Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Avinta Dewi Damayanti
NIM: 151134104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, peneliti mempersembahkan skripsi ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan perlindungan, kesehatan,
kemudahan, dan berkat yang melimpah.
2. Bunda Maria yang selalu memberikan kekuatan dan pertolongan.
3. Kedua orang tua, Bapak Widi Lestanto dan Ibu Benedicta Noviani yang
selalu berjuang, memberikan motivasi serta dukungan, dan selalu
mendoakan.
4. Dosen pembimbing, Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd. dan Ibu
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
5. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Seseorang bisa duduk di tempat teduh sekarang, karena ia
telah menanam pohon sejak lama”
(Warren Buffett)
“Lakukanlah yang terbaik, sehingga kamu tidak akan
menyalahkan dirimu sendiri atas segalanya”
(Magdalena Neuner)
Keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha kecil,
yang diulang dan ditekuni hari demi hari.
(Avinta Dewi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan
dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,23 Juli 2019
Peneliti
Avinta Dewi Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Avinta Dewi Damayanti
Nomor Mahasiswa : 151134104
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: SURVEI
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN beserta perangkat yang
diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
mempublikasikannya di Internet atau media yang lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Juli 2019
Yang menyatakan
Avinta Dewi Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN
Avinta Dewi Damayanti
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil survei dan kesesuaian dari
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah
dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini
yaitu guru kelas I sampai dengan kelas VI di SD negeri se-Kecamatan Gamping,
Kabupaten Sleman yang berjumlah 162 guru. Sampel penelitian ini adalah 113
guru yang ditetapkan menggunakan penentuan sampel minimal menurut Krecjie
dan Morgan. Pengambilan sampel di setiap sekolah dilakukan menggunakan
teknik simple random sampling dengan membuat undian. Data dikumpulkan
melalui kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.Instrumen dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner tertutup, kuesioner terbuka, dan wawancara
terstruktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman sudah terimplementasikan. Implementasi PPK berbasis kelas yang
tertinggi terdapat pada aitem 5 mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pelajaran dan aitem 7 mengenai penerapan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, yaitu sebesar 98%. Sedangkan
implementasi PPK berbasis kelas terendah terdapat pada aitem 2 mengenai
sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu sebesar 70%.
Kesesuaian pelaksanaan implementasi program PPK berbasis kelas di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dilakukan dengan mengintegrasikan
PPK dalam kurikulum, penggunaan model dan metode pembelajaran yang
bervariasi, manajemen kelas yang baik, dan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pelajaran.
Kata Kunci : penguatan pendidikan karakter, PPK berbasis kelas, Kecamatan
Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE SURVEY ON IMPLEMENTATION OF CLASS-BASED CHARACTER
EDUCATION SUPPORT PROGRAM IN THE ELEMENTARY SCHOOLS
EDUCATION INGAMPING DISTRICT, SLEMAN REGENCY
Avinta Dewi Damayanti
Sanata Dharma University
2019
This research aims to know the result of survey and the compatibility
implementation of class-based character education support program in the
elementary schools education in Gamping District Sleman Regency. The type of
the research is descriptive quantitative research using survey methods. The
population in the research were teachers from grade I until grade VI in
Elementary Schools of Gamping District, Sleman Regency, which amounted to
162 teachers. The sample of this research is 113 teachers who are setting to use
the sample determination of the Krejcie and Morgan. The sample in each school
conducted using the simple random sampling technique by making the lottery. The
data was collected by questionnaire, study documenter, and interview. The
research used several research instruments, namely closed-ended questionnaire,
open-ended questionnaire, and structured interview.
The result of this research showed that the implementation and the effort
of class-based character education support program in the elementary schools
education in Gamping District Sleman Regency had already been implemented.
The highest percentage of implementation of class-based character education is in
item 5 about habitual attitude/character before starting the lesson and in item 7
about application of learning models and methods which supports character
value, with the percentage 98%. The lowest percentage of implementation of
class-based character education is in item 2 about the socialitation of PPK by the
grup work of teachers or KKG, with the percentage 70%. The compatibility
implementation of class-based character education support program in the
elementary schools education in Gamping District Sleman Regency was done by
integrating the PPK in curriculum, using the variant models and methods of
learning, good class management and habitual attitude/character before starting
the lesson.
Keyword: strengthening character education, PPK bassed on class, Gamping
District.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Survei
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman” dapat
peneliti selesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti memperoleh banyak bimbingan,
bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu dalam kesempatan kali ini, peneliti ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang
dengan penuh kesabaran meluangkan waktu, membimbing, memberikan
motivasi, dan dukungan dalam penelitian skripsi ini.
5. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
yang telah memberikan penjelasan serta masukan selama penyusunan
skripsi.
6. Instansi pemerintah bagian kependidikan yaitu Kesbangpol Kabupaten
Sleman, BAPPEDA Kabupaten Sleman, dan UPT Kecamatan Gamping
yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian skripsi ini.
7. Kepala sekolah beserta guru SD Negeri se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman, yang telah bersedia memberikan ijin dalam penelitian
dan membantu mengisi kuesioner yang digunakan dalam penelitian skripsi
ini.
8. Orang tuaku tercinta, Widi Lestanto dan Benedicta Noviani yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, dukungan dan juga motivasi untuk
mendorong saya hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Adikku, Marcelino Binawan Priambada yang selalu memberikan
dukungan serta doa untuk saya.
10. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.
11. Yoga Praditya Wisnu Saputra yang selalu memberikan semangat,
motivasi, serta memberikan bantuan ketika saya mengalami kesulitan.
12. Wahyu Wido Sari, M.Biotech selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) yang telah membimbing selama kurang lebih tujuh semester, serta
memberikan motivasi, dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
13. Teman-teman kelompok paying Danang Nor Wicaksana dan Florentina
Wiji Wijayanti, yang telah bekerjasama dan bertukar pikiran dalam
melaksanakan penelitian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Teman-teman satu bimbingan skripsi yang telah berproses bersama dan
berbagi informasi dalam menyelesaikan penelitian ini.
15. Teman-teman terbaikku Anggun, Mia, Diyah, Eva, Ayu, Dewi, Dayu,
Novia, Evelin dan Rosa yang selalu mendukung, memberikan saran dan
perhatian serta doa dalam penyusunan skripsi ini.
16. Teman-teman angkatan 2015 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma yang telah berproses bersama dan memberikan banyak
pengalaman selama perkuliahan.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berperan
dan membantu dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti sangat membutuhkan kritik serta
saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam
penelitian ini.
Yogyakarta, 23 Juli 2019
Peneliti
Avinta Dewi Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………...……………………...……….......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………...……………...……...... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………..………………….….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………...…………..…………. iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………..……….………........... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………..……………………... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………...…...………. vii
ABSTRAK ……………………………...……………………………………..……... viii
ABSTRACT …………………………...……………….…………….………….......... ix
KATA PENGANTAR ………………..………………….………………………….. x
DAFTAR ISI ………………………...………………………..……………………... xiii
DAFTAR TABEL …………………...……………………………..………………... xv
DAFTAR GAMBAR ………………..………………………………..…….……….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………...………………………………………...…......... xviii
BAB IPENDAHULUAN ………..…………………….…………….……………… 1
A. Latar Belakang …………...…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………..……………………………………………... 8
C. Tujuan Penelitian ...…………..………………………………………............. 8
D. Manfaat Penelitian …………...……………….………………………………. 8
E. Definisi Operasional ………….………………………………………............. 9
BAB II LANDASAN TEORI ………………………...……..…………………......... 11
A. Kajian Pustaka ……………...…………………………….…………………... 11
1. Karakter ……..……………………………………………………….......... 11
2. Pendidikan Karakter ………...……………………………………………... 14
3. Nilai-Nilai Dasar dalam Pendidikan Karakter ……...………….………….. 15
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter ……….………...………………. 18
5. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas …….................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………...….…………………………………... 37
C. Kerangka Berpikir ……………..…………….……………………………….. 42
BAB III METODE PENELITIAN …..……………………………………….......... 45
A. Jenis Penelitian ……………...………………….……………………….......... 45
B. Waktu danTempat Penelitian ………..………………………………............. 46
1. Waktu Penelitian …………………...……………….………………........... 46
2. Tempat Penelitian …………..……………………………………………... 48
C. Populasi dan Sampel …………………..……………………………………... 50
1. Populasi ………...…………………………………………….……………. 50
2. Sampel ………………………………...…………………………………… 51
D. Variabel Penelitian ………………...……………………………………......... 55
E. Teknik Pengumpulan Data ……………...……………..………………........... 56
1. Kuesioner ……….…………...………….………………….……………… 56
2. Studi Dokumenter ………...……...………….…………..………………… 57
3. Wawancara ………………...……………………………...………….......... 58
F. Instrumen Penelitian ………...……………………….………..……………… 59
1. Daftar Pertanyaan...………………………...………..……..……………… 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
a. Pertanyaan Tertutup .........……………...………..……..……………… 60
b. Pertanyaan Terbuka……………………….………..……..…………… 63
2. Daftar Cek Dokumentasi…………………………..……….…..…………. 66
3. Pedoman Wawancara ……..………...…………………………..…...…….. 68
G. Teknik Pengujian Instrumen ……………………….……………..……...…… 68
1. Validitas Isi ………………………………….….………….………............ 69
2. Validitas Muka ………...………………………….…….…………………. 77
H. Teknik Analisis Data …………………...……………….……………………. 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...…………...……. 82
A. Hasil Penelitian …………..……………………………………….…….......... 82
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian …………………..……………………... 82
2. Deskripsi Responden Penelitian …………...……………………................ 85
3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Gamping …...………………………………………………….. 86
B. Pembahasan ………...……………………………..…………………….......... 111
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 131
A. Kesimpulan …………...……………………….…..…………………….......... 131
B. Keterbatasan Penelitian …………..………………...………………………… 133
C. Saran ……………...…………………………………...……………………… 133
DAFTAR PUSTAKA …………………..…………………….....…………………... 134
DAFTAR PUSTAKA SUMBER ONLINE ………………………………...……… 138
LAMPIRAN …………………………...…………………………...………………... 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter dalam RPP ………………... 22
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian …………………………………………………… 47
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gamping …………….. 49
Tabel 3.3 Populasi Penelitian …………………………………………………. 50
Tabel 3.4 Penentuan Sampel Minimal menurut Krecjie dan Morgan …...……. 52
Tabel 3.5 Populasi dan Sampel Tiap Sekolah …………………………............ 54
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup Berbasis Kelas ................................... 61
Tabel 3.7 Instrumen Pertanyaan Tertutup …………………………………….. 62
Tabel 3.8 Skor Jawaban Instrumen Penelitian ………………………………... 63
Tabel 3.9 Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka Berbasis Kelas .................................... 64
Tabel 3.10 Instrumen Pertanyaan Terbuka…………….………………………. 65
Tabel 3.11 Daftar Cek Dokumentasi ..………………………………………….. 66
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara .........………………………………………… 68
Tabel 3.13 Konversi Nilai Skala Lima …………………………………............. 70
Tabel 3.14 Modifikasi Nilai Skala Lima ……………………………………….. 71
Tabel 3.15 Kriteria Skor Skala Lima …………………………………………... 74
Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi …………………………………….. 74
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka.…………………………............ 77
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti ……………………………………………... 83
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Terbuka …………………………………….. 87
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup …………………………………….. 89
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi ……………………………….. 126
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi ……………………............. 127
Tabel 4.6 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas …………………………. 128
Tabel 4.7 Rekapitulasi Persentase dari 3 Aspek ……………………………… 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Keterpaduan olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir, dan olah raga
……………………………………………………………...……. 19
Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan ………………... 42
Gambar 4.1 Grafik Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas ………………………………………… 90
Gambar 4.2 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 1 ………………......……………………………….. 93
Gambar 4.3 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 2 ………………......……………………………….. 95
Gambar 4.4 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 3 ………………......……………………………….. 96
Gambar 4.5 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 4 ………………......……………………………….. 98
Gambar 4.6 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 5 ………………......……………………………….. 100
Gambar 4.7 Diagram Persentase Surve iImplementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 6 ………………......……………………………….. 102
Gambar 4.8 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 7 ………………......……………………………….. 103
Gambar 4.9 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 8 ………………......……………………………….. 105
Gambar 4.10 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 9 ………………......……………………………….. 107
Gambar 4.11 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 10 …………….....………………………………..... 108
Gambar 4.12 Diagram Persentase Survei Implementasi Program PPK Berbasis
Kelas Aitem 11 …………….....…………………………...…….. 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma …….......... 140
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
dan Politik…………………………………………….………….. 141
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Gamping ……………………………………………. 142
Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ……………………………. 143
Lampiran 5 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman …………………………………………………………... 144
Lampiran 6 Coding Data 24 SD Negeri di Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman …………………………………………………………... 145
Lampiran 7 Rekap Data Implementasi InstrumenTertutup …………………. 147
Lampiran 8 Rekap Data Implementasi Instrumen Terbuka ………………….. 150
Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ………………...……... 155
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrume Pertanyaan Terbuka …………….…………… 156
Lampiran 11 Surat Pengantar Instrumen dan Identitas Responden …………… 157
Lampiran 12 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka ………... 159
Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Validasi ………………………………… 162
Lampiran 14 Data Mentah 10 Validasi Ahli …………………………………... 163
Lampiran 15 Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan
Terbuka …………………………………………………….......... 193
Lampiran 16 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Terbuka …… 194
Lampiran 17 Daftar Cek Dokumentasi ………………………………………... 196
Lampiran 18 Hasil Rekap Wawancara Terstruktur …………………………… 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha yang ditempuh untuk memperoleh
ilmu dan bertukar ilmu, yang kemudian diharapkan dapat mencerdaskan dan
membangun bangsa. Pendidikan yang baik saat ini adalah suatu sistem
pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang seimbang
antara segi intelektual dan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). Hal tersebut
selaras dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang
menegaskan bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta
bertanggungjawab”. Berkaitan dengan isi pasal dalam Undang-Undang
tersebut, pendidikan tidak hanya dijadikan sebagai wahana untuk
mengembangkan potensi akademik siswa, melainkan diharapkan mampu
mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri. Dalam hal ini
pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter siswa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Karakter merupakan salah satu komponen penting yang berpengaruh
terhadap kemajuan suatu bangsa. Haitami (2016: 29) menyatakan bahwa
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan
adat istiadat. Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Zubaedi (2011: 8)
yang mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap
kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat
atau tidak dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat dari tokoh
di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai khas, sikap,
dan perilaku baik yang dimiliki oleh seseorang dalam berpikir dan bertindak,
serta memiliki dampak bagi lingkungan masyarakat.
Realita dunia pendidikan sekarang ini menghadapi banyak tantangan di
tengah arus globalisasi. Masalah mengenai karakter di Indonesia semakin
menguat, kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya krisis moral dan budi
pekerti dikalangan anak, remaja, dan generasi muda di Indonesia. Perilaku-
perilaku anarki, perusakan, tawuran antar pelajar, pencurian, perampokan,
kekerasan, serta hubungan antar pribadi yang semakin bebas dan tidak
memperhatikan nilai-nilai sopan santun menjadi keprihatinan dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Dari beberapa permasalahan di atas, nampak bahwa
moral bangsa Indonesia mulai hilang dalam diri anak-anak dan remaja di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Beranjak dari keprihatinan di atas pendidikan karakter sangat penting
untuk ditegakkan, mengingat kepentingan bangsa Indonesia yang mengalami
krisis moral. Mangunhardjana (2016: 20) menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan yang membantu peserta didik memperoleh
pengetahuan yang benar dan lengkap mengenai karakter, peran karakter
dalam hidup pribadi bersama dengan orang lain, dalam komunitas
masyarakat, bangsa dan negara dan mendapatkan kecakapan, kemampuan,
kompetensi dan profesionalitas untuk melaksanakannya dalam bidang tertentu
untuk dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Senada dengan pendapat Saptono
(2011: 23) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan
penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter yang baik berdasarkan
kebijakan-kebijakan individu maupun masyarakat. Berdasarkan pendapat
kedua tokoh, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu
wahana untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter dalam
kehidupan sehari-hari agar perilaku seseorang dapat sesuai dengan nilai dan
norma, sehingga dapat diterima dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan
karakter menjadi proritas serta solusi untuk mengatasi permasalahan
mengenai karakter yang terjadi pada anak-anak, remaja serta generasi muda
di Indonesia. Pendidikan karakter terus diterapkan kepada masyarakat
Indonesia, terutama di kalangan anak, remaja dan generasi muda. Karakter
dapat dibentuk melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan alat yang
paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri kemanusiaannya
(Zubaedi, 2011: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Krisis moral dan budi pekerti yang terjadi di kalangan anak, remaja, dan
generasi muda di Indonesia terlihat pada beberapa kasus yang peneliti
temukan di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Dalam berita online
(Tribunnews.com, 21 Agustus 2018) memaparkan berita tentang 12 pelajar
yang harus berurusan dengan pihak Kepolisian Sektor Gamping karena
didapati akan melakukan tawuran di Lapangan Ambarketawang. Mereka akan
menyerang pelajar dari salah satu SMP yang ada di wilayah Kecamatan
Moyudan. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan beberapa senjata tanjam di
dalam tas yang dibawa oleh pelajar tersebut. Selain itu, 12 pelajar tersebut
mengakui bahwa mereka masih berstatus pelajar yang baru saja lulus SD dan
bersekolah di salah satu SMP di wilayah Kecamatan Gamping. Berita lain
yang termuat dalam (Harianjogja.com, 26 Januari 2018) mengenai anggota
Kepolisian Sektor Gamping yang melakukan razia terhadap sejumlah pelajar
yang berkeliaran saat jam sekolah. Razia tersebut dilakukan di rumah kosong
yang berada di Dusun Gamping Kidul, Desa Ambarketawang, Kecamatan
Gamping. Saat dilakukan razia, terdapat 15 siswa berstatus SD dan SMP yang
masih berpakaian seragam sekolah bersembunyi di rumah kosong tersebut
dan merokok. Pelajar tersebut selanjutnya dibawa oleh pihak kepolisian ke
Mapolsek Gamping untuk dilakukannya pendataan dan pembinaan. Kasus
lain, berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan wawancara
dengan salah satu guru sekolah dasar di Kecamatan Gamping yang menjadi
salah satu tempat penelitian, peneliti menemukan krisis moral yang dialami
oleh siswa sekolah dasar kelas IV. Peneliti memperoleh informasi tentang
adanya sekelompok siswa yang kerap kali berlaku tidak jujur dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengambil makanan di kantin kejujuran dan tidak membayar makanan
tersebut. Beberapa kasus di atas merupakan salah satu akibat dari sistem
pendidikan di Indonesia yang lebih banyak mengutamakan segi intelektualitas
dan kurang memperhatikan karakter maupun moralitas peserta didik. Dalam
hal ini, satuan pendidikan formal atau sekolah memiliki peran yang cukup
dominan dalam pembentukan karakter kepada peserta didik.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan salah satu dari
sembilan butir Nawacita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Revolusi mengenai karakter merupakan butir
Nawacita ke-delapan yang menyebutkan bahwa “Pemerintah akan melakukan
revolusi terhadap karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan
cinta Tanah Air, semangat bela negara, dan budi pekerti di dalam kurikulum
pendidikan Indonesia”. Hal mengenai revolusi karakter tersebut diperkuat
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan
pendidikan formal. Dalam Permendikbud ini disebutkan bahwa “Penguatan
Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat dengan PPK adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).”
Sehubungan dengan Nawacita Presiden mengenai GNRM tersebut,
pemerintah mengeluarkan Perpres No. 87 Tahun 2017 yang mengatur tentang
adanya Penguatan Pendidikan Karakter. Gerakan Penguatan Pendidikan
Karakter ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membekali
generasi Indonesia untuk menghadapi perubahan, dan melestarikan
kebudayaan serta jati diri bangsa Indonesia. Penguatan Pendidikan Karakter
ini akan dilakukan melalui tiga pendekatan utama, yaitu berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas merupakan gerakan pendidikan karakter yang
dilakukan oleh guru kelas dengan melakukan pengelolaan pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya
sekolah merupakan gerakan pendidikan karakter yang melihat berbagai
macam bentuk pembiasaan dan model tata kelola sekolah. Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan gerakan pendidikan
karakter yang melaksanakan pengintegrasian karakter dengan berbagai
macam bentuk kolaborasi serta kerja sama antar komunitas dan satuan
pendidikan yang ada di luar sekolah. Ketiga pendekatan ini memiliki
keterkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini dapat
membantu satuan pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan
karakter kepada peserta didik.
Program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas merupakan suatu
program pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru kelas dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengimplementasikan karakter pada saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam
rangkaian penyelenggaraan proses belajar mengajar di kelas, guru memiliki
kesempatan untuk mengembangkan karakter siswa (Tim PPK Kemendikmud,
2017: 12). PPK berbasis kelas ini dapat diimplementasikan melalui
pengintegrasian proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum
dalam mata pelajaran, manajemen kelas, metode pembelajaran, mata pelajara
khusus, gerakan literasi, dan layanan bimbingan konseling.
Melihat berbagai fakta permasalahan yang terjadi serta program
pemerintah mengenai Penguatan Pendidikan Karakter, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang survei implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman. Penelitian ini akan berfokus pada Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas, karena peneliti ingin melihat
sejauh mana peran guru kelas dalam menanamkan karakter kepada peserta
didik melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Kecamatan Gamping
merupakan salah satu daerah di wilayah Kabupaten Sleman yang merupakan
penyangga pengembangan Kabupaten Sleman, yang banyak mengalami
perkembangan ekonomi, sosial, pendidikan dan juga migrasi penduduk yang
sangat pesat. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan data bagi pemerintah Indonesia mengenai Survei Implementasi
Program Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah di atas, melandasi rumusan masalah dalam
penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
sudah terimplementasi?
2. Bagaimana kesesuaian implementasi pelaksanaan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan kesesuaian implementasi pelaksanaan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
bermakna bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data bagi pemerintah
tentang keberhasilan pelaksanaan gerakan PPK. Selain itu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
memberikan informasi tentang kesulitan-kesulitan serta hambatan selama
pelaksanaan program PPK.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran, refleksi serta
evaluasi bagi sekolah mengenai pelaksanaan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas yang telah dilaksanakan.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi guru mengenai
sejauh mana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas telah dilaksanakan, sehingga dapat meningkatkan motivasi
guru untuk lebih mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
di kelas.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini memberikan wawasan, pengetahuan, serta pengalaman
langsung bagi peneliti mengenai implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian
ini. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Karakter adalah nilai-nilai khas dan sikap serta perilaku baik yang dimiliki
oleh seseorang yang memiliki dampak bagi lingkungan dan masyarakat.
2. Pendidikan karakter adalah suatu wahana untuk menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perilaku seseorang dapat sesuai dengan nilai dan norma sehingga dapat
diterima dalam lingkungan dan masyarakat.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan
di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.
4. PPK berbasis kelas adalah pendidikan yang melakukan pengintegrasian
karakter dalam pelaksanaan pembelajaran melalui isi kurikulum dalam
mata pelajaran, manajemen kelas, metode pembelajaran, mata pelajaran
khusus, gerakan literasi dan layanan bimbingan konseling.
5. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyediakan dan menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
6. Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia yang ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu
hingga kelas enam.
7. Kecamatan Gamping adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas
Kecamatan Gamping adalah 29,25 km2. Secara geografis pada bagian
barat kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Godean, bagian utara
berbatasan dengan Kecamatan Mlati, sedangkan di bagian timur
berbatasan dengan Kecamatan Tegalrejo dan bagian selatan berbatasan
dengan Kecamatan Kasihan. Kecamatan Gamping memiliki 40 sekolah
dasar, dengan 24 sekolah dasar berstatus negeri dan 16 sekolah dasar
berstatus swasta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II pada penelitian ini membahas mengenai kajian pustaka, penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisikan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
berbagai referensi yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian. Kajian
pustaka dalam penelitian ini mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma,
budaya, dan adat istiadat (Haitami, 2016: 29). Pendapat yang serupa juga
disampaikan oleh Zubaedi (2011: 8) yang mendefinisikan karakter sebagai
suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan
dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima dalam
masyarakat. Sedangkan Mangunhardjana (2016: 19) menyatakan bahwa
karakter adalah keadaan manusia yang mempunyai disposisi keadaan atau
kecenderungan untuk hidup dan berperilaku baik yang digabungkan
dengan unsur-unsur yang membentuk karakter dan didukung oleh
keutamaan-keutamaan.
Karakter merupakan salah satu dari lingkup pendidikan yang
memiliki nilai operatif yaitu nilai dalam tindakan. Manusia berproses
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam karakternya, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu
disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan
cara yang menurut moral itu baik. Karakter tersebut memiliki tiga hal yang
saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku
moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik,
menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik meliputi
kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam
tindakan (Lickona, 2012: 81-82).
Berdasarkan pendapat dari tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan nilai-nilai khas dan sikap serta perilaku baik yang
dimiliki oleh seseorang yang memiliki dampak bagi lingkungan dan
masyarakat. Karakter seseorang dapat terbentuk karena adanya kebiasaan
yang dilakukan dalam menanggapi keadaan dan pada kata-kata yang
diucapkan kepada orang lain. Kebiasaan seseorang akan terbentuk dari
tindakan yang dilakukan berulang-ulang setiap harinya.
Membahas mengenai karakter, tidak terlepas dari konsep mengenai
kepribadian. Kepribadian merupakan suatu sifat atau dimensi perbedaan
individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola pikir, perasaan,
dan tindakan (Cervone, 2003: 21). Sedangkan Feist (2010: 4)
mendefinisikan kepribadian sebagai pola sifat dan karakteristik tertentu,
yang relatif permanen dan memberikan konsistensi maupun individualitas
pada perilaku seseorang. Berdasarkan pendapat kedua tokoh di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepribadian merupakan suatu ciri individu yang
dapat menggambarkan perilaku, pemikiran, dan perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Karakter sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu karakter akhlak dan
karakter kerja. Karakter akhlak merupakan suatu bentuk budi pekerti,
sopan santun, dan kesusilaan atau tata karma yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (Shihab 2002: 16). Sedangkan Maskawih (2008: 34)
mendefinisikan karakter akhlak sebagai suatu sifat yang sudah tertanam
dalam diri seseorang dan mendorong seseorang untuk melakukan segala
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran serta pertimbangan. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter akhlak merupakan
suatu bentuk perilaku atau budi pekerti seseorang yang tercermin dari
tindakan dan kebiasaan seseorang secara spontan.
Karakter kerja merupakan suatu gambaran tingkah laku yang
menonjolkan nilai benar, baik, buruk baik secara ekxplisit maupun
implicit. Karakter kerja berwujud tingkah laku yang menuntun,
mengarahkan dan mengorganisasikan aktivitas individu dan ditunjukkan
ke lingkungan sosial (Alwisol, 2006: 8). Sedangkan Arismantoro (2008:
27) mendefinisikan karakter kerja sebagai serangkaian sikap, perilaku,
motivasi, dan keterampilan. Karakter kerja meliputi sikap keinginan untuk
melakukan hal yang terbaik, perilaku yang jujur dan bertanggung jawab.
Dari pendapat kedua tokoh dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter kerja
merupakan bentuk dari tindakan, perbuatan maupun tingkah laku
seseorang yang dapat dilihat dari nilai benar dan salah dalam kehidupan
sehari-hari di dalam lingkungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu
menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak
tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan
sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang
lain (Koesoema, 2010: 53). Mangunhardjana (2016: 20) berpendapat
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang membantu peserta
didik memperoleh pengetahuan yang benar dan lengkap mengenai
karakter, peran karakter dalam hidup pribadi bersama dengan orang lain,
dalam komunitas masyarakat, bangsa dan negara dan mendapatkan
kecakapan, kemampuan, kompetensi, dan profesionalitas untuk
melaksanakannya dalam bidang tertentu untuk dilaksanakan dalam
kehidupan nyata. Sedangkan Saptono (2011: 23) berpendapat bahwa
pendidikan karakter merupakan penanaman dan pengembangan nilai-nilai
karakter yang baik berdasarkan kebijakan-kebijakan individu maupun
masyarakat. Nilai kebijakan yang berlaku dalam masyarakat pada
umumnya sudah disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai serta
budi pekerti dalam diri peserta didik, sehingga peserta didik memiliki
budi pekerti yang utuh dan seimbang. Peserta didik yang memiliki budi
pekerti akan menggunakan segala bentuk pengetahuan, keterampilan dan
emosionalnya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
(Asmani, 2011: 42). Mustari (2014: 8) berpendapat bahwa pendidikan
karakter sungguh-sungguh sangat diperlukan, karena pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dapat menahan kemerosotan karakter dalam hari-hari mendatang. Selain
itu, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan mutu karakter generasi
sekarang dan yang akan datang. Menurut filsafat manusia, hakikat
manusia itu ada tiga, yaitu: (1) manusia sebagai makhluk moral, yaitu
berbuat sesuai dengan norma-norma susila; (2) manusia sebagai makhluk
individual; dan (3) manusia sebagai makhluk sosial. Ketiga hakikat
manusia tersebut harus berkembang dan mendapatkan bimbingan serta
pengarahan yang benar semenjak kecil sampai dengan usia lanjut.
Berdasarkan pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan suatu wahana untuk menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter dan budi pekerti dalam kehidupan
sehari-hari agar perilaku seseorang dapat sesuai dengan nilai dan norma
sehingga dapat diterima dalam lingkungan dan masyarakat.
3. Nilai-Nilai Karakter
Tim PPK Kemendikbud, (2018: 12) menyatakan bahwa terdapat
lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai
yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK. Kelima nilai
utama karakter bangsa yang dimaksud antara lain:
a. Nilai Religiusitas
Nilai karakter religiusitas ini mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari ketika menjalankan agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religiusitas ini meliputi tiga dimensi relasi, yaitu hubungan antar
individu dengan Tuhan, antara individu dengan sesama, dan antara
individu dengan alam semesta (lingkungan sekitar). Nilai karakter
religiusitas ini juga ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan
menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai dari nilai religiusitas antara lain cinta pada
perdadamaian, toleransi antar umat beragama, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli sesama manusia dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil, miskin, dan
tersingkir.
b. Nilai Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara yang digunakan
dalam berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan sekitar, sosial dalam masyarakat, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa Indonesia, menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau diri sendiri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalisme antara lain mengapresiasi budaya bangsa
Indonesia, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul,
dan menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Berprestasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sekolah maupun di lembaga dan masyarakat, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, serta bersikap disiplin.
c. Nilai Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku yang
tidak bergantung kepada orang lain dan berusaha dengan sendirinya
menggunakan tenaga, pikiran serta waktu untuk merealisasikan
harapan serta cita-cita dalam diri.
Subnilai dari nilai kemandirian antara lain adalah kerja keras,
tangguh, tahan banting, daya juang serta profesional, kreatif, dan
keberanian serta kemauan belajar sepanjang hayat.
d. Nilai Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong adalah tindakan mencerminkan
menghargai semangat kerjasama dan bahu-membahu dengan sesama
untuk menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan dengan sesama, memberi bantuan/ pertolongan pada
orang-orang atau sesama yang membutuhkan.
Subnilai dari nilai gotong royong antara lain menghargai,
bekekerja sama, menghargai dan menjalankan komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah untuk mendapatkan mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan
terhadap sesama.
e. Nilai Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sendiri sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan yang dilakukan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada
nilai-nilai kemanusiaan dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
Subnilai integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial dalam masyarakat,
melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran yang terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
lima nilai-nilai utama karakter yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas. Lima nilai-nilai utama
karakter tersebut perlu ditanamkan dalam diri peserta didik mulai dari
sekarang, agar karakter peserta didik dapat terbentuk dan menjadi
kebiasaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter penting untuk ditegakkan, mengingat berbagai
permasalahan mengenai karakter yang terjadi di Indonesia. Penanaman
mengenai karakter terhadap peserta didik dapat dilakukan melalui setiap
satuan pendidikan di Indonesia. Penguatan pendidikan karakter
merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter
melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi dan pembangunan
potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan
spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerisasi), dan olah
raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Karakter individu merupakan makna dari hasil keterpaduan dari
empat bagian yaitu olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Hal
tersebut berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki Hajar
Dewantara, pendidikan karakter adalah daya upaya yang dilakukan untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran
tubuh anak agar dapat mencapai kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan
dan penghidupan anak-anak selaras dengan dunianya. Berikut ini
merupakan gambar filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar
Dewantara yang merupakan keterpaduan dari empat bagian yaitu olah
hati, olah rasa atau karsa, olah pikir, dan olah raga.
Gambar 2.1 Keterpaduan olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir,
dan olah raga
OLAH
PIKIROLAH HATI
OLAH RASA/KARSA
OLAH RAGA
Cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi ipteks,
dan reflektif
Bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria,
dan gigih
Beriman dan
bertakwa. Jujur,
amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko,
pantang menyerah,
rela berkorban, dan
berjiwa patriotik
Ramai, saling
menghargai, toleran,
peduli, suka
menolong, gotong
royong, nasionalis,
kosmopolit,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan
beretos kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan gambar 2.1 di atasmenunjukkan bahwa Penguatan
Pendidikan Karakter saling memiliki keterkaitan antara olah hati (etik),
olah rasa (estetika), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestika).
Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan program yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2017.
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini dikeluarkan
berdasarkan dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga swadaya
masyarakat untuk memperkuat pembentukan karakter peserta didik di
berbagai sekolah. Implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan utama, yaitu berbasis pendidikan karakter berbasis kelas,
pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan pendidikan karakter
berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan
satu kesatuan yang utuh dalam program pendidikan karakter (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 8).
a. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Koesoema (2018: 9) menyatakan bahwa pendidikan karakter
berbasis kelas merupakan locus educations utama yaitu di mana
proses pembentukan karakter terjadi di dalam lingkungan pendidikan.
Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan, secanggih apapun
programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh pokok persoalan
sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang terjadi di dalam
kelas. Sedangkan Zainal (2011: 11-12) berpendapat bahwa pendidikan
karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan
nilai-nilai dan penginternalisasian niai-nilai ke dalam tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata
pelajaran.
Pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas berfokus pada
keseluruhan dinamika interaksi guru dan murid di dalam kelas dalam
struktur sebuah kurikulum. Tujuan utama PPK berasal dari kelas
karena kelas menjadi lingkungan belajar yang ramah dan setiap proses
kegiatan belajar mengajar berada di dalam kelas. Pendekatan PPK
berbasis kelas yaitu integrasi kurikulum, relasi pedagogis, metode
pembelajaran, manajemen kelas, dan muatan lokal (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 27).
Pengintegrasian PPK berbasis kelas dapat dilakukan melalui 6
jenis kegiatan yaitu pengintegrasian PPK melalui kurikulum,
pengintegrasian PPK melalui manajemen kelas, pengintegrasian PPK
melalui pilihan dan penggunaan model dan metode pembelajaran,
pengintegrasian PPK melalui mata pelajaran khusus, pengintegrasian
PPK melalui gerakan literasi, dan pengintegrasian PPK melalui
bimbingan konseling (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 28-29).
Salah satu contoh penerapan pendidikan karakter berbasis kelas
adalah mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ini adalah contoh dari
penerapan pendidikan karakter berbasis kelas yang mengintegrasikan
nilai-nilai karakter ke dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2.1 Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP
Mata
Pelajaran No. Kompetensi Dasar No. Indikator Pencapaian
Karakter yang
Dikembangkan
PPKn
1.1 Mensyukuri
ditetapkannya
simbol sila-sila
Pancasila yang
terdapat pada
lambang negara
“Garuda Pancasila”
1.1.1 Menunjukkan rasa
syukur atas keberadaan
diri sebagai bangsa
Indonesia
Menghargai
perbedaan
agama dan
kepercayaan,
sikap tanggung
jawab sebagai
warga negara
1.1.2 Membuat ungkapan
syukur dalam doa untuk
bangsa Indonesia
2.1 Bersikap santun,
rukun, mandiri, dan
percaya diri sesuai
dengan sila-sila
Pancasila dalam
lambang negara
“Garuda Pancasila”
dalam kehidupan
sehari-hari
2.1.1 Menunjukkan sikap
santun dalam
berinteraksi dengan
keluarga dan teman
Persahabatan,
menghargai
keberagaman
agama, suku,
adat istiadat.
2.1.2 Menunjukkan sikap
rukun dan saling
menghormati di sekolah
3.1 Mengenal simbol
sila-sila Pancasila
dalam lambang
negara “Garuda
Pancasila”
3.1.1 Menjelaskan arti dari
Bhinneka Tunggal Ika Cinta tanah air,
menjaga
kekayaan
bangsa
3.1.2 Menjelaskan arti dari
setiap simbol sila
Pancasila yang ada
dalam lambang negara
“Garuda Pancasila”
4.1 Menceritakan
simbol-simbol sila
Pancasila yang ada
pada lambang
negara “Garuda
Pancasila”
4.1.1 Mempresentasikan hasil
diskusi tentang simbol-
simbol sila Pancasila
yang ada pada lambang
negara “Garuda
Pancasila”
Kerja sama dan
percaya diri
Bahasa
Indonesia
3.1 Menjelaskan
kegiatan persiapan
membaca
permulaan
3.1.1 Menyebutkan kegiatan
persiapan membaca Keberanian,
kreatif 3.1.2 Menjelaskan cara-cara
membaca yang baik
4.1 Mempraktikkan
kegiatan persiapan
membaca
permulaan
4.1.1 Membaca sebuah teks
dengan mempergunakan
cara membaca yang
benar
Percaya diri
Berdasarkan pada tabel 2.1 di atas menunjukkan contoh
pengintegrasian nilai karakter dalam RPP kelas I semester 1, yang
terdapat pada mata pelajaran PPKn dan Bahasa Indonesia. Pada
pelajaran PPKn membahas materi tentang simbol sila-sila Pancasila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dalam lambang negara “Garuda Pancasila”, sedangkan pada pelajaran
Bahasa Indonesia membahas materi mengenai kegiatan persiapan
membaca permulaan. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam
mata pelajaran PPKn antara lain menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, sikap tanggung jawab sebagai warga negara,
persahabatan, menghormati keberagaman agama, suku, adat istiadat,
cinta tanah air, menjaga kekayaan bangsa, kerja sama dan percaya
diri. Selain itu, nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam mata
pelajaran IPA antara lain keberanian, kreatif, dan percaya diri.
b. Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah
kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang
mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan
seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.
Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya
keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah.
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus
pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikan
nilai-nilai utama PPK yang menjadi prioritas satuan pendidikan.
Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah
yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Koesoema (2018: 21) menyatakan bahwa pendidikan karakter
secara utuh dan menyeluruh kuncinya ada di kultur sekolah. Kultur
sekolah menjadi ekosistem yang menggambarkan sejauh mana
dinamika relasi antarindividu di dalam sebuah lembaga pendidikan
merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang sehat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah merupakan
pembentukan karakter peserta didik yang dilaksanakan melalui
kegiatan yang dapat menciptakan iklim sekolah yang mendukung
perkembangan karakter peserta didik dengan mempertimbangkan
nilai, peraturan, dan tradisi sekolah.
c. Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak remaja juga
dipengaruhi oleh keadaan, situasi, dan karakter masyarakat atau
lingkungan sekitar anak-anak itu. Satuan pendidikan tidak dapat
menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga,
komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan
publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan
misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan
kerja sama antarkomunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah
sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter (Suparno,
2015: 71).
Beberapa contoh kolaborasi yang dapat dilakukan dengan
komunitas yang dapat membantu penguatan pendidikan karakter di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sekolah yang berfokus pada penguatan kekayaan pengetahuan peserta
didik yaitu pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, dan sanggar
seni; mentoring dengan seniman dan budayawan lokal; kelas inspirasi;
program siaran radio on-air, kolaborasi dengan mediatelevisi, koran,
dan majalah; dan gerakan literasi (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 41).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan
gerakan pendidikan karakter yang melaksanakan pengintegrasian
karakter dengan berbagai macam bentuk kolaborasi serta kerja sama
antar komunitas dan satuan pendidikan yang ada di luar sekolah.
5. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas
Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan locus educations
utama yaitu di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam
lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan,
secanggih apapun programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh
pokok persoalan sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang
terjadi di dalam kelas (Koesoema, 2018: 9). Pendapat tersebut
menjelaskan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
merupakan proses pembentukan karakter peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas
dapat diintegrasikan melalui 6 bidang yaitu pengintegrasian PPK dalam
kurikulum, PPK melalui Manajemen Kelas, PPK melalui pilihan dan
penggunaan metode, PPK melalui mata pelajaran khusus, PPK melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
gerakan literasi, dan PPK melalui layanan bimbingan konseling (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 27). Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis
pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas:
a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum memiliki arti bahwa di
dalam proses pembelajaran pendidik mampu mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK dalam setiap mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk
menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran
peserta didik dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK khususnya
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian,
pendidik dapat memanfaatkan materi yang tersedia di dalam
kurikulum secara kontekstual dengan disertai penguatan nilai-nilai
utama PPK (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 27).
Langkah-langkah menerapkan PPK (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 27) melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat
dilaksanakan dengan cara:
1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang
terkandung dalam materi pembelajaran.
2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan
memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen)
kelas yang relevan.
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP.
4) Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas pengintegrasian kurikulum
dalam PPK dilakukan guna merumuskan nilai-nilai karakter yang akan
diberikan kepada peserta didik agar dapat sesuai dengan mata
pelajaran serta materi pada mata pelajaran tersebut. Dengan
memadukan nilai-nilai karakter yang akan diberikan kepada peserta
didik dengan mata pelajaran serta materi pelajaran, diharapkan nilai-
nilai karakter tersebut dapat sampai kepada peserta didik dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. PPK Melalui Manajemen Kelas
Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen pendidikan
membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak seluruh
komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 28). Sedangkan Nawawi (1998: 115)
berpendapat bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi
kelas yang berupa pemberian kesempatan seluas-luasnya pada
personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan
dengan kurikulum dan perkembangan murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tujuan dari manajemen kelas adalah supaya kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik dan membatu mengoptimalkan
peserta didik dalam belajar. Dengan adanya manajemen kelas, maka
suasana kelas akan lebih kondusif karena adanya peraturan dan
kesepakatan bersama. Selain itu dalam diri peserta didik juga akan
tumbuh serta berkembang nilai-nilai karakter untuk disiplin. Pendidik
memiliki kewenangan dalam mempersiapkan (sebelum masuk kelas),
mengajar, dan setelah pengajaran, dengan mempersiapkan skenario
pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai utama karakter.
Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik belajar
dengan lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 28).
Koesoema (2018: 146) menyatakan bahwa fungsi manajemen
kelas secara langsung dalam proses pembelajaran adalah tercapainya
tujuan pembelajaran melalui proses pembelajaran yang kondusif.
Sedangkan fungsi manajemen kelas secara tidak langsung adalah
membantu peserta didik mengetahui, memahami, dan mempraktikkan
nilai-nilai yang perlahan-lahan akan membentuk karakter peserta
didik. Nilai-nilai tersebut terbentuk dan tertanamkan melalui diskusi,
dialog, dan perencanaan pengalaman belajar yang bermakna.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen kelas merupakan keterampilan seorang guru atau pendidik
dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk meraih
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Karakter masing-masing peserta didik dalam sebuah kelas sangat
beragam. Keberagaman tersebut merupakan salah satu hal yang dapat
menimbulkan persoalan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa jika seorang guru atau pendidik
tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka dapat menggangu
kegiatan belajar mengajar di kelas.
c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model dan Metode
Pembelajaran
Pendidik memiliki kewenangan dalam mempersiapkan (sebelum
masuk kelas), mengajar, dan setelah pengajaran, dengan
mempersiapkan skenario pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai
utama karakter. Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta
didik belajar dengan lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi
belajar (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 28).
Penguatan Pendidikan Karakter yang diintegrasikan melalui
kurikulum dilaksanakan lewat pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan model serta metode pembelajaran. Trianto (2011: 29)
menyatakan bahwa model pembelajaran adalah salah satu pendekatan
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sedangkan
metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan
materi pembelajaran secara teratur, tidak ada satu bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada satu pendekatan
tertentu (Sudjana, 2005: 76).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran, sedangkan metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru
dalam melaksanakan pembelajaran secara praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) menjelaskan bahwa
pendekatan, model dan metode pembelajaran yang dapat dipilih guru
secara kontekstual antara lain:
1) Pendekatan pembelajaran saintifik (Scientific Learning)
Pendekatan pembelajaran saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan
(Daryanto, 2014: 51). Koesoema (2018: 188) menyatakan bahwa
Pendekatan pembelajaran saintifik merupakan pendekatan
pembelajaran yang didasarkan dengan menggunakan langkah
kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Fokus pembentukan karakter dalam pendekatan
pembelajaran saintifik adalah berpikir kritis dan logis dengan
menggunakan pendekatan ilmiah yang teruji untuk memajukan
ilmu. Beberapa nilai pembentukan karakter yang dilatihkan
melalui pendektan pembelajaran saintifik diantaranya adalah
peserta didik dapat menjalani kehidupan dengan sikap optimis,
positif, dengan pengembangan cara berpikir secara kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif (Koesoema, 2018: 189).
2) Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan (Hernawan, 2007: 08). Model
pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kekuatan dalam
pembentukan karakter peserta didik, karena dalam setiap peserta
didik diminta untuk aktif mencari, dan terlibat dalam menggali
informasi yang relevan, mnumbuhkan rasa ingin tahu, membina
sikap kerja sama, inovasi dan kreasi yang bisa mereka lakukan
selama menjalani proses pembelajaran (Koesoema, 2018: 191).
3) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru
(Suprijono. 2009: 54). Fokus nilai dan keterampilan yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sasaran dalam model kooperatif adalah kemampuan bekerja sama,
aktif terlibat dalam sebuah komitmen sosial bersama, serta
pemahaman akan pentingnya tugas dan kewajiban setiap individu
dalam rangka kepentingan yang lebih besar yaitu keberhasilan
seluruh anggota kelompok (Koesoema, 2018: 186).
4) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah (Ngalimun, 2013: 89). Fokus pembelajaran ini adalah
pembentukan karakter sebagai individu yang memiliki inovasi
dan solusi bagi setiap persoalan yang mereka hadapi. Melalui
model ini peserta didik tidak hanya belajar demi melatih
kemampuan berpikir, melainkan member hati, pikiran dan juga
kreativitasnya untuk menyelesaikan persoalan di dalam
masyarakat agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan
bermartabat (Koesoema, 2018: 187).
5) Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah
proyek yeng bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan
masyarakat atau lingkungan (Sani, 2014: 172). Kemenarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dalam model ini adalah peserta didik diajak untuk membuat
desain sebuah hasil yang sudah dirancang, digagas dan
dipersiapkan sejak awal, mulai dari tahap konsep sampai dengan
realisasinya. Hal ini dapat melatih peserta didik untuk memiliki
cara pikir yang urut dan teratur (Koesoema, 2018: 185).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
melalui model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran di kelas, nilai-nilai karakter dapat tertanam dalam diri
peserta didik. Hal ini membuat peserta didik mampu mengembangkan
nilai-nilai karakter tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
Penguatan Pendidikan Karakter secara umum dilakukan dengan
cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada
(terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah bisa pula
mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang
berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Sekolah mendesain mata
pelajaran khusus dengan alokasi waktu khusus yang disediaka sebagi
bagian dalam pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang
mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di
kelas dengan metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat
semakin memperkaya praksis PPK di sekolah. Tema-tema yang
diambil disesuaikan dengan visi dan misi sekolah (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 32).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. PPK Melalui Gerakan Literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan,
mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi
secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menyimak,
dan berbicara. Gerakan literasi di dalam PPK berbasis kelas, kegiatan-
kegiatan literasi diintegrasikan ke dalam kegiatan pmbelajaran dan
mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum. Setiap guru
diharapkan untuk mengajak peserta didik membaca, menulis,
menyimak, dan mengkomunikasikan sesuatu secara teliti, cermat, dan
tepat tentang suatu topik dari berbagai sumber baik buku, surat kabar,
maupun media sosial (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa,
gerakan literasi merupakan suatu kegiatan berbagi informasi dari
berbagai sumber melalui kegiatan membaca, menyimak, dan
mengolah informasi dengan tepat. Gerakan literasi dilakukan tidak
hanya sekedar untuk meningkatkan minat baca melainkan sebagai
sarana untuk mengembangkan sikap empati, peduli dan menghargai
sesama. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memberikan
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengungkapkan
pendapatnya terkait dengan isi buku, sedangkan peserta didik lainnya
menyimak dan menanggapi dengan cara yang baik, santun dan
menyampaikan alasan yang logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
f. PPK Melalui Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu agar ia
memahami dirinya, dan dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat
memanfaatkan potensi-potensinya (Willis, 2011:14). Sedangkan
Tohirin (2013: 25) menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor)
kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya
serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.
Penguatan Pendidikan Karakter bisa dilakukan secara
terintegrasi melalui pendampingan siswa dalam melalui bimbingan dan
konseling. Peranan guru BK tidak terfokus hanya membantu peserta
didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik
dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar/ akademik, karier, pribadi, dan sosial. Bimbingan dan konseling
di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan para guru mata
pelajaran, tenaga kependidikan, maupun orang tua dan pemangku
kepentingan lainnya (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 33).
Penguatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan dan
konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 34-35) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan
bagi seluruh peserta didik (konseli) melalui kegiatan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok untuk mengembangkan
perilaku jangka panjang dalam pengembangan perilaku belajar,
karier, pribadi, dan sosial.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi
peserta didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang
memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat
dalam pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan
diberikan melalui (pengalihan penanganan konseli pada ahli lain
karena sudah di luar kewenangan konselor/guru BK). Nilai-nilai
utama PPK diinkorporasikan dalam proses pemberian bantuan
baik secara individual maupun kelompok.
3) Layanan Perencanaan Individual dan Peminatan
Layanan ini dimaksudkan untuk membantu setiap peserta
didik dalam pengembangan bakat dan minatnya, melalui
pemahaman diri, pemahaman lingkungan, dan pemilihan program
yang cocok dengan bakat dan minatnya. Nilai-nilai utama PPK
diinkorporasikan dalam proses pemahaman diri dan penguatan
pilihan serta pembelajaran dalam pengembangan bakat dan minat.
Pembelajaran sebagaimana disebutkan, lebih merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tanggung jawab guru mata pelajaran atau bidang yang sesuai
dengan minat peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem terkait dengan aspek manajemen dan
kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan
dan konseling untuk memperkuat PPK. Dukungan sistem ini
termasuk di dalamnya kebijakan, ketenagaan, dana, dan fasilitas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat empat penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan tentang Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Gamping.
Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah penelitian Maunah (2015) tentang Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk memahami implementasi pendidikan karakter dalam
pembentukan kepribadian holistik siswa. Metode yang dingunakan yaitu
penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di MTs N Jabung dan SMPN 1
Talun Blitar. Data diperoleh dari hasil indept interview dengan key informant:
kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, dan siswa. Data
dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah: data reduction, data
display, dan conclusion/verification. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh hasil penelitian bahwa pembentukan karakter anak dapat
dilakukan melalui dua strategi, yaitu strategi internal sekolah dan strategi
eksternal sekolah. Strategi internal sekolah dapat dilakukan melalui empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pilar, yakni kegiatan proses belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian
dalam bentuk budaya sekolah (school culture), kegiatan pembiasaan
(habituation), kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Strategi eksternal
dapat dilakukan melalui keluarga dan masyarakat. Jika seluruh strategi
tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka karakter anak akan menjadi
terbentuk dan kuat. membahas tentang implementasi program penguatan
pendidikan karakter di satuan pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maunah (2015) relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan, karena dalam penelitian tersebut sama-sama
membahas tentang implementasi program penguatan pendidikan karakter
yang dilakukan di satuan pendidikan. Selain itu, relevansinya dengan topik
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat pada penguatan
pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran di kelas.
Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu penelitian Wiliandani (2016) tentang Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di
SD Negeri Babakan Bandung Kabupaten Sumedang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus tunggal. Data
dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi,
dokumentasi, dan data dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
di SD Negeri Babakan Bandung Kabupaten Sumedang dilaksanakan secara
terintegrasi, terpadu, dan komprehensif melalui 1) pengintegrasian pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
setiap mata pelajaran, dengan tujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai
pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran, 2) adanya program
kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan diri dan
kegiatan pembiasaan, 3) budaya sekolah, 4) melalui peran serta masyarakat
yang semuanya bertumpu pada nilai religius dan nilai moral.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiliandani (2016) relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan, karena dalam penelitian ini membahas
mengenai implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar yang
dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran, budaya sekolah, kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler serta peran serta masyarakat. Hal tersebut
hampir sama dengan topik penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
tentang penguatan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui tiga
pendekatan yaitu basis kelas, basis budaya dan basis masyarakat.
Penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah penelitian Leasa (2017) tentang Full Day School dalam Pembentukan
Karakter Siswa SMKN 13 Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pembentukan dan pembinaan karakter siswa di SMKN 13
Kota Malang. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, dengan teknik
purposive sampling untuk mengungkap respon sekolah terhadap program full
day school dalam rangka pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar
memberi makna yang sebenarnya. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, dan siswa SMKN 13 Kota Malang yang berjumlah 120 orang.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 90 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa respon sekolah (kepala sekolah, guru pembina)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
termasuk dalam kategori sangat baik. Pemerolehan nilai karakter siswa kelas
X yaitu 13,63% dengan kategori memuaskan, 31,82 dengan kategori sangat
baik, dan 54,54 dengan kategori baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa
sekolah dan siswa sama-sama memberikan respon yang positif terhadap
kegiatan full day school dalam rangka pembinaan karakter peserta didik yang
berintegritas.
Penelitian yang dilakukan oleh Leasa (2017) relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan karena dalam penelitian tersebut, peneliti meneliti
pembentukan pendidikan karakter yang dilakukan melalui program full day
school yang berupa kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Hal tersebut hampir sama dengan topik penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu tentang penguatan pendidikan karakter yang dilaksanakan
melalui kegiatan intrakurikuler atau berupa kegiatan pembelajaran di kelas
Penelitian yang keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri
(2018) tentang Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital.
Dalam penelitian ini membahas mengenai pentingnya pendidikan karakter di
era digital dan peran serta dari berbagai pihak, seperti orang tua, guru serta
masyarakat dalam mendampingi anak pada era digital ini. Era digital tidak
hanya memiliki dampak positif tetapi juga berdampak negatif, sehingga
dalam hal ini orang tua, pendidik dan masyarakat dewasa berperan penting
dalam membimbing dan mengawasi anak untuk menjalaninya dengan baik,
tepat dan bermanfaat positif bagi dirinya sendiri. Menerapkan pendidikan
karakter pada era digital ini sangat penting, agar generasi penerus bangsa
memiliki moral yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Putri (2018) adalah
bahwa Karakter akan terbentuk apabila aktivitas dilakukan berulang-ulang
secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya
menjadi suatu kebiasaan saja melainkan sudah menjadi suatu karakter.
Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran. Setiap
mata pelajaran yang berkaitan dengan norma-norma perlu untuk
dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era digital ini
peranan guru, keluarga dan masyarakat sekitar sangat penting dalam
meningkatkan karakter calon penerus bangsa. Keluarga sebagai tempat
pertama dan utama peserta didik menjalani kehidupan haruslah mampu
mengawasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang, tegas dan cermat.
Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana
mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat sekitar juga berperan dalam mengawasi
dan memotivasi perkembangan karakter peserta didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2018) relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan, karena dalam penelitian ini membahas mengenai
pentingnya pembentukan karakter di era digital melalui peran keluarga, guru
dan masyarakat. Hal tersebut hampir sama dengan topik penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu tentang penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas melalui peran guru dan upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan
karakter kepada peserta didik. Selain itu, penelitian ini sama-sama membahas
tentang penguatan pendidikan karakter yang dilakukan di satuan pendidikan
sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penelitian yang relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat
pada literature map di bawah ini:
A. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Permasalahan pendidikan di Indonesia salah satunya ialah mengenai
krisis moral atau rendahnya karakter yang terjadi pada anak-anak remaja, dan
generasi penerus bangsa Indonesia. Banyaknya kasus yang belakangan ini
terjadi di Indonesia adalah mengenai krisis moral yang dilakukan oleh
kalangan remaja. Beberapa kasus tersebut diantaranya adalah tawuran antar
pelajar, pencurian dan perampokan yang dilakukan oleh anak usia dini, anak
usia SD yang mengkonsumsi obat-obat terlarang, serta pelecehan seksual
yang melibatkan pelajar. Karakter merupakan landasan atau pondasi bagi
Wiliandani (2016)
“Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar”
Leasa (2017)
“Full Day School dalam
Pembentukan Karakter Siswa
SMKN 13 Kota Malang”
Putri (2018)
“Pendidikan Karakter Pada
Anak Sekolah Dasar di Era
Digital.”
Damayanti (2019)
“Survei Implementasi
Program Penguatan
Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di
Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar se-
Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman”
Maunah (2015)
“Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
setiap orang untuk hidup dan menempatkan dirinya di dalam masyarakat.
Penerapan karakter sejak dini bagi anak-anak, remaja dan generasi muda
sangatlah penting, karena dengan adanya penanaman karakter maka generasi
yang akan datang mampu menjadi generasi penerus yang mempunyai
karakter serta moral yang baik.
Pemerintah merancang sebuah program penguatan pendidikan karakter
untuk membantu mengatasi permasalahan mengenai karakter yang terjadi
pada peserta didik. Karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dibentuk
secara instan, sehingga perlu dilakukan adanya pembiasaan untuk
menanamkan karakter dalam diri peserta didik. Dalam hal ini satuan
pendidikan terutama sekolah dasar memiliki peran yang sangat besar dalam
membentuk karakter peserta didik melalui program penguatan pendidikan
karakter. PPK berbasis kelas merupakan salah satu hal yang menunjang
dalam membentuk karakter peserta didik, karena ketika di sekolah, waktu
berada di kelas yang dimiliki peserta didik cukup banyak. Sehingga, guru
juga memiliki peran yang besar dalam mengintegrasikan PPK di kelas
terhadap peserta didik. PPK berbasis kelas dapat diintegrasikan melalui
beberapa kategori diantaranya pembiasaan pada kurikulum, manajemen kelas,
pemilihan metode pembelajaran, pelajaran khusus, gerakan literasi, dan
layanan bimbingan konseling.
Berdasarkan uraian di atas maka untuk mengetahui ada tidaknya
implementasi program penguatan pendidikan karakter di satuan pendidikan
sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman digunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini menggunakan instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berupa kuesioner karena mudah diolah, pengisisan dilakukan dalam waktu
yang singkat, dan dapat menjaring responden yang banyak. Untuk
memperkuat data yang sudah diperoleh maka dilakukan wawancara dengan
beberapa guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode penelitian survei. Lehman
(dalam Yusuf, 2014: 62) mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif
deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian
kuantitatif deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa maupun suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang
dalam bentuk angka-angka yang bermakna (Sudjana, 1997: 53).
Metode survei pada umumnya digunakan untuk melakukan
pengumpulan data yang bersifat luas dan banyak. Martono (2014: 20)
menyatakan bahwa metode penelitian survei yaitu tipe penelitian dengan
menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber utama. Dalam penelitian
survei, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah
tertulis di dalam kuesioner atau angket. Senada dengan pendapat Sugiyono
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(2013: 11) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian survei merupakan
sebuah metode penelitian yang dilaksanakan dengan pengambilan data
menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan terhadap
populasi dalam jumlah besar maupun populasi dalam jumlah yang kecil.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode penelitian survei merupakan metode penelitian yang dilakukan
dengan mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan alat atau
instrumen pengambilan data berupa angket atau kuesioner. Tujuan utama dari
survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi
(Sukmadinata, 2016: 55).
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari
responden melalui kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.
Pengambilan data yang digunakan peneliti dibatasi dengan pengambilan
sampel untuk memperoleh gambaran umum dari suatu populasi. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang detail dan sesuai
dengan realitas terkait dengan survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2018 sampai dengan
bulan Juli 2019. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi penyusunan proposal, mengurus perijinan penelitian,
penyusunan instrumen penelitian, validasi instrumen penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
revisi, penyebaran instrumen kepada 24 sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, pengumpulan data, pengolahan
data, serta penyusunan laporan dan revisi. Kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian ini akan dirinci pada jadwal penelitian yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
2018 2019
Ap
r
Mei
Ju
n
Ju
l
Ag
t
Sep
Ok
t
No
v
Des
Ja
n
Feb
Ma
r
Ap
r
Mei
Ju
n
Ju
l
1. Penyusunan
Proposal
2. Mengurus Perijinan
3. Penusunan
Instrumen
4. Validasi Instrumen
dan Revisi
5. Penebaran
Instrumen
6. Pengumpulan Data
7. Pengolahan Data
8. Penusunan Laporan
9. Ujian Skripsi
10. Yudisium
Tabel 3.1 di atas adalah jadwal kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti selama melaksanakan kegiatan penelitian. Penelitian ini dimulai
pada bulan April 2018, dengan mulai menyusun proposal penelitian.
Pada bulan Mei 2018 peneliti melaksanakan kegiatan mengurus
mengenai perijinan melaksanakan penelitian kepada beberapa instansi
yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemudian pada
bulan Juni 2018 peneliti mulai menyusun instrumen penelitian dan
melakukan validasi instrumen kepada guru-guru yang sudah dipilih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
beberapa sekolah dasar di daerah DIY, namun berada di luar Kabupaten
Sleman yang telah menerapkan program PPK. Pada bulan Juli dan
Agustus 2018 peneliti melaksanakan kegiatan penyebaran instrumen
penelitian ke seluruh SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman. Sedangkan pada bulan Agustus hingga September 2018 peneliti
mulai mengambil instrumen penelitian yang sudah diuji cobakan ke
seluruh SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman
menyesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan. Data yang
telah didapatkan oleh peneliti kemudian diolah pada bulan September
sampai dengan bulan Oktober 2018. Selanjutnya pada bulan November
2018 sampai dengan bulan Februari 2019 peneliti melakukan kegiatan
penyusunan laporan skripsi. Setelah dilakukan penyusunan laporan
skripsi, kemudian pada bulan Maret 2019 peneliti melaksanakan kegiatan
revisi pada laporan skripsi yang telah disusun sampai dengan bulan Juni
2019. Peneliti melaksanakan ujian skripsi dan dilanjutkan dengan
yudisium pada bulan Juli 2019. Jadwal penelitian ini dibuat dengan
tujuan agar dalam melaksanakan penelitian skripsi lebih terorganisir dan
dapat selesai dengan tepat waktu.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh SD Negeri se-Kecamatan
Gamping, Kabupaten Sleman. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti terhadap kecamatan ini, peneliti melihat bahwa Kecamatan
Gamping merupakan lokasi yang tepat untuk dilakukannya penelitian
mengenai survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kecamatan Gamping merupakan salah satu kecamatan yang berada di
kawasan tengah Kabupaten Sleman, dan wilayah ini merupakan pusat
pengembang pendidikan serta perdagangan bagi Kabupaten Sleman.
Kecamatan Gamping juga memiliki jumlah sekolah dasar negeri cukup
banyak yaitu 24 sekolah, sehingga data yang diperoleh dapat semakin
menggambarkan karakteristik dari populasi yang diteliti. Selain itu, di
Kecamatan Gamping belum pernah dilakukan penelitian tentang survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
Adapun daftar sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping yang
dijadikan sebagai tempat penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gamping
No. Nama Sekolah
Dasar Alamat Sekolah Dasar
1. SD N Balecatur 1 Gejawan, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
2. SD N Balecatur 2 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
3. SD N Banyuraden Jl. Dowangan, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
4. SD N Baturan 1 Nusupan, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
5. SD N Baturan 2 Mayaan, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
6. SD N Bedog Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY
7. SD N Demakijo 1 Jl. Godean No. 5, Gamping, Sleman, DIY.
8. SD N Demakijo 2 Jl. Pangeran Diponegoro, Gamping, Sleman, DIY.
9. SD N Gamol Sumbergamol, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.
10. SD N Gamping Jl. Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
11. SD N Jambon 2 Kranggahan I, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
12. SD N Jatisawit Jl. Lkr. Jatisawit, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
13. SD N Kanoman Jl. Kanoman, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
14. SD N Jitengan 2 Jitengan, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY
15. SD N Mancasan Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
16. SD N Mayangan Ngawean, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
17. SD N Mejing 1 Mejing, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
18. SD N Mejing 2 Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
19. SD N Nogosaren Jl. Nogosaren, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY.
20. SD N Nogotirto Karang Wetan, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY.
21. SD N Nyamplung Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
22. SD N Patran Jl. Titi Bumi Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
23. SD N Tegalyoso Turusan, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
24. SD N Tuguran Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2013: 117). Pendapat yang serupa disampaikan oleh Arikunto (2013:
173) bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang akan dijadikan
sebagai objek penelitian. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek/subjek yang
dipelajari dalam penelitian untuk dapat ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang terdiri dari
guru kelas I sampai dengan guru kelas VI di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, yang secara keseluruhan
berjumlah 162 guru. Jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Dasar Kelas Paralel Populasi
1. SD N Balecatur 1 1 6
2. SD N Balecatur 2 1 6
3. SD N Banyuraden 1 6
4. SD N Baturan 1 1 6
5. SD N Baturan 2 1 6
6. SD N Bedog 1 6
7. SD N Demakijo 1 2 12
8. SD N Demakijo 2 1 6
9. SD N Gamol 1 6
10. SD N Gamping 1 6
11. SD N Jambon 2 1 6
12. SD N Jatisawit 1 6
13. SD N Kanoman 1 6
14. SD N Kembangjitengan 2 1 6
15. SD N Mancasan 1 6
16. SD N Mayangan 1 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No. Nama Sekolah Dasar Kelas Paralel Populasi
17. SD N Mejing 1 1 6
18. SD N Mejing 2 2 12
19. SD N Nogosaren 1 6
20. SD N Nogotirto 2 12
21. SD N Nyamplung 1 6
22. SD N Patran 1 6
23. SD N Tegalyoso 1 6
24. SD N Tuguran 1 6
Jumlah 27 162
Tabel 3.3 di atas menunjukkan data mengenai jumlah sekolah
dasar, nama sekolah dasar, jumlah kelas paralel, dan jumlah populasi dari
masing-masing sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman. Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman yang berjumlah 24 sekolah
dasar, dengan jumlah populasi total sebanyak 162 guru. Pada masing-
masing sekolah terdapat jumlah populasi yang bervariasi tergantung pada
jumlah kelas paralel yang ada.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2015: 118). Pendapat yang serupa juga
disampaikan oleh Sangadji, dkk (2010: 177) bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang
digeneralisasikan dapat dijadikan sebagai hasil dari sebuah penelitian dan
mengangkat kesimpulan dari sebuah penelitian sebagai wakil yang
berlaku bagi populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan
tabel penentuan sampel minimal menurut Krecjie dan Morgan dengan
taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Hal ini berarti tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kesalahan dalam pengambilan sampel yang dapat ditolerir oleh peneliti
sebesar 5% (Sumanto, 2014: 210). Aturan dalam pengamplikasian tabel
penentuan sampel minimal menurut Krecjie dan Morgan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Penentuan Sampel Minimal menurut Krecjie Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 262 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan: N = Populasi
S = Sampel
Tabel 3.4 di atas merupakan tabel penentuan sampel minimal
menurut Krecjie dan Morgan yang menunjukkan aturan praktis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menentukan sampel yang harus diambil dalam penelitian dengan melihat
populasi yang ada. Dalam penelitian ini, populasi guru di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Gamping berjumlah 162 guru. Sesuai yang
ditunjukkan oleh tabel penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan
Morgan, bahwa populasi guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping hampir mendekati 160 guru, sehingga penelitian ini akan
mengambil sampel minimal sebanyak 113 guru. Asri (2016: 60)
menjelaskan cara menghitung jumlah sampel yang diteliti yaitu
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
SP : Sampel Penelitian
N : Jumlah guru masing-masing SD
Jp : Jumlah populasi seluruh guru
Jumlah sampel minimal : Jumlah sampel sesuai dengan tabel penentuan
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Berikut ini adalah cara perhitungan sampel penelitian minimal
menurut Krejcie dan Morgan pada masing-masing sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman:
𝑆𝑃 =𝑁
𝐽𝑝𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.5 Populasi dan Sampel Tiap Sekolah
No. Nama Sekolah Jumlah
Responden
Sampel Penelitian Minimal
menurut
Krejcie dan Morgan
Sampel
Penelitian
Rincian Bulat
1. SD N Balecatur 1 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
2. SD N Balecatur 2 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
3. SD N Banyuraden 6 6
162x 113 = 4,18 4 5
4. SD N Baturan 1 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
5. SD N Baturan 2 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
6. SD N Bedog 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
7. SD N Demakijo 1 12 12
162x 113 = 8,37 8 9
8. SD N Demakijo 2 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
9. SD N Gamol 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
10. SD N Gamping 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
11. SD N Jambon 2 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
12. SD N Jatisawit 6 6
162x 113 = 4,18 4 5
13. SD N Kanoman 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
14. SD N Jitengan 2 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
15. SD N Mancasan 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
16. SD N Mayangan 6 6
162x 113 = 4,18 4 5
17. SD N Mejing 1 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
18. SD N Mejing 2 12 12
162x 113 = 8,37 8 8
19. SD N Nogosaren 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
20. SD N Nogotirto 12 12
162x 113 = 8,37 8 9
21. SD N Nyamplung 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
22. SD N Patran 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
23. SD N Tegalyoso 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
24. SD N Tuguran 6 6
162x 113 = 4,18 4 4
Jumlah 162 108 113
Tabel 3.5 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel
menggunakan rumus perhitungan sampel minimal menurut Krejcie dan
Morgan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
simple random sampling. Sukmadinata (2016: 253) menjelaskan bahwa
pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu di dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sedangkan
Sugiyono (2015: 120) menjelaskan bahwa simple random sampling
dikatakan simple (sederhana) karena anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
Dalam penelitian ini, sampel minimal yang harus diteliti yaitu
sebanyak 113 sampel. Sampel yang telah dihitung peneliti berjumlah
108, dan menunjukkan bahwa jumlah tersebut lebih kecil dari angka yang
ditunjukkan pada tabel penentuan sampel minimal menurut Krecjie dan
Morgan. Untuk menyamakan jumlah sampel yang diambil dengan
jumlah sampel yang ditunjukkan pada tabel penentuan sampel minimal
menurut Krecjie dan Morgan yaitu sejumlah 113, maka peneliti
mengambil satu sampel pada 5 sekolah secara acak dengan menggunakan
undian. Berdasarkan pengambilan sampel secara acak, 5 sekolah dasar
yang dilakukan pengambilan satu sampel pada setiap sekolah antara lain
SD Negeri Banyuraden, SD Negeri Demakijo 1, SD Negeri Jatisawit, SD
Negeri Mayangan dan SD Negeri Nogotirto.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015: 61). Pendapat serupa juga disampaikan oleh Morissan (2014: 70)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bahwa variabel merupakan pengelompokan logis dari sejumlah atribut. Misal,
laki-laki dan perempuan adalah atribut, dan jenis kelamin adalah variabel
yang terdiri atas dua atribut tertentu. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang
mempunyai variasi atau nilai yang dipilih oleh peneliti untuk dipelajari agar
memperoleh informasi dan dapat ditarik kesimpulannya. Variabel yang
dipakai dalam penelitian ini adalah Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu
wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2016:
216). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara. Ketiga teknik pengumpulan
data akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan sebuah alat pengambilan data yang berupa
pertanyaan maupun pernyataan yang berkaitan dengan sebuah fakta atau
kondisi yang nyata, yang diajukan kepada responden dan penting untuk
dijawab oleh responden, serta diketahui kebenarannya oleh responden
(Suroyo, 2009: 168). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sugiyono
(2015: 199) bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Berdasarkan pendapat kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tokoh, dapat disimpulkan bahwa kuesioner merupakan sebuah sarana
pengambilan data yang berupa kalimat pertanyaan atau pernyataan yang
berhubungan dengan objek penelitian, yang diajukan kepada responden
penelitian untuk dijawab.
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupa pertanyaan
tertutup dan pertanyaan terbuka. Sugiono (2014: 194) mengungkapkan
bahwa kuesioner dengan pertanyaan tertutup mengharapkan responden
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang
telah tersedia. Sedangkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
yang berbentuk uraian tentang suatu hal. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data berupa kuesioner guna memperoleh data yang
nyata dari responden. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 24
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, dengan
tujuan untuk memperoleh data atau informasi yang diharapkan dapat
mengungkapkan survei implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa
11 pertanyaan tertutup dan 11 pertanyaan terbuka.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2016: 221). Pendapat yang
serupa juga disampaikan oleh Mahdi dan Mujahidin (2014: 119-120)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bahwa studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen-
dokumen tersebut dapat berupa paparan sejarah sekolah, data guru, data
siswa, kondisi sarana prasarana, maka semuanya harus dianalisis untuk
mendukung data penelitian. Dari pendapat ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data
dengan menganalisis dokumen-dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi
dokumenter dengan tujuan untuk memperoleh data sebagai pendukung
penelitian dan bukti nyata dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini
dokumen yang didapatkan selama melaksanakan penelitian yaitu data
mengenai daftar sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping. Data
tersebut berisikan nama sekolah dasar, alamat sekolah dasar, akreditasi
sekolah, dan nama masing-masing kepala sekolah beserta NIP kepala
sekolah. Data sekolah dasar tersebut diperoleh dari UPT Kecamatan
Gamping.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data melalui pertanyaan
yang diajukan secara lisan kepada responden. Subagyo (2011: 39)
menyatakan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
bermakna berhadapan langsung antara interview dengan responden, dan
kegiatannya dilakukan secara lisan. Berdasarkan pendapat ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab
secara lisan yang dilakukan oleh pewawancara dengan
responden/narasumber untuk memperoleh suatu informasi tertentu.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada 5 sekolah dasar
negeri di Kecamatan Gamping yang menjadi tempat penelitian, dan dipilih
secara acak. Sekolah yang terpilih antara lain SDN Nogotirto, SDN
Demakijo 2, SDN Nogosaren, SDN Baturan 2, dan SDN Mejing 2.
Responden atau narasumber yang dipilih dalam wawancara adalah guru
kelas dan kepala sekolah. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetaui secara lebih mendalam mengenai survei implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping dan untuk memperkuat data pada kuesioner
pertanyaan terbuka.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:
199). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non
tes berupa kuesioner. Lembar kuesioner yang digunakan sebagai instrumen
penelitian berupa pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Responden
penelitian bertugas untuk menjawab pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup yang terdapat dalam instrumen penelitian sesuai dengan
kenyataan/realita yang terjadi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
jenis kuesioner pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup yang terdapat
dalam instrumen penelitian.
1. Daftar Pertanyaan Penelitian
a. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup memiliki karakter dimana semua pilihan
jawaban dari pertanyaan ini telah ditentukan oleh peneliti. Responden
tidak diperkenankan untuk memberikan jawaban selain pilihan jawaban
yang telah ditentukan (Effendi dan Tukiran, 2012: 185). Dalam pertanyaan
tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif
jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak
bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia
sebagai alternatif jawaban (Sukmadinata, 2016: 219).
Pertanyaan tertutup dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan
yang harus dijawab oleh responden. Jawaban telah disediakan oleh peneliti
dalam lembar pertanyaan, sehingga responden tinggal memilih alternatif
jawaban yang telah disediakan sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Jawaban tersebut berupa pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak”, dengan
menuliskan tanda checklist () dalam kolom yang telah di sediakan oleh
peneliti.
Instrumen pertanyaan tertutup dan terbuka dalam penelitian ini
menggunakan teori kategori implementasi program PPK berbasis kelas
yang diintegrasikan melalui 6 bidang seperti pengintegrasian PPK dalam
kurikulum, manajemen kelas, model dan metode pembelajaran, mata
pelajaran khusus, gerakan literasi dan layanan bimbingan konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan tertutup yang digunakan untuk
mengetahui survei implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman (Tim PPK Kemendikbud, 2017:11- 12) :
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup Berbasis Kelas
No Aspek Aitem No Aitem
1. Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). 1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). 2
2. Pra
Observasi
Integrasi PPK dalam silabus. 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP. 4
3. Observasi
Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran. 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan
PPK. 6
Menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung PPK. 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
kegiatan sehari-hari. 8
Memfasilitasi tumbuh kembang karakter
peserta didik. 9
Mencatat perkembangan karakter peserta
didik. 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dituangkan di RPP. 11
Tabel 3.6 di atas merupakan kisi-kisi dari pertanyaan tertutup. Dalam
pertanyaan tertutup digolongkan menjadi 3 aspek yaitu aspek sosialisasi,
aspek pra observasi, dan aspek observasi kelas. Aspek sosialisasi terdiri
dari aitem nomor 1 dan 2. Aspek pra observasi terdiri dari aitem nomor 3
dan 4. Sedangkan aspek observasi kelas terdiri dari aitem nomor 5, 6, 7, 8,
9, 10 dan 11.
Berikut ini merupakan instrumen pertanyaan tertutup dari survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.7 Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus?
4 Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)?
OBSERVASI KELAS
5 Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran?
6 Apakah Bapak/Ibu sudah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
7 Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter?
8 Apakah Bapak/Ibu sudah mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)?
9 Apakah Bapak/Ibu sudah memfasilitasi setiap peserta
didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP?
10 Apakah Bapak/Ibu sudah mencatat perkembangan
karakter peserta didik?
11 Apakah Bapak/Ibu sudah memberikan umpan balik
kepada peserta didik tentang karakter yang dituangkan
dalam rancangan RPP?
Tabel 3.7 menjelaskan mengenai instrumen pertanyaan tertutup.
Instrumen pertanyaan tertutup ini digunakan untuk mengetahui survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Responden penelitian
akan menjawab pertanyaan tertutup dengan memberikan tanda berupa
checklist () pada kolom jawaban “Ya” atau”Tidak”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Instrumen pertanyaan tertutup ini menggunakan skala pengukuran
yaitu skala Guttman. Sudaryono (2016: 104) menjelaskan bahwa skala
Guttman merupakan skala yang digunakan untuk menjawab yang bersifat
jelas (tegas) dan konsisten. Dalam skala pengukuran Guttman, akan
didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak
pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain (Sugiyono, 2015: 139).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alternatif jawaban yaitu
“Ya” dan “Tidak”. Apabila responden memilih jawaban “Ya”, maka skor
yang diberikan adalah 1, sedangkan apabila responden memilih jawaban
“Tidak”, maka skor yang diberikan adalah 0. Berikut merupakan tabel
skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.8 Skor Jawaban Instrumen Penelitian
Alternatif Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
b. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan
yang harus dijawab oleh responden dengan jawaban bebas tanpa dibatasi
oleh pilihan jawaban. Jawaban yang diberikan responden berupa uraian
lengkap menurut pendapat responden dan sesuai dengan kenyataan/realita
yang terjadi di lapangan. Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya
(Sukmadinata, 2016: 2019). Pertanyaan terbuka memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri (Arikunto,
2010: 195). Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pertanyaan terbuka adalah jenis kuesioner yang memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan
dan pendapatnya.
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi dari instrumen pertanyaan terbuka
yang digunakan untuk mengetahui survei implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas:
Tabel 3.9 Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka Berbasis Kelas
Aspek No
Aitem
Praktik baik yang dilakukan. 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok
Kerja Guru (KKG). 2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus. 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum memulai
pembelajaran. 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter. 6
Model dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai karakter. 7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK). 8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang di RPP. 9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik. 10
Kendala yang dihadapi. 11
Tabel 3.9 di atas merupakan kisi-kisi pertanyaan terbuka yang
berjumlah 11 aitem. Pada aitem 1 membahas mengenai praktik baik yang
dilakukan, aitem 2 membahas mengenai informasi tentang Penguatan
Pendidikan Karakter yang diperoleh selain dari Kelompok Kerja Guru
(KKG), aitem 3 membahas mengenai cara mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus, aitem 4 membahas mengenai cara
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), aitem 5 membahas mengenai
pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai kegiatan pembelajaran,
aitem 6 membahas mengenai cara mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7 membahas mengenai model
dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk mendukung
penerapan nilai-nilai karakter, aitem 8 membahas mengenai cara
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Penguatan Pendidikan
Karakter, aitem 9 membahas mengenai cara memfasilitasi setiap peserta
didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP,
aitem 10 membahas mengenai pencatatan perkembangan karakter peserta
didik, dan yang terakhir aitem 11 membahas mengenai kendala-kendala
yang dihadapi dalam mengimplementasikan program Penguatan
Pendidikan Karakter. Berikut ini merupakan instrumen pertanyaan terbuka
yang digunakan peneliti:
Tabel 3.10 Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aitem Jawaban
1. Apa saja praktik baik yang telah dilakukan oleh Bapak/Ibu?
2. Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) dari mana
Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang PPK?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus?
4. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
Utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran?
5. Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan
Bapak/Ibu sebelum memulai pembelajaran?
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
7. Model dan metode pembelajaran yang seperti apa yang
biasa digunakan di sekolah untuk mendukung penerapan
nilai-nilai karakter?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter?
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No Aitem Jawaban
didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP?
10. Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan
karakter peserta didik?
11. Apa kendala-kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam
implementasi PPK?
2. Daftar Cek
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan daftar cek yang
digunakan untuk membantu dalam mengorganisir data penelitian yang
dicari atau dibutuhkan. Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek
aspek-aspek yang akan diamati (Sudaryono, 2016: 80). Tabel berikut ini
merupakan daftar cek yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.11 Daftar Cek Dokumentasi
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
1. SDN Balecatur 1 Gejawan, Balecatur,
Gamping, Sleman, DIY. 4
2. SDN Balecatur 2 Pasekan Lor, Balecatur,
Gamping, Sleman, DIY. 4
3. SDN Banyuraden Jl. Dowangan, Banyuraden,
Gamping, Sleman, DIY. 5
4. SDN Baturan 1 Nusupan, Trihanggo,
Gamping, Sleman, DIY. 4
5. SDN Baturan 2 Mayaan, Trihanggo,
Gamping, Sleman, DIY. 4
6. SDN Bedog Bedog, Trihanggo, Gamping,
Sleman, DIY 4
7. SDN Demakijo 1 Jl. Godean No. 5, Gamping,
Sleman, DIY. 9
8. SDN Demakijo 2 Jl. Pangeran Diponegoro,
Gamping, Sleman, DIY. 4
9. SDN Gamol Sumbergamol, Gamping,
Kabupaten Sleman, DIY. 4
10. SDN Gamping Jl. Patukan, Ambarketawang,
Gamping, Sleman, DIY. 4
11. SDN Jambon 2 Kranggahan I, Trihanggo,
Gamping, Sleman, DIY. 4
12. SDN Jatisawit Jl. Lkr. Jatisawit, Balecatur,
Gamping, Sleman, DIY. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
13. SDN Kanoman Jl. Kanoman, Banyuraden,
Gamping, Sleman, DIY. 4
14. SDN
Kembangjitengan 2
Jitengan, Balecatur,
Gamping, Kabupaten
Sleman, DIY
4
15. SDN Mancasan Mancasan, Ambarketawang,
Gamping, Sleman, DIY. 4
16. SDN Mayangan Ngawean, Trihanggo,
Gamping, Sleman, DIY. 5
17. SDN Mejing 1 Mejing Lor,
Ambarketawang, Gamping,
Sleman, DIY.
4
18. SDN Mejing 2 Patukan, Ambarketawang,
Gamping, Sleman, DIY. 8
19. SDN Nogosaren Jl. Nogosaren, Nogotirto,
Gamping, Sleman, DIY. 4
20. SDN Nogotirto Karang Wetan, Nogotirto,
Gamping, Sleman, DIY. 9
21. SDN Nyamplung Nyamplung Kidul, Balecatur,
Gamping, Sleman, DIY. 4
22. SDN Patran Jl. Titi Bumi Banyuraden,
Gamping, Sleman, DIY. 4
23. SDN Tegalyoso Turusan, Banyuraden,
Gamping, Sleman, DIY. 4
24. SDN Tuguran Mlangi, Nogotirto, Gamping,
Sleman, DIY. 4
Tabel 3.11 di atas adalah daftar cek dokumentasi yang menjelaskan
mengenai nama sekolah, alamat sekolah, dan jumlah sampel penelitian
pada masing-masing sekolah. Daftar cek dokumentasi digunakan ketika
peneliti melaksanakan pengumpulan data dokumentasi dari UPT, ketika
peneliti menyebarkan instrumen penelitian dan ketika peneliti mengambil
instrumen penelitian yang telah diisikan oleh masing-masing sekolah.
Peneliti memberikan tanda checklist () pada kolom sesuai atau tidak
sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara
kepada 5 sekolah dasar yang menjadi tempat penelitian yang dipilih secara
acak. Wawancara ini diakukan dengan tujuan untuk mengetaui secara
lebih mendalam mengenai survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping dan untuk memperkuat data pada kuesioner pertanyaan terbuka.
Berikut ini merupakan tabel pedoman wawancara yang digunakan peneliti:
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara
No Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1. Dari mana Bapak/Ibu memperoleh informasi mengenai program PPK?
2. Praktik baik atau pembiasaan sikap/karakter seperti apa saja yang
telah dilakukan Bapak/Ibu kepada peserta didik?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam
pembelajaran di kelas?
4. Apa saja model/metode pembelajaran yang sering digunakan
Bapak/Ibu dalam mengimplementasikan PPK?
5. Penyimpangan karakter seperti apa saja yang sering dilakukan peserta
didik dalam pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menyikapi peserta didik yang
memiliki karakter kurang baik?
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan pencatatan terhadap
perkembangan karakter peserta didik?
Tabel 3.12 menjelaskan mengenai garis besar pedoman wawancara
yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui lebih mendalam
kesesuaian sekolah dalam survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gampin Kabupaten Sleman.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk melaksanakan
penelitian harus melalui tahap pengujian validitas. Pengujian validitas ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bertujuan untuk mengetahui derajat kepercayaan terhadap proses penelitian
dan hasil penelitian. Sugiyono (2007: 173) menyatakan bahwa instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian ini meliputi dua hal
yaitu validitas muka dan validitas isi. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai validitas isi dan validitas muka yang digunakan untuk pengujian
instrumen dalam penelitian ini:
1. Validitas Isi
Dalam validitas isi akan ditunjukkan mengenai bagaimana instrumen
menggambarkan isi yang dikehendaki. Sangadji, dkk (2010: 160)
menyatakan bahwa validitas isi menunjuk kepada sejauh mana instrumen
mencerminkan isi yang dikehendaki. Martono (2014: 100) menjelaskan
bahwa validitas isi (content validity) mengukur sejauhmana alat si
pengukur tersebut mewakili seluruh aspek yang dianggap sebagai
kerangka konsep yang hendak diukur. Instrumen yang divalidasi adalah 11
instrumen pertanyaan tertutup dan 11 instrumen pertanyaan terbuka.
Validitas isi pada penelitian ini diberikan kepada para ahli yang
memiliki keahlian yang berhubungan dengan penelitian ini. Ahli yang
dipilih untuk melakukan validasi adalah 10 guru dari beberapa sekolah
yang berada di luar Kabupaten Sleman. Para ahli tersebut memberikan
penilaian terhadap instrumen penelitian pada lembar penilaian yang telah
diberikan. Skala skor yang digunakan dalam penilaian instrumen adalah
skala Likert. Sugiyono (2015: 134) menyatakan bahwa skala Likert
merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pada skala Likert terdapat lima kategori nilai meliputi skor 1: sangat tidak
setuju, skor 2: tidak setuju, skor 3: ragu-ragu, skor 4: setuju, dan skor 5:
sangat setuju.
Berdasarkan kategori nilai yang terdapat pada skala Likert, didapatkan
bahwa responden memiliki kecenderungan untuk memilih kategori skor
yaitu ragu-ragu. Untuk mengatasi kecenderungan responden memilih
kategori skor ragu-ragu, maka dalam penelitian ini dilakukan modifikasi
terhadap skala Likert yang digunakan. Selain itu dalam penelitian ini,
peneliti menghilangkan kategori ragu-ragu dalam skala Likert supaya
memperoleh hasil kesimpulan penelitian yang tidak bias.
Dalam penelitian ini skala skor yang digunakan untuk menilai
instrumen meliputi skor 1: tidak baik, skor 2: kurang baik, skor 3: baik,
dan skor 4: sangat baik. Hasil akhir yang telah diperoleh kemudian
diakumulasikan dan dikategorikan menggunakan kriteria yang telah
ditentukan. Skor yang sudah didapatkan, kemudian dikonversikan menjadi
data kuantitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101)
sebagai berikut:
Tabel 3.13 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X> X i + 1,80 Sbi Sangat baik
X i + 0,60 SBi< X X i + 1,80Sbi Baik
X i - 0,60 SBi< X X i + 0,60Sbi Cukup
X i - 1,80 SBi< X X i - 0,60Sbi Kurang
X X i - 1,80Sbi Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Keterangan:
Rerata ideal ( X i) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus tersebut, maka peneliti melakukan modifikasi
menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima, agar sesuai dengan aspek
yang ingin diketahui yaitu kelayakan instrumen penelitian (Sukardjo,
2006: 53). Berikut ini merupakan tabel modifikasi dengan menggunakan
kategori pada nilai skala lima:
Tabel 3.14 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X> X i + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
X i + 0,60 SBi< X X i + 1,80Sbi Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi
X i - 0,60 SBi< X X i + 0,60Sbi Kurang layak dengan revisi banyak
X i - 1,80 SBi< X X i - 0,60Sbi Tidak layak revisi total
X X i - 1,80Sbi Sangat tidak layak revisi total
Keterangan:
Rerata ideal ( X i) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut:
Diketahui:
Skor maksimal : 68
Skor minimal : 17
Rerata ideal ( X i) : ½ (68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (68-17) = 8,5
Ditanyakan :
Interval skor dikategorikan sangat layak digunakan, layak digunakan
dengan revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak
digunakan revisi total, dan sangat tidak layak revisi total.
Jawaban :
Kategori sangat layak digunakan
= X> X i + 1,80 Sbi
= X > 42,5 + (1,80. 8,5)
= X > 42,5 + (15,3)
=X > 57,8
Kategori layak digunakan dengan revisi sedikit
= X i + 0,60 SBi< X X i + 1,80Sbi
= 42,5 + 0,60. 8,5 < X 42,5 + 1,80. 8.5
= 42.5 + 5,1 < X 42,5 + 15,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
= 47,6 < X 57,8
Kategori kurang layak dengan revisi banyak
= X i - 0,60 SBi< X X i + 0,60Sbi
= 42,5 – 0,60. 8,5 < X 42,5 + 0,60. 8,5
= 42,5 – 5,1 < X 42,5 + 5,1
= 37,4 < X 47,6
Kategori tidak layak digunakan revisi total
= X i - 1,80 SBi< X X i - 0,60Sbi
= 42,5 – 1,80. 8,5 < X 42,5 – 0,60. 8,5
= 42,5 – 15,3 < X 42,5 – 5,1
= 27,2 < X 37,4
Kategori sangat tidak layak revisi total
= XX i - 1,80Sbi
= X 42,5 – 1,80. 8,5
= X 42,5 – 15,3
= X 27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh kategori data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3.15 Kriteria Skor Skala Lima
No Interval Skor Kriteria
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
5. 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan hasil perhitungan pada lembar penilaian instrumen yang
telah dinilai oleh para ahli, kemudian dapat dikonversikan dari data
kuantitatif ke dalam data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang
terdapat dalam tabel kriteria skor skala lima. Maka diperoleh hasil
penilaian instrumen yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi
No Validator Instansi Skor Keterangan
1. D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
2. D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk digunakan
3. L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk digunakan
4. N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk digunakan
5. S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk digunakan
6. A.A SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64 Sangat layak untuk digunakan
7. B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
8. H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan
9. T.K.R SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
10. B.M SD Muhammadiyah
Karangkajen 67 Sangat layak untuk digunakan
Jumlah 61,5 Sangat layak untuk digunakan
Berdasarkan tabel 3.16 maka diperoleh informasi bahwa dalam
penelitian ini terdapat 10 guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar
Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta. Kesepuluh
validator tersebut antara lain, D.P dari SDN Bhayangkara, D.K dari SDN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bantul 1, L dari SDN Ungaran 1, N.W.M dari SDN Keputran 1, S dari
SDN 4 Wates, A.A dari SD Muhammadiyah Jogodayoh, B.A.P dari SD
Joannes Bosco, H dan T.K.R dari SMPN 1 Bantul, dan B.M dari SD
Muhammadiyah Karangkajen.
Ahli pertama yang ditunjuk sebagai validator adalah D.P dari SDN
Bhayangkara. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan dengan
sedikit revisi. Revisi tersebut terdapat pada aitem pertanyaan tertutup
nomor 7, 8, dan 11. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk
mengimplementasikan PPK.
Ahli kedua yang ditunjuk sebagai validator adalah D.K dari SDN
Bantul 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk
sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli ketiga yang ditunjuk sebagai validator adalah L dari SDN
Ungaran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli keempat yang ditunjuk sebagai validator adalah N.W.M dari
SDN Keputran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli kelima yang ditunjuk sebagai validator adalah S dari SDN 4
Wates. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk
sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli keenam yang ditunjuk sebagai validator adalah A.A dari SD
Muhammadiyah Jogodayoh. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk
digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di
sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli ketujuh yang ditunjuk sebagai validator adalah B.A.P dari SD
Joannes Bosco. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan dengan
sedikit revisi. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di
sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli kedelapan yang ditunjuk sebagai validator adalah H dari SMP
1 Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk
sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli kesembilan yang ditunjuk sebagai validator adalah T.K.R dari
SMP 1 Bantul. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan dengan
sedikit revisi. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di
sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli kesepuluh yang ditunjuk sebagai validator adalah B.M dari SD
Muhammadiyah Karangkajen. Beliau menilai instrumen sangat layak
untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar
di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan
PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Validitas Muka
Validitas muka adalah tipe validitas yang hanya didasarkan pada
penilian terhadap format penampilan (Azwar, 2011: 46). Akan tetapi,
validitas muka juga penting dalam penelitian. Effendi (2012: 132-133)
menyatakan bahwa validitas muka tidak menunjukkan apakah alat
pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas muka hanya
menunjukkan bahwa dari segi “rupanya” suatu alat pengukur yang
tampaknya mengukur apa yang ingin diukur.
Validitas muka ini dilakukan pada 11 instrumen pertanyaan tertutup
yang sudah divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen
pertanyaan tertutup dilakukan oleh 10 validator dari 9 sekolah yang berada
di luar Kabupaten Sleman. Validitas muka dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner pertanyaan tertutup kepada 10 guru atau ahli tersebut. Kemudian
ahli diminta untuk memberikan penilaian serta masukan pada instrumen.
Tabel berikut ini akan memaparkan beberapa masukan yang diberikan oleh
para ahli:
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
D.P
Sebaiknya Kelompok
Kerja Guru (KKG)
diubah.
Apakah Bapak/Ibu
sudah mendapatkan
sosialisasi PPK melalui
Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
Apakah Bapak/Ibu sudah
mendapatkan sosialisasi
PPK melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG)?
Item 7, kata “sesuai
dengan” diubah dengan
kata mendukung.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai
karakter.
Item 8, kata “persoalan
kehidupan sehari-hari”
diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan
Mengaitkan isi meteri
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari.
Mengaitkan isi meteri
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Karakter” dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)
N.W.M
Item 11, kata
“dirancang” diubah
dengan kata
“dituangkan”
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dirancang dalam RPP.
Memberikan umpan balik
kepada siswa tentang
karakter yang dituangkan
dalam rancangan RPP.
T.K.R
Petunjuk pengisisan
sebaiknya ditambah
Bapak/Ibu
Mohon memberi tanda
centang () pada
kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
Bapak/Ibu mohon memberi
tanda centang () pada
kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
Tabel 3.17 menjelaskan mengenai hasil validasi muka oleh para ahli.
Pada hasil akumulasi validasi muka yang diperoleh, terdapat beberapa
masukan yang diberikan oleh para ahli antara lain mengenai pemilihan
kata atau kalimat yang lebih sesuai, menghilangkan beberapa kata yang
kiranya tidak diperlukan, dan memperjelas petunjuk pengisian.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data instrumen kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif. Sugiyono
(2010: 334) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari data dan
menyusun secara sistematis yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang
berupa tes dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori dan
menjabarkan kedalam sintesis, memilih mana yang penting yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami diri sendiri
maupun orang lain.
Berikut ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah dalam melakukan
teknik analisis data yang selanjutnya digunakan untuk mengolah data
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
analisis data penelitian adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
pengolahan data. Pengolahan data adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan
cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2006: 24). Pengolahan data
yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan pengolahan
data sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau
data yang terkumpul tidak logis dan meragukan (Hasan, 2006: 24).
Dalam tahapan editing, peneliti melakukan pemeriksaan ulang data,
dengan memeriksa jumlah data yang terkumpul serta identitas dari
responden yang mengisi data tersebut. Tahap editing ini dilakukan
dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan serta kekurangan data,
sehingga apabila terjadi hal tersebut dapat segera dilakukan
pengumpulan data ulang.
b. Coding
Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama (Hasan, 2006: 24). Dalam
tahapan ini peneliti melakukan pemberian kode pada data yang akan
dianalisis dengan cara memberikan kode yang berupa huruf A sampai
dengan huruf X. Huruf A sampai dengan X tersebut dijadikan sebagai
inisial untuk 24 SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang terdiri dari
guru kelas I sampai dengan kelas VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan (Hasan, 2006: 24).
Dalam penelitian ini, tahapan tabulasi dilakukan dengan memasukan
data yang telah diberi kode ke dalam tabel.
2. Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti setelah mengolah data
melalui tahapan editing, coding, dan tabulasi yaitu mengolah data dengan
cara mengelompokkan data dan menyederhanakan data berdasarkan hasil
persentase setiap responden.
3. Langkah ketiga setelah peneliti mengelompokkan data dan
menyederhanakan data berdasarkan hasil persentase setiap responden,
selanjutnya peneliti melakukan penyajian data yang diperoleh dari
penelitian survei yang dilakukan. Data penelitian kemudian disajikan
dalam bentuk diagram yang berupa diagram batang dan diagram pie
chart. Diagram batang digunakan untuk menyajikan data secara umum
atau data keseluruhan aitem implementasi PPK berbasis kelas.
Sedangkan diagram pie chart digunakan untuk menyajikan data
mengenai implementasi PPK berbasis kelas per aitem pertanyaan.
Selanjutnya, hasil perolehan data dari instrumen pertanyaan terbuka
digunakan untuk melengkapi dan mendeskripsikan hasil perolehan data
instrumen pertanyaan tertutup.
4. Langkah keempat setelah peneliti melakukan penyajian data adalah
melakukan analisis data secara deskriptif berdasarkan hasil persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
yang telah didapatkan dan diperkuat dengan data yang diperoleh dari
instrumen pertanyaan terbuka.
5. Langkah kelima yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan
tujuan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian yang dilakukan
mengenai Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman dan kesesuaian yang dilakukan oleh sekolah
dalam melaksanakan implementasi PPK tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas mengenai deskripsi penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan. Deskripsi penelitian menjelaskan mengenai subjek penelitian dan
proses penelitian yang dilaksanakan. Hasil penelitian menjelaskan bagaimana data
diolah dan apakah hasil penelitian menjawab pertanyaan penelitian. Bagian
pembahasan menjelaskan mengenai hubungan antara hasil penelitian dengan teori
yang diungkapkan pada bab sebelumnya.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tentang survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman yang dilaksanakan merupakan
jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode
penelitian survei. Penelitian ini mulai dilaksanakan bulan April 2018
sampai dengan bulan Juli 2019 di sekolah dasar negeri yang ada di
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, DIY. Berdasarkan data dari
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Kecamatan Gamping, diperoleh data
bahwa di Kecamatan Gamping terdapat 40 sekolah dasar yang terdiri dari
24 sekolah dasar negeri dan 16 sekolah dasar swasta. Penelitian ini
dilaksanakan di 24 sekolah dasar negeri yang terdapat di Kecamatan
Gamping, dengan subjek penelitian yaitu guru kelas I sampai dengan
kelas VI. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan kesediaan sekolah yang
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
bersangkutan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Pada penelitian
ini diambil sampel sebanyak 113 guru sesuai dengan kriteria pada tabel
penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Berikut ini
merupakan data yang mencakup daftar sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping yang dijadikan sebagai tempat penelitian:
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti
No Nama Sekolah Dasar Jumlah
Guru
Sampel
Penelitian
1. SD N Nogotirto 12 9
2. SD N Mejing 2 12 8
3. SD N Nyamplung 6 4
4. SD N Mancasan 6 4
5. SD N Kembangjitengan 2 6 4
6. SD N Banyuraden 6 4
7. SD N Gamping 6 4
8. SD N Gamol 6 4
9. SD N Jatisawit 6 5
10 SD N Tegalyoso 6 4
11. SD N Balecatur 2 6 4
12. SD N Tuguran 6 4
13. SD N Jambon 2 6 4
14. SD N Bedog 6 4
15. SD N Mejing 1 6 4
16. SD N Demakijo 2 6 4
17. SD N Nogosaren 6 4
18. SD N Mayangan 6 5
19. SD N Banyuraden 6 5
20. SD N Patran 6 4
21. SD N Baturan 1 6 4
22. SD N Demakijo 1 12 9
23. SD N Balecatur 1 6 4
23. SD N Kanoman 6 4
Jumlah 162 113
Tabel 4.1 di atas menunjukkan nama sekolah dasar negeri yang
dijadikan sebagai tempat penelitian, jumlah guru pada masing-masing
sekolah, serta jumlah guru yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan
tabel di atas, diperoleh data guru dari kelas I sampai dengan kelas VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sebanyak 162 guru, dan yang dijadikan sebagai sampel penelitian
sebanyak 113 guru. Sampel penelitian pada SD negeri yang memiliki kelas
pararel dengan SD negeri yang memiliki kelas biasa jumlahnya berbeda,
data tersebut dihitung berdasarkan jumlah guru pada masing-masing SD
dibagai dengan jumlah seluruh guru di SD Negeri se-Kecamatan Gamping
dan kemudian dikalikan dengan jumlah sampel yang ditunjukkan dalam
tabel penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non
tes dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan
terbuka yang berjumlah 11 nomor dan pertanyaan tertutup yang berjumlah
11 nomor. Untuk mengisikan pertanyaan terbuka, responden diminta untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan menuliskannya pada baris
yang disediakan di bawah pertanyaan. Sedangkan untuk mengisi
pertanyaan tertutup, responden diminta untuk menjawab pernyataan yang
telah disediakan dengan menuliskan tanda checklist () pada kolom
jawaban “Ya” atau pada kolom jawaban “Tidak” yang telah disediakan.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sudah diuji
validitasnya dan telah dilakukan revisi. Validitas instrumen yang telah
diujikan berupa validitas isi dan validitas muka. Uji validitas tersebut
dilakukan kepada 10 guru yang telah ditunjuk sebagai validator karena
mengajar di sekolah yang sudah menerapkan program PPK di wilayah
DIY, namun berada di luar Kabupaten Sleman.
Penelitian ini melalui beberapa tahap perizinan karena melibatkan
beberapa instansi. Langkah yang dilakukan oleh peneliti sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
melaksanakan penelitian adalah meminta surat pengantar izin untuk
melaksanakan penelitian mengenai survei implementasi program PPK di
SD Negeri se-Kecamatan Gamping dari pihak kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selanjutnya peneliti mengurus surat izin untuk
melaksanakan penelitian di Kecamatan Gamping ke Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Kabupaten Sleman, DIY. Surat
pengantar dan surat izin yang sudah didapatkan, kemudian diserahkan ke
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kecamatan Gamping. Tahapan yang
terakhir dalam mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian adalah
meminta izin kepada seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan
Gamping serta memberikan kuesioner sesuai dengan jumlah guru yang
terdapat pada masing-masing sekolah.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Penentuan responden penelitian diambil secara acak sesuai dengan
jumlah sampel yang telah dihitung menggunakan rumus perhitungan
penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Instrumen
penelitian yang digunakan terdiri dari 11 aitem pertanyaan tertutup dan 11
aitem pertanyaan terbuka. Pada lembar kuesioner terdapat identitas
responden mengenai nama guru, NIP, tempat dan tanggal lahir, nama
satuan pendidikan, alamat satuan pendidikan, dan tanda tangan. Instrumen
penelitian ini diisi oleh 162 guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Data dalam penelitian ini disajikan menggunakan inisial setiap guru
untuk mempermudah dalam proses pengolahan data. Jawaban guru
dikumpulkan, kemudian direkapitulasi untuk mengetahui survei
implementasi program penguatan pendidikan karakter yang dilaksanakan
di sekolah dasar negeri se-kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
3. Deskripsi Data Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Gamping
a. Deskripsi Pertanyaan Terbuka
Dalam bagian ini peneliti akan mendeskripsikan tentang survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping yang
terdapat dalam 11 aitem pertanyaan terbuka. Pertanyaan tersebut
mencakup beberapa aspek mengenai Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas yang dilengkapi dengan pertanyaan yang berupa praktik
baik yang dilakukan dan juga kendala-kendala yang dihadapi dalam
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
Jika responden sudah melakukan implementasi Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas, maka responden wajib mengisi pertanyaan
terbuka sesuai yang ditunjukkan pada masing-masing aitem
pertanyaan. Namun jika responden belum melakukan implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, maka responden tidak
mengisi pertanyaan terbuka. Berikut ini merupakan kisi-kisi
pertanyaan terbuka yang digunakan untuk mengetahui survei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
implementasi Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Terbuka
Aspek Nomor Aitem
Praktik baik yang dilakukan. 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari
Kelompok Kerja Guru (KKG).
2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dala desain
silabus.
3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran.
5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai
karakter
6
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai karakter.
7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang di RPP.
9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik. 10
Kendala yang dihadapi. 11
Tabel 4.2 di atas merupakan kisi-kisi dari instrumen pertanyaan
terbuka yang berjumlah 11 aitem pertanyaan. Pada aitem 1 membahas
tentang praktik baik yang dilakukan, aitem 2 membahas tentang
informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok Kerja
Guru (KKG), aitem 3 membahas tentang cara mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK dalam desain silabus, aitem 4 membahas tentang cara
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), aitem 5 membahas tentang cara
pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai kegiatan
pembelajaran, aitem 6 membahas tentang cara mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7 membahas tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
model dan metode pembelajaran yang digunakan sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter, aitem 8 membahas tentang
cara mengaitkan isi pembelajaran dengan penguatan pendidikan
karakter, aitem 9 membahas tentang cara memfasilitasi setiap peserta
didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP, aitem 10 membahas tentang cara mencatat perkembangan
karakter peserta didik, dan aitem 11 membahas tentang kendala yang
dihadapi.
b. Deskripsi Pertanyaan Tertutup
Peneliti akan mendeskripsikan mengenai survei implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping yang
terdapat dalam 11 aitem pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup
mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas. Dalam mengisikan pertanyaan tertutup,
responden diberikan dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”.
Jika responden telah mengimplementasikan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas, maka responden mengisikan
jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada kolom “Ya”.
Namun jika responden belum mengimplementasikan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, maka responden
mengisikan jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada
kolom “Tidak”. Berikut merupakan tabel kisi-kisi instrumen
pertanyaan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup
Aspek No Aitem
Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)
1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG)
2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam Silabus 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
Obeservasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan
sehari-hari
8
Memfasilitasi tumbuh kembang karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan di RPP
11
Tabel 4.3 di atas merupakan kisi-kisi dari instrumen pertanyaan
tertutup. Aspek sosialiasi dijabarkan melalui aitem pertanyaan yaitu
aitem 1 dan 2, tahap pra observasi dijabarkan melalui aitem nomor 3
dan 4, dan tahap observasi kelas dijabarkan melalui aitem nomor 5, 6,
7, 8, 9, 10, dan 11. Hasil persentase dari instrumen pertanyaan tertutup
mengenai survei implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman dapat dilihat pada gambar
grafik 4.1 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.1 Grafik Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Gambar 4.1 merupakan grafik persentase survei implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di seluruh
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Hasil persentase tersebut diperoleh berdasarkan jawaban responden
pada instrumen pertanyaan tertutup. Berdasarkan grafik dapat dilihat
bahwa pada aitem nomor 1 terdapat sebanyak 84% responden telah
memperoleh sosialisasi mengenai PPK dari kepala sekolah atau guru,
sedangkan 16% responden belum memperoleh sosialisasi PPK dari
kepala sekolah maupun guru. Aitem nomor 2 terdapat sebanyak 70%
responden telah memperoleh sosialisasi PPK melalui KKG, sedangkan
30% responden belum memperoleh sosialisasi PPK melalui KKG.
Aitem nomor 3 terdapat sebanyak 88% responden telah
mengintegrasikan nilai PPK dalam desain silabus, sedangkan 12%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Aitem1
Aitem2
Aitem3
Aitem4
Aitem5
Aitem6
Aitem7
Aitem8
Aitem9
Aitem10
Aitem11
Ya 84% 70% 88% 96% 98% 96% 98% 97% 96% 76% 94%
Tidak 16% 30% 12% 4% 2% 4% 2% 3% 4% 24% 6%
Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
responden belum mengintegrasikan nilai PPK dalam desain silabus.
Aitem nomor 4 terdapat sebanyak 96% responden sudah
mengintegrasikan nilai PPK di dalam silabus ke dalam RPP,
sedangkan 4% responden belum mengintegrasikan nilai PPK di dalam
silabus ke dalam RPP. Aitem nomor 5 terdapat sebanyak 98%
responden sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran, sedangkan 2% responden belum
melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran. Aitem nomor 6 terdapat sebanyak 96% responden telah
mengelola kelas dengan mengintegrasikan niali karakter, sedangkan
4% responden belum melakukan pengelolaan kelas dengan
mengintegrasikan nilai karakter. Aitem nomor 7 terdapat sebanyak
98% responden sudah menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung nilai karakter, sedangkan 2% dari responden belum
menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai karakter.
Aitem nomor 8 terdapat sebanyak 97% responden sudah mengaitkan
isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK, sedangkan 3% responden belum mengaitkan
isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK. Aitem nomor 9 terdapat sebanyak 96%
responden sudah memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP,
sedangkan 4% responden belum memfasilitasi siswa mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
berkaitan dengan PPK. Aitem nomor 10 terdapat sebanyak 76%
responden sudah mencatat perkembangan karakter siswa, sedangkan
24% responden belum melakukan pencatatan terhadap perkembangan
karakter siswa. Pada aitem nomor 11 terdapat sebanyak 94%
responden telah memberikan umpan balik kepada siswa tentang
karakter yang dituangkan dalam RPP, sedangkan 6% responden belum
memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang
dituangkan dalam RPP.
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan di atas, menunjukkan
bahwa survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping telah
mencapai di atas 50%. Hal ini membuktikan bahwa program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas telah
diimplementasikan oleh guru pada setiap satuan pendidikan sekolah
dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Setelah mendeskripsikan mengenai survei implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter secara umum, selanjutnya
peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dari
instrumen pertanyaan tertutup pada tiap butir aitem. Persentase dan
deskripsi hasil penelitian pada setiap aitem disajikan oleh peneliti
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1) Sosialisasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK
a) Hasil Survei
Gambar 4.2 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 1:
Gambar 4.2 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 1
Gambar 4.2 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 1. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD N se-
Kecamatan Gamping telah memperoleh sosialisasi mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK. Hasil tersebut dapat dilihat
pada diagram aitem nomor 1, bahwa responden yang memberikan
jawaban “Ya” terdapat sebanyak 84% dan untuk responden yang
memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebanyak 16%.
84%
16%
Aitem 1
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.2, sebagian
besar guru telah memperoleh sosialisasi mengenai Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK, sehingga dapat mempengaruhi
terwujudnya praktik baik yang dilakukan guru dalam
mengimplementasikan PPK kepada peserta didik. Hal tersebut
diperkuat dengan jawaban pertanyaan terbuka mengenai praktik
baik yang telah dilakukan, antara lain: Berjabat tangan dengan guru
dan teman di sekolah, berbaris sebelum masuk kelas dan apel pagi
bersama, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, melaksanakan
apel pagi disertai menyanyikan lagu Indonesia Raya, melaksanakan
pembiasaan senyum sapa salam, membiasakan masuk kelas dengan
baris yang rapi dan urut, melaksanakan upacara bendera setiap hari
Senin, berbahasa yang baik dan sopan kepada bapak dan ibu guru,
melaksanakan piket kelas dan membiasakan membuang sampah
pada tempatnya, membiasakan meminta ijin ketika meninggalkan
kelas. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden belum
memperoleh sosialisasi mengenai PPK dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK dapat dilihat dari jawaban
responden bahwa beberapa praktik baik seperti berbaris sebelum
masuk kelas, apel pagi, dan pembiasaan membaca 15 menit
sebelum memulai pelajaran sudah diterapkan namun belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
terlaksana setiap hari, selain itu sebagian responden memperoleh
informasi mengenai PPK melalui internet.
2) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
a) Hasil Survei
Gambar 4.3 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 2:
Gambar 4.3 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 2
Gambar 4.3 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 2. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping telah memperoleh sosialisasi mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari Kelompok Kerja Guru
(KKG). Hasil tersebut dapat dilihat pada diagram aitem nomor 2,
bahwa responden yang memberikan jawaban “Ya” terdapat
sebanyak 70% dan responden yang memberikan jawaban “Tidak”
sebanyak 30%.
70%
30%
Aitem 2
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.3, sebagian
besar guru telah memperoleh sosialisasi mengenai Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari Kelompok Kerja Guru (KKG)
karena sebagian besar guru mengikuti keanggotaan yang aktif
dalam KKG UPT Kecamatan Gamping. Hal tersebut diperkuat
dengan jawaban pertanyaan terbuka bahwa selain mendapatkan
sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG), guru memperoleh
informasi mengenai PPK melalui teman sejawat, workshop, kepala
sekolah, internet, dan ketika mengikuti diklat kurikulum 2013.
3) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
a) Hasil Survei
Gambar 4.4 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 3:
Gambar 4.4 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 3
88%
12%Aitem 3
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4.4 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 3. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping telah mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK dalam desain silabus. Hasil tersebut dapat dilihat pada
diagram aitem nomor 3, bahwa responden yang memberikan
jawaban “Ya” terdapat sebanyak 88% dan untuk responden yang
memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebanyak 12%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.4, sebagian
besar guru telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan jawaban
responden mengenai cara mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus adalah dengan menyesuaikan dengan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menambahkan nilai
karakter yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik, memasukkan nilai-nilai karakter
dalam langkah-langkah pembelajaran, dan menuangkan nilai PPK
dalam silabus dengan menambahkan kolom tersendiri. Selain itu,
data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden belum
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
dapat dilihat dari keterangan responden bahwa silabus tidak
dibuat oleh guru kelas tetapi dibuat oleh kepala sekolah, silabus
juga dibuat oleh KKG UPT sehingga nilai-nilai PPK tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
tercantum dalam silabus, melainkan hanya disisipkan saat
melaksanakan praktik kegiatan pembelajaran.
4) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a) Hasil Survei
Gambar 4.5 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 4:
Gambar 4.5 Diagram Persentase Survei Implementasi Program
PPK Berbasis Kelas Aitem 4
Gambar 4.5 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 4. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD N se-
Kecamatan Gamping telah mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Hasil tersebut dapat dilihat pada diagram aitem nomor 4,
bahwa responden yang memberikan jawaban “Ya” terdapat
96%
4% Aitem 4
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sebanyak 96% dan untuk responden yang memberikan jawaban
“Tidak” terdapat sebanyak 4%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.5, sebagian
besar guru telah mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan
dengan cara memasukkan nilai PPK dalam langkah-langkah
pembelajaran, menjabarkan indikator yang berisi nilai PPK ke
dalam kegiatan/langkah pembelajaran, mencari nilai PPK yang
mendukung materi pembelajaran dan membuat indikator
pencapaiannya serta mengembangkan tujuan pembelajaran pada
aspek afektif, tidak hanya pada aspek kognitif dan psikomotorik
peserta didik. Selain itu, data hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa responden belum mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tersebut bahwa silabus dibuat oleh KKG UPT dan tidak tercantum
nilai-nilai PPK sehingga nilai PPK juga tidak diintegrasikan ke
dalam RPP, nilai-nilai PPK diintegrasikan melalui praktik secara
langsung pada pembelajaran sesuai dengan materi serta situasi
peserta didik, sehingga bersifat fleksibel dan tidak selalu
tercantum dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran
a) Hasil Survei
Gambar 4.6 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 5:
Gambar 4.6 Diagram Persentase Survei Implementasi Program
PPK Berbasis Kelas Aitem 5
Gambar 4.6 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 5. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD N se-
Kecamatan Gamping telah melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Hasil tersebut
dapat dilihat pada diagram aitem nomor 5, bahwa responden yang
memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 98% dan untuk
responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebesar
2%.
98%
2% Aitem 5
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.6, sebagian
besar responden telah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran adalah bahwa pembiasaan
tersebut dilakukan dengan kegiatan apel pagi, berbaris di depan
kelas, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional,
berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, gerakan literasi, bersalaman
dengan guru dan teman, dan melakukan 3S (senyum, sapa,
salam). Selain itu, data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
responden belum mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK melalui
pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran dapat
dilihat pada jawaban responden bahwa pembiasaan sikap/karakter
dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan sholat dzuhur
bersama, piket kelas setelah pulang sekolah, dan hafalan surat
pendek ketika setiap pulang sekolah.
6) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
a) Hasil Survei
Gambar 4.7 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Gambar 4.7 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 6
Gambar 4.7 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 6. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD N se-
Kecamatan Gamping telah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Hasil tersebut dapat dilihat
pada diagram aitem nomor 6, bahwa responden yang memberikan
jawaban “Ya” terdapat sebanyak 96% dan untuk responden yang
memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebanyak 4%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.7, sebagian
besar responden telah mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter yang dilakukan dengan melakukan pembiasaan-
pembiasaan positif sebelum masuk kelas, melakukan pengaturan
tempat duduk, mengatur jadwal piket, membuat peraturan-
peraturan di dalam kelas, pemberian reward bagi siswa yang selalu
berbuat baik, membangun kerjasama antar siswa. Selain itu, data
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden belum
96%
4% Aitem 6
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK melalui pengelolaan kelas
dapat dilihat pada jawaban responden bahwa responden
mengintegrasikan nilai PPK dengan menggunakan metode
pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dan bervariasi
serta memberikan contoh keteladanan bagi siswa.
7) Menerapkan model dan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter
a) Hasil Survei
Gambar 4.8 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 7:
Gambar 4.8 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 7
Gambar 4.8 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 7. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD N se-
Kecamatan Gamping telah menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Hasil tersebut
98%
2%Aitem 7
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dapat dilihat pada diagram aitem 7, bahwa responden yang
memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 98% dan untuk
responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebesar
2%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.7, sebagian
besar responden telah menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter. Beberapa contoh model dan
pembelajaran yang digunakan untuk mendukung penerapan nilai-
nilai karakter antara lain: cooperative learning, problem based
learning, saintifik, role playing, inquiry, demonstrasi dan bermain
peran. Selain itu metode pembelajaran yang biasa digunakan guru
untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter antara lain:
ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, praktik, dan juga
eksperimen. Sebagian responden yang belum menerapkan model
dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter
disebabkan karena kurangnya keterampilan responden dalam
menerapkan model dan metode pembelajaran yang kreatif dan
inovatif yang dapat mendukung berkembangnya nilai-nilai
karakter.
8) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
a) Hasil Survei
Gambar 4.9 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 8:
Gambar 4.9 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 8
Gambar 4.9 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 8. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping telah mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Hasil tersebut
dapat dilihat pada diagram aitem nomor 8, bahwa responden yang
memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 97% dan untuk
responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat sebesar
3%.
97%
3%Aitem 8
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.9, sebagian
besar responden telah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dilakukan dengan cara
mengkaitkan materi dengan kehidupan kontekstual sehari-hari,
mengaitkan dengan tema pembelajaran, memberikan contoh sikap
berupa gambar atau perbuatan langsung, membiasakan peserta
didik untuk meminta tolong dan berterima kasih, mengakui
kesalahan dan meminta maaf, melakukan solidaritas untuk siswa
yang sakit/terkena musibah, membiasakan siswa untuk selalu
bersikap disiplin. Sebagian responden yang belum mengaitkan isi
materi pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK disebabkan karena kurangnya keterampilan
responden dalam mengaitkan isi materi dengan persoalan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.
9) Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP
a) Hasil Survei
Gambar 4.10 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 9:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gambar 4.10 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 9
Gambar 4.10 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen tertutup pada aitem nomor 9. Berdasarkan diagram di
atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping telah memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
Hasil tersebut dapat dilihat pada diagram aitem nomor 9, bahwa
responden yang memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 96%
dan untuk responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat
sebesar 4%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.10, sebagian
besar responden telah memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP. Hal
tersebut dapat dilihat dari cara yang dilakukan oleh responden yaitu
dengan mengajak peserta didik belajar sikap yang baik terhadap
teman, guru dan orang tua, memberikan fasilitas untuk bekerjasama
dengan mengajak siswa bekerja kelompok, menggunakan media
96%
4%
Aitem 9
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
pembelajaran seperti gambar dan media elektronik,
mengembangkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kondisi
di kelas, memberikan tugas terstruktur secara mandiri atau
kelompok, memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk
bertanya, menyampaikan pendapatnya, dan mengekspresikan
kebolehannya, dan mempergunakan sarana prasarana yang tersedia.
Selain itu, responden yang belum mengimplementasikan nilai-nilai
PPK melalui pemberian fasilitas kepada siswa disebabkan karena
kurangnya kreatifitas yang dimiliki oleh guru, serta karakter siswa
yang bermacam-macam sehingga guru tidak dapat memfasilitasi
siswanya secara keseluruhan.
10) Mencatat perkembangan karakter siswa
a) Hasil Survei
Gambar 4.11 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 10:
Gambar 4.11 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 10
76%
24%
Aitem 10
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Gambar 4.11 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 10. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping telah mencatat perkembangan karakter
siswa. Hasil tersebut dapat dilihat pada diagram aitem 10, bahwa
responden yang memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 76%
dan untuk responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat
sebesar 24%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.11, sebagian
besar responden telah mencatat perkembangan karakter peserta
didik. Hal tersebut dapat dilihat dari cara yang dilakukan responden
dalam mencatat perkembangan karakter peserta didik yaitu
mencatat dengan lembar pengamatan/observasi, dalam buku
perkembangan peserta didik dan untuk peserta didik yang
bermasalah dicatat dalam buku kasus atau buku kejadian, melalui
buku penghubung, buku catatan pribadi peserta didik, catatan
khusus harian peserta didik, dan didalam jurnal perkembangan
peserta didik. Pencatatan perkembangan karakter peserta didik
dilakukan oleh responden secara rutin, untuk mengetahui
perkembangan karakter pada setiap peserta didik. Selain itu,
responden yang belum melakukan pencatatan terhadap
perkembangan karakter siswa disebabkan karena responden hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
melakukan pengamatan atau observasi terhadap perkembangan
karakter siswa, dan tidak melakukan pencatatan secara detail.
11) Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP
a) Hasil Observasi
Gambar 4.12 di bawah ini adalah diagram persentase survei
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas yang ditunjukkan oleh responden di SD N se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman pada aitem nomor 11:
Gambar 4.11 Diagram Persentase Survei Implementasi
Program PPK Berbasis Kelas Aitem 11
Gambar 4.11 menunjukkan hasil jawaban dari pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem nomor 11. Berdasarkan
diagram di atas dapat diketahui bahwa responden di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping telah memberikan umpan balik kepada
siswa tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Hasil tersebut dapat dilihat pada diagram aitem 11, bahwa
responden yang memberikan jawaban “Ya” terdapat sebesar 94%
94%
6%Aitem 11
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dan untuk responden yang memberikan jawaban “Tidak” terdapat
sebesar 6%.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.11, sebagian
besar responden telah memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP. Hal
tersebut dapat dilihat dari adanya usaha yang dilakukan oleh
responden untuk memahami karakter siswa serta mengembangkan
karakter siswa, kesabaran dalam menanamkan PPK setiap hari.
melakukan pendekatan dalam menangani masalah karakter siswa
dan memberikan motivasi kepada siswa sesuai karakternya masing-
masing. Selain itu, data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
6% responden belum memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP dapat
dilihat dari kendala-kendala yang dialami oleh guru yaitu latar
belakang siswa yang berbeda-beda, waktu di sekolah lebih sedikit
dibandingkan di rumah, keberagaman karakter siswa, banyak siswa
yang belum bisa konsisten dalam bersikap baik, dan peserta didik
yang sering menyepelekan karakter.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui survei dan kesesuaian
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang
telah dilaksanakan di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping, Kabupaten Sleman. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
yang dibagikan kepada seluruh responden yaitu guru kelas I sampai dengan
kelas VI di seluruh sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman. Instrumen penelitian yang dibagikan tersebut berupa pertanyaan
terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka diisi dengan memberikan
tanda centang () pada jawaban “Ya” atau “Tidak” yang disediakan pada
instrumen, sesuai dengan kenyataan yang ada. Apabila responden menjawab
pertanyaan tertutup dengan jawaban “Ya” berarti responden telah melakukan
implementasi PPK sesuai kategori yang ada pada butir aitem pertanyaan.
Apabila responden menjawab pertanyaan tertutup dengan jawaban “Tidak”
berarti responden belum melakukan implementasi PPK sesuai kategori yang
ada pada butir aitem pertanyaan. Sedangkan pertanyaan terbuka pada
penelitian ini, digunakan untuk memperjelas dan juga memperkuat jawaban
responden pada pertanyaan tertutup.
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas dapat
diintegrasikan melalui 6 bidang yaitu pengintegrasian PPK dalam kurikulum,
PPK melalui Manajemen Kelas, PPK melalui pilihan dan penggunaan
metode, PPK melalui mata pelajaran khusus, PPK melalui gerakan literasi,
dan PPK melalui layanan bimbingan konseling (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 27). Penelitian ini memperlihatkan bahwa sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah mengintegrasikan PPK melalui
keenam bidang tersebut. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum dilaksanakan
melalui mendesain pembelajaran sesuai dengan karakter yang dipilih yang
selaras dengan KD, penjabaran indikator silabus ke dalam kegiatan
pembelajaran di RPP, dan memasukkan nilai-nilai karakter ke dalam langkah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
langkah pembelajaran. Pengintegrasian PPK melalui manajemen kelas
dilaksanakan dengan penerapan disiplin ketika belajar, melakukan
pembiasaan-pembiasaaan positif sebelum masuk kelas, memulai
pembelajaran dengan doa, izin ketika akan keluar, berbicara yang sopan dan
lain sebagainya. Pengintegrasian PPK melalui penggunaan metode
pembelajaran telah dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran
yaitu role playing, cooperative learning, pembelajaran berbasis masalah,
discovery learning, dan bermain peran. Pengintegrasian PPK melalui mata
pelajaran khusus dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai PPK ke
dalam mata pelajaran. Dalam upaya yang dilakukan di sekolah dasar se-
Kecamatan gamping, nilai-nilai PPK tidak hanya diintegrasikan dalam mata
pelajaran khusus saja melainkan diintegrasikan ke dalam setiap mata
pelajaran, menyesuaikan dengan tema dan juga visi misi dari masing-masing
sekolah yang berkaitan dengan nilai karakter. Pengintegrasian PPK melalui
gerakan literasi dilakukan melalui kegiatan pembiasaan yaitu membaca buku
selama kurang lebih lima belas menit sebelum dimulainya kegiatan
pembelajaran. Buku yang dibaca dalam kegiatan literasi ini berupa buku
pelajaran dan buku non-pelajaran, sesuai dengan minat setiap siswa.
Pengintegrasian PPK melalui bimbingan konseling dilaksanakan dengan
memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam mengembangkan
karakternya. Pemberian fasilitas tersebut dilakukan dengan membiarkan anak
mengekspresikan diri sendiri secara spontan di sekolah, mengembangkan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kondisi di kelas, mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
karakter kerjasama dengan memberi fasilitas kerja kelompok, memberikan
bimbingan pribadi kepada siswa yang bermasalah, dan lain sebagainya.
Deskripsi hasil penelitian dari pertanyaan tertutup menunjukkan bahwa
program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas telah
diimplementasikan oleh responden atau guru di setiap satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Masing-
masing responden telah mengimplementasikan pada setiap butir aitem. Hasil
persentase survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas bervariasi pada setiap butir aitem pertanyaan, tergantung pada
aspek yang diamati. Dari hasil perhitungan pada instrumen pertanyaan
tertutup yang dilakukan, implementasi teringgi terdapat pada butir aitem
nomor 5 dan nomor 7 yaitu sebanyak 98%, yang mewakili aspek observasi
kelas. Aitem nomor 5 menjelaskan tentang pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran, sedangkan aitem nomor 7 menjelaskan
tentang penerapan model dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter. Selain itu, hasil persentase survei implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang terendah terdapat pada
butir aitem nomor 2 yaitu sebesar 70%., yang mewakili aspek sosialisasi.
Aitem nomor 2 tersebut menjelaskan tentang sosialisasi PPK melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG). Rendahnya persentase pada butir aitem nomor
2, disebabkan karena responden tidak aktif mengikuti keanggotaan KKG
sehingga kurang dalam memperoleh informasi yang terkait dengan program
PPK. Berikut ini merupakan penjelasan dari 11 aitem hasil survei dan
kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
kelas di SD N se-Kecamatan Gamping berdasarkan pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup.
Pada butir aitem 1 menjelaskan mengenai sosialisasi program PPK dari
kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK. Berdasarkan hasil
survei dapat diketahui bahwa sebanyak 84% responden di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah memperoleh
sosialisasi program PPK dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK, sedangkan yang tidak memproleh sebanyak 16%.
Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian besar guru telah
memperoleh sosialisasi program PPK dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden dari
pertanyaan terbuka mengenai praktik baik yang telah dilakukan untuk
melaksanakan pembiasaan karakter kepada peserta didik di antaranya:
berjabat tangan dengan guru maupun teman, berbaris di depan kelas,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
dimulai. Selain pembiasaan sebelum masuk kelas, praktik yang dilakukan
juga berupa gerakan literasi, pembiasaan 3S (senyum, sapa, dan salam),
sholat berjamaah, dan kegiatan disiplin melaksanakan piket kelas. Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa responden belum memperoleh
sosialisasi mengenai PPK dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK dapat dilihat dari jawaban responden bahwa beberapa praktik
baik seperti berbaris sebelum masuk kelas, apel pagi, dan pembiasaan
membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran sudah diterapkan namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
belum terlaksana setiap hari, selain itu sebagian responden memperoleh
informasi mengenai PPK melalui internet.
Pada butir aitem 2 menjelaskan mengenai sosialisasi PPK dari
Kelompok Kerja Guru (KKG). Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa sebanyak 70% responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman telah memperoleh sosialisasi PPK dari
Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan yang tidak memproleh sebanyak
30%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian besar
responden atau guru telah memperoleh sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja
Guru (KKG), namun sebagian besar responden juga belum menjadi
keanggotaan aktif dalam KKG. Hal tersebut diperkuat dengan jawaban
responden pada pertanyaan terbuka bahwa responden memperoleh informasi
mengenai PPK melalui internet, televisi, teman sejawat, workshop, buku, dan
media cetak lainnya. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah dalam
pembinaan professional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi,
bertukar pikiran, berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi,
atraksi, dan simulasi dalam pembelajaran (Ratna, 2010: 3). Berkaitan dengan
hal tersebut, KKG memiliki peranan yang cukup membantu dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kemampuan
dan keterampilan guru.
Pada butir aitem 3 menjelaskan mengenai mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa sebanyak 88% responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
dalam desain silabus, sedangkan yang tidak sebanyak 12%. Berdasarkan hasil
tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden telah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus.
Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus merupakan
salah satu bentuk pengintegrasian PPK dalam kurikulum pembelajaran. Tim
PPK Kemendikbud (2017: 27) menjelaskan bahwa mengintegrasikan PPK
dalam kurikulum berarti mengintegrasikan nilai-nilai PPK ke dalam proses
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Hal ini diperkuat dengan jawaban
responden dalam pertanyaan terbuka bahwa responden mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus dengan menyesuaikan dengan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menambahkan nilai karakter
yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik, memasukkan nilai-nilai karakter dalam langkah-langkah pembelajaran,
dan menuangkan nilai PPK dalam silabus dengan menambahkan kolom
tersendiri. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden belum
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus dapat dilihat
dari keterangan responden bahwa silabus tidak dibuat oleh guru kelas tetapi
dibuat oleh kepala sekolah, silabus juga dibuat oleh KKG UPT sehingga
nilai-nilai PPK tidak tercantum dalam silabus, melainkan hanya disisipkan
saat melaksanakan praktik kegiatan pembelajaran.
Pada butir aitem 4 menjelaskan mengenai mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam RPP. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa sebanyak 96% responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
silabus ke dalam RPP, sedangkan yang tidak sebanyak 4%. Berdasarkan hasil
tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden telah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP. Hal ini
diperkuat dengan jawaban responden dalam pertanyaan terbuka bahwa
responden mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP
dilakukan dengan cara memasukkan nilai PPK dalam langkah-langkah
pembelajaran, menjabarkan indikator yang berisi nilai PPK ke dalam
kegiatan/langkah pembelajaran, mencari nilai PPK yang mendukung materi
pembelajaran dan membuat indikator pencapaiannya serta mengembangkan
tujuan pembelajaran pada aspek afektif, tidak hanya pada aspek kognitif dan
psikomotorik peserta didik. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
responden belum mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut bahwa silabus dibuat oleh
KKG UPT dan tidak tercantum nilai-nilai PPK sehingga nilai PPK juga tidak
diintegrasikan ke dalam RPP, nilai-nilai PPK diintegrasikan melalui praktik
secara langsung pada pembelajaran sesuai dengan materi serta situasi peserta
didik, sehingga bersifat fleksibel dan tidak selalu tercantum dalam RPP.
Pada butir aitem 5 menjelaskan mengenai melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Berdasarkan hasil survei
dapat diketahui bahwa sebanyak 98% responden di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran, sedangkan yang tidak
sebanyak 2%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian besar
responden telah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden dalam pertanyaan
terbuka mengenai pembiasaan yang telah dilakukan antara lain: kegiatan apel
pagi, berbaris di depan kelas, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu
wajib nasional, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, gerakan literasi, bersalaman dengan guru dan
teman, dan melakukan 3S (senyum, sapa, salam). Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa responden belum mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK
melalui pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran dapat
dilihat pada jawaban responden bahwa pembiasaan sikap/karakter
dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan melaksanakan sholat
dzuhur bersama, piket kelas setelah pulang sekolah, dan hafalan surat pendek
ketika setiap pulang sekolah.
Pada butir aitem 6 menjelaskan mengenai mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei dapat
diketahui bahwa sebanyak 96% responden di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, sedangkan yang tidak sebanyak 4%.
Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden
telah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
Manajemen kelas merupakan kemampuan guru dalam mendayagunakan
potensi kelas yang berupa pemberian kesempatan seluas-luasnya pada
personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dan perkembangan murid (Nawawi, 1998: 115). Kesesuaian yang telah
dilakukan responden dalam mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter antara lain: melakukan pembiasaan-pembiasaan positif sebelum
masuk kelas, melakukan pengaturan tempat duduk, mengatur jadwal piket,
membuat peraturan-peraturan di dalam kelas, pemberian reward bagi siswa
yang selalu berbuat baik, membangun kerjasama antar siswa, menggunakan
metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai, serta memberikan
contoh keteladanan bagi siswa. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
responden belum mengitegrasikan nilai-nilai utama PPK melalui pengelolaan
kelas dapat dilihat pada jawaban responden bahwa responden
mengintegrasikan nilai PPK dengan menggunakan metode pembelajaran,
media pembelajaran yang sesuai dan bervariasi serta memberikan contoh
keteladanan bagi siswa. Pendidik memiliki kewenangan dalam
mempersiapkan (sebelum masuk kelas), mengajar, dan setelah pengajaran,
dengan mempersiapkan skenario pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai
utama karakter. Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik
belajar dengan lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 28).
Pada butir aitem 7 menjelaskan mengenai penerapan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei
dapat diketahui bahwa sebanyak 98% responden di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, sedangkan yang tidak
sebanyak 2%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa hampir seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
responden telah menerapkan model dan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter. Trianto (2011: 29) menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah salah satu pendekatan yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah. Berkaitan dengan hal tersebut, pemilihan model dan metode
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter peserta
didik. Berdasarkan jawaban responden dalam pertanyaan terbuka penggunaan
model pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter yang telah
diterapkan oleh responden antara lain: cooperative learning, problem based
learning, saintifik, role playing, inquiry, demonstrasi dan bermain peran.
Selain itu metode pembelajaran yang biasa digunakan responden untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter antara lain: ceramah, diskusi, tanya
jawab, penugasan, praktik, dan juga eksperimen. Sebagian responden yang
belum menerapkan model dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter disebabkan karena kurangnya keterampilan responden dalam
menerapkan model dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
dapat mendukung berkembangnya nilai-nilai karakter. Tim PPK
Kemendikbud, (2017: 29) menjelaskan bahwa dalam hal ini pemilihan model
dan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perkembangan
karakter peserta didik. Dengan penggunaan model dan metode pembelajaran
yang menarik, dapat membangun motivasi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pada butir aitem 8 menjelaskan mengenai mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
PPK. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa sebanyak 97%
responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
telah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan PPK, sedangkan yang tidak sebanyak 3%.
Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa hampir seluruh responden
telah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden
dalam pertanyaan terbuka mengenai cara yang dilakukan responden dalam
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK antara lain: mengkaitkan materi dengan
kehidupan kontekstual sehari-hari, mengaitkan dengan tema pembelajaran,
memberikan contoh sikap berupa gambar atau perbuatan langsung,
membiasakan peserta didik untuk meminta tolong dan berterima kasih,
mengakui kesalahan dan meminta maaf, melakukan solidaritas untuk siswa
yang sakit/terkena musibah, membiasakan siswa untuk selalu bersikap
disiplin. Sebagian responden yang belum mengaitkan isi materi pembelajaran
dalam persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK
disebabkan karena kurangnya keterampilan responden dalam mengaitkan isi
materi dengan persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
PPK.
Pada butir aitem 9 menjelaskan mengenai memfasilitasi setiap siswa
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa sebanyak 96% responden di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah
memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP, sedangkan yang tidak sebanyak 4%. Berdasarkan hasil
tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden telah mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden dalam pertanyaan
terbuka mengenai cara yang dilakukan untuk memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP antara lain:
mengajak peserta didik belajar sikap yang baik terhadap teman, guru dan
orang tua, memberikan fasilitas untuk bekerjasama dengan mengajak siswa
bekerja kelompok, menggunakan media pembelajaran seperti gambar dan
media elektronik, mengembangkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
kondisi di kelas, memberikan tugas terstruktur secara mandiri atau kelompok,
memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk bertanya,
menyampaikan pendapatnya, dan mengekspresikan kebolehannya, dan
mempergunakan sarana prasarana yang tersedia. Selain itu, responden yang
belum mengimplementasikan nilai-nilai PPK melalui pemberian fasilitas
kepada siswa disebabkan karena kurangnya kreatifitas yang dimiliki oleh
guru, serta karakter siswa yang bermacam-macam sehingga guru tidak dapat
memfasilitasi siswanya secara keseluruhan.
Pada butir aitem 10 menjelaskan mengenai mencatat perkembangan
karakter siswa. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa sebanyak
76% responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Sleman telah mencatat perkembangan karakter siswa, sedangkan yang tidak
sebanyak 24%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian
besar responden telah melakukan pencatatan terhadap perkembangan karakter
siswa. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden dalam pertanyaan terbuka
mengenai cara yang dilakukan untuk mencatat perkembangan karakter siswa
antara lain: mencatat dengan lembar pengamatan/observasi, dalam buku
perkembangan peserta didik dan untuk peserta didik yang bermasalah dicatat
dalam buku kasus atau buku kejadian, melalui buku penghubung, buku
catatan pribadi peserta didik, catatan khusus harian peserta didik, dan didalam
jurnal perkembangan peserta didik. Responden melakukan pencatatan
perkembangan karakter peserta didik untuk memberikan evaluasi kepada
peserta didik dan melihat perkembangan karakter yang terjadi pada setiap
peserta didik, apakah peserta didik mengalami perubahan karakter yang lebih
baik atau sebaliknya. Selain itu, responden yang belum melakukan pencatatan
terhadap perkembangan karakter siswa disebabkan karena responden hanya
melakukan pengamatan atau observasi terhadap perkembangan karakter
siswa, dan tidak melakukan pencatatan secara detail.
Pada butir aitem 11 menjelaskan mengenai memberikan umpan balik
kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam RPP. Berdasarkan hasil
survei dapat diketahui bahwa sebanyak 94% responden di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah memberikan umpan
balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam RPP, sedangkan
yang tidak sebanyak 6%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa
sebagian besar responden telah memberikan umpan balik kepada siswa. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
ini diperkuat dengan jawaban responden dalam pertanyaan terbuka mengenai
cara yang dilakukan untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang
karakter yang dituangkan dalam RPP antara lain: memahami karakter siswa
serta mengembangkan karakter siswa, kesabaran dalam menanamkan PPK
setiap hari, melakukan pendekatan dalam menangani masalah karakter siswa
dan memberikan motivasi kepada siswa sesuai karakternya masing-masing.
Selain itu, berdasarkan keterangan responden bahwa belum memberikan
umpan balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan
RPP dapat dilihat dari kendala-kendala yang dialami oleh responden yaitu
latar belakang siswa yang berbeda-beda, waktu di sekolah lebih sedikit
dibandingkan di rumah, keberagaman karakter siswa, banyak siswa yang
belum bisa konsisten dalam bersikap baik, dan peserta didik yang sering
menyepelekan karakter.
Penelitian ini dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek sosialisasi yang
diwakili oleh butir aitem nomor 1 dan 2, aspek pra observasi yang diwakili
oleh butir aitem nomor 3 dan 4, serta aspek observasi kelas yang diwakili
oleh butir aitem nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berikut ini merupakan
persentase dari setiap aspek:
1. Aspek Sosialisasi
Pada aspek sosialisasi yang diwakili oleh aitem nomor 1 dan 2,
diperoleh data bahwa pada butir aitem nomor 1, responden yang menjawab
“Ya” sebanyak 84% dan responden yang menjawab “Tidak” sebanyak
16%. Sedangkan pada butir aitem nomor 2 responden yang memberikan
jawaban “Ya” sebanyak 70% dan responden yang menjawab “Tidak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
sebanyak 30%. Rerata persentase pada aspek sosialisasi dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
No Aspek
Persentase
Ya Tidak
1. Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari
kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK?
84% 16%
2. Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan
sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
70% 30%
Rerata 77% 23%
Tabel 4.4 menunjukkan rerata persentase jawaban “Ya” dan “Tidak”
pada aspek sosialisasi. Rerata pada aspek sosialisasi untuk jawaban “Ya”
didapatkan sebanyak 77% dan rerata pada jawaban “Tidak” sebanyak
23%.
2. Aspek Pra Observasi
Pada aspek pra observasi yang diwakili oleh aitem nomor 3 dan 4,
diperoleh data bahwa pada butir aitem nomor 3, responden yang menjawab
“Ya” sebanyak 88% dan responden yang menjawab “Tidak” sebanyak
12%. Sedangkan pada butir aitem nomor 4 responden yang memberikan
jawaban “Ya” sebanyak 96% dan responden yang menjawab “Tidak”
sebanyak 4%. Rerata persentase pada aspek sosialisasi dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus? 88% 12%
4.
Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
96% 4%
Rerata 92% 8%
Tabel 4.5 menunjukkan rerata persentase jawaban “Ya” dan “Tidak”
pada aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra observasi untuk jawaban
“Ya” didapatkan sebanyak 92% dan rerata pada jawaban “Tidak”
sebanyak 8%.
3. Aspek Observasi Kelas
Pada aspek observasi kelas diwakili oleh butir aitem nomor 5, 6, 7,
8, 9, 10, dan 11. Berdasarkan perhitungan data, aitem nomor 5
memperoleh persentase jawaban “Ya” sebanyak 98% dan “Tidak”
sebanyak 2%. Aitem nomor 6 memperoleh persentase jawaban “Ya”
sebanyak 96% dan “Tidak” sebanyak 4%. Aitem nomor 7 memperoleh
persentase jawaban “Ya” sebanyak 98% dan “Tidak” sebanyak 2%. Aitem
nomor 8 memperoleh persentase jawaban “Ya” sebanyak 97% dan
“Tidak” sebanyak 3%. Aitem nomor 9 memperoleh persentase jawaban
“Ya” sebanyak 96% dan “Tidak” sebanyak 4%. Aitem nomor 10
memperoleh persentase jawaban “Ya” sebanyak 76% dan “Tidak”
sebanyak 24%. Aitem nomor 11 memperoleh persentase jawaban “Ya”
sebanyak 94% dan “Tidak” sebanyak 6%. Rerata persentase untuk aspek
observasi kelas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel 4.6 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas
No Aspek Persentase
Ya Tidak
5. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran?
98% 2%
6. Apakah Bapak/Ibu mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
96% 4%
7. Apakah Bapak/Ibu menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter?
98% 2%
8. Apakah Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?
97% 3%
9. Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap peserta didik
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang
dalam RPP?
96% 4%
10. Apakah Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter
peserta didik?
76% 24%
11. Apakah Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP?
94% 6%
Rerata 93,57% 6,42%
Tabel 4.6 menunjukkan rerata persentase jawaban “Ya” dan “Tidak”
pada aspek observasi kelas. Rerata pada aspek observasi kelas untuk
jawaban “Ya” didapatkan sebanyak 93,57% dan rerata pada jawaban
“Tidak” sebanyak 6,42%. Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat
rekapitulasi dari 3 aspek yaitu aspek sosialisasi, aspek pra observasi, dan
aspek observasi kelas.
Berikut merupakan hasil rekapitulasi dari 3 aspek yang dapat dilihat
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Persentase dari 3 Aspek
No Aspek Ya Tidak
1. Sosialisasi 77% 23%
2. Pra Observasi 92% 8%
3. Observasi Kelas 93,57% 6,42%
Rerata 87,52% 12,47%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil rekapitulasi rerata yang
mewakili 3 aspek. Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa jawaban “Ya”
sebanyak 87,52% sedangkan jawaban “Tidak” sebanyak 12,47%. Dari
hasil rekapitulasi tersebut, dapat membuktikan bahwa program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman telah
diimplementasikan, karena hasil rekapitulasi dari 3 aspek tersebut
menunjukkan telah mencapai di atas 50%, yaitu sebanyak 87,52%.
Penelitian yang dilakukan ini serupa dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Maunah (2015) yang berjudul Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Hasil penelitian
ini, salah satunya menunjukkan bahwa pembentukan karakter anak dapat
dilakukan melalui strategi internal sekolah. Strategi internal sekolah dapat
dilakukan melalui empat pilar, yakni kegiatan proses belajar mengajar di
kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture),
kegiatan pembiasaan (habituation), kegiatan ko-kurikuler dan ekstra
kurikuler. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengenai implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman adalah bahwa pengintegrasian PPK dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar di kelas dan telah dilakukan dengan cukup
baik oleh Sekolah Dasar se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Selain itu, penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wiliandani (2016) yang berjudul Implementasi Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung
Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian tersebut salah satunya
menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran di SD Negeri Babakan Bandung Kabupaten Sumedang
dilaksanakan melalui pengintegrasian pada setiap mata pelajaran, dengan
tujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter pada setiap
mata pelajaran. Hal tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu
bahwa kesesuaian survei implementasi program penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh sekolah dasar se-Kecamatan
Gamping dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan
karakter dalam setiap mata pelajaran dengan merumuskannya ke dalam
silabus dan juga RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
BAB V
PENUTUP
Bab V ini memaparkan tiga hal yaitu kesimpulan, keterbatasan penelitian
dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti
mengenai survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman dapat ditarik kesimpulan:
1. Sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman telah
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan data yang
telah dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan data
yang dilakukan dalam penelitian ini, survei implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang memiliki persentase
paling tinggi yaitu sebesar 98% terdapat pada aspek observasi kelas yaitu
pada butir aitem 5 mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pelajaran, dan butir aitem 7 mengenai penerapan model dan
metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Sedangkan
survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas yang memiliki persentase paling rendah yaitu sebesar 70% terdapat
pada aspek sosialisasi yang ada pada butir aitem 2 mengenai sosialisasi
PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Selain itu, hasil rekapitulasi
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
rerata dari ketiga aspek pertanyaan tertutup untuk jawaban “Ya”
mendapat persentase sebesar 87,52%, sedangkan untuk jawaban “Tidak”
mendapatkan persentase sebesar 12,47%. Hal ini membuktikan bahwa
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman sudah
terimplementasikan, karena menunjukkan telah mencapai di atas 50%.
2. Implementasi pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman sudah sesuai dengan program PPK. Kesesuaian tersebut
dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam desain silabus
dengan cara menyisipkan nilai-nilai utama PPK ke dalam RPP, membuat
indikator pencapaian nilai karakter dan mengembangkan tujuan
pembelajaran pada aspek afektif, melakukan pembiasaan seperti berjabat
tangan dengan guru, berbaris, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa,
dan membiasakan membaca buku sebelum memulai pelajaran, mengelola
kelas dengan melakukan pengaturan tempat duduk, mengatur jadwal
piket, membuat peraturan-peraturan di dalam kelas, pemberian reward
bagi siswa yang selalu berbuat baik, membangun kerjasama antar siswa,
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menggunakan
model cooperative learning, diskusi, tanya jawab, dan role playing,
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-
hari dengan memberikan contoh konkret penerapan nilai karakter yang
baik, memfasilitasi peserta didik dengan media yang mendukung
pembelajaran, mencatat perkembangan karakter peserta didik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
cara mengamati perkembangan karakter peserta didik sehari-hari dan
mencatat dalam buku jurnal perkembangan peserta didik, maupun buku
catatan harian guru.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat keterbatasan yakni jumlah
responden yang dipilih untuk wawancara kurang memberikan data yang
faktual dan detail.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan di atas, maka peneliti menyampaikan saran
sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya yakni
memperbanyak jumlah responden yang dipilih sebagai tempat wawancara,
agar data yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang nyata terhadap
keadaan di sekolah yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktIk. Jakarta: PT
Rineka Cipata.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arismantoro. 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Karakter: Bagaimana Mendidik Anak
Berkarakter. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: Diva Press.
Azwar. 2009. Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview, Kuesioner,
dan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cervone. 2011. Kepribadian: Teori dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Efendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University
Press.
Haitami, S. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hasan, I. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hendarman, dkk. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Herdiansyah, H. Wawancara, Observasi, dan Focus Group Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada.
Hernawan, H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Koesoema, A Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo.
Koesoema, A Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta: PT.
Kanisius.
Lickona, T. 2012. Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter.
Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, T. 2013. Character Matters: Persoalan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, T. 2014. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Mahadi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penilaian Praktis untuk Menyusun
Skripsi, Tesis, & Distertasi. Bandung: Alfabeta.
Mangunhardjana, M. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Grahatma Semesta.
Martono, N. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Skunder. Depok: Rajagrafindo Persada.
Maskawih. 2008. Konsep Pendidikan Karakter Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Morissan. 2014. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana.
Muri, Y. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Mustari, M. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Ratna. 2010. Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Menunjang Kompetensi
Guru. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian. Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sani. 2014. Strategi Pembelajaran di dalam Kelas. Bandung: Alfabeta.
Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Salatiga: Erlangga.
Shihab. 2002. Islam adalah Akhlak. Yogyakarta: Ombak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Singarimbun, M. 1989. Metode Penelitian Survei . Jakarta: LP3ES.
Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Subagyo. 2011. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Aneka
Cipta.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sudjana, A. 1997. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sukmadinata, N. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center
of Akademic Publishing Service).
Suparno, P. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah Sebuah Pengantar Umum.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Supriyanto. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suroyo. 2009. Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview, Kuesioner
dan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwija, I. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa
Bali. Jurnal Pendidikan Karakter, 67-80, Vol 2 No 2, Februari 2012.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Pedoman Supervisi Klinis Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Tim PPK Kemendikbud. 2018. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Willis, S. 2008. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.
Yusuf. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
DAFTAR PUSTAKA SUMBER ONLINE
Leasa, Marleny. 2017. Full Day School dalam Pembentukan Karakter Siswa
SMKN 13 Kota Malang. Jurnal Ilmu Sosial Humaniora, V (6). Diunduh
pada 11 Maret 2018 pada pukul 15.30 WIB. Tersedia di http://ejournal.
undiksha.ac.id.
Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, V (1). Diunduh
pada 11 Maret 2018 pada pukul 20.30 WIB. Tersedia di
http://journal.uny.ac.id.
Newswire. 2018. Puluhan Remaja Yogyakarta Ditangkap Polisi.
https://m.harianjogja.com/news/read/2018/01/994832/puluhan-remaja-
ditangkap-polisi. Edisi 26 Januari 2018. Diakses 23 Oktober 2018.
Peraturan Presiden Nomor 87. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Tersedia di
halaman://setkab.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tah
un_2017.pdf. Diakses 3 Februari 2019.
Permendikbud Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20.
2018. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan
Formal.halaman://jdih.kemendikbud.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perp
res_Nomor_87_Tahun_2017_pdf_09: diakses pada tanggal 6 Mei 2019
pukul 10.30.
Putra, H. 2018. 12 Orang Pelajar Terlibat Tawuran I Yogyakarta.
https://tribunnews.com/news/read/6894832/12-orang-remaja-terlibat
tawuran- di-Yogyakarta. Edisi 21 Agustus 2018. Diakses 20 Oktober 2018.
Putri, Palupi. 2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era
Digital. Jurnal Pendidikan Dasar, V (2). Diunduh pada 15 April 2018 pada
pukul 20.00 WIB. Tersedia di http://journal.staincurup.ac.id.
Suwija, I Nyoman. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Bahasa Bali. Jurnal Pendidikan Karakter, 67-80, Vol 2 No 2, diakses pada
12 Februari 2019 pukul 18.30 WIB. Tersedia di https://journal.uny.ac.id.
Wiliandani, Meifa. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Humaniora, V (4). Diunduh pada 11
Maret 2018 pada pukul 16.00 WIB. Tersedia di http://journal. um.ac.id.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Gamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Gamping,
Kabupaten Sleman
Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Gamping Tahun Pelajaran
2018/2019
Kecamatan : Gamping
Kabupaten : Sleman
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Sekolah Alamat Sekolah Dasar
1. SD N Balecatur 1 Gejawan Kulon, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
2. SD N Balecatur 2 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
3. SD N Banuraden
Jl. Dowangan, Area Sawah, Banyuraden, Gamping,
Sleman, DIY.
4. SD N Baturan 1
Jl. Kabupaten No.17, Nusupan, Trihanggo, Gamping,
Sleman, DIY.
5. SD N Baturan 2
Jl. Kabupaten No. 98, Mayaan, Trihanggo, Gamping,
Sleman, DIY.
6. SD N Bedog Jl. Bedog, Baturan, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY
7. SD N Demakijo 1
Jl. Godean No.5, Area Sawah, Nogotirto, Gamping,
Sleman, DIY.
8. SD N Demakijo 2
Jl. Pangeran Diponegoro, Kwarasan, Nogotirto,
Gamping, Sleman, DIY.
9. SD N Gamol
Sumbergamol, Balecatur, Gamping, Kabupaten
Sleman, DIY.
10. SD N Gamping
Jl. Patukan, Gamping Lor, Ambarketawang, Gamping,
Sleman, DIY.
11. SD N Jambon 2 Kranggahan I, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
12. SD N Jatisawit Jl. Lkr. Jatisawit, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
13. SD N Kanoman Jl. Kanoman, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
14.
SD N
Kembangjitengan 2
Jitengan, Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman,
DIY
15. SD N Mancasan Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
16. SD N Mayangan Ngawean, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY.
17. SD N Mejing 1 Mejing Lor, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
18. SD N Mejing 2 Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY.
19. SD N Nogosaren
Jl. Nogosaren Kidul No. 186, Nogosaren, Nogotirto,
Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.
20. SD N Nogotirto Karang Wetan, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY.
21. SD N Nyamplung Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY.
22. SD N Patran Jl. Titi Bumi Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
23. SD N Tegalyoso Turusan, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
24. SD N Tuguran Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 6. Coding Data 24 SD Negeri di Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman
No. Nama Sekolah Dasar Inisial No. Nama Sekolah Dasar Inisial
1
SD Negeri Nogotirto
A1 78 SD Negeri Tuguran L6
2 A2 79
SD Negeri Jambon 2
M1
3 A3 80 M2
4 A4 81 M3
5 A5 82 M4
6 A6 83 M5
7 A7 84 M6
8 A8 85
SD Negeri Bedog
N1
9 A9 86 N2
10 A10 87 N3
11 A11 88 N4
12
SD Negeri Mejing 2
B1 89 N5
13 B2 90 N6
14 B3 91
SD Negeri Mejing 1
O1
15 B4 92 O2
16 B5 93 O3
17 B6 94 O4
18 B7 95 O5
19 B8 96 O6
20 B9 97
SD Negeri Demakijo 2
P1
21 B10 98 P2
22
SD Negeri Nyamplung
C1 99 P3
23 C2 100 P4
24 C3 101 P5
25 C4 102 P6
26 C5 103
SD Negeri Nogosaren
Q1
27 C6 104 Q2
28
SD Negeri Mancasan
D1 105 Q3
29 D2 106 Q4
30 D3 107 Q5
31 D4 108 Q6
32 D5 109
SD Negeri Mayangan
R1
33 D6 110 R2
34
SD Negeri
Kembangjitengan
E1 111 R3
35 E2 112 R4
36 E3 113 R5
37 E4 114 R6
38
SD Negeri Banyuraden
F1 115
SD Negeri Baturaden 2
S1
39 F2 116 S2
40 F3 117 S3
41 F4 118 S4
42 F5 119 S5
43 F6 120 S6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
No. Nama Sekolah Dasar Inisial No. Nama Sekolah Dasar Inisial
44
SD Negeri Gamping
G1 121
SD Negeri Patran
T1
45 G2 122 T2
46 G3 123 T3
47 G4 124 T4
48 G5 125 T5
49
SD Negeri Gamol
H1 126 T6
50 H2 127
SD Negeri Baturan 1
U1
51 H3 128 U2
52 H4 129 U3
53 H5 130 U4
54 H6 131 U5
55
SD Negeri Jatisawit
I1 132 U6
56 I2 133
SD Negeri Demakijo 1
V1
57 I3 134 V2
58 I4 135 V3
59 I5 136 V4
60 I6 137 V5
61
SD Negeri Tegalyoso
J1 138 V6
62 J2 139 V7
63 J3 140 V8
64 J4 141 V9
65 J5 142 V10
66 J6 143 V11
67
SD Negeri Balecatur 2
K1 144 V12
68 K2 145
SD Negeri Balecatur 1
W1
69 K3 146 W2
70 K4 147 W3
71 K5 148 W4
72 K6 149 W5
73
SD Negeri Tuguran
L1 150
SD Negeri Kanoman
X1
74 L2 151 X2
75 L3 152 X3
76 L4 153 X4
77 L5 154 X5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Tertutup
No Inisial Item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 A5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 A8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 A9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 B6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 B7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 B8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 C1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 C4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
23 D2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
24 D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
25 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
26 E1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
27 E2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
28 E3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
29 E4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
30 F1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
31 F2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9
32 F3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7
33 F4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 F5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 G1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6
36 G2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6
37 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
38 G4 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
No Inisial Item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
39 H1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 H2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
41 H3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
42 H4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
43 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 I4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 9
47 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
48 J1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 J2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
50 J3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
51 J4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
52 K1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
53 K2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
54 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 L1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
57 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
58 L3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
59 L4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
60 M1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 M2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 M3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 N1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
65 N2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 N3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
67 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
68 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 O2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 O3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 P1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
73 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
74 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
75 P4 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 8
76 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
77 Q2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
No Inisial Item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
78 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
79 Q4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
80 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
81 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
83 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
84 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
85 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
86 S2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
87 S3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
88 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
89 T1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
90 T2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
91 T3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
92 T4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
93 U1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
94 U2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
95 U3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
96 U4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9
97 V1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
98 V2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
99 V3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
100 V4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
101 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
102 V6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
103 V7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
104 V8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
105 V9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
106 W1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
107 W2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7
108 W3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
109 W4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
110 X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
111 X2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
112 X3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
113 X4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
JUMLAH 95 79 100 108 111 109 111 110 108 86 106 1123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Terbuka
No. Aitem
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Responden
1 Aitem 1 Praktik baik
yang
dilakukan
- Berjabat tangan dengan guru dan teman di
sekolah.
- Berbaris sebelum masuk kelas dan apel pagi
bersama.
- Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
- Melaksanakan apel pagi disertai
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
- Melaksanakan pembiasaan senyum sapa
salam.
- Membiasakan masuk kelas dengan baris yang
rapi dan urut.
- Melaksanakan upacara bendera setiap hari
Senin.
- Berbahasa yang baik dan sopan kepada bapak
dan ibu guru.
- Melaksanakan piket kelas dan membiasakan
membuang sampah pada tempatnya.
- Membiasakan meminta ijin ketika
meninggalkan kelas.
2 Aitem 2 Selain dari
Kelompok
Kerja Guru
darimana
Bapak/Ibu
mendapatkan
informasi
tentang PPK?
- Internet.
- Kapolsek, sanggar seni dan pemuka agama.
- Narasumber dari Dinas Pengawas TK-SD.
- Dari media sosial dan elektronik.
- Mendapatkan sosialisasi kedinasan dan dari
info media sosial.
- Mengikuti seminar.
- Dari diklat kurikulum 2013 maupun
workshop pendidikan.
- Diklat, seminar dan informasi melalui grup
whatsapp.
- Melalui bapak pengawas dari dinas.
- Info dari kepala sekolah, pengawas UPT,
Dinas Pendidikan, LPMP
- Dinas Pendidikan dan lembaga penggiat
edukasi.
3 Aitem 3 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
mengintegras
ikan nilai-
nilai utama
PPK dalam
desain
silabus?
- Memasukkan dalam langkah-langkah
pembelajaran.
- Dengan menulis indikator pada kegiatan
pembelajaran.
- Dengan mengintegrasikan nilai PPK pada
indikator.
- Menyesuaikan dengan SK, KD dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
- Dengan menambahi nilai-nilai PPK dalam
kolom silabus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
No. Aitem
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Responden
- Pendidikan karakter diintegrasikan dalam
silabus dan disesuaikan dengan SK, KD dan
tujuan pembelajaran.
- Memasukkan nilai-nilai karakter ke dalam
silabus dan praktiknya disesuaikan dengan
konteks.
- Dimasukkan dalam materi pembelajaran.
- Membentuk karakter sebagai landasan siswa
dalam menerima pelajaran.
- Dengan memasukkan nilai-nilai karakter ke
dalam semua mata pelajaran yang diajarkan
disekolah.
4 Aitem 4 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
mengintegras
ikan nilai-
nilai Utama
PPK di
silabus ke
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
?
- Dengan menjabarkan indikator silabus ke
dalam kegiatan pembelajaran di RPP.
- Memasukkan dalam langkah-langkah
pembelajaran.
- Memberikan penekanan karakter yang ingin
dicapai pada kegiatan pembelajaran.
- PPK dicantumkan pada RPP. Dilaksanakan
pada saat kegiatan pembelajaran, yang
meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Aktivitas siswa yang dilakukan saat
pembelajaran yang berkaitan dengan PPK,
pada langkah demi langkah kegiatan dari
awal sampai akhir.
- Mengacu pada silabus, memberikan
penekanan pada karakter yang ingin dicapai.
- Menuangkan ke dalam nilai-nilai penunjang
dan membuat indikator pencapaiannya.
- Mengaitkan dan mendesain pembelajaran
sesuai dengan karakter yang dipilih yang
selaras dengan KD yang terjadwal.
- Membuat RPP sesuai dengan tingkat
perkembangan sosial anak.
5 Aitem 5 Cara
pembiasaan
sikap/karakte
r seperti apa
yang
dilakukan
Bapak/Ibu
sebelum
memulai
pembelajaran
?
- Berbaris melaksanakan apel pagi bersama.
- Berdoa sebelum memulai pelajaran.
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Berjabat tangan dengan guru sebelum masuk
kelas dengan urut.
- Berbicara dengan sopan terhadap siswa lain,
tamu, rekan dan siapa saja yang berada di
lingkungan sekitar.
- Melafalkan pancasila.
- Membiasakan sikap duduk yang baik di
kelas.
- Membiasakan membaca dengan menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
No. Aitem
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Responden
gerakan literasi.
- Sebelum masuk kelas bersama-sama
membersihkan ruang kelas terlebih dahulu
(gotong royong).
- Membiasakan 3s ( senym, sapa, dan salam).
- Sebelum masuk kelas, sholat berjamaah, dan
menyirami tanaman.
6 Aitem 6 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
mengelola
kelas dengan
mengintegras
ikan nilai-
nilai
karakter?
- Pemberian motivasi siswa agar selalu berbuat
yang baik.
- Menghargai semua pendapat dari siswa.
- Pemberian reward bagi siswa yang selalu
berbuat baik.
- Mengekspresikan dan memotivasi anak agar
selalu punya karakter yang positif.
- Memotivasi siswa dengan cara memberikan
contoh yang positif.
- Dengan membiasakan diri untuk berdoa
sebelum dan sesudah belajar, berbicara
dengan bahasa yang halus dan sopan.
- Dengan penerapan disiplin ketika belajar
(memulai dengan doa, izin ketika akan
keluar, berbicara yang sopan, ada
kesepakatan kelas).
- Melalui pembiasaan secara kontinyu, dengan
mengingatkan berulang-ulang, memberikan
contoh.
- Melakukan pembiasaan-pembiasaaan positif
sebelum masuk kelas misalnya (
mendengarkan penjelasan guru, tidak boleh
makan dan minum, tidak boleh jalan-jalan,
tidak boleh ngobrol sendiri)
- Saat kegiatan pembelajaran nilai PPK akan
muncul sendiri seperti bekerja sama dalam
kelompok, aktif, menghargai teman dan guru.
- Membangun kerjasama dan memberikan
keteladanan bagi siswa , guru juga harus
konsisten.
7 Aitem 7 Metode
pembelajaran
yang seperti
apa yang
biasa
digunakan di
sekolah untuk
mendukung
penerapan
- Kerja kelompok dan bermain peran.
- Ceramah, kemudian praktek.
- Tanya jawab, diskusi, bermain peran, praktik
dan pemberian tugas.
- Demonstrasi dan pemberian contoh.
- Metode role playing dan cooperative
learning.
- Pemecahan masalah dengan diskusi
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
No. Aitem
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Responden
nilai-nilai
karakter?
- Praktik, PBL, diskusi kecil dan diskusi kelas,
karya wisata, discovery learning.
- Metode pembelajaran yang digunakan
bervariasi yang sesuai dengan karakter yang
akan dikembangkan.
- Metode pembelajaran student centre dan
praktik.
8 Aitem 8 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
mengaitkan
isi materi
pembelajaran
dengan
penguatan
pendidikan
karakter?
- Menggunakan teknik bercerita.
- Menghargai pendapat siswa dengan ucapan
(bagus, pintar, dll).
- Memberikan contoh cara meminta tolong dan
berterima kasih, mengakui kesalahan dan
meminta maaf.
- Mengintegrasikan setiap ada kesempatan.
- Mengitegrasikan materi dengan karakter yang
kira-kira sesuai dengan isi materi tersebut.
- Dengan memberikan contoh sikap berupa
gambar atau perbuatan langsung yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
- Dicermati konten/ isi pokok materi
pembelajaran kemudian dicari karakter apa
yang sesuai untuk diimplementasikan dalam
pembelajaran tersebut.
- Menyesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai, kemudian mencermati materi yang
sesuai dan bisa dikaitkan dengan pendidikan
karakter.
- Disiplin dengan membiasakan perbuatan
baik.
- Dengan mengajak siswa untuk mencari tahu
manfaat belajar tentang suatu materi dan
bagaimana cara mencapai manfaat tersebut.
9 Aitem 9 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
memfasilitasi
setiap peserta
didik untuk
menumbuhke
mbangkan
karakter yang
dirancang
dalam RPP?
- Mengajak siswa untuk belajar sikap yang baik
terhadap teman, guru dan orang tua.
- Memberikan fasilitas sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
- Memberi fasilitas yang seluas-luasnya,
misalnya jika ingin mengembangkan karakter
kerjasama diberi fasilitas dengan kerja
kelompok.
- Menggunakan media seperti gambar dan
media elektronik.
- Dengan membiarkan anak mengekspresikan
nilai itu sendiri secara spontan di sekolah.
- RPP dirancang dan disusun berdasar pada
karakteristik siswa, guru memfasilitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
No. Aitem
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Responden
dengan mengembangkan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan kondisi di kelas.
- Memberikan tugas terstruktur secara mandiri
atau kelompok.
- Memberikan kesempatan yang sama kepada
siswa untuk bertanya, menyampaikan
pendapat, dan mengekspresikan
kebolehannya.
- Menyediakan sarana dan prasarana yang
mendukung perkembangan siswa.
10 Aitem 10 Bagaimana
cara
Bapak/Ibu
mencatat
perkembanga
n karakter
peserta didik?
- Dicatat dalam jurnal penilaian sikap, sosial,
akhlak.
- Dengan membuat catatan/jurnal
perkembangan sikap siswa.
- Menggunakan rubrik penilaian.
- Membuat buku catatan sikap siswa.
- Dengan catatan sikap, lembar observasi.
- Dengan mencatat pada buku penilaian sikap
dan pembiasaan.
- Mencatat ke dalam buku kejadian.
11 Aitem 11 Apa kendala-
kendala yang
dihadapi
dalam
implementasi
PPK?
- Latar belakang siswa yang berbeda-beda.
- Waktu di sekolah lebih sedikit dibandingkan
di rumah.
- Karakter siswa yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan keluarga.
- Trial and error, banyak yang belum bisa
konsisten dalam bersikap baik.
- Kurangnya penanaman sikap di rumah oleh
orang tua di rumah.
- Peran serta orang tua yang kurang,
lingkungan yang buruk.
- Kebanyakan anak yang menyepelekan PPK.
- PPK di sekolah porsinya sedikit dan kurang
mendapatkan dukungan dari keluarga maupun
masyarakat, tidak semua materi dapat
diintegrasikan PPK karena pemerintah
meminta nilai kognitif.
- Fasilitas yang menunjang PPK di sekolah
masih minim.
- Pencatatan perkembangan karakter siswa.
- Perkembangan teknologi yang menyebabkan
banyaknya tayangan maupun konten di media
yang bertentangan dengan nilai-nilai karakter.
- keterbatasan guru (waktu dan tenaga),
masyarakat menuntut output sekolah dengan
ukuran nilai tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Aspek Aitem No Aitem
1. Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK). 1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG).
2
2. Pra Observasi Integrasi PPK dalam silabus. 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP. 4
3. Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran. 5
Mengelola kelas dengan
mengintegrasikan PPK. 6
Menerapkan metode pembelajaran
yang mendukung PPK. 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan kegiatan sehari-hari. 8
Memfasilitasi tumbuh kembang
karakter peserta didik. 9
Mencatat perkembangan karakter
peserta didik. 10
Memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang
dituangkan di RPP.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka
Aspek No
Aitem
Praktik baik yang dilakukan. 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari
Kelompok Kerja Guru (KKG). 2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus. 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran. 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter. 6
Model dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah
untuk mendukung penerapan nilai karakter. 7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK). 8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang di RPP. 9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik. 10
Kendala yang dihadapi. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 11. Surat Pengantar Instrumen dan Identitas Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : __________________________________
NIP : __________________________________
Tempat, tanggal lahir : __________________________________
Jenis kelamin : __________________________________
Lama Mengajar : __________________________________
Guru Wali kelas : __________________________________
Pendidikan Terakhir : __________________________________
Nama Satuan Pendidikan __________________________________
Status AkreditasiSatuanPendidikan :
__________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : __________________________________
__________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 12. Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukungnilai-
nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan
denganPenguatanPendidikanKarakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkandalamrancangan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), dari mana Bapak/Ibu
mendapatkan informasi tentang PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu
sebelum memulai pembelajaran?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah
untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 13. Permohonan Izin Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 14. Data Mentah 10 Validasi Ahli
a. Validasi SD Negeri Bhayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
b. Vlidasi SD Negeri Bantul 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
c. Validasi SD Negeri Ungaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
d. Validasi SD Negeri Keputran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
e. Validasi SD Negeri 4 Wates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
f. Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
g. Validasi SD Joannes Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
h. Validasi SMP Negeri 1 Bantul A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
i. Validasi SMP Negeri 1 Bantul B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
j. Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 15. Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan
Terbuka
a. Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup
Kompetensi
Penilaian No Soal
Validator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kompetensi
penyajian
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Komponen
Penyajian
7 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4
8 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4
9 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4
10 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4
11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
12 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4
13 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4
14 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4
15 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
16 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
17 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
Jumlah 50 66 64 64 68 64 55 63 54 67
b. Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Item Masukan dari Validator
2 Sebaiknya Kelompok Kerja Guru (KKG) diubah
7 Kata “sesuai dengan” diubah dengan kata “mendukung”
8 Kata “persoalan kehidupan sehari-hari” diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan Karakter”
11 Kata ”dirancang” diubah dengan kata “dituangkan”
- Perhatikan petunjuk pengisian dan diakhir kalimat selalu
diakhiri dengan tanda titik
- Pada bagian awal petunjuk pengisian ditambahkan dengan kata
“Bapak/Ibu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 16. Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Terbuka
a. Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Validator Instansi Skor Keterangan
1. DP SD N Bhayangkara 50
Layak untuk
digunakan dengan
sedikit revisi
2. DK SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk
digunakan
3. L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk
digunakan
4. NWM SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk
digunakan
5. S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk
digunakan
6. INL SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64
Sangat layak untuk
digunakan
7. BAP SD Joannes Bosco 55
Layak untuk
digunakan dengan
sedikit revisi
8.. H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk
digunakan
9. TKR SMP 1 Bantul 54
Layak untuk
digunakan dengan
sedikit revisi
10. BM SD Muhammadiyah
Karangkajen 67
Sangat layak untuk
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
b. Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Terbuka
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
DP
Sebaiknya
Kelompok Kerja
Guru (KKG) diubah.
Apakah Bapak/Ibu
sudah mendapatkan
sosialisasi PPK melalui
Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
Apakah Bapak/Ibu
sudah mendapatkan
sosialisasi PPK melalui
Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
Item 7, kata “sesuai
dengan” diubah
dengan kata
mendukung.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai
karakter.
Item 8, kata
“persoalan
kehidupan sehari-
hari” diubah dengan
kata “Penguatan
Pendidikan
Karakter”
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
Item 11, kata
“dirancang” diubah
dengan kata
“dituangkan”
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dirancang dalam RPP.
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dituangkan dalam
rancangan RPP.
NWM dan L
Petunjuk pengisisan
sebaiknya ditambah
Bapak/Ibu
Mohon memberi tanda
centang () pada
kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
Bapak/Ibu mohon
memberi tanda centang
() pada kolom Ya atau
Tidak sesuai dengan
kondisi yang
sebenarnya.
TKR
Perhatikan petunjuk
pengisian dan
diakhir kalimat
selalu diakhiri
dengan tanda titik
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 17. Daftar Cek Dokumentasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 18. Rekap Hasil Wawancara Terstruktur
No Nama Sekolah Rekap Hasil Wawancara
1. SD Negeri Nogotirto - Memperoleh informasi tentang PPK dari kepala
sekolah, workshop kurikulum 2013, dari teman guru.
- Praktik baik yang telah dilakukan antara lain
membiasakan berjabat tangan setiap pagi di depan
gerbang sekolah, berbaris sebelum masuk kelas,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembiasaan
membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran.
- Mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam pembelajaran di
kelas dengan cara menyisipkan nilai-nilai karakter dalam
kegiatan pembelajaran di kelas dan mengaitkan dengan
materi yang sesuai.
- Model dan metode pembelajaran yang sering digunakan
bermacam-macam, menyesuaikan dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Contohnya: diskusi, kerja kelompok, ceramah, praktik,
model pembelajaran berbasis masalah, kooperatif dll. - Penyimpangan yang sering terjadi adalah berbicara
tidak sopan, tidak menaati tata tertib sekolah,
berkelahi, bersikap tidak sopan kepada guru maupun
teman, mencontek, dan sikap tidak jujur seperti
membolos dan tidak mengikuti sholat berjamaah.
- Cara menyikapi peserta didik adalah dengan cara
mengingatkan, menegur dan memberikan sanksi
terhadap pelanggaran yang dirasa cukup keterlaluan.
- Melakukan pencatatan dengan menuliskannya pada
buku kejadian, buku catatan khusus guru, maupun
buku perkembangan kepribadian siswa.
2. SD Negeri Demakijo
2
- Memperoleh informasi tentang PPK dari kepala
sekolah, diklat kurikulum 2013, dari Kelompok Kerja
Guru (KKG) dan dari internet.
- Praktik baik yang telah dilakukan antara lain apel pagi,
berbaris sebelum masuk kelas, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, berdoa sebelum memulai pelajaran,
sholat berjamaah, gerakan literasi
- Mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam pembelajaran di
kelas dengan cara menyisipkan dalam RPP dan menerapkan
pada saat kegiatan pembelajaran.
- Model dan metode pembelajaran yang sering digunakan
diskusi, kerja kelompok, ceramah, penugasan, bermain
peran, model kooperatif, inkuiri, PBL - Penyimpangan yang sering terjadi tidak menaati tata
tertib sekolah, bersikap tidak sopan kepada guru,
mencontek, ada juga siswa yang panjang tangan,
membedakan status sosial teman, dll.
- Cara menyikapi peserta didik adalah sabar dalam
mengingatkan, menegur dan memberi bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
- Mencatat pada jurnal maupun buku kejadian.
3. SD Negeri Mejing 2 - Memperoleh informasi tentang PPK dari kepala
sekolah, internet, dan dari Kelompok Kerja Guru.
- Praktik baik yang telah dilakukan berjabat tangan
dengan guru, berbaris sebelum masuk kelas,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa bersama,
sholat dzuhur berjamaah.
- Mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam pembelajaran di
kelas dengan cara menerapkan karakter saat kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan. - Model dan metode pembelajaran yang digunakan
contohnya: diskusi, kerja kelompok, ceramah, praktik,
bermain peran, dan pembelajaran kooperatif. - Penyimpangan yang sering terjadi adalah berbicara
kasar, tidak menaati tata tertib sekolah, berkelahi,
mencontek, mencuri, mengolok-olok sesama teman.
- Cara menyikapi peserta didik adalah mengingatkan,
memberikan teguran, melapor kepada guru kelas atau
guru BK, dan memanggil wali murid.
- Melakukan pencatatan menuliskannya pada buku
kejadian, atau buku catatan khusus guru.
4. SD Negeri Nogosaren - Memperoleh informasi tentang PPK dari kepala
sekolah, internet, dan dari diklat kurikulum 2013.
- Praktik baik yang telah dilakukan berjabat tangan
dengan guru, berbaris sebelum masuk kelas,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa bersama,
gerakan literasi, piket kelas, 3S (senyum, sapa, salam).
- Mengintegrasikan nilai-nilai PPK di kelas dengan cara
menyisipkan karakter saat kegiatan pembelajaran dan mata
pelajaran yang sesuai pada saat itu. - Model dan metode pembelajaran yang digunakan adalah
diskusi, kerja kelompok, demonstrasi, penugasan, ceramah,
praktik, menggunakan PBL, inkuiri, dan kooperatif. - Penyimpangan yang sering terjadi berkelahi, bersikap
tidak sopan kepada guru dan teman, mencontek,
mencuri uang saku teman, membolos dan bersembunyi
di kamar mandi, membawa rokok dan merokok di
sekolah, berbicara tidak sopan.
- Cara menyikapi peserta didik adalah mengingatkan,
memberikan teguran, memberi contoh yang baik,
melapor kepada wali kelas, memberikan bimbingan
pribadi, dan memanggil wali murid.
- Mencatat pada jurnal perkembangan siswa dan buku
catatan khusus guru.
5. SD Negeri Baturan 2 - Memperoleh informasi tentang PPK dari internet,
kepala sekolah, diklat kurikulum 2013, dari teman guru
dan dari KKG.
- Praktik baik yang telah dilakukan berjabat tangan
dengan guru setiap pagi dan pulang sekolah, berbaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
sebelum masuk kelas, menyanyikan lagu Indonesia
Raya, berdoa bersama, hafalan surat pendek, sholat
berjamaah, gerakan literasi sebelum memulai
pelajaran, ijin ketika akan meninggalkan kelas.
- Mengintegrasikan nilai-nilai PPK di kelas dengan
merumuskannya dalam RPP, menyisipkan nilai karakter
yang ingin diterapkan saat kegiatan pembelajaran,
memberikan contoh langsung mengenai nilai karakter yang
dingin diterapkan kepada peserta didik saat pembelajaran.
- Model dan metode pembelajaran yang digunakan bervariasi
tergantung pada mata pelajaran dan siswanya. Contohnya
diskusi, ceramah, praktik, bermain peran, dan sering
menggunakan model PBL, dan kooperatif. - Penyimpangan yang sering terjadi bersikap tidak sopan
kepada guru, mencontek PR maupun saat tes atau
ulangan, mencuri di kantin, membolos dan
bersembunyi ketika sholat berjamaah, tidak mematuhi
tata tertib sekolah, berbicara kasar dan tidak
menghargai guru.
- Cara menyikapi peserta didik adalah mengingatkan,
memberikan teguran secara langsung, melakukan
pendekatan pribadi, memberikan sanksi agar siswa
jera, memanggil wali murid ke sekolah.
- Melakukan pencatatan dengan menuliskan pada buku
kejadian, buku catatan khusus guru, maupun buku
perkembangan kepribadian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
BIODATA PENELITI
Peneliti bernama Avinta Dewi Damayanti, lahir di
Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 17 Agustus 1997.
Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara, yang
berasal dari pasangan Bapak Widi Lestanto dengan Ibu
Benedicta Noviani. Pendidikan yang pernah ditempuh
oleh peneliti yaitu pendidikan jenjang Sekolah Dasar di
SD Pangudi Luhur Muntilan pada tahun 2003-2009.
Pada tahun 2009-2012, peneliti menempuh jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Kanisius Muntilan. Setelah
menempuh pendidikan SMP, peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Tarakanita
Magelang pada tahun 2012-2015. Kemudian setelah tamat SMA, peneliti
melanjutkan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD).
Selama mengikuti proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma,
peneliti mengembangkan kemampuannya untuk memperoleh ilmu dan juga
pengalaman baik di bidang akademik maupun non akademik dengan mengikuti
berbagai kegiatan yang diselenggarakan di kampus. Beberapa kegiatan tersebut
antara lain adalah Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I
dan II, Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) Pembina Pramuka, English Club, dan
seminar serta workshop tentang pendidikan. Pengalaman berorganisasi yang
peneliti dapatkan selama kuliah adalah berperan serta dalam kepanitiaan acara
yang diselenggarakan oleh Universitas, yaitu Parade Gamelan Anak pada tahun
2016 dan Festival Sekar Geni pada tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI