Upload
enikwahyuniati
View
245
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Master Plan sanitasi Nasonal
Citation preview
SUB-MODUL 8
Collaborative Knowledge Network Indonesia
SUB-MODUL 8MASTER PLANSISTEM SANITASI NASIONAL
8.1 Pendahuluan
8.1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang begitu cepat terutama di wilayah Perkotaan memberikan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak tersebut harus disikapi dengan tepat, khususnya dalam pengelolaan air limbah, oleh karena kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air minum/bersih yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Pembuangan air limbah dengan tanpa melalui proses pengolahan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terjadinya pencemaran pada sumber-sumber air baku untuk air minum, baik air permukaan maupun air tanah.
Pengelolaan air limbah memerlukan prasarana dan sarana penyaluran dan pengolahan. Pengolahan air limbah permukiman dapat ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat (off site sistem ).
Pada umumnya kota-kota di Indonesia masih belum memiliki sistem pengelolaan air limbah secara terpusat. Pada saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat hanya berada di 11 kota saja dengan cakupan pelayanan yang masih rendah. Terdapat berbagai kendala dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia, baik dalam aspek Peraturan perundangan, peran serta masyarakat, pembiayaan, institusi serta aspek teknis teknologis.
Untuk mengatasi berbagai kendala dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah pemukiman di Indonesia, diperlukan pedoman untuk penyusunan rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana dan Sarana air limbah.
Rencana Induk atau MasterPlan bidang Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sistem Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dengan demikian gambaran arah pengembangan, strategi pengembangan dan prioritas-prioritas pengembangan prasarana dan sarana air limbah 20 tahun kedepan, pada masing-masing Kabupaten/Kota terformulasikan melalui perencanaan tersebut.
Penyediaan pedoman mengenai penyusunan rencana induk pengembangan sistem Prasarana dan Sarana Air Limbah ini sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah mengenai Air Minum dan Air Limbah diperlukan sebagai rujukan bagi masing-masing Kabupaten/Kota untuk membantu pencapaian tujuan perencanaan pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah khususnya mengenai perlindungan sumber air.
8.1.2.Maksud
Menyediakan pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk pengembangan sistem prasarana dan sarana Air Limbah, sehingga diperoleh perencanaan yang efektif, efisien, terpadu, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk pengelolaan air limbah.
Perencanaan yang efektif mengandung maksud agar proses dan produk perencanaan prasarana dan sarana bidang Air Limbah menjadi efektif karena pilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat dukungan partisipasi masyarakat.
Perencanaan yang efisien mengandung maksud agar proses dan produk perencanaan Prasarana dan Sarana bidang Air Limbah menjadi efisien karena pilihan teknologinya tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah setempat.
Perencanaan yang terpadu mengandung maksud agar produk perencanaan air limbah telah dipadukan (Integrated) dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan pengaturan.
Perencanaan yang berwawasan lingkungan mengandung maksud agar produk perencanaan air limbah merupakan hasil pilihan perencanaan yang telah mempertimbangkan faktor keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian sumber air.
Perencanaan yang berkelanjutan mengandung maksud agar produk perencanaan air limbah ini dapat mendukung untuk keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip pengembangan wilayah.
8.1.3.Tujuan
Tujuan pedoman rencana induk pengembangan sistem prasarana dan sarana bidang Air Limbah adalah agar setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk pengembangan prasarana dan sarana air limbah yang sitematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah, investor dan masyarakat).
8.1.4.Ruang LingkupPedoman penyusunan rencana induk pengembangan sistem prasarana dan sarana Air Limbah ini bersifat umum dan minimal harus dipenuhi dalam penyusunan rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah Kabupaten/Kota. Pedoman ini berisi ketentuan dasar dalam menyusun rencana induk pengembangan sistem prasarana dan sarana Air Limbah Kabupaten/Kota yang mencakup mulai dari tahap persiapan penyusunan rencana induk, strategi dan arah pengembangan teknis dan non-teknis hingga proses legalisasi rencana induk sistem pengelolaan air limbah sebagai peraturan daerah.8.1.5. Acuan Normatif Terdapat beberapa substansi dalam Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknis bidang Air Limbah yang terkait dengan perencanaan jangka panjang. Substansi Norma, Kriteria dan Standard yang dapat diacu dalam penyusunan rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah adalah:Normaa. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
b. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan SPAM)
d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
e. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan Badan Air.
Kriteria TeknisKriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang dapat diacu adalah:
Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Standard Teknis
a. Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98.
b. Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re-TC/004/98.
c. Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah, CT/AL-D/Re-TC/005/98.
d. Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98.
e. Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem, SNI 03-2398-2002.
f. Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air Limbah, SNI 03-3981-1995.
g. Pedoman pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Dep. PU 2003
h. Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada pengolahan air limbah RT, SNI 19-6410-2000
i. Tata cara perencanaan IPLT Sistem kolam, CT/ALRE-TC/001/98
j. Tata cara pembangunan IPLT sistem kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98
k. Tata cara pengoperasian IPLT sistem kolam, CT/AL/Op-TC/003/98
l. Tata cara pembuatan Sarana pembuatan air limbah (SPAL), CT/AL-D/Ba-TC/005/98
m. Tata cara survey perencanaan dan pembangunan sarana sanitasi umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98.8.2KETENTUAN UMUM MASTER PLAN8.2.1.Arahan Kebijakan
Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah pemukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah pemukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan pemukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah pemukiman perlu dikelola agr tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.n program
Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah pemukiman mengacu pada RPJMN 2004-2009 yaitu pencapaian open defacation free hingga akhir 2009 di semua kabupaten/kota, peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun mencapai 60% di akhir tahun 2009 serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50 % di akhir tahun 2009.
Dalam penyusunan rencana induk sistem prasarana dan sarana air limbah, diharapkan dapat memungkinkan :
Pengelolaan limbah menjamin keadilan, meningkatkan taraf kesehatan, perlindungan terhadap penyakit, dan menjaga kualitas lingkungan.
Pemerintah yang sebelumnya sebagai service provider menjadi fasilitator dari pengelolaan air limbah yang berkelanjutan.
Pemerintah daerah dan masyarakat, dinas terkait, dan pengelola aliran sungai dapat berpartisipasi pada perencanaan dan implementasinya untuk solusi yang berkelanjutan.
Masuk akal secara teknis dan finansial, dengan pendekatan yang aplikatif, dengan waktu dan tempat yang tepat .
Pemerintah saat ini sebagai provider dari pelayanan masyarakat harus fokus pada inisiasi, menstimulasi dan memfasilitasi agar peraturan tentang lingkungan dapat diterapkan dengan baik pada semua level pemerintahan. Agar berhasil maka perlu diperhatikan 3 prinsip dasar untuk sistem sanitasi berkelanjutan (WHO / UNICEF 2000), yaitu:
1. Ekuitas ; dimana semua lapisan sosial masyarakat mendapatkan sanitasi yang layak berdasarkan kebutuhan mereka.
2. Jaminan kesehatan dan perlindungan dari penyakit : sistem sanitasi harus menjamin masyarakat dari penyakit dan harus dapat memutus siklus penyakit.
3. Perlindungan terhadap lingkungan : sistem sanitasi harus meniadakan polusi yang berdampak pada lingkungan.
Arah kebijakan yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan Master Plan Air Limbah adalah :
1. Undang-undang RI No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
2. Undang-undang RI No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah.
3. Undang-undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Undang-undang RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
7. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 2009
8. Peraturan Menteri PU No. 51/PRT?2005, tentang Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum 2005 2009.
9. Kesepakatan Internasional MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDG) untuk mengurangi setengah bagian penduduk yang belum mendapatkan akses air limbah yang aman dan berkelanjutan pada tahun 2015.8.2.2. Keterpaduan Dengan Sektor Lain
Perencanaan pengelolaan air limbah ini mengacu pada prinsip pengembangan wilayah, RUTRW/K, RPJMN, RPJMD dan Renstra PU/Cipta Karya, Dinas Terkait, Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun perundang-undangan yang berlaku.
8.2.3.Periode Perencanaan
Periode perencanaan dalam penyusunan rencana induk ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Tahap mendesak
Tujuan perencanaan tahap mendesak (jangka pendek) ini adalah dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, pada satu tahun kedepan. Dengan memprioritaskan pada hal yang mendesak. Tahap menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup tahapan pembangunan 5 tahun setelah dilaksanakan program jangka pendek, atau dalam 6 tahun mendatang. Jangka panjang
Perencanaan jangka panjang merupakan rangkaian dari keseluruhan pembangunan di sektor air limbah untuk 20 tahun yang akan datang. 8.2.4.Kedudukan Rencana Induk
Kedudukan rencana induk pengelolaan air limbah dibawah kebijakan spasial di masing-masing daerah baik pada skala propinsi maupun Kabupaten/Kota. Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan strategi pembangunan per kawasan dan strategi pembangunan sektoral untuk setiap Kabupaten/Kota serta mempengaruhi Rencana Program Investasi Infrastruktur. Dapat lebih jelas seperti pada Gambar 1 berikut ini.8.2.4.Penetapan Rencana Induk
Penetapan rencana induk pengelolaan air limbah yang ada di setiap Kabupaten/Kota ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat dengan persetujuan DPR. Dimana rencana induk ini akan didukung oleh perangkat hukum berupa Perda yang mengatur Institusi Pengelola, teknis penanganan limbah, dan tarif retribusi.
Gambar 1. Kedudukan Rencana Induk Sistem
8.2.5. Evaluasi
Evaluasi rencana induk pengelolaan air limbah dilakukan setiap 20 tahun setelah penetapan rencana induk. Evaluasi ini untuk menilai kembali kesesuaian rencana induk dengan keadaan sebenarnya di area studi dan kebutuhan akan pengelolaan air limbah di masa datang.
8.3PROSES PENYUSUNAN MASTER PLAN8.3.1.Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk menyusun rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Pengumpulan Data Sekunder
Merupakan pengumpulan data yang sudah ada, baik berupa data statistik, data hasil survey dan studi terkait, NSPM serta kebijakan dan pengaturan.
b. Pengumpulan Data Primer
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui pekerjaan survey, pengambilan sampling dan penyelidikan laboratorium yang dipandang perlu untuk menyusun rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah.
8.3.1.1. Data kondisi Area Studi
Berisi semua data baik primer maupun sekunder yang berhubungan dengan penyusunan rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah, data tersebut adalah :
A. Deskripsi Area Studi
Berupa uraian singkat mengenai area studi. Uraian ini berisi tentang letak dari area studi secara geografis (berdasarkan lintang dan bujur) serta batas-batas (utara, selatan, timur dan barat) dari area studi. Kecamatan yang ada di area studi juga perlu diuraikan disini.
B. Kondisi Fisik
Data kondisi fisik area studi sangat penting karena ikut menentukan system pembuangan air limbah. Data-data yang diperlukan meliputi :
Topografi
Kondisi topografi ikut menentukan system pembuangan air limbah, seperti kondisi lahan yang landai sulit menerapkan system perpipaan bila dibandingkan dengan lahan yang miring ataucuram. Sedangkan kondisi yang berbukit-bukit mungkin lebih menguntungkan menggunakan system inseptor. Data topografi harusdilengkapi dengan peta area studi yang dilengkapi dengan kontur.
Iklim
Data iklim diperlukan untuk perencanaan system instalasi pengolahan air limbah terutama suhu dan penyinaran matahari. Curah hujan sangat mempengaruhi kualitas air sungai serta tingkat infiltrasi terhadap jaringan air limbah. Data iklim ini meliputi kecepatan angin, penyinaran matahari, kelembapan, suhu udara, dan curah hujan. Untuk curah hujan diperlukan data lebih banyak yaitu data 10 tahun terakhir.
Sungai
Analisa pencemaran sungai diperlukan untuk memperkirakan sewcara teoritis tingkat pencemaran yang sudah terjadi dan yang akan terjadi dimasa mendatang jika tidak dilakukan upaya peningkatan pengelolaan pembuangan air limbah domestiK. Parameter yang dipakai adalah BOD, karena pencemaran sungai terjadi akibat pembuangan limbah domestic ke sungai. Data yang dibutuhkan yaitu panjang sungai, daerah yang dilewart, pemekaran daerah yang dilewati, debit sungai serta keadaan sekitar daerah aliran sungan (DAS). Data ini juga dilengkapi dengan peta yang menggambarkan sungai yang ada di area studi.
Untuk analisa pencemaran pada tahun yang akan dating maka dikorelasikan dengan proyeksi penduduk yang akan menjadi beban sungai. Dari analisa tersebut maka didapatkan proyeksi pencemaran sungai dengan menganalisa beban sungai dari tiap-tiap daerah alirannya. Hasil analisa ini juga dapat dilengkapi dengan peta yang menggambarkan hal tersebut.
Laut
Data yang dibutuhkan adalah perkiraan penyebaran polutan di laut yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut, yaitu :
Kedalaman dasar laut (kontur)
Kedalaman dasar laut didapat dari peta topografi dasar laut yang dikeluarkan oleh TNI Angkatan Laut dan Jawatan Hidro-Oseanografi.
Tinggi muka air, dan arah
Tinggi muka air laut didapat dari data pasang surut yang dikeluarkan oleh TNI Angkatan Laut dan Jawatan Hidro-Oseanografi.
Arah dan kecepatan arus
Arah dan kecepatan arus didapat dari Jawatan Hidro-Oseanografi.
Prakiraan distribusi dan pencemaran laut
Merupakan gabungan dari data-data diatas sehingga dapat diketahui arah sebaran dari pencemaran laut. Kualitas Air Laut
Berdasarkan prakiraan distribusi dan pencemaran laut maka dapat diketahui titik-titik pengambilan sampel air laut untuk mengetahui kualitasnya dan tingkat pencemarannya.
Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah sangat erat hubungannya dengan system sanitasi setempat seperti tangki septic selalu memerlukan bisang resapan melalui lapisan tanah. Data permebilitas tanah ini berdasarkan survey perkolasi dan dilengkapi dengan peta tingkat permeabilitas tanah di area studi.
Air Tanah
Kualitas air tanah sangat erat kaitannya dengan system sanitasi setempat. Data yang dibutuhkan adalah data kualitas air tanah dan data tinggi muka air tanah. Untuk mengetahui kualitas air tanah dilakukian uji kualitas air tanah dengan mengambil sampel dari sumur penduduk, sedangkan untuk data tinggi muka air tanah dilakukan dengan survey muka air sumur penduduk.
Geologi
Data geologi merupakan data tentang struktur tanah yang ada di area studi. Data geologi ini dapat ditunjukkan melalui peta geologi.
C. Tata Ruang Kota
Data yang dibutuhkan untuk tata ruang area studi yaitu data tentang penggunaan lahan area studi (dilengkapi dengan peta), dan RURTK yang dibuat oleh masing-masing area studi. Data ini juga dilengkapi dengan data fasilitas-fasilitas pelayanan kota seperti hotel, rumah makan, kantor pemerintahan dan industri.
D. Kependudukan
Informasi kependudukan diharapkan dalam time series minimal 5 tahun antara lain : jumlah penduduk, laju pertumbuhan enduduk, struktur umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, mata pencaharian, tingkat pendapatan dan lain-lain.
Penduduk Saat Ini
Data penduduk saat ini yaitu jumlah dan kepadatan penduduk di suatu daerah sangat menentukan terhadap cara penanganan sanitasinya terutama pembuangan air limbah dan produksi air limbah penduduk. data tentang kepadatan penduduk saat ini dapat pula dilengkapi dengan peta kepadatan penduduk.
Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk ini memerlukan data tahun-tahun sebelumnya, dan proyeksi dilakukan untuk 10 tahun yang akan datang. Data kependudukan dapat diperoleh baik secara primer maupun data sekunder dari BPS. Dari hasil proyeksi tersebut dapat diketahui pula proyeksi kepadatan penduduk pada 10 tahun yang akan datang.
E. Prasarana Kota yang Terkait
Air Bersih
Air bersih sangat erat kaitannnya dengan rencana induk pengelolaan sistem air limbah. Data tentang air bersih yang dibutuhkan adalah sumber air bersih yang digunakan penduduk, tingkat pemakaian dan proyeksi kebutuhan air bersih untuk 10 tahun yang akan datang. Debit air limbah yang berasal dari buangan air bersih dapat diketahui pula untuk 10 tahun yang akan datang. Data-data tersebut dapat pula dilengkapi dengan peta presentasi pelayanan oleh PDAM dan peta sumber air di area studi.
Persampahan
Persampahan di area studi perlu dicermati, karena pengelolaan sampah yang kurang baik dapat menimbulkan pencemran terhadap lingkungan dan badan air baik langsung maupun tidak langsung. Data yang dibutuhkan yaitu data timbulan sampah, jenis-jenis sampah, kondisi pelayanan persampahan, dan data-data lain tentang persampahan di area studi. Dari korelasi dengan proyeksi penduduk maka didapat pula proyeksi timbulan sampah untuk 10 tahun yang akan datang.
Drainase
Saluran pematusan air hujan atau drainase sangat erat hubungannya dengan air limbah, karena pada umumnya penduduk membuang air limbah rumah tangga ke saluran ini. Data yang diperlukan adalah data jaringan drainse di area stusi, panjang saluran, keadaan saluran, serta kualitas air dalam saluran. Dapat pula dilengkapi dengan peta perkiraan genangan yang umumnya terjadi apabila musim hujan.
F. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Pendapatan dan sumber mata pencaharian
Dalam pemilihan teknologi pembuangan air limbah, salah satu factor penting adalah kemampuan penduduk membiayai operasi setiap teknologi yang diusulkan. Dimana kemampuan ini erat hubungannya dengan pendapatan dan sumber mata pencaharian penduduk. data yang dibutuhkan adalah data pendapatan penduduk, mata pencaharian, pengeluaran penduduk, pengeluaran penduduk untuk pengelolaan air bersih, dan proyeksi penghasilan penduduk.
Kepemilikan rumah
Data yang diperlukan adalah kondisi kepemilikan rumah di area studi, proyeksi perumahan sampi 10 tahun yang akan datang, luas pekarangan rumah sarta dilengkapi dengan peta kondisi lahan sisa pekarangan pada tahun ini dan untuk proyeksi 10 tahun yang akan datang.
Non Pemukiman
Yang dimaksud non pemukiman disini adalah daerah komersial dan daerah non komersial. Yang menjadi perhatian adalah daerah komersial seperti daerah jasa, perdagangan dan industry. Data yang diperlukan adalah pendapatan rata-ratanya, kondisi bangunannya, pengeluarannya untuk pemenuhan air bersih, dan proyeksinya untuk 10 tahun yang akan datang.
G. Tingkat Kesehatan Penduduk
Tingkat kesehatan penduduk sangat erat kaitannya dengan sistem sanitasinya. Maka diperlukan data-data tentang penyakit yang sering timbul, khususnya yang berhubungan dengan air limbah. Selain tiu diperlukan data fasilitas kesehatan serat tenaga medis yang ada di area studi.
8.3.1.2. Data Kondisi Sistem Pengelolaan
Sebelum menetapkan rencana pengembangan di sector air limbah domestik perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kondisi pengelolaan sampai saat sekarang seperti:
Sistem pembuangan yang ada
Upaya pengelolaan dari pemerintah
Kemudian dengan kondisi yang ada sekarang ini bagaimana tingkat pelayanan di bidang sanitasi dan permasalahan apa saja yang timbul untukdikelompokkan seperti permasalahan:
Teknis yang mencakup cara pembuatan tangki septic yang berkaitan dengan permeabilitas tanah, lahan yang tersedia dan tingkat pengetahuan teknis dari masyarakat.
Budaya yang mencakup kebiasaan penduduk membuang air limbah.
Ekonomi mencakup kemampuan membangun fasilitas sanitasi agar dapat diketahui mana yang mesti dibantu pemerintah.
Lingkungan mencakup dampak dari keseluruhan permasalahan tersebut terhadap keadaan sekitarnya agar dapat ditangulangi sesuai skala prioritas
A. Tingkat Pelayanan
Data kondisi system pengelolaan air limbah dalam hal ini tingkat pelayanannya adalah sejauh mana pelayanan air limbah yang ada di area pelayanan. Data dapat berupa jumlah MCK/ cubluk, pipa penyalur air limbah (jika ada), tangki septic, dan data lain yang mencerminkan pengelolaan air limbah yang ada di lapangan saat ini.
B. Sistem Pengelolaan
Aspek Teknis (termasuk sistem prasarana dan sarana, beban, kualitas pelayanan/hasil pengolahan dll)
Fasilitas pembuangan air limbah pada umumnya merupakan swadaya masyarakat yaitu membuat sendiri-sendiri secara individu du masing-masing rumah tangga atau daerah non pemukiman. Seperti tangki septic yang hanya mengolah air buangan WC (black water) sedangkan untuk grey water langsung dibuang ke saluran drainase maupun langsung ke sungai.
Data yang dibutuhkan berupa data teknis berupa jumlah sarana dan prasarana air limbah, beban pencemar akibat buangan rumah tangga, system pengelolaan air limbah yang digunakan penduduk di area studi dan data lain yang mendukung. Aspek Kelembagaan
Pengelolaan air limbah umumnya dikelola secara individual, tetapi untuk daerah yang padat penduduk dengan pemenuhan sanitasi sangat rendah, umumnya dikelola secara bersama-sama (MCK umum). Data yang diperlukan adalah lembaga-lembaga pengelola air limbah yang ada di area studi.
Institusi pengelola air limbah yang ada saat ini sangat bervariasi. Kota Metropolitan masih memiliki Dinas tersendiri, sementara kota besar dan lainnya berada pada tingkat Sub Dinas, Seksi atau bahkan Sub Seksi. Fungsi pengelolaan masih terbatas pada pelaksanaan, sebagian termasuk pengawasan, sementara perencanaan belum dimiliki oleh sebagian besar kota. Jumlah personil masih terbatas dan belum memenuhi kebutuhan. Rasio rata-rata berkisar antara 0,5 1,5 petugas untuk setiap 1000 orang yang dilayani.
Ketersediaan data penanganan bidang air limbah pada saat ini sangat terbatas. Pada umumnya kota-kota tidak memiliki data dasar yang memadai selain data umum seperti : jumlai sungai, jumlah pegawai, dan lain-lain. Hal ini menjadi penyebab sulitnya dilakukan evaluasi terhadap kondisi/kinerja pengelolaan yang ada dan merupakan penyebab sulitnya penyusunan rencana pengembangan selanjutnya. Data yang memerlukan pembaruan secara periodik seperti: timbulan limbah, komposisi limbah, komposisi sumber, dan lain-lain dapat dipastikan tidak tersedia dengan baik. Aspek Hukum
Peraturan Daerah harus tersedia dan mengatur tentang Institusi Pengelola, teknis penanganan limbah, dan tarif retribusi, namun demikian masa efektif berlakunya harus diperhatikan untuk menjamin pelaksanaan peraturan ini. Selain itu peraturan lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan air limbah juga harus mendapatkan perhatian lebih. Contohnya adalah peraturan tentang daerah aliran sungai dan lain-lain.
Aspek Peran Serta Masyarakat dan Swasta
Dalam hal pengelolaan air limbah saat ini yang perlu diperhatikan adalah peran serta masyarakat, seperti sanimas (sanitasi berbasis masyarakat) dan program community development dari perusahaan-perusahaan yang memperhatikan kualitas lingkungan sekitarnya. Data yang diperlukan adalah daerah-daerah yang telah mendapatkan program-program seperti SANIMAS dan program lainnya. Aspek Pendanaan
Aspek dana merupakan hal terpenting untuk perencanaan system pengelolaan air limbah, data ini dapat dilihat dari pemerintah, swasta ataupun swadaya masyarakat serta sumber-sumber lain (dana dari luar negeri). Untuk dana yang berasal dari pemerintah dapat dilihat dari porsi APBD untuk area studi.
Menyiapkan perangkat hukum yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan, dan mengembangkan sistem pemberdayaan masyarakat untuk mengelola, mengontrol dan mengarahkan sumber-sumber keuangan yang mereka miliki sendiri.8.3.1.3. Permasalahan Yang Dihadapi
A. Masalah Teknis
Permasalahan yang berhubungan dengan aspek teknis dalam pengelolaan air limbah pada umumnya berhubungan dengan pengelolaan yang dilakukan penduduk saat ini. Seringkali permasalahan yang ada berhubungan dengan tangki septic penduduk, seperti cepat penuh, dan jarak antara tendon air dengan tangki septic yang tidak sesuai criteria kesehatan. Kondisi diatas tidak lepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tata cara pembuatan dan pembangunan tangki septic yang benar dan sehat.
Dalam uraian permasalahan teknis ini harus mencerminkan keadaan sesungguhnya system pengelolaan air limbah yang dilakukan penduduk saat ini. Dapat pula dilengkapi dengan data-data yang mendukung.
B. Masalah Non Teknis
Permasalahan lain selain non teknis seperti budaya,social ekonomi juga harus diuraikan secara jelas. Permasalahan budaya seperti kebiasaan penduduk untuk membuang air limbah langsung ke saluran atau ke sungai juga perlu diperhatikan. Dijelaskan pula daerah-daerah mana saja dalam area studi yang mempunyai permasalahan non teknis lebih berpengaruh daripada secara teknis.
Untuk permasalahan social ekonomi erat hubungannya dengan kemampuan penduduk memiliki fasilitas sanitasi yang sehat. Dan hal ini erat hubungannya dengan tingkat pendapatan dan kerelaan penduduk untuk memenuhi tingkat sanitasi yang sehat.C. Permasalahan utama yang dihadapi Berisi tentang permasalahan utama yang berpengaruh pada pengelolaan air limbah khususnya di area studi. Penentuan masalah utama berdasarkan data permasalahan dari aspek teknis maupun non teknis dan dianalisa aspek manakah yang paling berpengaruh. Pedoman yang dipakai dalam menganalisa permasalahan adalah:
Data kasus penyakit yang berhubungan dengan air diharapkan tidak ada
Kualitas air sungai harus sesuai dengan kegunaannya dan ketentuan pemerintah
Kualitas air laut harus sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Kualitas air tanah yang digunakan sebagai air bersih harus tidak mengandung coli tinja.D. Target PenangananBerdasarkan permasalahan yang telah dianalisa, maka dapat diberikan uraian tentang target penanganan untuk tia-tiap permasalahan tersebut. Penanganan tersebut dengan memperhatikan tingkat pencemaran air sungai, tingkat pencemaran laut dan tingkat pencemaran air tanah.8.3.2. Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan
8.3.2.1. Umum Setelah diketahui kondisi permasalahan serta pengelompokkan pelayanan di sektor air limbah maka perlu disusun upaya penanganan sesuai dengan tingkat prioritasnya. Namun sebelumnya harus disusun strategi dan target yang akan dicapai. Strategi tersebut harus sejalan dengan dan tidak bertentangan dengan yang telah digariskan pemerintah.
Strategi ini harus sesuai dengan arahan kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan air limbah, kebijakan daerah seperti RURTK, Millenium Development Goal (MDG), dan Deklarasi Kyoto.
Target yang akan dicanangkan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan membangun dari pemerintah serta tidak terlalu memberatkan masyarakat. Sedangkan strategi yang akan disusun mencakup pembiayaan sistem sanitasi, berikut sumber pendanaannya untuk pembangunan jangka mendesak, jangka menengah dan jangka panjang termasuk lembaga pengelola dan dampak lingkungan.
8.3.2.2. Tujuan dan Target PenangananA. Jangka Pendek
Tujuan penanganan tahap jangka pendek ini adalah dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, pada satu tahun kedepan. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah. Kebutuhan dasar ini didapat setelah menganalisa data eksisting pengelolaan air limbah saat ini.
B. Jangka Menengah
Program jangka menengah mencakup tahapan pembangunan 5 tahun setelah dilaksanakan program jangka pendek. Program jangka menengah ini sesuai dengan permasalahan yang ada dan strategi yang akan dilaksanakan untuk pemenuhan sistem pengelolaan air limbah untuk area studi.
C. Jangka Panjang
Program jangka panjang merupakan rangkaian dari keseluruhan pembangunan di sektor air limbah untuk 20 tahun yang akan datang. Tujuan pembangunan ini untuk menekan laju pencemaran terhadap badan air dan air tanah serta mengurangi tingkat pertambahan kasus penyakit yang disebabkan air limbah yang pada akhirnya diharapkan dapat menunjang produktifitas penduduk serta membantu peningkatan potensi daerah.
8.3.2.3.Kriteria PerencanaanA. Kriteria Teknis
Beberapa kriteria perencanaan pengembangan sistem pengelolaan air limbah yang dipergunakan akan diuraikan sebagai berikut:
Sistem Sanitasi terpusat modular
Jumlah penduduk perkotaan > 100.000 jiwa
Kepadatan penduduk perkotaan > 300 jiwa/ha
Lebih dari 60% penduduk sudah memakai PDAM
Pemakaian air bersih tiap penduduk > 150 L/orang/hari
Debit rencana air bersih (1,1 1,3) x Qr, disesuaikan dengan keadaan konsumsi air bersih pada maksimum harian.
Debit rata-rata air limbah adalah 70 % dari debit rata-rata air bersih
Beban BOD sebesar 50 gr/hari sampai tahun 2018 Beban lumpur 60 L/orang/tahun Penduduk mampu untuk menanggung biaya O & M. Persyaratan badan air penerima sesuai dengan ketentuan pemerintah. Tidak ada batasan untuk permeabilitas tanah dan tinggi muka air tanah. Menunjang program lain seperti peremajaan kota/kabupaten dan sektor strategis lainnya.Sistem Sanitasi Setempat Jumlah penduduk kota tidak terbatas
Kepadatan penduduk perkotaan < 300 jiwa/ha
Pelayanan air bersih perkotaan (sistem perpipaan) < 80%
Pemakaian air bersih < 150 L/orang/hari
Tinggi muka air tanah > 2m
Permeabilitas tanah > 10 L/m2/hari
Produksi lumpur tinja 30 L/orang/tahun
Penyedotan tangki septik antara 2-3 tahun
Luas bidang resapan untuk tangki septik (m2)
Jumlah pemakai x (6-10) liter
________________________
Kapasitas peresapan (L/ m2)
Tidak ada batasan untuk jumlah penduduk yang dilayani
Tidak ada batasan pelayanan terhadap penduduk perkotaan
B. Kriteria Pengelolaan
Kriteria pengelolaan air limbah ini berdasarkan dari penetapan daerah-daerah dalam area studi yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dari daerah-daerah (disebut juga zone) ditentukan sistem sanitasi yang sesuai dengan kondisi tanah, dukungan penduduk dan pembiayaan pemerintah.
Untuk daerah-daerah non pemukiman dapat ditentukan juga sistem pengelolaan air limbahnya. Untuk kawasan industri tentunya banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikan. Penentuan sistem pengelolaan air limbah disesuaikan dengan tipe timbulan limbahnya.
8.3.2.4.Strategi Pengembangan Pelayanan
A. Perkiraan Debit Air Limbah
Berdasarkan data yang telah didapatkan serta peraturan-peraturan yang terkait dengan air limbah dapar memperkirakan besarnya debit air limbah di tahun yang akan datang. Besarnya debit air limbah ini sangat terkait dengan rencana pengembangan untuk masing-masing kota/kabupaten. Besarnya debit air limbah masa datang didapatkan dari hasil proyeksi penduduk dikorelasikan dengan penggunaan air bersih yang sisanya sebagai air limbah.B. Perkiraan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Pada Masa Yang Akan Datang
Rencana pengembangan area studi sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi di masa datang. Dimana perkiraan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan dapat diproyeksi dari data yang telah didapatkan.C. Sistem Pengembangan Pengelolaan Yang Akan Diterapkan
Skenario pengembangan daerah adalah alternatif dan gambaran dari pelaksanaan strategi pembangunan dengan melihat lingkungan strategis yang mempengaruhi. Melalui skenario ini dapat diperoleh ilustrasi terhadap kondisi awal dan pencapaian serta kondisi pada akhir pelaksanaan. Sistem pengelolaan yang akan diterapkan di area studi disesuaikan hasil skenario pengembangan daerah yang telah dilakukan.D. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan pengelolaan air limbah dapat dibagi menjadi 2 yaitu pelayanan individual dan pelayanan komunal (bersama). Pelayanan individual berupa sistim sanitasi setempat seperti tangki septik yang dilangkapi sumur resapan yang harus dibiayai dan dirawat oleh individu masing-masing. Sedangkan pelayanan komunal (bersama) dapat berupa sistem sanitasi setempat dengan penggunaan tangki septik bersama ataupan pengolahan secara terpusat yaitu air limbah disalurkan dari tiap rumah menuju unit pengolahan air limbah komunal. Sistem pelayanan ini dapat diterapkan bersama-sama, penerapannya disesuaikan dengan kondisi yang ada di area studi.
8.3.2.5.Strategi Pembiayaan
A. Strategi Pendanaan/Investasi
Sumber dana rencana investasi sarana dan prasarana air limbah pada dasarnya berasal dari dana hasil pajak melalui APBD dan APBN atau dari dana hasil retribusi pelayanan air limbah. Sumber dana investasi dari pajak dapat digolongkan sebagai sumber dana tidak langsung dan sumber dana dari retribusi dapat digolongkan sebagai sumber dana langsung. Dengan demikian strategi pendanaan investasi prasarana dan sarana air limbah dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Gambar 1)
Strategi Pendanaan Investasi : 100% APBD
Strategi Pendanaan Investasi : Sebagian APBD dan sebagian Retribusi Air Limbah
Strategi Pendanaan Investasi : 100% Retribusi Air Limbah
Pilihan strategi pendanaan tersebut, sangat tergantung dari kapasitas fiskal masing-masing daerah dan kemampuan membayar retribusi masing-masing penduduk yang mendapat pelayanan. Sumber pendanaan investasi dari pendapatan retribusi hanya dimungkinkan, apabila kelayakan keuangan proyek memenuhi standard (IRR dan NPV).
Gambar 1. Strategi Pendanaan InvestasiSelain dana yang berasal dari pemerintah, dapat pula berasal dari swadaya masyarakat, sektor swasta, maupun dana asing. Di era otonomi daerah saat ini memang untuk biaya pengelolaan air limbah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi pemerintah pusat juga harus paham akan tingkat kemampuan setiap daerah yang berbeda-beda.
B. Strategi Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana
Sarana prasarana pengelolaan air limbah yang akan dibangun sesuai dengan program yang telah ditetapkan di area studi memerlukan dukungan agar dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini adalah dari segi operasional dan pemeliharaan, selain menjadi tanggung jawab lembaga pengelola, maka stakeholder yang terkait juga harus mempunyai kepedulian untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangun.
Strategi operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah erat kaitannya dengan lembaga pengelola dan peraturan yang mengaturnya. Maka diperlukan lembaga pengelola yang bertanggungjawab dan peraturan yang mendukungnya.8.3.2.6.Strategi Pengembangan Kelembagaan
Perubahan (Transformasi) prasarana sistem setempat menjadi sistem terpusat memberi dampak adanya kebutuhan lembaga untuk mengelola prasarana yang akan dibangun atau membutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan terhadap lembaga yang ada.
Dasar-dasar penyusunan kelembagaan meliputi hal-hal berikut ini:
Menyusun klasifikasi jenis sarana dan prasarana yang harus dikelola termasuk peralatan yang akan dioperasikan.
Menganalisa kuantitas sarana dan prasarana air limbah yang harus dikelola dalam satuan orang/bulan dengan rincian orang/hari.
Mengelompokkan bagian-bagian yang sejenis untuk memudahkan penyusunan bidang-bidang organisasi kelembagaan.
Pengembangan prasarana dan sarana air limbah selalu berdampak pada kebutuhan peningkatan kapasitas kelembagaan, khususnya pada lembaga operator yang bertanggung jawab mengelola prasarana dan sarana terbangun tersebut. Kebutuhan peningkatan kapasitas kelembagaan tersebut, umumnya berkorelasi langsung dengan peningkatan luas wilayah layanan dan peningkatan teknologi yang dioperasikan. Bentuk lembaga operator pengelolaan air limbah dapat berbasis masyarakat (swadaya) untuk skala komunal didalam kawasan dan berbasis lembaga (formil) untuk berbagai skala pengelolaan (lihat Gambar 2).
Strategi peningkatan kapasitas kelembagaan dan pilihan bentuk kelembagaan. Operator harus mempertimbangkan cara pembiayaan dan sumber dana untuk mengoperasikan prasarana tersebut agar dapat berkelanjutan. Rencana peningkatan kapasitas kelembagaan tersebut, harus didukung oleh Perda dan sosialisasi yang memadai.
Gambar 2. Strategi Pengembangan Kelembagaan8.3.2.7.Strategi Pelibatan Peran Serta Masyarakat dan SwastaSebagaimana diketahui bersama, timbulan air limbah berasal dari aktifitas setiap individu penduduk. Oleh karena itu, efektifitas sistem pengelolaan air limbah sangat terkait dengan perilaku masyarakat dalam bersikap dan bertindak terhadap air limbah yang dihasilkan. Di bidang air limbah, perubahan perilaku masyarakat yang diharapkan untuk mendukung sistem pengelolaan air limbah yang efektif berkaitan dengan perilaku sebagai berikut:
Bersedia tidak membuang Air Limbah secara sembarang pada lingkungan.
Bersedia menyediakan tangki septik sesuai standard pada masing-masing bangunan
Bersedia mengelola tangki septik secara benar dengan melakukan pengurasan lumpur tangki septik secara rutin (setiap 3 tahun sekali)
Bersedia membayar retribusi Air Limbah khususnya bagi penduduk yang daerahnya telah dilayani oleh jaringan perpipaan Air Limbah
Upaya mempengaruhi perilaku masyarakat untuk mendukung sistem pengolahan sampah, memerlukan suatu perencanaan rekayasa sosial (Social Engineering). Perangkat rekayasa sosial di bidang air limbah secara umum terdiri atas:
Pelaksanaan kampanye publik (Public Campaign).
Pelaksanaan penegakkan hukum dan peraturan (Rule and Regulation).
Proses pelaksanaan rekayasa sosial secara umum terdiri dari salah satu atau kombinasi dari rangkaian kegiatan sebagai berikut: (lihat Gambar 3)
Gambar 3. Proses Rekayasa Sosial
Perencanaan dan pelaksanaan rekayasa sosial tersebut, pada dasarnya adalah upaya untuk mempengaruhi (merubah perilaku) masyarakat agar: Tertarik, Tergerak, Terajak untuk bertindak kearah yang ditunjukan sesuai dengan sistem pengelolaan air limbah yang direncanakan. Secara umum proses perubahan masyarakat yang diharapkan dari suatu kampanye publik adalah sebagai berikut:
Meningkatnya kesadaran (Awareness)
Meningkatnya minat (Interest)
Tumbuhnya kebutuhan (Demand)
Adanya partisipasi dan tindakan (Action)Pelaksanaan kampanye publik tersebut, harus direncanakan secara berkesinambungan agar proses perubahan masyarakat tersebut dapat berlangsung hingga terwujudnya partisipasi (Action) masyarakat secara luas dalam mendukung terwujudnya sistem pengelolaan air limbah yang efektif dan efisien.
Kerjasama dengan pihak swasta perlu ditingkatkan baik dalam pelayanan pengumpulan, penyaluran, pengolahan, maupun pembuangan akhir; jasa konsultansi, kontraktor, maupun pengadaan barang khususnya kendaraan; dengan menyeimbangkan prinsip pengusahaan dalam pelayanan umum. Selain itu swasta dapat dilibatkan secara langsung untuk membantu masalah pembiayaan, operasional dan pemeliharaan melalui program community development yang umumnya menjadi focus utama untuk perusahaan berskala besar.
8.4.RENCANA TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK 8.4.1. Rencana Pembangunan Sampai Dengan 1 Tahun Kedepan
8.4.1.1. Daerah Pelayanan
Pada tahap mendesak yaitu sampai 1 tahun kedepan rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah. Kebutuhan dasar ini didapat setelah menganalisa data eksisting pengelolaan air limbah saat ini di area studi. Daerah yang perlu menjadi perhatian adalah daerah kawasan kumuh, daerah rawan endemi dan daerah kritis.
Daerah yangmenjadi prioritas pembangunan prasaran dan sarana air limbah dijabarkan dengan detail mengenai nama zona atau sub zona, luas daerahnya, kepadatan penduduk, tingkat pendapatan dan disertai dengan peta daerah pengembangan tahap mendesak.
8.4.1.2.Sistem yang Digunakan
Pada tahap mendesak sistem yang digunakan sesuai dengan hasil analisa kondisi eksisting di daerah tersebut. Sistem yang digunakan umumnya menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat, seperti pembuatan MCK di daerah yang menjadi prioritas tahap mendesak, atau disesuaikan dengan kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi mendesak di daerah tersebut. Penjelasan sistem yang digunakan ini dilengkapi dengan sumber dana dan gambaran detail sistem terpilih.
8.4.1.3.Program Pendukung
Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam tahap mendesak berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk tahap mendesak, mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola,menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.8.4.1.4. Rencana Kebutuhan BiayaRencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program tahap mendesak, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi.
8.4.2.Rencana Pembangunan sampai Dengan 6 Tahun Mendatang
8.4.2.1. Daerah Pelayanan
Pada tahap menengah ini yaitu sampai 6 tahun mendatang, rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah sesuai dengan permasalahan yang ada dan strategi yang akan dilaksanakan untuk pemenuhan sistem pengelolaan air limbah untuk area studi. Rencana pembangunan ini disesuaikan dengan alternatif sistem pengelolaan yang dipilih dan zona atau sub zona yang telah ditetapkan. Pembangunan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang (rencana induk). Daerah pelayanan ini dilengkapi dengan luasan daerah pelayanan, zona atau sub zona yang dilayani dan dilengkapi dengan peta daerah pelyanan tahap menengah.
8.4.2.2. Sistem yang Digunakan
Sistem yang digunakan pada tahap menengah ini disesuaikan dengan sistem yang telah dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Penjelasan sistem ini mengenai sistem yang digunakan secara detail mulai dari kebutuhan unit pengolahan air limbah sampai aksesoris pendukungnya.8.4.2. 3.Program Pendukung
Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam tahap menengah berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis detail untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk tahap menengah dan jangka panjang, mengadakan supervisi tentang pembangunan prasaran dan sarana air limbah yang telah diprogramkan,mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola,pengadaan truk tinja, menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.
8.4.2.4. Rencana Kebutuhan Biaya
Rencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program tahap menengah, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi.8.4.3.Rencana Pembangunan Sampai Dengan 20 Tahun Mendatang
8.4.3.1. Daerah Pelayanan
Rencana pembangunan sampai 20 tahun mendatang dapat juga disebut rencana jangka panjang atau juga disebut rencana induk. Daerah pelayanannya tentu saja melingkupi seluruh area studi, dimana beberapa bagian dari area studi telah dilayani melalui pembangunan tahap mendesak dan tahap menengah. Daerah pelayanan ini dapat berupa daerah pelayanan sanitasi terpusat dan daerah pelayanan sanitasi setempat. Daerah pelayanan ini dilengkapu dengan peta daerah pengembangan pelayanan jangka panjang.8.4.3.2. Sistem yang Digunakan
Sistem yang digunakan pada jangka panjang ini disesuaikan dengan sistem yang telah dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Penjelasan sistem ini mengenai sistem yang digunakan secara detail mulai dari kebutuhan unit pengolahan air limbah sampai aksesoris pendukungnya.8.4.3.3. Program Pendukung
Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam jangka panjang berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis detail untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk jangka panjang, mengadakan supervisi tentang pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang telah diprogramkan,mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola,menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.8.4.3.4. Rencana Kebutuhan Biaya
Rencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program jangka panjang, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi. Yang perlu diperhatikan juga adalah proyeksi tingkat inflasi setiap tahunnya, sehingga anggaran untuk jangkapanjang dapat dilaksanakan dengan baik.
8.4.4.Rencana Program
Rencana pengembangan di sektor air limbah direncanakan mulai tahun anggaran di 1 tahun kedepan sampai 20 tahun kedepan. Mengingat jangkauan rencana induk relatif lama maka sampai tahap menengah atau 6 tahun pertama dari rangkaian rencana pembangunan jangka panjang, diperlukan rekomendasi rencana pembangunan yang lebih terarah melalui penyusunan studi kelayakan terutama dalam menentukan sistem yang akan dikembangkan kelak.
Maka dalam rencana program ini disusun jadwal kegiatan-kegiatan penting sesuai dengan tahapan pembangunan, yaitu mulai dari tahap mendesak, tahap menengah dan jangka panjang. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan CSF Critical Success Factor atau kegiatan kunci untuk tercapainya kesuksesan pada tiap tahapan pembangunan. CFS ini sesuai dengan program-program apa saja yang akan dijalankan pada masig-masing tahapan pembangunan. CSF ini harus diuraikan secara detail untuk tiap tahapan pembangunan.
8.4.5.Rencana Pembiayaan
Rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang dibagi dalam 3 tahap diatas memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Agar memudahkan pemerintah untuk mengalokasikan dana dalam rangka pembangunan di sektor air limbah maka disusun jadwal pembiayaan menurut tahapan pembangunan. Dalam rencana pembiayaan ini diuraikan pembagian jadwal pembiayaan untuk tiap tahapan pembangunan, yang berisi dana-dana yang dibutuhkan untuk tiap tahapan pembangunan serta pemenuhannya untuk berapa tahun anggaran.
8.4.6.Sosialisasi Dokumen Rencana Induk
Rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah wajib disosialisasikan melalui konsultasi publik untuk menjaring masukan dan tanggapan dari stakeholder sebelum difinalkan dan dilegalkan. Ketentuan sosialisasikan rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah adalah sebagai berikut:
a. Konsultasi publik harus dilakukan minimal sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 12 bulan.
b. Konsultasi publik harus dilakukan dengan melibatkan stakeholders sebagai berikut:
Stakeholder yang berwenang dalam membuat kebijakan dalam pengendalian pencemaran air
Stakeholder yang mewakili masyarakat wilayah layanan
Stakeholder yang mewakili masyarakat yang terkena dampak
Stakeholder yang mewakili kelompok interest group seperti LSM, perguruan tinggi, tokoh masyarakat dsb.
8.4.7.Tahap Legalisasi Rencana Induk
a. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam penyusunan rencana induk yaitu pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) tentang rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah. Rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah yang telah disempurnakan berdasarkan masukan dari pihak legislatif pada pembahasan RAPERDA, selanjutnya rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah ditetapkan/disahkan sebagai PERDA melalui sidang paripurna DPRD Kabupaten/Kota.
b. Untuk keterpaduan pengaturan bidang sanitasi Peraturan Daerah tentang rencana induk sistem pengelolaan Air Limbah dapat disatukan dengan PERDA tentang rencana induk sistem pengelolaan persampahan dan drainase.
REFERENSIDraft Pedoman Master Plan Sistem Pelayanan Air Limbah Permukiman, Kementrian PU.
RPJM KAB/KOTA
PROPINSI
RTRW PROPINSI
RPJM PROPINSI
NASIONAL
EMBED Excel.Sheet.8
RTRWN
RPJMN
KEBIJAKAN SPASIAL
KEBIJAKAN SEKTORAL PROGRAM
RTRW KAB/KOTA
KABUPATEN/KOTA
STRATEGI PEMBANGUNAN KAB/KOTA
STRATEGI PEMBANGUNAN PER KAWASAN
STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTORAL
MASTERPLAN SEKTOR / RENCANA INDUK SISTEM (RIS)
Rencana Program Investasi infrastruktur
RPIJM
EMBED Excel.Sheet.8
EMBED Excel.Sheet.8
Sub-Module 8 : Master Plan Sistem Sanitasi Nasional
_1351568869.xlsDGRM MTD PKRJN
Gambar 5.1.
DIAGRAM ALIR METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Persiapan
- Mobilisasi- Metodologi- Rencana Kerja- Koordinasi- Menyusun Kerangka Studi
Studi Literatur
- Literatur/Referensi- NSPM yang terkait- Peraturan/Regulasi- Laporan studi terdahlu- Rencana induk dan FS yang ada
Pengumpulan Data
Data Sekunder- Kondisi Eksisting- Teknis operasional- Kelembagaan- Regulasi- Keuangan
Survey Lapangan- Metro mebidang- Balikpapan, Manado- Batam, Banjarmasin- NTT dan Irja Barat
Analisis Data
- Inventarisasi data- Kerangka berpikir penyusunan materi teknis rencana induk dan studi kelayakan pengelolaan sampah, air limbah dan drainase
Finalisasi Materi Teknis
Materi Teknis
SPMK
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Laporan Antara
Workshop
Penyusunan Draft Materi Teknis
Draft materi teknis pedoman penyusunan :- Rencana induk dan FS Persampahan- Rencana induk dan FS Air Limbah- Rencana induk dan FS Drainase
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
Draft Final
Laporan Akhir
STRKT ORGANISASI
GAMBAR 1.1.
STRUKTUR ORGANISASI
PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
`
]
SUPPORTING STAFFS
- CBD (Community Based Development) - Campaign/Socialization - Training and Education - Curriculum Development - Organization Management - Financial Management - Human ResourcesManag.
- Urban & Rural Planning - Regional Development - Housing Development
- Mining Reserve - Mining Infrastructure - Oil and Gas - Industry Engineering
- Water Resources Infra- structure : Irigation, Dam, Swamp, River, Drainage, and Flood Control - Transportation Infrastruc- ture : Road and Bridge, Harbor, Airport, Road Highway and Railway - Building
- Water Supply - Solid Waste - Sanitation - AMDAL
Ir. LASMANA ROCHMAN, MMIr. INDRASETIADJID, IAI
ADVISOR
COMMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD) AND MANAGEMENT DIVISION
URBAN AND REGIONAL DEVELOPMENTDIVISION
MINING AND INDUSTRY DIVISION
CIVIL & BUILDING DIVISION
ENVIRONMENTAL ENGINEERING DIVISION
B O D
Dr.Ir.H.DIDING MUCHIDIN,IPM,MBA
FINANCIAL
GENERAL AFFAIR & HRD
STAFFS
ADMINISTRATORS
FINANCIAL, GENERAL AFFAIR & HRD BUREAU
- Hydroelectric Power Plant - Gas/Steam Turbine Power Plant/Geothermal Power Plant - Diesel Power Plant - Substation - Power Transmission and Distribution System - Energy Conservation.
POWER ENGINEERING DIVISION
MARKETING BUREAU
STAFF ENGINEERS
MTD PDKTN
METODOLOGI PENDEKATAN
Issue dan permasalahan sektor persampahan, drainase dan air limbah
Issue perencanaan/studi kelayakan dan pelaksanaan sektor persampahan, drainase, dan air limbah
Issue produk dan proses perencanaan /studi kelayakan
Issue keterpaduan perencanaan/studi kelayakan
Kebutuhan pedoman masterplan (persampahan, drainase, limbah)
Pedoman penyusunan rencana induk dan studi kelayakan sektor persampahan, drainase,limbah
Issue mutu perencanaan/studi kelayakan
KDDKN PDMN - PUSAT
KEDUDUKAN PEDOMAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN
SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
RAPERDA
Rencana Tata Ruang Wilayah (10 Tahun)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasandan Rencana Teknik Ruang Kawasan (5 Tahun)
Rencana Induk PLP(20 Tahun)
Renstra Sektor PLP(Renstra Dinas 5 Tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Renstra Kota ( 5 Tahun )
PERDA
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (20 Tahun)
PERDA
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
PERDA
Program Tahunan Sektor PLP
Sumber : Analisa dari UU No. 25 tahun 2004 dan KepMen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
PERDA
Diacu untuk keterpaduan Pemanfaatan Ruang
Diacu untuk keterpaduan Program
KDDKN R I - AL
KEDUDUKAN RENCANA INDUK AIR LIMBAH
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
RAPERDA
Rencana Tata Ruang Wilayah (10 Tahun)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasandan Rencana Teknik Ruang Kawasan (5 Tahun)
Rencana Induk Air Limbah(20 Tahun)
Renstra Sektor Air Limbah(Renstra Dinas 5 Tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Renstra Kota ( 5 Tahun )
PERDA
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (20 Tahun)
PERDA
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
PERDA
Program Tahunan Sektor Air Limbah
Sumber : Analisa dari UU No. 25 tahun 2004 dan KepMen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
PERDA
Diacu untuk keterpaduan Pemanfaatan Ruang
Diacu untuk keterpaduan Program
KDDKN R I - DR
KEDUDUKAN RENCANA INDUK DRAINASE
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
RAPERDA
Rencana Tata Ruang Wilayah (10 Tahun)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasandan Rencana Teknik Ruang Kawasan (5 Tahun)
Rencana Induk Drainase(20 Tahun)
Renstra Sektor Drainase(Renstra Dinas 5 Tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Renstra Kota ( 5 Tahun )
PERDA
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (20 Tahun)
PERDA
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
PERDA
Program Tahunan SektorDrainase
Sumber : Analisa dari UU No. 25 tahun 2004 dan KepMen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
PERDA
Diacu untuk keterpaduan Pemanfaatan Ruang
Diacu untuk keterpaduan Program
KDDKN R I - PS
KEDUDUKAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
RAPERDA
Rencana Tata Ruang Wilayah (10 Tahun)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasandan Rencana Teknik Ruang Kawasan (5 Tahun)
Rencana Induk Persampahan(20 Tahun)
Renstra Sektor Persampahan(Renstra Dinas 5 Tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Renstra Kota ( 5 Tahun )
PERDA
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (20 Tahun)
PERDA
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
PERDA
Program Tahunan Sektor Persampahan
Sumber : Analisa dari UU No. 25 tahun 2004 dan KepMen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
PERDA
Diacu untuk keterpaduan Pemanfaatan Ruang
Diacu untuk keterpaduan Program
GRS BSR - AL
GARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN
SEKTOR AIR LIMBAH
NOISI PEDOMANPEDOMAN PERENCANAANSTANDAR PRODUK PERENCANAAN
1Umuma.Jangka Waktu Perencanaan
b.Kedudukan Rencana Induk
c.Daftar Isi (outline) Rencana Induk
2Klasifikasi Sumber Air Limbaha.Identifikasi Asal Sumbera.Zonasi Asal Sumber
PermukimanBerdasarkan kepadatan penduduk
Daerah KomersialBerdasarkan batas administratif
Daerah HighRise Buildingb.Peta zonasi asal sumber air limbah
3Laju Timbulan Air Limbaha.Menghitung Generasi Spesifik TinjaTabel Timbulan air limbah per zona
b.menghitung Generasi Spesifik Black Water
c.Menghitung Proyeksi Beban Polusi Air LimbahTabel Proyeksi Timbulan air limbah per zona
d.Menghitung Debit Design
4Kondisi Prasarana Eksistinga.Prasarana setempat (on-site)Peta Prasarana setempat (on-site) (Lokasi IPLT)
Toilet
IPLT
Truk Tinja
b.Prasarana terpusat (off-site)Peta Prasarana terpusat (off-site)
Jaringan Perpipaan
Stasiun Pompa dan IPAL
5Perencanaan Pemilihan Zona Prioritasa.Identifikasi Permasalahan air limbah Per zonaa.Peta Permasalahan air limbah
Permasalahan water borne diseasePeta water borne disease
Permasalahan beban polusiPeta beban polusi air limbah
b.Identifikasi permasalahan lingkungan per zonab.Peta Permasalahan Lingkungan
Kondisi kualitas air di saluran drainase dan air sungaiPeta kualitas air drainase dan sungai
Kondisi Kualitas air sumur pendudukPeta kualitas air sumur
Kondisi elevasi air tanahPeta elevasi muka air tanah
c.Penentuan prioritasc.Peta Zona Prioritas pengembangan sanitasi
Prioritas pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan bobot permasalahan polusi air limbah dan permasalahan kerusakan lingkungan
Pembobotan dilakukan dengan sistem scoring
NOISI PEDOMANPEDOMAN PERENCANAANSTANDAR PRODUK PERENCANAAN
6Perencanaan Pemilihan zona setempat (on-site) dan terpusat (off-site)a.Dari Peta Prioritas Pengembangan Sanitasi, identifikasia.Peta peluang pengembangan sistem terpusat (off-site) secara gravitasi
kembali
Kondisi Topografi
Kondisi geologi/air tanah
Incomeb.Peta kemudahan pengembangan sistem terpusat (off-site)
b.Identifikasi Prasarana kota
Kondisi jaringan jalan lingkungan
7Kelayakan Teknis IPLT/IPALa1.Pemilihan lokasia.Dokumen Kelayakan Lokasi IPLT/IPAL
Faktor aksesibilitas
Faktor Tata Ruang
Faktor sosial budaya
Faktor Lingkungan
a2.Perhitungan Kebutuhan Lahan
Lahan untuk instalasi
Lahan untuk buffer zone
b.Pemilihan Sistem Pengolahanb.Dokumen Kelayakan Sistem Pengolahan IPLT/IPAL
Performans yang diinginkan
Sistem yang diterapkan
Biaya O&M
8Kelayakan Finansiala.Perkiraan Biaya Investasi (CapEx)a.Dokumen kelayakan finansial
b.Perkiraan Biaya O/M (OPEX)b.Standar perhitungan biaya investasi , O&M dan tarif
c.Perkiraan Tarif Retribusi Air Limbahc.Standar perhitungan IRR
d.Skema Sharing Investasi
e.Pola Kerja Sama Operasi
f.Perhitungan IRR (EIRR & FIRR)
9Kelayakan Lingkungana.Identifikasi rona Lingkungan awala.Dokumen Kelayakan Lingkungan (Amdal)
b.Identifikasi kegiatan yang menimbulkan dampakKA Andal
c.Identifikasi Dampak LingkunganAndal
d.Rekomendasi RKL/RPL atau UKL/UPLRKL/RPL
Ringkasan eksekutif
10Perencanaan Program Pengembangana.Program Lima Tahun Ia.Dokumen Usulan Program Pembangunan
b.Program Lima Tahun IIb.Standar Format Program dan Tipikal Kegiatan Sanitasi
GRS BSR - PS
GARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN
SEKTOR PERSAMPAHAN
NOISI PEDOMANPEDOMAN PERENCANAANSTANDAR PRODUK PERENCANAAN
1Umuma.Jangka Waktu Perencanaan
b.Kedudukan Rencana Induk
c.Daftar Isi (outline) Rencana Induk
2Klasifikasi Sumber Sampaha.Identifikasi Asal Sumbera.Pembagian Zonasi Asal Sumber
PermukimanBerdasarkan kepadatan penduduk
Daerah KomersialBerdasarkan batas administratif
Daerah Institusionalb.Peta zonasi asal sumber
3Perhitungan Laju Timbulan Sampaha.Menghitung Timbulan Sampaha.Tabel Timbulan Sampah Per Zona
b.Menghitung Proyeksi Timbulan Sampah
b.Tabel Proyeksi Timbulan Sampah Per Zona
4Perhitungan Kapasitas Prasarana Eksistinga.Menghitung Kinerja PengumpulanaPeta Daerah Terlayani
b.Menghitung Kinerja PengangkutanPengumpulan Swadaya
c.Menghitung Kinerja PengolahanDoor to Door
d.Menghitung Kinerja Pembuangan AkhirKomunal
b.Peta Lokasi Prasarana Eksisting
Lokasi TPS/TD
Lokasi Komposting dan 3R
Lokasi TPA
5Perencanaan Pemilihan Zona Prioritas Peningkatan Pelayanana.Identifikasi Permasalahan Pelayanan per Zonaa.Peta Permasalahan Pelayanan Sampah
Permasalahan PengumpulanPermasalahan Pengumpulan
Permasalahan PengangkutanPermasalahan Pengangkutan
b.Identifikasi permasalahan lingkunganb.Peta Permasalahan Lingkungan
Pencemaran saluran oleh sampahPeta badan air tercemar sampah
Kondisi Kualitas lingkungan permukiman
c.Penentuan prioritasc.Peta Zona Prioritas pengembangan Pelayanan
Zona Peningkatan PengumpulanPrioritas Peningkatan Pengangkutan
Zona Peningkatan PengangkutanPrioritas Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Zona Peningkatan Pengolahan
NOISI PEDOMANPEDOMAN PERENCANAANSTANDAR PRODUK PERENCANAAN
6Kelayakan Teknis TPAa1.Pemilihan lokasia.Dokumen Kelayakan Lokasi TPA
Faktor aksesibilitas
Faktor Tata Ruang
Faktor sosial budaya
Faktor Lingkungan
a2.Perhitungan Kebutuhan Lahan
Umur Operasi
Lahan untuk TPA
Lahan untuk buffer zone
bPemilihan Sistem Penutupan TPAbDokumen Kelayakan Sistem Penutupan TPA
Performans yang diinginkan
Sistem yang diterapkan
Biaya O&M
7Kelayakan Teknis 3Ra1.Pemilihan lokasia.Dokumen Kelayakan Lokasi Pengolahan (3R)
Faktor aksesibilitas
Faktor Tata Ruang
Faktor sosial budaya
Faktor Lingkungan
a2.Perhitungan Kebutuhan Lahan
Lahan untuk instalasi Pengolahan Sampah
Lahan untuk buffer zone
bPemilihan Sistem Pengolahanb.Dokumen Kelayakan Pemilihan Sistem Pengolahan (3R)
Performans yang diinginkan
Sistem yang diterapkan
Biaya O&M
8Kelayakan Finansiala.Perkiraan Biaya Investasi (CapEx)a.Dokumen kelayakan finansial
b.Perkiraan Biaya O/M (OPEX)b.Standar perhitungan biaya investasi , O&M dan tarif
c.Perkiraan Tarif Retribusi Persampahanc.Standar perhitungan IRR
d.Skema Sharing Investasi
e.Pola Kerja Sama Operasi
f.Perhitungan IRR (EIRR & FIRR)
9Kelayakan Lingkungana.Identifikasi rona Lingkungan awala.Dokumen Kelayakan Lingkungan (Amdal)
b.Identifikasi kegiatan yang menimbulkan dampakKA Andal
c.Identifikasi Dampak LingkunganAndal
d.Rekomendasi RKL/RPL atau UKL/UPLRKL/RPL
Ringkasan eksekutif
10Perencanaan Indikasi Program Pengembangana.Program Lima Tahun Ia.Dokumen Usulan Program Pembangunan
b.Program Lima Tahun IIb.Standar Format Program dan Tipikal Kegiatan PP
c.Program Tahunan
GRS BSR - DR
GARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN
SEKTOR DRAINASE
NOISI PEDOMANPEDOMAN PERENCANAANSTANDAR PRODUK PERENCANAAN
1Umuma.Jangka Waktu Perencanaan
b.Kedudukan Rencana Induk Drainase
c.Daftar Isi (outline) Rencana Induk
2Perhitungan Kapasitas Prasarana Drainase Eksistinga.Identifikasi Kondisi Saluran Utamaa.Peta jaringan saluran drainase eksisting
b.Perhitungan Kapasitas maupun kapasitas main drain eksistingb.Tampak melintang saluran utama
c.Dimensi pokok bangunan pelengkap (Pintu Air, Waduk, dll)
3Identifikasi Permasalahan genangana.Perhitungan beban drainase VS kapasitas mampua.Peta Genangan (Lokasi, Luas, Lama, frekuensi dan kedalaman rata-rata)
4Perencanaan Kapasitas Prasarana Drainase Utamaa.Kriteria yang dipakaia.Peta Rencana Saluran Utama
b.Pemilihan trase dan kebutuhan lokasib.Tampak Melintang saluran utama rencana
c.Kelayakan Alternatif Perencanaanc.Dimensi pokok bangunan pelengkap
Kelayakan Teknisd.Dokumen kelayakan
Kelayakan Lingkungan
Kelayakan Ekonomis
5Kelayakan Ekonomisa.Perkiraan Biaya Investasi (CaPex)a.Dokumen kelayakan finansial
b.Perkiraan Biaya O/M (Opex)
c.Perkiraan EIRR
6Kelayakan Lingkungana.Identifikasi Lingkungan Fisika.Dokumen kelayakan Lingkungan
b.Identifikasi Lingkup Sosial Ekonomi Budaya
c.Identifikasi Dampak Lingkungan
d.Rekomendasi UKL/UPL
7Perencanaan Indikasi Program Pengembangana.Program Lima Tahun Ia.Standard Format Program
b.Program Lima Tahun II
c.Tahapan Program Lima Tahun I
PAPARAN
GARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN SEKTOR AIR LIMBAHGARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN
NOGARIS BESAR ISI PEDOMANNOGARIS BESAR ISI PEDOMAN
1Umum1Umum
2Klasifikasi Sumber Air Limbah2Klasifikasi Sumber Sampah
3Laju Timbulan Air Limbah3Perhitungan Laju Timbulan Sampah
4Kondisi Prasarana Eksisting4Perhitungan Kapasitas Prasarana Eksisting
5Perencanaan Pemilihan Zona Prioritas5Perencanaan Pemilihan Zona Prioritas Peningkatan Pelayanan
6Perencanaan Pemilihan zona setempat (on-site) dan terpusat (off-site)6Kelayakan Teknis TPA
7Kelayakan Teknis IPLT/IPAL7Kelayakan Teknis 3R
8Kelayakan Finansial8Kelayakan Finansial
9Kelayakan Lingkungan9Kelayakan Lingkungan
10Perencanaan Program Pengembangan10Perencanaan Indikasi Program Pengembangan
GARIS BESAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN STUDI KELAYAKAN SEKTOR DRAINASE
NOGARIS BESAR ISI PEDOMAN
1Umum
2Perhitungan Kapasitas Prasarana Drainase Eksisting
3Identifikasi Permasalahan Genangan
4Perencanaan Kapasitas Prasarana Drainase Utama
5Kelayakan Ekonomis
6Kelayakan Lingkungan
7Perencanaan Indikasi Program Pengembangan
RMK-LBR PGSHN
No. Dokumen KU.08.08/CL-SPPLP/PKMDP-PLP-KTR/04Halaman : 1 dari 15
Revisi ke/tglAsliParaf
Kaji Ulang tgl :
PERSETUJUAN
JABATANORIGINATORTEAM LEADERPIMPRO
TANDA TANGAN
NAMA
TANGGAL
Daftar Distribusi Dokumen :
No.Unit yang menerima
RENCANA MUTU KONTRAK PROYEK PEMBUATAN MATERI TEKNIS PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK DANSTUDI KELAYAKAN PENGELOLAAN SAMPAH, AIR LIMBAH DAN DRAINASE
RMK-ISI MATERI
Halaman : 2 dari 15Halaman : 3 dari 15
DAFTAR ISI RENCANA MUTU KONTRAKKEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan
Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
1LEMBAR PENGESAHANLokasi Proyek:Balikpapan, Manado, Batam, Mebidang, Banjarmasin, NTT
dan Irja Barat
2DAFTAR ISI RENCANA MUTU KONTRAK
3KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU
4INFORMASI PROYEK
5PENJELASAN LINGKUP PROYEK
6LOKASI PROYEK
7PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
8STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
9URAIAN TUGAS DAN JABATAN KONSULTAN
10JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
11METODA KERJA PELAKSANAAN
12JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
13DAFTAR SIMAK
Halaman : 4 dari 15Halaman : 5 dari 15
INFORMASI PROYEKPENJELASAN LINGKUP PROYEK
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk danStudi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
Pemilik:Departemen Pekerjaan Umum cq. Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Perencana:PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama
No. Kontrak:13 Juni 2006
Nilai Kontrak:Rp. 547.553.000,- (Lima Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus
Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah), PPn 10%
Sistem Kontrak:Kontrak Nilai tetap (Fix Price Contract)
Pembayaran:Berdasarkan tahap pekerjaan / termijn
Lokasi Proyek:Balikpapan, Manado, Batam, Mebidang, Banjarmasin, NTT
dan Irja Barat
Masa Pelaksanaan:6 Bulan
Halaman : 6 dari 15Halaman : 7 dari 15
LOKASI PROYEKPIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk danNama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan
Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan DrainaseStudi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
Lokasi Proyek:Balikpapan, Manado, Batam, Mebidang, Banjarmasin, NTTLokasi Proyek:Balikpapan, Manado, Batam, Mebidang, Banjarmasin, NTT
dan Irja Baratdan Irja Barat
Peta Lokasi
Pengguna Jasa:Departemen Pekerjaan Umum cq. Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Penyedia Jasa:PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama
Halaman : 8 dari 15Halaman : 9 dari 15
STRUKTUR ORGANISASI PROYEKURAIAN TUGAS DAN JABATAN KONSULTAN
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk danNama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan
Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan DrainaseStudi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
Lokasi Proyek:Balikpapan, Manado, Batam, Mebidang, Banjarmasin, NTT
dan Irja Barat
Struktur Organisasi
Halaman : 10 dari 15Halaman : 11 dari 15
URAIAN TUGAS DAN JABATAN KONSULTANURAIAN TUGAS DAN JABATAN KONSULTAN
Nama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk danNama Proyek:Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan
Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan DrainaseStudi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase
Halaman : 12 dari 15
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAANMETODA KERJA PELAKSANAAN
Halaman : 14 dari 15Halaman : 15 dari 15
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLIDAFTAR SIMAK
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemda Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induknya.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Kebijakan Mutu
Pimpinan dan karyawan PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama bertekad memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
Sasaran Mutu
Sasaran yang ingin dicapai cukup jelas, yaitu tersedianya Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Air limbah dan Drainase.
Uraian
Lingkup proyek Pembuatan Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana
Induk dan Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah, Air Limbah dan Drainase ini,
adalah:
- Melakukan Kajian Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan
Drainase, Persampahan dan Air Limbah di Kabupaten/Kota
- Melakukan inventarisasi terhadap produk-produk pengaturan yang telah ada.
Seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Norma
Standar Pedoman dan manual (NSPM), serta peraturan lainnya yang terkait dengan prasarana dan sarana bidang PLP
- Melakukan konsolidasi dan koordinasi melalui kegiatan work shop dengan para stakeholder dalam hal penyelengaraan dan pengelolaan prasarana dan
sarana PLP khususnya penyusunan Rencana Induk dan Studi Kelayakan
bidang PLP
- Menyusun Materi dan Rancangan Pedoman Rencana Induk Sistem Pengelolaan Drainase, Persampahan dan Air Limbah
SATKERPENGEMBANGAN PLP
PT. ARKONIN ENGINEERING MP
TIM TEKNIS
Ketua Team / Team Leader
Tugas :1. Menyusun rencana kerja,mengawasi dan mengendalikannya.2. Mengkoordinir dan mengalokasikan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap tenaga ahli.3. Bertindak sebagai penghubung antara tim konsultan dengan pemberi tugas serta instansi lainnya.4. Menyiapkan spesifikasi sistem untuk mengarahkan tenaga ahli lain dalam penyusunan Materi Teknis.5. Mengkoordinasikan kegiatan pelaporan dan pembahasan laporan pada setiap tahapan pelaporan hasil pekerjaan.6. Menyiapkan laporan yang diperlukan.7. Melakukan pengumpulan data dan survey lapangan.8. Menyusun Materi Teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk dan Pengelolaan Persampahan, Air Limbah dan Drainase.
Ahli Teknik Lingkungan
Tugas :1. Melaksanakan studi literatur terhadap pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.2. Melakukan pengumpulan data baik di Jakarta maupun di kota-kota yang telah ditetapkan.3. Mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.4. Melaksanakan Analisis Data.5. Menyusun Materi Teknis Rencana Induk dan Studi Kelayakan.6. Membuat pelaporan sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan.
Ahli Teknik Sipil
Tugas :1. Membantu Team Leader melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan2. Melaksanakan pengumpulan datadan survey lapangan.3. Mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan pengelolaan persampahan,air limbah dan drainase.4. Menyusun materi teknis rencana induk dan studi kelayakan pengelolaan persampahan, air limbah, dan drainase.5. Menyusun Laporan yang dibutuhkan.6. Membantu pelaksanaan workshop.
Ahli Ekonomi / Finansial
Tugas :1. Menyusun indikator penilaian kelayakan ekonomi/finansial.2. Melakukan pengumpulan data, khususnya keuangan dan pendanaan/anggaran.3. Menyusun analisa keuangan untuk pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.4. Menyusun analisa tentang sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.5. Melakukan analisis finansial dan proyeksi keuangan untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
Ahli Teknik Planologi
Tugas :1. Melakukan pengumpulan data dan survey lapangan.2. Melakukan kajian terhadap rencana tata ruang dalam kaitannya dengan pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.3. Menyusun kerangka utama materi teknis untuk pengelolaan persampahan, air limbah dan drainase.4. Menyusun materi teknis penyusunan rencana induk dan studi kelayakan 5. Menyusun pelaporan.
Asisten Tenaga Ahli
Tugas :Asisten tenaga membantu tugas tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup tugas dan keahliannya.
Tenaga Pendukung
Tugas :1. Sekretaris bertugas untuk mendukung kelancaran administrasi.2. Operator komputer sebagai tenaga penunjang operasional.3. CAD Operator4. Office Boy
Satuan Kerja Pengembangan
PEMBERI TUGAS
TIM TEKNIS
TEAM LEADER
PT. ARKONIN ENGINEERING MP
Ahli Teknik Lingkungan
AsistenTeknik Lingkungan
Operator Komputer, Sekretaris dan Office Boy
Ahli Teknik Sipil
Ahli Planologi
Ahli Ekonomi/Finansial
AsistenTeknik Sipil
Pembahasan Laporan Antara
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Penyusunan Draft Laporan Antara Studi Literatur,Pengumpulan Data, Survey Lapangan dan Analisis Data
Laporan Antara
WORKSHOP
Laporan Final
Feedback
Feedback
Feedback
Penyusunan Draft Laporan Akhir
Penyusunan Draft Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Survey Lapangan
Studi Literatur dan Pengumpulan Data
Persiapan
3 Bulan
1 Bulan
0,5 Bulan
1 Bulan
0,5 Bulan
RMK-JDWL PLKSNAAN PKJN
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NoUraian KegiatanJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember
IIIIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV
1Persiapan
-Mobilisasi
-Metodologi/Rencana Kerja
-Rencana Kerja
-Koordinasi
-Kerangka Studi
2Studi Literatur
-Literatur/Referensi
-NSPM
-Peraturan/Regulasi
-Studi Terdahulu
3Pengumpulan Data
-Kondisi Eksisting
-Teknis Operasional
-Kelembagaan
-Keuangan
-Regulasi
-Survey Lapangan
> Medan, Batam
> Balikpapan, Banjarmasin
> Manado, Irja Barat
> NTT
4Analisis Data
-Kondisi Pengelolaan
-Inventarisasi Data
-Kerangka Utama
5Menyusun Draft Materi Teknis
-Pedoman Rencana Induk Persampahan
-Pedoman Rencana Induk Air Limbah
-Pedoman Rencana Induk Drainase
-Pedoman Studi Kelayakan Persampahan
-Pedoman Studi Kelayakan Air Limbah
-Pedoman Studi Kelayakan Drainase
6Workshop
-Persiapan Workshop
-Penyelenggaraan Workshop
7Finalisasi Laporan Akhir
8Pelaporan
-Laporan Pendahuluan
-Laporan Antara
-Draft Laporan Akhir
-Laporan Akhir
RMK-DFT SIMAK
Halaman : 15 dari 15
DAFTAR SIMAK
NOJUDUL DOKUMEN
Sektor Persampahan
1SNI 19-2454-2002 Tata cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan.
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh sistem Pengelolaan Sampah di daerah Perkotaan
2SNI 19-3983-1995 Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia.
Spesifikasi ini bertujuan untuk memberikan kriteria perencanaan persampahan untuk kota sedang dan
kota kecil di Indonesia
3SK SNI 03-3241-1994 Tata cara pemilihan Lokasi tempat Pembuangan Akhir Sampah
4SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah
5SK SNI S-04-1991-03 Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Sedang dan Kecil di Indonesia
6SK SNI T-12-1991-03 Tata Cara pengelolaan Sampah di Pemukiman
Tata cara ini digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di daerah permukiman
Sektor Limbah
7SNI 03-2398-2002 Tata cara ini memuat istilah dan definisi, persyaratan tangki septik dan sistem
resapan yang berlaku bagi pembuangan air limbah rumah tangga untuk daerah air tanah rendah
8SNI 03-3981-1995 Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air Limbah
9SNI Pt T-17-2002-C Petunujk teknis ini mencakup mekanisme pelaksanaan pengelolaan air limbah rumah
tangga secara komunal pada kawasan permukiman dengan jumlah pelayanan 4 KK hingga 100 KK
Sektor Drainase
10SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan.
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh hasil perencanaan drainase perkotaan yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknik perencanaan
11SK SNI T-22-1991-03 Tata Cara Perencanaan Drainase permukaan Jalan
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan struktur drainase permukaan jalan
12SK SNI T-07-1990-F Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan
JDWL TGS TA & JDWL PLKSN PKJN
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NoUraian KegiatanJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDes
341234123412341234123412
ATENAGA AHLI
-Team Leader
-Ahli Teknik Lingkungan
-Ahli Teknik Sipil
-Ahli Teknik Planologi
-Ahli Teknik Ekonomi/Finansial
Tenaga Sub Profesional
-Asisten Team Leader
-Asisten Teknik Sipil
Tenaga Pendukung
-Operator Komputer
-Sekretaris
-Office Boy
BPERJALANAN DINAS
1Prop. Sumatera Utara (Mebidang)
2Prop. Kepulauan Riau (Batam)
3Prop. Kalimantan Selatan (Banjarmasin)
4Prop. Kalimantan Timur (Balikpapan)
5Prop. Sulawesi Utara (Manado)
6Prop. Nusa Tenggara Timur
7Prop. Irian Jaya Barat
CPERLENGKAPAN KANTOR
1Komputer, sewa
2Printer, sewa
DOPERASIONAL KANTOR
1Biaya Telepon
2Computer supply
3Sewa Kendaraan Roda 4
4Sewa Kendaraan Roda 2
EWORKSHOP
1Sewa Ruangan
2Penginapan Panitia/Pakar
3Penginapan Peserta
4Uang Saku Peserta
5Konsumsi
6Sewa Peralatan, Spanduk, dll
7Biaya Cetak Materi, Tas, dsb
FPELAPORAN DAN DISKUSI
1Laporan Pendahuluan
2Laporan Antara
3Draft Laporan Akhir
4Laporan Akhir
JDWL TGS TA 1
POSISIBULAN KE
IIIIIIIVVVIMM
TENAGA AHILI
Team Leader6
Ahli Teknik Lingkungan6
Ahli Teknik Sipil6
Ahli Teknik Planologi5
Ahli Ekonomi/Finansial5
TENAGA SUB PROFESIONAL
Asisten Team Leader6
Asisten Teknik Sipil6
TENAGA PENDUKUNG
Operator Komputer6
Sekretaris6
Office Boy6
JDWL TGS TA 2
POSISINAMABULAN KE
IIIIIIIVVVIMM
TENAGA AHILI
Team LeaderLukman Nulhakim6
Ahli Tekn