Upload
indah-amelia-sasmitha
View
47
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tekstur
Citation preview
PENDAHULUAN
Secara definisi Sedimentologi adalah cabang dari ilmu geologi yang
mempelajari batuan sedimen, sifat-sifat fisisnya, tempat pengendapan
dalam kerangka geologi, proses pengendapan dan lingkungan
pengendapannya. Namun secara sederhana Sedimentologi adalah ilmu
yang mempelajari batuan sedimen secara utuh dan lengkap. Walaupun
batuan sedimen sudah dipelajari dalam petrologi namun disini lebih
ditekankan kepada penamaan batuan.
Walaupun batuan ini secara volume hanya 5% dari kerak bumi, namun
batuan ini menyelimuti sebagian besar permukaan bumi. Batuan ini
mempunyai arti yang penting kalau dilihat secara ekonomi.
Minyakbumi dan batubara terbentuk bersama-sama dengan
pembentukan batuan sedimen. Batugamping, batupasir dan gipsum
juga berkaitan dengan batuan sedimen.
Batuan sedimen terbentuk diawali dengan proses sedimentasi dari
berbagai material hasil proses erosi yang terjadi dipermukaan bumi.
Material yang terkumpul di tempat pengendapan merupakan produk
proses pelapukan yang ada di permukaan bumi,baik yang berada
diatas permukaan air maupun dibawah permukaan.
Material hasil pelapukan baik secara kimia maupun fisika, dibawa oleh
media pembawa sedimen, yaitu air,angin maupun karena pengaruh
gravitasi. Dimensi butiran material berkisar dari ukuran lempung
sampai dengan bongkah. Material sedimen bisa bergerak di dasar,
melayang maupun mengapung pada media pembawa. Tempat
Gambar Siklus pembentukan batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf
pengendapan material tersebut bisa dekat dengan sumbernya,
misalnya di dasar tekuk lereng, di sepanjang sungai, di muara sungai
maupun di dasar laut. Proses pembentukan batuan diawali dengan
kompaksi akibat pembebanan, lithifikasi, dan diagenesa.
Ukuran menjadi penting ketika ukuran butir bisa diamati dengan
baik,namun untuk ukuran butir yang tidak bisa diamati maka
pendekatan warna bisa dipakai. Ukuran butir menjadi dasar
penamaan batuan. Butiran berespon baik dengan media
pembawa,yaitu air. Struktur sedimen yang terbentuk tergantung
kepada ukuran butiran dan kecepatan media pembawa.
Media pembawa, yaitu air,bisa bekerja secara aktif maupun hanya
bertindak secara pasif. Pada proses di sungai maka air bekerja secara
aktif. Namun pada pengendapan yang terjadi pada tekuk lereng bawah
laut,maka sedimen bergerak karena pengaruh gaya gravitasi. Disini
energi potensial diubah menjadi energi mekanik. Masa bergerak tanpa
bantuan air, air ikut bergerak seiring dengan pergerakan masa. Ketika
energi mekanik masa habis, maka sumber pergerakan masa diambil
alih oleh air.
Pada butiran yang halus, respon terhadap kecepatan air menjadi tidak
berarti. Oleh karena itu pendekatan diatas tidak bisa dipakai. Pada
sedimen halus maka respon terhadap perubahan lingkungan kimia
yang dinyatakan dalam pH dan perubahan kondisi oksidasi dan reduksi
bisa dimanfaatkan. Pada kondisi tertentu akan muncul mineral2
authigenic tertentu yang bisa dipakai untuk indikator lingkungan.
1. TEKSTUR
Dalam memeri suatu batuan maka faktor tekstur menjadi sangat
penting. Tekstur adalah aspek geometri partikel penyusun batuan,
yang terdiri ukuran, bentuk dan susunannya (Pettijohn,1954). Dengan
mengamati tekstur maka proses sedimentasi bisa dianalisis.
Batuan sedimen tersusun oleh tiga komponen utama yaitu :
1. Butiran
Butiran adalah partikel-partikel diskrit penyusun batuan
2. Matrik
Butiran yang sangat halus sehingga aspek geometrinya tidak
penting
3. Semen
Material pengisi rongga antar butir.
Butiran mempunyai peran yang penting dalam batuan sedimen
khususnya bagi batuan yang butirannya bisa diamati,karena dengan
butiran tersebut maka jenis batuan bisa diketahui dan proses
sedimentasi bisa diamati.
Sifat butiran bisa berupa :
1. Klastik adalah pecahan atau pernah lepas,khusus pada batuan
sedimen.
2. Hablur,atau kristal adalah butiran pada batuan beku.
Jenis klastik :
1. Detritus
Klastik yang terbentuk dari proses pelapukan atau pengikisan dari
batuan yang telah ada. Disebut juga sedimen terigen.
Contoh :
Butiran mineral kuarsa, plagioklas, felspar, fragmen batuan
Q = kuarsa C = semen
2. Fragmen non detritus
Klastik yang terbentuk dari batuan / bahan yang ada ditempat
sedimentasi.
Contoh :
Fragmen koral, ganggang, foraminifera, moluska dll.
3. Klastik non fragmen
Butiran atau klastik yang terbentuk di tempat pengendapan melalui
sedimentasi non klastik.
Contoh :
Oolit, pisolit, ovoid dll.
Dalam menganalisis tektur batuan maka tiga hal yang penting adalah
ukuran butir, bentuk dan susunan butir.
Konsep ukuran butir dikemukakan oleh Wentworth, yaitu berturut-turut
adalah :
Diameter (mm)
< 256256-1/64
1/64-1/81/8-1/4
1/4-1/2
1/2/2001
1-2
Butiran
lempung
lanau
pasir sangat halus
pasirhalus
pasirsedan
g
pasirkasr
pasir sangatkasar
Komparator butiran dengan ukuran butir dari kerikil sampai dengan
lempung
Ukuran butiran yang lebih besar dari pasir
Diameter (mm)
2-16 16-64 64-256 >256
Butiran kerikilkerakal
berangkal
bongkah
Sferisitas
Adalah perbandingan antara diameter bola yang volumenya sama
dengan butiran dengan diameter bola yang melingkupi butiran
( Wadell, 1932 ).
Rumus teoritis = s/S
s = Luas permukaan bola dengan volume yang sama dengan butiran
S = Luas permukan butiran yang sebenarnya
Rumus operasional = v / V
v = volume butiranV = volume bola yang melingkupi
Kebundaran
Adalah perbandingan antara radius pelengkungan ujung-ujung butiran
rata-rata dengan radius maksimum suatu lingkaran yang melingkupi
butiran ( Wadell,1932 ).
Kebundaran = ∑ ri / R
Contoh :
Kebundaran bola = kebundaran kapsul = 1
Power, 1953 membagi selang kebundaran menjadi 6 bagian yaitu :
Kebundaran
Very Angular
AngularSub-
angularSub-
roundedRounded
Well-rounded
Nilai 0,1 0,2 0,3 0,4 0,6 0,85
Kebundaran merupakan perbandingan radius pelengkungan ujung2 butiran ( ri ) dengan radius R.
Contoh butiran dengan berbagai nilai kebundaran, yang dihitung berdasarkan rumus teoritits diatas.
2. Butiran Karbonat
kebanyakan batuan karbonat terdiri dari butiran dan lumpur calsium
karbonat. Butiran pasir berukuran lebih besar dari 0,02 mm yang
terbentuk dengan berbagai proses. Berikut ini berbagai butiran
karbonat yang umum :
1. Partikel skeletal
Butiran pasir karbonat merupakan produksi dari berbagai pecahan
skeletal invertebrata dan algae. Umur batuan dan lingkungan
menentukan tipe butiran. Pembentukan butiran skeletal melalui
berbagai mekanisma, misalnya oleh arus dan ombak, kegiatan
organisma seperti makan membuat lubang dsbnya.
2. Oolith
Oolit adalah butiran karbonat subsferis berukuran pasir yang
mempunyai lingkaran dalam yang konsentris mengelilingi inti dari
partikel yang lain. Pada lingkungan modern lingkaran konsentris
terbuat dari aragonit.
3. Butiran akresi algae
4. Intra clast
Partikel2 ini adalah fragmen karbonat yang terlitifikasi yang terosi
dari dasar laut dengan berbagai ukuran kemudian tergabung
menjadi sedimen baru
5. Lithoclast
Partikel ini fragmen batuan hasil erosi dari luar tempat pengendapan
Lumpur Karbonat
Partikel yang sangat halus yang berukuran kurang dari 5m dan terdiri
kalsit. dikenal juga sebagai mikrit atau microcrystalline carbonate.
Terbentuk karena :
1. Abrasi mekanis atau biologis dari partikel yang lebih besar
2. Pengendapan anorganik langsung dari aragonit dari air laut
3. Produksi jarum2 aragonit dalam jaringan algae kalkareous