Upload
trinhnguyet
View
221
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEGADAIAN SYARIAH CABANG
CIPUTAT RAYA DALAM MEMBANGUN KEPUASAN LAYANAN
TERHADAP KONSUMEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
SITI MUSLIPAH
NIM : 109051000050
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakaan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara
satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Tangerang 23 januari 2014
Siti muslipah
NIM: 109051000050
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi
rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan
salam kepada junjungan habibana wa habiyuna Muhammad SAW yang menjadi
tauladan dan panutan umat manusia.
Penulis sadar, bahwa penulisan ini tak jauh dari kesalahan dan
kekurangan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang penulis dapatkan dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bantuan bimbingan,
saran-saran dan bantuan dari semua pihak yang terkait didalam penyusunan ini.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan
bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif hidayatullah
Jakarta, DR. H. Arief Subhan, MA, dan para Wakil Dekan; Suparto Sunoko,
Ph.D, M.Ed selaku wakil dekan bidang akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku
wakil dekan bidang administrasi umum dan Drs. Wahidin Saputra, MA selaku
wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta: Rahmat Baihaqy, MA.
3. Sekertasris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Hj. Umi Musyarofah,
MA.
iii
4. Dosen pembimbing Skripsi: Dr. Wahidin Saputra, MA., selaku pembimbing,
terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesabaran, bimbingan dan perhatian
beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Ilmu Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama
masa kuliah.
6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan doa, emak
Hj. Tinah dan aba H. Ardi. Terima kasih atas segala-galanya, semangat,
motivasi dan doa selama ini yang selalu diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan study demi mengejar cita dan cinta.
7. Ibu lucia, S.Kom selaku ketua humas di Pegadaian Syariah.
8. Ibu Darmastuti, selaku manager rahn pengelola unit Pegadaian Syariah cabang
ciputat.
9. Keluarga Besar Kpi B angkatan 2009, yang selalu menemani hari-hari penulis
dan keseruan didalam kelas.
10. Farwa Quraisyah, yang selalu menemani penulis dan terima kasih atas
segalanya
11. Dwi Arya Novianto, yang selalu memberi dukungan.
12. Agni, Awalina, yang selalu memberi masukan dan motivasi
iv
Penulis yakin dan sadar akan segala keterbatasan dan kekuranganya dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karna itu penulis menerima saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga skripsi
ini bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.
Ciputat, 9 Januari 2014
Penulis
v
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
D. Metodologi Penelitian .......................................................... . 5
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PUBLIC RELATIONS
A. Definisi Strategi dan Public Relations .................................. 11
1. Definisi Strategi .............................................................. 11
a. Proses Strategi ……………………………………… 15
b. Faktor-faktor Strategi ……………………………… 18
2. Public Relations ……………………………………….. 19
a. Pengertian …………………………………………. 19
b. Fungsi dan Tujuan ………………………………… 20
3. Strategi Public Relations ……………………………… 21
vi
vi
B. Konsep Pelayanan ................................................................. 22
1. Pengertian Pelayanan ...................................................... 22
2. Manajemen Pelayanan ................................................... 25
3. Gadai Syariah ................................................................. 27
C. Kepuasan Pelayanan ……………………………………….. 35
BAB III GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH
A. Sejarah Pegadaian Syariah .................................................... 37
B. Visi Misi Pegadaian Syariah ................................................. 41
1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah ....................... . 42
2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah ……………….. 43
3. Struktur Kerja Kantor Pegadaian Syariah …………….. 48
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS
1. Strategi Public Relations…………………………… …….. 52
2. Kepuasaan Layanan …………………………………. ..... 61
3. Efektifitas Strategi Public Relations Pegadaian Syariah
…………………………………………………………….. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran-Saran ........................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus menerus
dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal
balik antara organisasi dan masyarakatnya.
Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial
(perusahaan) maupun organisasi nonkomersial (yayasan, perguruan tinggi,
dinas militer sampai dengan lembaga-lembaga pemerintahan).1
Bagi Public Relations melaksanakan fungsi dan kegiatanya, berpusat
pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi
secara langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan
bentu apapun.2
Public Relations mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang
menyangkup banyak manusia (public, masyarakat, dan khalayak). Public
Relations sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberi
informasi kepada khalayak dan kedalam menyerap reaksi dari khalayak.3
1 M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2000),h.1 2 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-asar Public Relation Teori dan Praktek. (Jakarta:
PT. Grasindo, 2000), h. 85 3 H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2002), h.2
2
Menurut De Fluer dan Dennis dari prespektif ilmu komunikasi yang di
kutip yosal Iriantara dalam bukunya community relation, public relation
adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit masyarakat
berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok
atau public untuk tujuan tertentu.4
Jadi, public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diorganisasikan sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian program terpadu,
dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.5
Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi adalah sebuah
indikasi bahwa Public Relations memiliki peran penting dalam perputaran
sistem dan manajeman yang ada dalam perusahaan atau organisasi.
Keberadanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan
kepentingan public.6
Karena pentingnya peran Public Relations maka dari itu Public
Relations harus mempunyai strategi khusus dalam mengahapi dan melayani
konsumen sehingga dapat meningkatkan kepuasan terhadap konsumen.
Strategi dalam hal ini adalah perilaku dan sistem Public Relations dalam
pelayanan bermasyarakat yang berubungan erat dengan publik. Karena strategi
Public Relations mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang
Public Relations dalam meningkatkan pelayanan bermasyarakat. Sebuah
4 Yosal Iriantara, Community Relation Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004), h.5 5 M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2000), h. 2 6 Ummi, Strategi Komunikasi Public Relation Dalam Menarik Minat Pemasang
Iklan, (Skripsi: Fakultas iImu Dakwah dan Ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, jakarta,
2009)
3
strategi harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga
dimasyarakat.
Straegi seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan sebagai jembatan penghubung dengan khalayak.
Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan
pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media
massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa,
masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi diluar
lingkunganya bias dengan mudah mendapatkanya dari media massa. Karenya
media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat missal sehingga
masyarakat yang membaca tidak hanya orang perorangan tapi sudah
mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga
pengaruh media massa akan sangat terlihat dipermukaan masyarakat.7
Dalam hal ini kenapa peneliti mengambil Pegadaian Syariah sebagai
objek penelitian karena Pegadaian Syraiah merupakan perusahaan perseroan
terbatas yang berlembagakan Islam.
Berdasrakan latar belakang diatas maka penelitian tertarik untuk
melakukan penelitian Strategi Public Relations yang digunakan Pegadaian
Syariah untuk membangun kepuasan pelayanan perusahaan dan penelitian ini
di beri judul “Strategi Public Relation Pegadaian Syariah Cabang Ciputat
Raya Dalam Membangun Kepuasaan Pelayanan Terhadap Konsumen”
7 Muhammad Budayatma, Jurnalistik Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,
2006), Cet Ke-3, h.27
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka peneliti
membatasi penelitian ini pada Strategi Public Relations Dalam
Membangun Kepuasan Layanan Pada Pegadaian Syariah Cabang Ciputat
Raya Pada Tahun 2013. Masalah dibatasi pada strategi pelayanan dalam
meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Perumusan masalah
Dari uraian diatas maka dengan ini penelitian merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian
Syariah dalam membangun kepuasan layanan terhadap konsumen ?
b. Apakah strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian Syariah
Cabang Ciputat Raya sudah efektif?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa
tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini, yaitu:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian
Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan layanan
perusahaan.
5
b. Untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan Public Relations
Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan
layanan sudah efektif.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu
pengetahuan komunikasi dalam bidang teori yang membahas Public
Relations.
b. Bagi Jurusan/Fakultas Komunikasi diharapkan dapat membantu
pengayaan kurikulum tentang Public Relations yang dikembangkan
dalam organisasi ataupun perusahaan.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian
serupa dimasa mendatang. Selain itu juga dapat memberi masukan
bagi akademis dan para public relation tentang bagaimana peran Public
Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen.
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
6
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi -situasi tertentu
termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.8
Dengan menggunakan analisis deskriptif dimana penelitian
berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.9
Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas penelitian berharap
mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga
penelitian data menganalisa dan menelaah lebih dekat, mendalam,
mengakar dan menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai strategi yang dilakukan public relations pegadaian syraiah dalam
membangun kepuasan layanan.
Alasan penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif
adalah agar penulis dapat menggambarkan serta menguraikan segala
aktifitas yang dilakukan oleh public relations dalam membangun kepuasan
layanan konsumen.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah public
relation pegadaian syariah sedangkan yang menjadi objek dari penelitian
ini adalah strategi yang dilakukan oleh Public Relations pegadaian syariah
dalam membangun kepuasan layanan.
8 Moh Nazir, ,Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.55
9 Jalaludidin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h.22
7
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti adalah:
a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.10
Dalam hal ini peneliti mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang
Ciputat Raya untuk memperoleh data-data mengenai strategi Public
Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen. Observasi
dilakukan sebanyak empat kali yakni dari bulan September sampai
dengan bulan Oktober 2013.
b. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam adalah salah satu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung dengan informan agar mendapatkan
data lengkap dan mendalam.11
Peneliti melakukan wawancara dengan
Ibu Darmastuti selaku Manager Rahn (salah satu Produk Pegadaian
Syariah) dan beberapa konsumen yang pernah menggunakan jasa
Pegadaian Syariah, yaitu :Ibu Maesaroh, Ibu Hj. Ani dan Ibu Siti
Muawanah,Siti Badriah
10
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public,
dan Ilmu Sosial. (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2 h. 115 11
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009),
h. 100
8
c. Dokumentasi
Penelitian mengambil dan mengumpulkan data berdasarkan tulisan-
tulisan berbentuk catatan dari hasil wawancara, dan dokumen-
dokumen yang berupa company profile Pegadaian Syariah.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Cabang
Ciputat Raya dalam jangka waktu yakni berawal September sampai
bulan Oktober 2013. Alasannya karena tempat tersebut merupakan
sumber data yang utama mengenai penelitian ini..
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti melakukan pengecekan di
perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulloh jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti
menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang public relation.
Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau
konten permasalahan yang peneliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya orang lain, maka
penelitian mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang
di bahas pada skripsi sebelumnya yang berjudul masalah yang akan diteliti.
Skripsi sebelumnya yang membahas tenteng public relation penelitian uraikan
sebagai berikut:
1. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran: Customer Delivered Value
Cabang Pegadaian Syariah Dalam Membangun Kepuasan Nasabah oleh
9
Muhammad Zakaria mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Berisikan tentang strategi pemasaran
yang dilakukan Public Relations dalam membangun kepuasan konsumen.
2. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Pembiayain Mudharabah Pada
Bank BRI Syariah oleh Siti Humairoh Mahasiswi Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah tahun 2010. Berisikan tentang pemasaran produk
Bank Syariah BRI Syariah Cabang Jatinegara.
3. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum (Ar-
Rahn)Untuk Usaha Mikro Kecil Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-
Tangerang Selatan Banten oleh Dien Novita Sari Mahasiswi Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syraif Hidayatullah tahun 2011. Berisikan tentang Strategi
pemasaran produk Ar-Rahn untuk usaha mikro di Tangerang Selatan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini disusun atas 5 (lima) bab, tersusun
sebagai berikut :
BAB I
Pendahulun ; Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang
penulisan, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini, tujuan yang
hendak dicapai, manfaat yang di harapkan dan metedologi yang digunakan
dalam penelitian ini secara sistematik.
10
BAB II
Landasan Teoritis : Dalam bab ini akan di uraikan mengenai landasan
teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber
landasan teori tersebut
BAB III
Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya : Dalam bab
ini gambaran umum perusahaan, gambaran umum public relation pegadaian
syariah
BAB IV
Analisis Hasil Temuan : Strategi dan kefektifan Public Relations
Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan
layanan terhadap konsumen.
BAB V
Penutup : Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana
berdasarkan uraian-uraian yang telah di bahas akan dituangkan ke dalam
suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran.
11
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Strategi dan Public Relations
1. Pengertian strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni
berperang” suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai
sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos, yang
berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di artikan sebagai
generalship atau tujuan yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1 Dari
Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi
berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral, strategi dalam
peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangkan peperangan.
Disamping itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai teknik
dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seseorang komandan untuk
memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu
menunjukan bahwa selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan
memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan perananya dalam
memilih dan mengarahkan strategi peperangan, sehingga disebut sebagai
1 Setiawan Hari Purwono dan Zalkiflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001),
h.20
12
“tujuan strategik”.2 Oleh karena itu pengertian yang paling umum dan tua
tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral
dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam Oxford
pocket dictionary strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan
gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana
tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.
Sedangkan dari segi terminologi penulis lebih banyak menguraikan
pengertian strategi menurut sebagaian orang yang didefinisikan sebagai
berikut:
A. Stainer dan Minner dalam bukunya manajeman strategic mengatakan
bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran
organisasi dalam mengingat kekuatan external maupun internal,
perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran
utama organisasi akan tercapai.3
B. Chandler yang dikutip oleh supriono dalam bukunya yang berjudul
manajemen strategik dan kebijakan bisnis mengatakan bahwa strategi
adalah penentuan dasar goal jangka dan tujuan perusahaan serta
pemakaian cara-cara dan alokasi sember-sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.4
C. Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul strategi perjuangan umat
islam indonesia mengatakan bahwa: strategi dan teknik adalah metode
untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu
percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai
senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam bidang militer dan
2 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organik Non Profit, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2000), h. 147 3 George Staineer dan Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga), h.20
4 Supriono, Manajemen Streategi dan Kebijakan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985),
h.8
13
taktik adalah suatau cara untuk tehnik memenagkan suatau persaingan
antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.5
D. Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul ilmu komunikasi teori
dan praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajeman untuk mencapai suatu tujuan.6
E. Sondang Siagan dalam bukunya yang berjudul analisis serta
perumusan kebijakan dan strategi organisasi, menyatakan bahwa
strategi adalah cara yang terbaik untuk memprgunakan dana, daya dan
tenanga yang tersedia, sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.7
Dari beberapa pengertian diatas, dan menurut penulis, strategi
hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan,
pada dasarnya perencanaan dan manajemen harus didasari dengan strategi
agar perancaan dan manajemen yang kita lakukan serta rencanakan
memilikinilai yang berbeda agar dapat meraih tujuan yang kita harapkan.
Dan dari beberapa definisi diatas, penulisan dapat mengambil
kesimpulan tentang strategi yaitu:
1. Strategi merupakan dasar kunci utama untuk mencapai tujuan yang
kita harapkan bersama.
2. Dalam perencanaan tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang
dipertimbangkan dan harus dipilih.
3. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan,
1990), h.4 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :PT.
Remaja Rosda Karya, 1999), h.3 7 Sondang Siagan, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi organisasi,
(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), Cet. K-2, h. 17
14
4. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan
akhirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut.
Dalam buku H.Hadari Nawawi manajemen strategi organisasi non
profit mengatakan: manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar
(disebut perencanaan strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (disebut VISA), dan ditetapkan sebagai keputusan
mamanejen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI),
dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan oprasional untuk
menghasilkan barang/jasa serta pelayanaan) yang berkualitas, dengan
diarahkan pada optimaliasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi ) dan
berbagai sasaran (Tujuan Oprasional) organisasi.8
Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek yakni bentuk dan isi
strategi. Dari segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana,
makastrategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksankan dan berfungsi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Dari aspek isi strategi merupakan sasaran perusahaan dan program
untuk memcapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu.
Sasaran dalam program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi
mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan
perusahaan. Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa
strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi
berisikan sasaran dan program jangka panjang yang yang dirumuskan
berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi
peluang dan ancaman dari luar.
8 H. Hdari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non profit, h. 149
15
Karna strategi adalah sebagai suatau alat untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat.9
a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagaian dalam
perusahaan
b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan
c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh
tingkatan.
a. Proses Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa adanya pengemudi,
bergerak terputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti
pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan: perumusan
Masalah, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi.
A. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih
strategi untuk dilaksankan.11
Dalam perumusan strategi juga ditentukan
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
9 Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik, Pengantar Proses Berfikir
strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet ke-1, h. 16 10
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: prenhalindo, 2002), h. 3 11
Ibid, h. 15
16
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipandukan menjadi
kerangka kerja diantaranta:
1. Tahapan Input (Masukan)
Dalam tahapan ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi
sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi.
2. Tahapan Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan strategi
alternatif yang layak dengan mengadu faktor-faktor eksternal dan
internal.12
3. Tahap Keputusan
Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam
mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam
tahap ke-2.13
Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan
tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil
yang besar baik dan bersifat internal maupun eksternal.
B. Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptkana struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang masuk.14
12
Ibid, h. 183 13
Ibid, h. 198 14
Ibid, h. 5
17
Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam
strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi
kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya
yang mendukung, strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam
mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan
dukungan yang disiplin, motifasidan kerja keras.
C. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Ada tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
A. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adapun faktor perubahan ekstrenal seperti tindakan yang
dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam
mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal dianataranya yang
tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat
buruk pula bagi hasil yang akan di capai.
B. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang di buat kearah
penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi
strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan
hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang
telah terjadi.
18
C. Mengambil tindakan korekatif tidak harus berarti bahwa strategi yang
sudah ada akan ditinggalkan bahkan strategi harus dirumuskan.
Tindakan korekatif diperlukan bila tinfakan korekatif sesuai dengan
yang di bayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka
situasilah tindakan korekatif diperlukan.15
Tindakan korekatif harus menempatakan posisi yang telah baik untuk
lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal,menghindari, dan
mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu
memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korekatif harus
konsisten secara internal dan bertanggngjawab secara sosial. Evaluasi
strategi diperlukan karena keberhsilan hari ini bukan merupakan
jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa
tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan
pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.
Evaluasi perlu untuk semua organiasasi dari semua kegiatan dengan
memepertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, dan harus
memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas.
b. Faktor-Faktor strategi
Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok
organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan
yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan
15
Ibid, h. 104
19
tersebut disebut dan sebuah usaha-usaha yang mengarahkan pada
penyampian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karna ia mengarahkan
organisasi kepada tujuan untuk itu konsep suatu organisasi memperhatikan
faktor-faktor penetapan strategi,diantaranya:
a. Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah.
Perubahan yang terjadi berpengaruh saat luas kepada segala sandi
kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara
fikir tetapi juga tingkah laku, kebiasan, kebutuhan dan pandangan hidup.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan
organisasi yang ada.
c. Kepemimpinan
S.P siagan memebrikan definisi tentang kepemimpinan yakni “seseorang
pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh
karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam
lingkungan baik itu eksternal maupun internal berbeda.16
2. Public Relations
a. Pengertian
Public Relations merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan
membantu public untuk memahami organisasi dan produk organisasi tersebut.
16
S.P. Siagian, Manajemen Modern (Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, h.9
20
Karena, Public relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah
satu kegiatan yang mempunyai kepentingan dengan suatu organisasi. Menurut
definisi kamus terbitan institute of public relation (IPR) inggris, “Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
kesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara khalayaknya”.
b.Fungsi dan Tujuan
Tujuan utama Public Relations sendiri adalah menciptakan,
mempertahankan dan melindungi reputasi perusahaan, memperluas prestasi,
menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukan bahwa
konsumen atau pelanggan lebih sering melakukan buying decision atau
keputusan pembeli atas citra perusahaan.
Fungsi utama Public Relations adalah meliputi berbagai bidang dan
segi.dibawah ini terdapat beberapa fungsi Puboic Relations yang paling
pertama yaitu:
1 Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga
atau organisasi dengan publiknya baik publik intern maupun ekstern
dalam rangka menanamkan pengertian.
2 Menilaidan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan
organisasi/lembaga/peerusahaan.
3 Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan
pendapatan umum sebagaimana mestinya.
21
4 Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangak
menciptakan iklimpendapat publik yang menguntungkan organisasi
atau lembaga atau perusahaan.
5 Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
Teori sistem ditemukan oleh Talcott Parson, yaitu suatu kerangka
yang terdiri dari beberapa elemen atau sub elemen atau sub sistem
yang saling berintegrasi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan
untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem
yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup didalamnya.
Kaitannya dengan Public Relations bahwa teori sistem merupakan
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dengan mencapai
tujuan organisasi. Artinya, praktisi Public Relationa harus berfikir
strategis.
Tentang hubungan teori sistem tersebut dengan program kerja
perusahaan atau organisasi yang diemban seorang praktisi public
relation guna memperoleh kepuasan layanan dari khalayak. Selain itu,
ia harus memiliki pengetahuan luas yang kaitanya tentang visi dan
misi serta tujuan dari organisasi atau perusahaan, guna menjawab
segala kebutuhan internal dan eksternal organisasi atau perusahaan.
3.Strategi Public Relations
Staregi Public Relations harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari
setiap divisi dalam perusahaan. Menurut D Ronald Smith startegi Public
Relations yaitu:
22
1. Formative Research, fase pertama dalam proses perencanaan strategis.
Riset formatif atau strategs adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi.
2. Strategy, adalah keseluruhan rencana organisasi,meliputi apa yang ingin
dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Fase ini memiliki tiga tahap
yaitu; menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi dan strategi
respon dan menggunakan komunikasiyang efektif.
3. Tactics, pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan
digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah
disusun.
4. Evaluative Research, mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi
yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditentukan.17
B. Konsep Pelayanan
1. Pengertian Layanan
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai
kemudahan yang diberikan sehubung dengan jual beli barang atau jasa.18
Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.19
17
“Library Binus” diakses pada 8 Januari 2014 dari
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-00799-MC%20Bab2001.doc 18
Depertemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet ke-2, h. 646 19
Kamsir, Etika Customer Servis, (Jakarta: Pt. Raja Grapindo, 2005), h. 15
23
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan para ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain.diantaranya para ahli yang
megemukankan pendapatnya tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Philip Kottler, “pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang
bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada kepada
pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada
dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan
apapun kepada yang menerimanya.20
b. Sedangkan menurut H.N Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai
tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan,
memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan
tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik serta meningkatkan
penjualan serta pendapatan.21
c. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan
bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar
masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat
kepuasan.22
20
Philip Kottler, markeing managemen : Analisis Planning Implementation and
Control Figh Edition New Jersey: (Prentice hall, 1994), h. 446 21
Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Perusahaan, (Surabaya: Usaha
Nasional. 1981), h. 93 22
A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), cat ke-4, h. 17
24
d. Pelayanan menurut Atep Adya Barata adalah “ segala usaha penyediaan
fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi”.23
Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh
Gronroos “ pelayanan adalah suatau aktifitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimakasudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.24
Bahwa dapat dikatakan pelayanan sebagai bantuan dalam kebaikan
yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain atau dapat dikatakan
sebagai manfaat dari hasil karya yang bukan komonditi yang nyata, artinya
hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.
Pengertian dari service of excellence adalah yang berkaitan dengan
jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk
memberi rasa kepuasan, dan membutuhkan kepercayaan terhadap pihak
pelangganya (konsumen), sehingga mereka merasa dipentingkan atau
diperhatikan dengan baik dan wajar. Memenangkan strategi pesaing dalam
bisnis jasa pelayanan melalui kiat pelayanan prima tersebut, tindakan cukup
hanya melakukan suatu proses administrasi dengan cepat, tetapi “bagaimana”
memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa sehingga
memeperlihatkan cara kiat dapat melayanani dengan sebaik mungkin serta
23
Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Amrico,
1999), h. 93 24
Ibid, h.3
25
menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak para pelanggan
(costumer oriented).25
2. Manajemen Pelayanan
Agar dapat mengetahui definisi manajemen pelayanan, sebelumnya
harus memahami pengertianya. Oleh karena itu di bawah ini akan diuraikan
tetang definisi manajemen sebagai berikut. Dalam kamus manajemen, arti
dari istilah manajemen diantarnya adalah: manajemen, pengurus,
kepemimpinan, ketatalaksanaan , ketatapengurusan, pengelolaan dan
sebagainya.26
Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
manajemen berarti proses penggunaan sumber data secara efektifitas untuk
mencapai sasaran.27
Kata manajemen dari bahasa inggris, yaitu to manage, yang
sinonimnya antara lain to handle, berarti mengurus, to guide, berarti
pemimpin atau membimbing dan to control berarti memeriksa, jadi dilihatdari
asal katanya, manajmen berarti mengurus, membimbing, pengawasan atau
pemimpin.28
Dengan sangat bervariasi para ahli mananjemen mendefinisikan
manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan menegnai
batasan-batasan penegertian manajemen oleh George R Terry, yang dikutip
oleh Rosadr Ruslan sebagai berikut: manajemen merupakan sebuah proses
yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
25
Rosady Ruslan, SH. MM, Manajemen Humas dan Komunikasi: Konsep dan
Aplikasi, (Jakarta: Grapindo Perasada, 2002), h. 284 26
Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990), cet ke-4, h.
290-291 27
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai pustaka, 1997), h. 623 28
E.K Mochtar Effendy,Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: Barata Aksara, 1986), cet ke-1, h. 14
26
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.29
Berdasarkan pengertian di atas manajemen pelayanan dapat diartikan
sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana,
mengimplementasikan rencana, mengkordinasikan dan menyelesaikan
aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.30
Menurut A.S Moenir yang dimaksud dengan manajemen pelayanan
adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur dan
mengendalikan proses pelayanan, agar mekasnisme kegiatan pelayanan dapat
berjalan tertib, lancar tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi pihak
yang harus dilayani.31
Untukdapat menyelanggarakan manajemen pelayanan
dengan baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai
sebagai acuan, prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut
identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
a. Sediakan pelayanan yang terpadu
b. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen
c. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap
kualitas pelayananya
d. Layanilah keluhan konsumen secara baik
e. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen
f. Bersikap tegas tetapiramah terhadapkonsumen
29
Ibid, h.2 30
A.S Moenir Manajemen Pelaynan Umum di Indonesia, h. 186 31
Rosady Ruslan, Manajemen Humas, h. 1
27
g. Jalin komunikasi dan interaksi dengan konsumen.
3. Gadai syariah
1. Pengertian Gadai Syariah
Gadai dalam bahsa arab disebut rahn dalam bahasa arab adalah ats-
tsubuh wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat
maun rahim, yang berarti air yang tenang32
Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dan demikian, pihak yang menahan memperoleh
jaminan untuk dapat mengambilo kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan
utang atau gadai.33
Pegadaian menurut pasal 1150 penulis undang-undang hukum perdata
yang berbunyi:
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai
utang. Karena itu, maka gadai (Rahn)dalam bahasa hukum perundang-
udangan disebut sebagai barang jamninan agunan dan rungguhan.34
Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir rahn adalah menahan
suatau barang sebagai tanggung utang, atau menjadikan sesuatu benda
32
Abi Zakariyya yahya bin syaraf An-nawawi, Mughny Muhtaj, (mesir:musthafa
Babi Al-jalabi, 1957), jilid2, h.121 33
Sayidsabiq, fiqh sunnah, (Beiurt. Darul-penulis al-aribi, 1987). Cet ke-8, vol III
h.169. 34
Penulisan Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R.
subekti dan R. Tjitrosudibio, (jakarta:pradnya paramita, 1976), cet vIII, Ps. 1150
28
bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih,
sehingga dengan adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang
dapat diterima.35
Jadi, kesimpulannya rahn adalah menahan barang jaminan pemilik,
baik bersifat materi atau manfaat yang lainnya, sebagai jaminan atas
pinjamnan yang diterimanya. Pegadaian syariah menjawab kebutuhan
transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat dan praktis.
2. Landasan hukum gadai syariah36
Pada dsarnya, gadai adalah salah satu akad yang diperbolehkan dalam
islam. Adapun dalil-dalil yang menjadi landasan diperbolehkannya gadai
adalah:
A. Firman Allah SWT yang berbunyi:
“jika kamu dalam perjalan dan bermuamalah tidak secara tunai
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang tepat sebagai pegangan (oleh yang
menghutangkkan), tetapi jika sebagaian kamu memeprcayai sebagaian
yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat
(utangnya) dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah SWT.
35
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba, Utang Piutang Gadai,
(Bandung:Al-maarif, 1083, h. 50. 36
Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian (Sejarah Singkat
Pegadaian). (Jakarta: Kuwais, 2012). h.102
29
B. Al-hadits
“Aisyah r.a berkata bahwa rasulullah SAW membeli makanan sari
seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR.
bukhari).
Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa menggadai dibenarkan juga
bila dilakukan bila dilakukan dengan non muslim dan juga harus
memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang
memberi pinjaman atau hutang.
C. Ijma’ Ulama
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal
dimaksud, berdasarkan pada kisah nabi Muhamad saw, yang
menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi untuk
mendapatkan makanan. Para ulama juga mengambil indeksi dari
contoh Nabi Muhamad saw. Tersebut, ketika beliau beralih dari yang
biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang
yahudi, bahwa hal itu lebih sebagai sikap Nabi Muhamad saw. Yang
tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan
mengambil ganti maupun harga yang diberikan oleh nabi Muhamad
saw. Kepada mereka.37
37
Wahbah Zuhhaily, al-faiqh Al-islam Wa Adillatuhu, (Beirut: Daar Al-Fikr, 2002),
juz VI.
30
3. Rukun gadai syariah/ Rahn38
Rukun rahn lain adalah:
a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Aqid terdiri dari
dua pihak yaitu: pertama, rahim (yang menggadaikan), yaitu orang
yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang
akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang,
bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahn untuk mendapatkan
modal dan jaminan barang (gadai).
b. Shigat adalah ucapan berupa ijab dan qabul
c. Mahrun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin
kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun
d. Marhun (barang yang diagadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin
untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.
4. Syarat gadai
a. Shigat, syarat shigat adalah sighat tidak boleh berikat dengan syarat
tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya, rahin
mensyaratkan apabila tenggang waktu marhum bih habis dan marhun
bih belum terbayar. Maka rahn dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali
jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan
seperti pihak murtahin minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang.
38
Ibid, h. 105
31
b. Orang yang berakad. Baik rahin maupun marhun harus cakap dalam
melakukan tindakan hukum, baliqh dan berakal sehat, serta maupun
melakuka akad.
c. Marhun bih
1. Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin;
2. Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat
dimanfaatkan, maka tidak sah.
3. Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.
d. Marhun
1. Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya seimbang
dengan marhun bih
2. Marhun harus mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan
3. Harus jelas dan spesifik
4. Marhun itu secara sah harus dimiliki oleh rahin
5. Merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa
tempat.39
5. Persamaan dan perbedaan gadai syariah dan gadai konvesional
1. Jasa gadai syariah
Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut
dengan gadai syariah. Gadai syariah dimaksud, dalam istilah bahasa arab
disebut rahn. Rahn tersebut, beroprasional berdasarkan prinsip syariah
sehingga tidak mengenakn bunga tetapi mendapatkan bagi hasil yang
39
Amin Ma’aruf , Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah.(
Jakarta:Renaish, 2005) h. 25
32
dikenal dengan istilah mudharabag atau fee based income. Pegadaian
syariah sebagai penerima gadai disebut murtahin dan pemberi gadai
disebut rahin. Rahin akan mendapatkan surat bukti gadai (rahn) berikut
dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syaiah dan akad
sewa. Dalam akad gadai syariah disebut bahwa jangka waktu akad tidak
diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya
dijual oleh pegadai (murtahin) guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad
sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan anatara pegadai dengan
penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
Pegadai dapat memiliki banyak produk yang mungkin cocok untuk
seseorang yang memebutuhkan dana dalam jangka waktu pendek.” Tak
kenal maka tak sayang” demikian kata pepatah, sehingga ada baiknya
sebelum seseorang membutuhkan uang yang mendesak, atau benar-benat
“kepepet” membutuhkan modal maka tidak ada salahnya untuk
meluangkan waktunya sebentar ke kantor pegadaian terdekat dari tempat
tinggal untuk menanyakan syarat-syarat apa saja yang ada serta daftar
barang yang diterima sebagai jaminan gadai. Tujuanya adalah suatu waktu
ketika membutuhkan dana maka alternatif pegadaian menjadi sarana
efektif dan efesien dalam memperoleh dana dalam jangka waktu pendek.40
Pegadaian konvesional memungut biaya dalam bentuk bunga yang
bersifat akumulatif dan berlipat ganda, pegadaian konvesional menarik
bunga 10%-14% untuk jangka waktu empat bulan, dan ansurasi sebesar
40
Zainuddin Ali. Hukum Gadai Syariah, (Jakarta; Sinar Grafik 2008), Cet 1, h. 79.
33
0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu empat bulan itu dapat
diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga. Lain halnya
dengan pegadaian syriah, tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya
penitipan, penjagaan, pemeliharaan dan penaksiraan. Jelasnya biaya gadai
syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan, pegadaian syariah hanya
memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka
waktu dua bulan. Apabila lewat dua bulan nasabah tidak mampu untuk
membayarnya maka nasabah bisa memperpanjang dua periode. Jadi total
waktu maksismal enam bulan. Dan tidak ada pungut biaya untuk
perpanjang waktu, tapi, jika melewati masa enam bulan, BSM akan
langsung dilelang barang gadai.
2. Jasa gadai konvesional
Pegadaian konvesional memberi pinjaman kepada warga masyarakat
mulai dari 10.000,00 sampai 20 juta rupiah per surat gadai. Namun
demikian, pegadai juga memiliki produk untuk pinjaman yang di atas 20
juta. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Jelasnya, bila seorang
menggadaikan barang dan kemudian menerima kredit gadai sebesar Rp.
1.000.000,00 maka setiap 15 hari kedepan, bila bunga yang dikenakan
1.5% per 15 hari, orang dimaksud mesti membayar bunga sebesar Rp. 15
ribu per lima belas hari. Mungkin sedikit merugikan bagi nasabah
pegadaian adalah bila seorang ingin melunasi misal dalam jangka waktu
16 hari maka orang itu akan dikenakan bunga untuk 30 hari.
34
Mengapa demikian ? karena pegadaianmenghitung bunga setiap 15
hari sehingga nasabah harus benar-benar menaati jadwal pembayaran
bunga sesuai dengan waktunya. Juga bila nasabah ingin menebus kembali
barang yang digadaikan, sebaiknya sesuai pola waktu 15 harian. Jangka
waktu pinjaman diberikan oleh pegadaian selama 4 bulan. Apabila telah
melewati pinjaman, nasabah dapat memperpanjang dengan membayar
sewa moda (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila
kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian dapat berhak
melelang barang jaminan. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang
lelang jika hasil lelang yang diterima melebihi hutang pokok ditambah
sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil
dibandingkan kewajibanya nasabah, kekurangan itu menjadi resiko yang
ditanggung oleh pegadaian.
Sedangkan persamaan antara pegadaian syariah dan pegadaian
konvesional adalah jangka waktu tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika
setelah 120 hari sipeminjam tidak membayar hutangnya, maka barang
jaminanya akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu
tambahan 2 hari sebelum dilelang dibuat dahulu penitia lelang.pada saat
hari pelelangan, nasabah masih diberi tambahan dan kesempatan waktu
selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminanya, jika tidak ditebus
maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut
digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut
mengalami kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila
35
uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam jangka waktu 1 tahun, maka
dana tersebut akan dimasukan kedalam dana (Zakat, Infaq, Shadaqah)
pegadaian syariah. Sedangkan pada pegadaian konvesional uang kelebihan
yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil
lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah
harus diharuskan membayar sisa hutangnya.
C.Kepuasan Layanan
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil dengan harapannya. Kepuasan
pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi
atau terlampaui. Seorang pelanggan akan kecewa bila apa yang dia dapat
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelanggan tidak mengulanginya
lagi karena sudah kecewa. Sebaliknya seorang pelanggan akan merasa
puas bila apa yang dia dapat sesuai atau bahkan melebihi harapannya.
Pelanggan itu pasti akan kembali lagi dan juga secara tidak langsung akan
mempromosikannya kepada orang lain.
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak
terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta
pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa
tersebut.
36
Public Relations mengupayakan kinerja yang baik dalam hal
menyediakan jasa atau pelayanan agar konsumen termotivasi untuk lebih
aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.41
41
Philip Kottler. Markeing Managemen : Analisis Planning Implementation and Control High
Edition New Jersey. (Prentice hall, 1994).
37
BAB III
GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH
A. Sejarah Pegadaian Syariah
Sejarah singkat pegadaian syariah atau Pawn Shop merupakan
lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga semacam ini pada
awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktekkan di wilayah-
wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut
memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda (VOC),
yaitu sekitar abad ke-19.1
Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak
swasta, kemudian pada awal abad ke 20 oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda pada tahun 1901 Nomor 131 tanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah
gadai pemerintah (Hindia Belanda) di Sukabumi, Jawa Barat. Dengan
dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh
pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur pada tahun 1901 Nomor 131
tersebut sebagai berikut.
Kedua sejak saat itu dibagian Sukabumi kepada siapapun tidak akan
diperkenankan untuk memberi gadai atau dalam bentuk jual beli dengan hak
membeli kembali, meminjam uang tidak melebihi seratus Gulden, dengan
hukuman tergantung kepada kebangsaan para pelanggar yang diancam dalam
1 Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian(Mengenal Pegadian
Syariah). (Jakarta: Kuwais, 2012). h. 20
37
38
pasal 337 KUHP bagi orang-orang Eropa dan pasal 339 KUHP bagi orang-
orang Bumiputera.
Selanjutnya, dengan a1930 No. 226 Rumah Gadai tersebut mendapat
status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti Undang-
Undang perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia Belanda 1927
No.419).
Pada masa selnjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas
monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami
beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, sehingga akhirnya pada tahun
1990 menjadi Perusahaan Negara (PN) pegadaian, pada tahun 1969
Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)
pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah
menjadi Perusahaan umum (PERUM) pegadaian melalui Peraturan Pemerinah
nomor 10 Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990. Pada waktu pegadaian masih
berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan satu-
satunya acuan yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian.
Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun perusahaan tersebut
mengalami kerugian.
Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut
tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi. Disamping berusaha memberikan
pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai, manajemen
perum pegadaian juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sependapat
mungkin tidak mengalami kerugian. Perum pegadaian diharapkan akan dapat
39
mengalami keuntungan atau setidaknya penerimaan yang didapat mampu
menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri. Kantor pusat Perum
berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan
daerah dan kantor cabang.
Saat ini jaringan usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500
cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan misi membantu masyarakat
dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum
gadai. Seiring dengan perkembangan zaman Pegadaian telah beberapa kali
berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan (1901), Perusahaan di bwah
IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke Perjan di tahun 1969.
Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990 sampai
dengan terbitnya PP103 tahun 2000 Pegadaian berstatus sebagai Perum dan
merupakan salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan
Republik Indonesia hingga sekarang. Terbitnya PP/10 tanggal 1April 1990
dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian. Satu hal yang
perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh
Pegadaian untuk mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga
terbitnya PP103/2000 yang dijadikan landasan kegiatan usaha Perum
Pegadaian sampai sekarang.
Pada saat ini Pegadaian Syariah sudah berbentuk sebagai sebuah
lembaga. Ide pembentukan Pegadaian Syariah selain karena tuntutan idealisme
juga dikarenakan keberhasilan terlembaganya bank dan asuransi syariah.
Setelah terbentuknya bank, BMT, BPR, dan asuransi syariah, maka Pegadaian
40
syariah mendapat perhatian oleh beberapa praktisi dan akademisi untuk
dibentuk dibawah suatu lembaga sendiri. Keberadaan Pegadaian Syariah atau
Rahn lebih dikenal sebagai bagian produk yang ditawarkan oleh bank syariah,
dimana bank menawarkan kepada masyarakat bentuk penjaminan barang guna
mendapatkan pembiayaan.
Mengingat adanya peluang dalam mengimplementasikan Rahn/gadai
syariah, maka Perum Pegadaian bekerja sama dengan Lembaga Keuangan
Syariah melaksanakan Rahn yang bagi Pegadaian dapat dipandang sebagai
pengembangan produk, sedang bagi Lembaga Keuangan Syariah dapat
berfungsi sebagai kepanjangan tangan dalam pengelolaan produk Rahn. Untuk
mengelola kegiatan tersebut, Pegadaian telah membentuk Divisi Usaha
Syariah yang semula dibawah binaan Divisi Usaha Lain.)
Pengertian Gadai Syariah, menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai
utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa adalah tetap,
kekal, dan jaminan. Menurut beberapa mazhab, Rahn berarti perjanjian
penyerahan harta oleh pemiliknya dijadikan sebagai pembayar hak piutang
tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian. Penyerahan jaminan tersebut tidak
harus bersifat aktual (berwujud), namun yang terlebih penting penyerahan itu
bersifat legal misalnya berupa penyerahan sertifikat atau surat bukti
41
kepemilikan yang sah suatu harta jaminan. Menurut mazhab Syafi’i dan
Hambali, harta yang dijadikan jaminan tersebut tidak termasuk manfaatnya.
(Gadai syariah adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan
sistem gadai dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat Islam, yaitu
antara lain tidak menentukan tarif jasa dari besarnya uang pinjaman).
Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda bergerak,
sedangkan dalam hukum Islam, rahn berlaku pada seluruh harta, baik harta
yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Perusahaan Umum Pegadaian
adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai
izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan
dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 di atas.
Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga
keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak
dari masyarakat.
B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah2
1. Visi pegadaian
pada tahun 2013 pegadian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro
dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah kebawah.
2 Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian (Sejarah Singkat Pegadaian
syariah). (Jakarta: Kuwais, 2012). h. 65
42
2. Misi pegadaian
1. Membantu program pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan memberi
solusi keuangan yang terbaik dengan melalui pinjaman skala mikro
kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakaan tata pola perusahaan yang baik dan secara konsisten.
3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah
1. Tugas pokok
Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar
hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan
pegadaian atas dasar materi.
2. Tujuan pokok
Sebagai lembaga keuangan syari’ah non bank milik pemerintah
bertujuan untuk menyediakan tempat badan usaha bagi orang-orang
yang menginginkan prinsip-prinsip syari’ah bagi masyarakat muslim
khususnya dan pada semua lapisan masyarakat non muslim pada
umumnya. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan umat akan jasa
gadai yang sesuai syari’ah Islam.
43
3. Fungsi Pokok Pegadaian
1. Mengelola penyaluran uang pinjama atas dasar hukum gadai
dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat.
2. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang
menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.
3. Mengelola keuangan perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan.
4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.
5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi
pengelolaan pegadaian.
2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah
1. Badan usaha milik negara, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagaian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,
sebagaimana yang di maksud dalam undang-undang No 19 Tahun
2003 tentang badan usaha milik negara (Lembaran Negara Tahun 2003
No 70, dan tambahan lembaran Negara No 4297).
2. Perusahaan persero, yang disebut persero adalah BUMN yang
terbentuk persero terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% saham dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan.
44
3. Perusahaan, adalah PT. PEGADAI (persero), yaitu BUMN yang
berbentuk perusahaan perseroan yang didirikan berdasarkan peraturan
Pemerinthan Republik Indonesia No 51 Tahun 2011 tentang perubahan
bentuk badan hukum perusaan umum (perum) dan oegadaian menjadi
perusaan perseroan (persero) (Lembaran Negara Tahun 2011 No 132)
keputusan Mentri Negara BUMN Nomor : Kep-142/MBU/2011
tanggal 22 juni tentang perubahan bentuk badan hukum perusahaan
umum dan pegadaian menjadi perusahaan perseroan.
4. Organ perusahaan, Rapat umum pemegang saham, dewan komisaris
dan direksi
5. Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS
adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan
kepada direksi atau komisaris.
6. Dewan komisaris, organ perusahaan yang bertugas melakukan
pengawasaan terhadap kebijakan perusahaan, jalannya pengurusan
pada umumnya baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan
yang dilakukan oleh direksi serta memberikan nasihat kepada direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP serta
ketentuan anggaran dasar dan keputusan RUPS, serta peraturan
perundang-undanganyang berlaku, untuk kepentingan perusahaan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
45
7. Direksi, Organ perusahaan yang bertugas menjalankan segaka
tindakan yang berkaitan dengan pengurusan untuk kepentingan
perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan serta
mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, anggaran
dasar dan/keputusan RUPS.
8. Kantor pusat, pusat kegiatan administratif dan operasional perusahaan,
serta merupakan tempat kedudukan perusahaan.
9. Kantor wilayah, bagian dari organisasi perusahaan untuk wilayah
tertentu yang bertugas melaksanakaan kegiatan administratif dan
operasional perusahaan.
10. Kantor cabang, unit operasional perusahaan yang langsung
menjalankan kegiatan pelayanaan bisnis gadai, bisnis fidusia dan jasa
lain perusahaan, baik secara konvesional maupun syariah kepada
pengguna jasa (pelanggan/nasabah)
11. Unit pelayanan cabang, outlet pelayanan yang merupakan bagaian
dari kantor cabang.
12. Program kemitraan dan bina lingkungan, selanjutnya disebut PKBL,
adalah program perusaan yang dilaksanakan berdasarkan keputusan
mentri BUMN untuk melakukan penyaluran modal kepada pengusaha
kecil untuk program kemitraan dan bina lingkungan, melalui
pemanfaatan dana danri laba perusahaan.
46
13. Corporate social responsibility, disebut CSR, adalah komitmen
perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatakan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komitas setempat
maupun masyarakat pada umumnya dengan memperhatikanasas
kepatutan dan kewajaran.
14. Sumber daya manusia, disebut SDM, adalah sumber kekuataan pokok
perusahaan yang merupakan faktor penggerak atau pengelola bagi
sumber daya lainya yang ada diperusahaan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan.
15. Widyaiswara, jabatan fungsional dengan tugas pokok mendidik,
mengajar dan melatih secara penuh dan berkesinambungan dalam
divisi pendidik dan pelatihan intern atau ekstrem perusahaan.
16. Kepala satuan pengawasan intern, adalah pejabat struktual satu level
dibawah direksi sebagai pimpinan satuan pengwasan interm (SPI) yang
berkedudukan dikantor pusat.
17. Sekertaris perusahaan, adalah pejabat struktual satu level dibawah
direksi sebagai pemimpin sekertaris perusahaan yang berkedudukan
dikantor pusat.
18. Jeneral manajer, pejabat struktual satu level dibawah direksi sebagai
pemimpin divisi yang berkedudukan dikantor pusat, kecuali ditentukan
lain oleh direksi.
47
19. Kepala biro, pejabat struktual satu levek dibawah direksi sebagai
pemimpin biro yang berkedudukan dikantor pusat.
20. Inspektur, pemimpin inspektorat dibawah kepala satuanpengawasan
intern yang berkedudukan dikantor pusat (inspektur pusat) dam kamtor
wilaya (insoektur wilayah)
21. Pemeriksa, pejabat fungsional pada inspektorat pusat atau inspektorat
wilayah.
22. Pemimpin wilayah, pejabat struktual satu level di bawah direksi yang
memimpin satu kantir wilayah.
23. Manajer, pejabat struktual sebagai pemimpin suatu kantor cabang
24. Pemimpin cabang, pejabat struktual sebagai pemimpin suatu kantor
cabang.
25. Manajer bisnis cabang, pejabat struktual sebagai pemimpin bagian
bisnis setingkat asisten manajer, berkedudukan dikantor cabang
26. Pengelola unit pelayanan cabang, karyawan perusahaan yang
memiliki fungsi mebgelola unit pelayanan cabang baik konvesional
mauapun syraiah
27. Asisten manajer dikantor pusat, pejabat fungsional yang bertugas
membantu manajer diokantor pusat sesuai dengan fungsi masing-
masing
28. Asisten manajer diakntor wilayah, pejabat struktual yang bertugas
membantu manajer dikantor wilayah sesuai dengan fungsi masing-
masing
48
29. Pejabat struktual, karyawan perusahaan yang berdasarkan keputusan
direksi menduduki suatu jabatan tertentu yang berwenang memberikan
penilaian kepada bawahan.
30. Pejabat fungsional, karyawan perusahaanyang berdasarkan keputusan
direksi untuk menjalankan fungsi tertentu dan tidak berwenang
memberikan penilaian kepada bawahan.
3. Struktur Kerja Kantor Pegadaian Syariah
49
4. Profil dan Layanan Pegadaian Syariah
Layanan pegadian syariah
Pegadaian syariah “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” Pegadaian
Syariah ini datang ditengah-tengah masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan masayarakat untuk membantu kesulitan dalam hal keuangan,
misalnya butuh modal kerja tapi tabungan kurang, maka PEGADAIAN
SYARIAH solusinya. Di Pegadaian Syariah ini tentunya banyak layanan
yang menguntungkan. Salah satunya yaitu ARRUM. Layanan ARRUM ini
memudahkan para pengusaha mikro dan kecil untuk mendapatkan modal
usahadengan jaminan BPKB. Kendaraan yang dijadikan jaminan tetap
ditangan pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk usaha sehari-hari.
50
Dan layanan ARRUM ini dalam pengembalian modalnya
menggunakan Sistem Angsuran yang dapat dipilih sndiri angsurannya.
1. Menambah modal usaha untuk memperbesar skala usaha.
2. aminan yang digunakan adalah BPKB.
3. Kendaraan yang dijaminkan tetap ditangan pemiliknya.
4. Prosedur dan syarat yang mudah.
5. Cepat proses
6. Pinjaman mulai 3jtan,Biaya Ijaroh yang relative ringan dan biaya
administrative yang tidak memberatkan.
7. Jangka waktu pembiayaan fleksibel, mulai dari 12bln,18,24 sampai 36
bulan.
8. Bebas menentukan pilihan pembayaran.
5. Barang Apa Saja Yang Bisa Digadai dan Yang Tidak Bisa Digadai
Barang yang Dapat Digadaikan
1. Barang perhiasan Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina ,
intan, mutiara dan batu mulia.
2. Kendaraan Mobil, sepeda motor, becak, bajai, dan lain-lain.
3. Barang elektronik camera, video player, televisi, komputer, laptop,
handphone.
4. Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian seperti
surat-surat berharga baik dalam bentuk saham, obligasi, maupun surat-
surat berharga lainnya.
51
Barang yang tidak dapat digadaikan.
1. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyipanan khusus dan
memerlukan cara pemeliharaan khusus.
2. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak.
3. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat
penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
4. Barang yang ceat rusak, busuk atau susut.
5. Barang yang amat kotor.
6. Kendaraan yang sangat besar.
7. Barang-barang seni yang sulit ditaksir.
8. Barang yang sangat mudah terbakar.
9. Senjata api, amunisi dan mesiu.
10. Barang yang disewabelikan.
11. Barang milik pemerintah.
12. Barang ilegal.
52
52
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
1. Strategi Public Relations
Public Relations berfokus pada membangun hubungan dengan public yang
membatasi atau meningkatkan kemampuan organisasi untuk memenuhi misinya.
Public Relation yang dilakukan sudah terlihat cukup efektif. Para praktisi PR
berperan menghubungkan organisasi dengan publik eksternal dan individu,
membantu subsistem lain dalam organisasi untuk berkomunikasi langsung dengan
dunia luar, dan berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian, PR dapat
ditemukan pada waktu dan kapan saja pada hampir semua bagian dalam
organisasi, baik yang berukuran besar maupun kecil. Didefinisikan sebagai
metode komunikasi yang bertujuan menciptakan saling pengertian dan kerja sama
di antara semua publik yang berkepentingan guna memperoleh keuntungan dan
kepuasan bersama. Sebagai salah satu metode komunikasi, PR mempunyai ciri
khas yaitu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan publik, baik
public internal maupun eksternal.
Komunikasi yang dilakukan oleh PR bersifat dua arah (two way
communication) dengan tujuan untuk pencitraan suatu perusahaan/lembaga
(corporate image). Fungsi PR dalam manajemen suatu lembaga/perusahaan
adalah sebagai pendukung manajemen, membangun citra perusahaan/lembaga,
dan sebagai komunikator. Di Indonesia, PR masih kurang berkembang karena
pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap PR yang lemah, terbatas, dan
53
berbeda. Akibatnya keberadaan PR dalam suatu lembaga atau perusahaan belum
profesional dan proporsional. Peran PR akan makin penting dalam era globalisasi.
Lembaga pemerintah atau perusahaan yang tidak memanfaatkan PR sebagai suatu
organisasi maupun strategi komunikasi akan tertinggal karena tidak menguasai
cara memperoleh atau menghimpun dan menyebarkan informasi.
PR merupakan jembatan untuk membangun hubungan yang harmonis di
antara publik dalam suatu lembaga atau perusahaan. Apabila hubungan
antarkaryawan, antarpimpinan, atau antara pimpinan dan karyawan berlangsung
harmonis, kondusif dan menyenangkan maka akan timbul pengakuan (self
belonging) terhadap lembaga atau perusahaan tersebut. Jika hal ini terjadi maka
public yang ada dalam lembaga atau perusahaan tersebut akan menjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing dengan baik, dan menganggap pekerjaan
bukan sebagai suatu kewajiban, tetapi lebih dari itu yaitu sebagaiseni. Keadaan
tersebut tentu akan berdampak positif terhadap kinerja lembaga/perusahaan dalam
menghasilkan produk atau jasa yang ditargetkan.
Oleh karena itu, komunikasi dan PR memiliki peran yang sangat penting,
termasuk dalam pelayanan. Selain menciptakan hubungan yang harmonis serta
membangun kepercayaan publik dan citra positif, PR juga berperan dalam
mengembangkan jasa dan produk yang dipasarkan, periklanan, serta membangun
kembali opini yang negatif melalui penjelasan atau pembelaan terhadap
pandangan yang kurang baik dari publik dengan cara menyajikan berbagai data,
fakta, dan informasi yang sebenarnya. Karena peran dan fungsinya tersebut,
mendefinisikan PR sebagai proses manajemen yang kontinu untuk memperoleh
54
kemauan/kehendak yang baik dan pengertian dari para pelanggan, pegawai, dan
public umum. Kegiatan PR ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan terhadap
diri sendiri, sedangkan keluar adalah mengadakan pernyataan-pernyataan.
mengemukakan ciri-ciri PR sebagai
berikut:
1. PR merupakan kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang
berlangsung dua arah secara timbalbalik (two way traffic reciprocal
communication). Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
merupakan penyebaran informasi, berlangsung dalam bentuk opini publik,
dan perpustakaan harus melakukan pengkajian, apakah informasi yang
disebarkan kepada pengguna diterima, dipahami, dan dimanfaatkan.
Evaluasi perlu dilakukan sebagai bahan perencanaan kegiatan yang akan
datang.
2. Fungsi PR melekat pada proses manajemen. Eksistensi PR sebagai
kelembagaan komunikasi dalam pelayanan berfungsi untuk menunjang
upaya manajemen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Prosesnya
berlangsung melalui tahap perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling),
serta dilengkapi dengan rumus Six M (Man, Materials, Machines,
Methods, Money dan Markets). Dalam hal ini, kegiatan PR difokuskan
untuk menangani komunikasi antarmanusia yang ada di dalamnya.
55
3. Sasaran kegiatan PR adalah publik, baik internal maupun eksternal, untuk
menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis antara lembaga
dan publik di dalam dan di luar.
4. Dalam operasionalnya, PR harus membina hubungan yang harmonis dan
mencegah terjadinya hambatan psikologis. Oleh karena itu, PR harus
memiliki sikap menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill),
toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual understanding), saling
mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual
appreciation), dan citra baik (good image). Pada pegadaian syariah,
kegiatan PR berkaitan dengan upaya mempromosikan program pegadaian
syariah, layanan yang tersedia, dan sumber daya informasi yang dimiliki.
Upaya yang dilakukan oleh praktisi PR pegadaian syariah harus
terintegrasi dengan rencana strategis pegadaian syariah. Kegiatan PR
dirancang untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki guna
memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang manfaat layanan
pegadaian syariah. Upaya yang dilakukan praktisi PR pegadaian syariah
tersebut adalah menetapkan standar operasional untuk mencapai target
dengan cara: 1. memperkenalkan layanan pegadaian syariah terbaik dan
tersedianya pegawai terlatih dan 2. mengevaluasi citra publik mengenai
layanan pegadaian syariah, staf, program, kebijakan dan prosedur
pelayanan serta aktivitas PR kepada publik.
56
Terkait dengan upaya tersebut, cara yang dapat dilakukan oleh Public
Relations/Humas Pegadaian Syariah adalah1:
1. Membangun kesadaran diantara para pembuat kebijakan dan pegawai
mengenai pentingnya informasi dan peningkatan mutu layanan Pegadaian
Syariah.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai pegadaian syariah
dalam berbagai kegiatan.
3. Membangun apresiasi dan opini publik yang positif mengenai peran
penting pegadaian sebagai lembaga perkreditan dengan sistem gadai..
4. Meningkatkan pengertian yang lebih baik pada publik tertentu mengenai
pengembangan pegadaian syariah.
5. Membangun rasa kebersamaan di antara para pengelola pegadaian syariah
bahwa pegadaian syariah dapat berkontribusi dalam meningkatkan citra
lembaga/unit kerja.
6. Mempelajari dan mengimplementasikan prinsip-prinsip PR secara baik
dan benar, serta komunikasi yang efektif dalam setiap kesempatan. Target
atau sasaran yang perlu mendapat perhatian pegawai pegadaian syariah
antara lain adalah masyarakat public.
Menurut Ibu Dharmastuti selaku Manager Ar-Rahn upaya-upaya tersebut
dilakukan oleh seorang Public Relations guna meningkatkan kredibilitas
Pegadaian Syariah sebagai lembaga yang sudah dikenal masyarakat.
1 Wawancara pribadi dengan Ibu Darmastuti. Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7
Oktober 2013.
57
Beberapa program Pegadaian Syariah yang perlu direncanakan untuk
menumbuhkan kepercayaan sasaran adalah: (1) melakukan kampanye melalui
pendekatan individual; (2) memanfaatkan kesempatan dalam program-program
komunikasi/diseminasi; dan (3) membangun kerja sama dengan pihak lain dalam
mempubliskan di media pers, televisi, dan radio2. Prinsip dasar Public Relations
Pegadaian Syariah yang perlu mendapat perhatian dalam membangun dan
mempertahankan hubungan dengan publik adalah:
1. Menghindari terlalu banyak berargumen, tetapi menunjukkannya dengan
bukti yang nyata.
2. Kreatif dalam menciptakan hubungan dengan public atau konsumen,
antara lain dengan: (a) meluangkan waktu untuk melihat sudut pandang
konsumen; (b) menguraikan manfaat jasa pelayanan dengan jelas; (c)
mempertimbangkan solusi yang paling baik;
3. Membangun pemikiran manajemen untuk mencapai sukses.
4. Menggunakan modal intelektual untuk mencapai keberhasilan dan
mempromosikan hasilnya.
5. Mencari sponsor yang dikenal untuk mendukung kegiatan pegadaian
syariah guna meraih manfaat bersama.
Pegawai pegadaian syariah yang belum mapan dapat memanfaatkan
prinsip-prinsip Public Relations sebagai metode komunikasi yang melekat pada
masing-masing individu Jika peran PR benar-benar telah menyentuh dan berada
dalam pribadi pegawai, diharapkan di masa mendatang program Publik Relations
2 Wawancara pribadi denga Ibu Darmastuti Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7
Oktober 2013.
58
pegadaian syariah akan menjamin keberlangsungan dan kesuksesan dalam hal
melayani kepuasan konsumen.
Publik Relations yang baik akan mampu membangun citra positif serta
menyampaikan visi dan misi unit kerjanya dengan baik pula. Kepuasan konsumen
dalam mendapatkan layanan merupakan tujuan utama layanan Pegadaian
Syariah3.
Pegawai Pegadaian Syariah harus mampu menunjukkan perhatian,
berbicara dari sudut pandang konsumen, serta bersimpati dan berempati kepada
konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: (1) meningkatkan kualitas
layanan dengan memperhatikan aspek komunikasi, psikologi, dan perilaku dalam
memberikan layanan, atau mengubah paradigma senang dilayani menjadi gemar
melayani; (2) mengelola lingkungan kerja sehingga nyaman, bersih dan
informatif, membuat informasi tertulis yang mudah dibaca, menciptakan
kenyamanan ruang pelayanan, mengupayakan ketersediaan fasilitas yang
memadai, dan sebagainya; (3) memperhatikan kebutuhan, keluhan, dan harapan
konsumen (4) menyelaraskan apa yang dikatakan dengan cara mengatakannya,
antara lain dengan memperhatikan gaya bicara melalui nada, tekanan dan
kecepatan suara, bahasa tubuh, mimik dan pandangan mata; (5) mengenal
karakteristik konsumen seperti profesi, pendidikan, dan status sosial.
Ada beberapa teknik komunikasi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan layanan dan pencitraan Pegadaian Syariah sebagai berikut4:
3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Darmastuti, Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7
0ktober 2013. 4 Wawancara pribadi dengan Ibu Darmastuti, Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7
Oktober 2013.
59
1. Melayani bukan berarti menaati semua perintah, namun harus memberi
keteladanan, mampu dan siap memberikan informasi, berbicara sopan,
santun, jelas dan informatif didukung data dan fakta, mampu
menunjukkan kewibawaan, kesiapan di tempat, berpenampilan rapi, dan
meyakinkan.
2. Mampu memberikan layanan yang standar, memahami keinginan dan
harapan konsumen, berbicara dengan jelas dan terukur, menunjukkan
perhatian terhadap sudut pandang konsumen, berempati, menjadi
pendengar yang baik dan aktif, dan mampu membuat konsumen
tersenyum.
3. Memahami keluhan konsumen sebagai tantangan untuk melakukan
pembenahan dan perbaikan pelayanan.
4. Pegadaian Syariah harus berorientasi konsumen
5. Memperbaiki mutu layanan melalui komunikasi, membuat program dan
perencanaan yang matang, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia melalui pendidikan formal dan nonformal, meningkatkan
ketersediaan fasilitas dan informasi yang memadai, menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, serta membuat acuan yang jelas bagi
kebutuhan
6. Menjalin kemitraan secara berkelanjutan dengan konsumen. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan informasi terbaru dan terseleksi dalam
bentuk produce dan system terbaru dengan memanfaatkan media
komunikasi, seperti brosur. Sebaliknya pegawai perlu mendapat masukan
60
dari konsumen dalam upaya memperbaiki dan menyempurnakan layanan
pegadaian syariah. Kemitraan yang dibangun harus menjadi media
transaksi komunikasi dan informasi yang saling memberi dan
menguntungkan.
7. Dalam teori human relations, komunikasi hendaknya diarahkan bukan
pada pribadi orang yang diajak bicara, tetapi pada faktor-faktor kejiwaan
yang ada dalam dirinya, seperti watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap,
dan tingkah laku. Sukses dan kebahagiaan seseorang bergantung pada
sikap dan tindakan orang lain, dan sikap dan tindakan orang lain tersebut
bergantung pada sikap dan tindakan orang tersebut. Oleh karena itu, kesan
pertama dalam berkomunikasi akan menentukan sikap dan tindakan
selanjutnya. Jika kesan pertama itu positif atau menyenangkan maka sikap
dan tindakan orang terhadap kita akan positif dan menyenangkan pula.
8. Keberhasilan seseorang tampil di depan orang banyak ditentukan oleh
pandangan pertama audience dalam 7 detik pertama. Perhatian adalah
langkah pertama untuk meraih keberhasilan. Hal ini berlaku bagi pegawai
pegadaian syariah ketika menerima konsumen.
9. konsumen pegadaian syariah akan memberi respons yang baik terhadap
pegawai apabila pegawai memberikan perhatian padanya. Oleh karena itu,
agar konsumen memberikan respons yang positif, pegawai harus mampu
memberikan perhatian sehingga konsumen berminat dalam bertransaksi.
Dalam konteks seperti itu, pegadaian syariah dituntut untuk memotivasi
atau mendorong pengunjung untuk bertindak.
61
10. Memasarkan berbagai produk dan layanan yang dimiliki pegadaian syariah
kepada masyarakat, seperti, brosur, pamflet melalui berbagai kegiatan
seperti pameran, sosialisasi, seminar, pembuatan iklan dan poster.
Tujuannya adalah agar masyarakat mengetahui, memahami, dan
memanfaatkan produk dan jasa pegadaian syariah. Untuk memasarkan
produk dan jasa tersebut dapat dilakukan melalui periklanan dan promosi
oleh pihak PR. Langkah yang dilakukan dapat berupa menetapkan materi
atau produk yang akan dipasar- kan, misalnya produk, jasa dan profil
perpustakaan dan menetapkan media atau saluran promosi yang akan
dipilih.
2. Kepuasan Layanan
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk
dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Oleh
sebab itu perlu adanya strategi yang harus dirancang dalam meningkatkan
kepuasan. Konsumen sebuah perusahaan, diantaranya dengan menjalin
relasi atau sebuah hubungan baik dengan para konsumen, mengerti akan
yang dibutuhkan konsumen serta memberi pelayanan yang terbaik. Suatu
asumsi dasar memaparkan bahwa kepuasan konsumen mengarah kepada
profitabilitas. Asumsi tersebut didasarkan pada ide di mana kualitas dari
penyedia layanan (service provider) meningkat, maka kepuasan konsumen
akan meningkat.
Konsumen yang puas akan menciptakan Relationship yang kuat
dengan penyedia layanan, yang mengarah pada relationship longevity
62
(hubungan jangka panjang). Dalam membina hubungan dengan konsumen,
public relations harus bisa memperhatikan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen sehingga konsumen dapat tertarik dan sebuah
kepuasan dari konsumen meningkat. Kotler menjelaskan bahwa kepuasan
konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai
hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan
diharapkannya.
Pengukuran kepuasan konsumen diperlukan agar suatu perusahaan
atau organisasi tidak membuang uang serta waktu percuma untuk
menentukan hal utama pada perbaikan kualitas produk atau pelayanan
yang diharapkan konsumen. Selain itu dalam meningkatkan kepuasan
konsumen tidak hanya dapat berkaitan dengan strategi public relations-nya
saja, akan tetapi suatu pelayanan dan fasilitas juga berpengaruh erat
dengan sebuah kepuasan konsumen pada perusahaan.
Pegadaian Syariah dalam menciptakan kepuasan konsumen
mempunyai trik-trik tertentu. Karena bagi Pegadaian Syariah khususnya
Cabang Ciputat Raya kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen
bahwa harapannya telah terpenuhi. Dalam hal ini maksud dari harapan
konsumen adalah pelayanan yang diberikan oleh karyawan kepada
konsumen membuat konsumen merasa puas5.
Seorang konsumen akan kecewa bila apa yang dia dapat tidak
sesuai harapan dan itu kemungkinan besar membuat konsumen tidak ingin
5 Wawancara pribadi dengan Hj. Ani (Konsumen Pegadaian Syariah), Tangerang 17 Oktober 2013
63
mengulanginya lagi atau bisa dikatakan konsumen tidak akan kembali lagi
dan juga secara tidak langsung dia tidak akan mempromosikan kepada
orang lain. Pegadaian Syariah berupaya menjaga relasi dengan konsumen
sehingga ada timbal balik, jika pelayanan yang diberikan memuaskan
maka konsumen akan menjadi pelanggan dan bisa mempromosikan
Pegadaian Syariah ke publik.
3. Efektifitas Strategi Public Relations Pegadaian Syariah
Keefektifan Strategi Public Relation ditunjang dengan bagian-
bagian penting yang harus dimiliki seorang Public Relation yaitu:
1. Membuat citra positif dan kesan-kesan yang baik.
Membuat kesan dan citra positif adalah tugas utama dari peran seorang
public relation. Semua data dan informasi perusahaan dipegang oleh
seorang public relation maka sudah seharusnya public relation atau humas
memberikan citra positif perusahaan yang dipegangnya kepada konsumen
dan masyarakat public.
2. Pengetahuan dan pengertian informasi, penerangan, penjelasan.
Seorang public relation harus mempunyai pengetahuan dan segala
informasi tentang lembaga/perusahaan yang dipegangnya serta dapat
memberikan penerangan dan penjelasan yang tepat dan memuaskan dikala
seorang konsumen atau masyarakat membutuhkan informasi tentang
perusahaan tersebut.
64
3. Menciptakan ketertarikan.
Gaya komunikasi yang baik mampu menciptakan ketertarikan. Jika
seorang Public Relations dapat berkomunikasi dengan baik dengan
seorang konsumen atau bahkan masyarakat maka akan menciptakan
human interest atau public interest dan itu mempermudah konsumen untuk
tertarik pada informasi atau produk dari perusahaan tersebut.
4. Penerimaan, pengertian, dan pemahaman.
Ketiga aspek diatas sangat penting dimiliki seorang Public Relations.
Penerimaan dan pengertian akan keinginan konsumen serta pemahaman
bagaiman melayani konsumen hingga puas sangat menunjang rating
sebuah perusahaan dimata publik.
5. Membangun/menciptakan simpati publik.
Kesantunan dalam memberikan pengertian dan pemahamam kepada
konsumen dapat membangun simpati terhadap konsumen bahkan terhadap
public/masyarakat. Jika simpati sudah terbangun maka publik pun dapat
menaruh kepercayaan yang besar.
Jika point-point diatas sudah dikuasai oleh seorang Public
Relations sudah dipastikan peran seorang Public Relations dalam
membangun layanan terhadap kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Semua
poin-point diatas sudah dimiliki oleh Public Relations di Pegadaian
Syariah. Public Relations dalam Pegadaian Syariah menguasai segala
aspek penting yang berkaitan dengan data dan informasi Pegadaian
65
Syariah sehingga konsumen dapat menaruh kepercayaan penuh terhadap
produk-produk yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah6.
Segala sesuatu yang dilakukan Public Relations harus dikehendaki
antara actual dan kinerja, mengutamakan kehendak masyarakat, saling
menguntungkan antara organisasi dan publiknya serta harus ada umpan
balik dari khalayaknya sebagai model komunikasi.
Public Relations Pegadaian Syariah sudah berjalan efektif dilihat
dari semakin banyaknya cabang di setiap provinsi dan kota, bertambahnya
konsumen serta bervariasinya produk-produk yang ditawarkan.
Dikenalnya Pegadaian Syariah di masyarakat luas dikarenakan dari
konsumen yang merasa puas dengan pelayanannya dan secara tidak
langsung mempromosikannya ke kerabat atau orang lain yang dikenal7.
Hal itu cukup efektif membangun citra Pegadaian Syariah dalam upaya
meningkatkan layanan kepuasan terhadap konsumen. Pegadaian Syariah
pun telah dijadikan commercial break guna menarik minat masyarakat
serta menginformasikan dan pemasaran produk agar lebih efektif dan
efisien. Konsumen dapat dengan mudah mengenal Pegadaian Syariah
melalui iklan-iklan yang ditayangkan melalui media elektronik maupun
cetak8.
6 Wawancara pribadi dengan Siti Badriah (Konsumen Pegadaian Syariah), Tangerang ,17
Oktober 2013. 7 Wawancara pribadi dengan Siti Badriah (KonsumenPegadaian Syariah), Tangerang 17
Okotorber 2013. 8 Wawancara pribadi dengan bu Darmastuti
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan didalam bab-bab
sebelumnya mengenai Strategi Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam
meningkatkan layanan kepuasan terhadap konsumen, maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Dalam membina hubungan dengan konsumen, Public Relations Pegadaian
Syariah memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen sehingga konsumen dapat tertarik dan sebuah kepuasan dari
konsumen meningkat. Pegadaian Syariah merencanakan beberapa startegi
untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen dengan cara : (1) melakukan
kampanye melalui pendekatan individual; (2) memanfaatkan kesempatan
dalam program-program komunikasi/diseminasi; dan (3) membangun
kerja sama dengan pihak lain dalam mempubliskan di media pers, televisi,
dan radio.
2. Pegadaian Syariah mampu menunjukkan perhatian, berbicara dari sudut
pandang konsumen, serta bersimpati dan berempati kepada konsumen
sehingga konsumen merasa dilayani dengan baik dan itu menunjukan
kepuasan konsumen terhadap layananyang lakukan oleh Public Relations.
Strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian Syariah Cabang
Ciputat Raya dalam meningkatkan layanan kepuasan terhadap konsumen
sudah cukup efektif hal itu dapat dilihat dari kepuasan
66
67
pengunjung/konsumen/pelanggan atas pelayanan yang diberikan
Pegadaian Syariah tersebut sehingga jumlahnya pun bertambah banyak.
B. Saran
1. Dari kesimpulan yang dikemukan diatas, penulis mencoba memberikan
saran bahwa hendaknya pegadaian syariah semakin aktif lagi dalam
memperomosikan maupun bersosialisai kepada masyarakat, sehingga
kegiatan mempromisikan mampu meningkatkan jumlah nasabah yang
ingin menggunakan jasa pegadaian syariah.
2. Pegadaian syariah juga hendaknya mendengarkan masukan-masukan yang
diberikan oleh para nasabah sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan
membangun keakraban, hal ini juga mampu meningkatkan imej positif
untuk pegadaian syariah.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. Hukum Gadai Syariah. Jakarta; Sinar Grafik, 2008. Cet 1.
Amsyari, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Sslam Indonesi. Bandung: Mizan, 1990.
An-Nawawi, Abi Zakariyya Yahya bin Syaraf. Mughny Muhtaj. Mesir: Musthafa Babi
Al-Jalabi, 1957. Jilid 2.
Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Barata, Atep Adya Barata. Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK. Bandung:
Amrico, 1999.
Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Islam Tentang Riba, Utang Piutang Gadai.
Bandung:Al-Maarif, 1983.
Budayatma, Muhammad. Jurnalistik Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006. Cet Ke-3.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public dan
lmu Sosial. Jakarta: Kencana, 2008, cet ke-2.
Casson, Herbert N. Petunjuk Praktis Dalam Perusahaan. Surabaya: Usaha Nasional.
1981.
David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002.
Depertemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai
Pustaka, 2002. Edisi ke-3. cet ke-2.
Effendy, E.K Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.
Jakarta: Barata Aksara, 1986. cet ke-1.
69
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :PT. Remaja
Rosda Karya, 1999.
Muhammad Habiburrahim dkk. Buku Pedoman Pegadaian (Sejarah Singkat
Pegadaian). Jakarta: Kuwais, 2012.
Irianta, Yosal. Community Relation Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004.
Kamsir. Etika Customer Servis. Jakarta: PT Raja Grapindo, 2005.
Kottler, Philip Kottler. Markeing Managemen : Analisis Planning Implementation and
Control High Edition New Jersey. Prentice hall, 1994.
Kriyantoro, Rakhmat. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Ma’ruf, Amin. Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah. Jakarta : Renaish,
2005.
Moekijat. Kamus Manajemen. Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990. cet ke-4.
Moenir, A.S. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
cet ke-4.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Nawawi, H. Hadari. Manajemen Strategik Organik Non Profit. (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2000.
Purnomo, Setiawan Hari dan Zalkiflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2001.
70
Penulisan Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R.
Subekti dan R. Tjitrosudibio, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1976. cet vIII,
Ps. 1150
Rakhmat, Jalaludidin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relation Teori dan Praktek.. Jakarta:
PT. Grasindo, 2000.
Ruslan, Rosady SH. MM. Manajemen Humas dan Komunikasi: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Grapindo Perasada, 2002.
Sabiq, Sayid. Fiqh Sunnah. Beiurt. Darul-penulis Al-Aribi, 1987. Cet ke-8.
Siagian, S.P. Manajemen Modern. Jakarta: Masagung, 1994. cet. Ke-2.
Siagian, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi.
Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986. Cet. K-2.
Supriono. Manajemen Streategi dan Kebijakan Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Wahyuni, Agustinus Sri. Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategis.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1996. Cet ke-1.
Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002.
Zuhhaily, Wahbah. Al-Faiqh Al-islam Wa Adillatuhu. Beiurt: Dar Al-Fikr, 2002. juz
VI.
71
Website :
“Library Binus” diakses pada 8 Januari 2014 dari
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-00799-
MC%20Bab2001.doc
LEMBAR WAWANCARA TERTULIS UNTUK KONSUMEN
Nama : Hj. Ani
Waktu wawancara : 17 Oktober 2013
Tempat wawancara : Kediaman Hj. Ani Jl. Prabu Siliwangi Rt 05 Rw 01 Tangerang
1. Siapa nama ibu/bapak?
Jawab : Hj.Ani
2. Dimana alamat rumah ibu/bapak?
Jawab : Tangerang, Jl. Prabu Siliwangi
3. Apa pekerjaan ibu/bapak?
Wiraswasta
4. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Pegadaian Syariah?
Lembaga pemerintah untuk menyediakan jasa penggadaian barang. Tapi berbasis syariah.
5. Darimana ibu/bapak mengetahui Pegadaian Syariah?
Dari tetangga yang pernah menggadai barang di Pegadaian Syariah.
6. Barang apa yang ibu/bapak pernah gadai?
Kalung emas kuning, 30 gram, 24 karat.
7. Mengapa memilih Pegadaian Syariah?
Murah karena tidak pakai cicilan dan tidak pakai bunga.
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Pegadaian Syariah?
Karyawannya baik dan pelayanannya memuaskan. Jika ada konsumen yang bertanya
mereka mau menjelaskan secara detail sehingga konsumen mengerti.
Tangerang, 17 Oktober 2013
Nara sumber Pewawancara
Hj.Ani Siti Muslipah
LEMBAR WAWANCARA TERTULIS UNTUK KONSUMEN
Nama : Siti Muawanah
Waktu wawancara : 17 Oktober 2013
Tempat wawancara : Jl. Prabu Siliwangi, no 52 Tangerang.
1. Siapa nama ibu/bapak?
Jawab : Siti Muawanah
2. Dimana alamat rumah ibu/bapak?
Jawab : Tangerang.
3. Apa pekerjaan ibu/bapak?
Bidan di Rumah Sakit swasta.
4. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Pegadaian Syariah?
Penyedia jasa penyimpanan dan penggadaian barang.
5. Darimana ibu/bapak mengetahui Pegadaian Syariah?
Dari Iklan di media elektronik dan dari beberapa teman yang sudah pernah menggadaikan
barang disana.
6. Barang apa yang ibu/bapak pernah gadai?
Kalung emas putih, 5gram, 23 karat.
7. Mengapa memilih Pegadaian Syariah?
Karena itu perusahaan syariah,berbasis Islam. Tidak pakai sistem bunga hanya bayar jasa
penitipan dan penyimpanan barang saja.
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Pegadaian Syariah?
Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan baik walaupun tidak semua karyawan
bersikap ramah. Tetapi informasi yang diberikan oleh karyawan-karyawannya bisa
dipahami. Dari beberapa sumber (teman-teman) saya yang pernah gadai barang di
Pegadaian Syariah mengaku cukup puas dengan pelayanannya.
Tangerang, 17 Oktober 2013
Nara sumber Pewawancara
Siti Muawanah Siti Muslipah
LEMBAR WAWANCARA TERTULIS UNTUK KONSUMEN
Nama : Siti Badriah
Waktu wawancara : 17 Oktober 2013
Tempat wawancara : Jl. Kian santan , Tangerang
1. Siapa nama ibu/bapak?
Jawab : Siti Badriah
2. Dimana alamat rumah ibu/bapak?
Jawab : Tangerang.
3. Apa pekerjaan ibu/bapak?
Pegawai swasta
4. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Pegadaian Syariah?
Penyedia jasa penyimpanan dan penggadaian barang.
5. Darimana ibu/bapak mengetahui Pegadaian Syariah?
Dari beberapa teman yang memakai jasa Pegadian Syariah
6. Barang apa yang ibu/bapak pernah gadai?
Kalung emas kuning, 10gram, 24 karat.
7. Mengapa memilih Pegadaian Syariah?
Karena tidak harus menunggu lama, hanya menunggu beberapa menit saja langsung
mendapatkan uang yang dibutuhkan.
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Pegadaian Syariah?
Pelayanan yang diberikan baik, karyawanya bersikap ramah. Penjelasan masalah
prosedur yang harus diikuti jelas dimengerti.
Tangerang, 17 Oktober 2013
Nara sumber Pewawancara
Siti Badriah Siti Muslipah
LEMBAR WAWANCARA TERTULIS UNTUK KONSUMEN
Nama : Maesaroh
Waktu wawancara : 15 Oktober 2013
Tempat wawancara : Kantor Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya, Jl. Ir.H.Juanda
no.28 Ciputat-Tangerang Selatan.
1. Siapa nama ibu/bapak?
Jawab : Maesaroh.
2. Dimana alamat rumah ibu/bapak?
Jawab : Pondok Cabe.
3. Apa pekerjaan ibu/bapak?
Ibu Rumah Tangga.
4. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Pegadaian Syariah?
Tempat menggadai barang.
5. Darimana ibu/bapak mengetahui Pegadaian Syariah?
Dari Iklan di media elektronik.
6. Barang apa yang ibu/bapak pernah gadai?
Kalung emas putih, 3gram.
7. Mengapa memilih Pegadaian Syariah?
Karena tidak ada cicilan hanya bayar jasa penyimpanan.
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Pegadaian Syariah?
Pelayanannya baik, karyawannya ramah, penjelasan yang diberikan mudah dimengerti.
Saya cukup puas dengan pelayanannya.
Tangerang, 15 Oktober 2013
Nara sumber Pewawancara
maesaroh Siti Muslipah
Spanduk Untuk Usaha Mikro Kecil
Salah Satu Spanduk Untuk Menarik Konsumen
Piagam Yang Diperoleh Pegadaian Syariah
Plakat Pegadai Syariah Dalam Investasi Logam
Transaksi Yang Dilakukan Konsumen Di Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya
Peneliti Bersama Salah Satu Pegawai