32
TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM II.TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM 1. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai materi ini peserta akan dapat : 1). Memahami pengertian tata letak peralatan 2). Menjelaskan tujuan dari tata letak peralatan 3).Menyebutkan/menjelaskan prinsip-prinsip tata letak peralataan di bengkel/laboratorium 4). Merencanakan tata letak peralatan dalam bengkel/laboratorium 5). Melakukan tata letak peralatan bengkel/laboratorium dengan baik dan benar 2. MATERI PEMBELAJARAN a. Pengertian Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di bengkel/laboratorium, sehingga

Tata Letak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ss

Citation preview

TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM

II.TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM

1.     TUJUAN PEMBELAJARANSetelah selesai materi ini peserta akan dapat :

1). Memahami pengertian tata letak peralatan

2). Menjelaskan tujuan dari tata letak peralatan

3).Menyebutkan/menjelaskan prinsip-prinsip tata letak peralataan di bengkel/laboratorium

4). Merencanakan tata letak peralatan dalam bengkel/laboratorium

5). Melakukan tata letak peralatan bengkel/laboratorium dengan baik dan benar

2.     MATERI PEMBELAJARANa.     Pengertian

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di

bengkel/laboratorium, sehingga bengkel/laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi

persyaratan-persyaratan untuk beroperasi.

Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa

dalam mewujudkan suatu bengkel/laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan

peralatan yang tersusun rapih yang berdasar kepada proses dan langkah-langkah

penggunaan / aktifitas dalam bengkel/laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan

daerah kerja (work stations) harus memiliki luas yang memungkinkan pekerja/operator

dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan

digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah/lancar.

b.   Tujuan Tata Letak bengkel/laboratorium

Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang

maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua fasilitas pada tempat/lokasi

yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai pemanfaatan yang

berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan, peralatan/mesin dan pendanaan akan

merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus menjadi perhatian dalam

menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan penataan dengan

maksud agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, laboratorium merupakan

suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi dalam hal ini adalah

kelancaran kegiatan Belajar Mengajar.

Lebih terinci lagi bahwa penataan memiliki tujuan sebagai berikut :

1)               Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya

2)               Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pekerja/operator

3)               Memaksimalkan penggunaan peralatan

4)               Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal

5)               Mempermudah pengawasan

c.   Prinsip-prinsip penataan bengkel/laboratorium

Banyak diantaran para pengelola bengkel/laboratorium yang melaksanakan penataan

bengkelnya di sekolah, mengabaikan prinsip – prinsip penting penataan bengkel, dan

menganggapnya tidak begitu penting untuk diperhatikan.

Beberapa prinsip penataan yang sering terabaikan diantaranya :

1)               Anak – anak yang melakukan kegiatan sama sekali jangan diberikan keleluasaan

mencampuri kegiatan anak yang lainnya yang juga sedang melaksanakan kegiatan,

terkecuali diinstruksikan oleh guru prakteknya seperti kerja berkelompok.

2)               Alur lalu lintas di dalam bengkel harus ditentukan sejalan dengan pelaksanaan perencanaan

tata letak peralatan.

3)               Peralatan harus disusun dan diatur dengan berpedoman pada aturan- aturan

keselamatan/kesehatan kerja dan dapat memperlancar lalu lintas barang.

4)               Daerah bengkel/laboratorium yang gelap dapat digunakan, tapi hanya untuk tujuan-tujuan

tertentu yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar praktek/materi pelajaran praktek.

Prinsip pertama dengan prinsip yang kedua sangat erat hubungannya, mungkin dapat

direncanakan secara bersamaan.

Adapun untuk prinsip tersebut di bawah ini akan dijelaskan prinsip pengaturan daerah

kerja dan lalulintas atau biasa disebut work station (daerah kerja) dan garis kerja.

Peralatan yang ditata di bengkel, laboratorium  meliputi alat-alat utama, alat-alat kelengkapan, alat-alat penunjang, bahan praktek dan sebagainya. Penyusunan tata letak peralatan tidak ada ketentuan yang baku, tapi disarankan agar hal-hal berikut diperhatikan :

-    Memberikan kemudahan untuk bergerak-        Menjamin keselamatan kerja-        Memberikan peluang untuk pemeliharaan-        Memanfaatkan penerangan alami semaksimal mungkin-        Peralatan atau mesin terlihat rapi dalam penataan letak peralatan atau mesin ada beberapa

sistem antara lain penataan berdasarkan alur proses kerja atau pengerjaan suatu jenis pearalatan

-        Penataan berdasarkan jenis, ukuran, maupun keseragaman peralatan Disamping itu penempatan ruang alat (tool room) agar mudah dan dekat dijangkau dari segala penjuru bengkel, laboratorium , misalnya tool room agak ditengah-tengah bengkel, laboratorium, demikian juga gudang bahan perlu ditempatkan dilokasi yang aman tetapi mudah dijangkau.

3.     LATIHAN

a.      Diskusikanlah dengan teman anda bagaimana pendapat masing-masing tentang

penempatan mesin dan trainer di bengkel/laboratorium yang ada sekarang ? Beri komentar

apa yang sudah baik dan apa pula yang masih kurang, hal-hal yang masih kurang perlu

dilengkapi dengan saran perbaikan.

b.     Kalau sudah berarti bengkel, laboratorium bengkel/laboratorium anda sudah  bagus, seandainya belum rencanakan bagaimana menurut anda tata letak yang baik ?

c.      Lakukan penataan mesin/trainer di ruang bengkel/laboratorium se efisien mungkin !

III.    PENATAAN DAN PENGATURAN PERALATAN DI BENGKEL, LABORATORIUM

1.     TUJUAN PEMBELAJARANPada akhir materi pelajaran ini peserta akan dapat :

1). Memahami prinsip penataan peralatan pendukung di bengkel/laboratorium

2). Memahami tata cara penataan peralatan yang baik

3). Melaksanakan penatan peralatan  dilaboratorium  dengan aman

2.     MATERI PEMBELAJARAN1). Prinsip Penataan Peralatan

Pada dasarnya semua peralatan yang ada di laboratorium adalah milik negara  / milik

yayasan yang dipercayakan ke sekolah  untuk dikelola dan dipergunakan sesuai dengan

program yang telah dibakukan, di dalam hal ini kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena peralatan/mesin-mesin itu harta negara maka keberadaannya harus

dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan atau kebijakan yang berlaku, diantaranya

ialah bahwa semua peralatan yang masuk ke laboratorium harus dilengkapi dengan

dokumen pendukungnya, yang merupakan lampiran dari berita acara serah terima barang

yang pada intinya berisi : hari/tanggal barang tersebut diterima di bengkel, dalam keadaan

lengkap jumlahnya, benar spesifikasinya, dan sesuai kualitasnya.

Setelah barang diterima dan berita acara sudah ditandatangani oleh pihak pengirim, pihak

penerima, maka peralatan/mesin-mesin tersebut dicatat dalam buku inventaris bengkel,

dan  dibuat laporannya setiap 3 bulan ke instansi yang lebih atas.

Berdasarkan hal di atas maka sebagai pengelola laboratorium dituntut untuk selalu

mengetahui dengan pasti semua peralatan, yang berada dalam tanggung jawabnya tanpa

harus melihat dulu dokumen -dokumennya terutama peralatan portable dan peralatan multi

fungsi yang dalam pemakainnya bisa dipindah-pindah, sesuai keinginan si pemakai. Agar

semua peralatan mudah didteksi banyak cara yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya

ialah dengan menata semua peralatan pada tempat-tempat tertentu, dengan prinsip :

-        Mudah dilihat

-        Mudah dijangkau

-        Aman untuk alatnya

-        Aman untuk pemakainya

2). Tata cara Penataan Peralatan

Dengan berpegang kepada  prinsip – prinsip penyimpanan peralatan sebagaimana

dikemukankan sebelumnya, berbagai cara dapat dilakukan, diantaranya :

a.      Peralatan ditempatkan, ditata dalam satu ruang khusus, biasa disebut tool room,

penataannya dapat dilakukan dengan menggunakan panel, rak, lemari besi, shadow board.

b.     Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam maupun di

luar tool room .

c.      Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam atau diluar

tool room.

d.     Lemari khusus yang dapat diatur temperaturnya.

 Disamping cara penataan diatas beberapa hal yang perlu juga diperhatikan bagi pengelola

peralatan laboratorium :

a). Semua peralatan dipusatkan di suatu ruang dan semua siswa tahu kemana mereka harus

mencari untuk mendapatkannya.

b). Bengkel, laboratorium/ tempat alat harus selalu dikunci, tetapi jangan sampai kuncinya

hilang/ lupa sehingga terpaksa harus didobrak.

c). Setiap pelajaran praktek bengkel, perlu ditunjuk salah satu siswa secara bergantian sesuai

(dengan jadwal pembagian tugas) untuk menjadi toolman, yang diberi tanggung jawab

melayani dan pengembalian alat sehingga selesai jam praktek.

d). .Dalam situasi sehari –hari , ruang alat juga berfungsi melindungi peralatan yang dipinjam

secara tidak sah oleh staf laboratorium (staf pemeliharaan).

e).  Ruang alat hanya digunakan untuk keperluan kegiatan belejar mengajar praktek.

f).  Pengecekan extra perlu dilakukan untuk peralatan khusus yang dilakukan sewaktu –

waktu , untuk pekerjaan tertentu seperti alat – alat instrumen.

g).  Bila diperlukan dapat mengangkat orang seperti penjaga ruang yang bertanggung jawab

tidak hanya dalam hal pelayanan keluar masuk peralatan tetapi juga untuk perawatan.

h). Sebaiknya peralatan ditata secara kelompok menurut jenis dan fungsinya.

i). Brosur – brosur atau katalog sebaiknya disimpan baik diruang alat pada tempat khusus.

3.     LATIHANa.      Diskusikanlah dengan teman anda bagaimana pendapat masing-masing tentang penataan

bengkel/laboratorium yang ada sekarang ? Beri komentar apa yang sudah baik dan apa

pula yang masih kurang, hal-hal yang masih kurang perlu dilengkapi dengan saran

perbaikan.

b.     Selanjutnya komentari pula penataan ruang peralatan, apakan sudah memenuhi sarat

seperti aman, mudah terlihat, mudah mengambil dan mengembalikannya, dan aman dalam

penggunaannya. Kalau ada hal-hal yang masih kurang berikan saran perbaikan dengan

argumentasi yang logis.

c.      Sekarang rencanakan penempatan peralatan pendukung/instrument di ruang

bengkel/laboratorium sekolah anda sehingga layak disebut sebagai tempat kerja praktik.

a.      Penyusunan jadwal pemakaian Bengkel

b.     Penyusunan Daftar Pembagian Tugas

IV.          TATA LETAK GUDANG BAHAN PRAKTIK

1.     Tujuan khusus pembelajaran

Setelah akhir pelajaran ini peserta dapat :

1). Menjelaskan faktor – faktor penting dalam menentukan lokasi gudang bahan.

2). Memahami  macam – macam gudang untuk gudang.

3). Memahami sifat – sifat bahan.

4). Menerapkan tata cara penempatan bahan.

5). Melaksanakan pengamanan gudang.

2.      Materi Pembelajaran

1). Menentukan Lokasi Gudang Bahan.

Gudang bahan adalah suatu tempatatau ruang yang berfungsi khusus untuk menyimpan

segala sesuatu yang digunakan untuk suatu keperluan atau dapat diproses menjadi

barang /hasil yang relatif lebih bermanfaat daripada sebelumnya.

Kalimat diatas memiliki makna bahwa bahan yang akan diproses didalam kegiatan belajar

mengajar terdiri dari bermacam – macam jenisnya , dan dalam jumlah yang bervariasi.

Agar bahan tersebut dapat diproses dan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna

diperlukan suatu penanganan yang sungguh – sungguh dalam penempatannya. Untuk

penempatan bahan dipilih satu lokasi yang sekiranya dapat menjamun bahwa bahan yang

disimpan / ditata dalam gudang tidak berubah kualitas maupun kuantitasnya.

Beberapa faktor penting yang dapat dijadikan dalam penentuan lokasi gudang yaitu :

        Tempat mudah dicapai oleh alat pengangkut.

        Tempat bebas dari banjir dan tidak mudah terbakar.

        Memungkin tersedia fasilitas yang diperlukan seperti : Listrik , air dan telepon.

2). Macam – macam Gudang

Macam gudang dibedakan atas :

        Gudang pusat  : ialah gudang utama yang menyimpan barang – barang yang akan

disalurkan kepada gudang khusus , gudang pemakai.

        Gudang pemakai: ialah guang yang digunakan untuk menyiapkan barang – barang yang

langsung dipakai.

        Gudang khusus : ialah gudang yang digunakan untuk menyimpan barang – barang khusus

baik jenisnya maupun sifatnya seperti bahan kimia, bahan peledak, obat – obatan dan lain –

lain.

3). Tata Letak Barang.

Begitu banyak jenis dan jumlah barang yang biasa digunakan dalam proses belajar

mengajar, sehingga di dalam penyimpanannya perlu penataan yang teratur.

Dalam pengaturan penyimpanan/peralatan bahan hendaknya diperhatikan sifat-sifat

barang, misalnya :

a.      Barang-barang berat

b.     Barang-barang mewah

c.      Makanan

d.     Berupa kertas-kertas

e.      Berupa kain

f.      Berupa bahan kimia

g.     Berupa butiran/lempengan

4). Keamanan gudang

Mengingat bahan yang diterima dan digudangkan itu adalah barang milik negara /yayasan

yang harus dipertanggungjawabkan dalam penggunaannya, sehingga perlu dijaga

keamanannya.

Keamanan yang dimaksud adalah mencakup keamanan fisik dan keamanan administrasi.

Untuk keamanan administrasi sama halnya dengan administrasi pemeliharaan peralatan.

Untuk keamanan  secara fisik perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

       Gudang harus dikunci selama tidak ada kegiatan dalam gudang, kunci harus ada

duplikasinya, satu dipegang kepala gudang dan satu lagi dipegang atasannya.

       Perlu ada tenaga khusus penjaga keamanan gudang

       Bahan yang berharga tinggi perlu disimpan ditempat yang dianggap lebih terjamin

keamanannya

       Perlu tersedia alat pemadam kebakaran dan anti hama

       Konstruksi pintu dan pagar sekeliling dibuat  yang kuat, dan pintu masuk terbatas tidak

semua orang, kendaraan keluar masuk

5). Pelaksanaan penyimpanan

Penyimpanan/peralatan harus dikelola sebaik-baiknya agar tercapai efisiensi dan

efektivitas dalam penggunaan tenaga kerja, alat-alat dan tata kerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bahan adalah sebagai berikut :

a.      Syarat pergudangan yang berlaku

b.     Sifat barang yang disimpan

c.      Jangka waktu penyimpanan

d.     Tenaga yang diperlukan

e.      Alat yang diperlukan

f.      Dana yang diperlukan

g.     Prosedur kerja dan tata kerja

4.     LATIHAN1). Jelaskan pertimbangan dalam menentukan lokasi gudang ?

2). Sebutkan macam-macam gudang dan fungsinya ?

3). Bagaimana menyusun barang di gudang ?

4). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keamanan barang di gudang ?

V.    OPTIMASI PENGGUNAAN BENGKEL/LABORATORIUM1.     TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai materi ini peserta akan dapat :

1). Menjelaskan makna optimasi penggunaan bengkel, laboratorium 2). Menerapkan cara-cara pengoptimasian penggunaan bengkel

3). Menghitung efisiensi penggunaan bengkel, laboratorium.

4). Memahami dan mengimplementasikan 5 S

2.     MATERI PEMBELAJARAN

1). Pengertian Optimasi Bengkel, laboratorium / Laboratorium

Yang dimaksud dengan optimasi bengkel, laboratorium, adalah suatu usaha untuk

mengoptimasikan pemakaian bengkel, laboratorium  sehingga bengkel tersebut secara

optimal memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan bengkel, laboratorium .

Sebagai bengkel, laboratorium pendidikan yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa

dan bertujuan untuk memberikan keterampilan kejuruan pada siswa, tentu saja bengkel

yang optimum penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada

siswa yaitu memberikan ketrampilan kejuruan yang handal.

Agar bengkel, laboratorium  dapat optimum digunakan tentu saja bengkel, laboratorium 

/laboratorium  tersebut harus dikelola dengan baik. Berikut ini disebutkan ciri-ciri atau

karakteristik bengkel, laboratorium  yang dikelola dengan baik.

Karakteristik bengkel, laboratorium  yang dikelola dengan baik :

                                                    i.     Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas PBM

                                                  ii.     Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya

bahkan     meningkatkan produktivitas kerja

                                                iii.     Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih,

keselamatan kerja, lingkungan, semuanya memenuhi persyaratan

                                                iv.     Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan /

fasilitas terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan

                                                  v.     Seluruh aktivitas bengkel mudah dikontrol yaitu dengan adanya

administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas

                                                vi.     Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secra visual l menarik dan

menyenangkan, iklim kerja yang baik, dan kesejahteraan lahir dan batin yang memadai

Dengan dikelola secara baik Insya Allah Optimasi Bengkel, laboratorium  akan tercapai.

Ciri-ciri bengkel, laboratorium / laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :

       Efisiensi pemakaian bengkel, laboratorium  berkisar antara 60 % s.d 80 %

       Program Kerja bengkel, laboratorium  terlaksana secara tuntas

       Siswa puas dengan memperoleh ketrampilan sesuai dengan target kompetensi

(kurikulum)

       Pengelola dan Staf bengkel, laboratorium mendapat kepuasan

2). Upaya mencapai optimalisasi bengkel / laboratorium

Dalam upaya meningkatkan optimasi bengkel ada beberapa saran yang disampaikan adalah

:

a.      Penyusunan jadwal pemakaian Bengkel

Agar bengkel, laboratorium  dipakai secara tertib dan teratur, tidak terjadi tabrakan antara

pemakai yang satu dengan pemakai yang lain, maka perlu adanya jadwal pemakaian

bengkel, laboratorium .

Untuk dapat menyusun jadwal pemakaian bengkel, laboratorium  tersebut, tentu saja perlu

diinventarisasi segala kegiatan yang akan dilakukan di bengkel, laboratorium,  misalnya

kegiatan praktik (pelatihan) kegiatan pemeliharaan (M & R) dan sebagainya. Demikian

juga perlu diinventarisasikan personil/orang-orang yang akan melakukan kegiatan tersebut,

berapa jumlahnya, rombongan belajar atau perorangan  disamping itu perlu juga

diidentifikasi waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dan waktu yang tersedia

yaitu waktu buka maupun tutup bengkel, laboratorium .

Dengan data-data yang lengkap ini maka jadwal penggunaan bengkel, laboratorium  dapat

disusun

b.     Penyusunan Daftar Pembagian Tugas

Strategi untuk mengatur siswa dalam melaksanakan praktek itu ada bermacam- macam tergantung dari karakteristik bengkel, laboratorium masing-masing. Ada yang diatur secara kelompok, dan ada yang diatur secara induvidu.Ada yang perlu diatur secara seri yaitu bila materi itu memang harus berurutan atau dapat diatur secara paralel

c.      Papan Informasi tentang Kemajuan PraktikPapan Informasi tentang kemajuan praktik siswa adalah berupa table berapa buah job.pekerjaan yang harus dikerjakan siswa dan seberapa banyak yang telah dikerjakan oleh masing- masing siswa. Papan ini berguna bagi guru dalam menentukan kemajuan siswa secara individu dan berguna pula bagi siswa untuk menilai seberapa banyak pekerjaan yang telah dilakukannya.

3). Perhitungan efisiensi bengkel

Telah disepakati bersama bahwa yang dimaksud dengan efisiensi adalah perbandingan

antara sesuatu yang terpakai dengan sesuatu yang tersedia.

Kita akan mengetahui apakah bengkel kita efisien atau tidak dapat kita hitung apabila kita

mengetahui pemakaiannya. Rumus efisiensi dapat kita susun sebagai berikut :

Ef = Efisiensi pemakaian ruang bengkel, laboratorium / laboratorium

K = kelas/kelompok yang memakai ruang bengkel / laboratorium

R= Ruang (jumlah ruang)

Wp = Jumlah jam praktek tiap-tiap minggu

Ws = jumlah jam kerja sekolah setiap minggu (misal 50 jam pelajaran)

Contoh :

Beberapa efisensi ruang komputer bila ruang tersebut digunakan oleh :

Kelas I selama 3 jam /minggu

Kelas II selama 4 jam/ minggu

Kelas III selama 3 jam/ minggu

Sedang jumlah kelas adalah :

Kelas I sebanyak 4 kelas

Kelas II sebanyak 4 kelas

Kelas III sebanyak 3 kelas

Jawab :

Kelas I akan memakai selama : 4x3 jam = 12 jam/minggu

Kelas II akan memakai selama : 4x4 jam = 16 jam/minggu

Kelas III akan memakai selama : 3x3 jam = 12 jam/minggu

Ruang praktek (R) hanya 1 ruang

Jam kerja selama (Ws) = 50 jam pelajaran

Ruang / laboratorium ini masih cukup efisien

Sebaliknya dengan rumus efisiensi kita juga dapat menentukan jumlah kebutuhan ruang.

Implementasi 5S

Istilah “5S” sangat sering kita dengar terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai

karyawan industri manufaktur. Secara harfiah “5S” berasal dari 5 kata dalam bahasa

jepang yaitu, Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu, dan Shitsuke. Jika kita terjemahkan dalam

bahasa Indonesia ia akan menjadi Pemilahan, Penataan, Pembersihan, Pembiasaan,

Pendisiplinan. Sehingga dalam beberapa pabrik, kosa kata 5S ini sudah diubah ke dalam

bahasa Indonesia menjadi “5P” atau dalam konteks lain ia berubah menjadi 5R (Ringkas,

Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) walaupun untuk yang terakhir ini terkesan sedikit

memaksa, tetapi masih memiliki semangat yang sama dengan 5S.

Secara umum orang mengenal 5S sebagai sebuah cara atau filosofi yang merupakan cara

me-manage, cara mengelola area kerja baik dari pola kerja yang efisien dan efektif, pola

melakukan perbaikan terus-menerus dengan mengikis segala bentuk pemborosan,

memperbaiki alur kerja, serta memangkas proses-proses yang tidak perlu dan tidak

rasional, selain itu 5S juga mengajarkan kepada kita tentang pola kedisiplinan yang tidak

pernah mengenal lelah apalagi menyerah.

Semangat 5S dan sekaligus target sasaran 5S adalah perubahan moralitas kerja ketika kita

berada diarea kerja kita, keselamatan kerja, dan efisiensi dalam setiap hal pekerjaan yang

kita lakukan. Sebab dengan pelaksanaan 5S, kita bisa dengan mudah melihat perbedaan

setiap jenis barang di tempat dan lokasi yang berbeda pula, lebih mudah mengakses dan

menemukan sesuatu yang kita cari karena petunjuk lokasi dan tempat yang sudah jelas,

lebih hemat waktu dalam mengerjakan sesuatu karena petunjuk yang jelas dan standar

kerja yang sudah baku disesuaikan dengan kebutuhan kerja, lebih merasa aman dan

nyaman dalam bekerja karena semua karyawan telah melakukan hal yang sama dan

standar.

Untuk itu, singkat– kita kaji satu persatu dari 5 kata S diatas

1.     Seiri (整理), Pemilahan

Pastikan setiap barang yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah. Tidak

mencampurkan jenis produk yang sama dalam satu keranjang atau karton box yang sama

sebab hal ini berpotensi terkirim sampai ke pelanggan. Pisahkan pula produk yang

dinyatakan “OK” dengan produk yang dinyatakan “NG” atau “BS” demikian juga dengan

produk yang belum diperiksa, semuanya harus benar-benar jelas memiliki tanda dan

terpisah. Pastikan tools, alat-alat yang bisasa digunakan untuk bekerja tidak tercampur

dengan alat-alat yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi.

2.     Seiton(整頓), Penataan

Setelah kita memilah barang yang berbeda jenis, berbeda keperluannya, dan berbeda

tujuan, maka langkah berikutnya adalah menata setiap barang tersebut dengan pemberian

identitas yang jelas agar benar-benar tidak tercampur, menatanya dengan pola

penyimpanan yang rapi, dari warna box yang dibedakan, misalnya warna biru untuk box

produk “OK” warna merah untuk produk “NG” dan warna kuning untuk produk yang

belum diperiksa. Atau kita tata alat ukur yang biasa digunakan di lapangan produksi

dengan gelang berwarna untuk setiap periode kalibrasi yang kita tetapkan, misalnya gelang

kuning untuk alat ukur yang sudah dikalibrasi pada periode semester genap dan gelang

warna hijau untuk alat ukur yang dikalibrasi pada periode semester ganjil. Jika masa kerja

kita telah memasuki semester ganjil sementara masih ada alat ukur yang menggunakan

gelang warna kuning, maka hal ini dengan mudah bisa dideteksi dan segera dilakukan

perbaikan dengan melakukan kalibrasi atas alat ukur tersebut.

3.     Seisou (清掃), Pembersihan

Aktifitas bersih-bersih bukanlah merupakan aktifitas khusus dalam pekerjaan kita,

melainkan menyatu dengan keseharian jadwal kerja. Dengan seisou, kita pastikan bahwa

area kerja kita tetap bersih setelah pekerjaan selesai sama seperti ketika memulai

pekerjaan, hal ini bertujuan agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal aneh selama bekerja

bisa terdeteksi pada saat akhir bekerja, misalnya setiap selesai bekerja semua tools

dikembalikan ke kotaknya dan dibersihkan dari kotoran jika ditemukan tools yang sudah

rompal dan tidak bisa digunakan, maka dengan segera kita tahu bahwa tools yang

dimaksud harus diganti. Selanjutnya perlu segera dilakukan order untuk penjagaan level

stock. Dalam hal lain, kita bersihkan meja kerja kita setiap selesai pekerjaan,

mengembalikan file-file yang digunakan kepada tempatnya dimana kita pertama kali

mengambil. Merapikan meja kerja dan sekelilingnya dari kerja dari dokumen-dokumen

yang berceceran dan sampah-sampah lain lalu membuang sampah ke tong sampah dan

menyimpan dokumen pada tray dokumen sesuai kebutuhannya. Kegiatan ini menyatu

dalam keseharian jadwal kerja kita kapanpun dan dimanapun. Jika hal ini dilakukan maka

dengan mudah kita bisa menemukan dokumen yang kita perlukan karena tinggal

mengambil di tempat yang sudah ditetapkan bersama, demikian pula halnya dengan tools

yang kita butuhkan akan selalu pasti tersedia dalam level stock yang aman untuk digunakan

dan dalam kondisi yang bisa pakai. Dalam keseharian habits orang jepang sering kita

dengar istilah junbi (Ed: jumbi: persiapan) dan katazuke (rapi-rapi) setiap mereka selesai

bekerja, hal ini tidak lain adalah proses seisou yang telah menjadi karakter pribadi setiap

orang jepang. Dalam kondisi normal, mereka tidak akan mungkin meninggalkan meja

kerjanya berantakan tanpa berusaha melakukan katazuke sebelum meninggalkan tempat

kerjanya

4.     Seiketsu (清潔), Pembiasaan

Istilah seiketsu ini sering kali diterjemahkan sebagai pembiasaan walaupun maknanya

lebih dekat pada Standarisasi. Bahwa setiap kita dituntut untuk melaksankan 3S diatas

dalam proses sehari-hari, bukan lagi sebagai aktifitas dadakan yang menyita waktu dan

energy apalagi tetapi tidak memberikan dampak berarti dalam pekerjaan. Rangkaian

aktifitas 4S dilaksanakan dengan konsisten dalam keseharian kerja kita, dilaksanakan oleh

semua orang tanpa kecuali sebagai sebuah standar baku yang menyatu dengan pekerjaan

inti.

5.     Shitsuke (躾), Pendisiplinan

Ini adalah fase terakhir dari rangkaian “Pilah-Tata-Bersihkan-Biasakan”. Penetapan

pendisiplinan diri merujuk pada proses panjang yang berkelanjutan. Maka Seiketsu sebagai

S ke-5 menjadi penyempurnaan dari 4S sebelumnya. Pada konsep pendisiplinan ini

diharapkan pula bukan sekedar mempertahankan kondisi yang ada tetap rapih, bersih, dan

standar saja melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perubahan berhenti

berinovasi. Sebab hanya dengan cara itulah perusahaan dapat mempertahankan kondisinya

untuk tetap survive ditengah era persaingan global saat ini.

Tabel di bawah ini menjelaskan  tentang 5 S tersebut.日本語 INDONESIA PENGERTIAN

整理SEIRI

PEMILAHAN PILAH yang diperlukan dengan yang tidak diperlukanPILAH barang yang OK

(Bisa Pakai) dengan NG (Tidak bisa pakai)PILAH setiap barang yang berbeda jenisnya

整頓SEITON

PENATAAN

TATA setiap barang agar mudah dicariTATA setiap barang sesuai keperluannyaTATA setiap barang agar indah dilihat

清掃SEISOU

PEMBERSIHAN

BERSIH-kan tempat kerjamu agar jika ada hal aneh mudah dideteksiBERSIH-kan setiap barang agar selalu terawatBERSIH-kan sekelilingmu agar tetap BERSIH

清潔SEIKETSU

PEMBIASAAN

BIASA-kan dirimu bekerja sesuai STANDARBIASA berlaku benar adalah STANDARBIASA berbuat sesuai STANDAR adalah BENAR

躾SHITSUKE

PENDISIPLINAN

DISIPLIN-kan Kebiasaan 3S pada keseharianmuDISIPLIN-kan Kebiasaan baik agar menjadi KARAKTERDISIPLIN-kan Berperilaku sesuai Standard

3.     LATIHAN

1). Buatlah format untuk merencanakan kebutuhan alat dan bahan praktik selama satu

semester, kemudian diskusikan dengan teman anda format yang paling baik harus memuat

apa saja ?

2). Buatlah daftar penggunaan bengkel kemudian diskusikan dengan teman anda apakah

jadwal ini tersebut sedah baik ?

3). Buat pula daftar pembagian tugas setiap guru yang ada di bengkel/laboratorium tersebut ?

4). Buatlah papan informasi yang berisi daftar kemajuan pekerjaan siswa tentang suatu praktik

yang berlangsung di bengkel/laboratorium ?

5). Hitunglah efisiensi penggunaan bengkel di sekolah saudara ?

6). Pahami makna dan filosopi 5 S untuk dapat diterapkan di Sekolah saudara ?

Lampiran 1

 Contoh-contoh Format yang Digunakan

SMK…………………………………………………………..………………………………………………….

Unit Kerja :…………………………….…………………………………………………..

BUKTI PENERIMAAN BARANGNomor:………… tanggal………..

               Berdasarkan:

1.      Surat pengantar tanggal :………………………..Nomor:…………………………2.      Berita Acara Penerimaan Barang, tanggal ………………Nomor:……………

 

Menurut  surat permintaan dari …………………………………………………………Tanggal ……………………………………Nomor…………………………………………..Barang-barang tersebut dibawah ini telah diterima di gudang ……………..………………………………………………………………………………………………………

No. Nama barangKode brg

inventSatuan

Harga satuan

Banyaknya Keterangan

GUDANG BAGIAN CATATAN

DITERIMA  dari: ………………………. 

PEMBUKUANBarang diterima :Tanggal:……………Dimasukkan persediaan oleh : ……………………….

Dimasukkan oleh: ………………………

Faktu diterima oleh :…………..

Mengetahui :Kepala Gudang,

Lampiran 2

 

 SMK…………………………………………………………..……………………………………………….                  NAMA STOCK      :……………………                    UNIT KERJA :               GOLONGAN         :……………………                    SATUAN :………………..               GUDANG              :……………………

KARTU BARANG

Nama barang :……………………………               Kode inventaris No…………………..                             

Tanggal penerimaan/pengeluaran dari gudang

NOMOR JumlahSisa/Ketera -ngan

Bukti penerima-an

Bukti pengeluar -an

Diterima Dikeluarkan

Lampiran 3

          SMK…………………………………………………………..

Unit Kerja :…………………………….

BERITA ACARA PENERIMAAN/PENYERAHAN BARANGNomor:……………………………………….

Pada hari ini : Hari ………………………….. Tanggal…………………………………….                            Bertempat di ………………………………………………………………..

Sesuai dengan surat pemberian/permintaan dari …………………………………..tanggal ……………………………………. No…………………………………………………

Telah terjadi Penyerahan/Penerimaan barang antara :

        1. Nama               : …………………………………………………………        2. Jabatan           : …………………………………………………………        3. Alamat             : ………………………………………………………..

                                      Sebagai pihak yang menyerahkan

1. Nama               : …………………………………………………………        2. Jabatan           : …………………………………………………………        3. Alamat             : ………………………………………………………..

Sebagai pihak yang menerima barang-barang tersebut di bawah ini :

………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………

………Setelah diperiksa yang disaksikan oleh pihak ke 3 ternyata terdapat/tidak terdapat  : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

                                                                                                ………………………….20………

                                                                                                Yang menyerahkan,

Saksi pihak ke 3                                                                    ……………………………..1.      ……………………………..2.      ……………………………..                                                     Yang menerima,

………………………………

Lampiran 4

  

         SMK…………………………………………………………..Unit Kerja :…………………………….

 

SURAT PERINTAH MENGELUARKAN BARANGNomor:……………………………tanggal………………

Untuk            : …………………………..Alamat          : …………………………..                         Kepada

                                                                                                Yth. Bendaharawan Perlengkapan/                                                                                                       Kepala Gudang                                                                                            …………………………………….                                                                                            di                                                                                            ……………………………………..

Harap diserahkan/dikirimkan kepada ……………………………………………Untuk disampaikan kepada alamat di atas barang-barang sebagai tersebut di bawah ini:

No. Nama barangBanyak nya

Kode peti inventaris

Kode peti bungkusan

Harga satuan

No. stockKeterangan

                                                                                                ……….     ………………..20……Tembusan:                                                                                     Pejabat yg berwenang

1.      ………………..2.      ……………….3.      ………………4.      dst                                                                                           

……………………………….       

Lampiran 5

  

                                                                                                      SMK…………………………………………………………..

Unit Kerja :……………………………. 

                                                                                             KARTU PERSEDIAAN

Nama barang :………………………………

Tgl.Uraian pemasukan dan pengeluaran

No. faktur dll

Masuk Keluar Sisa Keterangan

DAFTAR PUSTAKA

1.     Ahyari, Agus, Efisiensi Persediaan Bahan, BPFE Yogyakarta, 1977

2.     Abdullah, S, Pengelolaan Fasilitas, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2003.

3.     Baily, Peter, Succesful Stock Control by Manual System, Gower Press Ltd. Great Britain,

1971

4.     Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek dan Konstruksi 1, Kanisius, Yogyakarta,

1996.

5.     Suradji, Gatot, Pedoman Teknis Administrasi Perlengkapan, Proyek Peningkatan

Kemampuan Pengelolaan Teknis Pendidikan, 1977

6.     Takashi Osada Buku “Sikap Kerja 5S”