31
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A) APRILIA IKE NURMALASARI, S.P.,M.Sc Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, UNS

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

APRILIA IKE NURMALASARI, S.P.,M.Sc

Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian, UNS

Page 2: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Gandum (Triticum spp.)

Terjadi perubahan pola konsumsi pangan pokok di Indonesia (BKP, 2012). • Pada tahun 1954 (Beras 54% , Ubi Kayu 22%, Jagung

19%, dan Kentang 5%) • Tahun 1987 (Beras 81%, ubi kayu 10% dan jagung 8%,

Lain lain 1%) • Tahun 1999 (Beras 86%, ubi kayu 5% dan jagung 2%,

Lainlain 7%) • Tahun 2014 (Pangsa pangan selain beras (139,15

kg/kap/th) dalam pola konsumsi pangan pokok nyaris hilang. Konsumsi terigu naik >500% (± 21 kg/kap/th) dalam kurun waktu 30 tahun.

Page 3: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Total Impor Gandum tahun 2002-2012

Page 4: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pentingnya Gandum dibudidayakan

Page 5: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Penggunaan Tepung Gandum

Page 6: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Mungkinkah Gandum dibudidayakan di Indonesia ?

Page 7: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Peluang dan Tantangan

Peluang

Transformasi/pergeseran pola makan

Konsumsi terigu dalam negeri terus meningkat

Permintaan terhadap produk olahan terigu terus meningkat

Permintaan pasar dalam negeri sangat besar

Peningkatan impor setiap tahun

Page 8: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

TANTANGAN

• Teknologi dari hulu sampai hilir yang belum dikuasai oleh petani

• Ketersediaan benih gandum yang masih sangat terbatas

• Tidak ada kepastian/jaminan pasar yang dapat menampung hasil panen petani.

• Masih minimnya dukungan sarana dan modal petani

• Pengembangan gandum secara monokultur menghadapi kendala persaingan dengan tanaman lain (hortikultura) yang selama ini telah dibudidayakan petani secara kontinyu.

• Belum ada alat bantu bertanam, panen, hingga prosesing gandum ditingkat petani untuk efisiensi budidaya monokultur dalam skala. Kurangnya dukungan pemerintah karena gandum bukan komoditas prioritas.

Page 9: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Asal usul Gandum

• Meskipun gandum bukan tanaman asli Indonesia, namun tanaman ini sudah cukup lama diperkenalkan di Indonesia.

• Bahkan Indonesia telah melepas kultivar gandum nasional, seperti Dewata, Nias, Selayar, dan Timor.

• Timor dan Nias merupakan tanaman gandum hasil penelilian pemuliaan tanaman melalui metode introduksi.

• Tahun 1981 penelitian gandum di Indonesia digalakkan dengan jalan mengintroduksi galur dan varietas dari daerah penghasil gandum serta pusat penelitian gandum dan jagung internasional (CIMMYT)

Page 10: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Asal usul Gandum

• Pada tahun 1993 Departemen Pertanian telah melepas dua varietas gandum unggul yang masing-masing diberi nama "Timor dan Nias".

• Berdasarkan atas deskripsi yang diberikan, varietas "Timor” asal usulnya dari galur "Punjab 81" yang diintroduksi dari India, "Nias" asal usuInya dari galur "Thai 88" yang diintroduksi dari Thailand

• Pengembangan di daerah Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur dan Timor Timur dengan rata-rata hasil mencapai 2 ton/ha dengan umur panen masing-masing 85 dan 90 hari bila ditanam pada ketinggian 900 m dpl.

Page 11: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Syarat tumbuh Gandum

• Ketinggian tempat penanaman sekitar minimal 800 mdpl atau lebih

• Suhu ideal kisaran 10 - 25° Celcius, fotoperiodisme yang panjang, bercurah hujan 350 - 1.250 mm

• Kondisi kering pada masa pemasakan biji, sedang saat pembentukan bunga yang fertil dibutuhkan suhu rendah.

• CIMMYT (1984) menyatakan bahwa gandum dapat tumbuh baik pada suhu dibawah 28°C pada kelembaban relatif 40%, sedangkan pada kelembaban relatif 80% tanaman gandum hanya dapat bertahan pada suhu dibawah 23°C.

Page 12: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

• Gandum merupakan tanaman subtropis, apabila ditanam didaerah tropis antara lain Indonesia periode penanaman bisa dilakukan lebih singkat sehingga penanaman bisa dilakukan lebih dari sekali setahun dengan penentuan awal tanam harus tepat, hal ini berkaitan dengan ketersedian air di awal pertumbuhan vegatatif dan generatif.

• Fase perkembangan pada masa kritis dalam hubungan dengan ketersedian air adalah awal pembungaan, pada saat pembentukan bulir dan fase matang fisiologis (Salter dan Goode, 1967 dalam Tobing (1987)).

Page 13: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Budidaya Gandum

• Persiapan Lahan

• Pengolahan Tanah

• Pemilihan Benih

• Penanaman

• Pemeliharaan Tanaman

• Pemanenan dan Pasca Panen

Page 14: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Persiapan Lahan

• Lahan untuk penanaman gandum sebaiknya dipilih yang datar atau relatif datar. Apabila tidak tersedia lahan yang datar, maka dapat juga menggunakan lahan yang miring, pada lahan miring tersebut diperlukan pembuatan teras (penterasan).

• Sebaiknya di sekitar lahan pertanaman tersedia sumber air untuk keperluan irigasi, apabila sewaktu-waktu diperlukan, terutama pada awal pertumbuhan tanaman.

Page 15: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pengolahan Tanah

• Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cangkul atau menggunakan traktor.

• Pengolahan tanah dilakukan pada lapisan atas sedalam 25 – 30 cm. Setelah pengolahan pertama, tanah dibiarkan/diangin-anginkan selama sekitar seminggu untuk menghindari adanya unsur-unsur beracun yang ada di dalam tanah.

• Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah untuk memperkecil ukuran bongkahan tanah menjadi butiran yang lebih halus.

• Kemudian tanah diangin-anginkan kembali selama sekitar seminggu.

Page 16: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pemilihan benih

• Pemilihan benih gandum yang akan ditanam merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan penanaman gandum.

• Benih yang akan digunakan sebaiknya harus dipastikan memiliki kualitas yang baik karena akhirnya akan menentukan produktivitas tanaman.

• Benih yang dibutuhkan untuk setiap hektar lahan berkisar 75 - 100 kg atau sama dengan 0,75 - 1 kg/100 m² jika menggunakan sistem penanaman secara larikan. Namun jika digunakan sistem penanaman secara tugal, maka kebutuhan benih setiap hektarnya kurang dari dari jumlah tersebut.

Page 17: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Penanaman

• Apabila penanaman dilakukan secara tugal, maka sebaiknya menggunakan minimal 2 benih per lubang tanamannya.

• Hal ini untuk menghindari adanya lubang tanam yang kosong karena kerusakan benih yang mengakibatkan benih menjadi tidak tumbuh.

• Hasil penelitian Marta, Suliansyah, dan Irawati (2011) menunjukkan bahwa penggunaan benih hingga 3 benih per lubang tanam tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas tanaman, meskipun secara nyata terhadap jumlah anakan total per rumpun dan jumlah anakan produktif tanaman gandum.

Page 18: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Penanaman

• Jarak tanam yang optimal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti iklim, tingkat kesuburan tanah, dan kultivar yang digunakan.

• Jarak tanam yang biasanya digunakan untuk penanaman gandum adalah 20 cm x 25 cm.

• Dengan lebar bedeng 150 – 200 cm, maka pada setiap bedengan nantinya akan terdapat ± 6 - 8 barisan tanaman gandum.

• Penggunaan jarak tanam 20 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, 20 cm x 25 cm, dan 20 cm x 30 cm juga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas tanaman, meskipun secara nyata berpengaruh terhadap jumlah anakan total per rumpun dan jumlah anakan produktif tanaman gandum (Marta, Suliansyah, dan Irawati, 2011).

Page 19: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pemeliharaan Tanaman

• Pemupukan, menggunakan pupuk anorganik dan

organik

• Dosis pupuk yang tepat tentunya ditentukan oleh jumlah

hara yang tersedia di dalam tanah serta jumlah yang

dibutuhkan oleh tanaman tersebut.

• Takaran/dosis pupuk buatan yang dianjurkan untuk

setiap hektarnya adalah 150 kg Urea, 200 kg SP36, dan

100 kg KCl.

• Apabila menggunakan tambahan pupuk alamiah, maka

dosis tersebut dapat dikurangi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian pupuk alamiah (pupuk)

sejumlah 10 ton/ha dapat mensubstitusi kebutuhan

pupuk buatan sebesar 50%.

Page 20: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pengairan.

• Pengairan untuk tanaman gandum perlu dilakukan apabila kondisi tanah kering atau sangat kering.

• Tahap pengairan yang penting pertama adalah pada saat setelah tanam yang diikuti dengan pemupukan pertama. Pada saat ini lahan perlu diairi agar benih dapat segera berkecambah dan dapat tumbuh dengan baik.

• Pengairan kedua dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST (hari setelah tanam) yaitu pada waktu setelah penyiangan dan pemupukan ke 2. Pengairan kedua ini perlu dilakukan agar tanaman dapat menyerap pupuk dengan baik.

• Pengairan ketiga dilakukaan pada saat tanaman berumur 45 – 65 HST atau pada saat fase bunting sampai keluar malai.

Page 21: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

• Penyiangan. Penyiangan terhadap gulma dapat dilakukan 2 - 3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.

• Penyiangan pertama dilakukan pada saat: tanaman berumur 1 bulan.

• Penyiangan kedua dilakukan 3 minggu setelah dilakukannya penyiangan pertama.

• Penyiangan ketiga tergantung pada populasi gulma, jika tidak terlalu banyak maka tidak perlu dilakukan penyiangan

Page 22: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Pemanenan • Gandum yang siap panen apabila tanaman telah berumur ±

90 HST untuk dataran rendah, berumur ± 107 HST untuk dataran menengah, dan ± 112 HST untuk untuk dataran tinggi.

• Sedangkan ciri-ciri tanaman siap panen sebagai berikut: a. Sekam (lemma dan palea) yang menutupi biji gandum

telah mengering, Jika biji gandum digigit sudah terasa keras

b. Kadar air biji gandum antara 20 - 30%. c. Panen sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah,

karena akan sangat membantu dalam perontokan biji. d.Apabila panen dilakukan pada saat musim penghujan

maka biji gandum dapat tumbuh pada malainya.

Page 23: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

PASCAPANEN

1. Perontokan

2. Pembersihan biji

3. Pengeringan biji

4. Penyimpanan

5. Penggilingan

6. Penepungan

Page 24: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

HAMA DAN PENYAKIT GANDUM

• Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Helminthosporium sativum.

• Gejala serangan penyakit bercak daun Helminthosporium ditandai dengan adanya lesion pada daun yang berbentuk oval dan umumnya berwarna coklat tua. Infeksi pertama diawali pada daun bagian bawah dan seterusnya menyerang daun bagian di atas. Serangan yang terjadi pada awal pertanaman didukung dengan kondisi cuaca yang memungkinkan untuk perkembangannya, akan menyebabkan gugurnya daun dan berkurangnya hasil panen serta membuat biji berkerut.

Page 25: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Gambar : Penyakit bercak daun oleh Helminthosporium sativum

Page 26: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

• Penyakit Karat daun disebabkan oleh cendawan Puccinia recondita.

• Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak warna coklat pada daun seperti karat.

Gambar : penyakit karat daun

Page 27: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

• Hama yang biasanya menyerang tanaman gandum yaitu ulat grayak (Mithymna separata), dan pengorok daun (Liriomyza spp.), wereng dan belalang

Page 28: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)
Page 29: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)
Page 30: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

Daftar Pustaka Andriani.A dan Isnaini.M. 2014. Marfologi dan Fase Pertumbuhan Gandum.

Balai Penelitian Tanaman Serelia. Andarzian, B., Hoogenboom, G., Bannayan, M., Shirali, M., Andarzian, B.,

2014. Determining optimum sowing date of wheat using CSM-CERES-Wheat model. J. Saudi Soc. Agric. Sci. 14, 189–199.

Ariani, E., Wicaksono, F.Y., Irwan, A.W., Nurmala, T., Yuwariah, Y., 2015. Pengaruh berbagai pengaturan jarak tanam dan konsentrasi Giberelin (GA3 ) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum ( Triticum Aestivum L .) Kultivar Dewata di dataran medium Jatinangor. Agric. Sci. J. II, 31–52.

Dwipa, Indra. Bahan Kuliah Tanaman Pangan. Leikam, D.F., Lamond, R.E., Mengel, D.B., 2003. Soil Test Interpretations and

Fertilizer Recommendations. Pub. MF-2586. Nonci, Nurnina.,Muis Amran., Azral. 2013. Skrining 12 Varietas/Galur Gandum

terhadap Hama dan Penyakit. Seminar Nasional Balai Penelitian Tanaman Serealia.

Patola, E., Ariyantoro, H., 2015. Uji pemberian pupuk hayati biotamax dan macam pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum (Triticum aestivum L.). JOGLO 29, 10–18.

Page 31: TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK (AT615A)

TERIMA KASIH