36
BAB I PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. 1 Stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga di Amerika dan merupakan penyebab utama disabilitas serius jangka panjang. 85% stroke adalah non-hemoragik yang terdiri dari 25% akibat small vessel disease (stroke lakunar), 25% akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large vessel disease. 1 Riset kesehatan dasar tahun 2007 mendapatkan prevalensi stroke nasional sebesar 0.8%. Stroke juga menjadi penyebab kematian paling tinggi yaitu mencapai 15.9% pada kelompok umur 45 sampai 54 tahun dan meningkat jadi 26.8% pada kelompok umur 55 sampai 64 tahun. 2 Pengobatan yang tepat dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dan meningkatkan tingkat pemulihan yang dapat diharapkan. Peningkatan pengobatan dari semua jenis stroke telah menghasilkan penurunan drastis dalam tingkat kematian dalam beberapa dekade terakhir. Rehabilitasi 1

Stroke Hemoragik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Stroke Hemoragik

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah adanya tanda-

tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)

dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan

kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.1

Stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga di Amerika dan

merupakan penyebab utama disabilitas serius jangka panjang. 85% stroke adalah non-

hemoragik yang terdiri dari 25% akibat small vessel disease (stroke lakunar), 25%

akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large vessel

disease.1 Riset kesehatan dasar tahun 2007 mendapatkan prevalensi stroke nasional

sebesar 0.8%. Stroke juga menjadi penyebab kematian paling tinggi yaitu mencapai

15.9% pada kelompok umur 45 sampai 54 tahun dan meningkat jadi 26.8% pada

kelompok umur 55 sampai 64 tahun.2

Pengobatan yang tepat dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dan

meningkatkan tingkat pemulihan yang dapat diharapkan. Peningkatan pengobatan

dari semua jenis stroke telah menghasilkan penurunan drastis dalam tingkat kematian

dalam beberapa dekade terakhir. Rehabilitasi diperlukan untuk memperbaiki fungsi

akibat gangguan ini.3,4

Adanya permasalahan akibat gangguan motorik dan sensorik setelah penderita

stroke melewati masa kritis menyebabkan diperlukannya rehabilitasi medis agar

penderita dapat meningkatkan kemampuan fungsional yang dimilikinya semaksimal

mungkin.5

Rehabilitasi adalah semua upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak

dari semua keadaan yang menimbulkan disabilitas dan atau handicap serta

memungkinkan penyandang disabiliti dan atau handicap untuk berpartisipasi secara

aktif dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.6

Rehabilitasi dilakukan oleh suatu tim rehabilitasi yang terdiri dari dokter

rehabilitasi medis, fisioterapis, terapis okupasi, perawat rahabilitasi, pekerja sosial

1

Page 2: Stroke Hemoragik

medis, terapis wicara, psikolog, ortotis prostetis, dan lain-lain. Tim rehabilitasi akan

menjadi sangat efektif apabila upaya-upaya tersebut di koordinasikan dan diadakan

pertemuan secara berkala untuk membahas mengenai kemajuan dan kendala tiap

pasien serta ditunjang oleh adanya interaksi yang baik antara penderita dan

keluarganya dengan personil medik.6

Manfaat rehabilitasi pada penderita stroke bukan untuk mengubah defisit

neurologis melainkan menolong penderita untuk mencapai fungsi kemandirian

semaksimal mungkin dalam konteks lingkungannya. Jadi tujuannya adalah lebih ke

arah meningkatkan kemampuan fungsional daripada memperbaiki defisit neurologis

atau mengusahakan agar penderita dapat memanfaatkan kemampuan sisanya untuk

mengisi kehidupan secara fisik, emosional, dan sosial ekonomi dengan baik.6

Berikut ini disampaikan sebuah laporan kasus seorang penderita dengan

hemiparesis sinistra dan paresis nervus VII dan XII sentral sinistra et causa stroke

hemoragik yang dirawat di bagian Rehabilitasi Medik RSUP Prof. DR. R. D. Kandou

Manado.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

2

Page 3: Stroke Hemoragik

Stroke menurut WHO didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang

berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal maupun global dengan gejala-

gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun menyebabkan kematian

tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.1

2. Epidemiologi

Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua

di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang

berkembang.7,8

Menurut taksiran World Health Organization (WHO), sebanyak 20,5 juta jiwa

di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah

meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5

juta kasus stroke di dunia.9

Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama

yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan

kanker. Setiap tahun terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak 500.000

diantaranya kasus serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa stroke

berulang. Sebanyak 75% penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan

pekerjaan. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan

kanker. Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita

kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari

serangan stroke dan kecacatan.9

3. Klasifikasi Stroke10

a. Berdasarkan Waktu

1. TIA (Trancient Ischemic Attack)

3

Page 4: Stroke Hemoragik

Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran

darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.

2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)

Gangguan neurologi yang timbul dan akan menghilang secara sempurna

dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu.

3. Stroke in Evolution (Progressive Stroke)

Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang

muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan

dalam beberapa jam atau beberapa hari.

4. Completed Stroke

Gangguan neurologi yang timbul bersifat menetap atau permanen.

b. Berdasarkan Etiologi

1. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah suatu kondisi yang terjadi terutama disebabkan

oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh darah pecah dan

kemudian melepaskan darah ke otak. Setelah pecahnya arteri, pembuluh

darah tidak mampu membawa darah dan oksigen ke otak dan

menyebabkan sel mati. Alasan lain yang dapat menyebabkan strok

hemoragik adalah darah yang mengalir ke otak akibat pecahnya pembuluh

darah tersebut membentuk gumpalan di dalam otak dan menyebabkan

kerusakan jaringan otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi

otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita

hipertensi. Umumnya terjadi pada saat melakukan aktivitas, namun juga

dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan

penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak

terkontrol. Stroke hemoragik terbagi menjadi intracerebral hemorrhage

(ICH), subarachnoid hemorrhage (SAH), dan cerebral venous

thrombosis.

4

Page 5: Stroke Hemoragik

2. Stroke Non Hemoragik

Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian

otak tertentu. Aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis

(penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah

yang telah menyumbat di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang

menuju ke otak, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah

iskemik. Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan

fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan integritas

susunan sel, selanjutnya akan berakhir dengan kematian neuron. Dapat

berupa iskemia, emboli, spasme ataupun trombus pembuluh darah otak.

Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak

terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema

otak oleh karena hipoksia jaringan otak. Hampir sebagian besar pasien

atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.

Klasifikasi Oxford Community Stroke Project (OCSP) juga dikenal

sebagai Bamford, membaginya berdasarkan gejala awal dan episode

stroke yaitu total anterior circulation infarct (TACI), partial anterior

circulation infarct (PACI), lacunar infarct (LACI), dan posterior

circulation infarct (POCI).

4. Faktor Resiko

Faktor resiko adalah kelainan atau kondisi yang membuat seseorang rentan

terhadap serangan stroke. Faktor resiko umumnya dibagi menjadi 2 golongan besar

yaitu:

Tidak dapat dimodifikasi11 Dapat dimodifikasi12

· Umur

· Jenis kelamin

· Ras

· Hipertensi

· Kelainan jantung / penyakit

jantung

5

Page 6: Stroke Hemoragik

· Faktor genetik · Diabetes mellitus (DM)

· Peningkatan kolesterol (lipid

total)

· Obesitas

· Merokok

· Kurang aktivitas fisik

5. Manifestasi Klinik13

Gejala KlinisStroke Hemoragik

Stroke Non Hemoragik

Perdarahan Intra Serebral

Perdarahan Sub Arachnoid

Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan

Muntah pada awalnya Sering Sering TidakHipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering

Penurunan kesadaran Ada Ada Tidak adaKaku kuduk Jarang Ada Tidak adaHemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak ada Sering dari awal

Gangguan bicara Bisa ada Jarang Sering

6. Diagnosis

Diagnosis klinik stroke dibuat berdasarkan batasan stroke, dilakukan

pemeriksaan klinis yang teliti, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

neurologis dan pemeriksaan penunjang.7

7. Program Rehabilitasi Medik pada Penderita Stroke

Perhatian utama rehabilitasi adalah evaluasi potensi perkembangan pasien

dengan rehabilitasi yang intensif. Tujuan dari rehabilitasi harus realistis dan fleksibel

sebab status neorologis dari pasien dan derajat kelainan biasanya berubah seiring

6

Page 7: Stroke Hemoragik

waktu. Hal terbaik didapatkan jika pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mencapai

tujuan rehabilitasi.12

a. Fase awal

Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi

yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan umum

memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper

bed positioning, latihan lingkup gerak sendi, stimulasi elektrikal dan begitu penderita

sadar dimulai penanganan masalah emosional.14

b. Fase lanjutan

Tujuannya adalah untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan

aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara

medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik,

biasanya mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan

perdarahan subarakhnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada

fase ini meliputi : 15

Fisioterapi

1) Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan 2

kebawah)

2) Diberikan terapi panas superficial (infra red) untuk melemaskan otot.

3) Latihan lingkup gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung

dari kekuatan otot.

4) Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot.

5) Latihan fasilitasi atau reedukasi otot

6) Latihan mobilisasi.

Okupasi Terapi

Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari (AKS), meskipun pemulihan fungsi neurologis pada

ekstremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan alat bantu yang

disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat

7

Page 8: Stroke Hemoragik

dikerjakan. Kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang

disesuaikan.

Terapi Bicara

Penderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat

ditangani oleh speech therapist dengan cara:

1) Latihan pernapasan ( pre speech training ) berupa latihan napas, menelan,

meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.

2) Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan

mengucapkan kata-kata.

3) Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi

mengucapkan kata-kata.

4) Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.

Ortotik Prostetik

Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam

membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan

antara lain: arm sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace,

cock-up splint, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle foot orthotic (KAFO).

Psikologi

Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui

serial fase psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase penyesuaian dan

fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut secara

cepat, sedangkan sebagian lagi mengalami secara lambat, berhenti pada salah

satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat. Penderita harus berada

pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi.

Sosial Medik dan Vokasional

Pekerja sosial medik dapat memulai bekerja dengan wawancara keluarga,

keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan lingkungan

hidup serta keadaan rumah penderita.

8

Page 9: Stroke Hemoragik

BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : Ny. AM

Umur : 80 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Makeret

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

MRS : 30 Desember 2013

Tanggal pemeriksaan : 6 Januari 2014

Anamnesis

Keluhan utama

Kelemahan anggota gerak kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Kelemahan anggota gerak kiri dialami penderita sejak 6 jam sebelum masuk

rumah sakit. Kelemahan anggota gerak kiri terjadi secara tiba-tiba pada sore hari, saat

penderita sedang berjalan santai di halaman rumah. Keluhan tersebut disertai dengan

nyeri kepala. Muntah 2 kali berisi cairan dan makanan. Kejang tidak ada, demam

tidak ada, penglihatan ganda tidak ada, penurunan kesadaran tidak ada, gangguan

menelan tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Penderita mengalami hipertensi sejak 10 tahun lalu, kontrol tidak teratur dan

tidak pernah minum obat. Riwayat diabetes, kolesterol, penyakit jantung, ginjal tidak

diketahui oleh penderita. Riwayat pernah stroke sebelumnya tidak ada.

9

Page 10: Stroke Hemoragik

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu penderita memiliki riwayat hipertensi

Riwayat Kebiasaan

Penderita dominan menggunakan tangan kiri dalam melaksanakan aktivitas

kehidupan sehari-hari. Penderita tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum

minuman beralkohol. Penderita sering makan-makanan berlemak. Penderita tidak

memiliki kebiasaan berolahraga teratur.

Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita tinggal bersama suami di rumah permanen 1 tingkat, dinding

tembok, lantai ubin, Kamar mandi dan toilet terletak di luar rumah. Toilet yang

digunakan yaitu toilet jongkok. Sumber listrik perusahaan listrik negara (PLN) dan

sumber air perusahaan daerah air minum (PDAM). Penderita merupakan seorang ibu

rumah tangga. Suami penderita bekerja sebagai petani. Biaya pengobatan

menggunakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

Status Psikologi

Penderita tampak cemas dengan sakitnya.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

TB: 157 cm BB: 65 kg IMT: 26,42 kg/m2 (obesitas 1)

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M6V5

Tanda Vital : Tekanan Darah: 180/90 mmHg

Nadi: 80 kali/menit

Respirasi: 20 kali/menit

Suhu Badan: 36,0°C

10

Page 11: Stroke Hemoragik

Kepala

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor,

diameter 3mm-3mm, refleks cahaya langsung +/+, reflex cahaya

tidak langsung +/+

Hidung : Sekret -/-

Mulut : Lidah terletak di tengah

Telinga : Sekret -/-

Leher : Trakhea letak di tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax : Jantung: bunyi Jantung I dan II normal, tidak ada bising.

Paru: pernafasan vesikuler, Rhonki -/- Wheezing -/-

Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-)

Status Neurologis

Tanda rangsangan meningeal : Kaku kuduk tidak ada

Pemeriksaan Nervus Kranialis

Paresis N. VII dan N. XII sentral sinistra

Nervus Nama Jenis Pemeriksaan KesanI Olfaktorius Sensorik Anosmia (-) Normal

II Optikus SensorikVisus kasar baikLapang pandang normal

Normal

III Okulomotorius MotorikMenggerakkan sebagian besar otot mata

Normal

IV Troklearis MotorikMenggerakkan beberapa otot mata

Normal

V Trigeminus Gabungan Sensorik : rasa nyeri simetris ki = karasa raba simetris ki = kaMotorik :

Normal

11

Page 12: Stroke Hemoragik

Menggerakkan rahang baikMembuka mulutMenggigit baik

VI Abdusen Motorik Abduksi mata Normal

VII Fasialis Gabungan

Sikap wajah simetris ki=kaAngkat alis baik (ki=ka)Kerut dahi baik (ki=ka)Kembung pipi baik (ki=ka)Menyeringai, mulut mencong ke kiri

Paresis

VIII Vestibulokoklearis SensorikNistagmus kiri(-)/kanan(-)Mendengar gesekan jari kiri(+)/kanan(+)

Normal

IX Glosofaringeus Gabungan

Sensorik : Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasaMotorik : Mengendalikan organ-organ dalam

Normal

X Vagus Gabungan

Sensorik : Menerima rangsang dari organ dalamMotorik : Mengendalikan organ-organ dalam

Normal

XI Aksesorius MotorikMengangkat bahu kanan dan bahu kiri bisa

Normal

XII Hipoglosus MotorikDeviasi (-)vasikulasi (+)Atrofi (-)

Paresis

12

Page 13: Stroke Hemoragik

Status Motorik

Pemeriksaan

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Gerakan Normal Menurun Normal Menurun

Kekuatan Otot 5/5/5/5 4/4/4/4 5/5/5/5 4/4/4/4

Tonus Otot (+) Normal (+) Normal (+) Normal (+) Normal

Atrofi - - - -

Refleks

Fisiologis(+) Normal (+) Normal (+) Normal (+) Normal

Refleks

Patologis- - - -

Sensibilitas

Protopatik

Proprioseptik

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Status Otonom

BAB dan BAK biasa

Skor Stroke Siriraj

(2,5xderajat kesadaran) + (2xvomitus) + (2xnyeri kepala) + (0,1xdiastole) –

(3xateroma) – 12

Derajat kesadaran : 0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 = sopor/ koma

Vomitus : 0 = tidak ada; 1 = ada

Nyeri kepala : 0 = tidak ada; 1 = ada

Ateroma : 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih: diabetes, angina,

penyakit pembuluh darah

Hasil Skor Stroke Siriraj :

Skor > 1 : perdarahan supratentorial

13

Page 14: Stroke Hemoragik

Skor -1 sampai dengan 1 : perlu CT Scan

Skor < -1 : infark serebri

Pada kasus ini :

(2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 90) - (3 x 0) – 12 = 1 (perlu CT-scan)

Pemeriksaan Penunjang

Brain CT-Scan

Belum dilakukan

Laboratorium

31 Desember 2013 1 Januari 2014

Hb : 11,3 g/dL

Eritrosit : 4,94 106/mm

Leukosit : 10.900/mm

Trombosit : 181.000/mm

Ureum: 32

Kreatinin : 0,9 mg/dL

Natrium: 138

Kalium: 2,71

Klorida: 95,8

Hb : 14,3 g/dL

Eritrosit : 4,81 106/mm

Leukosit : 9600/mm

Trombosit : 219.000/mm

Natrium : 139 mEq/L

Kalium : 4,10 mEq/L

Klorida : 100,8 mEq/L

14

Page 15: Stroke Hemoragik

Indeks Barthel

Aktivitas Tingkat Kemandirian N Nilai

Bladder Kontinensia, tanpa memakai alat bantu.

Kadang-kadang ngompol.

Inkontinensia urin.

10

5

0

10

Bowel/BAB Kontinensia, supositoria memakai alat bantu.

Dibantu.

Mandiri.

10

5

0

10

Toileting Tanpa dibantu (buka/pakai baju, bersihkan dubur tidak

mengotori baju), boleh berpegangan pada dinding, benda,

memakai bad pan. Dibantu hanya salah satu kegiatan diatas.

Dibantu.

10

5

5

Kebersihan

diri

Tanpa dibantu cuci muka, menyisir rambut, hias, gosok

gigi, termasuk persiapan alat-alat tersebut.

Dibantu.

5

0

5

Berpakaian Tanpa dibantu/dibantu sebagian

Dibantu.

10

55

Makan Tanpa dibantu.

Memakai alat-alat makan dibantu sebagian.

Dibantu.

10

5

0

5

Transfer/

berpindah

Tanpa dibantu berpindah.

Bantuan minor secara fisik atau verbal.

Bantuan mayor secara fisik, tetapi dapat duduk tanpa

dibantu.

Tidak dapat duduk / berpindah.

15

10

5

0

0

15

Page 16: Stroke Hemoragik

Aktivitas Tingkat Kemandirian N Nilai

Mobilitas Berjalan 16m di tempat datar, boleh dengan alat bantu

kecuali rolling walker, berjalan tanpa dibantu.

Menguasai alat bantunya, memakai kursi roda dengan

dibantu.

Immobile.

15

10

5

10

Naik turun

tangga

Tanpa dibantu.

Dibantu secara fisik / verbal

Tidak dapat.

10

5

0

0

Mandi Tanpa dibantu.

Dibantu.

5

05

Total 100 55

Nilai Interpretasi

0-20 Disabilitas Total

25-45 Disabilitas Berat

50-75 Disabilitas Sedang

80-90 Disabilitas Ringan

100 Mandiri

Interpretasi: Disabilitas Sedang

16

Page 17: Stroke Hemoragik

Pemeriksaan Status Mini Mental

Item TesNilai

MaxNilai

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 5

2Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),

(ruang)5 5

REGISTRASI

3

Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang

1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta

mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.

Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar dan

catat jumlah pengulangan

3 3

ATENSI DAN KALKULASI

4

Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap

jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.

Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai

diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya

uyahw = 2 nilai)

5 5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 2

BAHASA

6Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan

(perlihatkan pensil dan jam tangan)2 2

7Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan atau

tetapi”1 1

8Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini dengan

tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”3 3

17

Page 18: Stroke Hemoragik

9Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:

“Pejamkanlah mata Anda”1 1

10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1

11

Responden diminta menyalin gambar

1 1

Skor Total 30 29

Penilaian : < 24 terdapat gangguan kognitif

> 24 dianggap tidak terdapat gangguan kognitif

Interpretasi : Dianggap tidak terdapat gangguan kognitif

Resume

18

Page 19: Stroke Hemoragik

Perempuan 80 tahun dengan keluhan utama kelemahan anggota gerak kiri

sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan anggota gerak kiri terjadi secara

tiba-tiba pada sore hari, saat penderita sedang berjalan santai di halaman rumah.

Nyeri kepala (+), muntah (+). Penderita tidak mengalami kejang, penglihatan ganda,

penurunan kesadaran dan gangguan menelan

Riwayat penyakit dahulu hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Riwayat

penyakit keluarga, ibu penderita memiliki riwayat hipertensi. Riwayat kebiasaan,

penderita tidak merokok dan minum minuman alkohol. Penderita sering makan

makanan berlemak. Pada pemeriksaan fisik (6 Januari 2014), didapatkan kesadaran

compos mentis (GCS: E4M6V5), tanda-tanda vital dalam batas normal, paresis nervus

VII dan XII sentral sinistra, kekuatan otot ekstremitas superior sinistra (4/4/4/4) dan

ekstremitas inferior sinistra (4/4/4/4), tonus otot dan refleks fisiologis normal, refleks

patologis tidak ditemukan. Status otonom dalam batas normal. Penilaian Index

Barthel: 55 (disabilitas sedang) dan pemeriksaan MMSE: 29 (tidak terdapat gangguan

kognitif).

Diagnosis

Diagnosis Klinis : Hemiparesis Sinistra+Paresis N.VII dan N. XII sentral sinistra

Diagnosis Topis : Subkortikal

Diagnosis Etiologi : Suspek Stroke Hemoragik

Diagnosis Fungsional : Gangguan transfer dan ambulasi serta keterbatasan Aktifitas

Kehidupan Sehari-hari (mandi, makan, berpakaian)

Penatalaksanaan

19

Page 20: Stroke Hemoragik

1. Medikamentosa

Elevasi kepala 30º

IVFD NaCl 0,9% 500 cc/8 jam 14 gtt/mnt

Amlodipine 10mg 1-0-0

Captopril 3x25mg

Ranitidin amp 2x1 amp (i.v)

Paracetamol 500 mg 3x1 tab

B1B6B12 3x1 tab

KSR 2x1tab

2. Rehabilitasi medik

Problem rehabilitasi :

Kelemahan anggota gerak kiri

Masalah psikologik

Gangguan transfer dan ambulasi

Gangguan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)

Program Rehabilitasi medik :

a. Fisioterapi

Evaluasi : - Kelemahan anggota gerak kiri, dengan :

Kekuatan otot ekstremitas atas : 4/4/4/4

Kekuatan otot ekstremitas bawah : 4/4/4/4

- Gangguan transfer dan ambulasi

Program : - Breathing exercise aktif

- Proper bed positioning

- Latihan lingkup gerak sendi aktif ekstremitas superior dan inferior

sinistra

- Latihan penguatan otot untuk ekstremitas superior dan inferior

sinistra

- Infra red pada ekstremitas superior dan inferior sinistra

20

Page 21: Stroke Hemoragik

- Latihan berjalan di paralel bar

b. Okupasi Terapi

Evaluasi : Kelemahan anggota gerak kiri

Gangguan AKS (Barthel Index : 55)

Program : Latihan penguatan otot dan peningkatan AKS dengan aktivitas

keterampilan

c. Othotik Prostetik

Evaluasi : Kelemahan anggota gerak kiri

Gangguan transfer dan ambulasi

Program : Tripod

d. Psikologi

Evaluasi : Penderita tampak cemas

Program : Memberi dukungan mental kepada penderita dan keluarganya.

e. Sosial Medik

Program : - Evaluasi status sosial ekonomi penderita dalam keadaan mampu untuk

biaya pengobatan dalam jangka waktu yang lama.

- Home visit untuk menyarankan mengganti wc jongkok dengan wc

duduk

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Stroke Hemoragik

1. Karema W. Diagnosis dan klasifikasi stroke; simposium stroke up date 2001.

Bagian SMF Saraf FK UNSRAT/RSUP Manado. 2001: 10-5.

2. Runtuwene Th. Faktor risiko dan pencegahan stroke; Simposium Stroke Up

Date 2001. Bagian SMF Saraf FK UNSRAT/RSUP Manado. 2001: 20 - 9.

3. Van Gijn J. Main groups of cerebral and spinal vascular disease: overview. In:

Ginsberg MD, Bogousslavsky J, eds. Cerebrovascular disease:

pathophysiology, diagnosis, and management. 1 ed. Malden: Blackwell

Science; 1998:1369-1372

4. Soendoro T, On behalf of RISKESDAS team. Report on result of National

Basic Health Research (RISKESDAS) 2007. Jakarta: The National Institute

of Health Research and Develompment Ministry of Health Republic of

Indonesia; 2008.

5. Mardjonjo M, Sidharta P. Neuro klinis dasar. Edisi VI. Jakarta : Dian Rakyat,

1995 ; 269-302.

6. Prawirosumarto K. Rehabilitasi fisik pada pasien stroke; REHABILTASI

MEDIK, Hasil Simposium 1987. Departemen Rehabilitasi Medik.Jakarta.

1987: 121-25.

7. Wirawan RP. Rehabilitasi stroke dalam pelayanan kesehatan primer. SMF

Rehabilitasi Medis RS Fatmawati. Jakarta;2009.p.61-2.

8. Sutrisno, Alfred. Stroke? you must know before you get it!. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. 2007. Hal: 1-13

9. Feigin, Valery. Stroke Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan

stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2006.

10. Misbach J, Wendra A. Stroke In Indonesia. A first large prospective hospital

based study of acute stroke in 28 hospitals in indonesia. Jakarta. 1996

11. Walelang Th. Faktor resiko dan pencegahan stroke. Poceeding symposium

stroke up date. Manado. Perdosi, 2001.

12. Sengkey L, Angliadi LS, Mogi TI. Ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi

medik. Manado: Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik;

2006.p.55-9

22

Page 23: Stroke Hemoragik

13. Kotambunan RC. Diagnosis stroke. Bagian Neurologi FK UNSRAT/SMF

RSUP Manado. Manado, 1995 ; 1-12.

14. Angliadi LS. Rehabilitasi medik pada stroke. Proceeding symposium stroke

up date. Manado. Perdosi, 2001.

15. Sinaki M, Dorsher PT. Rehabilitation after stroke. In : basic clinical

rehabilitation medicine. Philadelphia. Mosby, 1993 ; p. 87-8.

23

Page 24: Stroke Hemoragik

Laporan Kasus

Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hemiparesis Sinistra

Serta Paresis Nervus VII dan XII Sentral Sinistra

Et Causa Suspek Stroke Hemoragik

Oleh :

Mersry Ch. Pansariang

080111057

Pembimbing :

dr. Vivi Sumarna

Penguji :

dr. Engeline Angliadi, Sp. KFR

BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU

MANADO

2014

LEMBAR PENGESAHAN

24

Page 25: Stroke Hemoragik

Laporan kasus dengan judul Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hemiparesis

Sinistra serta Paresis Nervus VII dan XII Sentral Sinistra

et causa suspek Stroke Hemoragik

telah dikoreksi, dibacakan, dan disetujui

pada tanggal Januari 2014

Mengetahui,

Residen Pembimbing

dr. Vivi Sumarna

Supervisor Penguji

dr. Christina A. Damopolii, SpKFR

25