51
STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah Bimbingan Dosen Bpk Surajiman S.H Oleh : AYU SARTIKA DEWI (143112330040104) JOKO SISWANTO (143112330040111) SRI SUGIARTI (143112330040112) PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NASIONAL ,PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI

BANDUNG

MAKALAH

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

Bimbingan Dosen Bpk Surajiman S.H

Oleh :

AYU SARTIKA DEWI (143112330040104)

JOKO SISWANTO (143112330040111)

SRI SUGIARTI (143112330040112)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NASIONAL ,PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

Page 2: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

2

Kata Pengantar

Pertama-tama kami ingin mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT

karena atas kehendaknya makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya. Makalah

yang berjudul “Studi Lapangan Hukum Transportasi PT.KAI Bandung”

diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum Transportasi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat. Kami

mengakui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal karena

kesempurnaan hanya milik-Nya. Oleh karena itu kami memohon agar Bapak/ibu

dosen dan juga pembaca dapat memakluminya.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari hasil makalah ini. Demikian makalah

ini kami buat, kami ucapkan terima kasih.

Penulis

Page 3: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

A. Latar belakang ................................................................................................................ 4

1.1 . Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 7

B.Profil Perusahaan Studi Lapangan ..................................................................................

2.1 Sejarah Perkeretaapian .............................................................................. 7

2.2 Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia ............................................ 10

2.3 Sumber Daya Manusia .............................................................................. 11

C. Pengangkutan Barang dengan Kereta Api ..................................................................... 12

3.1 Pengertian Pengangkutan Barang ............................................................... 12

3.2 Dasar Hukum Pengangkutan Barang ........................................................ 13

3.3 Perjanjian Pengangkutan Barang ............................................................... 21

3.4 Mulai Berlakunya Perjanjian ..................................................................... 22

3.5 Wanpretasi dalam Perjanjian ..................................................................... 23

3.6 Berakhirnya satu perjanjian pengangkutan .............................................. 2

D. Kontrak Pengangkutan barang dengan Kereta Api ....................................................... 30

E. Foto Kegiatan ................................................................................................................. 49

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 50

Kesimpulan ....................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 51

Page 4: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pembelajaran pada Hari Senin 25 April 2016 Kampus

Universitas Nasional, Pada Mata Kuliah Hukum Transportasi dibawah bimbingan

Dosen Bpk Surajiman S.H kami melakukan Studi lapangan yang bertempat di PT

Kereta Api Indonesia (Bandung).

Studi lapangan merupakan pembelajaran penting untuk Mahasiswa

Mahasiswi Fakultas Hukum karena dengan adanya Studi lapangan kita bisa belajar

praktek tentang pemahaman kerja lapangan.

Dalam studi yang kami lakukan di PT.Kereta Api Indonesia (Bandung)

menyangkut objek perjanjian. Perjanjian dalam Kitab Undang-undang Hukum

Perdata (KUH Perdata) tidak diatur secara baku dan kaku, bahkan bersifat terbuka.

Hal ini berarti bahwa dalam suatu perjanjian, para pihak dapat menyesuaikan

dengan apa yang dipikirkan dan tersirat dalam hati masing-masing yang kemudian

dimusyawarahkan untuk diwujudkan secara nyata dengan cara merangkumnya

dalam klausula isi perjanjian oleh mereka yang mengadakan perjanjian. Dalam

perjanjian tidak terdapat hubungan hukum yang timbul dengan sendirinya seperti

yang dijumpai pada harta benda kekeluargaan. Hubungan hukum itu tercipta oleh

karena adanya “tindakan hukum” . Tindakan atau perbuatan hukum menimbulkan

hubungan hukum perjanjian sehingga terhadap satu pihak diberi oleh pihak yang

lain untuk memperoleh prestasi, sedangkan pihak yang lain itu pun menunaikan

prestasi. Jadi satu pihak memperoleh hak (recht) dan pihak lain memikul kewajiban

(plicht) untuk menyerahkan atau menunaikan prestasi.

Page 5: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

5

Kontrak merupakan suatu kesepakatan yang diperjanjikan di antara dua atau

lebih pihak yang dapat menimbulkan, memodifikasi, atau menghilangkan hubungan

hukum. Tetapi KUH Perdata memberi pengertian pada kontrak sesuai dengan Pasal

1313 KUH Perdata yang berbunyi, yaitu: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau

lebih”. Apabila terjadi wanprestasi maka hukum bertugas memberikan ganti rugi

melalui subjek hukum yang terdapat dalam perjanjian dalam hal berkewajiban atas

prestasi, terhadap subjek hukum lain yang terdapat dalam perjanjian tersebut dalam

haknya atas prestasi.

Perjanjian yang dilakukan antara PT. KERETA API INDONESIA

(PERSERO) dengan PT. X merupakan Perjanjian Angkutan Barang Kiriman

Hantaran yaitu jasa angkutan barang menggunakan Kereta Bagasi/Gerbong yang

dirangkaikan dengan kereta api penumpang atau dirangkaikan menjadi kereta api

tersendiri.

Studi Lapangan Universitas Hukum Nasional (Ayu Sartika Dewi & Daenasti sedang berpose)

Page 6: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

6

1.1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk dan isi Perjanjian Angkutan Barang Kiriman Hantaran

antara PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) dengan PT. X serta hak

dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam

perjanjian ini?

2. Apa saja kendala yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Angkutan

Barang Kiriman Hantaran di PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

3. Bagaimana tanggung jawab hukum dari pihak PT. X jika terjadi

wanprestasi?

1.2. Tujuan

1. Mengetahui bentuk dan isi Perjanjian Angkutan Barang Kiriman Hantaran

antara PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) dengan PT. X serta

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait

dalam perjanjian ini.

2. Mengetahui kendala yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Angkutan

Barang Kiriman Hantaran di PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

dan cara mengatasi kendala tersebut.

3. Mengetahui tanggung jawab hukum dari PT. X jika terjadi wanprestasi

Page 7: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

7

BAB II

PEMBAHASAN

B. Profil Perusahaan Studi Lapangan

2.1 Sejarah Perkeretaapian

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische

Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari

Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan

ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung,

yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota

Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk

Perbaikan Body Kereta oleh petugas di Balai Yasa Manggarai

Page 8: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

8

membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan

panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru

25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890

menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera

Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922

di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-

Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya

Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan,

meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km)

sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan

studi pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km.

Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901

Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan

diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm;

750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel

Lokomotif seri CC205 buatan General Electric tiba di Sumatera Selatan

Page 9: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

9

yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km,

sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km

antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan

teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai

pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000

diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta

sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran

sepanjang Muaro- Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945,

karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA)

mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah

tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh

Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal

28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia.

Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di

Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari

Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik

Indonesia (DKARI).

Page 10: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

10

2.2 Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Periode Status Dasar Hukum

Th. 1864

Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26

km antara Kemijen Tanggung oleh

Pemerintah Hindia Belanda

1864 s.d

1945

Staat Spoorwegen (SS) Verenigde

Spoorwegenbedrifj (VS) Deli Spoorwegen

Maatschappij (DSM)

IBW

1945 s.d

1950 DKA IBW

1950 s.d

1963 DKA - RI IBW

1963 s.d

1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963

1971

s.d.1991 PJKA PP. No. 61 Th. 1971

1991 s.d

1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990

1998 s.d.

2010 PT. KERETA API (Persero)

PP. No. 19 Th. 1998

Keppres No. 39 Th.

1999

Akte Notaris Imas

Fatimah

Mei 2010

s.d sekarang PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Instruksi Direksi No.

16/OT.203/KA 2010

Page 11: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

11

2.3 Sumber Daya Manusia

Pada Tahun 2015, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki karyawan 25.361

orang untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan kereta api di Jawa dan

Sumatera. Jumlah tersebut terbagi menurut pendidikan, dan usia pegawai seperti

pada tabel di bawah ini :

SUMBER DAYA MANUSIA MENURUT PENDIDIKAN

URAIAN 2015

a. SD 1.512

b. SLTP 1.536

c. SLTA 20.275

d. D.3 583

e. S.1 1.377

f. S.2 78

JUMLAH : 25.361

SUMBER DAYA MANUSIA MENURUT USIA

URAIAN 2015

a. <30 11.272

b. 31 - 40 5.157

c. 41 - 50 5.736

d. 51 - 56 3.196

JUMLAH : 25.361

Page 12: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

12

C. PENGANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API

3.1 Pengertian Pengangkutan Barang

Pengangkutan mengandung arti yang sangat luas karena pengangkutan tidak

hanya berhubungan dengan dunia perdagangan saja, tetapi juga dengan politik,

pertahanan keamanan ataupun yang lain. Namun demikian tidak ada definisi yang

baku tentang pengangkutan itu sendiri, yang ada hanya pendapat dari para sarjana

tentang pengertian pengangkutan tersebut.

Pendapat ini antara lain :

a) Menurut Abdulkadir Muhammad , pengangkutan adalah proses kegiatan

membawa barang atau penumpang dari tempat pemuatan ketempat tujuan

dan menurunkan barang atau penumpang dari alat pengangkutan bertempat

yang ditentukan.

b) Menurut A. Abdurrachman , yang dimaksud dengan pengangkutan pada

umunya adalah pengangkutan barang atau orang dari satu ke tempat lain,

alat-alat fisik yang digunakan untuk pengangkutan semacam itu termasuk

kendaraan dan lain-lain.

Memahami definisi tersebut terkandung bahwa pengangkutan itu merupakan proses

kegiatan atau gerakan dari suatu tempat ke tempat lain. Karena merupakan suatu

proses kegaiatan maka dalam pengangkutan tersebut pasti ada pihak yang

menyelenggarakan yang disebut pengangkut.

Selain ada pengangkut tentu ada obyek yang diangkut, obyek ini bias berupa barang

atau penumpang. Dan untuk pengangkutan nya digunakan suatu sarana angkutan,

baik kendaraan bermotor , kereta api atau yang lain nya.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa pengangkutan adalah kegiatan pemindahan barang

dan atau penumpang dengan menggunakan sarana angkut dari suatu tempat tertentu

ke tempat tujuan tertentu dengan imbalan jasa dari pengirim atau penumpang

sebagai harga dari pengangkutan tersebut.

Page 13: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

13

3.2 Dasar Hukum Pengangkutan Barang

Pengangkutan Adalah proses pemindahan barang dari pengiriman ke tempat

tujuan.

– Pengirim

– Jasa angkut

– Penerima

Apa hubungan antara penerima dan pengirim? Adanya perjanjian sebagai UU.

Akibat yang kemudian ditimbulkan adalah hak dan kewajiban.

Hak pengangkut: berhak mendapatkan upah

Kewajiban pengangkut: mengangkut barang dengan selamat.

ADA BEBERAPA KEUNTUNGAN/FUNGSI PENGANGKUTAN:

1. mengirimkan barang agar sampai ke tempat tujuan

2. menambah nilai barang /meratakan jumlah barang di semua daerah

3. bagi orang dalam pengangkutan orang, fungsi pengangkutan adalah untuk

memeratakan tenaga kerja sebagai pekerja memperoleh peningkatan materi di kota

lain.

4. dapat meningkatkan harga tanah karena sarana bagi pengangkutan itu, jadi

kalau dibuat jalan harga tanah otomatis menjadi naik.

HUKUM PENGANGKUTAN DARAT, dapat dibagi menjadi 2:

1. angkutan darat yang berada di jalan

2. angkutan darat yang menggunakan rel (perkeretaapian).

DASAR HUKUM ANGKUTAN DARAT

UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas. angkatan darat di jalan dan angkutan

jalan. UU ini bersifat umum, yang lebih rinci diatur dalam peraturan menteri/PP.

diatur dalam Bab X dari pasal 137 ada peran serta pemerintah dalam pengadaan

jalan, angkutan umum, terminal tapi peraturannya masih umum, perizinan, dll.

UU No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian angkutan kereta api

PERUSAHAAN BONGKAR MUAT

Fungsinya menitipkan barang yang akan dikirim di tempat perusahaan itu

(gudang/tempat penyimpanan) sebelum akhirnya mendapatkan giliran kapal untuk

dimuat ke tempat tujuan.

Page 14: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

14

Kewajibannya:

Menyimpan barang tersebut dengan utuh samapi barang itu dikirim.

(wajib menyimpan barang dan wajib mengembalikan barang).

Pasal 1706 dan 1714 KUHPerdata Buku II Bab 5A dan 5B.

Angkutan barang pasal 5A KUHD

Angkutan orang pasal 5B KUHD.

Diatur dalam KUHD

Pengangkut dapat menahan barang-barang yang mereka kirimkan sampai kedua

belah pihak melaksanakan kewajibannya.

Jika barang rusak pada saat pengiriman yang bertanggung jawab adalah

pengangkut. Hal ini dikecualikan oleh keadaan overmacht, maka pengangkut lepas

dari tanggungjawab akibat kelaliannya (pasal 468 KUHD).

OVERMACHT : dalam arti keadaan/kejadian tak bisa dihindari oleh si

pengangkut. Misalnya bencana alam, perampokan.

Pasal 1 angka 3 UU No. 22 Tahun 2009 disebutkan pengertian angkutan.

Angkutan adalah perpindahan orang dan/ barang dari satu tempat ke tempat lain

dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Pasal 1 angka 7 UU No.22 Tahun 2009

Kendaraan: suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan

kendaraan tak bermotor. Contoh: sepeda dan dokar termasuk pengangktuan yang

tak bermesin.

APAKAH MATERAI TERMASUK SAHNYA SUATU PERJANJIAN?

Tidak. Karena materai ada yang harus dicantumkan materai ada yang tidak

diharuskan di dalam suatu perjanjian. Contoh: perusahaan bongkar muat harus ada

materai untuk dikenakan biaya materai/pajak.

KECAKAPAN UNTUK PENGANGKUTAN

Kecakapan untuk mengadakan perjanjian dalam BW adalah wanita berusia 21

tahun.

17 tahun untuk SIM A

20 tahun untuk SIM B (terdapat pada UU No. 22 Tahun 2009).

Page 15: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

15

AZAS-AZAS LALU LINTAS JALAN

Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2009

Huruf a : asas transparan

Huruf b : asas akuntable

Huruf c : asas berkelanjutan

Huruf d : asas partisipasi

Huruf e : asas bermanfaat

Huruf f : asas efisien dan efektif

Huruf g : asas seimbang

Huruf h : asas terpadu

Huruf i : asas mandiri.

Penjelasan pasal 2 diberikan pengertian pengertian mengenai asas ini.

a. keterbukaan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan kepada

masyarakat luas dalam memperoleh informasi lintas.yang benar, jelas dan jujur,

sehingga masyarakat punya kesempatan berpartisipasi bagi perkembangan lalu

lintas.

b. dapat dipertanggungjawabkan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan

jalan.

c. penjaminan kualitas fungsi lingkungan mealui peraturan persyaratan teknis,

layak kendaraan dan rencana umum pembangunan serta pengembangan jaringan

lalu lintas dan angkutan jalan.

d. pengaturan, peran serta masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan,

penanganan kecelakaan dan pelaporan atas peristiwa yang terkait dengan lalu

lintas dan angkutan jalan.

e. semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat

memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

f. pelayanan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang dilakukan

oleh setiap Pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil

guna.

g. penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang harus dilaksanakan atas

dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana serta pemenuhan hak dan

kewajiban pengguna jasa dan penyelenggara.

h. penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang dilakukan

dengan mengutamakan keserasian dan kesalingtergantungan, kewenangan dan

Page 16: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

16

tanggungjawab antar instansi Pembina.

i. upaya penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan melalui pengembangan

dan pemberdayaan sumber daya nasional.

BEBERAPA ASAS (PRINSIP-PRINSIP YANG MEMPENGARUHI

KEABSAHAN PENGANGKUTAN) DALAM PELAKSANAANNYA

DALAM HUKUM PENGANGKUTAN:

1. . perjanjian pengangkutan bersifat konsensuil artinya kesepakatan (tidak

diperlkukan adanya perjanjian tertulis, asal mereka sepakat, itu sudah sah

untuk dilaksanakan memerlukan rasa saling percaya antara para pihak).

2. asaas koordinatif artinya para pihak yang terlibat dalam pengangkutan itu

mempunyai kedudukan yang sejajar/setara.

3. hukum pengangkutan merupakan campuran dari 3 jenis perjanjian yaitu:

a. perjanjian pemberian kuasa

b. perjanjian penyimpanan barang

c. perjanjian melakukan perbuatan

4. pengiriman barang oleh pengangkut.

5. pengangkutan itu dapat dibuktikan dengan dokumen. Dokumen tersebut berupa

perjanjian pengangkutan yang tertulis antara para pihak yang terlibat dalam

pengSIFAT-SIFAT PERJANJIAN PENGANGKUTAN

Secara umum sama dnegan perjanjian lainnya, yaitu:

1. timbale balik dalam arti para pihak dalam melakukan perjanjian

menimbulkan hak dan kewajibannya masing-masing.

2. berupa perjanjian berkala seperti merupakan perjanjian yang menggunakna

jasa pengirim secara berkala di masyarakat diistilahkan dengan

“borongan”.

3. perjanjian sewa menyewa, yang disewa adalah alat angkut/kendaraan

untuk mengangkut barang disewa oleh pihak pengirim untuk mengirim

sendiri ke pihak penerima. Obyek sewa menyewa adalah alat angkutnya.

PRINSIP-PRINSIP TANGGUNGJAWAB PENGANGKUT

1. tanggungjawab praduga tak bersalah. Prinsip ini intinya bahwa si

pengangkut selalu dianggap bersalah apabila hal-hal yang tidak diinginkan

kecuali dalam hal si pengangkut dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah

(pasal 468 ayat 2 KUHD).

Page 17: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

17

2. tanggungjawab atas dasar kesalahan (kebalikan praduga tak bersalah).

Intinya bahwa yang dirugikanlah yang seharusnya membuktikan bahwa si

pengangkut bersalah baik pengirim maupun penerima (pasal 1365

KUHPerdata).

3. tanggungjawab pengangkut mutlak

Sesuai dengan istilahnya, pengangkut bertanggungjawab mutlak atas

kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian dalam pengangkutan. (bisa diterapkan tanpa

pembuktian). Tanggungjawab ini bisa dialihkan ke perusahaan asuransi,

pengangkut wajib mendaftarkan apa yang diangkutnya ke pihak asuransi

agar jika terjadi kesalahan, tanggungjawab bisa dialihkan ke perusahaan

asuransi.

Dalam pasal 2 UU No. 22 Tahun 2009

Ada istilah “Pembina” yaitu pemerintah melalui instansi-instansi terkait.

Penyelenggaraan angkutan baik melalui darat, laut, udara diselenggarakan

pemerintah melalui instansi yang terkait.

ANGKUTAN PENUMPANG

Kewajiban dari pengangkut terhadap angkutan penumpang adalah membawa

penumpang ke tempat tujuan dalam keadaan selamat.

Pengangkut akan dibebaskan dari tanggungjawabnya apabila dalam keadaan

overmacht, overmacht disini yaitu:

a. kejadian-kejadian yang di luar perkiraan pengangkut/ di luar kemampuan

pengangkut sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh penumpang.

b. overmacht termasuk tindakan /kejadian yang dilakukan oelh penumpang itu

sendiri.

c. overmacht: sarana jalan/jembatan yang tidak layak untuk digunakan.

IZIN USAHA PENGANGKUT

Diberlakukan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bisnis

pengangkutan.

1. memiliki NPWP

2. memiliki akta pendirian perusahaan/akta pendirian koperasi.

3. memiliki keterangan domisili perusahaan

4. memiliki surat izin temapt usaha

Page 18: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

18

5. pernyataan kesanggupan untuk menyelenggarakan usahanya secara berkala baik

itu dalam hal penyediaan maupun perawatan dari alat angkut-angkut tersebut, serta

kesanggupan menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan. Pernyataan

kesanggupan untuk memiliki alat angkut tersebut.

IZIN USAHA dapat dikeluarkan oleh bupati, walikota madya dan gubernur.

Sedangkan IZIN BAGI BADAN USAHA yang berbentuk koperasi diberikan oleh

Dirjen Perhubungan Darat.

ASURANSI

Terdapat 4 hal yang wajib diasuransikan oleh pengangkut:

1. asuransi terhadap kendaraannya

2. asuransi terhadap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga

3. asuransi terhadap awak kendaraan

4. asuransi terhadap tanggungjawab pengangkut.

SURAT PENGANGKUTAN

Pasal 90 KUHD, mengatur bahwa surat pengangkutan merupakan persetujuan

antara si pengirim dengan penerima mengenai waktu dalam mana pengangkutan

telah harus selesai dikerjakan dan mengenai penggantian rugi dalamn hal

kelambatan yagn mana hal tersebut telah disetujui bersama.

Page 19: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

19

ISI SURAT PENGANGKUTAN

1. barang muatan

2. nama, jumlah, berat, ukuran, merk dari barang yang diangkut

3. alamat dan nama pengirim

4. nama dan tempat kediaman pengangkut

5. uang atau upah angkutan

6. tanggal dibuatnya surat muatan/surat angkutan

7. tanda tangan pengirim.

Dari pasal 90 KUHD apakah surat angkutan merupakan bukti dari sebuah

perjanjian?

Surat angkutan mungkint idak merupakan bukti telah erjadinya perjanjian antra

pengirim dan penerima alasannya: karena surat angkutan belum mencerminkan

kesepakatan karena hanya terdapat tanda tangan dari pengirim, pengangkut

sedangkantanda tangan penerima belum dibubuhi.

Setelah barang itu sampai, kemudian ditandatangani si penerima, barulah surat itu

bisa dijadikan bukti adanya perjanjian bahwa telah diselesaikan oleh si

pengangkut (sesuai dengan pesanan, tak ada yang cacat setelah pengecekan).

Apakah surat angkutan ini secara otomatis mengikat si pengangkut untuk

melaksanakan tugasnya dalam proses pengangkutan?

Surat angkutan tidak mutlak mengikat, setelah ditandatangani pengangkut barulah

surat itu mengikat, barulah ia berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya

mengangkut barang ke penerima.

Page 20: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

20

SYARAT-SYARAT PENYERAHAN:

1. syarat FOB (Free on Board)

Bebas di kapal bahwa penjual wajib mengantarkan barang melewati pagar kapal

sampai di geladak kapal sedangkan pembeli menerima pengesahan barang di

geladak kapal setelah kapal itu menyeberang. Prinsipnya: tanggungjawab pengirim

hanya sampai di geladak kapal, sedangkan tanggungjawab pengangkut beralih saat

barang diterima di geladak kapal.

2. syarat CFR (Cost And Freight)

Artinya ongkos dan biaya pengangkutan. Pada syarat ini penjual wajib

mengantarkan barang sampai di pelabuhan tujuan.

Prinsipnya: tanggungjawab pengirim sampai di pelabuhan tujuan (lebih panjang dari

FOB)

3. syarat CIF (Cost, Insurance, Freight)

Pada syarat ini penjual wajib mengantarkan barang sampai di pelabuhan tujuan.

Disini penjual berkewajiban membayar ongkos serta biaya-biaya pengangkutan dan

juga berkewajiban membayar premi asuransi. Tanggungjawab dari penjual berakhir

ketika barang berada di geladak kapal.

Kasus:

Koko pengusaha jeruk yang setiap harinya mengirim jeruk ke Andi. Dan Andi

adalah pengusaha yang menyuplai jeruk-jeruk ke pasar dan supermarket yang

berada di Denpasar. Suatu ketika pada saat Koko mengirim jeruknya ke Andi. Ia

mengalami kecelakaan di perjalanan, dia menabrak seorang pejalan kaki yagn

tiba-tiba menyeberang. Karena harus berurusan dengan kasus itu, si Koko

terlambat mengantarkan jeruk ke Andi. Dari jam 3 pagi, tapi sampai jam 2 siang.

Karena keterlambatan ini ada beberapa jeruk yang tidak segar lagi/rusak sehingga

supermarket tak mau menerimanya. Kemudian disini ada satu pihak lagi yaitu

Heny, pemilik supermarket istana buah. Selain menolak kiriman Andi, ia juga

menuntut ganti kerugian. Dia juga tidak mau membayar jasa angkutan dan dia

menuntut keuntungan seandainya buah itu tidak terlambat dikirim oleh si Andi.

Dasar hukum pasal 91 dan 92 KUHD.

Page 21: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

21

3.3 Perjanjian Pengangkutan Barang

Sebelum membahas tentang perjanjian pada pengangkutan pada umumnya , terlebih

dahulu akan dikemukan tentang pengertian mengenai Hukum Pengangkutan .

Definisi Hukum Pengangjkutan tidak dijumpai dalam perundang undangan kita ,

Melainkan dapat dijumpaidari hasil pemikiran para Sarjana Hukum.

Soekardono menyatakan, bahwa hokum pengangkutan adalah seluruh

peraturan-peraturan didalam dan diluar kodifikasi (KUHPdt dan KUHD) yang

berdasarkan atas dan bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hokum yang

terbit karena perpindahan barang-barang dan atau orang dari satu tempat ke tempat

yang lain untuk memenuhi perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian untuk

mendapatkan pengangkutan melalui perantaraan,

Jadi berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara

hokum pengangkutan dengan perjanjian pengangkutan adalah erat sekali, dimana

hukum pengangkutan ada untuk memenuhi dan mengatur perikatan-perikatan yang

lahir dari perjanjian tersebut.Bisa dikatakan bahwa terjadinya pengangkutan itu

karena adanya perjanjian . Pengangkutan atau dengan kata lain pengangkutan

bersumber pada perjanjian pengangkutan.

Secara umum tidak ada definisi tentang perjanjian pengangkutan, definisi

tentang perjanjian pengangkutan , definisi tentang perjanjian pengangkutan yang

ada hanya merupakan pendapat para sarjana saja. Sebagai imbangan disini akan

diberikan pendapat pendapat tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Menurut Soekardono, perjanjian pengangkutan adalah sebuah perjanjian

timbale balik, dimana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan pengangkutan barang atau orang ke tempat tujuan

tertentu, sedangkan pihak lain nya berkeharusan untuk menunaikan

pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut.

b. Menurut Subekti , perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian dimana

satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang

dari satu tempat ke tempat lain tempat, sedangkan pihak yang lain nya

menyanggupi akan membayar ongkosnya.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa perjanjian pengangkutanadalah perjanjian

timbale balik antara pihak pengangkut yang berjanji menyelenggarakan

pengangkutan barang dan atau orang dengan aman dengan sarana angkut tertentu,

sedangkan pihak pengirim atau penumpang berjanji untuk membayar harga

Page 22: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

22

angkutan.

Memperhatikan definisi tersebut terkandung didalamnya bahwa perjanjian

pengangkutan meliputi perjanjian antara pengangkut, pengirim, dan atau

penumpang . Jadi pihak –pihak dalam perjanjian pengangkutan adalah pengangkut

dan pengirim untuk angkutan barang, penumpang dan pengangkut untuk angkutan

penumpang.

3.4 Mulai Berlakunya Perjanjian Pengangkutan Barang

Menurut asas Konsensualitas, suatu perjanjian lahir pada saat terjadinya kata

sepakat antara kedua belah pihak yaitu pihak pengangkut dengan pihak pengirim

barang yang mengenai hal hal yang pokok yaitu obyek perjanjian nya atau yang

diperjanjiakan nya. Sepakat yang diperlukan untuk melahirkan suatu perjanjian

tersebut dianggap tercapai apabila adanya suatu penawaran atau pernyataan, maka

dikeluarkanlah angkutan yang akan dipergunakan utnuk mengangkut barang

tersebut, dalam waktu yang telah ditentukan apabila pihk pengangkut atau

ekspeditur belum berhasil menyelesaikan harus bertanggung jawab atas

keterlambatan tersebut. Dan dalam perjanjian tersebut tidak dapat ditarik kembali

jika tidak seijin pihak pengangkut ini adalah sangat penting untuk diketahui dan

ditetapkan , berhubungan ada kalanya terjadi suatu perubahan perundang –undangan

atau peraturan yang dapat mempengaruhi nasib perjanjian tersebut, misalnya dalam

pelaksanaan nya.

Di dalam lahirnya surat perjanjian pengangkutan ini selain adanya

persetujuan kedua belah pihak yaitu antara pengangkut dengan pengirim barang

perlu juga adanya surat angkutan sebagai surat bukti atau merupakan syarat yang

tertulis dalam perjanjian pengangkutan tersebut.

Page 23: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

23

3.5 Wanprestasi Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang

Perjanjian pengangkutan dalam pengangkutan barang maupun penumpang

antara pengangkut dengan pemakai jasa pengangkutan dapat disebutkan empat

syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata,

yaitu :

1. Adanya kesepakatan antara para pihak.

2. Adanya kecakapan unutk membuat sebuah perjanjian.

3. Suatu hal tertentu.

4. Suatu sebab yang halal.

Syarat yang pertama dan kedua adalah syarat yang menyangkut subyeknya,

sehingga disebut syarat subyektif, yaitu syarat yang harus dipenuhi oleh subyek

perjanjian (sepakat dan cakap) seperti disebutkan dalam Pasal 1330 Kitab Undang

Undang Hukum Perdata, tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah orang-

orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.

Undang Undang telah melarang membuat perjanjian terhadap dua syarat terakhir

mengenai obyeknya atau syarat obyektif, yaitu syarat yang harus dipenuhi oleh

subyek perjanjian (hal tertentu dan sebab yang halal) sesuai dengan Pasal 1332

Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan hanya barang-barang yang

dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata Menurut Pasal 1338 ayat (1) menjelaskan

bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang Undang

bagi mereka yang membuatnya.

Perjanjian tidak dapat ditarik kembali, selain dengan sepakat kedua belah pihak,

atau karena alasan-alasan yang oleh Undang Undang dinyatakan cukup untuk itu

dan suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Perjanjian kedua belah pihak adalah sah dan para pihak wajib melaksanakan hak

dan kewajibannya, apabila syarat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1320 Kitab

Undang Undang Hukum Perdata terpenuhi dan apabila persyaratan sebagaimana

disebutkan angka 1 dan 2 tidak dapat dipenuhi oleh penumpang, maka perjanjian

dapat dibatalkan dan apabila tidak terpenuhinya syarat angka 3 dan 4 maka

perjanjian batal demi hukum.

Pihak dalam perjanjian yang mana salah satunya melakukan wanprestasi

(melalaikan kewajiban) maka pihak lain yang dalam hal ini adalah pihak yang

Page 24: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

24

merasa dirugikan berhak mengajukan gugatan pembatalan perjanjian atas kelalaian

pihak yang melalaikan kewajibannya.

Menurut sistem hukum yang berlaku di indonesia dewasa ini, untuk

mengadakan perjanjian pengangkutan barang-barang atau penumpang tidak

disyaratkan harus secara tertulis, sesuai dengan empat syarat yang disebutkan diatas.

Jadi, cukup diwujudkan dengan persetujuan kehendak secara lisan saja maka dapat

disimpulkan bahwa perjanjian pengangkutan itu bersifat konsensual (Utari 1994:12-

13).

Asas-Asas Hukum Perjanjian Pengangkutan

Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang Undang bagi mereka

yang membuatnya, sehingga dengan asas itu hukum perjanjian menganut sistem

terbuka, yang memberi kesempatan bagi semua pihak untuk membuat suatu

perjanjian ketentuan di atas memberikan jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak

yang mengadakan perjanjian.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1338 ayat (3) telah memberikan suatu

asas keadilan yaitu asas pelaksanaan perjanjian secara itikad baik jaminan keadilan

itu juga dipedomani pada Pasal 1337 Kitab Undang Undang Hukum Perdata bahwa

suatu perjanjian akan dapat dibatalkan jika bertentangan dengan Undang Undang

Kesusilaan yang baik dan atau ketertiban umum.

Asas-asas hukum perjanjian meliputi :

1. Asas kebebasan berkontrak

Setiap orang bebas menentukan isi dan syarat yang digunakan dalam suatu

perjanjian yang diambil untuk mengadakan atau tidak mengadakan suatu

perjanjian (Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata).

2. Asas konsesualisme

Dengan adanya konsesual isme Kontrak dikatakan telah lahir jika telah ada kata

sepakat atau persesuaian kehendak diantara para pihak yang membuat.

3. Asas pacta sunt servanda

Keseimbangan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak seimbang, maka

asas kepastian hukum ini dapat dicapai semua perjanjian yang dibuat secara

Page 25: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

25

sah, berlaku sebagai Undang Undang bagi mereka yang membuatnya (Pasal

1338 ayat (1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata) dan pihak ketiga wajib

menghormati perjanjian yang dibuat oleh para pihak artinya tidak boleh

mencampuri isi perjanjian.

4. Asas kepribadian

Pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau

meminta ditetapkan suatu janji dari pada untuk dirinya (Pasal 1315 Kitab

Undang Undang Hukum Perdata) bila dibuat maka pihak ketiga tidak rugi dan

mendapat manfaat karenanya. Pada dasarnya seseorang dapat minta ditetapkan

dirinya sendiri kecuali Pasal 1317 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yaitu

janji untuk pihak ke-3 (ketiga).

3.6 Berakhirnya Suatu Perjanjian Pengangkutan

Di dalam KUH pdt pasal 1381, Secara umum diatur sepuluh macam cara

berakhirnya atau hapusnya suatu perikatan. Cara-cara tersebut berlaku juga

bagi berakhirnya perjanjian-perjanjian yang bersifat khusus, seperti perjanjian

pengangkutan.

Cara-cara tersebut adalah :

1) Pembayaran

2) Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau

penitipan

3) Pembaharuan hutang

4) Perjumpaan hutang atau konpensasi

5) Percampuran hutang

6) Pembebasan hutang

7) Musnahnya barang yang terhutang

8) Batal atau pembatalan

9) Berlakunya suatu syarat batal dan

10) Lewatnya waktu

Sepuluh cara tersebut diatas belum lengkap , karena masih ada cara yang

tidak disebutkan yaitu berakhirnya suatu ketetapan waktu dalam suatu perjanjian

atau meninggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian.

Page 26: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

26

Dari Sepuluh macam cara tersebut diatas yang terjadi dalam pengangkutan

adalah sebagai berikut:

a) Pembayaran

Dengan “ Pemabayaran” dimaksudkan setiap pemenuhan perjanjian

secara suka rela , artinya tidak dengan paksaan.

Dalam pengangkutan , bahwa pihak pemilik barang diwajibkan untuk

membayar sejumlah uang sebagai ongkos pengangkutan dengan

disertai penyerahan barang yang akan diangkut oleh pihak

pengangkut. Selanjutnya pihak pengangkut akan memberikan surat

bukti pengiriman barang dan pernyataan lunas untuk ongkos

pengangkutan kepada pemilik barang.

b) Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau

penitipan. Ini adalah suatu cara pembayaran yang dilakukan untuk

menolong si berhutang yaitu penerima dalam hal si penerima

menolak pembayaran ongkos pengangkutan dibayar lunas oleh

pengirim.

c) Pembaharuan hutang atau Novasi

Menurut pasal 1413 KUHPdt ada tiga jalan untuk melaksanakan

suatu pembaharuan hutang atau novasi yaitu :

(1) Apabila seorang yang berhutang membuat suatu perikatan

utang baru guna orang yang menghutangkan nya , yang

menggantikan utang yang lama dihapuskan karenanya.

Dalam pengangkutan yang terjadi adalah bila pengirim

barang di dalam mengepak atau membungkus barang

diserahkan kepada petugas angkutan barang dengan

menambah ongkos yang akan dibayar jadi satu bersama

ongkos angkutan nya setelah samapi di tempat tujuan,

tetapi sebelum barangdiangkut ternyata masih ada barang

yang ketinggalan, maka dengan adanya kejadian tersebut

pengirim membayar biaya pembungkusan yang pertama

bersama membayar ongkos pengangkutan yang pertama

bersama membayar ongkos pengangkutan kemudian

barang diserahkan lagi kepada pengakut untuk dibongkar

dan dibungkus lagi,. Dan untuk pembayaran

Page 27: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

27

pembungkusan tersebut pemilik barang berjanji untuk

membayar setelah barang sampai di tempat tujuan.

(2) Apabila seorang berhutang baru ditunjuk untuk

menggantikan orang berhutang lama dibebaskan dari

perikatan nya. Dalam pengangkutan misalnya pengirim

tidak bias membayar ongkos angkutan , kemudian antara

pengirim dan pengangkut mengadakan kesepakatan

bahwa ongkos angkutan dibayar oleh penerima barang,

sehingga pengirim terbebas dari pembayaran ongkos

angkutan.

(3) Apabila sebagai akibat dari sutu perjanjian baru, seorang

kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama ,

terhadap si berhutang dibebaskan dari perikatan nya.

Dalam pengangkutan misalnya pengirim barang sudah

membayar ongkos angkutan tetapi pada waktu mau

berangkat alat angkutan nya mengalami kerusakan dan

memerlukan perbaikan beberapa hari, maka barang

angkutan tersebut dialihkan pada alat angkut berikutnya,

sehingga terjadilah perjanjian baru abtara pengirim barang

dengan pengangkut baru tersebut. Dari pengalihan ini

dialihkan juga ongkos angkut kepada pengakut yang baru

sehingga pengirim tidak dipungut ongkos angkutan lagi.

d) Perjumpaan hutang atau Konpensasi

Ini adalah suatu cara penghapusan hutang dengan jalan

memperjumpakan atau memperhitungkan hutang piutang secara

timbal balik antara kreditur dan debitur . Dalam pengangkutan

misalnya, pengirim barang telah mengadakan kesepakatan dengan

pengangkut untuk membayar ongkos angkutan setelah sampai di

tempat tujuan, tetapi ternyata dalam pengangkutan tersebut

kerusakan barang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pihak

pengangkut, sehingga pengangkut harus bertanggung jawab untuk

mengganti kerugian atas rusaknya barang tersebut, dengan ditetapkan

bahwa harga kerusakan barang seimbang dengan harga ongkos

penggangkutan dengan pengirim barang mengadakan kesepakatan

untuk saling membebaskan antara kewajiban untuk membayar

ongkos pengakutan dengan mengganti kerugian atas rusaknya

Page 28: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

28

barang.

e) Pembebasan Hutan, yaitu suatu perjanjian baru dimana si berpiutang

dengan suka rela membebaskan si berhutang di dalam membayar

hutang atau pemenuhan perjanjian, sehingga hubungan hutang

piutang hapus. Dalam pengangkutan barang hal ini terjadi bila

pengankut membebaskan ongkos angkutan barang pengitim atau

penumpang tetapi pembebasan ini tidak dapat dipindahtangankan

pada pihak lain.

f) Musnahny barang yang terhutang, yaitu apabila barang yang telah

diperjanjikan musnah, tidak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang

sehingga perikatan tersebut menjadi hapus asal musnah atau

hilangnya barang tersebut di luar kesalahan si berhutang dan sebelum

lalai menyerahkan nya.

Demikian juga dalam pengangkutan , musnah atau hilangnya barang

angkutan diluar kesalahan atau kekuasaan pihak pengangkut atau

sebelum ia lalai menyerahkan barang itu, maka perikatan menjadi

hapus.

g) Batal atau pembatalan , yaitu bila perjanjian dibuat oleh orang yang

tidak cakap, dengan cara paksa, kekhilafan, penipuan, bertentangan

dengan ketrtiban umum, bertentangan dengan undang-undang dan

kesusilaan. Dalam pengangkutan pembatalan terjadi bila pihak

pengirim barang menarik kembali perjanjian pengangkutan atas

barang yang akan diangkut oleh pihak pengangkut, atas kesepakatan

kedua belah pihak , pengirim dan pengangkut karena perjanjian

dibuat dengan cara menyimpang

h) Berlakunya sutau syarat batal, yaitu suatu perjanjian yang basibnya

tergantung pada suatu peristiwa yang akan datang dan masih belum

tentu terjadi atau perikatan yang sudah dilahirkan justru akan

berakhir bila peristiwa yang dimaksud tersebut itu terjadi. Dalam

pengangkutan barang , dengan adanya penyerahan barang yang

diangkutoleh pengakut kepada penerima barang yang harus disetai

dengan membawa surat angkutan, sehingga berakhirlah perjanjian

pengakutan tersebut.

i) Lewatnya waktu atau daluwarsa , dalam pasal 1946 KUHPerdata,

disebutkan suatu upaya utnuk dibebaskan suatu perikatan dengan

Page 29: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

29

lewat waktu tertentu dan syarat-syarat yang ditentukan undang-

undang , sedangkan pasal 1968 KUHPerdata disebutkan tentang

tuntukan balik yang bersifat kebendaan maupun perorangan tersebut

karena adanya daluwarsa dengan lewat waktu tiga puluh tahun.

Dalam pengangkutan diberikan juga jangka waktu pengambilan

barang oleh penerima atau wakilnya dan jika telah lewat waktu

pengambilan barang belum atau tidak diambil maka barang tidak bisa

diambil dan dianggap hilang sehingga berakhirlah perjanjian

pengangkutan tersebut.

Ketentuan tentang berakhirnya suatu perjanjian ini bertujuan untuk

membantu kedua belah pihak, pengirim atau pengakut, dalam masalah

berakhirnya stuatu perjanjian pengngkutan dan untuk menjaga hak dan

kewajiban kedua belah pihak.

Page 30: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

30

D. KONTRAK PENGANGKUTAN BARANG KERETA API

Page 31: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

31

Page 32: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

32

Page 33: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

33

Page 34: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

34

Page 35: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

35

Page 36: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

36

Page 37: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

37

Page 38: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

38

Page 39: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

39

Page 40: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

40

Page 41: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

41

Page 42: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

42

Page 43: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

43

Page 44: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

44

Page 45: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

45

Page 46: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

46

Page 47: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

47

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat kami jelaskan bahwa Perjanjian

Angkutan Barang Kiriman Hantaran antara PT. KERETA API INDONESIA

(PERSERO) dengan PT. X yang dilakukan secara tertulis menurut kami sudah sah

menurut hukum yang berlaku. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 1320

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahwa suatu perjanjian dinyatakan sah

apabila telah memenuhi 4 (empat) syarat komulatif. Keempat syarat untuk sahnya

perjanjian tersebut antara lain :

1. Sepakat diantara mereka yang mengikatkan diri. Artinya para pihak yang

membuat perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau

materi yang diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada apabila

diberikan karena kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun penipuan.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Arti kata kecakapan yang

dimaksud dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah dinyatakan dewasa

oleh hukum, yakni sesuai dengan ketentuan KUHPerdata, mereka yang telah

berusia 21 tahun, sudah atau pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang

sudah dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan

perundang-undangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Dan orang-

orang yang dianggap tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum yaitu :

orang-orang yang belum dewasa, menurut Pasal 1330 KUHPerdata jo. Pasal

47 UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan; orang-orang yang ditaruh

dibawah pengampuan, menurut Pasal 1330 jo. Pasal 433 KUHPerdata; serta

orang-orang yang dilarang oleh undang-undang untuk melakukan perbuatan

hukum tertentu seperti orang yang telah dinyatakan pailit oleh pengadilan.

3. Suatu Hal Tertentu. Artinya, dalam membuat perjanjian, apa yang

diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa

ditetapkan.

4. Suatu Sebab Yang Halal. Artinya, suatu perjanjian harus berdasarkan sebab

yang halal yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1337 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata, yaitu : tidak bertentangan dengan

ketertiban umum; tidak bertentangan dengan kesusilaan; dan tidak

bertentangan dengan undang-undang.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, syarat kesatu dan kedua

dinamakan syarat subjektif, karena berbicara mengenai subjek yang mengadakan

perjanjian, sedangkan ketiga dan keempat dinamakan syarat objektif, karena

berbicara mengenai objek yang diperjanjikan dalam sebuah perjanjian. Dalam

perjanjian bilamana syarat-syarat subjektif tidak terpenuhi maka perjanjiannya dapat

Page 48: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

48

dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau yang

memberikan kesepakatan secara tidak bebas. Selama tidak dibatalkan, perjanjian

tersebut tetap mengikat. Sedangkan, bilamana syarat-syarat objektif yang tidak

dipenuhi maka perjanjiannya batal demi hukum. Artinya batal demi hukum 15

bahwa, dari semula dianggap tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak ada dasar

untuk saling menuntut di pengadilan.

Berfoto bersama para Mahasiswi –Mahasiswa Universitas Nasional setelah acara kegiatan Selesai

25/04/2016

Page 49: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

49

E. FOTO KEGIATAN

PRESENTASI BERSAMA Bpk Rumekso Isaanto Vice President Legal Business dan Bpk

Enang Suhendar Vice president Compliance dan Institutions Relation

PRESENTASI Enang Suhendar Vice president Compliance dan Institutions Relation dan

bersama Dosen kami tercinta Bapak Surajiman S.H

Page 50: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

50

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bentuk Perjanjian Angkutan Barang Kiriman Hantaran antara PT. KERETA

API INDONESIA (PERSERO) dengan PT. X dibuat secara tertulis yang berisi

tentang nama-nama para pihak dalam perjanjian, perjanjian tersebut juga memuat

klausul-klausul yang dijabarkan dalam pasal-pasal, antara lain mengatur tentang

definisi, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, masa berlaku, tarif dan biaya

angkutan, pajak dan biaya lainnya, cara pembayaran biaya angkutan dan biaya

lainnya, pernyataan dan jaminan, hak dan kewajiban para pihak, larangan,

pengawalan, pengaturan muatan, denda dan sanksi, ganti rugi, penambahan kereta

bagasi atau gerbong, berakhirnya perjanjian, force majeure, penundaan pelaksanaan

perjanjian, hukum yang berlaku dan penyelesaian perselisihan, keterpisahan,

kerahasiaan, klaim dan pengawasan, korespondensi, dokumen perjanjian, dan lain-

lain.

Kendala yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Angkutan Barang

Kiriman Hantaran di PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) adalah apabila

timbangan Kereta Api Elektronik milik PT. KERETA API INDONESIA

(PERSERO) rusak atau belum ditera dan terjadinya force majeure. Upaya

penyelesaian perselisihan bila terjadi sengketa dalam pelaksanaan Perjanjian

Angkutan Barang Kiriman Hantaran ini diselesaikan dengan musyawarah sesuai

dengan asas yang dianut dalam Perjanjian Angkutan Barang Kiriman Hantaran.

Apabila upaya yang dilakukan tidak berhasil diselesaikan, maka kedua belah pihak

sepakat untuk menempuh jalur hukum dengan domisili hukum yang tetap dan tidak

berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Bandung sesuai dengan yang tercantum pada

klausula kontrak kerjasama sponsorship.

Tanggung jawab hukum dari pihak PT. X jika terjadi wanprestasi yaitu dengan

membayar ganti rugi atas biaya jasa pengangkutan barang kepada PT KERETA API

INDONESIA (PERSERO), selaku pihak pengangkut.

Page 51: STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG€¦ · STUDI LAPANGAN HUKUM TRANSPORTASI PT KAI BANDUNG MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Transportasi di Bawah

51

Daftar Pusataka

Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, Udara, PT Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1991

Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdaganagn, Inggris-Indonesia,

Pradnya paramita, Jakarta , 1982

H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Jilid III, Djambatan,

Jakarta 1991.

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit