Upload
trinhngoc
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BABV
RINGKASAN
Tidak lama setelah Persaudaraan Mason Bebas yang terorganisasi masuk ke negeri Belanda, juga di wilayahOost-Indische Compagnie (Kompeni) di Asia didirikan
loge-loge pertama. Mula-mula hanya di daratan Asia, kemudian juga di Pulau Jawa, sedangkan baru pada sekitar tahun1860loge pertama di Sumatra didirikan. Loge di Batavia hanyasingkat hidupnya tetapi tidak lama kemudian dapat diletakkan landasan yang lebih langgeng. Loge-loge "La Fidele Sincerite" dan "La Vertueuse" (1767-1769)didirikan pada awalsuatu kurun waktu yang berlangsung selama hampir duaabad, sewaktu Persaudaraan Mason Bebas bergerak di wila
yah Hindia Belanda dan kemudian Indonesia.
Pada masa jayanya "Tarekat Kaum Mason Bebas di bawah
Timur Agung Nederland" di Hindia Belanda mempunyaisekitar 1.500 anggota, terbagi dalam 25 bentara. Pada tahuntahun lima puluhan, ketika kehadiran orang Belanda di Indonesia merdeka mendapat tekanan, jumlah anggota dengancepat merosot. Semua kegiatan berakhir pada tahun 1961,
567
RrNGKASAN
namun di Guinea Baru bagian Barat (Papua) keberadaannyamasih dapat diperpanjang satu tahun lagi.
Kajian ini dimaksudkan untuk melacak interaksi antara
Tarekat Mason Bebas dengan masyarakat Hindia Timur.Harus diingat bahwa walaupun keanggotaan memang sejaksemula sudah terbuka bagi orang Indonesia dan orang Tionghoa, kehidupan loge hanya berlangsung di dalam dunia orangEropa. Kegiatan keluar terutama tampak dalam bentuk bantuan yang diberikan kepada golongan Indo-Eropa yang kesusahan. Kebanyakannya, masyarakat mengenal Tarekat karenagedung-gedung yang dibangun di hampir setiap kota di Jawa.
Penulisan buku ini semata-mata didorong oleh rasa ingintahu yang dipicu oleh "penemuan" bahwa di Hindia Belandatempo dulu terdapat berbagai lembaga kemasyarakatan yangtidak atau hampir tidak disebut dalam sumber historis yangbiasa. Suatu ringkasan singkat dalam E11cyclopaedie van Neder
landsch Indiii hanya mengangkat ujung dari tabir, sedangkanpelacakan terhadap sumber-sumber akhirnya menuju kepadakarya monumental tentang Tarekat Mason Bebas di HindiaBelanda, tahun 1767-1917 (Gedenkboek van de Vrijmetselarij in
Nederlandsch Oost-Indiii 1767-1917) yang dapat disimak di"Koninklijk Instituut voor de Tropen (Institut Kerajaan untukDaerah Tropis)" di Amsterdam.
Rangsangan terkuat bagi penelitian ini diberikan olehIndisch Ma(onniek Tijdschrift dan penerusnya. Didirikan padatahun 1895, majalah itu mencerminkan 60 tahun sejarahmasonik. Oleh karena majalah itu juga menerima sumbangansumbangan yang mempunyai makna sejarah maka penulisansejarah Persaudaraan Mason Bebas dapat dilakukan denganpandangan "dari dalam". Di samping itu dapat dipakai jugabuku-buku peringatan dari masing masing loge-loge. Datadari kuesioner yang diselenggarakan pada tahun 1987 di
568
antara para man tan anggota loge-loge Hindia Timur melengkapi bahan untuk periode terakhir yang kurang diliput olehdata tertulis. Kuesioner itu selanjutnya menunjukkan bagaimana keanggotaan Tarekat di Hindia dihayati oleh anggotaanggota secara perorangan. Pendekatan yang dipakai di siniialah penilitian dari sumber sumber sekunder ataupun bahantercetak karena keadaan umum dari penulisan sejarah masonik Seandainya bahan bahan dari arsip Tarekat di Den Haagjuga dipakai, pasti bobotnya akan sangat terlihat. Sayang, karena berbagai alasan hal itu tidak dilakukan.
Uraian tentang dua abad sejarah masonik di daerah tropismerupakan tujuan utama penelitian ini. Pertanyaan utamayang selalu menjadi landasan adalah: apakah dampak gagasan-gagasan masonik - yang merupakan produk Pencerahandi Eropa pada abad ke-18 - serta tindakan-tindakan kaummason bebas yang bekerja di loge-loge pada kehidupansesehari di Hindia. Di samping itu kenyataan yang menarikbahwa pada tahun 1955 telah didirikan suatu Tarekat TarekatMason Bebas Indonesia yang merdeka, menimbulkan pertanyaan bagaimana dan sejauh mana alam pikiran masonikditerima di kalangan orang Indonesia.
Bab Pengantar menguraikan haketat Tarekat Mason Bebasdan maksud tujuannya. Sejak semula jelas bahwa loge logeBelanda pertama di Asia secara organisatoris dibawahi olehTarekat di negeri induk. Walaupun pada prinsipnya hal ituselalu menjadi pegangan, tidak selalu pembawahan itu diterima begitu saja. Sifat khas dari masyarakat memberikan warna
tersendiri kepada Tarekat Mason Bebas Hindia, yang seringmenyebabkan terjadinya gesekan dan ketegangan antara"Batavia" dan "Den Haag".
Memang penelitian penjajakan mengenai sejarah MasonBebas banyak diadakan tetapi perlu juga diutarakan bahwa
569
••
RINGKASAN
kajian serius oleh kalangan Mason Bebas sendiri sangatterbatas .. Juga kalangan bukan mason bebas; dengan sedikitpengecualian; hampir-hampir tidak menyentuh pokok ini.
Kisah tentang dua abad Persaudaraan Mason Bebas telahdibeberkan dalam empat bab; di mana setiap bab dimulaidengan tinjauan perkembangan sejarah yang lebih umumdalam periode yang bersangkutan. Bab pertama membahasseratus tahun pertama dan berjalan sampai sekitar tahun 1870.Loge-loge tertua didirikan pada hari-hari terakhir kekuasaanKompeni dan dalam suatu iklim rohani yang jelas lltidakbersahabatll bagi perkumpulan-perkumpulan seperti TarekatMason Bebas. Ketika suasana membaik pada sekitar tahun1770; para anggota dapat tampil secara terbuka di masyarakat.Anggota-anggota pertama berasal dari lingkungan pemerintahan tertinggi; dan salah seorang dari mereka; Radermacher;terutama menjadi terkenal sebagai pendiri IIBataviaasch
Genootschap voor Kunsten en Wetenschappen (PerhimpunanBatavia untuk Kesenian dan Ilmu Pengetahuant. Berdasarkansuatu teks yang tersimpan dengan baik mengenai suatu upacara loge; diperoleh gambaran tentang kebiasaan-kebiasaan logepada zaman itu. Kalau Tarekat mula-mula hanya terkonsentrasi di Batavia; maka pada awal abad ke-19 kehidupan loge jugamuncul di Semarang dan Surabaya. Bagi Batavia tahun 1837merupakan momen yang penting sebab pada saat itu kedualoge yang ada mengambil keputusan untuk bergabung dalamsatu loge yang baru. Loge baru lISter in het Oosten (BintangTimurt selalu menempati posisi yang penting dalam TarekatMason Bebas di Hindia Belanda. Pada tahun 1858 terbentuk
lah loge pertama di luar Jawa. Di Padang; Sumatra Baratdidirikan loge IIMata Hari;;; untuk pertama kalinya jugasebuah loge diberi nama Melayu.
Dalam Bab II diberikan tinjauan tentang perkembangan-
570
perkembangan pada periode 1870-1890yang dapat dianggapsebagai masa selingan. Masa itu merupakan masa aneanganeang menuju Hindia yang modern, di mana komunitaskolonial mendapat warna Eropa yang kuat. Sikap segmenpenduduk Eropa juga berubah, dalam arti bahwa mulai muncuI kesadaran atas situasi sosial-ekonomi yang buruk yang
dialami sebagian orang Indo-Eropa, dan bahwa diperlukanlangkah-Iangkah terarah guna mengatasinya.
Juga karena meningkatnya arus orang Belanda yang datang dari negeri induk, jumlah anggota Tarekat naik denganpes at. Dengan perluasan kekuasaan kolonial, dan dengansemakin banyaknya orang Belanda yang bermukim di luarkota-kota besar, maka di temp at-temp at keeil pun tereipta
pus at-pus at kegiatan masonik. Pada tahun-tahun itu dalamtubuh Persaudaraan Mason Bebas Hindia terjadi gerakan
pembaruan, di mana Pendeta AS. Carpentier Alting memainkan peranan kunci. Tidaklah berlebihan kalau CarpentierAlting disebut sebagai mata rantai penghubung antara TarekatMason Bebas yang "lama" dan yang "baru" di Hindia.
Bab IIImenunjukkan bahwa masa perkembangan TarekatMason Bebas jatuh bersamaan dengan ekspansi negarakolonial. Inilah zaman pertumbuhan penduduk yang pesat,
kegiatan-kegiatan ekonomi yang baru, dan perluasan teritorial. Juga ada semangat baru dalam Tarekat. Carpentier Altingmengambil prakarsa penerbitan suatu majalah yang dimaksudkan untuk menghubungkan para anggota yang tersebar.Sebagai redaktur ia juga mendapat suatu forum untuk menyebarkan gagasan-gagasannya. Juga pada pendirian "LogeAgung Provinsial Hindia Belanda" Carpentier Alting memainkan peranan penting. Loge Agung itu menciptakan suatukebersamaan yang lebih besar di antara loge-loge setempat
yang sebelumnya bekerja seeara sendiri-sendiri.
571
__________________________ RINGKASAN
Perasaan menjadi bagian suatu Persaudaraan Mason BebasHindia yang tersendiri, menyebabkan timbulnya suara-suarauntuk melonggarkan ikatan dengan pihak Negeri Belanda.Pertumbuhan dari jumlah loge pada masa ini terus berlanjutdan juga jumlah anggota bertambah. Profesi dari anggotaanggota zaman itu diketahui dan ternyata mereka bekerja disegala bidang. Yang menarik ialah jumlah besar yang berkiprah di bidang pendidikan.
Setelah dorongan pertama pada periode sebelumnya,pekerjaan sosial dari loge-loge setelah tahun 1890berjalan dengan baik. Semboyan "Bekerja demi kesejahteraan masyarakat" - yang namun selalu diartikan sebagai demi segmen penduduk Indo Eropa - menjadi landasan untuk pembentukanperpustakaan-perpustakaan rakyat, panti-panti asuhan, balaibalai prajurit, sekolah-sekolah dan lain-lain. Terutama di bidang pendidikan, anggota-anggota baik secara peroranganmaupun dalam kesatuan loge-loge menunjukkan kegiatannya.Demi emansipasi penduduk Indo-Eropa, penting untuk mendirikan sekolah-sekolah Frobel di banyak temp at yang bertujuan mengatasi kurangnya pengetahuan bahasa Belanda di kalangan anak-anak. Sebagai perpanjangan dari usaha di bidangpendidikan, muncul dana-dana penyediaan pakaian sekolahdan makanan sekolah, yang juga dimaksudkan bagi anak-anakdari kalangan orang Indo Eropa yang kurang mampu.
Suatu aspek yang sangat menarik dari Persaudaraan Mason Bebas di Hindia Timur adalah keanggotaan orang-orangIndonesia, yang dimulai pad a sekitar tahun 1870.Yang men arik dalam hal ini ialah peran serta anggota-anggota keluargaPaku Alam. Sejumlah wakil dari keluarga yang terkenal progresif tersebut juga memainkan peranan pada tahap dini gerakan emansipasi Indonesia. Bagi para perin tis ini, keanggotaandi Tarekat Mason Bebas membuka peluang untuk bergaul
572
1dengan orang Belanda secara pribadi. Dengan keikutsertaandalam kegiatan loge dan dengan memangku jabatan-jabatanpengurus, mereka juga menjadi terbiasa dengan kehidupanperkumpulan modern.
Anggota orang Indonesia selalu terbatas jumlahnya. Upayayang sering diadakan untuk memperluas keanggotaan orangIndonesia tidak pernah banyak membuahkan hasil. Mungkinstatus ningrat dari kebanyakan anggota orang Indonesia telahmerupakan halangan bagi kaum lelaki yang berasal darikeluarga-keluarga yang lebih sederhana. Dalam kaitan inisangat menarik untuk membaca tulisan-tulisan dari bupatiSemarang Poerbo Hadiningrat, yang berusaha untuk menurunkan ambang penerimaan bagi saudara-saudara sebangsanya, dan yang selalu menggarisbawahi makna Tarekat Mason Bebas bagi Indonesia yang sedang berkembang itu.
Ketika pad a tahun-tahun duapuluhan abad ke-20 menjadijelas bahwa orang-orang Indonesia akan semakin mendudukitempat yang penting dalam masyarakat yang akan datang,maka dalam kolom-kolom Indisch Ma90nniek Tijdschrift
(Majalah Masonik Hndia) dan dalam loge-loge mulai tirilbulperhatian terhadap cara bagaimana orang Belanda harus melakukan reaksi atas proses itu. Berpihak secara terang-terangan tidaklah dilakukan, sebab cara itu bukanlah jalan yangditempuh Tarekat. Memang beberapa mason bebas menyatakan bahwa mereka mendukung kerja sarna yang melangkahjauh, agar negeri itu dipersiapkan untuk dibimbing pada jalanmenuju mas a depan baru secara bertahap. Pengakuan padaprinsip adanya hak memerintah diri sendiri bukanlah sesuatuyang diterima umum di kalangan orang Belanda. Karena ituceramah-ceramah seperti yang disampaikan Van Mook mudapada awal tahun-tahun dua puluhan di depan para anggotaloge Yogya "Mataram", sangat menarik perhatian. Van Mook
573
_________________________ RINGKASAN
menganggap bahwa nasionalisme Indonesia pad a waktu itupun merupakan kekuatan positi£ dan ia menyerukan agarmasa depan disambut dengan pandangan terbuka.
Periode terakhir dalam sejarah Persaudaraan Mason Bebastelah dibentuk oleh tahun-tahun setelah 1930 yang penuhgejolak. Krisis ekonomi menghantam Hindia dengan kerasdan mengakibatkan bukan hanya kemerosotan materiil namun juga bertajamnya hubungan-hubungan politik. Perangdengan Jepang mengakibatkan banyak korban dan merupakan langkah lebih dekat ke akhir kolonialisme Belanda. Padatgl. 17Agustus 1945diproklamirkan Republik Indonesia yangmenuntut kedaulatan atas negeri itu. Usaha-us aha dari pihakBelanda untuk melakukan pemulihan dan pembangunankembali, terhenti. Perundingan politik yang diselingi dengantindakan militer temyata tidak dapat menolong posisi Belanda
dan pada tahun 1949 Belanda pun menerima apa yang takterhindarkan itu.
Susana umum disekitar tahun tigapuluhan tidak mem
bantu perkembangan Tarekat. Keadaan ini juga tidak membuat hubungan dengan Pengurus Besar di Belanda bertambahbaik malah menimbulkkan ketengangan yang meruncing.Dorongan pertumbuhan pun lenyap. Hal itu disebabkan bukan hanya oleh karena kemerosotan keadaan ekonomi, padaumumnya iklim pada tahun-tahun tiga puluhan memangtidak menyediakan tanah persemaian yang subur. Namundapat ditegaskan bahwa kaum Mason Bebas tidak begitu rentan terhadap pengaruh aliran radikal kanan dibanding denganmayoritas warga komunitas Eropa.
Sebagai akibat dari pendudukan Jepang, lndisch Ma~onneik
Tijdschrift dihentikan terbitannya. Bagi kajian ini hal itumerupakan suatu hambatan oleh karena keterangan mengenaiperiode ini sulit dilacak. Kebanyakan data mengenai masa
574
perang diperoleh dari kuesioner yang diselenggarakan pada
tahun 1987. Banyak hal hal yang menarik yang muncul dari
catatan-catatan yang khusus disusun oleh orang-orang ber
sangkutan.
Yang juga menarik adalah seman gat para anggota Tarekat
pada tahun 1945 ketika mereka melanjutkan pekerjaan mere
ka. Pada saat itu ada harapan tinggi ten tang penyebaran Tare
kat Mason Bebas di kalangan penduduk Indonesia. Namun
ternyata harapan itu tidak berdasar dan bam pada awal tahun
tahun lima puluhan didirikan loge-loge Indonesia yang man
diri. Dengan pendirian "Timur Agung Indonesia" pada tahun
1956, pekerjaan Tarekat Mason Bebas Hindia mencapai pun
caknya. Tarekat Mason Indonesia tidak banyak berpeluang
untuk berkembang, sebab setelah beberapa tahun saja ke
giatan mereka terpaksa dihentikan
Mengenai masa depan Persaudaraan Mason Bebas HindiaTimur di Indonesia setelah perang, mula-mula memang ada
suasana optimis. Walaupun masa pendudukan telah menipis
kan barisan, di kota-kota besar kehidupan loge dimulaikan
lagi dan banyak anggota bam yang masuk. Juga di bidang
sosial kegiatan dikembangkan: Sekolah-sekolah dari Carpen
tier Alting Stichting di Jakarta dikunjungi banyak murid dan
pada saat terakhir pun masih didirikan sebuah sekolah niaga
di Semarang di mana anggota-anggota Tarekat orang Indo
nesia dan Belanda ikut dalam pekerjaan persiapan pendirian
nya.
Yang juga menarik adalah seman gat para anggota Tarekat
pad a tahun 1945 ketika mereka melanjutkan pekerjaan mere
ka. Mula-mula memang ada suasana optimis. Walaupun masa
pendudukan telah menipiskan barisan, di kota-kota besar
kehidupan loge dimulaikan lagi dan banyak anggota baru
yang masuk. Juga di bidang sosial kegiatan dikembangkan:
575
_________________________ RINGKASAN
Sekolah-sekolah dari Carpentier Alting Stichting di Jakartadikunjungi banyak murid dan pada saat terakhir pun masihdidirikan sebuah sekolah niaga di Semarang di mana anggotaanggota Tarekat orang Indonesia dan Belanda ikut dalampekerjaan persiapan pendiriannya.
Pada saat itu ada harapan tinggi tentang penyebaran Tarekat Mason Bebas di kalangan penduduk Indonesia. Namunternyata harapan itu tidak berdasar dan baru pada awal tahuntahun lima puluhan didirikan loge-loge Indonesia yang mandiri. Dengan pendirian "Timur Agung Indonesia" pada tahun1956, pekerjaan Tarekat Mason Bebas Hindia mencapaipuncaknya.
Dengan semakin memburuknya hubungan politik, air pasang berbalik melawan Tarekat: semakin banyak anggotapulang ke Nederland, dan semakin sulit untuk melanjutkankehidupan loge. Tarekat Mason Indonesia juga tidak banyakberpeluang untuk berkembang, sebab setelah beberapa tahunsaja kegiatan mereka terpaksa dihentikan Dengan bubarnyaloge "De Ster in het Oosten" di Guinea Baru, yang dig antinamanya menjadi Irian Barat berakhirlah Persaudaraan Mason Bebas terorganisasi di wilayah kekuasaan Indonesia.
576
SUMMARY
FREEMASONRY AND SOCIETY INTHE DUTCH EAST INDIES AND
INDONESIA 1764 1962
The first lodges in the Asian regions of the (Dutch) EastIndia Company were founded shortly after the establishment of Freemasonry in the Netherlands in 1735.
At first on the Asian continentI afterwards also on Java. How
ever the first lodge on Sumatra was constituted not earlierthan about 1860. The first lodge in Batavia had just a briefexistencel but soon a more permanent foundation was laid.The constitution of the lodges ILa Fidele Sinceritel and ILaVertueusel (1767 and 1769) formed the start of a period of almost two centuries of Freemasonry in the Dutch East Indiesand Indonesia.
In its heyday the Grand Lodge of the Netherlands countedabout 1500 members in the Dutch East Indies spread over 25lodges. This number dropped rapidly when the presence ofDutch nationals came under pressure in an independent In
donesia. The end came in 19611 except on West New Guineal
where one lodge could continue to work for another year.
577
__________________________ SUMMARY
This study traces the interaction of Freemasonry and the
East Indian society. Although membership had been open both
to Indonesians and Chinese from the very beginning, life in
the lodges at least in the early years was exclusively Euro
pean. Public activities found expression above all in social
assistance to the neglected group of Eurasians. To the general
public the Order is mostly known for lodge buildings erected
in almost every town on Java.
The discovery that numerous social institutions, which had
existed in the former Dutch East Indies, are hardly mentioned
in contemporary historical works has led to the inception of
this book. A short Summary in the Encyclopaedia of the Net
herlands Indies shed some light. Further research led to the
monumental memorial volume of Freemasonry in the Ne
therlands East Indies (Gedenkboek van de Vrijmetselarij in
Nederlandsch Oost Indiii) 17671917, in the library of the Royal
Tropical Institute in Amsterdam ..
The basic source of the research is the Indisch Mafonniek
Tijdschrift, the Masonic periodical of the East Indies, and its suc
cessors. This periodical was first published in 1895 and re
flected about sixty years of Masonic history. It was therefore
possible to deal with the historiography 'from within', In addition use could be made of anniversary reports of separate
lodges. Data from a survey conducted in 1987 among former
members of Indian lodges provided a greatly required supple
ment to the last period about which there is little written infor
mation was available. This survey also clarifies individual ex
periences as members of the Order in the East Indies. Masonic
history was pursued mainly on the base of secondary printed
source material. Undoubtedly the use of the records of the ar
chives of the Order in The Hague would have led to greater
depth but that approach had not been possible at the time.
578
The description of two centuries of Masonic history underthe tropical sun formed the main objective of the research.The principal question is always: what were the effects onevery-day life in the East Indies of Masonic ideas (virtuallythe product of the 18th century European Enlightenment) andof the activities of the individual masons working in lodges.In addition, the establishment in 1955 of an independent In
donesian Grand Lodge posed the question whether and towhich extend the Masonic philosophy had found acceptancewith Indonesians.
The introductory chapter gives an elucidation of the principles and the objectives of Freemasonry. From the very beginning the first Dutch lodge in Asia held a subor-dinate position to the Order in the Netherlands - a relationship that
though always tacitly recognized, still often fiercely contested.The specific character of the society gave a special local colorto Freemasonry, causing irritation and friction between'Batavia' and 'The Hague'.
Little research had been done on the history of Freema
sonry in the East Indies - with few exceptions non-masonshad not touched the subject. The number of studies done byMasons was also limited.
The story of two hundred years of Freemasonry is spreadover four chapters, each starting with a more general historical exposition of the period concerned.
Chapter I covers the first hundred years until circa 1870.The oldest lodges were constituted in the declining years ofthe East India Company in a spiritual climate distinctly un
friendly to societies such as the Masonic Order. However,members could openly present themselves as the circumstances improved about 1770. The first mem-bers came from
579
]
L
__________________________ SUMMARY
the highest administrative ranks; one of them, Radermacher,was well known as the founder of the Batavian Society of Artsand Sciences (Bataviaasch Genootschap voor Kunsten enWetenschappen). A well-preserved text of a lodge ceremonygives an insight into lodge customs at that time. Initially theOrder was concentrated in Batavia, but lodge activities startedin Semarang and Surabaya in the beginning of the 19th century. The year 1837was important to Batavia as the two existing lodges decided to unite. The new lodge was named 'Sterin het Oosten' (Star of the East). It would playa prominentrole in the masonry of the East Indies. The first lodge outsideJava named 'Mata Hari' was founded in Padang on the WestCoast of Sumatra in 1858. It was also the first lodge with aMalay name.
Chapter II gives a review of the developments in the period 1870 1980, which should be considered as an interlude
period. This time leads gradually to the modern Indies, thecolonial society bearing a more and more European imprint.The attitude of the European population changed in the sensethat awareness was rising that many Eurasians were poor andthat their conditions required focused measures.
Membership of the Order rose considerably also because ofan increased influx of Dutch people. The expansion of the colonial authority and the accompanying move towards smallertownships spurred the spread of nuclei Masonic activities. Inthese years a revival started in the Indies masonry, the principal role being played by A.S. Carpentier Alting. It is no exaggeration to consider Carpentier Alting as the connecting linkbetween the 'old' and the 'new' Masonry in the East Indies.
Chapter III shows that the heyday of Freemasonry coincided with the expansion ofcolonial government. It was atime of strong population growth, new economic activities
580
and of territorial expansion. It was also the time of a new enthusiasm within the Order. Carpentier Alting took the initiative to publish a periodical that would tie the dispersed members together. In so doing he also obtained a platform todis-seminate his opinions. He also played an important rolein the formation of the Provincial Grand Lodge of the Netherlands Indies. This Grand Lodge brought a strong corporatesense among theindependently operating local lodges.
The sense of belonging to a separate Indian Freemasonryled to the upsurge of voices to loosen ties with the Netherlands. In this time, the number of lodges and of members continued to increase. The occupations of the members are knownand though it appears that they represent all fields it is remarkable that large numbers are in the teaching profession.
The welfare work ofthe lodges proceeded properly afterthe first impulse during the period before 1890. Communitycharity always restricted to Eurasian - took the form of freelibraries, orphanages, military homes, schools etc. Many members either as individuals or as lodges were active in education. In many places the establishment of kindergartens wasof particular significance for the emancipation of Eurasians.The schools were directed at improving the children's command of the Dutch language. Funds were also raised to provide children, especially whose parents were without means,with school clothes and food.
The first Indonesians applied for membership about 1870.
The presence of Indonesians is one of the more interestingaspects of the membership and in this respect the participation of the members of the House of Paku Alam deserves close
attention. Several members of this family - well known for
their progressive ideas played a role in the early stages of theemancipation movement. Membership in the Order offered
581
"-------
I,~
__________________________ SUMMARY
the opportunity to associate with the Dutch informally. Byparticipating in the activities of the lodge and by serving oncommittees they became conversant with modern corporatelife.
However, Indonesian participation remained restricted innumbers and attempts to increase interest had little effect.Presumably the aristocratic status of most of the Indonesianmembers stymied people of lesser descent. The writings ofPurbo Hadiningrat, regent of Semarang, are fascinating reading in this respect. He went to much trouble to ease entrancefor his fellow countrymen and always emphasized the significance of Freemasonry for the development of Indonesia.
When it became clear in the Nine-teen-twenties that Indo
nesians would gradually take up more important positions inthe society to come, the columns of the Masonic periodical ofthe Indies and the lodges began to pay attention how Dutchnationals should react to this process. The Order could, ofcourse, not publicly state a preference. However, some masons were in favor of a more intense cooperation in order to
prepare the country gradually for a new future. The recognition of the fundamental right of home rule was not a commonview among the Dutch. Therefore, the lectures held in theTwenties for the members of the Jogyakarta lodge 'Mataram'
by the youthful Van Mook deserves extra attention. Even atthat time, Van Mook considered Indonesian nationalism as a
positive force and he pleaded for a more open-minded viewof the future.
The last period (Chapter IV) in the history of Freemasonryin the East Indies covers the stirring times after 1930.The economic crisis struck the Indies extremely hard and led not onlyto an economic recession but also to a heightened polariza
tion of political divergence. The Japanese war claimed count-
582
less victims and accelerated the end of Dutch colonialism. The
Indonesian Republic was proclaimed in August 1945 andclaimed sovereignty over the whole territory. Attempts by theNetherlands at restoration and reconstruction had to be post
poned. Diplomatic talks, interspersed by military actions, wasnot able to maintain the Dutch position. In 1949 the Nether
lands resigned to the inevitable.
The general situation after 1930was not conducive for theOrder. Relations with the Board in the Netherlands were de
teriorating and even led to severe tensions. There was nogrowth because the general situation was also not favorablein those years. At issue was not just the worsening economyeven though it should be mentioned that Freemasons havebeen less susceptible of right wing radical tendencies than themajority of the European community.
With the start of the Japanese occupation, the Masonic
periodical ceased obligation. Consequently, data about thisperiod is quite scarce and hampers research. Most data aboutthis period were obtained from the 1987survey, personal compilations of those in concern, in which many interesting aspects of this period surfaced.
The members of the Order resumed their activities with
remarkable enthusiasm and there was a great optimism aboutthe future of Freemasonry in a post-war Indonesia. Great ex
pectations were abound regarding the propagation of Freemasonry among Indonesians. These hopes appeared to be illbased and it was even not until the fifties that Indonesian
lodges were established. The crowning work of Freemasonryin the East Indies was the establishment of the Grand Lodge
of Indonesia 'Timur Agung Indonesia' in 1955. The Indonesian Order did not have the opportunity to grow as theSoekarno government soon abolished it.
583
SUMMARY
The Japanese occupation had caused a vacuum, but thework of the lodges picked up again in the larger cities andthere were many new members. There was also a renewed
spirit towards community services. The schools of theCarpentier Alting Foundation in Jakarta (formerly Batavia)enjoyed a large attendance. In the waning years, a businessschool was established in Semarang through the cooperationof Indonesian and Dutch members of the Order.
The steadily rising anti-Dutch atmosphere had a detrimental effect on the Order. More and more members repatriatedto the Netherlands and made it difficult to maintain lodge
life. Finally in 1962 the lodge 'Star of the East' on New Guinea(which was renamed Irian Barat) had to close down. It wasthe end of organized Freemasonry on Indonesian territory.
584
LAMPIRANI
Anggota Dewan Hindia
Pengacara negara
Kolonel-intendan Kepala TentaraHindia Belanda
(masa jabatan kedua)
1823-1831 H. Merkus de Kock
1831-1839
J.I. van Sevenhoven
1839-1846c.J. Scholten van
Oud-Haarlem1846
J.M. van Beusechem
1846-1862
C. Hultman
1862-1867
L.A.w.J. baron Sloetv.d. Beele1867-1887
TH. der Kinderen
1887-1890T Henny
1890-1894M. Willemenstijn
1894-1896
T Henny
Daftar nama para Wakil Suhu Agung untuk Hindia Belandadan jabatan-jabatan terpentingnya
1798-1823 N. Engelhard Direktur Jenderal Hindia Belandadan Gubemur serta Direktur
Pesisir Timur Laut Jawa
Leman Gubemur Jenderal dan
Panglima Tentara Hindia-Belanda
Anggota Dewan Hindia
Presiden dari kedua PengadilanTinggi Hindia BelandaPre sid en Dewan Yustisi di Batavia
Presiden Pengadilan Tinggi HindiaBelanda
Gubemur Jenderal Hindia Belanda
585
___________________________ LAMPIRAN
1896-1898 H.J. Meertens Notaris
1898-1899
G.A Scherer Anggota Dewan Hindia1899-1900
H.J. van Lawick vanLeman Kolonel Tentara HindiaPabst
Belanda
1900-1905
AS. Carpentier AltingPend eta
1905-1910
Th.G.C. ValetteGuru Gymnasium Willem III1910-1911
H.C. Kronouer Kolonel Tentara Hindia Belanda
1911-1913
J.G. Pott Anggota Dewan Hinia1913-1915
AP.L. Faubel Kolonel-intendan Tentara HindiaBelanda1915-1917
G. Andre de la PorteAnggota Dewan Hindia1917-1919
W. Sonneveld Anggota Dewan Hindia1919-1921
J.H. Carpentier AltingAnggota Dewan Hindia1921-1925
J.H. Delgorge Direktur Regie (monopoli) Opium1925-1931
WouterCool Ketua Dewan Direksi Perusahaan
Kereta Api Hindia Belanda1931-1937
AJ.H. van OphuysenNotaris
1937-1940
J.J. Pesman Kolonel Tentara Hindia Belanda
1940-1945
J.P. Jasper Gubernur Yogyakarta
Selama periode interim 1945-1946kedudukannya dijabat olehProf. Mr. Jb. Zeylemaker dan C.B. Sibenius Trip.
1946-1954
1954-1957
1958
Z.H. Carpentier AltingA Holle
W.Th.E. Thon
Pengacara
Pegawai Tinggi di KementerianKehakiman
Direktur General Electric Co. Inc.
of Java [pejabat, St.]
Pada tahun 1959 K. Lewin - administratur dari Carpen
tier Alting Stichting - bertindak sebagai Utusan dari Pengurus Besar. Setelah keberangkatannya pada tahun 1960, jabatan itu ditiadakan.
586
LAMPIRANII
Perkembangan jumlah anggota Loge-loge Hindia menurutOnderzoek in de ledenboekjes der lndische loges (Penelitian dalambuku-buku keanggotaan loge-loge Hindia) oleh K. Hylkema.
Jika angka tidak dicantumkan, berarti tidak ada data yangtersedia. Naskah Hylkema sekarang terdapat dalam perpustakaan Kuasa Agung di Den Haag.
1. 'De Ster in het Oosten' di Batavia (1837)
1846
7718851511921253
1847
7018861511922259
1848
7418871451923254
1849
6818881291924235
1850
6018891281925235
1851
491890-1926224
1852
7118911341927207
1853
7118921171928214
1854
7218931011929210
587
___________________________ LAMPlRAN
1855 711894941930210
1856
741895991931189
1857
7118961151932184
1858
7818971471933170
1859
9318981311934178
1860
10618991111935181
1861
10019001081936177
1862
11019011111937185
--19021041938182
1867
8719031011939158
1868
871904941940163
1869
84190594--1870
-1906961947159
1871
781907991948200
1872
8619081081949156
1873
9119091181950164
1874
9219101121951136
1875
9619111081952137
1876
-19121261953129
1877
9619131361954129
1878
961914129195584
1879
11419151271956110
1880
14019161311957106
1881
14019171701958106
1882
1381918190195979
1883
1731919212--1884
1581920253--
588
2. 'La Constante et Fidele' di Semarang (1801)
1875
60190268192997
1876
73190353193094
1877
-1904481931100
1878
60190555193292
1879
55190658193395
1880
47190767193475
1881
57190866193575
1882
52190966193663
1883
56191059193767
1884
57191157193872
1885
57191259193977
1886
57191345194076
1887
55191446--1888
54191559194712
1889
60191660194820
1890
-1917581914930
1891
56191877195036
1892
52191982195136
1893
51192079195225
1894
53192191195322
1895
52192298195422
1896
661923103195521
1897
721924101195617
1898
661925101195722
1899
68192680195822
1900
69192781195916
1901
72192897--
589
LAMPlRAN
3. 'De Vriendschap' di Soerabaja (1809)
1847
3918871141921191
1848
4018881051922190
1849
3618891021923190
1850
441890-1924167
1851
421891971925167
1852
3518921021926170
1853
4218931021927147
1854
4818941101928160
1855
5418951091929145
1856
5718961141930150
1857
6118971271931158--18981221932169
1860
5918991321933159
1861
10219001341934166
1862
8319011341935168-
-19021191936163
1867
7619031001937153
1868
6619041141938144
--19051141939146
1872
4719061001940146
1873
50190794--1874
691908111194863
1875
781909109194979
1876
781910116195090
1877
1001911134195152
1878
1001912140195269
1879
10119131231953-1880
921914122195454
1881
921915110195550
1882
921916107195636
1883
92191791195739
1884
961918150195839
1885
1141919212--1886
1141920156--
590
4. 'Mata Hari' di Padang (1858)
1875
21189738191935
1876
21189841192039
1877
43189944192136
1878
43190046192232
1879
38190145192338
1880
33190246192435
1881
33190344192534
1882
33190444192631
1883
44190547192728
1884
38190645192824
1885
48190740192935
1886
48190841193035
1887
52190941193143
1888
56191042193234
1889
61191136193336
1890
-191232193437
1891
45191330193537
1892
44191429193635
1893
51191529193736
1894
50191628193827
1895
35191733193924
1896
38191833194026
591
II
I
II
I
I
___________________________ LAMPlRAN
5. 'Mataram'di Jogjakarta (1870)
1874
73189761192064
1875
73189867192177
1876
73189960192277
1877
63190063192372
1878
63190160192469
1879
60190258192569
1880
56190359192664
1881
58190453192755
1882
59190556192867
1883
57190654192968
1884
61190742193069
1885
64190842193159
1886
54190936193254
1887
52191038193355
1888
71191141193442
1889
70191240193547
1890
-191335193650
1891
50191445193743
1892
46191550193852
1893
50191645193945
1894
43191740194048
1895
43191852--1896
52191966--
6. 'Princes Frederik der Nederlanden' di Rembang (1871)
1872
19187937188626
1873
-188024188714
1874
30188124188814
1875
30188224188914
1876
301883281890-1877
30188422189114
1878
30188526--
592
7. ILIUnion Frederic Royall di Solo (1872)
1874
72189762192053
1875
72189873192148
1876
72189975192254
1877
72190079192355
1878
72190177192456
1879
71190274192556
1880
53190371192661
1881
53190446192750
1882
47190545192848
1883
47190644192945
1884
49190738193047
1885
25190838193148
1886
44190942193243
1887
43191045193340
1888
34191143193431
1889
34191236193526
1890
-191342193629
1891
43191440193726
1892
48191541193824
1893
45191640193925
1894
41191740194024
1895
41191849--1896
48191950--
593------------~
II
'\
LAMP IRAN
8. 'Prins Frederik' di Kota Raja (1880)
1880
28190134192219
1881
45190229192316
1882
39190325192419
1883
39190417192519
1884
42190511192617
1885
31190616192720
1886
19190724192820
1887
40190824192921
1888
30190924193021
1889
351910321931-1890
-191129193214
1891
21191219193319
1892
28191312193412
1893
34191417193512
1894
31191517193611
1895
30191621193712
1896
31191725193810
1897
28191819193912
1898
32191921194014
1899
34192023--1900
26192122--
594
9. 'Arbeid AdeW di Makassar (1882)
1884
27190823193244
1885
25190918193342
1886
22191021193444
1887
21191121193545
1888
22191223193643
1889
26191328193738
1890
-191428193843
1891
21191528193952
1892
23191621194051
1893
30191721--1894
26191821194731
1895
24191920194830
1896
19192024194939
1897
18192125195042
1898
19192227195129
1899
23192333195218
1900
23192437195311
1901
31192537195411
1902
26192631195510
1903
2519274519569
1904
2219284819576
1905
1919294619586
1906
2019305219594
1907
19193140--
595
____________________________ LAMPIRAN
10. 'Veritas' di Probolinggo (1882)
1884
26190732192444
1885
24190828192553
1886
28190928192657
1887
24191026192738
1888
19191123192838
1889
16191226192921
1890
-191318193026
1891
17191423193125
1892
18191625193326
1894
-191718193427
--1918
30193525
1902
39191932193622
1903
41192032193720
1904
37192136193821
1905
46192236193918
1906
40192335194018
596
11. 'Deli' di Medan (1888)
1889
29191151193385
1890
-191256193484
1891
37191366193581
1892
45191467193677
1893
46191570193784
1894
44191669193879
1895
441917-193975
1896
25191872194079
1897
38191975--1898
36192077194713
1899
36192185194828
1900
36192297194951
1901
40192379195050
1902
32192495195155
1903
32192592195242
1904
421926104195351
1905
-1927101195453
1906
311928106195541
1907
221929108195634
1908
481930114195738
1909
47193195195838
1910
48193291195914
597
____ J
_________________________ LAMPIRAN
12. 'Excelsior' di Buitenzorg (1891)
1892
31191321193450
1893
41191423193547
1894
36191524193646
1895
39191626193750
1896
37191724193841
1897
40191833193938
1898
471919-194036
1899
46192043--1900
3719214819478
1901
32192252194810
1902
34192351194915
1903
38192451195014
1904
37192551195116
1905
31192650195216
1906
29192747195313
1907
2119285319548
1908
1519295319558
1909
2119306119565
1910
2019316219573
1911
2119326119583
1912
2019336219593
598
13. 'Tidar' di Magelang (1891)
1895
28191117192748
1896
28191220192843
1897
18191315192941
1898
15191423193041
1899
19191524193133
1900
16191620193235
1901
24191721193331
1902
24191836193423
1903
29191936193524
1904
21192039193623
1905
22192136193725
1906
23192240193827
1907
21192340193919
1908
16192434194022
1909
13192534 - -1910
12192633 - -
599
___________________________ LAMPlRAN
14. 'St. lan' di Bandung (1896)
1898
201917651936192
1899
3019181401937196
1900
4219191531938202
1901
6919201411939189
1902
6919211901940193
1903
671922180--1904
581923180194875
1905
4219242021949109
1906
3719252021950121
1907
4319262161951100
1908
391927230 .195291
1909
401928240195391
1910
551929238195463
1911
401930218195558
1912
381931213195658
1913
381932207195740
1914
421933197195840
1915
461934191--1916
551935186--
15. 'Fraternitas' di Salatiga (1896)
1897
1419124192718
1898
1019134192816
1899
1519146192912
1900
1019156193012
1901
81916 6193116
1902
71917 8193213
1903
9191820193314
1904
9191921193411
1905
14192021193510
1906
1619211819368
1907
1419221719378
1908
12192317193810
1909
819241719399
1910
81925171940-1911
6192618--
600
16. 'Humanitas' di Tegal (1897)
1897
15191226192735
1898
18191327192833
1899
27191431192943
1900
25191533193043
1901
-1916 34193142
1902
31191734193243
1903
33191840193335
1904
22191937193436
1905
27192035193537
1906
29192134193635
1907
24192236193736
1908
25192334193837
1909
24192436193941
1910
25192536194045
1911
25192635--
17. 'Malang' di Malang (1901)
1902
25191531192890
1903
29191634192986
1904
28191734193071
1905
21191862193169
1906
21191969193284
1907
181920721933103
1908
191921851934102
1909
191922781935104
1910
20192388193699
1911
11192496193794
1912
16192596193892
1913
23192692193993
1914
27192796194087
601
__________________________ LAMPIRAN
18. 'Blitar' di Blitar (1906)
1908
1219191519302
1909
819202619312
1910
819211019327
1911
10192210193310
1912
10192313193410
1913
1119248193513
1914
91925 8193610
1915
1019268193710
1916
1019272193810
1917
1319282193910
1918
13192921940 8
19. 'Het Zuiderkruis'di Batavia (1918)
1918
51192945194049
1919
58193047--
192055193153194742
1921
58193256194844
1922
69193347194950
1923
70193454195055
1924
77193550195139
1925
77193655195239
1926
72193752195332
1927
45193845195431
1928
43193949--
602
20. 'De Dageraad' di Kediri (1918)
1919
25192722193532
1920
24192826193628
1921
23192931193728
1922
-1930 33193831
1923
20193134193929
1924
20193238194028
1925
20193335--
192626193438--
21. 'De Broederketen' di Batavia (1919)
1921
27192830193532
1922
29192932193636
1923
21193034193729
1924
21193137193827
1925
21193236193924
1926
21193341194026
1927
36193436--
22. 'Falembang' di Falembang (1932)
1933
13194024195519
1934
21--195620
1935
25195081957 19
1936
23195115195819
1937
22195215195911
1938
24195313--1939
31195414--
603
I
LAMPIRAN
23. 'Serajoedal' di Poerwokerto (1933)
1934
21193820
1935
19193919
1936
23194014
1937
22I- -
I
I
24. 'De Hoeksteen' di Soekaboemi (1933)
1934
28193828
1935
31193934
1936
32194030
1937
30--
25. 'De Witte Roos' di Djakarta (1948)
1950
61195455
1951
65195555
1952
61195657
1953
58195753
J
(
.!
k
604
LAMPIRAN III
Daftar alfabetis dari usaha, profesi, jabatan dan kedudukanyang dipegang kaum mason bebas [k.l. tahun 1930]1
administratur Departemenadministratur kepalaadministratur perbankanadministratur perkebunanadministratur perusahaan niagaagenagen kepalaagen pelayaranagen perbankanagen perusahaan niagaahli bangunahlihewanahli hortikulutura
. ahli mesin
ahli pertanianahli tumbuh-tumbuhanakuntan
anggota firma perusahaan niagaanggota firma perusahaan pertaniananggota pemerintahapotekerarkivarisarsitek
asisten apotekerbupaticalon notarisdirektur bank
direktur berbagai perusahaandirektur berbagai sekolahdirektur departemendirektur laboratorium ilmiah
direktur lembaga ilmiahdirektur lembaga pendidikandirektur panti asuhan
1. D. De Visser Smits, Vrijmetselarij, Geschiedenis, maatschappelijke beteekenis en doel. [Batavia, 1931], hIm 200-202.
605
__________________________ LAMPIRAN
direktur pelabuhandirektur penjaradirektur perkebunandirektur perusahaan niagadirektur rumah sakit
direktur rumah sakit jiwadirektur stasiun percobaandokter
dokter gigidokter hewan
dokter Hindia (indisch arts)guruguru besarinsinyurinsinyur kepalainspektur kepalainspektur perusahaan pemerintahinspektur perusahaan swastajaksakaryawan perusahaan niagakepala pengeborankepala sekolahkomisaris besar polisikomisaris polisikomisaris polisi luar (di luarperkotaan)komisionerkontraktorkorektormakelarmualimnakhodanotarisobservator
observator kepalapabrikanpatihpedagang permatapegawai daerahpegawai kotapraja
pegawai pemerintahpegawai pengadilanpegawai perkebunanpegawai tinggi daerahpegawai tinggi Departemenpegawai tinggi Kotaprajapelukis senipemain musikpembesar Negeri Sultanpembuat arlojipemegang bukupemegang prokurasipenasihat Pemerintahpenasihat perkebunanpencetak bukupendetapenerjemahpengacarapengawaspengawas rei kereta apipengelola hotelpengelola tokapengukur tanahpenilik hutanpenilik hutan kepalaperwira kesehatanperwira lautperwira tinggipustakawanresepsionissaud agarsekretaris
stenagrafersu perin tendansyahbandartuan tanahwali kotawartawanwedanawiraswasta
606
LAMPIRANIV
Dattar anggota-anggota Ordo yang mencari pekerjaan, disusun dari edisi-edisi Indisch Mafonniek Tijdschrift selama
beberapa tahun, sekitar tahun 1935.
1. 58 tahun, lahir di Vreeswijk, tinggal di Surabaya, sejaktahun 1930 tanpa pekerjaan, sebelumnya bekerja secaramandiri di industri gula dalam perancangan dan pemasangan jalan-jalan reI, dalam pembangunan rumah sederhana. Pendidikan MULO dan jurusan pembangunan,tidak menikah, dengan senang hati bersedia menerimapekerjaan apapun.
2. 32 tahun, lahir di Amsterdam, tinggal di Tanjung PandanBiliton, pemuhlsan· hubungan kerja akan berlaku padaakhir bulan April 1933, sebagai ahli kimia telah bekerjasecara mandiri untuk penelitian bijih, tapi juga di laboratorium kedokteran. H.B.5.3 tahun dan Sekolah Pelayaran,mualim 3 pelayaran besar, asisten apoteker, diploma analiskimia, pernah bekerja di berbagai bidang. Di Delft telah
607--------~
___________________________ LAMPIRAN
mengikuti kuliah dalam mata pelajaran kimia danmineralogi. Merasa dirinya paling cocok untuk pekerjaandi laboratorium perusahaan di mana dilakukan beragam
penelitian. Menikahl tidak punya anak. Oengan tunjangan-tunjangan telah menerima penghasilan f 600 - sampaif 800 sebulan. Oiberhentikan karena penciutan perusaha
anI dan bersedia menerima pekerjaan dengan gaji yanglebih rendah.
3. 57 tahunl lahir di Surabayal tinggal di Bandung. Padatahun 1931 berhenti sebagai administratur suatu pabrik
gulal seraya menunggu jabatan superintend an yang tidakjadi oleh karena perubahan konjungtur. Pendidikan HBSI
pendidikan pertanian di Wageningen. Tiga tahun praktikdan teori di Firma Storkl mengenal pekerjaan planter danmasinisl sejak tahun 1923 memperoleh penghasilansebagai komisionerl kehilangan modal. Mencari pekerjaansebagai sekretaris pribadt tata buku sederhanal pustakawanl kalau perlu di pasar atau di pelabuhan. Menikah danmempunyai satu anak.
4. 50 tahunl lahir di Gombongl tinggal di Bandungl bekerja
sebagai karyawan di berbagai pabrik gulal diberhentikanoleh karena penutupan pabrik pada akhir Maret 1932dengan uang tunggu selama enam bulan. Sekolah masinisdi Hellevoetsluisl masinis dan masinis kepalal diploma Cpelayaran besarl ahli mesinl ahli tehnik serba bisal tahuadministrasil senang dengan pekerjaan sosiat terutamadi lembaga pendidikan dan perawatan. Menikah danmempunyai 2 anak.
5. 37 tahunl lahir di Weltevredenl karyawan pertama dalam
suatu pabrik gulal akan diberhentikan pada tanggal 1Maret 1933 dan mempunyai uang tunggu sampai bulanSeptember 1933.Pabriknya akan ditutup. Ujian akhir HBS
608
5 tahun Sekolah gula di Surabaya, ujian sindikat di Su
rabaya, diploma sebagai perwira cadangan di Harderwijk.Dapat melakukan korespondensi dengan baik, mempunyai latar belakang administrasi, akan menetap di Batudan kalau perlu mencari pekerjaan rendah di sana.
6. Seorang bruder menawarkan diri sebagai servant ataupenjaga loge. Mendapat pensiun dari pemerintah HindiaBelanda, dengan pensiun dini. Hams menyelesaikan pendidikan anak-anaknya dan akan puas dengan tunjangankecil. Keterangan lebih lanjut dapat disusulkan.
7. 41 tahun, lahir di Middelburg, pengelola hotel. Pada bulanJanuari tahun 1933 diberhentikan, pemilik mengelolahotelnya sendiri. Pendidikan MULO, sanggup mengelolasendiri sebuah hotel, juga secara administratif. Tidakmenikah. Sertifikat-sertifikat yang baik.
8. 57 tahun, lahir di Hannover, arsitektur dan konstmksi,
telah membangun sebuah gedung loge. Diberhentikan
pada bulan Januari 1933.Sekolah menengah Jerman, jugamahir dalam pekerjaan administrasi. Menikah dan tidakpunyaanak.
9. 37 tahun, lahir di Mojokerto, tinggal di Malang, diberhentikan pada akhir tahun 1932. Sampai bulan Juli 1933mendapat gaji cuti, sekolah niaga menengah di Den Haag.Sekolah tinggi di Rotterdam, menguasai bahasa Melayu,bahasa Jawa dan. bahasa Sunda. Mempunyai dasar tatabuku, mengetahui motor dan mobil, dapat juga sebagaimontir. Menikah dan tidak punya anak.
10. 27 tahun, tinggal di Kuningan. PHK mulai 1Mei yang akandatang sebagai planter dalam teh dan kina. Administratur,perwira cadangan infanteri. Keahlian dalam soal bekerjadengan murah. Menikah dan mempunyai tiga anak.
609
-- J
___________________________ LAJvfP!RAN
11. 36 tahun, lahir di Salatiga, tinggal di Surabaya. Diberhentikan pada akhir tahun 1933, uang tunggu sampai akhirJuni 1934. Pengetahuan umum tentang perbankan dan
administrasi. Diploma akhir sekolah niaga umum diAmsterdam. Menikah dan tidak punya anak.
12. 34 tahun, lahir di Willemstad, Cura<;ao, tinggal di Barat.Diberhentikan pada tanggall Januari 1933.Uang tungguakan berakhir pada tanggall Juli 1934.Hogere handelsschool
dan Handels Hogeschool (sekolah niaga lanjutan dan sekolahtinggi niaga), cocok untuk pekerjaan jurnalistik, planterdan untuk administrasi. Menikah dan mempunyai duaanak.
13. 37 tahun, lahir di Weltevreden. Diberhentikan pada akhirbulan Juli 1932.Sebelas tahun di perusahaan niaga teknikdan sembilan tahun di perusahaan listrik. Tahu administrasi, ilmu nilai barang dagangan teknis, diploma TataBuku B.Menikah dan mempunyai satu anak.
14. 34 tahun, lahir di Amsterdam, tinggal di Balapulang.Diberhentikan pada tanggall Desember 1933, bekerja diindustri gula, diploma Sekolah Menengah Teknik diAmsterdam untuk pembuatan alat kerja, elektro-teknikdan teknik gula. Menikah dan tidak punya anak.
15. 47 tahun, lahir di Ango-Ango (Kongo Belgia), tinggal diMalang. Pendidikan sekolah dasar di Zwolle dan Tilburg,HBS di Tilburg, sekolah industri gula di Amsterdam. Ujiansindikat gula di Surabaya, sebelumnya bekerja sebagai karyawan kebun di pabrik gula dan sebagai ahli kimia padasuatu pabrik gula umbi beetwortel di Nederland. Sertifikat-sertifikat dan surat-surat pujian yang prima. Menikahdan mempunyai satu anak.
16. 40 tahun, lahir di Pretoria, tinggal di Malang. Diberhenti-
610
kan pada tanggal1 April 1932, tanpa uang hmggu. Sebelumnya bekerja sebagai karyawan kebun di pabrik gula.Telah menekuni usaha asuransi dan bekerja sebagai prospektor, penghasilan sangat minim. Pendidikan: sampaikelas 4 HBS,Diploma A dan BSekolah Cula dan DiplomaSindikat. Mengenal usaha gula dan administrasi. Menikahdan tidak punya anak.
17. 47 tahun,lahir di Kresna (Austria), sejak tahun 1928 dinaturalisasi sebagai warga negara Belanda. Pendidikan gymnasium, diploma insinyur permesinan. Sebelumnya bekerja sebagai kepala pengangkutan pabrik gula, diberhentikan mulai 15 April 1932 dengan pemberian uang tunggutidak wajib yang mungkin sekali akan dihentikan akhirtahun 1933. Pengetahuan jurusan yang khusus: din astraksi dan bengkel kereta api, organisasi perusahaan daritransportasi pabrik gula. Mengutamakan pengajarandalam bidang ilmu alam, ilmu pastil dan ilmu mekanika.Menguasai bahasa Belanda sepenuhnya. Menikah danpunya dua anak.
18. 31 tahun, lahir di Amsterdam, alamat sementara Batavia
C. (Pusat). Pendidikan MULO dan diploma Jerman danInggris serta stenografi. Selama 17 tahun berturut-turutbekerja di perusahaan yang sarna, termasuk empat tahundi kantor pusat di Amsterdam. Pada tahun 1927diberikankepadanya prokurasi umum, sejak tahun 1930ditugaskanmengelola kantor di wilayah luar. Alasan pemberhentianadalah penciutan perusahaan yang terpaksa diadakan,penutupan kantor-kantor. Mempunyai pengetahuanumum tentang urusan impor ekspor dan mempunyaipengalaman sangat baik dalam bidang administrasi danorganisasi. Surat pujian prima. Menikah, tidak punyaanak.
611
_________________________ LAMPIRAN
19. 38 tahun, lahir di Nieuwer Amstet tinggal di Batavia-C.Pendidikan MULO dan diploma Sekolah MenengahPertanian Kolonial di Deventer. Sebelumnya bekerja di
perkebunan, diberhentikan oleh karena penutupanperkebunan tersebut. Mempunyai pengetahuan umumyang luas, juga tahu bidang administrasi. Referensi sangatbaik. Menikah, istri sedang hamil dengan anak kedua.
20. 45 tahun, lahir di Surabaya, tinggal di Batavia-C. Sejak
bulan Oktober dipensiunkan sebagai kepala kantor kontrolir P.T.T.Terbiasa untuk bekerja secara mandiri. Senangbekerja di bidang administrasi atau pengawasan.
21. 38 tahun, lahir diAmsterdam, tinggal di Surabaya. Sebelumnya bekerja sebagai kepala yang mandiri di bidangekspor, pengapalan, korespondensi. Sampai tanggal 1Oktober 1933 bekerja di sekretariat Armenzorg (yayasanyang mempedulikan orang miskin). Tidak menikah.
22. 33 tahun, lahir di Surabaya. Bekerja sebagai karyawankebun di pabrik gula, diberhentikan mulai tanggal1 April1934, tidak ada uang tunggu. Pendidikan HBS,kemudianSekolah Menengah Teknik. Diploma Bondsuikerschool
(sekolah perserikatan gula) di Surabaya. Mengetahui seluk-beluk usaha gula, terbiasa dengan pekerjaan administrasi. Menikah, satu anal<.
23. 33 tahun, lahir di Fort de Kock. Diploma akhir SekolahNiaga Umum di Rotterdam. Pernah bekerja di berbagaibank besar di Nederland dan di Hindia. Terbiasa bekerja
secara mandiri, mempunyai pengetahuan baik tentangadministrasi dan tata buku. Berhubung ditutupnya perusahaan, diberhentikan dengan hormat pada akhir tahun1934.
24. Seorang murid mason bebas yang muda mencari peker-
612
jaan. Diploma HBS 5 tahun Sekolah Cula di Amsterdam,dan diploma praktik tata buku.
25. 44 tahun, lahir di Zutphen, HBS 3 tahun, Sekolah Mehengah Hortikultura di Frederiksoord, Sekolah Cula, ujiansindikat. Menikah, empat anak.
26. 46 tahun,lahir di Breda, tinggal di Semarang, Sekolah Masinis di Amsterdam. Pengalaman dalam gula dan perkebunan gunung. Menjadi kepala pengawas pada pemberantasan wabah. Tidak menikah.
27. 40 tahun, lahir di Oosterwolde, HBS5 tahun Semua tingkatdari pelayaran besar. Pengetahuan tentang administrasidan tata buku. Sejak bulan Juli 1934 tidak mempunyaipekerjaan. Menikah, tidak punya anak.
28. 46 tahun, lahir di Oud-Beierland, tinggal di Surabaya.Selama sebelas tahun terakhir bekerja sebagai pemegangbuku kepala di perusahaan kontraktor yang besar. Memiliki diploma tata buku dan korespondensi niaga Belanda.Menikah, empat anak.
29. 32 tahun, dua tahun MTS (sekolah teknik menengah)Haarlem. Praktik di bidang teknik di Werkspoor (bengkelkereta api), teknik mobil, masinis penyulingan minyak dandua tahun menjadi kepala perusahaan di sana. Menikah,satu anak.
30. 36 tahun,lahir di Bolsward, HBS 3 tahun, MTS Dordrecht,
bagian industri gula. Sebelumnya bekerja sebagai ahlikimia di industri gula, kepala pabrik dan karyawan kebun.Mencari pekerjaan sebagai planter. Menikah, tanpa anak.
31. 45 tahun, HBS 5 tahun, Sekolah Cula diAmsterdam. Prak
tik kimia, gula biet dan tebu, transpor dan produk-produksusu. Mengetahui administrasi modern, tata buku ganda
613
j
____________________________ LAMPlRAN
dan mekanis, korespondensi niaga bahasa Perancis, Jer
man, Inggris dan Melayu. Menikah, dan mempunyai tigaanak.
32. 33 tahun, lahir di Cimahi, tinggal di Bandung. HBS 5
tahun. Bekerja di badan-badan pemerintah di bidangadministrasi. Mengetahui usaha asuransi, sedang studiuntuk ujian notaris. Menerima setiap pekerjaan.
33. 30 tahun, lahir di 's-Hertogenbosch, tinggal di Batavia-C.MULO, kursus hortikultura di Rotterdam, sebagai planter
tahu tentang karet, kina dan teh. Dapat juga mengerjakanpekerjaan administrasi.
34. 26 tahun, MTS, praktik di zeni di Nederland, perusahaan
jalan reI trem dan P.T.T.di Hindia. Tidak menikah.
35. 32 tahun, lahir di Batavia. Diploma akhir Sekolah NiagaTinggi di Amsterdam, doktor dalam ilmu perniagaan.Tidak menikah.
36. 35 tahun, lahir di Zurich (Swiss). Pendidikan ahli elektro
teknik, sudah tinggal di Hindia selama 15 tahun. Praktikdalam karet dan kopi. Pegawai teknik sementara di P.T.T.Setelah masa dinas delapan tahun diberhentikan oleh
karena penghematan. Pengetahuan tentang mesin uap,motor dan mobil, referensi yang baik.
37. 37 tahun, lahir di Boyolali. HBS 5 tahun, diploma insinyur
sipil Delft, diploma teknik gula MTSAmsterdam, diplomapenyerahan oktrooi Den Haag. Spesialisasi: mikrobiologi.Praktik kimia gula biet dan tebu. Sebelumnya bekerjasebagai kepala fabrikasi dan ahli kimia kebun. Mengetahuiadministrasi, bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Menikah.
614
KEPUSTAKAAN
Akkermans, W.J.M., Vrijmetselarij. Een levenshouding (Lelystad1989) (AO-reeks no. 2286).
Baudet, H. dan C. Passeur, 'Koloniale bedrijvigheid', dalam:J.H. van Stuijvenberg (red.), De economische geschiedenis
van Nederland (Groningen 1977).
Beoefening (De) der Koninklijke Kunst in Nederland. Een cultuurge
schiedkundige platenatlas der Vrijmetselarij in Nederland
('s-Gravenhage: Stichting Ritus en Tempelbouw,1971).
Bode, F.J. de, 'Peestrede ter gelegenheid van het 100-jarig bestaan van de loge 'De Vriendschap", Indisch Ma90nniek
Tijdschrift, 14, 1909.
Boeke, J.H., Indische economie. De theorie der Indische economie
Old. I) (Haarlem, 1940).
Boerenbeker, KA., De Resolutien van de Groote Loge 1756 -1798).Dengan pengantar dan catatan ('s-Gravenhage: Stichting Ritus en Tempelbouw, 1979).
615
_________________________ KEPUSTAKAAN
Boomgaard, P dan AJ. Goossen, Changing Economy in Indone
sia. A selection of stastitical source material from the early
19th century up to 1949. Population Trends 1795 - 1942(vol. 11) (The Hague, 1991).
Bouman, M., 'Het verbod op de vrijmetselarij in 1735. Eenherziene analyse van de motieven', Skript Historisch
tijdschrift 10no. 3 (1988).
Bruin, J. de en G. Puchinger, Briejwisseling Kuyper-Idenburg. Ver
zogd, ingeleid en toegelicht (Franeker, 1985).
Budiman, A, Semarang Juwita. Semarang tempo doeloe. Semarang
masa kini dalam rekaman kamera (Semarang, 1979).
Bijdrage tot de geschiedenis der Orde van Vrijmetselaren onder het
Grootoosten der Nederlanden in de jaren 1933 - 1936(Amsterdam, 1936).
Carpentier Alting, AS., Woordenboek voor vrijmetselaren (t.tmp.,1884).
Verslag van het Indisch mafonniek Congres, diadakan disebelah timur Jogyakarta pada tgl. 12 dan 13 Mei 1902(Jogya, 1902).
Coolhaas, W.Ph., Controleur B.B. Herinneringen van een jong
bestuursambtenaar in Nederlands-Indie (Utrecht, 1985).
Creutzberg, P, Changing Economy in Indonesia. A selection of sta
tistical source material from the early 19th centunJ National
Income, vol. 5, (The Hague, 1979).
Doorn, J.A.A van, The Engineers and the Colonial System. Technocratic tendencies in the Dutch East Indies (Rotterdam,1982).
Doorn, J.A.A van, A Divided Society. Segmentation and Mediation
in Late-Colonial Indonesia (Rotterdam, 1983).
Doorn, J.AA van, 'De Nederlandse samenleving in Indie, dalam: F.L.van Holthoon (red.), De Nederlandse samenlev
ing sinds 1815. Wording en samenhang (Assen/Maastricht, 1985).
616
------~-----~----_----.
Douglas, PA., "Werkplaatsen in ruste', dalam: Gedenkboek van
de Vrijmetsclarij in Nederlandsch Oost-Indie 1767 - 1917(Semarang, dst. kl. 1917).
Drooglever, PJ., De Vaderlandsche Club 1929 - 1942. Totoks en de
Indische politiek (Franeker, 1980).
Drooglever, PJ., 'Koloniaal beleid en lndische samenleving tot1942', dalam: P.J. Drooglever (red.), Indisch intermezo.Geschiedenis van de Nederlanders in Indonesie (Amsterdam, 1991).
Dijck, J.Z. van, 'De loge "La Constante et Fidele", dalam:Gedenkboek van de Vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-In
die 1767 -1917 (Semarang, d.l.l., kl. 1917).
Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie Eerste uitgave ('sGravenhage/Leiden kl. 1900).
Esterik, Chrs. En K. van Twist, Daar werd wat grootsch verricht.
Of hoe het Koninkrijk der Nederlanden zijn grootste kolonie
verloor (Weesp, 1980).
Fasseur, C (red.), Geld en geweten. Een bundel opstellen over ander
halve eeuw Nederlands bestuur in de Indonesische archipel.
Het tijdvak tussen 1901, jld. 2, (Den Haag, 1980).
Fasseur, c., De Indologen. Ambtenaren voor de 005t 1825 - 1950(Amsterdam, 1993).
Gedenkboek van de Vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-Indie 17671917 (Semarang/Soerabaja/'s-Gravenhage, kl. 1917)(Diterbitkan oleh tiga loge tertua di Jawa).
Gedenkboek der loge 'Malang' (Malang, 1933) (Diterbitkan berkenaan dengan peresmian penggunaan gedung logeyangbaru).
Gedenkboek van de loge 'Mata Hari' in het Oosten van Padang 18591934 (Padang, 1934) (Diterbitkan berhubung denganperingatan HUT ke-75).
Gedenkboek van de loge 'De Ster in het Oosten'. 100 jaren Mac. Arbeid in het Licht van de Ster in het Oosten 1837 -1937 (Ba
tavia, 1937).
617
________________________ KEPUSTAKAAN
[Gedenkboek der] Loge 'Excelsior' Bogor 1891 - 1951 (Bogor,1951).
Geelkerken, C. van, Voor volk en vaderland. Tien jaren strijd van de
National-Socialistiche Beweging der Nederlanden 1931-14december 1941 (t.tmp. 1943) (cetakan kedua yang diperluas).
Gelman Taylor, J., Smeltkroes Batavia. Europeanen en Euraziaten in
de Nederlandse vestigingen in Azie (Groningen 1988).
Gerretson, F.c. en W.Ph. Coolhaas (red.), Particuliere briefwissel
ing tussen J. van den Bosch en DI de Eerens 1834 -1840(Groningen, 1960).
Geus, A. del 'Geschiedenis van de Vrijmetselarij in Bataviall in:Gedenkboek van de Vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-In
die 1767 -1917 (Semarangl d.1.1.1k.l. 1917).
Geusl A. de en D. de Visser Smitsl 'Beknopte geschiedenisder Vrijmetselarij in Nederlands Oost-Indiel dalam:D. de Visser Smits (red)1 Vrijmetselarij. Geschiedenisl
maatschappelijke beteekenis en doel (Batavial 1931).
Goorl J. van, Indie/lndonesie. Van kolonie tot natie rs-Gravenhagel1987).
Graafl H.J. del 'Verhuell wordt vrijmetselaar', Tong Tong 71no.18 (1973).
Grondwet voor de Orde van Vrijmetsclaren onder het Grootoosten der
Nederlanden (Ditetapkan 1 Maret 1917/ dicetak ulangdengan perubahan pada tahun 1962).
Hagemanl J.JCz'l Geschiedenis der vrijmetselarij in de oostelijke en
zuidelijke deelen des aardbols (Eerste tijdvakl loopende tot
5799) (Surabayal 1866).
Helsdingenl W.H. van dkk.1 Daar werd wat groots verricht. Nederlandsch-Indie in de XXste eeuw (Amsterdaml 1941).
Hoogevestl W.M. vanl 'Om een eigen plaats onder de Indischezon. Het doel en streven van het Indo-Europeesch Verbond'l Jambatanl Tijdschrift voor de geschiedenis van Indo
nesiel 2 no. 3 (1984).
618
Jonge, J.K.J. de, De opkomst van het Nederlandsch gezag in Oost
Indie Old. XI) ('s-Gravenhage/Amsterdam 1883).
Kalff, S., 'Een baanbreker in den Raad van Indie, Indisch Ma~on
niek Tijdschrift 26 (1921).
Kalff, S., 'Europeesch pauperisme in Indie, Koloniaal Tijdschrift
XI, (1922).
Kat Angelino, AD.A de, Staatkundig beleid en bestuurszorg in
Nederlandsch-Indie (2 jld.) ('s-Gravenhage, 1929 - '30).
Knaap, GJ. (red.), In deze halve gevangenis. Dagboek van mr dr. L.F.
Jansen, Batavia/Djakarta 1942 -1945 (Franeker, 1988).
Koch, D.M.G, Batig slot. Figuren uit het oude Indie (Amsterdam,1960).
Kol, H. van, Uit onze kolonien. Uitvoerig reisverhaal (Leiden, 1903).
Korver, AP.E., Sarekat Islam 1912 -1916. Opkomst, bloei en struc
tuur van Indonesie's eerste massa beweging (Amsterdam,1982).
Larson, GD., Prelude to Revolution, Palaces and polities in Surakar
ta 1912 -1942 (Dordrecht, (dll.) (1987).
Linden, H.O. van der, Feest-Rede uitgesproken in de loge 'De Ster
in Het Oosten', op 27 November 1869 (Batavia, 1870).
Locher-Scholten, K, Ethiek in fragmenten. Vijf studies over koloniaal denken en doen van Nederlanders in de Indonesische
archipel1877 -1942 (Utrecht, 1981).
Loos-Haaxman, J. de, Verlaat rapport lndie. Drie eeuwen westerse
schilders, tekenaars, grafici, zilversmeden en kunstijveren in
Nederlands-Indie ('s-Gravenhage, 1968).
Loos-Haaxman, J. de, Verlaat rapport Indie. Hommage aan een ver
stild verleden (Franeker, 1972).
Lowensteijn, GF.E.W., Lijst van loges welke onder het Grootoosten
der Nederlanden en loges, welke onder buitenlandse Groot
machten op Nederlands gebied werken of gewerkt hebben
(Den Haag, 1961).
Mansvelt, W.M.F., 'De positie der Indo-Europeanen', Koloniale
Studien (Amsterdam, 1897).
619
_________________________ KEPUSTAKAAN
Naeff, F., Het aanzien van Nederlands Indie. Herinneringen aan een
kolonial verleden (Amsterdam, 1978).
Niel, R van, The Emergence of the Modern Indonesian Elite (TheHague, 1960).
Nieuwenhuys, R, Tempo doeloe. Fotografische documenten uit hetoude Indie 1870 -1914 (Amsterdam, 1961).
Nieuwenhuys, R, Komen en blijven. Tempo doeloe, een verzonken
wereld. Fotografische documenten uit het oude Indie 18701920 (Amsterdam, 1982).
Noto Soeroto, Van overheersching naar zelfregeering, een staatkun
dig stelsel voor Indonesie op aristo-democratischen ground
slag (z.pl. 1931).
Oranje, D.J.P., Het beleid der Commissie-Generaal. De uitwerking
der beginselel1 van 1815 in het Regeerings Reglement van
1818 (Utrecht, 1936).
Oude Plichten (De), (The Old Charges) ('s-Gravenhage, 1946).
Pieren, A, 'Bijdrage tot de geschiedenis der loges 'La Vertueuse' en 'La Fidele Since rite te Batavia, welke logesin 1837 zich vereenigden onder den naam 'De Ster inhet Oosten', Indische Ma~onnuiek Tijdschrift, 7, 1902.
Pieren, A, 'Mededeelingen uit de geschiedenis der eertijds teBatavia gevestigde loges', Indisch Ma~onniek Tijdschrift7, 1903.
Poerbo Hadiningrat, RM.AA, Wat ik als Javaan voor geest en
gemoed in de Vrijmetselarij heb gevonden. Uit de nagelaten
papieren, verzameld en uitgegeven door R.A.A. Pakoe Alam
(Buitenzorg, k.l. 1928).
Radermacher, J.CM., 'Hoe 't er vroeger in de BataviaascheBovenlanden en de Preanger-Rengentschappenuitzag', Tijdschrift voor Nederlands Indie 8, jld. 2, 1856.
Resink, G.J., 'Boedi Oetomo' in Vorstenlandse om geving', Bij
dragen tot de Taal, Land- en Volkenkunde 132, no. 4, 1976.
Romein- Verschoor, A, Omzien in verwondering Herinneringen,
jld. I (Amsterdam, 1972).
620
Poeze, H.A., In het land van de overheerser. Indonesiers in Neder
land 1600 -1950, jld. I, (Leiden, 1986).
Schutte, GJ., De Nederlandse patriotten en de kolonien. Een onder
zoek naar hun denkbeelden en optreden 1770-1800
(Utrecht, 1974).
Snoek, K., 'De vrede van aan veel deel te hebben, heel alleen te
staan. Een vraaggesprek met de dichter. GJ. Resink,'Het Gog in het Zeil, 6, 1987.
Stapel, F.W., De gouverneurs-generaal van Nederlandsch-Indie in
woord en beeld (Den Haag, 1941).
Termorshuizen, G, FA. Daum. Journalist en romancier van tempo
doeloe (Amsterdam, 1988).
Terugblik 1938 -1992 en de renies in Nederland van de scholen van de
Carpentier Alting Stichting te Batavia-Jakarta (Ump.,1992).
Veer, P van 't, De Atjehoorlog (Amsterdam, 1969).
Verslag der feestviering van het 75-jarig grondwettig bestaan der
Vrijmetselarij te Batavia, gehouden in de loge 'De Ster in het
Oosten', op den 16den November 1844 (Batavia, 1844).
Veth, B., Het Leven in Nederlandsch-Indie (Amsterdam, 1901).
Veur, P.W. van der, Introduction to a Socio-Political Study of the
Eurasians of Indonesia (Ithaca: Cornell Univ. Press, 1955).
Veur, PW. van der, 'De Indo-Eurepeaan. Probleem en'uitdaging', dalam: H. Baudet dan 1.J.Brugmans (red.), Balans
van beleid. Terugblik op de laatste halve eeuw Nederlandsch
Indie (Assen, 1961).
Veur, PW. van der, Freemasonry in Indonesia from Radermacher toSoekanto 1762 - 1961 (Athens, Ohio: Univ. of OhioPress, 1976).
Veur, PW. van der dan Lian The, The'Verhandelingen van het Ba
taviaasch Genootschap': An annotated analysis (Athens,Ohio: Univ. of Ohio Press, 1973).
Visser Smits, D. de, 'Wie is de grondlegger der vrijmetselarij opJava?', Indisch Ma~onniek Tijdschrift, 26, 1921.
621
r ___________________________ KEPUSTAKAAN
Visser Smits, D. de, 'Het land onzer inwoning', Indisch Ma90n
niek Tijdschrijt, 35, 1929.
Visser Smits, D. de (red.), Vrijmetselarij. Geschiedenis, maatschap
pelijke betekeenis en doel (Batavia, 1931).
Visser Smits, D. de dan J.A.J. Vermaat, 'Maatschappelijk werkder Orde van Vrijmetselaren', dalam: D. de VisserSmits (red.), Vrijmetselarij. Geschiedenis, maatschappelijke
beteekenis en doel (Batavia, 1931).
Wal, S.L. van der, Het onderwijsbeleid in Nederlands-Indie 19001940. Een bronnenpublicatie (Groningen, 1963).
Wal, S.L., van der, De Volksraad en de staatkundige ontwikkeling
van Nederlands-Indie. Een bronnenpublikatie. Tweede stuk
1927 -1942 (Groningen, 1965).
Yong Mun Cheong, H.J. van Mook and Indonesian Independece. A
study of his role in Dutch-Indonesian relations 1945 - 48(The Hague, 1982).
Zeijlemaker, Jb.Jzn., De Vrijmetselarij Ontleed ('s-Gravenhage:Stichting Fama Fratemitas, 1972).
Zuiderweg, A., 'Jacobus Comelis Mattheus Radermacker (1741- 1783). Een notabel wetenschapper te Batavia', Indische Letteren, th. 6, no. 4, 1991.
622
-
INDEKS NAMA-NAMA
AAanzorgh, I., 92Abegg, J., 91Aerssen Beyeren, baron A.N.
van, 8Alders, 436Alphen de Veer, G.N. van, 240Alting, W.A.,52, 90Anderson, J., 9Andre de la Porte, G., 586Andree, Wiltens, 135Andriesse, W.J., 75, 278Ang Goan Hoat, 555Aquasie Boachi, 163,29Arnold, CL., 435, 436
BBalkum, J.W. van, 498Balmain, CJ., 73Bassothiel, J., 110, 114Batenburg, Ir. J.Ph. van, 422
623
Belt, van den, 436Bennebroek Everts, 445Bennet, br., 435Bensemann, 409Bestbier, J.N., 67Beusechem, J.M. van, 104, 585Blankert, 450Blom, B.S. van der, 437, 443Boeckholtz, F. van, 103, 113, 114Boekhorst, D. te, 74Boelman, 436Boetzelaer, baron C van, 8, 24
Bogaard, J. van de, 74Bois, J.P.J.du, 9Booberg, K., 435Boone, A., 67Bosch, J. van den, 54,107,123Bousquet, 1.,104,109Bowier, 104Brahe,63Bree,de,409Brinck,436
______________________ INDEKs NAMA-NAMA
Broek, H.A van den, 121,436Bruin, J. de, 122Bruneau, 120Bruyn, J., 494Bultzing16wen, G. von, 260Burmeister, WE.J., 407Bus de Gisignies, du, 107, 108Buys, 296, 394
cCantebeen, c., 75Cantzleiter, J.M., 114Capellen, baron G.AG.Ph. van
der, 86Caron, mr. L.J.J., 460, 463, 510,
512
Carpentier Alting, AS., 13, 161,162, 167, 205, 206, 207, 208,217,219,220,276,393,499,571, 575, 580, 586
Carpentier Alting, J.H., 18, 35,161,162,222,283,291
Carpentier Alting, Z.H, 451, 461,465, SOl, 504, 510, 586
Cattenburgh, H.J. van, 74, 121,123
Charlouis, Ch.I., 410, 458, 461,465,476,477
Clignett, AH., 119Colmond, Ch.L.,66Cool, ir. Wouter, 40, 304,418,586Coolhaas, W Ph., 324, 325, 326,
327
Coop mans, 135Coortsen, J.R., 69, 91Cornabe, A, 64Cornelius, H. Chr., 122Cranssen, WJ., 103,110, 111Cras, pc., 83
624
DDaansen, 135Daendels, HW, 52, 72,100,101,
102, 121, 124Dagran, 1., 7, 8Dam, van, 436Davidson, ir. C.M.R., 176, 539,
540,548,554,557,558Decker, J.B., 74Deibel, EG., 494, 546, 556Delgorge, J.H, 586Denker, 436Deventer, mr. C.Th. van, 192
Dijkers, M., 494Dikschei , 434Discher, HI., 66Dithmar Smit, 74Doom, C.H. van, xvii, 251, 255Dort, van, 434Douwes Dekker, dr. E.EE., 53,
202,203,282,283Drukker, 450Dwiyosuwoyo, Tn. 356Dzulkarnain, mr. T., 521
EEck,H.van,206,221,494Eerens, D.J. de, 107, 131Eggert, W. Chr., 69Einthoven, EA, 213, 214, 274Eko Winangun, 218Elout, mr. C. Th., 103, 104EIst, R. van, 64Elwijk, Ph. D., 91Engelhard, N., 17, 58, 69, 71, 81,
82, 84, 91, 98Engelstroom, 63Engert, PP., 74Eysden, J. van, 66
FFaubel, AF.L., 461, 462, 512, 586Fetmenger, G. Chr., 91Filtz, P.H, 74Fisscher, Chr. G., 112, 114Fleur, F.P.J.,135, 136Flines, de, 436Flothuis, 436
Foeyt, F., 83Frederik der Nederlanden,
Prins., 149, 151, 159, 592Frees, J. de, 122Freyn, J. de, 74Freyn, O. de, 74
GGarrison, W., 92Gaster, J. CG., 244Gaupp, CF., 122Geelen, van, 135Gehren, J. van, 66Gerritsen, KG., 494Geus, A de, 59, 66, 75, 95, 121,
385
Gillespie, RR, 103Gobius,63Goldman, J.C, 104, 131Gondokusumo, mr. dr., 491, 492,
535,536,538Goor, CE. van, 71Greeve, J., 97Groneman, I., 307Grotenhuis, J.J., 494Guitard, HI., 92Gunst, B. van der, 74Gustdorf, F., 238, 239, 240, 241Gtitzlaff,J.H von, 75, 111
625
HHacker, J., 91Hakker, F., 91Hamengku Buwono, 150,301Hamengku Buwono IX, 444Hamengku Buwono VI, 301Hamengku Buwono VIII, 301Hamer, den, 265Hamid Alkadri (Sultan Hamid
.. JI),521
Hamn;acher, P., 494Han Tjwan Ho, 494Handke, 218Hart, dr. ir. H.M.J., 452, 481, 530Hartz, G. Chr., 83Hasselaar, J.G.D., 69, 83Hatta, drs., 171,372,482, 528, 543Heck, J., 442Heiden, W.HT., 465Heijs, L. van, 64Heilman, 89Helsdingen, A van, 83Henny, T.,585Herfkens, J. Th., 555Herman de Groot, J.E., 241, 284Hermanus, AM., 547, 556Hermanus, CC, 122Hertbrugge, V,J.ter, 66Heukevlucht,83
Heyden, K van der, 153, 442Heynis, K Pzn., 122Heyser, J.F.G., 110, 114Hoedioro Sontoyudo, ir., 540Hoekstra Klein, dr. ing. J.w., 494Hoesen, S. van, 91Hogendorp, D. van, 91Holle, J.H, 91Holle, mr., A, xxxvii, 78, 496,500,
505,506,529,540,546,549Horn, M. van den, 494Hultman, C, 585
PI
_____________________ INDEKS NAMA-NAMA
Hwan Hay Kie, 555Hylkema, K., xxxvi, 247, 250
IIdenburg, AWF., 259Idsinga, van, 91Imhoff, van, 61, 62, 68
JJaggie, L 66Jansen, mr. dr. L.F., 452Jansen, P, 121Jansse, 436Janssen van Raay, H.J.G., 288,
289,290,291
Jasper, J.E., 428,429, 430,431,432,436,586,
Jiskoot, J.J., 460, 465Jong, F. de, 441Jong jr, D. de, 494Jonge, Jonkheer B.C., de 367,378Jullien, 436Jutting, Th., 131
KKamarga, 453Kamil, R, 175,316,353,356,357,
358
Kamphuys-Reklinghuyse, P, 74Kartini, RA, 306, 312Keetelaar, H, 74Keizer, W.H de, 392, 494Kemkamp, 434, 450Kesteren, c.E. van, 159,267,269Kieboom, W.AC. van den, 494Kinderen, mr. T.H der, 154, 158,
585
Kipling, Rudyard, 19, 20, 21, 22Kistler, J.H, 110, 114
Klerk, R de, 51, 94Klooster, WS.B., 446, 448, 449
Knops, J., 112, 114, 117Knuvel, c., 69Ko Mo An, 32, 310Koch, D.M.G., 344Koek, HM. de, 585Koets, dr. P.J., 375Kol, Ir. HH van, 261Kol, Ir. van, 190Kolhom Visser, 439, 442Koneman, 450Koning, J.F.AM., 380, 382Kraay, J., 75Krayenbrink, 206Kreysman, D., 85, 91Kronouer, HC.,586Kusumo Yudo, P.A, 30Kutai, Sultan van, 300
LLaban, M.P.C., 565, 566Lamberger, M., 117Lamberger, W, 117Lange,de,235,236Langenberg, 436Lawick van Pabst, baron Ph. H,
van, 117, 227Leuftink, AJ., 72Lewin, K., 500, 507, 562Liauw Kok Liong, 555Lie Khong Teek, 137Lie Saaij, 137Lie Thiam Kiem, 150Liem Bwan Tjie, ir., 484, 490, 491,
535, 537, 538, 540
Liem King Tjiauw, 491, 538, 540Liem Mo Djan, drs., 540, 555Lierde Cloprogge, PB. van, 75Limburg Stirum, mr. G.J., 349,
359
626
~-
Linden, J. van der, 74Linden, mr. HO. van der,30,31,
33Linke, G., 74Loa Sek Hie, 470, 481, 491, 518,
530,538,546,550,557Lovink, dr. AH.J., 481, 527Lubke (Leupken), C.A, 63Ludwig,J.HW., 111,114Lugtenburg, A van, 114
MMaas, N., 69, 73, 78Mahler, 434, 437Mangkuwinoto, R.M.M., 547Mangunkusumo, dr. Tjipto, 283Mangunkusumo, Gunawan, 341Mangunkusumo, Sarwoko, 546Mansur, dr. Tengku, 462, 521Manusama, ir. J.A, 514, 515Marchart, 64
Marjitno, M., 547, 556Massau, G.c.J. van, 91Maurer, 419Maurer, Hr., 416Maurik, J. van, 32, 33, 38Maurisse, P.S., 102, 104Maybaum, (Meybaum), L.N., 83Meertens, HJ., 225,586Meeverden, N. van, 122Meiners, c., 122Michelis, A Ph., 114Middelkoop, J.M. van, 112, 114,
121,123Minto, Lord, 102Mist, J.A de, 10Monod de Froideville, 150Mook, AAM. van, 339Mook, H.J. van, xxv, 174, 338Mook-Bouwman, c.R. van, 339Mosl, Dr. G., 494, 498
627
Mounier, mr. P., 75Mulder, H, 74Muntinghe, mr. HW., 123Musquetier, A, 66, 69, 83Mussert, 367,415
NNatawijogja, R., 544Nawir, dr. A, 547Nederburgh, mr. S.c., 110, 111Nispen, Jhr. w.w. van, 152Notodirodjo, P.A, 167,259,302,
305,310,311,312Notokusuma, P.AA, 29Notonegoro, R.A, 445
oOchse, J.J., 404, 405, 407, 410Oosterop, 436Oostingh, 436Ophuysen, mr. AH. van, 169,
416,418, 419, 420, 422, 424,586
Ostheim, A van, 122Ostmeier, J.J.B.,353, 354, 355Otto, 436Ouwerker, van, 436Overstraten; P.G. van, 52, 69, 91,
111
pPaku Alam V, 29, 150, 302, 310,
313Paku Alam VI, 29, 302, 313PakuAlam VII,30, 302, 305,314,
317Paku Alam VIII, 175Pakvis, 447Palm, H, 111, 114
_____________________ INDEKS NAMA-NAMA
Parra, P.A van der, 51,59, 73Parve,117Penning Nieuwland, 70, 127Permadi, dr., 553Perron, E. Ou, 364Pesman, J.J., 422,423,424,586Pielat, L.C, 122Piron, 90, 108Plaats, prof. dr. van der, 435, 437Poederoyen, B.J.,494Poerbo Hadiningrat, RM.AA,
317,318,337,573Poerbosoedibjo, R.M., 494Pott, mr. J.G., 208, 238, 243, 586Prawoto Soemodilogo, R, 476Prediger, J.F., 111Prior, 444Probonegoro, RT.A, 494, 556Proper, HH, 436Proper, T.C, 436Puy, P.P.du, 111
RRaaf, de, 67Rachman, Abdul, 300Raden Saleh, 28, 172, 300, 500,
509Radermacher, J.CM.,8, 16,43,57,
63, 66, 94, 570, 580Rae( J.S. de, 72Raffles, T.S., 50, 52, 82, 103, 117,
301,305Ras, xviRavenswaay, 135Reemer, Chr. B., 66Reemer, J.M., 66Reese, 5.0., 261Reeser, S.D., 339Reimer, CF., 73Reinkin, G.A, 122Resink, A, 346
628
Resink, J.A, 347Resink, Th. G.J., 316, 346, 347Resink-Wilkens, MW. AJ.M., 47Resink-Wilkens, MW.AJ.W,213Reuhl, W., 441Reyn, J.A van, 565Rheede tot den Parkeler, baron,
J.P.van, 91, 100, Ill,112, 114Ridley, 435Riemsdijk, J.A van, 51Riemsdijk, W van, 81Rijk,L 122Rijswijk, M.J. van, 107,494Rogge, C, 393Rogge Vis, A, 74Rohrborn, P., 66Rolff, L., 91
Romberg, HC, 90, 91Roos, J.F., 122Roskopff, 265Rossel, HA, 64Rost van Tonningen, M.M., 411Rothwell,436Rubenkoning, J., 111, 114Ruys, W, 502
SSack, H.J.A, 122Salis, baron AM. Th. de, 124
Sandolroy, S. de, 75Scheevikhaven, J. Larwood van,
11, 14, 15, 16Schenk, J.H., 74Scherer, G.A, 225Schill, J., 37, 129Schmaltz, J., 116Schmidt, J.M.M., 92Schneider,J.U.,66Scholten van Oud-Haarlem, CJ.
van,585Scholten-Locher, 198
Schouten, K.,440Schultz, Mr. J.C, 74Schwartze van de Send en, Mr.
J.G.,75Senn, AC, 91Sesseler, L.E.5., 494Sevenhoven, J.I. van, 104, 128,
585Sewaka, 491, 535, 538, 544, 550,
552,555Sibenius Trip, CB., 449, 451, 586Siberg, J., 91Siderius, J., 74Sie Wie Ho, 547, 556Siem Soe Ho, 550, 555Sloet van de Beele, baron, 37
Sluyter, I., 505, 507Snouck Hurgronje, 340Soebali, RM., 540, 555Soedjono, RT., 175,494,496, 533,
546,550,556Soegondo, RM.G., 550Soekanto Tjokrodiatmodjo, RS.,
172,506,509,546,548Soekarno, ir., xii, 171, 329, 371,
375,379,481,507,528,583Soenarjo, RS., 495Soendoro, M., 509Soeparto, R, 490, 536, 539, 541,
544, 547, 548, 550, 554, 556,557
Soeprapto, RT., 490, 495, 497,546,556
Soerachman Tjokrodisoeria, ir.RM.P.,452
Swrja]11]ngratr, R.M. So€wardi,2'83.
Soerjo, R, 491, 509, 538~.540,542,543,544,550,555
Soerjoatmodjo, P.A, 175Soerjodilogo, EA, 150, 301, 308Soerjodiningrat, P.,204
Soesman, 150Son, O. van., 75Sonneveld, mr. W., 298, 586Sosrohadikusumo, R Ngb., 452,
464, 465, 470, 480, 518, 525,536,539,542,556,557
Spit, mr. H.J., 374.Stamhorst, Y.van, 67Stave, J., 74Steendekker, G., 14, 16Sterck, B., 74Steur, P. van der, 293
Stigter, J., 245Stockum, H. van, 69, 83Stokman, J.H., 74Stolz, 434, 436Subroto, Mr. Dr. Ngb.,453Sujono Tirtokusumo, R, 314, 315Sumeru, R, 327Sumitro Kolopaking Purbone-
goro, RAA, 389, 555Suripto, RM., 204Sutedjo, R., 555Sutisno,540
TTeylingen, I. van, 113The Bun Keh, 31Thon, W. Th. E., 586Titsingh, I., 90Tjoa Soe Tjong, drs., 509, 550Tjokroadikoesoemo, RM.AA,
175
Tjokroaminoto, RU.5., 358Tjokronegoro, RA Pandji,300Tjondronegoro, RM. T.S., 518,
520,521,522,523,524Tol, van, 445Tollens,434Tongeren, H. van, 181, 416, 417,
419,420,422,423,424,428
629
________________________ INDEKS NAMA-NAMA
Townsend, 135, 136Treub, dr. M., 163Tromp, J., 106Tromp, S.c., 154
UUhl, J.H., 430Unen, ALA van, 181
vValette, Th. G.G., 222,586Veen, J.c. van der, 83, 85Velde, K. ten, 448
Veltkamp, W.O., 495Veltmans Muntinghe, a.G., 104Verhagen Metman, 450Verhuell, Q.M.R, 38, 45, 124, 126Verijssel,63Vermeulen, J.Th., 556Vermeulen, Th. RW., 547
Verspeyk, J.s., 75Verwoerd,436Viefhaus, E.F.W., 406Visser Jurgens, M., 75Visser Smits, dr. D., xxxii, 34, 36,
37, 39, 64, 65, 68, 101,111,114, 118, 121, 168, 222, 251,252, 265, 268, 304, 319, 333,335, 385, 395, 401, 403, 424,465,515
Vloten, T. van, 440Vollenhoven, J. van, 134,340Voort, van der, 63Vorm, P. van der, 83, 84Voute, c.P., 426
wWaal, J.H. de, 37Wall, Dr. v.I. van de, 41
630
Wardenaar, J.J., 74Wardenaar,J.W.B.,111Wassenaar, baronJ.G. van, 8Waterloo, M., Ill,114Weert, P.van de, 69Wegner, 74Weimer, Br., 435Welters, 111Weski, 406Wesselman, J., 73Weyden, A van der, 16, 67, 70,
92
Weydig, J., 110, 114Wichers, AJ., 136Wijck, J. van der, 66Willekes Macdonald, F.L., 235
Willemenstijn, M., 585Willems, W.A, 91Willemsen, 394Win, P.A de, 74Winkel mans, G.F., 74
Wisaksono Wirjodihardjo, M.470,481,518,521,530,540
Witzenburg, A van, 207, 218,222, 237, 238, 244, 279, 280,281,282
Wolff, dr. S.W. de, 465Wollzogen, C. van, 111Wout, J.F. van, 122Wreksonegoro, dr. R Atmadi,
497
zZainal, 445Zerb,436Zeylemaker, prof. dr. Jb., 423,
424,442,449,450,586
Zey linga, mr., 435Zikel, E.F., 498, 546Zikel-Picard,498Zwikkert, J.A, 122
---
i
Digitis
ed fo
r edu
catio
nal &
infor
mation
al pu
rpose
s only
.
Neithe
r com
mercial
attem
pts no
r prin
ting o
f this
works
are pe
rmitte
d to t
he se
ries o
f this
e-boo
k by a
ny re
ason
s.
Downlo
ading
this
docu
ment m
eans
acce
pting
the r
ules!!
!