23
TELAAH KURIKULUM “PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)” MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI Oleh: Hj. LILI RAHMINI, S.Ag. NIM: 1402521350 Dosen Pembimbing: Dr. Hj. SALAMAH, M.Pd

TELAAH KURIKULUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TELAAH KURIKULUM

TELAAH KURIKULUM “PENGEMBANGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)”

M A KA L A HDiajukan Untuk Memenuhi TugasMata Kuliah Telaah Kurikulum PAI

Oleh:Hj. LILI RAHMINI, S.Ag.

NIM: 1402521350

Dosen Pembimbing:Dr. Hj. SALAMAH, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARIPR OD I P END I DI KA N AG AM A I S LAM

P A S C A S A R J A N ABANJARMASIN

2015

Page 2: TELAAH KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan

kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada

Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang

menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi

geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang

dan kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap

daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan

tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan

mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan

kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan

diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan

pendidikan, dan peserta didik.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: 1. Pasal 36 Ayat (2)

menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik. 2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa

kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan

takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan

minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan

pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan

global; dan (j) persatuan nasional dan nilainilai kebangsaan. 3. Pasal 38 Ayat (2)

mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite

Page 3: TELAAH KURIKULUM

sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor

departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah.

Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan

terhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus

selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi

tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta

didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara karena cepatnya

perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga subject matter yang harus

disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga,

adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya

dukung lingkungan alam, baik pada tingkat lokal maupun global.

Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka salah satu kriteria baik buruknya

sebuah kurikulum bisa dilihat pada fleksibilitas dan adaptabilitasnya terhadap

perubahan. Selain itu juga dilihat dari segi kemampuan mengakomodasikan isu-

isu atau muatan lokal dan isu-isu global. Hal ini diddasarkan pada kenyataan

bahwa pendidikan harus mampu mengantarkan peserta didik untuk hidup pada

zaman mereka, serta memiliki wawasan global dan mampu berbuat sesuai dengan

kebutuhan lokal.

Untuk dapat menuju pada karakteristik kurikulum ideal tersebut maka proses

penyusunan kurikulum tidak lagi selayaknya dilakukan oleh Negara dan

diberlakukan bagi seluruh satuan pendidikan tanpa melihat kondisi internal dan

lingkungannya. Kurikulum henaknya disusun dari bawah (bottom up) oleh setiap

satuan pendidikan bersama dengan stakeholder masing-masing.

2

Page 4: TELAAH KURIKULUM

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di

dalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan

kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja

kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan

perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan

Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha

mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi

kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk

menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian

program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu

sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang

terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya

melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta

didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan

dengan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum

operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. yang di dalamnya memuat ketentuan mengenai

delapan standar, yaitu: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar

kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar

sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)

standar penilaian pendidikan. mengacu untuk pendidikan dasar dan menengah

sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta

3

Page 5: TELAAH KURIKULUM

Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan

kebutuhan sekolah itu sendiri. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas

tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya

tetap berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu

operasional standard yang dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standard Isi (SI) yang telah

ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar Kompetensi

Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi

peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi

merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang memuat:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,

2. Beban belajar,

3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat

satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

B. Model Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dalam khazanah literatur kurikulum, setidaknya dikenal ada empat

model konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model

4

Page 6: TELAAH KURIKULUM

kurikulum personal, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model

kurikulum teknologis. Kurikulum subjek akademik berorientasi pada

pembentukan manusia intelek. Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan,

sistem nilai yang dianggap baik dan harus disampaikan secara turun temurun.

Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu pengetahuan masa lampau yang

dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa

menguasai bahan ajar yang dipelajarinya.

Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada

pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak ada

materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.

Proses pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk

menyalurkan minat dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat

sejauh mana siswa merasa senang dalam menjalani aktivitas.

Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang berorientasi

pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan yang ada di

masyarakat. Isi pendidikan berupa permasalahan yang ada di masyarakat,

untuk selanjutnya dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan khasanah

keilmuan yang ada yang dipandang relevan untuk memecahkan masalah.

Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan penilaian

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses

pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam

proses pembelajaran.

Terakhir model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum yang didasarkan

pada penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan isi

kurikulum adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai untuk

menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa transfer IPTEK,

sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu dikuasai

oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam jenis kurikulum ini

yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat keras.

Model konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan

5

Page 7: TELAAH KURIKULUM

kurikulum KTSP? KTSP, pada dasarnya merupakan penyempurnaan model

dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh

Depdiknas secara nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis

kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari

model konsep kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan

model konsep kurikulum teknologis.

Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang punggung

pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep

kurikulum lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya

tetap ada, hanya tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep

tersebut saling melengkapi.

C. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan

kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan

menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat

menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-

hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu,

dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin

terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang

digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak

sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan

prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua

kelompok: (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,

praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan

tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip

berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan

dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan

pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002)

mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

6

Page 8: TELAAH KURIKULUM

1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di

antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi

dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen

tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik

(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan

masyarakat (relevansi sosilogis).

2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar

yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam

pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian

berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu

berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik

secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman

belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,

baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara

jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan

kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain

yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan

kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip

bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

7

Page 9: TELAAH KURIKULUM

jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial

ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan

wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,

serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan

tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di

dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh

karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional

merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara

unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan

8

Page 10: TELAAH KURIKULUM

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum

dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara

penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum

sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-

prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.

Sedangkan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan

hal-hal berikut ini:

a. Peningkatan iman dan taqwa seta ahlak mulia

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

e. Tuntutan dunia kerja

f. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni

g. Agama

h. Dinamika perkembangan global

i. Persatuan nasinal dan niai-nilai kebangsaan

j. Kondisi sosal budaya masyarakat setempat

k. Kesetaraan gender

l. Karaktrsitik satuan pendidikan.

9

Page 11: TELAAH KURIKULUM

Secara lebih khusus, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum sebagai berikut:

1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan

Siswa dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

siswa serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan

pembelajaran berpusat pada siswa.

2. Berarahan dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggapa terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena

itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa

untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

10

Page 12: TELAAH KURIKULUM

dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan

akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan Berkesinambung

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,

dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia

seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan

kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan

dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

11

Page 13: TELAAH KURIKULUM

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan

SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari

komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan

kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau

Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan

karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan

tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP,

maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan

kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat

Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan

terhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus

selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi

tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta

didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara karena cepatnya

perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga subject matter yang harus

disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan beragam. Ketiga,

adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya

dukung lingkungan alam, baik pada tingkat lokal maupun global.

12

Page 14: TELAAH KURIKULUM

DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Jakarta : sekretaris jenderal

——–2003, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2007

Surya Dharma, MPA., Ph.D, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Direktorat Tenaga Kependidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008

13