83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: DWI ANJANI DYAH. S . NIM: K7407063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

  • Upload
    buikiet

  • View
    235

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN

METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S .

NIM: K7407063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN

METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S .

NIM: K7407063

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Pembimbing I

Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd.

NIP: 19500930 197603 1 001

Pembimbing II

Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd.

NIP: 19691229 200501 2 001

Page 4: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ............

Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ..........

Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...........

Page 5: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:

Pada hari : Selasa

Tanggal : 05 Juli 2011

Tim Penguji skripsi

Nama terang

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ............

Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ..........

Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...........

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Dwi Anjani Dyah. S. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD). (2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode Numbered

Heads Together (NHT) dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian

“Randomized Subjects Postest - Only Design”. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011, sebanyak 4 kelas.

Sampel terdiri dari 3 kelas, kelas XI IPS II sebagai kelompok eksperimen I, kelas XI IPS 1 sebagai kelompok eksperimen II dan kelas XI IPS 4 sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara random sampling, sedangkan kelas XI IPS 3 digunakan untuk uji

instrumen penelitian. Data penelitian ini berupa prestasi belajar akuntansi siswa yang diperoleh dari

tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas metode Liliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji hipotesis

menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terdapat perbedaan dalam pencapaian

prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil ini diperoleh berdasarkan perolehan

rata-rata nilai kelompok eksperimen I yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) sebesar 82,7442, sedangkan kelompok eksperimen II yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh rata-rata nilai sebesar 77,5455, jadi ada perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode NHT dengan yang menggunakan metode STAD,

sehingga H1 dalam penelitian ini telah terbukti. (2) Prestasi belajar siswa kelompok ekperimen I yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih

baik daripada kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji t diperoleh harga (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67) dan (thitung > ttabel

= 4,1155 > 1,67) dengan α = 5%, dan pencapaian prestasi belajar siswa kelompok ekperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division

(STAD) lebih tinggi daripada kelompok kontrol, diperoleh harga (thitung > ttabel =

Page 7: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

1,7368 > 1,67) dengan α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga H2 dalam penelitian ini telah terbukti.

Page 8: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Dwi Anjani Dyah. S. A COMPARATIVE STUDY OF NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) METHOD AND STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) METHOD OF COOPERATIVE LEARNING VIEWED

FROM THE ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT OF XI

GRADERS OF SMA NEGERI 1 KARTASURA IN THE SCHOOL YEAR OF

2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.

The objectives of research are (1) to find out whether or not there is

difference of accounting learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams

Achievement Division (STAD) method, and (2) to find out which one is the better student learning achievement between learning with Number Heads Together (NHT) method or that with Student Teams Achievement Division (STAD) method.

This study employed an experimental method with “randomized subjects posttest-only design”. The population of research was the XI graders of SMA Negeri

1 Kartasura in the school year of 2010/2011, consisting of 4 classes. The sample consisted of 3 classes: class XI IPS II as the experiment group I, class XI IPS 1 as the experiment group II and XI IPS 4 as the control group selected using random

sampling technique, while class IPS 3 was used as the research instrument test. The data of research contains the student accounting learning achievement

obtained from the multiple choice objective test. The data analysis in this research was done using normality test with Liliefors method used to examine the condition of sample distribution, homogeneity with Bartlett method. The hypothesis test was

done using t-test to find out the difference of learning achievement. The result of research shows that (1) there is a difference of accounting

learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method. The result is obtained based on the mean value obtained by the experiment

group I using Number Heads Together (NHT) method of 82.7442, while the experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method

obtains the mean value of 77.5455, so there is a difference of learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method, thus H1 in this

research is supported. (2) The student learning achievement of experiment group I using Number Heads Together (NHT) method is better than that of experiment group

II using Student Teams Achievement Division (STAD) method and control group. Based on the result of data analysis using t-test, the values (tstatistic > ttable = 2.2100 > 1.67) and (tstatistic > ttable = 4.1155> 1.67) are obtained with α = 5%, and the student

learning achievement of experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method is higher than that of control group, the value (tstatistic > ttable

= 1.7368 > 1.67) is obtained with α = 5%, so that it can be concluded that the student learning achievement using Numbered Heads Together (NHT) is better than that using Student Teams Achievement Division (STAD), so that H2 in this research is

supported.

Page 9: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

”Sesungguhnya setiap kesulitan itu ada kemudahan”

( Q.S Al Insyiroh: 6)

Perjuangan ini mengajarkanku pada makna sebuah usaha, kesabaran dan keikhlasan

untuk merealisasikan mimpi menjadi keberhasilan yang nyata.

(Penulis)

Berawal dari mimpi sebuah cita-cita terangkai, berbekal semangat, usaha dan doa

kesuksesan akan tercapai

(Penulis)

Page 10: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ibu dan Bapakku

Doa dan kasih sayangnya senantiasa bisa membangkitkan semangatku untuk

menggapai angan dan cita-citaku.

Mas Jun dan dek Difa

Bersamamu bisa memotivasiku untuk terus melanjutkan perjuangan ini.

Pak Sigit dan Bu Mar

Bimbingan dan motivasinya memacuku untuk menyelesaikan skripsi ini.

Nero (Dian, Dyah, Dessy, Erlin), Nurul, Arni, Atta’, Lita, Sapto, Edi,

Derin, Agnes, Devina, Rohmad, Trahari, Eri, Samsul, Ilmi.

Keberadaanmu selalu membuat hari-hariku menjadi tak biasa serta

menjadi penyemangat dalam keputusasaanku.

Sahabat-sahabat CAKA’07

Canda tawa dan dukungan kalian selalu hadir di saat aku jenuh dan hampir

menyerah dengan keadaan.

Page 11: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

oleh peneliti untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Sri Sumaryati, S.Pd. M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam penyusunan skipsi ini.

7. Drs. H. Widodo, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura dan Dra.

Sri Padmiyati selaku guru pamong, beserta seluruh keluarga besar SMA Negeri 1

Kartasura yang telah banyak memberikan bantuan bagi peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta

doa dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sanagat peneliti harapkan.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2011

Peneliti

Page 13: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

REVISI ........................................................................................................... iv

PENGESAHAN ............................................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... viii

MOTTO .......................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN .......................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 9

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................. 9

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ................................... 10

c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar

dan Pembelajaran ............................................................... 11

Page 14: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar.. 11

2. Pembelajaran Kooperatif........................................................ 13

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................... 13

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ........................... 14

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif .................................. 15

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ................... 16

e. Macam-Macam Metode dalam Pembelajarn Kooperatif . 16

3. Metode Numbered Heads Together (NHT) ........................... 17

a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT) .. 17

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads

Together (NHT) ............................................................. 18

c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together

(NHT) ............................................................................... 19

4. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)......... 20

a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division

(STAD) ............................................................................ 20

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams

Achievement Division (STAD) ........................................ 21

c. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement

Division (STAD) ............................................................. 21

5. Prestasi Belajar Akuntansi ................................................... 24

a. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 24

b. Fungsi Prestasi Belajar .................................................... 24

c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi .................................. 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29

D. Hipotesis ...................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 32

1. Tempat Penelitian ................................................................... 32

2. Waktu Penelitian .................................................................... 32

Page 15: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

B. Populasi dan Sampel .................................................................... 33

1. Populasi Penelitian ................................................................. 33

2. Sampel Penelitian ................................................................... 33

3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 33

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33

1. Sumber Data .......................................................................... 33

2. Variabel Penelitian ................................................................. 34

3. Instrumen Penelitian ............................................................... 34

D. Rancangan Penelitian.................................................................... 39

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 40

1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 40

2. Uji Hipotesis ........................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAAN

A. Deskripsi Data .............................................................................. 44

1. Deskripsi Data Umum ............................................................ 44

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kartasura ................... 44

b. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................... 45

c. Struktur Organisasi .......................................................... 45

d. Kurikulum ........................................................................ 47

e. Sarana dan Prasarana ....................................................... 47

f. Data Siswa ........................................................................ 47

2. Deskripsi Data Khusus .......................................................... 48

a. Kelompok Eksperimen I .................................................. 49

b. Kelompok Eksperimen II ................................................. 50

c. Kelompok Kontrol ........................................................... 51

B. Pengujian Prasyarat Analisis......................................................... 52

1. Uji Normalitas ....................................................................... 52

2. Uji Homogenitas .................................................................... 53

C. Hasil Pengujian Hipotesis............................................................. 53

1. Hasil Uji t ............................................................................... 53

2. Pembahasan ............................................................................ 54

Page 16: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 58

B. Implikasi ............................................................................................. 58

C. Saran ................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61

LAMPIRAN .................................................................................................... 63

Page 17: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif ………………………………... 16

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan …………………………………… 22

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok …………………………………… 22

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD …………………… 23

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi …………………………… 32

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……………… 36

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian …………… 37

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ……………….. 37

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item …………………. 38

Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subject Posttest–Only Design” 40

Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya ..48

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok

Eksperimen I ………………………………………………………… 49

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok

Eksperimen II ………………………………………………………. 50

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok

Kontrol ……………………………………………………………… 51

Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ………………………….. 52

Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa …………………… 53

Tabel 17. Data Hasil Uji Honogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.. 53

Tabel 18. Data Hasil Uji t Prestasi Belajar Akuntansi ………………………….. 54

Page 18: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Akuntansi ………………………………………………….. 26

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Tentang Penerapan Metode NHT dan

Metode STAD ……………………………………………………. 31

Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah ………………………………………. 46

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen I ………………………………….... 50

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen II …………………………………... 51

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Kontrol …………………………………….......... 52

Page 19: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen I …………………………. 63

Lampiran 2. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen II ………………………… 64

Lampiran 3. Daftar Siswa Kelompok Kontrol ……………………………….. 65

Lampiran 4. Daftar Siswa Try Out (Uji Soal) ……………………………….... 66

Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen I ……………. 67

Lampiran 6. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen II …………… 68

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen I …. 69

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen II … 73

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol …… …. 77

Lampiran 10. Materi Pembelajaran Akuntansi ………………………………… 81

Lampiran 11. Soal Latihan …………………………………………………….. 86

Lampiran 12. Jawaban Latihan Soal ………………………………………….. 87

Lampiran 13. Soal-Soal Posttest ……………………………………………… 88

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Posttest ………………………………….. 95

Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Taraf Pembeda

Soal …………………………………………………………………. 96

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Uji Validitas Instrumen …………………. 99

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ………………. 100

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Suatu Item ……………. 101

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Taraf Pembeda Suatu Item ……………… 102

Lampiran 20. Data Kemampuan Awal Siswa ……………………………….. 103

Lampiran 21. Daftar Nilai Posstest Siswa …………………………………… 104

Lampiran 22. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen I ……………………… 105

Lampiran 23. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen II ..…………………… 107

Lampiran 24. Uji Normalitas Kelompok Kontrol …………………………… 109

Lampiran 25. Uji Homogenitas ……………………………………………… 111

Lampiran 26. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan

Kelompok Eksperimen II ……………………………………. 112

Page 20: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 27. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan

Kelompok Kontrol ……………………………………………. 113

Lampiran 28. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen II dengan

Kelompok Kontrol …………………………………………….. 114

Lampiran 29. Skor Perkembangan Nilai STAD …………………………….. 115

Lampiran 30. Daftar Tabel F ………………………………………………... 118

Lampiran 31. Harga Kritik Chi Kuadrat ……………………………………. 119

Lampiran 32. Nilai Kritik Uji Lilliefors ……………………………………. 120

Lampiran 33. Foto Kegiatan Penelitian …………………………………….. 121

Page 21: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Page 22: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi era

globalisasi yang semakin pesat dan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa, karena

pendidikan merupakan pondasi untuk terciptanya generasi muda yang berkualitas.

Dengan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas dapat menunjang

perkembangan dan kemajuan kehidupan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) yang memuat tentang fungsi dan tujuan

pendidikan nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan

harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan

pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas Pasal 3 di atas, termasuk di dalamnya

kebutuhan dunia kerja dan respons terhadap terhadap perubahan masyarakat

setempat. Dengan demikian, pendidikan harus mampu menciptakan lulusan yang

mampu berpikir global serta dilandasi oleh akhlak yang mulia. (Mulyasa, 2007: 4).

Pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional. Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh seluruh

komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik (guru),

kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang

memadai, suasana belajar yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah

pusat dan daerah. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling

menentukan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan karena guru yang

berinteraksi langsung dengan peserta didiknya sehingga guru yang lebih mengetahui

perubahannya.

Page 23: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Proses pembelajaran juga harus diperhatikan kualitasnya, yang mana

merupakan kegiatan utama yang dilakukan di sekolah sebagai penentu keberhasilan

untuk tercapainya tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti pembelajaran

diharapkan mengalami perubahan baik dalam ilmu pengetahuan maupun

perilakunya. Dengan perubahan yang lebih baik dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa di sekolah, yang mana prestasi belajar merupakan alat ukur untuk mengukur

sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

adalah guru. Dalam hal ini guru dipandang sebagai faktor kunci dalam keberhasilan

pembelajaran, karena guru setiap hari berinteraksi secara langsung dengan peserta

didiknya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki kemampuan dalam proses

pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model

pembelajaran yang dapat memberi keefektivitasan pembelajaran kepada siswa.

Sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, minat terhadap pembelajaran

guru, dan berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Strategi guru dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan

sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Seorang guru harus mampu menggunakan model-model pembelajaran dalam

mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi

dan efektifitas dalam proses belajar mengajar, karena dengan banyaknya model

pembelajaran yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat dan

sesuai dengan kemampuan guru serta siswanya, karena sebenarnya tidak ada model

pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian, SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah negeri yang

mempunyai input atau masukan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan daya

tangkap terhadap materi yang disampaikan sangat bervariasi, sehingga prestasi

belajar yang mampu dicapai masing-masing siswa juga beranekaragam. Salah satu

mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI program IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial) adalah mata pelajaran Akuntansi. Siswa wajib mengikuti setiap

Page 24: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran akuntansi dan diharapkan dapat memahami dan menguasai setiap

materi yang disampaikan oleh guru. Mata pelajaran akuntansi sangat berkaitan erat

dengan kemampuan berpikir logika dan nalar seseorang. Namun, masih banyak

siswa yang kurang paham terhadap pembelajaran akuntansi karena siswa cenderung

pasif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dan hanya semata-mata

mendengarkan apa yang dikatakan gurunya tanpa adanya timbal balik dari siswa.

Tingkat penguasaan materi yang rendah akan mempersulit siswa dalam

mencapai prestasi belajar yang maksimal, karena akuntansi selain harus menguasai

teori-teorinya juga harus sering melakukan praktik-praktik mengerjakan soal, jadi

siswa juga harus ikut berperan aktif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan. Kurang maksimalnya prestasi belajar yang dicapai siswa tidak hanya

disebabkan oleh perbedaan kemampuan dan daya tangkap yang di miliki masing-

masing siswa, tetapi juga karena minimya minat belajar dari siswa itu sendiri. Hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik yang muncul dari dalam diri siswa

maupun lingkungan eksternalnya. Misalnya siswa cenderung bosan mengikuti

kegiatan pembelajaran karena keadaan kelas yang kurang kondusif ataupun siswa

bosan terhadap pola pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi masih menggunakan

model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Meskipun model pembelajaran konvensional saat ini masih bisa

diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, tapi sebaiknya guru memberikan variasi-

variasi dengan berbagai metode pembelajaran yang baru untuk mengurangi tingkat

kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi

dan akhirnya prestasi belajar akuntansi pun juga akan meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti ingin mencoba memberikan

variasi model pembelajaran baru yang belum pernah diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran akuntansi. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa XI

IPS khususnya mata pelajaran akuntansi adalah dengan model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem

Page 25: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif lebih

dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif

siswa dituntut dapat bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau kasus yang diberikan oleh guru.

Jadi, siswa mampu berfikir sendiri dalam memecahkan setiap masalah dan tidak

hanya terpusat pada guru.

Pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam metode, diantaranya

adalah Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division

(STAD). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Metode NHT ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan

melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sedangkan pada

pembelajaran kooperatif dengan metode STAD (Student Teams Achievement

Divisions) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana untuk diterapkan pada kegiatan belajar mengajar bagi guru yang baru akan

menggunakan pendekatan kooperatif.

Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar

belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah

menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11)

Dalam pelaksanaannya, metode NHT dan STAD menuntut siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan ikut aktif berdiskusi,

menyampaikan pendapatnya, bertanya, menghargai perbedaan pendapat dan

mengajarkan kepada siswa untuk bisa bekerjasama dalam kelompok. Jadi, siswa

yang paling berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi dan guru hanya sebagai

fasilitator. Dengan penerapan metode ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kesiapan masing-masing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

Page 26: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Namun, pada pembelajaran dengan metode NHT siswa yang bertugas

menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya akan dipilih secara acak oleh guru

berdasarkan nomor yang dimilikinya. Semua anggota kelompok mempunyai peluang

yang sama untuk menjadi wakil dari kelompoknya dalam menyampaikan hasil

diskusinya, jadi setiap anggota kelompok harus benar-benar paham hasil diskusi

kelompoknya.

Berdasarkan pemaparan masalah diatas, peneliti bermaksud untuk

mengadakan penelitian untuk menguji pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih

baik antara menggunakan metode NHT dibandingkan dengan metode STAD yang

akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi sebagai alternatif

penggunaan metode pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri

1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 dengan judul: Studi Komparasi Pembelajaran

Kooperatif Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan Metode Student

Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat

diidentifkasi permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura kurang

maksimal?

2. Mengapa dalam pembelajaran akuntansi siswa cenderung pasif?

3. Apakah diperlukan suatu pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa?

4. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)

dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD)?

Page 27: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, diperlukan pembatasan masalah

supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi

pada:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI IPS semester 2 SMA

Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Obyek Penelitian

a. Metode Pembelajaran

1) Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas

eksperimen I.

2) Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

pada kelas eksperimen II.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dibatasi pada nilai kognitif yang diperoleh siswa

dari hasil post test.

c. Materi Pokok

Materi pokok dalam penelitian ini adalah Jurnal Penyesuaian.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)

dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD)?

2. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads

Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD)?

Page 28: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa

antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together

(NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran

yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan:

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk pencapaian prestasi belajar

siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Memberikan variasi belajar kepada siswa untuk menghindari

kejenuhan dan memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa lebih

mandiri dan tidak hanya berpusat pada guru.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru yang berupa alternatif pilihan metode

pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 29: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari

proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk

membekali peneliti sebagai calon guru yang nantinya akan menentukan

model pembelajaran yang tepat bagi siswanya.

Page 30: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 9), menyatakan bahwa

“belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi

lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gino,

Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1999: 6), “belajar merupakan suatu

kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun

aktual. Jadi, dengan belajar akan membawa perubahan yang positif bagi pebelajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses atau kegiatan yang dapat mengubah pola perilaku peserta

didik kearah yang lebih baik, yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik

potensial maupun aktual.

Untuk mendukung peserta didik dalam belajar, maka perlu diadakan kegiatan

belajar yang sudah terencana atau lebih dikenal dengan pembelajaran. Menurut Gino

et al, (1999: 32), pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan dan faktor

ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.. Proses pembelajaran pada hakikatnya

untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai

interaksi dan pengalaman belajar.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dan

pembelajaran sangat erat hubungannya dalam mengusahakan perubahan yang positif

bagi peserta didik baik dalam lingkup akademik maupun perubahan tingkah laku

yang prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan, materi, metode atau

strategi, media, serta evaluasi.

Page 31: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat

penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar

pencapaian tujuan belajar, sehingga program-program belajar dapat berjalan secara

terprogram dan terarah.

Tujuan belajar menurut Bloom dalam Gino et al (1999: 19) dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.

1) Ranah kognitif, meliputi enam tingkatan yaitu: a) Pengetahuan (Knowledge) b) Pemahaman (Comprehension)

c) Penerapan (Aplication) d) Analisis (Analysis)

e) Sintesis (Synthesis) f) Evaluasi (Evaluation)

2) Ranah afektif/sikap

a) Kemampuan menerima (Receiving) b) Kemampuan menanggapi (Responding)

c) Berkeyakinan (Valuing) d) Penerapan kerja (Organization) e) Ketelitian (Correcterzation by value)

3) Ranah psikomotor a) Gerak tubuh (Body movement)

b) Koordinasi gerak (Finaly coordinated movement) c) Komunikasi non verbal (Non verbal communication) d) Perilaku bicara (Speech behaviours)

Tujuan pembelajaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh guru dan

siswanya pada akhir suatu pembelajaran. Jadi, tujuan pembelajaran merupakan hasil

akhir dari proses pembelajaran. Menurut Djiwandono dalam Gino et al (1999: 40),

ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu Tujuan Instruksional

Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). TIU menggariskan hasil-hasil

di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa, sedangkan TIK merupakan

penjabaran yang lebih konkrit dari suatu TIU menyangkut satu pokok bahasan atau

topik pelajaran tertentu.

Page 32: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, kegiatan pembelajaran melibatkan

beberapa komponen yang mendukung, antara lain sebagai berikut:

1) Siswa, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan

penyimpan setiap isi pelajaran yang disampaikan untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran.

2) Guru, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik yang

memberikan pengajaran kepada anak didiknya serta sebagai pengelola dalam

pembelajaran agar dapat terlaksana dengan efektif.

3) Tujuan, pernyataan tentang sesuatu yang diinginkan setelah terjadinya

pembelajaran yang bisa menjadikan pedoman dalam proses pembelajaran.

4) Bahan Ajar, adalah informasi atau materi yang berupa konsep-konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode, cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian materi kepada

siswa.

6) Media, alat, perlengkapan atau perantara yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

Unsur-unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur-unsur yang dapat

berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur dinamis yang terkait dalam belajar

diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar.

2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.

3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.

4) Suasana belajar dan upaya penyediaannya.

5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan peneguhannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar

Tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas,

tidak hanya dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada, tetapi juga dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang senantiasa mempengaruhi siswa untuk belajar. Menurut

Page 33: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dimyati dan Mudjiono (1999: 239-253), faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar

yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.

a) Sikap terhadap belajar: penilaian atau persepsi siswa terhadap belajar

sangat mempengaruhi keinginannya untuk belajar.

b) Motivasi belajar: merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar.

c) Konsentrasi belajar: merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan belajar

maupun aktivitas belajar.

d) Mengolah bahan belajar: merupakan kemampuan siswa untuk menerima

isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi

siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar: merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan: merupakan proses mengaktifkan

pesan yang telah diterima.

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar: merupakan suatu

puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan

belajar.

h) Rasa percaya diri siswa: merupakan keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat

timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.

i) Intelegensi dan keberhasilan siswa: merupakan suatu kecakapan global

atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah,

berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.

j) Kebiasaan belajar: merupakan penguat dalam keberhasilan belajar dapat

mengurangi kebiasaan kurang baik.

k) Cita-cita siswa: merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa

yang ingin diwujudkannya dengan berbagai cara.

Page 34: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Faktor Ekstern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar

yang timbul dari luar.

(a) Guru sebagai Pembina siswa belajar: guru harus bisa memusatkan

perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan

semangat belajar yang merupakan wujud emansipasi siswa.

(b) Prasarana dan sarana pembelajaran: kelengkapan dan pengelolaan

prasarana dan sarana pembelajaran yang baiklah yang dapat mendukung

proses pembelajaran berhasil dengan baik.

(c) Kebijakan penilaian: sekolah dan guru diharapkan berlaku arif dan bijak

dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

(d) Lingkungan sosial siswa di sekolah: suasana lingkungan sosial siswa

berpengaruh pada semangat dan proses belajar siswa.

(e) Kurikulum sekolah: kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah

kurikulum nasional yang disyahkan oleh pemerintah atau suatu

kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif menurut

Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42), merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran dengan model kooperatif, siswa dituntut agar dapat

bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru, semua anggota kelompok harus memahami dan menguasai hasil dari diskusi

kelompok tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan aktif dalam proses

berpikir dan kegiatan belajar.

Page 35: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang

siswa yang heterogen, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk menyelesaikan

tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru.

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2005: 31-36), unsur-

unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah sebagai

berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) tatap

muka, 4) komunikasi antar anggota, 5) evaluasi proses kelompok

Unsur saling ketergantungan positif, menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama,

mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua

anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Jadi,

semua siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk

menyelesaikan tugas atau kasus yang diberikan oleh guru.

Tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin anggota

yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok

belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama

secara individu.

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan dampak positif bagi anggota

kelompok. Hasil pemikiran dari beberapa siswa akan lebih baik dibandingkan

dengan pemikiran individual.

Siswa sebaiknya dibekali berbagai keterampilan berkomunikasi dalam

kelompok. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru sebaiknya

memberikan cara-cara berkomunikasi yang baik. Hal ini akan bermanfaat untuk

siswa yang nantinya akan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi

kelompoknya.

Page 36: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja

kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan

lebih efektif.

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan

model pembelajaran yang lainnya. Menurut Isjoni (2010: 20), ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi

interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab

atas belajarnya dan juga teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan

keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan siswa saat

diperlukan.

Setiap anggota dalam kelompok belajar kooperatif memiliki peran sendiri-

sendiri dalam kelompoknya, tetapi tetap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah

atau tugas yang diberikan oleh guru. Semua anggota memiliki peran yang sama

dalam untuk keberhasilan kelompoknya.

Hubungan interaksi secara langsung terjadi diantara siswa dalam kelompok.

Interaksi ini terjadi akibat adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam

kelompok untuk saling membantu, menyampaikan pendapatnya, dan memberikan

motivasi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bisa bertanggung jawab atas

belajarnya sendiri dan juga teman kelompoknya. Siswa yang sudah menguasai topik

yang diberikan guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada teman kelompoknya

yang belum mengerti.

Guru sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan ketrampilan

interpersonal kelompok dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya baik

dalam menyampaikan pendapatnya maupun menyampaikan hasil kelompoknya

kepada kelompok lain.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang hanya akan berinteraksi bila siswa

membutuhkannya, tetapi tetap memantau dan membimbing jalannya diskusi.

Page 37: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang

berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, yang sesuai dengan ciri-ciri yang

telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Menurut Agus Suprijono (2010: 65-66),

langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Fase-fase itu

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap

belajar.

Fase 2: Present information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize student into learning

teams Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta

didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.

Fase 5: Test on the materials mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran

atau kelompok-kelompok mempresen-tasikan hasil kerjanya.

Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan presentasi individu maupun kelompok.

e . Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif selain mempunyai unsur-unsur, ciri-ciri dan tahapan

pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain juga mempunyai

beberapa macam metode. Menurut Trianto (2010: 67-87), macam-macam metode

dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Student Teams Achievement Division

(STAD), 2) Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok, 4) Think Pair Share (TPS), 5)

Numbered Heads Together (NHT), 6) Teams Games Tournaments (TGT).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil

dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Metode ini

Page 38: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Jigsaw atau yang dikenal dengan “Tim Ahli” merupakan metode

pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Masing-

masing anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli untuk tiap

topik yang berbeda. Untuk ahli yang mempunyai topik yang sama bergabung

menjadi satu untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian kembali ke kelompok semula

untuk mengajarkan topik yang sudah mereka kuasai kepada teman sekelompoknya.

Terakhir diberikan tes pada semua topik yang diberikan secara individu.

Investigasi Kelompok merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa

memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas

topik yang sudah dipilihnya, kemudian mempresentasikan laporannya kepada

seluruh kelas.

Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak berpikir, merespons dan

saling membantu pasangan diskusinya dalam menyelesaikan tugas dari guru.

Numbered Heads Together (NHT) merupkan pembelajaran kooperatif yang

terdiri dari empat fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama

dan menjawab. Dalam pembelajaran ini siswa juga dibagi menjadi kelompok-

kelompok yang tiap anggota kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri.

Teams Games Tournaments (TGT) atau Pertandingan Permainan Tim. Pada

model ini siswa akan memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain agar

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

3. Metode Numbered Heads Together (NHT)

a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)

Metode Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu bagian dari

model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2007: 62), metode Number Heads

Page 39: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang rancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan dalam Anita Lie (2005: 59-60), metode ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, metode ini juga

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Number

Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan

dirinya dalam kelompok belajar serta mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerjasama mereka.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-

masing, karena pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik untuk

diterapkan pada semua topik pembelajaran. Menurut Spencer Kagan dalam Herta

Delima Sitorus et al (2010: 2), kelebihan dan kelemahan metode NHT diantaranya

sebagai berikut:

Kelebihan metode NHT:

1) Kelas menjadi hidup dan dinamis

2) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan

pendapatnya.

3) Munculnya jiwa kompetensi yang sehat.

4) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien.

Kelemahan metode NHT:

1) Adanya alokasi waktu yang panjang.

2) Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga siswa

terkadang merasa kaget dan merasa bosan.

Page 40: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42), langkah-langkah

pembelajaran metode Number Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mngerjakannya atau mengetahui jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan

Menurut Trianto (2007: 62-63), dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai langkah-langkah

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) adalah

sebagai berikut:

1) Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.

2) Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

3) Fase 3 : Berfikir Bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

metode Number Heads Together (NHT) dalam kegiatan pembelajaran dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6

siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-6.

2) Guru memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah dibahas

sebelumya.

Page 41: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru, dan

memastikan bahwa semua anggota dalam kelompok tersebut mengetahui

jawaban yang benar dan dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa yang nomornya dipanggil akan

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok mereka.

5) Tanggapan siswa dari kelompok lain, kemudian guru memanggil nomor yang

lain.

6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk diterapkan pada kegiatan

belajar mengajar bagi guru yang baru akan menggunakan pendekatan kooperatif

yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin (2010: 11) mengatakan bahwa:

Dalam STAD para siswa dabagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk

memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri,

dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Menurut Trianto (2010: 68), STAD merupakan model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 4-5

orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,

penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan metode

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kegiatan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam

beberapa tahapan yaitu: penyampaian materi, diskusi, presentasi, kuis dan

penghargaan kelompok.

Page 42: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division

(STAD)

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) juga mempunyai

kelebihan dan kelemahan, seperti halnya dengan metode kooperatif yang lainnya.

Menurut Sunarto (2009: 3), kelebihan dan kelemahan dari metode STAD diantaranya

sebagai berikut:

Kelebihan metode STAD:

1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain. 2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain.

3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu

orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti.

5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna, berdaya guna, kreatif dan bertanggungjawab.

Kelemahan metode STAD:

1) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.

2) Anggota kelompok yang malas hanya mengandalkan pada teman mereka yang rajin, sehingga menjadikannya tidak berpikir mandiri.

3) Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

b. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Slavin dalam Agus Suprijono (2010: 51-53), dalam proses

pembelajarannya, STAD melalui lima tahapan yang meliputi:

1) Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selanjutnya,

guru menyampaikan materinya.

2) Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi

yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

Page 43: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Tahap tes individual

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan

tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas.

4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu

Dihitung berdasarkan skor awal, hal ini dimaksudkan agar siswa terpacu

untuk memperoleh prestasi yang terbaik sesuai dengan kemampuaannya.

5) Tahap pemberian penghargaan kelompok.

Diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi

kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Tahap pemberian kelompok

dilakukan dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dari masing-masing

kelompok. Menurut Slavin dalam Trianto (2007: 55), kriteria perkembangan skor

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor

Perkembangan

- Lebih dari 10 poin di bawah skor awal - 10 poin di bawah sampai 1 pon di bawah skor awal

- Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal - Lebih dari 10 poin di atas skor awal - Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)

0 poin 10 poin

20 poin 30 poin 30 poin

Perhitungan skor perkembangan individu dilakukan dengan menghitung selisih

antara nilai awal dan nilai posstest, selanjutnya skor kelompok dihitung dengan

menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi

dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Trianto (2007: 56), sesuai dengan rata-

rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori kelompok sebagai berikut:

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata tim Predikat

0 ≤ × ≤ 5

5 ≤ × ≤ 15 15 ≤ × ≤ 25 25 ≤ × ≤ 30

-

Tim baik Tim hebat Tim super

Page 44: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Trianto (2010: 70-71), langkah-langkah pembelajaran STAD

didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau

fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini dijelaskan dalam tabel 4.

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara

efisien.

Fase 4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada

saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah diajarakan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

orang.

2) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari.

3) Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompoknya.

4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan

kelompok lain menanggapinya.

5) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

6) Memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.

Page 45: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar, karena dengan prestasi belajar dapat menjadi pedoman untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43), prestasi belajar adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

dalam periode tertentu. Prestasi belajar siswa merupakan suatu bukti keberhasilan

dari usaha belajar siswa, yang dapat diketahui siswa yang bersangkutan ketika telah

menyelesaikan suatu aktivitas belajar tertentu. Dengan mengetahui prestasi belajar

siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan kedudukan anak didiknya di dalam

kelas.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai pebelajar setelah melakukan kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting, karena sepanjang

hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya

masing-masing. Menurut Zainal Arifin (2010: 12-13), fungsi utama dari prestasi

belajar antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan

sebagai umpan balik (Feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi

pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator tingkat pendidikan atau produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern bahwa rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

Page 46: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kesuksesan anak didik dalam masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat

menyerapkan seluruh materi pelajaran.

c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Menurut Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

American Institute of Certified Public Accountants) dalam Ahmed Riahi-Belkaoui

(2000: 37), mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya

guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Menurut American accounting Association (AAA) dalam Agus Suranto, Maksum

Habibi, Kardiman dan Sudibyo (2005: 2), mendefinisikan akuntansi sebagai proses

pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang

memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai

informasi tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi

merupakan suatu proses identifikasi, pencatatan, penggolongan dan peringkasan

yang berkaitan dengan informasi keuangan yang bermanfaat sebagai pertimbangan

dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Menurut Yoga Firdaus et al (2005:7-8), manfaat akuntansi sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan perusahaan)

yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat.

2) Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik

perusahaan.

3) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.

4) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,

kewajiban, serta modal suatu perusahaan.

5) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam

aktiva netto suatu perusahaan.

Page 47: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

6) Memberikan informasi keangan yang membantu para pemakai laporan

keuangan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

7) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva

dan kewajiban suatu perusahaan.

8) Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan

laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.

Menurut Yoga Firdaus et al (2005: 82-83), pencatatan akuntansi terdiri dari

beberapa kegiatan yaitu: 1) pembuatan atau penerimaan bukti untuk transaksi-

transaksi yang terjadi, 2) pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal, 3) pemindahan

dari buku jurnal ke buku besar, 4) menyusun kertas kerja, 5) menyusun laporan

keuangan dengan berpedoman pada kertas kerja, 6) berpedoman pada kertas kerja;

mencatat ayat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke dalam jurnal umum, 7)

membukukan ayat jurnal penyesuaian dan penutup kedalam buku besar, 8)

menyusun neraca saldo setelah penutupan. Kegiatan-kegiatan dalam akuntansi dapat

diperjelas dengan gambar siklus akuntansi dibawah ini:

Gambar 1: Siklus Akuntansi. (Yoga Firdaus et al, 2005: 82)

Neraca Saldo

Jurnal

Kertas Kerja

Buku Besar

- Laporan Laba-Rugi

- Laporan Perubahan ekuitas

- Neraca

- Laporan Arus Kas

Jurnal Penutup

Buku Besar

Bukti

Transaksi

Page 48: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Hasil akhir dari kegiatan akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan

keuangan menurut Yoga Firdaus et al (2005: 62-68) adalah laporan yang menyajikan

informasi keuangan yang dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Menurut

Umi Muawanah et al (2008: 22-25), laporan keuangan terdiri dari empat macam

yaitu: 1) laporan laba-rugi, 2) laporan perubahan ekuitas, 3) neraca, dan 4) laporan

arus kas.

Laporan laba-rugi (income statement) adalah suatu laporan keuangan yang

menyajikan informasi mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan) dan beban yang

dikeluarkan (beban usaha) dalam kegiatan selama suatu periode tertentu. laporan laba

rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, yang

disebut laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi pendapatan

disebut rugi bersih (net losses). Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban

yang terjadi selama sebulan beroperasi ditunjukkan dalam persamaan dasar akuntansi

sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. Pengaruh adanya laba bersih suatu

periode akan meningkatkan ekuitas pada periode tersebut, sebaliknya, jika terjadi

rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik dalam periode yang bersangkutan.

Laporan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu

tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.

Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi

bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.

Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan

ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Bentuk neraca ada 2 (dua), yaitu bentuk akun

(account form) dan bentuk laporan (report form). Pada neraca bentuk akun, aset

ditempatkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di sebelah kanan.

Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas

operasi, (2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas

operasi. Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang

menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya

berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena

pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. Arus kas dari

aktivitas investasi. Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau

Page 49: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penjualan aset tetap atau aset permanen. Arus kas dari aktivitas pendanaan. Bagian

ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik,

peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.

Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh

semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura pada jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Fungsi mata pelajaran ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan

dasar mengenai akuntansi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

akuntansi merupakan hasil yang dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran

akuntansi yang merupakan cerminan kemampuan siswa dalam menerima materi

akuntansi yang telah diberikan oleh guru serta dapat menyelesaikan tugas-tugas

maupun tes.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Felisia Denta Cahyani. 2010. Penerapan Metode Pengajaran Numbered

Heads Togethet (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas X SMK Bhineka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penggunaan

metode Numbered Heads Togethet (NHT) dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa kelas X AK 1 SMK

Bhineka Karya 1 Boyolali sehingga prestasi belajar siswa juga akan

meningkat. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1)

siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

akuntansi, (2) siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar dengan

berdiskusi dengan teman kelompoknya dan belajar bertanya sehingga mampu

memahami materi akuntansi dengan baik, (3) guru telah mampu

melaksanakan metode pembelajaran akuntansi dengan nuansa baru, (4)

kemampuan siswa dalam memahami akuntansi pun meningkat dilihat dari

nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan.

2. Endang Purwaningsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Studi

Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional

Page 50: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di MAN

Karangannyar Tahun Pelajaran 2007/2008, menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada model pembelajaran

konvensional, karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis, belajar saling bertukar ide/gagasan baik dalam satu kelompok

maupun dengan anggota kelompok yang lain, meningkatkan semangat

kebersamaan dan kegotong-royongan dalam memecahkan permasalahan

terkait dengan model pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka dapat dirumuskan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

1. Perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang

menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

pembelajaran yang menggunakan Student Teams Achievement Division

(STAD).

Rendahnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura

khususnya pada mata pelajaran akuntansi disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu materi yang sulit dan tidak mudah dipahami oleh siswa, cara mengajar

guru yang kurang bervariasi, siswa yang kurang aktif dan cenderung diam

jika belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga,

ketidakpahaman siswa terhadap materi yang disampaikan akan menghambat

siswa dalam mengikuti materi selanjutnya karena akuntansi merupakan siklus

yang saling berkelanjutan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara membuat variasi baru pada pembelajaran akuntansi

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk menarik

minat siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mau menanyakan

kesulitannya memahami materi kepada guru maupun kepada teman-teman

yang lain. Pembelajaran kooperatif yang akan digunakan adalah metode

Number Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division

(STAD). Ciri khas dari metode Number Heads Together (NHT) adalah guru

Page 51: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

hanya akan menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompok tanpa

memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya itu.

Setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa itu juga

mengetahui bahwa hanya seorang siswa yang akan dipanggil pada setiap saat

untuk mewakili kelompoknya. Dalam pembelajaran yang menggunakan

metode Student Teams Achievement Division (STAD) terdapat penghargaan

terhadap siswa yang mengalami peningkatan prestasi. Penerapan metode

yang berbeda maka akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda pula.

2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Number Heads Together

(NHT) lebih baik daripada yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

Pemilihan metode pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar

yang dicapai siswa, khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran

dengan metode NHT dan STAD diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam berdiskusi. Evaluasi hasil diskusi dalam pembelajaran

menggunakan metode NHT dilakukan dengan cara tiap siswa yang nomornya

ditunjuk oleh guru akan mempresentasikan hasil diskusi, sehingga semua

harus siap dan paham hasil diskusi dari kelompoknya karena semua anggota

mempunyai peluang yang sama untuk dipanggil oleh guru. Sedangkan

evaluasi dari pembelajaran yang menggunakan metode STAD dengan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh wakil dari anggota kelompok

tersebut, akibatnya siswa yang merasa tidak punya tanggung jawab untuk

menyampaikan hasil diskusi di depan kelas akan cenderung santai dan tidak

sungguh-sungguh dalam berdiskusi. Berdasarkan alasan di atas, prestasi

belajar akuntansi pada pembelajaran yang menggunakan metode NHT akan

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode

STAD.

Untuk dapat memperjelas uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Page 52: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2: Skema Kerangka Berpikir tentang Penerapan Metode NHT dan Metode

STAD

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir tersebut dapat diambil

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)

dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

Metode NHT

Metode

Pembelajaran

Metode STAD

Siswa

Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi Belajar

Akuntansi

Di

bandingkan

Page 53: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kartasura dengan pertimbangan

bahwa di SMA Negeri 1 Kartasura belum pernah dilaksanakan penelitian eksperimen

model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT)

dan Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran akuntansi,

sehingga hasilnya dapat menjadi masukan bagi guru untuk mengoptimalkan prestasi

belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan

Desember 2010 sampai bulan Juni 2011 dengan rincian jadwal pelaksanaan sebagai

berikut :

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi

Jenis Kegiatan

Tahun 2010/2011

Bulan

Des Jan Feb Maret April Mei Juni

1. Persiapan penelitian

• Pengajuan judul

• Penyusunan proposal

• Ijin penelitian

• Penyusunan instrumen

2. Pelaksanaan penelitian

• Pelaksanaan mengajar

• Pengumpulan data

• Analisa data

3. Penyusunan laporan

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 109), populasi adalah keseluruhan individu yang

menjadi subjek penelitian.

Page 54: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1

dengan jumlah 44 siswa, kelas XI IPS 2 dengan jumlah 43 siswa, kelas XI IPS 3

dengan jumlah 44 siswa, kelas XI IPS 4 dengan jumlah 45 siswa. Jadi, jumlah

seluruh siswa XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura adalah 176 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti, sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat

diwakili.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas diantaranya adalah kelas XI

IPS 2 dengan metode Number Heads Together (NHT) sebagai kelas eksperimen I,

kelas XI IPS 1 dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai

kelas eksperimen II dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random

sampling, yaitu cara pengambilannya dilakukan secara acak (random). Sebelum

memulai perlakuan terhadap obyek penelitian, terlebih dahulu peneliti mengecek

keadaan kemampuan awal dari sampel yang digunakan, baik dari kelompok

eksperimen I, kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol. Semua itu bertujuan

untuk keseimbangan kelompok tersebut sebelum dikenai perlakuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (2002: 206), metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama dan nilai kelas XI IPS

di SMA Negeri 1 Kartasura yang akan digunakan untuk menentukan sampel

Page 55: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

penelitian. Metode ini juga digunakan untuk mengambil gambar atau foto guru dan

siswa ketika melaksanakan pembelajaran dengan metode yang digunakan sebagai

penelitian.

b. Metode Tes

Menurut Arikunto (2002: 198), metode tes digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Menurut Anas Sudijono (2008: 67),

tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka

pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk serangkaian tugas

yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga diperoleh data hasil pengukuran tersebut

yang melambangkan prestasi testee.

Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi

belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar bidang studi akuntansi dengan

menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dimunculkan dalam rangka

untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Number

Heads Together (NHT) dan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menunjukkan akibat atau pengaruh

dari variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar

akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes. Setelah

soal disusun, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu ke kelas XI IPS 3 dengan

Page 56: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

asumsi anak-anak di kelas tersebut telah mendapat materi yang sama sehingga

pengukuran dan penelitian dapat menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan

keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda soal.

a. Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 144-146), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari

variabel data yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur ketepatan data tersebut

digunakan teknik uji validitas yang dihitung dengan korelasi product moment.

Adapun rumus Pearson dimaksud adalah sebagai berikut:

∑ (∑ ) (∑ )

√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = Jumlah Skor masing-masing prediktors

Y = Jumlah Skor Kriterium (skor total)

N = Jumlah subjek penelitian

Kriteria pengujian :

Jika rxy > rtabel (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan valid

Jika rxy < rtabel (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan tidak valid

Menurut Masidjo (1995: 243), klasifikasi validitas soal dikelompokkan sebagai

berikut :

0,91 – 1,00 = Sangat tinggi (ST)

0,71 – 0,90 = Tinggi (T)

0,41 – 0,70 = Cukup (C)

0,21 – 0,40 = Rendah (R)

Negatif – 0,20 = Sangat Rendah (SR)

Page 57: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Keterangan Nomor Item Jumlah

Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25.

23

Tidak Valid 3, 19 2

Jumlah soal 25

b. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 154), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul dan karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) dalam Masidjo (1995: 233)

sebagai berikut:

r11 = .

/ (

)

keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas

n = jumlah item

S = deviasi standar

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi

subjek yang mendapat skor 1).

p = banyaknya subjek yang skornya 1

N

q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 (1 – p)

Menurut Masidjo (1995: 209), klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut :

0,91 – 1,00 = Sangat tinggi (ST)

0,71 – 0,90 = Tinggi (T)

0,41 – 0,70 = Cukup (C)

0,21 – 0,40 = Rendah (R)

Negatif – 0,20 = Sangat Rendah (SR)

Page 58: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.

Jumlah Soal S2 ∑pq r11 Keterangan

25 14,2960 4,5816 0,7078 Tinggi

c. Taraf Kesukaran Suatu Item

Menurut Anas Sudijono (2008: 370), bermutu atau tidaknya butir-butir soal

tes dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh

masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes dapat dinyatakan baik bila

tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah atau dengan kata lain taraf kesukaran

item tersebut sedang atau cukup. Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:

P =

Keterangan:

P = Proportion = proporsi= difficulty index= angka indek kesukaran item.

B = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item

yang bersangkutan.

JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Menurut Robert L Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam Anas Sudijono (2008:372),

klasifikasi indeks kesukaran item adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,30 = Sukar

0,30 – 0,70 = Cukup (sedang)

Lebih dari 0,70 = Mudah

Hasil uji taraf kesukaran suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item

Kriteria Nomor Item Jumlah

Sukar 4, 7, 12, 15, 19 5

Cukup (sedang) 3, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 25. 13

Mudah 1, 2, 5, 6, 10, 21, 24 7

Jumlah item 25

Page 59: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Taraf Pembeda Suatu Item

Menurut Masidjo (1995: 196), taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai

dimana jumlah jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas

(pandai= upper group) berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah

(bodoh = lower group) untuk suatu item. Untuk menentukan daya pembeda sesuai

dengan telah yang ditemukan oleh Masidjo adalah sebagai berikut:

ID=

Keterangan :

ID : indeks diskriminasi

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok atas

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok rendah

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah

NKA atau NKB x Skor maksimal : perbedaan jawaban benar dari siswa yang

tergolong kelompok atas atau kelompok bawah yang seharusnya

diperoleh.

Menurut Anas Sudijono (2008: 389), klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 = Jelek

0,20 – 0,40 = Cukup (sedang).

0,40 – 0,70 = Baik

0,70 – 1,00 = Baik sekali.

Bertanda negatif = Jelek sekali.

Hasil uji taraf pembeda suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Taraf Pembeda Suatu Item

Kriteria Nomor Item Jumlah

Jelek - 0

Cukup (sedang) 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24

21

Baik 5, 11, 17, 25 4

Baik Sekali - 0

Jelek Sekali - 0

Jumlah Item 25

Page 60: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Menurut Sugiyono (2006: 107), metode eksperimen merupakan

sebagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama

dengan adanya kelompok kontrolnya. Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64)

mengatakan bahwa:

Metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian

yang menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan dan mengobservasi

efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel bebas, juga diacu sebagai variabel eksperimental, variabel penyebab atau variabel

perlakuan yang aktivitas atau karakteristiknya dipercaya membuat suatu perbedaan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen

sesungguhnya (true experiment) dengan desain perluasan dari “Randomized Subjects

Postest - Only Design”. Menurut Sigit Santosa (2011: 38) menyatakan bahwa:

Dalam rancangan “Randomized Subjects Postest - Only Design”, dibuat kelompok subyek dengan pemberian kondisi yang berbeda. Tidak dilakukan

tes awal. Pengontrolan terhadap variabel-variabel ekstran yang mungkin ada, dilakukan dengan cara random. Randomisasi juga dilakukan dalam penentuan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Tes hanya hanya dilakukan

pada akhir eksperimen. Perbedaan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan pengaruh dari perlakuan.

Penelitian ini akan membandingkan antara kelompok eksperimen I yang

diberi perlakuan dengan menggunakan metode Number Heads Together (NHT),

keompok eksperimen II dengan menggunakan metode Student Teams Achievement

Divisions (STAD) dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan yang baru.

Nilai posttest kelompok eksperimen I dan II setelah adanya perlakuan tersebut

dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan

analisis statistik uji t. Rancangan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Page 61: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subjects Posttest - Only Design”

Kelompok Variabel Independen Tes Akhir

Eksperimen I X1 Y2

Eksperimen II X2 Y2

Kontrol - Y2

Keterangan:

X1 : Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

X2 : Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

Y2 : Tes akhir (posttest)

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan subyek dari suatu populasi.

2) Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda. Untuk

kelompok eksperimen I pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan

metode NHT (X1) dan kelompok eksperimen II dengan metode STAD (X2).

3) Memberikan posttest pada kelompok eksperimen I dan II untuk mengukur

rata-rata hasil belajar yang dicapai setelah adanya perlakuan.

4) Memberikan posttest pada kelompok kontrol.

5) Menganalisis hasil tes dari kelas eksperimen I dan II serta kelompok kontrol

dengan menggunakan statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk

menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Namun,

sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu. Adapun

langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Sebelum data dianalisis, data harus berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Menurut Budiyono (2004: 170-171), untuk mengetahui apakah sampel

Page 62: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

berdistribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan “uji

Lilliefors”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Tingkat Signifikasi: α = 0,05

3) Statistik Uji

LO = Maks | ( ) ( )|

Keterangan:

F(Zi) = P(Zn ≤ Zi)

S(Zi) = Proporsi cacah Zn ≤ Zi terhadap seluruh Zi

Zi =

X = Nilai rata-rata

S = Standar deviasi

4) Daerah Kritik

DK = { | } L > }

5) Keputusan Uji

Kriteria: H0 diterima jika LO < Ltabel

b. Uji Homogenitas

Menurut Arikunto (2002: 289), uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya

variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk mengetahui

homogenitas variansi sampel digunakan uji Bartlett. Menurut Sudjana (2005: 263),

rumus uji homogenitas sebagai berikut :

, -* ∑( )logSi2}

= 2,3026 {B - ∑(ni-1)log Si2}

B = (log S2) ∑(ni-1)

S2 = ∑( )

∑( )

Page 63: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Hipotesis :

H0 = kedua populasi mempunyai varian yang sama (σ12 = σ2

2)

H1 = kedua populasi mempunyai varian yang tidak sama (σ12 ≠ σ2

2)

Kriteria :

H0 diterima jika χ2hit < χ2

tab (α = 0,05), dimana χ2tab (1-α)(k-1), maka

populasi memiliki varian yang sama.

2. Uji Hipotesis

Menurut Sudjana (2005: 239-240), untuk menguji hipotesis digunakan

statistik uji t, adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

a) H0 : μ1 = μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I sama dengan rata-

rata nilai kelompok eksperimen II.

H1 : μ1 μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I tidak sama

dengan rata-rata nilai kelompok eksperimen II.

b) H0 : μ1 < μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I lebih rendah dari

rata-rata nilai kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol.

H1 : μ1 > μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I lebih tinggi dari

rata- rata nilai kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol.

2) Taraf signifikasi 5% ( = 0, 05)

3) Statistik Uji

S2 =

( ) ( )

t =

Keterangan :

S2 : standar deviasi sampel kelompok eksperimen I dan eksperimen II

X1 : rata-rata nilai test kelompok eksperimen I

X2 : rata-rata nilai test kelompok eksperimen II

S12 : standar deviasi kelompok eksperimen I

S22 : standar deviasi kelompok eksperimen II

Page 64: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

n1 : jumlah subyek kelompok eksperimen I

n2 : jumlah subyek kelompok eksperimen I

t : nilai uji kesamaan

4) Daerah Kritik

DK = n1 + n2 – 2

5) Keputusan Uji

H0 diterima jika thitung < ttabel

H0 ditolak jika thitung > ttabel

Page 65: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Umum

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kartasura

SMA Negeri 1 Kartasura berdiri pada tahun 1978, menempati gedung SD Ngabean 2

Kartasura, sedang pengelolaannya ditangani langsung dari SMA Negeri 5 Surakarta.

Pada saat itu Kepala Sekolah dijabat oleh Bp. Sugianto sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0290/0/1978 tanggal 1 April

1978. Dasar penegrian SMA Negeri 1 kartasura tercantum dalam Surat Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0290/0/1978,

Tanggal 2 September 1978.

SMA Negeri 1 Kartasura terletak di Jalan Raya Solo-Yogya Km 11, Pucangan,

Kartasura. Dari masa ke masa SMA Negeri 1 Kartasura terus mengalami

perkembangan yang pesat dibawah kepemimpinan kepala sekolah sebagai berikut:

1. Sumarso tahun 1979 – 1980

2. Suparto R, BA tahun 1980 – 1987

3. Drs. Suparto tahun 1987 – 1988

4. Drs. H.D. Sugimo tahun 1988 – 1989

5. Tukijono tahun 1989 – 1990

6. Suwardi, BA tahun 1990 – 1990

7. S. Moestarom tahun 1990 – 1991

8. Drs.S.D Sunarjo tahun 1991 – 1991

9. Sadiyat tahun 1991 – 1993

10. Drs. P. Suminto, SH tahun 1993 – 1994

11. Drs. Sediyono tahun 1994 – 1997

12. Drs. Soekidi tahun 1997 – 2002

13. Drs. H. Supartono tahun 2002 – 2008

Page 66: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

14. Drs. Djuari, MM tahun 2008 – 2011

15. Drs. H. Widodo, MM tahun 2011 – sekarang

SMA Negeri 1 kartasura pada tahun ajaran 2010-2011 ini mempunyai 1128

siswa yang terdiri dari 443 siswa dan 685 siswi, dengan tenaga pendidik yang

berjumlah 83 guru yang professional dan berkualitas.

b. Visi, Misi dan Tujuan

1) Visi

Terwujudnya sekolah yang unggul, berprestasi, dan terampil dalam IMTAQ dan

IPTEK.

2) Misi

a) Mampu mewujudkan sekolah yang dapat membentuk manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.

b) Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mantap dalam keteladanan,

sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta

rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

3) Tujuan

a) Meningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang perkembangan ilmu

dan teknologi.

b) Meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang akademis dan berbudi

pekerti yang luhur.

c) Meningkatkan keterampilan siswa dalam bahasa asing dan komputer.

d) Meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah, keluarga dan masyarakat.

e) Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam kesehatan jasmani dan

rohani.

c. Struktur Organisasi

Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.

Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan

pembentukan generasi yang berbudi luhur . Untuk memenuhi tuntutan tersebut suatu

Page 67: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya . Oleh sebab itu SMA

negeri 1 Kartasura dalam pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu :

................................. .............................

Keterangan : Garis Komando

Garis Koordinasi

Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah

1) Kepala Sekolah : Drs. H. Widodo, MM NIP: 19540812 198003 1 017

2) Komite Sekolah : HM. Mukhlis Harsono, BcHk

3) Ka. Unit TU : Suyono, SE NIP: 19600101 198802 1 003

4) WKS. Kurikulum : Dwi Tama, S.Pd NIP: 19541115 198603 1 003

5) WKS. Kesiswaan : Drs. Supardjo NIP: 19550105 198102 1 003

6) WKS. SarPra : Drs. Ngatno NIP: 19540512 198010 1 003

7) WKS. Humas : Drs. Dwiyanto NIP: 19610413 198803 1 010

2) KOMITE SEKOLAH

1) KEPALA

SEKOLAH

3) Ka. UNIT TU

4) WKS. KURIKULUM

7) WKS.

HUMAS

6) WKS. SARPRA

5) WKS.

KESISWAAN

10) GURU- GURU

11) SISWA

8) UNIT LABORATORIUM

9) UNIT PERPUSTAKAAN

Page 68: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

8) Unit Laboratorium

a) Lab. Fisika : Hj. Endang HS, B.A NIP: 19510211 197903 2 001

b) Lab. Kimia : Drs. Sriyanto NIP: 19510525 197903 1 004

c) Lab. Biologi : Drs. Wagimin NIP: 19551210 197903 1 010

d) Lab. Bahasa : Sri Janto, S.Pd. NIP: 19520625 198303 1 004

e) Lab. TIK : Priyono Wahyu, ST NIP: 19780618 200604 1 006

9) Unit Perpustakaan: Ahmad Kuswadi NIP: 131862757

10) Guru-guru SMA Negeri 1 Kartasura

11) Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kartasura

c. Kurikulum

Pembelajaran di SMA Negeri 1 Kartasura menggunakan kurikulum yang

berdasarkan silabus yang telah ditetapkan, kurikulum yang digunakan adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP terdapat kriteria

ketuntasan pada tiap mata pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang

maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) ditetapkan berdasarkan kebijakan sekolah terhadap masing-masing mata

pelajaran dengan pertimbangan tertentu.

d. Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 1 kartasura merupakan sekolah yang terakreditasi baik, sehingga

sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar sudah disediakan

oleh pihak sekolah dengan cukup memadai. Sarana dan prasarana yang mendukung

diantaranya adalah ruang kelas yang cukup nyaman, laboratorium, perpustakaan,

lapangan olahraga, ruang kesenia, ruang komputer, area hotspot dan lain sebagainya.

e. Data Siswa

SMA Negeri 1 kartasura mempunyai 1128 siswa yang terbagi dalam 30 kelas

berdasarkan jenjang pendidikannya, dan setiap kelas mempunyai wali kelas yang

bertanggungjawab mengatur dan membimbing siswa. Adapun data jumlah siswa

SMA Negeri 1 kartasura beserta wali kelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 69: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya

2. Deskripsi Data Khusus

Pada penelitian ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian sebanyak

132 siswa dari kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan dua metode kooperatif yang akan diterapkan pada

NO Kelas Nama Wali Kelas L P Jumlah

1 X – A Dra. Muji Wahyani 17 24 41

2 X – B Dra. Suntari 15 24 39

3 X – C Citrawati, S.Pd. 15 25 40

4 X – D Tukino, S.Pd. 14 26 40

5 X – E Sri Maryati, S.Pd. 15 25 40

6 X – F Drs.Herman Tarya Priyatna, S.Pd. 16 26 42

7 X – G Hj. Titik Agus Dwi Wahyuni, S.Pd 14 27 41

8 X – H Rusmiyatun, S.Pd. 14 27 41

9 X – I Dwi Wahyudi, S.Pd. 14 27 41

10 X – J Inten Purwaningdyah, S.Pd 14 27 41

11 XI IA-1 Suji Paryatun, S. Pd. 14 30 44

12 XI IA-2 Hj. Kodrat Mardi Estri, BA. 12 31 43

13 XI IA-3 Sasuwi, S. Pd. 12 31 43

14 XI IA-4 Dra. Wiwik Purwaningsih 12 31 43

15 XI IS-1 Sri Padmiyati, S. Pd. 19 25 44

16 XI IS-2 H. Badrun Rosyid, S. Pd. 19 26 45

17 XI IS-3 Dra. Sunardi 20 25 45

18 XI IS-4 Umi Nasikah, S. Pd. 18 27 45

19 XI BHS Dra. Hj. Khumazah. M. Hum 7 10 17

20 XII IA-1 Dra. Sri Isnardiyanti 13 16 29

21 XII IA-2 Dra. Hj. YoeniaTifarida 11 18 29

22 XII IA-3 Dra. Hj. Endang Binti Hayati 11 18 29

23 XII IA-4 Dra. Ninuk Sri Widayati 12 17 29

24 XII IA-5 Dra. Hj. Dwi Prasetyowati 12 18 30

25 XII IS-1 Sri Indri Pujiati, S. Pd. 19 17 36

26 XII IS-2 Dra. Hj. Sri Kustiyah 19 17 36

27 XII IS-3 Dra. Sri Permata Rahmawati 18 18 36

28 XII IS-4 Dra. Sutrisno 18 19 37

29 XII IS-5 Dra. Zuhana 19 18 37

30 XII BHS Sri Untari, S. Pd. 10 15 25

Jumlah 443 685 1128

Page 70: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kelompok eksperimen dalam pembelajaran akuntansi. Kelas XI IPS 2 sebagai

kelompok eksperimen I dengan menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT), kelas XI IPS 1 sebagai kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan

metode Student Teams Achievement Division (STAD), dan kelas XI IPS 4 sebagai

kelas kontrol dengan menggunakan metode yang biasanya diterapkan oleh guru pada

saat pembelajaran yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Penilaian prestasi belajar akuntansi dalam penelitian ini diperoleh dari nilai posstest,

tes dikerjakan siswa setelah dilakukannya pembelajaran akuntansi pada materi jurnal

penyesuaian. Instrumen penilaian prestasi belajar berupa soal-soal bentuk obyektif

yang terdiri dari 25 soal, soal tersebut telah diujikan (Try Out) untuk mengetahui

validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan taraf pembeda suatu item. Data prestasi

belajar akuntansi dari kelompok eksperimen I, eksperimen II dan kelompok kontrol

dapat dilihat pada uraian dibawah ini:

a. Kelompok Eksperimen I

Proses belajar mengajar siswa pada kelompok eksperimen I dilaksanakan

dengan menggunakan metode NHT, setelah pembelajaran selesai kemudian diadakan

posttest pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok eksperimen I diperoleh nilai

tertinggi 96 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 82,7442. Distribusi frekuensi

data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen I disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen I

Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol

Absolut Relatif

59 – 64 61,5 3 7%

65 – 70 67,5 1 2,3%

71 – 76 73,5 5 11,3%

77 – 82 79,5 8 18,7%

83 – 88 85,5 19 44,3%

89 – 94 91,5 5 11,7%

95 – 100 97,5 2 4,7%

Jumlah 43 100%

Page 71: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok

eksperimen I nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 83–88

yaitu sebanyak 19 siswa, sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 65-70

yaitu sebanyak satu siswa. Untuk memperjelas tabel tersebut dapat dilihat pada

histogram dibawah ini:

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelompok Eksperimen I

b. Kelompok Eksperimen II

Proses belajar mengajar siswa pada kelompok eksperimen II dilaksanakan

dengan metode STAD, setelah pembelajaran selesai kemudian diadakan posttest

pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok eksperimen II diperoleh nilai tertinggi

96 dan nilai terendah 52 dengan rata-rata nilai 77,5455. Distribusi frekuensi data

nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen II disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen II

0

5

10

15

20

61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5

Frek

uen

si

Titik tengah interval

Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol

Absolut Relatif

52 – 58 55 2 4,5%

59 – 65 62 8 18,2%

66 – 72 69 10 22,7%

73 – 79 76 4 9,1%

80 – 86 83 5 11,4%

87 – 93 90 10 22,7%

94 – 100 97 5 11,4%

Jumlah 44 100%

Page 72: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok

eksperimen I nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 66–72

dan 87-93 yaitu sebanyak 10 siswa, sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh

siswa berada pada rentang 52-58 sebanyak dua siswa. Untuk memperjelas tabel

tersebut dapat dilihat pada histogram dibawah ini:

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelompok Eksperimen II.

c. Kelompok Kontrol

Proses belajar mengajar siswa pada kelompok kontrol dilakukan dengan metode

ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, setelah pembelajaran selesai kemudian

diadakan posttest pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai

tertinggi 92 dan nilai terendah 56 dengan rata-rata nilai 74,8444. Distribusi frekuensi

data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok kontrol disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Kontrol

Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol

Absolut Relatif

55 – 60 57,5 3 6,7%

61 – 66 63,5 5 11,1%

67 – 72 69,5 14 31,1%

73 – 78 75,5 6 13,3%

79 – 84 81,5 10 22,2%

85 – 90 87,5 4 8,9%

91 – 96 93,5 3 6,7%

Jumlah 45 100%

0

2

4

6

8

10

55 62 69 76 83 90 97

Frek

uen

si

Titik tengah interval

Page 73: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok

kontrol nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67–72 yaitu

sebanyak 14 siswa, sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 55-60 dan 91-

96 sebanyak tiga siswa. Untuk memperjelas tabel tersebut dapat dilihat pada

histogram dibawah ini:

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelompok Kontrol.

Berdasarkan tabel dan histogram distribusi frekuensi prestasi belajar

akuntansi di atas, rata-rata nilai posstest kelompok eksperimen I, kelompok

eksperimen II dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Sampel Rata-Rata Nilai Posttest

Eksperimen I 82,7442

Eksperimen II 77,5455

Kontrol 74,8444

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Berdasarkan teknik yang akan dipakai untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap nilai posttest pada pembelajaran akuntansi

menggunakan uji Lilliefors pada taraf signifikansi 5%. Data hasil uji normalitas

0

5

10

15

57,5 63,5 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5

Frek

uen

si

Titik tengah interval

Page 74: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

prestasi belajar siswa dirangkum dalam tabel 16 dan perhitungan uji normalitas

prestasi belajar akuntansi secara lengakap dapat dilihat pada lampiran 22, 23 dan 24

halaman 105-109.

Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa

Kelompok Siswa LO maks Ltabel Kesimpulan

Eksperimen I 0,1081 0,1351 Normal

Eksperimen II 0,1209 0,1336 Normal

Kontrol 0,1229 0,1229 Normal

Berdasarkan data hasil uji normalitas di atas, maka untuk setiap kelompok

siswa diperoleh harga LO maks yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semua sampel dalam penelitian ini

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians

antara dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Uji homogenitas

dalam penelitian ini menggunakan metode Barlett dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil uji homogenitas nilai posttest prestasi belajar akuntansi dapat dilihat pada

Tabel 13, sedangkan untuk perhitungan yang lebih lengkap dapat dilihat pada

lampiran 25 halaman 111.

Tabel 17. Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.

Nilai X2hitung X2

tabel Kesimpulan

Posttest 5,2729 5,991 Homogen

Berdasarkan data hasil uji homogenitas diatas, menunjukkan bahwa tiap

variable yang diperoleh pada harga statistik uji tidak melebihi dari harga kritik

(X2hitung < X2

tabel).

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji t

Uji t dilakukan setelah uji prasyarat analisis telah terpenuhi. Uji t dalam

penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, dengan cara melakukan

Page 75: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

analisis nilai posttest dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji t

untuk prestasi belajar akuntansi pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) terangkum

pada Tabel 14, sedangkan untuk perhitungan secara lengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 26, 27 dan 28 halaman 112-114.

Tabel 18. Data Hasil Uji t Prestasi Belajar Akuntansi

Kelompok thitung ttabel Kriteria

Eksperimen I – Eksperimen II 2,2100 1,67 H0 ditolak

Eksperimen I – Kontrol 4,1155 1,67 H0 ditolak

Eksperimen II – Kontrol 1,7368 1,67 H0 ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan uji t diatas, diperoleh thitung > ttabel sehingga

dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai posttest prestasi belajar akuntansi siswa

kelompok eksperimen I lebih tinggi dari kelompok eksperimen II dan kelompok

kontrol. Rata-rata nilai posttest prestasi belajar akuntansi siswa kelompok

eksperimen II lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Pembahasan

Penelitian ini melibatkan tiga kelompok sampel yang diambil dari populasi

secara random. Masing-masing kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda,

untuk kelompok eksperimen I pembelajaran akuntansi dilaksanakan dengan

menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT), kelompok eksperimen II

dengan metode Student Team Achievement Division (STAD) sedangkan untuk

kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan metode yang baru, melainkan

menggunakan metode ceramah, tanya-jawab dan pemberian tugas yang biasanya

diterapkan guru dalam pembelajaran akuntansi. Penelitian ini menggunakan design

perluasan “Randomized Subjects Postest - Only Design”, sehingga tidak dilakukan

tes awal dan pengontrolan terhadap variabel-variabel ekstran yang mungkin ada,

dilakukan dengan cara random.

Perlakuan yang berbeda dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari metode

pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar akuntansi. Setelah

pembelajaran selesai, pada pertemuan selanjutnya semua kelompok sampel diberi

posttest dan hasilnya akan dibandingkan dengan analisis statistik uji t. Sebelum

Page 76: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas sampel

sebagai uji prasyarat analisis. Hasil dari uji prasyarat analisis yang telah dilakukan,

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan sampel berangkat

dari keadaan awal yang sama atau homogen. Selanjutnya, dapat dilakukan uji t untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut:

a. Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran

yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran

yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi pada

penelitian ini tidaklah sama, pada kelompok eksperimen I menggunakan metode Number

Heads Together (NHT) yaitu siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru

dengan kelompoknya, kemudian siswa yang nomornya dipanggil oleh guru

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya kepada teman-teman yang lain dengan cara

mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok eksperimen II menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu siswa bekerja dalam kelompok yang

sudah dibagi secara heterogen untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru,

kemudian mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Untuk kelompok kontrol

tidak diberi perlakuan baru, tetapi tetap menggunakan metode yang biasanya dipakai oleh

guru dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Pada pertemuan selanjutnya, kelompok eksperimen I, kelompok

eksperimen II dan kelompok kontrol diberi posstest dengan soal yang sama, kemudian

hasilnya diolah dengan analisis statistik.

Hasil distribusi frekuensi prestasi belajar akuntansi dan hasil analisis data

yang dilakukan dengan uji t diperoleh hasil bahwa pada kelompok eksperimen I yang

menggunakan metode Number Heads Together (NHT) diperoleh nilai tertinggi 96

dan nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 82,7442. Kelompok eksperimen II yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh nilai

tertinggi 96 dan nilai terendah 52 dengan rata-rata nilai 77,5455, sedangkan pada

kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 56 dengan rata-rata

nilai 74,8444.

Page 77: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi tersebut membuktikan

bahwa penggunaan metode pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar

siswa pada pembelajaran akuntansi. Metode pembelajaran NHT maupun STAD

merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan pada

peran aktif siswa pada diskusi kelompok, sehingga pembelajaran tidak terpusat pada

guru (teacher centered) melainkan terpusat pada siswa (student centered), sedangkan

ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajarannya masih terpusat

pada guru.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini telah terbukti, yaitu terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi

belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads

Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

b. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT)

lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

Pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode NHT pada penelitian

ini, evaluasi hasil diskusinya dilakukan dengan cara tiap siswa yang nomornya

ditunjuk oleh guru dalam kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompoknya, sehingga anggota kelompok harus siap dan paham tentang hasil

diskusi dari kelompoknya karena semua anggota mempunyai peluang yang sama

untuk dipanggil oleh guru. Sedangkan, evaluasi dari pembelajaran yang

menggunakan metode STAD dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh

wakil dari anggota kelompok tersebut, akibatnya siswa yang merasa tidak punya

tanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas akan cenderung

santai dan tidak sungguh-sungguh dalam diskusi kelompok, walaupun dalam STAD

terdapat penghargaan kelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada diskusi

kelompok karena pembelajaran terpusat pada guru, sehingga membuat siswa pasif,

bosan, tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru dan cenderung ramai

sendiri.

Page 78: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Hasil pengujian hipotesis prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa

prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) lebih tinggi daripada penggunaan metode Student Teams

Achievement Division (STAD), maupun metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Rata-rata nilai posstest kelompok eksperimen I yaitu 82,7442,

kelompok eksperimen II 77,5455 dan kelompok kontrol 74,8444. Hal ini terbukti

pada hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa kelompok eksperimen I

mempunyai rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

eksperimen II maupun kelompok kontrol. Selain berdasarkan distribusi frekuensi,

hasil analisis data yang dilakukan dengan uji t juga menunjukkan bahwa rata-rata

prestasi belajar kelompok eksperimen I lebih tinggi daripada kelompok eksperimen

II (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67), rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen I

lebih tinggi daripada kelompok kontrol (thitung > ttabel = 4,1155 > 1,67), dan rata-rata

prestasi belajar kelompok eksperimen II lebih tinggi daripada kelompok kontrol

(thitung > ttabel = 1,7368 > 1,67).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari

penelitian ini telah terbukti, yaitu prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar

siswa yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

Page 79: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pencapaian prestasi belajar siswa

antara pembelajaran yang menggunakan metode metode Number Heads

Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student

Teams Achievement Division (STAD). Hasil uji t dalam penelitian ini

diperoleh harga thitung > ttabel, sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dalam pencapaian prestasi belajar kedua kelompok eksperimen

tersebut.

2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang dapat

disampaikan sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini menjelaskan bahwa keberhasilan dalam kegiatan belajar

mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemilihan metode

pembelajaran. Guru hendaknya mampu memilih dan menetapkan metode

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan guru dan siswa serta cocok

umtuk materi yang akan disampaikan. Pembelajaran dengan menggunakan metode

NHT mendorong siswa untuk lebih aktif dan mampu berfikir kritis dalam berdiskusi,

karena nantinya guru akan menunjuk nomor siswa untuk mewakili kelompoknya,

sehingga siswa lebih siap dan paham dengan materi yang sedang dipelajari dan bisa

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Akhirnya, mereka bisa dengan mudah

mengerjakan soal posstest yang diberikan oleh guru dan memperoleh hasil yang

Page 80: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

maksimal. Pembelajaran dengan metode STAD selalu bekerja dalam tim, sehingga

siswa cenderung santai dan hanya mengandalkan pada teman yang dianggap pandai

dalam kelompoknya untuk mewakili kelompoknya, walaupun pada akhirnya akan

ada penghargaan kelompok.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa

yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih

baik dari pada pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement

Division (STAD). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru,

khususnya guru mata pelajaran akuntansi sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran dan pencapaian prestasi belajar siswa

yang maksimal. Selain itu, guru juga harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar mengajar baik faktor intern maupun ekstern dan yang

paling utama guru harus bisa memilih dan menentukan metode pembelajaran yang

tepat untuk mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan minat, keaktifan

dan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti ingin

menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan

kualitas pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru sebaiknya menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT)

dalam pembelajaran akuntansi, untuk memberikan kesempatan pada siswa

mengembangkan keaktifan, kreatifitas dan kemampuan berpikir kritis sehingga

nantinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar siswa khususnya mata

pelajaran akuntansi.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya selalu ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar

dan tidak hanya terpusat pada guru agar siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri

Page 81: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dan mampu memecahkan setiap permasalahan atau soal-soal yang diberikan oleh

guru baik secara individu maupun kelompok.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya meningkatkan profesionalitas dan kualitas guru dalam

bidangnya dengan mengadakan seminar atau kegiatan dalam rangka pengembangan

ketrampilan guru mengenai penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang

nantinya dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, sekolah harus

menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya kegiatan

pembelajaran yang berkualitas, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan

dengan lancar dan prestasi belajar siswa pun juga kan maksimal.

Page 82: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agus Suranto, Maksum Habibi, Kardiman dan Sudibyo. 2009. Prinsip-Prinsip

Akuntansi 2 SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Anita Lie. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Endang Purwaningsih. 2008. Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif dan Konvensional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Kelas X di MAN Karangannyar Tahun Pelajaran 2007/2008.

Skipsi. Universitas Sebelas Maret.

Felisia Denta Cahyani. 2010. Penerapan Metode Pengajaran Numbered Heads

Togethet (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas

X SMK Bhineka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret.

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1994. Belajar dan Pembelajaran I.

Surakarta: UNS Press.

Herta Delima Sitorus. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads

Together (NHT) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) terhadap Hasil Belajar Siswa.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).

Bandung: Alfabeta.

Page 83: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: Refika Aditama.

Sigit Santosa. 2011. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa

Media.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Sunarto. 2009. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Listrik Dinamis

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division

(STAD) dengan Lembar Kerja Tersruktur (LKT) pada Siswa Kelas IX A SMP

Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009.

Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .

Jakarta: Prestasi Pustaka.

______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada

Media Group.

Umi Muawanah dan Fahmi Poernawati. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Yoga Firdaus. 2005. Pelajaran Akuntansi SMA Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Zainal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.