Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI DESKRIPTIF STRES KERJA PADA POLISI DI POLRES BANGKA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
AJENG CHRISTY
NIM:109114002
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Kita tidak boleh manja, sekeras apapun hidup ini hadapilah. Meski sepahit
apapun itu, jalanilah. Berdoa, teruslah berdoa. Tanpa Tuhan kita bukanlah
apa-apa”
(Mama Tercinta : Supini)
” Menjadi apapun kamu nanti, Kamu selalu menjadi kebanggaan papa,”
(Papa tercinta : Sardino)
“Your enemy is not a God. When you are scare, so is he”
(Sasai Masutatsu Oyama, Master Of Karate)
“Sekuat-kuatnya kamu,seberat-beratnya beban kamu. Ingat kamu
masih bisa bersandar padaku. Aku akan bantu kamu sampai bisa.
Kalau tidak pun, aku akan selalu ada buat kamu. Jadi jangan pernah
menyerah!”
(Haidar Rizaldi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada Tuhan Yesus, Allah Bapa Yang Maha Kasih
Engkaulah Sumber Pengharapan,
Semua perjuanganku ku dedikasikan khusus untuk
kedua orang tuaku yang selama ini selalu ada
untukku, suka maupun duka senang maupun sedih.
I LOVE YOU MAMA,PAPA !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta,
Penulis
Ajeng Christy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Studi Deskriptif Stres Kerja Pada Polisi di Polres Bangka
Ajeng Christy
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran
secara deskriptif tentang stres kerja yang terjadi di Polisi Resort Bangka.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah stres kerja. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 44 orang polisi yang tergabung dalam 9 satuan fungsi pada Unsur
Pelaksana Tugas Pokok di Polres. Kesembilan fungsi satuan polres yang
dipilih berdasarkan metode convenience sampling. Saat pengumpulan data
dilakukan menggunakan metode penyebaran skala yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti. Didapatkan reliabilitas sebesar α = 0,956 untuk skala
stres kerja dengan jumlah aitem sebanyak 45 aitem. Hasil yang didapatkan
tersebut menunjukkan bahw stres kerja (M = 88,52, SD = 15,26) pada
subjek tersebut rendah. Diketahui pada satuan fungsi Reserse Kriminal,
gejala fisiologis menunjukan hasil yang lebih dominan dibandingkan gejala
lainnya. Selain itu didapatkan juga bahwa polisi yang sudah menikah
menunjukkan stres yang lebih tinggi daripada yang masih lajang.
.
Kata kunci : Stres Kerja, Polisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Descriptive Study OF Job Stress On Police in Resort Police Bangka
Ajeng Christy
ABSTRACT
The Purpose of this study is to find out how descriptive description of work stress
that occurs in police members. This research uses qualitative descriptive method.
The dependent variable in this research is job stress. Subject in this study amounted
to 44 police officers who joined in 9 units of function on Element Implementation
Main Task in the police. The nine unit function are selecte based on purposive
sampling method. When data collection is done using a scale method of
dissemination developed by the researchers themselves. Reability was obtained for
α = 0,956 for work stress scale with 45 items. The result obtained show that work
stress ( M = 146,51, SD = 19,69) low on the subject. Known in the unit of Criminal
Investigation function, psychological symptoms show more dominant results than
other symptoms. It was also found that married policeman showed higher stress
than those who were single.
Keyword : Job Stress, Police.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Ajeng Christy
NIM : 109114002
Demi pengembangan pengetahuan, saya memberikan kepada Perputakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Studi Deskriptif Stres Kerja Polisi di Polisi Resort Bangka Induk
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya berikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanyadi internet, atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal
Ajeng Christy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan
penyertaan-Nya selama penyusunan skripsi sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang terlibat dari awal hingga akhir selama proses
pengerjaan skripsi. Untuk itu penulis mengucapkan beberapa ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu memotivasi anak-anak
didiknya untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi.
3. Ibu P. Henrietta PDADS., M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Wakil Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang secara pribadi turut membantu kelancaran perjalanan
penulisan skripsi saya, mendengar keluh kesah saya di saat kehilangan
semangat dalam mengerjakan skripsi saya, dan saya bangga bisa menjadi
salah satunya orang yang berada dalam naungan beliau. Terima kasih atas
semua kepedulian dan perhatian yang luar biasa yang beliau berikan
kepada saya sebagai anak didiknya dari awal tahun berkuliah di
Universitas Sanata Dharma ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak TM. Raditya Hernawa, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bekerja lebih keras saat mendampingi semua anak-anak
didiknya, tak terkira banyak waktu yang beliau sediakan hanya untuk
membantu kelancaran skripsi saya, dan bagi saya beliau telah menjadi
figur bapak yang tegas untuk menjadi cambuk saya agar menyelesaikan
skripsi tanpa ada kata “menyerah”.
5. Dosen penguji 2 dan dosen penguji 3 yang telah meluangkan waktu untuk
membaca skripsi saya dan mengujinya.
6. Segenap staff yang turut andil dalam administratif di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma atas segala bantuan selama penulis menjalani
studi.
7. Segenap anggota kepolisian di Polres Bangka Induk yang bersedia
menjadi subyek penelitian ini dan meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner yang saya bagikan.
8. Kepada Mama dan Papa, yang sejujurnya saya sangat sulit untuk
menjelaskan bagaimana saya harus berterimakasih atas setiap kesempatan
untuk saya bisa menjalani hidup yang luar biasa ini dan bisa merasakan
betapa keras setiap perjuangan agar kita tahu seberapa besar bermaknanya
kita bisa terlahir dalam sebuah keluarga yang saling mendukung dan
menyayangi apapun keadaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Dioz Marteen Kharisma, kakakku satu-satunya. Terimakasih karena telah
berkembang bersama-sama dan menjadikanku adik yang tegar juga kuat di
tempat perantauan karena perhatianmu selama ini.
10. Haidar Rizaldi, sebagai sosok yang bisa menjadi kakak, kekasih, bahkan
“partner” yang dewasa untuk saya dalam melewati setiap masalah yang
saya hadapi terutama saat pengerjaan skripsi yang penuh dengan hal-hal
yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Terimakasih selalu ada di saat
saya merasa, tidak punya semangat lagi untuk menyelesaikan skripsi ini,
hanya kamulah alasan saya bangkit lagi setelah sebelumnya saya merasa
sudah gagal dan tidak mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman Karate di Universitas ATMAJAYA dan Universitas
Sanata Dharma, Dio, Lian, Willy, Haldy, Nila, yang selalu ada di saat saya
merasa lelah mengerjakan skripsi yang terus-menerus mengejar waktu,
terutama kepada adik Oktia Sudianti yang juga bertahun-tahun menjadi
kawan sejati, mendukung setiap perkembangan baik dalam perkuliahan
kita sampai akhirnya saya bisa berterima kasih atas proses berkembang
bersamanya dengan latar belakang dan karakter yang berbeda, tapi yang
bisa saya ingat dengan baik, dengan sebuah persahabatan saya bisa
melewati segalanya dengan semangat.
12. Kepada anak-anak kos yang sebelumnya setiap hari bisa berbagi dalam
segala hal sehingga pada akhirnya kita harus berpisah karena harus
kembali ke kota asal untuk membangun daeerah masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Terimakasih sudah selalu berusaha melukai diriku dengan pertanyaan
“Kapan sidang, kapan wisuda, dan jangan main terus” tanpa ada kata itu,
saya pasti lupa dan terlena. Jika bukan karena sindiran itu, saya tidak akan
pernah mau bekerja keras yang lebih keras.
13. Kepada teman-teman media sosial yang selalu menanyakan di kolom
komentar “skripsi udah sampai mana, kapan wisuda??..”. Kadang respon
mereka harus membuat kita sungguh tersadar, bahwa bukan cemooh yang
membuat kita dianggap rendah. Tapi mereka berkomentar karena mereka
peduli. Jadi, terimakasih para komentator. Kalian terbaik!
14. Sahabat saya Dica, Ando, Aji, Mbak Febrin, teman dari alumnus karate
dan teman dekat kosan yang selalu bisa diajak berbagi saat malam
mingguan di waktu ketika kita semua masih single dan belum punya siapa-
siapa. Kita saling mendukung keberhasilan masing-masing. Sampai
akhirnya, teguran kalian selalu membuatku semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman sedosen pembimbing Pak Tius. Terimakasih atas
kebersamaannya, atas sharing dan bantuannya selama penulisan skripsi
ini. Juga kepada teman-teman Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang tak
bisa saya sebutkan satu per satu, yang pernah bekerja sama dalam setiap
tugas kelompok, kepanitiaan maupun kegiatan-kegiatan kampus. Terima
kasih atas semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
studi dan penulisan skripsi ini. Saya bangga menjadi keluarga Fakultas
Psikologi Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk memperbaiki karya ilmiah ini. Penulis juga berharap
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN ............................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 7
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 7
D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB II ................................................................................................................... 10
A. STRES KERJA DI TEMPAT KERJA ....................................................... 10
1. Definisi Stres Kerja ................................................................................ 10
2. Jenis-jenis Stres ...................................................................................... 11
3. Sumber Stres dalam Pekerjaan ............................................................... 11
4. Gejala-gejala yang berasal dari Stres ..................................................... 13
B. UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK DI POLRES BANGKA ......... 15
1. Pengertian Polisi ..................................................................................... 15
2. Pengertian dari Satuan Fungsi yang berada dalam naungan Unsur
Pelaksana Tugas Pokok RI. ........................................................................... 16
C. KERANGKA TEORI ................................................................................ 20
BAB III ................................................................................................................. 23
A. JENIS PENELITIAN ................................................................................. 23
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ............................................ 23
C. DEFINISI OPERASIONAL ...................................................................... 23
D. SUBJEK PENELITIAN ............................................................................. 24
E. METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................ 25
1. Skala Stres Kerja .................................................................................... 25
F. Koefisien Korelasi Item Total .................................................................... 27
G. Validitas dan Reliabilitas. .......................................................................... 29
1. Validitas .................................................................................................. 29
2. Reliabilitas .............................................................................................. 30
H. Metode Analisis Data ................................................................................. 33
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 33
2. Uji Deskriptif .......................................................................................... 34
BAB IV ................................................................................................................. 35
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 35
B. Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................... 36
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 37
2. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 39
D. Pembahasan ................................................................................................ 47
BAB V ................................................................................................................... 52
A. Kesimpulan ................................................................................................ 52
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 52
C. Saran ........................................................................................................... 53
1. Bagi Subyek Penelitian........................................................................... 53
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................... 53
DAFTAR PUTAKA ............................................................................................. 55
LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 59
LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 65
LAMPIRAN 3 ....................................................................................................... 77
LAMPIRAN 4 ....................................................................................................... 84
LAMPIRAN 5 ....................................................................................................... 86
LAMPIRAN 6 ....................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Blue Print Skala ...................................................................................... 27
Tabel 2 : Penilaian Skala Stres Kerja ..................................................................... 27
Tabel 3 : Diskriminasi Item .................................................................................... 31
Tabel 4 : Dikriminasi Item Setelah Digugurkan .................................................... 32
Tabel 5 : Data Demografis Subyek Penelitian dalam 9 Fungsi Satuan.................. 37
Tabel 6 : Data Personil dalam 9 Fungsi Satuan ..................................................... 38
Tabel 7 :Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 39
Tabel 8 : Kurva Stres Kerja .................................................................................... 39
Tabel 9 : Hasil Mean Empiris dan Mean Teoritis .................................................. 40
TABEL 10 : Hasil Uji One Sample Test Mean Skala Stres Kerja ......................... 41
Tabel 11 : Hasil Uji Kruskal Wallis Skala Stres Kerja .......................................... 42
Tabel 12 : Kriteria Kategorisasi Stres Kerja Dalam Ketiga Aspek ........................ 44
Tabel 13 : Mean Empiris dan Mean Teoritis Ketiga Aspek Stres Kerja ................ 44
Tabel 14 : Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek Psikologis..... 44
Tabel 15 : Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek Fisiologis ..... 44
Tabel 16 : Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek Perilaku ........ 44
Tabel 17 : Kriteria Kategorisasi Stres Kerja .......................................................... 46
Tabel 18 : Kategori Stres Kerja Berdasarkan Status Pernikahan ........................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : BLUEPRINT SKALA PENELITIAN ........................................ 58
LAMPIRAN 2 : SKALA PENELITIAN STRES KERJA ..................................... 65
LAMPIRAN 3 : UJI RELIABILITAS ................................................................... 77
LAMPIRAN 4 : DESKRIPTIF DATA PENELITIAN .......................................... 84
LAMPIRAN 5 : UJI NORMALITAS .................................................................... 86
LAMPIRAN 6 : DATA TAMBAHAN UJI NORMALITAS................................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan polisi masuk dalam deretan pekerjaan yang paling
membuat stres di Amerika (Adicio, 2017). Pada tahun 2014, pekerjaan polisi
menempati posisi ke 9 dari 10 pekerjaan lainnya yang membuat stres. Tahun
2015, meningkat menjadi posisi ke 5 dan pada tahun selanjutnya pekerjaan
polisi masih berada pada posisi yang sama. Kesepuluh pekerjaan tersebut
meliputi petugas pemadam kebakaran, calon personil militer, tentara, pilot
pesawat, polisi, koordinator acara, reporter koran, eksekutif perusahaan
(senior), public relation executive, dan sopir taxi. Pekerjaan tersebut
membutuhkan orang-orang yang bisa berhadapan dengan kondisi yang tidak
dapat terprediksi, juga dekat dengan sesuatu yang berbahaya, hingga situasi
yang mengharuskan mereka untuk mempertaruhkan hidup
(www.careercast.com).
Stres kerja menurut Robbins (2006) yaitu kondisi dinamik yang di
dalamnya kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat
diinginkan dan yang hasil dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.
Menurut (NIOSH, 1999), stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional
dan fisik yang bersifat mengganggu atau merugikan yang terjadi pada
tuntutan tugas tidak sesuai dengan kapabilitas, sumber daya, atau keinginan
pekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.careercast.com)/
2
Penyebab utama dari pekerjaan yang berhubungan dengan stres
menurut Labour Force Survey (2009 – 2012) yaitu beban kerja, dalam batas
waktu yang sulit, terlalu banyak bekerja, terlalu banyak tekanan, dan
tanggung jawab. Faktor lain yang juga teridentifikasi yaitu kurangnya dari
pengelolaan dukungan, perubahan organisasi pada pekerjaan, kekerasan dan
ketidakjelasan pekerjaan (kurangnya kejelasan tentang pekerjaan/merasa ragu
apa yang akan dilakukan).
Polisi sendiri memiliki arti sebagai badan pemerintah yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban umum atau menangkap orang yang
melanggar undang-undang (www.kbbi.web.id). Menurut Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 pada Bab 1 Pasal 2 tentang fungsi
Kepolisian bahwa salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat
Pada penelitian yang dilakukan oleh Keinan dan Malach-Pines
(2016), “Stress and Burnout Among Prison Personnel, Source, Outcomes,
and Intervention”, menunjukkan bahwa para pegawai penjara mengalami
stres psikologis yang besar selama mereka bekerja. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja sebagai sipir penjara, dan yang
selalu bertemu dengan para tahanan mengalami stres lebih tinggi dari
karyawan yang bekerja di bagian administratif. Sopiah (2008) menyebutkan
bahwa lingkungan fisik (yang bersifat seperti stressor dalam lingkungan fisik
pekerjaan contohnya kebisingan ataupun resiko keamanan), karena peran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.kbbi.web.id/
3
tugas, relasi antar-pribadi, dan organisasi merupakan penyebab-penyebab
stres dalam pekerjaan.
Hasil penelitian Hunnur (2014) menunjukkan analisis berupa
Occupational Stress Index dalam 85,5% dari jumlah 475 responden,
terungkap bahwa polisi yang mengalami stres kerja terkategori tinggi berada
di departemen tersebut. Menurut National Police Suicide Foundation dalam
penelitian Hunnur (2014) bahwa ad a 22 jam yang terambil dalam kehidupan
pada anggota polisi di Amerika digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Diana (2013) tentang “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja pada Polisi Lalu Lintas Di
Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April sampai Agustus” menyimpulkan
bahwa faktor-faktor yang menunjukkan adanya hubungan dengan stres kerja
adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan (beban kerja), pengembangan karir
(promosi), dan karakter individu (umur).
Menurut Journal of Contemporary Criminal Justice (Morash, M
Harr R dan Kwak, 2006) menjelaskan tentang “Multilevel Influence on Police
Stress” jika polisi yang mengalami tingginya tingkat stres dalam pekerjaan
mereka biasanya selalu bermasalah dengan penyakit fisik ringan dan masalah
psikologis, bahwa hal itu semua mempengaruhi hasil pekerjaan mereka. Zakir
dan Murat (2011) juga menyatakan bahwa menjadi seorang polisi dianggap
sebagai pekerjaan dengan tingkat sres yang tinggi,hal ini dikarenakan jam
kerja yang panjang, struktur kepemimpinan dan kekhawatiran akan
keselamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Lutfiyah (2011) dalam penelititannya menjelaskan bahwa beban
kerja, pengembangan karir, dan sub divisi adalah faktor-faktor yang
berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas. Ada
4 macam sub divisi yang dijelaskan secara lengkap oleh Lutfiyah, yaitu Bin
Operasional, Gatur (Gerakan Pengaturan), PJR (Patroli Jalan Raya), dan
Patwal (Patroli dan Pengamanan). Bahwa perbedaan penempatan kerja pada
masing-masing sub divisi yang memiliki beban kerja dan jam kerja yang
berbeda memungkinkan adanya perbedaan stres kerja pula pada polisi lalu
lantas.
Kapolda Babel, Brigjen Pol Gatot Subyaktoro, memaparkan bahwa
jumlah tindak kriminalitas di Provinsi Bangka Belitung pada 2015 mengalami
peningkatan bila dibandingkan satu tahun sebelumnya. Pada tahun 2014
jumlah tindak kriminalitas sebanyak 2.158 kasus, pada tahun selanjutnya
meningkat menjadi 320 kasus dengan jumlah total 2.478 kasus. Peristiwa
tersbut disebabkan oleh pengaruh kebutuhan ekonomi yang semakin
meningkat serta pengaruh dari luar Provinsi Babel seperti keberadaan gank
Madura dan Palembang menjadi faktor meningkatnya kejahatan. (www.
mapikor.org),
Jumat 5 Febuari 2016, Kapolres Bangka AKBP Sekar Maulana juga
mengatakan dengan menurunnya tingkat pendapatan dan perekonomian di
Bangka Belitung, maka hal itu berdampak langsung pada peningkatan tingkat
kejahatan dan tindakan kriminalitas. Sehingga menurut AKBP Sekar Maulana
sendiri, kita harus menjaga kewaspadaan yang perlu ditingkatkan diantaranya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
apabila hendak memarkirkan kendaraan hendaknya melakukan pengamanan
kunci sistem ganda, serta pemasangan tralis pada rumah dan mengaktifkan
kembali sistem keamanan di lingkungan masing – masing (www.rri.co.id).
Pada periode jabatan 2014 hingga 2016 di Polres Bangka, Briprtu
Y,C,S menjelaskan bahwa pada tahun tersebut banyak anggota yang sering
tercatat absen hingga cuti lebih banyak di tahun tersebut dibandingkan pada
periode tahun 2016 hingga 2018. Sehingga hal ini, mendukung teori yang
dipaparkan oleh Robbins (2006) tentang potensi sumber stres yaitu pada
faktor organisasi (meliputi tuntutan tugas dan kepemimpinan organisasi).
Kedua hal tersebut muncul dan dialami oleh polisi yang berada dibawah
kepemimpinan (kapolres tahun 2014-2016).
Briptu tersebut menyebutkan jika pada tahun 2014 hingga 2016
yang lalu menilai jarak komunikasi atasan dengan para bawahannya terasa
begitu jauh, sulit bergaul bahkan sekedar bercengkrama dengan para
bawahnnya adalah hal yang sangat jarang terlihat di mata beliau
sendiri.Sehingga suatu ketika, saatatasan tersebut berbicara kepada beberapa
bawahanhya terlihat seperti seorang yang mengomel yang tiada habisnya
kepada bawahannya. Tanpa memahami kondisi bawahan yang sudah bekerja
dengan sangat baik dan permasalahan pribadi yang mereka alami setiap
harinya terkadang menyulitkan beberapa anggota tersebut untuk selalu
terlihat profesional ketika bekerja.
Dibandingkan dengan periode tahun 2016 -2018, atasan yang baru
tersebut dikenal lebih mudah berbaur dengan bawahan – bawahannya. Ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.rri.co.id/
6
perbedaan yang sangat jelas antara tekanan-tekanan dari beberapa atasan yang
terdahulu dengan atasan yang sekarang, sehingga dapat memunculkan
masalah-masalah di lingkungan mereka bekerja seperti stres kerja yang
dialami para bawahan saat memiliki hubungan yang kurang baik antara
atasan-atasan mereka, para bawahan juga menganggap pengaruh atasan
terhadap pekerjaan mereka dapat mengganggu kinerjanya saat bertugas
(Komunikasi Pribadi, 26 Desember 2016).
Wawancara selanjutnya, peneliti juga mendapatkan beberapa
penjelasan tentang para bawahan yang berkenaan langsung Unsur Pelaksana
Tugas Pokok. Bripka U,M, menceritakan bahwa ada banyak hal yang dapat
membuat beliau merasa tekanan-tekanan dalam lingkup administratif sendiri
melebihi kata yang jauh dari zona aman. Beberapa anggota dari divisi lain
pula menjelaskan jika pekerjaan yang lebih sedikit mengalami kelelahan dan
stres itu berada pada anggota yang ditempatkan di bagian administratif
daripada anggota dengan pekerjaan yang harus dijalani setiap hari untuk
terjun ke lapangan secara langsung. Ada pula kebalikannya, anggota yang
ditempatkan di bagian administratif menceritakan bahwa anggota tersebut
sering mengalami kejenuhan tentang pekerjaan yang tidak ada tantangan
sama sekali, dan bagi dirinya ada pekerjaan di lapangan yang bisa membuat
hidup menjadi lebih terasa sebagai seorang pengayom publik. (Komunikasi
Pribadi, 26 Desember 2016).
Dari wawancara tersebut, ditemukan bahwa ada pengaruh dalam
faktor organisasi pada polisi di Polres Bangka terhadap stres kerja. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
faktor organisasi, tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar-pribadi
cenderung dialami oleh Bripka U,M berdasarkan penjelasannya pada
wawancara tersebut. Hal ini menjelaskan kembali bahwa potensi sumber stres
kerja pada faktor organisasi menyumbang banyak dalam perannya terhadap
sumber stres kerja yang terjadi pada polisi di Polres Bangka (Robbins, 2006).
Berdasarkan beberapa uraian tersebut maka peneliti sangat tertarik
untuk meneliti mengenai gambaran deskriptif stres kerja pada polisi. Peneliti
menyimpulkan bahwa adanya perubahan atasan dapat mempengaruhi kinerja
para bawahannya, tuntutan peran yang dipandang tak seseuai dengan
kemapuan (tidak menantang), dan perbedaan penempatan satuan fungsi kerja
mengakibatkan polisi di Polres Bangka mengalami adanya gejala stres kerja.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya yang akan kami bahas dalam
penelitian ini antara lain, bagaimana stres kerja yang terjadi pada polisi di
Polres Bangka berdasarkan satuan fungsinya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin kami sampaikan dalam penelitian ini
adalah untuk melihat apakah ada perbedaan stres kerja yang terjadi pada
polisi di Polres Bangka berdasarkan satuan fungsinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi industri mengenai
stres – stres kerja yang dialami oleh anggota kepolisian Republik Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Polisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi
kepada pihak – pihak yang menangani secara langsung mengenai
kesehatan mental anggota polisi yang dapat mempengaruhi stres
kerja, juga dapat membahayakan kondisi secara kejiwaan, sehingga
anggota polisi tersbut dapat menghindari beberapa penyebab stres
kerja yang akan dihadapi saat bekerja.
b. Bagi Institusi Kepolisian Resort Bangka
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan acuan institusi kepolisian dalam menciptakan kondisi di
tempat kerja menjadi lebih baik kembali dan kinerja para personil
semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. STRES KERJA DI TEMPAT KERJA
1. Definisi Stres Kerja
Stres kerja sebagai sebuah perasaan tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan menurut Mangkunegara (2008).
Stres kerja ini tampak dari sikap, antara lain emosi tidak stabil, perasaam
tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak
bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami
gangguan pencernaan. Wijono (2010) mendefinisikan stres kerja sebagai
suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu dan lingkungan kerja
yang dapat mengancam dan memberi tekanan secara psikologis, fisiologis
dan sikap individu.
Menurut Munandar (2006) stres kerja merupakan respon individu
terhadap stressor yang ada pada pekerjaan yang dapat menyebabkan
seseorang tidak berfungsi optimal. Reaksi yang dapat terjadi dapat berupa
reaksi fisik, psikologis, atau tingkah laku. Hal yang sama dinyatakan oleh
Soesmalijah Soewondo dalam Suwatno (2011) menyebutkan bahwa stres
kerja adalah suatu kondisi di mana terdapat satu atau beberapa faktor di
tempat kerja berinteraksi dengan pekerjaan, sehingga mengganggu kondisi
fisiologis dan perilaku. Robbins (2006) menjelaskan jika stres kerja yaitu
yaitu kondisi dinamik yang di dalamnya individu menghadapi peluang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan dan
yang hasil dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja
adalah suatu kondisi dinamik di mana individu mengalami perasaan tertekan
dari hasil penghayatan, lingkungan kerja yang mengancam, interaksi dengan
pekerjaan, kendala dan tuntutan pekerjaan yang dapat mengganggu kondisi
psikologis, fisiologis, dan perilaku individu.
2. Jenis-jenis Stres
Menurut Selye dalam Hunnur (2014) mengklasifikasikan stress
menjadi ke dalam 2 bagian yaitu eustress adalah positif atau stres yang baik,
di mana distress adalah reaksi dari sebagian peristiwa atau tindakan yang
dinilai menjadi negatif. Minto (2013) juga menjelaskan ada 2 katagori stres
yaitu eustress merupakan hasil dari respon terhadap stres yang bersifat
sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun) dan distress merupakan
hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
desruktif (bersifat merusak). Dalam penelitian ini peneliti memilih
menggunakan stres yang sifatnya merusak (distress) karena reaksi stres
tersebut mendekati stressor yang dialami dalam subjek penelitian ini.
3. Sumber Stres dalam Pekerjaan
Sumber stres kerja yang juga disebut sebagai stressor yaitu suatu
kondisi,situasi, atau peristiwa yang dapat menyebabkan stres menurut Davis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam Wijono (2010). Menurut Robbins (2006) ada tiga kategori potensi
stressor yaitu lingkungan, organisasi, dan individu.
a. Faktor Lingkungan, yang terdiri ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian
politik, dan perubahan teknologi.
b. Faktor-faktor Organisasional, yang terdiri dari tuntutan tugas, tuntutan
peran, dan tuntutan antarpersonal.
c. Faktor-faktor Personal, yang terdiri dari persoalan keluarga, persoalan
ekonomi, dan kepribadian.
Luthans (2005) menyebutkan ada 4 kategori stressor yang
mempengaruhi individu dalam organisasinya yaitu Extraorganizational
Stressor, Organizational Stressor, Grup Stressor, dan Individual Stressor
yaitu :
a. Extraorganizational Stressor, yang terdiri daari perubahan
sosial/teknologi, keluarga, relokasi keadaan ekonomi, dan keuangan, ras,
dan kelas, dan keadaan komunitas/tempat tinggal.
b. Organizational Stressor, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur
organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam
organisasi.
c. Grup Stressor, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,
kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik antar individu,
interpersonal, dan intergroup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Individual Stressor,yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan
pera n, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, control
personal, learned helpness, self efficacy, dan daya tahan psikologis.
Menarik beberapa penjelasan tentang sumber stres kerja di atas,
ditemukan bahwa sumber stres kerja dapat dipicu oleh beberapa faktor
dalam sebuah kondisi, situasi, juga peristiwa yang meliputi faktor
lingkungan, faktor organisasional, juga faktor personal dan grup di tempat
kerja.
4. Gejala-gejala yang berasal dari Stres
Menurut Robbins (2008) stres dapat dibagi ke dalam 3 kategori
umum yaitu : gejala-gejala secara psikologis, psikis, dan perilaku pada tiap-
tiap individunya.
a. Gejala Fisiologis merupakan gejala-gejala yang berkaitan dengan
fisiologis meliputi perubahan dalam metabolisme, meningkatkan
detak jantung dan tarikan nafas, menaikkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.
b. Gejala Psikologis merupakan gejala-gejala yang berkaitan dengan
pekerjaan sehingga menyebabkan ketidakpuasan dalam pekerjaan,
misalnya ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap
yang suka menunda-nunda pekerjaan .
c. Gejala Perilaku merupakan gejala-gejala yang berkaitan dengan
perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas,
kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang
gagap, serta kegelisahan, dan ketidakteraturan waktu tidur.
Menurut Hunsaker dan Cook (Wijoyono, 2010) menyebutkan
tentang gejala-gejala yang sama yang mengarah pada stres kerja yaitu
merasa lelah/ letih, kehabisan tenaga, pusing, gangguan pencernaan,
gangguan pernafasan, tangan dan kaki berkeringat, kepala nyeri, tekanan
darah tinggi, jantung berdebar, bagian dalam perut tegang, sulit tidur, keras
kepala, nafas tersengal-sengal, murung, mudah marah dan cepat lelah, tidak
dapat berkonsentrasi, suka menyerang dan melawan, tidak enak makan,
kecemasan yang terus menerus, merasa takut / gelisah, tidak dapat rileks,
tidak puas terhadap apa yang dicapai, suka mempertahankan diri,
ketergantungan obat, minum alkohol berlebihan, dan merokok berlebihan.
Sopiah (2008) juga menyatakan hal yang sama, dampak atau akibat
stres kerja dilihat dari 3 aspek yaitu :
a. Fisik yaitu akibat stres terdapat sejumlah penyakit yang disinyalir
karena orang tersebut mengalami stres yang cukup tinggi dan
berkepanjangan, di antaranya adalah penyakit jantung, bisul, tekanan
darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur, tambah sakit jika sedang
menderita sakit.
b. Psikis yaitu dampak stres pada aspek psikis dapat dikenali, di
antaranya adalah ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan kemurungan,
dan kurang bersemangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Perilaku yaitu akibat stres dapat dikenali dari perilaku, meliputi
kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam
mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi, dan agresi di
tempat kerja.
Sehingga beberapa penjelasan di atas menjelaskan tentang gejala-
gejala stres pada dasarnya meliputi berbagai faktor yang sama yaitu gejala
fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku. Gejala fisiologis yang
berhubungan dengan kondisi-kondisi tubuh seseorang terhadap tekanan atau
stres, gejala psikologis berhubungan dengan kondisi-kondisi emosional
seseorang yang berada di luar kontrol, dan gejala perilaku berhubungan
dengan respon seseorang berupa sikap-sikap pemberontakan yang diterima
dari tekanan atau tuntutan dari dalam juga luar lingkungannya.
B. UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK DI POLRES BANGKA
1. Pengertian Polisi
Polisi adalah badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan
dan ketertiban umum (menangkap) orang yng melanggar undang-undang,
anggota badan pemerintah (pegawai negara yang bertugas menjaga
keamanan. Polres adalah singkatan dari polisi resort. Polres membawahi
Kepolisan Negara Republik Indonesia Sektor. Untuk kota-kota besar,
Polres dinamai Kepolisian Resort Kota Besar. Polres memiliki satuan
tugas kepolisian yang lengkap, layaknya Polda dan dipimpin oleh seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Komisaris Besar (Polisi Kombes) untuk Polrestabes atau Ajun Komisaris
Besar Polisi (AKBP) untuk Polres (dalam polri.go.id).
Beberapa wilayah tertentu Polres membentuk Satuan Fungsi
yang dibutuhkan oleh masing-masing wilayahnya, seperti Satuan
Narkotika dan Obat berbahaya, Satuan Pengamanan Objek Vital, Satuan
Pengamanan Objek Wisata, Satuan Perairan, dan Satuan Pelaksana
Pengaman Pelabuhan (Yulihastin,2008). Polres Bangka sendiri, terutama
di dalam Unsur Pelaksana Tugas Pokok terdiri dari 202 personil, dengan
kesembilan divisi yang dimiliki yaitu SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian
Terpadu), SAT INTELKAM (Satuan Intelijen dan Keamanan), SAT
RESKRIM (Satuan Reserse dan Kriminal), SAT RESNARKOBA (Satuan
Reskrim dan Narkoba), SAT BINMAS (Satuan Pembinaan Masyarakat),
SAT SABHARA (Satuan Samapta Bhayangkara), SAT LANTAS (Satuan
Lalu Lintas), SAT POLAIR (Satuan Polisi Perairan), dan SAT TAHTI
(Satuan Tahanan dan Barang Bukti).
2. Pengertian dari Satuan Fungsi yang berada dalam naungan Unsur
Pelaksana Tugas Pokok RI.
Dalam situs resmi yang diambil dari “polri.go.id”menjabarkan
ada 10 divisi yang melaksanakan tugas-tugas yang berbeda. Dari 10 divisi
tersbut dalam Polres disebut sebagai Unsur Pelaksana Tugas Pokok di
bawahi oleh Unsur Pengawasan dan Pembantu Pimpinan Kapolres dan
Wakapolres. Dimulai dari yang pertama yaitu SPKT (Sentra Pelayanan
Kepolisian Terpadu), SAT INTELKAM (Satuan Intelijen dan Keamanan),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
SAT RESKRIM (Satuan Reserse dan Kriminal), SAT RESNARKOBA
(Satuan Reskrim dan Narkoba), SAT BINMAS (Satuan Pembinaan
Masyarakat), SAT SABHARA (Satuan Samapta Bhayangkara), SAT
LANTAS (Satuan Lalu Lintas), SAT PAM OBVIT (Satuan Pengaman
Objek Vital), SAT POLAIR (Satuan Polisi Perairan), dan SAT TAHTI
(Satuan Tahanan dan Barang Bukti).
Tugas Pokok dari 10 divisi menurut Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 2010, Bab II Bagian Kelima
tentang Unsur Pelaksana Tugas Pokok yaitu:
a. SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) yaitu memberikan
pelayanan Kepolisan secara terpadu terhadap masyarakat,
memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan pelayanan
informasi (Paragraf 1 Pasal 37 nomor 2)
b. SAT INTELKAM (Satuan Intelejen dan Keamanan) yaitu bertugas
menyelenggarakan / membina fungsi Intelejen bidang Keamanan,
termasuk persandian, dan pemberi pelayanan yang berkaitan dengan
ijin keraimaian umum dan penerbitan SKCK, menerima
pemberitahuan kegiatan masyarakat atau kegiatan politik, serta
membuat rekomendasi atas permohonan izin pemegang senjata api
dan penggunaan bahan peledak (Paragraf 2 Pasal 39 nomor 2).
c. SAT RESKRIM (Satuan Reserse dan Kriminal) yaitu bertugas
melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan
tinak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
lapangan serta pembinaan, koordinasi, dan pengawasan PPNS
(Paragraf 3 Pasal 43 nomor 2).
d. SAT RESNARKOBA (Satuan Reskrim dan Narkoba) yaitu bertugas
melaksanakan pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan,
pengawasan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba berikut prekursornya, serta pembinaan dan penyuluhan
dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan
Narkoba (Paragraf 4 Pasal 47 nomor 2).
e. SAT BINMAS (Satuan Pembinaan Masyarakat) yaitu bertugas
melaksanakan pembinaan masyarakat meliputi kegiatan
pemberdayaan Perpolisian Masyarakat (Polmas), dan melaksanakan
koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa (pam swakarsa), Kepolisian Khusus (Polsus),
serta kegiatan kerja sama dengan organisasi, lembaga instansi, dan
atau tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan
masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat
terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang0undangan serta
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat (Paragraf 5 Pasal
51 nomor 2).
f. SAT SABHARA (Satuan Samapta Bhayangkara) yaitu bertugas
melaksanakan Turjawali dan pengamanan kegiatan masyarakat dan
instansi pemerintah, objek vital, TPTKP, penanganan Tipiring, dan
pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ketertiban masyarakat serta pengamanan markas (Paragraf 6 Pasal 55
nomor 2).
g. SAT LANTAS (Satuan Lalu Lintas) yaitu bertugas melaksanak
Turjawali lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas
(Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan
penegakan hukum di bidang lalu lintas (Paragraf 7 Pasal 59 nomor 2).
h. SAT PAM OBVIT (Satuan Pengaman Objek Vital) yaitu bertugas
melaksanakan kegiatan pengaman objek vital, objek wisata, kawasan
tertentu, dan VIP yang memerlukan pengamanan kepolisian (Paragraf
8 Pasal 63 nomor 2).
i. SAT POLAIR (Satuan Polisi Perairan) yaitu bertugas melaksanakan
fungsi kepolisian perairan, yang meliputi patroli perairan, penegakkan
hukum di perairan, pembinaan masyarakat pantai dan perairan
lainnya, serta SAR (Paragraf 9 Pasal 67 nomor 2).
j. SAT TAHTI (Satuan Tahanan dan Barang Bukti) yaitu bertugas
menyelenggarakan perawatan tahanan, meliputi pelayanan kesehatan
tahanan, pembinaan tahanan serta menerima menyimpan, dan
mengamankan barang bukti beserta adminisrasinya di lingkungan
Polres, melaporkan jumlah dan kondisi tahanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ( Paragraf 10 Pasal 70
nomor 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. KERANGKA TEORI
Studi dan penelitian mengenai stres kerja sudah seringkali dilakukan.
Ada banyak penelitian yang dilakukan di daerah rawan konflik sperti di India,
Israel, dan beberapa peneltian juga ditemukan di wilayah Indonesia yang
sering terjadi konflik. Penelitian yang telah dilakukan di India,hasil studi
tersebut membahas mengenai stres kerja yang terjadi pada anggota polisi.
Studi yang dilakukan oleh Hunnur (2014) menyimpulkan dari 12 dimensi
Occupational Stress Index dinilai sebagai skala yang sangat relevan untuk
mengukur kondisi pekerjaan di sebuah departemen kepolisian. Ditemukan 7
dari 12 dimensi menunjukkan stres yang tinggi yaitu : Role Overload,
Unprofitability, Underpatricipation, Powerless, Unreasonable Group &
Political Pressure, Stresnous Working Condition, dan Intrinsic
Impoverisment. Role Overload menjadi petunjuk di mana pengaruh pekerjaan
yang berlebihan muatan dapat membuat seseorang mengalami stres yang
tinggi. Secara keseluruhan Occupational Stress Index menunjukkan 85,5%
stres tinggi pada departemen kepolisian, di mana dari 475 responden terdapat
406 responden yang mengalami stres yang tinggi.
Penelitian yang kedua dijabarkan dengan jelas oleh Lutfiyah (2011)
yang juga meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada
polisi lalu lintas, ada 3 faktor yaitu beban kerja, pengembangan karir, dan sub
divisi. Lutfiyah menyimpulkan gaji yang kurang mencukupi, dan kelelahan
secara psikis membuat polisi lalu lintas menjadi lari dari tugas dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penyimpangan kerja (melakukan pungutan liar). Tetapi dalam penelitian
tersebut, menyatakan jika konflik keluarga tidak terlalu menjadi penyebab
stresfull pada polisi lalu lintas, dan ternyata faktor dalam diri individu juga
tidak terlalu berpengaruh terhadap stres kerja polisi. Variabel masa kerja,
umur, tipe kepribadian (big five), iklim organisasi dalam penelitian ini tidak
menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap stres kerja pada polisi lalu
lintas. Variabel pengembangan karir menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan bahwa seorang polisi lalu lintas dengan pengembangan karir yang
tinggi cenderung lebih mudah mengalami stres kerja. Pada variabel yang
terakhir, Sub divisi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada stres
kerja bahwa sub divisi memiliki beban kerja dan jam kerja yang berbeda,
sehingga hal ini memungkinkan adanya perbedaan stressor pada polisi lalu
lintas.
Pada penelitian Bano (2014), melakukan studinya tentang stres
pekerjaan pada personil polisi yang terjadi di distrik Aligarh (Uttar Pradesh)
wilayah yang menjadi satu bagian dari India ini menunjukkan stres kerja yang
signifikan lebih menonjol pada personil polisi yang lebih muda, lebih
berpendidikan, menempatkan yang berada di wilayah pedesaan, dan kurang
berpengalaman. Tinggal bersama keluarga, status sebelum menikah dan
setelah menikah pada personil polisi tidak memiliki dampak signifikan pada
level stres pada personil polisi. Sehingga pada penelitian ini mengidentifikasi
tekanan politik, kurangnya waktu dengan keluarga, padangan publik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
negatif dan rendahnya gaji adalah penyebab utama dalam stres kerja antar
personil polisi.
Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian yang terjadi di beberapa
wilayah tersebut, peneliti menemukan adanya kekurangan juga kelebihan
penelitian yang dapat dijadikan studi selanjutnya. Studi yang akan dilakukan
peneliti, akan dikembangkan sesuai pandangan-pandangan studi sebelumnya.
Studi yang dipilih mengambil kekurangan dalam hal penilaian stres kerja
yang dilihat dari satuan fungsi secara luas. Berangkat dari hal ini, peneliti
tertarik untuk menggambarkan stres kerja yang sedang terjadi pada Polisi di
Resort Bangka dan memasukkan kesepuluh divisi yang berada dalam
Kesatuan Polres Bangka Induk Republik Indonesia.
Dalam usaha melakukan pengukuran stres kerja tersebut, peneliti
memilih untuk menggunakan skala stres kerja yang dibuat sendiri oleh
peneliti. Skala stres kerja dipilih karena beberapa penelitian juga sudah
menerapkan skala tersebut sebelumnya. Instrumen ini mampu melihat
gambaran stres kerja yang terjadi dalam satuan fungsi Polres Bangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data-
data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian
deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta juga
karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar,
2013). Kountur (2003) menjabarkan bahwa dalam penelitian deskriptif tidak
terdapat perlakuan terhadap variabel yang akan diteliti, melainkan
menguraikan secara jelas variabel penelitiannya.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Variabel dalam penelitian ini
yaitu stres kerja.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang
dapat diamati. Variabel-variabel penelitian sebenarnya merupakan kumpulan
konsep mengenai fenomena yang diteliti. Dalam pelaksanaan penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat dibiarkan ambigous, yaitu
memiliki makna ganda, atau tidak menunjukkan indikator yang jelas (Azwar,
2013). Oleh karena itu, peneliti memperjelas batasan variabel yang akan
diteliti, maka perlu diberikan definisi operasional variabel berikut ini :
Stres kerja merupakan yaitu kondisi dinamik yang di dalamnya polisi
tersebut menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa
yang sangat diinginkan dan yang hasil dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi
penting. Stres kerja pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
stres kerja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Berdasarkan gejala stres kerjanya
menurut Robbins (2006) yaitu gejala fisiologis merupakan stres yang
menciptakan perubahan metabolisme,gejala psikologis merupakan stres yang
dapat menyebabkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan
gejala perilaku merupakan stres yang berkaitan dengan perilaku mencakup
perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar-masuknya karyawan.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah anggota-anggota kepolisian di
Polres Bangka. Kriteria yang menjadi subjek penelitian adalah anggota-
anggota yang tergabung dalam Unsur Pelaksana Tugas Pokok di Polres
Bangka yang terdiri dari kesembilan divisi satuan fungsi. Populasi seluruh
anggota yang tergabung dalam Unsur Pelaksana Tugas Pokok yaitu sebanyak
202 orang. Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Adapun pengertian sampel menurut Arikunto (2010), sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini
pengambilan sampel dilakukan terhadap responden yang merupakan anggota
kepolisian yang tergabung dalam Unsur Pelaksana Tugas Pokok di Polres,
Bangka. Dikarenakan di lapangan peneliti mengalami beberapa kendala,
akhirnya peneliti juga menerapkan teknik Convenience Sampling, yaitu
sampel dengan pertimbangan kemudahan merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan kemudahan atau kebetulan saja (Soegiyono,
2009).
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur tingkat
stres kerja. Kedua skala ini diisi oleh kesembilan fungsi anggota kepolisian di
Polres Bangka.
1. Skala Stres Kerja
Skala stres kerja ini didasarkan pada tiga (3) aspek stres kerja
menurut Robbins (2008) yaitu gejala fisiologis yang berkaitan dengan
perubahan dalam metabolisme, meningkatnya detak jantung dan tarikan
nafas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu
serangan jantung, gejala psikologis yang berkaitan dengan pekerjaan
sehingga menyebabkan ketidakpuasan dalam pekerjaan, misalnya
ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka
menunda-nunda pekerjaan, dan gejala perilaku yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran,
dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan,
pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan,
dan ketidakteraturan waktu tidur.
Berdasarkan ketiga aspek tersebut disusunlah pernyataan dalam
skala 72 butir aitem. Masing-masing aspek aspek terdiri dari 24 butir
pernyataan baik bersifat favorable dan unfavorable. Aitem dikatakan
bersifat favorable apabila pernyatan pernyataan yang jika disetujui
menunjukkan sikap positif terhadap obyek yang terkait, sedangkan aitem
dikatakan bersifat unfavorable apabila pernyataan-pernyataan yang jika
disetujui menunjukkan sikap negatif terhadap objek yang menjadi sasaran
perhatian (Anderson dalam Supratiknya, 2014).
Jenis skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala ini terdapat
empat alternatif jawaban yaitu pada pernyataan favourable terdiri dari
Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Tidak Setuju
(TS) dengan skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1,
sedangkan pada pernyataan unfavorable terdiri dari Sangat Setuju (SS)
dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Tidak Setuju (TS) dengan skor 3,
dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 4. Peneliti membuat keempat
format pilihan untuk menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban
netral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Distribusi atau penyebaran aitem pada skala tersebut dapat dilihat
pada tabel 1 berikut
Tabel 1
Blueprint Stres Kerja
N
o Aspek
Komponen Item Tota
l
Persen
tase Favorable Unfavorable
1. Gejala
Psikologis
1,37,32,3,42,27,5,
51,29,12,53,25
36,4,48,26,9,50,72,
2,66,30,19,43 24
33,34
%
2. Gejala
Fisiologis
7,57,33,11,59,35,
8,55,47,15,61,44
28,22,64,54,6,58,
49,14,60,38,16,62 24
33,34
%
3. Gejala
Perilaku
17,63,71,13,65,31,
21,67,39,23,69,46
40,10,56,41,20,52,
34,18,68,45,12,24,70 24
33,34
%
Total 36 36 72 100%
Tabel 2
Penilaian Skala Stres Kerja
No Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable
1. Sangat Setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak Setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
F. Koefisien Korelasi Item Total
Parameter utama dalam seleksi aitem skala adalah daya diskriminasi
item, yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan individu yang memiliki
atribut dan individu yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur oleh
skala. Daya diskriminasi aitem tersebut diuji melalui komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada masing-masing aitem dengan distribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
skor keseluruhan pada skala yang menjadi kriteria. Hasil dari komputasi ini
berupa koefisien korelasi item total (rix) yang disebut dengan parameter daya
beda aitem (Azwar, 2009).
Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai
dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya
diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka
1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif
mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik (Azwar, 2009).
Korelasi aitem total digunakan sebagai kriteria pemilihan aitem yang
memiliki batasan rix ≥ 0,30 yang berarti bahwa aitem-aitem yang koefisien
korelasinya bernilai minimal 0,30, daya diskriminasinya dianggap
memuaskan. Sebaliknya, apabila nilai rix kurang dari 0,30 maka item tersebut
memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2009). Aitem yang memiliki
indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0,30 dan
jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala,
maka dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi
tinggi. Namun jika jumlah aitem yang tidak lolos tidak mencukupi
jumlahyang diinginkan maka dapat mempertimbangkan untuk menurunkan
batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2009).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala try out
terpakai. Skala try out terpakai sendiri merupakan skala yang digunakan tanpa
melewati tahap uji coba skala sebelumnya. Peneliti memilih langkah ini
dengan alasan, bahwa peneliti mengalami keterbatasan waktu dan subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penelitian yang tidak dapat mengerjakan skala secara bersamaan dikarenakan
tugas lapangan dan banyaknya cuti di akhir tahun pada saat penyebaran skala
dilakukan. Pengukuran terhadap aitem-aitem dalam skala tersebut
dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2016 hingga tanggal 5 Januari 2017
sebanyak 202 responden atau 202 kuesioner yang disebar. Dari 202 kuisioner
tersebut, tidak semua berhasil dikumpulkan oleh peneliti kemudian data
kuisioner yang kembali berjumlah 42 kuisioner selanjutnya data diolah oleh
peneliti dengan SPSS for windows versi 23. Berdasarkan pemilihan
kuesioner/angket, hanya digunakan 44 angket untuk perhitungan korelasional
karena dengan perhitungan seluruh angket, nilai daya diskriminasi masih
banyak yang rendah sehingga banyak aitem yang gugur.
G. Validitas dan Reliabilitas.
1. Validitas
Menurut Taniredja (2011), sebuah alat ukur dalam penelitian
perlu memilliki validitas. Validitas adalah kualitas esensial yang
menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut
psikologis yang hendak diukurnya. Pengertian paling lazim tentang
validitas adalah sebagai berikut. Pertama, validitas dipandang sebagai
kualitas atau ciri yang melekat pada tes. Kedua, validitas bisa dibedakan
dalam tiga tipe atau tiga jenis yaitu validitas isi, validitas terkait dengan
kriteria serta validitas konstruk (Goodwin dan Leech dalam Supratiknya,
2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi,
yaitu menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen dalam mengukur isi
(content) dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Untuk mengetahui
suatu kuisioner dapat dianggap valid secara isi maka dapat dilakukan
dengan meminta pendapat valid secara isi maka dapat dilakukan dengan
meminta pendapat ahli yang sesuai dengan bidang penelitian
(Kountur,2007). Skala tersebut yaitu skala stres kerja diperiksa oleh dosen
pembimbing sebagai pakar dalam bidang penelitian.
2. Reliabilitas
Menurut Supratiknya (2014), reliabilitas adalah konsistensi dan
stabilitas. Suatu tes disebut reliabel atau konsisten bila sejumlah orang
memperoleh skor yang sama manakala mereka dites pada dua kesempatan
berbeda dengan tes yang sama, dites dengan dua versi berbeda dari tes
yang sama, serta dites dengan kelompok-kelompok item berlainan dari tes
yang sama. Secara statistik reliabilitas ditunjukkan dengan korelasi. Angka
atau koefisien korelasi yang menunjukkan reliabilitas disebut koefisien
reliabilitas. Menurut Sekaran (2006), reliabilitas atau keandalan suatu
pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias
(bebas dari kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang
konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan
kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai
stabilitas dan konsistensi di mana instrument mengukur konsep dan
membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Azwar (2009), reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan
1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti
semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
Hasil perhitungan reliabilitas skala stres kerja sebelum dilakukan
uji seleksi aitem adalah 0,944 dan setelah dilakukan seleksi aitem dengan
pengguguran manual, nilai koefisien reliabilitas meningkat menjadi 0,956.
Berdasarkan pada hasil uji reliabilitas, sesuai dengan standar dan acuan
Azwar (2009) dapat disimpulkan bahwa reliabilitas skala tersebut pada
penelitian terbilang memiliki reliabilitas yang tinggi karena nilai
reliabilitas skala tersebut mendekati 1,00.
a. Skala Stres Kerja
Uji coba skala stres kerja terdiri dari 72 aitem.
Berdasarkan ketiga aspek masing-masing aspek terdiri dari 24 butir
pernyataan, baik bersifat favorable maupun unfavorable. Berikut
ini tabel sebaran aitem skala stres kerja:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3
Diskriminasi Item
N
o Aspek
Komponen Item Total
Perse
ntase Favorable Unfavorable
1. Gejala
Psikologis
(1),(37),32,3,(42),27,5,
51*,29,12,(53),25
36,(4),48,26,(9),(50),
72,2*,66,30,19,43 15
33,34
%
2. Gejala
Fisiologis
7,57*,33,11,59*,35*,
8,55,47*,15,61,44
28,22,64*,54*,6*,58
*,49,14,60,38,16*,62 15
33,34
%
3. Gejala
Perilaku
17,(63),71*,13,65,31,
21,(67),39*,23*,69,(46)
(40),10,56,41,20,52,
(34),18*,68,45,24,70 15
33,34
%
Total 21 24 45 100%
Keterangan :
* : Aitem yang gugur
( ) : Aitem yang sengaja digugurkan
Hasil uji korelasi aitem total rix awal berkisar -0,083
antara sampai dengan 0,765. Untuk mendapatkan aitem dengan
daya diskriminasi yang baik maka dilakukan seleksi aitem dengan
menggugurkan aitem yang memiliki korelasi aitem total (rix) di
bawah 0,300. Hasilnya terdapat 15 item yang gugur dengan
korelasi aitem total (rix) akhir berkisar 0,351 sampai dengan 0,772.
Dari 15 aitem skala stres kerja yang lolos uji seleksi,
dilakukan pengguguran manual aitem untuk menyeimbangkan
jumlah aitem tiap aspek. Aitem yang digugurkan adalah aitem
dengan nilai korelasi aitem total (rix) terendah pada masing-masing
aspek. Hasilnya terdapat 15 aitem yang digugurkan yang meliputi 9
aitem aspek gejala psikologis, 9 aitem pada aspek gejala fisiologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan 9 aitem pada aspek gejala perilaku. Hasil akhir skala stres kerja
terdiri dari 45 aitem, masing-masing aspek memiliki aitem.
Berikut tabel akhir dari skala stres kerja:
Tabel 4
Dikriminasi Item Setelah Digugurkan
N
o Aspek
Komponen Item
Total
Perse
ntase Favorable Unfavorable
1. Gejala
Psikologis
32,3,27,5,29,12,
25
36, 48,26, 72,
66,30,19,43 15 33,34%
2. Gejala
Fisiologis
7,33,11,
8,55,15,61,44
28,22,
49,14,60,38,62 15 33,34%
3. Gejala
Perilaku
17, 13,65,31,
21, 69,
10,56,41,20,52,
68,45,24,70 15 33,34%
Total 21 24 45 100%
H. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 analisis data yaitu uji
normalitas dan uji deskriptif.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Tujuan uji normalitas adalah
untuk mengetahui normalitas sebaran data. Pengujian normalitas dilakukan
dengan menggunakan one sample Kolmogorof-Smirnov test dalam
program SPSS for Windows 18.0. Untuk menetapkan kenormalan data
adalah dengan menetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0,05,
kemudian bandingkan nilai p dengan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika
signifikansi yang diperoleh > α maka sampel berasal dari populasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
terdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi yang diperoleh < α maka
sampel bukan berasal dari populasi yang normal (Noor, 2011).
2. Uji Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang lebih banyak
menggambarkan fakta sebagaimana adanya (Sangadji & Sopiah, 2010).
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok
subjek yang diteliti dan tidak bermaksud untuk pengujian hipotesis.
Penyajian hasil analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan
frekuensi, presentase, tabulasi silang, dan bentuk grafik/chart pada data
yang bersifat kategorikal (Azwar, 2013). Uji deskriptif digunakan untuk
mendapatkan nilai mean masing-masing aspek stres kerja pada Polisi
Resort Bangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal
29 Desember 2016 sampai dengan tanggal 6 Januari 2017, peneliti
membagikan 202 kuisioner pada anggota kepolisian yang tergabung dalam
Unsur Pelaksana Tugas Pokok di Polres Bangka. Sebelum melakukan
pengambilan data, peneliti telah meminta memasukkan surat permohonan
untuk melakukan penelitian, satu bulan sebelumnya dan mendapatkan
persetujuan langsung oleh Kepala Polres Bangka untuk melakukan
penelitan di Polres Bangka.
Pengambilan data dilakukan pada saat jam kerja di Polres Bangka
Induk. Peneliti langsung membagikan kuisioner sebanyak 202 langsung
dalam 1 hari. Waktu penyebaran kuisoner, peneliti didampingi langsung
dengan Bagian SIUM Polres dikarenakan di setiap fungsi juga
memberikan surat izin kepada Kepala Per Satuan Fungsi untuk dibagikan
ke setiap fungsi satuan di Polres. Tempat pengisian kuisioner tersebut
ditentukan oleh Kepala Satuan Fungsi tersebut. Peneliti telah
berkomunikasi dan berkoordinasi sebelumnya dengan semua pihak yang
berkenaan langsung terhadap proses pengisian kuisioner di Polres Bangka.
Pada pembagian dan pengisian kuisioner ini, peneliti
menggunakan 202 anggota polisi pada 9 Fungsi Satuan Kepolisian Polres
Bangka dengan berbagai macam jabatan sebagai subyek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Seluruh subyek penelitian ini sudah diberi arahan mengenai cara
dan maksud dari pengisian skala sebelum mereka melakukan pengisian
skala.
Setelah pengambilan data dilakukan, peneliti melakukan cek pada
jawaban setiap kuisoner. Dari 202 kuisoner, hanya 44 kuisioner yang
dapat peneliti kumpulkan kembali dengan kondisi kuisoner terisi dengan
baik dan dari semua kuisioner yang kembali telah termasuk dari 9 fungsi
Satuan Kepolisian yang diharapkan peneliti. Sisa kuisioner yang tidak
terisi berjumlah 158, dan banyak hambatan yaitu ada banyak anggota yang
sedang melakukan operasi lilin akhir tahun, cuti, dan beberapa hal
mengungkapkan kurang athusias mengisi kuisioner yang kurang
menguntungkan pada Satuan Fungsi di Kepolisian tersebut.
B. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota polisi yang tergabung dalam Unsur Pelaksana Tugas
Pokok (9 Fungsi Satuan Polres). Rentang usia subyek penelitian ini
berkisar antara 21 – 52 tahun. Masa kerja subyek penelitian berkisar antara
2 – 30 tahun. Berikut tabel data demografis subyek penelitian:
Tabel 5
Data Demografis Subyek Penelitian dalam 9 Fungsi Satuan
Deskripsi Jumlah Subyek Total
Subyek
Usia 21 – 40 tahun 38 44
41 - 60 tahun 6
Jenis Kelamin Laki-laki 39 44
Perempuan 5
Masa Kerja 2 - 20 tahun 40 44
21 - 30 tahun 4
Status Pernikahan Menikah 31 44
Lajang 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 6
Data Personil dalam 9 Fungsi Satuan
UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK DI
POLRES BANGKA INDUK
No SUB DIVISI Jumlah Jenis Kelamin
L P
1. SAT SABHARA 5 4 1
2. SAT INTELKAM 6 6 0
3. SAT POLAIR 8 8 0
4. SAT BINMAS 4 3 1
5. SAT RESKRIM 5 4 1
6. SAT LANTAS 5 5 0
7. SPKT 4 4 0
8. SAT TAHTI 3 2 1
9. SAT NARKOBA 4 3 1
C. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat
apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Tujuan uji
normalitas adalah untuk mengetahui normalitas sebaran data. Pengujian
normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnov test
dalam program SPSS for Windows 18.0. Untuk menetapkan
kenormalan data adalah dengan menetapkan taraf signifikansi uji
misalnya α = 0,05, kemudian bandingkan nilai p dengan taraf
signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi yang diperoleh > α maka
sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Sebaliknya, jika
signifikansi yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari
populasi yang normal (Noor, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil normalitas, variabel stres kerja memperoleh
nilai 0,002 menggunakan perhitungan Shapiro Wilk. Distribusi data
dapat dinyatakan normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih dari
0,05 (p > 0,05) (Noor, 2011). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan variabel memiliki distribusi data yang tidak nomal.
Hasil tersebut juga dapat dilihat berdasarkan sebaran data yang ada
pada kurva berikut:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
SkorStres
Kerja ,120 44 ,122 ,907 44 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 8
Kurva Stres Kerja
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa persebaran data yang
tidak seimbang karena banyaknya sebaran data yang cenderung ke
kanan yaitu pada skor 100 -105.
2. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis data deskripsi dengan
membandingkan antara pengukuran teoritis dan pengukuran empiris.
Hasil deskripsi data penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 9
Hasil Mean Empiris dan Mean Teoritis
Skala stres kerja memiliki mean teoritis sebesar 112,5 dan
mean empiris sebesar 88,52. Mean teoritis pada skala ini lebih besar
dibandingkan mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
pada penelitian ini memiliki stres yang rendah. Hal ini didukung oleh
hasil uji One Sample t-Test yang dilakukan peneliti untuk
membandingkan mean empiris dan mean teoritis. Berikut hasil uji One
Sample t-Test pada penelitian ini:
TABEL 10
Hasil Uji One Sample Test Mean Skala Stres Kerja
Berdasarkan hasil uji One Sample t-Test, mean empiris
memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoritis karena
memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (p
41
a. Kategori Stres Kerja berdasarkan Fungsi Satuannya.
Setelah menghitung semua data subjek yang memiliki
jumlah responden yang tidak jauh berbeda, dari ke sembilan
fungsi satuan ditemukan ada 5 Fungsi Satuan yang jumlah
subjeknya cukup memenuhi kriteria. Menurut Priyatno (2012)
peneliti dapat menggunakan metode analisis K Independent
Sample Test atau uji beberapa sampel bebas, digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan tiga atau lebih kelompok
sampel bebas. Berikut hasil uji Kruskal Wallis pada penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 11
Hasil Uji Kruskal Wallis Skala Stres Kerja
Ranks
SatuanFungs
i N
Mean
Rank
SkorStresKerja5Satuan
Fungsi
1 5 5,60
4 4 15,50
5 5 17,30
6 5 15,20
7 4 15,00
9 4 16,38
Total 27
Pada Tabel Ranks yang pertama menunjukkan informasi
mengenai banyaknya data yang diolah untuk masing-masing
variabel. Angka 1 yang tertera pada tabel rank menunjukkan
bahwa itu adalah satuan (SABHARA), angka 4 menunjukkan
satuan (BINMAS), angka 5 menunjukkan satuan (RESKRIM),
angka 6 menunjukkan satuan (RESKRIM), angka 7 menunjukkan
satuan (SPKT) dan angka 9 (NARKOBA).
Tabel Test Statistic yang kedua menunjukkan analisis
hipotesis. Dari hasil analisis Kruskal –Wallis dengan nilai H
sebesar 7,196 (di sini tertulis Chi-Square, sebab hasil dari nilai H
Test Statisticsa,b
SkorStresKerja5
SatuanFungsi
Chi-Square 7,196
Df 5
Asymp. Sig. ,206
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
SatuanFungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ini nantinya akan dibandingkan dengan tabel Chi Square) dengan
derajat kebebasan (df) 4 pada Asymp.Sig sebesar 0,206 dan taraf
kesalahan yang diambil adalah 5%. Ketentuan yang digunakan
bila Chi-kuadrat hitung lebih besar dari Chi-kuadrat tabel berarti
Ho diterima dan Ha ditolak menurut Priyatno (2012). Dalam
penelitian ini diperoleh 0,206 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan stres kerja yang signifikan antara
keenam satuan fungsi tersebut.
b. Kategori Stres Kerja Berdasarkan Aspek Stres Kerja.
Deskripsi Aspek Stres Kerja terdiri dari Aspek
Psikologis, Aspek Fisiologis dan Aspek Perilaku. Pada penelitian
ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian berdasarkan skor
kumulatif pada masing-masing skor ke dalam lima kategori
(Azwar,1999). Yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi,
dan Sangat Tinggi, dengan menggunakan norma sebagai berikut:
X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X
Berdasarkan norma pengkategorian di atas dan berbagai
perhitungan, maka diperoleh kategorisasi respon subjek dapat
dilihat pada tabel berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 12
Kriteria Kategorisasi Stres Kerja Dalam Ketiga Aspek
Alat Ukur Rentang Nilai Kategori
Stres Kerja X ≤ 26,25 Sangat Rendah
26,25 < X ≤ 33,75 Rendah
33,75 < X ≤ 41,25 Sedang
41,25 < X ≤ 48,75 Tinggi
48,75 ≤ X Sangat Tinggi
Tabel 13
Mean Empiris dan Mean Teoritis Ketiga Aspek Stres Kerja
Aspek Stres Kerja Mean Empiris Mean Teoritis
Aspek Psikologis 28,59 37,5
Aspek Fisiologis 30,68 37,5
Aspek Perilaku 29,25 37,5
Tabel 14
Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek
Psikologis
Aspek Psikologis Subjek Kategori Persentase
26,25 < X ≤ 33,75 3 Rendah 6,9%
33,75 < X ≤ 41,25 7 Sedang 16,1%
41,25 < X ≤ 48,75 9 Tinggi 20,5%
48,75 ≤ X 25 Sangat Tinggi 56,8%
Tabel 15
Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek
Fisiologis
Tabel 16
Jumlah Subjek yang mengalami stres kerja pada Aspek
Perilaku
Aspek Perilaku Subjek Kategori Persentase
26,25 < X ≤ 33,75 3 Rendah 6,8 %
33,75 < X ≤ 41,25 6 Sedang 13,6%
41,25 < X ≤ 48,75 11 Tinggi 25%
48,75 ≤ X 24 Sangat Tinggi 54,5%
Aspek Fisiologis Subjek Kategori Persentase
26,25 < X ≤ 33,75 1 Rendah 2,3%
33,75 < X ≤ 41,25 2 Sedang 4,5%
41,25 < X ≤ 48,75 11 Tinggi 25%
48,75 ≤ X 30 Sangat Tinggi 68,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada tabel 13, mean empiris dan mean teoritis pada
aspek fisiologis, 30,68 dengan nilai yang lebih tinggi
dibandingkan aspek perilaku (29,250) dan aspek psikologis
(28,59). Dengan mean teoritis ketiga aspeknya dengan jumlah
45 item dan masing-masing aspeknya terdiri dari 15 item
memiliki mean 37,5. Peneliti melihat perbandingan dari ketiga
aspek stres kerja tersebut. Dari ketiga skor tersebut dari
ketiga tabel kategorisasi, peneliti melihat perbandingan dari
ketiga Aspek Stres Kerja tersebut. Dari ketiga skor tersebut,
aspek fisiologis menunjukkan yang lebih tinggi yaitu 90 dan
30,8. Juga pada hasil pada kategorisasi per aspeknya, aspek
fisiologis menunjukkan kategori stres tinggi dan sangat tinggi
dengan presentase 93,2 % (yang berjumlah 41 orang). Aspek
perilaku menunjukkan mean empiris dan mean teoritis di
posisi kedua yaitu 85,8 dan 31,25, aspek perilaku
menunjukkan kategori stres tinggi dan sangat tinggi dengan
presentase 79,5% (yang berjumlah 35 orang). Kemudian aspek
perilaku menunjukkan mean empiris dan mean teoritis di
posisi ketiga yaitu 80,86 dan 30,47, aspek psikologis
menunjukkan kategori stres tinggi dan sangat tinggi dengan
presentase 77,3% (yang berjumlah 34 orang).
c. Kategori Stres Kerja Berdasarkan Status Pernikahan
Pada penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek
penelitian berdasarkan skor kumulatif pada masing-masing skor
ke dalam lima kategori (Azwar,1999). Yaitu Sangat Rendah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi, dengan
menggunakan norma sebagai berikut:
X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X ≤ ( )
( ) < X
Berdasarkan norma pengkategorian di atas dan
berbagai perhitungan, maka diperoleh kategorisasi respon
subjek dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 17
Kriteria Kategorisasi Stres Kerja
Tabel 18
Kategori Stres Kerja Berdasarkan Status Pernikahan
Alat Ukur Rentang Nilai Kategori
Stres Kerja X ≤ 78,75 Sangat Rendah
78,75 < X ≤ 101,25 Rendah
101,25 < X ≤ 123,75 Sedang
123,75 < X ≤ 146,25 Tinggi
146,25 ≤ X Sangat Tinggi
Rentang Nilai Status Perkawinan
Menikah Lajang
X ≤ 78,75 4 6
78,75 < X ≤ 101,25 17 5
101,25 < X ≤ 123,75 10 2
123,75 < X ≤ 146,25 0 0
146,25 ≤ X 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Peneliti menemukan bahwa dari kategori stres kerja
pada tabel di atas menunjukkan subjek yang sudah menikah
mengalami stres kerja lebih banyak dibandingkan yang masih
lajang dengan skor pada kisaran stres kerja (Sangat Rendah
sampai Sedang) berjumlah 13 subjek sedangkan orang yang
sudah menikah memiliki skor stres kerja (Sangat Rendah sampai
Sedang) berjumlah 31 subjek pada data keseluruhan di
lapangan.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat stres
kerja berdasarkan fungsi satuan yang dijalani oleh Polisi Resort di Bangka
Induk. Hasil pengukuran stres kerja dengan menggunakan skala stres kerja
yang berpedoman pada teori Robbins (2006) menunjukkan adanya stres
kerja yang tinggi pada salah satu fungsi satuan yaitu Fungsi Satuan
Reskrim (Reserse Kriminal).
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai sig yaitu 0,002
pada tabel Komolgrov Smirnov, dimana normalitas menunjukkan bahwa
distribusi penyebaran skala stres kerja yang normal karena p (0,002) >
0,05. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 15.
Berdasarkan hasil uji t pada skala stres kerja diperoleh hasil yang
signifikan yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara mean
e