78
Evaluasi program pengendalian merokok pada remaja: studi pada Murid SMP dan SMA di kota Gorontalo Sumartono, W. , Soetiarto F., Isfandari, S., Tuminah S. & Sari, P. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan , Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1 Seminar hasil penelitian – diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo bersama Dinas Kesehatan Kota Gorontalo di Hotel New Rahmat – Kota Gorontalo - Selasa 8 Februari 2011

Sumartono , W. , Soetiarto F., Isfandari , S., Tuminah S. & Sari, P

  • Upload
    khuong

  • View
    52

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Evaluasi program pengendalian merokok pada remaja : studi pada Murid SMP dan SMA di kota Gorontalo. Sumartono , W. , Soetiarto F., Isfandari , S., Tuminah S. & Sari, P. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan , Departemen Kesehatan Republik Indonesia . - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Evaluasi program pengendalian merokok pada remaja: studi pada Murid SMP dan SMA di

kota Gorontalo

Sumartono, W. , Soetiarto F., Isfandari, S., Tuminah S. & Sari, P. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

1

Seminar hasil penelitian – diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo

bersama Dinas Kesehatan Kota Gorontalo di Hotel New Rahmat – Kota Gorontalo - Selasa 8 Februari 2011

Page 2: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

PENDAHULUAN

2

Page 3: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Latar belakang

• Merokok merupakan salah satu factor risiko utama Penyakit Jantung pembuluh darah.

• Propinsi Gorontalo merupakan salah satu propinsi yang prevalensi merokok maupun prevalensi peny. jantung (Angina Pectoris)-nya tertinggi di Indonesia.

3

Page 4: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Permasalahan

Propinsi Gorontalo :• bukan propinsi dimana tanaman tembakau

merupakan tanaman andalan • juga bukan propinsi yang memiliki pabrik rokok

besar. sangat ironis propinsi ini merupakan propinsi

yang prevalensi merokoknya tinggi

4

Page 5: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007

• prevalensi merokok di Propinsi Gorontalo 32.6 % termasuk tertinggi di Indonesia (prevalensi nasional : 29.3 %).

• prevalensi perokok yang mulai merokok umur 10-14 th di Propinsi Gorontalo 12,9% tertinggi di Indonesia (prevalensi nasional 9.6 %).

5

Page 6: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

• Sekolah merupakan salah satu tempat yang baik untuk memberi pendidikan kesehatan

• termasuk tentang bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa merokok – pada remaja.

• perlu dikembangkan program pencegahan merokok melalui sekolah di Gorontalo.

6

Page 7: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

TINJAUAN PUSTAKA

7

Page 8: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Contoh program pencegahan merokok melalui sekolah yg direncanakan dan didanai dg baik :

• “Program Pencegahan dan Penghentian Merokok untuk Remaja di Jepang” yang dikembangkan Shigeta dkk [2].

Didalam program tsb ada:• “Program Biasa”• “Program Berbasis Pengalaman”

8

Page 9: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

”Program Biasa”

• Guru memberi penyuluhan ttg bahaya merokok didalam kelas menggunakan beberapa slide bahaya merokok dan sejumlah kuis (pertanyaan)

9

”Program Berbasis Pengalaman” ”Program Biasa” ditambah serangkaian promosi

kesehatan oleh guru dan Petugas Kesehatan (dr dinkes/ Puskesmas) dengan mengajak murid melakukan bebeberapa kegiatan yaitu :

Page 10: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

(i) mengukur kadar CO dalam udara pernapasan –menggunakan alat Smokerlyzer®,

(ii) mengukur tekanan darah, (iii) mendengarkan suara jantung, (iv) melihat paru-paru yang rusak paru-paru

orang yang sudah meninggal karena kanker paru yang disebabkan merokok

(v) melihat Cyber Media anti tembakau di seluruh dunia.

(vi) dsb [2].

10

Page 11: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Menurut Shigeta dkk murid-murid responden penelitiannya:

• Pengetahuannya tentang bahaya merokok meningkat secara bermakna

11

Page 12: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Pada penelitian Shigeta dkk proporsi murid yang berniat merokok bila berumur 20 tahun menurun secara bermakna dari :

• 15.1 % menjadi 9.3 % pada murid SD• 18.6 % menjadi 9.8 % pada murid SMP dan • 17.4 % menjadi 14.9 % pada murid SMA

12

Page 13: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Di salah satu SMA:

• 20 % perokok langsung berhenti merokok setelah diberi ceramah selama 1 jam

di SMA lain :• 60 % perokok berhenti merokok selama 3

bulan tindak lanjut setelah program berbasis pengalaman [2].

13

Menurut Shigeta dkk

Page 14: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

TUJUAN DAN MANFAAT

14

Page 15: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Tujuan Tujuan umum:• Mengembangkan model program Pengendalian

Merokok pada Remaja melalui Sekolah di Kota Gorontalo

Tujuan khusus:• Mengukur pengetahuan tentang tembakau atau

kesehatan sebelum dan sesudah intervensi 1,2 & 3• Mengukur sikap terhadap pengendalian tembakau

sebelum dan sesudah intervensi 1,2 & 3

15

Page 16: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Tujuan khusus:

• Mengukur proporsi murid perokok sebelum dan setelah intervensi 1,2 & 3

• Mengukur proporsi murid yang berniat merokok bila berumur 20 tahun sebelum dan setelah intervensi 1, 2 & 3

Mengkaji efektifitas model penyuluhan dalam • Meningkatkan proporsi responden yang

berpengetahuan baik dan bersikap baik• Menurunkan proporsi responden yg merokok

dan berniat merokok bila sudah berumur 20 tahun

16

Page 17: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Manfaat

• Didapatkannya model pencegahan merokok melalui sekolah untuk remaja Gorontalo.

• Didapatkannya data tentang efektifitas model pencegahan tsb dalam menurunkan proporsi murid perokok dan yang berniat merokok bila berumur 20 tahun

17

Page 18: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

METODOLOGI

18

Page 19: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

1919

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baikb. Responden

bersikap baikc. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

SurveyPre- intervensi (Okt 2009)

Intervensi Pertama (Okt 2009)

Intervensi Kedua (Januari 2010)

Survey Kedua (Januari 2010)

Sekolah inter-vensi

1. “Program biasa”2. “Mari kita dengar suara

jantung kita”3. “Mari kita ukur tekanan

darah kita”

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baik

b. Responden bersikap baik

c. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

1. “Perlombaan menterjemahkan poster bahaya merokok LN”

2. “Mari kita nikmati cyber media anti tembakau di seluruh dunia”

Studi Remaja Gorontalo Tahap I (Agus 2009 – Feb 2010)

Sekolah pemban-ding

Tanpa intervensi (Pembanding)

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baikb. Responden

bersikap baikc. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baik

b. Responden bersikap baik

c. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Tanpa intervensi (pembanding)

Kerangka konsep

Page 20: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Studi Remaja Gorontalo Tahap II (Juni - Desember 2010)

20

Sekolah intervensi

Sekolah pemban-ding

1. Pendidikan media2. Ajakan pada orang

tua untuk membantu anaknya jadi bukan

perokok

SurveyKetiga (Juli 2010) Intervensi Ketiga

(Agustus 2010)Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baik

b. Responden bersikap baik

c. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baik

b. Responden bersikap baik

c. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Survey Keempat (Desember 2010)

Tanpa intervensi (Pembanding)

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baik

b. Responden bersikap baik

c. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Proporsi a. Responden ber-

pengetahuan baikb. Responden

bersikap baikc. Perokokd. Responden yg

berniat merokok bila berumur 20 th

e. Faktor lain

Intervensi Kedua (Januari 2010)

1. “Perlombaan menterjemahkan poster bahaya merokok LN”

2. “Mari kita nikmati cyber media anti tembakau di seluruh dunia”

Tanpa intervensi (pembanding)

Studi Remaja Gorontalo Tahap I

Page 21: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Disain penelitian

• Kuasi eksperimen, before and after with control• Intervensi berupa penyuluhan kesehatan

tentang bahaya merokok

Tempat penelitian:Sebuah SMP dan sebuah SMA di Barat Kota

Gorontalo digunakan sebagai sekolah intervensiSebuah SMP dan SMA lainnya di Utara kota

Gorontalo digunakan sbg sekolah pembanding

21

Page 22: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Instrumen survey:

Kuesioner untuk memperoleh data tentang• Pengetahuan tentang tembakau atau kesehatan

(pada survei I dan II 9 pertanyaan, survei III 15 pertanyaan dan survey IV 20 pertanyaan)

• Sikap terhadap pengendalian tembakau (6 pertanyaan)

• Praktek (practice) berkaitan merokok (msl: merokok atau tidak)

• Beberapa faktor predisposisi yang mungkin berpengaruh pada perilaku merokok

22

Page 23: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Pengukuran kadar CO dalam paru atau udara ekspirasi:• Menggunakan alat Smoke-check® • Digunakan sejak survey kedua (Jan 2010)• sebagai alat pendidikan pada salah satu

kegiatan “Program Berbasis Pengalaman”: “Mari kita ukur kadar CO dalam paru-paru kita”

• sebagai alat utk memperoleh data perilaku merokok yg mungkin yang tidak dapat diperoleh dari hasil wawancara/ menjawab kuesioner

23

Page 24: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

24

Gb. 1. Pengukuran kadar CO paru menggunakan alat Smokecheck®

Page 25: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

25

Gb. 2. Lampu merah pada alat Smokecheck® menyala bila ditiup oleh responden dengan kadar CO > 10 ppm (perokok atau perokok berat)

Page 26: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Bahan dan prosedur kerja

• Bahan untuk intervensi pada Studi Remaja Gorontalo Tahap I (Sept 2009 – Feb 2010):

26

Page 27: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

27

Bahan Intervensi pertama:(1) Booklet TOP Penuntun utk Para Pemimpin (Gb. 3).

Page 28: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Contoh bagian dalam booklet “TOP Penuntun untuk para pemimpin” (Gb. 4).

28

Page 29: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

(2). “TOP –Majalah Penampilan dan Kepribadian” (Gb. 5).

29

Page 30: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Contoh salah satu halaman dalam “TOP Majalah Penampilan dan Kepribadian” (Gb. 6). Lengkapnya dapat dilihat di: http://www.facebook.com/album.php?aid=2038405&id=1243111649

30

Page 31: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

(3) Stop Merokok sebab Anda Bisa (Gb. 7).

31

Page 32: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Salah satu halaman dari buku “Stop Merokok Sebab Anda Bisa” (Gb. 8). Sebagian halaman dpt dilihat di http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1094161194582&set=a.1094156954476.2014831.1243111649.

32

Page 33: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Dvd tentang tembakau atau kesehatan (sebagian terdapat di http://www.youtube.com/MUSAUP2009). Salah satu contohnya adalah http://www.youtube.com/watch?v=SKx99foT1VE (Video. 1).

33

Page 34: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Bahan Intervensi kedua:(4) poster bahaya merokok yg digunakan dalam “Perlombaan menterjemahkan poster bahaya merokok luar negeri”. Contoh sebuah poster dari CTOB (Gb.10).

34

Page 35: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

(5) “Cyber Media” untuk kegiatan “Mari Kita Nikmati Cyber Media Anti tembakau di Seluruh Dunia”. Contoh:

http://www.youtube.com/watch?v=4Vn3mLIlqp4 (video 2).

35

Page 36: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Bahan intervensi ketiga

36

(6) buku “Melek Media dan Melek Informasi agar Tidak Tertipu oleh Iklan Rokok” untuk pendidikan media (gb. 11)

Page 37: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Contoh salah satu halaman didalam “Melek Media dan Melek Informasi” (Gb. 12).

37

Page 38: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

(7) Leaflet “Bantulah Anak Anda Menjadi Bukan Perokok” (Gb. 13).

38

Page 39: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Salah satu halaman di leaflet “Bantulah Anak Anda Menjadi Bukan Perokok” (Gb. 14).

39

Page 40: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Oktober 2009:• Studi Kualitatif “Potensi dukungan masyarakat

sekolah Kota Gorontalo dan Puskesmas terdekatnya pada Program Pencegahan Merokok Melalui Sekolah”

• Pelatihan guru dan staf Puskesmas terdekat• Materi pelatihan: teori dan praktek “program

biasa” dan “program berbasis pengalaman”

40

Prosedur kerja:

Page 41: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Setelah pelatihan

• dilakukan survey pertamaSetelah survey pertama:• Dilakukan intervensi pertama:• Guru membagi buku “TOP – Majalah Penampilan

dan Kepribadian” untuk dibaca di rumah• Keesokan harinya guru memutar dvd “Bahaya

merokok bagi kesehatan”• Kemudian mengadakan diskusi tentang tembakau

atau kesehatan selama 1 jam pelajaran.

41

Page 42: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Januari 2010

• Dilakukan survey ke duaSetelah survey dilakukan intervensi kedua berupa • 3 kegiatan “Program berbasis pengalaman”:• “Mari kita ukur kadar CO pernapasan kita”• “Perlombaan menterjemahkan poster bahaya

merokok luar negeri” dan• “Mari Kita Menikmati Cyber Media Anti

Tembakau di Seluruh Penjuru Dunia”

42

Page 43: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Juli 2010

• Dilakukan survei ketiga

Agustus 2010 dilakukan intervensi ketiga berupa:• Pendidikan media menggunakan buku “Melek

Media dan Melek Informasi agar tidak Mudah Tertipu oleh Iklan rokok”

• Guru mengundang orang tua murid ke sekolah untuk diberi pesan “Bantulah anak anda agar menjadi bukan perokok” dengan leaflet berjudul sama.

43

Page 44: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Desember 2010:• Dilakukan survei ke empat (terakhir)

44

Page 45: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

HASIL

45

Page 46: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Hasil survey awal (baseline) Okt 2009, dari :• + 600 murid di 1 SMP dan 1 SMA sekolah

intervensi dan• + 600 murid di 1 SMP dan 1 SMA lainnya

sbg responden pembanding. proporsi perokok responden:• di sekolah intervensi 14.8 %• di sekolah pembanding 22.7 %

46

Page 47: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Responden yg berniat akan merokok bila berumur 20 tahun• Di sekolah intervensi 13.3 % • disekolah pembanding, 16.1 %.

Proporsi orang tua responden yg merokok:• Di sekolah intervensi 79.5 % • di sekolah pembanding 81 %.

47

Page 48: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Analisis efektifitas Intervensi I, II dan III.

48

Page 49: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 15. Grafik perbandingan perubahan proporsi murid sekolah yang pengetahuan tentang tembakau atau kesehatannya termasuk kategori ”baik” di sekolah intervensi dan di

sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 1 - Okt 09 S 2 - Jan 10 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 100.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

50.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

49

Proporsi/ persentase responden yg pengetahuannya tentang tembakau atau kesehatan “baik” (%)

Page 50: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 16. Grafik perbandingan perubahan proporsi murid sekolah yang memiliki sikap yang ”baik” terhadap pengendalian tembakau di sekolah intervensi dan di sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 1 - Okt 09 S 2 - Jan 10 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 100.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

50

Proporsi/ persentase responden yg sikapnya terhadap pengendalian tembakau “baik” (%)

Page 51: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 17. Grafik perbandingan perubahan proporsi responden perokok di sekolah intervensi dan di sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 1 - Okt 09 S 2 - Jan 10 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 100.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

51

Proporsi/ persentase responden perokok (%)

Page 52: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 18. Grafik perbandingan perubahan proporsi responden yang berniat merokok bila berumur 20 tahun di sekolah intervensi dan di sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 1 - Okt 09 S 2 - Jan 10 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 100.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

52

Proporsi/ persentase responden yang berniat merokok bila berumur 20 tahun (%)

Page 53: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 19. Grafik perbandingan perubahan proporsi orang tua responden di sekolah intervensi yang merokok dan di sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 1 - Okt 09 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 1062.0

64.0

66.0

68.0

70.0

72.0

74.0

76.0

78.0

80.0

82.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

53

Proporsi/ persentase responden yang orang tuanya (%)

Page 54: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Gb. 20. Grafik perbandingan perubahan proporsi responden yg kadar karbon monoksida pernapasannya > 10 ppm (perokok atau perokok berat) di sekolah intervensi dan di sekolah pembanding – Studi Remaja Gorontalo 2009-2010.

S 2 - Jan 10 S 3 - Jul 10 S 4 - Des 100.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

Sklh. Intervns.Sklh. Pembdg.Kedua sekolah

54

Proporsi/ persentase responden yang kadar CO paru-nya > 10 Ppm (%)

Page 55: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

PEMBAHASAN

55

Page 56: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Penelitian ini punya sejumlah kelemahan a.l.

• respondennya -yang seharusnya selalu sama di setiap survey- ternyata banyak yang tidak sama

• antara survey ke 2 dan ke 3 ada kenaikan kelas siswa yang lulus tidak dapat ditindak lanjuti

• Posisinya diganti dengan murid baru• Siswa yang seharusnya dapat ditindak lanjuti-

pun sebagian tidak ikut lagi dalam survey berikut sehingga posisinya diganti siswa lain.

56

Page 57: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Setelah membandingkan grafik perubahan proporsi

• murid yang merokok, • yang berniat merokok bila berumur 20 tahun, • yang memiliki kadar CO pernapasan > 10 ppm

(perokok atau perokok berat) antara responden sekolah intervensi dan sekolah

pembanding diputuskan untuk analisis efektifitas intervensi

dengan membandingkan grafik parameter2 tsb

57

Page 58: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Dari perbandingan grafik perubahan proporsi parameter tsb di kedua kelompok disimpulkan:

intervensi yang telah dilakukan belum efektif untuk mengendalikan:• proporsi perokok dan• Proporsi yang berniat merokok bila berumur

20 tahun pada responden disekolah intervensi.

58

Page 59: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Sejumlah factor mungkin berperan dalam tidak tercapainya efektifitas model pencegahan yang digunakan pada tahap intervensi.

• Pertama, bahan dan tehnik intervensinya mungkin masih perlu ditingkatkan.

• Salah satu kegiatan dalam “Progam Berbasis Pengalaman” yang telah dilakukan di Jepang oleh Shigeta dkk ialah: “Mari kita lihat paru-paru yg rusak”

59

Page 60: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

• Shigeta dkk menggunakan: Jaringan paru-paru dari orang yg meninggal karena kanker paru-paru yg diawetkan dengan formalin dan disimpan didalam stoples.

• Dalam penelitian yang dilakukan di Gorontalo, telah dicoba meminjam jaringan serupa dari Bagian Patologi Anatomi RS Persahabatan dan Bagian Patologi Anatomi FK UI tapi tidak berhasil .

60

Page 61: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Ketiadaan jaringan kanker paru yg diawetkan dengan formalin:• Mungkin memiliki peran dalam belum efektifnya

intervensi yang dilakukan pada responden sekolah intervensi.

• Karena itu jika kegiatan seperti ini akan dilakukan lagi, keberadaan jaringan kanker paru untuk intervensi penyuluhan perlu diupayakan

61

Page 62: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Faktor lain yang mungkin juga berpengaruh

• Waktu dan dana untuk intervensi penyuluhan yang terbatas mungkin juga berpengaruh pada belum tercapainya efektifitas penyuluhan.

• Idealnya, di sekolah pemutaran video penyuluhan dan diskusi tentang buku penyuluhan maupun film penyuluhan dilakukan per kelas (maks. 40 orang),

• bukan secara massal –seperti yg dilakukan saat intervensi pertama (+ 300 orang sekaligus).

62

Page 63: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Peneliti dari Badan Litbang Kesehatan :• tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan nasihat

pribadi kepada para perokok – seperti yang dilakukan dalam penelitian oleh Shigeta dkk [2].

• hanya dapat memberikan buku panduan bernama “Stop merokok – sebab Anda Bisa” kepada para guru yang telah dilatih untuk membimbing anak perokok berhenti merokok.

63

Page 64: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Kondisi lingkungan

• dukungan masyarakat sekolah, khususnya dari guru dan orang tua murid juga masih perlu ditingkatkan.

• contoh, masih ada guru yang merokok di dalam lingkungan sekolah intervensi

• kepala sekolah belum memberlakukan larangan merokok di lingkungan sekolah termasuk guru yg berlaku untuk siapapun termasuk guru.

64

Page 65: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Ketika orang tua murid di sekolah intervensi diundang ke sekolah untuk diajak membantu anak menjadi bukan perokok:

• di SMA, dari 150 orang tua responden yang diundang, hanya hadir 2 orang tua murid.

• di SMP, dari 150 orang tua murid yang diundang hanya datang 50 orang tua murid.

respons orang tua terhadap ajakan membantu anak menjadi bukan perokok masih belum memadai.

65

Page 66: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

• Masih tingginya proporsi orang tua responden yang merokok

• Faktor lingkungan kota Gorontalo dalam arti lebih luas,

• Iklan rokok yang sangat banyak bertebaran di setiap sudut kota

• para orang dewasa, bahkan petugas kesehatan, yang seharusnya tidak merokok agar dapat menjadi teladan untuk anak anak dan remaja, di kota Gorontalo banyak yang merokok

66

Page 67: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Murid-murid di Kota Gorontalo mungkin kurang memiliki panutan atau model peran (role model).

• Meskipun model intervensi yang sedang dikembangkan–masih memiliki kekurangan dan masih bisa terus disempurnakan

• ketidak efektifan model itu pada populasi Studi Remaja Gorontalo bukan semata mata disebabkan oleh kurang sempurnanya model pencegahan merokok

67

Page 68: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Pada dasarnya:

• model edukasi itu merupakan adaptasi dan modifikasi dari model edukasi serupa di Negara lain yang telah terbukti efektif dalam menurunkan proporsi murid yang merokok.

Faktor perbedaan lingkungan dimana model itu diterapkan mungkin berpengaruh terhadap belum efektifnya model pencegahan merokok melalui sekolah di kota Gorontalo.

68

Page 69: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Bagaimana membuat lingkungan yang mendukung program pencegahan merokok pd remaja Gorontalo

• merupakan tantangan bagi para cerdik cendekiawan, professional pendidikan, professional kesehatan kota dan propinsi Gorontalo.

Harapan peneliti Badan Litbang Kesehatan :• Lemlit UNG, bersama Dindik dan Dinkes Kota

dan Prop. Gorontalo dll, dapat mengembangkan lebih lanjut program pencegahan merokok ini.

69

Page 70: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

BAPPEDA kota dan Propinsi , DPRD Kota dan Propinsi Gorontalo:

• Perlu pertimbangkan: apakah akan terus membiarkan anak dan remaja Gorontalo jadi sasaran industri tembakau dengan tidak melarang iklan rokok?

• demi mendapatkan “Pendapatan Daerah” namun dengan mengorbankan kesehatan generasi sekarang dan masa depan?

70

Page 71: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Kesimpulan dan saran

71

Page 72: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Kesimpulan:

• Program/ model Pencegahan Merokok yang diteliti belum efektif untuk menurunkan proporsi responden yang merokok dan berniat merokok bila umur 20 th.

• Hal ini mungkin bukan hanya karena modelnya masih perlu disempurnakan –tapi juga karena dukungan dari lingkungan terhadap program masih kurang memadai.

72

Page 73: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Faktor kondisi lingkungan –misal:

• masih ada guru yang merokok, • belum ada larangan merokok di sekolah yang

berlaku untuk semua orang termasuk guru, • masih banyak orang tua yang merokok, • banyaknya iklan rokok di kota Gorontalo,• kurangnya keteladanan para pemimpin –

terutama petugas kesehatan- dsb perlu ditanggulangi terlebih dulu.

73

Page 74: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Mengingat Propinsi Gorontalo merupakan salah satu propinsi yang dalam survai nasional termasuk propinsi tertinggi dalam hal:• prevalensi merokok, • prevalensi penyakit jantung dan • usia mulai merokok dibawah 14 tahun, para pemimpin kota/ prop. Gorontalo perlu

memikirkan & melakukan tindakan agar upaya pengendalian wabah merokok di kota/ propinsi Gorontalo dapat efektif

74

Page 75: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

Saran:– Pemda Kota & Prop. Gorontalo perlu meminta dan

memanfaatkan sebagian Pajak Tembakau untuk pendidikan kesehatan, khususnya pendidikan ttg bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa merokok

– DPRD Kota dan Propinsi Gorontalo perlu membuat peraturan daerah yang melarang iklan rokok dalam segala bentuk guna melindungi kesehatan generasi sekarang dan masa depan Gorontalo.

75

Page 76: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

– Lemlit UNG, bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, PGRI, IDI dan semua pihak yang relevan, mengembangkan lebih lanjut program pencegahan merokok ini,

– bukan hanya di kota Gorontalo, tapi di Kabupaten lain, termasuk Boalemo, yang merupakan kabupaten tertinggi prevalensi merokok & penyakit angina pectoris -nya .

76

Page 77: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

– Pemerintah dan masyarakat Gorontalo mengembangkan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

Dalam pembangunan bidang ekonomi, pertanian, perdagangan, perindustrian, hendaknya kesehatan masyarakat tidak dikorbankan, tetapi dilindungi dan ditingkatkan

77

Page 78: Sumartono , W. ,  Soetiarto   F.,  Isfandari ,  S.,  Tuminah  S. & Sari, P

TERIMA KASIH

78