang untuk menjadi seorang agen dengan persyaratan
seperti ini. Bagi agen baru, persyaratan ini cukup sulit karena mereka belum
memiliki pengalaman. Hal ini juga terkait dengan sifat produk susu kambing
yang tidak tahan lama dan lebih sensitif.
Hubungan perusahaan dengan para agen cukup baik. Hubungan yang baik
terbukti dari masih bertahannya agen tersebut sampai sekarang. Sampai saat ini
86
terdapat sembilan agen lama yang merupakan pelanggan lama perusahaan dan tiga
agen baru. PT. Caprito Agrindo Prima selalu berusaha meyediakan kebutuhan
para agennya. Dari segi produk, perusahaan selalu mempertahankan kualitas
produk dengan menyimpan produk di mesin pendingin (freezer) sebelum
dipasarkan. Untuk proses pengiriman, perusahaan memberikan garansi untuk
produk yang rusak atau tidak layak dikonsumsi. Produk yang rusak ini akan
dikembalikan lagi ke perusahaan untuk diganti. Hal yang cukup penting adalah
kesediaan dari perusahaan untuk mengantarkan produk ke tempat agen dengan
biaya transportasi dibebankan ke pihak perusahaan. Dalam hal ini, terdapat
jumlah pengiriman minimal produk untuk daerah yang jaraknya jauh.
Pelayanan seperti ini membuat para agen loyal dan percaya ke perusahaan.
Hubungan yang baik ini merupakan kekuatan bagi perusahaan dalam
pengembangan usaha. Tujuan yang saling menguntungkan dengan sifat saling
percaya merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Agen
yang tidak loyal akan memberikan kesulitan bagi perusahaan dalam memasarkan
produknya. Fungsi pemasaran perusahaan tidak akan berjalan. Selain itu, agen
juga berperan penting dalam memperluas pangsa pasar perusahaan. Tabel 22
memperlihatkan agen perusahaan yang ada sampai saat ini.
87
Tabel 23. Daftar Agen PT. Caprito Agrindo Prima Tahun 2009
No. Nama Agen Status Alamat
1 Anis Agen Lama Bandung
2 Bapak Abu Agen Lama Karawang
3 Bapak Beny Agen Lama Cibubur
4 Bapak Budi Agen Lama Jakarta
5 Bapak Heny Agen Lama Bogor
6 Bapak Otto Agen Lama Jakarta
7 Bapak Syahrial Agen Lama Bogor
8 Bapak Purwadi Agen Lama Bogor
9 Ibu Lily Agen Lama Bogor
10 Bapak Sodik Agen Baru Bandung
11 Bapak Yuka Agen Baru Bandung
12 Bapak Umar Agen Baru Cibubur
Sumber : PT. Caprito Agrindo Prima (2009)
Salah satu kelemahan bagi perusahaan adalah kurangnya diferensiasi
produk. Untuk mengatasi produk yang berlebih, perusahaan membutuhkan
inovasi produk berupa produk olahan. Perusahaan pernah mengajukan izin
pembuatan produk olahan berupa keju ke Departemen Kesehatan. Namun,
sulitnya birokrasi yang dibutuhkan mengakibatkan perusahaan mengundurkan
niatnya untuk membuat produk olahan. Kelebihan produksi terjadi apabila dalam
satu minggu terdapat sekitar 300 liter susu kambing di dalam freezer yang tidak
terjual. Untuk mengatasi kelebihan produksi ini, perusahaan menjual ke
perusahaan pengolah susu yang berada di Jakarta dengan harga yang lebih rendah.
Perusahaan pengolah ini akan mengolah susu kambing menjadi produk olahan
baru seperti keju. Harga yang cukup rendah ini akan merugikan perusahaan.
Pemasaran dilakukan dengan mengirimkan produk sesuai dengan jumlah
pesanan agen atau konsumen. Agen atau konsumen cukup menghubungi
perusahaan untuk memesan jumlah produk yang dibutuhkan dan memberikan
alamat bagi agen atau konsumen yang masih baru. Perusahaan menyediakan dua
88
mobil pick-up yang siap mengantarkan produk ke tempat tujuan. Harga produk
yang dijual di kandang berbeda dengan harga produk yang diantarkan oleh
perusahaan. Harga susu kambing yang diantarkan perusahaan lebih tinggi dari
harga yang dijual di lokasi peternakan. Biaya transportasi dibebankan kepada
perusahaan tetapi terdapat persyaratan jumlah produk minimum yang dapat
dipesan. Hal ini dilakukan agar biaya transportasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan sesuai dengan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
jumlah pesanan produk.
Perusahaan juga melayani konsumen yang melakukan pembelian di lokasi
peternakan. Harga yang ditetapkan bervariasi tergantung ukuran dan tempat
pembeliannya. Produk yang berukuran satu liter ditetapkan harga yang lebih
tinggi untuk konsumen yang berada di luar lokasi peternakan dengan biaya
transportasi dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan konsumen yang
melakukan pembelian di lokasi peternakan mendapat harga yang lebih rendah.
Harga produk kemasan 200 ml juga bervariasi. Konsumen yang melakukan
pembelian di lokasi peternakan membayar harga yang lebih rendah daripada
konsumen yang melakukan pembelian di luar lokasi peternakan. Perbedaan harga
merupakan margin yang diterima oleh perusahaan karena jasa pengiriman dan
biaya transportasi yang dikeluarkan.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat dua saluran distribusi yang dilakukan
oleh PT. Caprito Agrindo Prima selama ini. Pertama, perusahaan menjual ke
agen, selanjutnya agen menjual ke konsumen akhir. Saluran distribusi kedua,
perusahaan langsung menjual ke konsumen akhir. Saluran distribusi PT. Caprito
Agrindo Prima diperlihatkan dalam Gambar 8.
Gambar 8. Saluran Distribusi Produk Susu Kambing PT. Caprito A. P
PT Caprito A. P KonsumenAgen
PT Caprito A. P Konsumen
89
Strategi promosi yang dilakukan perusahaan saat ini hanya melalui
penyebaran brosur dan pengelolaan website. Kurangnya perhatian perusahaan
terhadap sistem informasi menyebabkan strategi promosi tidak berjalan dengan
efektif bahkan terabaikan. Strategi pencarian agen baru juga dilakukan untuk
mempermudah langkah perusahaan dalam mempromosikan produk susu kambing.
6.2.3. Keuangan
Menurut James, diacu dalam David 2006 fungsi keuangan/akuntansi terdiri
atas tiga keputusan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan
keputusan dividen. Keputusan investasi dilakukan oleh PT. Caprito Agrindo
Prima pada saat awal pendirian usahan. Investasi yang dilakukan berupa investasi
lahan, kambing, dan fasilitas pendukung seperti kandang ternak, kantor, rumah
karyawan, alat transportasi, freezer, mesin pemotong rumput, dan lain-lain.
Keputusan pendanaan digunakan untuk membiayai biaya operasional perusahaan
setiap bulan. Biaya bulanan tersebut berupa biaya pakan ternak, gaji karyawan,
obat-obatan, transportasi, listrik, telepon, dan air.
PT. Caprito Agrindo Prima merupakan usaha milik pribadi. Keseluruhan
dana yang dibutuhkan pada awal pendirian usaha adalah modal sendiri pemilik
usaha. Kondisi keuangan perusahaan cukup baik. Selama ini, perusahaan tidak
pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal untuk menjalankan
usahanya. Pemilik yang bekerja sebagai seorang kontraktor mempunyai modal
yang cukup besar untuk mengembangkan usahanya. Manajer tidak kesulitan
untuk mendapatkan dana dari pemilik dalam pengembangan usahanya.
Kesediaaan pemilik dalam mengeluarkan dana besar adalah karena hobi pemilik
dalam beternak kambing yang merupakan tujuan awal pemilik dalam mendirikan
usaha. Pemilik selalu mendukung setiap kebijakan yang bertujuan untuk
pengembangan usaha. Modal usaha yang berasal dari pemilik merupakan
kekuatan bagi usaha tersebut dalam mengembangkan usahanya.
Kondisi keuangan yang baik didukung oleh kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan. Setiap bulan perusahaan mampu menghasilkan
keuntungan bersih sekitar Rp 14.000.000. Pemasukan utama diperoleh dari
penjualan susu kambing yang mencapai 88 persen dari total pemasukan
perusahaan. Sedangkan 12 persennya diperoleh dari penjualan kotoran ternak dan
90
penjualan anak kambing. Sedangkan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh
perusahaan adalah biaya pakan yang mencapai 50 persen dari total pengeluaran
perusahaan. Sisanya merupakan biaya tenaga kerja, transportasi, listrik, telepon,
air, dan biaya input lainnya.
Sebenarnya perusahaan mampu meningkatkan keuntungan setiap
bulannya. Penjualan susu kambing yang selalu berfluktuasi setiap bulan
menyebabkan keuntungan selalu naik turun. Padahal, perusahaan mampu
memproduksi susu lebih banyak. Kemampuan perusahaan meningkatkan
penjualan akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. Setiap
bulan perusahaan memberikan laporan perkembangan perusahaan ke pemilik yang
berada di Jakarta. Manajer cukup menyampaikan kebutuhan dana yang masih
dibutuhkan untuk investasi usaha.
6.2.4. Produksi/Operasi
Kegiatan produksi yang dilakukan berupa kegiatan pembesaran kambing,
perawatan, pemerahan, dan pemberian pakan. Kegiatan ini merupakan kegiatan
operasional peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo Prima setiap hari.
Hal ini terjadi karena usaha peternakan kambing selalu berproduksi setiap hari.
Jam kerja bagi karyawan berlaku setiap hari bahkan pada hari-hari libur nasional
karyawan tetap masuk. Untuk mendapatkan libur, setiap karyawan diberikan
jatah sebanyak tiga hari libur dalam satu bulan. Tetapi jatah tersebut merupakan
pilihan bagi karyawan, artinya karyawan dapat menggunakan jatah atau tidak
tergantung karyawan. Bagi karyawan yang tidak menggunakan jatah, mendapat
upah lembur untuk setiap hari masuk.
Jam kerja bagi karyawan cukup fleksibel sesuai dengan kebutuhan ada
tidaknya pekerjaan yang akan dikerjakan. Tetapi umumnya jadwal bagi karyawan
berlaku seperti berikut: Pukul 06.00 sampai pukul 09.00 WIB masuk, pukul
09.000-10.00 istirahat, pukul 11.00-12.00 masuk, pukul 12.00-13.00 istirahat,
pukul 13.00-14.30 masuk, pukul 14.30-15.30 istirahat, masuk pukul 15.30-16.30
dan pulang pukul 16.30 WIB. Setiap karyawan diharuskan datang tepat waktu
karena keterlambatan pemerahan akan mengganggu jadwal produksi dan kegiatan
lain. Kegiatan yang dilakukan pada jam-jam tersebut berupa kegiatan pemerahan,
pemberian pakan, dan pemeliharaan kandang yang rutin dilakukan setiap hari.
91
Kegiatan pemerahan dilakukan sebanyak dua kali. Pemerahan pertama
dilakukan pukul 06.30 WIB. Semua karyawan melakukan pemerahan terhadap
kambing yang laktasi. Hasil perahan dibawa ke ruang pengemasan. Pemerahan
ke dua dilakukan pada sore hari, yaitu pukul 15.30 WIB. Pemerahan dilakukan
dua kali karena pemerahan tidak cukup dilakukan sekali. Pemerahan dilakukan
kembali pada sore hari karena pada selang waktu tersebut kambing yang laktasi
masih dapat menghasilkan susu. Jarak waktu yang lama ini berguna agar produksi
susu kambing yang diperoleh lebih tinggi. Untuk mendukung produksi susu,
maka setiap pemerahan pagi hari, kambing diberikan pakan konsentrat. Kegiatan
yang dilakukan pada pemerahan ke dua sama dengan pemerahan yang pertama.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali. Pemberian pakan pertama
dilakukan pada pagi hari sampai siang hari yaitu pakan tambahan berupa
konsentrat. Pemberian pakan dilakukan setelah karyawan melakukan kegiatan
pemerahan dan pengemasan susu. Pakan konsentrat bagi kambing untuk
menambah energi dan bobot kambing. Pakan konsentrat ini berupa campuran
konsentrat jadi, ampas bir, ampas tahu, dan mineral. Pemberian pakan dilakukan
secara kontinyu mulai dari pagi sampai siang hari. Karyawan melakukan
pengontrolan untuk memastikan pakan konsentrat tersedia dan habis digunakan
oleh ternak. Kebutuhan akan pakan konsentrat ini sebesar 700 kg dalam sehari
untuk keseluruhan ternak yang berjumlah sekitar 380 ekor kambing.
Pemberian pakan ke dua pada siang hari yaitu berupa hijauan rumput gajah
yang diperoleh dari lahan sekitar. Pemberian hijauan diberikan mulai siang hari
sampai sore hari. Karyawan yang mempunyai tugas di bidang pakan ternak
menyediakan rumput untuk pakan ternak siang hari dan memastikan rumput
sampai ke kandang. Pakan rumput yang diambil dari lahan dibawa ke tempat
mesin pemotongan rumput. Di tempat yang berdekatan dengan kandang tersebut,
rumput dipotong-potong menggunakan mesin pemotong. Pemotongan rumput ini
dilakukan karena rumput yang dibawa dari lahan masih panjang-panjang,
sehingga harus dipotong-potong untuk memudahkan pencernaan. Setelah itu,
rumput yang sudah dipotong-potong langsung dimasukkan ke dalam karung untuk
dipindahkan langsung ke kandang tempat pakan ternak.
92
Kegiatan lainnya adalah pembersihan kandang induk dan kandang anak.
Setelah pakan rumput tersedia, karyawan melakukan pembersihan terhadap
kandang induk dan kandang anak. Pemisahan kandang induk dan anak karena
perbedaan setiap perawatan yang diberikan. Kandang induk merupakan tempat
kegiatan pemerahan susu dan pembesaran bagi induk jantan. Karyawan yang
bertugas di bagian kandang induk bertanggung jawab terhadap pemberian makan
induk kambing baik jantan maupun betina, perawatan dan pemeliharaan bagi
setiap induk. Pemeliharaan bagi induk berupa pengontrolan kesehatan, siklus
birahi, dan pengawinan induk kambing. Kegiatan pemeliharaan ini sangat penting
untuk mengetahui induk yang sedang laktasi dan pemeliharaan akan
mempengaruhi produksi susu. Oleh karena itu, kegiatan ini rutin dilakukan setiap
hari. Pembersihan kandang berupa pengumpulan kotoran kambing yang
selanjutnya akan dijual dan pembersihan kandang dari sampah-sampah berupa
sisa pakan hijauan.
Disamping menghasilkan susu, perusahaan juga mengusahakan
pembibitan kambing. Pembibitan kambing berfungsi untuk menghasilkan calon
induk yang berkualitas. Oleh karena itu, perusahaan juga sangat memperhatikan
pemeliharaan terhadap anak dan kandangnya. Untuk mendukung kesehatan anak
kambing, kebersihan kandang harus diperhatikan. Setiap hari kandang
dibersihkan dari kotoran dan sampah-sampah untuk menghindari timbulnya
penyakit. Pemeliharaan anak kambing juga berperan penting untuk menggantikan
induk yang sudah tua. Kualitas anak kambing yang sehat dan ideal akan menjadi
induk yang berkualitas nantinya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus
tetap tersedia dan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Pengontrolan setiap
anak kambing tetap dilakukan untuk mengetahui bibit-bibit kambing yang
berkualitas.
Walaupun sudah terdapat pembagian tugas dan tanggungjawab masing-
masing karyawan. Namun, dalam teknis pelaksanaannya karyawan saling
membantu dalam semua hal. Pembagian tugas hanya berupa tanggung jawab saja
yang diberikan manajer terhadap masing-masing karyawan. Dalam menangani
setiap pekerjaan, karyawan selalu didukung kerjasama yang kuat. Mereka sudah
lama bekerja di perusahaan dan tinggal di tempat tersebut mulai awal berdiri
93
sampai sekarang. Oleh karena itu, rasa kekeluargaan bagi setiap karyawan cukup
kuat.
Lokasi perusahaan yang terletak di pegunungan dan jauh dari tempat
tinggal masyarakat merupakan salah satu faktor yang mendukung kegiatan
produksi perusahaan. Menurut pihak perusahaan, lokasi ini cukup strategis untuk
beternak kambing. Kemudahan mendapatkan pakan rumput merupakan salah satu
pertimbangan perusahaan dalam memilih lokasi. Kekurangan pakan rumput
sewaku-waktu tidak menyulitkan perusahaan untuk mendapatkannya. Mereka
dapat memperolehnya dari rumput masyarakat yang berada disekitar lokasi
peternakan. Lokasi perusahaan yang jauh dari pemukiman masyarakat
memberikan jaminan keberlangsungan usaha ini. Selama ini, pihak perusahaan
belum pernah merugikan masyarakat akibat aktivitas peternakan.
Perusahaan memiliki lahan enam hektar untuk keseluruhan kegiatan
produksi perusahaan. Tiga hektar lahan digunakan untuk lokasi kandang
peternakan dan tiga hektar dimanfaatkan untuk lahan penanaman rumput.
Perusahaan yang memiliki lahan penanaman rumput hijauan seluas tiga hektar
memberikan pakan yang cukup bagi ternak. Satu hektar lahan mempunyai
kapasitas 200 ton rumput per tahun. Satu hektar lahan ini dapat memenuhi pakan
kambing untuk populasi 250 ekor dalam satu tahun. Artinya kebutuhan rumput
untuk populasi 380 ekor kambing yang ada sekarang masih mencukupi. Karena
perusahaan memiliki lahan rumput seluas tiga hektar. Kekurangan pakan dapat
terjadi hanya karena musim kemarau yang berkepanjangan. Fasilitas yang
memadai juga mendukung aktivitas produksi. Perusahaan memiliki dua buah
mobil dan satu buah motor untuk kendaraan operasional perusahaaan. Kapasitas
freezer dan satu koloni kandang yang belum digunakan merupakan aset yang
mendukung pengembangan usaha.
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah kapasitas
produksi yang masih tergantung permintaaan pasar. Perusahaan berproduksi
mengikuti peluang pasar. Perusahaan berproduksi sesuai permintaan dari para
agennya. Apabila jumlah produksi lebih besar dari permintaan, maka akan terjadi
kelebihan produksi. Sebaliknya, apabila permintaaan tinggi, perusahaan akan
memperlama masa pemerahan kambing atau perusahaan akan membeli ke
94
peternak lain untuk memenuhi permintaan konsumennya. Namun, hal ini jarang
terjadi bagi perusahaan.
Pengolahan
Sub-sistem agribisnis pengolahan bagi PT. Caprito Agrindo Prima belum
berkembang. Kegiatan pengolahan hanya berupa pengemasan susu kambing yang
telah diperah. Kegiatan ini berlangsung setiap hari. Susu yang telah diperah
dibawa ke ruang pengemasan dan penyimpanan produk yang berlokasi di samping
kantor perusahaaan. Di ruangan ini susu kambing dalam ember yang telah
diperah disaring terlebih dahulu. Penyaringan ini dilakukan untuk membuang
kotoran atau material kecil yang ikut masuk pada saat pemerahan. Selanjutnya
susu dikemas dalam kemasan berukuran 200 ml dengan menggunakan mesin
pengemas. Pengemasan yang dilakukan tergantung kebutuhan pelanggan juga.
Terdapat pelanggan atau agen yang membutuhkan susu dalam jumlah yang
berbeda-beda tergantung kebutuhan konsumen atau pelanggan. Biasanya produk
susu yang dipesan akan diolah kembali menjadi produk olahan. Dalam hal ini,
susu kambing dikemas dalam plastik polos ukuran besar tanpa pencamtuman label
perusahaan.
Proses pengemasan masih sederhana. Produk yang sudah dikemas
dimasukkan ke dalam freezer untuk menjaga kualitas susu tetap segar sebelum
dipasarkan. Perusahaan memiliki dua buah freezer dan satu buah kulkas sebagai
tempat peyimpanan sementara sebelum dipasarkan. Kapasitas penyimpanan
freezer 500 dan 200 liter, dan kapasitas kulkas 80 liter.
Untuk menjaga kualitas tetap baik dan layak untuk dikonsumsi, susu
kambing harus dalam keadaan beku. Keadaan beku tergantung tempat
penyimpanan. Susu kambing dalam keadaan beku dapat bertahan hingga satu
bulan. Sedangkan susu dalam keadaan segar yang disimpan dalam kulkas hanya
dapat bertahan selama tiga hari, setelah tiga hari susu kambing tidak layak lagi
untuk dikonsumsi. Di ruangan terbuka susu kambing hanya dapat bertahan
delapan jam agar kualitasnya terjamin dan layak dikonsumsi.
Sampai saat ini, perusahaan hanya menghasilkan satu jenis produk yaitu
produk susu kambing murni tanpa mengalami proses pengolahan. Produk ini
dikemas dalam kemasan plastik berukuran 200 ml. Nama produknya disebut
95
caprin. Dalam kemasan terdapat informasi yang jelas mengenai produk, misalnya
nama perusahaan penghasil produk, ukuran, manfaat produk. Kemasan yang
digunakan adalah jenis plastic HDPE dengan daya tahan 2-3 minggu dalam
keadaan beku. Harga yang ditetapkan adalah Rp 6.000 per bungkusnya. Sampai
saat ini, produk utama yang dipasarkan perusahaan adalah produk yang sudah
memiliki kemasan nama perusahaan, yaitu produk kemasan isi 200 ml.
6.2.5. Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan belum memiliki divisi yang khusus menangani fasilitas
penelitian dan pengembangan. Penerapan penelitian dan pengembangan belum
berhasil bagi perusahaan. Pihak perusahaan pernah mengajukan izin pembuatan
produk olahan dari Departemen Kesehatan. Tetapi, birokrasi yang sulit
mengundurkan niat perusahaan untuk membuat produk olahan.
Untuk memberikan jaminan kesehatan produknya, perusahaan
bekerjasama dengan peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun
2007, peneliti dari Fakultas Peternakan IPB melakukan uji laboratorium terhadap
kandungan susu kambing PT. Caprito A. P. Uji laboratorium tersebut
menghasilkan kandungan gizi yang baik dan layak untuk dikonsumsi. Namun
hasil penelitian ini tidak dicantumkan oleh pihak perusahaaan dalam kemasan
produknya. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya.
Pencantuman hasil penelitian IPB ini akan memberikan kepercayaan kepada
konsumen untuk membeli produk. Kerjasama ini berlangsung sampai sekarang
untuk mengontrol kualitas produk tetap terjamin dan memberikan kepercayaan
kepada konsumen.
6.2.6. Sistem Informasi Manajemen
Prusahaan memiliki media promosi berupa website. Situs website
perusahaan dapat diakses di www.susu-kambing.com. Website ini diharapkan
mampu membantu perusahaan dalam mempromosikan dan memasarkan produk.
Website ini menawarkan bagi setiap orang untuk menjadi agen dan memberikan
jasa pelayanan antar produk bagi konsumen yang memesan.
Namun, pengelolaan website yang tidak optimal membuat strategi promosi
melalui media internet ini tidak berhasil. Pembuatan dan pengelolaan website
96
selama ini dikelola oleh salah satu agen perusahaan yang berada di Bogor. Agen
tersebut hanya membantu perusahaan dalam memasarkan produk melalui
pembuatan website perusahaan. Perusahaan tidak pernah memberikan perhatian
terhadap pengelolaan sistem informasi ini. Akibatnya, informasi yang tersedia
tentang perusahaan cukup terbatas, informasi juga tidak up-date, dan banyak
menu yang tidak lengkap. Padahal, pemanfaatan media internet saat ini cukup
efektif untuk mempromosikan suatu produk, seperti susu kambing.
97
VII FORMULASI STRATEGI
7.1. Tahap Masukan (Input)
7.1.1. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal
1. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Identifikasi terhadap faktor eksternal perusahaan menghasilkan sejumlah
peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman ini merupakan faktor strategis
eksternal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan strategi pengembangan
usaha peternakan kambing perah pada PT. Caprito Agrindo Prima. Faktor
strategis eksternal merupakan peluang dan ancaman yang tidak dapat dikendalikan
oleh perusahaan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan
sekaligus menghindari berbagai ancaman bagi perusahaan.
a) Peluang
1. Penurunan harga BBM
Penurunan harga BBM beberapa bulan terakhir dari posisi Rp 6000/liter
menjadi Rp 4500/liter berpengaruh langsung terhadap perusahaan. Kenaikan
BBM yang sempat terjadi pada tahun lalu telah meningkatkan biaya operasional
perusahaan. Kenaikan BBM berpengaruh langsung terhadap kenaikan biaya
transportasi untuk pengiriman produk susu kambing. Hal ini terjadi karena biaya
pengiriman produk dibebankan ke perusahaan. Namun, penurunan kembali harga
BBM telah memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dengan menurunnya biaya
transportasi. Penurunan harga BBM ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk
memasarkan produknya lebih luas lagi.
2. Luasnya pangsa pasar yang belum dimasuki
Wilayah pemasaran produk susu kambing oleh perusahaan masih
tergolong sempit. Wilayah pemasaran yang menjadi langganan perusahaan saat
ini adalah Bogor, Jakarta, Depok, Tangerang, Karawang, dan Bandung.
Pemasaran oleh perusahaan masih terfokus di daerah ini. Selain itu, pemasaran di
daerah tersebut masih belum merata karena di masing-masing daerah hanya
terdapat satu agen. Banyaknya daerah yang belum dimasuki perusaahaan
98
merupakan peluang bagi perusahaan ke depannya. Disamping itu pertambahan
jumlah penduduk setiap tahun merupakan peluang besar bagi perusahaan dalam
memasarkan produk terutama di wilayah Jawa.
3. Pengelolaan limbah (kotoran) kambing menjadi produk bermanfaat
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang kembali
dikembangkan saat ini. Pertanian organik bertujuan untuk menghindari kerugian
yang dihasilkan oleh penggunaan pestisida. Oleh karena itu, penggunaan pupuk
organik merupakan pilihan bagi para petani. Kotoran ternak merupakan salah satu
pupuk organik yang dapat dimanfaatkan. Adanya hasil sampingan yang diperoleh
oleh perusahaan berupa kotoran kambing merupakan peluang bagi perusahaan.
Selama ini limbah produksi (kotoran kambing) sedang dimanfaatkan oleh
perusahaan. Limbah (kotoran kambing) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
penghasilan perusahaan. Limbah (kotoran) hewan dapat dimanfaatkan dengan
menjual limbah ternak ke petani-petani yang menggunakannya sebagai pupuk.
4. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkankesehatanSaat ini masyarakat sedang berusaha untuk mengkonsumsi produk yang
lebih mengutamakan kesehatan. Kandungan gizi produk susu olahan yang selama
ini marak dipasaran tidak dapat meyakinkan dan memuaskan masyarakat karena
kualitas yang tidak terjamin karena produk olahan. Produk susu segar merupakan
salah satu alternatif konsumen untuk menjamin kualitas produknya. Susu
kambing merupakan salah satu produk susu yang memiliki kandungan gizi yang
lebih tinggi dari produk lain, misalnya susu sapi.
5. Perkembangan IPTEK dan teknologi informasi yang semakin pesat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta teknologi
informasi merupakan peluang bagi perusahaan. IPTEK berperan bagi
peningkatan kualitas dan kesempatan untuk melakukan inovasi produk bagi
perusahaan. Selain itu, teknologi informasi akan memudahkan perusahaan dalam
memasarkan produk susu kambing bagi masyarakat. Kemampuan penggunaan
IPTEK merupakan peluang besar bagi perusahaan dalam mengembangkan
usahanya.
99
6. Tidak adanya produk substitusi bagi produk susu kambing
Kandungan gizi yang tinggi merupakan ciri khas yang terdapat pada susu
kambing. Kualitas dan manfaatnya berbeda dengan susu segar yang dihasilkan
oleh ternak lain seperti susu sapi. Oleh karena itu, konsumen susu kambing tidak
dapat memperoleh produk lain sejenis yang dapat menggantikan manfaat seperti
susu kambing. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk tetap
berproduksi.
b) Ancaman
1. Tingkat inflasi yang berfluktuasi
Dampak ekonomi global telah mempengaruhi perekonomian bangsa
Indonesia menjadi lebih lambat. Ketidakpastian ekonomi Indonesia ditandai
dengan tingkat inflasi yang terus berfluktuasi. Tekanan inflasi tahun 2008 masih
terasa sampai saat ini. Hal ini menyebabkan melemahnya daya beli masyarakat
terhadap komoditi. Konsumsi masyarakat terhadap produk makanan dan
minuman yang masih rendah menimbulkan kekhawatiran terhadap pelaku-pelaku
usaha kecil dan menengah. Tekanan inflasi ini merupakan ancaman bagi PT.
Caprito Agrino Prima karena tidak adanya kepastian ekonomi Indonesia ke arah
yang baik.
2. Musim kemarau akan menurunkan produksi pakan ternak
Pada musim kemarau perusahaan sulit untuk mendapatkan rumput hijauan
untuk pakan ternak. Musim kemarau akan meningkatkan biaya produksi karena
perusahaan harus mendapatkannya dari daerah lain. Oleh karena itu, perusahaan
akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi pada saat musim kemarau. Musim
kemarau menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha karena kesulitan untuk
mendapatkan pakan hjauan bagi ternak.
3. Produk susu kambing yang masih bersifat eksklusif bagi masyarakat
Selama ini konsumen produk susu kambing merupakan masyarakat
tertentu saja, yaitu mereka yang ingin menyembuhkan penyakit dan yang
mementingkan kesehatan. Susu kambing belum populer seperti susu lain yang
sudah dikenal oleh masyarakat. Masyarakat mengkonsumsi susu kambing pada
100
saat dibutuhkan saja. Sifat eksklusif bagi produk susu kambing merupakan
ancaman bagi perusahaan karena pandangan masyarakat yang sempit terhadap
produk susu kambing.
4. Masuknya Bogor sebagai salah satu daerah yang dinyatakan rawanpenyakit antraks
Hasil identifikasi dinas peternakan Jawa Barat menyatakan bahwa tujuh
daerah di wilayah Jawa Barat rawan penyakit antraks. Kabupaten Bogor
merupakan salah satu daerah yang termasuk di dalamnya. Kecamatan Jonggol
merupakan salah satu daerah yang endemis dengan penyakit antraks. PT. Caprito
Agrindo Prima yang berlokasi di Kecamatan Cariu merupakan salah satu daerah
yang menjadi ancaman penyakit antraks karena berbatasan langsung dengan
Kecamatan Jonggol. Penyakit antraks menjadi ancaman serius bagi perusahaan
karena sewaktu-waktu dapat timbul.
5. Pemesanan jumlah produk sesuai kebutuhan agen
Tidak adanya kontrak dengan agen pemasar merupakan ancaman bagi
perusahaan. Agen memesan jumlah produk ke PT. Caprito Agrindo Prima sesuai
dengan kebutuhan para agen. Dalam hal ini agen tidak mau mengambil risiko
terhadap kelebihan produksi perusahaan. Perusahaan tidak dapat memasarkan
produk sesuai hasil produksi karena tergantung terhadap permintaan para agen.
Jumlah produksi perusahaan mengikuti permintaan pemasok. Hal ini merupakan
ancaman bagi perusahaan dalam pengembangan usahanya karena sewaktu-waktu
jumlah produksi dapat melebihi jumlah permintaan para agen.
Faktor peluang dan ancaman bagi PT. Caprito Agrindo Prima diperlihatkan pada
Tabel 24.
101
Tabel 24. Daftar Peluang dan Ancaman PT. Caprito Agrindo Prima
Faktor Eksternal Peluang AncamanLingkungan Politik,Pemerintah, dan Hukum
1. Penurunan Harga BBM
Lingkungan Ekonomi 1. Tingkat inflasi yangberfluktuasi
Lingkungan Sosial, Budaya,Demografi, dan Lingkungan
2. Luasnya pangsa pasaryang belum dimasuki
3. Pengelolaan limbah(kotoran) kambingmenjadi produkbermanfaat
4. Perubahan gaya hidupmasyarakat yang lebihmementingkankesehatan
2. Musim kemarauakan menurunkanproduksi pakanternak
3. Produk susukambing yang masihbersifat eksklusifbagi masyarakat
4. Masuknya Bogorsebagai salah satudaerah yangdinyatakan rawanpenyakit antraks
LingkunganTeknologi 5. Perkembangan IPTEKdan teknologiinformasi yangsemakin pesat
Lingkungan Industri
1. Potensipengembanganproduk substitusi
2. Kekuatan tawar-menawarpembeli/konsumen
6. Tidak adanya produksubstitusi bagi produksusu kambing
5. Pemesanan jumlahproduk sesuaikebutuhan agen
2. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahana) Kekuatan
1. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi
Karyawan difasilitasi dengan tempat tinggal yang diberikan secara gratis
oleh pemilik terhadap karyawan yang berlokasi di daerah peternakan. Hal ini
memberikan loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan. Karyawan
lebih mudah mengontrol dan melakukan setiap pekerjaan karena berada di daerah
peternakan. Selain itu insentif dan pemberlakuan karyawan sebagai suatu
keluarga menyebabkan karyawan termotivasi dalam menjalankan segala tugasnya.
102
Loyalitas ini merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk mengelola peternakan
menjadi lebih baik.
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab karyawan yang jelas
Dalam struktur organisasi perusahaan pembagian tugas dan
tanggungjawab setiap karyawan sudah jelas. Setiap karyawan dibagi tugas ke
dalam empat bagian yang menangani kegiatan operasional perusahaan. Menurut
pihak perusahaan pembagian tugas dan tanggungjawab ini sudah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Setiap karyawan diberikan tanggungjawab yang jelas
sehingga tidak ada pekerjaan yang terlewatkan. Pembagian tugas ini menjadi
kekuatan bagi perusahaan karena selama ini sangat membantu perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan operasional setiap hari.
3. Hubungan baik dengan agen atau konsumen
Dalam fungsi pemasaran perusahaan memanfaatkan beberapa agen yang
terdapat dibeberapa daerah. Antara perusahaan dengan agen telah terjalin
hubungan yang baik dalam pemasaran produk perusahaan. Agen yang ada
sekarang merupakan agen perusahaan sejak perusahaan mulai berproduksi.
Sampai sekarang agen-agen tersebut masih bertahan. Hal itu tentunya karena
antara perusahaan dengan agen terjalin hubungan yang baik. Hubungan yang baik
antara perusahaan dengan agen merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan
oleh perusahaan dalam pemasaran produk.
4. Keterjaminan modal dan sumber keuangan
Peternakan kambing perah PT. Caprito Agrindo Prima merupakan usaha
peternakan milik pribadi oleh Bapak Oto Permana. Biaya pendirian usaha
sepenuhnya merupakan milik pribadi pemilik. Sampai saat ini modal dan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan berasal dari pemilik. Hal ini menjadi kekuatan
bagi perusahaan. Penggunaaan modal sendiri akan membuat kondisi keuangan
terjamin. Menurut pihak manajemen sejauh ini tidak ada masalah dalam
kebutuhan modal karena setiap kekurangan modal selalu dapat terpenuhi oleh
pemilik usaha.
103
5. Lokasi perusahaan yang strategis
Lokasi perusahaan yang terletak di daerah pegunungan dan ladang
memudahkan perusahaan mendapatkan pakan hijauan berupa rumput. Hal ini
sangat penting bagi perusahaan karena sebagian besar biaya yang dikeluarkan
adalah untuk kebutuhan pakan ternak. Selain itu, lokasi peternakan yang jauh dari
pemukiman penduduk membuat usaha dapat berjalan dengan baik karena tidak
menimbulkan efek eksternalitas bagi lingkungan. Lokasi yang strategis
merupakan kekuatan bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
6. Tersedianya lahan dan fasilitas yang memadai
Sejak awal pendirian usaha, perusahaan sudah menginvestasikan
modalnya untuk membeli fasiltas utama dan pendukung. Lahan seluas enam
hektar merupakan lahan yang sangat mendukung bagi perusahaan tertutama untuk
mendapatkan pakan hijauan. Perusahaan memiliki dua buah mobil pick-up dan
satu buah motor untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Fasilitas
transportasi sangat dibutuhkan untuk pemasaran produk ke agen dan konsumen
yang melakukan pemesanan.
7. Kualitas produk yang terjamin
Pada tahun 2007 peneliti dari IPB melakukan penelitian terhadap
kandungan dan kualitas susu kambing yang dihasilkan oleh peternakan PT.
Caprito Agrindo Prima. Berdasarkan hasil uji laboratorium IPB menghasilkan
bahwa kandungan gizi susunya tinggi dan layak dikonsumsi. Kualitas fisik,
kimia, dan mikrobiologi susu kambing segar yang dihasilkan oleh PT. Caprito
Agrindo Prima memiliki kualitas yang memenuhi standar. Adanya kerjasama
dengan peneliti IPB ini merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk memastikan
kualitas produk terjamin untuk dikonsumsi.
b) Kelemahan
1. Kurangnya perencanaan dalam organisasi
Sejak awal pendirian usaha, perusahaan telah memiliki visi dan misi yang
jelas. Namun dalam pelaksanaan tujuan, perusahaan belum memiliki perencanaan
yang jelas. Kegiatan perusahaan berjalan begitu saja, tidak ada target dan sasaran
yang akan dicapai. Perusahaan berproduksi dengan mengikuti peluang pasar
104
tanpa ada target yang akan dicapai. Kurangnya perencanaan merupakan
kelemahan bagi perusahaan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan
Tingkat pendidikan karyawan yang rendah merupakan kelemahan bagi
perusahaan. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan menyebabkan karyawan
sulit untuk mengatasi berbagai masalah terutama yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perawatan ternak. Selama ini karyawan hanya mengandalkan
pengalaman dan pengetahuan apa adanya saja. Sehingga untuk menangani
penyakit hewan dan lain-lain harus mengandalkan manajer.
3. Belum memiliki divisi pemasaran
Belum adanya divisi pemasaran bagi perusahaan merupakan kelemahan
bagi perusahaan. Divisi pemasaran dibutuhkan untuk dapat memasarkan setiap
produksi yang dihasilkan dan untuk memperluas pangsa pasar. Tidak adanya
divisi pemasaran menyebabkan perusahaan selalu kelebihan produksi apabila
tidak mampu memasarkan hasil produksi.
4. Kurangnya diferensiasi produk
Kurangnya diferensiasi produk menjadi kelemahan bagi perusahaan.
Kelebihan produksi akibat kurang berperannya fungsi pemasaran mengakibatkan
produk susu kambing dijual ke perusahaan pengolah dengan harga yang lebih
rendah. Ketidakmampuan perusahaan memasarkan produk akan merugikan
perusahaan.
5. Sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang agen
Selama ini perusahaan memanfaatkan agen untuk memasarkan produknya.
Perusahaan masih bergantung terhadap agen-agen dalam pemasaran produk.
Perusahaan menentukan persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang
agen. Namun, kesulitan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang agen menjadi
permasalahan bagi seorang agen.
105
6. Jumlah produksi tergantung permintaan pasar
Perusahaan berproduksi sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini
perusahaan berproduksi sesuai dengan permintaan agen dan konsumen.
Perusahaan berproduksi tidak sesuai dengan kapasitas produksinya. Jumlah
produksi yang masih tergantung permintaan pasar ini merupakan kelemahan bagi
perusahaan karena perusahaan masih tergantung terhadap pasar.
7. Kurangnya perhatian terhadap sistem informasi
Perusahaan telah menggunakan teknologi informasi dengan menggunakan
website sendiri dalam mempromosikan produk susu kambing yang dihasilkan
perusahaan. Namun, website tersebut tidak dikelola oleh perusahaan. Pihak yang
membuat dan mengelola website perusahaan adalah agen perusahaan.
Pengelolaan website oleh pihak luar perusahaan akan menyulitkan perusahaan
dalam memberikan informasi-informasi terbaru yang berhubungan dengan
perusahaan. Hal ini menjadi kelemahan bagi perusahaan karena pengelolaannya
menjadi kurang optimal.
106
Tabel 25. Daftar Kekuatan dan Kelemahan PT. Caprito Agrindo PrimaFaktor Internal Kekuatan Kelemahan
Manajemen 1. Tingkat loyalitaskaryawan yang tinggi
2. Pembagian tugas dantanggung jawabkaryawan yang jelas
1. Kurangnyaperencanaan dalamorganisasi
2. Rendahnya tingkatpendidikankaryawan
Pemasaran 3. Hubungan baik denganagen atau konsumen
3. Belum memilikidivisi pemasaran
4. Kurangnyadiferensiasi produk
5. Sulitnyapersyaratan yangdibutuhkan untukmenjadi seorangagen
Keuangan/Akuntansi 4. Keterjaminan modal dansumber keuangan
Produksi/Operasi 5. Lokasi perusahaan yangstrategis
6. Tersedianya lahan danfasilitas yang memadai
6. Jumlah produksitergantungpermintaan pasar
Penelitian dan Pengembangan 7. Kualitas produk yangterjamin
Sistem Informasi Manajemen 7. Kurangnyaperhatian terhadapsistem informasi
7.1.2. Matriks EFE dan IFE
a) Matriks EFE
Identifikasi terhadap faktor ekstenal perusahaan menghasilkan sejumlah
faktor strategis eksternal yang berupa peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Setiap faktor diberikan penilaian berupa pembobotan dan penentuan rating oleh
masing-masing responden. Hasil penilaian terhadap bobot dan rating
diformulasikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). Tabel 26
merupakan matriks EFE bagi perusahaan PT. Caprito Agrindo Prima.
107
Tabel 26. Matriks EFE PT. Caprito Agrindo Prima
Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rata-rata
Rating
Rata-rata
Nilai
Tertimbang
PELUANG
Penurunan harga BBM 0,087 3 0,261Pengelolaan limbah (kotoran)
kambing menjadi produk bermanfaat 0,082 3,4 0,279Luasnya pangsa pasar yang belum
dimasuki 0,095 4 0,380Perubahan gaya hidup masyarakat
yang lebih mementingkan kesehatan 0,088 4 0,352Perkembangan IPTEK dan teknologi
informasi yang semakin pesat 0,101 3,6 0,364Tidak adanya produk substitusi bagi
produk susu kambing 0,106 3 0,318ANCAMAN
Tingkat inflasi yang berfluktuasi 0,103 3 0,309Musim kemarau akan menurunkan
produksi pakan ternak 0,093 3 0,279Produk susu kambing yang masih
bersifat eksklusif bagi masyarakat 0,102 3,4 0,347Masuknya Bogor sebagai salah satu
daerah yang dinyatakan rawan
penyakit antraks 0,067 3,4 0,228Pemesanan jumlah produk sesuai
kebutuhan agen 0,075 2,4 0,180Total 3,296
Tabel 26 memperlihatkan hasil penilaian responden terhadap faktor
lingkungan eksternal perusahaan yang disajikan dalam matriks EFE. Analisis
matriks EFE perusahaan menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,296. Total
nilai tertimbang ini merupakan nilai yang termasuk dalam kategori diatas rata-
108
rata. Total nilai tertimbang sebesar 3,296 mengindikasikan bahwa perusahaan
merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada bagi perusahaan.
Dengan kata lain, strategi perusahaan saat ini secara efektif mengambil
keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh yang mungkin
muncul dari ancaman eksternal.
Peluang utama dalam lingkungan eksternal perusahaan ditunjukkan oleh
nilai tertimbang terbesar diantara faktor peluang yang ada, yaitu luasnya pangsa
pasar yang belum dimasuki dengan nilai tertimbang sebesar 0,380. Peluang
terbesar ke dua bagi perusahaan adalah perkembangan IPTEK dan teknologi
informasi yang semakin pesat dengan nilai tertimbang yang lebih kecil dari
peluang utama, yaitu sebesar 0,364. Sedangkan ancaman utama bagi perusahaaan
ditunjukkan oleh nilai tertimbang terkecil diantara faktor ancaman yang ada, yaitu
pemesanan jumlah produk sesuai kebutuhan agen dengan nilai tertimbang sebesar
0,180. Ancaman terbesar ke dua bagi perusahaan adalah masuknya Bogor sebagai
salah satu daerah yang dinyatakan rawan penyakit antraks dengan nilai tertimbang
yang lebih besar dari ancaman utama, yaitu sebesar 0,228.
b) Matriks IFE
Identifikasi terhadap faktor intenal perusahaan menghasilkan sejumlah
faktor strategis internal yang berupa kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan.
Setiap faktor diberikan penilaian berupa pembobotan dan penentuan rating oleh
masing-masing responden. Hasil penilaian terhadap bobot dan rating
diformulasikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Tabel 27
merupakan matriks IFE bagi perusahaan PT. Caprito Agrindo Prima.
109
Tabel 27. Matriks IFE PT. Caprito Agrindo Prima
Faktor Strategis Internal Bobot
Rata-
rata
Rating
Rata-
rata
Nilai
Tertimbang
KEKUATAN
Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi 0,091 4 0,364Pembagian tugas dan tanggungjawab
karyawan yang jelas 0,085 3,6 0,306Hubungan baik dengan agen atau pembeli 0,076 3,6 0,274Keterjaminan modal dan sumber
keuangan 0,080 3,6 0,288Lokasi perusahaan yang strategis 0,070 3,4 0,238Tersedianya lahan dan fasilitas yang
memadai 0,073 3,6 0,263Kualitas produk yang terjamin 0,081 3,6 0,292
KELEMAHAN
Kurangnya perencanaan dalam organisasi 0,071 2 0,142Rendahnya tingkat pendidikan karyawan 0,052 2 0,104Belum memiliki divisi pemasaran 0,081 1,4 0,113Kurangnya diferensiasi produk 0,065 1 0,065Sulitnya persyaratan yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang agen 0,060 1,6 0,096Jumlah produksi tergantung permintaan
pasar 0,075 1,4 0,105Kurangnya perhatian terhadap sistem
informasi 0,073 1,6 0,117Total 2,766
Tabel 27 memperlihatkan hasil penilaian responden terhadap faktor
lingkungan internal perusahaan yang disajikan dalam matriks IFE. Analisis
matriks IFE perusahaan menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,766. Total
nilai tertimbang ini merupakan nilai yang termasuk dalam kategori rata-rata.
110
Total nilai tertimbang sebesar 2,766 mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan saat ini dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan
yang ada pada perusahaan masih rata-rata. Dengan kata lain, strategi perusahaan
saat ini dalam mengambil keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan
meminimalkan kelemahan internal masih dalam tahap rata-rata.
Kekuatan utama dalam lingkungan internal perusahaan ditunjukkan oleh
nilai tertimbang terbesar diantara faktor kekuatan yang ada, yaitu tingkat loyalitas
karyawan yang tinggi dengan nilai tertimbang sebesar 0,364. Kekuatan terbesar
ke dua bagi perusahaan adalah pembagian tugas dan tanggung jawab karyawan
yang jelas dengan nilai tertimbang yang lebih kecil dari kekuatan utama, yaitu
sebesar 0,306. Sedangkan kelemahan utama bagi perusahaaan ditunjukkan oleh
nilai tertimbang terkecil diantara faktor kelemahan yang ada, yaitu kurangnya
diferensiasi produk dengan nilai tertimbang sebesar 0,065. Kelemahan terbesar ke
dua bagi perusahaan adalah sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang agen dengan nilai tertimbang yang lebih besar dari kelemahan utama,
yaitu sebesar 0,096.
7.2. Tahap Pencocokan
7.2.1. Analisis Matriks IE
Nilai tertimbang yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE menjadi
input bagi matriks Internal-External (IE). Matriks IE digunakan untuk
mengetahui posisi perusahaan saat ini berdasarkan hasil analisis terhadap faktor
lingkungan eksternal dan internal perusahaan pada matriks EFE dan matriks IFE.
Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total rata-rata tertimbang
matriks IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang matriks EFE pada sumbu
y. Total nilai tertimbang sebesar 2,766 pada matriks IFE diplotkan dengan total
nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar 3,296 pada matriks IE. Hasilnya
diperlihatkan dalam matriks IE pada Gambar 9.
111
Total Nilai Tertimbang IFEKuat Sedang Lemah
3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,99 Total TinggiNilai 3,0-4,0Tertimbang Rata-rataEFE 2,0-2,99
Rendah 1,0-1,99
Gambar 9. Matriks IE PT. Caprito A. P
Berdasarkan matriks IE PT. Caprito Agrindo Prima pada Gambar 9,
perusahaan berada pada posisi daerah II. Pada posisi tersebut, perusahaan disebut
dalam posisi tumbuh dan kembangkan. Daerah II menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam merespon lingkungan eksternalnya diatas rata-rata sedangkan
kemampuan dalam merespon lingkungan internalnya masih dalam tahap rata-rata.
Posisi perusahaan dalam matriks IE membantu dalam penentuan strategi
yang akan digunakan oleh perusahaan sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini.
Strategi yang dapat diterapkan pada posisi tumbuh dan berkembang adalah
strategi intensif, yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk atau menggunakan strategi integratif, yaitu strategi
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal. Penentuan
strategi merupakan pilihan terhadap beberapa atau sebagian strategi yang sesuai
dengan perusahaan.
Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan market share suatu
produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi
pengembangan pasar bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa
yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah
baru. Tujuan ke dua strategi ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar.
Sedangkan strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan agar
perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau
memodifikasikan produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang (David 2006).
Strategi integrasi ke depan menghendaki agar perusahaan mempunyai
kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer
I II III
IV V VI
VII VIII IX
112
mereka, bila perlu dengan memilikinya. Strategi integrasi ke belakang bertujuan
untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.
Strategi integrasi horizontal dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan
pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walau harus dengan memilikinya.
Jadi, tujuan strategi adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan/atau
meningkatkan pengendalian para pesaing (David 2006).
Strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk
merupakan strategi intensif sehingga dibutuhkan usaha yang intensif dan kontinu
untuk dapat berkembang dalam usaha. Di samping itu perusahaan juga dapat
menerapkan strategi integrasi untuk mendapatkan kontrol atas distributor,
pemasok, dan/atau pesaing yang membantu keberhasilan pengembangan usaha.
Strategi-strategi di atas merupakan pilihan bagi perusahaan. Strategi
tersebut merupakan dasar dalam menentukan strategi yang paling sesuai bagi
perusahaan karena pilihan strategi di atas masih bersifat umum. Untuk
memfokuskan strategi yang paling sesuai dan objektif bagi perusahaan, maka
perlu dilanjutkan ke tahap analisis yang lebih spesifik dengan menggunakan
matriks SWOT.
7.2.2. Analisis Matiks SWOT
Analisis matriks SWOT digunakan dengan mengkombinasikan faktor
strategis eksternal dan internal perusahaan untuk mendapatkan sejumlah alternatif
strategi bagi perusahaan. Input yang digunakan berasal dari hasil identifikasi
faktor eksternal dan internal perusahaan yang terdapat pada matriks EFE dan
matriks IFE. Strategi yang dirumuskan harus sesuai dengan kondisi perusahaan
saat ini yang mengacu pada matriks IE yang dihasilkan. Perumusan alternatif
strategi berdasarkan pengembangan empat tipe strategi, yaitu strategi S-O, strategi
W-O, strategi S-T, strategi W-T (David 2006).
Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan
kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah menambah populasi kambing untuk
113
meningkatkan produksi susu dan membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru
dengan agen lama.
1. Menambah populasi kambing untuk meningkatkan produksi susu.
Keterjaminan modal, lokasi perusahaan yang strategis, tersedianya lahan
dan fasilitas yang memadai, kualitas produk yang terjamin, dan tingkat
loyalitas karyawan yang tinggi merupakan kekuatan utama yang dapat
digunakan perusahaan untuk menangkap peluang luasnya pangsa pasar
yang belum dimasuki dengan produksi susu yang lebih besar. Strategi ini
cukup efektif bagi perusahaan jika perusahaan memiliki agen sendiri untuk
memasarkan produk. Bagi perusahaan, penambahan populasi tidak akan
menyebabkan kelebihan produksi asalkan perusahaan memiliki agen
pemasaran sendiri sesuai dengan strategi yang ditawarkan. Penambahan
populasi ini masih sesuai untuk pengelolaaan manajemen perusahaan.
Kambing merupakan ternak yang tidak suka bergerombol dengan populasi
yang banyak karena dapat menurunkan produksi susunya. Tetapi
perusahaan masih memiliki lahan dan kandang koloni yang dapat
menampung penambahan populasi ternak. Selain itu, sifat ternak yang
sensitif dan lebih mudah bereaksi dapat diatasi dengan menggunakan alat
penenang, misalnya menggunakan musik seperti yang sudah biasa
digunakan oleh peternak.
2. Membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru dengan agen lama.
Kerjasama yang baru bertujuan untuk menjadikan agen-agen lama menjadi
bagian perusahaan. Kerjasama ini berupa kesediaan dari agen untuk
memasarkan produk berapapun produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Strategi ini akan membuat perusahaan bebas dalam memproduksi susu
tanpa khawatir terhadap pemasarannya. Kerjasama ini akan menghasilkan
kekuatan yang lebih besar bagi kedua belah pihak dalam memasarkan
produk. Selain itu, kerjasama ini akan saling menguntungkan kedua belah
pihak, yaitu perusahaan dan agen. Keterjaminan modal dan sumber
keuangan serta tersedianya lahan dan fasilitas yang memadai merupakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menangkap peluang luasnya
pangsa pasar yang belum dimasuki.
114
Strategi W-O
Strategi W-O merupakan strategi yang dilakukan untuk meminimalkan
kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuka agen pemasaran milik
perusahaan sendiri, mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil alih
pengelolaan website, dan bekerjasama dengan perusahaan pengolah.
1. Membuka agen pemasaran milik perusahaan sendiri. Strategi ini sangat
cocok bagi perusahaan karena selama ini perusahaan memasarkan produk
melalui agen lepas tanpa ada sistem kerjasama. Dengan adanya agen
pemasaran milik perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk
memasarkan produk tanpa mengganggu kegiatan produksi. Agen
pemasaran sendiri ini digunakan untuk memasarkan setiap hasil produk
perusahaan. Agen perusahaan ini ditempatkan untuk wilayah-wilayah
strategis pemasaran perusahaan saat ini, seperti Jakarta, Bogor, dan
sekitarnya. Dengan agen sendiri, perusahaan dapat berproduksi sesuai
kapasitas produksinya tanpa bergantung terhadap agen lain. Tidak adanya
divisi pemasaran dan sulitnya persyaratan yang dibutuhkan menjadi
seorang agen merupakan kelemahan yang harus dihindari dengan
menggunakan strategi ini.
2. Mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil alih pengelolaan
website. Kegiatan promosi sangat dibutuhkan oleh perusahaan saat ini.
Promosi yang optimal diharapkan mampu memasuki pasar yang baru bagi
perusahaan. Website perusahaan yang selama ini dibuat dan dikelola oleh
pihak lain (agen) merupakan kendala bagi perusahaan. Sistem seperti ini
membuat pengelolaan website tidak optimal. Informasi-informasi terbaru
sulit untuk dimasukkan karena informasi terlambat bagi pengelola.
Pengelolaan website oleh perusahaan akan membantu perusahaan dalam
memasarkan produk karena belum memiliki divisi yang dapat menangani
pemasaran. Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang yang
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendukung strategi ini.
3. Bekerjasama dengan perusahaan pengolah. Tidak adanya divisi
pemasaran bagi perusahaan merupakan kelemahan utama perusahaan.
115
Oleh karena itu, kurangnya diferensiasi produk akan mengakibatkan
kerugian besar bagi perusahaan apabila produk tidak terjual. Untuk
mengatasinya perusahaan menjual produk ke pabrik pengolah dengan
harga yang lebih murah. Strategi kerjasama dengan perusahaan pengolah
merupakan strategi yang sesuai bagi perusahaan untuk mengatasi
permasalahan seperti ini. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM)
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan
peluang yang dapat mendukung strategi ini.
Strategi S-T
Strategi S-T merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan
kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal. Strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mencari dan memperbanyak jumlah
agen baru, meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik dengan
pemasok pakan rumput dan Dinas Peternakan (penyuluh).
1. Mencari dan memperbanyak jumlah agen baru. Jumlah agen yang ada
saat ini tidak cukup bagi perusahaan untuk memasarkan keseluruhan
jumlah produksi perusahaan. Di samping itu, pemesanan yang
dilakukan oleh agen tidak rutin atau hanya sewaktu-waktu, tergantung
permintaan konsumen. Hal ini cukup berisiko terhadap produksi
perusahaan. Dengan agen yang lebih banyak, peluang bagi perusahaan
dalam memasarkan keseluruhan hasil produksi menjadi besar. Agen
baru ini diutamakan untuk daerah-daerah di luar Jabodetabek yang
sifatnya sementara. Strategi ini bertujuan untuk memperluas pangsa
pasar perusahaan sampai ke luar daaerah seperti Jawa Barat, Sumatera,
dan lain-lain. Strategi ini juga sesuai untuk mengatasi ancaman
penurunan daya beli masyarakat akhir-akhir ini dan pandangan
masyarakat terhadap susu kambing yang masih bersifat eksklusif.
Strategi ini didukung oleh kekuatan internal yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu keterjaminan modal, kualitas produk yang terjamin,
dan fasilitas perusahaan yang memadai.
2. Meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik dengan
pemasok pakan rumput dan Dinas Peternakan (penyuluh). Penyebab
116
utama produksi perusahaan berkurang adalah faktor kesediaan pakan
ternak. Pada musim kemarau produksi susu dapat berkurang karena
kekurangan pakan bagi ternak. Lahan hijauan seluas tiga hektar
memang mencukupi kebutuhan pakan populasi ternak sekarang.
Tetapi musim kemarau yang berkepanjangan sampai tiga bulan, lahan
seluas tiga hektar ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
pakan ternak. Oleh karena itu, perlu menjalin kerjasama dengan
pemasok pakan rumput untuk memastikan ketersediaan pakan. Faktor
lain yang perlu diwaspadai oleh peternak adalah penyakit antraks yang
menyerang ternak. Masuknya Bogor sebagai salah satu daerah yang
dinyatakan rawan penyakit antraks mengharuskan perusahaan untuk
mewaspadainya. Kerjasama dengan Dinas Peternakan melalui
penyuluh merupakan langkah utama yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan perlindungan melalui program dan
bantuan yang diberikan. Strategi ini dapat terlaksana karena didukung
oleh kemampuan internal perusahaan, yaitu keterjaminan modal dan
sumber keuangan, pembagian tugas dan tanggungjawab karyawan
yang jelas.
Strategi W-T
Strategi W-T merupakan strategi yang dilakukan dengan meminimalkan
kelemahan internal untuk menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan saat ini dan mulai menyusun rencana serta target perusahaan ke depan
1. Melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini dan mulai
menyusun rencana serta target perusahaan ke depan. Strategi ini
penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan perlu
melakukan evaluasi untuk membuat rencana dan target yang akan
dicapai ke depan. Kurangnya perencanaan berimplikasi kepada jumlah
produksi yang tergantung kepada pasar karena perusahaan belum
memiliki divisi pemasaran yang dapat memasarkan produknya. Di
samping itu, penurunan daya beli masyarakat dan sifat eksklusif yang
dimiliki produk susu kambing menjadi ancaman bagi perusahaan saat
117
ini. Oleh karena itu, saatnya perusahaan untuk melakukan evaluasi
sementara dan menentukan kembali sasaran dan target perusahaan ke
depannya berdasarkan pengalaman yang lalu.
118
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength)
1. Tingkat loyalitas karyawanyang tinggi
2. Pembagian tugas dantanggungjawab karyawanyang jelas
3. Hubungan baik dengan agenatau pembeli
4. Keterjaminan modal dansumber keuangan
5. Lokasi perusahaan yangstrategis
6. Tersedianya lahan danfasilitas yang memadai
7. Kualitas produk yangterjamin
Kelemahan (Weakness)
1. Kurangnya perencanaandalam organisasi
2. Rendahnya tingkatpendidikan karyawan
3. Belum memiliki divisipemasaran
4. Kurangnya diferensiasiproduk
5. Sulitnya persyaratan yangdibutuhkan untuk menjadiseorang agen
6. Jumlah produksitergantung permintaanpasar
7. Kurangnya perhatianterhadap sistem informasi
Peluang (Opportunity)
1. Penurunan harga BBM2. Pengelolaan limbah
(kotoran) kambingmenjadi produkbermanfaat
3. Luasnya pangsa pasaryang belum dimasuki
4. Perubahan gaya hidupmasyarakat yang lebihmementingkankesehatan
5. Perkembangan IPTEKdan teknologi informasiyang semakin pesat
6. Tidak adanya produksubstitusi bagi produksusu kambing
Strategi S-O
1. Menambah jumlah populasikambing untuk meningkatkanproduksi susu(S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7,O1,O2,O3,O4,O5,O6,)
2 Membuka jalan untukmenjalin kerjasama barudengan agen lama(S3,S4,S5,S6,S7,O1,O3,O4)
Strategi W-O
1. Membuka agenpemasaran milikperusahaan sendiri(W1,W3,W5,W6,W7,O1,O3,O4,O6)
2. Mengoptimalkan kegiatanpromosi denganmengambil alihpengelolaan website(W3,W7,O5)
3. Bekerjasama denganperusahaan pengolah(W2,W3,W4,W6,O1,O5)
Ancaman (Threats)
1. Tingkat inflasi yangberfluktuasi
2. Musim kemarau akanmenurunkan produksipakan ternak
3. Produk susu kambingyang masih bersifateksklusif bagimasyarakat
4. Masuknya Bogorsebagai salah satudaerah yang dinyatakanrawan penyakit antraks
5. Pemesanan jumlahproduk sesuaikebutuhan agen
Strategi S-T
1. Mencari dan memperbanyakjumlah agen baru (S4,S6,S7,T1,T3,T5)
2. Meningkatkan kemitraandan menjalin kerjasamayang baik dengan pemasokpakan rumput dan dinaspeternakan (penyuluh)(S1,S2,S4,S6,T2,T4)
Strategi W-T
1. Melakukan evaluasiterhadap kinerjaperusahaan saat ini danmulai menyusun rencanaserta target perusahaanke depan(W1,W3,W4,W6,T1,T3,T5)
Gambar 10. Matriks SWOT PT. Caprito Agrindo Prima
119
7.3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap akhir dalam perumusan strategi. Pada
tahap ini dilakukan pilihan alternatif strategi yang terbaik dan yang menjadi
prioritas untuk diterapkan oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
7.3.1. Analisis Matriks QSP
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan alat yang
memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara
objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya (David 2006). Teknik ini secara objektif
mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan oleh
perusahaan. QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1 dan hasil analisis
tahap 2.
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) menganalisis delapan
alternatif strategi yang berasal dari hasil analisis SWOT. Analisis QSPM akan
menghasilkan prioritas strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan berdasarkan
penilaian yang diberikan oleh dua responden. Hasil penjumlahan TAS dari
masing-masing responden akan dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai
penjumlahan TAS terakhir. Prioritas pertama adalah strategi yang memiliki nilai
penjumlahan Total Attractiveness Score (TAS) lebih besar dari strategi yang lain.
Nilai TAS terbesar sampai nilai terkecil dari suatu strategi merupakan urutan
strategi yang menjadi prioritas.
Hasil analisis QSPM terhadap alternatif strategi pada PT. Caprito Agrindo
Prima diperlihatkan dalam Tabel 28. Strategi yang menjadi prioritas pertama
untuk dilakukan oleh perusahaan adalah membuka agen pemasaran milik
perusahaan sendiri. Strategi ini memperoleh nilai penjumlahan TAS yang terbesar
diantara alternatif strategi lain, yaitu sebesar 6,273. Strategi kedua yang menjadi
prioritas perusahaan adalah mencari dan memperbanyak jumlah agen baru dengan
nilai penjumlahan TAS yang lebih kecil dari strategi prioritas pertama, yaitu
sebesar 6,034. Prioritas strategi berikutnya sampai strategi yang terakhir dapat
dilihat dalam Tabel 28.
120
Tabel 28. Alternatif Strategi Pengembangan Usaha PT. Caprito Agrindo Prima
UrutanPrioritas
Strategi NilaiTAS
I Membuka agen pemasaran milik perusahaan sendiri 6,273
II Mencari dan memperbanyak jumlah agen baru 6,034
III Menambah jumlah populasi kambing untuk
meningkatkan produksi susu
5,779
IV Meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang
baik dengan pemasok pakan rumput dan dinas
peternakan (penyuluh)
5,665
V Bekerjasama dengan perusahaan pengolah 5,422
VI Melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini
dan mulai menyusun rencana serta target perusahaan ke
depan
5,418
VII Mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil
alih pengelolaan website
5,393
VIII Membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru dengan
agen lama
5,168
121
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
1. Faktor peluang yang dimiliki oleh peternakan kambing perah PT. Caprito
Agrindo Prima adalah penurunan harga BBM, pengelolaan limbah (kotoran)
kambing menjadi produk bermanfaat, luasnya pangsa pasar yang belum
dimasuki, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan
kesehatan, perkembangan IPTEK dan teknologi informasi yang semakin pesat,
tidak adanya produk substitusi bagi produk susu kambing. Sedangkan faktor
ancaman yang dihadapi adalah tingkat inflasi yang berfluktuasi, musim
kemarau akan menurunkan produksi pakan ternak, produk susu kambing yang
masih bersifat eksklusif bagi masyarakat, masuknya Bogor sebagai salah satu
daerah yang dinyatakan rawan penyakit antraks, pemesanan jumlah produk
sesuai kebutuhan agen.
2. Faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahan dalam pengembangan usahanya
adalah tingkat loyalitas karyawan yang tinggi, pembagian tugas dan tanggung
jawab karyawan yang jelas, hubungan baik dengan agen atau pembeli,
keterjaminan modal dan sumber keuangan, lokasi perusahaan yang strategis,
tersedianya lahan dan fasilitas yang memadai, kualitas produk yang terjamin.
Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan adalah
kurangnya perencanaan dalam organisasi, rendahnya tingkat pendidikan
karyawan, belum memiliki divisi pemasaran, kurangnya diferensiasi produk,
sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang agen, jumlah
produksi tergantung permintaan pasar, kurangnya perhatian terhadap sistem
informasi.
3. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal dan internal dengan menggunakan
SWOT diperoleh delapan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT.
Caprito Agrindo Prima, yaitu menambah jumlah populasi kambing untuk
meningkatkan produksi susu, membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru
dengan agen lama, membuka agen pemasaran milik perusahaan sendiri,
mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil alih pengelolaan
website, bekerjasama dengan perusahaan pengolah, mencari dan
memperbanyak jumlah agen baru, meningkatkan kemitraan dan menjalin
122
kerjasama yang baik dengan pemasok pakan rumput dan dinas peternakan
(penyuluh), melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini dan
mulai menyusun rencana serta target perusahaan ke depan.
4. Berdasarkan hasil analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
diperoleh urutan strategi yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan oleh
perusahaan. Urutan prioritas strategi tersebut adalah membuka agen
pemasaran milik perusahaan sendiri, mencari dan memperbanyak jumlah agen
baru, menambah jumlah populasi kambing untuk meningkatkan produksi susu,
meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok
pakan rumput dan dinas peternakan (penyuluh), bekerjasama dengan
perusahaan pengolah, melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini
dan mulai menyusun rencana serta target perusahaan ke depan,
mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil alih pengelolaan
website, membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru dengan agen lama.
8.2. Saran
1. PT. Caprito Agrindo Prima sebaiknya menampilkan hasil penelitian IPB
mengenai kualitas kandungan gizi susu pada kemasan produk. Produk susu
kambing yang tidak tahan lama dan belum familiar bagi masyarakat akan
menimbulkan kekurangan kepercayaan konsumen terhadap produk ini.
Penampilan hasil penelitian IPB pada kemasan produk akan memberikan
kepercayaan kepada konsumen. Dengan demikian konsumen merasa nyaman
dan yakin akan kualitas kandungan susu kambing yang dihasilkan.
2. PT. Caprito Agrindo Prima sebaiknya mengatur pola penanaman rumput
untuk mengatasi kekurangan rumput pada musim kemarau berkepanjangan.
Pola penanaman disesuaikan untuk mengatasi waktu musim kemarau yang
berkepanjangan.
3. Perusahaan sebaiknya memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk
mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang diberikan oleh peyuluh Dinas
Peternakan. Dengan mengikuti kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini akan
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi karyawan. Kinerja karyawan
akan lebih optimal karena karyawan memiliki loyalitas yang tinggi.
123
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Indonesia 2007. Jakarta: Badan PusatStatistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Peternakan 2007. Jakarta: BadanPusat Statistik.
David FR. 2004. Manajemen Strategis. Sindoro A, penerjemah; Jakarta: PTIndeks. Terjemahan dari: Concepts of Strategic Management.
David FR. 2006. Strategic Management. Edisi10. Jakarta: Salemba Empat.
Devendra C, Burn M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung: ITBBandung. Terjemahan dari: IDK Harya Putra.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2004. Laporan KegiatanDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2004. Bogor: DinasPeternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2005. Laporan KegiatanDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2005. Bogor: DinasPeternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2006. Laporan KegiatanDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2006. Bogor: DinasPeternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2007. Laporan KegiatanDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2007. Bogor: DinasPeternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Dirgantoro C. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia WidiasaranaIndonesia.
Drucker PF. 1989. The Practice of Management. London: HeinemannProfessional Publishing.
Glueck FW, Jauch RL. 1992. Strategic Management and Business Policy. MC.Graw-Hill Inc.
Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: AndiYogyakarta.
Kinnear TC, Taylor IR. 1991. Marketing Research an Applied Approach.McGraw-Hill International Edition.
Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Manalu H. 2004. Analisis strategi pemasaran produk susu segar kambing FarmP4S Citarasa di Desa Ciherang Pondok Kecamatan Caringin Bogor[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
124
Mulyono S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing Unggul dan Domba. Jakarta: Penebar Swadaya.
Permadi G. 2008. Analisis tataniaga kambing peranakan ettawa (PE) diKabupaten Purworejo, Jawa Tengah (kasus Desa Pandanrejo, KecamatanKaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah) [skripsi]. Bogor:Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Phalepi MA. 2004. Performa kambing peranakan etawah (studi kasus dipeternakan pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya citarasa)[skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Prihatini W. 2008. Analisis prospek dan strategi pengembangan usaha ternakkambing peranakan etawah (PE) di Pondok Pesantren Modern SahidGunung Menyan Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, InstitutPertanian Bogor.
Rangkuti F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: reorientasikonsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.
Santoso A. 2008. Strategi pengembangan bisnis usaha kecil menengah (studikasus di UKM kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga,Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor.
Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sasongko TH. 2006. Analisis strategi pengembangan usaha peternakan kambingdan domba pada MT Farm, Ciampea Bogor [skripsi]. Bogor: FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor.
Steiner GA, Miner JB. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta:Erlangga.
Stoner JAF, Freeman RE. 1992. Manajemen. Jakarta: Intermedia.
Thompson AA. 1989. Strategy Formulation and Implementation: tasks of thegeneral manager. United States of America: Donnelley & Sons Company.
Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Utama LB. 2007. Formulasi strategi pengembangan usaha ternak kambing melaluipendekatan participatory action research (studi kasus pada kelompok taniHarapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor). [skripsi]. Bogor:Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Yusanto MI, Widjajakusuma MK. 2003. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: GemaInsani.
125
LAMPIRAN
126
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pemberian Rating Faktor StrategisEksternal dan Internal
KUESIONER PENELITIANPENILAIAN RATING
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKANKAMBING PERAH PADA PT. CAPRITO A. PKECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan/Posisi :
Diharapkan Bapak dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benaradanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAITH34052639
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2009
127
PENENTUAN RATING FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategiseksternal yaitu dengan cara pemberian peringkat (rating) terhadap seberapa besarfaktor peluang dan ancaman mempengaruhi dan membentuk keberhasilanpengembangan usaha peternakan kambing perah pada PT. Caprito A. P. Penilaianperingkat (rating) dilakukan untuk melihat seberapa besar respon perusahaandalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari faktor ancaman yangada, dalam Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah pada PT.Caprito A. P.Petunjuk Umum :
1. Dalam pengisian kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secaralangsung (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidakkonsisten.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang danancaman dalam Strategi Pengembangan Usaha Peternakan KambingPerah Pada PT. Caprito Agrindo Prima berikut ini dengan menggunakantanda checklist ( ) pada pilihan Bapak.
Penentuan nilai peringkat (rating) berdasar pada keterangan berikut :Identitas
KepentinganDefinisi Nilai
4 Jika respon perusahaan sangat tinggi (superior)
3 Jika respon perusahaan diatas rata-rata
2 Jika respon perusahaan rata-rata
1 Jika respon perusahan kurang (jelek)
Menurut Bapak, seberapa besar faktor-faktor peluang dan ancaman (eksternal)dibawah ini mempengaruhi perusahaan PT. Caprito A. P? Bapak dapat memilihnilai 1 atau 2 atau 3 atau 4 (hanya satu pilihan) pada setiap faktor, denganmenggunakan tanda checklist ( ) pada pilihan Bapak.
128
Responden 1 : Ari Wahyuarman, SPt (Manager Farm)
Peringkat (Rating)Faktor Strategis Eksernal4 3 2 1
PELUANGPenurunan harga BBMPengelolaan limbah (kotoran) kambing menjadiproduk bermanfaatLuasnya pangsa pasar yang belum dimasukiPerubahan gaya hidup masyarakat yang lebihmementingkan kesehatanPerkembangan IPTEK dan teknologi informasi yangsemakin pesatTidak adanya produk substitusi bagi produk susukambing
ANCAMANTingkat inflasi yang berfluktuasiMusim kemarau akan menurunkan produksi pakanternakProduk susu kambing yang masih bersifat eksklusifbagi masyarakatMasuknya Bogor sebagai salah satu daerah yangdinyatakan rawan penyakit antraksPemesanan jumlah produk sesuai kebutuhan agen
Responden 2 : Asep Dadang H, SST (Penyuluh/Pembina Peternakan)Peringkat (Rating)Faktor Strategis Eksernal
4 3 2 1PELUANG
Penurunan harga BBMPengelolaan limbah (kotoran) kambing menjadiproduk bermanfaatLuasnya pangsa pasar yang belum dimasukiPerubahan gaya hidup masyarakat yang lebihmementingkan kesehatanPerkembangan IPTEK dan teknologi informasi yangsemakin pesatTidak adanya produk substitusi bagi produk susukambing
ANCAMANTingkat inflasi yang berfluktuasiMusim kemarau akan menurunkan produksi pakanternakProduk susu kambing yang masih bersifat eksklusifbagi masyarakatMasuknya Bogor sebagai salah satu daerah yangdinyatakan rawan penyakit antraksPemesanan jumlah produk sesuai kebutuhan agen
129
PENENTUAN RATING FAKTOR INTERNAL
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategisinternal yaitu dengan cara pemberian peringkat (rating) terhadap seberapa besarfaktor (variabel) kekuatan dan faktor (variabel) kelemahan mempengaruhi danmembentuk keberhasilan pengembangan usaha peternakan kambing perah padaPT. Caprito A. P.
Petunjuk Umum :1. Dalam pengisian kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidakkonsisten.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dankelemahan dalam Strategi Pengembangan Usaha Peternakan KambingPerah Pada PT. Caprito Agrindo Prima berikut ini dengan menggunakantanda checklist ( ) pada pilihan Bapak.
Penentuan nilai peringkat (rating) berdasar pada keterangan berikut :Identitas
KepentinganDefinisi Nilai
4 Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama perusahaandalam strategi pengembangan usaha PT. Caprito A. P
3 Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil (minor)perusahaan dalam strategi pengembangan usaha PT. Caprito A. P
2 Jika faktor tersebut merupakan kelemahan kecil (minor)perusahaan dalam strategi pengembangan usaha PT. Caprito A. P
1 Jika faktor tersebut merupakan kelemahan utama perusahaandalam strategi pengembangan usaha PT. Caprito A. P
Menurut Bapak, seberapa besar faktor-faktor kekuatan dan kelemahan (internal)dibawah ini mempengaruhi perusahaan PT. Caprito A. P? Bapak hanya mengisikolom yang disediakan (kolom putih) dengan menggunakan tanda checklist ( )pada pilihan Bapak.
130
Responden 1 : Ari Wahyuarman, SPt (Manager Farm)
Peringkat (Rating)Faktor Strategis Internal4 3 2 1
KEKUATANTingkat loyalitas karyawan yang tinggiPembagian tugas dan tanggungjawab karyawan yangjelasHubungan baik dengan agen atau pembeliKeterjaminan modal dan sumber keuanganLokasi perusahaan yang strategisTersedianya lahan dan fasilitas yang memadaiKualitas produk yang terjamin
KELEMAHANKurangnya perencanaan dalam organisasiRendahnya tingkat pendidikan karyawanBelum memiliki divisi pemasaranKurangnya diferensiasi produkSulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadiseorang agenJumlah produksi tergantung permintaan pasarKurangnya perhatian terhadap sistem informasi
Responden 2 : Asep Dadang H, SST (Penyuluh/Pembina Peternakan)
Peringkat (Rating)Faktor Strategis Internal4 3 2 1
KEKUATANTingkat loyalitas karyawan yang tinggiPembagian tugas dan tanggungjawab karyawan yangjelasHubungan baik dengan agen atau pembeliKeterjaminan modal dan sumber keuanganLokasi perusahaan yang strategisTersedianya lahan dan fasilitas yang memadaiKualitas produk yang terjamin
KELEMAHANKurangnya perencanaan dalam organisasisRendahnya tingkat pendidikan karyawanBelum memiliki divisi pemasaranKurangnya diferensiasi produkSulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadiseorang agenJumlah produksi tergantung permintaan pasarKurangnya perhatian terhadap sistem informasi
131
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Pemberian Bobot Faktor StrategisEksternal dan Internal
KUESIONER PENELITIANPENILAIAN BOBOT
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKANKAMBING PERAH PADA PT. CAPRITO A. PKECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan/Posisi :
Diharapkan Bapak dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benaradanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAITH34052639
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2009
132
PENENTUAN BOBOT FAKTOR EKSTERNAL
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor-faktor eksternalmengenai tingkat kepentingan faktor strategis peluang dan ancaman (eksternal)dalam Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah pada PT.Caprito A. P. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberianbobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi danmembentuk keberhasilan strategi pengembangan usaha.
Petunjuk Umum1. Dalam pengisian kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidakkonsisten.
2. Jawaban (penentuan bobot) merupakan pendapat pribadi dari masing-maing responden terhadap faktor strategis internal perusahaan.
Petunjuk Khusus1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam usaha peternakan. Pemberiannilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara duafaktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadapStrategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah pada PT.Caprito A. P.
2. Dalam penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3.Dengan keterangan sebagai berikut:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
3. Indikator horizontal adalah indikator yang menggunakan huruf besar(kapital) pada tabel.Indikator vertikal adalah indikator yang menggunakan huruf kecil padatabel.
133
Peluang :
A. Penurunan harga BBM
B. Pengelolaan limbah (kotoran) kambing menjadi produk bermanfaat
C. Luasnya pangsa pasar yang belum dimasuki
D. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan kesehatan
E. Perkembangan IPTEK dan teknologi informasi yang semakin pesat
F. Tidak adanya produk substitusi bagi produk susu kambing
Ancaman :
G. Tingkat inflasi yang berfluktuasi
H. Musim kemarau akan menurunkan produksi pakan ternak
I. Produk susu kambing yang masih bersifat eksklusif bagi masyarakat
J. Masuknya Bogor sebagai salah satu daerah yang dinyatakan rawanpenyakit antraks
K. Pemesanan jumlah produk sesuai kebutuhan agen
Responden 1 : Ari Wahyuarman, SPt (Manager Farm)
Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal
a b c d e f g h i j k Jumlah Bobot
A 3 1 3 1 1 1 1 1 3 3 18 0,082B 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 16 0,073C 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 25 0,113D 1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 23 0,104E 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 25 0,114F 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 25 0,114G 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 25 0,114H 3 2 2 1 2 1 1 2 3 3 20 0,091I 3 2 1 2 2 1 1 2 3 3 20 0,091J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0,045K 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 13 0,059
Total 220 1,000
134
Responden 2 : Asep Dadang H, SST (Penyuluh/Pembina Peternakan)
Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal
a b c d e f g h i j k Jumlah Bobot
A 1 3 3 2 3 2 1 2 1 3 21 0,095B 3 3 1 2 1 3 3 1 1 3 21 0,095C 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 15 0,069D 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 14 0,064E 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 18 0,082F 1 3 3 3 1 1 3 1 3 2 21 0,095G 2 1 2 2 2 3 1 1 3 2 19 0,087H 3 1 3 3 3 1 3 2 1 1 21 0,095I 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 26 0,118J 3 3 2 2 3 1 1 3 1 3 22 0,100K 1 1 3 3 3 2 2 3 3 1 22 0,100
Total 220 1,000
135
PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor-faktor internalmengenai tingkat kepentingan faktor strategis kekuatan dan kelemahan(internal) dalam Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah padaPT. Caprito A. P. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberianbobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi danmembentuk keberhasilan strategi pengembangan usaha.Petunjuk Umum
1 Dalam pengisian kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secaralangsung (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidakkonsisten.
2 Jawaban (penentuan bobot) merupakan pendapat pribadi dari masing-maing responden terhadap faktor strategis internal perusahaan.
Petunjuk Khusus1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam usaha peternakan. Pemberiannilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara duafaktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadapStrategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah pada PT.Caprito A. P.
2. Dalam penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3.Dengan keterangan sebagai berikut:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
3. Indikator horizontal adalah indikator yang menggunakan huruf besar(kapital) pada tabel.Indikator vertikal adalah indikator yang menggunakan huruf kecil padatabel.
136
Kekuatan :
A. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi
B. Pembagian tugas dan tanggungjawab karyawan yang jelas
C. Hubungan baik dengan agen atau pembeli
D. Keterjaminan modal dan sumber keuangan
E. Lokasi perusahaan yang strategis
F. Tersedianya lahan dan fasilitas yang memadai
G. Kualitas produk yang terjamin
Kelemahan :
H. Kurangnya perencanaan dalam organisasi
I. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan
J. Belum memiliki divisi pemasaran
K. Kurangnya diferensiasi produk
L. Sulitnya persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang agen
M. Jumlah produksi tergantung permintaan pasar
N. Kurangnya perhatian terhadap sistem informasi
137
Responden 1 : Ari Wahyuarman, SPt (Manager Farm)Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal
a b c d e f g h i j k l m n Jumlah BobotA 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 36 0,099B 2 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 33 0,091C 1 1 3 3 1 1 2 3 1 2 3 2 3 26 0,071D 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 0,088E 1 3 1 1 2 2 3 3 1 1 3 1 1 23 0,063F 2 2 3 2 2 1 3 3 1 1 3 1 1 25 0,069G 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 33 0,091H 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 2 3 23 0,063I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0,035J 1 1 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 28 0,077K 1 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 26 0,071L 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 16 0,044M 1 1 2 1 3 3 1 2 3 2 2 3 1 25 0,069N 1 1 1 1 3 3 1 1 3 2 2 3 3 25 0,069
Total 364 1,000
Responden 2 : Asep Dadang H, SST (Penyuluh/Pembina Peternakan)
Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal
a b c d e f g h i j k l m n Jumlah BobotA 3 3 1 2 1 3 3 1 1 3 3 1 3 28 0,077B 1 2 3 1 1 3 3 1 1 3 2 3 2 26 0,071C 1 2 3 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 23 0,063D 3 1 1 1 1 2 1 3 1 3 2 2 1 22 0,060E 2 3 3 3 2 3 1 1 2 1 2 2 3 28 0,077F 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3 1 2 1 28 0,077G 1 1 2 2 1 2 3 2 1 3 1 3 1 23 0,063H 1 1 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 3 29 0,080I 3 3 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 2 25 0,069J 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 1 2 1 29 0,080K 1 1 3 1 3 1 1 1 3 1 1 2 1 20 0,055L 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 28 0,077M 3 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 29 0,080N 1 2 1 3 1 3 3 1 2 3 3 2 1 26 0,071
Total 364 1,000
138
Lampiran 3. Rata-rata Nilai Rating Faktor Strategis Eksternal dan InternalFaktor Strategis Eksernal Responden
1 (60 %)Responden
2 (40 %)Rata-rataTerbobot
PELUANGPenurunan harga BBM 3 3 3Pengelolaan limbah (kotoran) kambingmenjadi produk bermanfaat
3 43,4
Luasnya pangsa pasar yang belumdimasuki
4 44
Perubahan gaya hidup masyarakat yanglebih mementingkan kesehatan
4 44
Perkembangan IPTEK dan teknologiinformasi yang semakin pesat
4 33,6
Tidak adanya produk substitusi bagiproduk susu kambing
3 33
ANCAMANTingkat inflasi yang berfluktuasi 3 3 3Musim kemarau akan menurunkanproduksi pakan ternak
3 33
Produk susu kambing yang masih bersifateksklusif bagi masyarakat
3 43,4
Masuknya Bogor sebagai salah satudaerah yang dinyatakan rawan penyakitantraks
3 4
3,4Pemesanan jumlah produk sesuaikebutuhan agen
2 32,4
Faktor Strategis Internal Responden1 (60 %)
Responden2 (40 %)
Rata-rataTerbobot
KEKUATANTingkat loyalitas karyawan yang tinggi 4 4 4Pembagian tugas dan tanggungjawabkaryawan yang jelas
4 33,6
Hubungan baik dengan agen atau pembeli 4 3 3,6Keterjaminan modal dan sumberkeuangan
4 33,6
Lokasi perusahaan yang strategis 3 4 3,4Tersedianya lahan dan fasilitas yangmemadai
4 33,6
Kualitas produk yang terjamin 4 3 3,6KELEMAHAN
Kurangnya perencanaan dalam organisasi 2 2 2Rendahnya tingkat pendidikan karyawan 2 2 2Belum memiliki divisi pemasaran 1 2 1,4Kurangnya diferensiasi produk 1 1 1Sulitnya persyaratan yang dibutuhkanuntuk menjadi seorang agen
2 11,6
Jumlah produksi tergantung permintaanpasar
1 21,4
Kurangnya perhatian terhadap sisteminformasi
2 11,6
139
Lampiran 4. Rata-rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal
Faktor Strategis Eksernal Responden1 (60 %)
Responden2 (40 %)
Rata-rataTerbobot
Penurunan harga BBM 0,082 0,095 0,087Pengelolaan limbah (kotoran) kambingmenjadi produk bermanfaat
0,073 0,0950,082
Luasnya pangsa pasar yang belumdimasuki
0,113 0,0690,095
Perubahan gaya hidup masyarakat yanglebih mementingkan kesehatan
0,104 0,0640,088
Perkembangan IPTEK dan teknologiinformasi yang semakin pesat
0,114 0,0820,101
Tidak adanya produk substitusi bagiproduk susu kambing
0,114 0,0950,106
Tingkat inflasi yang berfluktuasi 0,114 0,087 0,103Musim kemarau akan menurunkanproduksi pakan ternak
0,091 0,0950,093
Produk susu kambing yang masih bersifateksklusif bagi masyarakat
0,091 0,1180,102
Masuknya Bogor sebagai salah satu daerahyang dinyatakan rawan penyakit antraks
0,045 0,1000,067
Pemesanan jumlah produk sesuaikebutuhan agen
0,059 0,1000,075
Faktor Strategis Internal Responden1 (60 %)
Responden2 (40 %)
Rata-rataTerbobot
Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi 0,099 0,080 0,091Pembagian tugas dan tanggungjawabkaryawan yang jelas
0,091 0,0770,085
Hubungan baik dengan agen atau pembeli 0,071 0,083 0,076Keterjaminan modal dan sumber keuangan 0,088 0,067 0,080Lokasi perusahaan yang strategis 0,063 0,080 0,070Tersedianya lahan dan fasilitas yangmemadai
0,069 0,0800,073
Kualitas produk yang terjamin 0,091 0,067 0,081Kurangnya perencanaan dalam organisasi 0,063 0,083 0,071Rendahnya tingkat pendidikan karyawan 0,035 0,077 0,052Belum memiliki divisi pemasaran 0,077 0,088 0,081Kurangnya inovasi produk 0,071 0,055 0,065Sulitnya persyaratan yang dibutuhkanuntuk menjadi seorang agen
0,044 0,0830,060
Jumlah produksi tergantung permintaanpasar
0,069 0,0830,075
Kurangnya perhatian terhadap sisteminformasi
0,069 0,0800,073
140
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)Alternatif Strategi Pengembangan Usaha PT. Caprito A. P
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGIPENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH PADA
PT. CAPRITO AGRINDO PRIMA
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKANKAMBING PERAH PADA PT. CAPRITO A. PKECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan/Posisi :
Diharapkan Bapak dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benaradanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti
JANRI WOLDEN HALOMOAN SIRAITH34052639
DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2009
141
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIHDENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan :
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi
berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal dapat
dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai (angka) yang diberikan mengindikasikan daya
tarik setiap alternatif strategi. QSPM secara objektif mengindikasikan alternatif
strategi mana yang terbaik untuk digunakan oleh perusahaan.
Alternatif Strategi :
Strategi 1 : Menambah jumlah populasi kambing untuk meningkatkan produksisusu
Strategi 2 : Membuka jalan untuk menjalin kerjasama baru dengan agen lama
Strategi 3 : Membuka agen pemasaran milik perusahaan sendiri
Strategi 4:Mengoptimalkan kegiatan promosi dengan mengambil alih pengelolaanwebsite
Strategi 5 : Bekerjasama dengan perusahaan pengolah
Strategi 6 : Mencari dan memperbanyak jumlah agen baru
Strategi 7 : Meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik denganpemasok pakan rumput dan dinas peternakan (penyuluh)
Strategi 8 : Melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan saat ini dan mulaimenyusun rencana serta target perusahaan ke depan
Petunjuk pengisian :
Tentukan Attractiveness Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor
eksternal (peluang dan ancaman) serta faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan usaha sebagaimana disebut
diatas. Dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor sukses kritis ini
mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?”. Jika jawabannya “Ya”, maka
strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci eksternal
dan internal tersebut. Jika jawabannya “tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi.
142
Jika jawabannya “Ya”, maka kolom AS diisi dengan :
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatiflain
2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatiflain
3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatiflain
4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatiflain
143
Responden 1 : Ari Wahyuarman, SPt (Manager Farm)
Keterangan : ST = StrategiNo. Faktor Sukses Kritis ST
1ST2
ST3
ST4
ST5
ST6
ST7
ST8
PELUANG1 Penurunan harga BBM 1 2 2 1 3 3 2 22 Pengelolaan limbah (kotoran)
kambing menjadi produk bermanfaat4 2 2 1 3 2 3 2
3 Luasnya pangsa pasar yang belumdimasuki
4 3 4 4 4 4 4 3
4 Perubahan gaya hidup masyarakatyang lebih mementingkan kesehatan
4 3 4 4 4 4 3 2
5 Perkembangan IPTEK dan teknologiinformasi yang semakin pesat
4 3 4 4 4 4 4 2
6 Tidak adanya produk substitusi bagiproduk susu kambing
3 2 3 3 2 3 3 3
ANCAMAN1 Tingkat inflasi yang berfluktuasi 1 3 4 3 3 4 2 32 Musim kemarau akan menurunkan
produksi pakan ternak1 1 2 1 1 1 4 3
3 Produk susu kambing yang masihbersifat eksklusif bagi masyarakat
2 3 4 3 2 3 2 2
4 Masuknya Bogor sebagai salah satudaerah yang dinyatakan rawanpenyakit antraks
3 2 3 1 3 1 4 2
5 Pemesanan jumlah produk sesuaikebutuhan agen
3 3 4 2 3 3 2 3
KEKUATAN1 Tingkat loyalitas karyawan yang
tinggi4 3 4 2 3 3 2 3
2 Pembagian tugas dan tanggungjawabkaryawan yang jelas
3 3 4 1 2 2 2 1
3 Hubungan baik dengan agen ataupembeli
4 4 3 1 4 3 3 2
4 Keterjaminan modal dan sumberkeuangan
4 3 4 3 3 4 3 4
5 Lokasi perusahaan yang strategis 4 2 3 2 1 3 3 36 Tersedianya lahan dan fasilitas yang
memadai4 3 4 2 3 4 3 3
7 Kualitas produk yang terjamin 3 3 4 4 3 4 3 3KELEMAHAN
1 Kurangnya perencanaan dalamorganisasi
1 3 4 2 3 4 3 4
2 Rendahnya tingkat pendidikankaryawan
- - - - - - - -
3 Belum memiliki divisi pemasaran 1 3 4 3 3 4 2 34 Kurangnya inovasi produk 2 3 4 3 4 3 2 45 Sulitnya persyaratan yang
dibutuhkan untuk menjadi seorangagen
2 4 4 3 4 2 2 2
6 Jumlah produksi tergantungpermintaan pasar
3 3 4 2 3 4 2 4
7 Kurangnya perhatian terhadap sisteminformasi
2 3 3 4 3 4 2 3
144
Responden 2 : Asep Dadang H, SST (Penyuluh/Pembina Peternakan)
Keterangan : ST = StrategiNo. Faktor Sukses Kritis ST
1ST2
ST3
ST4
ST5
ST6
ST7
ST8
PELUANG1 Penurunan harga BBM 3 2 2 2 3 3 2 22 Pengelolaan limbah (kotoran)
kambing menjadi produk bermanfaat4 2 3 3 2 3 4 2
3 Luasnya pangsa pasar yang belumdimasuki
3 3 3 2 3 3 2 4
4 Perubahan gaya hidup masyarakatyang lebih mementingkan kesehatan
3 2 3 2 4 3 3 2
5 Perkembangan IPTEK dan teknologiinformasi yang semakin pesat
4 2 2 3 3 2 4 3
6 Tidak adanya produk substitusi bagiproduk susu kambing 2
2 3 3 2 2 2 3
ANCAMAN1 Tingkat inflasi yang berfluktuasi 2 2 3 2 2 2 2 32 Musim kemarau akan menurunkan
produksi pakan ternak1 2 2 3 3 2 3 3
3 Produk susu kambing yang masihbersifat eksklusif bagi masyarakat
3 3 3 2 2 3 3 2
4 Masuknya Bogor sebagai salah satudaerah yang dinyatakan rawanpenyakit antraks
2 2 2 3 3 2 4 3
5 Pemesanan jumlah produk sesuaikebutuhan agen
3 3 4 4 2 4 3 3
KEKUATAN1 Tingkat loyalitas karyawan yang
tinggi4 2 3 4 2 2 3 2
2 Pembagian tugas dan tanggungjawabkaryawan yang jelas
3 2 2 3 2 2 3 2
3 Hubungan baik dengan agen ataupembeli
3 3 3 2 3 3 3 2
4 Keterjaminan modal dan sumberkeuangan
2 2 2 3 2 3 3 2
5 Lokasi perusahaan yang strategis 3 2 3 3 2 3 3 26 Tersedianya lahan dan fasilitas yang
memadai2 2 2 3 2 3 3 3
7 Kualitas produk yang terjamin 4 3 3 2 2 3 2 3KELEMAHAN
1 Kurangnya perencanaan dalamorganisasi
2 3 3 3 3 4 3 3
2 Rendahnya tingkat pendidikankaryawan
4 2 2 2 2 3 4 3
3 Belum memiliki divisi pemasaran 3 3 3 4 2 4 3 34 Kurangnya inovasi produk 4 3 3 4 2 3 3 35 Sulitnya persyaratan yang
dibutuhkan untuk menjadi seorangagen
2 2 3 4 2 3 4 2
6 Jumlah produksi tergantungpermintaan pasar
4 3 3 2 3 3 2 3
7 Kurangnya perhatian terhadap sisteminformasi
4 2 2 4 3 3 2 3
Lampiran 6. Tabel Rata-rata Attractive Score RespondenR1: Responden 1 (60 %), R2: Responden 2 (40 %), Rt: Rata-rata Terbobot
ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 5 ST 6 ST 7 ST 8No. Faktor Sukses KritisR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
RtR1 R2
Rt
PELUANG1 Penurunan harga BBM 1 3 1.8 2 2 2 2 2 2 1 2 1.4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 22 Pengelolaan limbah
(kotoran) kambing menjadiproduk bermanfaat
4 4
4
2 2
2
2 3
2.4
1 3
1.8
3 2
2.6
2 3
2.4
3 4
3.4
2 2
23 Luasnya pangsa pasar yang
belum dimasuki4 3
3.63 3
34 3
3.64 2
3.24 3
3.64 3
3.64 2
3.23 4
3.44 Perubahan gaya hidup
masyarakat yang lebihmementingkan kesehatan
4 3
3.6
3 2
2.6
4 3
3.6
4 2
3.2
4 4
4
4 3
3.6
3 3
3
2 2
25 Perkembangan IPTEK dan
teknologi informasi yangsemakin pesat
4 4
4
3 2
2.6
4 2
3.2
4 3
3.6
4 3
3.6
4 2
3.2
4 4
4
2 3
2.46 Tidak adanya produk
substitusi bagi produk susukambing
3 2
2.6
2 2
2
3 3
3
3 3
3
2 2
2
3 2
2.6
3 2
2.6
3 3
3ANCAMAN
1 Tingkat inflasi yangberfluktuasi
1 21.4
3 22.6
4 33.6
3 22.6
3 22.6
4 23.2
2 22
3 33
2 Musim kemarau akanmenurunkan produksi pakanternak
1 1
1
1 2
1.4
2 2
2
1 3
1.8
1 3
1.8
1 2
1.4
4 3
3.6
3 3
33 Produk susu kambing yang
masih bersifat eksklusif bagimasyarakat
2 3
2.4
3 3
3
4 3
3.6
3 2
2.6
2 2
2
3 3
3
2 3
2.4
2 2
24 Masuknya Bogor sebagai
salah satu daerah yangdinyatakan rawan penyakitantraks
3 2
2.6
2 2
2
3 2
2.6
1 3
1.8
3 3
3
1 2
1.4
4 4
4
2 3
2.45 Pemesanan jumlah produk 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2.8 3 2 2.6 3 4 3.4 2 3 2.4 3 3 3
146
sesui kebutuhan agenKEKUATAN
1 Tingkat loyalitas karyawanyang tinggi
4 44
3 22.6
4 33.6
2 42.8
3 22.6
3 22.6
2 32.4
3 22.6
2 Pembagian tugas dantanggungjawab karyawanyang jelas
3 3
3
3 2
2.6
4 2
3.2
1 3
1.8
2 2
2
2 2
2
2 3
2.4
1 2
1.43 Hubungan baik dengan agen
atau pembeli4 3
3.64 3
3.63 3
31 2
1.44 3
3.63 3
33 3
32 2
24 Keterjaminan modal dan
sumber keuangan4 2
3.23 2
2.64 2
3.23 3
33 2
2.64 3
3.63 3
34 2
3.25 Lokasi perusahaan yang
strategis4 3
3.62 2
23 3
32 3
2.41 2
1.43 3
33 3
33 2
2.66 Tersedianya lahan dan
fasilitas yang memadai4 2
3.23 2
2.64 2
3.22 3
2.43 2
2.64 3
3.63 3
33 3
37 Kualitas produk yang
terjamin3 4
3.43 3
34 3
3.64 2
3.23 2
2.64 3
3.63 2
2.63 3
3KELEMAHAN
1 Kurangnya perencanaandalam organisasi
1 21.4
3 33
4 33.6
2 32.4
3 33
4 44
3 33
4 33.6
2 Rendahnya tingkatpendidikan karyawan
- 41.6
- 20.8
- 20.8
- 20.8
- 20.8
- 31.2
- 41.6
- 31.2
3 Belum memiliki divisipemasaran
1 31.8
3 33
4 33.6
3 43.4
3 22.6
4 44
2 32.4
3 33
4 Kurangnya inovasi produk 2 4 2.8 3 3 3 4 3 3.6 3 4 3.4 4 2 3.2 3 3 3 2 3 2.4 4 3 3.65 Sulitnya persyaratan yang
dibutuhkan untuk menjadiseorang agen
2 2
2
4 2
3.2
4 3
3.6
3 4
3.4
4 2
3.2
2 3
2.4
2 4
2.8
2 2
26 Jumlah produksi tergantung
permintaan pasar3 4
3.43 3
34 3
3.62 2
23 3
34 3
3.62 2
24 3
3.67 Kurangnya perhatian
terhadap sistem informasi2 4
2.83 2
2.63 2
2.64 4
43 3
34 3
3.62 2
23 3
3
Lampiran 7. Matriks QSP PT. Caprito Agrindo Prima
ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 5 ST 6 ST 7 ST 8No. Faktor Sukses Kritis BobotAS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
PELUANG1 Penurunan harga BBM 0,087 1,8 0,157 2 0,174 2 0,174 1,4 0,122 3 0,261 3 0,261 2 0,174 2 0,1742 Pengelolaan limbah (kotoran)
kambing menjadi produkbermanfaat 0,082 4 0,328 2 0,164 2,4 0,197 1,8 0,148 2,6 0,213 2,4 0,197 3,4 0,279 2 0,164
3 Luasnya pangsa pasar yangbelum dimasuki 0,095 3,6 0,342 3 0,285 3,6 0,342 3,2 0,304 3,6 0,342 3,6 0,342 3,2 0,304 3,4 0,323
4 Perubahan gaya hidupmasyarakat yang lebihmementingkan kesehatan 0,088 3,6 0,317 2,6 0,229 3,6 0,317 3,2 0,282 4 0,352 3,6 0,317 3 0,264 2 0,176
5 Perkembangan IPTEK danteknologi informasi yangsemakin pesat 0,101 4 0,404 2,6 0,263 3,2 0,323 3,6 0,364 3,6 0,364 3,2 0,323 4 0,404 2,4 0,242
6 Tidak adanya produksubstitusi bagi produk susukambing 0,106 2,6 0,276 2 0,212 3 0,318 3 0,318 2 0,212 2,6 0,276 2,6 0,276 3 0,318
ANCAMAN1 Tingkat inflasi yang
berfluktuasi 0,103 1,4 0,144 2,6 0,268 3,6 0,371 2,6 0,268 2,6 0,268 3,2 0,330 2 0,206 3 0,3092 Musim kemarau akan
menurunkan produksi pakanternak 0,093 1 0,093 1,4 0,130 2 0,186 1,8 0,167 1,8 0,167 1,4 0,130 3,6 0,335 3 0,279
3 Produk susu kambing yangmasih bersifat eksklusif bagimasyarakat 0,102 2,4 0,245 3 0,306 3,6 0,367 2,6 0,265 2 0,204 3 0,306 2,4 0,245 2 0,204
4 Masuknya Bogor sebagaisalah satu daerah yangdinyatakan rawan penyakitantraks 0,067 2,6 0,174 2 0,134 2,6 0,174 1,8 0,121 3 0,201 1,4 0,094 4 0,268 2,4 0,161
5 Pemesanan jumlah produksesuai kebutuhan agen 0,075 3 0,225 3 0,225 4 0,300 2,8 0,210 2,6 0,195 3,4 0,255 2,4 0,180 3 0,225
148
KEKUATAN1 Tingkat loyalitas karyawan
yang tinggi 0,091 4 0,364 2,6 0,237 3,6 0,328 2,8 0,255 2,6 0,237 2,6 0,237 2,4 0,218 2,6 0,2372 Pembagian tugas dan
tanggungjawab karyawanyang jelas 0,085 3 0,255 2,6 0,221 3,2 0,272 1,8 0,153 2 0,170 2 0,170 2,4 0,204 1,4 0,119
3 Hubungan baik dengan agenatau pembeli 0,076 3,6 0.274 3,6 0,274 3 0,228 1,4 0,106 3,6 0,274 3 0,228 3 0,228 2 0,152
4 Keterjaminan modal dansumber keuangan 0,080 3,2 0,256 2,6 0,208 3,2 0,256 3 0,240 2,6 0,208 3,6 0,288 3 0,240 3,2 0,256
5 Lokasi perusahaan yangstrategis 0,070 3,6 0,252 2 0,140 3 0,210 2,4 0,168 1,4 0,098 3 0,210 3 0,210 2,6 0,182
6 Tersedianya lahan danfasilitas yang memadai 0,073 3,2 0,234 2,6 0,190 3,2 0,234 2,4 0,175 2,6 0,190 3,6 0,263 3 0,219 3 0,219
7 Kualitas produk yangterjamin 0,081 3,4 0,275 3 0,243 3,6 0,292 3,2 0,259 2.6 0,211 3,6 0,292 2,6 0,211 3 0,243
KELEMAHAN1 Kurangnya perencanaan
dalam organisasi 0,071 1,4 0,099 3 0,213 3,6 0,256 2,4 0,170 3 0,213 4 0,284 3 0,213 3,6 0,2562 Rendahnya tingkat
pendidikan karyawan 0,052 1,6 0,083 0,8 0,042 0,8 0,042 0,8 0,042 0,8 0,042 1,2 0,062 1,6 0,083 1,2 0,0623 Belum memiliki divisi
pemasaran 0,081 1,8 0,146 3 0,243 3,6 0,292 3,4 0,275 2,6 0,211 4 0,324 2,4 0,194 3 0,2434 Kurangnya diferensiasi
produk 0,065 2,8 0,182 3 0,195 3,6 0,234 3,4 0,221 3,2 0,208 3 0,195 2,4 0,156 3,6 0,2345 Sulitnya persyaratan yang
dibutuhkan untuk menjadiseorang agen 0,060 2 0,120 3,2 0,192 3,6 0,216 3,4 0,204 3,2 0,192 2,4 0,144 2,8 0,168 2 0,120
6 Jumlah produksi tergantungpermintaan pasar 0,075 3,4 0,255 3 0,225 3,6 0,270 2 0,150 3 0,225 3,6 0,270 2 0,150 3,6 0,270
7 Kurangnya perhatianterhadap sistem informasi 0,073
2,80,204
2,60,190 2,6 0,190 4 0,292 3 0,219 3,6 0,263 2 0,146 3 0,219
Penjumlahan TAS 5,704 5,201 6,386 5,279 5,475 6,059 5,575 5,387Prioritas Strategi III VIII I VII V II IV VI
149
Lampiran 8. Lokasi Peternakan PT. Caprito Agrindo Prima
Lampiran 9. Produk Susu Kambing Kemasan
Produk Susu Kambing
Merek : CaprinIsi : 200 mlKondisi : BekuKemasan : Plastik HDPEDaya Tahan : 2 minggu - 3 mingguProses : - / MurniHarga : Rp 6.000 / bungkus
Pembekuan ini dimaksudkan untukmenjaga kualitas dan khasiat susumenjadi lebih lama.
Lampiran 10. Kandang Laktasi (Menyusui)
150
Lampiran 11. Kandang Non Laktasi
Lampiran 12. Proses Penyajian Pakan Kambing
151
Lampiran 13. Hasil Pengujian Laboratorium IPB terhadap Susu Kambing
152
153