28
STROKE HEMORAGIK Rizkiana Prihanti Kompre Universitas muhammadiyah Yogyakarta

Stroke Hemoragik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stroke hemoragik

Citation preview

STROKE HEMORAGIK

Rizkiana PrihantiKompre Universitas

muhammadiyah Yogyakarta

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. K Umur : 60 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Alamat : Wirodono 1/6 Karangtejo Kedu Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Nomor CM : 0200013 Ruang : Shofa kelas III Masuk RS : 2 Juni 2015

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesa dan allonamnesis

Keluhan Utama : post jatuh Keluhan Tambahan : bicara pelo dan kelemahan

anggota gerak kiri. Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien datang ke IGD RS PKU Parakan dengan keluhan

terjatuh di belakang rumah ± 6 jam SMRS. Pasien sadar saat kejadian. Pasien juga mengeluhkan sedikit pusing dan muntah 1x perjalanan ke RS. Bicara pelo dan mulut mencong ke kanan tiba-tiba setelah pasien terjatuh. Kadang pasein merasakan ujung-ujung jari tangan dan kaki kanan kesemutan. Mual (+), demam (-), batuk dan pilek (-), sesak nafas (-), BAK (+) dbn, BAB (+) dbn.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami

kejadian serupa. Penyakit darah tinggi, kencing manis, kejang, asam urat, kolesterol, trauma, keganasan dan penyakit yang lain disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat darah tinggi, kencing manis, kolesterol,

jantung dan keganasan dalam keluarga disangkal. Riwayat Sosio Ekonomi Pasien adalah seorang nenek. Tinggal sendiri

dirumah. Pasien mempunyai 4 orang anak dan masing-masing sudah berkeluarga. Anak yang terakhir bertempat tinggal disebelah rumah pasien. Aktivitas sehari-hari pasien adalah membereskan rumah dan membantu menjaga cucu. Penghasilan tidak berpenghasilan tetap. Pasien terkadang mendapat kiriman uang dari anak-anaknya.

PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign › Keadaan Umum : Compos Mentis,

E4 V5 M6› Tekanan darah : 176/100 mmHg› Denyut nadi : 68x/menit› Pernapasan : 20x/menit› Suhu : 36,5 °C

Status Internus Kepala : Mesosepal, bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis. Hidung : Secret (-), hiperemis (-) Telinga : Secret (-), nyeri tekan (-) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kaku kuduk (-). Thorak : Bentuk dinding thorak simetris, ketinggalan gerak (-). Jantung

Inspeksi : Iktus kordis terlihat Palpasi : Iktus kordis teraba, NT (-) Perkusi : Suara redup Auskultasi : Irama S1-S2 reguler, bising (-), galop (-) batas jantung

Kiri atas : SIC II linea parasternalis kiri Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra Kiri bawah : SIC V 3cm dari caudo lateral linea midclavicula Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan

Paru-paru Inspeksi : Permukaan datar tak tampak retraksi Palpasi : Fokal femitus kanan = kiri Perkusi : Sonor disemua lapang paru Auskultasi : Suara dasar : Vesikuler (+), suara tambahan (-) Abdomen Inspeksi : Permukaan datar, tidak tampak adanya massa. Auskultasi : bising usus (+) normal Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani (+)

Status Neurologis Kesadaran : Baik (compos

mentis) GCS : E4 V5 M6 Orientasi : Tempat : baik Waktu : baik Orang : baik Daya ingat : Lama : baik Baru: baik

N. cranialis Kanan Kiri

N. I (Olfaktorius)

Daya penghidu

N

N

N. II ( Optikus )

Daya Penglihatan

Pengenalan warna

Medan Penglihatan

N

N

N

N

N

N

N. III (Okulomotorius)

Ptosis

Gerak bola mata ke superior

Gerak bola mata ke medial

Gerak bola mata ke inferior

(-)

N

N

N

(-)

N

N

N

N. IV (Troklearis)

Gerak bola mata ke lateral bawah

N

N

N. V ( Trigeminus )

Menggigit

Membuka mulut

N

N

N

N

N. VI ( Abdusens )

Gerak mata ke lateral

N

N

N. VII ( Facialis )

Kedipan mata

Sudut mulut

Mengerutkan dahi

Mengangkat alis

Menutup mata

Menggembungkan pipi

N

N

N

N

N

N

N

Tertarik ke

kanan

N

N

N

N

N. VIII ( Akustikus )

Mendengar suara gesekan tangan

N

N

N. IX ( Glosofaringeus )

Sengau

(N)

(N)

N. X ( Vagus )

Denyut Nadi

Bersuara

Menelan

68x/menit

(-)

(-)

N. XI ( Assesorius )

Memalingkan muka

Sikap Bahu

Mengangkat Bahu

N

N

N

N

N

N

N. XII ( Hipoglossus )

Sikap Lidah

Tremor Lidah

Menjulurkan Lidah

N

(-)

N

N

(-)

N

Anggota Gerak

PemeriksaanEkstremitas Superior (D/S)

EkstremitasInferior (D/S)

Gerakan N/Terbatas N /Terbatas

Sensibilitas +/+ +/+

Kekuatan 5/1 1/ 4

Tonus N/↑ N/↑Klonus - -

Trofi Eutrofi Eutrofi

Refleks Fisiologis :

Refleks Dextra/Sinistra

Biseps +/+

Triseps +/+

Patella +/+

Achiles +/+

Refleks Patologis :Refleks Ekstremitas Dextra Ekstremitas SinistraBabinski + +Chaddock - -

Openheim - -

Gordon - -Schaeffer - -

Gonda - -

Siriraj Score

( 2,5 x 0 ) + ( 2 x 1 ) + ( 2 x 1 ) + ( 0,1 x 100 )–( 3 x 0 ) – 12 = 2

SS > 1 = Stroke Hemoragik

Diagnosa

Diagnosa fungsional : Hemiparese sinistra + Parese nervus VII sinistra

Diagnosa etiologi : Stroke Hemoragik Diagnosa kerja : Hemiparese

sinistra + Parese nervus VII sinistra et causa Stroke hemoragik

Penatalaksanaan

Infus RL 20 tts/mnt Inj Piracetam 1x12 gram ( selanjutnya

2x3 gram Inj Citicolin 2x 500 mg Inj Ranitidin k/p Amlodipin 5 mg 0-0-1 Captopril 25 mg 3x1 tab

TINJAUAN PUSTAKA Menurut WHO, stroke adalah menifestasi

klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler.

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

ANATOMI

FAKTOR RESIKO Faktor resiko yang tak dapat dimodifikasiKelainan pembuluh darah otakJenis kelamin dan penuaanRiwayat keluarga dan genetika Faktor resiko yang dapat di modifikasi yaituHipertensiPenyakit jantungDiabetes mellitusHiperkolesterolemiaObesitasMerokok

KLASIFIKASIPerdarahan intraserebral ( PIS )• Perdarahan intraserebral disebut juga

perdarahan intraparenkim atau hematoma intrakranial. Stroke jenis ini terjadi karena pecahnya arteri otak.

. Perdarahan subarakhnoid• Perdarahan subarakhnoid terjadi ketika

pembuluh darah di luar otak mengalami ruptur. Hal ini menyebabkan daerah di antara tulang tengkorak dan otak dengan cepat terisi darah

GAMBARAN KLINIS

DIAGNOSIS

Anamnesis

• Tidak terdapat tanda atau gejala yang dapat membedakan stroke hemoragik dan non hemoragik meskipun gejalah seperti mual muntah, sakit kepala dan perubahan tingkat kesadaran lebih sering terjadi pada stroke hemoragik.

Pemeriksaan Fisik

• Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi penyebab stroke ekstrakranial, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang menyerupai stroke, dan menentukan beratnya defisit neurologi yang dialami.

Pemeriksaan Neurologi

• Tujuan pemeriksaan neurologi adalah untuk mengidentifikasi gejalah stroke, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki gejala seperti stroke, dan menyediakan informasi neurologi untuk mengetahui keberhasilan terapi.

Gambaran Laboratoriu

m

• Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran dan mungkin pula menunjukkan faktor resiko stroke seperti polisitemia, trombositosis, trombositopenia, dan leukemia).

Gambaran Radiologi

• CT scan kepala non kontras• CT perfussion• CT angiografi (CTA)• MR angiografi (MRA)

SKOR STROKE Skor Siriraj ( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x

vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12

Skor >1 : SH -1 sd 1 : perlu CT scan <-2 : SNH

Algoritma Stroke Gadjah Mada

PENATALAKSANAAN Terapi Umum Dengan 5 B :

› Breath : Oksigenasi, pemberian oksigen dari luar

› Blood : Usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan pengontrolan tekanan darah pasien

› Brain : Menurunkan tekanan intra kranial dan menurunkan udema serebri

› Bladder : Dengan pemasangan DC› Bowel : Saluran pencernaan dan pembuangan

Terapi Khusus Stroke Non Hemoragik Memperbaiki perfusi jaringan Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin,

Piracetam Anti udema otak : Deksametason, Manitol Anti agregasi platelet : golongan asam asetil salisilat

(aspirin). Stroke Hemoragik Perbaiki faal homeostasis, jika ada gangguan faal

homeostasis Anti udema otak : Deksametason, Manitol Melindungi jaringan otak : Neuroprotektan : Piracetam Obat hemostatikum : Kalnex Neurotropik : Neurodex Pengendalian Faktor Resiko

KOMPLIKASI› Abnormal tonus

Abnormal tonus secara postural mengakibatkan spastisitas. Serta dapat menggangu gerak dan menghambat terjadinya keseimbangan.› Sindrom bahu

Sindrom bahu merupakan komplikasi dari stroke yang dialami sebagian pasien. Pasien merasakan nyeri dan kaku pada bahu yang lesi akibat imobilisasi.› Deep vein thrombosis

Deep vein trombosis akibat tirah baring yang lama, memungkinkan trombus terbentuk di pembuluh darah balik pada bagian yang lesi. Hal ini menyebabkan oedem pada tungkai bawah.› Orthostatic hypotension

Orthostatic hypotension terjadi akibat kelainan barometer pada batang otak. Penurunan tekanan darah di otak mengakibatkan otak kekurangan darah.› Kontraktur

Kontraktur terjadi karena adanya pola sinergis dan spastisitas. Apabila dibiarkan dalam waktu yang lama akan menyebabkan otot-otot mengecil dan memendek.

PROGNOSIS Tergantung juga dari seberapa besar perdarahan

yang terjadi. Dan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1.Tingkat kesadaran : sadar 16% meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor meninggal 71%, dan koma meninggal 100%.2.Usia : pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam.3.Jenis kelamin :laki-laki lebih banyak 61% yang meninggal daripada perempuan 41%. 4.Tekanan darah tinggi prognosis jelek. 5.Lain-lain : cepat dan tepatnya pertolongan.