28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan. Maka pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa mengetahui tanda-tanda kick secara dini. Apabila dibiarkan atau terlambat mengetahuinya dapat menimbulkan blow out atau susah dalam untuk mengatasinya. Apabila tanda-tanda kick ini bisa diketahui secara dini maka para pekerja bor bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami mengenai pengenalan dan apa-apa saja yang berhubungan dengan mekanika fluida. 1.3 Sistematika Penulisan KELOMPOK IV Page 1

Teknik Pemboran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemboran

Citation preview

Page 1: Teknik Pemboran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan.

Maka pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama

dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa

mengetahui tanda-tanda kick secara dini.

Apabila dibiarkan atau terlambat mengetahuinya dapat menimbulkan blow out

atau susah dalam untuk mengatasinya. Apabila tanda-tanda kick ini bisa diketahui

secara dini maka para pekerja bor bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan

langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasinya..

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami

mengenai pengenalan dan apa-apa saja yang berhubungan dengan mekanika fluida.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN: Berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, dan

Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN: Sebab-sebab terjadi kick, Tanda-tanda terjadi kick,

Latihan pengendalian sumur

BAB III PENUTUP: Berisi Kesimpulan dan Saran

KELOMPOK IV Page 1

Page 2: Teknik Pemboran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sebab-sebab terjadinya kick

Kick atau tendangan bisa terjadi apabila tekanan formasi lebih besar dari

tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang bor.

Dengan adanya tekanan formasi yang lebih tekanan hidrostatis lumpur,

menyebabkan fluida formasi (minyak, gas atau air) mengalir masuk ke dalam lubang

bor dan akan mendorong lumpur keluar dari dalam lubang bor.

Tekanan hidrostatis lumpur sangat penting peranannya untuk mengimbangkan

tekanan formasi. Tekanan hidrostatis lumpur tergantung kepada :

1. Berat jenis lumpur

2. Tinggi kolom lumpur

Rumus dari tekanan hidrostatis lumpur adalah sebagai berikut :

Ph = 0,052 h ……………………………………………………….. (1)

Dimana :

Ph = tekanan hidrostatis lumpur, psi

Y = berat jenis lumpur ppg

H = ketinggian kolom lumpur, ft

0,052 = faktor konversi

KELOMPOK IV Page 2

Page 3: Teknik Pemboran

Bentuk lain dari rumus di atas adalah :

Ph = h / 10……………………………………………….. (2)

Dimana :

Ph = tekanan hidrostatis lumpur, ksc

Y = berat jenis lumpur, Kg/ltr.

h = Ketinggian kolom lumpur, m.

Berat jenis Lumpur dibuat agar dapat memberikan takanan hidrostatis sedikit lebih

besar dari tekanan formasi, supaya tidak terjadi kick.

Tekanan hidrostatis lumpur ini dibuat lebih besar 2 % sampai 10 % dari tekanan

formasi.

Tinggi Kolom Lumpur Turun

Tinggi kolom Lumpur Turun bisa disebabkan oleh dua hal yaitu :

1. Formasi rekahan secara ilmiah, atau adanya goa-goa

2. Formasi rekah secara kesalahan kerja dalam operasi pengeboran, ataupun

karena sifat-sifat lumpur yang digunakan tidak sesuai

Oleh karena hal-hal di atas akan menyebabkan masuknya lumpur ke dalam formasi

dan menyebabkan tinggi kolom Lumpur turun.

KELOMPOK IV Page 3

Page 4: Teknik Pemboran

Formasi rekahan karena kesalahan kerja waktu operasi pengeboran disebabkan

oleh :

Squeeze Effect

Diwaktu menurunkan rangkaian pengeboran terlalu cepat, dengan lumpur

yang kental dan clearance yang kecil, akan terjadi Squeeze Effect atau efek tekanan,

lumpur akan menekan ke formasi. Apabila formasi tidak kuat menahan tekanan

hidrostatis lumpur, sehingga formasi akan pecah dan lumpur akan masuk kedalam

formasi.

Pemompaan yang mengejut

Disaat melakukan pemompaan secara mengejutkan akan menimbulkan

tekanan yang tinggi dapat mengakibatkan formasi tidak kuat, sehingga formasi akan

pecah.

2.2 Sifat-sifat Lumpur yang Digunakan Tidak Sesuai :

Berat Jenis Lumpur yang Tinggi

Kesalahan perkiraan tekanan formasi, dibuat lumpur dengan berat jenis yang

tinggi. Hal ini akan menyebabkan tekanan hidrostatis lumpur yang tinggi serta

tekanan sirkulasi yang tinggi pula. Bila formasi tidak kuat menahannya, maka formasi

akan pecah.

Viscositas Lumpur yang tinggi

Viscositas lumpur yang tinggi dapat menyebabkan squeeze effect dan swabb

effect. Disamping itu dapat mengakibatkan gesekan aliran lumpur menjadi besar. Hal

KELOMPOK IV Page 4

Page 5: Teknik Pemboran

ini menyebabkan pressure loss (kehilangan tekanan) menjadi besar pula. Sehingga

tekanan lumpur disaat sirkulasi menjadi besar dan bila formasi tidak kuat maka

formasi akan pecah.

Gelstrength yang tinggi

Apabila pengeboran berhenti yaitu misalnya pada waktu cabut masuk rakaian

pipa bor. Lumpur akan membuat Gelstrength tinggi akan menyebabkan tekanan awal

sirkulasi yang dibutuhkan tinggi pula untuk memecah gel tersebut. Sehingga bila

formasi tidak kuat menahan tersebut formasi akan pecah.

Lupa mengisi annulus

Pada waktu mencabut rakaian pipa, volume lumpur di dalam lubang bor akan

berkurang. Apabila lupa mengisi annulus, maka tinggi kolom lumpur di dalam lubang

akan turun, sehingga tekanan hirostatis Lumpur akan menurun akibatnya akan terjadi

kick.

2.3 Tekanan Formasi Abnormal

Formasi yang abnormal adalah bila gradient tekanan formasi lebih besar 0,465 psi/ft.

Dalam merencanakan lumpur dianggap tekanan yang akan ditembus adalah normal.

Apabila menembus formasi abnormal tekanan hidrostatis lumpur yang direncanakan

akan lebih kecil dari tekanan formasi, sehingga akan terjadi kick.

KELOMPOK IV Page 5

Page 6: Teknik Pemboran

2.4 Penyebab Formasi Bertekanan Abnormal :

Patahan (faults)

Patahan akan mengangkat formasi ke atas. Pada gambar 1a, diperlihatkan

suatu formasi dengan kedalam D1 mempunyai tekanan normal P1. Akibat dari patahan

formasi tersebut terangkat sampai kedalam D2 (gambar 1 b)

Diwaktu membor untuk kedalam D2, yang ternyata tidak normal. Sebagai

contoh untuk kedalam 2000 feet, mempunyai tekanan formasi 930 psi. Formasi

tersebut mengalami patahan, dan terangkat sampai kedalam 1500 ft.

Diwaktu melakukan pengeboran, pada kedalaman 1500 ft tekanan formasi

diperkirakan hanya 1500 ft x 0,4665 psi/ft = 679,5 psi. maka terjadi kick pada

kedalam 1500 ft.

KELOMPOK IV Page 6

Page 7: Teknik Pemboran

Struktur Reservoir yang Luas

Suatu reservoir yang luas dan terdapat gas cap (tudung gas) dipuncaknya,

akan menjadi tekanan yang abnormal diwaktu menembus formasi gas tersebut.

Gas cap ini mempunyai reservoir air yang berada di bawahnya. (Lihat gambar 2).

KELOMPOK IV Page 7

Page 8: Teknik Pemboran

Suatu lapisan formasi yang mempunyai sumber air yang letaknya lebih tinggi,

dan air mendorong suatu reservoir minyak atau gas, akan menyebabkan reservoir

minyak dan gas mempunyai takanan yang abnormal (gambar 3)

KELOMPOK IV Page 8

Page 9: Teknik Pemboran

Gambar 3. Gambaran suatu struktur antiklin reservoir minyak yang didesak oleh air

Reservoir minyak bila di bor akan mengalami tekanan abnormal dan terjadi

kick. Hal ini karena minyak didorong oleh air.

Massive Shale

Untuk formasi shale yang cukup tebal sering menahan pergerakan air yang

ada didalamnya. Air ini terjebak karena shale merupakan lapisan yang impermeable

atau tidak dapat mengalirkan fluida didalamnya. Sehingga air yang terjebak didalam

lapisan shale akan bertekanan yang tinggi.

KELOMPOK IV Page 9

Page 10: Teknik Pemboran

Begitu juga dengan gas dan minyak yang terjebak didalam lapisan shale,

fluida ini tidak dapat lari kemana-mana. Karena tekanan over bourden yang besar, gas

dan minyak ini.

Berkembang mempunyai tekanan yang tinggi. Di waktu menembus puncak formasi

shale ini formasinya keras. Selanjutnya formasi shale berangsur-angsur menjadi lebih

lunak, diiringi oleh pertambahan penetration rate (laju pengeboran).

Lensa-lensa Pasir

Lensa-lensa pasir yang terdapat dalam lapisan shale yang tebal, umumnya

mempunyai tekanan yang tinggi. Diawal terbentuknya formasi shale, masih terdapat

fluida didalamnya. Dengan bertambahnya tekanan overbouden yang diderita oleh

formasi shale, maka permeabilitas serta porositasnya berkurang, dan akhirnya

menjadi nol. Fluida yang semula berada didalam shale lari masuk kedalam lensa-

lensa pasir. Sehingga lensa-lensa pasir.

Gambar. . .

KELOMPOK IV Page 10

Page 11: Teknik Pemboran

2.5 Komunikasi Tekanan Antar Lapisan

Suatu sumur mempunyai atau menembus dua lapisan pasir atau lapisan yang porous

dan permeable.

Lapisan atas semula bertekanan normal dan lapisan di bawahnya bertekanan

abnormal. Karena adanya komunikasi tekanan antar dua lapisan maka lapisan di atas

menjadi berekanan abnormal. Pengeboran sumur baru dilakukan tidak jauh dari

sumur sebelumnya, sehingga pada waktu menembus formasi porous pertama, terjadi

kick karena lumpur yang dipersiapkan hanya untuk mengimbangi tekanan normal.

Setelah diselidiki kick terjadi dikarenakan tekanannya yang berasal dari formasi yang

abnormal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.

KELOMPOK IV Page 11

Page 12: Teknik Pemboran

2.6 Tanda-Tanda kick:

Drilling Break

Drilling break adalah bertambahnya kecepatan laju pengeboran secara mendadak,

karena menembus lapisan yang porous dan permeable. Drilling break juga bisa pada

formasi yang bertekanan tinggi. Tekanan tinggi dari formasi ini akan menyebabkan

cutting (serpih bor) mudah terlepas dan terangkat ke atas. Hal ini juga akan

menyebabkan naiknya kecepatan laju pengeboran. Jadi drilling break merupakan

salah satu tanda bahwa bit sedang menembus formasi bertekanan abnormal atau

bertekanan tinggi yang dapat menimbulkan terjadinya kick. Perlu diketahui bahwa

terjadinya drilling break tidak selalu menandakan telah terjadinya kick dalam lubang

bor, walaupun begitu drilling break harus selalu di waspadai untuk mengetahui

KELOMPOK IV Page 12

Page 13: Teknik Pemboran

terjadinya kick atau tidak. Drilling break dapat terjadi juga karena bit terperosok ke

dalam goa-goa ataupun menembus yang rekah-rekah.

Bertambahnya Kecepatan Aliran Lumpur

Bertambahnya kecepatan aliran dari dalam lubang bor disebabkan masuknya fluida

formasi ke dalam lubang bor, kecepatan lumpur ini bisa dilihat pada flow sensor yang

dipasang di flow line.

Volume Lumpur Di dalam Tangki Bertambah

Dengan bertambahnya volume lumpur di dalam tangki lumpur menunjukkan bahwa

fluida formasi sudah masuk kedalam bor. Hal ini bisa diketahui dengan mengamati

langsung ke tangki lumpur atau dari mud volume totalizer (PVT)

Berat Jenis Lumpur Turun

Turunnya berat jenis lumpur pengeboran disebabkan oleh fluida yang bercampur

dengan lumpur sehingga berat jenis lumpur yang keluar dari lubang akan lebih kecil

dari berat jenis lumpur yang masuk ke dalam lubang.

Stroke Pemompaan Lumpur Bertambah

Kalau fluida formasi masuk ke dalam lubang dan bercampur dengan lumpur di

annulus maka penahan dorongan pompa akan berkurang. Dengan demikian karena

yang didorong ringan maka stroke pemompaan bertambah.

Tekanan Sirkulasi Lumpur Turun

Bila terjadi kick, fluida formasi akan bercampur dengan lumpur di annulus. Maka

berat jenis lumpur akan turun, dengan turunya berat jenis lumpur ini, tekanan

hidrostatis akan turun pula. Maka tekanan sirkulasi akan turun juga karena tekanan

yang diperlukan untuk mendorong lumpur di annulus makin tinggi.

KELOMPOK IV Page 13

Page 14: Teknik Pemboran

Temperature Lumpur

Temperature lumpur pada flowline dapat pula menunjukkan kemungkinan adanya

tekanan tinggi. Pada kondisi normal, kenaikkan temperature mengikuti pola yang

normal, ialah kenaikkan yang kontinyu sesuai dengan kedalaman. Bila kita

menjumpai kenaikkan temperature yang tidak mengikuti pola tersebut berarti

mungkin kita menjumpai formasi dengan tekanan tinggi.

Perubahan temperature ini adakalanya tampak jelas, adakalanya tidak. Pada

pengeboran di laut dalam perbedaan temperature ini dapat berkurang oleh pengaruh

pendingin lumpur oleh air laut selama melewati pipa riser.

Gas Cut Mud

Adanya gas di dalam lumpur atau sering di sebut sebagai “Gas Cut Mud” merupakan

suatu pertanda bahwa terjadi suatu yang tidak normal di dalam lubang bor.

Gas ini dapat mengurangi berat lumpur secara drastic. Memang, gas ini tidak selalu

berbahaya, tergantung asal gas tersebut.

Namun kita harus tahu adanya serta asal gas tersebut untuk penanganan secara benar.

2.7 Gas dalam Lumpur:

- Pengeboran menembus formasi yang mengandung gas (Back Ground Gas)

Disini gas berasal dari formasi yang ditembus. Gas tetap ada meskipun berat lumpur

cukup. Jumlah gasi ini tergantung dari ukuran lubang bor, kecepatan pengeboran,

porositas, saturasi gas, tekanan formasi dan tekanan hidrostatis lumpur.

Bila kita menembus formasi gas ini berbahaya bila kecepatan penetrasi terlalu tinggi.

Adakalanya gas berada dalam shale yang relative tidak permeable, dan sering

KELOMPOK IV Page 14

Page 15: Teknik Pemboran

bertekanan tinggi. Gas dilepaskan dari serbuk bor. Dalam keadaan pompa berhenti

(observasi) bisa juga ada aliran. Tetapi biasanya diikuti dengan runtuhnya dinding

lubang bor.

Adakalanya pula dalam lubang shale ini dijumpai lensa yang mengandung gas, yang

biasanya mempunyai tekanan yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan smburan

liar

- Connection Gas

Pada penyambungan pipa sering terdapat gas atau udara yang terjebak didalam sistim

sirkulasii. Dapat juga terjadi swab effect atau penyedotan pada waktu mengangkat

pahat. Mungkin gas ini jumlahnya sedikit, namun tetap harus diwaspadai.

Connection gas ini akan muncul dipermukaan pada akhir satu sirkulasi. Hal ini tidak

terlalu berpengaruh pada masalah overbalance, meskipun lumpu yang keluar menjadi

sangat ringan. Namun setelah lumpur keluar, jumlah gas harus selalu sama dengan

back ground gas. Bila ternyata konsentrasi tetap tinggi atau bahkan naik, ini berarti

telah terjadi kondisi underbalance.

Connection gas ini bisa dicegah bila overbalance cukup tinggi, atau mencabut pipa

tidak terlalu cepat.

Namun demikian adanya connection gas ini dapat dipakai sebagai indicator tekanan

formasi bila overbalance kecil.

- Gas dari formasi

Ini dapat terjadi bila kita menembus formasi yang mengandung gas, dan dalam

kondisi tekanan hidrostatis lumpur lebih kecil daripada tekanan formasi (PH<PF).

Dalam hal ini lumpur akan tetap mengalir dari lubang bor meskipun pompa sudah

mati.

KELOMPOK IV Page 15

Page 16: Teknik Pemboran

Sloughing Shale

Adakalanya dijumpai serbuk bor yang ukurannya kasar, lebih besar dari biasanya. Hal

ini suatu pertanda bila perbedaan antara tekanan hidrostatis lumpur dan tekanan

formasi berkurang, atau berarti kenaikkan tekanan formasi. Hal ini dapat tampak pada

formasi shale.

Shale Density

Indikasi tekanan formasi dapat juga dilihat dari serbuk bor, khusunya shale. Dalam

hal ini yang dapat menjadi indikasi antara lain berat, bentuk dan ukuran serbuk bor.

Serbuk shale yang kasar, merupakan gejala adanya tekanan tinggi, seperti shale ini

juga mestinya makin dalam density juga makin besar. Tetapi bila selanjutnya tidak

semakin besar (terjadi penyimpangan), maka berarti masuk pada formasi dengan

tekanan tinggi.

Flow Properties

Adanya gas dalam lumpur tidak mengubah lumpur secara kimiawi, tetapi mengubah

viscosity dan density dipermuakaan.

Tetapi air formasi akan mengubah secara kimiawi, seperti salinity, mengurangi pH

yang selanjutnya menambah viscosity, fluida loss dan dapat mengurangi density.

Chloride Content

Kemungkinan pahat menembus formasi yang mengandung air dengan tekana tinggi.

Hal ini dapat diketahui dengan adanya ion Cl- di dalam lumpur.

Lumpur yang keluar dari lubang bor diperiksa dan dibandingkan dengan lumpur yang

masuk.

KELOMPOK IV Page 16

Page 17: Teknik Pemboran

Bila formasi menembus formasi dengan tekanan tinggi, maka dapat terjadi

perubahan-perubahan pada lumpur, seperti density, resistivity, chloride ion content,

pH, dll.

Semua tanda-tanda yang telah diuraikan pada halaman-halaman sebelumnya adalah

tanda-tanda yang terjadi pada waktu sedang member.

Tanda-tanda kick pada waktu tripping atau sedang cabut /masuk adalah

sebagai berikut:

- Pada waktu mencabut rangkaian pipa, volume lumpur yang dimasukkan lebih

sedikit dari volume rangkaian pipa bor yang dikeluarkan.

- Terlihat adanya aliran dari dalam lubang.

- Waktu menurunkan rangkaian pipa bor, volume lumpur yang keluar lebih

banyak dari volume rangkaian pipa yang di masukkan.

2.8 Well Control Drill

Selama operasi-operasi yang relevan, latihan pengendalian sumur harus

dilaksanakan sekurang-kurangnya seminggu sekali, atau lebih sering jika Senior

Toolpusher menganggap perlu.

Latihan pengendalian sumur harus dilakukan di bawah pengawasan Senior

Toolpusher atau sesuai dengan disainnya, dan harus disusun untuk melibatkan seluruh

anggota crew dengan tugas masing-masing, sehingga dalam suatu insiden

pengendalian sumur mereka dapat melaksanakan dalam secara langsung dengan

efisien. Latihan pengendalian sumur harus dimulai pada waktu-waktu yang mendadak

(tidak terjadwal) jika kondisi lubang dan operasi memungkinkan.

Setiap anggota crew harus diberi rencana latihan pengendalian sumur yang dapat

diterapkan pada suatu lokasi pengeboran tertentu, yang mencantumkan tugas-tugas

KELOMPOK IV Page 17

Page 18: Teknik Pemboran

yang harus dilakukan masing-masing selama latihan, dan pencapaian waktu yang

telah ditetapkan untuk setiap tahap latihan.

Jadwal latihan harus dipilih sedemikian rupa sehingga semua crew dapat

mempraktekkan latihan pada saat pahat di dasar sumur dan pada saat pekerjaan cabut

masuk pipa.

Yang harus di tulis dalam laporan IADC adalah:

- Jenis latihan

- Selang waktu reaksi dari saat kick disimulasikan sampai anggota crew yang di

tugasi siap untuk memulai prosedur menutup sumur.

- Total waktu yang digunakan untuk menyelasaikan latihan.

Latihan Diverter

Jika instruksi yang ditempel adalah untuk mengatasi kick dengan diverter, latihan ini

sangat penting karena hanya ada sedikit waktu untuk bereaksi. Tindakan-tindakan

yang diambil oleh Driller dan crew-nya harus direncanakan dan dipraktekan.

Latihan diverter harus dilakukan untuk memperpendek waktu reaksi crew dan untuk

membuktikan operasi dari seluruh peralatan system diverter. Latihan harus dilakukan

sebelum mengebor trayek surface casing.

Untuk setiap rig/sumur harus dipersiapkan latihan khusus diverter secara detail yang

harus meliputi:

- Simulasi mengalihkan aliran dari sumur sesuai dengan prosedur diverter

(termasuk menyiapkan isapan pompa-pompa ke tangki lumpur berat)

- Memerintahkan petugas-petugas yang diperlukan ke posisi yang telah

ditentukan.

KELOMPOK IV Page 18

Page 19: Teknik Pemboran

- Memerintahkan pekerja-pekerja yang tidak diperlukan ke tempat berkumpul

(muster point) atau ke tempat yang di tentukan sesuai dengan Rencana

Menghadapi Keadaan Darurat (Emergency Response Plan)

- Simulasi “siap untuk lepas dan keluar dari lokasi” unutk floating rig.

Latihan ini harus dilakukan setiap crew pada awal setiap tour selama fase/tahap

sumur semacam ini untuk membiasakan seluruh pekerja dengan tindakan-tindakan

yang tepat dan seketika yang harus diambil.

Kick Saat Pekerjaan Tripping (Trip Drill)

Latihan ini hanya boleh dilakukan pada waktu BHA berada di dalam casing (tetapi

tidak didalam atau di atas BOP)

Driller dan crew harus melakukan seluruh langkah-langkah berikut untuk

mengamankan sumur:

Drille harus mengetahui indikasi kick dan memperingatkan crew-nya.

Turunkan rangkaian pipa bor dan dudukan di slip. Pasang safety valve dengan

posisi terbuka. Tutup safety valve.

Simulasikan penutupan sumur dengan Annular Preventer (untuk subsea BOP,

sebaiknya Annular Preventer sebelah atas).

Simulasikan pembukaan HCR/valve di choke line BOP.

Sambungkan kick assembly dari top drive/Kelly ke pipa bor dan buka safety

valve.

Angkat rangkaian pipa bor sampai posisi space-out dari Annular Preventer

yang telah ditentukan.

Buka dan atur compensator ke mid-stroke (pada flating rig)

Baca dan catat SIDPP dan SICP

Ukur penambahan volume (gain) di tangki lumpur aktif.

KELOMPOK IV Page 19

Page 20: Teknik Pemboran

Persiapkan untuk pekerjaan stripping pipa, termasuk mengatur posisi

peralatan sesuai dengan kebutuhan, membertahu tanggungjawab masing-

masing pekerja dan mempersiapkan lembar-lembar kerja (worksheets) dan

instruksi-instruksi.

Kick Saat Mengebor

Latihan ini dapat dilakukan baik pada open hole atau pada cased hole. Jika latihan

dilakukan pada open hole, sumur tidak boleh ditutup.

Driller dan crew harus melaksanakan tugas-tugas ini dengan lengkap untuk

mengamankan sumur:

- Kenali/ketahui tanda-tanda kick dan peringatkan crew.

- Angkat pahat dari dasar sumur.

- Matikan pompa-pompa.

- Check aliran. Jika trip tank dapat diukur isinya dengan cepat (dari jarak jauh),

check aliran dari sumur di trip tank, dengan trip tank disirkulasi.

- Sirkulasikan penutupan sumur dengan Annular Preventer. Jangan menutup

sumur jika sumur open hole.

- Simulasikan pembukaan HCR/valve di choke line BOP stack.

- Simulasikan pengesetan DSC pada mid-stroke (floating rig)

- Baca dan catat SICP dan SIDPP

- Ukur penambahan volume (gain) di tanki lumpur aktif.

- Check ulang apakah space-out sudah benar, simulasikan penggantungan (hang

off) rangkaian pipa bor, kemudian tutup dan kunci ram penggantung (hang off

rams), (pada floating rig)

- Check semua valve di chocke manifold dan BOP stack, apakah posisinya

sudah benar.

- Simulasikan penghentian semua pekerjaan panas (hot work).

KELOMPOK IV Page 20

Page 21: Teknik Pemboran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunci utama dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para

pekerja bor bisa mengetahui tanda-tanda kick secara dini.

Apabila dibiarkan atau terlambat mengetahuinya dapat menimbulkan blow out

atau susah dalam untuk mengatasinya. Apabila tanda-tanda kick ini bisa diketahui

secara dini maka para pekerja bor bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan

langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasinya..

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

laporan ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk kebaikan kita semua dan untuk penulis khususnya, sehingga

laporan ini dapat lebih sempurna dan juga Semoga laporan ini bermanfaat bagi

pembaca, Amin.

KELOMPOK IV Page 21