Upload
chairul-anam
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 swot.pdf
1/140
ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT
(PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI
PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR(Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square)
Oleh :
THOMSON BERUTUA 14105616
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
7/28/2019 swot.pdf
2/140
RINGKASAN
THOMSON BERUTU. Analisis Manajemen Strategi Giant (PT. Hero
Supermarket, Tbk.) Dalam Menghadapi Persaingan Ritel Di Kota Bogor. (Studi
Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square (Dibawah bimbinganHARIANTO)
Giant merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang bisnis riteldalam bentuk Hypermarket. Giant adalah salah satu jenis Gerai yang dimiliki oleh
PT. Hero Supermarket, Tbk. Jumlah Giant yang dimiliki oleh PT. Hero
Supermarket, Tbk. Adalah 39 Gerai yang terletak di seluruh Indonesia. Giant
Botani Square adalah salah satu Gerai yang terletak di kota Bogor.
Persaingan bisnis ritel yang semakin ketat, akan mempengaruhi kinerja
dan kesuksesan yang telah didapat oleh PT. Hero Supermarket, Tbk. (Giant)
selama ini. Dalam menghadapi perubahan eksternal dan internal memerlukan
strategi tertentu agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perubahaninternal ditandai oleh penjualan bersih PT. Hero Supermarket, Tbk. Tahun 1999-
2005 mengalami peningkatan, tetapi tidak diikuti oleh peningkatan persentase
Rasio laba kotor dan laba bersih. Pada tahun 2003 dan 2004 persentase penjualan
sebesar 19,42 persen dan pada tahun 2005 mengalami penurunan persentase
penjualan menjadi 11,52 persen, hal ini akan menjadi permasalahan besar dalam
mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal.Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi
faktor-faktor internal dan eksternal yang perlu dipertimbangkan dalammerumuskan strategi menghadapi persaingan ritel di kota Bogor, strategi yang
bagaimana yang sesuai untuk Giant dalam menghadapi persaingan di kota Bogor.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
perlu dipertimbangkan dalam merumuskan strategi bersaing Giant Botani Square
di kota Bogor, menganalisis penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran yang
telah dilakukan Giant Botani Square dan menentukan pesaing utamanya,
merumuskan dan memilih alternatif strategi yang terbaik untuk menghadapi
persaingan bisnis ritel di kota Bogor.
Penelitian dilaksanakan di Giant Bogor Botani Square, sebuah perusahaan
korporat yang bergerak di bidang bisnis ritel yang melakukan penjualan barang-
barang ke konsumen akhir. Giant Botani Square ini berlokasi di Jl. Pajajaran
Bogor. Pengamatan dan penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai Maret
sampai dengan Mei 2008. Data yang digunakan adalah data primer dan datasekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden.Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen Giant Hypermarket,
laporan hasil penelitian dan data-data statistik dari instansi-instansi terkait sepertiBiro Pusat Statistik (BPS). Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan konsep-konsep manajemen strategis.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu
dilakukan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan yang ada dan
dilakukan dalam bentuk studi kasus. Dalam mendeskripsikan hasil dari penelitian
digunakan analisis penilaian konsumen, matriks SWOT, matrik Internal Eksternal
dan Matriks Perancanaan Strategi Kuantitatif.
7/28/2019 swot.pdf
3/140
Analisis faktor internal perusahaan dilakukan untuk memberikan
gambaran umum mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan bagi Giant Botani Square yaitu lokasi
strategis, sistem seleksi karyawan yang baik, Informasi Teknologi (IT) yang baik,
memiliki citra yang baik, harga di bawah pesaing, tidak ada permasalahan denganpermodalan, SDM yang handal dan solid, produk pada divisi fresh yang sangatlengkap. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan terdiri
dari: penentuan strategi penjualan ditentukan dari pusat, penentuan jumlahkaryawan harus dari pusat.
Analisis faktor eksternal perusahaan dilakukan untuk memberikan
gambaran umum mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi peluang perusahaan adalah perkembangan bisnis
eceran,pola konsumsi masyarakat yang berubah, hubungan baik dengan pemasok,
jumlah penduduk yang terus meningkat. Sedangkan ancaman terhadap perusahaan
meliputi: kondisi perekonomian tidak stabil, kenaikan harga BBM, tarif listrik, air
dan telepon, pesaing berskala nasional, menjamurnya bisnis eceran di daerahpemukiman, ancaman produk substitusi.
Berdasarkan hasil analisis penilaian konsumen, persaingan usaha ritel
besar untuk kota Bogor dapat dikatakan cukup ketat hal ini dapat diketahui
berdasarkan hasil pemetaan pada skala semantik differensial. Posisi dari setiap
usaha ritel secara umum nyaris seragam, berada pada skala antara 240 sampai
dengan 320, yang berarti lebih dari cukup dan di bawah baik. Giant Botani Squarememiliki keunggulan pada 5 atribut/sub atribut yaitu kemudahan
menjangkau,harga barang, sarana parkir, kebersihan, kenyamanan toko. Selain ituterdapat 3 atribut yang perlu ditingkatkan karena nilainya hampir sama atau
dibawah dengan pesaing yaitu: kerapihan tenaga penjualan, pelayanan tenagapenjualan, iklan di media. Pesaing utama dari Giant Botani Square adalah
Matahari Ekalokasari karena nilai dari analisis penilaian konsumen lebih tinggi
dari pada Giant Botani Square, tetapi dari keseluruhan atibut yang dinilai Giant
Botani Square memiliki nilai yang paling tinggi.
Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat disusun matriks IE.
Posisi Giant Botani Square berada pada kuadran V yaitu pertahankan dan pelihara
yang menunjukkan perusahaan memiliki posisi internal dan eksternal sedang.
Strategi pada kuadran pertahankan dan pelihara ini adalah strategi penetrasi pasar
dan strategi pengembangan produk. Selanjutnya menggunakan matriks SWOT
yaitu memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menjadi beberapa
alternatif strategi. Berdasarkan dari hasil analisis QSPM, yaitu memilih strategiyang paling menarik, diperoleh strategi penetrasi pasar, dan pengembanganproduk.
Kesimpulan dari pembahasan diperoleh alternatif strategi yang paling baikuntuk dijalankan adalah strategi penetrasi pasar, dan pengembangan produk.
Alternatif-alternatif strategi penetrasi pasar yang dapat dilaksanakan dalammenghadapi persaingan bisnis ritel di kota Bogor adalah (1) memperluas target
pasar dengan mencari lokasi yang strategis untuk membuka gerai yang baru, (2)
meningkatkan promosi dengan memperbanyak iklan di media terhadap iklan
perusahaan dan produk dan (3) menambah variasi produk dan meningkatkan
kualitas produk khususnya produk pada divisi fresh dengan bekerjasama dengan
pemasok. Alternatif-alternatif strategi pengembangan produk terdiri dari: (1)
7/28/2019 swot.pdf
4/140
dirikan divisi Sumberdaya manusia untuk meningkatkan kualitas karyawan yang
ada dan untuk mendapatkan karyawan yang lebih berkualitas, (2) membuat
perencanaan strategi penjualan jangka pendek, menengah dan panjang yang cocok
untuk internal/gerai, (3) menambah penerapan strategi harga ganjil atau psikologis
pada produk khususnya produkfresh, (4) membuka toko dengan ukuran tidakterlalu besar di daerah pemukiman penduduk/komplek perumahan dan (5)meningkatkan sistem komputer jaringan antar divisi untuk pengontrolan pasokan
dan persediaan barang agar komunikasi terjalin dengan baik.
7/28/2019 swot.pdf
5/140
ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT
(PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI
PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR(Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square)
Oleh :
THOMSON BERUTU
A 14105616
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas PertanianInstitut Pertanian Bogor
SSSSss
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
7/28/2019 swot.pdf
6/140
Judul Skripsi : Analisis Manajemen Strategi Giant (PT. Hero Supermarket,
Tbk.) Dalam Menghadapi Persaingan Ritel Di Kota Bogor
(Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani
Square)
Nama : Thomson BerutuNRP : A14105616
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Harianto MS.
NIP. 131 430 801
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian: 15 Agustus 2008
7/28/2019 swot.pdf
7/140
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI SAYA YANG
BERJUDUL ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO
SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL
DI KOTA BOGOR (STUDI KASUS: DI PT, HERO SUPERMARKET, TBK.
GIANT BOTANI SQUARE) BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL
KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Bogor, Agustus 2008
THOMSON BERUTU(A14105616)
7/28/2019 swot.pdf
8/140
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padangsidimpuan pada tanggal 10 April 1984.
Penulis adalah anak ke tiga dari enam bersaudara atas pasangan A. Berutu dan L.
br. Panjaitan.
Penulis mengecap pendidikan di SDN 2 Padangsidimpuan, Sumatera
Uatra pada tahun 1990 dan lulus pada tahun 1996. Penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SLTPN 5 Padangsidimpuan, dan lulus pada
tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN 3
Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2002.
Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, Program
Studi Agribisnis Peternakan melalui Program USMI (Undangan Seleksi Masuk
IPB) dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan
pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
7/28/2019 swot.pdf
9/140
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kasih karunia-Nya yang begitu besar dan luar biasa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Manajemen
Strategi Giant (PT. Hero Supermarket, Tbk.) Dalam Menghadapi Persaingan
Ritel Di Kota Bogor (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani
Square)
Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Melalui skripsi ini, penulis mencoba
memberikan gambaran untuk mengambil keputusan alternatif strategi dalam
mengahdapi persaingan bisnis ritel di kota Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dalam
penyajian materi maupun ide-ide pokok yang penulis sampaikan. Akhirnya,
penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi para pembacanya.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
7/28/2019 swot.pdf
10/140
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulisan skipsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak dan Mamak tercinta selaku orangtua atas kasih sayang yang selalu
tercurah, doa dan dukungan secara moril maupun materil. Buat bang Ferry,
kak Ian, dan juga adik-adikku (Hendra, Leny, Ola) yang selalu memberikan
motivasi, semangat dan juga doa. Juga buat Keluarga Besar Berutu dan
Panjaitan yang senantiasa memberikan dukungan yang sangat besar kepada
studi saya.
2. Bapak Dr. Ir. Harianto MS. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, saran, arahan dan dorongan kepada saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Ir. Juaniar Atmakusuma, MS. atas kesediaannya sebagai dosen evaluator
pada saat kolokium.
4. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono Mec. atas kesediaannya sebagai dosen penguji
utama.
5. Bapak Ir. Joko Purwono MS. atas kesediaannya sebagai dosen penguji
Komisi Pendidikan.
6. Novalina Purba atas kesediaannya sebagai pembahas dalam seminar.
7. PT. Hero Supermarket, Tbk. Gatot Subroto Jakarta, Giant Botani Square
Bogor yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan
memberikan informasi yang saya butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
7/28/2019 swot.pdf
11/140
8. Bapak Tajuddin bagian HRD, bapak Rofy bagian Grocery, Store Manajer dan
konsumen Giant Botani Square yang telah bersedia menjadi responden.
9. Anak kost wisma Borobudur, juga personil lapack, X-Himaba.
10. Keluarga besar staf dan mahasiswa ekstensi manajemen agribisnis IPB
khususnya Simon, Marudut, Mui, Ipeb, Edo, Septi, Junita.
11. Semua pihak yang belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah turut
membantu saya dalam penyelesaian studi saya ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang membacanya
dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan tuntunan dalam pelaksanaan
penelitian selanjutnya.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
7/28/2019 swot.pdf
12/140
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 11.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Peumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 8
1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
1.3.2. Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 102.1. Konsep dan Definisi .................................................................. 10
2.1.1. Definisi Ritel .................................................................... 10
2.1.2. Klasifikasi Ritel ................................................................ 11
2.1.3. Citra Pengecer,Brand Perceived Quality .......................... 13
2.1.4. Penilaian Konsumen ......................................................... 14
2.2. Tinjauan Penelitian Tedahulu .................................................... 16
2.2.1. Penelitian yang menggunakan QSPM ............................... 162.2.2. Penelitian Mengenai Strategi............................................. 18
2.2.3. Penelitian Pada Perusahaan Ritel ...................................... 18
2.2.4. Penelitian Kualitas Pelayanan Pada Perusahaan Ritel ........ 19
III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................ 22
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 22
3.1.1. Konsep Manajemen .......................................................... 22
3.1.2. Konsep Strategi ................................................................ 22
3.1.3. Manajemen Strategi .......................................................... 23
3.1.4. Perumusan Strategi ........................................................... 25
3.1.5. Strategi Bauran Pemasaran................................................ 28
3.1.6. Bauran Pemasaran Jasa ..................................................... 34
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional............................................... 37
IV. METODE PENELITIAN ................................................................. 41
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 414.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 41
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 414.3.1. Analisis Deskriptif ............................................................ 42
4.3.2. Analisis Industri................................................................ 42
4.3.3. Analisis Penilaian Konsumen ..................... ....................... 42
4.3.4. Analisis Matrik (IFE-EFE) ................................................ 45
4.3.5. Matrik Internal-Ekternal ................................................... 49
4.3.6. Matrik SWOT ................................................................... 50
7/28/2019 swot.pdf
13/140
4.3.7. Matrik QSPM ................................................................... 51
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................ ................ 54
5.1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................... 54
5.1.1. Giant Botani Square .......................................................... 545.1.2. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan ................ 545.1.3. Visi, Misi dan Falsafah Hero ............................................. 57
5.1.4. Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Hero Supermarket ........... 57
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 60
6.1. Analisis Penilaian Konsumen .................................................... 60
6.1.1. Karakteristik Responden ................................................... 616.1.2. Hasil Analisis Penilaian Konsumen................................... 64
6.2. Analisis Lingkungan Internal ..................................................... 70
6.2.1. Sumberdaya Manusia ........................................................ 716.2.2. Sumberdaya Keuangan ..................................................... 76
6.2.3. Sumberdaya Pemasaran .................................................... 77
6.2.3.1. Strategi Pemasaran ................................................ 77
6.2.3.2. Fungsi Pemasaran.................................................. 79
6.2.3.3. Bauran Pemasaran Jasa.......................................... 83
6.3. Analisis Lingkungan Eksternal .................................................. 94
6.3.1. Lingkungan Makro (Jauh) .................... .................... ......... 94
6.3.2. Lingkungan Mikro (Operasional) ..................... ................. 99
6.3.3. Lingkungan Industri........................................................ 100
6.4. Formulasi dan Pemilihan Strategi ............................................ 104
6.4.1. Analisis SWOT ............................................................... 1046.4.2. Matrik IFE & EFE .............................. ........................... 108
6.4.3. Matrik IE ........................................................................ 111
6.4.4. Matrik SWOT ................................................................. 113
6.4.5. Matrik QSPM .......... .................... .................... .............. 116
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 119
7.1. Kesimpulan ............................................................................. 119
7.2. Saran ....................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 122
LAMPIRAN .......................................................................................... 123
7/28/2019 swot.pdf
14/140
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Atas Harga Dasar
Konstan Tahun (2003-2006) ......................................................... 3
2. Gerai-gerai PT. Hero Supermarket, Tbk. Di Seluruh Indonesia ..... 5
3. Ikhtisar Keuangan PT. Hero Supermarket, Tbk. 1987-2005 ......... 6
4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan ................... 47
5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan .......... ...... 47
6. MatriksInternal Factor Evaluation (IFE) ................................... 48
7. MatriksEkstenal Factor Evaluation (EFE) ................................ 49
8. Mariks Perencanaan Strategi Kuantitatif .......... .................... ....... 52
9. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Dalam
Keluarga ..................................................................................... 62
10. Jumlah Karyawan Giant Botani Square Bulan Mei 2008
Menurut Jenis Kelamin Dan Jabatan ........................................... 71
11. Perbedaan Komponen Upah Tetap dan Tidak Tetap.................... 74
12. Jenis Asuransi Yang Diterima Tenaga Kerja PT. Hero
Supermarket, Tbk ....................................................................... 75
13. Warna/Jenis Seragam Karyawan Berdasarkan Departemen ......... 93
14. Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Dasar Konstant
Tahun (2003-2006) ..................................................................... 95
15. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun (2002-2006) .......... ........... 98
16. MatriksInternal Factor Evaluation Gaint Botani Square .......... 109
17. MatriksEksternal Factor Evaluation Gaint Botani Square ...... . 110
18. Formulasi Strtaegi Giant Botani Square Menggunakan Matrik
SWOT ...................................................................................... 115
19. Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) Giant Botani
Square ...................................................................................... 117
7/28/2019 swot.pdf
15/140
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Proses Perencanaan Strategik Bisnis ........................................ 24
2. Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri . 27
3. Kerangka Pemikiran Operasional .................... .................... ..... 40
4. Contoh Hasil Pemetaan Kuisioner Konsumen............................42
5. Matrik Internal dan Eksternal................... .................... ............ 50
6. Matrik SWOT .......................................................................... 50
7. Tiga Jenis Proses Pembelian PT. Hero Supermarket, Tbk. ....... 88
8. Matrik Internal-Eksternal (IE) Giant Botani Square ............... 112
7/28/2019 swot.pdf
16/140
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Hero Supermarket, Tbk. .................. ............ 124
2. Kuisioner Penilaian Konsumen .................... ............ .................... ..... 132
3. Kuisioner Responden Staf Perusahaan ..................... ......................... 136
4. Karakteristik Responden Giant Botani Square .............................. .... 141
5. Gambar Skala Semantik Diferensial dan Snake Diagram .................. 142
6. Hasil Pengolahan Kuisioner .............................................................. 143
7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal .................... .... 144
8. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal .......... ............ 146
7/28/2019 swot.pdf
17/140
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai kepada konsumen atau
pemakai industri (Swastha, 2000). Perantara adalah salah satu pihak yang
mengambil peranan penting dalam penyaluran barang, yang beroperasi antara
produsen dan konsumen. Perantara dalam saluran distribusi antara lain adalah
pedagang besar, pedagang eceran dan agen.
Pedagang eceran adalah suatu kegiatan yang berhubungan secara langsung
dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan
pribadi, bukan bisnis (Kotler, 2000). Bisnis eceran besar di Indonesia mulai
berkembang dengan berdirinya Sarinah toko serba ada pada tahun 1994 (Harif,
1998). Bisnis eceran semakin berkembang dengan berdirinya Supermarket dan
tempat perbelanjaan lain.
Bisnis eceran seperti dikemukakan di atas kemudian dikenal dengan bisnis
eceran modern. Pada hakekatnya bisnis eceran modern dan tradisional memiliki
persamaan arti. Perbedaannya adalah pada bisnis eceran modern mengggunakan
fasilitas AC (pendingin ruangan), eskalator, lift, kasir yang menggunakan cash
register, kamar pas dan fasilitas-fasilitas lainnya (Kreshna, 2002). Bisnis eceran
dengan memberikan fasilitas-fasilitas tambahan seperti ini terus berkembang,
sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bisnis eceran berupa pasar
swalayan dan toko serba ada ini berkembang pesat terutama di kota-kota besar di
Indonesia.
7/28/2019 swot.pdf
18/140
Strategi perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberhasilan suatu perusahaan. Strategi pemasaran perlu ditinjau dan
dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar. Dengan
demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan
terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dan menggunakan setiap
kesempatan atau peluang pada pasar sasarannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan
bergesernya nilai-nilai yang dianut masyarakat, timbulnya masalah lingkungan
dan tumbuhnya kesadaran lingkungan, semakin banyak dan beraneka ragamnya
jumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Kebutuhan
manusia juga terus berkembang seiring dengan berkembangnya budaya. Tuntutan
pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat tersebut dan semakin banyaknya
dan beraneka ragamnya produk yang ada serta yang ditawarkan tidak lagi
berbanding lurus dengan pendapatan konsumen. Keadaan tersebut bukan saja
menimbulkan kesulitan bagi masyarakat konsumen namun juga berpengaruh pada
produsen dan distributor dalam bentuk persaingan yang semakin ketat atau
meningkat.
Bertahan dalam dunia bisnis ritel yang kondisi persaingannya terus
meningkat, maka perusahaan dituntut dapat menguasai pasar melalui produk yang
dijual. Dengan kemampuan menguasai pasar yang ada, perusahaan dapat
memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasinya, pengembangan dan
faktor lainnya. Untuk hal itu, perusahaan harus melakukan suatu konsolidasi ke
dalam maupun keluar agar dapat mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman yang mungkin diketahui dengan baik sehingga perusahaan dapat
7/28/2019 swot.pdf
19/140
memutuskan tugas manajemen yang berkompetisi di pasar. Hal ini merupakan
tugas yang harus dilakukan manajemen pemasaran. Sebab produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun
peminatnya. Suatu produk juga tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila
konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk yang
dapat diperoleh dan berapa harganya. Maka konsumen yang menjadi sasaran
produk atau jasa yang akan dijual perusahaan perlu diberikan informasi yang
jelas. Strategi pemasaran yang tepat merupakan salah satu senjata yang ampuh
bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Atas Harga Dasar Konstan
Tahun 2003-2006
No Sektor Industri (Rp Milyar)
2003 2004 2005x
2006xx
1 Pertanian, Peternakan,Kehutanan, Perikanan
11.642,98 12.193,68 12.716,02 11.723,85
2 Pertambangan dan
Penggalian
- - - -
3 Industri Pengolahan 881.718,49 940.062,95 1.002.671,58 1.059.336,89
4 Listrik, Gas dan air
Bersih
98.132,83 105.087,61 112.491,07 119.970,03
5 Konstruksi 244.414,67 255.205,11 266.037,24 276.736,82
6 Perdagangan, Hoteldan Restoran
988.571.26 1.029.072,27 1.071.206,44 1.140.787,92
a PerdaganganBesar, Eceran
784.458,05 818.480,37 854.319,79 917.048,07
b Hotel 18.201,25 19.431,63 20.658,61 21.977,84
c Restoran 185.919,96 191.160,27 196.288,04 201.850,01
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
301.110,33 322.575,82 344.684,12 368.420,39
8 Keuangan Real Estatedan Komunikasi
398.668,99 441.570,29 489.525,23 522.979,72
9 Jasa 243.925,99 257.671,20 268.139,21 282.230,09
Sumber: BPSKota Bogor, 2008.Keterangan:(x) : Angka perbaikan
(xx) : Angka Sementara
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Bogor terdapat beberapa sektor
industri yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, diantaranya adalah
7/28/2019 swot.pdf
20/140
pada sektor perdagangan besar dan eceran Tabel 1. Pada Tahun 2003 sektor
industri perdagangan dan eceran Rp 784.458,050 milyar, tahun 2004 Rp
818.480,370 milyar, tahun 2005 Rp 854.319,790 milyar dan tahun 2006
mengalami peningkatan Rp 917.048,070 milyar.
Pertumbuhan atau peningkatan sektor industri perdagangan dan eceran
kota Bogor menyebabkan persaingan bisnis eceran semakin meningkat. Para
pelaku bisnis eceran dan pendatang baru bersaing untuk menetapkan strategi yang
tepat dalam menjual barang dan jasa tambahan yang dimilikinya. Penerapan
strategi yang tepat memampukan perusahaan untuk bersaing dengan pengecer-
pengecer tradisional dan pesaing ritel besar lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Operating philosophy Harga Lebih Murah Setiap Hari Giant Botani
Square ingin dikenal sebagai perusahaan ritel yang memberikan harga yang
murah, terjangkau dan dapat dipercaya. Sejak Maret 2007 ada beberapa Toko
Hero Supermarket, Tbk telah diganti namanya menjadi Giant. Pada bulan Januari
2008 Hero Supermarket telah memilki 39 gerai Gaint yang terletak di:
Jabodetabek (26), Surabaya (4), Bandung (5), Pekalongan (1), dan Jawa Timur
(2). Gerai-gerai yang dimiliki oleh PT. Hero Supermarket, Tbk. dilampirkan pada
Tabel 2.
Giant Botani Square (PT. Hero Supermarket, Tbk.) sebagai pelaku bisnis
ritel skala besar, perlu menerapkan stategi yang tepat dalam menghadapi
persaingan bisnis ritel di wilayah Bogor. Penerapan strategi yang tepat
memampukan perusahaan untuk bersaing dengan pengecer-pengecer tradisioanal
dan pesaing ritel besar lainnya.
7/28/2019 swot.pdf
21/140
Tabel 2 Gerai-gerai PT. Hero Supermarket, Tbk. Di Seluruh Indonesia
No Gerai Jumlah (Gerai)
1 Hero Supermarket 86
2 Star Mart Convenience Store 91
3 Guardian Toko Kecantikan dan Apotek 1414 Giant 39
5 Mitra 11
Total 368
Sumber: Humas Eksternal PT. Hero Supermarket, Tbk., 2008.
Pada tahun 1997 dan 1998 PT Hero Supermarket, Tbk mengalami
kerugian akibat Valuta Asing dan Restrukturisasi perusahaan. Tahun 1999-2005
PT. Hero Supermarket, Tbk mengalami peningkatan penjualan bersih tetapi tidak
diikuti oleh peningkatan persentasiRasio Laba Kotor dan laba bersih.
Persentasi Rasio Laba Kotor dan laba bersih PT. Hero Supermarket, Tbk
mengalami peningkatan dan penurunan Tabel 3. Pada tahun 2003 dan 2004
persentase penjualan sebesar 19.42 persen dan pada tahun 2005 PT. Hero
Supermarket Tbk. mengalami penurunan persentase penjualan menjadi 11,25
persen hal ini akan menjadi permasalahan besar dalam mewujudkan tujuan
perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal.
PT. Hero Supermarket, Tbk. dalam menghadapi perubahan eksternal dan
internal, memerlukan strategi tertentu agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Sesuai dengan definisi strategi yang dikemukakan Chandler dalam
Rangkuti (2001), menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari
suatu perusahaan. Strategi juga harus mampu mendayagunakan dan
mengalokasikan sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi (Steiner dan Miner, 1997).
7/28/2019 swot.pdf
22/140
Tabel 3 Ikhtisar Keuangan PT. Hero Supermarket, Tbk 1987-2005 (Dalam Jutaan
Rupiah)No Thn Penjualan
Bersih
Perubahan
(%)
Beban
Usaha
Laba
Kotor
Rasio
Laba
Kotor
(%)
Laba
Usaha
Laba
Bersih
1 1987 86.936 - 12.541 13.749 15.82 1.208 41
2 1988 122.552 0.85 18.059 18.089 17.51 3.400 337
3 1989 159.906 0.90 24.615 24.615 19.02 5.806 2.991
4 1990 216.559 1.36 33.758 33.758 18.40 6.090 8.876
5 1991 308.049 2.19 49.771 49.771 18.76 8.022 14.146
6 1992 4.320.169 96.14 71.768 71.768 18.54 9.126 12.852
7 1993 560.841 90.08 97.859 97.859 19.52 10.110 16.077
8 1994 638.295 1.86 116.516 116.516 19.66 8.99 15.000
9 1995 787.080 13.41 144.331 144.331 20.76 19.104 23.480
10 1996 904.635 19.79 178.298 178.298 21.21 13.566 25.122
11 1997 1.017.588 2.71 221.060 221.060 21.80 10.785 45.779
12 1998 1.380.094 8.69 249.860 321.901 23.32 72.748 68.99613 1999 1.491.914 2.68 264.151 343.899 23.05 79.748 90.872
14 2000 1.692.338 4.80 289.686 372.340 22.00 82.469 67.688
15 2001 1.989.911 7.13 369.426 451.876 22.70 82.50 61.886
16 2002 2.407.907 10.02 479.049 527.507 21.90 48.458 30.605
17 2003 2.980.267 13.72 554.621 563.100 18.90 8.479 22.151
18 2004 3.790.755 19.42 675.562 722.870 19.10 47.308 34.264
19 2005 4.260.086 11.25 808.465 845.599 19.80 37.134 55.201
Sumber: Humas Eksternal PT. Hero Supermarket, Tbk., 2008.
Anlisis lingkungan internal dan eksternal dalam suatu perusahaan
khususnya perusahaan jasa perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Selain itu anlisis penilaian konsumen juga harus diperhatikan
perusahaan untuk menetapan strategi yang tepat. Anlisis penilaian konsumen
bertujuan untuk mengetahui bagaimana keputusan pembelian terhadap suatu
produk dan jasa. Keputusan pembelian pada setiap konsumen adalah berbeda-
beda, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan mengenai perilaku dan preferensi
konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkan.
Anlisis lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan oleh
perusahaan dengan menetapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perubahan internal dan eksternal sangat berpengaruh terhadap
strategi yang akan diambil perusahaan agar dapat bersaing. Selain anlisis
7/28/2019 swot.pdf
23/140
lingkungan internal dan eksternal, anlisis konsumen juga perlu dilakukan dalam
menetapkan strategi perusahaan.
Terjadinya persaingan yang semakin ketat, maka pemenuhan kepuasan
konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting. Anlisis konsumen bertujuan
untuk mengetahui keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen
terhadap produk dan jasa yang mengarah pada pemenuhan selera kebutuhan
konsumen. Anlisis konsumen dilakukan berdasarkan penilaian penilaian bauran
pemasaran yang dilakukan perusahaan. Keputusan pembelian yang dilakukan
konsumen berbeda-beda, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan mengenai
perilaku dan preferensi konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Anlisis konsumen yang dilakukan akan mempengaruhi strategi yang
akan dibuat oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Oleh karena itu agar
dapat memenangkan persaingan, tuntutan akan kebutuhan dan kepuasan yang
diinginkan konsumen haruslah diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang
memuaskan yaitu kesesuaian antara harapan konsumen dan palayanan yang
diberikan.
Persaingan usaha ritel yang semakin ketat, tentunya akan mempengaruhi
kinerja yang telah didapat oleh Giant Botani Square (PT. Hero Supermarket, Tbk.)
selama ini. Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kondisi faktor-faktor internal Giant Botani Square (PT. Hero
Supermarket, Tbk.) yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan strategi
menghadapi persaingan di kota Bogor?
7/28/2019 swot.pdf
24/140
2. Bagaimanakah kondisi faktor-faktor eksternal pasar eceran yang perlu
dipertimbangkan Giant Botani Square (PT. Hero Supermarket, Tbk.) dalam
merumuskan strategi menghadapi persaingan di kota Bogor?
3. Strategi yang bagaimanakah yang sesuai untuk Giant Botani Square (PT. Hero
Supermarket, Tbk.) dalam menghadapi strategi persaingan di kota Bogor?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
1.3.1 Tujuan
Untuk dapat menjelaskan strategi manajemen yang baik, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang perlu
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi bersaing Giant Botani Square di
kota Bogor.
2. Menganalisis penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran yang telah
dilakukan Giant Botani Square dan menentukan pesaing utamanya.
3. Merumuskan berbagai alternatif strategi untuk menghadapi persaingan bisnis
ritel di kota Bogor.
4. Memilih alternatif strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh Giant Botani
Square.
1.3.2 Kegunaan
1. Rekomendasi dan bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi di masa
yang akan datang bagi manajemen Giant Botani Square di kota Bogor.
2. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Departemen
Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
7/28/2019 swot.pdf
25/140
3. Media bagi peneliti untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir, nalar dan keterampilan dalam menggali dan menganalisis
permasalahan yang dijumpai sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh.
4. Salah satu sarana informasi bagi para pembaca dan sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan pada pengkajian kondisi internal dan eksternal
perusahaan serta melihat bagaimana respon konsumen terhadap Giant Botani
Square melalui bauran pemasaran, untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini
dalam merencanakan strategi manajemen. Perencanaan strategi bertujuan untuk
menghadapi persaingan bisnis ritel di wilayah kota Bogor. Supermarket Giant
yang diteliti dan dirumuskan strateginya adalah Giant yang ada di Botani Square
Bogor. Sebagian besar strategi yang digunakan oleh Giant Botani Square
merupakan strategi yang telah ditentukan oleh Hero kantor pusat, oleh karena itu
Giant Botani Square merupakan salah satu sampel yang diambil dari keseluruhan
Giant yang dimiliki oleh Hero. Strategi yang akan dirumuskan hanya berlaku bagi
Giant Botani Square di Bogor dan kemungkinan dapat tidak tepat bagi
Supermarket Giant di tempat lain.
7/28/2019 swot.pdf
26/140
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dan Definisi
Pada bagian di bawah ini akan dikemukakan berbagai konsep dan definisi
yang terkait dengan penelitian. Konsep dan definisi yang dikemukakan adalah
tentang pengertian ritel, klasifikasi ritel, citra pengecer, brand perceived quality
dan pemilihan toko.
2.1.1 Definisi Ritel
Sistem perekonomian terdapat 3 jalur aktivitas pokok yang saling terkait
satu dengan yang lain yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan disribusi
atau pemasaran merupakan salah satu unsur pokok mata rantai kegiatan ekonomi,
selain produksi dan konsumsi. Distribusi digolongkan dalam sektor perdagangan
yang kemudian dibagi dalam dua sub-sektor, yaitu perdagangan besar dan
perdagangan kecil atau bisnis ritel. Pengecer mempunyai peranan yang penting
dalam pemasaran, karena berhubungan secara langsung dengan konsumen akhir.
Perdagangan kecil ini meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung
dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan
pribadi, bukan bisnis (Kotler, 2000). Perdagangan eceran juga tidak menutup
kemungkinan adanya penjualan secara langsung kepada pemakai industri, karena
tidak semua barang industri selalu dibeli dalam jumlah besar. Sudomo dalam
Hidayat, 1993 mengemukakan bahwa bisnis ritel adalah segala bentuk kegiatan
yang berkenaan dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk
pemakaian pribadi, keluarga ataupun rumah tangga.
7/28/2019 swot.pdf
27/140
Swastha (2000) pengecer dapat didefinisikan sebagai seorang pedagang
atau lembaga yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung
kepada konsumen akhir. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh pengecer antara lain:
1. Mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu.
2. Melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang tersebut.
3. Menempatkan diri sebagai sumber barang-barang bagi konsumen.
4. Menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang
diperdagangkan.
5. Menyediakan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
6. Melakukan tindakan-tindakan dalam persaingan.
2.1.2 Klasifikasi Ritel
Organisasi-organisasi pengecer sangat beragam, dan bentuk-bentuk baru
terus bermunculan. Beberapa klasifikasi pengecer dalam (Kotler, 2000)
diantaranya:
A. Pengecer Toko (Store retailing)
Jenis-jenis toko eceran terbagi menjadi delapan kategori:
1. Toko khusus (Speciality stores)
Menjual lini produk yang sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam
lini tersebut misalnya toko pakaian, toko alat-alat olahraga, toko bunga, dll.
2. Toko serba ada (Departemen store)
Menjual berbagai lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan rumah,
barang kebutuhan rumah tangga, dan tiap lini beroperasi sebagai suatu departemen
tersendiri yang dikelola oleh pembeli atau pedagang khusus.
7/28/2019 swot.pdf
28/140
3. Pasar swalayan (Supermarkets)
Operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi,
swalayan yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti
makanan, minuman, dan produk perawatan rumah.
4. Toko kelontong (Convenient stores)
Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman, memiliki jam
operasi yang panjang selama tujuh hari dalam seminggu, dan menjual lini produk
convenience yang terbatas dan tingkat perputaran yang tinggi.
5. Toko Diskon (Discount stores)
Menjual barang-barang standar dengan harga yang lebih murah karena
mengambil margin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih
tinggi.
6. Pengecer potongan harga (Off price retailers)
Membeli pada harga yang lebih rendah dari pada harga grosir dan
menetapkan harga pada konsumen lebih rendah dari pada harga eceran. Ada tiga
jenis utama pengecer potongan harga yaitu toko pabrik, pengecer potongan harga
independent, dan klub gudang/grosir.
7. Toko super (Superstores)
Rata-rata memiliki ruang jual 35.000 meter persegi dan bertujuan
memenuhi semua kebutuhan konsumen untuk produk makanan yang dibeli rutin
maupun bukan makanan. Variasi toko super adalah toko kombinasi (Combination
store) dan pasar hiper (Hypermarket).
8. Ruang pamer katalog (Catalog show rooms)
Menjual banyak pilihan produk bermerk, mark-up tinggi, perputaran cepat,
dan harga diskon, meliputi perhiasan, perkakas listrik, kamera, dll.
7/28/2019 swot.pdf
29/140
B. Penjualan Eceran Bukan Toko
Penjualan eceran bukan toko terbagi menjadi empat kategori yaitu
penjualan langsung, pemasaran langsung, penjualan otomatis, dan jasa pembelian.
Beberapa pengamat meramalkan bahwa sepertiga dari penjualan eceran barang
umum dilakukan melalui saluran bukan toko, seperti belanja lewat pos, belanja
lewat TV, dan belanja melalui internet.
C. Organisasi Eceran
Organisasi eceran (korporat) jika dibandingkan dengan penjualan eceran
bukan organisasi mencapai skala ekonomis yang besar, daya beli yang lebih besar,
pengakuan merk yang lebih luas, dan pegawai yang lebih terlatih.
Jenis-jenis utama penjualan eceran korporat yaitu jaringan toko korporat,
jaringan sukarela, koperasi konsumen, koperasi pengecer, organisasi waralaba dan
konglomerat perdagangan.
2.1.3 Citra Pengecer, Brand Perceived Quali tydan Pemilihan Toko
Kegiatan berlangganan ditentukan oleh kriteria evaluasi konsumen
maupun persepsi konsumen tentang atribut toko. Keseluruhan persepsi dirujuk
sebagai citra toko (Engel, 1995). Citra merupakan realitas yang diandalkan oleh
konsumen pada saat membuat pilihan, maka pengukuran citra merupakan alat
yang penting untuk para analisis konsumen.
Merek atau brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual atau membedakannya dari produk
pesaing (Kotler, 2000). Brand Perceived Qulity adalah persepsi pelanggan
7/28/2019 swot.pdf
30/140
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Kotler, 2000).
Pengukuran citra pengecer dapat dilakukan dengan menggunakan skala
diferensial semantik (McDougall dan Fry dalam Engel, 1995), begitu juga untuk
Brand Perceived Quality dapat digunakan skala ini.
Pemilihan toko dipengaruhi oleh karakteristik pembeli, sehingga beberapa
toko mempunyai pelanggan dengan profil berbeda. (Menurut Engel, 1995) ada
dua faktor yang berguna dalam menggambarkan profil berbelanja, yaitu:
1. Profil Demografi
Para pengecer akan berhasil jika mereka mempunyai pangsa pasar tertentu.
Jika pengecer mengetahui profil pelanggan inti mereka dengan varibel demografi
seperti usia, penghasilan dan tempat tinggal akan dapat memaksimumkan daya
tarik melalui produk dan bauran pelayanannya. Selain variabel demografi variabel
status sosial seperti penghasilan, pendidikan dan pekerjaan juga penting dalam
menggambarkan profil demografi.
2. Profil Psikografi
Psikografi memungkinkan pengecer mengetahui karakteristik pembeli
berdasarkan gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan opini kelompok pembeli.
2.1.4 Penilaian Konsumen
Perusahaan yang menyadari bahwa pemasaran merupakan faktor penting
untuk mencapai sukses usahanya akan mengetahui adanya konsep pemasaran
sebagai falsafah bisnis. Konsep pemasaran ini bertujuan untuk memberikan
kepuasan konsumen atau berorientasi kepada konsumen (consumer oriented).
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini di samping informasi yang diperoleh dari
7/28/2019 swot.pdf
31/140
dalam perusahaan, digunakan pula informasi dari konsumen sebagai masukan
bagi perusahaan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap strategi bauran
pemasaran yang dilaksanakan perusahaan.
Data yang digunakan sebagai dasar analisis implikasi terhadap strategi
pemasaran perusahaan merupakan data primer yang diperoleh melalui kuisioner
kepada konsumen. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa dalam melihat
penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran. Indikator yang
digunakan adalah penilaian konsumen berdasarkan aspek produk, harga, tempat,
promosi, orang, proses dan bukti fisik.
Perilaku konsumen adalah sangat penting dipelajari dan dianalisis. Engel
et.al(1995), mendeskripsikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa
termasuk keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Pada dasarnya tujuan perusahaan yang menganut konsep pemasaran
adalah memberikan kepuasan kepada konsumen. Konsumen memang merupakan
tingkat akhir suatu sistem perdagangan. Selera dan keinginan merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan oleh para pengusaha. Penerimaan suatu jenis
produk atau jasa oleh konsumen didasarkan sampai sejauh mana produk/jasa
tersebut dipandang relevan dalam gaya hidup konsumen yang bersangkutan. Perlu
diingat bahwa masing-masing konsumen memiliki perbedaan minat dan selera.
Hal tersebut yang menyebabkan perlunya pengetahuan mengenai perilaku dan
preferensi konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkan.
Perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor. Engel
et.al (1994) menyatakan bahwa model perilaku konsumen terdiri dari proses
7/28/2019 swot.pdf
32/140
keputusan yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu perbedaan individu (faktor
internal), pengaruh lingkungan (faktor eksternal) dan proses psikologis. Secara
lebih rinci, faktor perbedaan individu terdiri dari empat hal yaitu sumberdaya
konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan dan sikap. Faktor pengaruh
lingkungan terdiri dari lima hal yaitu budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,
keluarga dan situasi. Faktor proses psikologis terdiri dari empat hal yaitu
pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
Ketiga faktor di atas mempengaruhi proses pengambilan keputusan
konsumen yang terbagi dalam lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan pasca pembelian hasil. Berdasarkan
pemahaman akan proses keputusan konsumen ini, maka perusahaan dapat
merancang strategi pemasaran yang efektif bagi produk dan jasa yang dihasilkan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian yang dilakukan.
bertopik strategi perusahaan, perusahaan ritel dan penelitian yang menggunakan
metode QSPM.
2.2.1 Penelitian yang menggunakan QSPM
Penelitian Manalu (2004), pada Farm P4S Citarasa, yang menghasilkan
strategi Hold and Maintain menggunakan strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Urutan alternatif strategi berdasarkan prioritas dengan
QSPM hasilnya adalah diversifikasi pasar, meningkatkan pasar, mempertahankan
harga jual susu, memperbaiki kualitas manajemen dan mempertahankan kualitas
susu.
7/28/2019 swot.pdf
33/140
Penelitian Hara (2007) berjudul Analisis strategi pemasaran sabun
transparan pada PT. Adev Natural Indonesia, Bogor. Prioritas strategi berdasarkan
QSPM yang diperoleh adalah: (1) mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat
usaha pemasaran yang lebih gencar, (2) meningkatkan cakupan distribusi produk,
(3) meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek, (4) memanfaatkan
merek dan keunggulan produk untuk menarik perhatian pelanggan potensial dan
(5) mempertahankan keunggulan produk sabun yang beragam. Berdasarkan hasil
analisis faktor internal dan eksternal perusahaan yaitu melalui matriks IFE
diperoleh 2,333 sedangkan matriks EFE total skornya sebesar 2,408. Perusahaan
berada pada kuadran V (Hold and Maintain) sehingga strategi yang paling sesuai
adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Penelitian Fitria (2007) mengangkat judul Analisis Strategi Bisnis Kecap
Pada PT. Korma Jaya Utama. Hasil analisis dengan matriks EFE diperoleh total
skor 2,609 nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada tingkat
rata-rata atau menengah. Hasil analisis menggunakan matriks IFE diperoleh total
skor 2,393. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan yang masih dalam taraf rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan guna
mengatasi kelemahan perusahaan. Dari hasil penentuan IFE dan EFE maka dapat
diketahui bahwa perusahaan menempati posisi V dalam matriks IE yaitu jaga dan
pertahankan. Posisi sel ini menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternal
perusahaan berada pada taraf rata-rata. Beberapa alternatif strategi yang telah
berhasil dibuat dengan menggunakan matriks SWOT kemudian dipilih yang
terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Prioritas strategi
tersebut adalah: (1) mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan TAS 6,611,
7/28/2019 swot.pdf
34/140
(2) mengembangkan Litbang dan riset pemasaran TAS 6,973, (3) mengundang
aliran permodalan pada perusahaan TAS 5,790.
2.2.2 Penelitian Mengenai Strategi
Penelitian yang dilakukan oleh Rahardja (2001) mengenai pariwisata
menggunakan strategi promosi pada Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) di
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan 70 persen
dari responden yang diambil sudah melihat adanya promosi, namun 29 persen
responden memperoleh informasi mengenenai TAAT melalui keluarga atau
teman. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi TAAT
adalah dana, Sumber Daya Manusia (SDM), karakteristik jasa, karakteristik pasar
dan pesaing. Prioritas utama yang perlu diperhatikan adalah karakteristik dana.
Farhani (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis strategi pemasaran
Salam Mie PT. Sentrafood Indonesia Corporation dari segi internal dan eksternal.
Penelitian ini juga menganalisis kondisi persaingan industri mie instant. Strategi
pemasaran yang paling sesuai dengan perusahaan yang diteliti adalah melakukan
pengembangan produk, promotion below the line niche marketing dan
mengoptimalkan jalur distribusi.
2.2.3 Penelitian Pada Perusahaan Ritel
Penelitian pada perusahaan ritel telah banyak dilakukan diantaranya oleh
(Ulfah, 1996) tentang strategi manajemen di PT. Hero Supermarket. Pada
penelitian Ulfah menganalisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta analisis lingkungan eksternal yang merupakan
peluang dan ancaman bagi perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode
7/28/2019 swot.pdf
35/140
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah analisis
lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan dengan matriks IFE dan
EFE serta matriks SWOT, sedangkan metode kualitatif yang digunakan adalah
analisis deskriptif. Dalam penelitian Ulfah hanya sampai pada tahap pemaduan
(matching stage) dalam proses formulasi strategi, sehingga yang dihasilkan baru
pada sejumlah alternatif strategi. Pemilihan strategi terbaik dan cocok bagi
perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM (Quantitatif Strategic Planning
Matriks) pada tahap pengambilan keputusan (decision stage) tidak digunakan
dalam penelitian Ulfa.
Penelitian pada perusahaan ritel lainnya adalah tentang respon konsumen
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. Hero Supermarket cabang
Pajajaran Bogor oleh Kreshna (2002). Penelitian ini mengambil data responden
sebanyak 100 orang responden terhadap metode pengambilan sampelnya adalah
dengan accidental sampling. Metode yang digunakan adalah importance-
performance analysis yang dinyatakan dalam diagram kartesius, hasilnya adalah
semua variabel yang diukur terbagi dalam 4 kuadran yang menunjukkan posisi
masing-masing variabel yang menghasilkan tingkatan kesesuaian konsumen untuk
mengetahui puas/tidak puasnya konsumen terhadap kinerja dari sebuah
perusahaan.
2.2.4 Penelitian Kualitas Pelayanan Pada Perusahaan Ritel
Penelitian kualitas pelayanan pada perusahaan ritel telah dilakukan oleh
Lingga, 2008. Penelitian berjudul anlisis kepuasan konsumen terhadap terhadap
pelaksanaan bauran pemasaran (7P) pada Toserba X di Bogor.penelitian ini
meneliti tentang bagaimanakah tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan
7/28/2019 swot.pdf
36/140
bauran pemasaran dan alternatif strategi pemasaran apa yang dapat
memperbaharui strategi pemasaran Toserba X untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan di masa yang
akan datang.
Metode dan pengolahan data menggunakan anlisis data Importance-
Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Indeks (CSI). Hasil dari
anlisis CSI diperoleh nilai indeks kepuasan pelanggan sebesar 66,8 persen yang
memiliki makna bahwa pelanggan Toserba X puas terhadap pelaksanaan bauran
pemasaran (7P) di Toserba X.
Penelitian lain mengenai kuaitas pelayanan adalah dilakukan oleh Wiyanti
2007 yang berjudul anlisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan
pembelian kecap manis kasus di Hero Supermarket, Jakarta Pusat. Penelitian ini
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian
kecap manis, menganalisis atibut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen
pada produk kecap manis, merumuskan alternatif strategi bauran pemasaran yang
tepat berdasarkan hasil studi perilaku konsumen.
Alat anlisis yang digunakan adalah tabulasi deskriptif yang digunakan
untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan proses keputusan pembelian
secara deskriptif, anlisis faktor dan analsis fishbein. Anlisis faktor digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli
kecap manis. Anlisis fishbein digunakan untuk menganalisis penilaian konsumen
terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut produk kecap manis yang
diinginkan konsumen.
7/28/2019 swot.pdf
37/140
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang
adalah penambahan anlisis penilaian konsumen. Analisis dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana penilaian atau tanggapan konsumen terhadap bauran
pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan dan para pesaingnya sehingga
didapat masukan-masukan untuk menetapkan strategi yang akan dilaksanakan
perusahaan.
7/28/2019 swot.pdf
38/140
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan
masalah yang akan dilakukan. Oleh sebab itu pada bagian di bawah ini akan
dikemukakan konsep-konsep yang menggambarkan kerangka pemikiran yang
digunakan dalam penelitian.
3.1.1 Konsep Manajemen
Manajemen mengacu pada proses menyelesaikan suatu aktivitas secara
efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991). Menurut (Handoko, 2000)
manajemen didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
mengimplementasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusun
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading)
serta pengawasan (controlling).
3.1.2 Konsep Strategi
Menurut (Glauck dan Jauck, 1991) strategi adalah rencana yang disatukan,
luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi. Sedangkan menurut (Tinambunan, 2005) menyatakan bahwa strategi
adalah merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat dan terus-
7/28/2019 swot.pdf
39/140
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan. Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut serta prioritas alokasi sumberdaya (Chandler dalam Tinambunan, 2005).
3.1.3 Manajemen Strategis
Menurut (David, 2002) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai objektifnya. Proses manajemen strategis adalah suatu pendekatan secara
objektif, logis, dan sistematis dalam pembuatan keputusan utama dalam suatu
organisasi (Wheelen dan Hunger, 2007). Proses manajemen strategi terdiri dari
tiga tahap berturut-turut: perumusan strategis, implementasi strategi, dan evaluasi
strategi.
Perumusan strategi termasuk pengembangan misi bisnis, menggali peluang
dan ancaman eksternal perusahan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan objektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih
strategi tertentu untuk dilaksanakan.
Implementasi strategi menuntut perusahaan menetapkan objektif tahunan,
memperlengkapi dengan kebijakan, motivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi
strategi meliputi mengembangkan budaya untuk mendukung strategi, menciptakan
struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan
menghubungkan kompensasi karyawan dan prestasi organisasi.
7/28/2019 swot.pdf
40/140
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dari manajemen strategis. Para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan
baik. Evaluasi strategi meneliti dasar-dasar dari suatu organisasi, membandingkan
hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif untuk
memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.
Sumber: Kotler, 2000.
Keterangan: LangsungTidak Langsung
Gambar 1 Proses Perencanaan Strategik Bisnis
Proses perencanaan strategi untuk unit bisnis terdiri dari beberapa langkah
(Kotler, 2000) yaitu mengidentifikasi unit bisnis, menganalisis lingkungan
eksternal, menganalisis lingkungan internal, menentukan sasaran dan tujuan unit
bisnis, menyusun strategi, menyusun rencana program, mengimplementasikan
rencana program, mengumpulkan informasi untuk umpan balik dan melakukan
pengendalian. Tujuan dari perencanaan strategi adalah terus-menerus
mempertajam sehingga menghasilkan laba dan pertumbuhan yang memuaskan.
Proses perencanaan strategibisnis dilampirkan pada Gambar 1.
AnalisisLingkungan
Internal
AnalisisLingkungan
Eksternal
Misi
Bisnis
Merumuskan
Tujuan
Menyusun
Strategi
Menyusun
Program
Implemenentasi
Umpan Balik
Dan
Pengendalian
7/28/2019 swot.pdf
41/140
3.1.4 Perumusan Strategi
Perumusan strategi menurut Rangkuti (2001) didasarkan pada analisis
yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan eksternal dan internal
perusahaan. Perubahan lingkungan eksternal demikian cepat yang datang dari
pesaing utama maupun iklim bisnis yang senantiasa berubah, mempunyai
implikasi pada internal perusahaan. Oleh karena itu dalam perumusan strategi
perlu dilakukan penetapan misi, tujuan organisasi, analisis lingkungan eksternal
dan analisis lingkungan internal.
A. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Pernyataan visi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis, menentukan
batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan, pasar yang dilayani, dan teknologi
yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam pasar tersebut.
Pernyatan misi merupakan bagian yang paling terlihat dan publik dari
proses manajemen strategi. Misi yang baik (Kotler, 2002) harus menyertakan
komponen-komponen sebagai berikut: pelanggan, produk atau jasa, pasar,
teknologi, pemikiran untuk bertahan hidup, pertumbuhan dan mendatangkan laba,
falsafah, konsep diri, pemikiran untuk citra publik dan perhatian terhadap
karyawan.
Misi organisasi yang baik adalah menjelaskan lingkungan bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan dan tidak menggambarkan peluang yang akan diraih
di masa depan, dalam perumusan misi, manajemen puncak mulai menggambarkan
apa yang mungkin dan ingin diwujudkan di masa depan. Visi yang jelas sangat
7/28/2019 swot.pdf
42/140
membantu dalam menjabarkan ke dalam tujuan (goal) organisasi dan dalam
pemilihan sasaran strategik yang sejalan dengan tujuan tersebut.
B. Analisis lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor yang
saling berkaitan yang memainkan peran penting dalam menentukan peluang,
ancaman, dan kendala yang dihadapi perusahaan. Tiga faktor eksternal itu antara
lain faktor-faktor lingkungan jauh, faktor-faktor dalam lingkungan indusri dan
faktor-faktor dalam lingkungan operasional.
Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan
biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasioanal suatu perusahaan tertentu
yaitu ekonomi, sosial, plitik, teknologi dan faktor budaya.
Faktor-faktor yang langsung mempengaruhi prospek perusahaan
bersumber pada lingkungan industrinya. (Porter, 1997) menjelaskan lima
kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu indusrti Gambar 2.
Kerangka acuannya yang tersusun rapi membantu para manajer strategi untuk
mengaitkan pengaruh faktor-faktor lingkungan jauh dengan akibatnya atas
lingkungan operasional perusahaan.
Masuknya pendatang baru menimbulkan dampak bagi usaha bisnis yang
sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan bagian
pasar serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Untuk persaingan antar
sesama perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi oleh enam faktor (Porter,
1997) antara lain: jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karekteristik
produk, biaya produksi yang besar, kapasitas produksi dan besarnya hambatan
keluar yang berupa aset maupun idealisme bisnis.
7/28/2019 swot.pdf
43/140
Sumber: Porter, 1997.
Gambar 2 Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
Produk substitusi yaitu produk yang dapat memberikan fungsi produk
perusahaan dan dapat mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Kekuatan tawar-
menawar pembeli terjadi apabila pembeli mampu mempengaruhi perusahaan
untuk memotong harga, meningkatkan mutu dan servis serta meramalkan
perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Pemasok
mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau
pengurangan kualitas produk.
Lingkungan operasional juga disebut dengan lingkungan persaingan atau
tugas, terdiri dari faktor-faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan suatu sumberdaya yang
dibutuhkan atau dalam memasarkan produk dan jasanya secara menguntungkan.
Beberapa diantara faktor-faktor ini terpenting adalah posisi bersaing perusahaan,
Persaingan dikalangan
Anggota industri
Persaingan
diantaraPerusahaan yang
Sudah ada
Pendatang Baru
Substitusi
Pemasok Pembeli
7/28/2019 swot.pdf
44/140
komposisi pelanggannya, reputasi pemasok dan kreditor, serta kemampuan
menarik karyawan yang terampil.
C. Analisis Lingkungan Internal
Hasil analisis lingkungan internal, seringkali disebut profil perusahaan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama
perusahaan. Kekuatan adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan
bersaing potensial di pasar-pasar sasaran. Kelemahan adalah faktor-faktor yang
merupakan kelemahan bersaing potensial.
Kekuatan dan kelemahan ini dibandingkan dengan peluang dan ancaman
eksternal digunakan sebagai landasan untuk menghasilkan alternatif-alternatif
strategi. Proses ini dinamakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
Treats).
3.1.5 Strategi Bauran Pemasaran
Strategi menurut Swastha dan Sukodjo (2000) adalah suatu rencana yang
diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa organisasi mungkin
mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dicapai untuk mencapai tujuan
tersebut berbeda. Strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan. Jadi, strategi
pemasaran dari setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan definisinya strategi pemasaran adalah strategi yang
disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran
pemasaran atau marketing mix (Stanton, 1991). Bauran pemasaran merupakan
7/28/2019 swot.pdf
45/140
kumpulan strategi yang terdiri dari 4-P yaitu produk (product), harga (price),
saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).
A. Bauran Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar (baik
berwujud atau tidak berwujud) untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran produk antara lain adalah keragaman
produk, kualitas, design, ciri, nama merk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi,
dan imbalan.
Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan
wujudnya, yaitu : (Kotler,2005)
1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,
stratetgi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya
mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna
memancing orang untuk mencoba dan membangun prefensi.
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,
mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi
dari penjual.
3. Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
7/28/2019 swot.pdf
46/140
Pada perusahaan yang menghasilkan jasa khususnya pariwisata, produk-
produk yang ditawarkan meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek
wisata tersebut, kuantitas atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang
ditampilkan, dan merek atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan
haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga produk jasa yang
ditawarkan dapat memuaskan konsumen (Harahap, 2006).
B. Bauran Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya (Swastha dan Sukotjo, 2000).
Alma dalam Harahap (2006), harga adalah nilai barang yang dapat
dinyatakan dalam bentuk uang. Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat
diterapkan yaitu:
1. Skimming Price yaitu menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Strategi ini
mungkin apabila produk diarahkan pada konsumen yang berpenghasilan tinggi
dan produk yang dipasarkan adalah produk baru dan istimewa.
2.Penetration Price yaitu menerobos produk yang banyak dipasaran. Perusahaan
mencoba merebut pasar dengan menentukan harga yang lebih rendah dari
pasar.
3. Strategi harga yang mengikuti harga pasar yaitu perusahaan menetapkan harga
sama seperti harga di pasar karena ada kekhawatiran jika harga diturunkan akan
ada perang yang sangat berbahaya.
7/28/2019 swot.pdf
47/140
Prinsip yang sangat penting bagi suatu perusahaan adalah menetapkan
harga yang menitikberatkan kepada kemauan pembeli untuk harga yang telah
ditentukan untuk menghasilkan produk dan menghasilkan laba.
C. Bauran Tempat/Saluran Distribusi (Place)
Swastha dan Sukodjo (2000) menyatakan bahwa pada umumnya
perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada
pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi
pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran, yang juga disebut
sebagai saluran dagang atau saluran distribusi.
Saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan
terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa dapat digunakan atau
dikonsumsi. Keputusan-keputusan saluran pemasaran termasuk diantaranya
keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih sangat
mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan
sangat bergantung pada apakah perusahaan itu menggunakan pedagang besar atau
yang bermutu tinggi. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, saluran
jasa yang sangat penting adalah perantara yang menciptakan faedah informasi
(perantara komunikasi) dan lokasi yang mudah dijangkau. Saluran pemasaran
dibagi menjadi empat tingkat untuk barang konsumsi, yaitu:
1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung: yang terdiri dari satu
perusahaan manufaktur yang menjual ke pelanggan langsung.
2. Saluran satu tingkat: yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur dan satu
perantara penjualan (misalnya pengecer), dan konsumen akhir.
7/28/2019 swot.pdf
48/140
3. Saluran dua tingkat: yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur dan dua
perantara penjualan (pedagang besar dan pengecer-pengecer).
4. Saluran tiga tingkat: yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur dan tiga
perantara penjualan (pedagang besar, pemborong, pengecer).
D. Bauran Promosi (Promotion)
Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan
produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat
terjangkau. Perusahaan-perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, serta masyarakat umum.
Setiap perusahaan mau tidak mau harus terjun ke dalam peran komunikator dan
promotor. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaannya bukanlah apakah
berkomunikasi, melainkan apa yang harus disampaikan, kepada siapa dan
seberapa sering.
Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem
komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang
dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Untuk
melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang
disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima
cara komunikasi utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Kotler, 2005).
a. Iklan
Kotler (2005) mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk presentasi non-
pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus
dibayar. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu
7/28/2019 swot.pdf
49/140
produk atau memicu penjualan yang cepat. Iklan dapat efisien menjangkau
pembeli yang tersebar secara geografis.
b. Promosi penjualan
Menurut Cummins dan Mullin (2004) promosi penjualan merupakan
insentif dan penawaran yang mendorong konsumen atau pelanggan berperilaku
tertentu pada waktu tertentu. Promosi penjualan memainkan peran penting dalam
pencapaian tujuan pemasaran. Jika iklan menawarkan alasan untuk membeli,
promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan
mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, promosi bisnis
dan tenaga penjualan (Kotler, 2005). Promosi penjualan dapat pula membantu
meningkatkan permintaan konsumen dengan jalan menciptakan pelanggan baru
atau dengan membuat pelanggan yang sudah ada membeli produk lebih banyak
lagi. Promosi penjualan juga dapat memelihara penjualan dari persaingan dan
meningkatkan distribusi (Parkinson dalam Mayangsari, 2000).
c. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat ataupublic relation merupakan kegiatan pemasaran
yang luas sekali jangkauannya, tetapi sering diperlakukan sebagai unsur yang
tidak penting dalam bauran promosi. Menurut Swastha dan Sukotjo (2000),
hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang
memberikan penilaian tentang sifat masyarakat, identitas, kebijaksanaan dan
prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan
melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan
masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta
pengakuan masyarakat.
7/28/2019 swot.pdf
50/140
d. Penjualan pribadi
Penjualan pribadi adalah alat yang paling efektif pada tahap terkini berupa
pembelian, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan dan pembeli.
Dalam operasinya penjual pribadi lebihfleksibel dibandingkan dengan yang lain,
hal ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung
mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen dan sekaligus dapat melihat
reaksi konsumen sehingga mereka langsung dapat mengadakan penyesuaian
seluruhnya.
e. Pemasaran langsung
Pemasaran langsung atau direct selling adalah penggunaan saluran
langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada
pelanggan yang menggunakan perantara pemasaran. Saluran ini mencakup surat
langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs internet dan peralatan
bergerak.
3.1.6 Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Swastha dan Sukodjo (2000) jasa adalah barang yang tidak
kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi
pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting
adalah mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang
ditawarkan dapat memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan
mutu jasa. Kotler (2005) membagi langkah-langkah tersebut menjadi tiga tahap
yaitu:
1. Berinventasi dalam prosedur perekrutan dan pelatihan karyawan.
2. Menetapkan standar proses pelaksanaan jasa di organisasi tersebut.
7/28/2019 swot.pdf
51/140
3. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran, keluhan, dan survei
pelanggan.
Kotler (2005) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan tiga
cara pemasaran yaitu:
1. Pemasaran eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan,
menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut
kepada konsumen.
2. Pemasaran internal : menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi
karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik.
3. Pemasaran interaktif : menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani
klien. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang.
Pendekatan pemasaran 4P tradisional berhasil dengan baik digunakan pada
bisnis yang menghasilkan produk (perusahaan manufaktur). Pada bisnis atau
perusahaan jasa, perlu diperhatikan elemen-elemen 3P tambahan (Kotler, 2005)
yaitu: orang (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence).
Penjelasan mengenai 3P tambahan untuk pemasaran jasa adalah sebagai berikut.
A. Bauran Orang (people)
Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki
peran penting, karena terlibat dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan
konsumen. Kesuksesan pemasar sangat tergantung pada seleksi pelatihan,
motivasi dan manajemen sumberdaya manusia. Perusahaan dalam
mempertahankan salah satu caranya adalah meluncurkan serangkaian program
yang fokus pada orang-orang yang ada dalam organisasi. Karyawan dilibatkan
dalam prses memulihkan perusahaan melalui pengembangan peningkatan
7/28/2019 swot.pdf
52/140
kesadaran akan pentingnya pelanggan. Karyawan dilatih untuk mengembangkan
sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan
tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya orang dalam pemasaran
mengarah pada minat yang lebih besar dan menarik, memotivasi dan
mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan
untuk memuaskan kebutuhan individu (Swastha, 2000).
B. Bauran Proses (Process)
Payne (2001), menyatakan bahwa seluruh kegiataan kerja adalah proses.
Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, tanggungjawab, mekanisme
kegiatan dan rutinitas dimana suatu pruduk disampaikan kepada konsumen yang
diatur dalam manajemen perusahaan. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan
tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan karyawan. Manajemen proses ini
melibatkan unsur-unsur yang merupakan salah satu unsur pemasaran, sehingga
kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam pelayanan kepada
pelanggan. Apabila proses-proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan
misalnya menyediakan permintaan yang tidak sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan
tidak puasnya pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang kuat
diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen
proses.
C. Bukti Fisik(Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan
diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili
7/28/2019 swot.pdf
53/140
keputusan kunci mengenai desain dan lay outbangunan misalnya tempat duduk,
toilet, tempat ibadah dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik
berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat
meningkatkan kenyamanan berbelanja selain produk yang diinginkan (Harahap,
2006).
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Proses memformulasikan strategi merupakan suatu rangkaian aktivitas
yang membutuhkan perhatian serius. Hal pertama yang sebaiknya dilakukan
adalah menentukan misi dan tujuan jangka panjang. Langkah kedua adalah
mengidentifikasi bauran pemasaran yang dilaksansakan oleh Giant Botani Square.
Langkah ketiga terdiri atas tahap-tahap pengumpulan data (input stage),
pencocokan (matching stage), dan keputusan (decision stage). Sebagai bahan
masukan dan pertimbangan terhadap sejauh mana kinerja dari bauran pemasaran
yang telah dilakukan Giant Botani Square serta penilaian dalam hal ini juga
dilakukan analisis penilaian konsumen.
A. Tahap Pengumpulan Data (Input Stage)
Tahap pertama ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data tetapi merupakan kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.
Data-data yang diperoleh diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu data internal
dan data eksternal. Dari data internal dan eksternal yang diperoleh ini dilakukan
evaluasi faktor internal dan eksternal, lalu ditentukan faktor kunci sukses (key
success factor).
7/28/2019 swot.pdf
54/140
Faktor kunci sukses internal dilakukan analisis internal, yaitu analisis yang
diarahkan dan difokuskan pada identifikasi kekuatan dan kelemahan dari Giant
Botani Square. Sedangkan faktor kunci sukses eksternal digunakan untuk analisis
eksternal, yaitu analisis lingkungan luar dari Giant Botani Square dengan tujuan
untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman-
ancaman yang harus dihindari.
Setelah melakukan analisis internal dan eksternal tahap selanjutnya adalah
memasukkan faktor kunci sukses internal dan eksternal tersebut dalam matrik IFE
(Internal Factor Evaluation Matrix) dan matrik EFE (External Factor Evaluation
Matrix). Kedua matrik ini mengukur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
B. Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Tahap Pencocokan (Matching Stage) yaitu mengembangkan alternatif
strategi dengan menggunakan alat bantu matriks IE dan matriks SWOT. Tahap
pencocokan ini dimaksudkan untuk menghasilkan strategi alternatif dengan
memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang diperoleh pada tahap
pengumpulan data. Berdasarkan pada hasil pengukuran pada matriks IFE dan EFE
diperoleh skor IFE dan EFE yang kemudian dipetakan ke dalam matriks IE
(Internal-External Matrix) dan dari matriks IE dapat diperoleh alternatif strategi.
Alternatif strategi yang akan diperoleh dari matriks SWOT diperoleh
dengan menggabungkan faktor-faktor kunci sukses yang diperoleh dari analisis
internal dan eksternal menjadi empat kemungkinan alternatif strategi. Strategi-
strategi itu adalah Stategi S-O, dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu
dengan memanfatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk merebut dan
7/28/2019 swot.pdf
55/140
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi S-T, dibuat berdasarkan
kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi W-O, diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada. Strategi W-T, dibuat berdasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
C. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)
Tahap terakhir dari formulasi strategi adalah tahap keputusan (Decision
Stage), yaitu pemilihan strategi yang terbaik. Alat analisis yang dapat digunakan
dalam tahap ini adalah Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM).
Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) adalah alat untuk
mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis
untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya. QSPM merupakan
tahap ketiga dari kerangka kerja analitik perumusan strategi. Tehnik ini
menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik. QSPM menggunakan input
dari analisis tahap pertama (matriks IFE dan EFE, matriks Profil persaingan) dan
hasil mencocokkan tahap kedua adalah (matriks IE dan matriks SWOT) untuk
memutuskan sasaran diantara strategi alternatif. Artinya tahap kedua menyediakan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan QSPM. Matrik Perencanaan
Strategi Kuan