110
AKTIVITAS DAN SEKUEN PEPTIDA ACE INHIBITOR SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI MUHAMAD ROSIDI AFRIYANSAH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/ 1440 H

SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

AKTIVITAS DAN SEKUEN PEPTIDA ACE INHIBITOR

SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI

SKRIPSI

MUHAMAD ROSIDI AFRIYANSAH

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/ 1440 H

Page 2: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

AKTIVITAS DAN SEKUEN PEPTIDA ACE INHIBITOR

SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

MUHAMAD ROSIDI AFRIYANSAH

11140960000047

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2018 M / 1439 H

Page 3: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography
Page 4: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography
Page 5: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography
Page 6: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

ABSTRAK

MUHAMAD ROSIDI AFRIYANSAH. Aktivitas dan Sekuen Peptida ACE

inhibitor Susu Kerbau (Bubalus bubalis) Fermentasi. Dibimbing oleh SRI

YADIAL CHALID dan SITI NURBAYTI.

Dadih diketahui memiliki berbagai macam manfaat biologis, yaitu antioksidan,

antibakteri, dan ACE inhibitor. Manfaat dadih yang menarik perhatian yaitu

sebagai ACE inhibitor dengan menghambat kerja angiotensin converting enzim

(ACE) yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah. Penelitian ini

bertujuan untuk menentukan aktivitas ACE inhibitor dengan metode hippuryl-

histidyl-leucine menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Purifikasi peptida

ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

dengan mode reversed-phase. Peptida ACE inhibitor ditentukan sekuen asam

amino dengan menggunakan liquid chromatography mass spectroscopy-QP2020

dan protein sequencer PPSQ-31A. Delapan peptida yang berhasil dipurifikasi dari

susu kerbau fermentasi. Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln dengan

massa molekul sebesar 727 Da merupakan fragmen dari κ-kasein f87-93 yang

memiliki aktivitas ACE inhibitor tertinggi mencapai 93,101 % dan memiliki nilai

IC50 sebesar 42,0199 µM. Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln merupakan sekuen novel

peptida ACE inhibitor yang belum pernah dilaporkan.

Kata kunci: Peptida ACE inhibitor, dadih, Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln, susu

kerbau.

Page 7: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

7

ABSTRACT

MUHAMAD ROSIDI AFRIYANSAH. Activity and Sequence of ACE

inhibitory Peptide of Fermented Buffalo Milk (Bubalus bubalis). Supervised by

SRI YADIAL CHALID and SITI NURBAYTI.

Dadih was known to has various biological benefits, such as antioxidants,

antibacterials, and ACE inhibitors. Dadih as ACE inhibitor interested in this

research. Function of dadih as ACE inhibitor was done by bioactive peptides. This

study aims to determine ACE inhibitory activity by hippuryl-histidyl-leucine

method using UV-Visible spectrophotometer. Purification of ACE inhibitory

peptide is using high performance liquid chromatography in reversed-phase mode.

ACE inhibitory peptide determined amino acid sequences using liquid

chromatography mass spectroscopy-QP2020 and Protein Sequencer PPSQ-31A.

Eight peptides that successfully purified from fermented buffalo milk and

heptapeptide Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln with molecular mass of 727 Da was a

fragment of κ-casein-f87-93 became peptide with high inhibition activity reached

93,101 % and had IC50 value amount 42,0199 µM, whereas Ala-Val-Arg-Ser-Pro-

Ala-Gln is sequence of novel ACE inhibitory peptide.

Keywords: ACE inhibitory peptide, dadih, Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln, buffalo

milk.

Page 8: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamin. Puji dan syukur penulis haturkan

kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu

dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penelitian berjudul

Aktivitas dan Sekuen Peptida ACE Inhibitor dari Susu Kerbau (Bubalus

bubalis) Fermentasi yang dilakukan di Laboratorium Fungsi dan Keamanan

Hewan, Fakultas Ilmu Hewan, Sekolah Kedokteran Hewan, Universitas Kitasato,

Jepang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh

pendidikan Strata 1 (S1). Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak

bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si. selaku pembimbing I yang senantiasa

memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, bimbingan, nasihat, motivasi,

arahan kepada penulis, dan juga kesempatan kepada penulis untuk menimba

ilmu di Universitas Kitasato, Towada, Jepang.

2. Dr. Siti Nurbayti, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, dukungan, bimbingan, nasihat, pengalaman dan arahan kepada

penulis selama penelitian ini.

3. Prof. Keizo Arihara, Ph.D selaku pembimbing selama penelitian di

Laboratorium Fungsi dan Keamanan Pangan, Fakultas Ilmu Hewan, Sekolah

Kedokteran Hewan, Universitas Kitasato, Jepang yang senantiasa

memberikan ilmu dan bimbingannya selama penelitian.

4. Drs. Dede Sukandar, M.Si selaku ketua prodi kimia Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Agus Salim, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku pembimbing akademik, atas bimbingan,

dukungan, dan masukannya selama perkuliahan.

Page 9: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

ix

7. Kedua orangtua, Asmaka Gunawan dan Wasirah yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis baik secara materil maupun moril, dan juga selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

8. Farhan R. A., M. Rusydi H., Isni S., Deni P., M. Fajar dan teman-teman

Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014 yang

selalu memberikan semangat, doa, dan motivasi bagi penulis.

9. Dimas A. N., Rahmat H., M. Syauqi, M. Alfatih H. dan teman-teman

Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016 yang

selalu memberikan semangat, doa, dan motivasi bagi penulis.

10. Issei Yokoyama, Hiroshi Sekiguchi, Komiya Yusuke, dan teman-teman di

Laboratorium Fungsi dan Keamanan Pangan, Fakultas Ilmu Hewan, Sekolah

Kedokteran Hewan, Universitas Kitasato, Jepang.

11. Seluruh staff laboratorium kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan.

Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermafaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2019

Penulis

Page 10: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumus Masalah ................................................................................................ 5

1.3 Hipotesis .......................................................................................................... 5

1.4 Tujuan .............................................................................................................. 6

1.5 Manfaat ............................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Dadih ................................................................................................................ 7

2.2 Peptida Bioaktif ............................................................................................... 9

2.3 Hipertensi ....................................................................................................... 12

2.4 Antihipertensi ................................................................................................. 14

2.5 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor ................................................................... 17

2.6 Peptide Sequencing ........................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27

3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 27

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 27

3.3 Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 29

3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 30

3.4.1 Preparasi Sampel ..................................................................................... 30

3.4.2 Ekstraksi Peptida Fraksi Larut Air (water soluble fractions) .................. 30

3.4.3 Fraksinasi Etanol Bertingkat ................................................................... 31

3.4.4 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor ............................................................ 31

3.4.5 Identifikasi Sekuen Peptida ACE Inhibitor ............................................. 34

Page 11: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

xi

3.4.6 Uji Aktivitas ACE Inhibitor secara in Vitro ............................................ 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37

4.1 Dadih dan Aktivitas ACE Inhibitor Fraksi Air .............................................. 37

4.1.1 Karakteristik Dadih ................................................................................. 37

4.2.2 Aktivitas ACE Inhibitor Fraksi Air ......................................................... 39

4.2 Fraksinasi Etanol Bertingkat .......................................................................... 41

4.3 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor ................................................................... 44

4.3.1 Ekstraksi Fase Padat (SPE) ..................................................................... 44

4.3.2 Reversed Phase-High Performance Liquid Chromatography ................ 47

4.4 Peptida ACE Inhibitor ................................................................................... 50

4.4.1 Penentuan Sekuen Peptida ACE Inhibitor .............................................. 50

4.4.2 Peptida Sintesis ........................................................................................ 56

4.5 Mekanisme Reaksi Degradasi Edman Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln........... 61

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 66

5.2 Saran .............................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

LAMPIRAN.. ....................................................................................................... 76

Page 12: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. (a) Proses pembuatan dadih; (b) Dadih .............................................. 7

Gambar 2. Fungsi peptida bioaktif yang berasal dari protein susu dan target

kesehatan potensial .......................................................................... 11

Gambar 3. Reaksi pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II ................ 13

Gambar 4. Penghambatan ACE oleh penghambat ACE (ACE inhibitor) .......... 15

Gambar 5. Reaksi hidrolisis HHL oleh ACE ..................................................... 16

Gambar 6. Sejarah perkembangan metode ekstraksi fase padat ......................... 19

Gambar 7. Skema alat HPLC ............................................................................. 22

Gambar 8. Diagram sekuenator protein .............................................................. 24

Gambar 9. Mekanisme reaksi degradasi Edman ................................................ 26

Gambar 10. Diagram alir penelitian .................................................................... 29

Gambar 11. Susu kerbau fermentasi (dadih) yang telah di-freeze dry ................ 37

Gambar 12. Aktivitas ACE inhibitor fraksi etanol .............................................. 42

Gambar 13. Aktivitas ACE inhibitor fraksi metanol hasil ektraksi fase padat .... 46

Gambar 14. Data spektoskopi massa fraksi BIV-3…………………………....... 51

Gambar 15. Urutan protein induk κ-Kasein Susu Kerbau (Bubalus bubalis) ..... 53

Gambar 16. Aktivitas ACE inhibitor peptida sintesis ......................................... 57

Gambar 17. Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (A), captopril (B) dan

lisinopril (C) .................................................................................... 58

Gambar 18. Reaksi PITC dengan heptapetida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln .... 62

Gambar 19. Siklisasi katalitik asam senyawa intermediet feniltiourea ............... 63

Gambar 20. Reaksi penguraian derivat feniltiourea menjadi anilin-

metiltiazolinon dan heksapeptida Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln .......... 64

Gambar 21. Penataan ulang derivatif ATZ membentuk PTH-alanin .................. 65

Page 13: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan komposisi susu kerbau dan sapi ........................................ 8

Tabel 2. Kandungan asam amino dadih ................................................................. 8

Tabel 3. Bioaktivitas sekuen dan sumber peptida ................................................ 10

Tabel 4. Urutan/sekuen asam amino peptida ACE inhibitor dari susu dan

produk fermentasinya.............................................................................. 12

Tabel 5. Tingkat kemampuan ACE inhibitor ....................................................... 17

Tabel 6. Perbandingan format alat yang digunakan dalam ekstraksi fase padat .. 20

Tabel 7. Fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi dari setiap analit ......... 48

Tabel 8. Data seluruh fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi hasil

fraksinasi 2 (HPLC tahap 2, fraksinasi 2) ............................................... 49

Tabel 9. Data hasil analisa sekensing peptida ACE inhibitor Fraksi BIV-3 ......... 52

Tabel 10. Data estimasi sekuen peptida ACE inhibitor fraksi BIV-3 ................... 53

Tabel 11. Data sekuen peptida ACE inihibitor .................................................... 54

Page 14: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil freeze dry susu kerbau fermentasi ........................................ 76

Lampiran 2. Data analisis RP-HPLC dan LCMS dari eluat katrid HLB ........... 77

Lampiran 3. Data aktivitas ACE inhibitor fraksi air .......................................... 80

Lampiran 4. Data aktivitas ACE inhibitor fraksi etanol ..................................... 81

Lampiran 5. Data aktivitas ACE inhibitor eluat katrid HLB metanol ................ 82

Lampiran 6. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap

pertama ............................................................................................. 83

Lampiran 7. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap

kedua ................................................................................................ 85

Lampiran 8. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap

ketiga ................................................................................................ 88

Lampiran 9. Data aktivitas ACE inhibitor oleh peptida sintesis ......................... 89

Lampiran 10. Data aktivitas ACE inhibitor heptapeptida AVRSPAQ ............... 90

Lampiran 11. Prosedur penambahan bahan uji aktivitas ACE inhibitor ............. 91

Lampiran 12. Data aktivitas ACE inhibitor susu fermentasi menggunakan

BAL berbeda .................................................................................... 92

Lampiran 13. Data spektroskopi massa fraksi BIV-3 ......................................... 93

Lampiran 14. Pembuatan Larutan Substrat HHL 7,6 mM dan NaCl 608 mM

sebanyak 5 mL (35 tabung uji) ........................................................ 94

Lampiran 15. Pembuatan larutan BSA dan larutan ACE .................................... 95

Lampiran 16. Produk degradasi Edman dari heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-

Ala-Gln ............................................................................................. 96

Page 15: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang dikenal luas sebagai penyakit

kardiovaskular di mana kondisi tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan darah sistolik normal yaitu 120

dan tekanan darah diastolik yaitu 80 mmHg. Penyakit hipertensi juga diketahui

sebagai silent killer (WHO, 2012). Sebanyak 45% kematian karena penyakit

jantung dan 51% kematian karena stroke disebabkan oleh penyakit hipertensi

(WHO, 2013). Prevalensi hipertensi yang terus meningkat setiap tahunnya

menjadi masalah utama pada negara berkembang dan negara maju (Fitrianto et al.,

2014). Prevalensi hipertensi di dunia sebesar 40%, sementara di Indonesia

prevalensi hipertensi berada pada persentase 26,5% (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan; WHO, 2013). Prevalensi hipertensi diprediksi akan

meningkat dalam beberapa tahun mendatang, sehingga diperlukan tindakan untuk

menanggulanginya.

Terapi penyakit hipertensi adalah dengan menggunakan obat-obatan

golongan diuretik atau kombinasi obat-obatan golongan diuretik dan ACE

inhibitor. Obat golongan diuretik yang sering digunakan adalah hidroklorotiazid

dan furosemid (Fitrianto et al., 2014). Obat golongan ACE inhibitor sintesis

seperti captopril, enalapril, dan lisinopril (Natesh et al., 2004). Penggunaan obat-

obatan antihipertensi sintesis dapat menimbulkan efek samping yang dapat

mempengaruhi kesehatan penderita, seperti alergi, batuk kering, tidak nafsu

makan dan gangguan ginjal (Pan et al., 2016).

Page 16: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

2

Tindakan pencegahan yang lebih aman dapat dilakukan dengan cara

mengkonsumsi makanan dan minuman yang memiliki kemampuan sebagai

antihipertensi atau menghambat kerja ACE di dalam tubuh. Makanan, minuman

dan sumber pangan tinggi protein yang difermentasi maupun diproses dengan

menggunakan enzim memiliki khasiat sebagai ACE inhibitor dan antihipertensi,

seperti kacang kedelai fermentasi (Okamoto et al., 1995), hidrolisat berbagai

macam daging (Arihara et al., 2001; Mirdhayati et al., 2016; Stadnik dan Keska,

2015), hidrolisat protein ikan (Ghassem et al., 2013; Wu et al., 2008), hidrolisat

protein susu kerbau (Abdel-Hamid et al., 2017), hidrolisat protein susu sapi

(Abubakar, 2004), susu fermentasi (Chen et al., 2014; Saito et al., 2000) dan

organisme laut (Lee dan Hur, 2017; Pan et al., 2016).

Susu merupakan salah satu produk peternakan yang diketahui memiliki

banyak manfaat, seperti yang telah disebutkan dalam Al Qur’an Surah Al-

Mu’minun ayat 21:

ا في بطونها ولكم فيها منافع كثيرة ومنها وإن لكم في النعام لعبرة نسقيكم مم

تأكلون

Artinya: Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu

pembelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam

perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian

darinya kamu makan (QS Al-Mu’minun: 21).

Surah Al-Mu’minun ayat 21 ini menjelaskan bahwa susu yang dihasilkan

oleh hewan ternak memiliki manfaat bagi kesehatan manusia, yaitu sebagai

sumber protein, peptida bioaktif, kalsium, dan fosfor. Beberapa manfaat dari susu

sebagai pangan fungsional dapat ditingkatkan dengan cara fermentasi. Penelitian

Page 17: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

3

mengenai manfaat dari susu fermentasi diantaranya sebagai anti-inflamasi, anti-

hemolitik, antimutagenik, antimikroba (Peres et al., 2017), antioksidan (Chalid

dan Hartiningsih, 2013; Mann dan Hati, 2017), antihipertensi (ACE inhibitor)

(Abdel-Hamid et al., 2017; Chen et al., 2014; Saito et al., 2000), antitumor (Biffi

et al., 1997), dan imunomodulator (LeBlanc et al., 2002). Manfaat susu

fermentasi sebagai ACE inhibitor menjadi fokus pada penelitian ini, di mana

peptida ACE inhibitor dari susu fermentasi merupakan target penelitian.

Yamamoto et al. (1999) menemukan 3 sekuen peptida ACE inhibitor dari

susu yang difermentasi dengan Lactobacillus helveticus CPN4. Peptida ACE

inhibitor yang ditemukan yaitu Tyr-Pro, Ile-Pro-Pro dan Val-Pro-Pro dengan

nilai IC50 masing-masing sebesar 720 µM, 5 µM dan 9 µM. Li et al. (2015) juga

mengidentifikasi dua peptida ACE inhibitor baru dari susu fermentasi dengan

kapang Kluyveromyces marxianus. Sekuen peptida ACE inhibitor baru yaitu Val-

Leu-Ser-Arg-Tyr-Pro dan Leu-Arg-Phe-Phe masing-masing memiliki nilai IC50

sebesar 36,7 µM dan 116,9 µM, serta memiliki massa molekul sebesar 734,5 Da

dan 582,4 Da.

Abdel-Hamid et al. (2017) menemukan bahwa retentat susu kerbau skim

yang dihidrolisis dengan enzim papain menghasilkan peptida ACE inhibitor baru

dengan sekuen Phe-Pro-Gly-Pro-Ile-Pro-Lys, Ile-Pro-Pro-Lys, Ile-Val-Pro-Asn,

dan Gln-Pro-Pro-Gln. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekuen peptida

ACE inhibitor terdiri atas 2-8 asam amino, residu prolin pada sekuen peptida,

memiliki residu asam amino hidrofobik (valin, leusin, isoleusin dan fenilalanin),

massa molekul peptida kurang dari 1 kDa, dan memiliki aktivitas ACE inhibitor

dengan nilai IC50 kurang dari 100 µM. Penelitian tentang sekuen peptida ACE

Page 18: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

4

inhibitor juga lebih banyak dilakukan dengan menggunakan susu sapi fermentasi,

sementara susu fermentasi ternak lain seperti kerbau masih belum banyak diteliti.

Kandungan protein susu kerbau (kasein 3,2 % dan protein whey 0,6 %) lebih

tinggi dibandingkan dengan protein susu sapi (kasein 2,8 % dan protein whey 0,6

%) (Surono, 2015a). Tingginya kadar kasein susu kerbau menjadi potensi sebagai

sumber peptida bioaktif hasil degradasi protein secara enzimatik, maupun

fermentasi menggunakan mikroorganisme.

Dadih merupakan susu kerbau fermentasi secara spontan pada tabung

bambu. Fermentasi dilakukan oleh bakteri asam laktat (BAL) spesies

Lactobacillus casei subsp. casei dan Lactobacillus plantarum yang berasal dari

tabung bambu dan daun pisang penutup bambu (Imai et al., 1987). Fermentasi

berlangsung selama 48 jam (Sugitha, 1995; Surono, 2015a). Dadih terbukti secara

in vitro mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 44,86 ppm

(Chalid dan Hartiningsih, 2013). Protein dadih fraksi <3 kDa juga dilaporkan

memiliki aktivitas ACE inhibitor sebesar 99,3 % (Chalid et al., 2018).

Aktivitas antibakteri juga ditunjukkan oleh dadih dengan efektivitas

penghambatan bakteri sebesar 66,46 % untuk E. coli dan 84,27 % untuk S. aureus

(Soenarno et al., 2013). Penelitian tentang potensi dadih sebagai pangan

fungsional masih terbatas, sehingga peneliti tertarik mengetahui lebih lanjut

potensi dadih untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional dengan manfaat

menurunkan tekanan darah tinggi.

Penelitian yang dilakukan meliputi proses ekstraksi peptida dadih dengan

air, fraksinasi dengan etanol secara bertingkat, ektraksi fase padat dengan katrid

HLB Oasis®, pemurnian peptida ACE inhibitor dengan RP-HPLC, penentuan

Page 19: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

5

sekuen peptida ACE inhibitor metode Degradasi Edman, dan pengujian aktivitas

ACE inhibitor. Pemurnian dan identifikasi sekuen peptida ACE inhibitor

dilakukan berdasarkan dengan metode Jang dan Lee (2005). Nilai penghambatan

peptida dadih diuji dengan metode Cushman dan Cheung (1971) yang

dimodifikasi oleh Arihara et al. (2001).

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa massa molekul peptida ACE inhibitor hasil purifikasi susu

kerbau fermentasi?

2. Bagaimana sekuen peptida ACE inhibitor hasil purifikasi susu kerbau

fermentasi?

3. Bagaimana aktivitas ACE inhibitor dari peptida ACE inhibitor dari

susu kerbau fermentasi?

1.3 Hipotesis

1. Massa molekul peptida ACE inhibitor yang berhasil dipurifikasi dari

dadih susu kerbau sebesar kurang dari 1 kDa.

2. Sekuen peptida ACE inhibitor dari dadih susu kerbau terdiri atas 3-10

molekul asam amino dan terdapat residu prolin (Pro) atau asam amino

hidrofobik terminal-N pada sekuen peptidanya.

3. Aktivitas ACE inhibitor dari peptida hasil purifikasi susu kerbau

fermentasi memiliki aktivitas ACE inhibitor yang bagus dengan nilai

IC50 di bawah 100 µM.

Page 20: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

6

1.4 Tujuan

1. Menentukan massa molekul peptida ACE inhibitor susu kerbau

fermentasi.

2. Menentukan sekuen peptida ACE inhibitor dari susu kerbau

fermentasi.

3. Menentukan aktivitas peptida ACE inhibitor susu kerbau fermentasi.

1.5 Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai potensi dadih sebagai

pangan fungsional yang memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit

hipertensi.

Page 21: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dadih

Dadih adalah salah satu jenis produk olahan susu kerbau yang merupakan

kearifan lokal dari Sumatera Barat dan memiliki potensi menjadi pangan

fungsional (Chalid dan Hartiningsih, 2013). Masyarakat asli Sumatera Barat

menyebutnya dengan nama dadiah. Dadih banyak dikenal oleh masyarakat

Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi (Afriani dan Rahayu, 2009; Surono dan

Hosono, 1996). Umumnya dadih dikonsumsi oleh masyarakat Sumatra Barat

sebagai lauk dan makanan selingan (Surono, 2016).

Gambar 1. (a) Proses pembuatan dadih; (b) Dadih (Surono, 2015b)

Dadih dibuat secara tradisional dari susu kerbau (Bubalus bubalis) dituang

ke dalam bambu (Gambar 1) dan kemudian ditutup dengan daun pisang yang

dilayukan, serta dibiarkan mengalami fermentasi secara alami pada suhu ruang

selama 24 – 48 jam (Sugitha, 1995; Surono, 2015a). Proses fermentasi susu

kerbau dilakukan pada suhu ruang (26 – 27oC) dan menghasilkan dadih berupa

gumpalan. Pembuatan dadih tidak melalui proses pasteurisasi pada susu kerbau

dan tanpa penambahan kultur starter (Surono, 2015a, 2015b).

Susu kerbau yang menjadi bahan utama pembuatan dadih ini

menyebabkan produk yang dihasilkan lebih tebal dan kental, karena kandungan

Page 22: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

8

padatan total lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini juga sebagai

konsekuensi dari kandungan lemak dan kasein yang lebih tinggi dalam susu

kerbau (Tabel 1.) (Surono, 2015a). Kualitas dadih yang baik yaitu berwarna putih,

konsistensi menyerupai yoghurt, serta memiliki aroma susu asam yang khas

(Usmiati et al., 2011), memiliki ketebalan dan kekentalan yang berbeda, tekstur

yang lembut, rasa yang enak, dan memiliki kebaruan dari segi nutrisi seperti

peptida bioaktif (Surono, 2016).

Tabel 1. Perbandingan komposisi susu kerbau dan sapi

Kandungan Persentase komposisi susu (%)

Sapi Kerbau

Lemak 3,7 7,4

Kasein 2,8 3,2

Protein Whey 0,6 0,6

Laktosa 4,8 4,8

Abu 0,7 0,8

Padatan Total 12,7 17,2

Sumber : Surono, 2015a

Soenarno et al. (2013) menemukan bahwa kandungan bakteri asam laktat

(BAL) yaitu sebanyak 2,8 x 105 cfu/g (colony forming unit per-gram). Dadih

memiliki aktivitas antibakteri dengan efektivitas penghambatan bakteri sebesar

66,46 % terhadap E. coli dan 84,27 % terhadap S. aureus. Kandungan asam amino

dadih ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan asam amino dadih

Asam Amino Persentase (%) Asam Amino Persentase (%)

Asam aspartate 0,96 Alanin 0,4

Asam glutamate 2,69 Tirosin 0,64

Serin 0,67 Metionin 0,3

Histidin 0,3 Valin 0,74

Glisin 0,29 Fenilalanin 0,64

Threonin 0,56 Isoleusin 1,12

Arginin 0,33 Lisin 0,95

Sumber : Soenarno et al., 2013

Page 23: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

9

2.2 Peptida Bioaktif

Peptida bioaktif adalah fragmen dari protein yang tersusun atas 2-20 asam

amino yang memiliki pengaruh positif terhadap fungsi biologis dan kesehatan

tubuh manusia. Peptida bioaktif terbentuk dari protein melalui tiga cara, antara

lain adalah proses hidrolisis oleh enzim proteolitik pencernaan di dalam tubuh,

fermentasi oleh bakteri proteolitik, dan hidrolisis dengan enzim yang diisolasi dari

mikroorganisme atau pun yang berasal tanaman, seperti papain dan bromelain,

sehingga protein akan terhidrolisis membentuk fragmen-fragmen peptida yang

lebih pendek dari protein induknya dan memiliki bioaktivitas dan juga multifungsi

(Pritchard, 2012).

Peptida bioaktif dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tumbuhan

(Moayedi et al., 2016; Nishibori et al., 2013), daging (Stadnik dan Keska, 2015),

susu (Korhonen, 2009), dan organisme laut (Khirzin et al., 2015; Wijesekara dan

Kim, 2010). Peptida bioaktif memiliki berbagai aktivitas biologi yang berdampak

positif bagi kesehatan. Bioaktivitas peptida bergantung beberapa faktor seperti

tipe kultur starter, enzim, sekuen peptida, waktu fermentasi, faktor penyimpanan

dan lama waktu hidrolisis apabila menggunakan enzim. Peptida memiliki aktivitas

biologi seperti antioksidan, antihipertensi, antimikroba, antikolestrol,

antitrombotik, imunomodulator, dan opiod (Korhonen, 2009). Sekuen peptida

dengan berbagai bioaktivitas dan sumber proteinnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 24: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

10

Tabel 3. Bioaktivitas sekuen dan sumber peptida bioaktif

Sekuen Peptida Bioaktivitas Sumber Referensi

KVLPVPQ Antioksidan Susu Fermentasi

Hernández-

Ledesma et al.,

2005

LGLNGDDVN Antioksidan Belut conger Ranathunga et

al., 2006

PYSFK Antioksidan Kulit ikan karper

rumput Cai et al., 2015

YPFP Opioid Susu fermentasi Mohanty et al.,

2016

YQQPVLGPVR Imunomodulator Susu sapi Kayser dan

Meisel, 1996

PPHMLP α-amilase inhibitor Kacang pinto Ngoh dan Gan,

2016

YSMYPP ACE inhibitor Ikan gabus Ghassem et al.,

2013

ITTNP ACE inhibitor Miosin babi Arihara et al.,

2001

IPP Antihipertensi, ACE

inhibitor Susu fermentasi

Yamamoto et al.,

1999

VPP Antihipertensi, ACE

inhibitor Susu fermentasi

Yamamoto et al.,

1999 V= Valin, P= Prolin, H= Histidin, L= Leusin, N= Asparagin, Y= Tirosin

Walther dan Sieber (2011) menyatakan bahwa sumber utama peptida

bioaktif adalah susu dan produk fermentasi. Kandungan protein yang tinggi pada

susu dan proses degradasi protein menjadi peptida dengan susunan 2–20 asam

amino dengan bantuan bakteri asam laktat. Dua hal itu yang menjadi alasan jika

susu dan produk fermentasi dapat dikatakan sebagai sumber utama peptida

bioaktif.

Korhonen (2009) dalam ulasannya menyebutkan fungsi peptida bioaktif

dari susu fermentasi dan target potensi kesehatan. Terdapat tujuh target kesehatan

yang dapat diperoleh dari konsumsi peptida bioaktif seperti kesehatan pencernaan,

kesehatan tulang, kesehatan jantung, kesehatan gigi, manajemen berat badan,

imunitas dan kontrol emosi, ingatan, serta stress (Gambar 7). Kesehatan jantung

merupakan salah satu target kesehatan yang dapat diperoleh dengan

mengkonsumsi susu dan susu fermentasi. Peptida bioaktif akan berperan sebagai

Page 25: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

11

antitrombotik, antrikolestrol, antioksidan, dan ACE inhibitor. Peptida sebagai

ACE inhibitor ini akan menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Gambar 2. Fungsi peptida bioaktif yang berasal dari protein susu dan target

kesehatan potensial (Korhonen, 2009)

Peptida ACE inhibitor yang berasal dari susu dan produk fermentasi ini

telah banyak diteliti baik pengujian secara kimia (in vitro) maupun terhadap

hewan uji menggunakan spontaneously hypertensive rat (in vivo) (Abubakar,

2004; Saito et al., 2000). ACE yang berperan dalam regulasi peningkatan tekanan

darah dapat diinhibisi oleh peptida ACE inhibitor. Peptida ACE inhibitor akan

berikatan dengan sisi aktif yang terdapat pada ACE melalui residu terminal

karbon. Dekonformasi atau pengubahan susunan protein dialami oleh ACE,

sehingga pengikatan angiotensin I dapat dicegah (López-Fandiño et al., 2006;

Ryan et al., 2011). Peptida ACE inhibitor juga telah banyak diteliti dan

diidentifikiasi sekuen peptidanya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Page 26: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

12

Tabel 4. Sekuen asam amino peptida ACE inhibitor dari susu dan produk

fermentasinya

Sekuen Peptida Fragmen Protein IC50 (µM) Referensi

VLGPVRGPFP β-CN f197–206* 137 Quirós et al., 2007

LHLPLP β-CN** f133–138 5,5 Quirós et al., 2007

LVYPFPGPIPNSLPQNIPP β-CN f58–76 5,2 Quirós et al., 2007

VLSRYP κ-CN f31- 36 36,7 Li et al., 2015

LRFF αs1-CN f21-24 116,9 Li et al., 2015

IPP β-CN f74-76 5

Yamamoto et al.,

1999

IPP κ-CN f108-110 5

Yamamoto et al.,

1999

VPP β-CN f84-86 9

Yamamoto et al.,

1999

IPA β-LG*** f78-80 141 Abubakar, 2004

V= Valin, P=Prolin, A=Alanin, F=Fenilalanin

*fragmen protein, ** β-CN = β-casein, *** β-LG= β-lactoglobulin

Peptida ACE inhibitor umumnya mengandung residu asam amino prolin

(Pro, P) atau asam amino hidrofobik yang ada pada bagian terminal karboksil

(López-Fandiño et al., 2006). Peptida-peptida yang berhasil diidentifikasi pada

penelitian sebelumnya (Tabel 4.) memiliki residu asam amino prolin atau asam

amino hidrofobik pada sususan peptida. Prolin tahan terhadap degdradasi enzim

pencernaan dan dapat melewati saluran pencernaan, sehingga dapat diserap oleh

usus halus dan masuk ke dalam aliran darah (Yamamoto et al., 1999).

2.3 Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang dikenal luas sebagai penyakit

kardiovaskular. Tekanan darah sistolik dan diastolik berada di atas 140/90 mmHg.

Hipertensi termasuk penyakit jenis penyakit tidak menular (PTM). Sebanyak

45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian karena stroke

disebabkan oleh penyakit hipertensi (WHO, 2013). Peningkatan tekanan darah

tinggi ini berkaitan erat dengan peningkatan resiko terhadap penyakit jantung

koroner, stroke, serta penyakit organ target lainnya (Fitrianto et al., 2014).

Page 27: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

13

Penyebab kasus hipertensi yang diketahui hanya sekitar 5-10 %, selebihnya masih

belum diketahui penyebabnya. Penyebab hipertensi yang telah diketahui yaitu

karena adanya penyakit ginjal, kelainan endokrin, asupan garam yang tinggi, dan

stres oksidatif (Iskandar, 2007).

Penyakit hipertensi berkaitan erat dengan regulasi tekanan darah

dipengaruhi oleh sistem renin angiotensin (RAS) yang terdapat dalam tubuh.

Sistem RAS melibatkan proses pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II

oleh angiotensin converting enzyme (ACE) (Yusuf, 2008). Persamaan reaksi dari

pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II oleh ACE dapat diihat pada

Gambar 3 (Siemerink et al., 2010).

Gambar 3. Reaksi pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (Siemerink et

al., 2010)

Angiotensin I yang merupakan dekapeptida dengan sekuen Asp-Arg-Val-

Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu diubah oleh ACE menjadi angiotensin II yang

merupakan oktapeptida dengan sekuen Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe. Reaksi

Page 28: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

14

tersebut merupakan reaksi hidrolisis enzimatik. Angiotensin II merangsang

terjadinya sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya retensi natrium

ekstraseluler. Retensi natrium ekstraseluler mengakibatkan terjadinya peningkatan

volume cairan ekstraseluler, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah atau

hipertensi (Yusuf, 2008).

Terapi penyakit hipertensi dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan

sintetik dari golongan diuretik atau pun kombinasi golongan diuretik dengan ACE

inhibitor (Fitrianto et al., 2014). Obat-obatan yang termasuk dalam golongan

ACE inhibitor diantaranya seperti captopril, enalapril dan lisinopril. Penggunaan

obat-obatan antihipertensi sintesis dapat menimbulkan efek samping yang dapat

mempengaruhi kesehatan penderita, seperti alergi, lesu, mual, sakit kepala, diare,

batuk kering, tidak nafsu makan dan gangguan ginjal (Pan et al., 2016). Konsumsi

obat-obatan sintetik dapat dikurangi dengan mengkonsumsi makanan dan

minuman sehat yang mampu menurunkan tekanan darah tinggi (antihipertensi),

agar resiko penyakit lain akibat penggunaaan obat sintetik dapat dihindari

(Arihara, 2013; Moayedi et al., 2016).

2.4 Antihipertensi

Antihipertensi merupakan suatu kemampuan dari senyawa atau zat aktif

untuk menghambat kerja dari ACE pada reaksi pengubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II. Senyawa yang memiliki kemampuan sebagai penghambat ACE ini

biasa disebut dengan ACE inhibitor. Mekanisme penghambatan ACE oleh suatu

senyawa yang berperan sebagai ACE inhibitor ditunjukan pada Gambar 4. Sistem

renin angiotensin (RAS) ini merupakan sistem regulasi tekanan darah.

Angiotensinogen diubah menjadi angiotensin I oleh enzim renin, selanjutnya

Page 29: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

15

angiotensin I akan diubah oleh ACE menjadi angiotensin II. Pengubahan

angiotensin I akan dihambat oleh ACE inhibitor untuk mencegah terjadinya

peningkatan tekanan darah (Li et al., 2004).

Gambar 4. Penghambatan ACE oleh penghambat ACE (ACE inhibitor) (Li et al.,

2004)

ACE inhibitor atau senyawa yang memiliki kemampuan antihipertensi ini

banyak ditemukan pada peptida bioaktif. Angiotensin I dan angiotensin II juga

termasuk peptida. Peptida bioaktif dengan susunan 2 sampai dengan 20 asam

amino yang merupakan fragmen hasil degradasi protein oleh enzim proteolitik

pencernaan, fermentasi oleh bakteri proteolitik, dan enzim yang disekresi oleh

mikroorganisme atau tanaman (Pritchard, 2012). Peptida ACE inhibitor ini

bertindak dengan dua tahap, pertama peptida berikatan langsung dengan sisi aktif

ACE (inhibitor kompetitif) atau keduanya berikatan pada sisi aktif ACE inhibitor

(inhibitor nonkompetitif) dan kemudian memodifikasi susunan protein serta

mencegah substrat (angiotensin I) berikatan dengan sisi aktif dari ACE (Arihara,

2013).

Page 30: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

16

Aktivitas ACE inhibitor dapat diuji dengan menggunakan metode

Cushman dan Cheung (1971). Metode Cushman dan Cheung (1971) merupakan

suatu metode pengujian aktivitas ACE inhibitor oleh senyawa yang memiliki

kemampuan menghambat kerja ACE dengan menggunakan substrat hipuril-

histidil-leusin (HHL). Substrat HHL akan dihidrolisis oleh ACE membentuk asam

hipurat dan dipeptida histidil-leusin (Gambar 5) . Asam hipurat yang terbentuk

diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 228 nm.

Konsentrasi dari asam hipurat yang terbentuk akan berkurang apabila terdapat

senyawa ACE inhibitor di dalam sistem pengujian, namun konsentrasi asam

hipurat yang terbentuk akan tinggi apabila tidak ada ACE inhibitor.

Gambar 5. Reaksi hidrolisis HHL oleh ACE (Cushman dan Cheung, 1971)

Tingkat kemampuan menghambat kerja ACE terdiri atas beberapa kategori

yaitu penghambatan lemah (weak inhibition) dengan persentase penghambatan

sebesar 20 – 60 % pada konsentrasi di atas 100 µM, penghambat cukup baik

(moderate inhibition) dengan persentase penghambatan di bawah 80 % pada 100

µM atau memiliki nilai IC50 sekitar 10 - 60 µM, penghambatan kuat (strong

Page 31: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

17

inhibition) dengan persentase penghambatan mencapai 99 % pada konsentrasi 100

µM atau memiliki nilai IC50 sekitar 0,4 – 1 µM, dan penghambatan sangat kuat

(very strong inhibition) dengan persentase penghambatan sempurna pada 100 µM

atau memiliki nilai IC50 di bawah 140 nM (Huang et al., 2003). Tabel tingkat

kemampuan ACE inhibitor ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat kemampuan ACE inhibitor

Kategori % inhibisi Konsetrasi (µM) IC50

Penghambatan lemah (weak

inhibition) 20 – 60 % >100 µM >100 µM

Penghambatan cukup baik

(moderate inhibition) <80 % 100 µM 10 - 60 µM

Penghambatan kuat (strong

inhibition) 99 % 100 µM 0,4 – 1 µM

Penghambatan sangat kuat

(very strong inhibition) 100 % 100 µM <140 nM

Sumber: Huang et al., 2003

2.5 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor

Purifikasi merupakan metode pemurnian suatu campuran zat untuk

menperoleh senyawa murni dan bebas dari campuran senyawa lain. Purifikasi

suatu peptida atau protein harus disesuaikan dengan jenis protein, karena masing-

masing jenis protein dan peptida memiliki sifat dan kharakteristik yang khas

(Scopes, 1994). Purifikasi peptida ACE inhibitor dilakukan untuk memurnikan

suatu peptida yang memiliki aktivitas ACE inhibitor dari suatu campuran peptida

hasil degradasi protein bahan pangan oleh fermentasi atau pun hidrolisis

enzimatik.

Proses purifikasi ini merupakan tahap penting untuk memperoleh peptida

ACE inhibitor. Tahapan purifikasi peptida ACE inhibitor terdiri atas beberapa

proses pemisahan dan pengujian aktivitas ACE inhibitor dilakukan pada setiap

fraksi hasil yang diperoleh dalam proses pemisahan. Purifikasi peptida dilakukan

Page 32: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

18

oleh Mirdhayati et al. (2016) untuk mengidentifikasi peptida ACE inhibitor dari

hidrolisat protein daging kambing kacang menggunakan beberapa tahapan seperti

ultrafiltrasi, kromatografi permeasi gel dan reversed phase high performance

liquid chromatography (RP-HPLC).

Li et al. (2015) menggunakan metode purifikasi dengan tahapan

pemurnian seperti sentrifugasi, kromatografi penukar ion, ultrafiltrasi dan RP-

HPLC. Penelitian kali ini menggunakan dua tahapan pemurnian, yaitu ekstraksi

fase padat (SPE) dan RP-HPLC. Pemilihan tahapan purifikasi karena lebih

sederhana.

Ekstraksi Fase Padat (Solid Phase Extraction)

Ekstraksi fase padat atau solid phase extraction (SPE) merupakan suatu

metode preparasi sampel yang melibatkan fase cair dan fase padat. Metode

ekstraksi fase padat menggantikan metode ekstraksi cair-cair dalam analisis

lingkungan dan biologi (Płotka-Wasylka et al., 2016). Metode SPE dapat juga

digunakan dalam analisis toksikologi (Rahmatia, 2016). Ekstraksi dan pemisahan

zat dalam sampel makanan dan minuman dapat dilakukan dengan menggunakan

metode ekstraksi fase padat (Andrade-eiroa et al., 2016). Ekstraksi fase padat

dapat memisahkan zat dalam sampel dengan memanfaatkan prinsip dasar

kromatografi cair. Proses yang terlibat dalam ektraksi fase padat adalah

kromatografi frontal selama tahap ekstraksi (ekstraksi senyawa yang dilakukan di

awal tahap) dan kromatografi pemindahan selama tahap desorpsi (ekstraksi

senyawa yang dilakukan pada tahap desorpsi) (Hennion, 1999).

Metode ekstraksi fase padat telah banyak mengalami perkembangan

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Masa awal penggunaan alat ekstraksi

Page 33: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

19

fase padat menggunakan alat yang sangat besar, seperti tabung logam. Kebutuhan

volume pelarut elusi yang banyak dan massa sorben yang besar hingga mencapai

1,5 kg. Alat ektraksi fase padat terus mengalami perkembangan menjadi alat yang

lebih sederhana dengan keuntungan yang lebih banyak, serta kebutuhan dari

kedua aspek, yaitu pelarut elusi dan sorben yang kecil.

Gambar 6. Sejarah perkembangan metode ekstraksi fase padat (Płotka-Wasylka

et al. 2016)

Płotka-Wasylka et al. (2016) memaparkan bahwa ada 5 format dalam

ekstraksi fase padat, antara lain format katrid (cartridges), cakram (disks), ujung

pipet (pipette tips), pelat multi-sumur (multi-well plates), dan campuran sorben-

sampel (sorbent mixed with sample). Format dari berbagai alat ekstraksi fase

padat ini memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4. di bawah ini.

Page 34: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

20

Tabel 6. Perbandingan format alat yang digunakan dalam ekstraksi fase padat

Format Keuntungan Kerugian Aplikasi

Katrid - Kemungkinan persiapan di

laboratorium

- Kemungkinan penggabungan

beberapa kolumn

- Biaya rendah

- Luas area pemampang

kecil

- Laju alir lambat

- Volume kekosongan

tinggi/besar

- Penyumbatan

Cakram - Volume pelarut elusi kecil

- Laju alir lebih cepat tanpa efek

penyaluran

- Volume kekosongan lebih kecil

- Luas permukaan besar perunit

massa butiran

- Kemungkinan untuk

melewatkan tahap penyaringan

- Kemungkinan untuk

diintegrasikan

- Volume terobosan yang

lebih kecil

- Biaya lebih mahal dari

pada katrid

- Analisis

lingkungan

Ujung

Pipet

- Konsumsi waktu dan sederhana

- Volume sampel dan pelarut

elusi sangat kecil

- Waktu ekstraksi pendek

- Kemampuan untuk

memperlakukan banyak sampel

oleh penggunaan mikropipet

penyaluran multi

- Faktor pemulihan (recovery)

tinggi

- Automasi muda

- Penyumbatan

- Limbah plastik yang

tinggi

- Riset biologi

Pelat

Multi-

sumur

- Persiapan sangat cepat untuk

jumlah sampel yang besar

- Konsumsi waktu dan tenaga

kerja yang rendah

- Laju alir cepat tanpa efek

penyaluran

- Bioanalisis

Sorben

dicampur

sampel

- Volume pelarut elusi kecil

- Massa sorben yang dibutuhkan

kecil

- Efektivitas ekstraksi

tergantung pada

pemilihan sorben yang

tepat

- Analisis

lingkungan

Sumber : Płotka-Wasylka et al., 2016

Format ekstraksi fase padat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

format katrid (cartridge) atau Oasis® HLB extraction cartridge. Katrid HLB ini

direkomendasikan untuk ekstraksi, pemisahan zat, pembersihan zat farmasi, dan

produk dalam fase air (hidrofilik) (Andrade-eiroa et al., 2016). Format ini

menggunakan sorben Oasis® HLB 60 μm yang mengandung resin yang dibuat

dari sebuah ko-polimer dari divinilbenzena (hidrofobik monomer) dan vinil

pirolidinon (hidrofilik monomer). Spesifikasi dari sorben polimer resin, antara

Page 35: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

21

lain luas permukaan spesifik sebesar 816 m2/g, diameter pori rata-rata sebesar 82

Å, volume pori total sebesar 1,32 cm3/g, diameter partikel rata-rata sebesar 54,1

μm, dan kandungan partikel sangat kecil <0,1 %. Prinsip yang digunakan adalah

memanfaatkan prinsip kromatografi cair dengan melibatkan proses kromatografi

frontal yang terjadi selama proses ekstraksi, artinya proses ekstraksi analit

dilakukan pada saat awal proses.

Reversed Phase-High Performance Liquid Chromatography

Kromatografi adalah metode pemisahan komponen campuran berdasarkan

dengan distribusi senyawa dalam dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Fase

gerak dalam kromatografi umumnya berwujud gas atau cair, sementara fase

diamnya adalah cair atau padat (Fessenden dan Fessenden, 1986). High

performance liquid chromatography (HPLC) adalah salah satu jenis teknik

pemisahan menggunakan kromatografi cair. HPLC dapat dibagi menjadi dua,

yaitu normal phase-HPLC dan reversed phase-HPLC (Harvey, 1962).

Perbedaan yang mendasar antara dua jenis HPLC ini adalah pada

kepolaran fase gerak dan fase diam yang digunakan dalam sistem HPLC. HPLC

dengan fase normal menggunakan fase diam polar dan fase geraknya yaitu non-

polar, sementara HPLC fase terbalik menggunakan fase diam non-polar dan fase

gerak polar. Perbedaan fase HPLC ini akan mempengaruhi jenis zat atau senyawa

yang akan dipisahkan. Normal phase HPLC atau kromatografi cair kinerja tinggi

fase normal dapat digunakan untuk memisahkan senyawa non-polar, seperti asam

lemak dan biodiesel. Reversed phase-HPLC atau kromatografi cair kinerja tinggi

fase terbalik digunakan dalam prosedur pemisahan senyawa polar, seperti peptida.

Page 36: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

22

Interaksi antara fase diam, fase gerak, dan analit akan mempengaruhi

pemisahan zat. Analit yang dibawa oleh cairan fase gerak dan melalui kolom yang

berisi fase diam. Interaksi ini akan membuat analit terdistribusi dalam dua fase

dan terjadi pemisahan. Senyawa analit akan terpisah sesuai dengan kepolarannya

terhadap fase diam dan waktu retensi untuk sampai ke detektor oleh fase geraknya

(Harvey, 1962).

Proses pemisahan senyawa yang terjadi dalam alat HPLC (Gambar 7)

diawali dengan proses elusi oleh fase gerak dengan laju alir yang dapat

diprogram. Program untuk laju alir dapat dilakukan dengan mengatur pump

solvent manager sesuai kondisi yang diinginkan. Fase gerak membawa analit

yang diinjeksi untuk melewati kolom dan pemisahan senyawa analit terjadi pada

kolom. Campuran fase gerak dan analit selama melewati kolom dibawa menuju

detektor dan dikonversi menjadi data elektrik berupa kromatogram (Chawla dan

Ranjan, 2016).

Gambar 7. Skema alat HPLC (Chawla dan Ranjan, 2016)

Page 37: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

23

2.6 Peptide Sequencing

Peptide sequencing merupakan suatu metode penentuan struktur primer

dari rantai biopolimer peptida. Penentuan urutan protein ini melibatkan pemutusan

ikatan peptida yang diikuti dengan identifikasi asam amino (Bodanszky, 1998).

Banyak peptida yang dapat diurutkan dengan menggunakan spektroskopi massa

dengan teknik ionisasi antara ESI (electronspray ionization) atau MALDY

(matrix-assisted laser desorption ionization) yang terhubung dengan penganalisa

massa TOF (time of flight) (McMurry, 2008). Metode lain yang umum digunakan

adalah metode Degradasi Edman seperti yang digunakan dalam penelitian Arihara

et al. (2001) dan Mirdhayati et al. (2016). Metode ini merupakan metode secara

kimia dalam penentuan urutan peptida atau sekuen peptida dengan menggunakan

alat protein sequencer atau protein sequenator (Edman dan Begg, 1967).

Metode degradasi Edman didasarkan pada terminal N (ujung terminal

amino) dari protein dipotong satu-persatu dengan reaksi kimia. Residu asam

amino yang terbentuk oleh pemotongan dapat diuji dengan menggunakan

kromatografi dengan detektor UV dan spektroskopi massa. Identifikasi dengan

menggunakan spektroskopi massa dapat diintegrasikan dengan metode

bioinformatika yang berdasarkan pada basis data. Kelemahan dari metode

degradasi Edman adalah polipeptida yang dapat ditentukan urutannya tidak lebih

dari 50-60 residu asam amino (McMurry, 2008).

Page 38: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

24

Gambar 8. Diagram sekuenator protein (Edman dan Begg, 1967)

Secara garis besar, diagram dari sekuenator peptida atau pengurut peptida

ditunjukkan pada Gambar 8. Edman dan Begg (1967) mamaparkan bahwa

biagram sekuenator protein ini terdiri atas bejana reaksi atau tempat dimana reaksi

pendegradasian peptida ada pada tabung silinder (A) yang terpasang/terhubung

pada batang dari motor elektrik (B). Tabung silinder ini akan berputar secara

terus-menerus, oleh karena itu larutan dan pelarut yang masuk akan menyebar dan

membentuk lapisan tipis pada dinding tabung.

Larutan dan pelarut masuk melalui saluran asupan (feed line) (R) yang ada

pada bagian bawah tabung. Pelarut ekstrak akan naik ke alur di mana pelarut

ekstrak ini diambil dan dikeluarkan melalui saluran limbah (S). Bejana reaksi

ditutup dengan bell jar (Q) dan sistem akan divakumkan dengan pompa vakum

(P). Reagen dan pelarut disimpan di dalam reservoir (C) dan terhubung dengan

bejana reaksi melalui katup perakitan (D). Reservoir berada di dalam kondisi

konstan dengan nitrogen bertekanan rendah yang disediakan oleh tabung nitrogen

(H) dan regulator tekanan (K). Saluran hasil dan limbah dapat diatur dengan kanal

3 jalur (E) yang dapat dialirkan ke pengumpul fraksi (F) atau kontainer limbah

Page 39: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

25

(G). Katup perakitan (D) dan katup gas (M dan N) dioperasikan dengan selenoida,

sementara kanal 3 jalur (E) dan pengumpul fraksi (F) oleh motor elektrik. Seluruh

fungsi alat diprogram dengan unit elektronik.

Reaksi degradasi Edman diawali dengan reaksi yang terjadi antara peptida

dengan fenil isotiosianat (PITC) (Gambar 9). Gugus amina terminal peptida (N-

terminal) akan mengalami reaksi adisi nukleofilik dengan menyerang karbon pada

gugus isotiosianat pada fenil isotiosianat, sehingga mengalami kondensasi

membentuk senyawa yaitu derivatif N-feniltiourea (1). Senyawa derivat

mengalami siklisasi secara katalitik dengan adanya trifluoroasetat di mana gugus

tiol (-SH) akan membentuk ikatan dengan karbon (karbon-karbonil peptida),

sehingga membentuk senyawa feniltiourea siklik (2). Senyawa feniltiourea

mengalami pengubahan molekul yang disebabkan pergerakan elektron bebas pada

gugus hidroksi (-OH), secara bersamaan gugus amina (-NH-) mengalami

pelepasan dengan mengikat hidrogen. Reaksi ini membentuk senyawa anilina-

tiazolinon (ATZ) derivatif dan peptida dengan rantai yang lebih pendek (3).

Page 40: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

26

Gambar 9. Mekanisme reaksi degradasi Edman (McMurry, 2008)

Anilina-tiazolinon (ATZ) derivatif mengalami penantaan ulang dalam

kondisi asam membentuk senyawa isomer yaitu N-feniltiohidantoin (PTH) (4)

(McMurry, 2008). Senyawa PTH dari hasil degradasi ini dianalisis dengan

kromatografi dengan detektor spektroskopi UV pada panjang gelombang 269 nm.

Page 41: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan selama 6 bulan, yaitu sejak bulan Februari

sampai dengan bulan Agustus 2018 di Laboratorium Fungsi dan Keamanan

Pangan, Fakultas Ilmu Hewan, Sekolah Kedokteran Hewan, Universitas Kitasato,

Towada-shi, Aomori, Jepang. Preparasi sampel dilakukan di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pasca-panen Pertanian, Bogor, Jawa Barat,

Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan

Alat

Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,

kertas saring Advantec D150 mm. water bath, oven, pH meter, magnetic stirrer,

centrifuges, vortex, neraca analitik, hot plate, micro pipette, micro tube, rotary

evaporator, freeze drier (Eyela, Tokyo Rikakikai, Co. Tokyo, Jepang), freezer,

spektrofotometer UV-Vis Perkin-Elmer Lambda 500, penyaring syringe Milex®

HV 0.45 μm (Toyo Roshi Kaisha, Tokyo, Japan), katrid ekstraksi fase padat

(Oasis® HLB Extraction Cartridge, Waters, Milford, Massachusetts, USA),

reversed phase HPLC (kolom CAPCELL PAK C18, MGII 4.6 mmID × 150 mm;

Shiseido, Tokyo, Japan), reversed phase HPLC (kolom X BridgeTM BEH 130,

C18, 3,5 μm, ukuran 2.1 ID × 100 mm; Waters, Dublin, Irlandia), LCMS-QP2020

(Shimadzu-Biotech) dan penentu urutan protein otomatis (model PPSQ-31A;

Shimadzu-Biotech) yang dilengkapi dengan deteksi online PTH-asam amino.

Page 42: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

28

Bahan

Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 10 L dadih

susu kerbau yang diperoleh dari peternak kerbau di Kabupaten Agam, Bukit

Tinggi, Sumatra Barat. Bahan kimia yang akan digunakan adalah hippuryl-L-

histidyl-L-leucine (HHL) (Sigma-Aldrich Co), angiotensin converting enzyme

(ACE) dari paru-paru kelinci (ACE, EC 3.4.15.1), etanol, metanol, asam format,

asetonitril, asam klorida, natrium hidroksida, ammonium bikarbonat, etil asetat,

trietilamina, buffer natrium tetraboraks, dan peptida sintetis (LPV, GVSKVK,

STPTTE, AVRSPAQ, SLSQS dan VEPT) (BEX Co., Ltd., Tokyo).

Page 43: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

29

3.3 Diagram Alir Penelitian

Gambar 10. Diagram alir penelitian

Uji Aktivitas

ACE inhibitor

Fraksi Etanol

Fraksi Metanol

Ekstraksi Fase Padat

Peptida ACE inhibitor

Reversed-phase High Performance

Liquid Chromatography

Filtrasi Freeze drying

Dadih Bubuk

Dadih Fraksi Air

Susu kerbau

fermentasi

selama 2 hari

Fraksinasi Etanol Bertingkat

99,5; 75; 50; 25 dan 0 %

Peptide Sequencing

Uji Aktivitas ACE inhibitor secara In Vitro

Sintesis Peptida

Peptida ACE inhibitor

Sintetis

Page 44: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

30

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Tahap pertama dalam penelitian

ini adalah proses preparasi sampel dadih dan uji aktivitas ACE inhibitor. Tahap

kedua yaitu purifikasi peptida ACE inhibitor. Tahap purifikasi ini dilakukan

beberapa kali proses fraksinasi untuk mendapatkan fraksi paling aktif yang

kemudian dilanjutkan untuk tahap penentuan sekuen peptida ACE inhibitor.

Tahap terakhir yaitu identifikasi untuk penentuan sekuen peptida ACE inhibitor

dadih susu kerbau dan uji aktivitas ACE inhibitor peptida sintetis.

3.4.1 Preparasi Sampel

Total sebanyak 10 L susu kerbau difermentasi di dalam 50 batang bambu

dengan panjang ruas 20 – 25 cm dan diameter 8 – 12 cm. Masing-masing bambu

diisi sebanyak 150 – 200 mL susu kerbau. Fermentasi dilakukan selama 48 jam di

dalam bambu dan ditutup dengan menggunakan daun pisang. Susu kerbau

fermentasi dibekukan. Dadih yang telah membeku kemudian di-freeze dry hingga

susu kerbau fermentasi membentuk padatan.

3.4.2 Ekstraksi Peptida Fraksi Larut Air (water soluble fractions)

Sebanyak 208 g susu kerbau fermentasi (dadih) dalam bentuk bubuk

dilarutkan dengan akuades sebanyak 1 L. Campuran diaduk dengan menggunakan

batang pengaduk selama 30 menit dan diletakkan di dalam waterbath hangat.

Campuran disaring dengan menggunakan kertas saring Advantec diameter 150

mm. Supernatan dikumpulkan dan dilakukan proses freeze drying. Dihasilkan

bubuk dadih larut air sebanyak 21,087 g. Bubuk dadih sebanyak 0,125 g

dilarutkan dengan 2,5 mL akuades. Larutan diencerkan menjadi 2, 4, 8, dan 16

kali volumenya. Masing-masing larutan dadih diuji aktivitas ACE inhibitor.

Page 45: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

31

3.4.3 Fraksinasi Etanol Bertingkat

Sebanyak 10 g bubuk dadih difraksinasi secara bertingkat dengan pelarut

etanol 99,5, 75, 50, 25, dan 0 %. Bubuk dadih dilarutkan dengan menggunakan

100 mL etanol 99,5 % dan diaduk selama 5 menit. Larutan disaring dengan

menggunakan kertas saring Advantec diameter 150 mm. Filtrat yang dihasilkan

kemudian dikumpulkan dan residu padat dilarutkan kembali dengan etanol 75 %

dan proses yang sama dilakukan untuk pelarut etanol dengan konsentrasi 50, 25,

dan 0 %, hingga dihasilkan filtrat.

Filtrat dari setiap fraksi etanol dipekatkan dengan menggunakan rotary

evaporator pada suhu 50 oC dan kondisi vakum. Konsentrat hasil pemekatan

dikumpulkan dan dilakukan proses freeze-drying. Dihasilkan bubuk fraksi etanol

bertingkat.

Bubuk fraksi etanol dilarutkan kembali dengan 20 mL air. Larutan diambil

sebanyak 1 mL dan kemudian diencerkan hingga 5 kali volumenya. Larutan diuji

aktivitas ACE inhibitor. Sisa fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi

digunakan untuk tahap ekstraksi fase padat (SPE).

3.4.4 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor

Purifikasi peptida ACE inhibitor dilakukan berdasarkan metode Jang dan

Lee (2005) dan kemudian dikembangkan oleh Mirdhayati et al. (2016). Tahap

purifikasi menggunakan ekstraksi fase padat (SPE) metode HLB Extraction

Cartridge dan RP-HPLC. Langkah-langkah dari proses purifikasi peptida ACE

inhibitor dibahas di bawah ini.

Page 46: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

32

3.4.4.1 Ekstraksi Fase Padat (SPE) Metode HLB extraction cartrtidge

Kolom HLB Extraction Cartridge disiapkan dan dielusi menggunakan

metanol 100 % sebanyak 40 ml. Proses elusi dilakukan sebanyak 5 kali atau setara

dengan volume 200 mL metanol. Kolom HLB Extraction Cartridge yang telah

dielusi dengan metanol, kemudian dielusi kembali dengan menggunakan air

dengan volume dan proses yang sama. Kolom HLB Extraction Cartridge siap

digunakan.

Fraksi etanol 75 % disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10

menit. Supernatan diambil sebanyak 5 mL pada lapisan atas dan dimasukkan ke

dalam kolom HLB Extraction Cartridge. Sampel dielusi dengan fase gerak

metanol secara bertingkat 0, 25, 50, 75, dan 100 %. Dihasilkan eluat dari masing-

masing konsentrasi metanol.

Eluat dari setiap konsentrasi metanol dipekatkan menggunakan rotary

evaporator pada suhu 48 oC dan kondisi vakum. Konsentrat dari setiap eluat di-

freeze-drying. Dihasilkan bubuk dari masing-masing konsentrasi metanol. Bubuk

eluat setiap konsentrasi metanol diuji aktivitas ACE inhibitor. Eluat dengan

aktivitas ACE inhibitor tertinggi dilanjutkan ke tahap RP-HPLC.

3.4.4.2 Reversed-phase High Performance Liquid Chromatography (RP-HPLC)

Sistem Operasi dan Kondisi HPLC Tahap Pertama dan Kedua

HPLC dioperasikan dengan laju alir 0,8 mL/menit dan proses analisis

dilakukan selama 15 menit. Kolom yang digunakan yaitu kolom CAPCELL PAK

C18 , MGII 4.6 mm × 150 mm (Shiseido, Tokyo, Japan). Elusi dilakukan dengan

sistem isokratik (konsentrasi pelarut konstan) dengan konsentrasi 5 % eluen B

(0,05% asam format dalam asetonitril) dalam eluen A (0,05% asam format dalam

Page 47: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

33

akuades). Serapan peptida diukur menggunakan UV detector pada panjang

gelombang 215 nm. Fraksi dikumpulkan dengan interval waktu pengambilan

setiap 30 detik (HPLC tahap pertama), interval waktu pengambilan 60 detik

(HPLC tahap kedua-fraksinasi 1) dan waktu pengambilan berdasarkan puncak

serapan (HPLC tahap kedua-fraksinasi 2).

Preparasi Sampel dan Analisis HPLC Tahap Pertama dan Kedua

Fraksi aktif yang diperoleh dari ekstraksi fase padat sebanyak 400 μL

diencerkan dengan 1600 μL asetonitril 5%. Campuran di-vortex salama sekitar 30

detik. Campuran sampel diambil dengan suntikan sebanyak 500 μL. Penyaring

Milex® HV 0.45 μm (syringe filter) dipasangkan pada suntikan yang telah terisi

dengan sampel.

Sampel diinjeksikan ke dalam RP-HPLC inlet dan analisis dilakukan.

Fraksi setiap interval waktu pengambilan dikumpulkan dalam fraction collector

tubes. Fraksi-fraksi dikumpulkan dan dilakukan uji aktivitas ACE inhibitor.

Diperoleh fraksi aktif RP-HPLC tahap pertama.

Fraksi aktif RP-HPLC tahap pertama difraksinasi kembali dengan sistem

yang sama. Fraksi-frakis dikumpulkan dan dilakukan uji aktivitas ACE inhibitor.

Diperoleh fraksi aktif HPLC tahap 2.

Sistem Operasi dan Kondisi HPLC Tahap Ketiga dan Ke-empat

HPLC dioperasikan dengan laju alir 0,4 mL/menit dan proses analisis

dilakukan selama 15 menit. Kolom yang digunakan yaitu kolom X BridgeTM BEH

130, C18, 3,5 μm, ukuran 2.1 mm × 100 mm (Waters, Dublin, Irlandia). Elusi

dilakukan dengan sistem isokratik (konsentrasi pelarut konstan) dengan

konsentrasi 5 % eluen B (0,08 % NH4HCO3 dalam asetonitril) dalam eluen A

(0,08 % NH4HCO3 dalam air). Serapan peptida diukur menggunakan UV detector

Page 48: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

34

pada panjang gelombang 215 nm. Fraksi dikumpulkan berdasarkan puncak

serapan.

Analisis HPLC Tahap Ketiga dan Ke-empat

Fraksi aktif HPLC tahap kedua difraksinasi kembali. Fraksi-fraksi

dikumpulkan dalam fraction collector tubes dan dilakukan uji aktivitas ACE

inhibitor. Diperoleh fraksi aktif HPLC tahap 3. Fraksi aktif HPLC ketiga

difraksinasi lebih lanjut dengan sistem HPLC yang sama (untuk memperoleh hasil

HPLC ke-empat) dan dilakukan uji aktivitas ACE inhibitor.

3.4.5 Identifikasi Sekuen Peptida ACE Inhibitor (Mirdhayati et al., 2016)

Identifikasi Massa Molekul Peptida

Fraksi aktif dari tahap HPLC dikonfirmasi berat molekul peptidanya

dengan menggunakan LCMS-QP2020 dengan teknik ESI (electron spray

ionization). Sebanyak 50 μL diinjeksi menggunakan suntikan yang dilengkapi

dengan penyaring Milex® HV 0.45 μm (syringe filter). Analisis spektroskopi

massa dengan menggunakan LCMS-QP2020 dilakukan. Diperoleh data massa

molekul dari fraksi aktif HPLC.

Peptide Sequencing

Fraksi aktif ditentukan sekuen peptidanya dengan metode degradasi

Edman dengan menggunakan pengurut protein otomatis (automatic protein

sequencer, model PPSQ-31A; Shimadzu-Biotech) yang dilengkapi dengan deteksi

online PTH-asam amino.

Fraksi aktif HPLC dilarutkan dalam larutan asetonitril 40% dan di-vortex

hingga larut. Fraksi aktif dipipet ke dalam membran polivinilidena florida aktif.

Fraksi aktif yang telah terserap pada membran dikeringkan selama 10 menit dan

Page 49: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

35

proses sekuensing dimulai secara otomatis. Hasil degradasi dianalisa kromatografi

dengan UV detector pada panjang gelombang 269 nm untuk serapan PTH-asam

amino yang terbentuk selama degradasi.

3.4.6 Uji Aktivitas ACE Inhibitor secara in Vitro (Cushman & Cheung

(1971) yang dimodifikasi oleh Arihara et al. (2001))

Uji Aktivitas ACE Inhibitor

Larutan sampel peptida dadih (15 μL) dicampur dengan 125 μL buffer Na-

borat 100 mM (pH 8,3) yang mengandung 7,6 mM Hip-His-Leu dan 608 mM

NaCl. Campuran disentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm selama 2 menit dan

setelahnya dipra-inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 oC. Reaksi dimulai dengan

penambahan 50 μL ACE 50 mU. Campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu

37oC.

Blanko digunakan akuades sebanyak 50 μL. Reaksi dihentikan dengan

penambahan 125 μL HCl 1 N. Asam hipurat yang dilepaskan selama reaksi

diekstraksi dengan menambahkan 750 μL etil asetat ke dalam campuran dan

dikocok dengan vortex. Campuran disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm

selama 10 menit.

Sebanyak 500 μL lapisan atas dikumpulkan dan dikeringkan pada suhu

90oC selama 30 menit. Asam hipurat yang terbentuk kemudian dilarutkan dengan

1 mL air dan diukur besarnya absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 228 nm. Prosedur penambahan bahan uji ACE inhibitor dapat dilihat

pada Lampiran 11. Aktivitas ACE inhibitor dihitung menurut persamaan berikut:

Page 50: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

36

% Aktivitas penghambatan = 𝐶−𝐴

𝐶−𝐵 × 100 %.........................................................(1)

Keterangan :

A= absorbansi sampel,

B= absorbansi blanko,

C= absorbansi kontrol (sampel diganti dengan akuades).

Penentuan Nilai IC50

Larutan sampel peptida ACE inhibitor sintetis dibuat dengan variasi

konsentrasi 5, 10, 20, 40 dan 80 μM dari larutan induk 1000 μM. Perlakukan

dilanjutkan berdasarkan dengan prosedur pengujian aktivitas ACE inhibitor. Data

aktivitas diolah secara statistika untuk menentukan persamaan y = a ln (x) + b

(persamaan logaritmik). Variabel Y merupakan aktivitas ACE inhibitor (untuk

IC50, y = 50) dan x merupakan konsentrasi peptida ACE inhibitor, sehingga di

peroleh persamaan sebagai berikut:

Jika y = 50, maka x = IC50

ln (x) = 50−𝑏

𝑎

ln (IC50) = 50−𝑏

𝑎…………………….…………………………………...………..(2)

Sehingga,

IC50 = e^(50−𝑏

𝑎)………………………………………………………………….(3)

Page 51: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dadih dan Aktivitas ACE Inhibitor Fraksi Air

4.1.1 Karakteristik Dadih

Susu kerbau (Bubalus bubalis) difermentasi secara tradisional di dalam

batang bambu selama 48 jam pada suhu ruang. Produk hasil fermentasi susu

kerbau adalah dadih yang memiliki warna putih seperti produk susu fermentasi

pada umumnya. Susu kerbau fermentasi (dadih) di-freeze dry dan menghasilkan

padatan berwana putih kekuningan (Gambar 11). Penyusutan terjadi selama

proses freeze dry, susu kerbau fermentasi yang sebelumnya sebanyak 10 L (atau

kurang lebih sekitar 10 kg) menghasilkan sebanyak 821 g padatan dadih setelah

proses freeze dry.

Gambar 11. Susu kerbau fermentasi (dadih) yang telah di-freeze dry

Kandungan lemak yang tinggi membuat padatan dadih cenderung basah,

karena selama proses freeze dry hanya molekul air yang hilang. Dadih yang telah

di-freeze dry memiliki aroma masam yang khas dan sama dengan aroma dadih

sebelum di-freeze dry. Aroma dadih ini berasal dari asam laktat, asetaldehida,

Page 52: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

38

aseton, diasetil, dan senyawa karbonil lainnya yang merupakan hasil dari

fermentasi susu kerbau (Surono, 2015a).

Warna dadih sebelum di-freeze dry yaitu berwarna putih dan berubah

menjadi kekuniangan setelah di-freeze dry. Perubahan warna menjadi kekuningan

diakibatkan kepekatannya meningkat setelah proses freeze dry, tetapi warna dadih

sebelum proses freeze dry yang berwarna putih menunjukkan jika dadih memiliki

kualitas yang baik (Usmiati et al., 2011).

Susu kerbau diketahui telah difermentasi oleh bakteri asam laktat alami

dari susu kerbau, bambu dan daun pisang (Surono dan Hosono, 2000). Bakteri

asam laktat yang telah ditemukan di dalam dadih, antara lain Lactobacillus casei

subsp. casei, Lactobacillus plantarum (Imai et al., 1987), Lactococcus sp.,

Leuconostoc sp. (Surono dan Nurani, 2001), Lactobacillus brevis, dan

Lactobacillus acidophilus (Afriani et al., 2011). Yurliasni et al. (2014)

menemukan bahwa ada mikroorganisme lain yang terlibat selama proses

fermentasi susu kerbau. Jamur seperti kapang ditemukan dan terindikasi sebagai

Endomyces lactis (Surono et al., 1983). Spesies khamir juga ditemukan dalam

dadih, antara lain Candida tropicalis, Geotricum candidum dan Saccharomyces

cerevisiae (Roostita et al., 2013).

Kompleksivitas mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi

dadih sangat memungkinkan adanya kebaruan nutrisi susu kerbau. Menurut

Sisriyenni dan Zurriyati, (2004) aktivitas BAL pada dadih mampu menurunkan

kadar laktosa, sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita laktosa intoleran. BAL

yang berperan selama fermentasi juga menghasilkan enzim proteolitik

ekstraseluler (Savijoki et al., 2006). Enzim proteolitik ekstraselular berperan

Page 53: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

39

dalam degradasi protein susu kerbau menjadi peptida-peptida dengan rantai

sederhana (Sisriyenni dan Zurriyati, 2004; Widodo, 2003).

Surono (2015a) menyatakan bahwa kadar kasein dan protein whey susu

kerbau masing-masing sebesar 3,2 % dan 0,6 %. Persentase kadar kasein susu

kerbau lebih tinggi dibandingkan susu sapi dengan kadar 2,8 %. Kadar kasein

susu kerbau yang tinggi diduga berpotensi sebagai sumber peptida bioaktif. Kadar

kasein yang tinggi dan fermentasi dengan mikroorganisme yang kompleks

memungkinkan untuk menghasilkan peptida baru, dalam hal ini peptida ACE

inhibitor. Dugaan ini pun diperkuat oleh Savijoki et al. (2006) yang menyatakan

bahwa setiap spesies BAL menghasilkan enzim ekstraseluler yang juga khas dan

memiliki sistem proteolitik yang berbeda. Enzim yang khas dari setiap BAL

menyebabkan pemotongan posisi ikatan peptida yang khas juga. Ini merupakan

hal yang mendasari perkiraan fermentasi susu kerbau secara alami menghasilkan

peptida baru yang belum dilaporkan sebelumnya.

4.1.2 Aktivitas ACE Inhibitor Fraksi Air

Dadih hasil freeze dry diekstraksi peptidanya. Tahap ekstraksi dilakukan

berdasarkan dengan kelarutan protein dan peptida di dalam pelarutnya. Protein

umumnya memiliki kelarutan di dalam air, asam, basa, larutan garam konsentrasi

rendah, dan etanol (Poedjiadi dan Supriyadi, 2005). Peptida dengan rantai asam

amino yang pendek hasil degradasi protein oleh mikroorganisme juga terdapat

dalam dadih. Air dipilih sebagai pelarut awal dalam tahap ekstraksi protein dan

peptida yang terdapat dalam dadih.

Ekstraksi dilakukan dengan melarutkan sebanyak 208,45 g dadih bubuk

dengan 1 L air. Penggunaan air sebagai pelarut ekstraksi dimaksudkan untuk

Page 54: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

40

melarutkan protein dan peptida tanpa mengekstraksi lemak dan asam lemak yang

terkandung di dalam dadih. Hasil ekstraksi diperoleh sebanyak 21,72 g bubuk

dadih fraksi air. Dadih fraksi air diuji aktivitas ACE inhibitor. Aktivitas ACE

inhibitor fraksi air yang tertinggi sebesar 47,177% dengan konsentrasi 5 mg/mL

(Lampiran 4).

Pihlanto et al. (2010) melaporkan bahwa susu sapi skim yang difermentasi

dengan menggunakan 25 spesies bakteri asam laktat yang berbeda menunjukkan

beberapa hasil aktivitas ACE inhibitor. Aktivitas ACE inhibitor tertinggi

ditunjukkan oleh susu yang difermentasi dengan menggunakan Lactobacillus

casei 17 yaitu sebesar 74 %. Susu yang difermentasi dengan Leuconostoc

mesenteroides spp. Cremoris 358 dan Leuconostoc mesenteroides spp. Cremoris

356 masing-masing memiliki aktivitas sebesar 68 dan 64 %. Susu yang

difermentasi dengan Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus jenseni ATCC

25258 masing-masing memiliki aktivitas sebesar 63 dan 72 %. Susu skim yang

difermentasi dengan beberapa spesies bakteri asam laktat lainnya memiliki

aktivitas 2 – 57 % dan terdapat beberapa yang tidak memiliki aktivitas ACE

inhibitor (Lampiran 12). Hal ini juga memperkuat dugaan jika setiap spesies

bakteri asam laktat menghasilkan enzim proteolitik ekstraseluler khas yang dapat

menghidrolisis ikatan peptida yang khas juga. Kekhasan dari pemotongan enzim

ekstraseluler mempengaruhi produksi peptida yang berbeda dan memiliki aktivitas

ACE inhibitor yang berbeda, serta memungkinkan adanya peptida baru yang

diproduksi.

Jiang et al. (2006) melaporkan bahwa hidrolisat kasein susu kerbau rambut

panjang Himalaya (Bos grunniens) yang dihidrolisis secara enzimatis

Page 55: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

41

menggunakan campuran enzim pepsin-tripsin memiliki aktivitas ACE inhibitor

sebesar 58,5 %. Aktivitas ACE inhibitor dari hidrolisat kasein susu kerbau

rambut panjang lebih tinggi dibandingkan dengan dadih. Hal ini diperkirakan

karena penggunaan substrat kasein dan dihidrolisis dengan enzim yang spesifik,

sedangkan penelitian ini susu kerbau difermentasi secara spontan dan alami. Hasil

pengujian aktivitas ACE inhibitor tahap awal dari dadih fraksi air dapat dipastikan

jika dadih yang merupakan produk susu kerbau fermentasi memiliki aktivitas ACE

inhibitor, sehingga dapat dikonsumsi sebagai pangan fungsional antihipertensi.

4.2 Fraksinasi Etanol Bertingkat

Fraksinasi dengan etanol bertingkat bertujuan untuk mengekstraksi peptida

berdasarkan dengan kelarutan dan distribusi yang berbeda di dalam variasi

konsentrasi etanol. Variasi konsentrasi etanol yaitu 99,5, 75, 50, 25 dan 0 %.

Konsentrasi etanol tertinggi yang digunakan yaitu etanol 99,5 %, karena pada

konsentrasi tersebut diharapkan mampu melarutkan peptida dan protein pada

fraksi air. Pengunaan etanol absolut dikhawatirkan akan mengendapkan peptida

dan protein. Hasil pengujian masing-masing fraksi konsentrasi etanol ditampilkan

pada Gambar 12.

Page 56: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

42

Gambar 12. Aktivitas ACE inhibitor fraksi etanol

Data hasil pengujian aktivitas ACE inhibitor diperoleh aktivitas tertinggi

yaitu fraksi etanol dengan konsentrasi 75 %. Fraksi etanol 75 % memiliki aktivitas

ACE inhibitor sebesar 70,042%. Fraksi etanol 50 % dan fraksi etanol 99,5 %

memiliki aktivitas ACE inhibitor masing-masing sebesar 26,08 % dan 5,62 %,

sementara dua fraksi yang lainnya tidak memiliki aktivitas ACE inhibitor.

Aktivitas ACE inhibitor fraksi etanol 75% yang tinggi diduga karena adanya grup

protein atau peptida yang memiliki kandungan residu prolin tinggi, karena residu

prolin merupakan karakteristik dari peptida ACE inhibitor (López-Fandiño et al.,

2006). Kandungan prolin yang tinggi juga merupakan karakteristik dari kasein.

Golongan protein ini serupa dengan prolamin yang memiliki kandungan

prolin dan nitrogen amida derivat glutamin di mana grup ini memiliki kelarutan

yang tinggi dalam etanol 60% - 70% (v/v) (Shewry dan Halford, 2002). Ada

kemungkinan grup protein atau peptida yang di dalamnya memiliki residu prolin

dan glutamin terekstraksi selama fraksinasi dengan etanol 75%, sehingga

5.622

70.042

26.068

0 00

10

20

30

40

50

60

70

80

99.5 75 50 25 0

Ak

tivit

as A

CE

in

hib

ito

r(%

)

Fraksi etanol (%)

Page 57: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

43

memiliki aktivitas ACE inhibitor tertinggi dibandingkan dengan fraksi yang

lainnya.

Ektraksi menggunakan air pada tahap sebelumnya memungkinkan adanya

komponen selain protein dan peptida, seperti laktosa dan mineral. Ini

menunjukkan jika fraksi air masih berupa campuran komponen yang larut air.

Proses fraksinasi dengan variasi konsentrasi etanol mampu mendistribusikan

komponen campuran akibat adanya perbedaan interaksi dan konsentrasi pelarut.

Fraksi mineral yang terkandung dalam susu terdiri atas kation dan anion.

Fraksi mineral susu yang berupa kation yaitu magnesium, kalsium, natrium dan

kalium. Fraksi mineral susu berupa anion yaitu fosfat anorganik, sitrat dan klorida

(Gaucheron, 2005). Fraksi mineral ini tereliminasi di awal fraksinasi etanol.

Fraksi mineral yang berupa kation dan anion berinteraksi dengan gugus hidroksil

(-OH) pada etanol yang dapat membentuk parsial positif (δ+) dan parsial negatif

(δ-). Interaksi ini mampu membuat fraksi mineral susu terdistribusi pada etanol

99,5 %.

Laktosa termasuk komponen yang kemungkinan juga terdapat di dalam

fraksi air. Fraksinasi etanol mampu memisahkan komponen laktosa dengan

protein dan peptida. Laktosa memiliki sifat yang sangat sedikit larut dalam etanol

100 - 50 % (Machado et al., 2000). Tahap awal fraksinasi dengan menggunakan

etanol 99,5 – 50 % akan membuat laktosa tertahan pada residu akibat dari sifat

kelarutannya. Laktosa akan lebih banyak larut dalam etanol 45 – 0 %.

Protein dan peptida bisa terdistribusi di seluruh fraksi etanol, karena

adanya interaksi molekuler yang terjadi selama fraksinasi. Hasil aktivitas ACE

inhibitor (Gambar 12) juga mengindikasikan adanya protein dan peptida ACE

Page 58: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

44

inhibitor pada setiap fraksi etanol, kecuali fraksi 25 dan 0 % yang memang tidak

memiliki aktivitas ACE inhibitor. Fraksi mineral dan laktosa terlihat memiliki

dampak terhadap aktivitas ACE inhibitor dari setiap fraksinya. Hal ini pun

terbukti dalam data aktivitas ACE inhibitor. Konsentrasi etanol yang mampu

melarutkan kedua jenis kandungan senyawa yang disebutkan sebelumnya

memiliki aktivitas yang rendah dan ada yang tidak memiliki aktivitas. Fraksi

etanol 75% yang memiliki aktivitas ACE inhibitor tertinggi dilanjutkan ke tahap

ekstraksi fase padat (solid phase extractions).

4.3 Purifikasi Peptida ACE Inhibitor

4.3.1 Ekstraksi Fase Padat (SPE)

Prinsip ekstraksi fase padat yang diterapkan yaitu prinsip yang sama

dengan kromatografi cair dengan melibatkan proses kromatografi frontal. Proses

kromatografi frontal adalah pengambilan senyawa analit di awal-awal proses

setelah preparasi kolom HLB (katrid HLB Oasis®) selesai. Analit yang dielusi

dengan pelarut-pelarut tertentu akan ditampung atau dikumpulkan berdasarkan

konsentrasi eluennya.

Mekanisme ekstraksi fase padat dari HLB Oasis® dengan fase hidrofilik-

hidrofobik yang seimbang. Mekanisme ini termasuk ke dalam mekanisme mode

terbalik (reverse-phase) dan HLB Oasis® memang merupakan sorben yang sangat

populer (Andrade-eiroa et al., 2016; Gilart et al., 2014). Mode terbalik memang

efektif untuk mengekstraksi peptida dan molekul-molekul yang memiliki

kepolaran.

Protein atau peptida dengan rantai pendek dan massa molekul 3 kDa atau

jauh lebih rendah dari massa molekul itu yang menjadi target. Pengumpulan pada

Page 59: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

45

awal proses sangat memungkinkan, karena interaksi antara peptida dengan fase

stasionernya sangat rendah. Ini memudahkan molekul-molekul peptida terelusi

oleh fase gerak. Molekul protein dan peptida dengan massa molekul yang jauh

lebih besar akan tertahan di fase stasioner, akibat interaksi antara sorben dengan

protein dan peptida yang meningkat.

Sorben dari HLB Oasis® memang mempengaruhi proses ekstraksi. Dua

komponen monomer penyusun resin memiliki pengaruh masing-masing.

Komponen hidrofilik (monomer vinil-pirolidinon/VPD) menawarkan tingkat

kebasahan yang baik pada resin dan kecepatan transfer massa yang tinggi dari

larutan encer. Komponen hidrofobik (monomer divinil-benzena/DVB)

memberikan retensi mode terbalik untuk analit (Gilart et al., 2014).

Pelarut yang digunakan sebagai fase gerak dalam proses ekstraksi fase

padat dibedakan konsentrasinya. Ini dimaksudkan untuk memberikan perbedaan

interaksi antara fase gerak dengan molekul peptida dan protein yang terelusi.

Kepolaran menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses elusi.

Perbedaan konsentrasi dapat mengatur kepolaran sesuai dengan kebutuhan untuk

mendapatkan analit yang diinginkan.

Fase gerak pertama yaitu air atau pelarut metanol 0 %. Proses elusi tahap 1

ini, molekul peptida yang memiliki kepolaran yang tinggi dan peptida yang

memiliki massa molekul kecil yang terelusi. Peptida dengan massa molekul yang

besar dan memiliki tingkat kepolaran yang sangat tinggi dapat terelusi. Eluat

tahap 1 dikumpulkan. Tahap 2, tingkat kepolaran fase gerak diturunkan dengan

cara meningkatkan konsentrasi metanol menjadi 25 %.

Page 60: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

46

Peptida dengan kepolarannya lebih sedikit lebih rendah dari peptida-

peptida sebelumnya yang terelusi oleh fase gerak metanol 25%. Eluat tahap 2

ektraksi juga dikumpulkan. Tahap 3, 4 dan 5 yang masing-masing menggunakan

metanol 50, 75 dan 100 %. Konsentrasi metanol yang semakin tinggi perlahan

menurunkan kepolarannya dan mempengaruhi interaksi dengan peptida dan

protein. Pengaruh-pengaruh dari perbedaan konsentrasi dan interaksi mampu

memisahkan campuran peptida yang komplek dari fraksi etanol 75 %. Eluat dari

masing-masing fraksi diuji aktivitas penghambatannya dan hasilnya ada pada

Gambar 13.

Gambar 13. Aktivitas ACE inhibitor fraksi metanol hasil ektraksi fase padat

Data hasil pengujian diperoleh aktivitas ACE inhibitor dari eluat metanol

0 – 100 % secara berurutan yaitu 64,87%, 43,82%, 78,30%, 18,30%, dan 0%. Dari

kelima fraksi eluat diperoleh sebanyak tiga eluat fraksi metanol yang memiliki

aktivitas yang tertinggi dan dipilih untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu

purifikasi dengan menggunakan RP-HPLC.

0

18.309

78.305

43.827

64.873

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100 75 50 25 0

Akti

vit

as A

CE

inhib

itor

(%)

Eluat fraksi metanol (%)

Page 61: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

47

HLB Oasis® juga pernah digunakan sebagai media ekstraksi dan

pembersihan senyawa golongan antibiotik tetrasiklin dari otot, ginjal, dan hati

babi, yaitu senyawa klortetrasiklin (Cherlet et al., 2006). Li et al. (2006) juga

pernah melakukan analisis senyawa golongan tetrasiklin, sulfonamid, kuinolon,

dan senyawa golongan xenobiotik lain dari udang dengan menggunakan HLB

Oasis dalam proses ekstraksi dan pembersihan senyawanya.

4.3.2 Reversed Phase-High Performance Liquid Chromatography

Fraksi yang diperoleh dari tahap ekstraksi fase padat dilanjutkan ke tahap

fraksinasi menggunakan reversed phase-high performance liquid chromatografi

(RP-HPLC). Fraksi yang menjadi analit dalam tahap fraksinasi ini merupakan 3

eluat yang memiliki aktivitas ACE inhibitor tertinggi, yaitu fraksi HLB Metanol

0, 25, dan 50 %. Tahap fraksinasi dengan menggunakan RP-HPLC yang terdiri

dari beberapa proses analisis instrumentasi.

Fraksinasi dengan high performance liquid chromatografi mode terbalik

pertama dijalankan dengan menggunakan kolom CAPCELL PAK C18, MGII 4.6

mm×150 mm (Shiseido, Tokyo, Japan) dengan laju alir 0,8 mL/menit dan

dioperasikan selama 15 menit/proses. Hasil fraksinasi dikumpulkan setiap waktu

interval 30 detik dan diuji aktivitas ACE inhibitor. Apabila diperhatikan

berdasarkan data spektrum dan kromatogram pada analisis RP-HPLC, molekul

peptida yang terfraksinasi dari ketiga eluat fraksi metanol diperkirakan memiliki

kisaran massa molekul mulai dari 100 Da – 2000 Da (Lampiran 2).

Hasil pengujian aktivitas ACE inhibitor ditunjukkan pada Lampiran 6.

Hasil pengujian ini diseleksi berdasarkan dengan fraksi yang memiliki aktivitas

Page 62: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

48

tertinggi dalam menginhibisi ACE dari masing-masing eluat. Aktivitas ACE

inhibitor tertinggi dari HLB metanol 0, 25 dan 50 % ditunjukan pada Tabel 7.

Tabel 7. Fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi dari setiap analit

Fraksi Sampel Fraksi Label Waktu Retensi (menit) % Inhibisi

HLB Metanol 0% 6 A 2.5 – 3.0 94.656

HLB Metanol 25% 8 B 3.5 – 4.0 39.94

HLB Metanol 25% 12 C 5.5 – 6.0 42.16

HLB Metanol 50 % 19 D 9.0 – 9.5 39.46

Data hasil pengujian menunjukkan bahwa eluat memiliki aktivitas ACE

inhibitor tertinggi untuk setiap fraksi yaitu pada kisaran 39,46 – 42,16 %, kecuali

untuk fraksi HLB metanol 0 % yang memiliki aktivitas hingga mencapai 94,656

%. Tingginya aktivitas ACE inhibitor fraksi HLB metanol 0 % dibandingkan

dengan fraksi yang lain diperkirakan karena tingginya konsentrasi peptida ACE

inhibitor yang terfraksinasi pada waktu retensi 2,5 – 3,0 menit. Hal ini dapat

dilihat dari data spektrum dan kromatogram fraksi HLB metanol 0 % yang

memiliki intensitas yang tinggi dan puncak kromatogram yang melebar. Ini

menunjukkan eluat pada waktu retensi 2,5 – 3,0 memiliki kadar peptida yang

tinggi (Lampiran 2a). Empat fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor yang diperoleh

diberikan label fraksi A, B, C, dan D. Fraksi yang diperoleh dari proses fraksinasi

HPLC tahap pertama dilanjutkan ke tahap fraksinasi berikutnya dengan sistem

operasi dan kolom yang sama.

HPLC tahap kedua terdiri atas dua proses fraksinasi, yaitu fraksinasi 1 dan

fraksinasi 2. Fraksinasi 1 dilakukan dengan sistem operasi dan kolom yang sama,

namun waktu interval pengumpulan fraksi diubah menjadi 1 menit. Fraksinasi 1

bertujuan untuk menentukan fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi pada

waktu retensi analisisnya. Fraksinasi 1 diperoleh fraksi A pada waktu retensi 1,0 –

2,0 menit, B pada 1,0 – 2,0 menit, C pada 7,0 – 8,0 menit, dan D pada 10,0 – 11,0

Page 63: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

49

menit (Lampiran 7a). Fraksi (fraksinasi 1) yang diperoleh difraksinasi kembali

dengan sistem operasi dan kolom yang sama (fraksinasi 2). Hasil fraksinasi 2 dan

aktvitas ACE inhibitor ditunjukkan pada Lampiran 7b. Data hasil fraksinasi RP-

HPLC 2 diseleksi yang memiliki aktivitas penghambatan terbaik. Hasil seleksi

ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Data seluruh fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor tertinggi hasil

fraksinasi 2 (HPLC tahap 2, fraksinasi 2)

Label Sampel Fraksi Waktu Retensi (menit) % Inhibisi

A AI 1.4 - 1.8 12.64

AII 1.8 - 2.2 21.69

B BIV 3.4 - 3.9 31.454

C CIII 5.6 - 5.9 33.123

D DIV 9.1 - 9.3 28.605

Data aktivitas ACE inhibitor tertinggi menunjukkan bahwa didapatkan

sebanyak 5 fraksi dengan aktivitas ACE inhibitor terbaik dari setiap label sampel.

Aktivitas ACE inhibitor fraksinasi 2 pada HPLC tahap kedua memiliki aktivitas

yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan HPLC tahap pertama, namun tidak

signifikan. Ini diduga karena proses fraksinasi menyebabkan peptida-peptida ACE

inhibitor yang berada pada waktu retensi yang sama di HPLC tahap pertama

mengalami pemisahan pada waktu retensi yang berbeda pada HPLC tahap 2

fraksinasi 2. Peptida yang pada tahap sebelumnya berada dalam satu waktu retensi

saling berkolabasi dalam menginhibisi ACE. Fraksinasi lanjutan membuat peptida

mengalami pemisahan dan memberikan aktivitas ACE inhibitor yang sedikit lebih

rendah, namun memiliki kemurnian yang lebih baik.

Fraksi HPLC tahap kedua fraksinasi 2 dilanjutkan ke analisis HPLC tahap

ketiga. Di tahap ini, sistem operasi diubah (laju alir 0,4 mL/menit), kolom X

BridgeTM BEH 130, C18 3,5 μm, 2.1 × 100 mm (Waters, Dublin, Irlandia) dan

penggunakan fase gerak juga dilakukan perubahan. Fraksi dikumpulkan dan

Page 64: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

50

kemudian diuji aktivitas ACE inhibitor. Hasil pengujian aktivitas ACE inhibitor

terdapat pada Lampiran 8.

Dari data analisis High performance liquid chromatografi mode terbalik

tahap ketiga, diperoleh beberapa fraksi yang memiliki aktivas tertinggi. Fraksi-

fraksi yang diperoleh pada tahap ini antara lain adalah sampel label A diperoleh

sebanyak dua fraksi, yaitu AI-2 dan AII. Sampel B diperoleh empat fraksi, yaitu

BIV-1α, BIV-1β, BIV-2, dan BIV-3. Sampel C dan D diperoleh masing-masing satu

fraksi, yaitu CIII dan DIV. Fraksi ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

protein sequencer untuk menentukan sekuen peptida ACE inhibitor.

4.4 Peptida ACE Inhibitor

4.4.1 Penentuan Sekuen Peptida ACE Inhibitor

Delapan fraksi aktif sebagai ACE inhibitor berhasil diperoleh setelah

beberapa tahap purifikasi menggunakan RP-HPLC. Fraksi aktif dari hasil

purifikasi dikonfirmasi massa molekulnya dengan analisis kromatografi cair-

spektroskopi massa (LCMS) dengan teknik ESI (electron spray ionization). Fraksi

aktif yang telah dianalisis dengan spektroskopi massa dilanjutkan ke tahap

penentuan sekuen peptida. Metode degradasi Edman menjadi dasar reaksi dalam

penentuan sekuen dari peptida dan dalam penelitian kali ini adalah penentuan

peptida ACE inhibitor.

Fraksi BIV-3 dipilih untuk menjadi salah satu contoh dalam penentuan

sekuen peptida atau peptide sequencing. Pemilihan BIV-3 dikarenakan

menunjukkan data spektroskopi masa dan data reaksi degradasi (data penentuan

sekuen) yang baik. Hasil analisis spektroskopi massa dari fraksi BIV-3

menunjukkan nilai m/z sebesar 728,30 yang merupakan nilai m/z dari ion molekul

Page 65: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

51

[M+H+]. Teknik ESI mempengaruhi pembentukan ion molekulnya dengan

penambahan ion H+ di dalam molekul yang artinya ada penambahan massa

molekul sebesar 1 Da, sehingga molekul peptida ACE inhibitor dari fraksi BIV-3

diduga memiliki massa molekul sebesar 727 Da. Hasil analisis spektroskopi

massa ditunjukan pada Gambar 14.

Gambar 14. Data spektoskopi massa fraksi BIV-3

Analisis data penentuan sekuen peptida ACE inhibitor juga dapat

dikatakan bergantung pada data yang diperoleh selama penentuan sekuen peptida

ACE inhibitor dengan menggunakan automatic protein sequencer model PPSQ-

31A (Shimadzu, Biotech). Data yang dihasilkan analisis ini merupakan data nilai

absorbansi senyawa PTH-asam amino (N-feniltiohidantoin-asam amino) pada

panjang gelombang 269 nm yang diterima selama proses reaksi degradasi Edman

(Bodanszky, 1998; Champe et al., 2010).

Data absorbansi senyawa PTH-asam amino dikonversikan ke dalam

bentuk konsentrasi dari senyawa PTH-asam amino yang teranalisis pada setiap

Page 66: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

52

tahap degradasi peptida dan menjadi data estimasi dari asam amino (dalam bentuk

berat; pmol). Data hasil penentuan sekuen peptida ACE inhibitor untuk fraksi BIV-

3 ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Data hasil analisa sekensing peptida ACE inhibitor Fraksi BIV-3

Asam

Amino

Berat Setiap Tahap Degradasi Edman (pmol)*

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Asp 0 2.75 4.31 0 6.64 7.54 8.12 6.15 5.82

Glu 7.31 7.32 1.96 5.48 4.42 4.06 14.91 3.39 2.84

Asn 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gln 2.35 1.24 1.87 11.58 2.17 2.36 56.67 9.94 7.41

Ser 0 0 0 62.82 2.02 0 0 0 0

Thr 0 0 0 0 0 0 0 0 0

His 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gly 9.13 5.13 4.03 7.08 4.78 5.51 4.87 4.12 4.09

Ala 699.64 12.48 2.71 8.72 2.48 260.14 17.55 2.19 0

Tyr 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Arg 14.72 7.36 164.01 28.1 12.61 8.02 2.78 0 0

Met 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Val 2.43 558.62 8.88 0 0 0 0 0 0

Pro 0 16.47 4.9 2.79 160.9 16.43 16.43 0 0

Trp 0 0 0 1.99 0 0 0 0 0

Phe 1.89 0 0 0 0 0 0 0 0

Lys .7.22 0 6.18 2.97 2.23 0 0 0 1.9

Ile 2.36 0 0 0 0 0 0 0 0

Leu 0 0 0 0 1.59 0 0 0 0

*pmol = pikomol

Data asam amino (pmol) yang berhasil dianalisis dalam setiap tahap

degradasi diolah oleh sistem penentuan sekuen peptida otomatis yang terinstal,

sehingga didapatkan data estimasi sekuen peptida dan data nilai evaluasi. Data

hasil penentuan urutan peptida yang ditunjukkan oleh Tabel 9, menggambarkan

jika pada tahap pertama degradasi asam amino alanin terdeteksi dengan berat yang

terdeteksi 699,64 pmol.

Alanin terinterpretasi pada tahap pertama ini akibat terbentuknya senyawa

hasil reaksi degradasi Edman, yaitu PTH-alanin (N-feniltiohidantoin-alanin) yang

terdeteksi selama analisis kromatografi dengan detektor UV-Vis pada panjang

gelombang 269 nm. Tahap degradasi kedua juga dengan proses yang sama,

sehingga asam amino yang terdeteksi adalah valin. Arginin, serin, prolin, alanin

dan glutamin menjadi produk dari degradasi pada tahap berikutnya (Tabel 9).

Page 67: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

53

Berdasarkan data yang didapatkan, estimasi sekuen peptida ACE inhibitor dari

fraksi BIV-3 ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Data estimasi sekuen peptida ACE inhibitor fraksi BIV-3

Estimasi Sekuen Tahap Degradasi Edman

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1st Ala Val Arg Ser Pro Ala Gln Trp Tyr

2nd Arg Pro Lys Gln Leu Ile Glu Phe Phe

3rd Lys Glu Glu Ala Asp Asp Gly Gly Met

4th Phe His Ser Trp Asn Phe Thr Lys Gly

Tingkat Keandalan (%) 100 100 100 100 100 100 53.6 11 5.4

Data estimasi sekuen peptida ACE inhibitor dari fraksi BIV-3 disimpulkan

bahwa sekuen peptida ACE inhibitor adalah Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

(AVRSPAQ). Hasil ini didapat berdasarkan dengan data estimasi yang muncul

dengan tingkat keandalan (degree of reliability) dari asam amino pada setiap

tahap degradasinya yang sebagian besarnya memiliki tingkat mencapai 100 %.

Sekuen heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln yang merupakan fraksi BIV-3

ini juga terdeteksi dalam LCMS dengan massa ion molekul [M+H+] dengan nilai

m/z sebesar 728,30 Da atau memiliki massa molekul sebesar 727 Da (Gambar

14). Massa molekul ini merupakan massa molekul dari heptapeptida Ala-Val-Arg-

Ser-Pro-Ala-Gln (AVRSPAQ) yang merupakan fragmen dari protein κ-Kasein

F87-93 dari susu kerbau (Bubalus bubalis) (Gambar 15).

κ-Kasein (Protein Induk) Susu Kerbau (Bubalus bubalis)

1 MMKSFFVVT ILALTLPFLG AQEQNQEQPI RCEKEERFFN DKIAKYIPIQ YVLSRYPSYG

61 LNYYQQKPVA LINNQFLPYP YYAKPAAVRS PAQILQWQVL PNTVPAKSCQ AQPTTMTRHP

121 HPHLSFMAIP PKKNQDKTEI PTINTIVSVE PTSTPTTE ENTVATLEAS SEVIESVEPT

181 NTAQVTSTVV

Gambar 15. Urutan protein induk κ-Kasein susu kerbau (Bubalus bubalis)

(Kishore et al., 2014)

Seluruh fraksi aktif yang didapatkan selama proses purifikasi

menggunakan RP-HPLC juga dilakukan penentuan sekuen peptida ACE inhibitor.

Page 68: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

54

Sekuen peptida ACE inhibitor yang berhasil dianalisis dengan protein sequencer

dari keseluruhan fraksi aktif dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Data sekuen peptida ACE inihibitor

Fraksi Sekuen Peptida Protein Induk Fragmen Massa Molekul (Da)

AI-2 GVSKVK β-Kasein F109-114 616

AII TNTAQ κ –Kasein F180-184 533

BIV-1α STPTTE κ-Kasein F153-158 634

BIV-1β VEPT κ-Kasein F149-152 444

BIV-2 SLSQS β-Kasein F179-183 520

BIV-3 AVRSPAQ κ-Kasein F87-93 727

CIII LPV β-Kasein F186-188 327

DIV LSQSKV β-Kasein F180-184 561

V= Valin, S= Serin, R= Arginin, K= Lisin, T= Treonin, Q= Glutamin

P= Prolin, G= Glisin, E= Asam glutamat, L= Leusin, N= Asparagin

Data hasil sekuensing peptida ACE inhibitor, ada sebanyak 8 peptida yaitu

Leu-Pro-Val (LPV), Ser-Leu-Ser-Gln-Ser (SLSQS), Val-Glu-Pro-Thr (VEPT),

Ser-Thr-Pro-Thr-Thr-Glu (STPTTE), Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

(AVRSPAQ), Gly-Val-Ser-Lys-Val-Lys (GVSKVK), Thr-Asn-Thr-Ala-Gln

(TNTAQ) dan Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val (LSQSKV). Peptida-peptida ini

ditentukan dengan berdasarkan hasil dari analisa spektroskopi massa, analisa data

degradasi Edman pada tahap sekuensing, dan pemeriksaan di basis data protein

dari susu kerbau. Sekuen peptida yang berhasil dipurifikasi ini sebagian besar

memiliki residu prolin pada sekuen peptidanya. Ini sesuai dengan pendapat

López-Fandiño et al. (2006) yang menyatakan bahwa peptida ACE inhibitor

memiliki residu prolin pada sekuen peptidanya. Pengaruh aktivitas juga

disebabkan oleh asam amino pada terminal-C yang memiliki muatan positif pada

gugus ε-amino seperti lisin dan arginin (Cheung et al., 1980). Ada satu peptida

yang memiliki lisin pada terminal-C yaitu Gly-Val-Ser-Lys-Val-Lys (GVSKVK).

Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val (LSQSKV) memiliki residu lisin pada posisi ke-lima

(posisi 2 dari terminal-C) yang diduga muatan positif pada gugus ε-amino sedikit

mempengaruhi aktivitasnya. Peptida ini juga memiliki asam amino hidrofobik

Page 69: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

55

pada terminal-N yang mempengaruhi aktivitas ACE inhibitor (Cheung et al.,

1980; López-Fandiño et al., 2006)

Yamamoto et al. (1994) berhasil mengisolasi peptida ACE inhibitor

dengan sekuen Ser-Val-Leu-Ser-Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro-Gln

dan Pro-Pro-Glu-Ser-Val-Leu-Ser-Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro-

Gln dari β-Kasein dengan masing-masing nilai IC50 sebesar 39 µM dan 25 µM.

Dua peptida ini diisolasi dari susu sapi yang diproduksi dengan proteinase

ekstraseluler dari Lactobacillus helveticus CP790. Apabila diperhatikan dari dua

sekuen peptida ACE inhibitor ini mencangkup 3 peptida ACE inhibitor yang

berhasil teridentifikasi dalam penelitian ini, yaitu Leu-Pro-Val, Ser-Leu-Ser-Gln-

Ser, dan Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val.

Sekuen tripeptida Leu-Pro-Val juga memiliki kemiripan sekuen dengan

sekuen Leu-Pro-Val-Pro-Gln yang diisolasi dari BSMR yang dihidrolisis dengan

enzim papain (Abdel-Hamid et al., 2017). Sekuen tripeptida Leu-Pro-Val juga

memiliki kemiripan sekuen dengan Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro dan Lys-Val-Leu-

Pro-Val-Pro-Gln yang diisolasi dari hidrolisat kasein susu sapi yang diproduksi

dengan proteinase ekstraseluler dari Lactobacillus helveticus CP790 (Maeno et

al., 1996). Tripeptida Leu-Pro-Val juga memiliki kemiripan dengan oktapeptida

Ser-Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro-Gln-Lys yang diisolasi dari hidrolisat susu lembu

berbulu panjang (Jiang et al., 2006).

Sekuen tetrapeptida Val-Glu-Pro-Thr memiliki kemiripan dengan sekuen

peptida yang diisolasi dari BSMR yang dihidrolisis dengan enzim papain, yaitu

Tyr-Pro-Val-Glu-Pro-Phe-Thr (Abdel-Hamid et al., 2017). Empat peptida ACE

inhibitor yang lain seperti Ser-Thr-Pro-Thr-Thr-Glu, Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-

Page 70: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

56

Gln, Gly-Val-Seri-Lys-Val-Lys, Thr-Asn-Thr-Ala-Gln masih belum ditemukan

adanya sekuen yang memiliki kemiripan dengan peptida ACE inhibitor yang

pernah dilaporkan sebelumnya (Hayes et al., 2007; Meisel, 1998; Nielsen et al.,

2017; Yamamoto, 1997; Yamamoto dan Takano, 1999). Empat peptida ini dapat

dipertimbangkan menjadi sekuen peptida ACE inhibitor baru yang berhasil

dipurifikasi dari susu kerbau fermentasi (dadih) yang merupakan subyek baru

dalam penelitian terkait.

4.4.2 Peptida Sintesis

Peptida yang teridentifikasi selanjutnya akan menjadi bio-template untuk

sintesis peptida ACE inhibitor. Ada enam peptida yang menjadi bio-template

dalam penelitian ini, yaitu Leu-Pro-Val (LPV), Ser-Leu-Ser-Gln-Ser (SLSQS),

Val-Glu-Pro-Thr (VEPT), Ser-Thr-Pro-Thr-Thr-Glu (STPTTE), Ala-Val-Arg-Ser-

Pro-Ala-Gln (AVRSPAQ), dan Gly-Val-Seri-Lys-Val-Lys (GVSKVK). Pemilihan

peptida yang menjadi bio-template ini berdasarkan perwakilan dari peptida yang

mirip dengan peptida yang sudah dilaporkan sebelumnya dan peptida baru yang

belum pernah dilaporkan. Perwakilan peptida ini masing-masing sebanyak 3. Leu-

Ser-Gln-Ser-Lys-Val (LSQSKV) tidak dipilih karena memiliki kemiripan dengan

dengan Ser-Leu-Ser-Gln-Ser (SLSQS), sementara Thr-Asn-Thr-Ala-Gln

(TNTAQ) memiliki kepolaran yang tinggi dan sudah diwakili oleh dua peptida

polar lainnya yaitu Ser-Leu-Ser-Gln-Ser (SLSQS) dan Ser-Thr-Pro-Thr-Thr-Glu

(STPTTE).

Peptida-peptida ini diuji aktivitas penghambatannya terhadap ACE secara

in vitro dengan digunakan konsentrasi 1000 µM pada tahap awal sebelum

Page 71: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

57

pengujian untuk mendapatkan nilai IC50. Data hasil pengujian aktivitas ACE

inhibitor ditunjukan pada Gambar 16.

Gambar 16. Aktivitas ACE inhibitor peptida sintesis

Data hasil pengujian aktivitas ACE inhibitor diperoleh peptida dengan

aktivitas tertinggi yaitu heptapeptida dengan sekuen Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

(Gambar 16). Pengujian aktivitas ACE inhibitor digunakan peptida sintesis

dengan konsentrasi 1000 µM. Hasil pengujian aktivitas ini juga dapat disimpulkan

jika lima peptida sintesis memiliki nilai IC50 lebih dari 1000 µM, karena pada

pengujian aktivitas ini ke-lima peptida memiliki aktivitas di bawah 50% pada

konsentrasi 1000 µM.

Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln yang memiliki aktivitas

tertinggi sebesar 93,103%, sehingga hanya peptida ini yang diuji nilai IC50.

Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln memiliki nilai IC50 sebesar 42,019

µM (Lampiran 9). Dari hasil ini, heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

24.796

9.6774

44.474

16.529

26.087

93.103

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

LPV VEPT SLSQS STPTTE GVSKVK AVRSPAQ

Akti

vit

as P

engh

amb

atan

AC

E (

%)

Sekuen Peptida

Page 72: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

58

termasuk peptida ACE inhibitor yang cukup baik, karena memiliki nilai IC50 di

bawah 100 µM (Huang et al., 2003).

Gambar 17. Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (A), captopril (B) dan

lisinopril (C)

Sekuen heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (Gambar 16A)

dibandingkan dengan ACE inhibitor sintesis, seperti captopril (Gambar 16B) dan

lisinopril (16C). Perbandingan dilakukan dengan melihat interaksi molekular dari

captopril dan lisinopril dengan ACE, seperti interaksi ikatan hidrogen dan

interaksi logam-ligan (ikatan kompleks). Interaksi molekular yang terjadi pada

dua ACE inhibitor sintesis diduga dapat terjadi pada heptapeptida Ala-Val-Arg-

Ser-Pro-Ala-Gln.

Peptida ACE inhibitor umumnya memiliki residu prolin di dalam

sekuennya (Cheung et al., 1980; López-Fandiño et al., 2006). Captopril dan

Lisinopril memiliki terminal prolin pada ujung molekulnya yang berinteraksi

dengan sisi aktif pada ACE. Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln juga memiliki residu

Page 73: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

59

prolin pada posisi ke-lima pada heptapeptida. Residu prolin pada heptapeptida

Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln kemungkinan mengalami interaksi yang sama

dengan sisi aktif ACE, meskipun posisi prolin pada Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

dengan captopril dan Lisinopril berbeda. Ini sesuai dengan argumentasi Rohrbach

et al. (1981) yang menyatakan bahwa residu prolin pada urutan ke-tiga hingga

urutan terakhir dalam sekuen peptida ACE inhibitor juga mampu meningkatkan

afinitas pengikatan dengan ACE.

Gugus karbonil sentral yang ada di antara gugus sulfhydril dan terminal

prolin pada captopril akan membentuk ikatan hidrogen dengan dua residu histidin

pada ACE. Oksigen yang merupakan bagian karboksilat terminal prolin

membentuk ikatan hidrogen dengan residu tirosin, glutamin dan lisin pada ACE

(Natesh et al., 2004). Interaksi ikatan hidrogen ini juga diduga terbentuk pada

gugus karbonil yang dimiliki residu serin pada urutan ke-empat peptida dan

bersebelahan dengan residu prolin pada Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln. Ikatan

hidrogen yang terjadi pada oksigen karboksilat dari terminal prolin yang dimiliki

captopril tidak dimiliki oleh peptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln. Ini bisa

dijadikan alasan dari perbedaan kekuatan ACE inhibitor antara captopril dengan

Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln.

ACE memiliki ion Zn2+ di dalam molekul yang berlaku sebagai sisi aktif.

Ion Zn2+ membentuk ikatan kovelen kordinasi dengan sulfhydryl bebas pada

captopril, sementara pada lisinopril ikatan kovalen koordinasi terbentuk antara

ion Zn2+ dengan gugus karboksil dari fenilalanin yang terjadi di dalam docking

simulation (Natesh et al., 2004). Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

memiliki residu arginin yang pada molekulnya terdapat dua gugus amina yang

Page 74: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

60

dapat mendonorkan pasangan elektron bebasnya. Dua gugus amina pada residu

arginin ini diduga berkesempatan menjadi ligan yang akan berikatan koodinasi

dengan ion Zn2+ pada sisi aktif ACE.

Kemampuan peptida ACE inhibitor juga dipengaruhi beberapa faktor lain

yang mampu meningkatkan kekuatan aktivitas penghambatannya terhadap ACE.

Asam amino yang memiliki rantai cabang (valin, leusin, dan isoleusin) dan asam

amino hidrofobik pada terminal-N juga dapat meningkatkan pengikatan ACE

(Cheung et al., 1980). Heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln memang tidak

memiliki asam amino rantai cabang pada terminal-N, namun di posisi kedua

terdapat residu yang memiliki rantai cabang, yaitu residu valin. Informasi ini

dapat diasumsikan jika rantai cabang pada residu dengan posisi terdekat dengan

terminal-N juga mampu meningkatkan pengikatan dengan ACE.

Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro (Maeno et al., 1996) dan Ser-Val-Leu-Ser-Leu-

Ser-Gln-Ser-Lys-Val-Leu-Pro-Val-Pro-Gln (Yamamoto et al., 1994) memiliki

residu valin pada posisi kedua dalam sekuen peptidanya dan keduanya memiliki

nilai IC50 masing-masing sebesar 5 µM dan 39 µM. Nilai IC50 dari kedua peptida

ini memang lebih kecil dibandingkan dengan Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln, hal

ini tentunya dipengaruhi oleh faktor lain yang dimiliki dua peptida tersebut. Hasil

perbandingan secara molekuler antara heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

dengan dua senyawa obat ACE inhibitor dan peptida-peptida yang dilaporkan

pada penelitian sebelumnya memberikan informasi bagaimana Ala-Val-Arg-Ser-

Pro-Ala-Gln mampu menginhibisi ACE dan aktivitas ACE inhibitor-nya. Ala-

Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln juga dapat dipertimbangkan menjadi peptida ACE

inhibitor baru, karena belum ada laporan terkait sekuen peptida yang sama

Page 75: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

61

sebelumnya (Hayes et al., 2007; Meisel, 1998; Nielsen et al., 2017; Yamamoto,

1997; Yamamoto dan Takano, 1999).

Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln memiliki nilai IC50 sebesar 42,019 µM.

Captopril diketahui memiliki nilai IC50 sebesar 21 – 25 nM (Salmenkari et al.,

2017; Xin et al., 2003). Aktivitas ACE inhibitor dari captopril masih jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln yang berhasil

dipurifikasi dari susu kerbau fermentasi. Sintesis Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

sebagai kandidat obat antihipertensi diperlukan pertimbangan lebih lanjut lagi,

karena dosis yang digunakan akan sangat tinggi untuk mencapai aktivitas yang

sama dengan obat komersial seperti capropril. Susu kerbau fermentasi (dadih)

yang mengandung peptida ACE inhibitor, seperti Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

ini lebih mengarah kepada pangan fungsional antihipertensi dibandingkan sebagai

kandidat obat untuk menggantikan obat komersial lain, seperti captopril dan

lisinopril.

4.5 Mekanisme Reaksi Degradasi Edman Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

Degradasi Edman menjadi reaksi yang mendasari penentuan sekuen.

Reaksi degradasi Edman dikenal juga dengan reagensia Edman. Reaksi ini

dilakukan dengan mengolah peptida dengan reagen fenil-isotiosianat (PITC).

Reaksi antara fenil-isotiosianat dengan gugus amina (–NH2) pada ujung nitrogen

atau terminal-N dari peptida menyebabkan terjadinya pemutusan asam amino

terminal-N dari peptidanya dan membentuk feniltiohidantoin (PTH) (Fessenden

dan Fessenden, 1986; McMurry, 2008). Reaksi ini terjadi dalam setiap tahap

penentuan sekuen peptida, salah satunya yaitu heptapeptida ACE inhibitor Ala-

Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln.

Page 76: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

62

Degradasi Edman diawali dengan bereaksinya PITC dengan heptapeptida

Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln di dalam pelarut trietilamina dan pH 8. Gugus

amina pada alanin terminal-N yang memiliki pasangan elektron bebas berinteraksi

dengan karbon pada gugus tiosianat (–N=C=S) pada senyawa fenil isotiosianat.

Reaksi ini merupakan jenis reaksi adisi nukleofilik (Bodanszky, 1998; McMurry,

2008). Tahap pertama reaksi ini menghasilkan senyawa N-feniltiourea-Ala-Val-

Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (Gambar 18).

Gambar 18. Reaksi PITC dengan heptapetida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

N-feniltiourea-Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln yang terbentuk dari reaksi

adisi nukleofil pada tahap pertama mengalami reaksi siklisasi dalam katalis asam.

Asam yang digunakan yaitu triflouroasetat (TFA) Siklisasi terjadi antara karbon

dari gugus karbonil (C=O) asam amino terminal-N dengan gugus tiol (–SH ) yang

memiliki pasangan elektron bebas. Atom belerang (S) terikat dengan karbon

Page 77: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

63

karbonil, sementara oksigen karbonil akan mengikat ion hidrogen (H+) dari TFA

dan membentuk gugus hidroksil (–OH). Reaksi yang terjadi ditunjukkan pada

Gambar 19.

Gambar 19. Siklisasi katalitik asam senyawa intermediet feniltiourea

Gugus hidroksil (–OH) pada senyawa intermediet N-feniltiourea yang

memiliki pasang elektron bebas mengalami pergeseran elektron. Pergeseran

elektron ini menyebabkan terjadinya pembentukkan gugus karbonil yang

terprotonasi (C=OH+). Pergeseran elektron ini tidak hanya menyebabkan

pembentukan ikatan rangkap antara C dengan O, namun gugus amina dari residu

valin mengalami pemutusan badan feniltiourea dan mengikat ion hidrogen dari

Page 78: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

64

asam di dalam sistem reaksi. Gugus karbonil yang terprotonasi mengalami

pelepasan ion hidrogen dan membentuk senyawa derivatif anilina-tiazolinon

(ATZ), yaitu anilina-metiltiazolinon. Pengikatan ion hidrogen oleh gugus amina

valin menyebabkan pembentukan peptida yang lebih pendek dan valin menjadi

asam amino terminal-N, sehingga terbentuk heksapeptida Val-Arg-Ser-Pro-Ala-

Gln. Reaksi ditunjukkan pada Gambar 20.

Gambar 20. Reaksi penguraian derivat feniltiourea menjadi anilin-metiltiazolinon

dan heksapeptida Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

Anilina-metiltiazolinon (derivatif ATZ) mengalami penataan ulang dalam

kondisi asam membentuk senyawa isomer N-feniltiohidantoin-alanin (PTH-

alanin). Penataan ulang diawali oleh nitrogen dari anilina (-N=C-) yang memiliki

ikatan rangkap. Ikatan rangkap (ikatan π) dari nitrogen akan menyerang karbon

dari gugus karbonil. Penyerangan nitrogen memicu terjadinya pelepasan ikatan

Page 79: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

65

antara atom belerang dengan karbon karbonil. Atom belerang yang bermuatan

negatif membentuk ikatan rangkap dengan karbon yang sebelumnya berikatan

rangkap dengan nitrogen. Reaksi penataan ulang ditunjukkan pada Gambar 21.

Gambar 21. Penataan ulang derivatif ATZ membentuk PTH-alanin

PTH-alanin yang terbentuk terelusi dan dianalisa kromatografi dengan

detektor UV pada panjang gelombang 269 nm. Heksapeptida Val-Arg-Ser-Pro-

Ala-Gln kembali didegradasi dengan mekanisme yang sama sebagai degradasi

tahap kedua dan seterusnya.

Page 80: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Delapan peptida berhasil dipurifikasi dari susu kerbau fermentasi, antara

lain yaitu Leu-Pro-Val (LPV), Ser-Leu-Ser-Gln-Ser (SLSQS), Val-Glu-Pro-Thr

(VEPT), Ser-Thr-Pro-Thr-Thr-Glu (STPTTE), Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

(AVRSPAQ), Gly-Val-Ser-Lys-Val-Lys (GVSKVK), Thr-Asn-Thr-Ala-Gln

(TNTAQ), dan Leu-Ser-Gln-Ser-Lys-Val (LSQSKV). Heptapeptida Ala-Val-Arg-

Ser-Pro-Ala-Gln (AVRSPAQ) dengan massa molekul sebesar 727 Da yang

merupakan fragmen dari κ-kasein-f87-93 menjadi peptida dengan aktivitas

penghambatan tertinggi mencapai 93,101 % dan memiliki nilai IC50 sebesar

42,0199 µM. serta merupakan sekuen peptida ACE inhibitor baru.

5.2 Saran

Kajian lebih lanjut terkait dengan aktivitas antihipertensi secara in vivo

dengan menggunakan SHR (spontaneous hypertensive rats) dan kajian secara

komputasi atau in silico untuk mengetahui interaksi molekular lebih mendalam

yang terjadi antara heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (AVRSPAQ)

dengan ACE dan dibandingkan dengan Lisinopril dan captopril. Variasi

heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln (AVRSPAQ) juga dapat dimodifikasi

sekuennya dengan dilakukan pemotongan residu asam amino, terminal-C dan

terminal-N.

Page 81: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Hamid, M., Otte, J., De Gobba, C., Osman, A., & Hamad, E. (2017).

Angiotensin I-converting enzyme inhibitory activity and antioxidant capacity

of bioactive peptides derived from enzymatic hydrolysis of buffalo milk

proteins. International Dairy Journal, 66, 91–98.

https://doi.org/10.1016/j.idairyj.2016.11.006

Abubakar, A. (2004). Isolasi Peptida Anti Hipertensi dari Protein Susu.

J.Indon.Trop.Agric, 3(29), 121–128.

Afriani, R., & Rahayu, P. (2009). Potensi bakteri asam laktat dadih dari

Kabupaten Kerinci sebagai biopreservatif pangan. Laporan Penelitian.

Afriani, Suryono, & Lukman, H. (2011). Karakteristik Dadih Susu Sapi Hasil

Fermentasi Beberapa Starter Bakteri. Agrinak, 01, 36.

Aguilar-Toalá, J. E., Santiago-López, L., Peres, C. M., Peres, C., Garcia, H. S.,

Vallejo-Cordoba, B., … Hernández-Mendoza, A. (2017). Assessment of

multifunctional activity of bioactive peptides derived from fermented milk

by specific Lactobacillus plantarum strains. Journal of Dairy Science, 1–11.

https://doi.org/10.3168/jds.2016-11846

Andrade-eiroa, A., Canle, M., Leroy-cancellieri, V., & Cerdà, V. (2016). Trends

in Analytical Chemistry Solid-phase extraction of organic compounds : A

critical review ( Part I ). Trends in Analytical Chemistry, 80, 641–654.

https://doi.org/10.1016/j.trac.2015.08.015

Arihara, K. (2013). Relevance of peptides bioactivity in foods. In Proteomics in

foods (pp. 447–463). Springer.

Arihara, K., Nakashima, Y., Mukai, T., Ishikawa, S., & Itoh, M. (2001). Peptide

inhibitors for angiotensin I-converting enzyme from enzymatic hydrolysates

of porcine skeletal muscle proteins. Meat Science, 57, 319–324.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1

Desember 2013

Biffi, A., Coradini, D., Larsen, R., Riva, L., & Di Fronzo, G. (1997).

Antiproliferative effect of fermented milk on the growth of a human breast

cancer cell line. Nutrition and Cancer, 28(1), 93–99.

https://doi.org/10.1080/01635589709514558

Bodanszky, M. (1998). Kimia Peptida. (T. Sutomo, Ed.). Bandung: Penerbit ITB.

Cai, L., Wu, X., Zhang, Y., Li, X., & Ma, S. (2015). Purification and

characterization of three antioxidant peptides from protein hydrolysate of

grass carp ( Ctenopharyngodon idella ) skin. Journal of Functional Foods,

16, 234–242. https://doi.org/10.1016/j.jff.2015.04.042

Page 82: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

68

Chalid, S. Y., & Hartiningsih, F. (2013). Potensi Dadih Susu Kerbau Fermentasi

Sebagai Antioksidan dan Antibakteri. Semirata FMIPA UNILA, 369–376.

Chalid, S. Y., Nurbayti, S., & Pratama, A. F. (2018). Karakterisasi dan Uji

Aktivitas Protein Susu Kerbau (Bubalus bubalis) Fermentasi sebagai

Angiotension Converting Enzyme ( ACE ) Inhibitor. Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia, 16(2), 214–224.

Champe, P. C., Harvey, R. A., & Ferrier, D. R. (2010). Biokimia: Ulasan

Bergambar. (L. Y. Rahman & F. Dany, Eds.) (3rd ed.). Jakarta: ECG.

Chawla, G., & Ranjan, C. (2016). Principle, Instrumentation, and Applications of

UPLC: A Novel Technique of Liquid Chromatography. Open Chemistry

Journal, 3(1).

Chen, Y., Liu, W., Xue, J., Yang, J., Chen, X., Shao, Y., & Kwok, L. (2014).

Angiotensin-converting enzyme inhibitory activity of Lactobacillus

helveticus strains from traditional fermented dairy foods and

antihypertensive effect of fermented milk of strain H9. Journal of Dairy

Science, (1), 1–13. https://doi.org/10.3168/jds.2014-7962

Cherlet, M., Backer, P. De, & Croubels, S. (2006). Control of the keto-enol

tautomerism of chlortetracycline for its straightforward quantitation in pig

tissues by liquid chromatography – electrospray ionization tandem mass

spectrometry, 1133, 135–141. https://doi.org/10.1016/j.chroma.2006.08.008

Cheung, H.-S., Wang, F.-L., Ondetti, M. A., & Cushman, D. W. (1980). Binding

of Peptide Substrates and Inhibitors of Angiotensin-converting Enzyme -

Importance of The COOH-Terminal Dipeptide Sequence. Journal of

Biological Chemistry, 255(2), 401–405.

Cushman, D. W., & Cheung, H.-S. (1971). Spectrophotometric Assay and

Properties of The Angiotensin-Converting Enzyme of Rabbit Lung.

Biochemichal Pharmacology, 20, 1637–1648.

Edman, P. V., & Begg, G. (1967). A Protein Sequenator. European Journal of

Biochemistry, 1(1), 80–91. https://doi.org/10.1111/j.1432-

1033.1967.tb00047.x

Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1986). Kimia Organik. (A. H. Pudjaatmaka,

Ed.) (3rd ed.). Penerbit Erlangga.

Fitrianto, H., Azmi, S., & Kadri, H. (2014). Penggunaan Obat Antihipertensi pada

Pasien Hipertensi Esensial di Poliklinik Ginjal Hipertensi RSUP DR. M.

Djamil Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1), 45–48.

Gaucheron, F. (2005). The Mineral of Milk. Reproduction, Nutrition,

Development, 45(6), 473–483. https://doi.org/10.1051/rnd

Ghassem, M., Babji, A. S., Said, M., Mahmoodani, F., & Arihara, K. (2013).

Page 83: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

69

Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitory Peptides from Snakehead Fish

Sarcoplasmic Protein Hydrolysate. Journal of Food Biochemistry, 38, 140–

149. https://doi.org/10.1111/jfbc.12031

Gilart, N., Marcé, R. M., Borrull, F., & Fontanals, N. (2014). Trends in Analytical

Chemistry New coatings for stir-bar sorptive extraction of polar emerging

organic contaminants, 54, 11–23. https://doi.org/10.1016/j.trac.2013.10.010

Harvey, D. (1962). Modern Analytical Chemistry. Analytical Chemistry (Vol. 34).

https://doi.org/10.1021/ac60187a708

Hayes, M., Stanton, C., Fitzgerald, G. F., & Ross, R. P. (2007). Putting microbes

to work: Diary fermentation, cell factories and bioactive peptides. Part II:

Bioactive peptide functions. Biotechnology Journal, 2(4), 435–449.

https://doi.org/10.1002/biot.200700045

Hennion, M. (1999). Solid-phase extraction : method development , sorbents , and

coupling with liquid chromatography. Journal of Chromatography A, 856, 3–

54. https://doi.org/10.1016/S0021-9673(99)00832-8

Hernández-Ledesma, B., Miralles, B., Amigo, L., Ramos, M., & Recio, I. (2005).

Identification of antioxidant and ACE-inhibitory peptides in fermented milk.

Journal of the Science of Food and Agriculture, 85(6), 1041–1048.

https://doi.org/10.1002/jsfa.2063

Huang, L., Sexton, D. J., Skogerson, K., Devlin, M., Smith, R., Sanyal, I., Parry,

T., Kent, R., Enright, J., Wu, Q., Conley, G., Deoliveira, D., Morganelli, L.,

Ducar, M., Wescott, C., Ladner, R. C. (2003). Novel Peptide Inhibitors of

Angiotensin-converting Enzyme 2 *, 278(18), 15532–15540.

https://doi.org/10.1074/jbc.M212934200

Imai, K., Tekeuchi, M., Sakane, T., & Ganjar, I. (1987). Bacterial Flora in Dadih.

IFO Research Communications, 13, 13–16.

Iskandar, Y. (2007). Tanaman Obat yang Berkhasiat Sebagai Antihipertensi.

Bandung.

Jang, A., & Lee, M. (2005). Purification and identification of angiotensin

converting enzyme inhibitory peptides from beef hydrolysates. Meat Science,

69, 653–661. https://doi.org/10.1016/j.meatsci.2004.10.014

Jiang, J., Chen, S., Ren, F., Luo, Z., & Zeng, S. S. (2006). Yak Milk Casein as a

Functional Ingredient : Preparation and Identification of Angiotensin-I-

Converting Enzyme Inhibitory Peptides. Journal of Dairy Research, 74, 18–

25. https://doi.org/10.1017/S0022029906002056

Kayser, H., & Meisel, H. (1996). Stimulation of human peripheral blood

lymphocytes by bioactive peptides derived from bovine milk proteins. FEBS

Letters, 383(1–2), 18–20.

Page 84: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

70

Khirzin, M. H., Yuliana, N. D., Fawzya, Y. N., & Chasanah, E. (2015). The

Activity of Angiotensin Converting Enzyme ( ACE ) Inhibitor and Collagen

Peptide Antioxidant from Gama Sea Cucumber (Stichopus variegatus). JPB

Kelautan Dan Perikanan, 10(1), 27–35.

Kishore, A., Mukesh, M., Sobti, R. C., Kataria, R. S., Mishra, B. P., & Sodhi, M.

(2014). Analysis of genetic variations across regulatory and coding regions

of kappa-casein gene of Indian native cattle (Bos indicus) and buffalo

(Bubalus bubalis). Meta Gene, 2, 769–781.

https://doi.org/10.1016/j.mgene.2014.10.001

Korhonen, H. (2009). Milk-derived bioactive peptides: From science to

applications. Journal of Functional Foods, 1(2), 177–187.

https://doi.org/10.1016/j.jff.2009.01.007

LeBlanc, J. G., Matar, C., Valdéz, J. C., LeBlanc, J., & Perdigon, G. (2002).

Immunomodulating Effects of Peptidic Fractions Issued from Milk

Fermented with Lactobacillus helveticus. Journal of Dairy Science, 85(11),

2733–2742. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(02)74360-9

Lee, S. Y., & Hur, S. J. (2017). Antihypertensive peptides from animal products ,

marine organisms , and plants. Food Chemistry, (February).

https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2017.02.039

Li, G.-H., Le, G.-W., Shi, Y.-H., & Shrestha, S. (2004). Angiotensin I–converting

enzyme inhibitory peptides derived from food proteins and their

physiological and pharmacological effects. Nutrition Research, 24(7), 469–

486. https://doi.org/10.1016/j.nutres.2003.10.014

Li, H., James, P., Turnipseed, S. B., & Cui, W. (2006). Analysis of veterinary

drug residues in shrimp : A multi-class method by liquid chromatography –

quadrupole ion trap mass spectrometry, 836, 22–38.

https://doi.org/10.1016/j.jchromb.2006.03.025

Li, Y., Sadiq, F. A., Liu, T., & Chen, J. (2015). Purification and identification of

novel peptides with inhibitory effect against angiotensin I-converting enzyme

and optimization of process conditions in milk fermented with the yeast

Kluyveromyces marxianus. Journal of Functional Foods, 16, 278–288.

https://doi.org/10.1016/j.jff.2015.04.043

López-Fandiño, R., Otte, J., & Camp, J. Van. (2006). Physiological , chemical and

technological aspects of milk-protein-derived peptides with antihypertensive

and ACE-inhibitory activity, 16, 1277–1293.

https://doi.org/10.1016/j.idairyj.2006.06.004

Machado, J. J. B., Coutinho, J. A., & Macedo, E. A. (2000). Solid-liquid

equilibrium of α-lactose in ethanol/water. Fluid Phase Equilibria, 173(1),

121–134. https://doi.org/10.1016/S0378-3812(00)00388-5

Page 85: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

71

Maeno, M., Yamamoto, N., & Takano, T. (1996). Identification of an

Antihypertensive Peptide from Casein Hydrolysate Produced by a Proteinase

from Lactobacillus helveticus CP790. Journal of Dairy Science, 79(8), 1316–

1321. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(96)76487-1

McMurry, J. (2008). Organic Chemistry (7th ed.). USA: Thomson.

Meisel, H. (1998). Overview on milk protein-derived peptides. International

Dairy Journal, 8(5–6), 363–373. https://doi.org/10.1016/S0958-

6946(98)00059-4

Mirdhayati, I., Hermanianto, J., Wijaya, C. H., Sajuthi, D., & Arihara, K. (2016).

Angiotensin converting enzyme ( ACE ) inhibitory and antihypertensive

activities of protein hydrolysate from meat of Kacang goat ( Capra aegagrus

hircus ). J Sci Food Agric, 96(November 2015), 3536–3542.

https://doi.org/10.1002/jsfa.7538

Moayedi, A., Mora, L., Aristoy, M., Hashemi, M., Safari, M., & Toldrá, F.

(2016). ACE-Inhibitory and Antioxidant Activities of Peptide Fragments

Obtained from Tomato Processing By-Products Fermented Using Bacillus

subtilis : Effect of Amino Acid Composition and Peptides Molecular Mass

Distribution. Applied Biochemistry and Biotechnology.

https://doi.org/10.1007/s12010-016-2198-1

Mohanty, D. P., Mohapatra, S., Misra, S., & Sahu, P. S. (2016). Milk derived

bioactive peptides and their impact on human health – A review. Saudi

Journal of Biological Sciences, 23(5), 577–583.

https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2015.06.005

Natesh, R., Schwager, S. L. U., Evans, H. R., Sturrock, E. D., & Acharya, K. R.

(2004). Structural Details on the Binding of Antihypertensive Drugs

Captopril and Enalaprilat to Human Testicular Angiotensin I-Converting

Enzyme †,‡. Biochemsitry, 43, 8718–8724.

https://doi.org/10.1021/bi049480n

Ngoh, Y., & Gan, C. (2016). Enzyme-assisted extraction and identification of

antioxidative and a -amylase inhibitory peptides from Pinto beans. FOOD

CHEMISTRY, 190, 331–337.

https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2015.05.120

Nielsen, S. D., Beverly, R. L., Qu, Y., & Dallas, D. C. (2017). Milk bioactive

peptide database: A comprehensive database of milk protein-derived

bioactive peptides and novel visualization. Food Chemistry, 232, 673–682.

https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2017.04.056

Nishibori, N., Kishibuchi, R., Sagara, T., Itoh, M., & Horie, Y. (2013).

Angiotensin-I converting enzyme ( ACE ) inhibitory activity of aqueous

extract prepared from fermented brown rice : A potential functional food for

management of hypertension, 4(2), 237–245.

Page 86: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

72

Okamoto, A., Hanagata, H., Kawamura, Y., & Yanagida, F. (1995). Anti-

hypertensive substances in fermented soybean , natto, 39–47.

Padghan, P. V, Mann, B., & Hati, S. (2017). Purification and Characterization of

Antioxidative Peptides Derived From Fermented Milk ( Lassi ) by Lactic

Cultures. International Journal of Peptide Research and Therapeutics, 0(0),

0. https://doi.org/10.1007/s10989-017-9608-2

Pan, S., Wang, S., Jing, L., & Yao, D. (2016). Purification and characterisation of

a novel angiotensin-I converting enzyme (ACE)-inhibitory peptide derived

from the enzymatic hydrolysate of Enteromorpha clathrata protein. Food

Chemistry, 211, 423–430. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2016.05.087

Pihlanto, A., Virtanen, T., & Korhonen, H. (2010). Angiotensin I converting

enzyme (ACE) inhibitory activity and antihypertensive effect of fermented

milk. International Dairy Journal, 20(1), 3–10.

https://doi.org/10.1016/j.idairyj.2009.07.003

Płotka-Wasylka, J., Szczepańska, N., de la Guardia, M., & Namieśnik, J. (2016).

Modern trends in solid phase extraction: New sorbent media. Trends in

Analytical Chemistry, 77, 23–43. https://doi.org/10.1016/j.trac.2015.10.010

Poedjiadi, A., & Supriyadi, F. M. T. (2005). Dasar-Dasar Biokimia (2nd ed.).

Jakarta: UI Press.

Pritchard, S. R. (2012). Isolation and characterisation of bioactive peptides

derived from milk and cheese. Tesis. University of Western Sydney.

Quirós, A., Ramos, M., Muguerza, B., Delgado, M. A., Miguel, M., Aleixandre,

A., & Recio, I. (2007). Identification of novel antihypertensive peptides in

milk fermented with Enterococcus faecalis, 17, 33–41.

https://doi.org/10.1016/j.idairyj.2005.12.011

Rahmatia, T. U. (2016). Metode SPE Sebagai Alternatif Terbaru Dalam Analisis

dan Pemurnian Senyawa Obat. Farmaka, 14(2), 151–170.

Ranathunga, S., Rajapakse, N., & Kim, S. (2006). Purification and

characterization of antioxidative peptide derived from muscle of conger eel (

Conger myriaster ), 310–315. https://doi.org/10.1007/s00217-005-0079-x

Rohrbach, M. S., Williams, E. B., & Rolstad, R. A. (1981). Purification and

substrate specificity of bovine angiotensin-converting enzyme. Journal of

Biological Chemistry, 256(1), 225–230.

Roostita, L. B., Putranto, W. S., & Zaenal Mustofa, A. (2013). Pemanfaatan Yeast

(Khamir) Sebagai Biopreservasi Pangan Yang Ramah Lingkungan. In

Prosiding Seminar. Jakarta (pp. 7–8).

Ryan, J. T., Ross, R. P., Bolton, D., Fitzgerald, G. F., & Stanton, C. (2011).

Bioactive peptides from muscle sources: Meat and fish. Nutrients, 3(9), 765–

Page 87: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

73

791. https://doi.org/10.3390/nu3090765

Saito, T., Nakamura, T., Kitazawa, H., Kawai, Y., & Itoh, T. (2000). Isolation and

Structural Analysis of Antihypertensive Peptides That Exist Naturally in

Gouda Cheese. Journal of Dairy Science, 83(7), 1434–1440.

https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(00)75013-2

Salmenkari, H., Holappa, M., Forsgard, R. A., Korpela, R., & Vapaatalo, H.

(2017). Orally administered angiotensin-converting enzyme-inhibitors

captopril and isoleucine-proline-proline have distinct effects on local renin-

angiotensin system and corticosterone synthesis in dextran sulfate sodium-

induced colitis in mice. Journal of Physiology and Pharmacology, 68, 355–

362.

Savijoki, K., Ingmer, H., & Varmanen, P. (2006). Proteolytic systems of lactic

acid bacteria. Appl Microbiol Biotechnol, 71, 394–406.

https://doi.org/10.1007/s00253-006-0427-1

Scopes, R. K. (1994). Protein Purification: Principles and Practice (3rd ed.).

New York: Springer Press.

Shewry, P. R., & Halford, N. G. (2002). Cereal seed storage proteins: structures,

properties and role in grain utilization. J Exp Bot, 53(370), 947–958.

https://doi.org/10.1093/jexbot/53.370.947

Siemerink, M., Schebb, N. H., Lienser, A., Perchuc, A.-M., Schoni, R., Wilmer,

M., … Vogel, M. (2010). Development of a fast liquid chromatography/mass

spectrometry screening method for angiotensin- converting enzyme (ACE)

inhibitors in complex natural mixtures like snake venom. Rapid Commun.

Mass Spectrom, 24(24), 3567–3577. https://doi.org/10.1002/rcm

Sisriyenni, D., & Zurriyati, Y. (2004). Kajian kualitas dadih susu kerbau di dalam

tabung bambu dan tabung plastik. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan

Teknologi Pertanian, 7(2), 171–179.

Soenarno, M. S., Polii, B. N., Febriantosa, A., & Hanifah, R. (2013). Identifikasi

Peptida Bioaktif dari Olahan Susu Fermentasi Tradisional Indonesia Sebagai

Bahan Pangan Fungsional untuk Kesehatan Biopeptide Identification of

Indonesian Fermented and Processed Milk as Functional Food, 01(3), 191–

195.

Stadnik, J., & Keska, P. (2015). Meat and fermented meat products as a source of

bioactive peptides. Acta Sci. Pol. Technol. Aliment., 14(3), 181–90.

https://doi.org/10.17306/J.AFS.2015.3.19

Sugitha, I. M. (1995). Dadih makanan tradisional Minang. Manfaat dan

khasiatnya. Dalam Widyakarya Nasional Khasiat Makanan Tradisional.

Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI. Jakarta. Hal, 532–540.

Surono, I. S. (2015a). Indonesian Dadih. In A. K. Puniya (Ed.), Fermented Milk

Page 88: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

74

and Dairy Products (First, pp. 377–399). CRC Press. Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/289557326

Surono, I. S. (2015b). Traditional Indonesian dairy foods. Asia Pac J Clin Nutr,

24(December), 26–30. https://doi.org/10.6133/apjcn.2015.24.s1.05

Surono, I. S. (2016). Ethnic Fermented Food and Beverages of Indonesia. Jakarta.

https://doi.org/10.1007/978-81-322-2800-4

Surono, I. S., & Hosono, A. (1996). Antimutagenicity of milk cultured with lactic

acid bacteria from dadih against mutagenic Terasi. Milchwissenschaft, 51,

493.

Surono, I. S., & Hosono, A. (2000). Performance of dadih lactic cultures at low

temperature milk application. In Proceeding of The Ninth Animal Science

Congress of AAAP. Asian-Aust. J. Anim. Sci (Vol. 13, pp. 495–498).

Surono, I. S., & Nurani, D. (2001). Exploration of indigenous dadih lactic bacteria

for probiotic and starter cultures. Domestic Research Collaboration Grant-

URGE-IBRD World Bank.

Surono, I. S., Saono, J. K. D., Tomomatsu, A., Matsuyama, A., & Hosono, A.

(1983). Traditional milk products made from buffalo milk by use of higher

plants as coagulants in Indonesia. Jap. J. Dairy Food Sci, 32.

Usmiati, S., Broto, W., & Setiyanto, H. (2011). Karakteristik Dadih Susu Sapi

yang Menggunakan Starter Bakteri Probiotik. JITV, 16(2), 140–152.

Walther, B., & Sieber, R. (2011). Serum 25-Hydroxyvitamin D Levels in Subjects

with Reduced Glucose Tolerance and Type 2 Diabetes – The Tromsø OGTT-

Study. International Journal of Vitamin and Nutrition Research, 81(5), 317–

327. https://doi.org/10.1024/0300

WHO. (2012). Noncommunicable Diseases. New Delhi.

https://doi.org/10.1056/NEJMra1109345

WHO. (2013). A global brief on Hypertension : Silent killer, global public health

crisis. Geneva: WHO Press. Retrieved from

www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index_html

Widodo. (2003). Bioteknologi Industri Susu. Depok: Leticia Press.

Wijesekara, I., & Kim, S. (2010). Angiotensin-I-Converting Enzyme ( ACE )

Inhibitors from Marine Resources : Prospects in the Pharmaceutical Industry,

1080–1093. https://doi.org/10.3390/md8041080

Wu, H., He, H. L., Chen, X. L., Sun, C. Y., Zhang, Y. Z., & Zhou, B. C. (2008).

Purification and identification of novel angiotensin-I-converting enzyme

inhibitory peptides from shark meat hydrolysate. Process Biochemistry,

43(4), 457–461. https://doi.org/10.1016/j.procbio.2008.01.018

Page 89: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

75

Xin, Z. H., Ma, H. L., Wu, S. Y., & Dai, C. H. (2003). Determination of the

inhibitory activity of angiotensin-converting enzyme inhibitor captopril by

high performance capillary electrophoresis. Yao Xue Xue Bao= Acta

Pharmaceutica Sinica, 38(11), 843–845.

Yamamoto, N. (1997). Antihypertensive Peptides Derived from Food Protein.

Biopoly, 43, 129–134.

Yamamoto, N., Akino, A., & Takano, T. (1994). Antihypertensive effect of the

peptides derived from casein by an extracellular proteinase from

Lactobacillus helveticus CP790. Journal of Dairy Science, 77(4), 917–922.

Yamamoto, N., Maeno, M., & Takano, T. (1999). Purification and

Characterization of an Antihypertensive Peptide from a Yogurt-Like Product

Fermented by Lactobacillus helveticus CPN4. Journal of Dairy Science,

82(7), 1388–1393. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(99)75364-6

Yamamoto, N., & Takano, T. (1999). Antihypertensive peptides derived from

milk proteins. Die Nahrung, 43(3), 159–164.

https://doi.org/10.1002/(SICI)1521-3803(19990601)43:3<159::AID-

FOOD159>3.0.CO;2-R

Yurliasni, Zakaria, Y., & Usman, Y. (2014). Nilai Nutrisi Dadih yang

ditambahkan Khamir Asal Dadih ( Nutritive value of dadih added with yeast

of dadih origin ), 14(2), 139–146.

Yusuf, I. (2008). Hipertensi Sekunder. Medical Review, 21(3), 71–79.

Page 90: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

76

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil freeze-dry susu kerbau fermentasi

Page 91: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

77

Lampiran 2. Data analisis RP-HPLC dan LCMS dari eluat katrid HLB

a. Hasil fraksinasi RP-HPLC HLB Metanol 0 %

- Data spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 215 nm

- Data kromatogram LCMS

Page 92: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

78

b. Hasil fraksinasi RP-HPLC HLB Metanol 25 %

- Data spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 215 nm

- Data kromatogram LCMS

Page 93: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

79

c. Hasil fraksinasi RP-HPLC HLB Metanol 50 %

- Data spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 215 nm

- Data kromatogram LCMS

Page 94: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

80

Lampiran 3. Data aktivitas ACE inhibitor fraksi air

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.232 0.102

2 0.232 0.1

1 0.277 0.099

2 0.276 0.103

1 0.315 0.104

2 0.291 0.097

1 0.313 0.09

2 0.311 0.095

1 0.327 0.112

2 0.31 0.112

5

2.5

1.25

0.625

Konsentrasi (mg/mL)

0.3125

0.351

0.347

0.232

0.2765

0.303

0.312

0.3185

UlanganAbsorbansi

IC50

5.350799053

47.177

29.234

18.511

14.425

12.289

0.101

0.101

0.1005

0.0925

0.112

0.349

Rerata Absorbansi% Inhibisi

y = 7.5214x + 9.7545

R² = 0.9989

0

10

20

30

40

50

0 2 4 6

Ak

tiv

ita

s P

engh

am

ba

tan

AC

E

(%)

Konsentrasi (mg/mL)

Aktivitas Penghambatan ACE Dadih Fraksi Air

% Inhibisi

Linear (% Inhibisi)

47.177

29.234

18.511

14.42512.289

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

1 2 4 8 16

Akti

vit

as P

engham

bat

an A

CE

(%

)

Faktor Pengenceran

Page 95: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

81

Lampiran 4. Data aktivitas ACE inhibitor fraksi etanol

Contoh perhitungan % inhibisi dari fraksi etanol 75 %

% inhibisi = (𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)

(𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜) 𝑥 100%

= (0,247 − 0,164)

(0,247−0,1285) 𝑥 100%

= 70,042 %

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.236 0.115

2 0.244 0.13

1 0.156 0.118

2 0.172 0.139

1 0.219 0.126

2 0.214 0.134

1 0.262 0.14

2 0.257 0.146

1 0.279 0.133

2 0.297 0.137

0.2165 0.13 26.0680.247

Etanol 25% 0.2595 0.143 0

Etanol 99.5%

0.247

0.24 0.1225

0.247

5.622

Etanol 75% 0.164

Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

0.1285

Etanol 0% 0.288 0.135 0

70.042

Etanol 50%

Page 96: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

82

Lampiran 5. Data aktivitas ACE inhibitor eluat katrid HLB metanol

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.27 0.115

2 0.261 0.13

1 0.23 0.118

2 0.231 0.139

1 0.127 0.126

2 0.155 0.134

1 0.18 0.14

2 0.191 0.146

1 0.167 0.133

2 0.141 0.137

Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

18.309

Metanol 50% 0.141 0.13 78.3050.262

Metanol 100%

0.251

0.2655 0.1225

0.2565

0

Metanol 25% 0.1855 0.143 43.827

Metanol 0% 0.154 0.135 64.873

Metanol 75% 0.2305 0.1285

Page 97: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

83

Lampiran 6. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap

pertama

a. HLB Metanol 0 %

b. HLB Metanol 25 %

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.297 0.089

2 0.29 0.09

1 0.099 0.099

2 0.099 0.099

1 0.216 0.091

2 0.216 0.1

1 0.271 0.101

2 0.271 0.112

1 0.335 0.104

2 0.344 0.094

1 0.325 0.105

2 0.325 0.10310

5 0.0895 0

6 0.099 94.656

7 0.0955 36.41

8 0.1065 7.84

9 0.099 0

0.271

0.3395

UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

Waktu Retensi (menit) Fraksi % Inhibisi

2 - 2.5 0.2935

2.5 - 3 0.099

3 - 3.5 0.2160.292

0.2780.285

3.5 - 4

4 - 4.5

4.5 - 5 0.325 0.104 0

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.249 0.104

1 0.193 0.099

1 0.214 0.112

1 0.237 0.111

1 0.25 0.112

1 0.195 0.112

1 0.267 0.109

1 0.215 0.104

1 0.225 0.111

1 0.282 0.1

0.267 0.109

0.282 0.1 0

4.5 - 5 10 0.237 0.111 12.803

6 - 6.5 13 0

6.5 - 7 14 0.215 0.104 26.733

7 - 7.5 15 0.225 0.111 21.11

7.5 - 8 16

5 - 5.5 11 0.25 0.112 3.83

5.5 - 6 12 0.195 0.112 42.16

0.255

0.2560.2555

3.5 - 4 8 0.193 0.099 39.94

4 - 4.5 9 0.214 0.112 28.92

Waktu Retensi (menit) Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

3 - 3.5 7 0.249 0.104 4.29

Page 98: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

84

c. HLB Metanol 50 %

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.243 0.092

1 0.255 0.098

1 0.218 0.103

1 0.275 0.097

1 0.231 0.094

1 0.238 0.101

1 0.219 0.106

1 0.226 0.102

1 0.193 0.104

1 0.274 0.106

5 - 5.5 11

5.5 - 6 12

7 - 7.5 15

Waktu Retensi (menit) Fraksi

0.219

0.226

0.193

0.274 0.106

0.104

0.102

0.106

0.231 0.094

0.255 0.098

6.5 - 7 14 0.275 0.097 0

12.74

7.5 - 8 160.251

0.238 0.101 8.67

8 - 8.5 22.7

8.5 - 9 16.78

9 - 9.5 39.46

9.5 - 10 0

17

18

19

20

0

6 - 6.5 13 0.218 0.103 22.3

0.251

0.243 0.092

0.251

5.03

% InhibisiUlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

Page 99: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

85

Lampiran 7. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap kedua

a. Fraksinasi RP-HPLC 1

Fraksi A

Fraksi B

Fraksi C

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

Rerata Absorbansi% Inhibisi

0.249

0.09 17.61

33.133

8.75

0.221

0.194

0.235

0.251

0.232

0.09

0.083

0.089

0.095

0.113

0.221

0.194

0.235

0.251

0.089

0.083

0.095 0

4.0 - 5.0 0.232 0.113 12.5

1

2

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi

0.0 - 1.0

0.249

1.0 - 2.0

2.0 - 3.00.249

3.0 - 4.0

3

4

5

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.255 0.103

0.233 0.105

0.257 0.11

0.262 0.105

0.257 0.11 1.34

3.0 - 4.0 4 0.262 0.105 0

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

0.0 - 1.0 1

0.259

0.255 0.103

0.259

2.56

1.0 - 2.0 2 0.233 0.105 16.88

2.0 - 3.0 30.259

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.214 0.1

1 0.224 0.101

1 0.21 0.1

1 0.249 0.108

1 0.253 0.105

1 0.21 0.11

1 0.226 0.123

1 0.191 0.118

1 0.241 0.117

1 0.24 0.116

Waktu Retensi (menit) Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

0.0 - 1.0 1

0.246

0.214 0.1

0.246

21.918

1.0 - 2.0 2 0.224 0.101 15.172

2.0 - 3.0

8 0.191 0.118 42.969

8.0 - 9.0 9 0.241

3 0.21 0.1 24.658

3.0 - 4.0 4 0.249 0.108 0

0.117 3.876

9.0 - 10.0 10 0.24 0.116 4.615

4.0 - 5.0 5 0.253 0.105 0

5.0 - 6.0 60.246

0.21 0.11 26.471

6.0 - 7.0 7 0.226 0.123 16.26

7.0 - 8.0

Page 100: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

86

Fraksi D

b. Fraksinasi RP-HPLC 2

Fraksi A

Fraksi B

Fraksi C

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.257 0.109

0.26 0.108

0.255 0.108

0.243 0.109

0.224 0.106

0.221 0.107

0.25 0.112

0.246 0.112

0.2560.2225 0.1065 18.881

11.0 12.0 12 0.248 0.112 1.09

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

8.0 - 9.0 9

0.243

0.2585 0.1085

0.2495

0

9.0 - 10.0 10 0.249 0.1085 0.355

10.0 - 11.0 11

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.296 0.096

0.29 0.096

0.266 0.1

0.282 0.105

0.326 0.1

0.307 0.102

21.69

0.3165 2.27

0.322

0.3210.32151.8 - 2.2 AII 0.1025

2.2 - 3.0 AIII 0.101

Absorbansi Rerata Absorbansi

0.293

0.274

Waktu Retensi (menit) Fraksi

1.4 - 1.8 AI 0.096

% Inhibisi

12.64

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.255 0.103

2 0.248 0.104

1 0.285 0.111

2 0.278 0.11

1 0.259 0.108

2 0.262 0.111

1 0.224 0.116

2 0.238 0.115

1 0.252 0.102

2 0.227 0.106

1 0.24 0.107

2 0.245 0.104

Waktu Retensi (menit) Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

2.6 - 2.9 BI

0.284

0.2515 0.1035

0.284

18.006

2.9 - 3.2 BII 0.2815 0.1105 1.44

3.2 - 3.4 BIII 0.2605 0.1095 13.467

3.4 - 3.9 31.454

3.9 - 5.0 BV 0.2395 0.104 27.722

5.0 - 6.0 BVI 0.2425 0.1055 23.249

BIV0.284

0.231 0.1155

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.23 0.113

0.239 0.114

0.251 0.109

0.244 0.116

0.216 0.105

0.21 0.109

0.265 0.114

0.27 0.114

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

4.8 - 5.3 CI

0.264

0.2345 0.1135

0.2655

23.684

5.3 - 5.6 CII 0.2475 0.1125 11.765

5.6 - 5.9 CIII0.267

0.213 0.107 33.123

5.9 - 6.3 CIV 0.2675 0.114 0

Page 101: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

87

Fraksi D

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.307 0.102

0.317 0.102

0.295 0.103

0.307 0.112

0.285 0.106

0.275 0.106

0.257 0.107

0.263 0.106

0.296 0.108

0.286 0.118

0.3220.3215

0.321

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

8.6 - 8.8 DI 0.312 0.102 4.328

8.8 - 8.95 DII 0.301 0.1075 9.579

8.95 - 9.1 DIII 0.28 0.106 19.258

9.1 - 9.3

9.3 - 9.6 DV 0.291 0.113 14.628

DIV 0.26 0.1065 28.605

Page 102: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

88

Lampiran 8. Data aktivitas ACE inhibitor dari Fraksinasi RP-HPLC tahap ketiga

Fraksi A

Fraksi B

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.353 0.103

0.347 0.1

0.312 0.103

0.307 0.104

0.349 0.102

0.349 0.102

0.319 0.101

0.316 0.1010.9 - 1.1 AII 0.3175 0.101 12.07

0.3490.351

0.347

0.8 - 1.2 AI-2 0.3095 0.1035 16.09

2.5 - 2.9 AI-3

0.4 - 0.8 AI-1 0.35 0.1015 0.404

Waktu Retensi (menit)

0.349 0.102 0

FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

0.254 0.102

0.234 0.105

0.257 0.105

0.254 0.102

0.248 0.098

0.234 0.102

Waktu Retensi (menit) FraksiAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

1.3 - 1.7 BIV-1

0.297

0.244 0.1035

0.3025

29.397

1.8 - 2.0 BIV-2 0.2555 0.1035 23.6180.308

2.8 - 3.2 BIV-3 0.241 0.1 30.37

Page 103: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

89

Lampiran 9. Data aktivitas ACE inhibitor oleh peptida sintesis

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.245 0.09

2 0.221 0.1

1 0.256 0.093

2 0.265 0.092

1 0.198 0.096

2 0.194 0.09

1 0.232 0.097

2 0.265 0.097

1 0.226 0.095

2 0.235 0.094

1 0.118 0.103

2 0.115 0.106

STPTTE 0.2485 0.097 16.529

Fraksi UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi

LPV 0.233 0.095 24.796

0.1165 0.1045

GVSKVK 0.2305 0.0945 26.087

0.274

0.2830.2785

AVRSPAQ

VEPT 0.2605 0.0925 9.6774

SLSQS 0.196 0.093 44.474

93.103

Page 104: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

90

Lampiran 10. Data aktivitas ACE inhibitor heptapeptida AVRSPAQ

Penentuan nilai IC50 heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-Ala-Gln

y = 12,859 ln(x) + 1,9312

y = 50 % dan x = IC50

ln(x) = (𝑦 − 𝑏)

𝑎

ln(IC50) = 50−1,9312

12,859

ln(IC50) = 3,73814449

IC50 = e3,73814449

= 42,01994935

Sampel Blanko Kontrol Sampel Blanko Kontrol

1 0.255 0.111

2 0.254 0.093

1 0.245 0.105

2 0.226 0.099

1 0.214 0.097

2 0.211 0.097

1 0.205 0.104

2 0.196 0.097

1 0.185 0.107

2 0.181 0.091

Konsentrasi (µM) UlanganAbsorbansi Rerata Absorbansi

% Inhibisi IC50

5

0.297

0.2545 0.102

0.297

21.795

42.0199

10 0.2355 0.102

40 0.2005 0.1005 49.109

80 0.183 0.099 57.576

31.538

20 0.2125 0.097 42.250.297

y = 12.859ln(x) + 1.9312

R² = 0.99440

10

20

30

40

50

60

70

0 20 40 60 80 100

AK

tivit

as

Pen

gh

am

bata

n (

%)

Konsentrasi (µM)

Aktivitas ACE inhibitor Heptapeptida AVRSPAQ

ACE inhibitory activity

Log. (ACE inhibitory

activity)

Page 105: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

91

Lampiran 11. Prosedur penambahan bahan uji aktivitas ACE inhibitor

Keterangan Blanko

(µL)

Kontrol

(µL)

Sampel

(µL)

Peptida Antihipertensi 15 - 15

Akuades - 15 -

Substrat HHL 125 125 125

BSA 10 mg/mL 10 10 10

ACE 50 mU - 50 50

Akuades 50 - -

HCl 125 125 125

Etil Asetat 750 750 750

Total 1.075 1.075 1.075

Page 106: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

92

Lampiran 12. Data aktivitas ACE inhibitor susu fermentasi menggunakan BAL

berbeda

Sumber: Pihlanto et al. (2010)

Page 107: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

93

Lampiran 13. Data spektoskopi massa fraksi BIV-3

Page 108: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

94

Lampiran 14. Pembuatan Larutan Substrat HHL 7,6 mM dan NaCl 608 mM

sebanyak 5 mL (35 tabung uji)

NaCl 608 mM (0,608 M)

𝑀 = 𝑚

𝑀𝑅𝑥

1000

𝑉

0,608 𝑀 = 𝑚

58,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙𝑥

1000

5 𝑚𝐿

𝑚 = 0,608 𝑀 𝑥 58,5

𝑔𝑚𝑜𝑙

𝑥 5 𝑚𝐿

1000

𝑚 = 0,17784 𝑔

HHL 7,6 mM (0,0076 M)

Dengan asumsi 12 % atau 0,6 mL air sudah mampu melarutkan sempurna

NaCl, sehingga volume yang mampu melarutkan HHL sebanyak 4,4 mL.

𝑀 = 𝑚

𝑀𝑅𝑥

1000

𝑉

0,0076 𝑀 = 𝑚

429,47 𝑔/𝑚𝑜𝑙𝑥

1000

4,4 𝑚𝐿

𝑚 = 0,0076 𝑀 𝑥 429,47

𝑔𝑚𝑜𝑙

𝑥 4,4 𝑚𝐿

1000

𝑚 = 0,014361 𝑔

Prosedur lembuatan larutan substrat

1. Ditimbang sebanyak 0,014361 g HHL dan 0,17784 g NaCl.

2. HHL dan NaCl dimasukkan ke dalam gelas kimia 10 mL.

3. Campuran dilarutkan dengan menggunakan larutan buffer borat pH 8,3

dalam keadaan dingin.

4. Campuran larutan substrat diaduk dengan magnetic stirrer hingga larut

sempurna.

Page 109: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

95

Lampiran 15. Pembuatan larutan BSA dan larutan ACE

Pembuatan Larutan BSA 10 mg/mL (Sediaan larutan BSA sebanyak 50 mL)

Konsentarsi Larutan BSA = Massa BSA

Volume Air

= 500 mg

50 mL

= 10 mg/mL

Pembuatan Sediaan Larutan ACE 50 mU (Dalam Larutan BSA 10 mg/mL)

- Persamaan/rumus pengenceran

𝑉1𝑥𝑀1 = 𝑉2𝑥𝑀2

1 𝑚𝐿𝑥1000 𝑚𝑈 = 𝑉2𝑥50 𝑚𝑈

𝑉2 = 1000 𝑚𝑈. 𝑚𝐿/50 𝑚𝑈

𝑉2 = 20 𝑚𝐿

Keterangan: V1 = Volume awal larutan ACE

V2 = Volume akhir larutan ACE

M1 = Konsentrasi awal larutan ACE

M2 = Konsentrasi larutan ACE yang diinginkan

Volume akhir larutan ACE dengan konsentrasi 50 mU adalah 20 mL dari

sediaan larutan ACE 1 mL dengan konsentrasi 1000 mU (1 U). Larutan

pengenceran menggunakan larutan BSA 10 mg/mL.

Page 110: SUSU KERBAU (Bubalus bubalis) FERMENTASI SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ACE inhibitor dengan menggunakan high performance liquid chromatography

96

Lampiran 16. Produk degradasi Edman dari heptapeptida Ala-Val-Arg-Ser-Pro-

Ala-Gln

Keterangan : 1. N-feniltiohidantoin-alanin

2. N-feniltiohidantoin-valin

3. N-feniltiohidantoin-arginin

4. N-feniltiohidantoin-serin

5. N-feniltiohidantoin-prolin

6. N-feniltiohidantoin-alanin

7. N-feniltiohidantoin-glutamin