Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN MASYARAKAT PETANI BERBASIS ASET
(KASUS DI DUSUN SUMBERAWAN, DESA TOYOMARTO, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG)
Oleh:
Pramita Suci Wulandari
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2017
STRATEGI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN MASYARAKAT PETANI
BERBASIS ASET
(KASUS DI DUSUN SUMBERAWAN, DESA TOYOMARTO, KECAMATAN
SINGOSARI, KABUPATEN MALANG)
SKRIPSI
Oleh:
Pramita Suci Wulandari
135040101111148
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2017
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan
hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini
tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi maupun dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkannya
rujukan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, Agustus 2017
Pramita Suci Wulandari
NIM. 135040101111148
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Pramita Suci Wulandari, dilahirkan di Malang pada
tanggal 24 Januari 1995 sebagai putri pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Mulyono dan Ibu Ninik Hariati.
Penulis memulai pendidikan dengan menjalani pendidikan taman kanak-
kanak di TK Muslimat 08 Singosari Kabupaten Malang pada tahun 1999 sampai
tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD
Negeri Candirenggo IV Singosari Kabupaten Malang pada tahun 2001 sampai
tahun 2007. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 penulis menempuh studi
di SMP Negeri 02 Singosari Malang. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
penulis menempuh studi di SMA Negeri 01 Singosari Malang. Selanjutnya pada
tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Strata 1 Program Studi Agribisnis
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang, Jawa Timur, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif menjadi Staff Kaderisasi
Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (PERMASETA) masa jabatan
2014-2015. Penulis juga pernah aktif pada kepanitiaan Pasca PLA I (Pendidikan
dan Latihan Anggota I) pada tahun 2013, Olimpiade Agribisnis pada tahun 2013,
Inaugurasi FPUB pada tahun 2013, Care and Fun PERMASETA pada tahun 2013,
Magang kerja PERMASETA 2013, PLA I (Pendidikan dan Latihan Anggota I)
pada tahun 2014, 2015 dan PLA II (Pendidikan dan Latihan Anggota II) 2015 dan
lain-lain. Selain aktif mengikuti kegiatan dalam kampus penulis juga aktif
mengikuti kegiatan ekstra kampus. Penulis menjabat sebagai Sekretaris
Paguyupan Duta Hijab Radar Malang periode 2016-2017. Selain memiliki
beberapa prestasi di ekstra kampus penulis juga pernah aktif pada kepanitiaan
ekstra kampus yaitu Music Fashion Night Malang 2015, Otonomi Award Lurah &
Camat Kota Malang 2016, Malang Fashion Movement 2016, Fashion Day by AS
Model Agency, Officer Festival Mbois oleh Dinas Industri dan Perdagangan
2016, Radar Malang Award 2017, Koordinator Acara dan Penanggung Jawab
Pemilihan Duta Hijab Radar Malang 2017 dan Malang Fashion Movement 2017.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah SWT. Limpahan cinta dan kasih sayang-Mu
tealah memberikanku kekuatan dan memberikanku ilmu yang barakah. Atas ijin
dan karunia yang Engkau berikan kepada penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
atau skripsi ini dengan mudah. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
junjungan besar Rassullah Muhammad SAW.
Sehubungan dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari bahwa
bimbingan, bantuan dan dorongan baik moriil dan materiil sangat berarti dalam
penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya, Ayahanda Mulyono dan Ibunda Ninik Hariati yang
senantiasa memberikan dukungan motivasi, doa, dan materiil kepada penulis.
2. Adik kandung saya Alvin Dwi Cahya P. atas dukungan, doa dan bantuan
dalam pengerjaan skripsi.
3. Ibu Mas Ayu Ambayoen, SP. M.Si selaku dosen pembimbing utama dan Ibu
Reza Safitri, S.Sos.,M.Si.,Ph.D. selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah membantu dan membimbing dalam pengerjaan dan kelancaran dalam
penulisan skripsi. Serta Ibu Anisa Aprilia, SP.,MP.,MBA selaku dosen
penguji skripsi yang telah membantu dan membimbing kelancaran dalam
penulisan skripsi.
4. Kepala Desa, Ketua Kelompok Tani “Margo Utomo” dan masyarakat petani
Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten
Malang yang telah bersedia untuk dijadikan responden penelitian skripsi.
5. Sahabat-sahabat saya tercinta Fani, Tidar, Cahaya, Made, Dinda, Meilan,
Mourina, Siti, Rizky, dan Mas Endra serta Keluarga Besar Duta Hijab Radar
Malang yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak Sukier, SP selaku pembimbing lapang yang telah mebantu saya dalam
pengerjaan skripsi. Serta Ica, Hesti, Ummu dan Rizkina dalam membantu
mengoreksi dalam pengerjaan skripsi.
7. Teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu dalam
memberikan dukungan dan bantuan serta masukan dalam penulisan skripsi.
-PRAMITA SUCI WULANDARI-
1
RINGKASAN
PRAMITA SUCI WULANDARI (135040101111148). Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset (Kasus di Dusun
Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang).
Di bawah bimbingan Mas Ayu Ambayoen, SP., M.Si sebagai pembimbing
utama dan Reza Safitri, S.Sos, M.Si., Ph.D sebagai pembimbing pendamping.
Penghidupan masyarakat merupakan suatu konsep bertahan hidup suatu
masyarakat dengan mengandalkan modal sumberdaya manusia, alam, keuangan,
fisik dan sosial. Pemanfaatan sumberdaya berbeda setiap individu/rumah tangga
karena memiliki strategi penghidupan yang berbeda dan tegantung dengan
sumberdaya atau aset penghidupan yang tersedia dan kerentanan yang dihadapi.
Kondisi pertanian saat ini terdapat permasalahan yaitu adanya alih fungsi lahan
yang menyebabkan sumberdaya alam dan ketersediaan lahan pertanian semakin
berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aset penghidupan dan
strategi yang dilakukan akibat adanya alih fungsi lahan di Dusun Sumberawan,
Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017. Jenis penelitian
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode purposive sampling
digunakan dalam pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan yaitu
masyarakat petani sebanyak 25 informan. Pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi dan wawancara
terstruktur. Data sekunder berupa dokumenter monografi dan demografi desa
Toyomarto. Data yang diperoleh dianalisis oleh Sustainable Livelihood Approach
(SLA) dan diolah menggunakan skala likert.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aset tertinggi yang dimiliki oleh
masyarakat petani Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang adalah modal fisik dan modal sosial memiliki nilai terendah.
Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pada area hutan serta strategi survival
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dominan dilakukan. Strategi
konsolidasi/diversifikasi dengan cara menambah pekerjaan on-farm atau off-farm
yaitu beternak, berdagang dan menjadi pengerajin sandal spon dan klompen juga
dilakukan oleh sebagian masyarakat petani. Strategi migrasi/mobile tidak
dilakukan oleh masyarakat petani di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Rekomendasi untuk masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang diharapkan lebih aktif dalam
mengikuti pelatihan atau kegiatan penyuluhan dan organisasi sosial agar dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam mengenai bidang
pertanian. Tingkat kepedulian pemuda terhadap bidang pertanian juga perlu
ditingkatkan agar dapat berlanjutnya kegiatan pertanian di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Strategi diversifikasi
juga harus dilakukan agar dapat menambah pendapatan tiap rumah tangga pada
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
2
SUMMARY
PRAMITA SUCI WULANDARI (135040101111148). Sustainable
Livelihoods Strategy of Asset on Based Farmers Society (Case in
Sumberawan, Toyomarto Village, Singosari Sub-Distric, Malang District).
Under the supervisor of Mas Ayu Ambayoen, SP., MSi as main supervisor
and Reza Safitri, S.Sos, M.Si., Ph.D as companion supervisor.
Livelihood society is a concept of survival of a society by relying on
human, natural, financial, physical and social capital. Resource utilization differs
by individual / household because it has different livelihood strategies and is
dependent on the available resources or livelihood assets and the vulnerability
they encounter. The current condition of agriculture is the problem of land
conversion that causes natural resources and the availability of agricultural land
decreases. This research to determine livelihood assets and strategies made due to
the transfer of land in Sumberawan, Toyomarto Sub-District, Singosari District,
Malang Regency, East Java.
The research was conducted from May to June 2017. This type of research
is a quantitative descriptive research. Purposive sampling method used in
sampling data source with certain consideration with certain criterion which have
been determined that is farmer society counted 25 informant. Data collection uses
primary data and secondary data. Primary data is the result of observation and
structured interview. Secondary data are documentary of monograph and
demography of Toyomarto village. The data obtained is analyzed by Sustainable
Livelihood Approach (SLA) and processed using Likert Scale.
The results showed that the highest assets owned by the farmers of
Sumberawan, Toyomarto Sub-district, Singosari District, Malang Regency are
physical capital and social capital has the lowest value. The intensification and
extensification strategies in the forest area and the survival strategy in fulfilling
the daily needs are dominant. The consolidation/diversification strategy by adding
on-farm or off-farm work is to raise livestock, trade and become a craftsman of
sponge and klompen slippers by some farmers. The migration/mobile strategy was
not carried out by farmers in Sumberawan, Toyomarto Sub-district, Singosari
District, Malang Regency, East Java.
Recommendation for farmer community of Sumberawan, Toyomarto Sub-
district, Singosari District, Malang Regency is expected to be more active in
training or extension activity and social organization in order to increase
knowledge and skill more deeply about agriculture field. The level of awareness
of youth to agriculture also needs to be improved in order to continue the
agricultural activities in the village of Sumberawan Village Toyomarto Singosari
District Malang Regency. Diversification strategy should also be done in order to
increase the income of each household on the Sumberawan, Toyomarto Sub-
district, Singosari District, Malang Regency.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “STRATEGI PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN MASYARAKAT PETANI BERBASIS ASET (Kasus di
Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten
Malang)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini yang merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dalam menempuh jenjang pendidikan sarjana S1 di Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakannya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi segenap pihak.
Malang, Agustus 2017
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................. i
SUMMARY .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.5 Keguanaan Penelitian ......................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Telaah PenelitianTerdahulu ............................................................... 7
2.2 Tinjauan Teoritis ................................................................................ 10
2.2.1 Faktor Demografi ...................................................................... 10
2.2.2 Konteks Kerentanan .................................................................. 11
2.2.3 Pengertian Penghidupan Berkelanjutan .................................... 12
2.2.4 Aset Penghidupan ..................................................................... 14
1. Modal Manusia (Human Capital) ....................................... 16
2. Modal Alam (Natural Capital) ............................................ 17
3. Modal Keuangan (Financial Capital) ................................. 17
4. Modal Sosial (Social Capital) ............................................. 18
5. Modal Fisik / Infrastruktur (Physical Capital) ..................... 18
2.2.5 Prinsip-Prinsip Strategi Penghidupan ....................................... 19
2.2.6 Konsep Strategi Penghidupan Berkelanjutan............................ 22
III. KERANGKA TEORITIS ....................................................................... 26
3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 26
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 28
IV. METODE PENELITIAN ....................................................................... 32
4.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................... 32
4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian............................................ 32
4.3 Tetnik Penentuan Informan ................................................................ 32
4.4 Teknik Pangumpulan Data ................................................................. 33
4.5 Teknik Analisi Data ........................................................................... 33
5
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 36
5.1 Gambaran Umum ................................................................................ 36
5.2 Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 40
5.2.1 Kondisi Demografis Dusun Sumberawan ................................... 40
1. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan
Jenis Kelamin ......................................................................... 40
2. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan
Usia ........................................................................................ 41
3. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan
Pendidikan .............................................................................. 42
4. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan
Jenis Pekerjaan ....................................................................... 44
5. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan
Agama .................................................................................... 45
5.2.2 Karakteristik Responden ............................................................ 45
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................... 46
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendididkan Akhir ................................................................. 46
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Sebagai Petani ........................................................................ 47
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Luasan lahan ............. 48
5.2.3 Kondisi Sumberdaya atau Aset di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................ 49
1. Modal Manusia (Human Capital) ........................................... 51
2. Modal Alam (Natural Capital) ............................................... 55
3. Modal Fisik (Physical Capital) ............................................... 57
4. Modal Keuangan (Financial Capital) ..................................... 61
5. Modal Sosial (Sosial Capital) ................................................. 62
5.2.4 Strategi Penghidupan Berkelanjutan Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ....... 64
VI. PENUTUPAN .......................................................................................... 66
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 66
5.2 Saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 71
6
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Manusia ..................................... 30
2. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Alam .......................................... 30
3. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Keuangan................................... 30
4. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Fisik ........................................... 31
5. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Sosial ......................................... 31
6. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Jenis
Kelamin ..................................................................................................... 41
7. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Usia .................. 42
8. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Pendidikan ....... 43
9. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Pekerjaan ......... 44
10. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Agama ............. 45
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................................. 46
12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir ........... 47
13. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Petani ...... 47
14. Karakteristik Responden Luasan Lahan ................................................... 48
15. Alih Fungsi Lahan Informan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................................................. 49
16. Penguasaan Modal Manusia Masyarakat Petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................... 52
17. Penguasaan Modal Alam Masyarakat Petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................... 55
18. Penguasaan Modal Fisik Masyarakat Petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................... 58
19. Penguasaan Modal Keuangan Masyarakat Petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang ...................................................................................................... 62
20. Penguasaan Modal Sosial Masyarakat Petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................... 63
7
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Pentagon Aset ........................................................................................... 15
2. Kerangka Konsep Penelitian Strategi Penghidupan Berkelanjutan
Masyarakat (Sustainable Livelihood) Berbasis Aset Di Desa
Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. ........................... 27
3. Peta Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ............. 36
4. Pintu Masuk Dusun Sumberawan ............................................................. 37
5. Kerajian Sandal Spon Dari Home Industri ............................................... 38
6. Candi Sumberawan ................................................................................... 39
7. Pentagon Aset Mayarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................................................. 50
8. Lahan Pertanian Dusun Sumberawan Sebagai Modal Alam .................... 56
9. Kondisi Rumah Masyarakat Dusun Sumberawan .................................... 59
10. Masjid Sebagai Fasilitas Umum Dusun Sumberawan .............................. 60
11. Kegiatan Gotong Royong Masyarakat Dusun Sumberawan..................... 64
8
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Data Jumlah Penduduk Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................................................. 72
2. Rekapitulasi Data Umur Penduduk Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang .............................. 73
3. Rekapitulasi Data Tingkat Pendidikan Penduduk Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang ..................................................................................................... 74
4. Rekapitulasi Data Pekerjaan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................................................ 76
5. Rekapitulasi Data Agama Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ................................................ 78
6. Pedoman Wawancara ............................................................................... 80
7. Data Responden ....................................................................................... 85
8. Skor Data Modal Manusia ....................................................................... 86
9. Skor Data Modal Alam ............................................................................ 87
10. Skor Data Modal Fisik .............................................................................. 88
11. Skor Data Modal Keuangan ...................................................................... 89
12. Skor Data Modal Sosial ............................................................................ 90
13. Skor Data Lima Aset Penghidupan ........................................................... 91
14. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 92
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor penting pembangunan nasional
karena sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian di
Indonesia. Peranan pertanian di negara Indonesia sebagai sumber untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat, sumber bahan baku
industri, sumber penyerapan tenaga kerja, sumber bagi devisa negara, sumber
penyumbang Gross Domestic Bruto (GDP) bagi negara dan sebagai penunjang
bergeraknya sektor ekonomi lainnya di negara Indonesia. Pentingnya peranan
pertanian juga ditunjang oleh peranan lahan pertanian yang ada serta
kesejahteraan dari masyarat petani. Lahan pertanian merupakan media atau bidang
dalam menjalankan kegiatan pertanian. Peranan lahan tersebut sangat diperlukan
guna menjalankan suatu kegiatan produksi komoditi pertanian.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah menjelaskan bahwa
perlunya dilakukan perlindungan dan dikembangkan secara konsisten guna
menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan
nasional. Perlindungan lahan pertanian pangan yang berkelanjutan juga berkaitan
dengan kawasan pertanian pangan yang berkelanjutan. Kawasan pertanian pangan
yang berkelanjutan merupakan kawasan pertanian yang memiliki sumberdaya
alam yang melimpah dengan memiliki hamparan lahan pertanian yang
berkelanjutan. Pertanian yang berkelanjutan dapat menjadi suatu strategi dalam
penghidupan masyarakat. Berbagai macam strategi dapat dilakukan guna
memperjuangkan penghidupan yang berkelanjutan dan mengatasi kerentanan di
dalam masyarakat petani.
Penghidupan masyarakat merupakan suatu konsep bertahan hidup suatu
masyarakat dengan mengandalkan segala sumberdaya yang ada dan seberapa
besar pengaruhnya sumberdaya bagi masyarakat tersebut dalam penghidupannya.
Mengandalkan kelima sumberdaya/modal yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya
alam, sumberdaya finansial, sumberdaya fisik dan sumberdaya sosial.
Pemanfaatan sumberdaya yang ada di suatu kawasan tidak semuanya sesuai
2
dengan kondisi masyarakatnya, telebih lagi untuk setiap individu atau setiap
rumah tangga memiliki startegi penghidupan yang berbeda dan tegantung dengan
sumberdaya atau aset penghidupan yang tersedia dan kerentanan yang dihadapi.
Ditinjau dari teori yang ada penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)
merupakan aktivitas yang berupa strategi penghidupan berupa pilihan cara hidup
berdasarkan prioritas bagaimana menggunakan kemampuan aset yang tersedia
untuk mempertahankan dan memperbaiki penghidupan yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Kerangka kerja penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)
merupakan kerangka operasional yang menggambarkan keterkaitan dan hubungan
antar komponen penghidupan. Penggunaan kerangka kerja penghidupan
berkelanjutan (sustainable livelihood) berarti menerapkan pendekatan
penghidupan berkelanjutan sebagai cara pandang dan panduan dalam memahami
serta merencanakan atau membuat strategi penghidupan yang bekelanjutan.
Kerangka kerja penghidupan berkelanjutan memiliki 5 elemen utama, yaitu ; 1.
Konteks kerentanan (vulnerability contexts). 2. Sumberdaya penghidupan
(livelihood assets). 3. Organisasi dan kebijakan (structures and processes). 4.
Strategi penghidupan (livelihood strategies). 5. Capaian penghidupan (livelihood
poutcomes). Strategi penghidupan (livelihood strategies) dalam kerangka kerja
penghidupan berkelanjutan menggambarkan suatu upaya yang dilakukan
masyarakat dalam mencapai penghidupan yang memadai. Strategi pengidupan
berkaitan dengan bagaimana masyarakat mengelola aset-aset penghidupan yang
telah tersedia, serta mensikapi segala perubahan yang terjadi dan menentukan
prioritas untuk mempertahankan dan memperbaiki penghidupannya (UNDP,
2007).
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang merupakan salah satu kawasan pertanian yang berlimpah sumberdaya
alamnya. Sektor pertanian di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang merupakan sektor penting dalam kegiatan bertahan
hidup sebelum sektor industri. Mengandalkan luas lahan yang ada masyarakat
terutama yang berprofesi sebagai petani menjalankan kegiatan bertani dengan
menanam berbagai tanaman pangan untuk bertahan hidup. Seiring berjalannya
3
waktu kondisi Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang saat ini terdapat permasalahan yaitu adanya alih fungsi lahan
yang menyebabkan sumberdaya alam dan ketersediaan lahan pertanian yang
terdapat di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang semakin berkurang.
Menurut Menurut Wahyunto (2001), perubahan penggunaan lahan dalam
pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi
karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya
tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Permasalahan alih fungsi lahan
mengakibatkan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani
mengalami kerentanan yaitu beralih profesi ke bidang lain. Kondisi tersebut perlu
adanya penelitian mengenai penggalian potensi dari kelima sumberdaya (aset)
yang dimiliki Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang untuk selanjutnya dapat dimaksimalkan dalam penggunaannya
agar dapat mencapai tingkat kehidupan yang memadahai dan sesuai yang
diharapkan dengan adanya strategi penghidupan berkelanjutan. Keluaran yang
diharapkan dari pelaksanaan sistem startegi penghidupan berkelanjutan adalah
pemanfatan yang optimal pada kelima sumberdaya atau aset yang dimiliki dan
berkurangnya kerentanan hidup masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, maka dalam hal ini penting
dilakukan pengkajian tentang Strategi Penghidupan Berkelanjutan
Masyarakat Petani Berbasis Aset yang berlokasi di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Berkurangnya luasan lahan di wilayah Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang akhir-akhir ini yang disebabkan oleh
kegiatan alih fungsi lahan dapat menyebabkan permasalahan berkurangnya modal
alam di kalangan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Modal alam merukapan salah satu
faktor penting dalam pertanian. Modal alam dapat mempengaruhi modal lainnya
4
seperti modal manusia, modal fisik dan modal keuangan karena setiap modal yang
dimiliki masyarakat saling mempengaruhi satu sama lain terhadap kondisi modal
lainnya. Berkurangnya modal alam seperti berkurangnya lahan pertanian dapat
mempengaruhi apa yang akan didapatkan dalam menjalankan usaha pertanian,
seperti berkurangnya hasil produksi pertanian karena tidak adanya lahan yang
akan ditanam untuk kegiatan pertanian. Berubahnya jumlah modal masyarakat
dimiliki dapat mempengaruhi strategi penghidupan dan keberlajutan penghidupan
dari masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Strategi penghidupan yang dilakukan dapat
dikombinasikan dengan aset penghidupan yang dimiliki, dalam mencapai
penghidupan yang memadahi. Menyikapi perubahan yang tejadi di masyarakat
petani, bagaimanakah masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dalam menentukan strategi penghidupan
yang layak dan bagaimana sikap dalam menentukan prioritas untuk
mempertahankan atau memperbaiki penghidupan yang dijalani saat ini.
Berdasarkan permasalahan tersebut, rumusan masalah pada penelitian
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset yang
berlokasi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang adalah:
1. Bagaimana kondisi demografis di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
2. Bagaimana kondisi sumberdaya atau aset yang terdapat di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
3. Bagaimana strategi penghidupan berkelanjutan yang terdapat di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, batasan masalah pada penelitian
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset yang
berlokasi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang adalah :
5
1. Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat petani di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
2. Elemen penghidupan berkelanjutan pada penelitian ini hanya sebatas pada aset
penghidupan dan strategi penghidupan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian pada penelitian
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset yang
berlokasi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang adalah:
1. Mengkaji kondisi demografis di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
2. Mengkaji kondisi sumberdaya atau aset yang terdapat di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
3. Menganalisis strategi penghidupan berkelanjutan yang terdapat di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset yang
berlokasi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan proses pembelajaran yang ditempuh
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dan juga sebagai bahan
informasi mengenai penghidupan berkelanjutan berbasis aset di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan strategi
penghidupan yang sesuai dengan kondisi aset yang terdapat di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
6
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan strategi
penghidupan yang sesuai dengan kodisi aset yang terdapat di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Telaah Penelitian Terdahulu
Pendekatan aset penghidupan berkelanjuatan dan strategi penghidupan
telah banyak digunakan untuk penelitian diberbagai daerah di Indonesia.
Pendekatan aset penghidupan berkelanjuatan dan strategi penghidupan adapun
yang telah digunakan dan diteliti sebagai berikut:
Penelitian Martopo dkk (2012), “Kajian Tingkat Penghidupan
Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di Dua Desa
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)” menggunakan metode kualitatif dan
kuantatif. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yang didasarkan pada
data populasi penduduk di desa Buntu dan desa Tambi. Tahap I dilakukan
pengumpulan kriteria dan indikator yang berpengaruh pada keberlanjutan
penghidupan di Kawasan Dieng berdasarkan informasi dan studi literatur. Tahap
II dilakukan kegiatan pembobotan terhadap hasil kriteria dan indikator. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di Desa Buntu kondisi infrastrukturnya belum
berkelanjutan, kondisi lingkungan tidak berkelanjutan, kondisi ekonomi belum
berkelanjutan, kondisi sosial tidak berkelanjutan, kondisi kelembagaan belum
berkelanjutan sehingga tingkat penghidupannya belum berkelanjutan. Sedangkan
di Desa Tambi kondisi infrastrukturnya belum berkelanjutan, kondisi lingkungan
belum berkelanjutan, kondisi ekonomi belum berkelanjutan, kondisi sosial belum
berkelanjutan, dan kondisi kelembagaan belum berkelanjutan sehingga tingkat
penghidupannya belum berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan Belda dan Cristanto (2012), dengan judul
“Strategi Penghidupan Nelayan Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat di
Kecamatan Sasak Ranah Pesisir dan Sungai”, menggunakan metode yang
digunakan adalah metode kualitatif yang menggunakan teknik survei wawancara
tidak terstruktur, indepth interview dan observasi. Purposive sampling responden
didapatkan dari masyarakat nelayan pada Kecamatan Sasak Ranah. Data yang
digunakan yaitu data primer yang didapatkan dari lapang dan data sekunder
didapatkan dari intansi yang bersangkutan. Pada penelitian ini analisis kualitatif
terdapat tiga proses yang berkaitan yaitu, mendeskripsikan fenomena,
8
mengklarifikasikan dan melihat konsep tersebut muncul. Hasil penelitian ini
adalah kondisi aset di daerah penelitian, penyebab rendahnya ekonomi, strategi
masyarakat nelayan dalam mempertahankan kehidupan.
Martopo dkk (2013) melakukan penelitian “Strategi Penghidupan
Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di Desa Buntu
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Penggunaan skala likert untuk mengelolah data sekunder dan
respon digunakaan untuk mementukan status aset penghidupan. Penentuan jumlah
responden ditentukan menggunakan rumus Slovin berdasarkan populasi desa
Buntu. Analisis SWOT digunakan untuk mengkaji strategi penghidupan
berkelanjutan sesuai dengan aspek aset-aset penghidupan yang ada pada desa
Buntu. Hasil Penelitian menunjukkan Kondisi aset penghidupan di Desa Buntu
dari aspek sumberdaya manusia tergolong tidak berkelanjutan, aspek sumberdaya
alam tergolong tidak berkelanjutan, aspek sumberdaya sosial tergolong belum
berkelanjutan, aspek sumberdaya fisik tergolong belum berkelanjutan, dan aspek
finansial tergolong tidak berkelanjutan sehingga menghasilkan status kondisi aset
penghidupan yang tidak berkelanjutan. Strategi yang direkomendasikan dalam
rangka mewujudkan penghidupan berkelanjutan di Desa Buntu melalui
peningkatan kapasitas/ketrampilan dan permodalan bergulir bagi masyarakat,
pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan strategi pertanian
berkelanjutan, pengelolaan kawasan permukiman dalam bentuk infrastruktur yang
lebih ramah lingkungan, dan pengembangan model pariwasata kehutanan yang
berbasis masyarakat dengan melibatkan stakkeholders lokal, kabupaten, provinsi,
dan pusat agar terjadi keterpaduan, koordinasi, dan pembagian peran dalam
penanganan masalah bersama.
Penelitian yang dilakukan Endang (2014) yang berjudul “Strategi
Penghidupan Penduduk Sekitar Danau Limboto Provinsi Gorontalo”,
menggunakan metode deskriptif kualitafif dengan teknik survei untuk
memperoleh data berdasarkan fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada pada kondisi
sekitar Danau Limboto. Pengambilan data dilakukan mengandalkan responden
yaitu mayarakat sekitar dengan random sampling. Pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara observasi, wawancara terstruktur atau menggunakan
9
kuisioner dan indepth interview. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 15% dari jumlah keseluruhan penduduk sekitar Danau Limboto. Hasil
dari penelitian ini Strategi Penghidupan (livelihood strategy) rumah tangga di
daerah penelitian sebagian besar menggunakan strategi bertahan hidup (Survival
strategy).
Penelitian oleh Wijayanti dkk (2016) dengan judul “Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Berbasis Aset di Sub DAS Pusur, DAS Bengawan
Solo”, menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif terhadap data hasil
kuisioner, wawancara mendalam dan observasi dengan teknik area sampling dan
purposive sampling yang membagi daerah penelitian menjadi 3 (tiga) bagian
dengan jumlah 102 responden dan sampel yang dipilih berdasarkan teknik random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset tertinggi dimiliki oleh sub
DAS bagian tengah, kemudian atas, dan terakhir bawah. Modal fisik memiliki
nilai tertinggi di seluruh bagian sub DAS jika dibandingkan modal yang lain.
Strategi intensifikasi pada bagian atas berupa agroforestri sedangkan pada bagian
tengah dan bawah menggunakan panca usaha tani. Strategi diversifikasi pada
bagian atas dengan cara beternak sedangkan bagian tengah dan bawah dilakukan
dengan menjadi buruh/karyawan. Strategi migrasi dengan alasan menikah
dominan untuk bagian atas dan bawah, sedangkan bagian tengah migrasi karena
alasan pekerjaan.
Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul “Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang” merupakan penelitian yang
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data atau informasi di
lapangan dilakukan dengan cara wawancara terstruktur (indepth interview).
Penggunaan skala likert untuk alat mengelolah data sekunder yang akan
mementukan status aset penghidupan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Pengambilan sampel yaitu
masyarakat petani dalam penelitian ini diambil berdasarkan rekomendasi dari key
informan yaitu Kepala Desa Toyomarto dan Ketua Kepompok Tani Margo
Utomo. Kelima aset penghidupan yang ada di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dapat mengkaji strategi
10
penghidupan berkelanjutan yang sesuai dengan aspek kelima aset penghidupan
tersebut dengan tujuan mengarah kepada penghidupan berkelanjutan.
1.2 Tinjauan Teoritis
1.2.1 Faktor Demografi
Faktor demografi merupakan salah satu yang mempengaruhi strategi
penduduk dalam kelangsungan hidupnya. Antara lain: Usia berpengaruh terhadap
banyak hal, seperti pada pola berpikir, kestabilan mental, kekuatan fisik, dan juga
beragamnya pengalaman hidup. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap strategi
yang dilakukan oleh individu ataupun rumah tangga setiap golongan usia. Bagi
para individu yang masih muda, semangat dan kegigihan untuk melakukan
berbagai macam usaha masih sangat lekat. Hal ini disebabkan berbagai faktor,
salah satunya adalah pandangan akan masa depan yang masih panjang dan banyak
hal yang harus diraih karena usia masih relatif muda, baik untuk dirinya sendiri,
anak dan keluarga, sehingga memancing adanya kesadaran akan perlunya
perjuangan yang keras. Eisenstadt (1956) mencatat bahwa perbedaan umur
terletak pada “aspek-aspek kehidupan manusia yang paling mendasar dan utama
serta determinan-determinan nasib manusia”. Pada tingkat umur berbeda-beda,
dilakukan tugas berbeda-beda dan ditetapkan peranan berbeda-beda dalam
hubungannya dengan anggota masyarakat lain. Semua masyarakat harus
mengatasi masalah-masalah yang timbul pada berbagai tahap kemajuan yang
berkembang dari kekuatan dan kemampuan yang berkaitan dengan perubahan
umur. Jenis kelamin dalam faktor demografi juga mempengaruhi pertumbuhan
generasi dimana, jenis kelamin perempuan mempengaruhi tingkat pendidikan dan
kesehatan dan jenis laki-laki mempengaruhi dalam pencarian upah atau
pendapatan. Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi individu dimana dalam
pengambulan kepitusann sikap dan mempengaruhi pola pokir. Semakin tinggi
tingkat pendidikan mempengari pengetahuan yang dimiliki, kepercayaan diri
dalam pengambilan keputusan terhadap adopsi dan inovasi hal-hal baru. Lama
berkerja dalam faktor demografi mempengaruhi keteampilan atau lemahiran
seseorang dalam suatu bidang.
11
1.2.2 Konteks Kerentanan
Konteks kerentanan (vulnerability context) merujuk kepada situasi rentan
atau laten yang setiap saat dapat mempengaruhi atau membawa perubahan besar
dalam penghidupan masyarakat. Konteks kerentanan penting dilakukan untuk
mengenali beragam kerentanan dan membangun kesadaran bersama bahwa
guncangan (shocks), kecenderungan (trends) dan musiman (seasonality) sangatlah
besar pengaruhnya bagi keberlanjutan penghidupan masyarakat (DFID, 2001).
Moser (1996) mendefinisikan kerentanan (vulnerability) sebagai keadaan
kesejahteraan individu, rumah tangga atau komunitas dalam situasi perubahan
lingkungan yang mengancam kesejahteraan. Perubahan lingkungan yang
mengancam kesejahteraan dapat berupa ekologi, sosial atau politik dan dapat juga
berupa krisis yang tiba-tiba, tren jangka panjang dan musiman. Selanjutnya
menurut Moser, kerentanan berkaitan erat dengan penguasaan aset. Semakin
banyak aset yang dimiliki semakin tidak rentan rumah tangga tersebut dan
semakin besar pengurangan aset yang terjadi ketidakamanan sumber penghidupan
rumah tangga tersebut. Lebih lanjut Moser (1996), mengingatkan, semakin besar
resiko dan ketidakpastian, rumah tangga semakin memperbesar keragaman
kepemilikan aset mereka untuk mencegah penurunannya. Kemampuan rumah
tangga untuk menghindari atau mengurangi kerentanan dan untuk meningkatkan
produktivitas ekonomi tergantung tidak hanya pada aset awalnya tetapi juga pada
kemampuan rumah tangga mentransformasi aset ini menjadi pendapatan,
makanan, atau keperluan dasar lainnya secara efektif. Guncangan (shocks) yaitu
perubahan yang bersifat mendadak dan sulit diprediksikan, pengaruhnya relatif
besar bagi penghidupan, bersifat merusak atau menghancurkan dan umumnya
dirasakan secara langsung. Kecenderungan (trends) adalah perubahan perlahan
yang umumnya dapat diprediksikan, namun tidak kalah besar pengaruh negatifnya
terhadap penghidupan masyarakat apabila tidak atau gagal diantisipasi dengan
baik oleh masyarakat dan pemerintah. Kecenderungan (trends) ini umumnya
merupakan suatu perubahan yang kompleks, tidak berdiri sendiri, namun
akumulasi dari beberapa kondisi yang umumnya masyarakat memiliki atau dapat
memperoleh informasi tentangnya. Perubahan musiman (seasonality) yaitu
perubahan yang bersifat berkala dan sering terjadi pada periode tertentu. Namun
12
meskipun dapat diprediksikan umumnya tetap membawa pengaruh terhadap
penghidupan masyarakat, karena dampak yang ditimbulkannya lebih luas
dibanding dengan kemampuan antisipasi masyarakat. Perubahan musiman disini
tidak terbatas pada perubahan yang terkait dengan cuaca, musim atau perubahan
alam, namun termasuk dinamika sosial masyarakat, aktivitas pasar dan pertukaran
beragam sumberdaya dalam masyarakat. Perubahan musiman antara lain;
produksi pertanian di sawah, ladang, dan perubahan harga barang, pengangguran,
lapangan kerja, migrasi penduduk dari desa ke kota.
1.2.3 Pengertian Penghidupan Berkelanjutan
Pemahaman mengenai konsep penghidupan dapat dilhat dalam konsep
livelihood yang pertama kali dipopulerkan oleh Chambers dan Conway pada
1990-an. Proses kerja kedua tokoh tersebut dilakukan dalam institusi The
Department for International Development (DFID) dan awalnya konsep ini
didesain sedemikian rupa sehingga sangat relevan di kawasan negara sedang
berkembang (Saragih, 2007).
Chambers dan Conway (1992) mendefinisikan penghidupan berkelanjutan
sebagai suatu penghidupan yang meliputi kemampuan atau kecakapan, aset-aset
(simpanan, sumberdaya dan akses) dan kegiatan yang dibutuhkan untuk sarana
untuk hidup. Suatu penghidupan dikatakan berkelanjutan jika dapat mengatasi dan
memperbaiki diri dari tekanan dan bencana, menjaga atau meningkatkan
kecakapan aset-aset, dan menyediakan penghidupan berkelanjutan untuk generasi
berikutnya dan yang memberi sumbangan terhadap penghidupan-penghidupan
lain pada tingkat lokal dan global dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Konsep Penghidupan memiliki keluwesan dalam memperhatikan gerak,
cara, jalur hidup, bahkan hubungan sosial –termasuk relasi gender- yang
mengandung makna kekuasaan antar-orang ataupun antara orang dengan
kelompok, institusi, serta kebijakan (de Haan dan Zoomers, 2005).
Peragaman penghidupan (livelihood diversification) memperjelas keluwesan
tersebut dengan melihat lebih lanjut bahwa gerak, cara, jalur hidup, dan hubungan
sosial yang dilakukan seseorang merupakan strategi penjamakan
13
penghidupan/multiple livelihood ataupun strategi bertahan/survival strategies
(Start and Johnson, 2001).
Menurut Carloni dan Crowley (2005) dalam modul Food and Agricultural
Organisation (FAO) mengenai Rapid Guide for Missions Analysing Local
Institutions and Livelihoods, menunjukkan bahwa analisis penghidupan berkaitan
dengan berbagai guncangan, kerentanan dan perubahan-perubahan karena
kebijakan maupun pengaruh alam. Di sisi lain, penghidupan pun terkait dengan
berbagai bekal yang dimiliki suatu satuan ekonomi yang memungkinkan atau
tidak memungkinkan mereka mengembangkan berbagai siasat untuk bertahan
hidup.
Hal penting dalam konsep penghidupan adalah strategi mempertahankan
kelangsungan hidup. Menyebutkan bahwa upaya mempertahankan kelangsungan
hidup berbeda menurut derajatnya, mulai dari mempertahankan masalah hidup
dan mati sampai dengan mempertahankan hidup agar dapat menjalankan aktivitas
sehari-hari, seperti mampu bekerja secara normal sesuai dengan jenis
pekerjaannya masing-masing (Pakpahan dan Pasandaran, 1990).
Penghidupan berkelanjutan adalah meningkatkan akses terhadap pendidikan
berkualitas tinggi, teknologi informasi dan pelatihan, serta gizi dan kesehatan
yang baik, lingkungan sosial yang mendukung dan kohesif, akses yang aman dan
pengelolahaan yang lebih baik terhadap sumberdaya alam, akses yang lebih baik
untuk fasilitas dan infrastruktur dasar dan akses yang lebih aman terhadap
sumberdaya keuangan (Departement for International Development, 2005).
Penghidupan berkelanjutan membahas empat hal antara lain : 1) upaya
memenuhi kebutuhan manusia yang ditopang dengan kemampuan daya dukung
ekosistem, 2) upaya peningkatan mutu kehidupan manusia dengan cara
melindungi dan memberlanjutkan, 3) upaya meningkatkan sumberdaya manusia
dan alam yang akan dibutuhkan pada masa yang akan datang, 4) upaya
mempertemukan kebutuhan-kebutuhan manusia secaea antar generasi (Baiquni,
2003). Menurut World Commission on Environment and Development/WCED
(1988) penghidupan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbakankan generasi yang
akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
14
1.2.4 Aset Penghidupan
Aset didefinisikan sebagai berbagai bentuk modal, seperti modal sosial,
modal fisik, modal manusia, dan modal finansial yang dimiliki dan digunakan
untuk kehidupan individu atau rumah tangga atau untuk mempertahankan
kesejahteraan materi pada tingkat kelangsungan hidup yang berbeda-beda. (Ellis,
2000). Akses terhadap modal dapat diperoleh rumah tangga melalui struktur
melalui proses yang telah dibakukan dalam kebijakan, tata aturan, kelembagaan
atau budaya. Kelima modal ini selain menjadi aset yang penting bagi strategi
penghidupan juga dapat menjadi hasil dan proses dari strategi penghidupan
sebelumnya (Ashley dan Carney, 1999). Menurut Scoones (1998) membedakan 5
modal, yaitu modal alamiah (dalam bentuk sumber daya alam seperti tanah dan
air), ekonomi atau finansial (dalam bentuk uang), manusia (dalam bentuk
pendidikan dan keterampilan), fisik (cadangan makanan, ternak, mesin, jalan raya,
sarana transportasi, pasar, sarana sanitasi, fasilitas air bersih, prasarana irigasi),
dan modal sosial (dalam bentuk relasi sosial dan jaringan kerja).
DFID (2001) mengkelompokkan aset penghidupan ke dalam lima
kelompok yang disebut Pentagon Aset (gambar 1). Pentagon aset terdiri dari
human capital (H) atau modal sumberdaya manusia, natural capital (N) adalah
modal alam, financial capital (F) atau modal keuangan, social capital (S) atau
modal sosial, dan physical capital atau modal fisik. Pentagon Aset menekankan
pentingnya pemahaman akan beragam kondisi penghidupan rumah tangga dan
jenis-jenis aset yang menopangnya. Segilima aset menggambarkan bahwa antar
komponen aset penghidupan memiliki beragam hubungan dan keterkaitan satu
sama lain. Bentuk segilima dan garis yang saling menghubungkan dengan titik
pusat ditengah bidang tersebut menggambarkan variasi tingkat kepemilikan dan
akses rumah tangga terhadap aset.
15
Gambar 1: Pentagon Aset (sumber: DFID, 2001)
Tingkat aksesibilitas terhadap aset penghidupan berbeda-beda pada tiap
individu, rumah tangga dan masyarakat, demikian pula nilai manfaat dari aset
tersebut bagi penghidupan, banyak faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya
dianalogikan, di posisi titik tengah atau terdalam dari segilima menunjukkan
tingkat akses individu atau rumah tangga terhadap sumberdaya/modal adalah =
nol, atau tidak memiliki akses sama sekali. Sedangkan bagian menjauh dari titik
pusat segilima adalah kondisi ideal, dimana seseorang atau rumah tangga
memiliki akses yang optimal terhadap sumberdaya/modal yang mereka butuhkan.
Dengan analogi segilima ini, kita dapat menggambarkan beragam kondisi
perubahan tingkat aksesibilitas terhadap sumberdaya/modal penghidupan.
Dalam Kerangka penghidupan menurut DFID (2001), bahwa aset yang
meliputi berbagai modal kapital (modal manusia, modal alam, modal keuangan,
modal sosial, dan modal fisik) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Berbagai aspek tersebut layaknya menjadi kebutuhan yang diperlukan secara
bersamaan untuk menunjang sekaligus menjamin keberlangsungan strategi
penghidupan masing-masing individu. Ketersediaan akses terhadap modal kapital
pun berpengaruh terhadap proses pembentukan bahkan perubahan struktur dalam
masyarakat. Lebih jauh lagi hal tersebut berpengaruh terhadap pendapatan dan
keberlanjutan rumah tangga.
Manusia (H)
Alam (N) Sosial (S)
Keuangan (F) Fisik (P)
16
Kelima aset penghidupan dalam pentagon aset memiliki aspek berbeda-
beda, yaitu:
1. Modal Manusia (Human Capital)
Modal manusia (human capital) mengacu pada tenaga kerja yang
tersedia untuk rumah tangga dengan pendidikan, ketrampilan, dan
kesehatan. Aset utama yang dimiliki oleh masyarakat perdesaan adalah
tenaga kerja mereka sendiri. Tenaga kerja sebagai aset rumah tangga
harus terbebas dari berbagai macam penyakit atau masalah kesehatan
yang dapat mengurangi produktifitasnya (Ellis, 2000). Menurut Baiquni
(2007) bahwa manusia sebagai modal rumah tangga yang memiliki
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan untuk mengusahakan
penghidupan yang lebih baik. Pengembangan kualitas manusia sangat
menentukan, mengingat manusialah yang akan mengelola semua aset
untuk didayagunakan dan dilestarikan keberlanjutannya. Modal manusia
bukan hanya berupa ukuran rumah tangga dan ketersediaan tenaga kerja,
namun meliputi aspek keterampilan, pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, kreatifitas, serta kesehatan yang memungkinkan penduduk
untuk menerapkan berbagai macam strategi penghidupan guna memenuhi
kebutuhannya. Potensi manusia baik yang diperoleh sebagai hasil
pengembangan diri, misalnya melalui pendidikan, ataupun potensi yang
terkait dengan kualitas kesehatan, daya tahan, kecerdasan dan faktor-
faktor demografis lainnya merupakan bagian dari sumberdaya yang tak
ternilai. Di tingkat rumah tangga, ukuran modal manusia meliputi jumlah
dan mutu tenaga kerja yang dimiliki. Modal manusia di tiap rumah
tangga bervariasi sesuai tingkat keterampilan, pendidikan, dan kondisi
kesehatan. Dalam penelitian ini modal manusia dalam adalah modal yang
berupa pekerjaan, ketrampilan, dan tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan
dalam kegiatan mata pencaharian rumah tangga. Tenaga kerja ini bisa
berasal dari anggota rumah tangga (istri dan anak), kerabat, tetangga
maupun orang lain.
17
2. Modal Alam (Natural Capital)
Modal alam bisa disebut dengan sumberdaya alam adalah
merupakan persediaan alam yang menghasilkan daya dukung dan nilai
manfaat bagi penghidupan manusia. Mencakup tanah dan produksinya,
air dan sumber daya air di dalamnya (ikan), pohon dan hasil hutan,
binatang buruan, serat dan pangan yang tidak dibudidayakan,
keanekaragaman hayati, sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan. Modal ini mewakili sumber daya alam dan sumber daya
hayati yang melingkupi suatu masyarakat (DFID, 2001).
Modal alam (Natural Capital) lebih menggambarkan kepemilikan
atau penguasaan bersama atas sumberdaya alam seperti iklim, kesuburan
tanah, dan sumber air sebagai modal produksi. Hal ini bervariasi pada
setiap wilayah, baik ketersediaan maupun karakteristiknya, sehingga
dapat membentuk pola penghidupan masyarakat. Dalam modal alam,
sebuah perbedaan penting di buat antara sumberdaya alam terbarukan
dan sumberdaya alam non terbarukan (Baiquni, 2007).
3. Modal Keuangan (Financial Capital)
Modal keuangan adalah sumber-sumber keuangan yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan masyarakat dalam mencapai tujuan
penghidupan mereka, yaitu meliputi; Cadangan atau persediaan; meliputi
sumber keuangan berupa tabungan, deposito, atau barang bergerak yang
mudah diuangkan. Selain yang bersumber dari milik pribadi, juga
termasuk sumber keuangan yang disediakan oleh bank atau lembaga
perkreditan. Aliran dana teratur; sumberdana ini meliputi uang pensiun,
gaji, bantuan dari negara, kiriman dari kerabat yang merantau, dsb
(DFID, 2001).
Menurut Ellis (2000), bahwa modal finansial mengacu pada
rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber modal keuangan,
terutama tabungan dan akses terhadap kredit dalam bentuk pinjaman.
Baik tabungan maupun pinjaman uang secara langsung merupakan
bentuk-bentuk modal produktif yang dapat dialihkan kedalam bentuk-
bentuk modal lain atau mungkin langsung dikonsumsi. Kemudahan
18
beralih antara menggunakan sebagai modal usaha atau langsung
dikonsumsi merupakan karakteristik dasar modal dalam bentuk uang
tunai. Dalam banyak masyarakat, tidak adanya pasar keuangan atau
ketidak percayaan terhadap lembaga-lembaga keuangan mengakibatkan
pengalihan modal finansial diselenggarakan dalam bentuk lain, seperti
kepemilikan ternak yang memainkan peran penting sebagai penyimpanan
kekayaan.
4. Modal Sosial (Social Capital)
Konsep modal sosial pertama kali dikemukakan oleh James
Coleman, menurutnya, modal sosial bukan entitas tunggal tetapi
bermacam-macam entitas berbeda yang memiliki dua karakteristik
umum: mereka semua terdiri atas beberapa aspek struktur sosial, dan
mereka memudahkan beberapa tindakan individu-individu yang ada
dalam stuktur tersebut. Seperti modal lainnya, modal sosial bersifat
produktif, yang memungkinkan pencapaian beberapa tujuan yang tidak
dapat dicapai tanpa keberadaannya (Coleman, 2010).
Menurut Field (2010) menyatakan bahwa modal sosial adalah
bagian dari kehidupan sosial-jaringan, norma dan kepercayaan – yang
mendorong partisipasi dan tindakan bersama secara lebih efektif untuk
mencapai tujuan bersama. Modal sosial merupakan suatu aset yang dapat
digunakan oleh rumah tangga untuk mempertahankan kelangsungan
hidup. (Carney, 1999). Menurut Baiquni (2007), bahwa modal sosial
sebagai suatu kekuatan untuk mengusahakan penghidupan melalui
jejaring dan keterkaitan yang memungkinkan sumber sosial dipadukan
seperti gotong royong juga adanya hubungan saling percaya dan
bekerjasama saling menguntungkan seperti jaminan sosial.
5. Modal fisik/Infrastruktur (Physical Capital)
Modal fisik adalah prasarana dasar dan fasilitas lain yang
dibangun untuk mendukung proses penghidupan masyarakat. Prasarana
yang dimaksud meliputi pengembangan lingkungan fisik yang membantu
masyarakat dalam melaksanakan tugas kehidupan lebih produktif.
Prasarana umumnya merupakan fasilitas umum yang digunakan tanpa
19
dipungut biaya langsung. Terkecuali prasarana tertentu seperti
perumahan, listrik, jalan tol dan air minum. Sarana terntentu seperti
gedung, kendaraan, dsb, umumnya dapat digunakan secara pribadi atau
kelompok melalui sistem sewa (DFID, 2001).
Modal fisik memperlihatkan penguasaan lahan, luas lahan, jenis
tanaman budidaya, dan kepemilikan bangunan seperti rumah, kendaraan,
perabotan dan peralatan rumah tangga, pabrik serta teknologi produksi.
Dalam konteks kewilayahan modal fisikal ini berupa infrastruktur jalan,
irigasi, dan fasilitas publik. (Baiquni, 2007).
1.2.5 Prinsip-Prinsip Strategi Penghidupan Berkelanjutan
Prinsip penghidupan berkelanjutan yang dikembangkan oleh UNDP (2007)
yaitu :
1. Manusia sebagai fokus utama pembangunan (people-centered)
“The sustainable livelihoods approaches places people at the center
of development. Poor people are of primary concern”. Orang miskin
haruslah menjadi perhatian utama. Memulai dengan analisis mata
pencaharian masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dan
bagaimana perubahan yang telah terjadi dari waktu ke waktu. Fokusnya
adalah pada rakyat sendiri daripada teknologi atau pemerintah yang
melayani mereka. Memahami bagaimana kebijakan dan institusi
mempengaruhi kehidupan masyarakat juga ditekankan. Prioritasnya
adalah untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung kehidupan
masyarakat miskin.
2. Partisipasi dan respon (participatory and responsive)
Pendekatan sustainable livelihoods berusaha untuk mengatasi
masalah kemiskinan melalui proses partisipatif dengan melibatkan
multistakeholders. Namun titik tekannya adalah partisipasi masyarakat
miskin itu sendiri. Program aksi ditujukan untuk menjawab masalah
praktis yang berkenaan langsung dengan orang miskin.
20
3. Kemitraan (partnerships)
“Poverty cannot be eliminated by just one group of actors”. Prinsip
ini penekanan bentuk-bentuk kemitraan untuk mengatasi kemiskinan,
melalui membangun hubungan antar departemen pemerintah, donor,
sektor swasta, dan masyarakat sipil.
4. Memahami penghidupan secara menyeluruh (holistic)
Kemiskinan adalah kompleks dan berwajah banyak (multi faced),
maka sangat membutuhkan pendekatan holistik. Pendekatan sustainable
livelihoods didasarkan pada definisi sendiri (orang miskin) tentang
kendala dan peluang yang mereka hadapi. Pendekatan ini juga digunakan
dalam mengenali berbagai pengaruh pada kehidupan masyarakat seperti
iklim, kebijakan, hukum, pasar, budaya dan politik. Untuk melakukan
pendekatan holistik, harus ada banyak aktor yang terlibat, seperti petani,
masyarakat sipil, pemerintah, pedagang, sektor swasta. Pendekatan
holistik juga harus mampu mengenali strategi yang dimiliki orang untuk
tetap hidup.
5. Merespon dinamika penghidupan masyarakat (dynamic)
Penghidupan masyarakat dan faktor-faktor yang membentuk mereka
adalah dinamis: selalu berubah dari waktu ke waktu, seperti kebijakan
pemerintah, iklim, kekeringan dan banjir yang datang tiba-tiba, harga
komoditas lokal dan dunia.
6. Mengoptimalkan potensi masyarakat (building on strengths)
Pendekatan sustainable livelihoods fokus pada kekuatan yang
dimiliki masyarakat, bukan kelemahan dan kebutuhan mereka, seperti
pengalaman, jaringan sosial, akses terhadap kredit dan pasar, tingkat
pendidikan. Misalnya petani memiliki pengetahuan yang cukup dan
keterampilan dalam pertanian dalam lingkungan yang kompleks dan
sering tidak stabil. Fokusnya adalah pada mengenali potensi yang
melekat orang.
7. Menyelaraskan kebijakan makro dan mikro (macro-micro links)
Kegiatan pembangunan cenderung berfokus pada tingkat komunitas
atau di tingkat nasional, tetapi penghidupan masyarakat dipengaruhi oleh
21
isu-isu baik di tingkat lokal dan nasional. Pendekatan sustainable
livelihoods mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara tingkat
lokal, regional, nasional dan internasional. Pendekatan sustainable
livelihood memberi landasan berfikir bahwa kebijakan dan hukum
nasional mempengaruhi penghidupan masyarakat perkotaan dan
pedesaan, dan kebijakan perlu memberikan informasi melalui
pemahaman tentang kehidupan di tingkat lokal jika ada dampak yang
signifikan terhadap kemiskinan. Intinya, sustainable livelihoods menguji
pengaruh kebijakan dan institusi pada pilihan penghidupan dan
menyoroti perlunya kebijakan yang akan diinformasikan oleh wawasan
dari tingkat lokal dan dengan prioritas masyarakat miskin.
8. Mewujudkan keberlanjutan penghidupan (sustainability)
Ketika istilah sustainable livelihood dikenalkan, ternyata banyak
menimbulkan pertanyaan. Umumnya pertanyaan tersebut terbagi dalam
tiga kelompok yaitu lingkungan penghidupan yang berkelanjutan,
keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan fungsi dari beberapa aset dan
kemampuan memanfaatkan, memelihara dan meningkatkan sehingga
dapat melestarikan penghidupan. Prinsip sustainability menegaskan
pentingnya keberlanjutan dan ketahanan penghidupan masyarakat dalam
menghadapi perubahan (shocks & trends), terus menerus memperbaharui
penghidupan mereka dalam jangka panjang.
Keberlanjutan merupakan inti dari pendekatan ini dan meliputi
beberapa aspek:
a. Keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability), adalah
kondisi dimana sumberdaya alam kita terjaga dan lestari, dapat
mencukupi kebutuhan masa sekarang hingga masa generasi yang
akan datang. Intensitas kerusakan sumberdaya dan ketersediaan
sumberdaya merupakan indikator yang berpengaruh terhadap
keberlanjutan lingkungan.
b. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), adalah kondisi
dimana pengeluaran dan pendapatan pada tingkat tertentu dapat
terjaga keseimbangannya dalam jangka panjang. Jumlah tenaga kerja
22
di sektor pertanian, pendapatan dan pengeluaran, tabungan termasuk
dalam indikator keberlanjutan ekonomi.
c. Keberlanjutan sosial (social sustainability), adalah kondisi dimana
diskriminasi, keterlantaran, kekerasan dan ketidakadilan dapat
diminimalkan, sebaliknya pemerataan, kesetaraan dan keadilan lebih
diutamakan dan mendapat dukungan bersama. Tingkat Pendidikan,
jumlah penduduk miskin, pemberdayaan masyarakat termasuk
indikator yang berpengaruh terhadap keberlanjutan sosial.
d. Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability), adalah
kondisi dimana lembaga-lembaga dan proses penting dalam
masyarakat dapat menjalankan fungsinya dalam jangka panjang.
Keberadaan lembaga sosial, keberadaan lembaga keuangan mikro,
ketersediaan peraturan tentang lingkungan hidup mempunyai
pengaruh terhadap penghidupan berkelanjutan.
e. Keberlanjutan infrastruktur (infrastructure sustainability).
Infrastruktur mendukung sistem sosial dan ekonomi yang kompleks.
Efektifitas penghidupan berkelanjutan didasarkan pada ketersediaan
dan aksesibilitas aset layanan. Ketersediaan infrastruktur umum
(kesehatan, pendidikan, ekonomi, transportasi), kondisi prasarana
jalan, sistem air bersih, sanitasi, drainase, dan persampahan
mempunyai pengaruh terhadap penghidupan berkelanjutan.
1.2.6 Konsep Strategi Penghidupan Bekelanjutan
Strategi penghidupan berkelanjutan sebagai kombinasi kegiatan dan pilihan-
pilihan yang dibuat oleh rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan sebagai
perwujudan taraf penghidupan yang lebih baik. Strategi penghidupan
berkelanjutan meliputi cara-cara rumah tangga merangkai berbagai kegiatan untuk
memperoleh pendapatan, cara-cara memanfaatkan berbagai aset-aset, pilihan aset
untuk investasi serta bagaimana rumah tangga mempertahankan aset dan
pendapatannya (Scoones, 1998).
Unsur-unsur dalam strategi penghidupan menurut Chamers dan Conyway
(1992) adalah kapabilitas, aset dan aktivitas. Aset dapat berupa klaim maupun
23
akses. Kapabilitas menunjukan kemampuan individu untuk mewujudkan potensi
dirinya sebagai manusia dalam artian menjadi dan menjalankan, melakukan yang
bisa dilakukan dengan karakteristik ekonomi, sosial dan personal manusia.
Aktivitas merujuk pada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Penjelasan
mengenai strategi penghidupan berkelanjutan diatas menjelaskan bahwa
penerapan strategi penghidupan berkelanjutan bergantung pada seberapa besar
aset yang dimiliki, kapabilitas individu dan aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Aset penghidupan meliputi modal alam, modal
manusia, modal finansial, modal sosial dan modal fisik. Akses merupakan aturan
atau norma sosial yang mengatur atau mempengaruhi kemampuan yang berbeda
antara orang dalam memiliki, mengontrol, mengkalim atau mengendalikan dalam
artian menggunakan modal/sumberdaya seperti penggunaan lahan dan
kepemilikan pribadi atau kepemilikan umum.
Strategi penghidupan masyarakat terdapat tiga golongan yaitu :
1. Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi, yaitu tetap bertahan pada mata
pencaharian petani namun meningkatkan pemanfaatan lahan pertanian
yang ada dan penambahan lahan pertanian untuk garapan (Scoones,
1998).
2. Strategi Survival yaitu, strategi keamanan dan stabilitas adalah strategi
minimal yang dilakukan seseorang untuk mempertahankan hidup.
Strategi ini dilakukan dengan berbagai cara oleh berbagai lapisan (atas,
menengah, bawah) untuk dapat bertahan hidup. Artinya semua hasil yang
diperoleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
kebutuhan subsisten pangan atau kebutuhan sehari-hari (Dharmawan,
2001). Selanjutnya mekanisme pemenuhan kebutuhan hidup rumah
tangga menekankan pada aspek ekonomi, melalui pemanfaatan
sumberdaya yang dimiliki, melakukan penghematan dengan mengurangi
pengeluaran yang meliputi pengurangan total konsumsi, merubah pola
konsumsi, menjual barang-barang milik rumah tangga, strategi ini
ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup pada tingkat dasar.
3. Strategi Konsolidasi/Diversifikasi, menurut White (1991) strategi
konsolidasi merupakan strategi dari kelompok menengah yang
24
mengutamakan keamanan dan stabilitas pendapatan dari pengolahan
sumberdaya yang dimiliki. Strategi konsolidasi berhasil melakukan
konsolidasi aset sumberdaya dan meningkatkan produksi, maka secara
bertahap akan memasuki kelompok yang mampu melakukan strategi
konsolidasi. merupakan merupakan strategi mencari upaya atau alternatif
kegiatan penghasilan diluar bidang pertanian (peternakan, perikanan,
jasa, perdagangan) dan pengelolahan hasil pertanian yang diproduksi.
Konsolidasi/Diversifikasi merupakan strategi penting untuk mengurangi
kerentanan penghidupan atau meningkatkan taraf hidup. Sebaliknya bila
mengalami kegagalan dalam melakukan Konsolidasi/Diversifikasi, dapat
pula merosot menjadi petani miskin yang harus melakukan strategi
survival. Rumah tangga dengan tipe Konsolidasi/Diversifikasi, strategi
mata pencaharian cenderung untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja
mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Pekerjaan
sampingan dilakukan rumah tangga untuk menyesuaikan pekerjaan agar
mendapatkan tambahan pendapatan bila terjadi guncangan ekonomi
dimana terjadi fluktuasi pendapatan dan konsumsi rumah tangga. Strategi
konsolidasi merupakan strategi yang mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya dari usaha pertanian atau non pertanian yang mengutamakan
keamanan dan stabilitas pendapatan dari pengolahan sumberdaya yang
dimiliki. Dalam hal ini rumah tangga tidak sekedar memenuhi kebutuhan
subsisten rumah tangga akan tetapi ditambah dengan kebutuhan lainnya.
Konsolidasi/Diversifikasi penghidupan dilakukan melalui diversifikasi
pekerjaan seperti dari pekerjaan sebagai petani beralih atau
mengusahakan pekerjaan disektor nonpertanian. Ada juga diversifikasi
usaha ataupun diversifikasi ekonomi dan hal initerkait dengan
diversifikasi pendapatan. Menurut Dercon (2002), bahwa pembahasan
mengenai diversifikasi pendapatan sering dikaitan dengan upaya
penanggulangan resiko, kesempatan atau ketidakpastian pendapatan atas
tenaga kerja dan lahan.
4. Strategi migrasi atau mobilitas, menurut Mantra (2003), mobilitas
penduduk dipilah antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas
25
penduduk horizontal. Mobilitas penduduk horizontal, atau sering pula
disebut mobilitas penduduk geografis adalah gerakan penduduk melintasi
batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode tertentu. Mobilitas
penduduk juga dapat dipilah menjadi mobilitas penduduk permanen atau
migrasi, dan mobilitas penduduk nonpermanen. Pemilihan tersebut
didasarkan pada ada tidaknya tujuan untuk menetap di daerah mobilitas
dengan tujuan dapat memperbaharui penghidupan sebelumnya pada
daerah asal dan mencari penghidupan di tempat lain baik sementara atau
permanen serta berganti pekerjaan. Migrasi sementara merupakan salah
satu strategi penghidupan yang dilakukan rumahtangga penduduk untuk
mendapatkan pekerjaan diluar tempat tinggalnya secara sementara
(sirkuler). Mereka yang melakukan mobilitas sementara dengan harapan
dapat memperoleh penghasilan tambahan untuk dikirimkan kepada
keluarga yang ditinggalkan.
26
III. KERANGKA TEORITIS
1.1 Kerangka Pemikiran
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang merupakan salah satu dusun yang memiliki kekayaan sumberdaya alam
yang melimpah. Terdapat permasalahan yang dianggap mempengaruhi
penghidupan masyarakatnya yaitu adanya alih fungsi lahan yang menimbulkan
kerentanan pada kondisi masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Alih fungsi lahan tersebut berpengaruh
terhadap modal alam yang dimiliki oleh masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Berubahnya kondisi
salah satu modal atau aset yang dimiliki oleh masyarakat juga berpengaruh
tehadap aset atau sumberdaya lainnya seperti modal manusia, modal fisik, modal
sosial dan modal keuangan dalam menjalankan strategi penghidupannya.
Penelitian ini memiliki kerangka pemikiran bahwa untuk mengetahui
penghidupan yang berkelanjutan harus mengetahui kondisi masing-masing aset
yang dimiliki/dikuasai dan strategi yang dilakukan oleh masyarakat petani di
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Faktor demografi merupakan subjek dari aset penghidupan dimana yang menjadi
objek yang sangat berpengaruh pada sikap dan pengambilan keputusan
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dalam mengelola dan mempertahankan kelima aset
penghidupan yang dimiliki serta dapat mempengaruhi tingkat potensi sumberdaya
aset masyarakat petani di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Salah satu tujuan penelitian ini adalah menganalisis
potensi aset yang dimiliki masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dengan adanya peningkatan
alih fungsi lahan sehingga menimbulkan kerentanan bagi masyarakat petani di
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
yang diduga mengalami akses yang rendah. Pengaruh penguasaan potensi
penghidupan berkelanjutan juga berpengaruh terhadap penentuan strategi
penghidupan yang lakukan pada masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
27
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dalam penghidupannya yang
diduga belum berlanjut. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran
dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian Strategi Penghidupan Berkelanjutan
Masyarakat (Sustainable Livelihood) Berbasis Aset Di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang.
Permasalahan:
Alih Fungsi Lahan
Faktor Demografi
1. Jumlah Penduduk
2. Usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Agama
Pendekatan
Penghidupan
Berkelanjutan
Potensi/Aksesibilitas:
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
Aset Penghidupan
Modal Alam
Modal Manusia
Modal Sosial
Modal Finansaial
Modal Fisik
Strategi Penghidupan
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi
2. Survival
3. Konsolidasi/Diversifikasi
4. Migrasi atau mobilitas
Penghidupan
Masyarakat Petani : Alur Pemikiran
: Alur Analisis
28
1.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi opersional dan pengukuran setiap indikator yang digunakan dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Alih fungsi lahan pertanian adalah bergantinya sebuah fungsi dari lahan yang
awalnya merupakan lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian.
2. Faktor demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta
bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
3. Sumberdaya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau
unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi
juga non-fisik (intangible).
4. Aset penghidupan adalah aset/modal yang dimiliki oleh setiap individu atau
masyarakat dalam mempertahankan kehidupannya yang terdiri dari aset
manusia, aset alam, aset keuangan, aset fisik dan aset sosial.
5. Modal alam adalah merupakan persediaan alam yang menghasilkan daya
dukung dan nilai manfaat bagi penghidupan manusia.
6. Modal manusia (human capital) adalah aset mengacu pada tenaga kerja yang
tersedia untuk rumah tangga dengan pendidikan, ketrampilan, dan kesehatan.
Aset utama yang dimiliki oleh masyarakat perdesaan adalah tenaga kerja
mereka sendiri.
7. Modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial-jaringan, norma dan
kepercayaan – yang mendorong partisipasi dan tindakan bersama secara lebih
efektif untuk mencapai tujuan bersama.
8. Modal keuangan adalah sumber-sumber keuangan yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan masyarakat dalam mencapai tujuan penghidupan mereka, yaitu
meliputi; Cadangan atau persediaan; meliputi sumber keuangan berupa
tabungan, deposito, atau barang bergerak yang mudah diuangkan.
9. Modal fisik adalah prasarana dasar dan fasilitas lain yang dibangun untuk
mendukung proses penghidupan masyarakat.
29
10. Kerentanan adalah keadaan kesejahteraan individu, rumah tangga atau
komunitas dalam situasi perubahan lingkungan yang mengancam
kesejahteraan. Perubahan lingkungan yang mengancam kesejahteraan dapat
berupa ekologi, sosial atau politik dan dapat juga berupa krisis yang tiba-tiba,
tren jangka panjang dan musiman.
11. Penghidupan berkelanjutan adalah suatu penghidupan yang meliputi
kemampuan atau kecakapan, aset-aset (simpanan, sumberdaya, kalim dan
akses) dan kegiatan yang dibutuhkan untuk sarana untuk hidup. Suatu
penghidupan dikatakan berkelanjutan jika dapat mengatasi dan memperbaiki
diri dari tekanan dan bencana, menjaga atau meningkatkan kecakapan aset-
aset, dan menyediakan penghidupan berkelanjutan untuk generasi berikutnya
dan yang memberi sumbangan terhadap penghidupan-penghidupan lain pada
tingkat lokal dan global dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
30
Tabel 1. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Manusia
Jenis
Aset No Indikator
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Modal
Manusia
1 Jenis pekerjaan Bukan petani Petani Petani dan
lainnya
2 Lama bekerja <10 tahun 10-20 tahun >20 tahun
3 Pendidikan
formal
Tidak sekolah SD/SMP/SMA S1-S2
4 Pendidikan
informal/
Keterampilan
Tidak pernah Pernah Pernah
(lebih dari
satu kali)
5 Kesehatan
keluarga
Ada sakit
parah/berbahaya
Ada sakit
biasa/ringan
Sehat
semua
5 Kepedulian
pemuda terhadap
pertanian
Kurang Cukup Baik
Tabel 2. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Alam
Jenis
Aset No Indikator
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Modal
Alam
1 Kondisi lahan Tidak subur Cukup
subur
Sangat subur
2 Kondisi
ketersediaan air
Sulit
diperoleh
Cukup
mudah
diperoleh
Sangat
mudah
diperoleh
3 Serangan penyakit Sering
diserang
Jarang
diserang
Tidak pernah
diserang
4 Komoditas yang
ditanam
1 jenis 2 jenis >2 jenis
5 Hasil produksi <10 kg 10-100kg >100kg
6 Alokasi hasil
produksi
Dikonsumsi
sendiri
Dikonsumsi
dan dijual
Dijual
Tabel 3. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Keuangan
Jenis
Aset No Indikator
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Modal
Keuangan
1 Pendapatan per
bulan
< 1,5 juta 1,5 – 3 juta > 3 juta
2 Akses pinjaman > 5 juta < 5 juta Tidak punya
31
Tabel 4. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Fisik
Jenis
Aset No Indikator
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Modal
Fisik
1 Kepemilikan
rumah
Menumpang Sewa/kontrak Milik sendiri
2 Kepemilikan lahan Sewa/milik
pemerintah
Sewa/milik
pemerintah
dan milik
sendiri
Milik sendiri
3 Luas lahan
garapan
< ½ ha ½ ha – 1 ha >1ha
4 Luas alih fungsi
lahan
>1ha ½ ha – 1 ha < ½ ha
5 Alat transportasi Tidak ada Ada satu Ada lebih
dari satu
6 Barang elektronik Tidak ada Ada satu Ada lebih
dari satu
7 Alat pertanian Sewa/pinjam Sewa/pinjam
dan milik
sendiri
Milik sendiri
8 Akses jalan ke
lahan
Buruk,
berbatu dan
terjal
Sedang,
makadam
Baik, aspal
9 Akses fasilitas
umum (tempat
ibadah, kesehatan,
pasar, pendidikan,
koperasi,
pertokoan, pos
keamanan)
Tidak ada Ada salah
satu/beberapa
Ada semua
Tabel 5. Indikator dan Skala Pengukuran Modal Sosial
Jenis
Aset No Indikator
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Modal
Sosial
1 Keikutsertaan
organisasi
Tidak ada Mengikuti
satu jenis
organisasi
Mengikuti >
1 jenis
organisasi
2 Tingkat partisipasi
organisasi
Buruk Sedang Baik
3 Manfaat mengikuti
organisasi
Cukup Baik Sangat baik
4 Hubungan/kepedulian
antar masyarakat
Kurang Cukup Baik
6 Keamanan dan
tingkat peraturan
Buruk Sedang Baik
32
IV. METODE PENELITIAN
1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif. Sugiono (2012) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
1.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang dan tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
menggali kondisi strategi penghidupan masyarakat petani berbasis aset. Penentuan
lokasi oleh peneliti dilakukan dengan sengaja atau purposive. Pertimbangan
peneliti untuk menentukan lokasi penelitian tersebut karena lokasi tersebut
merupakan lokasi yang belimpah sumberdayanya, namun terjadi peningkatan alih
fungsi lahan sehingga peneliti ingin menggali seberapa besar pengaruh alih fungsi
lahan terhadap penghidupan berkelanjutan di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tersebut dengan
mengandalkan aspek lainnya. Waktu Penelitian dilakukan Mei-Juni 2017.
1.3 Teknik Penentuan Informan
Kegiatan penelitan ini dalam teknik penentuan informan menggunakan
teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005), menjelaskan bahwa
purposive sampling adalah teknik pengambilan informan sumber data dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan kriteria tertentu yang telah
ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan yang sesuai dengan topik penelitian dan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
a. Informan kunci atau key informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa
Toyomarto dan Ketua kelompok Tani Margo Utomo.
33
b. Informan pendukung dalam penelitian ini adalah petani di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang
dipilih dan direkomendasikan oleh key informan yaitu Kepala Desa
Toyomarto dan Ketua Kelompok Tani Margo Utomo sebanyak 25 informan.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengumpulan data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer terdiri dari observasi dan
wawancara. Pengumpulan data sekunder dengan menggunakan dokumentasi
penelitian.
1. Pengumpulan data primer
a. Observasi, merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan.
b. Wawancara terstruktur, merupakan penggalian data melalui wawancara
kepada informan atau responden dengan berpedoman pada ketentuan
pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan yang nantinya akan dilakukan
kepada pihak masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto.
2. Pengumpulan data sekunder
Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat
dokumenter seperti monografi dan demografi desa.
1.5 Teknik Analisi Data
4.5.1 Analisis Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)
Analisis Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) masyarakat
petani dilakukan secara deskriptif yang menjelaskan kelima aset penghidupan dari
pentagonal aset yang menggambarkan penguasaan atau kepemilikan aset
penghidupan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Analisis pengusaan atau kepemilikan aset
penghidupan yang digambarkan pada pentagon aset segilima dari kelima aset
yaitu modal manusia, modal alam, modal fisik, modal keuangan dan modal sosial
adalah hasil dari penilaian atau skoring tiap indikator atau variabel kelima aset
34
penghidupan. Indikator penguasaan atau kepemilikan dari masyarakat petani
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
mengacu pada variabel kelima aset penghidupan yang diukur dengan
menggunakan skala pengukuran/penilaian yaitu skala likert yang menggolongkan
indikator atau variabel kedalam tiga golongan yaitu kategori rendah, sedang dan
tinggi. Menurut Sarwono (2006) menyatakan bahwa skala likert digunakan dalam
pengukuran sikap dari suatu penelitian. skala likert juga dapat dikatakan sebagai
skala yang digunakan untuk mengukur tentang persepsi, pendapat, ataupun sikap
dari seseorang atau kelompok dari sebuah peristiwa atau fenomenal sosial.
Penentuan indikator yang akan diukur disesuaikan dengan kondisi lokasi
dan responden penelitian melalui survei pendahuluan di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Tahapan dalam penilaian
atau penenetuan skor variabel aset penghidupan dalam skala likert yaitu:
1. Menentukan banyaknya kelas. Kelas yang ditentukan untuk penilaian terdapat
3 kelas, yaitu pada kelas “Rendah” diberi skor 1, “Sedang” diberi skor 2, dan
“Tinggi” diberi skor 3.
2. Setelah ditentukan kelas, maka membuat kisaran yang merupakan selisih dari
nilai pengamatan tertinggi dikurangi nilai pengamatan terendah. Sehingga
rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Kisaran Xr : Nilai pengamatan terendah
Xt : Nilai pengamatan tertinggi
3. Menemukan selang dalam kelas rendah tinggi sedang maka harus dilakukan
langkah sebagai berikut:
I = R/K
Keterangan :
I : Selang dalam kelas K : Banyak kelas
R : Kisaran
4. Rumus dalam penentuan kelas/kategori selang skor sebagai berikut:
Kategori rendah : Nilai pengamatan terendah + I
Kategori sedang : Nilai pengamatan terendah + I + I
35
Kategori tinggi : Nilai pengamatan terendah + I + I + I
Skoring untuk menentukan kategori dalam kelima aset penghidupan yaitu
modal manusia, modal alam, modal fisik, modal keuangan dan modal sosial
masyarakat petani di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang menggunakan analisis deskriptif dibantu dengan skala likert.
Berikut merupakan penenetuan kategori/kelas aset penghidupan, yaitu:
R = Xt – Xr maka R = 3 – 1 = 2
I = R/K maka I = 2 / 3 = 0,66
Kemudian menentukan selang kelas/kategori aset penghidupan sebagai berikut:
Kategori rendah = Nilai pengamatan terendah + I
= 1 + 0,66 = 1,66
Kategori sedang = Nilai pengamatan terendah + I
= 1 + 0,66 + 0,66 = 2,33
Kategori tinggi = Nilai pengamatan terendah + I
= 1 + 0,66 + 0,66 + 0,66 = 3,00
Maka selang kelas/kategori aset penghidupan dapat digolongkan sebagai berikut:
Kategori rendah = 1,00 – 1,66
Kategori sedang = 1,67 – 2,33
Kategori tinggi = 2,34 – 3,00
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Umum
Dusun Sumberawan merupakan salah satu dari tujuh dusun yang terdapat di
Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dusun Sumberawan
memiliki letak geografis di lereng gunung Arjuna dengan memiliki ketinggian
800-1200 m diatas permukaan laut. Desa Toyomarto pada bagian utara berbatasan
dengan Desa Ketindan Kecamatan Lawang, pada bagian timur berbatasan dengan
Desa Candirenggo dan Ardimulyo Kecamatan Singosari, pada bagian selatan
berbatasan dengan desa Gunungrejo Kecamatan Singosari dan pada bagian barat
berbatasan dengan hutan Kecamatan Singosari milik negara yang dikelolah oleh
Perum Perhutani, seperti gambar peta Desa Toyomarto di bawah ini:
Gambar 3. Peta Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
(Sumber : Monografi Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang,2017)
37
Potensi sumber daya alam yang dimiliki saat ini digunakan masyarakat
sekitar untuk mengembangkan usaha budidaya seperti tanaman jagung, tebu, jahe,
padi dan lain-lain. Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang memiliki sumber mata air yang berlimpah. Sumberdaya air
tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dari seluruh masyarakat
Kecamatan Singosari dan sekitarnya. Modal alam yang terdapat di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang membuat
mayoritas penduduk Dusun Sumberawan berprofesi sebagai petani. Kelompok
tani “Margo Utomo” merupakan kelompok tani di Dusun Sumberawan yang
bertujuan dalam menopang ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan ketahanan
nasional dalam pembangunan ketahan pangan yang mantap dengan berfokus pada
peningkatan kapasitas produksi komoditas pertanian masyarakat petani di Dusun
Sumberawan. Kelompok tani “Margo Utomo” menjadi pemenang ketiga sebagai
penghargaan dari Bupati Malang atas peran sertanya dalam upaya penghijauan
dan kosnservasi sumberdaya alam. Profesi swasta dan wiraswasta menjadi urutan
teratas dan menjadi mayoritas profesi masyarakat Dusun Sumberawan saat ini.
Gambar 4. Pintu Masuk Dusun Sumberawan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Home industri berskala menengah yaitu kerajinan sandal spon dan klompen
menjadi dominasi pada profesi wiraswata di Dusun Sumberawan. Salah satu
kegiatan pengrajinan sandal klompen telah diwarisi secara turun menurun oleh
warga Belanda ketika masa penjajahannya, sedangkan pembuatan sandal spon
muncul sejak tahun 1992. Hasil dari kerajinan sandal spon dan klompen di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang menjadi
38
barang khas oleh-oleh Desa Toyomarto bagi para pengunjung dan wisatawan yang
datang ke Desa Toyomarto, terlebih lagi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
merupakan Desa Wisata dengan adanya objek wisata Candi Sumberawan. Sandal
klompen dan sandal spon hasil kerajianan masyarakat sekitar selain dipasarkan di
daerahnya juga didistribukan ke luar Kabupaten Malang.
Gambar 5. Kerajian Sandal Spon Dari Home Industri
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Dusun Sumberawan memiliki warisan sejarah berupa stupa Candi
Sumberwan dan lumpang yang dibangun pada zaman kerajaan Ken Arok,
tepatnya berada di lereng Gunung Arjuna serta dekat dengan mata air atau sumber
yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Candi Sumberawan sudah diakui oleh United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai
peninggalan sejarah tertua yang merupakan potensi alam berupa balai cagar alam
dan budaya yang dapat digunakan sebagai objek pariwisata sejarah dan budaya
karena berada pada lokasi ditengah hutan Singosari. Budaya kesenian yang
diwarisi secara turun temurun di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang adanya paguyuban ludruk, payuguban silat,
paguyuban campursari jaranan dan bentengan. Kegiatan kesenian tersebut menjadi
tradisi bagi masyarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang sebagai kegiatan tahuan dalam tradisi syukuran
desa.
39
Gambar 6. Candi Sumberawan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Aspek kelembagaan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang terdapat kelembagaan formal dan kelembagaan non-
formal. Kelembagaan formal terdiri dari Pemerintahan Desa, Badan
Permustawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), Perlindungan Masyarakat (Linmas), Dinas Pertanian, Dinas Peternakan
dan Dinas Perkebunan. Lembaga Non-formal terdiri dari Karang Taruna,
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan). Lembaga formal tambahan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yaitu, Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) karena wilayah Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang termasuk daerah hutan, lembaga tersebut bertujuan
dalam memandu pemberdayaan masyarakat desa hutan.
Aspek keamanan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang dikerahkan oleh anggota Perlindungan Masyarakat
(Linmas) yang terdiri dari 35 anggota. Anggota Linmas dilatih oleh instruktur
Polsek dan Koramil Kecamatan Singosari. Sarana dalam aspek keamanan
difasilitasi dengan adanya pos kamling guna menjaga keamanan sekitar
lingkungan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang.
Aspek pemenuhan dasar kesehatan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang telah terpenuhi dengan adanya balai
40
kesehatan dan para ahli kesehatan seperti doker, mantri, dan bidan. Khusus untuk
Bina Keluarga dan balita Bidan Desa di bantu oleh kader Posyandu Balita dan
Bina keluarga lansia untuk melayani kesehatan masyarakat kususnya bagi lansia
di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Aspek pertanian ketika belum banyak terjadinya alih fungsi lahan di Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sangat memiliki potensi
yang besar pada sumberdaya alam terutama pada luasan lahan. Lahan pertanian
yang sangat luas serta didukung tenaga kerja yang banyak dalam kegiatan
pertanian membuat aspek pertanian di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang menjadi mata pencaharian utama pada saat itu. Potensi alam
yang melimpah seperti ketersediaan air dan keberagaman hayati juga sangat
medukung keberlanjutannya bidang pertanian di Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Namun seiring berjalannya waktu terjadi alih fungsi
lahan yang terus menerus mengakibatkan berkurangnya luasan lahan pertanian
dan keseimbangan alam terganggu.
1.2 Hasil dan Pembahasan
1.2.1 Kondisi Demografis Dusun Sumberawan
1. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Jenis Kelamin
didasarkan pada jumlah penduduk keseluruhan. Jumlah penduduk di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada
tahun 2015 adalah 3666 jiwa adalah 1836 laki-laki dan 1830 perempuan dengan
jumlah 1111 kepala keluarga. Jumlah penduduk di Dusun Sumberawan selalu
mengalami penurunan dan peningkat hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk
yang lahir dan meninggal serta adanya migrasi masyarakat yang keluar dan masuk
di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Terdiri dari 13 kelompok Rukun Tangga (RT) dengan jumlah 3666 jiwa. Berikut
pada tabel 6 merupakan komposisi penduduk Dusun Sumberawan berdasarkan
jenis kelamin:
41
Tabel 6. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. Laki-laki 1836 50,10
2. Perempuan 1830 49,90
Jumlah 3666 100
Sumber: Data Monografi Desa Toyomarto Dusun Sumberawan, 2015
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin perempuan dapat
mempengaruhi kondisi masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yaitu, memepengaruhi tingkat
pertumbuhan generasi berikutnya yang berperan dalam kegiatan mendidik dan
kesehatan bagi keluarga dan masyarakat. Komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin laki-laki dapat mempengaruhi peran sumber mencari nafkah dalam
penghidupan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan tabel 6 data
monografi Dusun Sumberawan menunjukkan 50.10% adalah penduduk laki-laki
dan 49.90% adalah penduduk perempuan yang memiliki arti komposisi penduduk
laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang hampir sama.
2. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Usia
Jumlah kelompok umur masyarakat di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada data tahun 2015 yaitu berjumlah
272 jiwa pada kelompok umur 0-5 tahun, 376 jiwa pada kelompok umur 6-12 jiwa
tahun, 300 jiwa pada kelompok umur 13-17 tahun, 1691 jiwa pada kelompok
umur 18-45 tahun, 602 jiwa pada kelompok umur 46-59 tahun, dan 425 jiwa pada
kelompok umur >60 tahun. Berikut pada tabel 7 merupakan komposisi penduduk
Dusun Sumberawan berdasarkan usia:
42
Tabel 7. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. 0-5 272 7,42
2. 6-12 376 10,25
3. 13-17 300 8,20
4. 18-45 1691 46,12
5. 46-59 602 16,42
6. >60 425 11,59
Jumlah 3666 100
Sumber: Data Monografi Desa Toyomarto Dusun Sumberawan, 2015
Karakteristik penduduk berdasarkan usia dapat digunakan untuk mengetahui
penduduk yang memiliki usia produktif dalam bekerja di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Penduduk atau
masyarakat yang memiliki usia produktif memiliki potensi dalam kegiatan
pengembangan potensi diri yang termasuk dalam modal manusia serta dapat
membangun kesejahteraan keluarga. Usia produktif yang dimiliki oleh setiap
penduduk yaitu usia 15-64 tahun. Tabel 7 mengenai data monografi Desa
Toyomarto Dusun Sumberawan berdasarkan usia menunjukkan bahwa penduduk
usia produktif di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang lebih dari 60% dari keseluruhan jumlah penduduk di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Maka
dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga kerja Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang cukup besar dan memiliki
potensi dalam modal manusia dari segi usia produktifnya.
3. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Pendidikan
Menurut rekapitulasi data penduduk tentang jumlah pendidikan yang
diambil pada tahun 2015, jumlah pendidikan masyarakat Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada kategori belum
sekolah berjumlah 604 orang, belum tamat Sekolah Dasar (SD) berjumlah 458
orang, tamat SD berjumlah 1746 orang, tamat dan belum tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berjumlah 534 orang, tamat dan belum tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA) berjumlah 276 orang, tamat dan belum tamat Sekolah
43
Akademi atau Diploma berjumlah 6 orang, tamat dan belum tamat Strata 1 (S1)
berjumlah 32 orang, dan 10 orang tidak terdata. Berikut pada tabel 8 merupakan
komposisi penduduk Dusun Sumberawan berdasarkan pendidikan:
Tabel 8. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Pendidikan
No. Jenjang Pendididkan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. Belum sekolah 604 16,47
2. Belum tamat SD 458 12,49
3. Tamat SD 1746 47,62
4. Tamat SMP 534 14,56
5. Tamat SMA 276 7,52
6. Akademi/Diploma 6 0,16
7. Tamat & belum Tamat S1 32 0,87
8. Tidak terdata 10 0.27
Jumlah 3666 100
Sumber: Data Monografi Desa Toyomarto Dusun Sumberawan, 2015
Karakteristik penduduk Dusun Sumberawan berdasarkan pendidikan
didasarkan kepada tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh. Karakteristik
penduduk berdasarkan pendidikan berhubungan dengan pengetahuan yang
dimiliki tiap individu yang berkaitan dengan kondisi modal manusia yang dimiliki
masyarakat. Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan didominasi oleh
tamatan atau lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 1746 jiwa dengan
presentase 47,62%. Urutan kedua ditempati oleh belum sekolah atau tidak/putus
sekolah dengan jumlah 604 jiwa dengan presentase 16,47%. Data komposisi
penduduk Dusun Sumberawan menjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
sangat rendah. Penduduk Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang sebagian besar tidak melanjutkan penididikan
formalnya yang lebih tinggi dari tingkat pendidikan yang telah ditempuh karena
faktor biaya dalam menempuh pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah akan
berpengaruh terhadap rendahnya modal manusia yang dimiliki di masyarakat
karena pengetahuan dan keterampilan. Penduduk yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi antara lain menempuh Akademi/Diploma dan belum tamat
atau tamat Strata 1 (S1) memiliki persentase 1,03%. Dapat disimpulkan bahwa
44
meskipun rendahnya tingkat pendidikan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang namun beberapa dari penduduk
memiliki motivasi dalam menempuh pendidikan yang tinggi.
4. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Karakteristik jenis dan jumlah pekerjaan di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tahun 2015 yang
memiliki urutan tertinggi adalah Karyawan Swasta dengan jumlah 583 orang,
Wiraswasta dengan jumlah 369 orang, Petani dengan jumlah 236 orang, Pedagang
dengan jumlah 23 orang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah 15 orang,
Guru dengan jumlah 14 orang, Tentara Negara Indonesia (TNI) dengan jumlah 3
orang, dan tidak terpantau yaitu tidak memiliki pekerjaan dengan jumlah 2423
orang. Berikut pada tabel 9 merupakan komposisi penduduk Dusun Sumberawan
berdasarkan jenis pekerjaan:
Tabel 9. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. Karyawan Swasta 583 15,90
2. Wiraswasta 369 10,06
3. Petani 236 6,43
4. Pedagang 23 0,62
5. PNS 15 0,40
6. Guru 14 0,38
7. TNI 3 0,08
8. Tidak terpantau 2423 66,09
Jumlah 3666 100
Sumber: Data Monografi Desa Toyomarto Dusun Sumberawan, 2015
Karakteristik penduduk berdasarkan jenis pekerjaan atau mata pencaharian
menjadi sumber mencari nafkah atau sumber pendapatan masyarakat yang
berkaitan dengan kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam
penghidupannya. Karakteristik penduduk berdasarkan jenis pekerjaan atau mata
pencaharian dapat melihat komposisi yang menjadi mayoritas atau jenis pekerjaan
yang mendominasi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
45
Kabupaten Malang. Berdasarkan tabel 9 karyawan swasta dan wiraswasta menjadi
urutan pertama dan kedua dalam penggolongan jenis pekerjaan dengan jumlah
persentase 15,90% dan 10,06%. Jenis pekerjaan atau mata pencaharian petani
menduduki posisi ketiga dengan jumlah persentase 6,43%.
5. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Agama
Rekapitulasi data penduduk tentang jumlah agama Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tahun 2015 dari
jumlah 3666 jiwa penduduk adalah 3627 jiwa penduduk memeluk agama Islam
dan 39 jiwa penduduk memeluk agama Kristen. Berikut pada tabel 10 merupakan
komposisi penduduk Dusun Sumberawan berdasarkan agama:
Tabel 10. Komposisi Penduduk Dusun Sumberawan Berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. Islam 3627 98,93
2. Kristen 39 1,07
3. Katholik 0 0
4. Hindu 0 0
5. Budha 0 0
Jumlah 3666 100
Sumber: Data Monografi Desa Toyomarto Dusun Sumberawan, 2015
Karakteristik penduduk berdasarkan di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tabel 10 menunjukkan
bahwa mayoritas agama yang terdapat di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang adalah Islam dengan persentase 98,93%
dan urutan kedua ditempati oleh agama Kristen dengan presentase 1,07%.
1.2.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat petani di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Karakteristik responden penting diketahui dikarenakan setiap individu masyarakat
petani memiliki perbedaan dalam pengambilan keputusan dalan kehidupan sehari-
hari, sehingga mempengaruhi dalam strategi penghidupan yang dipilih tiap
individu masyarakat petani. Adapun karakteristik responden yang dikaji dalam
46
penelitian ini didasarkan kepada usia, tingkat pendidikan akhir, lama bekerja
sebagai petani dan luasan lahan yang dimiliki.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia responden memiliki pengaharuh terhadap segala aktifitas dan
keputusan yang akan diambil dalam penghidupan sehari-hari. Petani yang
memilki usia muda akan lebih menerima hal baru dan petani yang lebih tua akan
lebih sulit menerima hal baru karena berpatokan kepada pengalaman dan budaya
turun-temurun. Usia produktif juga mempengaruhi segala aktifitas petani.
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. < 40 2 8
2. 41 – 50 9 36
3. > 51 14 56
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 11 menunjukkan bahwa responden didominasi oleh petani usia > 51
tahun, yaitu sebesar 56% dengan jumlah 14 orang. Posisi kedua didominasi oleh
petani usia 41-50 tahun sebesar 36% dengan jumlah 9 orang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kurangnya minat generasi muda terhadap bidang pertanian
pada saat ini. Sehingga karakteristik responden pada penelitian ini dapat
digolongan petani tua yang sulit menerima hal baru karena berpatokan kepada
pengalaman dan budaya turun-temurun karena sudah menjadi kepercayaannya.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir
Tingkat pendidikan akhir pada responden dapat memepengaruhi
pengetahuan dalam kegiatan sehari-hari. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditempuh maka semakin tinggi kemampuan dalam mengembangkan ide dalam
mengadopsi dan berinovasi serta memiliki kepercayaan tinggi dalam sikap
menggambil keputusan. Sehingga tingkat pendidikan yang ditempuh rendah maka
akan berbanding terbalik dengan sikap yang diambil ketika tingginya tingkat
pendidikan yang ditempuh.
47
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Jenjang Pendididkan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. Tidak sekolah 11 44
2. SD/SMP/SMA 14 56
3. Sarjana/S1 0 0
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 12 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia
pada penelitian ini adalah tingginya tingkat lulusan SD/SMP/SMA sebesar 56%
dengan jumlah 14 orang. Tidak sekolah atau tidak tamat sekolah menjadi posisi
kedua sebesar 44% dengan jumlah 11 orang. Hal ini terjadi karena rendahnya
minat untuk menempuh pendidikan di masyarakat. Jumlah prosentase
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh responden sangat rendah
sehingga kepercayaan diri dalam mengambil keputusan dangat rendah dan
kurangnya penerapan adopsi dan inovasi dalam kegiatan berusahatani dan sehari-
hari.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Petani
Lama bekerja sebagai petani dapat mempengaruhi pengetahuan dan
keterampilan dalam berusaha tani. Petani yang lama bekerja sebagai petani akan
lebih mahir. Namun hal ini perlu peran adopsi dan inovasi yang didapat dari
pendidikan formal dan informal.
Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Petani
No. Lama (Tahun) Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. < 10 0 0
2. 11 – 20 1 4
3. > 21 24 96
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 13 menunjukkan bahwa responden dengan 96% lama bekerja sebagai
petani. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat petani sudah
bekerja sebagai petani ketika masih muda yaitu ketika tidak sekolah atau tidak
lulus sekolah dan ketika lulus sekolah. Pekerjaan yang turun temurun juga
48
diwariskan pada masyarakat petani dahulunya, yaitu ketika usia masih muda
diajarkan cara kegiatan petani oleh orang tua mereka sehingga ketika lulus
sekolah bekerja petani.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Luasan lahan
Lahan pertanian sangat penting dalam kegiatan pertanian. Luasan lahan
sangat berpengaruh terhadap besarnya penghasilan yang dicapai. Luasan lahan
juga berpengaruh terhadap permodalan dalam bersusaha tani.
Tabel 14. Karakteristik Responden Luasan Lahan
No. Luas (ha) Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1. < ½ 12 48
2. 1/2 – 1 8 32
3. > 1 5 20
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 14 menunjukkan bahwa luasan lahan yang digarap responden baik
milik sendiri dan bukan milik sendiri dengan golongan sempit yaitu kurang dari ½
ha dengan 48% atau 12 orang, luas lahan ½ sampai dengan 1 ha dengan 32% atau
8 orang dan luas lahan lebih dari 1 ha dengan 20% atau 5 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa luasaan lahan yang dimiliki responden bervariasi.
Bervariasinya luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat petani di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tidak
lepas dari permsalahan alih fungsi lahan. Kegiatan alih fungsi lahan banyak
dilakukan oleh masyarakat petani dengan alasan yang berbeda-beda. Sebagian
petani melakukan alih fungsi lahan untuk dijual dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebagian lainnya digunakan untuk kegiatan warisan kepada anak-
anaknya dan kemudian lahan pertanian tersebut dijadikan rumah tinggal oleh alih
waris masyarakat petani. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kegiatan
wawancara kepada 25 informan, 12 informan pernah melakukan kegitan alih
fungsi lahan dan 13 informan tidak pernah melakukan kegiatan alih fungsi lahan.
Berdasrkan hasil data yang didapat dari wawancara total luas lahan yang dimiliki
oleh informan sebelum terjadinya kegiatan alih fungsi lahan adalah 497000 meter
atau 49,70 ha, luas lahan yang dimiliki saat ini adalah 383500 meter arau 38,35 ha
49
dan luas lahan yang beralih fungsi adalah 11350 meter atau 11,35 ha. Berikut data
alih fungsi lahan informan masyarakat petani di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dijelaskan pada tabel 15.
Tabel 15. Alih Fungsi Lahan Informan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No. Nama
Luas Lahan
Sebelumnya
(m)
Luas Lahan
Sekarang (m)
Luas Alih
Fungsi
Lahan (m)
1. Ratin 10000 5000 5000
2. Tarmini 54000 45000 9000
3. Darmaji 14000 8000 6000
4. Suwandi 15000 15000 0
5. Tulus Temen Setiana 51000 45000 6000
6. Satib 30000 15000 15000
7. Kaselin 19000 9000 10000
8. Darsemi 5000 5000 0
9. Firianti 7700 7700 0
10. Juanti 15000 4000 11000
11. Sarniti 25000 12500 12500
12. Paiti 13000 3000 10000
13. Dadiri 14800 14800 0
14. Sumiati 4500 4500 0
15. Suharti 11000 11000 0
16. Siti Barokah 25000 25000 0
17. Sunariyah 3000 3000 0
18. Juasri 2500 2500 0
19. Surianti 2500 2500 0
20. Sumiatin 5000 5000 0
21. Jannah 10000 6000 4000
22. Suriah 10000 10000 0
23. Pramu 35000 35000 0
24. Tohir 45000 30000 15000
25. Toha 70000 60000 10000
Jumlah 497000 383500 113500
Sumber: Data Primer diolah, 2017
1.2.3 Kondisi Sumberdaya atau Aset di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
Kondisi penguasaan aset masyarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang meliputi aset modal manusia, modal
alam, modal keuangan, modal sosial dan modal fisik. Beragam hubungan dan
keterkaitan antar satu sama lain yang dimiliki antar komponen sumberdaya
50
penghidupan tersebut digambarkan dalam bentuk pentagon aset. Pentagon aset
yang berbentuk segilima terdapat garis yang saling menghubungkan dengan lima
titik di luar dan satu titik pusat terdapat ditengah bidang pentagon aset tersebut
menggambarkan variasi tingkat kepemikilan, tingkat penguasaan dan akses
masyarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang terhadap sumberdaya yang dimiliki. Nilai terendah yang
terdapat pada pentagon aset adalah 0,00 dan nilai tertinggi adalah 3,00. Hasil
penelitian menunjukkan nilai dari penguasaan aset yang dimiliki Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto yaitu modal manusia memiliki nilai skor 2,09,
modal alam memiliki nilai skor 2,24, modal keuangan memiliki nilai skor 2,26,
modal sosial memiliki nilai skor 1,87 dan modal fisik memiliki nilai skor 2,63.
Rata-rata dari nilai skor kelima aset penghidupan tersebut termasuk dalam
kategori sedang. Berikut aset yang dimiliki masyarakat Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang disajikan pada gambar 3
berbentuk pentagon aset.
Gambar 7. Pentagon Aset Mayarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3Modal Manusia
Modal Alam
Modal FisikModal Keuangan
Modal Sosial
2,63
2,26
1,87
2,09
2,24
51
Hasil analisis jika digambar pada bentuk pentagon aset menunjukan bahwa
semakin tingginya modal penghidupan yang dimiliki maka gambar menunjukkan
bahwa semakin jauh titik modal dari titik pusat pada pentagon aset dan sebaliknya
jika titik aset berada mendekati titik pusat dari pentagon aset menunjukan bahwa
rendahnya modal aset yang dimiliki oleh masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Pentagon aset Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
menunjukkan bahwa modal aset tertinggi yang dimiliki adalah modal aset fisik
dengan nilai skor 2,63 dengan ketegori tinggi dan modal terendah yang dimiliki
adalah modal sosial dengan nilai skor 1,87 dengan kategori sedang.
1. Modal Manusia (Human Capital)
Kondisi aset sumberdaya atau modal manusia masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
merupakan modal terpenting dalam melaksanakan strategi penghidupan serta
dalam mencapai tujuan penghidupan masyarakat yang mengelolah empat aset
lainnya. Modal manusia (modal capital) dapat dinilai dari pekerjaan, lama
bekerja/pengalaman, tingkat pendidikan formal, pendidikan
informal/keterampilan, dan kondisi kesehatan keluarga. Hasil penelitian pada
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang penguasaan modal manusia yang dimiliki oleh masyarakatnya
adalah sedang artinya belum berlanjut. Kondisi yang menyebabkan modal
manusia pada masyarakat petani Dusun Sumberawan belum berlanjut karena
rendahnya tingkat pendidikan formal masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan tidak ada motivasi serta
minat mengikuti pendidikan informal seperti pelatihan dan penyuluhan pertanian.
52
Tabel 16. Pengusaan Modal Manusia Masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No Indikator Skor Kategori
1 Jenis pekerjaan 2,24 Sedang
2 Lama bekerja 2,29 Sedang
3 Pendidikan formal 1,56 Rendah
4 Pendidikan informal / keterampilan 1,48 Rendah
5 Kesehatan keluarga 2,92 Tinggi
6 Kepedulian pemuda terhadap pertanian 1,44 Rendah
Rata-rata 2,0 Sedang
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan dan seluruh informan
pendukung mengenai pekerjaan dan lama bekerja sebagian besar masyarakat
petani hanya bermata pencaharian sebagai petani dan rata-rata sudah lama bermata
pencaharian sebagai petani lebih dari 20 tahun. Berdasarkan data primer yang
diolah penguasaan modal manusia pada indikator jenis pekerjaan dan lama bekerja
termasuk kategori sedang dengan skor 2,24 dan 2,29. Pentingnya indikator lama
bekerja berkaitan dengan tingkat keterampilan dan kemahiran petani dalam
mengolah usahataninya. Kondisi alam yang dahulunya membentuk tradisi
masyarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang sebagai petani, sehingga pekerjaan sebagai petani sudah
menjadi turun temurun dan sebagian besar dari mereka sudah menjadi petani
ketika selesai menuntaskan bangku sekolah maupun ketika putus sekolah. Berikut
merupakan hasil wawancara dengan bapak Suwandi (66) yang merupakan salah
satu informan pendukung masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, beliau mengatakan bahwa:
”Saya bekerja sebagai petani saja dan tidak memiliki pekerjaan
lainnya, bekerja sebagai petani juga dari dahulu lebih dari 40
tahun lamanya.”
(Wawancara, Juni 2017)
Selain bapak Suwandi, beberapa informan pendukung lainnya juga
bermata pencaharian sebagai petani namun memiliki sampingan seperti
berdagang, berternak dan memiliki usaha kerajinan sandal spons. Jenis pekerjaan
dan lama bekerja dalam modal manusia termasuk dalam penentuan pengalaman
bekerja sehingga menjadi modal utama pada keberlanjutannya modal manusia.
53
Belum berlanjutnya modal manusia masyarakat petani di Dusun
Sumberawan karena rendahnya tingkat pendidikan formal di kalangan masyarakat
petani tersebut. Berdasarkan hasil wawancara hampir 44% dari data karakteristik
responden dan informan pendukung tidak bersekolah atau mengalami putus
sekolah dan informan pendukung lainnya hanya memiliki tingkat pendidikan yang
sangat rendah yaitu tamatan SD dan 56% responden pendukung yang memiliki
tamatan SMP/SMA. Tingkat pendididkan formal dan informal pada modal
manusia msayarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari kabupaten Malang termasuk dalam kategori rendah modal manusia pada
indikator tingkat pendidikan informal menunjang dalam pengetahuan dan
kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan data skor 1,56
termasuk dalam kategori rendah untuk pendididkan formal. Berikut merupakan
hasil wawancara dengan ibu Ratin (48) yang merupakan salah satu informan
pendukung masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang, beliau mengatakan bahwa:
“Saya tamatan sekolah SD, kalau dulu itu memang bisanya sekolah
sampai SD saja”
(Wawancara, Juni 2017)
Pendidikan informal atau pelatihan dan penyuluhan mengenai bidang
pertanian dan bidang lainnya sangat rendah sekali dengan skor 1,48% dalam
kategori rendah dengan kesimpulan bahwa motivasi serta minat masyarakat petani
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
dalam mengikutinya, hal ini mempengaruhi pada tingkat keterampilan dan tingkat
adopsi inovasi terhadap hal baru. Berdasarkan dari hasil wawancara sebagian
besar masyarakat petani enggan untuk mengikuti berbagai pelatihan dan
penyuluhan mengenai bidang pertanian dan bidang lainnya dengan alasan
kurangnya pengetahuan mengenai arti pentingnya pelatihan dan penyuluhan
pertanian tersebut terhadap keterampilan dan pengetahuan.
Kondisi kesehatan keluarga termasuk kedalam modal manusia, indikator
kondisi kesehatan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang termasuk pada kategori tinggi dengan skor 2,92 karena kondisi
kesehatan keluarga yang dimiliki masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
54
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sangat baik dikarenakan
hampir seluruh masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sehat dan hanya beberapa anggota
keluarga mengalami sakit namun masih tergolong bukan penyakit kronis dan
dapat disembuhkan.
Kepedulian pemuda terhadap pertanian merupakan modal manusia karena
pemuda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan kegiatan pertanian di
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Skor kepedulian pemuda pada modal manusia di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang rendah dengan skor 1,44
karena kurangnya minat dan kesadaran generasi penerus terhadap bidang
pertanian karena lebih memilih untuk bekerja pada bidang non-pertanian
mengakibatkan tidak berlanjutnya modal manusia sebagai penerus bidang
pertanian di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
kabupaten Malang. Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu Ratin (48)
yang merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, beliau
mengatakan bahwa:
“Kalau anak muda jaman sekarang ya lebih milih kerja di pabrik
dari pada jadi petani.”
(Wawancara, Juni 2017)
Berdasarkan hasil penelitian modal manusia dari beberapa indikator yang
mempengaruhi belum berlanjutnya atau rendahnya modal manusia di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari kabupaten Malang yaitu
kepedulian generasi muda terhadap bidang pertanian yang tidak ada ketertarikan,
minat serta kesadaran dalam pentingnya keberlanjutan bidang pertanian, tingkat
pendidikan yang ditempuh dan pendidikan informal yang dimiliki masyarakat
petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang menjadi indikator dengan skor terendah karena kurangnya minat dan
motifasi terhadap menambahnya pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
dalam bidang pertanian.
55
2. Modal Alam (Natural Capital)
Kondisi aset sumberdaya atau modal alam masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dapat
dinilai dari luasan lahan yang digarap, terjadinya luas alih fungsi lahan, kondisi
kesuburan lahan, kemudahan dalam memperoleh air, tingkat serangan penyakit,
jumlah komoditi yang ditanam, jumlah hasil produksi perpanen dan alokasi hasil
produksi. Hasil penelitian pada masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang penguasaan modal alam
yang dimiliki oleh masyarakatnya adalah sedang yang artinya belum berlanjut.
Kondisi yang menyebabkan modal alam pada masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang belum
berlanjut adalah sempitnya luasan lahan yang digarap.
Tabel 17. Pengusaan Modal Alam Masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No Indikator Skor Kategori
1 Kondisi lahan 2,64 Tinggi
2 Kondisi ketersediaan air 2,24 Sedang
3 Serangan penyakit 2,08 Sedang
4 Komoditas yang ditanam 2,32 Sedang
5 Hasil produksi 2,04 Sedang
6 Alokasi hasil produksi 2,12 Sedang
Rata-rata 2,24 Sedang
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan dan data primer yang
diolah pendukung modal alam lainnya yang terdapat di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yaitu kondisi kesuburan
lahan sangat baik atau subur dan kemudahan pengambilan air juga cukup baik
dengan skor 2,24 dengan kategori sedang. Kondisi tingkat terserang penyakit
menurut masyarakat petani cukup sering karena cuaca yang tidak menentu dengan
skor 2,08 dalam katefori sedang. Ketiga indikator berpengaruh pada banyaknya
produksi yang akan di dapat dan berpengaruh terhadap keberlanjutan serta
kelestarian ekosistem di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Berikut merupakan hasil wawancara dengan bapak
Tulus (60) yang merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani
56
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang,
beliau mengatakan bahwa:
“Kondisi kesuburan lahan untuk budidaya sangat subur dan
tingkat memperoleh air di sini juga lumayan mudah, tapi kalau
musim ketigo (kemarau) ya sedikit sulit. Karena cuacanya gak
menentu ya kadang ada penyakit kadang enggak ada penyakit.”
(Wawancara, Juni 2017)
Lahan pertanian yang terdapat pada Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang terdiri dari tegalan dan sawah yang
sebagian besar ditanami oleh padi, jahe, jagung, jagung manis, cabai, bawang
merah dan tebu. Indikator tersebut termasuk pada kategori sedang dengan skor
2,32 yang termasuk pada keberagaman hayati. Rata-rata dari hasil produksi
perpanen masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang sangatlah sedikit dan termasuk pada kategori sedang
dengan skor 2,04 dikarenakan luasan lahan yang digarap untuk kegiatan
berbudidaya sangat sempit sehingga mempengaruhi jumlah produksi perpanen.
Sebagian besar masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang mengalokasikan hasil produksinya untuk
dijual, namun beberapa dari mereka yang memperoleh jumlah produksi yang
sedikit hanya dikonsumsi sendiri untuk keluarganya. Hal ini dapat dikategorikan
pada kategori sedang dengan skor 2,12.
Gambar 8. Lahan pertanian Dusun Sumberawan sebagai modal alam
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
57
Berikut merupakan hasil wawancara dengan bapak Dadiri (64) yang
merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani Dusun Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, beliau
mengatakan bahwa:
“Kalau hasil panennya sedikit ya dibuat untuk makan sendiri
karena kalau dijual ya rugi.”
(Wawancara, Juni 2017)
Berdasarkan hasil penelitian modal alam yang termasuk dalam kategori
sedang dengan skor 2,24 dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belum
berlanjutnya modal alam yaitu hasil produksi kerena berkaitan dengan luas lahan
yang digarap sehingga mempengaruhi jumlah produksi hasil panen dari budidaya
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang.
3. Modal Fisik (Physical Capital)
Modal fisik masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang masuk pada kategori tinggi atau
berlanjut dengan skor 2,63. Indikator pada modal fisik antara lain kepemilikan
lahan, kepemilikan lahan, luas lahan garapan, luas alih fungsi lahan, alat
transportasi, barang elektronik, alat pertanian, akses jalan ke lahan, dan akses
fasilitas umum (tempat ibadah, kesehatan, pasar, pendidikan, koperasi, pertokoan,
pos keamanan). Indikator-indikator tersebut sangat mempengaruhi modal fisik
yang dimiliki oleh masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
58
Tabel 18. Pengusaan Modal Fisik Masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No Indikator Skor Kategori
1 Kepemilikan rumah 3,00 Tinggi
2 Kepemilikan lahan 2,00 Sedang
3 Luas lahan garapan 2,32 Sedang
4 Luas alih fungsi lahan 2,32 Sedang
5 Alat transportasi 2,40 Tinggi
6 Barang elektronik 2,64 Tinggi
7 Alat pertanian 2,80 Tinggi
8 Akses jalan ke lahan 1,84 Rendah
9 Akses fasilitas umum (tempat ibadah,
kesehatan, pasar, pendidikan, koperasi,
pertokoan, pos keamanan)
2,36 Tinggi
Rata-rata 2,63 Tinggi
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Status kepemilikan tempat tinggal yang menjadi penilaian pada
penghidupan berlanjut pada mayarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang adalah variabel tertinggi
dengan skor 3,00 dimana status kepemilikan tempat tinggal pada semua informan
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang adalah milik sendiri. Sementara jumlah status kepemilikan
lahan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang dengan kategori sedang dan skor 2,60 Status
kepemilikan 50% bukan milik sendiri karena sebagian dari masyarakatnya
berbudidaya di lahan sewa dan di hutan dibawah tegakan milik Perum Perhutani.
Kegiatan budidaya pada lahan hutan milik negara yang dikelola Perum Perhutani
menggunakan sistem kepercayaan dimana masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang menanam di
hutan tersebut berhak menjaga dan turut serta dalam merawat hutan tersebut.
59
Gambar 9. Kondisi rumah masyarakat Dusun Sumberawan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh informan pendukung
mengenai luasan lahan garapan masyarakat petani Dusun Sumberawan sangat
sempit dengan luasan kurang dari 1 ha. Luasan lahan yang dimiliki masyarakat
petani Dusun Sumberawan sangat sempit karena rendahnya kepemilikan lahan
yang dimiliki oleh masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Beberapa dari masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang juga
memiliki lahan yang luas. Berikut merupakan hasil wawancara dengan ibu
Tarmini (48) yang merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang,
beliau mengatakan bahwa:
“Kalau lahan yang saya punya 2 ha sawah dan 2 ha tegalan yang
saya tanami padi untuk sawah dan jagung manis, jahe, cabai, dan
bawang merah.”
(Wawancara, Juni 2017)
Kondisi lahan pertanian pada Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang sangat sempit disebabkan oleh alih
fungsi lahan. Luasan lahan pertanian yang dialih fungsikan di Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagian besar
dialihkan menjadi warisan untuk anak-anaknya. Tradisi yang menjadi turun
60
temurun dengan mewariskan lahan yang dimilki menjadi penyebab utama terjadi
alih fungsi lahan masuk pada kategori sedang dengan jumlah skor 2,32.
Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu Tarmini (48) yang
merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, beliau mengatakan
bahwa:
“Sebagian sawah dan tegalan ada yang sewa dan yang punya saya
sendiri. Kalu untuk jalan untuk menuju ke sawah cukup mudah
karena kalau sawah dipinggir jalan tapi kalau untuk tegalannya
yang sulit karena dekat dengan hutan dan jalannya sempit, banyak
batunya, kalau hujan ya becek gak bisa dilewati motor.”
(Wawancara, Juni 2017)
Kondisi fasilitas umum pada Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang menurut hasil wawancara sangat baik
dan memadahi dengan amsuk kedalam kategori tinggi dengan skor 2,36. Namun
pada hasil observasi masih ditemui jalan yang berlubang dan masih banyak juga
jalan yang belum di aspal atau diperbaiki. Fasilitas lainnya seperti masjid, pos
kamling, koperasi, toko, sarana kesehatan dan lain-lain masih layak.
Gambar 10. Masjid Sebagai Fasilitas Umum Dusun Sumberawan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Modal fisik selain status kepemilikan tempat tinggal dan kepemilikan
lahan juga terdapat kepemilikan alat rumah tangga yang mendukung dalam
kehidupan sehari-hari yaitu alat transportasi masuk pada kategori tinggi dengan
61
skor 2,40, barang elektronik masuk pada kategori tinggi dengan skor 2,64 dan
peralatan pertanian yang dapat menunjang dalam kegiatan berbudidaya atau
bekerja di masyarakat petani masuk pada kategori tinggo dengan skor 2,80. Ketiga
indikator tersebut cukup terpenuhi sehingga membantu dalam penghidupan
berkelanjutan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang. Akses dalam menempuh lahan yang digarap termasuk dalam
kategori rendah dengan skor 1,84 dikarenakan masih berbentuk jalan setapak,
terjal dan berbatu serta kesulitan dalam menuju kelahan pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian modal fisik yang termasuk dalam kategori tinggi
dengan jumlah skor 2,63. Indikator yang mempengaruhi belum berlanjutnya
modal fisik yaitu status akses jalan menuju lahan dan kepemilikan lahan dimiliki
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dan sangat buruknya kondisi akses menuju lahan pertanian di
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
4. Modal Keuangan (Financial Capital)
Kondisi modal keuangan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada kategori sedang yang
memiliki arti belum berkelanjutan. Jumlah pendapatan perbulan dari pekerjaan
sebagai petani dan kondisi hutang piutang yang terjadi di masyarakat petani
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
menjadi penilaian keberlanjutan pada modal keuangan. Kondisi jumlah
pendapatan perbulan masyarat petani sangatlah kecil hal ini dipengaruhi oleh
jumlah hasil produksi yang mereka dapat dari bertani. Rata-rata kondisi hutang
piutang atau akses pinjaman masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dimana sebagian besar dari
mereka tidak memiliki hutang atau kredit pada koperasi dengan skor 2,64 dan
termasuk pada kategori tinggi.
62
Tabel 19. Pengusaan Modal Keuangan Masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No Indikator Skor Kategori
1 Pendapatan 1,88 Rendah
2 Akses Pinjaman 2,64 Tinggi
Rata-rata 2,26 Sedang
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil penelitian modal keuangan yang termasuk dalam
kategori sedang dengan skor 2,26 dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
belum berlanjutnya modal keuangan yaitu jumlah pendapatan masyarakat petani
perbulannya yang didapat dari kegiatan mata pencaharian petani termasuk dalam
kategori rendah dengan skor 1,88 sehingga menyebabkan kondisi aset keuangan
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang belum berlanjut. Rendahnya aset keuangan dengan indikator
pendapatan dipengaruhi oleh rendah atau sedikitnya lahan pertanian yang digarap
sehingga jumlah hasil dari bertani juga yang didapat sangatlah sedikit di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Akses
pinjaman dengan skor 2,64 dengan kategori tinggi menunjukkan bahwa kegiatan
akses masyarakat petani di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang hanya sebagian orang yang meminjam uang atau
memiliki hutang piutang kepada bank atau koperasi untuk digunakan modal atau
untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian orang juga tidak memiliki pinjaman
atau hutang piutang dikarenakan masyarakat petani tersebut merasa bahwa
keadaan keuangan cukup dan tidak perlu meminjam uang dari pihak luar.
5. Modal Sosial (Sosial Capital)
Modal sosial pada masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang masuk pada kategori sedang dengan skor
1,87 atau belum berlanjut. Kondisi belum berlanjut ini disebabkakan masyarakat
petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang rendah sekali terhadap motivasi atau minat mengikuti organisasi atau
kelompok tani sebagai penunjang sosial di masyarakatnya dengan skor 1,52 dalam
kategori rendah, sehingga tingkat partisipasi dalam sebuah organisasi sosial cukup
rendah dengan skor 1,48 dan tidak adanya manfaat atau kegiatan positif yang
63
terjadi ketika mengikuti sebuah organisasi dengan kategori rendang dengan
jumlah skor 1,60. Terdapat juga sebagaian masyarakat petani yang memilih
mengikuti organisasi atau kelompok tani namun memiliki partisipasi yang rendah.
Beberapa dari masyarakat petani juga tidak mengetahui dengan adanya organisasi
sosial atau kelompok tani di Dusun tersebut. Rendahnya minat atau motivasi pada
masyarakat terhadap organisasi sosial, sebanding juga dengan rendahnya minat
atau tingkat kepedulian pemuda Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang terhadap pertanian saat ini.
Tabel 20. Pengusaan Modal Sosial Masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
No Indikator Skor Kategori
1 Keikutsertaan organisasi 1,52 Rendah
2 Tingkat partisipasi organisasi 1,48 Rendah
3 Manfaat mengikuti organisasi 1,60 Rendah
4 Hubungan/kepedulian antar masyarakat 2,32 Sedang
5 Keamanan dan tingkat peraturan 2,44 Tinggi
Rata-rata 1,87 Sedang
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu Ratin (48) yang
merupakan salah satu informan pendukung masyarakat petani Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, beliau mengatakan
bahwa:
“Saya mengikuti kelompok tani agar dimudahkan mendapat
bantuan mess, soalnya kalau tidak ikut kelompok tani saya akan
kesulitan dalam mendapatkan mess untuk bertani. Namun saya
juga tidak pernah ikut kalau ada kegiatan”
(Wawancara, Juni 2017)
Tingkat kepatuhan masyarakat petani terhadap peraturan dikatakan cukup
baik dan masuk pada kategori tinggi dengan skor 2,44 karena hampir semua
warga sangat patuh terhadap peraturan yang ada dan mendapatkan sanksi tegas
dari yang berwenang jika melanggarnya. Tingkat kepedulian antar masyarakat
juga sangat tinggi kalangan masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Antar mayarakatnya saling
tolong menolong jika terdapat kesulitan pada sesamanya. Contohnya adalah ketika
64
salah seorang rumah warga mengalami kerusakan masyarakat lainnya turut
membantu dalam memperbaikinya.
Gambar 11. Kegiatan gotong royong masyarakat Dusun Sumberawan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2017)
Berdasarkan hasil penelitian modal sosial yang termasuk dalam kategori
sedang dengan jumlah skor 1,87 dan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
belum berlanjutnya modal sosial yaitu rendahnya tingkat kepedulian pemuda
terhadap bidang pertanian dan rendahnya keikutsertaan masyarakat petani dalam
mengikuti organisasi atau lembaga sosial yang dimiliki masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.2.4 Strategi Penghidupan Berkelanjutan Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
Teori Penghidupan berkelanjutan menjelaskan bahwa semakin banyak
penguasaan aset masyarakat terhadap aset-aset yang dimiliki maka suatu strategi
penghidupan berkelanjutan dapat dikatakan berlanjut. Aset penghidupan
berkelanjutan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang tergolong belum berlanjut karena banyak faktor yang
menyebabkan ketidak berlanjutannya. Modal sosial merupakan faktor terbesar
dalam ketidak berlanjutan penghidupan di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dengan indikator rendahnya
keikutsertaan organisasi sehingga berpengaruh kepada modal manusia yaitu
keterampilan. Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada pengetahuan,
pola pikir dan bersikap dalam mengambil keputusan.
65
Berdasarkan hasil penelitian di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang mengalami kerentanan akibat
kegiatan alih fungsi lahan sehingga sumberdaya alam berkurang dalam kegiatan
pemilihan strategi:
1. Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi yang memiliki arti memperluas
lahan garapan dan menambah jumlah produksi komoditi yang ditanam terus
dilakukan karena rendahnya modal alam yaitu rendahnya luasan lahan yang
digarap dan rendahnya modal fisik yaitu rendahnya status kepemilikan lahan
dengan cara mengadakan kegiatan berbudidaya di kawasan hutan dibawah
tegakan Perum Perhutani dengan kepercayaan warga yang menanam
tanaman budidaya berkewajiban dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan hutan dan turut serta dalam merawat hutan.
2. Srategi survival juga dilakukan dalam penghidupan masyarakat petani
Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan apa yang
dimilikinya saat ini tanpa melakukan strategi yang dapat memperbaharui
kondisi aset yang dimilikinya.
3. Strategi konsolidasi/diversifikasi dengan cara menambah penghasilan
dengan pekerjaan sampingan seperti beternak, berdagang dan menjadi
pengerajin sandal spon dan klompen juga dilakukan oleh sebagian
masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang guna menambah penghasilan dalam memenuhi
kebutuhan yang bertujuan untuk memperbaiki penghidupan rumah tangga
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena kondisi aset penghidupan
yang dimiliki belum berlanjut.
4. Strategi migrasi tidak dilakukan pada masyarakat petani Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, hal
ini dapat dibuktikan dengan data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir
bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai petani tidak melakukan kegiatan
migrasi keluar Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang.
66
VI. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Petani Berbasis Aset”, kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang pada tahun 2015 adalah 3666 jiwa adalah
1836 laki-laki dan 1830 perempuan dengan jumlah 1111 kepala keluarga
dan terdiri dari 13 kelompok Rukun Tangga (RT) dengan jumlah 3666
jiwa. Jumlah kelompok umur masyarakat terbanyak di Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
pada data tahun 2015 yaitu pada kelompok umur 18-45 tahun. Jenjang
pendidikan rata-rata terbanyak masyarakat yaitu tamatan SD berjumlah
1746 orang. Jumlah pekerjaan pada Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tahun 2015 dari urutan
tertinggi adalah Karyawan Swasta dengan jumlah dan pekerjaan petani
menjadi mayoritas ketiga dengan jumlah 236 orang dan mayoritas
masyarakat Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang memeluk agama Islam.
2. Kondisi sumberdaya atau aset yang terdapat di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dari kelima aset yang
dimiliki aset atau modal fisik sudah mengalami keberlanjutan dan
termasuk aset yang memiliki nilai tertinggi dengan skor 2.63. Keempat
aset lainnya seperti aset atau modal manusia, modal alam, modal sosial
dan modal keuangan masih termasuk dalam kategori sedang. Modal sosial
merupakan modal terendah dari keempat aspek lainnya dengan skor 1,87.
3. Strategi penghidupan berkelanjutan yang terdapat pada Dusun
Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
akibat permasalahan alih fungsi lahan adalah strategi intensifikasi dan
ekstensifikasi yang memperluas lahan untuk kegiatan pertanian, strategi
survive dilakukan dengan strategi bertahan hidup dengan apa yang
67
dimilikinya tanpa melakukan perubahan serta strategi
konsolidasi/diversifikasi dimana menambah pekerjaan on-farm atau off-
farm.Strategi migrasi/mobile tidak dilakukan di Dusun Sumberawan Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti berharap
semoga penelitian ini bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritis.
Berikut adalah beberapa saran dan rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut:
1. Rekomendasi untuk masyarakat petani Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
Diharapkan dapat mengikuti pelatihan atau kegiatan penyuluhan dan
organisasi sosial agar dapat menambah pengetahuan dan keterampilan yang
lebih mendalam mengenai bidang pertanian. Tingkat kepedulian pemuda
terhadap bidang pertanian juga perlu ditingkatkan agar dapat berlanjutnya
kegiatan pertanian di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Strategi diversifikasi juga harus dilakukan agar
dapat menambah pendapatan tiap rumah tangga pada Dusun Sumberawan
Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
2. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Diharapkan adanya penelitian yang serupa dan lebih mendalam lagi tentang
strategi penghidupan berkelanjutan masyarakat berbasis aset yang mengkaji
berdasarkan aspek rumah tangga yang dan bagaimana rekomendasi terhadap
permasalahan dan kondisi di Dusun Sumberawan Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ashley, Caroline dan Diana Carney. 1999. Sustainable Livelihoods : Lessons from
Early Experience.
Baiquni, M. 2003. Strategi Penghidupan di Masa Krisis. Idial Media, Yogyakarta.
Baiquni, M. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perdesaan dan strategi penghidupan
Rumah tangga di Provinsi DIY Pada masa Krisis (1998-2003).
Disertasi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta.
Belda, F., dan Christanto, J. 2013. Strategi Penghidupan Nelayan dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sasak Ranah Pasisir
dan Sungai Beremas.
Carloni dan Crowley, 2005. Rapid Guide for Missions Analysing Local
Institutions and Livelihoods
Carney, D. (1998). Implementing the Sustainable Rural Livelihoods Approach. In
Carney (ed.) Sustainable Rural Livelihoods. What Contributions can
we make? Department for International Development Nottingham:
Russell Press Limited.
Chambers, R. and Conway, G. 1992. Sustainable Rural Livelihoods: Practical
Concepts for the 21 Century. IDS Discussion Paper 296. Brighton:
Institute of Development Studies.
De Haan, Leo J., 2000, Globalization, Localization and Sustainable Livelihood,
Sociologia Ruralis, Volume 40, Number 3, July 2000.
Dercon, Stefan. 2002. Income Risk, coping Strategies an Safety Nets. Discussion
Paper No. 2002/22. World Institute for Development Economics
Research (WIDER) United Nations University. Helsinki, Finlandia.
DFID (2001). Sustainable livelihoods Guidance Sheets. Department for
International Development, http://www.livelihoods.org/
Ellis, F. (2000), Rural livelihoods and diversity in Developing Countries. Oxford:
Oxford University Press. www.dfid.org.uk.
Endang, S. 2014. Strategi Penghidupan Penduduk Sekitar Danau Limboto
Provinsi Gorontalo. Disertasi Doktor Universitas Negeri Gorontalo.
Field, John. 2010. Modal Sosial, Bantul Yogyakarta, Kreasi Wacana.
69
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED). 1988. Hari Depan
Bersama. PT. Gramedia. Jakarta. 514
Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta
Martopo, A., Hadirman, G., dan Suharyanto. 2012. Kajian Tingkat Penghidupan
berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di
Dua Desa Kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo). Jurnal
Ekosains.
Martopo, A., Hadirman, G., dan Suharyanto. 2013. Strategi Penghidupan
berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di
Desa Buntu Kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo). Jurnal
Ekosains.
Miles, M. B. and Huverman, A.M. 2014. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Moser, Caroline, O.N. 1996. “Confronting Crisis, a Comparative study of
Household Response to poverty and Vulnerability in Four Poor Urban
Communities”. The World Bank, Washington.
Niehof, Anke. 2004. The Significance of Diversification for Rural Livelihood
System, Food Policy vol 29, dalam www.Elsevier.com/located/foodpol
Scoones, I. (1998). Sustainable rural livelihoods: A framework for
analysis.Working Paper No. 72. Retrieved from
https://www.staff.ncl.ac.uk/david.harvey/AEF806/Sconnes1998.pdf.
Sebastian Saragih, Jonatan Lassa, Afan Ramli. 2007. Kerangka Penghidupan
Berkelanjutan.
UNDP. 2007. Modul Pembelajaran Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan Bagi
Perencana dan Pegiat Pembangunan Daerah.
White, B. (1991). Economic diversification and agrarian change in rural Java
1900-1990. In Paul Alexander, P. Boomgaard, and B. White (Eds.), In
the shadow of agriculture: Non-farm activities in the Javanese
economy, past and present (pp.41-69). Amsterdam: Royal Tropical
Institute.
70
Wijayanti, R., Baiquni, M., dan Harini, R. (2016). Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Berbasis Aset di Sub DAS Pusur, DAS
Bengawan Solo. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. Jurnal Wilayah dan
Lingkungan.