Upload
trinhminh
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T I M U R
TAHUN 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2013 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dapat diselesaikan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
capaian program dan kegiatan BPKAD yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun serta sebagai upaya melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan tugas pemerintahan yang didasarkan pada :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah ;
2. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dalam laporan ini, disajikan pencapaian sasaran kinerja BPKAD dalam kurun
waktu 1 Januari – 31 Desember 2013 sebagaimana yang tertuang dalam Penetapan
Kinerja (TAPKIN) dengan fokus pada program prioritas. Selain itu, penyusunan laporan
ini dalam rangka menyampaikan hasil evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan
pelaksanaan program BPKAD Tahun 2013 dan merupakan bagian dari upaya monitoring
dan evaluasi untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan penyempurnaan dan
peningkatan kinerja BPKAD secara berkelanjutan di masa mendatang.
Surabaya, Februari 2014
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
ttd
Drs. NURWIYATNO, M.Si Pembina Utama Madya
NIP. 19580910 198303 1 016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… ii
IKHTISAR EKSEKUTIF …………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................... 3
1.4 Gambaran Umum SKPD .......................................................... 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 11
2.1 Rencana Strategis .................................................................. 11
2.2 Rencana Kinerja ..................................................................... 13
2.3 Perjanjian Kinerja .................................................................. 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 17
3.1 Pengukuran Kinerja ................................................................ 17
3.2 Evaluasi Kinerja ..................................................................... 19
3.3 Akuntabilitas Keuangan .......................................................... 22
BAB IV PENUTUP 25
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 25
4.2 Saran ................................................................................... 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks Renstra Tahun 2011-2014
Lampiran 2 Penetapan Kinerja Tahun 2013
Lampiran 3 Pengukuran Kinerja Tahun 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur selain menyajikan berbagai
keberhasilan capaian strategis selama Tahun Anggaran 2013. Namun, juga menyajikan
kendala dan permasalahan yang terjadi selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Berbagai
capaian strategis tersebut tercermin pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah
direncanakan dalam Rencana Strategis BPKAD Tahun 2011-2014. BPKAD selaku Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
yang mempunyai tugas pokok, antara lain menyiapkan perumusan kebijakan pengelolaan
keuangan dan aset daerah, meliputi Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD), Penetapan APBD, Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD,
Penatausahaan APBD, Akuntansi keuangan dan aset daerah, Pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, Pembinaan administrasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota dan
Pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Hal ini, sesuai
dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi Jawa Timur, yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2011-
1014 memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur.
Visi BPKAD adalah Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang
Transparan dan Akuntabel. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang harus
dilaksanakan adalah Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dilakukan Secara Tertib
dan Normatif. Sesuai dengan visi dan misi BPKAD maka tujuan yang ingin dicapai adalah
:
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Meningkatkan kualitas pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah
kabupaten/kota.
Indikator kinerja yang akan dicapai Dalam tahun 2013 adalah :
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALI
SASI CAPAIAN
1. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
1) Persentase SKPD yang
menyusun RKA/RKPA tepat
waktu
100 % 100 % 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 iv
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALI
SASI CAPAIAN
2) Persentase Penerbitan SP2D
tepat waktu
100 % 100 % 100 %
3) Persentase SKPD yang
menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
4) Persentase aset tetap tanah
yang bersertifikat
42,02% 43,60% 103,76%
2. Meningkatnya
kualitas pembinaan
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah kabupaten /
kota
Persentase Raperda tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Kabupaten/Kota dan Raper
KDH tentang Penjabaran
Pertanggunggjawaban Pelaksanaan
APBD Kabupaten/Kota yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 100 % 100 %
Berdasarkan data realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2013 dari target
indikator kinerja yang telah ditetapkan secara kumulatif dapat tercapai dengan tingkat
keberhasilan 100 %. Untuk indikator persentase aset tetap tanah yang bersertifikat
target di tahun 2013 sebesar 42,02% atau sebanyak 60 bidang dan terealisasi sebesar
43,60% atau sebanyak 108 bidang. Untuk mendukung keberhasilan tingkat capaian
tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan. Namun, disisi lain juga masih terdapat
beberapa kendala dalam pengelolaan keuangan, antara lain :
a. Efektifitas pelaksanaan program kegiatan pada masing-masing bidang ;
b. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kemampuan
dibidang penatausahaan keuangan daerah ;
c. Adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ),
kurang teliti dan cermat sehingga terjadi kesalahan pembebanan dalam penulisan
Buku Kas Umum (BKU) dan harus dilakukan jurnal koreksi (BM) ;
d. Kurangnya data pendukung kepemilikan aset yang merupakan syarat utama proses
sertipikasi ;
e. Adanya perbedaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan persyaratan pengajuan
sertipikasi antar Kantor Pertanahan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 v
Memperhatikan beberapa kendala tersebut, sebagai upaya untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan yang sama dan berulang dalam pengelolaan keuangan dan aset
daerah perlu :
a. Fasilitasi sarana Laboratorium Keuangan Daerah yang diharapkan mampu
meningkatkan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia di SKPD lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur ;
b. Melakukan pendampingan kepada para pengelola keuangan SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur ;
c. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional dan Instansi
Terkait serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses penyelesaian
sertipikasi aset tetap tanah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagai tindak lanjut Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor
7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Di dalam
Instruksi Presiden tersebut, diamanatkan bahwa setiap Instansi Pemerintah
sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi dalam pengelolaan sumber daya
berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis SKPD.
Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2008, dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintah daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan mempunyai hak dan
kewajiban. Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerja
Pemerintahan Daerah (RKPD) yang dijabarkan dalam bentuk pendapatan,
belanja, dan pembiayaan daerah dan dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah, yang dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel,
tertib dan adil yang terangkum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), yang merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu
tahun anggaran. Selanjutnya, dalam pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa dalam rangka
penyusunan APBD, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna
Anggaran (PA) menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) berbasis kinerja
yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material dan
sumber daya lainnya. Secara umum prinsip-prinsip penganggaran adalah sebagai
berikut :
1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran,
APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan,
sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu program
dan kegiatan yang dianggarkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 2
2. Disiplin anggaran,
Penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan asas efisiensi, tepat guna,
tepat waktu pelaksanaan dan penggunaannya serta dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Keadilan anggaran,
Pengalokasian anggaran secara adil sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan.
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran,
Anggaran dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan
kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.
5. Disusun dengan pendekatan kinerja,
APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu mengutamakan upaya
pencapaian hasil (keluaran dan hasil) atas alokasi biaya atau masukan/input
yang ditetapkan.
Prinsip anggaran ini dapat dicapai, apabila kinerja pembangunan seluruh
SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur termasuk BPKAD Provinsi
Jawa Timur sebagai organisasi unsur staf bekerja sama dan saling mendukung
mulai dari perencanaan anggaran sampai dengan penyusunan laporan keuangan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
telah ditetapkan, perlu disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2011-2014.
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah tahun 2012 antara lain :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 ;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah ;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 3
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah ;
6. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013 ;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013 ;
11. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 78 Tahun 2012 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2013 ;
12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 68 Tahun 2013 tentang Perubahan
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2013.
1.3. TUJUAN
Tujuan penyusunan LAKIP adalah sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan
program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi serta untuk menilai dan
mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran BPKAD. Selanjutnya, dari
hasil evaluasi yang dilakukan dirumuskan sebagai bahan pertimbangan yang
diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya melakukan perbaikan dan
menetapkan kebijakan serta strategi yang akan datang dan dapat meningkatkan
kinerja BPKAD yang lebih baik.
1.4. GAMBARAN UMUM SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur,
terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011 Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 4
Jawa Timur berubah menjadi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) Provinsi Jawa Timur dan sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
10 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub
Bidang BPKAD Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
1.4.1. Tugas Pokok,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
meliputi penyusunan rancangan APBD/Perubahan APBD, penetapan
APBD, pelaksanaan APBD, penatausahaan APBD, akuntansi keuangan dan
aset daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan
administrasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota dan pembinaan
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
1.4.2. Fungsi,
Untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada point 1.4.1, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi, yaitu :
a. Penyiapan bahan kebijakan dan pedoman penyusunan APBD ;
b. Penyiapan bahan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD ;
c. Penyiapan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD ;
d. Pelaksanaan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ;
e. Pelaksanaan penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD) ;
f. Pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ;
g. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) ;
h. Pemrosesan usulan penunjukan pengelola Keuangan Daerah ;
i. Pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas ;
j. Pelaksanaan rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas daerah ;
k. Pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP) ;
l. Pelaksanaan pemungutan/pemotongan dan penyetoran Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK) ;
m. Pelaksanaan restitusi/pengembalian kelebihan pendapatan ;
n. Penyiapan kebijakan akuntansi keuangan daerah ;
o. Pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan dan aset
daerah ;
p. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 5
q. Penyiapan kebijakan, pedoman, pembinaan pengelolaan aset
daerah ;
r. Evaluasi rancangan APBD, rancangan Perubahan APBD, dan
rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota ;
s. Pembinaan pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota ;
t. Penyajian informasi keuangan dan aset daerah ;
u. Pengkoordinasian pengumpulan bahan dan pemrosesan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR) ;
v. Pengkoordinasian pengumpulan bahan pembiayaan daerah ;
w. Pengkoordinasian dan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD;
x. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur
dipimpin oleh Kepala Badan dengan dibantu jajaran struktural, sebagai berikut
(Gambar 1.1) :
A. Sekretariat ;
B. Bidang Anggaran ;
C. Bidang Perbendaharaan ;
D. Bidang Akuntansi ;
E. Bidang Pengelolaan Aset Daerah ;
F. Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 6
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKAD Provinsi Jawa Timur
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
SEKRETARIS
KASUBBAG TATA
USAHA
KASUBBAG
PENYUSUNAN
PROGRAM
KASUBBAG
KEUANGAN
KEPALA BIDANG
ANGGARAN
KEPALA BIDANG
PERBENDAHARAAN
KEPALA BIDANG
AKUNTANSI
KEPALA BIDANG
PENGELOLAAN ASET
DAERAH
KEPALA BIDANG BINA
KEUANGAN
KABUPATEN/KOTA
KASUBBID ANGGARAN
PENDAPATAN DAN
PEMBIAYAAN
KASUBBID ANGGARAN
BELANJA I
KASUBBID ANGGARAN
BELANJA Ii
KASUBBID
PENGELOLAAN KAS
KASUBBID
PERBENDAHARAAN
BELANJA I
KASUBBID
PERBENDAHARAAN
BELANJA II
KASUBBID AKUNTANSI
PENERIMAAN KAS
KASUBBID AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
KASUBBID AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWAB
AN DAN PELAKSANAAN
APBD
KASUBBID
PERENCANAAN DAN
PENATAUSAHAAN
KASUBBID
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN
KASUBBID
PENGHAPUSAN DAN
PEMINDAHTANGANAN
KASUBBID BINA
KEUANGAN WILAYAH I
KASUBBID BINA
KEUANGAN WILAYAH II
KASUBBID BINA
KEUANGAN WILAYAH III
Sesuai pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, dijelaskan bahwa
Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada :
a. Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelola keuangan daerah ;
b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku PPKD ;
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB).
Menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, sebagai pedoman
teknis telah diterbitkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) yang menjelaskan bahwa, SKPKD adalah perangkat daerah pada
Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD dalam hal ini dilakukan
oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. Mendasari ketentuan tersebut, BPKAD Provinsi
Jawa Timur secara paralel memiliki dan melakukan 2 (dua) peran strategis, yaitu
selaku SKPD dan SKPKD yang mempunyai tugas :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 7
a. Selaku SKPD,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyusun dan
melaksanakan program dan kegiatan yang bersifat regular, koordinasi dan
fasilitasi yang menunjang kebutuhan SKPD dilingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, utamanya terkait dengan perencanaan anggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah
serta pembinaan pengelolaan keuangan kabupaten/kota.
b. Selaku SKPKD,
Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011, BPKAD selaku SKPKD mempunyai tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah ;
2. Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD ;
3. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ;
4. Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;
5. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan
oleh Kepala Daerah.
1.4.3. Kekuatan dan Sumber Daya
1.4.3.1 Sumber Daya Aparatur
1. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Provinsi
Jawa Timur didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup, hal ini
dapat dilihat dari jumlah PNS dan Non Dari jumlah tersebut,
berdasarkan tingkat pendidikan sumber daya PNS yang
berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sebanyak 107 (90,68%),
Diploma I sampai dengan Diploma IV sebanyak 1 orang (0,85%),
Sekolah Menengah Pertama dan Atas sebanyak 10 orang (8,47%).
Untuk lebih jelasnya sumber daya aparatur BPKAD berdasarkan
tingkat pendidikan yang tersusun dengan kriteria gender dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 8
No Pendidikan Jenis Kelamin
Laki Perempuan
1. S3 - 1
2. S2 24 11
3. S1 40 31
4. D.I-D.IV - 1
5. SLTA 8 1
6. SLTP 1 -
1.4.3.2. Sarana dan Prasarana,
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan, di
BPKAD Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa fasilitas sarana dan
prasarana antara lain :
a. Alat-Alat Angkutan :
Kendaraan roda 4 (empat) 10 unit
Kendaraan roda 2 (dua) 2 unit
b. Alat Kantor dan Rumah Tangga, antara lain :
AC Split
Access Point Wireless
Almari dan filling
kabinet
Alat Pemadam
Kebakaran
Amplifier
Brankas
Dispenser
Finger Print
Genset
Jaringan
Kursi dan Kursi
Komputer dan
kelengkapannya
Note Book
Lemari Es
Lower Press Roll
Mesin Ketik
Mesin Fotokopi
Mesin Hitung
Mesin Penghancur
Kertas
Mesin Validasi
Pompa Air
Tangga Aluminium
Travo
Water Filter
Alat Pemotong Kertas
Whiteboard Electronic
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 9
c. Alat Studio dan Komunikasi
- LCD Proyektor
- Screen Motorized
- Kamera
- Handycam
- Pesawat Telepon
- Mesin Faximile
- Speaker
- CCTV
- IP PABX
- Televisi
- Sound System
- HT
Selain kondisi sarana dan prasarana yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Jawa Timur terdapat juga beberapa kelemahan organisasi yang dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi dan koreksi dalam rangka peningkatan,
penyempurnaan dan pengembangan organisasi pada masa yang akan
datang, antara lain :
1. Keterbatasan pegawai yang memiliki kompentensi di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Masih adanya pegawai yang kurang disiplin dan kurang memahami
etos kerja dan tanggung jawab tupoksi masing-masing ;
3. Rendahnya tingkat kepedulian pegawai terhadap lingkungan kerja ;
4. Pegawai yang kurang memahami peraturan perundang-undangan,
utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
5. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan komunikasi antar staf maupun
antar bidang Lemahnya ;
6. Kurang berorientasi pada tujuan jangka panjang, pola pikir dan pola
kerja pegawai masih bersifat parsial dan sektoral ;
7. Belum maksimalnya kesempatan peningkatan pendidikan formal
ataupun informal karena intensitas dan ritme kerja yang relatif tinggi.
Selanjutnya, untuk menentukan tujuan, sasaran dan menetapkan
target capaian keberhasilan pelaksanaan program kegiatan, maka pada
awal perencanaan anggaran harus dilakukan identifikasi faktor-faktor apa
yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam menentukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 10
keberhasilan suatu organisasi dalam rangka menjawab tuntutan
kebutuhan berdasarkan perkembangan dan realita yang ada. Faktor-
faktor penentu keberhasilan lebih berfungsi untuk memfokuskan strategi
organisasi dalam menjembatani misi dan tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS,
Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
merupakan dokumen perencanaan taktis strategis, yang memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPKAD Provinsi Jawa Timur dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan bersifat indikatif.
2.1.1. V i s i,
Visi organisasi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut
kemana organisasi dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara
konsisten dan produktif. Adapun Visi BPKAD adalah :
“Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang
transparan dan akuntabel”
Visi BPKAD perlu ditanamkan pada setiap unsur BPKAD sehingga
menjadi visi bersama dan mampu mengarahkan serta menggerakkan
sumber daya.
2.1.2. M i s i,
Misi adalah suatu upaya yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
seluruh perangkat organisasi untuk mewujudkan visi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan visi tersebut, dapat dirumuskan misi BPKAD
adalah :
“Pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan secara tertib
dan normatif”
2.1.3. Tujuan,
Berdasarkan misi yang ditentukan tersebut, BPKAD menetapkan tujuan
yang hendak dicapai yaitu :
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Meningkatkan kualitas pembinaan pengelolaan keuangan
kabupaten/ kota
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 12
2.1.4. Sasaran,
Sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu :
1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Meningkatnya kualitas pembinaan pengelolaan keuangan
kabupaten/kota.
Kedua sasaran yang telah ditetapkan tersebut, dapat tercapai apabila
seluruh pegawai BPKAD Provinsi Jawa Timur konsisten dan komitmen
bersama-sama saling bersinergi melaksanakan strategi secara tepat
dan sistematis sesuai kemampuan sumber daya yang ada. Hasil analisis
sasaran dan dukungan data menentukan faktor-faktor kunci
keberhasilan yang relevan sebagai prasyarat perbaikan strategi.
Mendasari hal ini, untuk lima tahun mendatang BPKAD Provinsi Jawa
Timur telah menetapkan suatu strategi yang secara rinci dijabarkan
dalam beberapa program dan kegiatan.
2.1.5. Program,
Program kerja yang ditetapkan memiliki jangka waktu yang
bervariasi, yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Oleh karena
itu, beberapa program yang diuraikan dibawah ini berlaku dalam
kurun waktu lima Tahun (2011-2014) sesuai Rencana Strategis
BPKAD. Sebagai tindak lanjut ditetapkannya sasaran, telah dijabarkan
dalam bentuk kegiatan, meliputi :
Program Kegiatan
Kode Uraian Kode Uraian
(01) Pelayanan Administrasi
Perkantoran
(007) Penyediaan jasa administrasi keuangan
(011) Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
(099) Peningkatan pelayanan administrasi
perkantoran
(02) Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
(049) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan
kantor dan rumah tangga
(05) Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
(099) Peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur
(17) Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan Keuangan
(003)
Penyusunan kebijakan akuntansi
pemerintah daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 13
Program Kegiatan
Kode Uraian Kode Uraian
Daerah (006) Penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang APBD
(008) Penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang perubahan APBD
(010) Penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
(015)
Bimbingan teknis implementasi paket
tentang regulasi pengelolaan keuangan
daerah
(016) Peningkatan manajemen aset/barang
daerah
(018) Rekonsiliasi pengelolaan asset/barang
daerah
(043)
Peningkatan kapasitas keuangan
pemerintah daerah
(250) Penataan, pengembangan sistem dan
pengelolaan keuangan daerah
(251) Manajemen pengelolaan keuangan dan
aset daerah
(253) Optimalisasi pengelolaan aset
(254) Percepatan sertifikasi aset daerah
(18) Pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
(105) Analisa dan evaluasi rancangan
peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD Kabupaten/Kota dan rancangan
peraturan KDH tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD Kabupaten /Kota.
(106) Analisa dan Evaluasi Raperda
Kabupaten/Kota
2.2 RENCANA KINERJA,
Rencana Kinerja adalah merupakan proses penetapan kegiatan tahunan
beserta indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Hasil proses penetapan kegiatan ini
diwujudkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang berisi sasaran, program
kegiatan prioritas dan target yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 14
sebagai dasar menghitung prakiraan alokasi anggaran dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) adalah rencana tahunan pemerintah daerah yang disusun
berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai akumulasi dari
Rencana Kerja Tahunan (RKT). Selanjutnya, untuk menjabarkan rencana
tersebut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja-SKPD
yang memuat rencana induk dalam bentuk program dan kegiatan menjadi suatu
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
sebagai komitmen yang akan dicapai (target setting) dalam waktu tertentu.
Selain itu, sebagai upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program
kegiatan yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam RENSTRA-SKKD juga
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan
anggaran, yaitu :
1. Perencanaan anggaran hendaknya berkaitan langsung dengan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai ;
2. Adanya keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan
dengan penganggaran ;
3. Dapat menyesuaikan keadaan di lapangan pada saat dilaksanakan,
sehingga rencana harus bersifat fleksibel ;
4. Perhitungan yang cermat terhadap kemungkinan resiko yang akan terjadi
ketika pelaksanaan kegiatan ;
5. Rencana kinerja memuat petunjuk yang jelas tentang penjabaran yang
lebih lanjut dalam pelaksanaannya.
Mendasari beberapa hal tersebut, nampak bahwa menyusun rencana
merupakan kegiatan intelektual bersifat perspektif yang mengandung arti suatu
rencana yang akan dilaksanakan di masa datang harus mempertimbangkan
berbagai hal diantaranya persepsi yang jelas kedepan yang diinginkan oleh
SKPD dalam kurun waktu tertentu, sehingga SKPD yang akan melakukan
berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan mempunyai perhitungan
yang cermat dan tepat tentang kendala dan resiko yang mungkin terjadi serta
upaya minimalisasi berbagai faktor ketidakpastian dengan berbagai dampak
negatif dan petunjuk yang jelas tentang penjabaran lebih lanjut dari rencana
program kerja.
Untuk mendukung tercapainya pelaksanaan kegiatan ini perlu adanya pola
pikir komprehensif yang mampu memproyeksikan program apa yang akan
dikerjakan, kapan dilaksanakan, siapa yang terlibat, sarana dan prasarana apa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 15
yang diperlukan serta berapa alokasi anggaran yang diperlukan pada masing-
masing kegiatan.
Selanjutnya, untuk membantu kelancaran proses penyusunan program
kegiatan dan anggaran perlu dilakukan pemilahan antara program prioritas
dengan program reguler. Sebagai ilustrasi, berikut ini diinformasikan rencana
kinerja prioritas BPKAD Provinsi Jawa Timur :
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target
Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
Persentase SKPD yang menyusun RKA/RKPA tepat waktu 100 %
Persentase Penerbitan SP2D tepat waktu 100 %
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan
tepat waktu
100 %
Persentase aset tetap tanah yang bersertifikat 42,02%
Meningkatnya
kualitas pembinaan
pengelolaan
keuangan kabupaten
/ kota
Persentase Raperda tentang Pertanggung-jawaban
Pelaksanaan APBD Kabupaten / Kota dan Raper KDH
tentang Penjabaran Pertanggunggjawaban Pelaksanaan
APBD Kabupaten/Kota yang dievaluasi tepat waktu
100 %
2.3 PERJANJIAN KINERJA,
Perjanjian kinerja adalah tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang
akan dicapai Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang tertuang dalam penetapan kinerja sebagai
bentuk komitmen dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mendukung
pencapaian visi, misi SKPD. Penetapan Kinerja (perjanjian kinerja) ini disusun
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) yang merupakan penjabaran dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur nomor 13 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2013 dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 7 Tahun 2013
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Penetapan kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan
diwujudkan oleh SKPD/unit kerja dalam suatu masa atau waktu tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada. Secara rinci,
penetapan kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013, meliputi :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 16
Sasaran Indikator Kinerja
Utama
Target Program Anggaran
(Rp)
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Persentase SKPD yang
menyusun RKA/RKPA
tepat waktu
100 Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
14.297.825.000,00
Persentase Penerbitan
SP2D tepat waktu
100
Persentase SKPD yang
menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu
100
Persentase aset tetap
tanah yang bersertifikat
42,02
Meningkatnya
kualitas
pembinaan
pengelolaan
keuangan
kabupaten /
kota
Persentase Raperda
tentang Pertanggung-
jawaban Pelaksanaan
APBD Kabupaten / Kota
dan Raper KDH tentang
Penjabaran
Pertanggunggjawaban
Pelaksanaan APBD
Kabupaten/Kota yang
dievaluasi tepat waktu
100 Pembinaan dan
Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten/Kota
1.799.770.000,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan
kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah
berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Akuntabilitas kinerja ini,
diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
tingkat keberhasilan dan kegagalan atas pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi BPKAD Provinsi Jawa
Timur. Selain itu, akuntabilitas pada hakekatnya juga merupakan salah satu faktor
penilaian yang sistematis berdasarkan indikator kinerja kegiatan yang berupa masukan,
keluaran dan hasil dalam rangka menjawab tuntutan kinerja pemerintahan dengan
mengacu pada dinamika kebutuhan masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pelaku
utama dalam menjalankan proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan
pembangunan diharapkan untuk lebih transparan dan clean governance. Penilaian
kinerja juga tidak terlepas dari kegiatan mengolah input menjadi output dan outcome
yang menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan mempunyai
manfaat kepada masyarakat.
3.1. PENGUKURAN KINERJA,
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program kegiatan suatu
SKPD pada tahun anggaran berkenaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam RENSTRA, visi dan misi BPKAD Provinsi Jawa Timur.
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan cara membandingkan antara target
pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
dengan realisasi. Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja utama
dari 5 (lima) program dan 20 (dua puluh) kegiatan yang dilaksanakan oleh
BPKAD Provinsi Jawa Timur dalam 1 (satu) tahun anggaran, dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 18
Dilihat dari tabel capaian kinerja diatas, secara umum tingkat keberhasilan
kinerja BPKAD telah sesuai target yang telah ditetapkan, bahkan terdapat 1
(satu) kegiatan prioritas yang mengalami peningkatan signifikan dari target yang
telah ditetapkan, yaitu kegiatan sertipikasi aset tetap tanah yang semula
ditargetkan sebesar 42,02 % atau sebanyak 60 bidang tanah terealisasi sebesar
43,60 % atau sebanyak 108 bidang. Hal ini, antara lain disebabkan adanya
upaya-upaya aktif dan terencana yang dilakukan BPKAD dengan
Lembaga/Instansi terkait, masyarakat dan Badan Pertanahan Nasional (BPN)
yang diwujudkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS)
antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan BPN.
Sasaran
Indikator Kinerja
Utama
Target
TH
2013
Realisasi (TH) Capaian
TH
2013
(%)
2010 2011 2012 2013
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Persentase SKPD yang
menyusun RKA/RKPA tepat
waktu
100 100 100 100 100 100
Persentase Penerbitan
SP2D tepat waktu
100 100 100 100 100 100
Persentase SKPD yang
menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu
100 100 100 100 100 100
Persentase aset tetap
tanah yang bersertifikat
42,02 36,54 38,28 40,05 43,60 103,76
Meningkatnya
kualitas
pembinaan
pengelolaan
keuangan
kabupaten / kota
Persentase Raperda
tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Kabupaten / Kota dan
Raper KDH tentang
Penjabaran
Pertanggunggjawaban
Pelaksanaan APBD
Kabupaten/Kota yang
dievaluasi tepat waktu
100 100 100 100 100 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 19
3.2. EVALUASI KINERJA,
Evaluasi kinerja dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pencapaian
indikator kinerja kegiatan dan untuk memberikan penjelasan terhadap hal-hal
yang dapat meningkatkan keberhasilan serta mencari solusi alternatif untuk
menyelesaikan kendala dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan dengan
cara membandingkan persentase capaian Indikator Kinerja Utama pada Tahun
Anggaran 2013 dengan tahun anggaran sebelumnya. Selain itu, evaluasi kinerja
ini juga mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan capaian
realisasi, kemajuan serta kendala yang terjadi dalam rangka introspeksi dan
perbaikan dalam menyusun perencanaan program dan anggaran serta
pelaksanaannya di masa yang akan datang. Hasil evaluasi kinerja BPKAD Provinsi
Jawa Timur Tahun 2013, dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
1. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah,
Keberhasilan sasaran strategis pada kegiatan ini diukur melalui 5 (lima)
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang didukung 1 (satu) program, yaitu
Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan 5
(lima) kegiatan prioritas, yaitu Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda) tentang APBD, Penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD,
Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah, Penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD, Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah dan Percepatan
Sertifikasi Aset Daerah dengan indikator kinerja, target dan realisasi sebagai
berikut :
Sasaran Indikator Kinerja
Utama
Target Capaian
(%)
Hambatan dan
Antisipasi
Analisis
Capaian
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Persentase SKPD
yang menyusun
RKA/RKPA tepat
waktu
100 100 - Target tercapai
Persentase
Penerbitan SP2D
tepat waktu
100 100 - Target tercapai
Persentase SKPD
yang menyampaikan
laporan keuangan
tepat waktu
100 100 - Target tercapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 20
Sasaran Indikator Kinerja
Utama
Target Capaian
(%)
Hambatan dan
Antisipasi
Analisis
Capaian
Persentase aset
tetap tanah yang
bersertifikat
42,02 103,76 pelaksanaannya
melibatkan
Instansi/lembaga
terkait (BPN,
Notaris,
Sucofindo,
Pemerintah Desa,
Pemerintahan
Kecamatan,
Pemerintah
Kab./Kota dan
Warga sekitar
obyek sertipikasi).
Penerbitan
sertipikat
mengalami
kenaikan, yang
disebabkan
adanya kerjasama
dengan BPN yang
diwujudkan dalam
penandatanganan
SPKS . Hal ini,
berdampak positif
yang membantu
proses
percepatan
sertipikasi aset
tetap tanah.
Terkait dengan capaian indikator kinerja utama penyusunan RKA/RKPA
sebagai dasar penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD/PAPBD dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2012-2014)
penyusunannya tepat waktu sesuai pasal 89 ayat (2) huruf c dan ayat (3)
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor
21 Tahun 2011. Hal ini, sangat dipengaruhi situasi yang harmonis dan
kondusif antara Eksekutif dan Legislatif, sehingga penyusunan dan
penyampaian Raperda tentang APBD/PAPBD Provinsi Jawa Timur ke
Kementerian Dalam Negeri, selalu menempati peringkat 10 (sepuluh) besar
dari 34 (tiga puluh empat) provinsi seluruh Indonesia dengan kategori tepat
waktu dan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.07/2011
tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Insentif Daerah Tahun Anggaran
2012, Nomor 202/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana
Insentif Daerah Tahun Anggaran 2013, dan Nomor 8/PMK.07/2014 tentang
Pedoman Umum dan Alokasi Dana Insentif Daerah Tahun Anggaran 2014,
Provinsi Jawa Timur mendapatkan reward tambahan dana transfer dari
Pemerintah Pusat dalam bentuk Dana Insentif Daerah (DID).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 21
Berdasarkan rekapitulasi data, nilai aset tetap milik Pemerintah Provinsi Jawa
Timur tahun 2013 sebesar Rp28.929.641.138.726,87. Untuk total aset tetap
tanah sebanyak 3.046 bidang dan sampai dengan tahun 2013 tanah yang
telah memiliki sertifikat sebanyak 1328 bidang atau sebesar 43,60%. Tahun
2013 target aset tetap tanah yang bersertifikat sebanyak 60 bidang atau
sebesar 42,02% dan terealisasi sebanyak 108 bidang atau sebesar 43,60%
sehingga capaian strategisnya sebesar 103,76% atau mengalami kenaikan
sebesar 3,76%.
2. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan aset daerah Kabupaten/
Kota
Untuk mengukur tingkat keberhasilan sasaran strategis dapat dilakukan
melalui 1 (satu) Indikator Kinerja Utama yang didukung dengan 1 (satu)
program, yaitu Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/
Kota serta dengan 1 (satu) kegiatan prioritas, yaitu Analisa Dan Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota dengan indikator
kinerja, target dan realisasi sebagai berikut :
Sasaran Indikator Kinerja
Utama
Target Capaian
(%)
Hambatan
dan Antisipasi
Analisis Capaian
Meningkatnya
kualitas
pembinaan
pengelolaan
keuangan
kabupaten / kota
Persentase Raperda
tentang
Pertanggungjawa-
ban Pelaksanaan
APBD Kabupaten /
Kota dan Raper KDH
tentang Penjabaran
Pertanggunggjawab
an Pelaksanaan
APBD Kabupaten /
Kota yang dievaluasi
tepat waktu
100 100 - Bahwa proses
evaluasi Raperda
tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
dan Raper KDH
tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
rata-rata memerlukan
waktu 3-10 hari kerja
sejak diterimanya
rancangan dimaksud
hingga menjadi
Keputusan Gubernur
Selanjutnya, terkait dengan realisasi belanja BPKAD Tahun Anggaran
2013, secara umum menunjukkan bahwa capaian keberhasilan atas pelaksanaan
program kegiatan dapat dikategorikan telah sesuai dengan sasaran dan target
yang direncanakan, walaupun masih terdapat beberapa kendala dalam
pengelolaan keuangan daerah, antara lain :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 22
1. Aspek Perencanaan,
a. Pola pikir dalam menyusun perencanaan anggaran masih bersifat rutinitas
dan belum visioner yang didasarkan pada kebutuhan riil dan hasil analisa ;
b. Perencanaan program dan kegiatan masih bersifat parsial dan sektoral;
c. Adanya program atau kegiatan baru yang pelaksanaannya muncul pada
tahun anggaran berjalan, sehingga ada kesan tidak terencana dan
berdampak adanya revisi, penyesuaian kode rekening dan pembebanan
anggaran.
2. Aspek Pelaksanaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang perencanaan anggaran, program kegiatan serta
pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
b. Adanya kebijakan atau regulasi yang diterbitkan dalam tahun anggaran
berjalan dan atau kebijakan yang tidak sesuai dengan azas desentralisasi
pengelolaan keuangan daerah sehingga berdampak pada implementasi ;
c. Masih adanya gap/perbedaan kebijakan yang mengatur pengelolaan
keuangan antara APBN dan APBD (terdapat perbedaan sistem dan SOP).
3. Aspek Penatausahaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang penatausahaan keuangan daerah ;
b. Masih adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat
Pertanggungjawaban (SPJ), kurang teliti, cermat dan juga masih terdapat
kesalahan pembebanan dalam penulisan Buku Kas Umum (BKU) ;
c. Inkonsistensi pelaksanaan Daftar Kebutuhan Kas Bulanan (DKKB) yang
disusun secara periodik terhadap Surat Penyediaan Dana (SPD).
Memperhatikan beberapa kendala tersebut, untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan yang sama dan berulang dalam pengelolaan keuangan dan aset
daerah perlu :
1) Optimalisasi dan pemberdayaan fungsi Laboratorium Keuangan Daerah
melalui bintek, workshop dan sosialisasi kepada para pengelola keuangan dan
aset daerah ;
2) Melakukan pendampingan kepada para pengelola keuangan dan fasilitasi
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah serta mengembangkan aplikasi
berdasarkan regulasi, dinamika dan kebutuhan riil ;
3) Membangun keselarasan dan kesepahaman antar bidang dan instansi terkait
melalui koordinasi, komunikasi dan konsolidasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 23
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN,
Akuntabilitas keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban mengenai
integritas keuangan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan-
undangan. Sasaran pertanggungjawaban adalah laporan keuangan yang berlaku
meliputi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang SKPD. Sedangkan
Instrumen utama akuntabilitas keuangan adalah anggaran pemerintah dan data
laporan tahunan yang disusun secara periodik sehingga nampak proses
penganggaran secara keseluruhan menjadi relevan untuk dipertanggungjawabkan
dan pengendaliannya pada berbagai tingkatan operasi dari masing-masing
indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Tahun
Anggaran 2013. Berdasarkan ketentuan tesebut, sebagai bentuk
pertanggungjawaban BPKAD Provinsi Jawa Timur dari alokasi anggaran sebesar
sebesar Rp. 77.277.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 73.927.275.208,00 atau
95,67 persen atau mengalami kenaikan sebesar 2,75 persen bila dibandingkan
dengan tahun lalu sebesar 92,92 persen, dengan rincian:
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
1 2 3 4 6
BELANJA DAERAH 77.277.000.000,00 73.927.275.208,00 95,67
BELANJA TIDAK LANGSUNG 30.857.849.400,00 30.456.196.972,00 98,70
BELANJA LANGSUNG 46.419.150.600,00 43.471.078.236,00 93,65
01 Pelayanan Administrasi Perkantoran 12.257.326.940,00 11.916.949.744,00 97,22
007 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
4.692.116.000,00 4.627.388.981,00 98,62
011 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
1.135.076.240,00 1.125.921.225,00 99,19
099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
6.430.134.700,00 6.163.639.538,00 95,86
02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3.037.108.260,00 2.914.132.239,00 95,95
049 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga
3.037.108.260,00 2.914.132.239,00 95,95
05 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4.190.399.000,00 3.766.043.350,00 89,87
099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4.190.399.000,00 3.766.043.350,00 89,87
17 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
23.224.316.400,00 21.234.918.570,00 91,43
003 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
2.057.090.000,00 1.595.327.500,00 77,55
006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
3.404.760.000,00 3.229.917.202,00 94,86
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 24
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
2.601 335.000,00 2.551.734.925,00 98,09
010 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
2.232.910.000,00 2.149.392.175,00 96,26
015 Bimbingan teknis implementasi paket tentang regulasi pengelolaan keuangan daerah
324.105.000,00 223.969.800,00 69,10
016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
1.569.105.000,00 1.427.073.935,00 90,95
018 Rekonsiliasi Pengelolaan Asset/Barang Daerah
887.365.000,00 847.786.514,00 95,54
043 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
1.962.549.000,00 1.946.411.140,00 99,18
250 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah
2.162.451.000,00 2.109.690.544,00 97,56
251 Manajemen Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
1.624.116.400,00 1.600.495.500,00 98,55
253 Optimalisasi Pengelolaan Aset 1.871.364.000,00 1.700.252.615,00 90,86
254 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 2.527.166.000,00 1.852.866.720,00 73,32
18 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
3.710.000.000,00 3.639.034.333,00 98,09
005 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota
1.799.770.000,00 1.769.640.900,00 98,33
105 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota
1.910.230.000,00 1.869.393.433,00 97,86
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 25
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Penetapan
Kinerja (TAPKIN) program kegiatan dan anggaran maupun kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang disusun secara rutin dan
wajib bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap akhir tahun anggaran
untuk disampaikan kepada Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah yang dikuasakan kepada seluruh SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang
memadai untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis. Selain itu, penyusunan
LAKIP juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan sarana penilaian
kinerja suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja juga dapat
dijadikan input terhadap penyempurnaan perencanaan anggaran, penyusunan
program kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan untuk menunjang kelancaran
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Secara umum, pelaksanaan program dan kegiatan di BPKAD pada Tahun
Anggaran 2013 berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase capaian
output kegiatan 95,67 persen dengan penyerapan anggaran sebesar
Rp.73.927.275.208,00. Output dan serapan anggaran ini, didukung oleh 5 (lima)
Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu :
1. Persentase SKPD yang menyusun RKA/RKPA tepat waktu ;
2. Persentase Penerbitan SP2D tepat waktu sejak diterimanya pengajuan SPM
secara lengkap dan benar ;
3. Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu ;
4. Persentase aset tetap tanah yang bersertifikat ;
5. Persentase Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kabupaten / Kota dan Raper KDH tentang Penjabaran Pertanggunggjawaban
Pelaksanaan APBD Kabupaten / Kota yang dievaluasi tepat waktu.
Khusus terkait dengan capaian indikator kinerja percepatan sertifikasi aset
daerah baik melalui kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor
Wilayah Provinsi Jawa Timur maupun melalui Notaris realisasinya melebihi target
yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya realisasi sisa usulan sertipikasi
aset tetap tanah mulai Tahun 2010-2012.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 26
4.2. SARAN
Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan ini, tidak lain karena rahmat
dan ridho dari Allah SWT dan dukungan semua pihak, kerjasama antar SKPD
serta kerjasama dari seluruh bidang di BPKAD. Selain keberhasilan yang telah
dicapai, tentunya tidak dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang
menjadi kendala atau hambatan yang perlu diperbaiki ke depan, antara lain
koordinasi antar unit kerja dan koordinasi antar SKPD. Selanjutnya, sebagai
upaya perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja pada tahun-tahun
mendatang perlu dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, utamanya dibidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah melalui kursus, pelatihan dan
desiminasi ;
2. Memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas sistem pelaporan dan pertanggungjawaban
SKPD serta meningkatkan kualitas reviu atas laporan kinerja SKPD ;
3. Melakukan validasi dan rekonsiliasi data aset dengan SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur ;
4. Meningkatkan fungsi koordinasi dan melaksanakan fungsi konsolidasi dengan
SKPD sebagai pengguna barang ;
5. Melakukan inventarisasi dan identifikasi aset tetap tanah yang akan
disertifikasi .
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
BPKAD Provinsi Jawa Timur, dengan harapan dapat dijadikan bahan koreksi dan
introspeksi maupun kritik yang konstruktif dalam rangka meningkatkan kinerja
yang lebih baik sebagai upaya mendukung terwujudnya tata kelola keuangan
dan pemerintahan yang baik (good governance).
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
ttd
Drs. NURWIYATNO, M.Si. Pembina Utama Madya
NIP 19580910 198303 1 016
TARGET
Th. 2013 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013
Persentase SKPD yang menyusun RKA/RKPA
tepat waktu (setelah penandatanganan nota
kesepakatan KUA dan PPAS)
100 100 100 100 100
Persentase Penerbitan SP2D tepat waktu sejak
diterimanya pengajuan SPM secara lengkap
dan benar
100 100 100 100 100
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu
100 100 100 100 100
Persentase aset tetap tanah yang bersertifikat 42,02% 38,28% 40,05% 43,60% 103,76%
Meningkatnya kualitas
pembinaan pengelolaan
keuangan dan aset daerah
kabupaten / kota
Persentase Raperda tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kab/Kota dan Raper KDH tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kab/Kota yang dievaluasi tepat waktu
100 100 100 100 100
Total Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013, sebesar Rp. 77.277.000.000,00
Realisasi Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013, sebesar Rp. 73.927.275.208,00
PENGUKURAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan aset
daerah
REALISASI CAPAIAN
TH. 2013 (%)
NAMA PENGHARGAAN : Penghargaan Bidang Pelaporan Keuangan Terkait Opini
Wajar Tanpa Pengecualian yang Ketiga atas laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
YANG MENYERAHKAN : WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Prof Dr H. Boediono
TANGGAL PENYERAHAN : 12 SEPTEMBER 2013