Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI POSITIONING BANK MUAMALAT DALAM
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Farid Budi Kuswanto
NIM: 1110053000017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M. / 1435 H.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 September 2014
Farid Budi Kuswanto
ABSTRAK
Farid Budi Kuswanto, 1110053000017, Strategi Positioning Bank Muamalat
Dalam Menghadapi Globalisasi Ekonomi, Program Studi Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah
Bimbingan H. Mulkannasir, BA, MM. M.Pd.
Setiap perusahaan diharuskan memiliki sebuah strategi dalam menjalankan
roda bisnisnya. Karena strategi memiliki peran penting dalam menentukan jalan
mana yang akan dipilih oleh perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Strategi positioning bertujuan untuk mengetahui dimana posisi
terbaik sebuah perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah membuat peta perencanaan untuk
menjadi leader dalam industri perbankan syariah di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana posisi yang
terbaik bagi Bank Muamalat dalam menghadapi pasar, terutama ketika
Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berjalan di tahun 2015 mendatang. Dengan
mengidentifikasi yang menjadi fokus Bank Muamalat dalam menatap pasar
MEA 2015, strategi positioning kemudian ditentukan melalui matriks SPACE.
Hal ini dilakukan agar mengetahui peluang-peluang yang dimiliki oleh Bank
Muamalat dalam menyongsong MEA 2015 dengan kondisi Bank Muamalat saat
ini.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode
kualitatif yang dilakukan secara penelitian lapangan (field research) dengan
mewawancarai narasumber terkait serta dengan penelitian kepustakaan yang
data-datanya diambil dari beberapa literature terkait Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keuangan Bank
Muamalat mengalami peningkatan yang positif selama 5 tahun kebelangkang.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Bank Muamalat berhasil mewujudkan
perbaikan serta perkembangan dalam industri perbankan syariah di Indonesia.
Meskipun angka pertumbuhan perbankan secara umum mengalami perlambatan,
namun Bank Muamalat berhasil mencatatkan diri sebagai Bank Syariah dengan
Laba Bersih terbesar.
KEYWORD : STRATEGI POSITIONING, MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN 2015 (MEA), BANK MUAMALAT
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan hanya kepada Allah SWT yang
telah member taufik, hidayah dan rahmat-Nya serta berbagai pertolongan-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi dengan
judul “STRATEGI POSITIONING BANK MUAMALAT DALAM
MENGHADAPI GLOBALISASI EKONOMI” dapat terselesaikan berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Shalawat serta salam saya
hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita
semua mendapat syafaatnya kelak di hari kiamat nanti. Dengan selesainya
skripsi ini saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak sebagai berikut:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wadek I Bidang Akademik,
Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Wadek Bidang Administrasi Umum,
Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Wadek Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan H. Mulkannasir, BA, MM, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah dan selaku pembimbing dalam penulisan skripsi
ini.
3. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mentransformasikan ilmunya kepada penulis dalam batasan-batasan
tertentu yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah
mengetahui informasi mengenai dinamika pengetahuan yang ada.
ii
4. Kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta yang sudah terus menerus
memotivasi serta mendukung baik secara materi maupun non-materi,
terlebih senantiasa mendo’akan penulis untuk terus berkreasi dan
berpacu dalam mencari ilmu. Kepada adik-aduk penulis yang menjadi
motivasi penulis agar terus mencari ilmu dan meraih cita-cita
5. Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah banyak membantu dengan meminjamkan buku
untuk penulisan skripsi.
6. Segenap Tim Penguji Skripsi semoga Allah membalas kebaikan beliau.
7. Teman-teman PKL Seperjuangan baik suka maupun duka, Ahmad Zaki,
Muhammad Rendy Nugroho, dan Lukmanul Hakim.
8. Sahabat-sahabat MD A yang telah banyak membantu yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Dan juga Teman-teman KKN KOMPAS
semoga Allah membalas kebaikan kalian.
9. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa
hormat, peneliti ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa
yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang
dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya.
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini merupakan sebuah
refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan
iii
dengan harapan karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis, Amin ya
robbal ‘alamin.
Jakarta, 17 Juni 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………. 5
1. Pembatasan Masalah ……………………………… 5
2. Perumusan Masalah ………………………………. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………….. 6
1. Tujuan Penelitian ………………………………….. 6
2. Manfaat Penelitian ………………………………… 6
D. Metode Penelitian ……………………………………... 7
1. Pendekatan Penelitian ……………………………... 7
2. Jenis Penelitian ……………………………………. 8
3. Subjek dan Objek Penelitian ……………………… 8
4. Sumber Data ………………………………………. 9
5. Teknik Pengumpulan Data ………………………... 9
6. Teknik Analisa Data ………………………………. 10
7. Teknik Penulisan ………………………………….. 10
E. Review Studi Terdahulu ………………………………. 11
F. Sistematika Penulisan .………………………………… 13
v
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI
POSITIONING DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(MEA)
A. Teori Strategi …………………………………………. 15
1. Pengertian Strategi ………………………………... 15
2. Tahapan-tahapan strategi …………………………. 17
a. Perumusan Strategi …………………………… 17
b. Implementasi Strategi ………………………… 18
c. Evaluasi Strategi ……………………………… 19
B. Teori Positioning ……………………………………... 20
1. Teori STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning).. 20
a. Segmentasi …………………………………….. 20
b. Targeting ………………………………………. 21
c. Positioning …………………………………….. 22
d. Ciri-ciri Positioning …………………………… 24
e. Langkah-Langkah menentukan Positioning........ 25
C. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 …………... 26
1. Latar Belakang dan Motivasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) ……………………………………. 26
2. Tujuan Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi
ASEAN ……………………………………………. 27
3. Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015 ………………………………………………… 28
vi
4. Pandangan Hukum Islam Tentang MEA …………. 29
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT
A. Sejarah Singkat Bank Muamalat ……………………… 32
B. Visi, Misi dan Budaya Kerja Bank Muamalat ………… 35
1. Visi Bank Muamalat ………………………………. 35
2. Misi Bank Muamalat ………………………………. 35
3. Budaya Perusahaan (corporate culture) …………… 36
C. Prinsip-prinsip Tata Kelola Bank Muamalat ………….. 37
D. Struktur dan Mekanisme Tata Kelola
Bank Muamalat ……………………………………….. 39
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Positioining Bank Muamalat………………….. 40
1. Segmentation ……………………………................ 43
2. Targeting ………………………………………….. 44
3. Positioning ………………………………………… 45
a. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing
yang mungkin…………………………………... 45
b. Memilih Keunggulan yang tepat ………………. 47
c. Mengkomunikasikan dan Menyampaikan Keunggulan
Kepada Pasar …………………………………… 47
B. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi
MEA 2015 ……………………………………………… 49
vii
1. Mengidentifikasi Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan
Peluang Bank Muamalat Dalam Menyongsong MEA
2015
………………………………………………............. 49
2. Menentukan Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam
Menghadapi MEA 2015 …………………………… 55
C. Peluang Bank Muamalat Dalam Menghadapi
MEA 2015 ……………………………………………... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………….. 64
B. Saran …………………………………………………… 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini semakin banyak bank konvensional yang membuka full branch
syariah atau sekarang lebih dikenal sebagai BUS (Bank Umum Syariah) dan
UUS (Unit Usaha Syariah) membuat persaingan dalam memperebutkan hati
calon nasabah menjadi lebih sengit. Hal ini dikarenakan bank syariah selain
harus bersaing dengan bank syariah lainnya, mereka juga harus bersaing
dengan bank konvensional dalam menarik calon nasabah.
Berdasarkan data yang telah dikeluarkan Bank Indonesia pada akhir
tahun lalu1, disebutkan bahwa perkembangan asset bank syariah sampai pada
akhir oktober 2013 sebesar 31,8% (yoy), meskipun jumlah tersebut
mengalami perlambatan sebesar 2,3% (yoy) dari tahun sebelumnya yang
mencapai 34,1% (yoy). Selain jumlah asset, Dana Pihak Ketiga bank syariah
juga tumbuh sebesar 29,4% (yoy).
Data diatas menunjukkan, bahwa pertumbuhan perbankan syariah relatif
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan perbankan secara umum
maupun keuangan syariah secara global. Pada akhir tahun 2014, Bank
Indonesia menargetkan total asset perbankan syariah diperkirakan Rp 255,2
triliun (pesimis), Rp 283,6 triliun (moderat) dan maksimal Rp 312 triliun
1 Data Bank Indonesia bidang Syariah melalui LPPS (Laporan Perkembangan Perbankan
Syariah 2012) BI Outlook Perbankan Syariah 2014 pada situs resmi Bank Indonesia, https://bi.go.id
2
sementara total DPK (dana pihak ketiga atau pemilik account) diperkirakan
dikisaran Rp 209,6 triliun (pesimis), Rp220,7 triliun (moderat) dan maksimal
mencapai Rp 232,8 triliun. Sedangkan total pembiayaan akan mencapai
minimal Rp 216,7 (pesimis), Rp 228 triliun (moderat) dan maksimal Rp
239,5 triliun. Berdasarkan tiga skenario tersebut, Bank Indonesia
memperkirakan pangsa pasar perbankan syariah pada akhir tahun 2014
berada di antara 5,25%-6,25%.
Di tengah terjadinya perlambatan perekonomian, asset perbankan syariah
masih mengalami kenaikan jumlah rekening pembiayaan yang relatif cukup
tinggi yakni sebesar 74% di tahun 2012 serta jumlah rekening Dana Pihak
Ketiga yang mengalami peningkatan sebesar 31%.
Grafik 1. Perkembangan asset perbankan syariah sampai dengan 2012
sumber : LPPS Bank Indonesia tahun 2013
Hal ini menunjukkan masih tumbuhnya minat dan permintaan terhadap
produk perbankan syariah, serta masyarakat telah semakin mengenal dan
merasakan kemanfaatan dari kehadiran bank syariah. Hal ini tidak terlepas
dari kegiatan sosialisasi dan edukasi Bank Indonesia bersama perbankan
3
syariah yang berperan aktif dalam mempromosikan perbankan syariah. Bank
syariah dituntut menjadi lebih kompetitif dalam memasarkan produknya,
terutama dalam menciptakan brand image.
Namun, kedepannya Indonesia akan dihadapi oleh Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015, dimana wilayah regional ASEAN akan menjadi
tempat free-trading dalam kegiatan ekonomi. Dimana inti dari MEA
mengenai liberalisasi perdagangan pada regional ASEAN yang bebas dari
segala bentuk hambatan bukan tarif (non-tariff barriers)2. Segala bentuk
proteksi dan monopoli yang dapat menghambat liberalisasi harus dihapuskan.
Meskipun dampak didalam negeri terlihat tidak terlalu mengkhawatirkan
karena sulitnya perbankan syariah dalam menerbitkan produk, tetap harus
diwaspadai. Karena melalui MEA 2015, ASEAN menjadi kawasan free-
trading atau AFTA (ASEAN Free Trading Area) yang merupakan peluang
dalam meningkatkan asset yang dimiliki perbankan syariah saat ini. Dengan
adanya MEA peluang bagi perbankan syariah Indonesia untuk melakukan
ekspansi pada pasar regional ASEAN menjadi semakin terbuka. Agar
peluang tersebut dapat dimanfaatkan, maka bagi mereka yang berminat
menaklukkan pasar ASEAN harus melakukan penyesuaian-penyesuaian, baik
kebijakan maupun strategi bisnisnya. Tekanan pasar maupun tekanan
liberalisasi perdagangan secara nasional maupun regional tersebut tentu saja
memerlukan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak yang terkait,
baik pemilik, pengurus dan pegawai-pegawai perbankan syariah maupun
2Zainul Arifin. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek.
Alvabet. Jakarta: 2000
4
pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia. Semua pihak dituntut agar lebih
progresif dan proaktif serta antipatif dalam menghadapi tantangan-tantangan
tersebut. Oleh karena itu, brand image yang tepat serta strategi
pengembangan pasar yang efektif dan efisien akan mampu meningkatkan
pemahaman dan keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan
syariah.
Positioning membuka kunci stategi yang akan medobrak pasar.
Bagaimanapun pasar adalah hakim yang paling berkuasa untuk menilai
kinerja organisasi atau perusahaan. Seperti yang diketahui, dinamika pasar
berlandaskan pada persepsi konsumen. Konsekuensinya akan tergantung
kepada dinamika persepsi konsumen. Jika dalam strategi korporat ditekankan
bagaimana membentuk dan menyampaikan keunggukan kompetitif, maka
strategi merek menekankan kepada bagaimana positioning produk agar
bersemayam di tempat yang tepat dalam persepsi konsumen.
Untuk itulah, maka bagi suatu perusahaan jasa keuangan seperti Bank
Muamalat Indonesia, hendaknya menyusun konsep pemasaran yang strategis
sehingga dapat menyelaraskan turbulensi lingkungan yang ketat akan
persaingan dengan sasaran, strategi dan program pemasaran yang sesuai
dengan asas syariah. Semua dapat dilakukan oleh perusahaan dengan
resegmentation, retargeting dan repositioning. Tujuan pokok dari strategi,
segmentasi, targeting dan positioning adalah memposisikan suatu merek
dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki
keunggulan kompetitif yang menawarkan atribut-atribut yang determinan.
5
Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah segmentasi pasar
secara cermat.
Segmentasi mengacu pada pengelompokan ulang pasar, retargeting yang
berarti memperbaharui pembidikan pasar sasaran (target market). Sedangkan
repositioning berusaha membentuk citra baru yang jelas, beda dan unggul
secara relatif dibanding dengan perusahaan yang lainnya. Pembentukan
brand image ini merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan untuk
tetap tumbuh dalam persaingan sehingga mampu menarik minat masyarakat
bahkan dapat mempertahankan konsumen yang sudah member
kepercayaannya terhadap Bank Muamalat Indonesia.
Atas dasar uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti hal
ini sehingga penulis memutuskan untuk mengangkat judul Strategi
Positioning Bank Muamalat Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan nantinya tidak menjadi terlalu luas, maka peneliti
akan membatasi ruang lingkup pembahasan masalah pada seputar strategi
positioning pemasaran produk-produk Bank Muamalat Indonesia dalam
menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan mulai
berlaku pada tahun 2015.
6
2. Perumusan Masalah
Setelah melihat pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa yang akan menjadi pokok perumusan masalah yang akan dibahas
diantaranya sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi positioning yang dirumuskan oleh Bank
Muamalat Indonesia?
b. Bagaimana Posisi tawar Bank Muamalat dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015?
c. Bagaimanakah peluang Bank Muamalat Indonesia dalam
mengimplementasikan posisi tawarnya dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi positioning Bank Muamalat Indonesia.
b. Untuk mengetahui posisi tawar Bank Muamalat Indonesia ketika
Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan.
c. Untuk mengetahui peluang produk-produk Bank Muamalat Indonesia
di pasar ASEAN.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis
maupun secara teoritis.
7
a. Bagi jurusan Manajemen Dakwah, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi studi atau kajian tentang
manajemen.
b. Bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini adalah dapat
memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para
peneliti bidang manajemen, khususnya mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah.
c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan serta melihat lebih dekat kegiatan manajemen Bank
Muamalat Indonesia.
d. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi yang
valid secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kegiatan
manajemen perbankan yang ada di Bank Muamalat Indonesia
terutama tentang pengembangan pasar.
e. Bagi Bank Muamalat Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi
positioning.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Menurut Muhammad Nazir3, yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan
3 Muhammad Nazir. Metode Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1986. Hlm. 159
8
penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah
karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistic dan mendasar
atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium
melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini
disebut dengan field study. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode kualitatif deskriptif analitis yaitu dengan mengumpulkan data
aktual dengan melakukan observasi secara langasung atau pengamatan,
sambil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang kemudian dari
hasil analisis dan observasi tersebut akan ditarik kesimpulannya.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dilakukan peneliti sebagai
pelengkap data dalam hasil penelitian kelak, yaitu dengan melakukan
wawancara dengan responden untuk memperoleh data yang benar – benar
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian kepustakaan
(library research). Peneliti akan mendapatkan data dari literatur berupa
buku-buku, makalah artikel dan tulisan-tulisan lainnya yang menyangkut
tentang pembahasan skripsi ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah Bank Muamalat
Indonesia.
9
b. Objek Penelitian
Sedangkan yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Marketing
Bank Muamalat Indonesia.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data utama yang diambil atau yang didapatkan dari sumber
pertama, yakni dengan wawancara atau memberikan daftar pertanyaan
dengan pihak terkait atau narasumber yang berada Bank Muamalat
Indonesia.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan studi kepustakaan
(library research) yang digunakan sebagai data sekunder, yaitu dengan
mempelajari buku kepustakaan, literatur, bulletin, majalah serta materi
kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini. Selain itu
juga melalui dokumentasi data-data yang ada di Muamalat Institute.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data pada penelitian ini peneliti akan
menggunkan teknik tertentu dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan,
yaitu :
a. Observasi
Yakni dengan cara pengamatan dan pencatatan secara langsung dan
sistematis terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.
10
b. Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab baik secara langsung
maupun dengan menyerahkan daftar pertanyaan yang dikerjakan
secara langsung dan sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian.
c. Studi Dokumentasi
Yakni pengumpulan data dengan studi dokumen, naskah dan website
yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia.
6. Teknik Analisa Data
Apabila data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka kemudian
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok data yaitu data kulaitatif dan data
kuantitatif4. Terhadap data yang bersifat kualitatif, digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.
Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud angka-
angka dari hasil perhitungan atau pengukuran diproses dengan cara
dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suaru susunan urut data
(array), untuk selanjutnya dibuat tabel.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini, semua
berpedoman dan sesuai dengan buku pedoman penulisan cecda 2007 dan
kaidah-kaidah penulisan skripsi yang terdapat pada buku Pedoman
4 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta :
Jakarta. 1993. h.209
11
Penulisan Skripsi Tahun 2010 yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.
E. Review Studi Terdahulu
Sebagai tinjauan pustaka peneliti melakukan penelusuran terhadap beberapa
karya ilmiah sebelumnya yang relevan dan menjadi pembanding dalam bentuk
skripsi serta jurnal ilmiah. Adapun diantara karya-karya tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Skripsi karya Yayah Tazriyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dengan judul strategi positioning bank syariah mandiri
cabang tangerang. Skripsi karya Yayah Tazriyah ini membahas tentang
strategi positioning yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang
Tangerang. Tentu saja seperti yang diketahui Bank Syariah Mandiri
merupakan salah satu pesaing dari Bank Muamalat Indonesia di Indonesia.
Hal ini akan menjadi keuntungan bagi penulis dalam mencari tahu
tantangan dari luar (eksternal) yang akan dihadapi oleh Bank Muamalat
Indonesia karena skripsi ini sudah menggambarkan sebagian kecil dari
strategi positioning pemasaran produk Bank Syariah Mandiri. Mulai dari
menciptakan brand image sampai kepada bagaimana mereka
menyampaikan keunggulan dan keuntungan dari produk Bank Syariah
Mandiri.
2. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Adiwarman A.Karim dan Adi Zakaria Affif
yang berjudul Islamic Banking Consumer Behaviour in Indonesia: A
Qualitative Approach. Di dalam jurnal ilmiah ini, Adiwarman A. Karim
12
dan Adi Zakaria Affif menjabarkan bagaimana konsumen di Indonesia
memandang serta tanggapannya tentang produk perbankan syariah.
Mereka juga menjelaskan bagaimana proses seseorang menentukan
pilihannya terhadap tawaran produk bank-bank syariah. Hasil dari jurnal
ini menjadi terkait dengan penelitian penulis karena seperti yang
dijelaskan diawal, penelitian penulis juga melihat bagaimana seorang
konsumen menjatuhkan pilihannya kesuatu produk, karena konsumen
merupakan hakim di dalam kegiatan pasar.
3. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Anny Ratnawati, dosen Ilmu Ekonomi
Pertanian dan MMA, Sekolah Pascasarjana IPB yang berjudul Potensi dan
Strategi Pengembangan Bank Syariah di Indonesia. Jurnal ini membahas
tentang potensi yang dimiliki oleh Bank Syariah yang ada di Indonesia
serta strategi bagaimana memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki bank-
bank syariah. Mulai dari faktor-faktor internal hingga faktor-faktor
eksternal yang kesemuanya menjadi acuan dalam menentukan strategi
yang akan digunakan oleh bank-bank syariah dalam memanfaatkan setiap
potensinya agar bank-bank syariah dapat mengembangkan dirinya.
4. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Aziz Budi Setiawan peneliti The Indonesia
Economic Intelligence yang berjudul Perbankan Syariah : Challenges dan
Opportunity untuk pengembangan di Indonesia. Sama halnya dengan
Jurnal yang ditulis oleh Anny Rahmawati sebelumnya, Jurnal ilmiah yang
ditulis oleh Aziz Budi Setiawan ini juga menekankan tentang bagaimana
potensi yang dimiliki oleh bank-bank syariah di Indonesia dan
13
memberikan berbagai pemahaman dan temuannya untuk kemudian di
jabarkan sebagai strategi dalam pengembangan bank-bank syariah di
Indonesia.
5. Tulisan dari Dr. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia yang
disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI),
Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012 lalu yang berjudul Perkembangan dan
Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong
MEA 2015. Jurnal yang disampaikan oleh Dr. Halim Alamsyah ini
menyampaikan beberapa poin tentang setiap perkembangan bank-bank
syariah yang ada di Indonesia, faktor pendukungnya serta tantangan
pengembangan perbankan syariah kedepannya dalam menghadapi MEA
2015. Dr. Halim Alamsyah menjelaskan bahwa MEA merupakan sebuah
peluang besar bagi perbankan syariah Indonesia karena berbagai faktor
yang dapat menjadi indikator keberhasilan pemerintahan Indonesia serta
stackholder dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas pendahuluan dengan sub-sub yang
terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,
Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.
14
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis mengungkapkan beberapa landasan teori
yang terkait dengan judul skripsi ini, yaitu pengertian strategi,
pengertian positioning, langkah-langkah merumuskan strategi
positioning dan tantangan serta peluang dalam menghadapi MEA
BAB III PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA
Pada bab ini penulis berusaha mendeskripsikan tentang Bank
Muamalat Indonesia, sejarah awal terbentuknya, visi misinya dan
struktur organisasi
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan setiap temuan-temuan data dari
jalannya penelitian yang ada dilapangan dan juga dari studi
pustaka yang kemudian dianalisa terkait judul skripsi ini
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan,
melingkupi juga kesimpulan yang didapatkan penulis serta saran
dari penulis bagi objek penelitian.
15
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI POSITIONING DAN
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
A. Teori Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos
yang asal katanya adalah stratos yang berarti militer dan agos yang berarti
memimpin. Dalam konteks awalnyam strategi diartikan general ship atau
sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk
menaklukan musuh dan memenangkan peperangan5
. Sehingga tidak
mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi kemudian
digunakan dan menjadi popular di lingkungan militer. Namun seiring
berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan, strategi berkembang untuk
semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, social, budaya dan
agama6.
Penggunaan kata strategi sendiri dalam manajemen atau dalam
organisasi dapat diartikan sebagai kiat atau cara dan taktik utama yang
dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang
terarah pada tujuan strategi organisasi7.
5 Hari Purnomo Setiawan dan Zuelkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep
Pengantar. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.1999. h.8 6 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah. Pustaka Setia: Jakarta.
h.76 7Hadari Nawawi. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Dengan
Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Gadjah Mada Universitas Press: Yogyakarta.2000. h.147
16
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, Strategi adalah8 :
a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang dalam kondisi yang menguntungkan
c. Tempat yang baik menurut siasat perang
d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus
Sedangkan strategi menurut beberapa pakar mengemukakan strategi
adalah :
a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan9
b. Menurut Prof.Dr.A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan
utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan
atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan
mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mewujudkan tujuan tersebut10
8 Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.2002. h.1092
9 Sondang Siagian. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi.
Gunung Agung: Jakarta. 1986. h.17 10
A.M.Kardiman. Pengantar Ilmu Manajemen. Pron Hallindo: Jakarta. h.58
17
c. Menurut Onong Uchana Efendi, strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan11
d. Menurut Dr. Fuad Anshori mengatakan bahwa dalam pengertian
dasarnya strategi dan taktik adalah metode titik untuk
memenangkan suatu persaingan.12
Persaingan itu menurutnya
berbentuk pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan
memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non
mileter, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk memenangkan
suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi
hidupnya.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
a. Perumusan strategi
Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu
objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi untuk
dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap
untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu
keputusan dalam suatu proses kegiatan.
11
Onong Uchana Efendi. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya:
Bandung. h.32 12
Fuad Anshori. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia. Mizan: Bandung.1990. h.40
18
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi
kerangka kerja, diantaranya :
1) Tahap input (masukan), dalam tahap ini proses yang dilakukan
ialah meringkas informasi sebagai masukan awal. Dasar yang
diperlukan untuk merumuskan strategi
2) Tahap pencocokan, proses yang dilakukan ialah memfokuskan
pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan
memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.
3) Tahap keputusan, menggunakan ancaman teknik setelah
diproses dari input secara sasaran dalam mengevaluasi strategi
alternatif yang didefinisikan dalam tahap dua.
Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan tujuan,
artunya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang
besar dalam perjalanan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai
tujuannya.
b. Implementasi Strategi
Setelah para manajer memilih strategi yang ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan
tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat
membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unut, tingkat dan
anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerjasama dalam
pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya
19
akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi
bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan serta budaya perusahaan dan
organisasi13
.
1) Penetapan struktur organisasi
2) Mekanisme kepemimpinan
3) Budaya organisasi
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam strategi adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi
diperlukan karena keberhasilan hari ini suatu organisasi bukan
merupakan jaminan keberhasilan di masa yang akan datang. Evaluasi
strategi mungkin berupa tindakan yang komplek dan peka, karena terlalu
banyak penekanan pada evaluasi strategi yang akan merugikan suatu
hasil yang akan dicapai. Evaluasi strategi penting untuk memastikan
sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi juga perlu untuk
organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan
asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang
merangsang kreativitas. Berikut tiga macam aktivitas mendasar untuk
mengevaluasi strategi14
:
13
M. Isnam Yusanto dan M. Widjaja Kusuma. Manajemen Strategi: Perspektif Syariah.
Khairul Bayan : Jakarta. h.92 14
Amirullah dan Sari Budi Candika. Manajemn Stratejik. h.104
20
1) Meninjau faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi
dasar strategi
2) Mengukut prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan
dengan kenyataan)
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana.
B. Teori Positioning
1. Teori STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning)
Positioning merupakan langkah terakhir dari tahapan strategi pemasaran
produk yang terdiri dari segmentasi, targeting dan positioning itu sendiri.
Bagi sebuah perusahaan penting dalam mengenal seluk beluk dirinya juga
lingkungan luarnya terutama keadaan market yang menjadi tujuan suatu
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan terutama seorang marketing dapat
melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Segmentasi
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi pembeli yang
kebutuhan, karakteristik ataupun perilakunya berbeda dan mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
1) Segmentasi memiliki peran :
a) Untuk memungkinkan perusahaan lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya.
21
b) Segmentasi dapat menjadi faktor kunci untuk
mengalahkan pesaing dengan memandang sudut pasar
yang berbeda.
c) Perusahaan dapat menjadikan segmentasi dasar untuk
menentukan komponen-komponen strategi.
2) Pola-pola segmentasi pasar
Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda-beda, sehingga berpotensi menjadi pasar tersendiri. oleh
karena itu, ada beberapa pola segmentasi pasar, diantaranya :
a) Preferensi homogeny
b) Prefensi Tersebar (diffused)
c) Preferensi mengelompok (clustered)
3) Prosedur dan proses segmentasi pasar
Ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan segmentasi
pasar, yaitu :
a) Survey stage
b) Analysis stage
c) Profiling stage
b. Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi segmentasi pasarnya, selanjutnya
adalah memutuskan segmentasi mana yang akan menjadi target pasar
22
mereka. Targeting sendiri merupakan kegiatan strategi dalam
mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif.
Dalam menetapkan target market, perusahaan dapat mempertimbangkan
beberapa hal yang diantaranya adalah :
1) Memilih satu segmen saja (Single segment concentrationI)
2) Menseleksi beberapa segmen (Selective specialization)
3) Berkonsentrasi pada satu produk (Product specialization)
4) Berkonsentrasi melayani kebutuhan satu market saja (Market
specialization)
5) Melayani seluruh kelompok dengan produk yang dibutuhkan
(Full market coverage)
Selain itu menurut Philip kotler dalam bukunya, manajamen
pemasaran, ada beberapa pertimbangan tambahan yang perlu
diperhatikan diantaranya :
1) Pilihan etika atas pasar sasaran
2) Interelasi dan segmen super
3) Rencana serangan segmen per segmen
4) Kerjasama antar segmen
c. Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang tawaran
dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara
23
para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya.15
Sehingga dengan
demikian segmen konsumen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengidentifikasi posisi
pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi
pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan
itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus
menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui
perbedaan-perbedaan tersendiri.
Menurut Kotler, positioning is the act of designing the company’s
offer so that it occupies a distinct and value placed in the target
customer mind16
. Maknanya mencari posisi di dalam pasar, langkah ini
dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang di pakai.
Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan ataupun langkah-
langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan
penawaran nilai dimana konsumen di dalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
membandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan menurut Cravens, 17
15
Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing, 5th Edition,
Pearson/Prentice Hall: Sydney. .2012. h. 339 16
Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing. h. 184-208.. 17
Cravens, David W, Piercy, Nigel F.Strategic Marketing. McGraw-Hill:New
York.2012.h.255
24
keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi
pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan
pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam
meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu
dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi di atas terkandung
pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi
konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah
di dalam benak konsumen agar konsumen mempunyai brand image
khusus terhadap produk ataupun merk produk atau bahkan terhadap
perusahaan.
d. Ciri-Ciri Positioning
Apabila perusahaan menawarkan merek yang hanya meliputi
merek tunggal, secara langsung akan dapat mengembangkan strategi
kampanye. Akan tetapi untuk membantu perusahaan dalam menentukan
daya saing, maka positioning harus memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Strategis
2) Tulus ikhlas
3) Menuntun pelanggan
4) Dapat disampaikan
5) Berlapang dada
25
6) Berada di atas
7) Khusus
8) Berkelanjutan
9) Menggerakkan
10) Katalisator (sebagai perubahan)
e. Langkah-Langkah Positioning
Menurut Kotler dan Amstrong, ada tiga langkah dalam menentukan
strategi positioning18
, yaitu:
1) Mengidentifikasi perbandingan keunggulan bersaing yang
akan digunakan sebagai pondasi positioning
2) Memilih dan mengkomunikasikan keunggulan yang tepat
agar dapat bersaing
3) Memilih sebuah strategi positioning untuk keseluruhan
Sedangkan menurut Fred R. David, yang harus dilakukan sebelum
menentukan positioning adalah :
1) Mengidentifikasi segmentasi dan targeting yang relevan
2) Merumuskan poin-poin difirensiasi dari pesaing
3) Menetapkan keunggulan kompetitif produk19
Sejak awal, pemasaran memiliki peranan yang sangat menentukan
karena pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen
18
Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P. Principles of Marketing. h. 201-208 19
Fred R. David. Strategic Management : Concepts & Cases. Prentice-Hall, Inc. Upper
Addle River: New Jersey.2009.h.301
26
dan konsumen. Setiap kegiatan pemasaran tidak dapat dipisahkan dari
rangkaian kegiatan usaha perusahaan karena terdapat banyak begian-bagian
yang harus dimengerti serta dilaksanakan oleh seorang marketing. Dan
itulah gunanya teori STP ini, mengenal seperti apa perusahaan dan seperti
apa pasar yang menjadi tujuan perusahaan.
C. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
1. Latar Belakang Dan Motivasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015
Pada pertemuan ASEAN bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina, para
pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat suatu inisiatif ambisius
untuk mengintegrasikan perekonomian mereka dan membangun
Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada
tahun 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini sebelumnya
direncanakan untuk didirikan pada tahun 2020 sesuai keputusan para
pemimpin ASEAN pada pertemuan tahun 2003 di Bali. Motivasi utama
pada awalnya adalah kebutuhan akan integrasi yang semakin dalam dari
ekonomi regional agar perekonomian negara-negara ASEAN mampu
berkompetisi dalam suatu dunia baru dimana Cina dan India sedang dan
akan tetap tumbuh pesat. MEA diinspirasikan akan berwujud suatu pasar
dan basis produksi tunggal, suatu area perekonomian yang sangat
kompetitif, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang sejajar
dan suatu klub perekonomian yang mampu berintegrasi secara penuh
27
dengan perekonomian global. Untuk mencapai tujuan tersebut, cetak biru
(blue print) MEA diluncurkan pada pertemuan pemimpin ASEAN di
Singapura pada November 2007. Cetak biru (blue print) ini dimaksudkan
sebagai peta jalan (roadmap) yang memang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan MEA pada 2015. Risalah cetak biru (blue print)
ini berisi rencana aksi, target dan kurun waktu implementasi sebagai
inisiatif ekonomi menuju terwujudnya MEA.
2. Tujuan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Implikasi yang mudah dipahami dari pemberlakuan MEA 2015
bermuara pada suatu kawasan yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam
ekonomi global. Pemberlakuan MEA tersebut membuka peluang melalui
besarnya potensi market size Asia Tenggara. Tiap produsen di berbagai
negara ASEAN akan mendapatkan market size yang lebih luas serta
peluang investasi yang semakin deras mengalir pada sejumlah negara.
Menurut mantan gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah
pada pertemuan tahunan perbankan tahun 200820
, ada beberapa tujuan
dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diantaranya
adalah :
20
Pidato Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, “meretas jalan stabilitas, mengawal pembangunan ekonomi negeri” 18 Januari 2008 dalam Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kurniawan, Oki Hermansyah. “Integrasi Ekonomi Regional”. Hlm. 4
28
a. Bebasnya pergerakan faktor produksi, baik itu physical capital
yang bergerak melalui financial investment, maupun modal
sumber daya manusia melalui berpindahnya skilled labor.
b. Terciptanya konfigurasi baru dari distribusi produksi
perekonomian intra-ASEAN.
3. Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Membangun suatu pasar dan basis produksi tunggal ASEAN, sesuai
dengan cetak biru (blue print) MEA, mengharuskan terwujudnya terlebih
dahulu aliran bebas barang, jasa, investasi, modal dan juga tenaga kerja
terdidik. Untuk mencapai hal tersebut, 12 sektor prioritas telah dipilih
sebagai katalis dimana sektor-sektor ini akan menjalankan sejumlah
agenda integrasi jalur cepat. Ke 12 sektor prioritas ini adalah elektronik,
teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, produk-produk berbasis
kayu, automotif, produk-produk berbasis karet, tekstil dan apparel,
produk-produk berbasis pertanian, perikanan, transportasi udara,
pariwisata dan logistik.21
Secara konsep, MEA dimaksudkan untuk dapat
menyerupai pasar tunggal ala Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, masih
dibutuhkan sejumlah tindakan untuk meniadakan berbagai halangan dan
diskriminasi terhadap pemasok barang, jasa dan faktor produksi yang
berasal dari negara-negara ASEAN sendiri. ASEAN masih
21
Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kurniawan, Oki Hermansyah. “Integrasi Ekonomi Regional, Mobilitas Faktor Produksi Serta Peran Otoritas Moneter”. Desember 2007 Hlm. 3
29
membutuhkan jalan panjang untuk mencapai suatu pasar tunggal. Untuk
melaksanakan hal tersebut dibutuhkan perubahan fundamental dari segi
pemikiran oleh para pembuat kebijakan ekonomi ASEAN, terutama dari
segi bagaimana mereka memandang integrasi ekonomi kawasan.
Implementasi yang relatif berhasil dari AFTA (liberalisasi perdagangan
kawasan) telah menjadi berbagai isu terkait mobilitas faktor produksi
yang berada pada agenda utama program-program implementasi MEA.
Yang perlu diingat kembali adalah integrasi ekonomi kawasan akan
menghasilkan distribusi ekonomi yang bergantung dari distribusi faktor
produksi baik kapital fisik maupun sumber daya manusia (human
capital) tiap negara.22
Oleh karena itu penting bagi Indonesia khususnya memperkuat
pasar dalam negerinya. Karena ketika pasar domestik cukup kuat, berarti
konsumen yang ada akan tetap menggunakan produk lokal tanpa beralih
ke produk luar. Begitu pula dengan sumber daya manusianya.
4. Pandangan Hukum Islam Tentang MEA
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN seperti yang telah
diterangkan sebelumnya adalah pengintegrasian kegiatan perekonomian
regional ASEAN atau secara singkat merupakan kegiatan perdagangan
luar negeri secara bebas atau pasar bebas (free trading) tingkat ASEAN.
Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-Baqarah:275
22
Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kurniawan, Oki Hermansyah. “Integrasi Ekonomi Regional”. Hlm 17
30
الذين يأكلون الربا لا ي قومون إلا كما ي قوم الذي ي تخبطو الشيطان من المس ذلك بأن هم قالوا إنما الب يع مثل
الربا ل اا الب يع رم الربا فمن جاءه موعظة من ربو فان ت هى ف لو ما سلف مره إلى اا من عاد فأ لئك صحاب النار ىم
ها ال ن في
Yang artinya : orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak boleh ada bahaya dan dhirar di
dalam Islam” (H.R Ibn Majah)
Pada masa awal masa kepemimpinan Rasulullah SAW di mekkah,
beliau pernah berinisiatif menghapuskan semua bea masuk dan dalam
banyak perjanjian dengan berbagai suku menjelaskan hal tersebut untuk
31
mempercepat peningkatan perdagangan walaupun dengan membebankan
pendapatan negara ketika itu.23
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan luar
negeri tersebut hukumnya adalah mubah.24
Perdagangan luar negeri
dalam islam hanya bisa dilakukan dengan beberapa syarat:
a. Penduduk dalam negeri harus dipenuhi kebutuhannya dari
komoditi yang diperdagangkan ke luar negeri
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi negara, baik negara asal
maupun negara tujuan
c. Tidak diperuntukkan untuk menunjang permusuhan dengan
kaum muslim
d. Komoditi yang diperdagangkan baik secara fisik maupun
sifatnya tidak haram.25
Selama hal tersebut tidak melanggar ajaran Islam, tidak ada perjanjian
yang dilanggar dan tidak ada pihak yang dirugikan, MEA diperbolehkan.
Hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan tentang mana yang lebih
baik dan mana yang buruk. Misalnya karena untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi globalisasi ekonomi kedepannya.
23
Adimarwan Azwar Karim. Sejarah Ekonomi Islam. 2001.IIIT:Jakarta.h.51-52 24
Dikutip dari http://ninaaka.wordpress.com/2014/08/19/ilusi-kesejahteraan-melalui-mea-2015/ 25
Taqyudiin An Anbhani. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif : Perspektif Islam. Risalah Gusti: Surabaya.2007. h.326-338
32
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Bank Muamalat
Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-20 Agustus
1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah Nasional IV
Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990
yang diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan bank
murni syariah pertama di Indonesia. Realisasinya dilakukan pada 1 November
1991 yang ditandai dengan penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 1
November yang dibuat oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan izin menteri
kehakiman Nomor C2.2413.T.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 28 April 1992 Nomor 34.26
Pada saat penandatanganan akte pendirian ini diperoleh komitmen dari
berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp 84 miliar.27
Kemudian dalam
acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan dana dari
masyarakat Jawa Barat senilai Rp 106 miliar sebagai wujud dukungan mereka.
Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan surat Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November 1991 serta izini
26
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013 27
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
33
usaha yang berupa Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992, Bank Muamalat mulai beroperasi
pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. pada 27 Oktober 1994,
Bank Muamalat mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank
Devisa.
Beberapa tahun yang lalu, Indonesia dan negara di Asia Tenggara pernah
mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional yang
menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat
pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998, angka non performing
financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah
hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.
Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era baru
dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di
Jeddah, Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham luar negeri yang
resmi diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 21 Juni
1999.28
Pada tahun 2009 Bank Muamalat memulai proses transformasi salah
satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di Kuala
Lumpur, Malaysia dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-satunya dari
28
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
34
Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia.29
Dan pada tahun 2012
tepat pada milad yang ke-20, Bank Muamalat meluncurkan logo baru
(rebranding) dengan tujuan menjadi bank syariah yang Islamic, Modern dan
professional.
Proses transformasi yang dijalankan Bank Muamalat membawa hasil yang
positif dan signifikan terlihat dari asset Bank Muamalat yang tumbuh dari tahun
2008 sebesar Rp 12,6 triliun menjadi Rp 55 triliun di tahun 2013.30
Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan kepada 3,9 juta nasabah
melalui 456 kantor layanan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia dan
didukung oleh jaringan layanan di lebih dari 4.000 outlet system online payment
point (SOPP) di PT. Pos Indonesia dan 1.483 Automated Teller Machine
(ATM).31
Untuk memantapkan aksesibilitas nasabah, Bank Muamalat telah
meluncurkan Shar-e Gold yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas biaya
di jutaan merchant di 170 negara. Shar-e Gold meraih predikat sebagai Kartu
Debit Syariah Berteknologi Chip pertama di Indonesia oleh museum rekor
Indonesia (MURI).
Bank Muamalat merupakan satu-satunya bank syariah yang berekspansi ke
luar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia.32
29
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
30 Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
31 Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
32 Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal
2 September 2014Hasil wawancara dengan
35
Nasabah dapat memanfaatkan jaringan Malaysia Electronic Payment System
(MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari 2.000 ATM di Malaysia. Sebagai
Pelopor perbankan syariah, Bank Muamalat selalu berkomitmen untuk
menghadirkan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan mudah dijangkau
bagi masyarakat hingga ke berbagai pelosok Nusantara. Bukti komitmen
tersebut telah mendapat apresiasi dari pemerintah, media massa, lembaga
nasional dan internasional, serta masyarakat luas dengan perolehan lebih dari
100 penghargaan bergengsi selama 5 tahun terakhir.33
B. Visi Misi, dan Budaya Kerja Bank Muamalat
1. Visi (Vision) Bank Muamalat:
Menjadi Bank Syariah Utama di Indonesia, dominan di pasar
spiritual dan dikagumi di pasar rasional. (To become the premier sharia
bank in Indonesia, dominant in the spiritual market and admired in the
rational market.)
2. Misi (Mission) Bank Muamalat:
Menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada
seluruh pemangku kepentingan. (To become a role model among the
world’s sharia financial institutions, emphasizing in entrepreneurial
33
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
36
spirit, managerial excellence and innovative investment orientation to
maximize value for stakeholders.)
3. Budaya Perusahaan (Corporate Culture):
Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai
yang tertanam dan ditumbuh kembangkan oleh individu serta positioning
perseroan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus digerakkan
dengan system akhlak dan akidah sesuai dengan prinsip syariah.
Bank Muamalat menjunjung praktik kejujuran sejak awal rekrutmen,
serta larangan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari para
nasabah dan mitra kerja. Selain itu Bank Muamalat juga sangat tegas
dalam menyikapi risiko reputasi yang ditimbulkan karyawan akibat
perilaku yang tidak sesuai dengan tatanan budaya, etika dan hukum.
Penilaian kinerja terhadap karyawan mengacu kepada scoreboard
berdasarkan aspek-aspek financial dan kepatuhan. Pengangkatan staf dan
pejabat yang akan memangku jabatan harus melalui prosesi sumpah
jabatan secara lisan dan tertulis tentang pernyataan tujuh perilaku
sebagai pedoman perilaku (code of conduct) yang harus dipertanggung
jawabkan dengan janji untuk34
:
a. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan
34
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
37
b. Memegang teguh rahasia bank dan perusahaan
c. Tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun terkait tugas dan
jabatan
d. Menjunjung kehormatan perusahaan dan karyawan
e. Bekerja sesuai dengan prinsip syariah
f. Berpegang teguh pada akhlak islam dalam menjalani kehidupan
sehari-hari
g. Bertanggung jawab terhadap kesalahan dan pelanggaran yang
dilakukan Bank Muamalat, senantiasa menjunjung tinggi etika bisnis
yang berorientasi kepada kemasiahatan, khususnya kepuasan
nasabah dan segenap pemangku kepentingan.
C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Bank Muamalat
Prinsip-prinsip mengenai tata kelola perusahaan secara Islami (Syariah) dan
sesuai dengan praktek-praktek terbaik yang berlaku di perbankan nasional
maupun internasional serta nilai-nilai yang ada di Bank Muamalat, merupakan
dasar bagi Perseroan untuk terus berupaya menjadi Bank terbaik dalam
penerapan GCG selama ini.
Adapun nilai-nilai dimaksud tercermin dari aspek-aspek sebagai berikut 35
:
1. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang material dan relevan serta mudah diakses oleh setiap orang
yang berkepentingan. Keterbukaan tidak hanya mengungkapkan informasi
35
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
38
yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal
penting dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan ketentuan
syariah, tanpa mengurangi kewajiban Bank untuk memenuhi ketentuan
kerahasiaan organisasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Akuntabilitas (Accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggung jawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif. Manajemen Bank Muamalat harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan pelaku bisnis dengan tetap
memperhitungkan kepentingan para pemangku kepentingan
3. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
pengelolaan Bank yang sehat, serta melaksanakan kewajiban/tanggung
jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya
4. Profesional (professional) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
obyektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen),
bebas dari benturan kepentingan serta memiliki komitmen yang tinggi
untuk mengembangkan Bank Muamalat.
5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak pemangku kepentingan berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kesetaraan mengandung unsure
kesamaan perlakuan dan kesempatan, sehingga tidak diperbolehkan
39
membedakan antara satu nasabah/seseorang dengan nasabah/orang yang
lainnya.
6. Sikap Kepedulian (social Awarness) yaitu rasa peduli kepada masyarakat
yang kurang beruntung dan lingkungan, yang dilakukan dengan berbagai
bentuk kegiatan kemanusiaan dan sosial sebagai wujud dari pertanggung
jawaban sosial Bank Muamalat kepada masyarakat dan lingkungan.
D. Struktur Dan Mekanisme Tata Kelola Bank Muamalat
Sesuai dengan addendum I Surat Keputusan Direksi mengenai struktur
organisasi Bank Muamalat dengan No. 051/DIR/KPTS/IV/2012 yang disahkan
tanggal 12 Juni 2012 dan dilakukan penyempurnaan melalui Surat Keputusan
nomor 039 / DIR/ KPTS / II/ 2013 dan Surat Keputusan nomor 042 / DIR/
KPTS/ II/ 2013 mengenai penyempurnaan struktur dibawah corporate Banking
Directorate, dibawah Finance & Operations Drectorate dan dibawah Area
Management maka struktur organisasi Bank Muamalat terdiri dari Presiden
direktur sebagai pimpinan tertinggi. Di bawahnya terdapat 4 direktur lainnya
yakni direktur kepatuhan & manajemen risiko, direktur bisnis ritel, direktur
bisnis korporasi dan direktur keuangan dan operasional yang membawahi
beberapa divisi dibawahnya. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi
Bank Muamalat dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 1.
40
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Positioning Bank Muamalat
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia dan bank
syariah independen terbesar di Indonesia berdasarkan total asset. Sejak
kehadirannya pada 27 Syawwal 1412 Hijriah, Bank Muamalat telah membuka
pintu kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan bank syariah.
Kehadiran Bank Muamalat tidak hanya untuk memposisikan sebagai bank
pertama murni syariah, namun dilengkapi dengan keunggulan jaringan Real
Time On Line terluas di Indonesia. Saat ini Bank Muamalat memberikan
layanan melalui 312 gerai yang tersebar di 33 provinsi, didukung jaringan lebih
dari 3.800 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, serta merupakan satu-
satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia.36
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pada 30 Juni 2013,
Bank Muamalat memiliki 21,93% dari total asset seluruh bank Syariah,
termasuk Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional di Indonesia.37
Pada 30
Juni 2013, Bank Muamalat memiliki total jumlah asset sebesar Rp 47.959 miliar,
total pembiayaan sebesar Rp 38.107 miliar, dengan total jumlah rekening
36
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
37 PROSPEKTUS Bank Muamalat
41
pembiayaan sebesar 193.100 rekening dan total DPK sebesar Rp 35.996 miliar
yang terdiri dari 3.763.557 rekening DPK.
Kegiatan usaha Bank Muamalat terbagi atas dua divisi utama yaitu
corporate banking dan retail banking. Divisi corporate banking fokus kepada
korporasi, nasabah komersial dan small medium enterprise (SME) dan nasabah
upper SME untuk produk pembiayaan, trade finance, remitasi, layanan investasi
serta nasabah lower SME untuk pembiayaan, termasuk pembiayaan mikro dan
produk deposito. Bank Muamalat memiliki 158.773 nasabah retail. 31,907
nasabah SME dan 2.420 nasabah corporate, pada tanggal yang sama, sebesar
45% pembiayaan perseroan ditujukan untuk corporate banking sedangkan
54,5% ditujukan kepada nasabah retail perseroan.
Berdasarkan data pada tahun 2012-2013, angka pertumbuhan aset Bank
Muamalat juga menunjukkan angka yang cukup signifikan. Di tahun 2012, Bank
Muamalat mencatatkan asset sebesar 44.854.413 miliar menjadi 54.694.021
miliar di tahun 2013.38
Dengan demikian Bank Muamalat mencatat
pertumbuhan asset sebesar 21,94%. Angka ini memang sedikit menurun dari
tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 12.374.906 miliar.
Menurut Bank Indonesia dalam Laporan Perkembangan Perbankan Syariah
tahun 2013, pertumbuhan perbankan syariah yang relatif masih cukup tinggi jika
dibandingkan perbankan secara umum maupun keuangan syariah secara global
ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan,
38
Annual Report Bank Muamalat 2013
42
membuktikan perbankan syariah nasional mampu mempertahankan eksistensi
dan perkembangannya dalam menghadapi situasi perekonomian, walaupun
memiliki tantangan antara lain dari segi SDM, produk, jaringan dan permodalan
jika dibandingkan perbankan konvensional maupun perbankan syariah global.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BI, kondisi perekonomian yang
kondusif berdampak positif terhadap perkembangan syariah. Secara nasional,
volume usaha perbankan syariah yang terdiri atas bank umum syariah (BUS),
unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)
meningkat 34% (yoy) dari posisi Rp 149 triliun pada tahun 2011, menjadi 199,7
triliun pada tahun 2012 (Grafik 1.1).39
Laju pertumbuhan volume usaha tersebut
lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (48,6% yoy) dan terutama dialami
oleh kelompok BUS.
Grafik 1.1
Perkembangan Asset Perbankan Syariah
39
LPPS 2013
Sumber: LPPS Bank Indonesia Tahun 2013
43
Sebagai sebuah bank persero, Bank Muamalat menyadari bahwa dengan
strategi yang tepat dan selalu menjalankan prinsip syariah, Bank Muamalat akan
terus dapat bersaing dan memberikan yang terbaik dari segi kinerja dan layanan
dimasa yang sekarang dan yang akan datang. Dalam mempersiapkan diri untuk
menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Bank Muamalat terus
mengupayakan diri secara serius dan intensif dalam mengoptimalisasikan model
bisnis dan memfokuskan segmen bisnis untuk memperkuat penetrasi pasar.
Bank Muamalat juga akan didorong untuk menjadi bank syariah pilihan melalui
pemeliharaan budaya kerja yang positif, didukung dengan produk baru dan
inovatif, pemenuhan terhadap aspek syariah sebagai nilai lebih, platform
teknologi yang mendukung fokus bisnis dan optimal melayani kebutuhan
nasabah.
Sebelum masuk ke dalam strategi positioning Bank Muamalat, penulis akan
menjabarkan tentang segmentasi dan targeting pasar dari Bank Muamalat.
Karena tanpa keduanya, positioning tidak akan bisa ditentukan dengan mudah.
1. Segmentation (segmentasi)
Anne Moore (presiden perusahaan konsultan bank) berpendapat
“You‟re dead in the water if you aren‟t segmenting the market”.40
artinya tanpa melakukan segmentasi market atau pasar, perusahaan akan
masuk dunia yang entah berantah tanpa tahu kondisinya.
40
Fred R. David. Strategic Management: Concepts & Cases. Hlm.301
44
Bank Muamalat membangun segmentasi nasabahnya berdasarkan
Behavioral atau kebiasaannya. Yakni mereka yang Rasional dan
Emosional.41
Nasabah atau calon nasabah rasional biasanya lebih
memikirkan tentang untung rugi. Mereka akan memikirkan benefit apa
yang akan mereka terima jika membuka rekening di Bank Muamalat,
apakah lebih baik dari yang lain atau tidak. Sementara itu bagi nasabah
atau calon nasabah emosional, mereka terikat dengan keagamaan.
Maksudnya adalah mereka mengetahui dan memahami hukumnya riba
serta mereka tahu bahwa bunga merupakan bagian dari riba yang haram.
2. Targeting
Langkah selanjutnya adalah targeting. Bank Muamalat menargetkan
kelompok masyarakat yang akan dijadikan prioritas. Dari hasil
wawancara penulis, didapatkan bahwa Bank Muamalat menargetkan
kedua kelompok masyarakat yang disebutkan diatas. 42
Dengan jumlah
prosentase sebesar 80% kepada nasabah rasional dan 20% nasabah
emosional. Hal ini karena untuk menarik minat nasabah rasional akan
lebih membutuhkan penempatan sumber daya lebih besar ketimbang
nasabah rasional. Selain itu berdasarkan diferensiasi segmen, kebutuhan
kedua segmentasi nasabah memiliki perbedaan.
41
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
42 Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal
2 September 2014
45
3. Positioning
Langkah selanjutnya dan terakhir barulah penulis menentukan
positioning dari Bank Muamalat. Dalam melakukan positioning, ada
beberapa tahapan yang dilakukan yaitu:
a. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin
Sebagai pelopor dan menjadi Bank pertama yang berasaskan
Syariah, Bank muamalat secara historis memiliki deposito
nasabah sebagai sumber pembiayaan terbesar dengan porsi 62%
dari total pinjaman per juni 2013.43
Berikut adalah beberapa
keunggulan dari Bank Muamalat :
1) Institusi Perbankan Syariah terkemuka di Indonesia
2) Jaringan distribusi yang tersebar di seluruh provinsi dan
kota besar di Indonesia
3) Portofolio pembiayaan yang terdiversifikasi dengan
rekam jejak yang kuat pada segmen korporasi dan
didukung oleh focus pertumbuhan pembiayaan pada
segmen SME dan consumer
4) Kegiatan operasional yang didukung oleh manajemen
risiko dan Teknologi Informasi yang terus diperbaharui
43
PROSPEKTUS PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk
46
5) Rekam jejak transformasi kegiatan usaha yang telah
terbukti dengan baik melalui kepemimpinan Tim
manajemen berpengalaman
Dalam sebuah persaingan atau dalam perlombaan, Bank
Muamalat dituntut agar dapat bertahan di segala kondisi. Dan
dalam mempertahankan serta meningkatkan keunggulan yang
dimiliki, Bank Muamalat menerapkan strategi usaha sebagai
berikut :
1) Meningkatkan brand image atas produk dan layanan serta
meningkatkan proses operasional dalam mendukung
perkembangan ke depan
2) Meningkatkan profitabilitas dengan focus pada
pertumbuhan yang tinggi pada segmen retail banking dan
corporate banking
3) Meningkatkan jaringan distribusi untuk meningkatkan
sumber dana dengan biaya rendah (low cost funding) dan
peningkatan penjualan produk
4) Fokus pada manajemen sumber daya manusia untuk
meningkatkan kapabilitas sumber daya insani
5) Peningkatan kualitas asset melalui budaya prudent risk
management.
47
b. Memilih keunggulan yang tepat
Bank Muamalat memiliki rencana strategis yang berjangka
panjang dalam memanfaatkan keunggulannya.44
Dan pada tahun
2013-2015 Bank Muamalat menerapkan strategi peningkatan
pangsa pasar yang mengoptimalisasikan model bisnis dan
memfokuskan segmen bisnisnya. Pada tahapan ini Bank
Muamalat berkonsentrasi pada peningkatan kinerja dan layanan
terhadap nasabah yang didukung dengan sumber daya yang
memelihara budaya kerja yang positif serta didukung dengan
produk baru yang inovatif. Selain itu pemenuhan terhadap aspek
syariah sebagai nilai lebih serta platform teknologi yang terus
mengalami peningkatan mendukung focus bisnis dan optimal
dalam melayani kebutuhan nasabah.
c. Mengkomunikasikan dan menyampaikan keunggulan kepada
pasar
Dalam mengkomunikasikan keunggulan yang dimiliki, Bank
Muamalat haruslah menentukan strategi yang tepat agar apa yang
ingin disampaikan tercapai sesuai dengan target yang diinginkan.
Oleh karena itu, Bank Muamalat memiliki strategi-strategi dalam
mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya
kepada segmen-segmen pasar yang telah dikelompokkan
44
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013
48
sebelumnya yakni segmen nasabah rasional dan segmen nasabah
emosional. Dengan berbagai alat bantu atau media-media tertentu,
Bank Muamalat berusaha untuk mengembangkan serta
meningkatkan jumlah nasabahnya.
Dalam mengkomunikasikan keunggulannya, Bank
Muamalat membagi strategi berdasarkan segmentasi pasar yang
telah dilakukan berikut adalah strateginya :
1) Segmen nasabah rasional
Untuk mengkomunikasikan keunggulan pada nasabah
rasional, Bank Muamalat melakukan berbagai assessment
yang bertujuan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh nasabah tersebut dan apa yang bisa diberikan oleh
Bank Muamalat kepada nasabah tersebut.45
Hal ini
dikarenakan nasabah rasional lebih mementingkan benefit
yang diterimanya ketimbang pertimbangan hukum agama.
2) Segmen nasabah emosional
Sementara untuk segmen nasabah emosional Bank
Muamalat mengandalkan media-media dakwah seperti
melalui masjid ataupun majelis taklim.46
Hal ini
dikarenakan nasabah emosional hanya membutuhkan
45
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
46 Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo
49
sedikit dorongan untuk membuka rekening di bank
syariah, terutama Bank Muamalat. Hal ini dikarenakan
pada segmen nasabah emosional yang menjadi
pertimbangan utama mereka adalah tentang riba yang di
dalam Al-Qur’an disebutkan haram dan bunga dari bank
konvensional merupakan bagian dari riba itu sendiri.
B. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015
1. Mengidentifikasi Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Peluang
Bank Muamalat dalam menyongsong MEA 2015
Dalam menghadapi MEA Bank Muamalat telah mempersiapkan
dirinya dengan memperbaiki, meningkatkan serta mengembangkan
pelayanan dan kinerjanya sehingga memiliki beberapa keunggulan
yang bisa menjadikan mereka sebagai kompetitor yang kuat. Berikut
keunggulan dan kelemahannya :
a. Keunggulan (strenght)
1) Merupakan institusi perbankan syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia
2) Jaringan distribusi yang tersebar di seluruh provinsi dan
kota besar di Indonesia
3) Portofolio pembiayaan yang terdiversifikasi dengan
rekam jejak yang kuat pada segmen korporasi dan
50
didukung oleh fokus pertumbuhan pembiayaan pada
segmen SME dan konsumer
4) Kegiatan operasional yang didukung oleh Manajemen
Risiko dan Teknologi Informasi yang terus diperbaharui
5) Rekam jejak transformasi kegiatan usaha yang telah
terbukti dengan baik melalui kepemimpinan tim
manajemen berpengalaman
6) Memiliki pusat pelatihan dan pengembangan SDI
tersendiri
7) Menjadi bank syariah terbaik dalam hal pelayanan dan
kinerja keuangan
b. Kelemahan (weakness)
1) Sulitnya memenuhi gap antara kebutuhan marketing
dengan jumlah calon nasabah
2) Masih kurangnya tenaga SDI yang mengerti dan paham
betul tentang produk-produk syariah
3) Belum maksimalnya dalam mengenalkan dan
memasarkan produk-produk kepada masyarakat luas
4) Kurangnya inovasi dalam membuat produk-produk baru
5) Tidak terlalu kuat menanamkan brand image di dalam
produl-produknya kepada masyarakat
51
Pada peta strategi pengembangan usaha yang disusun oleh Bank
Muamalat, periode 2013-2015 merupakan tahun dimana strategi
untuk mengoptimalisasikan model bisnis dan memfokuskan segmen
bisnis guna memperkuat penetrasi pasar.47
Tahapan tersebut
merupakan tahapan awal dari aspirasi untuk menjadi leader di
industry perbankan syariah dari sisi kinerja dan layanan. Bank
Muamalat juga akan didorong untuk menjadi bank syariah pilihan
melalui pemeliharaan budaya kerja yang positif, didukung dengan
produk baru yang inovatif, pemenuhan terhadap aspek syariah
sebagai nilai lebih, platform teknologi yang mendukung fokus bisnis
dan optimal melayani kebutuhan nasabah. Upaya tersebut akan
dilakukan secara serius dan intensif oleh Bank Muamalat terutama
ditujukan untuk meningkatkan daya saing mereka demi
menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sebagian pihak mengkhawatirkan hadirnya kesepakatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sebagai sebuah ancaman
karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari
negara lain. Kekhawatiran tersebut menurut Deputi Gubernur Bank
Indonesia Dr. Halim Alamsyah48
tidak beralasan jika memang
perbankan syariah Indonesia mampu menunjukkan daya saing
47
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013 & Wawancara dengan Bapak Yudi Susworo 48
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015 Oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Halim Alamsyah
Disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012
52
(competitiveness) yang tinggi. Meskipun begitu, Bank Muamalat
tetap percaya diri menghadapi MEA 2015.49
Apakah industri
perbankan syariah Indonesia siap menghadapi MEA 2015?
Bagaimana dengan kesiapan Bank Muamalat menghadapi MEA
2015?
Faktanya bank syariah terbesar di Indonesia saat ini saja baru
mampu membukukan aset sekitar US$5,4 miliar sehingga belum ada
yang masuk ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di
dunia (tabel 1 Lampiran 6). Sementara tiga bank syariah Malaysia
mampu masuk ke dalam daftar tersebut. Hal ini menjadi bukti serta
menunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia masih
kalah dengan bank syariah Malaysia yang akan menjadi kompetitor
utama. Belum tercapainya skala ekonomi tersebutlah yang membuat
operasional bank syariah di Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian
besar bank syariah di Indonesia masih dalam tahap ekspansi yang
membutuhkan biaya investasi infrastruktur yang cukup signifikan.
Namun demikian, bank syariah di Indonesia lebih profitable
dibandingkan dengan bank syariah di Malaysia maupun kawasan
timur tengah, karena menurut Dr. Halim Alamsyah, return on asset
(ROA) dan return on equity (ROE) bank syariah Indonesia rata-rata
lebih tinggi. Tak heran jika banyak investor asing yang tertarik untuk
49
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal
2 September 2014
53
mendirikan atau membeli bank syariah di Indonesia. Profitabilitas
yang tinggi ini tentunya akan mempercepat akselerasi pertumbuhan
aset bank syariah di Indonesia sehingga dapat mencapai skala
ekonomi yang efisien.
Kelemahan lain dalam menghadapi MEA 2015 adalah
diferensiasi produk keuangan syariah yang dinilai masih kurang. Hal
ini disebabkan oleh faktor bisnis model industri yang lebih fokus
pada pemenuhan kebutuhan di sektor riil dan sangat menjaga
„maqasid syariah‟. Kekurangan instrumen di pasar keuangan syariah
tersebut berdampak pada pengelolaan likuiditas perbankan syariah
yang masih sedikit sekali portofolio penempatan pada instrumen
sukuk. Hal ini menyebabkan pengembangan pasar keuangan syariah
menjadi terkendala dan mekanisme self adjustment menjadi kurang
optimal.
Ketersediaan instrumen pengelolaan likuiditas menjadi sangat
penting dalam mencegah terjadinya krisis yang berkelanjutan pada
industri keuangan syariah. Agar jangan sampai kekurangan
instrumen keuangan syariah tersebut diisi oleh instrumen dari negara
lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi pasar keuangan dan
perbankan syariah domestik, para pakar dan pihak perbankan syariah,
khususnya pihak Bank Muamalat harus melakukan inovasi produk
keuangan syariah.
54
Kendala lainnya yang perlu mendapat perhatian serius adalah
upaya untuk memenuhi gap Sumber daya insani dari tenaga kerja
domestik agar tidak diisi oleh tenaga kerja asing. Perlu disadari
bahwa salah satu butir kesepakatan dalam MEA 2015 adalah
freedom of movement for skilled and talented labours. Hal ini
merupakan tantangan yang serius, mengingat pusat-pusat pendidikan
dan pelatihan keuangan dan perbankan syariah berada di luar negeri.
Bank Muamalat sendiri telah memiliki pusat pendidikan dan
pelatihan perbankan syariah untuk mencetak tenaga ahli guna
memenuhi gap tersebut.50
Melalui Muamalat Institute, Bank
Muamalat turut berperan dalam menyediakan tenaga ahli yang
dibutuhkan oleh industri perbankan syariah sehingga strategi ‘link
and match‟ dapat dijalankan.
Dari penjelasan di atas, maka peluang dan ancaman yang ada
bagi Bank Muamalat adalah :
c. Peluang (opportunity)
1) Merupakan yang pertama dan satu-satunya Bank Syariah
Indonesia yang memiliki cabang di luar negeri
2) Market yang dituju menjadi lebih besar dan beragam
50
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
55
3) Semakin meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat
untuk bertransaksi dengan menggunakan jasa perbankan
syariah
4) Kondusifnya kegiatan ekonomi di Indonesia
5) Dukungan dari pemerintah dengan pengesahan beberapa
produk perundangan yang memberikan kepastian hukum
dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah
d. Ancaman/tantangan (treatment)
1) Faktor bahasa yang membuat sulit untuk ekspansi ke luar
negeri
2) Kebijakan pemerintah setempat dalam melindungi pasar
domestiknya
3) Masih kurangnya tenaga ahli terkait perbankan syariah
baik secara kuantitas maupun kualitas
4) Semakin banyaknya kompetitor, namun target untuk
pasar domestik tetap
5) Keterbatasan dalam mengeksplorasi produk karena aspek
syariahnya.
2. Menentukan Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA
2015
Setelah mengetahui keunggulan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman
56
(treatment) Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015. Saatnya
penulis mengaplikasikan semuanya untuk menentukan strategi
positioning mana yang cocok bagi Bank Muamalat nantinya.
MATRIKS SPACE
Kekuatan Keuangan (FS)
No. Keterangan Rate
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertumbuhan aset mencapai angka 21.94% selama periode
2012-2013
Tingkat ROE (Return on Equity) mencapai level 32,87% pada
tahun 2013
Laba Bersih Bank adalah 475.85 miliar Rupiah atau naik
sebesar 22,20% dan total meningkat 75,47% selama periode
2009-2013
Pendapatan pengelolaan dana naik menjadi 4.352,25 miliar
rupiah dari 2.980,14 miliar ditahun sebelumnya.
Pembiayaan meningkat total menjadi 41,787 miliar rupiah
Dana pihak ketiga mengalami perlambatan pertumbuhan
meskipun tetap naik menjadi 41,791 miliar rupiah
2.0
3.0
3.0
4.0
3.0
3.0
TOTAL 18.0
57
Kekuatan Industri (IS)
No Keterangan Rate
1.
2.
3.
Deregulasi mengeluarkan perundangan yang memberikan
kepastian hukum
Meningkatnya aktivitas pasar keuangan syariah
Penerbitan sukuk oleh pemerintah sebagai implementasi dari
UU sukuk menambah outlet penempatan dana perbankan
syariah dalam rangka pengelolaan likuiditas
6.0
6.0
4.0
TOTAL 16.0
Stabilitas Lingkungan (ES)
No Keterangan Rate
1.
2.
3.
Pemberlakuan UU No.42 tahun 2009 merupakan tax neutrality
atas transaksi murabahah yang dilakukan, dimana sebelumnya
dikenakan pajak dua kali (double tax) sangat merugikan.
Negara-Negara di ASEAN masih belum terbiasa dengan
system syariah
Kurangnya instumen sebagai pengelolaan likuiditas penyebab
terjadinya krisis pada industry keuangan syariah
-4.0
-3.0
-4.0
TOTAL -11.0
58
Keunggulan Kompetitif (CA)
No Keterangan Rate
1.
2.
3.
Bank memiliki basis pelanggan yang cukup besar
Bank memiliki jaringan yang terdiri dari 81 kantor cabang
(termasuk kantor pusat operasional di Jakarta dan 1 kantor
cabang di Kuala Lumpur), 261 Cabang Pembantu, 112 Kantor
kas, 53 mobile branches dan 1.217 ATM di seluruh provinsi
dan kota besar di Indonesia
Rekam jejak transformasi kegiatan usaha yang telah terbukti
-2.0
-5.0
-2.0
TOTAL -9.0
Kesimpulan
Rata-rata ES adalah -11.0/3=-3.66 Rata-rata IS adalah 16/3 = 5.33
Rata-rata CA adalah -9.0/3 = -3.00 Rata-rata FS adalah 15.0/6 = 3.0
Koordinat Vektor Arah : Sumbu x : -3.00 + 5.33 = 2.33
Sumbu y : -3.66 + 3.0 = -0.66
Untuk melihat posisi tawar Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015,
dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar tersebut, titik koordinat strategi
positioning Bank Muamalat berada di pertemuan antara titik sumbu x dan sumbu y
(2.33, -0.66), dengan kata lain berada di Kuadran IV. Pada kuadran IV ini menurut
kotler disebut juga sebagai posisi kompetitif, yang berarti bahwa strategi yang bisa
diaplikasikan adalah :
59
a. Integrasi ke depan, ke belakang dan Horizontal (Backward, Forward,
Horizontal integration)
b. Penetrasi Pasar (Market Penetration)
c. Pengembangan Pasar (Market Development)
d. Pengembangan Produk (Product Development) 51
Maka dari itu, Bank Muamalat seharusnya menjalankan Strategi Kompetitif.
Hal ini karena dengan keunggulan yang dimiliki oleh Bank Muamalat, mereka
menjadi kompetitor yang baik dalam industri syariah yang sedang tumbuh di
Indonesia ini. Beberapa indikator yang mendukung Bank Muamalat untuk
mengaplikasikan strategi kompetitif diantaranya adalah :
51
Fred R. David. Strategic Management : Concepts & cases. h.182
Gambar 1. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam
Menhadapi MEA 2015
60
a. Industri perbankan syariah di Indonesia masih dalam masa pertumbuhan
dan akan terus tumbuh secara signifikan.
b. Pada industri perbankan syariah di Indonesia belum memiliki leader
marketnya.
c. Tingkat laba bersih dari Bank Muamalat yang tertinggi dibandingkan
perbankan syariah lainnya
d. Bank Muamalat membutuhkan capital & human resource untuk
melebarkan sayapnya di Industri syariah
e. Beberapa kompetitor dari Bank Muamalat menawarkan produk-produk
yang lebih baik dalam hal penawaran bagi-hasilnya.
C. Peluang Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015
Bank Muamalat yang pada tahun 2015 menagetkan diri untuk
meningkatkan pangsa pasar dan menjadi leader pada industri perbankan
syariah dalam kinerja dan layanan telah memperlihatkan beberapa indikator
bersaing yang baik. Baik dalam keuangan maupun dalam layanannya Bank
Muamalat berhasil meningkatkan serta mempertahankan kinerja dan
layanannya selama ini.
Dalam hal financial, pada tahun 2013 Bank Muamalat mencatatkan
peningkatan sebesar 8,925.52 miliar rupiah dalam satu tahun periode.
Sedangkat pada non-financial Bank Muamalat telah mencatatkan persentase
sebesar 1.35% Hal ini tentu menunjukkan kinerja yang baik dari Bank
Muamalat. Indikator lainnya pun menunjukkan trend yang positif.
61
Pendapatan Bank Muamalat juga mengalami peningkatan sebesar 1,372.11
miliar dari tahun 2012 lalu menjadi 4,352.25 miliar di tahun 2013. Pada
Laba bersih Bank Muamalat mencatatkan diri sebagai yang terbaik diantara
bank syariah lainnya dengan membukukan laba bersih sebesar 475.85 miliar
rupiah pada tahun
2013. Untuk
pembiayaan Bank
Muamalat pada
tahun 2013
mencapai total
41,786.96 miliar
rupiah dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat mencapai 41,791.04
miliar rupiah di tahun yang sama.
Bukan hanya pada kinerja keuangan dan perbankan Bank Muamalat
mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi pada bagian pelayanan juga
menunjukkan bahwa kepuasan nasabah kepada pelayanan Bank Muamalat
mengalami perbaikan (Lampiran 7).
Berdasarkan data keuangan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
(Lampiran 6) juga menunjukkan bahwa kinerja dari Bank Muamalat
menunjukkan grafik yang meningkat.
Grafik 3. Pertumbuhan Pendapatan & Laba Bersih Bank Muamalat Selama
5 Tahun (2009-2013)
Sumber : Annual Report Bank Muamalat Tahun 2013
62
Namun, berdasarkan laporan Bank Indonesia, total aset Bank Muamalat
masih kalah dari pesaingnya yakni Per kuartal III-2013, Bank Syariah
Mandiri tercatat membukukan total aset sebesar Rp61,8 triliun, total
pembiayaan Rp49,7 triliun, total dana pihak ketiga (DPK) Rp54,4 triliun,
dan return on equity (ROE) 15,06%. Berdasarkan kinerja tersebut, BSM
tetap menjadi perperbankan syariah terbesar di Indonesia. Meski dalam hal
kinerja atau profitability Bank Muamalat masih unggul, namun bisa
dikatakan bahwa market leader dari industri perbankan syariah di Indonesia
adalah Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari jumlah DPK dan
pembiayaan BSM yang lebih unggul tipis dari Bank Muamalat yang berarti
menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia lebih memilih BSM
dibandingkan dengan Bank Muamalat.
Sedangkan pada tingkat ASEAN, bank-bank dari Malaysia tetap
menjadi ancaman dan pesaing utama. Dari banking capital perbankan di
Sumber : Annual Report Bank Muamalat Tahun 2013
Grafik 3. Pertumbuhan Pembiayaan & DPK Bank Muamalat
Selama 5 Tahun (2009-2013)
63
Indonesia hanya 47% dari total GDP. Yang terbilang kecil dan tertinggal
jauh dari perbankan syariah Malaysia dengan rasio banking capital yang
tinggi dari total DGP yang penetrasi bank sudah mencapai 110%. Selain hal
tersebut, Perbankan Syariah di Malaysia memang lebih dulu muncul, sejak
1983 dan secara pangsa pasar lebih besar di Malaysia. Sedangkan untuk
kekuatan jaringan, Di Malaysia sendiri sudah terdapat 16 bank syariah yang
berope-rasi secara penuh (11 subsidiary) dan 10 Islamic window bank. Dan
bahkan beberapa Bank Syariah Malaysia sudah memiliki banyak kantor
perwakilan di Negara-negara tetangga.52
Namun demikian jika dilihat dari data-data yang telah diperoleh dan
dianalisa, peluang Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 cukup
besar mengingat pertumbuhan keuangan dan sebagainya menunjukkan
grafik positif. Selain itu juga Bank Muamalat telah menginjakkan satu
kakinya pada ekspansi pasar ASEAN dengan telah membuka cabang di
Kuala Lumpur, Malaysia yang membuat mereka selangkah di depan dari
para pesaingnya. Sebagai penantang dalam industri perbankan syariah di
Indonesia dan ASEAN, tidak ada alasan untuk meragukan kemampuan
bersaing Bank Muamalat dalam bersaing di Industri perbankan syariah di
Indonesia maupun ASEAN. Yang menjadi masalah dari Bank Muamalat
saat ini hanyalah Sumber daya Insani yang kualitas dan kuantitasnya akan
dibutuhkan lebih baik lagi dari yang ada saat ini.
52
http://www.dakwatuna.com/2014/04/26/50330/daya-saing-perbankan-syariah-di-indonesia-dalam-menghadapi-mea/
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Berdasarkan Annual Report Bank Muamalat tahun 2013, Bank
Muamalat telah berhasil mengaplikasikan strategi positioning
dengan menciptakan pondasi pertumbuhan bisnis yang baik melalui
program stabilitas. Setelah itu dilanjutkan oleh transformasi
operasional yang juga berhasil mentransformasikan Bank Muamalat
menjadi bank yang setara dengan industri perbankan nasional dalam
kinerja dan layanan. Hal ini dapat terlihat dari berbagai capaian
Bank Muamalat dalam hal peningkatan pendapatan bersih atau laba
bersih, peningkatan jumlah DPK (Dana Pihak Ketiga) serta
peningkatan aset yang cukup baik, meski mengalami perlambatan.
Sedangkan di sektor pelayanan, nasabah Bank Muamalat terlihat
begitu puas dengan layanan yang diberikan oleh pihak Bank
Muamalat. Terlihat dari meningkatnya jumlah Pembiayaan serta
penurunan dari keluhan masyarakat atau nasabah terhadap Bank
Muamalat.
65
2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015), posisi tawar Bank
Muamalat berada pada posisi kompetitif. Dimana strategi yang
dapat diaplikasikan Bank Muamalat dalam menghadapi MEA
adalah :
a. Integrasi ke depan, ke belakang dan Horizontal (forward,
backward and horizontal integration)
b. Penetrasi pasar (market penetration0)
c. Pengembangan pasar (market development)
d. Pengembangan produk (product development)
3. Peluang Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 sendiri
terlihat menjanjikan dari kondisi yang ada saat ini dan posisi tawar
dari Bank Muamalat sendiri menunjukkan bahwa Bank Muamalat
dapat menjadi kompetitor dan penantang yang baik di pasar industri
perbankan ASEAN. Terlebih Bank Muamalat telah membuka
cabang di Kuala Lumpur sebagai tahapan awal ekspansi dan
penetrasi pasar ASEAN.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, ada beberapa
saran bagi Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 :
1. Kinerja dan layanan Bank Muamalat yang telah ditunjukkan pada
tahun 2013 sebaiknya dipertahankan serta ditingkatkan lagi. Karena
66
pada 2015, pasar perbankan syariah di Indonesia sendiri
diperkirakan akan tetap tumbuh. Terlebih diberlakukannya MEA
2015.
2. Rencana bisnis dalam menghadapi MEA 2015 ada baiknya disusun
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat
mempengaruhi perkembangan bisnis Bank Muamalat. Baik secara
internal maupun eksternal, seperti pengembangan sumber daya
insani secara kualitas maupun kuantitas dan mencermati
perkembangan perekonomian global dan domestic, persaingan
industri perbankan, kendala serta tantangan yang dihadapi ketika
MEA mulai berlaku.
3. Peluang Bank Muamalat menjadi Asian Regional Player cukup
terbuka lebar dan memiliki potensi yang besar. Dengan penguatan
infrastruktur dan juga pengukuran kinerja yang didukung oleh
system manajemen informasi yang baik akan memaksimalkan
potensi bisnis dari masing-masing lini Bank Muamalat pada saat
menghadapi MEA 2015.
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Amirullah. Candika, Sari Budi. Manajemen Stratejik. Graha Ilmu: Yogyakarta
Anshori, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia. Mizan: Bandung.
1990
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi
Keuangan.Bank Indonesia dan Tazkia Institute : Jakarta.1999
Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani dan Tazkia Cendekia. 2001
Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan
Prospek. Jakarta: Alvabet. 2000
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. 1993
Armstrong G., Adam S., Denize, S., dan Kotler, P. Principles of Marketing,
5th Edition, Pearson/Prentice Hall: Sydney. .2012
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indinesia oleh Bank Indonesia.
Mei 2007
David, Fred R. Strategic Management: Concepts & Cases. Prentice-Hall, Inc.
Upper Addle River: New Jersey.2009
Djaliel, Maman Abdul. Rafi’udin. Prinsip dan Strategi Dakwah. Pustaka
Setia: Jakarta
Imtiyazuddin, Ahmad (ed.). Islamic Banking and Finance The Concept, The
Practice and The Challenge. Plainfield: The Islamic Society of North
Amerika.1999
Kardiman, AM. Pengantar Ilmu Manajemen. Pron Hallindo: Jakarta
Kotler, Philip. Marketing Management: Analysis, Planning & Control.
Prentice-Hall, Inc. Upper Addle River: New Jersey. 1984
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Ekonisia : Yogyakarta
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non-Profit Bidang
Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Gadjah Mada
Universitas Press: Yogyakarta. 2000
Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1986
Purnomo Setiawan, Hari. Zuelkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah
Konsep Pengantar. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.
1999
Siagian, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi. Gunung Agung: Jakarta. 1986
Sumandi, Suryabrta. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Perss. 2002
Uchana Efendi, Onong. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Remaja
Rosdakarya: Bandung
UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan syariah
Veithzal Rifai, Arviyan Arifin. Islamic Banking : Banking System Bank Islam
Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam
Menghadapi Persaingan global. Bumi Aksara : Jakarta. 2010
Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategic: Pengantar Proses Berfikir
Strategic. Bina Rupa Aksara: Jakarta
Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kurniawan, Oki Hermansyah.
“Integrasi Ekonomi Regional, Mobilitas Faktor Produksi Serta Peran
Otoritas Moneter”. Desember 2007
Yusanto, M. Isnam. Kusuma, M. Widjaja. Manajemen Strategi: Perspektif
Syariah. Khairul Bayan : Jakarta