2
Swedia Impor Sampah, Indonesia bisa Jadi eksportir Sampah Indonesia adalah negara dengan jumlah sampah yang sangat fantastik. Sampah-sampah yang diproduksi setiap harinya terus mengalami peningkatan yang tidak sejalan dengan tingkat pengolahannnya. Bila sampah Indonesia diibaratkan dengan penyakit, maka dikategorikan penyakit kronis yang telah sampai ke stadium IV. Sampah plastik adalah contoh sederhana dari sampah-sampah di Indonesia. Sampah plastik yang dihitung berdasarkan persentase yang tidak diolah, Indonesia menduduki tempat paling tinggi di dunia. Sebanyak 87 persen dari 3,8 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahunnya mendarat di laut. Pengolahan sampah menjadi perhatian khusus mengingat sampah selain mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan juga dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. Berbeda halnya dengan negara maju seperti Swedia. Swedia dikenal dengan sistem manajemen sampah yang sangat baik. Mayoritas dari sampah-sampah rumah tangga di negara Skandinavia itu dapat di daur ulang kembali. Berdasarkan dari data statistik Eurostat, jumlah sampah rata-rata yang seharusnya menjadi limbah di negara- negara bagian Eropa adalah bekisar 38 persen. Dan negara Swedia dengan kebijakan pemerintah dan budaya masyarakat setempat yang mengerti pentingnya menjaga kebersihan dan pemanfaatan energi dapat menekan angka 38 persen tersebut menjadi hanya satu persen.

Swedia Impor Sampah, Indonesia Eksportir Sampah (Artikel 1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Artikel

Citation preview

Page 1: Swedia Impor Sampah, Indonesia Eksportir Sampah (Artikel 1)

Swedia Impor Sampah, Indonesia bisa Jadi eksportir Sampah

Indonesia adalah negara dengan jumlah sampah yang sangat fantastik. Sampah-sampah yang diproduksi setiap harinya terus mengalami peningkatan yang tidak sejalan dengan tingkat pengolahannnya. Bila sampah Indonesia diibaratkan dengan penyakit, maka dikategorikan penyakit kronis yang telah sampai ke stadium IV. Sampah plastik adalah contoh sederhana dari sampah-sampah di Indonesia. Sampah plastik yang dihitung berdasarkan persentase yang tidak diolah, Indonesia menduduki tempat paling tinggi di dunia. Sebanyak 87 persen dari 3,8 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahunnya mendarat di laut.

Pengolahan sampah menjadi perhatian khusus mengingat sampah selain mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan juga dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. Berbeda halnya dengan negara maju seperti Swedia. Swedia dikenal dengan sistem manajemen sampah yang sangat baik. Mayoritas dari sampah-sampah rumah tangga di negara Skandinavia itu dapat di daur ulang kembali. Berdasarkan dari data statistik Eurostat, jumlah sampah rata-rata yang seharusnya menjadi limbah di negara-negara bagian Eropa adalah bekisar 38 persen. Dan negara Swedia dengan kebijakan pemerintah dan budaya masyarakat setempat yang mengerti pentingnya menjaga kebersihan dan pemanfaatan energi dapat menekan angka 38 persen tersebut menjadi hanya satu persen.

Pengelolaan sampah yang cukup baik di negara Swedia tersebut seharusnya dapat diterapkan di negara Indonesia. Akan tetapi, mengingat sulitnya hal tersebut dilakukan, maka kita dapat mencari solusi lain seperti menjadi eksportir sampah ke negara tersebut yang sama halnya dengan negara Norwegia yang menjadi salah satu negara eksportir sampah ke Swedia. Setiap tahunnya Swedia mengimpor 800 ribu ton sampah dari negara lain. Sampah-sampah tersebut diolah untuk menjadi energi panas dan listrik dan juga untuk menekan angka global warming. Selain membantu negara Swedia dalam memenuhi sumber energi bagi negara tersebut juga menjadi solusi pengelolaan sampah bagi negara pengekspornya.