TEKNIK INTELIJEN

Dr. TANTI MANURUNG, SH., MH Koordinator A Pada JAMINTEL

CARA BERPIKIR STRATEJIK INTELIJEN

naluri

kecerdasan

Diri

Organisasi

Bangsa

Negara

Tangkal, Cegah,

Tanggulangi

AGHT

PENGERTIAN INTELIJEN

Intelligence is knowledge

Intelligence is wisdom

Intelligence is evaluated information

ABRAM SCHULSKY dan GARY SCHMITT :

Intelijen adalah informasi yang terkait dengan

keamanan dan kepentingan nasional serta

bagaimana mengatasi ancaman yang ditimbulkan

dari musuh-musuh yang potensial dan aktual

MICHAEL WARNER dalam artikel berjudul

“Intelligence as Risk Shifting” : intelijen

yang baik adalah intelijen yang mampu

mengurangi tingkat ketidakpastian bagi

pembuat kebijakan agar kebijakannya

tidak meleset

MARK PHYTIAN dalam

artikelnya berjudul

“Intelligence Theory and

Theories of International

Relations” :

tujuan daripada teori

intelijen adalah

memfasilitasi terciptanya

pengertian terkait dengan

masa lalu dan masa

sekarang untuk digunakan

dalam mengasah

kemampuan memprediksi

dan petunjuk dalam

menghadapi masa depan

INTELIJEN ADALAH PENGETAHUAN,

ORGANISASI, DAN KEGIATAN YANG

TERKAIT DENGAN PERUMUSAN

KEBIJAKAN, STRATEGI NASIONAL,

DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERDASARKAN ANALISIS DARI

INFORMASI DAN FAKTA YANG

TERKUMPUL MELALUI METODE

KERJA UNTUK PENDETEKSIAN DAN

PERINGATAN DINI DALAM RANGKA

PENCEGAHAN, PENANGKALAN, DAN

PENANGGULANGAN SETIAP

ANCAMAN TERHADAP

KEAMANAN NASIONAL

(Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2011)

ANCAMAN :

Setiap upaya, pekerjaan, kegiatan,

dan tindakan, baik dari dalam

maupun luar negeri, yang dinilai

dan/atau dibuktikan dapat

membahayakan keselamatan

bangsa, keamanan, kedaulatan,

keutuhan wilayah NKRI, dan

kepentingan nasional di berbagai

aspek, baik ideologi,

politik, ekonomi, sosial

budaya, maupun

Pertahanan dan

keamanan

(Pasal 1 angka 4 UU No. 17 Tahun

2011)

“We are the eyes and

ears of the nation”

DIMENSI ONTOLOGIS

(KEBERADAAN INTELIJEN)

DIIBARATKAN SEBAGAI “OTAK” DAN

PANCAINDERA MANUSIA

DENGAN SIFAT

“VELOX” (CEPAT) DAN “EXACTUS” (AKURAT)

EPISTEMOLOGI /

FILSAFAT PENGETAHUAN INTELIJEN

BERSIFAT “DETEKSI DINI”,

HASILNYA “PERINGATAN DINI”

DAN TINDAK LANJUTNYA “CEGAH DINI”

KEBENARAN

DATA/INFORMASI INTELIJEN

ADALAH KEBENARAN YANG

DAPAT DIVERIFIKASI

SECARA EMPIRIK

DIMENSI AKSIOLOGIS INTELIJEN

ADALAH TINDAKAN / OPERASI INTELIJEN DALAM WUJUD

TIGA FUNGSI, YAKNI :

LID, PAM, GAL

FILSAFAT

INTELIJEN

Intelligence is the war of wits

(perang pikiran)

Presiden Chiang Kai-Shek dalam

bukunya A Study on Six Types of

Political Warfare (1987) :

“modern war is

the war of intelligence”

CIRI-CIRI PERANG MODERN

(PERANG NON-FISIK + PERANG METAFISIK

SUBJEK PERANG BUKAN SAJA TENTARA (HANKAM),

TETAPI SEGENAP KEKUATAN SEMESTA

(IPOLEKSOSBUDHANKAM)

OBJEK PERANG OTAK MANUSIA

TIDAK JELAS SIAPA MELAWAN SIAPA

TIDAK JELAS KAPAN WAKTUNYA, DIMANA, DARIMANA, DAN

BAGAIMANA WUJUD/BENTUKNYA

MEDAN TEMPUR SANGAT LUAS MELIPUTI

ASTAGATRA (GEOGRAFI, DEMOGRAFI, SDA), DAN

TRIGATRA (IPOLEKSOSBUDHANKAM)

DATA DIGITAL INDONESIA

POPULASI : 262 JUTA

PELANGGAN PONSEL : 371 JUTA (142%)

PENGGUNA INTERNET : 132 JUTA (51%)

PENGGUNA AKTIF MEDIA SOSIAL : 106 JUTA

(40%)

PENGGUNA AKTIF MEDSOS DI GAWAI : 92 JUTA

(35%)

60 DETIK

DI DUNIA

98.000 CUITAN TWITTER, 1.500 UNGGAHAN BLOG,

168 JUTA SURAT ELEKTRONIK, 600 VIDEO BARU DI YOU TUBE,

70 DOMAIN TERDAFTAR, 695.000 STATUS FACEBOOK, DLL

NARKONA

PORNOGRAFI

PROSTITUSI

BULLYING

DAMPAK NEGATIF DUNIA MAYA

RADIKALISME

TERORISME

DISINTEGRASI

PROVOKASI KONFLIK

BERITA PALSU

HOAX

PENCURIAN DATA

PENIPUAN

SERANGAN SIBER

KEKERASAN

GREY PROPAGANDA

PELANGGARAN

HAK CIPTA

PELECEHAN

SARA

FITNAH

KERUSUHAN

CIRI-CIRI HOAX

1. MENCIPTAKAN KECEMASAN, KEBENCIAN, PERMUSUHAN, DLL (FEAR AROUSING).

2. SUMBER TIDAK JELAS DAN TIDAK ADA YANG BISA DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABAN

ATAU KLARIFIKASI (WHISPERED PROPAGANDA).

3. PESAN SEPIHAK, MENYERANG, DAN TIDAK NETRAL ATAU BERAT SEBELAH (ONE-SIDED).

4. MENCATUT NAMA TOKOH BERPENGARUH ATAU PAKAI NAMA MIRIP MEDIA TERKENAL

(TRANSFER DEVICE).

5. MEMANFAATKAN FANATISME ATAS NAMA IDEOLOGI, AGAMA, SUARA RAKYAT (PLAIN

FOLKS).

6. JUDUL DAN PENGANTARNYA PROFOKATIF DAN TIDAK COCOK DENGAN ISINYA.

7. MEMBERI PENJULUKAN (NAME CALLING).

8. MINTA SUPAYA DISHARE ATAU DIVIRALKAN (BAND WAGON).

9. MENGGUNAKAN ARGUMEN DAN DATA YANG SANGAT TEKNIS SUPAYA NAMPAK ILMIAH

DAN DIPERCAYA (CARD STACKING).

10. ARTIKEL YANG DITULIS BIASANYA MENYEMBUNYIKAN FAKTA DAN DATA SERTA

MEMELINTIR PERNYATAAN NARASUMBERNYA.

11. BERITA INI BIASANYA DITULIS OLEH MEDIA ABAL-ABAL (TIDAK JELAS ALAMAT &

SUSUNAN REDAKSI).

12. MANIPULASI FOTO DAN KETERANGAN. FOTO-FOTO YANG DIGUNAKAN BIASANYA SUDAH

LAMA DAN BERASAL DARI KEJADIAN DI TEMPAT LAIN DAN KETERANGANNYA JUGA

DIMANIPULASI. PELAKU JUGA DAPAT MENGUBAH LATAR DAN FOTO SEBUAH PERISTIWA

DENGAN MENGANDALKAN KECANGGIHAN PIRANTI PENGOLAH GAMBAR DAN

KETRAMPILANNYA.

TUJUAN DAN DAMPAK HOAX

PROVOKASI DAN AGITASI NEGATIF

MENYULUT KEBENCIAN, KEMARAHAN, DAN HASUTAN KEPADA ORANG BANYAK

UNTUK MENGADAKAN HURU-HARA, PEMBERONTAKAN,

KERUSUHAN, DAN LAIN-LAIN

MEMBENTUK PERSEPSI NEGATIF UNTUK MEMANIPULASI ALAM PIKIRAN

DAN MEMBERIKAN RESPON TERHADAP KEINGINAN

PEMBUAT BERITA PALSU

MENIMBULKAN OPINI NEGATIF SEHINGGA TERJADI

DISINTEGRASI BANGSA, DAN LAIN-LAIN

GLOBAL : - Kontestasi ideologi & kebijakan politik negara maju.

- Penetrasi asing melewati batas-batas negara.

- Terhambatnya arus modal.

- Fluktuasi harga minyak.

- Kejahatan internasional terorganisir.

- Era Disrupsi

- Aksi Teror Non-State Actor, dll

REGIONAL : - Kompetisi ekonomi regional mengenai akses terhadap

pasar dan sumber daya alam era MEA.

- Sengketa perbatasan.

- Aksi teror.

- Penyelundupan.

- Pembajakan di laut.

- Konflik Marawi, dll

NASIONAL : Menguatnya pengaruh ideologi kanan; Agitasi dan propaganda kelompok kiri; Separatisme;

Pengaruh ideologi liberal dengan memanfaatkan era globalisasi menjadi ancaman terhadap

kepentingan dan keamanan nasional; Revitalisasi pengamalan & penanaman nilai-nilai Pancasila

belum optimal; Melanggengnya budaya korup di berbagai jenjang birokrasi; Rendahnya mentalitas

bangsa dan memudarnya budaya lokal; Tumbuh suburnya persebaran fitnah, dan kabar bohong

(hoax) di masyarakat untuk mengadu domba dan menimbulkan ketegangan SARA serta

menghancurkan kebhinekaan Indonesia

DISRUPTION ERA

OVO

MEMAHAMI

INTELIJEN

Intelijen dalam Negara dimaknai dalam

tiga macam penampilannya

Sebagai PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)

Mengandung arti bahwa intelijen sebagai sebuah pengetahuan yang

spesifik (fore knowledge) yang berarti bahwa intelijen mengetahui hal-hal

yang akan terjadi mendahului orang lain dalam bentuk produk intelijen.

Sebagai ORGANISASI (ORGANIZATION)

Mengandung arti bahwa keberadaan intelijen merupakan dinas

rahasia dan tempat kegiatannya berada di bawah permukaan.

Sebagai AKTIVITAS (ACTIVITY)

Mengandung arti bahwa kegiatannya tertutup (clandestine activities /

covert action) yang menyangkut tiga pilar yakni

Penyelidikan, Pengamanan, dan Penggalangan.

24

SUMBERDAYA INTELIJEN

INTELIJEN MANUSIA (HUMAN INTELLIGENCE)

INTELIJEN PENCITRAAN (IMAGERY INTELLIGENCE)

INTELIJEN GEOSPASIAL (GEOSPASIAL INTELLIGENCE)

INTELIJEN SINYAL (SIGNAL INTELLIGENCE)

INTELIJEN MANUSIA MERUPAKAN ASET

UTAMA DAN TERMAHAL DALAM

ORGANISASI INTELIJEN.

RODA PERPUTARAN INTELIJEN

SEPENUHNYA BERGANTUNG PADA

INTELIJEN MANUSIA

25

KARAKTER INTELIJEN

Berkarakter artinya mempunyai watak,

mempunyai kepribadian.

Profesi juga memiliki karakter sendiri-

sendiri.

Insan Intelijen dituntut untuk memiliki kemampuan antara lain :

kemampuan intelektual (keahlian dan ketrampilan), mampu mandiri,

emosi stabil, tidak mudah terpancing, mudah bergaul sehingga banyak

teman dan banyak informasi yang mudah masuk, tidak suka membual

apalagi berbohong karena intelijen berbasis pada “kepercayaan”,

memiliki loyalitas yang bertanggung jawab, memiliki dedikasi terhadap

tugas secara total, bersifat luwes dan fleksibel sehingga mampu

membawa diri dalam menyiasati situasi demi keberhasilan tugas,

dan mampu bergerak cepat.

26

INTELIJEN

KEJAKSAAN

INTELIJEN KEJAKSAAN /

INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM

UU NO. 16 TAHUN 2004

UU NO. 17 TAHUN 2011

“DETEKSI DINI”

PULDATA

DATA / INFORMASI

BIDANG

IPOLEKSOSBUDHANKAM

(TIDAK HANYA KORUPSI)

POTENSI AGHT

TERHADAP

KEPENTINGAN DAN

KEAMANAN NASIONAL

HASIL :

PRODUK INTELIJEN

BERISI

“PERINGATAN DINI”

BAHAN MASUKAN BAGI

PERUMUSAN

KEBIJAKAN NASIONAL &

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN “CEGAH

DINI” (TANGKAL, CEGAH,

TANGGULANGI)

ANCAMAN TERHADAP

IPOLEKSOSBUDHANKAM

ADM.

INTELIJEN

R

P

I

Kenali &

Pahami

AGHT

UU NO. 17 / 2011

INTELIJEN

PENEGAKAN

HUKUM

INDONESIA

NEGARA HUKUM

DATA &

INFORMASI

(BIDANG

IPOLEKSOS-

BUDHANKAM)

PERUMUSAN

KEBIJAKAN

NASIONAL DAN

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DI

BIDANG

IPOLEKSOSBUD-

HANKAM

EARLY WARNING

SISTEM

(PENCEGAHAN)

POTENSI ANCAMAN &

GANGGUAN TERHADAP

KEPENTINGAN &

KEAMANAN NASIONAL

KEGIATAN &

OPERASI

INTELIJEN

SISTEM

ADM. INTELIJEN

INTELIJEN GAKKUM

29

30

MELALUI RODA

PERPUTARAN

INTELIJEN,

KEGIATAN

&

OPERASI

INTELIJEN

SEPENUHNYA

DIARAHKAN

UNTUK

“DETEKSI DINI”

ANCAMAN

PRODUK INTELIJEN

YANG DIHASILKAN

& DILAPORKAN

BERISI

“PERINGATAN DINI”

ADANYA ANCAMAN

SEBAGAI BAHAN

MASUKAN BAGI

USER UNTUK

MENGAMBIL

KEPUTUSAN/KEBIJA

KAN “CEGAH DINI”

USER

MENGAMBIL

KEPUTUSAN /

KEBIJAKAN

“CEGAH DINI”

ANCAMAN

TERHADAP

KEPENTINGAN

DAN KEAMANAN

NASIONAL

INTELIJEN KEJAKSAAN/

INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM sebagai

“MATA & TELINGA NEGARA”

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INTELIJEN KEJAKSAAN/

INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM DALAM RANGKA MEMBERIKAN BAHAN MASUKAN “CEGAH DINI”

KEPADA USER SAAT INI BELUM OPTIMAL.

(KUANTITAS & KUALITAS PRODUK INTELIJEN BIDANG IPOLEKSOSBUDHANKAM SANGAT RENDAH)

PEMBERIAN DUKUNGAN TEKNIS

SECARA INTELIJEN KEPADA

BIDANG-BIDANG LAIN

DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN RI (PERJA-009/A/JA/01/2011 JO

PERJA-006/A/JA/03/2014)

BELUM OPTIMAL

BIN WAS

PIDSUS

DATUN DIKLAT

- USER BELUM MEMBERDAYAKAN JAJARAN INTELIJEN SECARA OPTIMAL.

- EGO BIDANG TINGGI.

- KURANGNYA KOMUNIKASI ANTAR BIDANG SEHINGGA SINERGITAS LEMAH.

PIDUM

CEGAH, TANGKAL,

PENANGGULANGAN

ANCAMAN TERHADAP

ORGANISASI LEMAH

“MATA &

TELINGA”

PIMPINAN

RODA PERPUTARAN INTELIJEN

ADMINISTRASI INTELIJEN

(PERJA No. PER-024/A/JA/08/2014 tentang

ADMINISTRASI INTELIJEN KEJAKSAAN RI

PEMBERIAN DUKUNGAN TEKNIS SECARA

INTELIJEN KEPADA BIDANG-BIDANG LAIN

DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN RI

TEKNOLOGI INTELIJEN,

PEMANFAAATAN, DAN PERKEMBANGANNYA

PAHAMI

PERAN & FUNGSI INTELIJEN KEJAKSAAN/INTELIJEN

PENEGAKAN HUKUM SERTA PENGUATAN ORGANISASI

BIDANG INTELIJEN KEJAKSAAN RI

AGHT DI BIDANG IPOLEKSOSBUDHANKAM

SEKTOR

MASALAH

DIREKTORAT IDEOLOGI, POLITIK, PERTAHANAN DAN KEAMANAN

(DIREKTORAT A)

SEKTOR

MASALAH

Pengamanan

Pancasila

Kesatuan &

Persatuan

Bangsa

Gerakan

Separatis

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Partai Politik Pemilu,

Pilkada

Gerakan

Teroris &

Radikal

Pam Wilayah

Teritorial

Kejahatan

Siber

CEKAL

PORA PAM SDO

PAM

Penanganan

Perkara

DIREKTORAT

IDIOLOGI, POLITIK, PERTAHANAN DAN KEAMANAN

(DIREKTORAT A)

SUB DIREKTORAT

CEGAH TANGKAL DAN

PENGAWASAN ORANG ASING,

PENGAMANAN SUMBER DAYA

ORGANAI SASI KEJAKSAAN,

DAN PENGAMANAN PERKARA

SUB DIREKTORAT

PERTAHANAN DAN

KEAMANAN

SUB DIREKTORAT

IDEOLOGI

SUB DIREKTORAT

POLITIK

SEKSI

GERAKAN SEPARATISME

SEKSI

PENGAMANAN PANCASILA,

PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA

SEKSI

PARTAI POLITIK,

PEMILIHAN UMUM DAN

PIMILIHAN KEPALA

DAERAH

SEKSI

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

SEKSI

PENGAWASAN WILAYAH

TERITORIAL DAN

KEJAHATAN SIBER

SEKSI

GERAKAN TERORISME DAN

RADIKALISME

SEKSI

PENGAMANAN SUMBER

DAYA ORGANISASI

KEJAKSAAN DAN

PENGAMANAN

PENANGANAN PERKARA

SEKSI

CEGAH TANGKAL DAN

PENGAWASAN ORANG

ASING

SUB BAG

TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DIREKTORAT SOSIAL, BUDAYA, DAN KEMASYARAKATAN

(DIREKTORAT B)

SEKTOR

MASALAH

Was Peredaran

Barang Cetakan

Dalam Negeri

Was Peredaran

Impor Barang

Cetakan

Was Sistem

Perbukuan

Was Media

Komunikasi Was Aliran

Kepercayaan &

Aliran Keagamaan

dalam Masyarakat

Pencegahan

Penyalahgunaan

dan/atau Penodaan

Agama

Ketahanan

Budaya

Pemberdayaan

Masyarakat

Desa

Was Ormas

& LSM

Pencegahan

Konflik Sosial Ketertiban &

Ketentraman

Umum

Pembinaan

Masyarakat Taat

Hukum

DIREKTORAT SOSIAL BUDAYA DAN

KEMASYARAKATAN

(DIREKTORAT B)

SUB DIREKTORAT

SOSIAL,KETERTIBAN DAN

KETENTRAMAN UMUM

PEMBINAAN MASYARAKAT TAAT HUKUM

SUB DIREKTORAT

BUDAYA DAN

KEMASYARKATAN

SUB DIREKTORAT

PEREDARAN BARANG

CETAKAN DAN MEDIA

KOMUNIKASI

SUB DIREKTORAT

ALIRAN KEPERCAYAAN

MASYARAKAT DAN ALIRAN

KEAGAMAAN SERTA PENCEGAHAN

PENYALAHGUNAAN DAN

PENODAAN AGAMA

SEKSI

PENGAWASAN MEDIA

KOMUNIKASI

SEKSI

PENGAWASAN

PEREDARAN BARANG

CETAKAN

SEKSI

PENGAWASAN ALIRAN

KEPERCAYAN DALAM

MASYARAKAT

SEKSI

PENGAWASAN ALIRAN KEAGAMAAN

DALAM MASYARAKAT DAN

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN

DAN ATAU PENODAAN AGAMA

SEKSI

PENGAWASAN ORGANISASI

MASYARAKAT DAN LEMBAGA

SWADAYA MASYARAKAT

SEKSI

KETERTIBAN DAN

KETENTRAMAN UMUM

SEKSI

PENCEGAHAN KONFLIK

SOSIAL DAN PEMBINAAN

MASYARAKAT TAAT

HUKUM

SUB BAG

TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKSI

KETAHANAN BUDAYA DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DESA

DIREKTORAT EKONOMI DAN KEUANGAN

(DIREKTORAT C)

SEKTOR

MASALAH

Keuangan

Negara

Moneter

Penelusuran

Aset

Perpajakan Kepabeanan Cukai

Perindustrian

Ketenagakerjaan

Perkebunan

Kehutanan

Lingkungan

Hidup Lembaga

Keuangan

Investasi/Penanaman

Modal

Perdagangan

Perikanan Agraria &

Tata Ruang

DIREKTORAT EKONOMI DAN

KEUANGAN

(DIREKTORAT C)

SUB DIREKTORAT

SUMBERDAYA ALAM

DAN AGRARIA/ TATA RUANG

SUB DIREKTORAT

PERDAGANGAN,

PERINDUSTRIAN DAN

KETENAGAKERJAAN

SUB DITREKTORAT

KEUANGAN DAN

KEKAYAAN NEGARA

SUB DIREKTORAT

INVESTASI DAN

PENERIMAAN NEGARA

SEKSI

KEUANGAN NEGARA

DAN PENELUSURAN

ASET

SEKSI

LEMBAGA KEUANGAN

DAN MONETER

SEKSI

PENERIMAAN NEGARA

SEKSI

INVESTASI

SEKSI

PERINDUSTRIAN DAN

KETENAGAKERJAAN

SEKSI

PERDAGANGAN

SEKSI

LINGKUNGAN HIDUP

DAN AGRARIA/TATA

RUANG

SEKSI

SUMBER DAYA ALAM

SUB BAG

TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DIREKTORAT PENGAMANAN PEMBANGUNAN STRATEGIS

(DIREKTORAT D)

SEKTOR

MASALAH

Infrastruktur

Perkeretaapian

Infrastruktur

Kebandarudaraan

Infrastruktur

Telekomunikasi

Smelter

Tanggul Bendungan

Kelautan

Ketenagalistrikan

Energi Alternatif

Minyak &

Gas Bumi

IPTEK

Infrastruktur

Jalan

Infrastruktur

Kepelabuhanan

Pertanian

Kawasan

Industri

Prioritas

/KEK

Pos Lintas

Batas

Negara &

Sarana

Penunjang

Infrastruktur

Pengolahan

Air

Perumahan

Pariwisata Sektor Lainnya

DIREKTORAT PENGAMANAN

PEMBANGUNAN STRATEGIS

(DIREKTORAT D)

SUB DIREKTORAT

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

KAWASAN SEKTOR

STRATEGIS LAINNYA

SUB DIREKTORAT

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR ENERGI,

SUMBERDAYA ALAM DAN

ILMU PENGTAHUAN DAN

TEKNOLOGI

SUB DIREKTORAT

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR,

TRANSPORTASI DAN TELEKOMUNIKASI

SUB DIREKTORAT

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

PENGAIRAN, PERTANIAN

DAN KELAUTAN

SEKSI

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

TELEKOMUNIKASI

SEKSI PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

TRANSPORTASI

SEKSI

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

KELAUTAN

SEKSI PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

PENGAIRAN DAN

PERTANIAN

SEKSI

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

SEKSI PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR ENERGI

DAN SUMBER DAYA

ALAM

SEKSI

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

SEKTOR STRATEGIS

LAINNYA

SEKSI PENGAMANAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

KAWASAN

SUB BAG

TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN PRODUKSI INTELIJEN

(DIREKTORAT E)

SEKTOR

MASALAH

Pemantauan

Intelijen Sinyal

Intelijen Siber

Digital

Forensik Transmisi

Berita Sandi

Kontra

Pengin-

deraan

Pengamanan

Sinyal

Pengembangan

SDM & Sandi

Pengembangan

SDM Intelijen

Lainnya

Produksi

Intelijen

Klandestine

Audit &

Pengujian

Sistim

Keamanan

Informasi

Pengembangan

Teknologi

Pengembangan

Prosedur &

Aplikasi

DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI

DAN PRODUKSI INTELIJEN

(DIREKTORAT E)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA TEKNOLOGI

INFORMASI

SUB DIREKTORAT

PENGAMANAN

INFORMASI

SUB DIREKTORAT

PRODUKSI INTELIJEN

SUB DIREKTORAT

PEMANTAUAN

SEKSI

PRODUKSI INTELIJEN

EKONOMI, KEUANGAN DAN

PENGAMANAN

PEMBANGUNAN STRATEGIS

SEKSI

PRODUKSI INTELIJEN

IDEOLOGI, POLITIK

PERTAHANAN DAN KEAMANAN,

SOSIAL, BUDAYA,

DANKEAMANAN

SEKSI

INTELIJEN SIBER dan

DIGITAL FORENSIK

SEKSI

LAWFUL INTERCEPTION,

INTELIJEN SINYAL, DAN

KLANDESTIN

SEKSI

KONTRA PENGINDERAAN,

KONTRA INTELIJEN, AUDIT

DAN PENGUJIAN SISTEM

KEAMANAN INFORMASI

SEKSI

TRANSMISI BERITA

SANDI

SEKSI

TEKNOLOGI,

PROSEDUR, dan

APLIKASI

SEKSI

PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA MANUSIA SANDI, dan

SUMBER DAYA MANUSIA

LAINNYA

SUB BAG

TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BUKU KERJA INTELIJEN Wadah untuk mencatat INFORMASI

HARIAN sesuai sub rubrik

permasalahan terkait dengan

IPOLEKSOSBUDHANKAM

Kegunaan : sebsgai bahan pembuatan

PRODUK INTELIJEN

Nilai kepercayaan terhadap

„SUMBER” dan “ISI”

INFORMASI

Uraian Peristiwa/Masalah

CATAT SIADIBIBAM

Catat apabila ada informasi

sejenis yang sudah

diterima/diketahui

Informasi aktual, potensial, dan

strategis di bidang

IPOLEKSOSBUDHANKAM

DISPOSISI

TINDAK LANJUT KEGIATAN

INTELIJEN

(Ansas,

Antug)

OPERASI

INTELIJEN

(Ansas,

Antug,

Target

Operasi)

Roda

Perputaran

Intelijen

PRODUK INTELIJEN (Lapinhar, Lapinsus,

Lapsus, Laphastug,

Laposin, Lapat,

Telaahan Intelijen,

Perkiraan Keadaan

Intelijen, Troop-Info,

Kartutik, Peta,

Grafik/Statistik)

CEPAT, TEPAT, AKURAT,

DAPAT DIVERIFIKASI

SECARA EMPIRIK

RODA PERPUTARAN INTELIJEN /

DAUR INTELIJEN / INTELLIGENCE CYCLE

Proses mengolah informasi mentah menjadi produk intelijen yang

disampaikan kepada user sebagai pengambil kebijakan untuk digunakan

dalam penentuan kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan

Proses selalu ditujukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan badan pengumpul informasi meliputi

pertanyaan mengenai :

APA (WHAT) : yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.

SIAPA (WHO) : yang melakukan, yang mengatakan.

KAPAN (WHEN) : kejadian itu sudah, sedang berlangsung, dan apakah

akan terjadi.

DI MANA (WHERE) : penjelasan mengenai tempat atau tempat-tempat

yang relevan.

BAGAIMANA (HOW) : cara melakukan dan berlangsungnya kejadian.

MENGAPA (WHY) : motivasi

PENYELIDIKAN INTELIJEN

SERANGKAIAN UPAYA, PEKERJAAN,

KEGIATAN, DAN TINDAKAN YANG

DILAKUKAN SECARA TERENCANA, DAN

TERARAH UNTUK MENCARI,

MENEMUKAN, MENGUMPULKAN, DAN

MENGOLAH INFORMASI MENJADI

INTELIJEN SERTA MENYAJIKANNYA

SEBAGAI BAHAN MASUKAN UNTUK

PERUMUSAN KEBIJAKAN ATAU

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MENCARI, MENEMUKAN, MENGUMPULKAN, DAN

MENGOLAH INFORMASI MENJADI INTELIJEN

46

POLA PENYELIDIKAN INTELIJEN

TIDAK SAMA DENGAN

POLA PENYELIDIKAN KUHAP

PENYELIDIKAN MENURUT PASAL 1 ANGKA 5 KUHAP :

Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan

menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak

pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan

penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini

(KUHAP)

47

PENGAMANAN INTELIJEN

SERANGKAIAN KEGIATAN YANG

DILAKUKAN SECARA TERENCANA,

DAN TERARAH UNTUK MENCEGAH

DAN/ATAU MELAWAN UPAYA,

PEKERJAAN, KEGIATAN INTELIJEN,

DAN/ATAU PIHAK LAWAN YANG

MERUGIKAN KEPENTINGAN DAN

KEAMANAN NASIONAL

HALAU LAWAN

48

PENGGALANGAN INTELIJEN

SERANGKAIAN UPAYA, PEKERJAAN,

KEGIATAN, DAN TINDAKAN YANG

DILAKUKAN SECARA TERENCANA, DAN

TERARAH UNTUK MEMPENGARUHI

SASARAN AGAR MENGUNTUNGKAN

KEPENTINGAN DAN

KEAMANAN NASIONAL

PENGARUHI DAN RANGKUL SASARAN/LAWAN

49

TELAAHAN INTELIJEN

Pembahasan atau Analisa Staf Intelijen mengenai suatu permasalahan

yang perlu dikaji baik atas inisiatif staf maupun

atas perintah/petunjuk pimpinan

Waktu pembuatan :

PALING LAMA 2 HARI SETELAH MENDAPAT INFORMASI dan/atau

PERINTAH/PETUNJUK PIMPINAN.

Apabila dipandang perlu atas INISIATIF STAF, dapat sewaktu-waktu atau paling

lama 2 hari disampaikan kepada pimpinan demi keberhasilan

pelaksanaan tugas penegakan hukum.

MATERI : - POKOK PERMASALAHAN.

- URAIAN PERMASALAHAN.

- TELAHAAN.

- KESIMPULAN.

- SARAN TINDAK

ANALISA SASARAN (ANSAS)

Suatu pendekatan INTELIJEN dalam kemampuannya

menganalisa OBJEK SASARAN tentang apa yang akan

ditangani sehingga dapat TEPAT SASARAN

KEGUNAAN : sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana

tugas atau pelaksana operasi intelijen untuk mengetahui

latar belakang, kondisi, situasi, kekuatan, kelemahan, dan

kehendak SASARAN serta OPOSISI yang menyertai

KONDISI DALAM PRAKTIK:

- ANSAS seringkali tidak dibuat.

- ANSAS dibuat secara asal-asalan, sekedar memenuhi

formalitas administrasi intelijen.

- Tidak mengerti kegunaan ANSAS dan tidak mau belajar

untuk membuat ANSAS.

SUN-TZU, Jenderal China, terkenal dengan

tulisannya PING-FA (The Art of War) :

Intelligence is a major weapon in war : if you know

the enemy and know yourself, yo need not fear a

hundred battles. If you know yourself and not

enemy, for every victory you will suffer a defeat. If

you know neither yourself nor the enemy, you are

the food and will meet defeat in every battle.

Intelijen adalah sebuah

senjata besar dalam perang :

Jika anda mengenali sang musuh dan mengenali

diri sendiri, anda tidak perlu takut terhadap

ratusan perang. Jika anda mengenali diri sendiri

tetapi tidak mengenali musuh, untuk setiap

kemenangan yang anda dapatkan, anda juga akan

mengalami kekalahan. Jika anda tidak mengenali

diri sendiri dan musuh, maka anda pasti kalah

dalam semua pertempuran.

52

ANALISA TUGAS (ANTUG)

Kegiatan atau Tugas apa yang seharusnya

dilakukan dengan prinsip EFISIEN, EFEKTIF,

dan PRODUKTIF atau adanya JOB DESKRIPSI

yang jelas sesuai dengan tanggung jawab

masing-masing anggota tim

IDENTIFIKASI tugas-tugas yang

harus dilaksanakan oleh

masing-masing anggota tim

(waktu, tempat, sasaran, dan

informasi / data yang

diperlukan)

KEGUNAAN :

Sebagai acuan atau pedoman bagi pelaksana

tugas atau pelaksana operasi intelijen untuk

mengetahui identifikasi, uraian, sarana

pendukung, komunikasi, dan koordinasi serta

pelaporan dan evaluasi dalam

pelaksanaan tugas

KONDISI DALAM PRAKTIK :

- ANTUG seringkali tidak dibuat.

- ANTUG dibuat asal-asalan, sekedar memenuhi

formalitas administrasi intelijen.

- Tidak mengerti kegunaan ANTUG dan tidak

mau belajar membuat ANTUG.

PETUNJUK USER/PIMPINAN ATAS

PELAKSANAAN SURAT PERINTAH

OPERASI INTELIJEN DALAM

RANGKA LID, PAM, dan GAL

(UNSUR-UNSUR UTAMA

KETERANGAN/UUK)

TARGET OPERASI (TO)

JAMINTEL

KAJATI

KAJARI

KACABJARI

- Sebagai alat BRIEFING atau INSTRUKSI

USER/PIMPINAN kepada petugas pelaksana

operasi intelijen sebagai upaya pencapaian

sasaran pengumpulan INFORMASI mengenai

potensi adanya AGHT di bidang

IPOLEKSOSBUDHANKAM.

- Sebagai acuan atau pedoman badan pengumpul

untuk mengetahui langkah-langkah apa yang

harus dilakukan sesuai PETUNJUK

USER/PIMPINAN dalam pelaksanaan operasi

intelijen.

KONDISI DALAM PRAKTIK :

- USER TIDAK MEMBUAT T.O.

- TO DIBUAT OLEH STAF, TANPA ARAHAN DARI USER, SEHINGGA TERKESAN

ASAL-ASALAN ATAU SEKEDAR MEMENUHI FORMALITAS ADMINISTRASI

INTELIJEN.

- USER TIDAK MENGERTI KEGUNAAN T.O. TETAPI MENERBITKAN SP OPS.

UNSUR-UNSUR UTAMA KETERANGAN

(UUK)

Penjabaran dari kebutuhan intelijen aktual dari

PENGGUNA INTELIJEN/PIMPINAN (USER)

Berwujud persoalan-persoalan yang dihadapi PENGGUNA INTELIJEN

/ PIMPINAN (USER) dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya

yang harus dijawab atau dipecahkan oleh

angggota intelijen yang ditunjuk (BAPUL)

Merupakan titik tolak bagi usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan

pencarian dan pengumpulan bahan keterangan di lapangan

Perencanaan &

Pengarahan

(planning &

direction)

POLA OPERASI INTELIJEN

“RODA PERPUTARAN INTELIJEN”

Pengumpulan

(collection)

Pengolahan

(processing)

Analisa &

Produksi

(analysis &

production)

Penyebaran

(dissemination)

UUK

(5W+1H) – TO

ANSAS, ANTUG

DATA/

INFORMASI

Sumber

Terbuka/Tertutup

56 INTELIJEN KEJAKSAAN HARUS PAHAM “RODA PERPUTARAN INTELIJEN”

TAHAP PERENCANAAN & PENGARAHAN

(PLANNING & DIRECTION)

Merumuskan kebutuhan dari keinginan user sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas pokok di lapangan

Pengarahan sehingga operasi intelijen dapat dilaksanakan secara terarah dan

sistematis guna mendapatkan hasil yang maksimal

Tahapan ini merupakan awal sekaligus akhir dari RPI dalam arti awal

dirumuskannya pengumpulan bahan keterangan atau kebutuhan UUK dan akhir

dari rangkaian kegiatan RPI

Tahapan ini sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok

sehingga user harus berperan aktif dalam tahapan ini.

Ketidakmampuan user dalam mengorganisir tahapan ini maka KEGAGALAN

dalam pelaksanaan tugas pokok kemungkinan besar dapat terjadi

TAHAP PENGUMPULAN (COLLECTION)

Pengumpulan data/informasi mentah, baik dari SUMBER

TERBUKA maupun SUMBER TERTUTUP, yang diperlukan untuk

memproduksi analisa intelijen

SUMBER TERBUKA merupakan salah satu SUMBER UTAMA

INTELIJEN yang harus dimekanisasikan secara disiplin

menjadi sebuah RUTINITAS sehari-hari yang menjadi

SUPPLY TIDAK TERBATAS yang akan mendukung

ANALISA INTELIJEN

Secara teknis, pengumpulan data tidak hanya diperoleh

melalui HUMAN INTELLIGENCE, tetapi juga juga dapat

dilakukan dengan DUKUNGAN SUMBER DAYA INTELIJEN

LAINNYA seperti INTELIJEN PENCITRAAN (IMAGERY

INTELLIGENCE), INTELIJEN GEOSPASIAL (GEOSPASIAL

INTELLIGENCE), dan INTELIJEN SINYAL

(SIGNAL INTELLIGENCE)

KEPERCAYAAN TERHADAP

“SUMBER INFORMASI”

A. Seluruhnya dipercaya.

B. Dipercaya.

C. Cukup dipercaya.

D. Kurang dipercaya.

E. Tidak dipercaya.

F. Tidak dapat dinilai.

KEPERCAYAAN TERHADAP

“ISI INFORMASI”

1. Dibenarkan sumber lain.

2. Diduga benar.

3. Mungkin benar.

4. Diragukan kebenarannya.

5. Mustahil.

6. Tidak dapat dinilai

kebenarannya.

TAHAP PENGOLAHAN

(PROCESSING)

Tahapan ini berkaitan dengan interpretasi atas data/informasi yang sangat

banyak, mulai dari penterjemahan kode, dan bahasa, klasifikasi data, serta

penyaringan data. Dalam proses ini, SUMBER INFORMASI, dan ISI INFORMASI

DINILAI DENGAN MENGGUNAKAN DAFTAR PENILAIAN ATAU NERACA PENILAIAN

TAHAP ANALISA & PRODUKSI

(ANALYSIS & PRODUCTION)

Untuk keperluan ANALISA dan PRODUKSI, seorang analis sangat

memperhatikan TINGKAT KEPERCAYAAN DATA dan TINGKAT RELEVANSI

Analis menyatukan data yang tersedia dalam satu kesatuan analisa yang

utuh serta meletakkan informasi yang telah dievaluasi dalam konteksnya

Tahapan ini merupakan KONVERSI DARI INFORMASI DASAR yang telah

diproses menjadi produk intelijen, termasuk di dalamnya evaluasi dan

analisa secara utuh dari data yang tersedia karena seringkali data yang

ada saling bertentangan atau terpisah-pisah

PROSES ANALISA INTELIJEN MELIPUTI :

PENGUMPULAN BAHAN/DATA dari SUMBER TERBUKA dan/atau TERTUTUP

dikumpulkan untuk dinilai KUALITAS dan KUANTITAS DATA yang dapat digunakan

PEMBUATAN HIPOTESA

(pernyataan sementara yang dianggap benar, yang kemudian analis berupaya

untuk membuktikan apakah benar atau tidak benar)

PENGUMPULAN DATA TAMBAHAN, apabila hipotesa menghendaki bahan/data

tambahan untuk meningkatkan mutu data yang mendukung hipotesa

ANALISIS, analis harus memberi arti dari semua data dan berusaha menempatkan

semua kepingan data bersama-sama sehingga tergambar mosaik dan menguji

keabsahan hipotesa yang dibuat. Keabsahan hipotesa tersebut diterima melalui

percobaan dan keyakinan tentang kebenarannya bertambah ketika implikasi yang

ditelusuri sesuai dengan kenyataan. Proses analisis ini mempunyai dua tujuan

langsung yakni UNTUK MENCARI KEBENARAN FAKTUAL, dan

UNTUK MENCIPTAKAN HUBUNGAN DI ANTARA MASALAH

KONKLUSI (bagian paling penting dalam proses analisis) yaitu BAGIAN AKHIR yang

memuat ringkasan singkat yang ditarik dari INTI PEMBAHASAN (ANALISIS), kemudian

diproyeksikan ke masa depan

baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang

HASIL DARI PROSES ANALISIS ADALAH PRODUK INTELIJEN YANG

MENCAKUP PENILAIAN ATAS SEBUAH PERISTIWA SERTA PERKIRAAN

AKAN DAMPAKNYA PADA KEPENTINGAN DAN KEAMANAN NASIONAL

SALAH SATU UNSUR VITAL DARI PRODUK INTELIJEN ADALAH

“PERINGATAN DINI” DAN “PERKIRAAN KEADAAN”

HASIL INTEGRASI, EVALUASI, DAN ANALISA TERHADAP

INFORMASI DASAR DISAJIKAN DALAM BERAGAM PRODUK

INTELIJEN SEPERTI LAPORAN INFORMASI HARIAN, LAPORAN

INFORMASI KHUSUS, LAPORAN INTELIJEN KHUSUS, LAPORAN

HASIL PELAKSANAAN TUGAS, LAPORAN HASIL OPERASI

INTELIJEN, LAPORAN ATENSI, PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN

TAHAP PENYEBARAN PRODUK INTELIJEN

(DISSEMINATION)

Mencakup penanganan dan distribusi INTELIJEN

AKHIR kepada USER

Informasi yang tersaji harus memiliki

karakter : RELEVANSI, TEPAT WAKTU, AKURAT

dan BENAR AGAR DAPAT BERGUNA

serta RAHASIA.

PENYEBARAN PRODUK INTELIJEN

MERUPAKAN LANGKAH TERAKHIR SEBAGAI

“MASUKAN” UNTUK LANGKAH PERTAMA

(TAHAP PERENCANAAN DAN PENGARAHAN)

LAPORAN INFORMASI HARIAN / LAPINHAR

Laporan hasil kegiatan pengumpulan data atau informasi mengenai

SITUASI/MASALAH yang berkaitan dengan ASPEK HUKUM yang DIKETAHUI PADA

HARI ITU agar PIMPINAN senantiasa DAPAT MENGETAHUI SECARA DINI setiap

perkembangan yang terjadi mengenai suatu MASALAH atau adanya suatu

PERISTIWA yang BERASPEK HUKUM, GUNA DAPAT MENENTUKAN LANGKAH-

LANGKAH YANG CEPAT DAN TEPAT

Waktu pembuatan : SEGERA (PALING LAMA 1 HARI DALAM HARI YANG SAMA) setelah

informasi dan data yang berkaitan dengan suatu peristiwa diterima atau ditemukan

MATERI LAPORAN :

- INFORMASI YANG DIPEROLEH (SIADIBIBAM).

- SUMBER INFORMASI (bisa dirahasiakan).

- TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN (gunakan pisau analisis peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan aspek kebijakan pemerintah serta

sejauh mungkin pembahasannya memuat perkiraan atau kemungkinan yang

dapat terjadi (antisipasi) sehubungan dengan permasalahan yang

dilaporkan).

- PENDAPAT/SARAN (yang perlu disampaikan kepada pimpinan sehubungan

dengan hasil perkiraan atau permasalahan yang terjadi untuk memudahkan

pimpinan dalam mengambil keputusan atau kebijakan.

LAPORAN INFORMASI KHUSUS / LAPINSUS

Laporan INSIDENTIL, BELUM DIOLAH, YANG MATERINYA BERSIFAT KHUSUS

MERUPAKAN AGHT, mengenai masalah yang berkaitan dengan ASPEK PENEGAKAN

HUKUM YANG PERLU SEGERA DISAMPAIKAN KEPADA PIMPINAN untuk MENDAPAT

TANGGAPAN atau PENANGANAN secara CEPAT dan TEPAT.

Waktu pembuatan : SEGERA (PALING LAMA 1 HARI) setelah informasi diperoleh

MATERI LAPORAN :

- INFORMAS YANG DIPEROLEH (SIADIBIBAM).

- SUMBER INFORMASI (bisa dirahasiakan).

- TREND PERKEMBANGAN / PERKIRAAN (gunakan pisau analisis peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan aspek kebijakan pemerintah serta

sejauh mungkin pembahasannya memuat perkiraan atau kemungkinan yang

dapat terjadi (antisipasi) sehubungan dengan permasalahan yang

dilaporkan).

- PENDAPAT/SARAN (yang perlu disampaikan kepada pimpinan sehubungan

dengan hasil perkiraan atau permasalahan yang terjadi untuk memudahkan

pimpinan dalam mengambil keputusan atau kebijakan.

LAPORAN INTELIJEN KHUSUS / LAPSUS

Laporan intelijen yang bersifat INSIDENTIL dan SUDAH DIOLAH mengenai

MASALAH TERTENTU YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK PENEGAKAN HUKUM yang

menurut sifatnya PERLU DISAMPAIKAN KEPADA PIMPINAN, baik atas

perintah/petunjuk pimpinan maupun atas inisiatif sendiri.

Waktu pembuatan : PALING LAMA 3 HARI setelah informasi / data

SELESAI DIOLAH

MATERI LAPORAN :

- PENDAHULUAN (pengantar permasalahan yang dilaporkan).

- DATA dan FAKTA (uraian dari kompilasi fakta dan data yang telah diperoleh

sehubungan dengan masalah yang dilaporkan).

- TELAAHAN (pembahasan/analisa data/fakta dikaitkan dengan ASPEK

HUKUM dan Pembinaan Tertib Hukum serta TREND PERKEMBANGANNYA).

- KESIMPULAN (merupakan kesimpulan singkat dari pembahasan/analisa

dalam TELAAHAN).

- PENDAPAT (uraian strategi rencana-rencana yang akan dilaksanakan dalam

menindaklanjuti apa yang telah disimpulkan).

- SARAN TINDAK (langkah dan tindakan yang disarankan kepada pimpinan

untuk penanganan dan penyelesaian lebih lanjut).

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS / LAPHASTUG

Uraian singkat dan jelas mengenai hasil pelaksanaan kegiatan atau operasi

intelijen agar pimpinan mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan/operasi intelijen

untuk memberikan petunjuk GUNA MENENTUKAN TINDAKAN SELANJUTNYA

Waktu pembuatan : SESUAI DENGAN JANGKA WAKTU SURAT PERINTAH TUGAS

MATERI LAPORAN :

- PENDAHULUAN (pengantar atau uraian singkat masalah dan DASAR

pelaksanaan SP Tugas).

- PELAKSANAAN KEGIATAN (uraian dari kompilasi informasi/baket/data/fakta

yang telah diperoleh sehubungan dengan hasil pelaksanaan tugas).

- KENDALA/HAMBATAN (internal maupun eksternal).

- ANALISA (informasi/baket/data/fakta dianalisa melalui pendekatan

ANALISIS SWOT).

- PENUTUP (KESIMPULAN/uraian singkat dan jelas hasil pelaksanaan tugas,

SARAN/merupakan SARAN yang perlu disampaikan kepada pimpinan

disertai ALTERNATIF PENYELESAIAN untuk memudahkan pimpinan dalam

mengambil keputusan atau kebijakan.

LAPORAN HASIL OPERASI INTELIJEN / LAPOPSIN

Uraian singkat dan jelas mengenai hasil pelaksanaan operasi intelijen terkait

dengan permasalahan di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM agar pimpinan

mengetahui hasil pelaksanaan perintah operasi intelijen untuk memberikan

petunjuk GUNA MENENTUKAN TINDAKAN SELANJUTNYA

Waktu pembuatan :

PALING LAMA 7 HARI SETELAH OPERASI INTELIJEN SELESAI DILAKSANAKAN

MATERI LAPORAN :

- DASAR (SP Operasi Intelijen).

- TUGAS (uraian tugas sesuai SP Operasi Intelijen).

- HASIL-HASIL YANG DIPEROLEH (uraian hasil operasi intelijen secara

lengkap, sistematis, dan jelas).

- TELAAHAN (analisa terhadap informasi/baket/data/fakta dikaitkan

dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah).

- KESIMPULAN (uraian singkat dan jelas mengenai hasil

telaahan/analisa).

- SARAN TINDAK(alternatif tindakan selanjutnya).

LAPORAN ATENSI / LAPAT

Laporan dari BAWAH ke ATAS, yang berisi jawaban atas PERTANYAAN

PIMPINAN YANG SEGERA HARUS DIJAWAB tentang masalah-masalah

yang terkait dengan IPOLEKSOSBUDHANKAM agar pimpinan dapat

DENGAN SEGERA MENGETAHUI adanya suatu masalah/peristiwa yang

memungkinkan terdapat AGHT

Waktu pembuatan :

PALING LAMA 2 HARI SETELAH PERMINTAAN DITERIMA

MATERI LAPORAN :

- INFORMASI DAN DATA.

- TREND PERKEMBANGAN.

- SARAN TINDAK.

LAPORAN AKSI UNJUK RASA

LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT

LAPORAN PENERIMAAN AUDIENSI

SP PPH & PPM SETIAP AWAL BULAN

PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN / KIRKA

KIRKA INTELIJEN adalah DATA INTELIJEN LENGKAP YANG SUDAH DIOLAH, berisi PERKIRAAN, RAMALAN

ATAU KEMUNGKINAN PERKEMBANGAN SITUASI IPOLEKSOSBUDHANKAM ditinjau dari aspek

perundang-undangan yang berlaku maupun dari aspek kebijakan pemerintah sebagai salah satu

bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan.

Waktu pembuatan :

- Secara berkala dibuat pada setiap akhir tahun paling lama 14 hari.

- Apabila terdapat suatu indikator yang diperkirakan akan terjadi suatu peristiwa / keadaan yang

penting / menonjol, KIRKA dibuat secara INSIDENTIL disesuaikan dengan SIKON

paling lama 14 hari.

MATERI :

- PENDAHULUAN (pengantar materi/masalah yang akan dibahas).

- DATA dan FAKTA (uraian fakta-fakta sehubungan dengan peristiwa/kasus yang akan dibahas).

- ANALISA (pembahasan/analisa mengenai data dan fakta yang ada dihubungkan antara fakta

yang satu dengan yang lain sehingga mendapatkan gambaran akan kemungkinan-kemungkinan

peristiwa/keadaan yang akan terjadi terkait pokok bahasan dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

- KESIMPULAN (kecenderungan dan kemungkinan perkembangan yang akan terjadi dari

peristiwa/masalah yang akan dibahas dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan

terkait.

- PENDAPAT (strategi/kemungkinan yang dipilih oleh pembuat KIRKA dengan argumentasinya

untuk mengantisipasi atau merespon uraian dalam kesimpulan.

- PENUTUP (uraian singkat berupa SARAN/HARAPAN untuk dimaklumi dan mendapat perhatian

pimpinan).

TROOP-INFO

INFORMASI MENGENAI SUATU PERMASALAHAN YANG SUDAH DIOLAH DAN

TERARAH YANG SIFATNYA MENONJOL, BERBOBOT, DAN STRATEGIS

sebagai bahan masukan untuk dipedomani dan melengkapi INFORMASI

BAGI BAWAHAN untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas intelijen

dalam mendukung penegakan hukum dan pembinaan tertib hukum.

Waktu pembuatan :

Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang dianggap perlu untuk

disampaikan kepada ESELON BAWAHAN

MATERI : - DATA PERMASALAHAN.

- KESIMPULAN.

- PETUNJUK.