Tahapan Sertifikasi UPTD BPSPT Prov JAMBI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel

Citation preview

  • Pemeriksaan Dokumen oleh Pengawas Benih

    1 hari

    Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam

    Tahapan di Pertanaman

    Pemeriksaan Pertama (Fase Vegetatif)

    oleh Pengawas Benih 1 3 hari

    Pemeriksaan Kedua (Fase Berbunga)

    oleh Pengawas Benih 1 3 hari

    Pemeriksaan Ketiga (Fase Masak)

    oleh Pengawas Benih 1 3 hari

    Pengawasan Panen oleh Pengawas Benih

    1-3 hari

    Pemeriksaan Alat Panen dan Tempat Penyimpanan Benih

    oleh Pengawas Benih 1 3 hari

    Pengawasan Pengolahan Benih oleh Pengawas Benih

    5 - 7 hari

    Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan Penangkar

    1 - 2 hari

    Pengiriman Contoh Benih ke Laboratorium

    oleh Pengawas Benih 1 3 hari

    Pengambilan Contoh Benih Pengawas Benih

    1 - 2 hari

    Pengujian Benih di Laboratorium oleh Analis Benih

    14 - 17 hari

    Pemberian Sertifikat Kepala UPTD BPSPT

    1 - 2 hari

    Pembuatan Label Penangkar / Produsen Benih

    2 - 4 hari

    Pembuatan Berita Acara Pemasangan Label

    oleh Pengawas Benih 1 hari

    Tahapan Pasca Panen

    Pemasangan dan Pengawasan Pemasangan Label

    oleh Penangkar dan Pengawas Benih 1 2 hari

  • PENGERTIAN DAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI BENIH PADI DAN PALAWIJA

    A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

    Persyaratan dan tata cara sertifikasi Padi dan Palawija ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, dan sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan di lapangan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih yang tertuang dalam peraturan manteri pertanian nomor : 39/permentan/ OT.140/8/ 2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina.

    2. Tujuan Sebagai acuan untuk petugas pengawas benih dan penangkar / produsen benih dalam pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih Padi dan Palawija di lapangan.

    B. Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi dan

    peredarannya diawasi. 2. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya

    yang digunakan untuk memperbanyak dan / atau mengembangbiakkan tanaman. 3. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi benih,

    sertifikasi sistem manajemen mutu dan/atau sertifikasi produk. 4. Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui

    pemeriksaan lapangan dan atau pengujian, pengawasan serta memenuhi semua persyaratan dan standar benih bina.

    5. Produsen benih bina adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih bina.

    6. Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

    7. Varietas lain adalah tanaman atau benih yang dapat dibedakan dari varietas yang sedang diperiksa, tetapi tidak termasuk varietas yang merupakan sifat-sifat dari varietas itu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam deskripsi.

    8. Benih penjenis (Breeder Seed) adalah benih yang diproduksi dibawah pengawasan pemulia yang bersangkutan dengan prosedur baku yang memenuhi sertifikasi sistem mutu sehingga tingkat kemurnian genetik varietas (true-to-type) terpelihara dengan sempurna.

    9. Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih dasar.

    10. Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih pokok.

    11. Benih sebar adalah keturunan pertama dari benih pokok, benih dasar/benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar.

    12. Galur adalah kelompok tanaman yang sudah seragam. C. Penyelenggaraan sertifikasi 1. Permohonan Sertifikasi

    a. Pemohon sertifikasi benih adalah orang / badan hukum atau instansi pemerintah yang ingin memproduksi benih bina.

    b. Diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi benih setempat.

    c. Hanya dapat diajukan oleh produsen yang memenuhi syarat, yaitu : Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih Memiliki atau menguasai benih sumber Mampu memelihara dan mengatur lahan pertanamannya

  • Memakai petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    Mempunyia fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari

    sebelum tabur dengan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan.

    d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi yaitu terdiri dari 1 (satu) varietas dan 1 (satu) kelas benih dalam satu keasatuan lahan (lot).

    e. Dilampiri : Label/keterangan benih sumber. Sket peta lapangan.

    f. Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar, untuk

    mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan

    2. Pemeriksaan Pertanaman

    a. Untuk mendapatkan kepastian bahwa yang akan dihasilkan dari pertanaman tersebut adalah benar terdiri dari varietas yang dimaksud dan tidak tercampur sampai batas toleransi

    b. Produsen harus nyampaikan permintaan pemeriksaan pertanaman selambat-lambatnya satu minggu sebelum pemeriksaan kepada penyelenggara sertifikasi

    c. Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh PBT d. Sebelum pemeriksaan dilakukan, produsen harus membersihkan CVL, tipe

    simpang, tanaman yang terserang hama, dan rerumputan e. Dilakukan pada fase-fase pertumbuhan tertentudari tanaman yang bersangkutan f. Apabila ternyata dalam pemeriksaan tidak memenuhi standar yang berlaku,

    maka sertifikasi tidak bisa dilanjutkan g. Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat oleh Pengawas Benih Tanaman dan

    disampaikan kepada produsen paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai pemeriksaan.

    3. Pemeriksaan alat panen

    a. Produsen harus mengajukan permintaan untuk pemeriksaan tersebut selambat-lambatnya 1 minggu sebelum panen/digunakan

    b. Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen, pengolahan, pengeringan dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan

    c. Dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman.

    4. Pengawasan benih pada saat panen dan proses pengolahan a. Pengawasan dilakukan oleh Pengawas Benih pada saat-saat tertentu tanpa

    pemberitahuan terlebih dahulu b. Benih harus disimpan dalam tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi

    udara terjamin c. Semua benih bersertifikat harus dimasukkan atau diletakkan pada tempat yang

    bersih d. Identitas kelompok benih seperti jenis/varietas, nomor kelompok, asal lapangan

    atau blok, harus ada. e. Penyusunan wadah Wadah diatur sedimikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat

    dan setiap wadah benih mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil contoh benihnya serta contohnya dapat diambil dengan mudah.

  • 5. Pengambilan contoh benih a. Contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok

    benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam mutunya

    b. Jumlah/beratnya satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak lebih dari ketentuan yang berlaku

    c. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas. d. Cara pengambilan contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat

    pengambilannya harus sesuai dengan pedoman yang berlaku e. Contoh benih yang telah disampaikan ke Laboratorium tidak dapat diambil

    kembali.

    6. Pemasangan label a. Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah

    ditentukan penyelenggara sertifikasi. b. Label diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh penyelenggara sertifikasi

    sesuai dengan laporan lengkap hasil pengujian benih. c. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih atau dengan cara lain yang

    disetujui penyelenggara sertifikasi yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. d. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan

    Pengawas Benih.

  • SERTIFIKASI BENIH PADI

    A. Sebelum Panen Ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengajuan

    sertifikasi benih padi yaitu permohonan sertifikasi, benih yang akan ditanam, areal lahan, dan pemeriksaan lapangan. 1. Permohonan sertifikasi

    Paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan penanaman, permohonan sertifikasi benih harus sudah diajukan dengan cara mengisi formulir permohonan sertifikasi. Satu formulir tersebut hanya berlaku untuk satu areal sertifikasi dari satu varietas dan satu kelas benih yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, jumlah surat permohonan disesuaikan dengan areal, varietas, dan kelas benih yang akan diproduksi.

    2. Benih yang akan ditanam Benih bersertifikat yang akan ditanam harus berasal dari benih bersertifikat yang

    mempunyai kelas benih yang lebih tinggi. Misalnya, untuk memproduksi benih bersertifikat kelas ES (benih sebar) maka benih yang ditanam harus dari kelas SS (benih pokok).

    3. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan dilaksanakan pada areal lahan (blok) yang akan ditanami padi terletak pada satu hamparan dengan batasan lokasi yang jelas, baik berupa parit, galengan, jalan. Adanya isolasi terhadap padi varietas lain disekelilingnya. Jarak isolasi minimal 2 meter, sedangkan isolasi waktu adalah 30 hari antara dua varietas berbeda jika ditanam berdekatan. Satu blok hanya boleh ditanam satu kelas benih dari satu varietas.

    4. Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian pola tanam dengan formulir permohonan dan tingkat kemurnian pertanaman sehingga mutu benih padi yang dihasilkan akan terjamin, baik dalam hal kemurnian fisik maupun genetik. Sebelum pemeriksaan lapangan oleh pengawas benih, penangkar harus merouging (membuang campuran varietas lain) pada pertanaman karena campuran varietas lain (CVL) menentukan kelulusan hasil pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan umumnya dilakukan pada fase pertumbuhan tanaman padi tertentu sebanyak tiga kali, yaitu fase vegetatif, fase berbunga, dan fase masak (sebelum panen). - Fase Vegetatif

    Tujuan untuk mengetahui jumlah campuran lain pada fase vegetatif tanaman. Pada fase ini dilakukan pemeriksaan tipe pertumbuhan, kehalusan daun, warna daun, telinga daun, lidah daun, pangkal batang.

    - Fase berbunga Pada fase ini pemeriksaan dilakukan pada tipe pertumbuhan, kehalusan daun, warna daun, bentuk / tipe malai dan sudut daun bendera.

    - Fase Masak (Sebelum panen) Pada fase ini pemeriksaan dititikberatkan pada posisi sudut daun bendera, tipe malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna gabah dan warna pada ujung gabah.

    Bila kesimpulan hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus maka pertanaman benih padi tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, bila tidak lulus maka proses sertifikasi benihnya tidak dapat dilanjutkan, dalam artian hasil produksi padinya tidak dapat dijadikan benih.

  • B. Setelah panen Tahapan proses sertifikasi benih setelah panen meliputi pemeriksaan gudang dan peralatan, pengawasan penyimpanan, dan pengambilan contoh benih. 1. Pemeriksaan gudang dan peralatan

    Tujuan untuk memastikan bahwa benih yang dihasilkan tidak tercampur dengan varietas lain sehingga kemurnian benih dari varietas tersebut terjamin. Permintaan kegiatan pemeriksaan gudang dan peralatan ini harus diajukan oleh produsen atau penangkar benih paling lambat sebulan sebelum panen.

    2. Pengawasan penyimpanan Tujuan pemeriksaan dalam masa penyimpanan benih bertujuan untuk menjamin proses penyimpanan sudah sesuai standar sehingga mutu benih dapat terjaga.

    3. Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih untuk sertifikasi dilakukan pada setiap kelompok benih yang disimpan. Pengambilan dilakukan oleh pengawas benih. Benih yang akan diambil contohnya harus sudah dimasukkan kedalam wadah plastik atau tempat lain secara baik dan tersusun sehingga memudahkan pengambilan contoh benih. Berat contoh benih tiap kelompok paling sedikit 1 kg. Contoh benih dikirim ke Laboaratorium untuk dilakukan pengujian laboratorium meliputi kadar air, daya tumbuh, kemurnian dan campuran varietas lain.

    C. Pemasangan Label Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah ditentukan kemudian diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh UPTD BPSPT. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih. Masa berlaku label 6 bulan sejak tanggal selesai pengujian. Standar Lapangan

    Kelas Benih

    Isolasi Jarak Min (m)

    Isolasi Waktu Min (hari)

    Varietas lain & tipe simpang Max (%)

    Rerumputan berbahaya

    BD 2,0 30 0,0 Tidak ada BP 2,0 30 0,2 Tidak ada BR 2,0 30 0,5 Tidak ada

    Standar Pengujian Laboratorium

    Kelas Benih

    Kadar Air Max (%)

    Benih Murni Min (%)

    Kotoran Benih Max (%)

    Benih Var. lain Max (%)

    Daya Tumbuh Min (%)

    BD 13,0 99,0 1,0 0,0 80,0 BP 13,0 99,0 1,0 0,1 80,0 BR 13,0 98,0 2,0 0,2 80,0

    Tarif PNBP Pengujian dan Pemeriksaan Lapangan Benih Padi Non Hibrida (PP Nomor : 48 TAHUN 2012)

    Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif a. Pemeriksaan Lapangan b. Pengujian Benih c. Pengujian Ulang

    Per hektar Per kilogram

    Percontoh benih

    Rp. Rp. Rp.

    5.000,- 7,-

    7.000,-

  • SERTIFIKASI BENIH KEDELAI

    A. Sebelum Panen Ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengajuan

    sertifikasi benih yaitu permohonan sertifikasi, benih yang akan ditanam, areal lahan, dan pemeriksaan lapangan. 1. Permohonan sertifikasi

    Paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan penanaman, permohonan sertifikasi benih harus sudah diajukan dengan cara mengisi formulir permohonan sertifikasi. Satu formulir tersebut hanya berlaku untuk satu areal sertifikasi dari satu varietas dan satu kelas benih yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, jumlah surat permohonan disesuaikan dengan areal, varietas, dan kelas benih yang akan diproduksi.

    2. Benih yang akan ditanam Benih bersertifikat yang akan ditanam harus berasal dari benih bersertifikat yang

    mempunyai kelas benih yang lebih tinggi. Misalnya, untuk memproduksi benih bersertifikat kelas ES (benih sebar) maka benih yang ditanam harus dari kelas SS (benih pokok).

    3. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan dilaksanakan pada areal lahan yang akan ditanami kedelai terletak pada satu hamparan dengan batasan lokasi yang jelas, baik berupa parit, galengan, jalan. Adanya isolasi terhadap kedelai varietas lain disekelilingnya. Jarak isolasi minimal 2 meter, sedangkan isolasi waktu tanggal tanam diatur sedemikian rupa sehingga waktu berbunga menjadi 15 hari antara dua varietas berbeda yang ditanam pada blok yang sama. Pada prinsipnya, satu areal lahan hanya boleh ditanam satu kelas dari satu varietas.

    4. Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian pola tanam dengan formulir permohonan dan tingkat kemurnian pertanaman sehingga mutu benih kedelai yang dihasilkan akan terjamin, baik dalam hal kemurnian fisik maupun genetik. Sebelum pemeriksaan lapangan oleh pengawas benih, penangkar harus merouging (membuang campuran varietas lain) pada pertanaman karena campuran varietas lain (CVL) menentukan kelulusan hasil pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan umumnya dilakukan pada fase pertumbuhan tanaman kedelai tertentu sebanyak tiga kali, yaitu fase vegetatif, fase berbunga, dan fase masak (sebelum panen). - Fase Vegetatif

    Tujuan untuk mengetahui jumlah campuran lain pada fase perkecambahan tanaman. Pada fase ini dilakukan pemeriksaan warna hipokotil.

    - Fase berbunga Fase ini pemeriksaan dilakukan pada warna bunga, warna batang dan warna bulu pada batang.

    - Fase Masak (Sebelum panen) Pada fase ini pemeriksaan dititikberatkan pada keseragaman warna dan bentuk polong serta warna bulu pada polong.

    Bila kesimpulan hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus maka pertanaman benih kedelai tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, bila tidak lulus maka proses sertifikasi benihnya tidak dapat dilanjutkan, dalam artian hasil produksi kedelainya tidak dapat dijadikan benih.

  • B. Setelah panen Tahapan proses sertifikasi benih setelah panen meliputi pemeriksaan gudang dan peralatan, pengawasan penyimpanan, dan apengambilan contoh benih. 1. Pemeriksaan gudang dan peralatan

    Tujuan untuk memastikan bahwa benih yang dihasilkan tidak tercampur dengan varietas lain sehingga kemurnian benih dari varietas tersebut terjamin. Permintaan kegiatan pemeriksaan gudang dan peralatan ini harus diajukan oleh produsen atau penangkar benih paling lambat sebulan sebelum panen.

    2. Pengawasan penyimpanan Tujuan pemeriksaan dalam masa penyimpanan benih bertujuan untuk menjamin proses penyimpanan sudah sesuai standar sehingga mutu benih dapat terjaga.

    3. Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih untuk sertifikasi dilakukan pada setiap kelompok benih yang disimpan. Pengambilan dilakukan oleh pengawas benih. Benih yang akan diambil contohnya harus sudah dimasukkan kedalam wadah plastik atau tempat lain secara baik dan tersusun sehingga memudahkan pengambilan contoh benih. Berat contoh benih tiap kelompok paling sedikit 1 kg. Contoh benih dikirim ke Laboaratorium untuk dilakukan pengujian laboratorium meliputi kadar air, daya tumbuh, kemurnian dan campuran varietas lain.

    C. Pemasangan Label Label dicetak oleh Penangkar / Produsen benih sesuai dengan format yang telah ditentukan kemudian diberi nomor seri dan disahkan (stempel) oleh UPTD BPSPT. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih. Standar Lapangan

    Kelas Benih Isolasi Jarak Min (m) Isolasi Waktu

    Min (hari) Varietas lain & tipe simpang Max (%)

    BD 2,0 15 0,1 BP 2,0 15 0,2 BR 2,0 15 0,5

    Standar Pengujian Laboratorium

    Kelas Benih

    Kadar Air Max (%)

    Benih Murni Min (%)

    Kotoran Benih Max (%)

    Benih Var. lain Max (%n)

    Daya Tumbuh Min (%)

    BD 11,0 98,0 0,2 0,1 80,0 BP 11,0 98,0 0,2 0,2 80,0 BR 11,0 97,0 0,3 0,5 80,0

    Tarif PNBP Pengujian dan Pemeriksaan Lapangan Benih Kedelai (PP Nomor : 48 TAHUN 2012)

    Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif a. Pemeriksaan Lapangan b. Pengujian Benih c. Pengujian Ulang

    Per hektar Per kilogram

    Percontoh benih

    Rp. Rp. Rp.

    2.000,- 6,-

    6.000,-