38
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK) 1

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK)

  • Upload
    miriam

  • View
    179

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK). PENDAHULUAN (1). Pengumpulan data Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) memiliki arti penting bagi pembangunan. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

1

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK)

Page 2: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

2

PENDAHULUAN (1)

• Pengumpulan data Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) memiliki arti penting bagi pembangunan.

• Data Statistik IMK memberi andil terhadap kebijakan pemerintah yang difokuskan pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya usaha IMK.

• Pada awalnya pengumpulan data IMK hanya dilakukan secara periodik melalui sensus atau survei.

Page 3: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

3

PENDAHALUAN (2)

1. Dimulai dari sensus industri tahun 1974/1975.2. Kemudian survei Industri Kecil dan Kerajinan

Rumahtangga (IKKR) tahun 19823. Sensus Ekonomi tahun 1986 (SE’ 86), kemudian survei IKKR di tahun 1991,1993, 1994, 1995, 4. Sensus Ekonomi tahun 1996 (SE’96),5. Tahun 1998-2005 data IMK dikumpulkan melalui

Survei Usaha Terintegrasi (SUSI),6. Sedangkan data tahun 2006 dikumpulkan

melalui Sensus Ekonomi tahun 2006 (SE’06).Mulai tahun 2009 Survei IMK dilakukan secara rutin setiap tahun

Page 4: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

4

PENDAHULUAN (3)

7. Pada tahun 2011, Survei Industri Mikro dan Kecil 2011 (VIMK11) diselenggarakan secara triwulanan.

1. Triwulan I periode Januari-Maret,2. Triwulan II periode April-Juni, 3. Triwulan III periode Juli-September,4. Triwulan IV periode Oktober-Desember.

VIMK11 diselenggarakan untuk mendata keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik kegiatan IMK. Pendekatan pencacahan VIMK11 dilakukan melalui pendekatan perusahaan/usaha.

Page 5: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

5

LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

2. PP. RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

3. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik

Page 6: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

6

SASARAN

Sasaran pencacahan IMK adalah perusahaan/ usaha berskala mikro dan kecil.Dari hasil kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh: data mengenai pertumbuhan

produksi IMK secara triwulanan,

struktur pendapatan dan pengelu- aran serta berbagai karakteristik usaha lainnya

Page 7: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

7

TUJUAN (1)

Untuk mengetahui profil Industri Mikro dan Kecil (IMK ) daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro.

Untuk menyajikan data tentang kegiatan perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil yang rinci dan mutakhir menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) pada tingkat nasional

Page 8: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

8

TUJUAN (2) Secara khusus tujuan survei ini adalah

untuk mengetahui pertumbuhan produksi IMK, selain itu juga untuk mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan ekonomi menurut 2 digit KBLI berupa persentase/rata-rata proporsi,seperti: banyaknya usaha, banyaknya tenaga kerja,pengeluaran untuk tenaga kerja, struktur input dan output, kendala dan prospek usaha,keterangan lain yang berkaitan dengan usaha IMK

Page 9: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

9

RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN Survei ini dilaksanakan di beberapa

kabupaten/kota daerah potensi seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah blok sensus terpilih sebanyak 2.683 blok sensus.

Blok Sensus VIMK11 merupakan subsampel blok sensus VIMK10 dan mencakup 18.000 perusahaan/usaha mikro dan kecil untuk setiap triwulan.

Sasaran pencacahan meliputi perusahaan/ usaha industri mikro dengan banyaknya tenaga kerja 1-4 orang dan industri kecil dengan banyaknya tenaga kerja 5-19 orang termasuk pengusaha/pemilik

Page 10: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

10

Page 11: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

11

Page 12: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

12

Page 13: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

13

Page 14: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

14

Page 15: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

15

Page 16: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

16

Page 17: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

17

METODOLOGI (1) Kerangka sampel blok sensus yang digunakan pada kegiatan Survei

Industri Mikro dan Kecil 2011 (VIMK11) adalah Daftar Blok Sensus terpilih

pada Survei Industri Mikro dan Kecil 2010 (DBS-VIMK10). Dengan demikian

sampel blok sensus VIMK2011 adalah merupakan sub sampel blok sensus

VIMK2010.

DBS-VIMK10 adalah daftar blok sensus terpilih pada Survei Industri Mikro

dan Kecil 2010 yang dilengkapi dengan muatan jumlah usaha industri mikro

dan kecil hasil pengolahan Daftar VIMK10-L.

Walaupun pada saat pelaksanaan IMK2010 blok sensusnya sudah

distratakan, namun untuk proses updating, sebelum digunakan perlu

dilakukan proses re-stratifikasi lagi berdasarkan data hasil listing dan survei

sampel VIMK 2010.

 

Page 18: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

18

METODOLOGI (2)

Re-stratifikasi ditujukan untuk mengelompokkan unit-unit area

(blok sensus) menurut komposisi jumlah relatif usaha Industri

Mikro dan Kecil (IMK) menurut jenis Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLI).

Untuk setiap jenis KBLI, strata konsentrasi yang bersesuaian

dengan jenis usaha adalah merupakan sekelompok blok sensus

dengan komposisi jenis usaha yang dominan (menonjol).

Mengingat jumlah alokasi sampel blok sensus per-Propinsi

relatif tidak banyak maka, stratifikasi dilakukan pada level

Propinsi.

 

Page 19: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

19

NoKODEJUDUL KBLI 2009

1 10 Industri Makanan

2 11 Industri Minuman

3 12 Industri Pengolahan Tembakau

4 13 Industri tekstil

5 14 Industri Pakaian Jadi

6 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

7 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

8 17 Industri Kertas dan Barang Dari Kertas

9 18 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman

10 19 Industri Produk Dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi

11 20 Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia12 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional

Page 20: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

20

No KODE JUDUL KBLI 2009

13 22 Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik

14 23 Industri Barang Galian Bukan Logam

15 24 Industri Logam Dasar

16 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin Dan Peralatannya

17 26 Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik

18 27 Industri Peralatan Listrik

19 28 Industri Mesin Dan Perlengkapan ytdl

20 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer

21 30 Industri Alat Angkutan Lainnya

22 31 Industri Furnitur

23 32 Industri pengolahan lainnya

24 33 Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

Page 21: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

21

RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL (1) Rancangan penarikan sampel yang digunakan yaitu

rancangan penarikan sampel dua tahap terstratifikasi.

Tahap pertama, adalah memilih sejumlah blok sensus

pada setiap strata secara PPS (Probability

Proportional to Size) dengan size banyaknya IMK hasil

listing Survei IMK 2010. Penarikan sampel blok sensus

antar strata dilakukan secara independent.

Kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok

sensus hasil re-stratifikasi dalam satu propinsi.

Page 22: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

22

RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL (2) Tahap kedua, adalah mengambil seluruh industri

kecil (kecuali jika ada Propinsi dengan jumlah Industri

Kecilnya melebihi jumlah target sampel maka dilakukan

pemilihan sampel) dan memilih sejumlah industri mikro

dari hasil listing secara sistematik linier untuk setiap

jenis usaha sesuai KBLI pada blok sensus terpilih.

Perusahaan/usaha yang terpilih disalin ke Daftar

VIMK11-DS dan selanjutnya petugas melakukan

pencacahan pada perusahaan/usaha tersebut.

Page 23: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

23

RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL (3) Pengalokasian target pencacahan untuk industri mikro

dan industri kecil dilakukan berdasarkan hasil listing.

Khusus untuk industri kecil, seluruh usaha dalam tiap

blok sensus terpilih dilakukan pencacahan lengkap

(take all) kecuali jumlahnya melebihi target sampel atau

industrinya homogen dilakukan pemilihan sampel,

sedangkan industri mikro dilakukan pencacahan hanya

pada usaha terpilih.

Page 24: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

24

RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL (4) Alokasi jumlah usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) dilakukan oleh

BPS Propinsi berdasarkan rekapitulasi jumlah IMK hasil listing per

kabupaten/kota.

Alokasi Industri mikro (IM) per kabupaten/kota dilakukan setelah

sebelumnya mengurangi target sampel IMK propinsi dengan

jumlah industri kecil (IK) untuk seluruh kabupaten/kota di propinsi

tersebut.

Alokasi IM dilakukan secara square root proporsional terhadap

jumlah square root IM di masing-masing kabupaten/kota. Hasil

alokasi IM perkabupaten/kota dikembalikan ke masing-masing

kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi menurut KBLI.

Page 25: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

25

RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL (5)

Alokasi sampel industri mikro menurut

KBLI pada setiap blok sensus terpilih

memperhatikan jumlah IMK hasil listing.

Pengalokasian sampel industri mikro

menurut KBLI per blok sensus dilakukan

di BPS Kabupaten/Kota.

 

Page 26: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

26

Page 27: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

27

Page 28: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

28

Tugas BPS Kabupaten/Kota1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh

kepala BPS Kabupaten/Kota.2. Merekrut calon petugas PMS/PCS survei IMK yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota.3. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan perusahaan/usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan perusahaan/usaha tersebut.4. Pemilihan sampel usaha dilakukan oleh pengawas di setiap BPS Kabupaten/Kota dengan dikoordinir oleh kasie produksi.5. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan

untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan.

6. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

7. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi.

8. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

Page 29: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

29

Tugas Pengawas1. Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning, Daftar VIMK11-L, VIMK11-S untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar VIMK11-DSBS, VIMK11-DS dan VIMK11-RB. 2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas blok sensus yang menjadi tanggung jawab setiap pencacah, dengan berpedoman Daftar VIMK11-DSBS.3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan,

sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan.5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Page 30: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

30

6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VIMK11-L, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah.7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendaftaran bangunan/rumah tangga, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek (√) Daftar VIMK11-L Blok III untuk usaha industri mikro pada kolom (17) dan tanda cek (√) pada salah satu kolom (19) s.d kolom (42) sesuai jenis produksi utama kode 2 digit kolom (16).8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar VIMK11-L Blok III banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d halaman terakhir.

Page 31: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

31

9. Mengisi Daftar VIMK11-L Blok II Ringkasan.10. Mengisi rekapitulasi jumlah Industri Mikro dan Kecil per Blok Sensus (VIMK11-RB ) dari VIMK11-L Blok II rincian 2 populasi industri, yaitu: 2a (industri mikro) dan 2b (industri kecil).11. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota, selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VIMK11-L Blok IV

Keterangan Penarikan Sampel Utama menurut masing-masing kategori lapangan usaha.13. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil listing ke dalam Daftar VIMK11-DS di setiap blok sensus terpilih.

Page 32: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

32

Tugas Pencacah1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.2. Memberitahukan dan minta ijin aparat desa/lurah, RW

dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.3. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan

rumah tangga dalam blok sensus terpilih yang menjadi wilayah kerjanya dengan Daftar VIMK11-L, dan menggambar bangunan pada sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning sesuai dengan letaknya, dan memberi nomor urut bangunan fisik pada simbol bangunan tersebut sesuai dengan nomor urut yang dicatat pada Daftar VIMK11-L.

Page 33: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

33

4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK11-S yang berpedoman pada Daftar VIMK11-DS (Daftar Sampel).

5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara

mengatasinya.6.Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas.7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.8.Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

Page 34: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

34

KONSEP DAN DEFINISI (1) Industri Manufaktur: Kegiatan produksi yang mengubah barang dasar

(bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang

yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.

Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan

(makloon).

Perusahaan/Usaha Industri Manufaktur : Unit kegiatan ekonomi yang

melakukan/ mengusahakan industri manufaktur; terletak pada suatu

bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang bertanggung

jawab atas usaha tersebut.

Contoh:

a. Usaha pembuatan pisang goreng.

b. Perusahaan pembuatan sepatu dari kulit.

c. Usaha pembuatan ukir-ukiran dari kayu.

Page 35: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

35

KONSEP DAN DEFINISI (2) Perusahaan/Usaha Jasa Industri Manufaktur

(makloon) : Unit kegiatan dari suatu industri yang melayani keperluan pihak lain.

Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak perusahaan/usaha melaksanakan proses pengolahannya dengan memperoleh pembayaran sebagai balas jasanya (nilai upah makloon).

Page 36: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

BPS mengklasifikasikan perusahaan/usaha industri

manufaktur di Indonesia ke dalam 4 (empat) skala

usaha berdasarkan pekerja yang dimiliki oleh suatu

perusahaan/usaha.

Skala usaha tersebut adalah sebagai berikut:

Industri

Mikro

: perusahaan/usaha industri manufaktur

yang mempunyai pekerja 1-4 orang.

Industri

Kecil

: perusahaan/usaha industri manufaktur

yang mempunyai pekerja 5-19 orang.

36

Page 37: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

37

KONSEP DAN DEFINISI (3) Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

(KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia.

KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal. KBLI 2009 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi.

Page 38: SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL  (IMK)

38