119
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG Oleh: RIDHO KURNIA PUTRA TEKNIK LINGKUNGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG 2018

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

Oleh:

RIDHO KURNIA PUTRA

TEKNIK LINGKUNGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG

2018

Page 2: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:

RIDHO KURNIA PUTRA 1310024428022

TEKNIK LINGKUNGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG

2018

Page 3: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Judul : Studi Pengelolaan Sampah di Kampus Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND Padang)

Nama : Ridho Kurnia Putra

NPM : 1310024428022

Program Studi : Teknik Lingkungan

Padang, 20 Juli 2018 Menyetujui :

Pembimbing I,

YAUMAL ARBI, MT NIDN : 1007058407

Pembimbing II,

SRI YANTI LISHA, ST., M.Si NIDN : 1028017902

Ketua Jurusan,

YAUMAL ARBI, MT NIDN : 1007058407

Ketua STTIND Padang,

RIKO ERVIL, MT NIDN : 1014057501

Page 4: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

Nama : Ridho Kurnia Putra NPM : 1310024428022 Pembimbing I : Yaumal Arbi, MT Pembimbing II : Sri Yanti Lisha, ST, M.Si

RINGKASAN

Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi bukan kegiatan biologis. Dalam berkegiatan, manusia memproduksi sampah. Karena semakin banyaknya sampah yang dihasilkan manusia perlu melakukan pengelolaan sampah, dengan tujuan mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan mengambil studi kasus di kampus STTIND Padang. Permasalahan sampah yang ada kampus STTIND Padang yaitu manajemen pengelolaan sampah, setelah dilakukan penelitian selama 8 hari didapatkan data timbulan sampah yang dihasilkan mahasiswa/org/hr yaitu 0,2 L/Org/hr. Total kapasitas daya tampung tong sampah gedung satu STTIND Padang yaitu sebanyak 214 L dan gedung dua 60 L, rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan perhari pada gedung 1 sebanyak 45,75 L dan pada gedung 2 sebanyak 24,6 L. sedangkan sistem pengelolaan sampah di STTIND Padang masih menganut sistem paradigma lama yaitu tampung, kumpul dan angkut yang tidak melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu berdasarkan komponen di sumber lokasi sampah. Adapun perencanaan untuk pengelolaan sampah yang ada dikampus STTIND Padang yaitu menggunakan wadah utama berukuran 20 L setiap wadahnya dengan 5 jenis pemilahan yaitu warna hijau untuk compostable (sampah mudah terurai), biru untuk recyclables (sampah yang dapat didaur ulang), kuning untuk paper & cardboard (sampah kertas dan karton), abu-abu untuk trash only (sampah residu).

Kata kunci : sampah, pengelolaan sampah, STTIND Padang

Page 5: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

RUBBISH MANAGEMENT STUDY IN COLLEGE OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY

(STTIND) PADANG

Name

: Ridho Kurnia Putra

NPM

: 1310024428022

Advisor Lecturer I

: Yaumal Arbi, MT

Advisor Lecturer II

: Sri Yanti Lisha, ST, M.Si

ABSTRACT

Rubbish is a waste material that is not used, not liked or something to be discarded, which generally comes from activities carried out by humans but not biological activities. In activities, humans produce waste. Because of the increasing amount of waste produced by humans need to do waste management, with the aim of converting waste into materials that have economic value or processing waste to be material that is not harmful to the environment. The method of discussion using descriptive method by taking case study at campus STTIND Padang. The existing garbage problem of STTIND Padang campus is waste management, after 8 days of research, it is found that the data of waste generation produced by student / org / hr is 0.2 L / Org / hr. The total capacity of garbage pit for one building of STTIND Padang is 214 L and building two 60 L, the average amount of waste produced per day in building 1 is 45,75 L and in building 2 is 24,6 L. while waste management system in STTIND Padang still adheres to the old paradigm system that is tampung, collect and transport that do not do waste separation in advance based on components in the source of waste location. The planning for the existing waste management dikampus STTIND Padang that is using the main container measuring 20 L each container with 5 types of separation of the green color for Compostable (Garbage easy to decompose), blue for Recyclables (Recyclable Garbage), Yellow for Paper & Cardboard (Paper and Cardboard Waste), gray for TrashOnly (Trash residue).

Keywords: rubbish, waste management, STTIND Padang

.

Page 6: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul

“Studi Pengelolaan Sampah di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang)” Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,

hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata I Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,

oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Antonius, SE selaku Ketua Yayasan Muhammad Yamin Padang

2. Bapak Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi (STTIND)

Padang

3. Bapak Yaumal Arbi, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak waktu dalam memberikan

bantuan moral, spiritual dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tugas akhir ini

Page 7: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

4. Ibu Sri Yanti Lisha, ST, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan banyak waktu dalam memberikan bantuan moral, spiritual dan

material sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini

5. Ibu Eka Rahmatul Aidha, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Teknik

Lingkungan yang telah banyak membantu penulis dalam administrasi maupun

penyusunan tugas akhir ini

6. Orang tua dari penulis yang telah memberikan bantuan baik dari segi moril

ataupun materil dalam mendukung penyeleseian tugas akhir ini

7. Teman-teman mahasiswa Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi

Industri (STTIND) Padang yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

tugas akhir ini

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna

sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Maka daripada itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan saran terlebih

dahulu penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Februari 2018

Penulis

Page 8: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ......................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. iii

Daftar Tabel ............................................................................................. v

Daftar Gambar .......................................................................................... vi

Daftar Lampiran ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

1.3 Batasan Masalah.............................................................................. 5

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 5

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum STTIND Padang ................................................... 7

2.1.1 Sarana dan Prasarana Kampus STTIND Padang ...................... 8

2.1.2 Jumlah Mahasiswa dan Pegawai Kampus STTIND Padang .... 9

2.2 Pengertian Sampah .......................................................................... 10

2.2.1 Jenis - jenis Sampah.................................................................. 14

2.2.2 Sumber – Sumber Timbulan Sampah ....................................... 14

2.2.3 Timbulan Sampah ..................................................................... 16

2.3 Cara dan Teknik Pengelolaan Sampah ............................................ 25

2.4 Sistem Pengelolaan Sampah ........................................................... 28

2.4.1 Aspek Teknis Operasional ........................................................ 29

2.4.1.1 Sistem Pewadahan .......................................................... 29

2.4.1.2 Sistem Pengumpulan ...................................................... 34

2.4.1.3 Sistem Transfer dan Transportasi ................................... 40

Page 9: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.4.2 Aspek Non Teknis .................................................................... 47

2.5 Kerangka Konseptual ...................................................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 55

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 55

3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 55

3.3.1 Populasi .................................................................................... 55

3.3.2 Sampel ...................................................................................... 55

3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 56

3.5 Data dan Sumber Data .................................................................... 56

3.6 Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 57

3.7 Peralatan yang digunakan ............................................................... 58

3.8 Pengolahan Data.............................................................................. 59

3.9 Kerangka Metodologi ..................................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengetahui jumlah timbulan sampah di kampus STTIND ........... 62

4.1.1 Lokasi Sampling di Gedung 1 .................................................. 63

4.1.2 Lokasi Sampling di Gedung 2 .................................................. 72

4.2 Sarana Prasarana Pewadahan Sampah di Kampus STTIND........... 80

4.3 Sistem Pengelolaan Sampah di Kampus STTIND Padang ........... 83

4.4 Rencana Pengelolaan sampah di Kampus STTIND Padang ......... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 93

5.2 Saran ............................................................................................. 95

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 10: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jumlah Mahasiswa dan Pegawai STTIND Padang ..................... 10

Tabel 2.2 Besaran Timbulan Sampah ......................................................... 18

Tabel 2.3 Hubungan antara Elemen Pengelolaan Sampah ......................... 29

Tabel 2.4 Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ................................ 34

Tabel 2.5 Pengangkutan Sampah Non Container ....................................... 42

Tabel 2.6 Bagan Kerangka Konseptual ....................................................... 54

Tabel 3.1 Kerangka Metodologi ................................................................. 61

Tabel 4.1 Sampling hari Senin 04 Desember 2017 Gedung 1 .................... 63

Tabel 4.2 Sampling hari Selasa 05 Desember 2017 .................................... 64

Tabel 4.3 Sampling hari Rabu 06 Desember 2017 ..................................... 65

Tabel 4.4 Sampling hari Kamis 07 Desember 2017 ................................... 65

Tabel 4.5 Sampling hari Jum’at 08 Desember 2017 ................................... 66

Tabel 4.6 Sampling hari Sabtu 09 Desember 2017 ..................................... 67

Tabel 4.7 Sampling hari Minggu 10 Desember 2017 ................................. 68

Tabel 4.8 Sampling hari Senin 11 Desember 2017 ..................................... 69

Tabel 4.9 Total timbulan Sampah Harian Gedung 1................................... 70

Tabel 4.10 Sampling hari Senin 04 Desember 2017 Gedung 2 .................. 72

Tabel 4.11 Sampling hari Selasa 05 Desember 2017 .................................. 73

Tabel 4.12 Sampling hari Rabu 06 Desember 2017 ................................... 74

Tabel 4.13 Sampling hari Kamis 07 Desember 2017 ................................. 74

Tabel 4.14 Sampling hari Jum’at 08 Desember 2017 ................................. 75

Tabel 4.15 Sampling hari Sabtu 09 Desember 2017 ................................... 76

Tabel 4.16 Sampling hari Minggu 10 Desember 2017 ............................... 77

Tabel 4.17 Sampling hari Senin 11 Desember 2017 ................................... 77

Tabel 4.18 Total timbulan Sampah Harian Gedung 2................................. 78

Tabel 4.19 Daya Tampung Tong Sampah Gedung 1 .................................. 80

Tabel 4.20 Daya Tampung Tong Sampah Gedung 2 .................................. 81

Page 11: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Lokasi STTIND Padang .................................................. 7

Gambar 2.2 Pola Pengumpulan Sampah ..................................................... 39

Gambar 2.3 Pola Pengangkutan dengan Sistem Pengosongan Kontainer 1 43

Gambar 2.4 Pola Pengangkutan dengan Sistem Pengosongan Kontainer 2 44

Gambar 2.5 Pola Pengangkutan dengan Sistem Pengosongan Kontainer 3 45

Gambar 2.6 Pola Pengangkutan dengan Sistem Kontainer Tetap ............... 46

Gambar 4.1 Grafik jumlah timbulan sampah gedung 1 ............................. 70

Gambar 4.2 Grafik jumlah timbulan sampah gedung 2 .............................. 79

Gambar 4.3 Sampah Kampus STTIND Padang .......................................... 83

Gambar 4.4 Pewadahan Tong Sampah Gedung 1 ....................................... 84

Gambar 4.5 Pewadahan Tong Sampah Gedung 2 ....................................... 84

Gambar 4.6 Skema Rencana Pengelolaan Sampah STTIND ..................... 86

Gambar 4.7 Desain Wadah Sampah ........................................................... 88

Gambar 4.8 Desain Kontainer Wadah Pengumpulan Sampah ................... 89

Gambar 4.9 Desain Alat Angkut ................................................................. 90

Gambar 5.1 Skema Rencana Pengelolaan Sampah STTIND ..................... 94

Page 12: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Denah Kampus STTIND Padang

Lampiran B : Dokumentasi Penelitian

Lampiran C : Timbulan dan Komposisi Sampah Harian Kampus STTIND

Padang

Page 13: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam setiap aktifitasnya, manusia akan menghasilkan residu yang salah

satunya berbentuk padat yang disebut sebagai limbah padat atau sampah. Jumlah

atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap

barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Di tengah kepadatan aktivitas

manusia, penanganan sampah masih menjadi permasalahan serius yang belum

bisa tertangani dengan tuntas, terutama di kota-kota besar. Pasalnya, rata-rata tiap

orang perhari dapat menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan bertambah sejalan

dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Sampah yang

tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan pencemaran, baik polusi

udara, polusi air, maupun polusi tanah (Hadisuwito, 2007).

Salah salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi

dalam suatu kota adalah perguruan tinggi atau universitas. Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang dibawahi oleh Yayasan Muhammad Yamin

yang didirikan pada tahun 1982, Kampus STTIND merupakan kampus milik

sendiri, yang terletak di dalam kota dan di pinggir jalan utama yaitu Jl. Hamka

No. 121 Padang. Tepatnya di depan Bandara Tabing, yang memiliki 2 buah

gedung dan terdiri 3 lantai. Dengan pengguna tetap yang berada di perguruan

tinggi yang memiliki aktivitas rutin tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap

harinya. Sampah yang biasa dihasilkan pada bangunan pendidikan seperti sebuah

perguruan tinggi berupa sampah organik dan anorganik, sampah yang dapat

Page 14: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

didaur ulang, dan sampah yang tidak dapat olah . Sampah organik berasal dari

sisa-sisa makanan atau jajanan para siswa atau pun sisa-sisa masakan dari kantin

atau warung makan yang berada lingkungan kampus.

Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis

sampah tersebut, menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya

pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia

setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut

Dwiyatmo (2007:25), bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi

oleh manusia yang berada di lingkungan itu.

Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan untuk

memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang memiliki akal

bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih dan aman.

Berbagai permasalahan lingkungan pun bermunculan Permasalahan lingkungan

yang dimaksud di sini adalah menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah,

air, udara, dan suara, Pencemaran terjadi murni aktivitas manusia dalam rangka

memenuhi kebutuhannya.

Suatu institusi perguruan tinggi umumnya terletak di dalam suatu kawasan

yang sangat luas dan selalu mengalami perkembangan, baik perkembangan

kuantitas bangunan maupun perkembangan dalam jumlah karyawan dan

mahasiswa. Semakin banyak jumlah karyawan dan mahasiswa dengan segala

aktivitasnya, maka akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan (Purnaini,

2011). Segala kegiatan di dalam kampus bisa menyebabkan dampak negatif dalam

Page 15: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

tingkatan tertentu terhadap lingkungan, Salah satu dari dampak tersebut adalah

timbulnya sampah.

Bila dilihat dari sistem pengelolaan persampahan dimana kampus STTIND

ini masih menggunakan paradigma lama kumpul – angkut - buang. Pada

kenyataannya, penerapakan paradigma lama ini memberikan dampak negatif

karena sampah tidak dikelola dan tidak ada upaya pengurangan timbulan sampah.

Akibatnya, tempat pembuangan akhir (landfill) menjadi cepat penuh, Padahal

kondisi saat ini, mencari lokasi baru untuk landfill sangat sulit & umumnya

selalu ditolak oleh masyarakat, dan sampah kalau dibiarkan menumpuk akan

menimbulkan bau busuk yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. Konsep

pengelolaan sampah dengan menggunakan paradigma lama ini sudah saatnya

diganti dengan paradigma baru yang menerapkan pengelolaan sampah terpadu.

Pengelolaan sampah terpadu ini tidak hanya mengelola sampah tetapi sudah

termasuk didalamnya pengurangan sampah sehingga dapat membantu mengurangi

beban TPA. Selain itu, adanya pengurangan sampah juga dapat membantu

mengurangi tidak hanya peralatan yang digunakan seperti peralatan pengumpulan

dan pengangkutan tetapi juga biaya operasional.

Rendahnya kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan ini dapat disebabkan

oleh minimnya informasi dan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai pentingnya

pengelolaan kebersihan di lingkungan. Dalam hal operasional pengelolaan

sampah, perlu segera diarahkan menuju terciptanya reduksi beban pengelolaan

dengan meningkatkan pemanfaatan dan pengolahan sampah melalui pendekatan

pola partisipasi mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya

Page 16: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

peningkatan beban pengelolaan di masa depan, seperti yang telah dicanangkan

secara Nasional di dalam Undang – Undang Persampahan No. 18 Tahun 2008

yang menyatakan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia harus menganut

paradigma minimasi sampah terbuang ke alam dengan meningkatkan upaya

pengurangan (Reduce), penggunaan kembali (Reuse), dan pendaur ulangan

(Recycle), dan sangat disadari bahwa pengelolaan sampah memerlukan pemikiran

multi dimensi, dengan dilibatkannya peran masyarakat, pengembangan

kelembagaan, penataan pembiayaan dan penataan aturan hukum (regulasi).

Seharusnya memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, agar sampah-

sampah yang dihasilkan dapat dikelola dengan tepat dan sampah-sampah tersebut

dapat dimanfaatkan kembali. Banyaknya sampah yang dihasilkan menyebabkan

semakin terbatasnya tempat penampungan sampah. Oleh karena itu maka perlu

adanya pembahasan dan mengkaji aspek teknis tentang pengelolaan sampah yang

ada di Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan

penelitian tentang “Studi Pengelolaan Sampah di Kampus Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang”.

Page 17: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identifikasikan beberapa masalah

diantaranya :

1. Masih kurangnya pengelolaan sampah di kampus sekolah tinggi teknologi industri

(STTIND) Padang

2. Sampah yang menumpuk terlalu lama di kampus STTIND Padang akan

menyebabkan bau tidak sedap

3. Sampah yang berserakan di kampus STTIND Padang dapat merusak estetika

lingkungan

4. Belum tersedianya fasilitas pewadahan di sumber-sumber timbulan sampah.

5. Sarana dan prasarana pewadahan yang dimiliki belum dimanfaatkan

secara maksimal

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang

ingin dicapai, maka ditetapkan batasan masalah yaitu hanya mengkaji aspek teknis

pengelolaan sampah dan menghitung jumlah timbulan sampah yang ada di

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang berdasarkan SNI 19-3964-

1994

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah di peroleh yaitu :

1. Berapa jumlah timbulan sampah yang ada di kampus STTIND Padang ?

2. Bagaimana sarana dan prasarana pewadahan terkait dengan pengelolaan

sampah yang ada di kampus STTIND Padang ?

Page 18: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

3. Bagaimana sistem pengelolaan sampah di kampus STTIND Padang ?

4. Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pengelolaan

sampah di kampus STTIND Padang?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui jumlah timbulan sampah di kampus STTIND Padang

2. Mengetahui sarana dan prasarana pewadahan terkait dengan pengelolaan

sampah di kampus STTIND Padang berdasarkan SNI 19-2454-2002

3. Mengetahui sistem pengelolaan sampah di kampus STTIND Padang

4. Menyusun rencana pengelolaan sampah di kampus STTIND Padang

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan ke

dalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis khususnya di

bidang keilmuan teknik lingkungan.

2. Bagi institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan

dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian, dapat di jadikan perbaikan sarana dan prasarana dalam

tempat pewadahan sampah biar lebih terkelola.

Page 19: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum STTIND Padang

Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang dibawahi oleh Yayasan

Muhammad Yamin yang didirikan pada tahun 1982, Kampus STTIND

merupakan kampus milik sendiri, yang terletak di dalam kota dan di pinggir

jalan utama yaitu Jl. Hamka No. 121 Padang. Tepatnya di depan Bandara Tabing,

yang memiliki 2 (dua) buah gedung dan terdiri ruang kantin, laboratorium,

perpustakaan dan ruang kuliah dengan tiga (3) lantai, sedangkan gedung dua (2)

terdiri dari 2 (dua) lantai.

Gambar 2.1 Peta Lokasi STTIND Padang

Page 20: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.1.1 Sarana dan Prasarana Kampus STTIND Padang

Berdasarkan pengamatan pendahuluan di lapangan, timbulan sampah yang

ada di kampus STTIND Padang berasal dari seluruh sarana prasarana sekolah baik

dari sarana prasarana utama maupun sarana penunjang. Berikut beberapa sarana

dan prasarana yang ada di kampus STTIND Padang :

a. Ruang kuliah terdiri dari ruang berlantai 3 dengan 8 ruang serta dilengkapi

whiteboard, Over Head Projector dan AC dan Fan

b. Aula dengan fasilitas AC, LCD Proyektor, Layar, Whiteboard

c. Ruang seminar yang dilengkapi dengan whiteboard, Over Head Projector

dan kipas angin

d. Perpustakaan STTIND tersedia koleksi buku -buku yang relevan dengan

mata kuliah bagi mahasiswa untuk dipinjam dalam rangka menunjang

proses perkuliahan

e. Laboratorium Komputer sistem Warlles dan LAN Internet, yang digunakan

untuk praktek komputer dalam rangka meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam bidang informasi dan komputer

f. Laboratorium Proses Produksi : terdiri dari berbagai fasilitas mesin

produksi seperti mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda dan lain lain

untuk menunjang perkuliahan Proses Produksi I dan Proses Produksi II

g. Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi : Laboratorium

ini digunakan dalam Praktek Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

yang tujuannya untuk meningkat kualitas mahasiswa dalam perancangan

sistem kerja dan ergonomi

Page 21: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

h. Laboratorium Sistem Produksi : Laboratorium ini digunakan dalam praktek

Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Sistem Produksi

i. Studio TLFP : Studio ini digunakan dalam Praktikum Perancangan Tata

Letak Fasilitas Pabrik

j. Laboratorium biologi dan mikrobiologi, laboratorium Air, digunakan untuk

pratikum praktek Laboratorium lingkungan

k. Jaringan Local Area Network (LAN) seluruh unit komputer yang ada.

Untuk gambar denah kampus gedung 1 dan gedung 2 STTIND Padang dapat

dilihat pada lampiran belakang

2.1.2 Jumlah Mahasiswa dan Pegawai Kampus STTIND Padang

Kampus STTIND Padang terdapat empat (4) program studi yang terdiri dari :

a. Teknik pertambangan

b. Teknik industri

c. Teknik lingkungan

d. Sistem informasi

Jumlah mahasiswa teknik pertambangan 427 orang, jumlah mahasiswa

teknik lingkungan 116 orang, jumlah mahasiswa teknik industri 137 orang dan

jumlah mahasiswa sistem informasi 58 orang. Sedangkan jumlah

karyawan/pegawai terdiri dari pustakawan 2 orang, teknisi/operator penjaga labor

ada 6 orang, administrasi 16 orang dan satpam 3 orang.

Page 22: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 2.1 Jumlah mahasiswa dan pegawai aktif kampus STTIND Padang

No Nama populasi (orang) Jumlah populasi (orang)

1. Mahasiswa 738

2. Pegawai 27

Total 765

Sumber : bagian Kepegawaian sttind Padang 2017

2.2 Pengertian Sampah

Menurut Slamet J.S (2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi

dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah

Akademis Rancangan Undang-undang Persampahan disebutkan sampah adalah

sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang berujud padat atau semi padat

berupa zat organik atau an organik bersifat dapat terurai maupun tidak dapat

terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari

aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

tidak berguna atau diperlukan lagi. Pengertian sampah menurut SK SNI T – 13 –

1990 – F adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sedangkan

menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak

terjadi dengan sendirinya.

Page 23: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Dalam Bahar Yul, H. (1986), sampah diidentifikasikan menurut jenis-jenisnya

yaitu :

a. Garbage atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari sisa

pengolahan, sisa pemasakan, atau sisa makanan yang telah membusuk,

tetapi masih dapat digunakan sebagai bahan makanan organisme lainnya.

b. Rubbish atau sampah kering yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak

mudah membusuk dan dapat pula dibagi atas dua golongan, yaitu :

- Sampah yang tidak mudah membusuk, tetapi mudah terbakar

- Sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar

c. Ashes dan cinder, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari

kegiatan pembakaran

d. Dead animal, yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan

e. Street sweeping,yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang

jalan

f. Industrial waste merupakan sampah berasal dari kegiatan industri, sampah

jenis ini biasanya lebih homogen bila dibandingkan dengan sampah jenis

lainnya

Menurut Dirjen Cipta Karya (1992), sampah diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sampah basah (garbage), yaitu sampah yang berasal dari sisa hasil

pengolahan, sisa makanan atau sisa makanan yang telah membusuk, tetapi

masih dapat digunakan sebagai makanan organisme lainnya

b. Sampah kering (rubbish), yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah

membusuk. Sampah kering dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu

Page 24: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

sampah yang tidak mudah membusuk tetapi mudah terbakar

c. Sampah lembut, yaitu sampah yang berasal dari berbagai jenis abu,

merupakan partikel-partikel kecil yang mudah berterbangan dan dapat

mengganggu pernafasan dan mata

d. Sampah berbahaya, terdiri dari sampah patogen (berasal dari rumah sakit

atau klinik), sampah beracun (yaitu sampah sisa-sisa pestisida, kertas bekas

pembungkus bahan-bahan beracun, dan lain-lain), sampah radioaktif

(sampah dari bahan nuklir), dan sampah yang dapat meledak (petasan,

mesiu, dan sebagainya).

e. Sampah balokan (bulky waste), seperti mobil rusak, kulkas rusak, pohon

tumbang, balok kayu, dan sebagainya

f. Sampah jalan, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan

seperti sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, dan daun

g. Sampah binatang mati, seperti bangkai tikus, ayam, dan lain-lain

h. Sampah bangunan, seperti potongan kayu, pecahan atap genteng, bata,

buangan adukan

i. Sampah industri, merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri.

j. Sampah khusus, yaitu sampah dari benda-benda berharga, atau sampah

dokumentasi

k. Sampah kandang atau pemotongan hewan, dapat pula berupa kotoran

hewan, sisa makananya, sisa-sisa daging, tulang, isi perut, dan sebagainya

l. Sampah lumpur, yaitu sampah setengah padat yang dapat berasal dari

lumpur selokan, riol, lumpur dari bangunan pengolahan air buangan, septic

Page 25: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

tank, dan sebagainya.

Menurut Dirjen Cipta Karya (1992), sampah mempunyai karakteristik yang

berbeda antara lain sebagai berikut:

1) Komposisi sampah

Komposisi sampah dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Komposisi fisik

Komposisi fisik sampah mencakup besarnya prosentase dari komponen

pembentuk sampah yang terdiri dari organik, kertas, kayu, logam, kaca, plastik,

dan lain-lain.

b. Komposisi kimia

Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari unsur Karbon, Hidrogen,

Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, serta unsur lainnya yang terdapat dalam

protein, karbohidrat, dan lemak. Komposisi kimia sampah erat kaitannya dengan

pemilihan alternatif pengelolaan dan pemanfaatan tanah.

2) Kepadatan sampah

Kepadatan sampah menyatakan berat sampah persatuan volume

(Tchobanoglous, et al, 1993). Dirjen Cipta Karya (1992) menyebutkan bahwa

informasi kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan ketebalan dari

lapisan sampah yang akan dibuang pada sistem Sanitary Landfill. Sedangkan bila

menggunakan sistem pengolahan maka informasi ini diperlukan untuk

merencanakan dimensi unit proses.

Page 26: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.2.1 Jenis-jenis Sampah

Menurut Gelbert dkk. (1996) sampah dikelompokan berdasarkan asalnya,

sampah padat dapat digolongkan sebagai :

1) Sampah Organik, terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan

hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,

perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses

alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.

Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,

sayuran, kulit buah, dan daun.

2) Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini

tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik

secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya

hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini

pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas

plastik, dan kaleng.

2.2.2 Sumber-Sumber Timbulan Sampah

Menurut Gelbert dkk. (1996), sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai

berikut :

1) Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa

pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus,

gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

2) Sampah pertanian dan perkebunan. Sampah kegiatan pertanian tergolong

Page 27: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang

dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.

Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu

perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian

lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh- tumbuhan yang

berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan

gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

3) Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal

dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa

bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu,

triplek. Sampah anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin,

besi dan baja, kaca, dan kaleng.

4) Sampah dari perdagangan dan perkantoran. Sampah yang berasal dari

daerah perdagangan seperti : toko, pasar tradisional, warung, pasar

swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik

termasuk sampah makanan dan restoran.Sampah yang berasal dari

lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari

kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy,

pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium,

pita mesin ketik, klise film, computer rusak, dan lain-lain.

5) Sampah dari industri Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses

produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan

pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan

Page 28: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang

seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.

2.2.3 Timbulan Sampah

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah :

1. Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat timbulan sampah

meningkat

2. Keadan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi seseorang

akan semakin banyak timbulan sampah perkapita yang dihasilkan

3. Kemajuan teknologi, akan menambah jumlah dan kualitas sampahnya,

rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara

satu daerah dengan daerah lainnya, antara satu negara dengan negara lain

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah antara lain :

a. Tingkat hidup makin tinggi, tingkat hidup makin banyak sampah yang

ditimbulkan

b. Pola hidup dan mobilitas masyarakat

c. Kepadatan dan Jumlah penduduk

d. Iklim dan musim

e. Pola penyediaan kebutuhan hidup dan penanganan makanan

f. Letak geografis dan topografi

Berdasarkan data BPS tahun 2000 dalam Wibowo dan Djajawinata (2004),

dari 384 kota menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari,

penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) adalah sebesar 4,2 %, yang dibakar sebesar 37,6% , yang dibuang ke

Page 29: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3 %.1 Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat

telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi, kendaraan

pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem

pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan, dan belum

diterapkannya pendekatan reduce, reuse dan recycle (3 R)

Meningkatnya populasi mahasiswa disetiap tahun nya maka jumlah sampah

yang di hasilkan setiap perguruan tingggi atau sekolah makin meningkat. Secara

umum komposisi dari timbulan sampah Berdasarkan data pada SK SNI S-00-

1993-03 tentang spesifikasi timbulan sampah di Indonsia berdasarkan komponen-

komponen sumber sampah adalah sebagai berikut :

Page 30: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 2.2 Besaran Timbulan Sampah berdasarkan komponen-komponen

Sumber Timbulan

No Sumber Sampah Satuan Volume (liter) Berat (Kg)

1 Rumah Permanen Per orang/hari 2,25-2,50 0,35-0,40

2 RumahSemi permanen

Per orang/hari 2,00-2,25 0,30-0,35

3 Rumah nonpermanen

Per orang/hari 1,75-2,00 0,25-0,30

4 Kantor Per pegawai/hari 0,50-0,75 0,025-0,10

5 Toko/ruko Per petugas/hari 2,50 - 3,00 0,15 - 0,35

6 Sekolah Per murid/hari 0,10 - 0,15 0,01 – 0,02

7 Jalan arteri sekunder

Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,02 – 0,10

8 Jalan kolektor sekunder

Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,01 – 0,05

9 Jalan lokal Per meter/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025

10 Pasar Per meter2/hari 0,20 – 0,60 0,1 – 0,3

Sumber : SNI S – 04 – 1993 – 03

Timbulan sampah dapat dinyatakan dalam (Damanhuri, 2004):

1. Satuan berat: kilogram per orang per hari (Kg/org/h) atau kilogram per

meter persegi bangunan per hari (Kg/m2/h) atau kilogram per tempat tidur

per hari (Kg/bed/h) dan sebagainya

2. Satuan volume: liter/orang/hari(L/o/h) liter per meter persegi bangunan per

hari (L/m2/h)

Page 31: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Jumlah timbulan sampah yang ditimbulkan dapat dikelompokkan

berdasarkan harian, mingguan, bulanan, atau berdasarkan musim. Jumlah

timbulan sampah yang ditimbulkan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

adalah sebagai berikut (Tchnobanoglous, 1993) :

1) Proses reduksi di sumber, dapat dilakukan dengan cara

a. Minimasi bahan-bahan yang bersifat toksik

b. Meminimasi volume material dan ukuran bahan pembungkus

c. Memperpanjang masa pemakaian produk

d. Meningkatkan jumlah material yang dapat didaur ulang

2) Faktor recycle

Dengan adanya berbagai program daur ulang (recycle) akan mempengaruhi

jumlah sampah yang ditimbulkan atau yang akan dibuang

3) Peraturan

Peraturan atau legislasi ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi

timbulan sampah yang ditimbulkan, peraturan mengatur pemakaian material

spesifik

4) Faktor geografi dan faktor fisik

Faktor ini terdiri atas:

a. Lokasi

b. Faktor lokasi sangat berpengaruh terhadap jumlah dan tipe sampah tertentu

yang dihasilkan, serta periode waktu dihasilkannya sampah tersebut

c. Frekuensi pengumpulan sampah

Page 32: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Jumlah sampah yang ditimbulkan dapat sama, tapi belum tentu frekuensi

pengumpulannya bersamaan. Pada umumya, tempat pengumpulan disediakan

tidak terbatas, sehingga banyak sampah yang terkumpul, dan juga sampah ini

tidak dibuang sekaligus dalam satu waktu

d. Musim

Musim juga mempengaruhi jumlah dan tipe sampah yang ditimbulkan, dan

biasanya akan bervariasi pada musim yang berbeda. Faktor ini haruslah dievaluasi

secara terpisah untuk masing-masing situasi.

Besar timbulan sampah dalam satu hari dinyatakan sebagai debit timbulan

sampah (Q). Debit timbulan sampah domestik dan komersil (QT) adalah

penjumlahan debit timbulan untuk daerah domestik (Qd) yang merupakan

perkalian satuan timbulan sampah kota untuk daerah domestik (qd) dengan jumlah

populasi domestik (Pd) dengan debit timbulan sampah komersil (Qk) yang

merupakan perkalian dari satuan timbulan sampah komersil (qk) dengan luas

daerah komersil (Ak) (Damanhuri, 2004).

Kuantitas sampah dalam satu hari dinyatakan sebagai debit timbulan

sampah (Q). Debit timbulan sampah domestik dan komersil (QT) adalah

penjumlahan debit timbulan untuk daerah domestik (Qd) yang merupakan

perkalian satuan timbulan sampah kota untuk daerah domestik (qd) dengan jumlah

populasi domestik (Pd) dengan debit timbulan sampah komersil (Qk) yang

merupakan perkalian dari satuan timbulan sampah komersil (qk) dengan luas

daerah komersil (Ak) (Damanhuri, 2004).

Page 33: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Sedangkan timbulan sampah domestik dan komersil (qt) adalah

penjumlahan satuan timbulan sampah kota untuk daerah domestik (qd) dengan

satuan timbulan sampah komersil yang diekivalenkan (qc)

Pertambahan jumlah timbulan sampah dari tahun ke tahun bersifat kuadratis.

Proyeksi timbulan sampah dapat dihitung dengan persamaan berikut :

keterangan: qn = Proyeksi timbulan sampah pada tahun ke-n

qo = Proyeksi timbulan awal tahun perencanaan

n = Waktu perencanaan TPA (20-25 tahun)

q = Dipengaruhi oleh pertumbuhan pertanian, industri,

pertambahan penduduk dan income

QT = Qd + Qk

Qd = qd x Pd

Qk = qk x Ak

qt = qd + qe

qe = qk x Ak

qn = qo n

q

)

100(1

Page 34: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

keterangan: m = Pertambahan produksi makanan/pertanian, %

∆i = Pertambahan industri, %

∆g = Pertambahan gross national income, %

∆p = Pertambahan penduduk.

Debit timbulan sampah dapat dihitung dengan cara:

keterangan: qe = Debit satuan ekivalen (Lkh)

Ak = Luas daerah komersil (Ha)

P = Populasi kota

qk = Debit timbulan sampah daerah komersil (L/Ha/h)

qt = Debit satuan sampah seluruh kota (Lkh)

qd = Debit satuan sampah daerah domestik (Lkh)

Penentuan timbulan sampah mempunyai ruang lingkup bahwa yang diamati

adalah pola timbulan sampah pada suatu daerah dengan pengamatan yang

meliputi (Damanhuri, 2004):

a. Timbulan sampah

b. Tingkat timbulan sampah

c. Komposisi fisik serta pemisahan organik dan anorganik

q =

)1(

)(

3

11

p

gim

qc = qkP

AK

qt = (qd + qe) lkh

Page 35: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

d. Komposisi kimiawi

Prinsip dasar penentuan timbulan sampah adalah sebagai berikut

(Damanhuri, 2004) :

a. Menggunakan metode yang tepat

b. Periode dilaksanakan secara konsisten

c. Menggunakan alat ukur yang sama

d. Jumlah sampel yang mencukupi

e. Disajikan dalam format informasi sesuai dengan yang dibutuhkan

Langkah umum penentuan timbulan sampah untuk pengelolaan

persampahan pada suatu wilayah adalah (Damanhuri, 2004)

a. Penetapan tujuan

b. Penentuan satuan timbulan sampah diperlukan untuk perencanaan, evaluasi

atau untuk keperluan lainnya

c. Penyiapan data-data yang diperlukan

d. Penetapan metode sampling dan jumlah sampel

e. Penetapan periodesasi mingguan dan bulanan

f. Pelaksanaan

g. Penyajian dan pengolahan data disesuaikan dengan sasaran kebutuhan

informasi.

Page 36: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Estimasi terhadap kuantitas sampah dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa metode, yaitu (Damanhuri, 2004):

1. Analisis perhitungan beban

Dihitung berdasarkan beban masing-masing kendaraan dan karakteristik

sampah pada periode tertentu

2. Analisis berat volume

Cara mendapatkan data dengan menimbang dan mengukur beban kendaraan

3. Analisis keseimbangan material

Dengan menentukan keseimbangan material dari tiap-tiap sumber, proses

yang harus dilakukan:

a. Menentukan daerah studinya

b. Mengidentifikasi aktivitas yang menghasilkan sampah

c. Menghitung timbulan sampah yang dihasilkan

Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara

satu daerah dengan daerah lainnya dan antara satu negara dengan negara lainnya.

Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan, antara lain (Damanhuri, 2004):

1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya

2. Tingkat hidup

3. Makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan sampahnya;

4. Musim

5. Di Negara barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum pada

musim panas

6. Cara hidup dan mobilitas penduduk

Page 37: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

7. Iklim

2.3 Cara dan Teknik Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang

berhubungan dengan pengendalian terhadap timbulan sampah, penyimpanan,

pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan

sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik yang

berhubungan dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan alam,

keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan

masyarakat luas. (Tchobanoglous et all, 1993). Dengan demikian pengelolaan

sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan

suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan.

1. Cara Pengelolaan Sampah

Untuk mengelola sampah yang terkumpul tersedia 3 cara yang dapat

dilakukan, yaitu dengan menimbun di suatu tempat, dengan mengabukan dan

dengan daur ulang atau recycling ke proses-proses lain.

a. Penimbunan

Cara penimbunan sampah yang paling sederhana ialah penimbunan terbuka,

yaitu sampah dikumpulkan begitu saja disuatu tempat yang dipilih jauh dari

tempat aktifitas masyarakat, sehingga tidak menimbulkan banyak gangguan. Cara

penimbunan sampah yang baik ialah dengan cara menimbun sampah di bawah

tanah, atau digunakan untuk mengurug tanah berawa yang kemudian ditutup

dengan lapisan tanah. Dengan demikian proses dekomposisi berlangsung

Page 38: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

dibawah tanah, sehingga apabila terdapat kuman berbahaya tidak tersebar ke

dalam udara. Namun cara ini juga masih menimbulkan masalah seperti

pencemaran air tanah yang dapat mempengaruhi air sumur dan air selokan

yang dekat dengan sampah tersebut.

Pengelolaan sampah dengan cara penimbunan melibatkan beberapa pihak

dengan urutan :

1) Masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara

2) Petugas dinas kebersihan mengangkut sampah dari tempat timbunan

sementara dengan memadatkan sampah terlebih dahulu lalu dibuang ke

tempat pembuangan akhir

3) Pemungut sampah memungut sampah- sampah seperti botol, bahan plastik,

rongsokan besi

4) Sampah yang ditimbun di tempat penimbunan akhir sebaiknya ditimbun di

dalam tanah agar hancur oleh mikroorganisme

b. Mengabukan

Mengabukan atau insinerasi (incineration) sampah, ini sering

dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Prosesnya tidak sama

dengan membakar sampah begitu saja di tempat terbuka. Sampah dibakar di

dalam dapur khusus, pencemaran-pencemaran yang keluar dari hasil pembakaran

yang berupa abu dan bahan-bahan lain yang volumenya tinggal sedikit, ditimbun

atau dipendam di tempat yang telah disediakan. Pada proses insinerasi timbul

panas, sehingga merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk

membangkitkan tenaga uap atau listrik.

Page 39: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Proses insinerasi mempunyai beberapa keuntungan :

1) Mengurangi masalah kesehatan yang berhubungan penimbunan sampah

2) Mengurangi volume sampah hingga 80%

3) Kotoran dan sampah dapat dikerjakan bercampur, tidak perlu dipisah-

pisahkan

4) Alat yang digunakan dapat dibuat untuk berbagai ukuran, untuk keperluan

besar, sedang, atau kecil Sisa pembakarannya kecil dan tidak berbau dan

mudah ditangani

c. Daur-ulang atau recycling

Recycling ialah suatu proses yang memungkinkan bahwa, bahan-bahan

yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga seolah-olah tidak ada bahan

buangan. Terdapat berbagai bentuk pemanfaatan buangan sehingga sebagian besar

dari masalah sampah dapat teratasi. Bahan organik seperti daun, kayu, kertas,

dan sisa makanan, kotoran, dan sebagainya dapat dijadikan kompos dengan

pertolongan mikro-organisme.

Kompos berupa bahan organik yang mengalami dekomposisi seperti humus

yang berguna sebagai pupuk dan juga dapat memperbaiki struktur tanah. Sampah

yang terdiri dari logam dapat diolah lagi menjadi bahan mentah industry.

Recycling lain yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan proses

destilasi kering. Sampah dimasukkan kedalam ruang tertutup dipanaskan tanpa

diberi udara. Karena dengan pemanasan tersebut sampah mengeluarkan berbagai

macam gas yang dapat dimanfaatkan.

Page 40: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.4 Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan

pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dengan cara yang merujuk

pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik,

konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap

terhadap perilaku massa.

Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang sangat mendasar yang

meliputi meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber

daya alam (air), melindungi fasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor

strategis .

Sistem pengelolaan sampah pada dasarnya dilihat sebagai komponen-

komponen sub sistem yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai

tujuan yaitu kampus yang bersih, sehat dan teratur. Komponen-komponen

tersebut meliputi :

1. Sub sistem teknis Operasional (sub sistem teknik)

2. Sub sistem organisasi dan manajemen (sub sistem Institusi)

3. Sub sistem hukum dan Peraturan (sub sistem Hukum)

4. Sub sistem Pembiayaan (sub sistem finansial)

5. Sub sistem peran serta Masyarakat

Page 41: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.4.1 Aspek Teknis Operasional

Aspek teknis operasional ini meliputi sistem pewadahan, sistem

pengumpulan, sistem transfer dan transportasi dan sistem pembuangan akhir.

Elemen-elemen yang terdapat pada pengelolaan sampah dan hubungan antar

elemen tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:

Tabel 2.3 Hubungan antara elemen-elemen pengelolaan sampah

Sumber: Tchobanoglous, 1993

2.4.1.1 Sistem Pewadahan

Pewadahan merupakan langkah awal dalam sistem pengelolaan sampah.

Pewadahan sangat dibutuhkan karena sampah yang dihasilkan bila dibiarkan akan

berdampak pada kesehatan masyarakat dan estetika. Setiap sampah yang

ditimbulkan dari sumber akan ditampung dalam suatu wadah, baik itu permanen

ataupun tidak.

Sumber Sampah

Pewadahan

Pengumpulan

Transfer dan

Transport Pengolahan

Pembuangan

akh

Page 42: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di

sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual biasanya

ditempatkan di depan rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah

komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diberi

wadah untuk memudahkan dalam pengangkutan (Damanhuri, 2004).

Pewadahan adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu

wadah individual atau komunal ditempat sumber sampah (SNI 19-2454-2002).

Pewadahan merupakan tahap awal dalam sistem pengelolaan sampah terpadu

metode 3R yang merupakan komponen yang bersentuhan langsung dengan

masyarakat. Dalam pemilihan teknologi untuk pewadahan, maka ada beberapa

kriteria yang sebaiknya diikuti dengan benar yaitu :

1. Volume pewadahan minimal dapat menampung sampah dari penghuni

untuk jangka waktu minimal 3 hari untuk sampah non organik dan 1 hari

untuk sampah organik

2. Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah organik,

sehingga umur teknis dari pewadahan minimal dapat mencapai 6 bulan

3. Pada metode pewadahan terpilah sesuai prinsip 3R maka setiap wadah dapat

menyimpan sesuai jenis sampah yang akan disimpan. Oleh karena itu, pada

perencanaan perlu dirujuk hasil penelitian lapangan komposisi sampah

setempat

4. Bahan wadah yang paling baik dapat diperoleh secara lokal

5. Pada metode pewadahan terpilah 3R, warna wadah sebaiknya spesifik untuk

tiap jenis sampah

Page 43: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

6. Wadah dilengkapi dengan tutup untuk menambah estetika yang lebih baik

7. Mudah dalam operasi pemasukan sampah maupun pengosongan sampah

8. Mudah dalam perawatan

Mengingat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah, maka

wadah sampah yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut

(Damanhuri, 2004):

a. Kuat dan tahan terhadap korosi

b. Kedap air

c. Tidak mengeluarkan bau

d. Tidak dapat dimasuki serangga dan binatang

e. Kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung

Dalam penentuan jenis dan sistem pewadahan yang akan digunakan perlu

diperhatikan faktor-faktor berikut (Damanhuri, 2004):

a. Pengaruh pewadahan terhadap komponen sampah

b. Tipe wadah/kontainer yang akan digunakan

c. Lokasi kontainer

d. Kesehatan masyarakat dan segi estetika

Berdasarkan ketentuan dari SNI 19-2454-2002 jenis pewadahan terbagi dua,

yaitu:

1. Pewadahan individual

Pewadahan individual adalah aktivitas penanganan penampungan sampah

sementara, dalam suatu wadah khusus untuk dan dari sampah individu

Page 44: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2. Pewadahan komunal

Pewadahan komunal adalah aktivitas penanganan penampungan sampah

sementara, dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai sumber maupun

sumber umum

Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah maka

pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu

(Damanhuri, 2004):

1) Level-1: wadah sampah yang menampung sampah langsung di sumbernya.

Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat

yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di

dapur, di ruang kerja dan sebagainya. Biasanya wadah sampah jenis ini

adalah tidak statis, tetapi mudah diangkat dan dibawa ke wadah sampah

level-2

2) Level-2: bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang

menampung sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya.

Wadah sampah level-2 ini diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau

tepi jalan atau dalam ruang yang disediakan, seperti dalam apartemen

bertingkat. Melihat perannya yang berfungsi sebagai titik temu antara

sumber sampah dan sistem pengumpul, maka guna kemudahan dalam

pemindahannya, wadah sampah ini seharusnya tidak bersifat permanen,

seperti yang diarahkan dalam SNI tentang pengelolaan sampah di Indonesia

namun pada kenyataannya di permukiman pemanen, akan dijumpai wadah

Page 45: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

sampah dalam bentuk bak sampah permanen di depan rumah, yang

menambah waktu operasi untuk pengosongannya.

3) Level-3: merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan

menampung sampah dari wadah level-2, bisa sistem memang

membutuhkan. Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus

dan ditempatkan sesuai dengan sistem pengangkutan sampahnya. Mengingat

bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah

sampah yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

kuat dan tahan terhadap korosi, kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak

dapat dimasuki serangga dan binatang, serta kapasitasnya sesuai dengan

sampah yang akan ditampung.

Jenis-jenis pewadahan yang biasa digunakan adalah (Damanhuri, 2004):

a. Untuk pemukiman, biasanya digunakan kantong plastik ( 30 liter), bin atau

tong plastik m ( 40 liter) dan bak sampah

b. Untuk pasar, biasanya digunakan bin atau tong (70 liter, 120 liter, 240 liter),

bak sampah dan gerobak sampah (1 m3)

c. Untuk pertokoan, biasanya digunakan kantong plastik (30 liter) dan bin atau

tong (40 liter, 70 liter, 120 liter, 240 liter)

d. Untuk bangunan institusi, biasanya digunakan kontainer (1m3, 8m3) dan bak

sampah

e. Untuk tempat umum dan jalan taman, biasanya digunakan bin (120 liter,

240 liter), tong (70 liter) dan bak sampah

Page 46: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tipikal Pola dan karakteristik pewadahan sampah dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah

No Karakteristik dan Pola Pewadahan

Individual Komunal

1. Bentuk Jenis - Kotak, silinder, kontainer, bin (tong), semua tertutup dan kantong

- Kotak, silinder, kontainer, bin (tong), semua tertutup dan kantong

2. Sifat - Ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan

- Ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan

3. Bahan - Logam, plastik, fiberglass (GRP), kayu, bambu, rotan, kertas

- Logam., plastik, fiberglass (GRP), kayu, bambu, rotan

4. Volume - Pemukiman dan toko kecil ukuran 10-40 ltr

- Kantor, toko besar, hotel, rumah makan ukuran 100– 500 ltr;

- Pinggir jalan dan taman ukuran 30–40 ltr

- Untuk pemukiman dan pasar ukuran 100-1000 ltr;

5. Pengadaan - Pribadi, instansi, pengelolaan.

- Intstansi pengelola.

Sumber: Damanhuri, 2004

2.4.1.2 Sistem Pengumpulan

Pengumpulan sampah merupakan kegiatan operasi yang dimulai dari

sumber sampah ke tempat pembuangan sementara (transfer), sebelum dibuang ke

tempat pembuangan akhir. Dalam pengelolaan persampahan diperkirakan 50%

sampai 70 % biaya yang digunakan pada sistem pengumpulan ini. Oleh sebab itu

sistem ini perlu diperhatikan sebaik-baiknya agar persentase tersebut dapat

dikurangi sehingga biaya pengelolaan sampah dapat ditekan. Pengumpulan dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu (Damanhuri, 2004):

Page 47: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1. Secara langsung (door to door)

Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan

bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan

langsung diangkut ke tempat pemprosesan, atau ke tempat pembuangan akhir

2. Secara tidak langsung (Communal)

Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemprosesan, atau ke tempat

pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu

oleh sarana pengumpul, seperti dalam gerobak sampah. Dalam hal ini, TPS dapat

pula berfungsi sebagai lokasi pemprosesan skala kawasan guna mengurangi

jumlah sampah yang harus diangkut ke pemprosesan akhir. Pada sistem communal

ini, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu dalam gerobak

tangan (hand cart) atau yang sejenis dan diangkut ke TPS. Gerobak tangan

merupakan alat pengangkutan sampah sederhana yang paling umum dijumpai di

kota-kota di Indonesia, dan memiliki kriteria persyaratan sebagai berikut:

a. Mudah dalam loading dan unloading

b. Memiliki kontruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang

ditempuh

c. Mempunyai tutup

Sistem pengumpulan dapat dibedakan berdasarkan model operasi,

perlengkapan yang digunakan dan jenis sampah yang dikumpulkan. Berdasarkan

model operasi, sistem pengumpulan dapat dibagi atas:

Page 48: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1. Hauled Container System (HCS)

Kontainer dibawa ke tempat pengumpulan, dikosongkan dan dikembalikan

ke lokasi semula

2. Stationary Container System (SCS)

Kontainer tetap di tempat semula, sampah dipindahkan ke kontainer kosong

yang dibawa sebelumnya

Pengumpulan sampah merupakan subsistem setelah pewadahan.

Pengumpulan sampah dapat dilakukan langsung oleh kendaraan pengangkut

sampah atau tidak langsung melalui penggunaan gerobak atau motor sampah.

Pada kasus sistem pengelolaan sampah 3R maka pengumpulan dilakukan melalui

penggunaan gerobak atau motor sampah. Dalam perencanaan teknologi

pengumpulan maka digunakan beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Volume gerobak atau motor sampah 1 m3 atau disesuaikan dengan kondisi

timbulan yang ada

2. Kondisi topografi yang berbukit hanya dapat dilayani dengan motor sampah

3. Kondisi topografi yang datar dapat menggunakan gerobak atau motor sampah

4. Pengumpulan sampah terpilah dapat dilakukan menggunakan sarana sebagai

berikut:

a. Gerobak atau motor sampah 3R yang bersekat sesuai jenis sampah yang

terpilah digunakan sesuai hasil pemilahan

b. Gerobak tanpa sekat digunakan dengan jadwal tertentu

Page 49: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

5. Mempunyai umur teknis minimal 1 tahun

Pola pengumpulan sampah terdiri dari (Damanhuri, 2004)

1.) Pola individu langsung oleh truk pengangkut ke pemprosesan. Syaratnya

adalah sebagai berikut:

a. Bila kondisi topografi bergelombang (rata-rata >5%), hanya alat pengumpul

mesin yang dapat beroperasi, sedang alat pengumpul non-mesin akan sulit

beroperasi

b. Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan

lainnya

c. Kondisi dan jumlah alat memadai

d. Jumlah timbulan sampah >0,3 m3/hari

e. Biasanya daerah layanan adalah pertokoan, kawasan pemukiman yang

tersusun rapi, dan jalan protokol

f. Layanan dapat pula diterapkan pada daerah gang. Petugas mengangkut tidak

masuk ke gang, hanya akan memberi tanda bila sarana pengangkut ini

datang, misal dengan bunyi-bunyian

2.) Pola individu tidak langsung, yakni dengan menggunakan pengumpul sejenis

gerobak sampah. Syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan

sebagai tempat pemprosesan sampah skala kawasan

b. Kondisi topografi relatif datar (rata-rata <5%), dapat digunakan alat

pengumpul non mesin (gerobak, becak)

c. Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung

Page 50: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

d. Lebar jalan atau gang cukup lebar untuk dapat dilalui alat pengumpul tanpa

mengganggu pemakai jalan lainnya

e. Terdapat organisasi pengelola pengumpulan sampah, dengan sistem

pengendaliannya

3.) Pola komunal langsung oleh truk pengangkut. Syaratnya adalah sebagai

berikut:

a. Alat angkut terbatas

b. Kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah

c. Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah individual

(kondisi daerah berbukit, gang/jalan sempit)

d. Peran serta masyarakat tinggi

e. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang

mudah dijangkau oleh alat pengangkut (truk)

f. Pemukiman tidak teratur

4.) Pola komunal tidak langsung. Syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Peran serta masyarakat tinggi

b. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan dilokasi yang

mudah dijangkau alat pengumpul

c. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan

sebagai tempat pemeprosesan sampah skala kawasan

d. Bagi kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata <5%) dapat digunakan

alat pengumpul non mesin (gerobak, becak) dan bagi kondisi topografi >5%

Page 51: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

dapat digunakan cara lain seperti pukulan, kontainer kecil beroda dan

karung

e. Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah

5.) Pola penyapuan jalan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan

(tanah, lapangan rumput dan lain-lain)

b. Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada

fungsi dan nilai daerah yang dilayani

c. Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi pemindahan

untuk kemudian diangkut ke pemerosesan akhir

d. Pengendalian personel dan peralatan harus baik

Gambar 2.2 Pola Pengumpulan Sampah

Sumber: SNI 19-2454-2002

Page 52: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Keterangan:

: Sumber timbulan sampah pewadahan individual

: Gerakan alat pengumpul

: Pewadahan komunal : Gerakan alat pengangkut

: Lokasi pemindahan : Gerakan penduduk ke wadah komunal

Perencanaan operasional pengumpulan harus memperhatikan (Damanhuri, 2004):

1. Ritasi antara 1-4 rit per hari

2. Periodisasi: untuk sampah mudah membusuk maksimal 3 hari sekali namun

sebaiknya setiap hari, tergantung dari kapasitas kerja, desain peralatan, kualitas

kerja, serta kondisi komposisi sampah. Semakin besar persentase sampah

organik, periodisasi pelayanan semakin sering. Untuk sampah kering, periode

pengumpulannya dapat dilakukan lebih dari 3 hari 1 kali. Sedang sampah B3

disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku

3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap

4. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan perlu dipindahkan secara

periodik

5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah

terangkut, jarak tempuh, kondisi daerah, dan jenis sampah yang akan terangkut

2.4.1.3 Sistem Transfer dan Transportasi

Transfer dan transport merupakan fasilitas yang digunakan untuk

memindahkan sampah dari satu lokasi ke lokasi lain. Hal ini dilakukan jika jarak

angkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) cukup jauh. Operasi transfer harus

cocok untuk semua jenis kendaraan pengumpul dan sistem konveyor.

Page 53: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah

dari lokasi pemindahan atau dari sumber secara langsung menuju Tempat

Pemprosesan Akhir (TPA). Pengangkutan sampah merupakan salah satu

komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan

sasaran mengoptimalisasikan waktu angkutan yang diperlukan dalam sistem

tersebut (Damanhuri, 2004).

Faktor-faktor yang menyebabkan diperlukan operasi transfer :

1) Menghindari terjadinya pembuangan sampah illegal

2) Lokasi TPA yang jauh dari tempat pengumpulan, lebih dari 10 mil

3) Kapasitas kendaraan pengumpulan yang kecil

4) Daerah pelayanan kecil

5) Menggunakan sistem HCS dengan kontainer kecil

6) Menggunakan sistem pengumpulan secara hidrolis

Transfer station dibedakan atas:

1. Direct Load

Pada jenis ini sampah langsung di masukkan ke trailer/kendaraan angkut

dipadatkan dan dibawa ke TPA

2. Storage Load

Sampah dimasukkan ke wadah penampungan dengan kapasitas

penyimpanan 1-3 hari, baru dibawa ke TPA

3. Kombinasi Direct Load dan Storage Load

Transfer station ini biasanya digunakan pada fasilitas multipurpose.

Page 54: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

TPS TPA

Pool Kendaraan

Sistem pengangkutan (transport) sampah dapat dilakukan dengan cara-cara

berikut ini :

1.) Non kontainer

Untuk pengumpulan sampah yang dilakukan dengan menggunakan LPS non

kontainer, sistem yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :

a. Kendaraan pengangkut yang keluar dari pool lokasi kendaraan langsung

menuju ke LPS untuk mengangkut sampah menuju LPA

b. Setelah sampah dibuang, kendaraan kembali menuju ke LPS yang sama atau

yang lain untuk kembali mengangkut sampah pada ritase berikutnya.

Tabel 2.5 Pengangkutan Sampah Non Container

Sumber: Tchobagnolous, 1993

2.) Sistem Kontainer

Ada dua jenis sistem pengangkutan sampah dengan menggunakan container

antara lain: HCS (Hauled Container System) yaitu kontainer yang berfungsi

sebagai pengumpul sampah diangkut menuju LPA dan LPS (Stationary Container

Sistem) yaitu dengan kondisi kontainer tetap berada ditempatnya. Keduanya

memiliki cara persamaan tersendiri dalam menentukan jumlah sampah terangkut

dan ritasi yang dapat diperoleh.

Page 55: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer, terdapat beberapa pola

5pengangkutan sebagai berikut :

a.) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara 1 (Gambar

2.3)

1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TPA

2. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula

3. Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA

4. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula

5. Demikian seterusnya sampai rute terakhir

Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat

pada gambar berikut ini

Gambar 2.3 Pola Pengangkutan dengan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 1

Sumber: Tchobagnolous, 1993

b.) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara 2 (Gambar

2.4)

TPA

isi

A

kosong

A B B C

pool

1 2 3

4

5

kontainer

C

6

7

8 9

10

Ke pool

Page 56: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke pemerosesan atau TPA

2. Kemudian kendaraan dengan kontainer kosong menuju ke lokasi kedua

untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk

diangkut ke TPA

3. Demikian seterusnya sampai terakhir

4. Pada rute terakhir, kontainer kosong dari TPA menuju ke lokasi kontainer

pertama

5. Sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu misal untuk pengambilan pada

jam tertentu atau mengurangi kemacetan lalu lintas

Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 2 dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Gambar 2.4 Pola Pengangkutan dengan Sistem Pengosongan Kontainer cara 2

Sumber: Tchobagnolous, 1993

c.) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara 3 (Gambar

2.5)

1. Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi

kontainer isi untuk mengganti dan langsung membawanya ke TPA

TPA

isi

A

kosong

A B B C

pool

1 2 34

5

kontainer

Ke lokasi kontainer

6

7

Page 57: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2. Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke

kontainer isi berikutnya

3. Demikian seterusnya sampai rute terakhir

Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 3 dapat

dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 2.5 Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 3

Sumber: Tchobagnolous, 1993

d.) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara 4 (Gambar

2.6)

1. Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan

kedalam truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer kosong;

2. Kendaraan menuju ke kontainer berikutnya sehingga truk penuh,

kemudian langsung ke TPA;

3. Demikian seterusnya sampai rute terakhir.

Pola pengangkutan dengan sistem kontainer tetap dapat dilihat pada gambar

berikut ini

TPA

isi kosong

pool

1 2 3 4 5

kontainer

6

7

Ke pool

Page 58: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Gambar 2.6 Pola Pengangkutan dengan Sistem Kontainer Tetap

Sumber: Tchobagnolous, 1993

Bila mengacu pada sistem di negara maju, maka pengangkutan sampah

dapat dilakukan dengan dua metode (Damanhuri, 2004):

1. Hauled Container System (HCS)

Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat

dipindah-pindahkan dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS

merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersil (kontainer dibawa ke

tempat pengumpulan, dikosongkan dan dikembalikan ke lokasi semula).

Hauled Container System dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Konvensional

Wadah sampah yang telah berisi penuh akan diangkut ke tempat

pembongkaran, kemudian setelah dikosongkan wadah sampah tersebut

dikembalikan ke tempat semula

b. Exchange container

Wadah sampah yang telah berisi penuh akan diangkut dan tempatnya akan

langsung diganti oleh wadah kosong yang telah dibawa

2. Stationary Container System (SCS)

Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa

berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang

TPA

isi kosong

Truk pemadat

dari pool

kontainer

Page 59: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah

tinggal yang ditujukan untuk melayani daerah pemukiman (kontainer tetap di

tempat semula, sampah dipindahkan ke kontainer kosong yang dibawa

sebelumnya)

2.4.2 Aspek Non Teknis

Operasi suatu sistem pengelolaan persampahan sangat ditentukan oleh

peraturan-peraturan yang mendukungnya. Peraturan-peraturan tersebut melibatkan

wewenang dan tanggung jawab badan pengelola serta partisipasi masyarakat

dalam pemeliharaan kebersihan dan pembayaran retribusi.

Keberhasilan pengelolaan persampahan bukan hanya tergantung aspek

teknis semata, tetapi mencakup juga aspek non teknis, seperti bagaimna mengatur

sistem agar dapat berfungsi, bagaimana lembaga atau organisasi yang sebaiknya

mengelola, bagaimana membiayai sistem tersebut dan yang tak kalah pentingnya

adalah bagaimana melibatkan masyarakat penghasil smpah dalam aktivitas

penanganan sampah. Departemen Pekerjaan Umum ejak tahun 1980-an

menggariskan bahwa kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia merupakan

sebuah sistem yang terdiri dari 5 komponen sub sistem, yaitu :

a. Peraturan/hukum

b. Kelembagaan dan organisasi

c. Teknik operasional

d. Pembiayaan

e. Peran serta masyarakat

Page 60: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1. Pengaturan/ Legalitas

Aspek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara Indonesia adalah

negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang

berlaku. Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan

dasar hukum. Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem

pengelolaan sampah di perkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang :

a. Keterlibatan umum yang terkait dengan penanganan sampah

b. Rencana induk pengelolaan sampah kota

c. Bentuk lembaga dan organisasi pengelola

d. Tata cara penyelenggaraan pengelolaan

e. Besaran tarif jasa pelayanan atau restribusi

Pengelolaan persampahan ini diatur dengan peraturan-peraturan yang

berlaku yang disertai dengan pembinaan, pengawasan dan sanksi-sanksi untuk

menegakkan hukum. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap sendi-sendi

kehidupan di negara Indonesia berpijak pada hukum. Berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

persampahan, setiap kawasan perumahan, kawasan komersil, kawasan industri,

kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya diwajibkan

memiliki instalasi pemilahan sampah.

Pemerintah akan memberikan sanksi yang keras baik berupa sanksi

administratif maupun pidana bagi yang melanggar. Semua peraturan ini tidak saja

melibatkan pihak pengelolanya saja, melainkan harus didukung oleh peran serta

masyarakatnya dalam hal pengumpulan, pemeliharaan kebersihan serta

Page 61: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

kedisiplinan dalam pembayaran iuran retribusi sampah.

2. Aspek Pembiayaan

Struktur pembiayaan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

(Damanhuri, 2004) :

1.) Biaya investasi

Merupakan biaya yang diperlukan untuk pengadaan perangkat keras

(peralatan dan sasaran) dan pengadaan lunak seperti studi/perencanaan induk

program persampahan, penyusunan sistem prosedur, pendidikan dan latihan awal

serta biaya insidentil penerapan sistem baru

2.) Biaya operasional, seperti :

a. Gaji dan upah

b. Transportasi, seperti bahan bakar

c. Perawatan dan perbaikan

d. Pendidikan dan latihan

e. Administrasi kantor dan lapangan

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda system

pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat bergerak dengan lancar.

Diharapkan bahwa sistem pengelolaan sampah di Indonesia akan menuju pada

pembiayaan sendiri, termasuk disini dengan pembentukan perusahaan daerah

(Damanhuri, 2004).

3. Aspek Institusi

Page 62: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Aspek institusi merupakan suatu kegiatan yang multi disiplin yang

bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek

ekonomi, sosial, budaya dan kondisi fisik wilayah dan memperhatikan pihak yang

dilayani yaitu masyarakat , perancangan dan pemilihan bentuk organisasi

disesuaikan dengan :

a. Peraturan pemerintah yang membinanya

b. Pola sistem operasional yang diterapkan

c. Kapasitas kerja sistem

d. Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani

Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota

secara formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah sebagai departemen teknis yang membina pengelola

persampahan perkotaan di Indonesia. Bentuk institusi pengelolaan persampahan

kota yang dianut di Indonesia:

1) Seksi Kebersihan dibawah satu dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum

(PU) terutama apabila masalah kebersihan kota masih bisa ditanggulangi

oleh suatu seksi di bawah dinas tersebut

2) Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) dibawah suatu dinas, Dinas PU

terutama apabila dalam struktur organisasi belum ada seksi khusus dibawah

dinas yang mengelola

3) Kebersihan, sehingga lebih memberikan tekanan pada masalah operasi dan

lebih mempunyai otonom daripada seksi

Page 63: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

4) Dinas Kebersihan akan memberikan percepatan dan pelayanan pada

masyarakat dan bersifat laba. Dinas ini perlu dibentuk karena aktivitas dan

volume pekerjaan yang sudah meningkat

5) Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, merupakan organisasi pengelola yang

dibentuk bila permasalahan di kota tersebut sudah cukup luas dan kompleks.

Pada prinsipnya perusahaan daerah ini tidak lagi disubsidi oleh pemerintah

daerah (Pemda), sehingga efektivitas penarikan restribusi akan lebih

menentukan. Bentuk ini sesuai untuk kota metropolitan

4. Aspek Peran Serta Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah dengan

melakukan perubahan bentuk perilaku yang didasarkan pada kebutuhan atas

kondisi lingkungan yang bersih dan pada akhirnya dapat menumbuhkan dan

mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kebersihan. Perubahan

bentuk perilaku masyarakat dapat terwujud apabila ada usaha membangkitkan

masyarakat dengan mengubah kebiasaan sikap dan perilaku terhadp

kebersihan/sampah tidak lagi didasarkan kepada keharusan atau kewajibannya,

tetapi lebih didasarkan kepada nilai kebutuhan. Pengertian masyarakat disini dapat

diperluas lebih jauh misalnya untuk pejabat pemerintah (birokrasi), pengusaha,

pedagang, pendidik dan sebagainya.

Tujuan program peran serta masyarakat adalah:

a. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang adanya program

pengelolaan sampah

Page 64: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

b. Memperoleh dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan program

c. Meningkatkan kinerja keseluruhan sistem pengelolaan sampah kota

Peningkatan peran serta masyarakat relatif akan berhasil bila

memperhatikan aspek-aspek berikut:

a. Komunikasi yang menumbuhkan pengertian yang berhasil

b. Perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku yang diakibatkan oleh

pengertian yang menumbuhkan kesadaran

c. Kesadaran yang didasarkan kepada perhitungan dan pertimbangan

d. Antusiasme, yang menumbuhkan spontanitas

e. Adanya rasa tanggung jawab, terhadap kepentingan bersama

Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan persampahan, yaitu antaranya:

a. Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata

b. Belum melembagakan keinginan dalam masyarakat untuk menjaga

lingkungan

c. Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan

pedoman pelaksanaan

d. Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan penyuluhan

dalam programnya

e. Kekhawatiran pengelola bahwa inisiatif masyarakat tidak akan sesuai

dengan konsep Pengelolaan yang ada

Page 65: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

2.5 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaiakan penelitian yang terdiri atas bagan kerangka

konseptual dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut :

Tabel 2.6 Bagan Kerangka Konseptual

Adapun input dari kerangka konseptual pada penelitian ini adalah data

timbulan sampah, wawancara dengan mahasiswa di sekitar kampus Sekolah

Tinggi Tekonolgi Industri (STTIND) Padang. Setelah itu pada tahap proses

dilakukan penghitungan timbulan sampah dan mengkaji timbulan sampah , Output

dari penelitian ini diharapkan mendapatkan data timbulan sampah STTIND

Padang yang akurat.

Input

1. Data timbulan sampah

2. Observasi dan wawancara sumber informasi

Proses 1. Menghitung

timbulan sampah 2. Mengkaji aspek

teknis pengelolaan sampah

Output

Hasil data timbulan sampah STTIND Padang

Page 66: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif . Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa

– apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau

ada.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah di kawasan kampus Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang, dimana kampus STTIND terdapat 2 (dua)

buah gedung, masing-masing sampah pada gedung tersebut dilakukan pengukuran

timbulan sampah di setiap bak penampungan sementara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek kajian penelitian yang

memiliki karakteristik tertentu. Populasi dari penelitian ini adalah semua sampah

di area kampus STTIND yang dihasilkan dari kegiatan setiap hari.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi data yang dianggap mewakili

populasi keseluruhan. Jumlah sampel dihitung berdasarkan SNI 19-3964-1994

selama 8 (delapan) hari, Sampling dilakukan di gedung satu dan gedung dua

Page 67: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

kampus STTIND Padang yang di ambil sebanyak 4 titik yang terdiri dari lantai 1 ,

lantai 2 , lantai 3 dan kantin kampus.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah parameter yang akan dikaji didalam melakukan

penelitian. Adapun variabel penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini

antara lain timbulan sampah, kondisi sarana prasarana dan Sub sistem teknis

operasional pengelolaan sampah di area kampus STTIND Padang.

3.5 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang akan diambil ada 3 sumber data yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung

dari hasil percobaan atau pengamatan di lapangan ataupun langsung dari tangan

pertama. Data primer yang diperlukan dalam penelitian kali ini antara lain jumlah

timbulan sampah dalam satuan berat maupun volume, komposisi sampah, kondisi

sistem pengelolaan sampah yang terdapat di STTIND Padang saat ini (dimulai

dari pewadahan, pengumpulan, pengolahan, serta pemindahan dan pengangkutan),

Pengumpulan data primer maupun sekunder dilakukan dengan beberapa metode

antara lain metode wawancara, observasi, dan studi literatur

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian tugas akhir ini, meliputi :

1) Gambaran umum kampus STTIND Padang

2) Jumlah Mahasiswa, dan Pegawai yang aktif diperoleh dari bagian

kepegawaian STTIND Padang

Page 68: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

3) Fasilitas penunjang yang ada di kampus STTIND Padang.

c. Studi Literatur/Kepustakaan

Studi literatur diperlukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan

pengelolaan sampah dan digunakan selama pengerjaan Tugas Akhir.

Studi literatur dapat dijadikan acuan dalam penyelesaian masalah yang

ada. Studi literatur dapat diperoleh dari berbagai sumber yang relevan,

yaitu buku teks, jurnal dan artikel dari internet, laporan Tugas Akhir

yang relevan, dan SK-SNI. Selain itu, dengan adanya studi literatur

dapat diketahui data apa saja yang diperlukan untuk keperluan analisis

dan perencanaan.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Cara pelaksanaan sampling :

a. Kantong plastik yang sudah diberi tanda sumber sampah disiapkan 1 hari

sebelum pengumpulan

b. Jumlah unit masing-masing penghasil sampah dicatat

c. Menimbang kotak pengukur yang dijadikan sebagai wadah saat proses

pengukuran berat

d. Tuang secara bergiliran contoh sampah yang telah terkumpul ke dalam

kotak pengukur

e. Hentak kotak contoh sebanyak 3 x dengan mengangkat kotak setinggi 20

cm, lalu jatuhkan

f. Timbang dan catat berat sampah dalam kotak pengukur

Page 69: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

g. Kumpulkan sampah dari masing-masing lokasi ke dalam bak pengukur 500

liter (sebelumnya bak pengukur 500 liter tersebut telah ditimbang)

h. Ukur dan catat volume sampah keseluruhan

i. Pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah (organik, kertas,

plastik,logam, gelas, styrofoam, dan lainnya)

j. Timbang dan catat berat dan volume masing-masing komponen komposisi

sampah

3.7 Peralatan yang digunakan

Peralatan yan dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

1. Alat-alat tulis

2. Daftar pertanyaan sebagai panduan kuisioner langsung

3. Timbangan 10 kg dan 30 kg

4. Kantong plastik untuk pengumpulan sampah dan lakban

5. Tabel daftar isian

6. Kamera/tustel

7. Sarung tangan

8. Masker penutup hidung

9. Kotak ukur 40 liter, penggaris dan meteran

10. Gerobak dorong

11. Gunting.

Page 70: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengelolaan

persampahan di kampus STTIND Padang. Data yang diolah adalah data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan data sekunder

Untuk mendapatkan hasil yang merupakan tujuan penelitian yang dimaksud

diatas, maka dilakukanlah metoda seperti berikut untuk mendapatkan data - data

penelitian yang sesuai. Adapun metoda yang dilakukan berupa perhitungan

timbulan sampah sesuai dengan SNI-19-3964-1994.

a. Menghitung berat jenis, digunakan rumusan sebagai berikut:

berat jenis sampah =

b. Menghitung volume sampah, digunakan rumusan sebagai berikut: volume

sampah = luas kotak x tinggi sampah

c. Menghitung komponen komposisi sampah, dihitung dengan cara

menimbang berat total timbulan sampah terlebih dahulu, kemudian total

timbulan tersebut dipilah berdasarkan komponen karakteristik yang sudah

ditetapkan, lalu masing-masing komponen ditimbang beratnya

d. Menghitung presentase komposisi tiap karakteristik sampah, dilakukan

dengan menggunakan perhitungan berikut: persentase komponen (%)

= x 100 %

e. Menghitung laju timbulan sampah dalam satuan kg/orang/hari, dihitung

dengan persamaan berikut: timbulan (kg/org/hari)

Page 71: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

=

f. Dimana berat total timbulan berupa jumlah total timbulan limbah padat yang

ditimbang pada hari yang sama dalam satuan kg

g. Menghitung laju timbulan sampah dalam satuan m3/hari

h. Volume total timbulan berupa jumlah total volume timbulan sampah yang

diukur pada hari yang sama dalam satuan m3

Data timbulan ini merupakan dasar perhitungan timbulan sampah yang

harus dikelola untuk kepentingkan perencanaan peningkatan pelayanan

pengelolaan sampah.

Page 72: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

3.9 Kerangka Metodologi

Adapun kerangka metodologi penelitian yang akan dilakukan dari proposal

penelitian ini adalah yang terlihat pada Gambar :

Tabel 3.1 Kerangka Metodologi

Mulai

Survey Lapangan Studi Literatur

Identifikasi masalah 1. Masih kurangnya pengelolaan sampah di kampus sekolah tinggi teknologi

industri (STTIND) Padang 2. Belum tersedianya fasilitas pewadahan di sumber-sumber timbulan

sampah. 3. Sarana dan prasarana yang dimiliki belum dimanfaatkan secara

maksimal

Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana terkait dengan

pelayanan pembuangan sampah yang ada di kampus Sttind Padang?

2. Bagaimana kondisi sistem pengelolaan sampah pada umumnya dan sub sistem teknis operasional khusunya ?

3. Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pengelolaan sampah ?

Pengolahan Data 1. Mengetahui besaran timbulan sampah 2. Menyusun rencana pengelolaan sampah

Batasan masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan

penelitian yang ingin dicapai, maka ditetapkan batasan masalah yaitu hanya mengkaji pengelolaan sampah dan timbulan sampah yang ada di kampus Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang

Kesimpulan

Selesai

Page 73: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengetahui jumlah timbulan sampah di kampus STTIND Padang

Dari hasil penelitian di kampus STTIND Padang selama 8 hari mulai

tanggal 04 Desember 2017 – 11 Desember 2017, ditimbang jumlah timbulan

sampah pada gedung 1 dan gedung 2, Sampah dihitung dengan menggunakan

konvaktor berkapasitas 40 L, sampah dihitung perlantai dimana komposisi

sampah berbeda-beda sehingga dilakukan pemilahan, ditimbang sesuai jenis

sampah, dan dihitung persentase komposisi sampah yang terdapat disetiap

lantainya.

Untuk mendapatkan data timbulan Gedung 1 dan Gedung 2 kampus

STTIND Padang digunakan rumus seperti dibawah ini :

Ukuran Konvaktor : Panjang = 0,2 M

Lebar = 0,2 M

Tinggi = 1 M

Volume Konvaktor : P x L x T = 0,2 x 0,2 x 1 = 0,04 m3 = 40 L

1 m3 = 1000 L

Volume Sampah : P x L x T(sampah)

Persentase Komposisi Sampah = x 100 %

Page 74: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

4.1.1 Lokasi Sampling di Gedung 1 kampus STTIND Padang

Tabel 4.1 Sampling Hari Senin 04 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 2,50 0,20 8,00

Lantai 2 4,00 0,40 16,00

Lantai 3 1,00 0,15 6,00

Kantin 3,00 0,33 13,20

Total 10,50 1,08 43,20

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 1,20 11,43

Kertas 4,50 42,86

Plastik 3,50 33,33

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,80 7,62

Kaleng 0,50 4,76

Total 10,50 100,00

Dilihat dari tabel 4.1 diatas sampling di hari senin pada Gedung 1 STTIND

Padang jumlah sampah yang tertinggi yaitu pada lantai 2 berjumlah 4,00 kg karna

banyaknya aktifitas perkuliahan di lantai tersebut dan yang terendah di lantai 3

yang berjumlah 1,00 kg karna pada lantai tersebut kegiatan perkuliahan lebih

sedikit di bandingkan dengan lantai yang lain . Sedangkan untuk komposisi

sampah pada Gedung 1 yang terbanyak yaitu jenis sampah kertas 4,50 kg dan

yang sedikit sampah dedaunan jumlahnya hanya 0,00 kg.

Page 75: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 4.2 Sampling Hari Selasa 05 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 3,60 0,33 13,20

Lantai 2 3,80 0,38 15,20

Lantai 3 1,20 0,19 7,60

Kantin 4,20 0,45 18,00

Total 12,80 1,35 54,00

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 2,80 21,88

Kertas 5,50 42,97

Plastik 3,30 25,78

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,50 3,91

Kaleng 0,70 5,47

Total 12,80 100,00

Dari tabel 4.2 diatas sampling di hari selasa pada Gedung 1 STTIND Padang

jumlah sampah yang tertinggi yaitu pada kantin kampus berjumlah 4,20 kg karna

disebabkan banyaknya mahasiswa yang berada di kantin pada hari tersebut dan

yang terendah ada di lantai 3 yang berjumlah 1,20 kg karna pada lantai tersebut

kegiatan perkuliahan lebih sedikit di bandingkan dengan lantai yang lain. .

Sedangkan untuk komposisi sampah pada Gedung 1 yang terbanyak yaitu jenis

sampah kertas 5,50 kg dan yang sedikit sampah dedaunan jumlahnya hanya 0,00

kg. Pada sampah dedaunan tidak di temukan pada gedung 1 karna tidak adanya

pohon di sekitar lingkungan kampus.

Page 76: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 4.3 Sampling Hari Rabu 06 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 3,80 0,35 14,00

Lantai 2 4,10 0,44 17,60

Lantai 3 0,80 0,18 7,20

Kantin 3,50 0,32 12,80

Total 12,20 1,29 51,60

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 3,50 28,69

Kertas 4,80 39,34

Plastik 2,50 20,49

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,90 7,38

Kaleng 0,50 4,10

Total 12,20 100,00

Pada sampling di hari rabu pada Gedung 1 STTIND Padang jumlah sampah

yang tertinggi yaitu pada lantai 2 berjumlah 4,10 kg karna disebabkan banyaknya

aktifitas perkuliahan di lantai tersebut dan yang terendah di lantai 3 yang

berjumlah 0,80 kg karna pada lantai tersebut kegiatan perkuliahan lebih sedikit di

bandingkan dengan lantai yang lain . Sedangkan untuk komposisi sampah pada

Gedung 1 yang terbanyak yaitu jenis sampah kertas 4,80 kg dan yang sedikit

sampah dedaunan jumlahnya hanya 0,00 kg

Tabel 4.4 Sampling Hari Kamis 07 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L) Lantai 1 2,50 0,15 6,00 Lantai 2 3,20 0,31 12,40 Lantai 3 0,50 0,10 4,00 Kantin 4,50 0,50 20,00 Total 10,70 1,06 42,40

Page 77: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 3,70 34,58 Kertas 3,10 28,97 Plastik 2,90 27,10 Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00 Kaca 0,30 2,80 Kaleng 0,70 6,54

Total 10,70 100,00

Dilihat dari tabel 4.4 diatas pada Gedung 1 STTIND Padang jumlah sampah

yang tertinggi yaitu pada kantin kampus berjumlah 4,50 kg karna banyaknya

mahasiswa yang berada di kantin kegiatan yang menghasilkan sampah pada hari

tersebut, dan yang terendah ada di lantai 3 yang berjumlah 0,50 kg karna pada

lantai tersebut kegiatan perkuliahan lebih sedikit di bandingkan dengan lantai

yang lain. . Sedangkan untuk komposisi sampah pada Gedung 1 yang terbanyak

yaitu jenis sampah makanan 3,70 kg dan yang sedikit sampah dedaunan

jumlahnya hanya 0,00 kg karna tidak ada pohon di sekitar lingkungan kampus .

Tabel 4.5 Sampling Hari Jum’at 08 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L) Lantai 1 3,30 0,35 14,00 Lantai 2 4,20 0,43 17,00 Lantai 3 0,80 0,08 3,20 Kantin 4,20 0,43 17,20 Total 12,50 1,29 51,60

KOMPOSISI SAMPAH Kg % Sampah Makanan 3,30 26,40 Kertas 5,20 41,60 Plastik 2,80 22,40 Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00 Kaca 0,70 5,60 Kaleng 0,50 4,00

Total 12,50 100,00

Page 78: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Pada sampling di hari jumat pada Gedung 1 STTIND Padang jumlah

sampah yang tertinggi yaitu pada lantai 2 dan kantin berjumlah 4,20 kg karna

disebabkan banyaknya aktifitas mahasiswa di lantai dan kantin pada hari tersebut

dan yang terendah di berada lantai 3 yang berjumlah 0,80 kg karna pada lantai

tersebut kegiatan perkuliahan lebih sedikit di bandingkan dengan lantai yang lain .

Sedangkan untuk komposisi sampah pada Gedung 1 yang terbanyak yaitu jenis

sampah kertas 5,20 kg dan yang sedikit sampah dedaunan jumlahnya hanya 0,00

kg.

Tabel 4.6 Sampling Hari Sabtu 09 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 4,20 0,43 17,20

Lantai 2 4,80 0,58 23,20

Lantai 3 1,10 0,17 6,80

Kantin 4,70 0,57 22,80

Total 14,80 1,75 70,00

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 5,50 37,16

Kertas 4,80 32,43

Plastik 3,80 25,68

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,30 2,03

Kaleng 0,40 2,70

Total 14,80 100,00

Pada di hari Sabtu dapat di lihat tabel 4.6 diatas sampling di hari sabtu pada

Gedung 1 STTIND Padang jumlah sampah yang tertinggi yaitu pada lantai 2

berjumlah 4,80 kg karna banyaknya aktifitas perkuliahan di lantai 2 dan yang

Page 79: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

terendah di lantai 3 yang berjumlah 1,10 kg karna pada lantai tersebut kegiatan

perkuliahan lebih sedikit di bandingkan dengan lantai yang lain.

Sedangkan untuk komposisi sampah pada Gedung 1 yang terbanyak yaitu

jenis sampah makanan 5,50 kg karna disebabkan banyaknya mahasiswa yang

membawa nasi bungkus ke kampus sehingga banyak menimbulkan sisa-sisa

sampah makanan pada hari tersebut, dan yang sedikit sampah dedaunan

jumlahnya hanya 0,00 kg.

Tabel 4.7 Sampling Hari Minggu 10 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 0,00 0,00 0,00

Lantai 2 0,00 0,00 0,00

Lantai 3 0,00 0,00 0,00

Kantin 0,00 0,00 0,00

Total 0,00 0,00 0,00

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 0,00 0,00

Kertas 0,00 0,00

Plastik 0,00 0,00

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,00 0,00

Kaleng 0,00 0,00

Total 0,00 0,00

Pada hari minggu dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas jumlah sampah di hari

tersebut bejumlah 0,00 dimana jumlah sampah tidak di temukan karna kampus di

tutup tidak ada kegiatan perkuliahan di hari tersebut pada gedung 1.

Page 80: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 4.8 Sampling Hari Senin 11 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume (L)

Lantai 1 3,20 0,31 12,40

Lantai 2 4,40 0,48 19,20

Lantai 3 1,20 0,19 7,60

Kantin 3,80 0,35 14,00

Total 3,20 0,31 12,40

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 3,30 26,19

Kertas 4,30 34,13

Plastik 3,90 30,95

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,60 4,76

Kaleng 0,50 3,97

Total 12,60 100,00

Tabel 4.8 diatas sampling di hari senin ke 2 pada Gedung 1 STTIND

Padang jumlah sampah yang tertinggi yaitu pada lantai 2 berjumlah 4,40 kg karna

disebabkan pada hari tersebut banyaknya aktifitas perkuliahan di lantai 2 dan yang

terendah di lantai 3 yang berjumlah 1,20 kg karna pada lantai tersebut kegiatan

perkuliahan lebih sedikit di bandingkan dengan lantai yang lain . Sedangkan untuk

komposisi sampah pada Gedung 1 yang terbanyak yaitu jenis sampah kertas 4,30

kg dan yang sedikit sampah dedaunan jumlahnya hanya 0,00 kg.

Page 81: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 4.9 Total Timbulan Sampah Harian Gedung 1

Total Timbulan Sampah Harian L/hari

Lokasi Senin 1

Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Senin 2 Rata - Rata

Gedung 1

43,20 54,00 51,60 42,40 51,60 70,00 0,00 53,20 45,75

Pada Tabel 4.9 tergambar jumlah timbulan sampah pada gedung 1 tertinggi

pada hari sabtu yaitu 70,00 L/hari sedangkan yang terendah 0 L/hari pada hari

minggu, namun total rata-rata timbulan sampah pada gedung 1 yaitu 45,75 L/hari.

Grafik jumlah timbulan sampah selama 8 hari gedung 1 dapat di lihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Grafik jumlah timbulan sampah gedung 1

Jumlah timbulan sampah tertinggi yaitu pada hari Sabtu 09 Desember 2017

mencapai 70 L/hari sedangkan yang terendah pada hari Kamis 07 Desember 2017

yaitu hanya 42,40 L/hari dan pada hari Minggu 10 Desember jumlah sampah 0

L/hari dikarenakan gedung 1 ditutup karena tidak ada jadwal perkuliahan di hari

Minggu.

Page 82: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Adapun asumsi jumlah timbulan sampah tertinggi yang dihasilkan oleh

mahasiswa perorang per hari pada hari Sabtu 09 Desember 2017 yaitu :

Jumlah sampah pada hari Sabtu = 70 L/hari

Jumlah mahasiwa dan karyawan hari Sabtu = 132 Orang

Jumlah timbulan sampah/org/hr = = 0,53 L/Org/hr

Jadi mahasiswa dan karyawan STTIND Padang pada hari Sabtu

menghasilkan timbulan sampah 0,53 L/Org/hari, jumlah timbulan ini lebih sedikit

dibandingkan jumlah timbulan sampah rata-rata orang/hari yaitu sebanyak 2,5

L/hari. Timbulan sampah yang sedikit disebabkan karena mahasiswa hanya kuliah

paling banyak 2 mata pelajaran saja, mahasiswa lansung pulang setelah kuliah dan

daya beli yang kurang dikampus karena tidak adanya koperasi atau warung yang

menyediakan jajanan sedangkan kantin hanya menjual makanan lansung saji

sehingga tidak menimbulkan sampah. Sampah yang terkumpul diperkirakan

sampah makanan yang dibawa mahasiswa dari luar kampus.

Adapun asumsi jumlah timbulan sampah terendah yang dihasilkan oleh

mahasiswa perorang per hari pada hari Kamis 07 Desember 2017 yaitu :

Jumlah sampah pada hari Kamis = 42,40 L/hari

Jumlah mahasiwa dan karyawan hari Kamis = 85 Orang

Jumlah timbulan sampah/org/hr = = 0,5 L/Org/hr

Jadi mahasiswa dan karyawan STTIND Padang pada hari Kamis

menghasilkan timbulan sampah 0,5 L/Org/hari, jumlah timbulan ini lebih sedikit

dibandingkan jumlah timbulan sampah hari Sabtu. Timbulan sampah yang sedikit

Page 83: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

disebabkan karena mahasiswa rata – rata kuliah hanya 1 jadwal saja, mahasiswa

lansung pulang setelah perkuliahan.

4.1.2 Lokasi Sampling di Gedung 2 kampus STTIND Padang

Tabel 4.10 Sampling Hari Senin 04 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 3,20 0,38 15,20

Lantai 2 2,20 0,20 8,00

Total 5,40 0,58 23,20

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 1,50 27,78

Kertas 2,10 38,89

Plastik 1,20 22,22

Dedaunan/ Kayu 0,20 3,70

Kaca 0,10 1,85

Kaleng 0,30 5,56

Total 5,40 100,00

Pada sampling di hari Senin gedung 2 kampus STTIND Padang jumlah

sampah pada lantai 1 terdapat 3,20 kg, untuk lantai 2 bejumlah 2,20 kg, jadi

jumlah sampah yang tertinggi yaitu pada lantai 1 dan yang terendah di ada lantai 2

Sedangkan komposisi sampah gedung 2 STTIND Padang yang tertinggi

yaitu jenis sampah kertas jumlahnya 2,10 kg dan yang terendah yaitu sampah kaca

0,10 kg.

Page 84: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Tabel 4.11 Sampling Hari Selasa 05 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 4,20 0,43 17,20

Lantai 2 3,10 0,31 12,40

Total 7,30 0,74 29,60

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 2,80 27,78

Kertas 2,10 38,89

Plastik 1,20 22,22

Dedaunan/ Kayu 0,20 3,70

Kaca 0,10 1,85

Kaleng 0,30 5,56

Total 5,40 100,00

Dilihat dari tabel 4.11 diatas sampling di hari selasa jumlah sampah tertinggi

yaitu pada lantai 1 berjumlah 4,20 kg karna di sebabkan kegiatan mahasiswa lebih

banyak di lantai 1 di bandingkan dengan lantai 2, sedangkan komposisi sampah

pada gedung 2 yang tertinggi yaitu jenis sampah makanan 2,80 kg karna di hari

tersebut banyaknya staf kepegawaian yang membeli nasi bungkus sehimgga

menimbulkan sisa-sisa sampah makanan, dan yang terendah yaitu jenis sampah

kaca berjumlah 0,10 kg

Tabel 4.12 Sampling Hari Rabu 06 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L) Lantai 1 4,80 0,44 17,60 Lantai 2 3,50 0,38 15,20 Total 8,30 0,82 32,80

Page 85: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

KOMPOSISI SAMPAH Kg % Sampah Makanan 2,30 27,71 Kertas 2,80 33,73 Plastik 1,50 18,07 Dedaunan/ Kayu 0,30 3,61 Kaca 0,90 10,84 Kaleng 0,50 6,02

Total 8,30 100,00

Pada di hari Rabu dapat di lihat dari tabel 4.12 diatas dimana jumlah total

sampah pada gedung 2 keseluruhannya berjumlah 8,30 kg pada hari Rabu

tersebut, jumlah sampah tertinggi yaitu pada lantai 1 yaitu 4,80 kg sedangkan

untuk komposisinya jenis sampah yang tertinggi yaitu kertas jumlahnya 2,80 kg

dan yang terendah 0,50 kg sampah kaleng.

Tabel 4.13 Sampling Hari Kamis 07 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L) Lantai 1 2,50 0,25 10,00 Lantai 2 2,80 0,18 7,20 Total 5,30 0,43 17,20

KOMPOSISI SAMPAH Kg % Sampah Makanan 1,30 24,53 Kertas 2,10 39,62 Plastik 1,20 22,64 Dedaunan/ Kayu 0,30 5,66 Kaca 0,00 0,00 Kaleng 0,40 7,55

Total 5,30 100,00 Sampling Pada hari kamis dapat di lihat dari tabel 4.13 diatas dimana jumlah

total sampah pada gedung 2 keseluruhannya berjumlah 5,30 kg, jumlah sampah

tertinggi yaitu pada lantai 2 berjumlah 2,80 kg sedangkan terendah di lantai 1

berjumlah 2,50 kg disebabkan karna banyaknya kegiatan pekuliahan di lantai 2

Page 86: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

pada hari tersebut. untuk komposisinya jenis sampah yang tertinggi yaitu kertas

jumlahnya 2,10 kg dan yang terendah 0,00 kg sampah kaca.

Tabel 4.14 Sampling Hari Jum’at 08 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 3,80 0,35 4,10

Lantai 2 2,40 0,20 3,80

Total 6,20 0,55 7,90

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 1,30 20,97

Kertas 2,20 35,48

Plastik 1,80 29,03

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,30 4,84

Kaleng 0,60 9,68

Total 6,20 100,00

Pada sampling di hari jum’at pada gedung 2 dapat dilihat dari tabel 4.14 di

atas dimana lantai 1 jumlah sampah nya berjumlah 3,80 kg, sedangkan untuk

lantai 2 jumlah sampah nya berjumlah 2,40 kg. Total jumlah sampah nya pada

lantai 1 dan lantai 2 berjumlah 6,20 kg dan untuk total volume sampah pada

gedung 2 yaitu 7.90 Liter. Sampah yang tertinggi ada di lantai 1 dan untuk

komposisinya jenis sampah yang terbanyak yaitu sampah plastik 1,80 kg dan

yang terendah jenis nya sampah dedaunan 0,00 pada sampling hari tersebut.

Tabel 4.15 Sampling Hari Sabtu 09 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 4,10 0,42 16,80

Lantai 2 3,80 0,35 14,00

Total 7,90 0,77 30,80

Page 87: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 2,40 30,38

Kertas 2,80 35,44

Plastik 1,40 17,72

Dedaunan/ Kayu 0,20 2,53

Kaca 0,30 3,80

Kaleng 0,80 10,13

Total 7,90 100,00

Dari tabel 4.15 di atas dimana lantai 1 jumlah sampahnya berjumlah 4.10 kg,

dan di lantai 2 berjumlah 3,80 kg, jadi total jumlah sampah pada gedung 2 di hari

sabtu berjumlah 7,90 kg. sedangkan total volume sampahnya berjumlah 30,80

Liter pada hari tersebut. Dilihat sampling di hari sabtu jumlah sampah tertinggi

yaitu pada lantai 1 berjumlah 4,10 kg karna di sebabkan kegiatan mahasiswa lebih

banyak di lantai 1 di bandingkan dengan lantai 2, sedangkan komposisi sampah

pada gedung 2 yang tertinggi yaitu jenis sampah kertas 2,80 kg, dan yang terendah

yaitu jenis sampah dedaunan/kayu berjumlah 0,20 kg.

Tabel 4.16 Sampling Hari Minggu 10 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 2,50 0,20 8,00

Lantai 2 1,50 0,19 7,60

Total 4.00 0,39 15,60

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 1,20 30.00

Kertas 1,10 27.50

Plastik 0,90 22,50

Dedaunan/ Kayu 0,00 0,00

Kaca 0,20 5,00

Page 88: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Kaleng 0,60 15,00

Total 4,00 100,00

Pada sampling hari minggu di dapatkan jumlah sampah lantai 1 berjumlah

2,50 kg, dan lantai 2 berjumlah 1,50 kg, untuk jumlah sampah yang tertinggi di

gedung 2 pada hari Minggu yaitu 2,50 kg di lantai 1. di sebabkan karna

pekuliahan di hari tersebut kebanyakan mahasiswa jurusan teknik lingkungan

Sedangkan untuk komposisi sampah di hari minggu yang tertinggi yaitu jenis

sampah makanan 1,20 kg sisa-sisa sampah makanan banyak di temukan di hari

tersebut.

Tabel 4.17 Sampling Hari Senin 11 Desember 2017

Lokasi Sampling Massa (Kg) Tinggi (M) Volume

(L)

Lantai 1 4,10 0,44 17,60

Lantai 2 2,50 0,20 8,00

Total 6,60 0,64 25,60

KOMPOSISI SAMPAH Kg %

Sampah Makanan 2,30 34,85

Kertas 2,10 31,82

Plastik 1,10 16,67

Dedaunan/ Kayu 0,60 9,09

Kaca 0,00 0,00

Kaleng 0,50 7,58

Total 6,60 100,00 Sampling Pada hari senin ke 2 dapat di lihat dari tabel 4.17 diatas dimana

jumlah total sampah pada gedung 2 keseluruhannya berjumlah 6,60 kg, jumlah

sampah tertinggi yaitu pada lantai 1 berjumlah 4,10 kg sedangkan terendah di

lantai 1 berjumlah 2,50 kg disebabkan karna banyaknya kegiatan pekuliahan di

Page 89: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

lantai 1 pada hari tersebut. untuk komposisinya jenis sampah yang tertinggi yaitu

sampah makanan jumlahnya 2,30 kg dan yang terendah 0,00 kg sampah kaca.

Tabel 4.18 Total Timbulan Sampah Harian Gedung 2

Total Timbulan Sampah Harian L/hari

Lokasi Senin

1 Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Senin

2 Rata - Rata

Gedung 2

23,20 29,60 32,80 17,20 22,00 30,80 15,60 25,60 24,60

Pada Tabel 4.18 tergambar jumlah timbulan sampah pada gedung 2 tertinggi

pada hari Rabu yaitu 32,80 L/hari sedangkan yang terendah 15,6 L/hari pada hari

minggu, namun total rata-rata timbulan sampah pada gedung 1 yaitu 24,60 L/hari.

Grafik jumlah timbulan sampah gedung 2 dapat di lihat pada gambar berikut

bawah ini.

.

Gambar 4.2 Garafik jumlah timbulan sampah gedung 2

Jumlah timbulan sampah tertinggi di gedung 2 yaitu pada hari Rabu 06

Desember 2017 mencapai 32,8 L/hari sedangkan yang terendah pada hari Minggu

10 Desember 2017 yaitu hanya 15,60 L/hari untuk di hari Minggu gedung 2

kegiatan pekualihan berjalan seperti biasa.

Page 90: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Adapun asumsi jumlah timbulan sampah tertinggi yang dihasilkan oleh

mahasiswa perorang per hari pada hari Rabu 06 Desember 2017 yaitu :

Jumlah sampah pada hari Rabu = 32,8 L/hari

Jumlah mahasiwa dan karyawan hari Rabu = 112 Orang

Jumlah timbulan sampah/org/hr = = 0,30 L/Org/hr

Jadi mahasiswa dan karyawan STTIND Padang pada hari Rabu

menghasilkan timbulan sampah 0,30 L/Org/hari, jumlah timbulan sampah pada

gedung 2 lebih tinggi di hari Rabu karena ada 2 buah jurusan yang melaksanakan

kegiatan perkuliahan di gedung 2 tersebut yang terdiri dari jurusan teknik

lingkungan dan teknik pertambangan, masing-masing jurusan tersebut ada mata

kuliah yang padat dari pagi sampai sore hari sehingga banyak menimbulkan

sampah di hari tersebut

Adapun asumsi jumlah timbulan sampah terendah yang dihasilkan oleh

mahasiswa perorang per hari pada hari Minggu 10 Desember 2017 yaitu :

Jumlah sampah pada hari Minggu = 15,60 L/hari

Jumlah mahasiwa dan karyawan hari Minggu = 52 Orang

Jumlah timbulan sampah/org/hr = = 0,3 L/Org/hr

Jadi mahasiswa dan karyawan STTIND Padang pada hari Minggu

menghasilkan timbulan sampah 0,3 L/Org/hari, jumlah timbulan ini lebih sedikit

dibandingkan jumlah timbulan sampah hari Rabu. Timbulan sampah yang sedikit

disebabkan karena kegiatan perkuliahan hanya dilaksanakan oleh jurusan teknik

lingkungan saja namun ada juga jurusan lain yang melakukan kuliahan tambahan

di hari tersebut.

Page 91: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

4.2 Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah di Kampus STTIND Padang

Berdasarkan SNI 19-2454-2002

Untuk mengetahui jumlah sarana pewadahan dan jumlah daya tampung

sampah kampus STTIND Padang dari hasil pengamatan di lapangan dapat di

lihat dari tabel berikut bawah ini.

Tabel 4.19 Daya Tampung Tong Sampah Gedung 1

Lokasi Jumlah Tong

Sampah Kapasitas Tong

Sampah (L) Jumlah daya Tampung

Sampah (L) Lantai 1 4 20 80 Lantai 2 9 8 72 Lantai 3 4 8 32 Kantin 2 15 30

Total daya Tampung Sampah (L) 214 Tabel 4.20 Daya Tampung Tong Sampah Gedung 2

Lokasi Jumlah Tong Sampah

Kapasitas Tong Sampah (L)

Jumlah daya Tampung Sampah (L)

Lantai 1 2 20 40 Lantai 2 1 20 20

Total daya Tampung Sampah (L) 60

Sarana prasarana pewadahan sampah di gedung satu kampus STTIND

padang dapat dilihat dari tabel 4.19 di atas, dimana di lantai 1 terdapat 8 ruangan

yang terdiri dari ruangan dosen, aula, mushalla, ruang ketua STTIND Padang,

wakil ketua STTIND Padang, labor bahasa dan ruang yayasan yang hanya

terdapat 4 buah pewadahan tong sampah biasa yang berkapasitas 20 liter dan

masih menggunakan pewadahan tercampur. Sedangkan Pewadahan pada lantai 2

hanya terdapat 9 buah tong sampah berkapasitas 8 Liter jenis pewadahannya

berbentuk keranjang sampah biasa yang terbuat dari plastik dimana lantai 2

Page 92: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

terdapat 9 ruangan yang terdiri dari 7 lokal ruangan perkuliahan, ruangan

kemahasiswaan dan ruangan labor.

Lantai 3 terdiri dari ruangan perpustakaan, ruang labor dan ruangan cleaning

service hanya terdapat 4 buah tong sampah keranjang biasa yang berkapasitas 8

Liter, Dimana masing masing tempat pewadahan tong sampah di gedung 1 dan

kantin kampus juga masih menggunakan pewadahan tercampur .

Pewadahan yang terdapat pada gedung dua seperti pada tabel 4.20, pada

lantai 1 dan lantai 2 hanya ada 3 pewadahan tong sampah berkapasitas 20 Liter.

Dimana lantai 1 gedung dua terdapat 9 ruangan yang terdiri dari ruangan

administrasi, ruang ketua prodi tambang dan ruang ketua prodi lingkungan, ruang

dosen, ruang rapat, ruang cleaning serive, mushalla, ruang kuliah dan ruang

yayasan. Sedangkan untuk lantai 2 terdapat 8 ruangan terdiri dari beberapa

ruangan lab.tambang, ruang spmi dan ruangan pekualihan 5 lokal.

Kapasitas daya tampung tong sampah di gedung 1 dan 2 belum cukup

memadai ketika adanya jadwal perkuliahan yang penuh, adanya rapat

kepegawaian, dan adanya kegiatan seminar dari mahasiswa. Ketika tong sampah

penuh, sampah tersebut berserakan dan menumpuk di sekitar tong sampah, namun

penanganannya dilakukan setelah semua jadwal perkuliahan berakhir. Di dalam

tong sampah dapat dijumpai berbagai jenis sampah seperti puntung rokok, plastik

bekas bungkusan makanan, kertas, kaleng minuman dan terdapat juga botol kaca,

namun kondisi tong sampah sendiri belum berfungsi secara maksimal dimana tong

sampah yang terlalu kotor dan banyak yang pecah, sedangkan untuk sampah labor

tidak di temukan karna tidak ada mahasiswa yang melakukan pratikum.

Page 93: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Berikut beberapa bentuk jenis sampah yang ada di kampus STTIND Padang

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.3 Sampah Kampus STTIND Padang

4.3 Sistem Pengelolaan Sampah Di Kampus STTIND Padang

Kondisi sistem pengelolaan sampah di kampus STTIND Padang pada saat

ini belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari pewadahan, pengumpulan,

pemindahan / pengangkutan.

Page 94: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

a) Pewadahan

Pewadahan sampah untuk masing-masing sumber timbulan sampah di

kampus STTIND Padang yang telah disediakan hanya dalam bentuk keranjang

sampah biasa. Pewadahan seperti ini masih menganut sistem paradigma lama

yang tidak melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu berdasarkan komponen

di sumber lokasi sampah. Selain itu kegunaan wadah juga masih belum maksimal

digunakan, dan masih ada kekurangan tempat pewadahan. Pewadahan yang ada di

kampus STTIND Padang hanya satu jenis tong sampah saja, jadi semua jenis

sampah ditampung disana, setelah ditampung juga belum dilakukan pemilahan

dan lansung di pindahkan ke depan gedung 1 untuk diangkut oleh mobil truk

pengangkut sampah kota setiap pagi.

Berikut beberapa jenis pewadahan tong sampah gedung 1 STTIND Padang

dapat di lihat pada gambar bawah ini .

Tong sampah lantai 1 Tong sampah lantai 2 Tong sampah lantai 3

Gambar 4.4 Pewadahan Tong Sampah Lantai 1, Lantai 2, Lantai 3

Gedung 1 STTIND Padang

Page 95: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Berikut beberapa bentuk jenis pewadahan tong sampah pada gedung 2

STTIND Padang pada gambar berikut ini.

Gambar 4.5 Pewadahan Tong Sampah Lantai 1 dan Lantai 2

Gedung 2 STTIND Padang

b) Pengumpulan

Sampah yang dihasilkan di kawasan kampus STTIND Padang di kelola dan

di kumpul oleh pihak kampus STTIND Padang sendiri, setiap sore setelah selesai

kegiatan perkuliahan petugas cleaning service mengambil sampah di setiap tempat

pewadahan sampah yang terkumpul dalam tong sampah, kemudian di kumpulkan

dengan kantong plastik secara tercampur setelah itu petugas cleaning service yang

bertugas pada masing masing gedung, selanjutnya memindahkan sampah ke

depan gedung 1 untuk di angkut oleh mobil pengangkut sampah kota yang

langsung di bawa ke TPA setiap pagi hari. Pola pengumpulan yang di terapkan

kampus STTIND ini yaitu pola sacara langsung yang dibuang ke TPA karna

belum adanya sarana tempat pengumpul sementara di kampus STTIND Padang.

Page 96: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Berikut bentuk pola pengumpulan lansung dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Sumber sampah Pengumpulan Pengangkutan TPA

c) Pemindahan / Pengangkutan

Seluruh sampah yang berada di setiap sudut kampus kecuali sampah kantin

dikumpulkan dan diangkut dengan cara manual oleh petugas cleaning service

kampus lalu di pindahkan ke depan gedung 1 untuk diangkut oleh mobil

pengangkut sampah kota menuju TPA air dingin. Sedangkan untuk pengolahan

sampah kampus STTIND sendiri belum ada karna belum adanya struktur

organisasi atau manajemen pengelolaan sampah di kampus STTIND padang ini.

4.4 Rencana Pengelolaan Sampah di Kampus STTIND Padang

Sistem pengelolaan sampah yang akan di rencanakan di Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.6 Skema Rencana Pengelolaan Sampah Kampus STTIND Padang

TPA Air Dingin

Page 97: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

1. Pewadahan

Pewadahan yang direncanakan dibagi menjadi 2 yaitu wadah sampah utama

dan tambahan. Jumlah wadah utama adalah 7 pasang dengan sistem 5 in 1. Wadah

utama berukuran 20 L setiap wadahnya dengan 5 jenis pemilahan yaitu

1) warna hijau untuk Compostable (Sampah mudah terurai),

2) Biru untuk Recyclables (Sampah yang dapat didaur ulang),

3) Kuning untuk Paper & Cardboard (Sampah Kertas dan Karton),

4) Abu-abu untuk Trash Only (Sampah residu)

5) Merah untuk Hazardous and Toxic Substances (sampah b3)

Perhitungan jumlah wadah dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut:

n =

Keterangan:

n = Jumlah wadah yang dibutuhkan

v = Volume timbulan sampah (L)

vwadah sampah = Volume wadah sampah yang direncanakan, 20 L (wadah sampah

terkecil)

Page 98: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Gambar 4.7 Desain Wadah Sampah

Peletakan wadah utama akan diletakan lantai 1 gedung satu sebanyak 2

pasang, lantai dua 2 pasang, dan lantai tiga 1 pasang, sedangkan pada gedung dua

lantai 1 dan lantai 2 diletakkan 1 pasang wadah utama. Untuk menghemat biaya

pengadaan wadah, maka wadah 4 in 1 tanpa B3 akan diletakan di lantai 2 gedung

1 2 3 4 5

Page 99: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

satu dan lantai 2 gedung dua. Pewadahan akan dilengkapi oleh trashbag warna-

warni sesuai dengan warna wadah untuk mempermudah proses pengumpulan.

2. Pengumpulan

Pengumpulan yang direncanakan secara manual mengambil sampah dari

setiap wadah menggunakan bantuan trashbag 100 x 130 cm. Pengumpulan akan

memiliki 4 titik kumpul. Diantara 4 titik kumpul, terdapat 2 titik kumpul sampah

komunal yaitu di area Gedung 1 dan 2.

Dalam mendesain jumlah container yang akan digunakan untuk tranfer

depo, maka berikut ini rumus untuk menghitung jumlah kontainer untuk

kebutuhan Komersil dan Fasilitas Umum (SNI 3242-2008):

Jumlah Kontainer =

Keterangan:

TS = Timbulan sampah Kuliah (Liter)

KK = Kapasitas kontainer (Liter)

Fp = Faktor Pemadatan (1,2)

Ritasi = Jumlah ritasi dalam 1 hari (1 kali sehari)

Page 100: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Gambar 4.8 Desain Kontainer Wadah Pengumpul Sampah

Waktu yang diperlukan untuk melakukan pengumpulan setiap gedung

adalah 35 menit. Pengumpulan sampah kuliah dilakukan secara manual menuju

titik kumpul. Sedangkan untuk sampah kantin di kumpul sendiri oleh petugas

kantin.

3. Pemindahan

Kegiatan pemindahan adalah tahap akhir operasional yang akan dilakukan

di gedung kampus, pemindahan yang akan dilaksanakan merupakan gabungan

dari pola pengumpulan individual tidak langsung dan komunal tidak langsung

namun karena penyesuaian istilah SNI 19-2454-2002 maka, disebut pola

pemindahan individual tidak langsung dan komunal tidak langsung Pemindahan

individual tidak langsung diterapkan pada saat motor angkut mengambil sampah

dari sumber sampah di titik kumpul Gedung 1 dan 2

Page 101: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Gambar 4.9 Desain Alat Angkut

Pemindahan akan dilakukan setiap hari mulai pukul 17.30-18.00 oleh

petugas pengangkut yang berjumlah 1 orang menggunakan motor angkut. Motor

angkut yang digunakan adalah jenis motor angkut roda tiga yang sudah

dimodivikasi baknya sesuai dengan jenis dan besar komposisi sampah yang

dipindahkan. Berdasarkan perhitungan waktu yang diperlukan untuk melakukan

pemindahan dari titik kumpul atau titik pemindahan menuju TPS (tempat

penampungan sementara)..

4. Rekomendasi Pengolahan

Berdasarkan hasil dari analisis karakteristik sampah yang telah diketahui

jumlah dan timbulannya, kampus STTIND Padang telah memiliki program studi

Teknik Lingkungan yang memberikan pembelajaran tentang pengelolaan

persampahan kepada mahasiswanya, sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu

pengetahuannya dalam mengelolah sampah yang ada di kampus STTIND Padang,

metode pengolahan sampah yang sesuai adalah kompos dan briket bioarang. Hasil

analisis karakteristik sampah organik menunjukan bahwa sampah organik cocok

Page 102: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

untuk diolah menjadi kompos dan perlu penyesuaian bahan baku serta modifikasi

proses pengolahan apabila akan dibuat briket bioarang untuk alternatif pengolahan

kedepannya.

5. Kebutuhan Tenaga Kerja

Berdasarkan SNI -3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman,

jumlah pekerja pengelola sampah adalah pekerja yang bertugas mengumpulkan

dan mengangkut sampah. Apabila disesuaikan dengan definisi pekerja pengelola

sampah menurut SNI - 3242-2008, maka jumlah pekerja yang dimiliki FPP adalah

1 orang pekerja yang bertugas mengangkut sampah. Namun, saat ini di kampus

petugas pengumpul sampah bertugas juga sebagai petugas kebersihan gedung

karena pekerjaan pengumpulan sampah merupakan bagian dari tugas kebersihan

gedung, sehingga jumlah pekerja pengumpul sampah disesuaikan dengan jumlah

gedung, maka rumus perhitungan akan menjadi:

Personil Pengumpul = JTKK + JM

Keterangan:

JTKK = Jumlah Titik Kumpul Komunal

JT = Jumlah Motor

Personil Pengumpul = JTKK + JM = 2+ 1 = 3 orang

Berdasarkan perhitungan maka kebutuhan jumlah tenaga kerja yang sesuai

adalah 3 orang pekerja, 2 orang pekerja akan bertugas sebagai petugas pengumpul

pada 2 titik kumpul dan 1 orang pekerja akan bertugas sebagai pengandara motor

angkut sekaligus petugas pemindah sampah.

Page 103: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kampus STTIND Padang

selama 8 hari didapatkan kesimpulan yaitu :

1. Rata-rata mahasiswa gedung satu STTIND Padang menghasilkan sampah

paling tinggi yaitu pada hari Sabtu rata –rata 0,53 L/Org/hr dan yang paling

rendah yaitu hari Kamis menghasilkan rata-rata 0,5 L/Org/hr, sedangkan di

gedung dua STTIND Padang rata-rata mahasiswa menghasilkan sampah paling

tinggi yaitu di hari Rabu 0,30 L/Org/hr dan yang paling rendah yaitu hari

Minggu rata-rata 0,3 L/Org/hr.

2. Total kapasitas daya tampung tong sampah gedung satu STTIND Padang yaitu

sebanyak 214 L dan gedung dua 60 L, rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan

perhari pada gedung 1 sebanyak 45,75 L dan pada gedung 2 sebanyak 24,6 L.

Kapasitas tong sampah sudah memadai, namun tidak ketika di lapangan, tong

sampah hanya 1 jenis, yang menampung semua jenis sampah dan sampah

menumpuk hanya pada beberapa titik saja seperti tong sampah gedung 1 di

lokal 5, 6 dan 7, sehingga sampah berserakan di titik tersebut. Kondisi tong

sampah juga kurang baik karena masih ada tong sampah yang pecah dan kotor.

3. Sistem pengelolaan sampah di STTIND Padang masih menganut sistem

paradigma lama yaitu tampung, kumpul dan angkut yang tidak melakukan

pemilahan sampah terlebih dahulu berdasarkan komponen di sumber lokasi

sampah.

Page 104: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

4. Adapun perencanaan untuk pengelolaan sampah yang ada dikampus STTIND

Padang yaitu menggunakan wadah utama berukuran 20 L setiap wadahnya

dengan 5 jenis pemilahan yaitu warna hijau untuk Compostable (Sampah

mudah terurai), biru untuk Recyclables (Sampah yang dapat didaur ulang),

Kuning untuk Paper & Cardboard (Sampah Kertas dan Karton), abu-abu untuk

TrashOnly (Sampah residu).

Gambar 5.1 Skema Rencana Pengelolaan Sampah Kampus STTIND Padang

Sampah yang bisa diolah dijadikan pupuk kompos dan bahan baku daur

ulang, sedangkan sampah residu diangkut menggunakan bak pengangkut oleh

petugas kebersihan kampus menuju bak penampungan sementara yang kemudian

diangkut ke TPA Air Dingin oleh petugas kebersihan kota Padang.

5.2 Saran

Pada penulisan skripsi ini penulis ingin memberikan saran kepada

pembaca, mahasiswa, dan yayasan Kampus STTIND Padang, agar membuang

sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis pewadahan yang telah disediakan,

Tpa air dingin

Page 105: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

untuk yayasan Kampus STTIND Padang dapat mewujudkan dan menerapkan

perencanaan pengelolaan sampah yang penulis buat ini sehingga tidak perlu lagi

memilah-milah sampah karena telah menyediakan tong sampah terpilah dan bisa

mengolah sampah yang telah dikumpulkan, maka dapat menekan jumlah sampah

ke TPA Air Dingin dan mempermudah petugas kebersihan dalam bekerja. Skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap adanya kritik dan saran dari

pembaca.

Page 106: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim.1990. Aspek teknis pengeloaan sampah Sumber: Tchobanoglous, 1993.

Bahar. Yul, H. 1986, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampa,. Jakarta : PT Waca Utama Pramaesti. Damanhuri.2004.Pengelolaan Sampah dan B3, Bandung : Program Studi Teknik

Lingkungan ITB, dikutip 24 April 2010, dari http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/pengelolaan-sampah-dan-b3.pdf

Darmasetiawan, Martin. (2004). Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia,

Pusat Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Departemen Pemukiman PU – LPM ITB.

Departemen Pekerjaan Umum, 2008 Direktorat Jenderal Cipta Karya, Petunjuk Teknis Nomor CT/S/Re-TC/001/98 tentang Tata Cara Pengolahan Sampah 3M.

Dirjen Cipta Karya, 1992, Sampah Mempunyai Karakteristik yang Berbeda-beda

sampah.

Dwiyatmo, 2007:25. Perlunya Pengelolaan Sampah Sehingga Tidak Menimbulkan Dampak Negatif Tehadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Ervil, Riko, dkk. 2015. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Gelbert, dkk. 1996. Ka jian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan

ArsitekturFakultas Teknik Universitas Diponegoro . Hadisuwito, 2007. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Yayasan Idayu:

Jakarta.M. & Muibi, M.A. “An engineering approach to solid waste collection system: Ibadan North as case study.”

Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB. Damanhuri, E., Padmi. T., Azhar, N., &

Meilany, L.T. (1989). Pengertian Sampah Purnaini, 2011. Studi Timbulan dan Komposisi sampah Sebagai Dasar Desain

Sistem Pengumpulan Sampah di Kawasan Kampus Universitas Indonesia .

Rahardyan B. dan Widagdo A.S., 2005. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Perkotaan Melalui Pengembangan Daur Ulang. Materi Lokakarya 2 Pengelolaan Persampaham di Propinsi DKI Jakarta.

Sampah dan Sistem Pengelolaannya . Jakarta : Ekamitra Engineering Departemen Pemukiman Pencemaran Lingkungan Dan Prasarana. 2003.

Sastrawijaya A.T, 2000. . Rineka Cipta, Jakarta.

Page 107: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Slamet J.S, 2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

SNI. 19-2454 2002. Standar Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan , Badan Standar nasional.

SNI. 19-3964-1994. Standar Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh

Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan SNI 19-3964-1994, Badan Standar nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI) Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah

Perkotaan. SNI T 13-1990-F. Bandung :Yayasan LPMB.

Standar Nasional Indonesia SNI S 04-1991-03. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia , Bandung :Yayasan LPMB.

Syafrudin dan Priyambada I.B., 2001. Pengelolaan Limbah Padat. Diktat

Kuliah Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Undip, Semarang.

Tchobanoglous, George. Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 1993, Integrated Solid

Waste managemen,. New York : McGraw-Hill. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah.

Wibowo A dan Djajawinata D.T, 2004. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu. Diakses tanggal 4 Desember 2006 pada halaman www.kkppi.go.id.

Page 108: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran 1

Peralatan Sampling

1. Konvaktor 2. Timbangan 3. Sarung Tangan

4. Masker 5. Formulir perhitungan 6. Penggaris

Page 109: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Lampiran 2 Pengambilan Sampling

1. Pengumpulan Sampah

2. Pemilahan Sampah

Page 110: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

3. Penimbangan Sampah 4. Mengukur Masa Sampah

5. Wawancara

Page 111: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

LAMPIRAN A DENAH KAMPUS STTIND PADANG

Page 112: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …
Page 113: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …
Page 114: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …
Page 115: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …
Page 116: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …
Page 117: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

LAMPIRAN B Timbulan Dan Komposisi Sampah Harian Kampus STTIND Padang

Lantai 1 2.50 0.20 8.00 3.60 0.33 13.20 3.80 0.35 14.00 2.50 0.15 6.00 3.30 0.35 14.00 4.20 0.43 17.20 0.00 0.00 0.00 3.20 0.31 12.40

Lantai 2 4.00 0.40 16.00 3.80 0.38 15.20 4.10 0.44 17.60 3.20 0.31 12.40 4.20 0.43 17.20 4.80 0.58 23.20 0.00 0.00 0.00 4.40 0.48 19.20

Lantai 3 1.00 0.15 6.00 1.20 0.19 7.60 0.80 0.18 7.20 0.50 0.10 4.00 0.80 0.08 3.20 1.10 0.17 6.80 0.00 0.00 0.00 1.20 0.19 7.60

kantin 3.00 0.33 13.20 4.20 0.45 18.00 3.50 0.32 12.80 4.50 0.50 20.00 4.20 0.43 17.20 4.70 0.57 22.80 0.00 0.00 0.00 3.80 0.35 14.00

Total 10.50 1.08 43.20 12.80 1.35 54.00 12.20 1.29 51.60 10.70 1.06 42.40 12.50 1.29 51.60 14.80 1.75 70.00 0.00 0.00 0.00 12.60 1.33 53.20

Keterangan : P = 0.2 M M =

L = 0.2 M T =T = 1 M V = 1 Mᴲ = 1000 L

Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg %

Sampah Makanan 1.20 11.43 2.80 21.88 3.50 28.69 3.70 34.58 3.30 26.40 5.50 37.16 0.00 0.00 3.30 26.19 22.88

Kertas 4.50 42.86 5.50 42.97 4.80 39.34 3.10 28.97 5.20 41.60 4.80 32.43 0.00 0.00 4.30 34.13 32.60

Plastik 3.50 33.33 3.30 25.78 2.50 20.49 2.90 27.10 2.80 22.40 3.80 25.68 0.00 0.00 3.90 30.95 22.11

Dedaunan/ Kayu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Kaca 0.80 7.62 0.50 3.91 0.90 7.38 0.30 2.80 0.70 5.60 0.30 2.03 0.00 0.00 0.60 4.76 4.19

Kaleng 0.50 4.76 0.70 5.47 0.50 4.10 0.70 6.54 0.50 4.00 0.40 2.70 0.00 0.00 0.50 3.97 3.94

Total 10.50 100.00 12.80 100.00 12.20 100.00 10.70 100.00 12.50 100.00 14.80 100.00 0.00 0.00 12.60 100.00 85.71

Keterangan : 100

Volume (L)

KOMPOSISI SAMPAH

GEDUNG 1

KOMPOSISI SAMPAH (%)

SENIN 1 SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU SENIN 2

Massa

(Kg)

Tinggi

(M)

Volume (L)

Massa

(Kg)

Massa (Kg)

Massa (Kg)

Tinggi (M)

Volume (L)

Ukuran Konvaktor :

TABEL 4.3 TIMBULAN SAMPAH HARIAN DI KAMPUS STTIND PADANG

SENIN 1 SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU SENIN 2

GEDUNG 1

LOKASI SAMPEL

V = P X L X T

Massa (Kg)

Massa (Kg)

Tinggi

(M)

TIMBULAN SAMPAH HARIAN (L/o/h)

Tinggi

(M)

Volume (L)

Tinggi (M)Volume (L)

Tinggi (M)

Volume (L)

Massa (Kg)

Tinggi (M)

Volume (L)

Massa

(Kg)

Tinggi (M)

Volume (L)

Massa (Kg)

Tinggi (M)

Volume (L)

Rata- Rata (%)

% Komposisi Berat Sampah

Jumlah Total SampahX 100%

Page 118: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

Lantai 1 3,2 0,38 15,2 4,2 0,43 17,2 4,8 0,44 17,6 2,5 0,25 10 3,8 0,35 14 4,1 0,42 16,8 2,5 0,2 8 4,1 0,44 17,6

Lantai 2 2,2 0,2 8 3,1 0,31 12,4 3,5 0,38 15,2 2,8 0,18 7,2 2,4 0,2 8 3,8 0,35 14 1,5 0,19 7,6 2,5 0,2 8

Total 5,4 0,58 23,2 7,3 0,74 29,6 8,3 0,82 32,8 5,3 0,43 17,2 6,2 0,55 22 7,9 0,77 30,8 4 0,39 15,6 6,6 0,64 25,6

Keterangan : P = 0,2 M M =L = 0,2 M T =T = 1 M V = 1 M Ǝ= 1000 L

Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg % Kg %Sampah Makanan 1,50 27,78 2,80 38,36 2,30 27,71 1,30 24,53 1,30 20,97 2,40 30,38 1,20 0,00 2,30 34,85 24,25

Kertas 2,10 38,89 2,20 30,14 2,80 33,73 2,10 39,62 2,20 35,48 2,80 35,44 1,10 0,00 2,10 31,82 30,47

Plastik 1,20 22,22 1,80 24,66 1,50 18,07 1,20 22,64 1,80 29,03 1,40 17,72 0,90 0,00 1,10 16,67 19,19

Dedaunan/ Kayu 0,20 3,70 0,00 0,00 0,30 3,61 0,30 5,66 0,00 0,00 0,20 2,53 0,00 0,00 0,60 9,09 2,22

Kaca 0,10 1,85 0,20 2,74 0,90 10,84 0,00 0,00 0,30 4,84 0,30 3,80 0,20 0,00 0,00 0,00 3,44

Kaleng 0,30 5,56 0,30 4,11 0,50 6,02 0,40 7,55 0,60 9,68 0,80 10,13 0,60 0,00 0,50 7,58 6,15

Total 5,40 100,00 7,30 100,00 8,30 100,00 5,30 100,00 6,20 100,00 7,90 100,00 4,00 0,00 6,60 100,00 85,71

Keterangan : 100

24,6

Volu

me

(L)

Mas

sa

(Kg)

Ting

gi

(M)

Volu

me

(L)

Mas

sa

(Kg)

Massa (Kg)Tinggi (M)Volume (L)

Ukuran Konvaktor : V = P X L X T

TABEL 4.4 TIMBULAN SAMPAH HARIAN DI KAMPUS STTIND PADANGGedung 2

LOKASI SAMPEL

TIMBULAN SAMPAH HARIAN (L/o/h)

SENIN 1 SELASA RABU KAMIS JUMAT

Mas

sa

(Kg)

Tinggi

(M)

Volu

me

(L)

Massa

(Kg)

Ting

gi

(M)

Volum

e (L)

Ting

gi

(M)

SABTU MINGGU SENIN 2Rata-

Rata

(L)

Mas

sa

(Kg)

Volu

me

(L)

Massa

(Kg)

Tinggi

(M)

Ting

gi

(M)

Volum

e (L)

Mas

sa

(Kg)

Ting

gi

(M)

Volu

me

(L)

Massa

(Kg)

Tingg

i (M)

Volu

me

(L)

X 100%Jumlah Total Sampah

KOMPOSISI SAMPAH

GEDUNG 2

KOMPOSISI SAMPAH (%)SENIN 1 SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU SENIN 2 Rata-

Rata

% Komposisi Berat Sampah

Page 119: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS SEKOLAH …

BIODATA WISUDAW AN

No. Urut : Nama : Ridho Kurnia Putra JenisKelamin : Laki-laki Tempat/TglLahir : Teluk Bakung / 16 September 1995 NomorPokok Mahasiswa

: 1310024428022

Program Studi : Teknik Lingkungan Tanggal Lulus : 08 februari 2018 IPK : 3,05 Predikat Lulus : Sangat Memuaskan Judul Tugas Akhir : Studi Pengelolaan Sampah di

Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang

DosenPembimbing : 1. Yaumal Arbi, MT 2. Sri Yanti Lisha , ST.,M.Si

Asal SMTA : SMA 1 Painan Kab. Pesisir Selatan Nama Orang Tua : Alm. Maas sabirin

Masnidar Alamat / Telp / HP : Karang Sago Kec. IV Jurai

Kabupaten Pesisir Selatan / 085278042790