4
SUNGAI KELINGI, LUBUKLINGGAU Sungai Kelingi merupakan salah satu daya tarik Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Keinda dan kekayaan hayatinya, membuat sungai ini banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang ingi melakukan arung jeram. Namun, lima tahun ke depan, daya tarik Sungai Kelingi diperkirakan hilang. Kenapa? Sungai Kelingi memiliki panjang 70 kilometer dan lebarnya berkisar 5070 meter dengan keti sekitar !0 meter dari permukaan laut. Selain di Lubuklinggau, sungai ini juga mengalir di "usirawas. #epatnya, di "uara Kelingi. Sungai ini berhulu di $ukit $arisan yaitu di %ejang $engkulu. $ermuara ke Sungai $eliti yang kemudian mengalir ke Sungai "usi. &arak Kota Lubuklinggau dari 'alembang, ibu kota Sumatera Selatan, sekitar ()! kilometer. Lubuklinggau yang berada paling barat di Sumatera Selatan, memiliki luas !0.)50 hektar. Se hektar masuk wilayah #NKS. &umlah penduduknya sekitar *00 ribu jiwa. $erbeda dengan sungai lainnya yang mengalir di Lubuklinggau, seperti Sungai "esat, Sungai Sungai Kasie, Sungai Kati dan Sungai #emam, sungai ini memiliki )+ jeram saat melintasi Lu Sungai Kelingi berada di tepi $ukit Sulap yang merupakan bagian #aman Nasional Kerin i Seb -#NKS , yang masih kaya dengan tanaman hutan dan satwa khas Sumatera. /ijau dan indah. #an yang ditemukan duku, durian, karet, rambutan, pisang, jambu, serta tumbuhan lain berupa po dan herba. nsur abiotik sungai ini berupa batuan yang beragam bentuk dan ukuran, pasir, juga lumpur biotiknya meliputi ikan seperti petek -Stenops vittatus), betok - Anabas testudineus), gu -Osphronemus goramy), baung - Mystus nemurus), baung jaksa - Macrones wycki), bilis - Rasb lateristriata), awang hidung - Schistorynchus heterorhynchus), engkak - Tor tambroides), baung munti - Bagroides melapterus), baung buntak - Mystus nemurus,) beringit - Mystus ni duri - Arius venosus), layanglayang - Bagrichthys macracanthuss),merundu atau lundu - Mys gulio), dan tikusan atau tiang layar - Bagrichthys hypselopterus) Kemudian lambak - !angila ocelata), lampam - Barbodes schwane"eldii), lemajang -#ycloloche enoplos), sepat siam -Trycogaster pectoralis), sepat merah mato -Tricogaster tricopterus), -#ryptopterus schilbeides), aro merah mato -Osteochilus melanopleura), bawal putih - $ampu orgenteus), gegali atau maliki atau kerali - %abocheilos sp), ikan elang - $untius tetra&o - $untius anchisporus), juar - %uciosoma trinema), kebarau - 'ampala macrolepid), keperas waadersi), kepah - Barbodes sp), kepiat - Barbodes sp), dan kerali - %abocheilos "alci"er) Penambangan tradisional batu koral 1n aman pertama terhadap Sungai Kelingi adalah akti2itas penambangan tradisional batu kora 'enambangan ini dilakukan sekitar *00 warga di sepanjang sungai. Salah satunya di 3usun 'ara penambang ini menggunakan ban karet menyusuri Sungai Kelingi. $atubatu koral yang di dari dasar sungai diletakan di tengah ban. $atu koral yang diambil dari ukuran ke il hingg

SUNGAI KELINGI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

SUNGAI KELINGI, LUBUKLINGGAUSungai Kelingi merupakan salah satu daya tarik Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Keindahan alam dan kekayaan hayatinya, membuat sungai ini banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang ingin melakukan arung jeram. Namun, lima tahun ke depan, daya tarik Sungai Kelingi diperkirakan akan hilang. Kenapa?Sungai Kelingi memiliki panjang 70 kilometer dan lebarnya berkisar 50-70 meter dengan ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut. Selain di Lubuklinggau, sungai ini juga mengalir di Kabupaten Musirawas. Tepatnya, di Muara Kelingi. Sungai ini berhulu di Bukit Barisan yaitu di Rejang Lebong, Bengkulu. Bermuara ke Sungai Beliti yang kemudian mengalir ke Sungai Musi.Jarak Kota Lubuklinggau dari Palembang, ibu kota Sumatera Selatan, sekitar 314 kilometer. Lubuklinggau yang berada paling barat di Sumatera Selatan, memiliki luas 40.150 hektar. Sekitar 200 hektar masuk wilayah TNKS. Jumlah penduduknya sekitar 200 ribu jiwa.Berbeda dengan sungai lainnya yang mengalir di Lubuklinggau, seperti Sungai Mesat, Sungai Malus, Sungai Kasie, Sungai Kati dan Sungai Temam, sungai ini memiliki 18 jeram saat melintasi Lubuklinggau.Sungai Kelingi berada di tepi Bukit Sulap yang merupakan bagian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang masih kaya dengan tanaman hutan dan satwa khas Sumatera. Hijau dan indah. Tanaman yang ditemukan duku, durian, karet, rambutan, pisang, jambu, serta tumbuhan lain berupa pohon, semak, dan herba.Unsur abiotik sungai ini berupa batuan yang beragam bentuk dan ukuran, pasir, juga lumpur. Sedangkan biotiknya meliputi ikan seperti petek (Stenops vittatus),betok (Anabas testudineus),gurame (Osphronemus goramy),baung (Mystus nemurus),baung jaksa (Macrones wycki), bilis (Rasbora lateristriata), cawang hidung (Schistorynchus heterorhynchus),cengkak (Tor tambroides),biji duren atau baung munti (Bagroides melapterus),baung buntak (Mystus nemurus,)beringit (Mystus nigriceps),ikan duri (Arius venosus),layang-layang (Bagrichthys macracanthuss),merundu atau lundu (Mystus gulio),dan tikusan atau tiang layar (Bagrichthys hypselopterus).Kemudian lambak (Dangila ocelata),lampam (Barbodes schwanefeldii),lemajang (Cyclolochelichtys enoplos),sepat siam (Trycogaster pectoralis),sepat merah mato (Tricogaster tricopterus),lais timah (Cryptopterus schilbeides),aro merah mato (Osteochilus melanopleura), bawal putih (Pampus orgenteus),gegali atau maliki atau kerali (Labocheilos sp),ikan elang (Puntius tetrazona),ikan haji (Puntius anchisporus),juar (Luciosoma trinema),kebarau (Hampala macrolepid),keperas (Puntius waadersi), kepah (Barbodes sp),kepiat (Barbodes sp),dan kerali (Labocheilos falcifer).Penambangan tradisional batu koralAncaman pertama terhadap Sungai Kelingi adalah aktivitas penambangan tradisional batu koral. Penambangan ini dilakukan sekitar 200 warga di sepanjang sungai. Salah satunya di Dusun Ulaklebar.Para penambang ini menggunakan ban karet menyusuri Sungai Kelingi. Batu-batu koral yang diambil dari dasar sungai diletakan di tengah ban. Batu koral yang diambil dari ukuran kecil hingga besar.Batu koral ini dijual kepada para pembeli yang mendatangi lokasi penambangan. Ukuran kecil dihargai Rp120 ribu per kubik, ukuran sedang Rp210 ribu per kubik, dan ukuran besar Rp225 ribu per kubik.Sehari maksmimal kami dapat satu kubik. Upahnya Rp20 ribu, kata Kalsim, seorang penambang di Ulaklebar, awal Agustus 2014 lalu.Guna mendapatkan satu kubik batu koral, dibutuhkan empat pekerja. Dua yang memungut di sungai, dua lagi membawanya dari tepi sungai ke penampungan. Rp40 ribu diambil pemilik tanah yang dijadikan tempat penampungan, kata Kalsim.Maraknya penambangan batubara ini menyebabkan tepian Sungai Kelingi erosi, sehingga beberapa kali pohon yang berada di tepi sungai tumbang. Penambangan ini menyebabkan pula keruh.Bukan hanya menambang batu koral, ada juga yang menambang pasir, kata Dono Pratono, ketua Ayo Kelingi, sebuah organisasi pegiat wisata arung jeram di Lubuklinggau. Aktivitas penambangan batu koral dan pasir, kata Dono, menyebabkan delta yang berada di tengah sungai berkurang luasnya.Jika penambangan liar ini tidak segera dihentikan, lima tahun ke depan Sungai Kelingi akan mengalami kerusakan, ujarnya.Selain penambangan tradisional, keberadaan Sungai Kelingi juga terancam pembuangan limbah rumah tangga. Parit dari rumah tangga di Lubuklinggau sebagian besar tanpa penyaringan. Pembuangan langsung ke Sungai Kelingi, katanya.Limbah rumah tangga ini juga datangnya dari masyarakat di Rejang Lebong, Bengkulu, lokasi hulu Sungai Kelingi.Sebelumnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lubuklinggau membenarkan Sungai Kelingi yang mengalir di Lubuklinggau telah tercemar limbah rumah tangga. Statusnya masih dalam kategori ringan.Mengenai penambangan tradisional batu koral dan pasir, BLH Lubuklinggau mengaku belum dapat melakukan penertiban karena tidak adanya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH).Kita terkendala PPNS dan PPLH, tim yustisi kita juga belum ada, sehingga tidak dapat melakukan penertiban, kata Wahyu Islami dari Kasi Pengendalian Dampak Lingkungan BLH Lubuklinggau.Yang dapat dilakukan pemerintah Lubuklinggau adalah melakukan himbauan kepada masyarakat, dan memasang sejumlah reklame untuk menjaga kebersihan Sungai Kelingi dari sampah.

http://arsippintar.blogspot.com/2012/11/sungai-kelingi.html