33
TBC (Tuberculosis) Luciana Pamelia (2005019) Sari Mulyani (2005021)

TBC (Tuberculosis)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tbc disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa

Citation preview

Page 1: TBC (Tuberculosis)

TBC (Tuberculosis)

Luciana Pamelia (2005019)

Sari Mulyani (2005021)

Page 2: TBC (Tuberculosis)

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Merupakan penyakit menular

yang umum dan dalam banyak kasus bersifat mematikan.

Tuberculosis (TBC)

Page 3: TBC (Tuberculosis)

ETIOLOGI

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

Page 4: TBC (Tuberculosis)

PATOFISIOLOGI

Penularan penyakit TBC :

Melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC.

Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah).

Page 5: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.

Page 6: TBC (Tuberculosis)

Gejala TBC dibagi atas 2 yaitu : 1. Gejala umum

2. Gejala khusus

1. Gejala umum (Sistemik)

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat

disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala TBC

Page 7: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

2. Gejala khusus (Khas)

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Page 8: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Page 9: TBC (Tuberculosis)

Klasifikasi TBC

Page 10: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

b. Tuberkulosis paru BTA (-) - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negative, gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberculosis aktif - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negative dan biakan Mikrobakterium tuberculosis.

Page 11: TBC (Tuberculosis)

Jenis TBC

1. TBC paru-paru2. TBC tulang3. Maningen4. Saluran Kemih

Page 12: TBC (Tuberculosis)

Klasifikasi TBC

2. Berdasarkan golongan pasien Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu: a. Kasus baru Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

Page 13: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .• b. Kasus kambuh (relaps)• Adalah pasien tuberculosis yang sebelumnya • pernah mendapat pengobatan tuberculosis dan • telah dinyatakan sembuh atau pengobatan • lengkap, kemudian kembali lagi berobat • dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+) atau • biakan positif. Bila BTA negative atau biakan • negative tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi • aktif/ perburukan dan terdapat gejala klinis • maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan:• – Lesi nontuberkulosis (pneumonia, • bronkiektasis, jamur, keganasan dll)• TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter • spesialis yang berkompeten menangani kasus • tuberculosis.

Page 14: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Page 15: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . . f. Kasus bebas TB Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negative bila ada) dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi BTA yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung. Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambran radiologi.

Page 16: TBC (Tuberculosis)

Pembagian TBC menurut WHO :

Page 17: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Page 18: TBC (Tuberculosis)

Penegakan Diagnosa

Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukanuntuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain :

● Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya● Pemeriksaan fisik secara langsung● Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan

otak)● Pemeriksaan patologi anatomi (PA)● Rontgen dada (thorax photo)● Uji tuberkulin

Page 19: TBC (Tuberculosis)

Tujuan Pengobatan TBC

1. Menyembuhkan penderita2. Mencegah kematian3. Mencegah kekambuhan4. Menurunkan tingkat penularan

Page 20: TBC (Tuberculosis)

Penatalaksanaan TBC

1. Obat lini pertama (utama) adalah isoniazid(H), etambutol(E), pirazinamid(Z), rifampisin(R)

2. Obat lini kedua adalah etionamide, sikloserin, amikasin, kanamisin kapreomisin, klofazimin dan lain-lain yang hanya dipakai pada pasien HIV yang terinfeksi dan mengalami multidrug regimen (MDR).

Page 21: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Page 22: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .Penentuan dosis terapi kombinasi dosis tetap 4

obat berdasarkan rentang dosis yang telah ditentukan oleh WHO merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk dalam batas dosis terapi dan

non toksik. Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap tersebut, bila mengalami

efek samping serius harus dirunjuk ke rumah sakit atau dokter spesialis paru ataupun fasiliti yang mampu menanganinya. Paduan obat anti TB menurut program pemberantasan TB paru dipergunakan diIndonesia sesuai dengan

rekomendasi WHO ada tiga:

Page 23: TBC (Tuberculosis)

KATEGORI I• Kasus baru TB paru BTA (+)• Kasus baru TB paru BTA (-) tapi kerusakan

parenkim yang luas.• Kasus baru TB ekstra pulmoner dengan

kerusakan yang beratAlternatif pengobatan FASE INTENSIF FASE LANJUTAN (pilih

salah satu)

2 RHZE4 R3H34 RH6 HE

Page 24: TBC (Tuberculosis)

KATEGORI IITB paru BTA (+) dengan riwayat pengobatan

sebelumnya :– Kambuh– Kegagalan pengobatan– Pengobatan tidak selesai

Alternatif pengobatan

FASE AWAL FASE LANJUTAN (pilih salah satu)

2 RHZES + 1 RHZE 5 R3H3E35 RHE

Page 25: TBC (Tuberculosis)

KATEGORI III• Kasus baru TB paru BTA (-) (diluar kategori

I)• Kasus baru TB ekstra pulmoner yang

kurang berat Alternatif pengobatanFASE AWAL FASE LANJUTAN

(pilih salah satu)

2 RHZ4 R3H34 RH6 HE

Page 26: TBC (Tuberculosis)

KATEGORI IV• Kasus kronis

(sputum BTA tetap positif, setelah pengobatan ulang)

PENGOBATAN Merujuk ke pedoman WHO

untuk menggunakan obat pilihan di pusat spesialistik.

Page 27: TBC (Tuberculosis)

Terapi TBC

a. Terapi Jangka Pendek• Fase Intensif (1-3 bulan)• 1. INH (5-10mg/kg BB 1x24 jam)

Rifampisin (10mg/kg BB 1x24 jam)Pirazinamid (10mg/kg BB 1x24 jam)

• 2. INH, Rifampisin, Streptomisin (15mg/kgBB)• 3. INH, Rifampisin, Etambutol (15-25mg/kgBB)• Fase Lanjutan• 1.INH, RIF (3-8 bulan 1x24 jam)• 2.INH 700 mg, Rifampisin 600 mg (2x24jam)

Page 28: TBC (Tuberculosis)

Terapi TBC Anaka. Fase Intensif (3 bulan)

INH 20 mg/kgBB, Rifampisin 10mg/kgBB,Streptomisin 20-40mg/kg (1x24 jam)Fase Lanjutan 15 bulan : INH, Rifampisin1x24 jam

b. INH, Rifampisin, Etambutol 15 mg/kgBB 1x24jam 18 bulan

c. Fase Intensif 3 bulan : INH, Etambutol,Streptomisin 1x24 jam

d. Fase Lanjuy : 15-27 bulan : INH, Etambutol 1x24 jam

Page 29: TBC (Tuberculosis)

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)

Page 30: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Organisasi kesehatan dunia, WHO (2010) menyatakan bahwa kunci keberhasilan program penanggulangan TB adalah dengan menerapkan strategi DOTS, yang juga telah dianut oleh Negara kita. Oleh karena itu pemahaman tentang DOTS merupakan hal yang sangat penting agar TB dapat ditanggulangi dengan baik.

Page 31: TBC (Tuberculosis)

EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di dunia, namun kurang mendapat prioritas dalam penanggulangannya. Data surveilans dan epidemiologi TB pada anak jarang didapat. Hal ini disebabkan berbagai faktor antara lain sulitnya diagnosis TB anak, meningkatnya TB ekstra paru pada anak, tidak adanya standar baku definisi kasus, dan prioritas yang kurang diberikan pada TB anak di banding TB dewasa.

Page 32: TBC (Tuberculosis)

Lanjutan . . .

Page 33: TBC (Tuberculosis)

Terima Kasih ^^