220
ISBN : 978-602-0951-13-3 Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian Untuk Kesejahteraan Masyarakat Subtema Inovasi Pendidikan Surabaya, 27 Nopember 2016

Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian Untuk ...mengusung tema: Inovasi dan Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Kesejahteraan Masyarakat. Adapun tema pokok tersebut dapat dijabarkan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ISBN : 978-602-0951-13-3

    Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian

    Untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Subtema

    Inovasi Pendidikan

    Surabaya, 27 Nopember 2016

  • PROSIDING

    SEMINAR NASIONAL

    Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya

    SEMNAS PPM 2016

    Buku – 1

    Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian

    Untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Subtema Inovasi Pendidikan

    Surabaya, 27 November 2016

    Penerbit :

    Fakultas MIPA – Universitas Negeri Surabaya

  • TIM EDITOR I Wayan Susila Suroto Tukiran

    DESIGN LAYOUT

    Agus Prihanto

    PENYUNTING Bayu Agung Prasodi Biyan Yesi Wilujeng Ainul Khafid Andika Pramudya Wardana Yudo Chandrasa Wirasadewa

    TIM REVIEWER

    Darni A. Grummy Wailanduw Andre Dwijanto Witjaksono Titik Taufikurohmah Najlatun Naqiyah

    Diterbitkan oleh : FAKULTAS MIPA - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Gedung D-1 UNESA Kampus Ketintang Jln. Ketintang Surabaya - 60231 Telp. 031-8280009 Email : [email protected] Cetakan Pertama – Nopember 2016

    ISBN :

    Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

    mailto:[email protected]

  • i

    SAMBUTAN KETUA PANITIA PADA SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    TAHUN 2016

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    Bismillahir rohmannir rohiim

    Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokhatuh

    Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua

    Yth. Bapak Rektor Universitas Negeri Surabaya, Bapak Prof. Dr. Warsono, M.S.

    Yth. Ibu Wakil Rektor Bidang Akademik, Ibu Dr. sc. agr. Yuni Sri Rahayu, M.Si.

    Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Drs. Tri Wahatnolo, M.Pd, M.T.

    Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Bapak Dr. Ketut Prasetyo, M.S.

    Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Perencanaan, Bapak Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.

    Yth. Bapak Prof. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat

    (DRPM), Kemenristekdikti, selaku narasumber

    Yth. Bapak Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd, pemerhati pendidikan dan sekaligus narasumber

    Yth, Bapak Tritan Saputra, S.T., M.H. Ketua Komite Tetap Pengembangan Usaha Elektronika Bidang Industri

    Kreatif dari KADIN Jatim sekaligus sebagai narasumber

    Yth. Bapak Ibu para Dekan selingkung Unesa,

    Yth. Bapak Direktur Pascasarjana Unesa,

    Yth. Bapak Ketua LP3M Unesa,

    Yth. Bapak Ketua dan Sekretaris LPPM Unesa, dan

    Bapak ibu semua kepala dan sekretaris pusat di LPPM Unesa, serta bapak ibu peserta Seminar Nasional Hasil

    Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2016 yang diselenggarakan di Best Western

    Papilio Hotel, Jl. A. Yani, Surabaya, yang berbahagia dan saya banggakan.

    Pertama-tama, marilah kita senantiasa mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

    rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga kita semua bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal

    afiat dan tak kurang suatu apapun.

    Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan direktur pascasarjana serta pimpinan

    unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya hormati,

    Kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2016 (SEMNASPPM

    2016) ini merupakan kegiatan yang secara rutin diselenggarakan oleh LPPM Unesa Surabaya yang biasanya jatuh

    pada bulan Oktober atau Nopember tiap tahunnya. Kegiatan Seminar Nasional kali ini dilakukan dengan

    mengusung tema: Inovasi dan Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Kesejahteraan Masyarakat. Adapun tema

    pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi sub tema, yaitu: 1) Inovasi Pendidikan, 2) Konservasi, Sains dan

    Teknologi, 3) Kualitas Hidup dan Pengembangan Sumber Daya, 4) Seni, Budaya, dan Kemasyarakatan,

    dan 5) Ekonomi dan Manajemen. Dengan diversitas subtema yang diangkat ini, maka kegiatan seminar ini

    diharapkan dapat memberikan banyak wahana, wacana, dan warna pengetahuan dan keilmuan yang lain dan yang

    baru sehingga dapat memberikan stimuli untuk berkreasi dan berkarya bagi para dosen dan/atau peneliti ataupun

    profesi lainnya baik di lingkup kemenristekdikti dan/ataupun lingkup lainnya.

    Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan bapak direktur pascasarjana serta

    pimpinan unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya muliakan,

    Untuk dapat mencapai dan sekaligus memperkaya wahana, wacana, dan warna pengetahuan dan keilmuan yang

    baru tersebut, kami telah mengundang para narasumber yang sangat berkompeten, yaitu bapak Prof. Ocky Karna

    Radjasa, M.Sc., Ph.D., bapak Prof. Dr. Muchlas Samani, M.pd., dan bapak Tritan Saputra, S.T.,M.H., dimana

    diantara mereka sudah berada ditengah-tengah kita. Dengan kompetensi, kepakaran dan pengalaman dari masing-

    masing narasumber, tentu kami sangat yakin akan banyak wacana dan warna informasi penting lainnya yang kita

    dapatkan hari ini yang tentu pula sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan tingkat profesionalitas kita

    sebagai seorang dosen dan/ataupun peneliti atau profesi lainnya.

    Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan direktur pascasarjana serta pimpinan

    unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya banggakan,

    Perkenankan pada kesempatan ini, kami melaporkan bahwa peserta Seminar Nasional Hasil Penelitian dan

    Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2016 ini dihadiri oleh sekitar 219 orang, yang terdiri dari 3 narasumber, 13

    undangan, 149 pemakalah yang terdiri dari 64 pemakalah oral, dan sisanya pemakalah poster, serta 25 orang

  • ii

    panitia. Sesungguhnya, pada satu dua minggu terakhir menjelang hari pelaksanaan seminar ini masih banyak

    dosen/peneliti atau mahasiswa yang berkeinginan kuat untuk mengirimkan abstrak dan sekaligus sebagai

    pemakalah. Namun, karena keterbatasan tenaga dan pikiran kami, dengan amat terpaksa dan sangat menyesal kami

    harus menutupnya. Untuk itu, kami mohon maaf.

    Selanjutnya, kami berharap kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun

    2016 ini dapat berlangsung dengan baik, lancar dan sukses. Kami juga mengharapkan partisipasi peserta seminar

    ini untuk aktif menggunakan momentum dan event ini guna memperoleh banyak wahana, wacana, dan informasi

    lain yang sangat bermanfaat dan tentu ikut memperlancar kegiatan seminar nasional ini. Event seminar nasional

    ini tentu menjadi ajang silaturahmi bagi bapak ibu semua sekaligus memberikan ruang dan wadah untuk saling

    bertukar pikiran dan informasi yang saling menguntungkan serta memberikan kesempatan membangun dan

    menjalin kerjasama di antara kita ke arah yang lebih.

    Pada kesempatan ini pula, mohon dengan hormat bapak Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S. berkenan untuk

    memberikan sambutan dan arahan terkait tema dalam kegiatan seminar ini dan sekaligus berkenan membuka

    secara resmi acara seminar nasional ini.

    Demikian, bapak ibu hadirin semua yang bisa saya sampaikan dan laporkan, mohon maaf atas segala kekurangan

    dan kesalahan.

    Wa billahi taufik wal hidayah war ridho wa innayah

    Wassalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokhatuh

    Maturnuwun

    Surabaya, 27 November 2016

    Ketua Pelaksana

    Prof. Dr. Tukiran, M.Si.

  • iii

    SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    TAHUN 2016

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    Assalamu alaikum wr, wb.

    Teriring ungkapan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, pagi hari ini kita bertemu dalam kegiatan yang sangat

    bermanfaat bagi perjalanan dan kemajuan bangsa ini yaitu Seminar Nasional hasil penelitian dan pengabdian

    kepada masyarakat Universitas Negeri Surabaya tahun 2016. Kegiatan ini terlaksana berkat rahmat dan hidayah

    dari Allah Swt.

    Para peserta seminar yang saya hormati,

    Salah satu tujuan dari perguruan tinggi adalah menjamin agar mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian

    kepada masyarakat mencapai target sesuai yang ditetapkan oleh Standar Nasional Perguruan Tinggi. Terdapat 8

    Standar nasional perguruan tinggi dibidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu standar hasil,

    standar isi, standar proses, standar penilaian, standar peneliti dan pelaksana pengabdian, standar sarana dan

    prasarana, standar pengolahan, dan standar pendanaan dan pembiayaan. Delapan standar tersebut merupakan

    pedoman dan sekaligus target capaian yang harus diupayakan oleh perguruan tinggi yang disesuaikan dengan visi

    dan misi masing masing perguruan tinggi.

    Standar hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bermuara pada pengembangan IPTEK yang dapat

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Untuk mencapai hal tersebut, harus diketahui akar

    permasalahan dan dan dicarikan peluang serta pemecahannya. Tugas seorang peneliti dan pelaksana pengabdian

    kepada masyarakat adalah menggali, mengidentifikasi, dan menganalisis akar permasalahan tersebut dengan

    didasarkan kepakaran yang dimilikinya serta berkolaborasi dengan stakeholder terkait.

    Seorang peneliti perlu memiliki kecerdasan dalam memetakan tipologi, karakteristik setiap kelompok masyarakat

    serta memiliki kemampuan memprediksi dampak yang ditimbulkan dari setiap pelaksanaan penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena setiap wilayah dan kelompok masyarakat memiliki karakteristik yang

    berbeda maka diperlukan treatment yang berbeda pula. Wilayah Indonesia memiliki potensi yang luar biasa baik

    dari sumber daya alam, budaya, dan manusia. Potensi tersebut sangat memungkinkan untuk diberdayakan menjadi

    sebuah kekuatan yang dahsyat untuk membangun bangsa dan menyejahterakan masyarakat. Formula yang

    ditawarkan adalah inovasi, kreatif, dan produktif berbasis kajian ilmiah dalam bentuk empiris dan pemodelan.

    Sehingga hasil penelitian aplikatif dan solutif, tidak hanya menjadi koleksi, tetapi bernilai dan bermanfaat langsung

    pada masyarakat. Program hilirisasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dicanangkan

    pemerintah perlu mendapat dukungan penuh. Kehadiran para peneliti dan pengabdian kepada masyarakat sudah

    sangat ditunggu oleh warga bangsa ini.

    Dilain pihak, sebagai sebuah lembaga tinggi “techno park” bagi Universitas Negeri Surabaya bukan hanya sebuah

    mimpi tetapi merupakan target dan sasaran yang harus diupayakan agar bisa menjadi perguruan tinggi berkelas

    dunia. Berbekal keahlian dan kepakaran yang terus dikembangkan para dosen-dosen Unesa berangsur mampu

    mencetak interpreneurship di dalam dan diluar lingkungan kampus.

    Seiring harapan tersebut sangat tepat jika seminar ini mengambil tema Inovasi dan hilirisasi hasil penelitian untuk

    kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih mengoptimalkan dan operasional tema tersebut ditetapkan sub tema

    seminar tahun ini adalah sebagai berikut: 1) Inovasi pendidikan, 2) Konservasi, sains, dan teknologi, 3) Kualitas

    hidup dan sumber daya, 4) Seni, budaya, dan kemasyarakatan, 5) Ekonomi dan manajemen. Kiranya dengan 5 sub

    tema tersebut dapat memberikan kontribusi Universitas Negeri Surabaya terhadap pembangunan bangsa dan

    peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Bapak, Ibu peserta seminar yang saya hormati.

    Selamat berseminar dan semoga sukses. Semoga kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas bapak ibu sekalian

    mendapat balasan dari Allah Swt, yang berlipat lipat dikemudian hari.

    Wassalamu alaikum wr. wb.

    Surabaya, 27 November 2016

    Rektor

    Universitas Negeri Surabaya

  • iv

  • v

    SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL

    HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016

    LPPM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Pelindung : Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor)

    Penasihat : 1. Dr. rer.nat. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (WR Bid.Akademik)

    2. Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. (WR Bid. Umum Keuangan)

    3. Dr. KetutPrasetyo, M.S. (WR Bid. KemahasiswaandanAlumni)

    4. Prof. DjodjokSoepardjo, M. Litt. (WR Bid. Kerjasama)

    PenanggungJawab : Prof. Dr. Ir. I WayanSusila, M.T.

    Ketua : Prof. Dr. Tukiran, M.Si.

    Wakil : Drs. Suroto, M.A., Ph.D.

    Sekretaris : 1. Dr. NajlatunNaqiyah, M.Pd.

    2. Dr. Nurkholis, M.Kes.

    Bendahara : 1. Dr. Rindawati, M.Si.

    2. ZulaikhahAbdullah, S.E.

    Kesekretariatan : 1.Dra. Ec. Nurmika Simanullang, M.Pd.

    2. IkaPurnamaWati, A.Md.

    I T : 1. Wiyli Yustanti, S.Si., M.Kom.

    2. Agus Prihanto, S.Kom, M.T.

    Dana/Akomodasi : 1. Dr. Grummy W., M.T.

    2. SitiNurulHidayati, S.Pd.,M.Pd.

    Dokumentasi : Moch. Suyanto

    NaskahdanProsiding : 1. Dr. Andre W., M.Si.

    2. Dr. TitikTaufikurrohmah, M.Si.

    Humas/Publikasi : 1. Prof. Dr. Darni, M.Hum.

    2. Drs. BudihardjoA.H., M.Pd.

    Acara/Sidang/Narasumber : 1. Prof. Dr. Hj. SitiMaghfirotunAmin, M.Pd.

    2. Dian Savitri, S.Pd.,M.Pd.

    Umum/Perlengkapan : 1. Amalia Rachel Manoppo, S.H.

    2. Parni

    Konsumsi : 1.NurHartatik, S.E.

    2. Yulia Sukmawati, S.Pd

    .

  • vi

  • vii

    DAFTAR ISI

    SAMBUTAN KETUA PANITIA ............................................................................................................................ i

    SAMBUTAN REKTOR ........................................................................................................................................ iii

    SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL ..................................................................................................... v

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... vii

    Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Mata Pelajaran Teknik Pemrograman Tav Kelas X SMK

    Negeri I Madiun ...................................................................................................................................................... 1

    Ahsan Muzakki1*), Fulca Ugratara K.P.2 ............................................................................................................. 1

    Project Based Learning dalam Pembelajaran Materi Application Letter and Job Interview untuk Mendukung

    Daya Saing Mahasiswa ........................................................................................................................................... 7

    Arik Susanti1*), Anis Trisusana2 .......................................................................................................................... 7

    Penerapan Pelatihan Siaga Bencana dalam Meningkatkan Hard Skill dan Soft Skill Siswa SDN Satak 1

    Kabupaten Kediri .................................................................................................................................................. 13

    Asnawi1*), Supriyono2 ....................................................................................................................................... 13

    Penerapan Multimedia dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning–Pbl) pada

    Matakuliah Struktur Data ...................................................................................................................................... 17

    Bambang Sujatmiko1*), Rina Harimurti2, Anita Qoiriah3 .................................................................................. 17

    Peningkatan Kemampuan Guru SMK Negeri Wonosalam Jombang melalui Pelatihan Pembuatan Proposal PTK

    .............................................................................................................................................................................. 25

    Choirul Anna Nur Afifah1*), Siti Sulandjari2, Veni Indrawati3 ......................................................................... 25

    Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills ....... 31

    Danang Tandyonomanu1*), Damajanti Kusuma Dewi2 ..................................................................................... 31

    The Influence of Inquiry Based Learning on Students' Knowledge of Control Systems ...................................... 35

    Diah Wulandari 1*), Muhamad Syariffuddien Zuhrie 2 ...................................................................................... 35

    Validitas dan Kepraktisan Video Pembelajaran Pendekatan Saintifik Berorientasi Project Based Learning ....... 39

    Endang Susantini1*), Tjipto Prastowo2, Abdul Kholiq3, Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah4 ........ 39

    Penggunaan Trainer Aksi Dasar Sistem Kontrol untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Teknik Elektro

    Unesa pada Mata Kuliah Dasar Sistem Pengaturan .............................................................................................. 47

    Endryansyah1*), Puput Wanarti Rusimamto2, Mochammad Rameli3, Eko Setijadi4 ......................................... 47

    Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web di SMK Kota Surabaya ....................................................... 53

    Hapsari Peni1*), Puput Wanarti2, Euis Ismayati3, Yuni Yamasari4 .................................................................... 53

    IbM MGMP PPKn dan IPS dalam Mengembangkan Asesmen Otentik di Kota Surabaya ................................... 61

    Harmanto1*), I Made Suwanda2 ......................................................................................................................... 61

    Pengembangan Perangkat pembelajaran berbasis peta konsep no condition untuk memperkuat daya tahan

    (retensi) keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa pendidikan kimia pada materi pokok Keisomeran ...... 67

    Ismono1*), Tukiran2, Suyatno3 ........................................................................................................................... 67

    Keterampilan Kepala Sekolah dalam Evaluasi Hasil Peningkatan Keunggulan Pembelajaran ............................ 73

    Karwanto1*) ....................................................................................................................................................... 73

    Pengaruh Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Melalui Blended Learning

    Berbasis Web ......................................................................................................................................................... 79

    Kusumawati Dwiningsih1*), Sukarmin2, Muchlis3 ............................................................................................ 79

    Pengembangan Strategi Pembinaan Minat, Bakat, dan Potensi KarirMahasiswa Prodi Sastra Inggris 2014 dan

    2015 ...................................................................................................................................................................... 83

    Mamik TW1*), Pratiwi R2, M.Khoiri3 ................................................................................................................ 83

  • viii

    Pengembangan Model Pendidikan Guru Bidang Sains dan Teknologi di Era Digital .......................................... 91

    Muchlas Samani1*), Mochamad Cholik2, I.G.P. Asto Buditjahjanto3. ............................................................... 91

    Pengembangan Model Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kurikulum 2013 untuk Membantu Mengatasi

    Kesulitan Guru-Guru SMP di Surabaya ............................................................................................................... 99

    Muhajir1*), Nunuk Giari2, Marsudi3 .................................................................................................................. 99

    Bimbingan dan Konseling Komprehensif bagi Konselor untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial ................... 109

    Najlatun Naqiyah1*) ......................................................................................................................................... 109

    Peningkatan Profesionalisme Guru – Guru SD di Daerah Tertinggal Melalui Pengembangan Peraga Matematika

    Berbasis Bahan Lokal di Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur ............................................................... 115

    Ninik Wahju Hidajati1*) ................................................................................................................................... 115

    Media Trainer Praktikum Untuk Penunjang Mata Kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi Mahasiswa Teknik

    Elektro FT-UNESA............................................................................................................................................. 123

    Nurhayati1*), Eppy Yundra2 ............................................................................................................................. 123

    Profil Mahasiswa Dalam Kegiatan Perkuliahan Model Sorogan-Bandongan Materi Mekanisme Reaksi Kimia

    Organik ............................................................................................................................................................... 129

    Rinaningsih1*), Suyatno2, Ismono3 .................................................................................................................. 129

    Pendampingan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Bagi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten

    Bojonegoro .......................................................................................................................................................... 133

    Rini Setianingsih1*), Manuharawati2, Abdul Haris Rosyidi3 ........................................................................... 133

    Modul Sebagai Alat Bantu Siswa Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Soal Olimpiade Matematika Berbahasa

    Inggris ................................................................................................................................................................. 139

    Slamet Setiawan1*), Ahmad Munir2, Budi Priyo Prawoto3, Dian Rivia Himawati4......................................... 139

    Maket Multimedia Interaktif untuk Menanamkan Penguasaan Konsep Lingkungan Sekolah Siswa Tunanetra 145

    Sri Joeda .......................................................................................................................................................... 145

    Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Materi Listrik

    Siswa Kelas VI SD-SMP Satu Atap Singosari Malang....................................................................................... 153

    Titin Sunarti1*), Endang Susantini2, Beni Setiawan3 ....................................................................................... 153

    Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Menggunakan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil

    Belajar Membuat Busana Anak Siswa Kelas X SMKN 3 Pamekasan ................................................................ 157

    Tri Mutmainnah1*), Fadlilah Indira Sari2 ......................................................................................................... 157

    Pengembangan Terapi Holistik dalam Menangani Gangguan Sosial Emosional Siswa Sekolah Dasar ............. 165

    Wiwik Widajati1*), Siti Mahmudah2 ................................................................................................................ 165

    Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa SDN Jono I, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro Melalui

    Kegiatan Pembiasaan Membaca Berjenjang ....................................................................................................... 173

    Moh. Zamzuri.................................................................................................................................................. 173

    Pengembangan Media Pembelajaran Teknik Pemesinan Berbantuan Komputer Yang Efektif Di SMK ........... 179

    Yunus1*), Iskandar2 .......................................................................................................................................... 179

    Respon Pembaca Pada Majalah Emerald Mahasiswa Jurusan Bahasan dan Sastra Inggris ............................... 187

    Diana B.D.1, Mamik Tri Wedawati2*), Adama Damanhuri3 ............................................................................ 187

    Pengembangan Instrumen Pengukuran Kadar Keguruan (Tingkat Kompetensi) Mahasiswa Calon Guru dan Guru

    PJOK Indonesia .................................................................................................................................................. 193

    Suroto1*) .......................................................................................................................................................... 193

    Implementasi Model Index Card Match pada Mata Pelajaran Akuntansi ........................................................... 203

    Rochmawati1*), Agung Listiadi2, Suci Rohayati3 ............................................................................................ 203

  • 1

    Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Mata Pelajaran

    Teknik Pemrograman Tav Kelas X SMK Negeri I Madiun

    Ahsan Muzakki1*), Fulca Ugratara K.P.2 1 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UNESA, Surabaya. Email: [email protected] 2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UNESA, Surabaya. Email: [email protected]

    *) Alamat Korespondesi: Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Medium of learning developed in this study is the media Video Tutorial. Video Tutorial is a method of

    transferring the knowledge transmitted or formed in the moving image format. Interest Video Tutorial Learning

    Media development is to increase students' understanding of and interest in the subjects Programming Techniques

    in SMK Negeri 1 Madiun, and so that teachers can teach more effective, efficient and enjoyable. The method used

    is a research method Reaseach and Development. The data collected is data validation learning media, student

    responses and test student learning outcomes. Validation of learning media used to obtain the feasibility of the

    learning media. Student responses used to determine students' response to instructional media. The test is used to

    determine the learning results obtained after the use of instructional media. From the research that has been done

    obtained the following results. The results of the validation involving three Validator obtain the results of

    85.5915%, so the validity of instructional media video tutorial included in the excellent category. The results of

    students' response to media instructional video tutorial obtain the results of 83.7%, so it can be concluded media

    instructional video tutorial to get a very good response from students. The results of the study conducted in this

    study were taken from the two groups, without treatment and with treatment group. Without treatment group

    gained an average yield - average 69.7, while the treatment group gained 75.7 result. After the t-test results

    diperolehlah t-test and t-table -2.062 -1.70, thus consistent with the hypothesis that has been made, then declared

    there are differences in learning outcomes between the groups without treatment and with treatment group.

    Keywords: instructional media, video tutorials, research and development

    ABSTRAK

    Media pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media Video Tutorial. Video Tutorial

    adalah metode pentransferan ilmu pengetahuan yang dikirimkan atau dibentuk dalam format gambar bergerak.

    Tujuan pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial adalah untuk meningkatkan pemahaman dan minat

    siswa pada mata pelajaran Teknik Pemrograman di SMK Negeri 1 Madiun, serta agar guru dapat mengajar

    dengan lebih efektif, efisien dan menyenangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

    Reaseach and Development. Data yang dikumpulkan adalah data validasi media pembelajaran, respon siswa dan

    tes hasil belajar siswa. Validasi media pembelajaran digunakan untuk memperoleh kelayakan dari media

    pembelajaran tersebut. Respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran.

    Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang didapat setelah menggunakan media pembelajaran. Dari

    penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil validasi yang melibatkan tiga Validator

    memperoleh hasil 85,5915%, sehingga kevalidan dari media pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori

    sangat baik. Hasil respon siswa terhadap media pembelajaran video tutorial memperoleh hasil 83,7%, sehingga

    dapat disimpulkan media pembelajaran video tutorial mendapatkan respon yang sangat baik dari para siswa.

    Hasil belajar yang dilakukan dalam penelitian ini diambil dari dua kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan

    dan kelompok dengan perlakuan. Kelompok tanpa perlakuan memperoleh hasil rata–rata 69,7, sedangkan

    kelompok dengan perlakuan memperoleh hasil 75,7. Setelah dilakukan uji-t maka diperoleh hasil t-hitung -2,062

    dan t-tabel -1,70, sehingga sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat, maka dinyatakan terdapat perbedaan hasil

    belajar antara kelompok tanpa perlakuan dan kelompok dengan perlakuan.

    Kata kunci: media pembelajaran, video tutorial, penelitian dan pengembangan

    1. PENDAHULUAN

    Pengembangan media pembelajaran adalah suatu

    hal yang sering dilakukan pada dunia pendidikan.

    Suatu inovasi memang suatu hal yang dibutuhkan

    untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.

    Pentingnya pendidikan disebutkan dalam UU No. 20

    tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan

    nasional[1] dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

    diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

    bangsa dan negara.

    Perkembangan teknologi yang terjadi di era global

    ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi juga

    banyak mempengaruhi manusia pada umumnya. Maka

    dari itu manusia pun juga dituntut untuk bisa mengikuti

    perkembangannya. Perkembangan teknologi pun juga

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • 2

    merambah dunia pendidikan dalam bentuk berbagai

    macam media – media pendidikan, yang mana bisa

    menunjang proses belajar siswa.

    Masalah di lapangan yang kami dapatkan antara

    lain: (1) adanya kesulitan dalam mempelajari materi

    Teknik Pemrograman, (2) intruksi pelajaran yang

    kurang jelas, (3) bentuk pembelajaran yang masih

    dianggap sulit untuk dipahami, (4) tidak adanya media

    yang menunjang pembelajaran siswa khususnya Video

    Tutorial, (5) kebutuhan akan suasana pembelajaran

    yang lebih efektif, efisien dan menyenangkan.

    Dengan latar belakang yang sudah dipaparkan di

    atas maka media pembelajaran Video Tutorial

    diharapkan dapat mendukung pembelajaran yang ada

    di SMK Negeri 1 Madiun. Media pembelajaran video

    tutorial adalah media pembelajaran yang

    menggunakan video sebagai media penunjang proses

    pembelajaran. Media video memiliki beberapa

    kelebihan yaitu dapat menampilkan visual dan audio,

    menarik perhatian dan menghemat waktu[2] dalam

    jurnalnya menyatakan:

    Marshall (2002) cites the conclusions of Wiman

    and Mierhenry (1969), extending Dale’s “Cone of

    Experience,” that: people will generally remember:

    10% of what they read, 20% of what they hear, 30% of

    what they see, 50% of what they hear and see.

    Dari kutipan diatas maka dapat diketahui dengan

    melihat dan mendengar manusia lebih mudah dalam

    mengingat. Al Mamun[3] dalam jurnalnya juga

    memaparkan:

    It (video) makes the classroom interesting

    removing the monotony of the learners. Moreover, it

    helps the learners to generate ideas for discussion. It

    makes the class more interactive and effective.

    Jadi, video dapat menjadikan kelas lebih menarik,

    interaktif dan efektif. Sehingga dari beberapa

    pemaparan ahli di atas digunakanlah media Video

    Tutorial dalam penelitian ini.

    Comisky dan McCartan[4] dalam penelitian

    mereka yang berjudul “Video: An Effective Teaching

    Aid? An Architectural Technologist’s” juga

    menyebutkan bahwa 96% siswa memberikan respon

    yang baik pada media pembelajaran video tutorial.

    Dari pemaparan di atas maka dirumuskan beberapa

    tujuan penelitian, yaitu (1) Mengetahui kelayakan

    media pembelajaran video tutorial untuk mata

    pembelajaran teknik pemrograman. (2) Mengetahui

    respon siswa SMK Negeri 1 Madiun terhadap video

    tutorial mata pelajaran teknik pemrograman. (3)

    Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang

    menggunakan media pembelajaran Video Tutorial

    dengan yang tidak.

    Pembuatan media pembelajaran video tutorial

    dilakukan dengan menggunakan software Camtasia

    Studio. Software Camtasia Studio berfungsi untuk

    merekam layar komputer dengan bentuk video.

    Camtasia Studio dipilih karena tidak hanya dapat

    merekam layar komputer, tetapi dapat juga merekam

    suara yang masuk seperti suara dari mikrofon, suara

    keyboard ataupun suatu klik dari mouse. Perekaman

    dengan menggunakan Camtasia Studio dilakukan

    dengan menggunakan fitur Camtasia Recorder yang

    akan merekam layar komputer, suara serta pointer dari

    mouse yang digerakkan. Setelah perekaman selesai

    maka hasil dari rekaman bisa langsung dijadikan file

    video ataupun di edit terlebih dahulu dengan Camtasia

    Studio untuk memberikan efek lebih atau hanya untuk

    mengurangi atau menambah video hasil rekaman.

    Jenis file video yang dapat dihasilkan oleh software

    Camtasia Studio adalah MP4, WMV, MOV dan AVI.

    2. METODE

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah penelitian Reseach and Development

    (R&D). Metode penelitian Reseach and Development

    adalah metode penelitian yang dilakukan untuk

    menghasilkan produk tertentu, yang kemudian

    diujikan keefektifan produk tersebut[5]. Penelitian ini

    menggunakan jenis penelitian Research and

    Development karena penelitian ini menghasilkan

    sebuah produk berupa media pembelajaran video

    tutorial.

    Penelitian Pengembangan media pembelajaran

    video tutorial Teknik Pemrograman akan dilaksanakan

    di SMK Negeri 1 Madiun kelas X TAV 2.

    Penelitian Research and Development (R&D)

    memiliki 10 langkah[5]. 10 langkah tersebut dimulai

    dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain

    produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,

    revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk,

    sampai produksi massal.

    Gambar 1. Langkah – langkah penelitian R&D.

    Dalam penelitian ini kesepuluh langkah tidak

    digunakan seluruhnya. Ini karena penelitian ini

    hanyalah penelitian terbatas dan tidak untuk

    diproduksi secara massal (produk yang dihasilkan

    hanyalah contoh atau produk awal). Dengan itu

    tahapan penelitian ini diringkas menjadi tujuh tahap,

    yaitu:

  • 3

    Gambar 2. Langkah – langkah penelitian yang

    dilakukan.

    Uji coba pada kelas TAV 2 SMK Negeri 1

    Madiun, dilakukan dengan membagi menjadi kelas

    tersebut menjadi dua kelompok, 1 kelompok

    eksperimen dan 1 kelompok kontrol.

    Uji coba dilakukan dengan menerangkan bab

    Looping dari mata pelajaran Teknik Pemrograman

    yang kemudian dilanjutkan dengan mengadakan tes

    praktikum di lab komputer. Setelah semuanya selesai

    siswa diberi angket respon untuk melihat respon siswa

    terhadap media pembelajaran Video Tutorial.

    Teknik pengumpulan data untuk need assessment

    dilakukan dengan menggunakan wawancara kepada

    guru pengajar serta beberapa siswa kelas X TAV 2,

    sedangkan teknik pengumpulan data untuk validasi

    media dan respon siswa digunkan angket validasi

    media dan angket respon siswa, kemudian untuk hasil

    belajar menggunakan tes praktikum.

    Dalam analisis data validasi media dan respon

    siswa digunkan kisi – kisi penilaian yang terdiri dari

    beberapa indikator, kisi – kisi untuk validasi media

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 1. Kisi – kisi validasi media.

    Variabel Sub

    Variabel

    Indikator

    Med

    ia p

    emb

    ela

    jara

    n v

    ideo

    tu

    tori

    al

    Materi &

    Soal

    1. Ketepatan isi materi 2. Ketepatan soal

    latihan

    3. Langkah – langkah dalam video materi

    jelas

    4. Kemudahan untuk dimengerti

    Instruksio

    nal Video

    1. Pemakaian kosa kata benar

    2. Memberikan bantuan belajar

    3. Kualitas suara baik

    Teknis 1. Keterbacaan 2. Mudah digunakan 3. Kualitas tampilan

    video baik

    Variabel Sub

    Variabel

    Indikator

    4. Kesesuaian warna dengan

    background

    Bahasa 1. Bahasa yang digunakan pada

    tampilan aplikasi

    mudah dipahami

    2. Tata bahasa sesuai dengan EYD

    3. Bahasa yang digunakan

    komunikatif

    Sedangkan kisi – kisi untuk respon siswa adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 2. Kisi – kisi respon siswa.

    Variabel Sub

    Variabel

    Indikator

    Respon

    siswa

    terhadap

    media

    pembelajaran

    video tutorial

    Materi

    1. Materi mudah dipahami

    2. Bahasa yang digunakan

    mudah

    dipahami

    Ilustrasi

    Media

    1. Tampilan video jelas

    2. Kejelasan teks/huruf

    3. Keserasian warna dengan

    tampilan

    background

    4. Kemudahan penggunaan

    media

    5. Tampilan media menarik

    Manfaat 1. Media menumbuhkan

    minat siswa

    2. Media menigkatkan

    pengetahuan

    siswa

    Sedangkan untuk hasil belajar akan dihitung

    dengan menggunakan uji-t (t-test), dengan diuji syarat

    terlebih dahulu. Uji syarat yang dilakukan adalah uji

    normalitas dan uji homogenitas, untuk uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof

    smirnov, dan unutk uji homogenitas digunakan uji

    levene.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Media pembelajaran video tutorial divalidasi oleh

    3 ahli. Hasil validasi media pembelajaran ini dibagi

    menjadi 4 bagian, yaitu: validasi aspek Materi dan

    Soal, Teknis (desain), Intruksional video, dan Bahasa.

  • 4

    Hasil rata – rata validasi pada aspek Soal dan

    Materi adalah 91,625%, jadi media pembelajaran

    video tutorial pada aspek Materi dan Soal termasuk

    dalam kategori sangat baik. Hasil rata – rata dari

    validasi pada aspek Teknis (desain) adalah 85,375%,

    jadi media pembelajaran video tutorial pada aspek

    Teknis (desain) termasuk dalam kategori sangat baik.

    Hasil rata – rata validasi pada aspek Instruksional

    Video media pembelajaran video tutorial adalah

    86,066%, jadi media pembelajaran video tutorial pada

    aspek Instruksional Video dapat dimasukkan dalam

    kategori sangat baik. Hasil rata – rata validasi pada

    aspek Bahasa media pembelajaran video tutorial

    adalah 83,3%, jadi media pembelajaran video tutorial

    pada aspek bahasa dapat dimasukkan dalam kategori

    sangat baik.

    Dari keempat aspek yang divalidasi, yaitu aspek

    Materi dan Soal, Teknis, Instruksional Video dan

    Bahasa didapatkan rata – rata validasi dari seluruh

    aspek sebesar 86,5915%. Dari rata – rata tersebut maka

    media pembelajaran video tutorial dapat dinyatakan

    dengan kategori sangat baik.

    Gambar 3. Hasil perhitungan validasi media.

    Pengambilan respon siswa dilakukan di SMK

    Negeri 1 Madiun. Respon dilakukan oleh 30 siswa

    kelas X AV2. Hasil respon diperoleh melalui lembar

    respon yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan

    pembelajaran selesai.

    Hasil respon siswa pada indikator pertama yaitu

    materi mudah dipahami memperoleh hasil 85,8%,

    yang terdiri dari 17 siswa memberikan nilai 3 dan 13

    siswa memberikan nilai 4. Dari perolehan tersebut

    maka media pembelajaran video tutorial pada

    indikator materi mudah dipahami termasuk dalam

    kategori sangat baik. Pada indikator kedua, yaitu

    bahasa yang digunakan mudah dipahami memperoleh

    hasil respon sebesar 80%, yang terdiri dari 1 siswa

    memberikan nilai 2, 22 siswa memberikan nilai 3 dan

    7 siswa memberikan nilai 4. Sehingga respon siswa

    pada indikator ini termasuk dalam kategori sangat

    baik. Indikator ketiga yaitu tampilan video jelas

    memperoleh hasil respon 85%, terdiri dari 1 siswa

    memberikan nilai 2, 16 siswa memberikan nilai 3 dan

    13 siswa memberikan nilai 4. Dari hasil tersebut maka

    indikator tampilan video jelas mendapatkan hasil

    respon sangat baik. Indikator keempat yaitu kejelasan

    teks/huruf memperoleh hasil 79,2%, terdiri dari 3

    siswa memberikan nilai 2, 19 siswa memberikan nilai

    3 dan 8 siswa memberikan nilai 4. Sehingga kejelasan

    teks/huruf pada media pembelajaran video tutorial

    sangat baik. Indikator kelima yang berisi keserasian

    warna dengan tampilan background memperoleh hasil

    79,2%, terdiri dari 25 siswa memberikan nilai 3 dan 5

    siswa memberikan nilai 4. Jadi dalam indikator ini

    media pembelajaran video tutorial termasuk dalam

    kategori sangat baik. Indikator keenam yaitu

    kemudahan pengggunaan media memperoleh hasil

    respon sebesar 81,6%, terdiri dari 1 siswa memberikan

    nilai 2, 20 siswa memberikan nilai 3 dan 9 siswa

    memberikan nilai 4. Maka indikator ini termasuk

    dalam kategori sangat baik. Indikator ketujuh yaitu

    tampilan media menarik memperoleh hasil respon

    sebesar 85%, terdiri dari 2 siswa memberikan nilai 2,

    14 siswa memberikan nilai 3 dan 14 siswa memberikan

    nilai 4. Sehingga pada indikator tampilan media

    menarik media pembelajaran ini termasuk dalam

    kategori sangat baik. Indikator kedelapan yaitu media

    menumbuhkan minat siswa memperoleh hasil 87,5%,

    terdiri dari 4 siswa memberikan nilai 2, 7 siswa

    memberikan nilai 3 dan 19 siswa memberikan nilai 4.

    Sehigga media pembelajaran ini pada indikator ini

    termasuk dalam kategori baik sekali. Indikator

    kesembilan yaitu media meningkatkan kemampuan

    siswa memperoleh hasil 90%, yang terdiri dari 2 siswa

    memberikan nilai 2, 8 siswa memberikan nilai 3 dan

    20 siswa memberikan nilai 4. Sehingga pada indikator

    ini media pembelajaran video tutorial termasuk dalam

    kategori sangat baik

    Dari keseluruhan indikator pada hasil respon

    siswa didapat rata – rata hasil respon siswa terhadap

    media pembelajran video tutorial sebesar 83,7%.

    Sehingga menurut rata – rata hasil respon media

    pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori

    sangat baik.

    Analisis dari hasil belajar siswa yang dilakukan,

    diketahui bahwa nilai rata-rata yang didapatkan kelas

    yang tidak diberi perlakuan sebesar 69,7 sedangkan

    kelas yang diberi perlakuan sebesar 75,7 dan setelah

    diberikan uji normalitas didapatkan nilai signifikansi

    kedua kelas (0,675 dan 0,985) > 0,05 sehingga dapat

    dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Uji

    homogenitas juga dilakukan dan mendapatkan hasil

    0,657, karena hasil yang didapatkan > 0,05 maka

    dinyatakan kedua data homogen. Setelah dilakukan

    kedua uji syarat di atas dilakukan uji-t dengan hasil t-

    hitung adalah 2,062 dengan standar defiasi 28.

    Sedangkan t-tabel untuk standar defiasi 28 pada taraf

    signifikansi 0,05 adalah 1,70, maka dari itu jelas

    bahwa hasil uji-t terdapat pada penolakan H0, sehingga

    H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan hasil

    belajar antara siswa yang menggunakan media

    pembelajaran video tutorial dengan siswa yang tidak

    menggunakan media pembelajaran video tutorial.

    4. SIMPULAN DAN SARAN

    Dari validasi media pembelajaran video tutorial

    yang dilakukan oleh 3 ahli yaitu 2 dosen dari

    Universitas Negeri Surabaya dan 1 guru SMK Negeri 1

    Madiun, didapat hasil validasi sebagai berikut. Dari

  • 5

    aspek Materi dan Soal mendapat hasil validasi sebesar

    91,625%, dari aspek Teknis mendapat hasil sebesar

    85,375%, dari aspek Instruksional Video mendapat

    86,066% dan dari aspek Bahasa mendapat nilai 83,3%.

    Dari keseluruhan aspek yang divalidasi didapat rata –

    rata sebesar 86,5915%, sehingga media pembelajaran

    video tutorial sesuai dengan hasil validasi termasuk

    dalam kategori sangat baik.

    Respon siswa terhadap media pembelajaran video

    tutorial dilakukan oleh 30 siswa. Siswa mengisi angket

    respon siswa setelah seluruh kegiatan belajar mengajar

    selesai dan setelah melihat dan mengamati media

    pembelajaran video tutorial. Dari penelitian yang telah

    dilakukan didapat hasil respon dari 9 indikator sebesar

    83,7%, sehingga respon siswa pada media

    pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori

    sangat baik.

    Dalam pengujian hasil belajar siswa pada penelitian

    ini sesuai dengan dengan Kompetensi Dasar yang

    diambil maka pengambilan hasil belajar siswa

    dilakukan dengan melakukan uji praktikum. Pada

    pengujian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok

    yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi

    perlakuan. Dari hasil yang didapat, kelompok yang

    tidak diberi perlakuan mendapat rata – rata nilai sebesar

    69,7 dan kelompok yang diberi perlakuan sebesar 75,7.

    Setelah melakukan uji syarat dan uji-t didapatlah hasil

    t-hitung sebesar -2,062 dengan standar deviasi 28 dan

    t-hitung 1,70, sehingga didapat hasil hipotesis dengan

    penerimaan H1 dan penerimaan H0, itu berarti terdapat

    perbedaan hasil belajar antara siswa yang tidak

    menggunakan media pembelajaran video tutorial

    dengan siswa yang menggunakan media pembelajaran

    video tutorial.

    Saran kami agar media pembelajaran ini digunkan

    sebaik – baiknya sehingga dapat membantu kegiatan

    belajar mengajar guru, sehingga mengurangi beban

    yang ditanggung oleh guru serta dapat meningkatkan

    tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa. Dan agar

    penelitian ini dilanjutkan lagi sehingga menjadi lebih

    baik, dan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

    5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

    Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).

    [2]. Sadiman, Arief S. R Rahardjo. Haryono, Anung. dan

    Rahardjito. (2007). Media Pendidikan Pengertian,

    Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

    [3]. Al Mamun, Abdullah. (2014). Effectiveness of Audio-

    Visual Aids in Language Teaching in Tertiary Level. Dhaka: BRAC University.

    [4]. Comiskey, David. Mc Cartan, Kenny. (2011). Video: An

    Effective Teaching Aid? An Architectural

    Technologist’s Perspective. CEBE Transactions, Vol. 8, pp 25-40.

    [5]. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan

    Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, hlm. 407, 409.

  • 6

  • 7

    Project Based Learning dalam Pembelajaran Materi Application

    Letter and Job Interview untuk Mendukung Daya Saing Mahasiswa

    Arik Susanti1*), Anis Trisusana2

    1 Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, UNESA, Surabaya. Email: [email protected] 2 Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, UNESA, Surabaya. Email: [email protected]

    *)Alamat korespondensi: Email: [email protected]

    ABSTRACT

    The purpose of this study was to describe the process of teaching learning using Project-Based Learning in

    the material Job Application Letter and Job Interview. When the PBL was implemented, the students worked in

    group to find job vacancy in the internet, magazine or newspaper, writing job application letter and conducting

    job interview. After they have finished, they presented and the teachers gave comments and suggestions. The results

    showed that PBL model was an effective way to be implemented in the process of teaching learning since it could

    encourage the students to increase their creativity, innovation, and critical thinking. Moreover, it could increase

    the students’ communication competence since they were used to deliver their ideas, arguments and opinion within

    the group. In short, the use of PBL can create the quality of human resources that are able to face and compete in

    the ASIAN Economic Society.

    Key Words: creative, life skills, students’ performance

    ABSTRAK

    Tujuan penulisan artikel ini adalah menggambarkan proses belajar mengajar Project Based Learning dengan

    tema Job Interview and Job Application Letter. Dengan menggunakan model PBL, mahasiswa secara

    berkelompok mencari lowongan pekerjaan, membuat surat lamaran kerja dan melaksanakan wawancara kerja.

    Setelah selesai mengerjakan projek yang telah ditentukan, mereka kemudian mempresentasikan hasilnya di depan

    kelas. Pengajar bertugas untuk memimpin diskusi dan memberikan saran atau komentar hasil projek mahasiswa

    yang telah dikerjakan. Penggunaan PBL dapat memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kreatif

    dan inovatif serta kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Selain itu, kemampuan berkomunikasi mahasiswa juga

    mengalami peningkatan. Mahasiswa menjadi terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya jika mereka

    mempunyai pendapat yang berbeda. Disimpulkan bahwa model PBL dapat menghasilkan sumber daya manusia

    yang berkualitas sehingga mereka mempunyai kesiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

    Kata kunci: kreatif, Life skills, kemampuan kinerja

    1. PENDAHULUAN

    Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

    (ASEAN Economic Community) dibutuhkan sumber

    daya manusia yang memiliki kompetensi yang

    mumpuni agar dapat bertahan dalam iklim kompetisi

    akhir-akhir ini. Tantangan ini harus segera direspon

    oleh segenap lapisan masyarakat agar masyarakat

    mempunyai kesiapan dalam menghadapi masyarakat

    ekonomi ASEAN. Untuk itu sumber daya manusia

    perlu ditingkatkan melalui berbagai macam

    ketrampilan baru dan kompetensi yang kompetitif.

    Perguruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing

    bangsa serta merupakan masyarakat berbasis

    pengetahuan sudah selayaknya memberdayakan

    generasi muda agar memiliki pola pikir kreatif dan

    inovatif dalam rangka memanfaatkan sumber daya

    yang ada. Diasumsikan bahwa bahwa setiap

    mahasiswa pasti memiliki daya tetapi terkadang

    mahasiswa tersebut kurang menyadarinya, atau

    bahkan belum menyadarinya. Untuk itu, daya dan

    kompetensi mahasiswa harus terus digali dan

    dikembangkan[1]. Dijelaskan bahwa pemberdayaan

    adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara

    mendorong, memotivasi, dan membangkitkan

    kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya

    untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses

    kemandirian menuju sikap dan tindakan kreatif dan

    inovatif. Dengan memiliki semangat dan karakter

    tersebut maka akan terjadi perubahan yaitu generasi

    muda siap untuk menghadapi persaingan bebas

    khususnya menghadapi MEA. Mereka diharapkan

    mampu menerapkan karkater tersebut sehingga

    mereka mampu bersaing secara efektif.

    Untuk itu dibutuhkan strategi yang dapat

    mendorong mahasiswa untuk memiliki sikap mental

    yang mandiri, kraetif, inovatif, bertanggung jawab dan

    tidak mudah menyerah[2]. Salah satu strategi yang

    digunakan adalah menggunakan model pembelajaran

    berbasis proyek (Project Based Learning) pada mata

    kuliah English Correspondence dengan tema menulis

    surat lamaran kerja (Job Application Letter) dan job

    Interview. Model pembelajaran berbasis proyek

    terbukti mampu meningkatkan prestasi akademik

    siswa atau mahasiswa[3]. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan

    pameran sejarah sehingga siswa tidak hanya

    meningkatkan kemampuan akaedmik tetapi juga

    mampu meningkatkan kemampuan interpersonal dan

    intra personal. Ini berarti model PBL tidak hanya dapat

    meningkatkan hasil belajar, kemampuan

    berkomunikasi serta mampu mengembangkan sikap

    membuat keputusan. Selanjutnya, model PBL juga

  • 8

    dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa,

    pembelajaran berbasis proyek terbukti memberikan

    hasil yang memuaskan terhadap hasil belajar siswa,

    yang mencakup akademik maupun sikap[4].

    Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya memiliki

    dampak positif terhadap prestasi dan sikap siswa

    dalam penerapan pembelajaran bahasa Inggris tetapi

    juga dapat memotivasi mahasiswa untuk

    menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata (sehari-

    hari). Pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan

    sebagai pembelajaran yang berpusat pada proses,

    relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit

    pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-

    konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan,

    disiplin ilmu atau lapangan[5].

    Berpijak dari hasil penelitian diatas maka

    pembelajaran English Correspondence dengan tema

    Job Application Letter dan Job Interview

    dikembangkan dengan model pembelajaran Project

    Based Learning (PBL). Dijelaskan bahwa

    pembelajaran Project Based Learning adalah metoda

    pembelajaran yang menggunakan proyek sehingga

    peserta didik akan melakukan eksplorasi, penilaian,

    interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

    menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar[6]. Model

    PBL merupakan model belajar yang menggunakan

    masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan

    dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

    pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

    Farida Musa[7] juga mendefinisikan bahwa model

    pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan yang

    menggunakan pembelajaran yang aktif dan inovatif

    bagi siswa karena model pembelajaran PBL dapat

    memotivasi mahasiswa untuk belajar secara mandiri

    dan berkelompok untuk menghasilkan sebuah produk.

    Model pembelajaran PBL juga menekankan proses

    belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang

    kompleks[8]. Fokus pembelajaran PBL terletak pada

    konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu

    disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi

    pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas

    bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa

    bekerja secara mandiri untuk mengkonstruksi

    pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya

    menghasilkan produk nyata.

    Penggunaan model PBL dapat memotivasi

    mahasiswa untuk menggunakan kemampuan

    berbahasa dalam bidang akademik maupun

    professional serta mampu mengimplementasikan

    dalam dunia nyata. Pembelajaran dengan model PBL

    juga dapatmengubah lingkungan belajar dan situasi

    kelas. Lingkungan belajar di kelas tidak lagi diatur

    oleh mata kuliah yang kaku, tetapi dikuasai oleh mata

    kuliah yang saling berhubungan dan membantu. Para

    mahasiswa belajar untuk mengembangkan

    keterampilannya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    Selain itu, pembelajaran model PBL juga dapat

    memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai

    macam keterampilan untuk memecahkan masalah.

    Untuk menumbuhkan dan mengembangkan

    kemampuan berpikir kreatif, inovatif dan mandiri

    maka diperlukan pembelajaran Project Based

    Learning[9] karena dalam pembelajaran PBL

    mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

    Gambar 1. Langkah-langkah Operasional

    Pembelajaran Berbasis Proyek

    Berikut ini dijelaskan langkah-langkah pembelajaran

    berbasis proyek:

    (1) penentuan pertanyaan mendasar (start with the essenal question); pembelajaran dimulai dengan

    pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat

    memberi penugasan peserta didik dalam melakukan

    suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan

    realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah

    investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik

    yang diangkat relevan untuk para mahasiswa, (2)

    mendesain perencanaan proyek (design a plan for the

    project); Perencanaan dilakukan secara kolaboratif

    antara pengajar dengan mahasiswa, dengan demikian

    mahasiswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas

    proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan

    main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung

    dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara

    mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin,

    serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses

    untuk membantu penyelesaian proyek, (3) menyusun

    jadwal (create a schedule); pengajar dan mahasiswa

    secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam

    menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara

    lain; (a) membuat timeline untuk menyelesaikan

    proyek, (b) membuat deadline penyelesaian proyek,

    (c) membawa mahasiswa agar merencanakan cara

    yang baru, (d) membimbing mahasiswa saat mereka

    menggunakan cara yang tidak berhubungan dengan

    proyek, dan (e) meminta mahasiswa untuk membuat

    penjelasan (reasoning) tentang pemilihan suatu cara,

    (4) memonitor siswa dan kemajuan proyek (monitor

    the students and the progress of the project); pengajar

    bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap

    aktivitas mahasiswa selama menyelesaikan proyek.

    Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi

    mahasiswa pada setiap proses. Dengan kata lain

    pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas

    siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat

    sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan

    aktivitas yang penting, (5) presentasi hasil (present the

    outcome); mahasiswa melakukan presentasi atas

    proyek yang telah mereka lakukan, mahasiswa yang

    lain memberikan umpan balik atas hasil yang telah

    dicapai. (6) mengevaluasi pengalaman (evaluate the

  • 9

    experience); pada akhir proses pembelajaran,

    pengajardan siswa melakukan refleksi terhadap

    aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

    Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun

    kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk

    mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama

    menyelesaikan proyek. Pengajardan siswa

    mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki

    kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada

    akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)

    untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

    tahap pertama pembelajaran[4].

    Dengan demikian, penggunaan model

    pembelajaran PBL menjadi lebihbermakna bagi

    mahasiswa karena pembelajaran ini lebih membangun.

    Berdasarkan bagan diatas dapat dijelaskan bahwa

    kegiatan pembelajaran diawali dengan upaya

    pengajardalam mengorganisasikan pikiran mahasiswa

    pada awal perkuliahan melalui serangkaian pertanyaan

    yang dapat memotivasi mahasiswa untuk mampu

    merumuskan sendiri masalah esensial yang akan

    dipecahkan secara induktif melalui investigasi proyek.

    Selama proses mencari jawaban atau memecahkan

    masalah, peran pengajar tetap dan masih diharapkan

    agar kinerja mahasiswa lebih terarah sesuai indikator

    yang diinginkan. Untuk itu PBL menjadi salah satu

    pilihan untuk diterapkan. Hal ini relevan dengan ciri

    khas pembelajaran bahasa dalam upaya

    menerapkan/mengimplementasikan bahasa dalam

    kehidupan nyata serta membangun dan menemukan

    jawaban atas sebuah permasalahan, yang sekaligus

    menjadikan temuannya sebagai karya/produk nyata.

    Pembelajaran dengan pendekatan ini bertujuan untuk

    mengaktifkan siswa sehingga kreativitas dan

    aktivitasnya menjadi lebih terarah. Selain itu

    pembelajaran dengan pendekatan Project Based

    Learning akan meningkatkan kemampuan hidup (life

    skills) mahasiswa ketika mereka terjun dimasyarakat.

    Life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan

    kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang

    sehingga mereka dapat hidup mandiri. Kecakapan ini

    dapat membantu peserta didik belajar bagaimana

    memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya sendiri

    dan mencapai tujuan di dalam kehidupannya. Ada 3

    ketrampilan yang dikembangkan sebagai berikut:

    a. Ketrampilan dasar yaitu ketrampilan berkomunikasi lisan, membaca, penguasaan

    dasar-dasar berhitung, ketrampilan menulis.

    b. Ketrampilan berfikir tingkat tinggi yaitu ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan

    belajar, ketrampilan berfikir kreatif dan

    inovatif, ketrampilan membuat keputusan.

    c. Karakter dan ketrampilan afektif yaitu tanggung jawab, sikap positif terhadap

    pekerjaan, jujur, hati-hati, teliti dan efisien,

    hubungan antar pribadi, kerjasama dan bekerja

    dalam tim, percaya diri danmemiliki sikap

    positif terhadap diri sendiri, penyesuaian diri

    dan fleksibel, penuh antusias dan motivasi,

    mampu bekerja mandiri tanpa pengawasan

    orang lain.

    Tentu saja, hal ini sejalan dengan konsep

    Kurikulum KKNI yang menghendaki setiap jurusan

    dapat memberikan kompetensi kepada peserta didik

    yang mereka hasilkan. Dengan kata lain output yang

    dihasilkan oleh suatu prodi dapat diserap oleh stake

    holders.

    Berdasarkan uraian di atas, artikel ini akan

    menjelaskan bagaimana penerapan pembelajaran

    English Correspondence dengan model Project Based

    Learning pada tema Job Application Letter dan Job

    Interview.

    2. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan

    yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana

    proses pembelajaran English Correspondence dengan

    tema Job Application Letter dan Job Interview

    berbasis model PBL diterapkan. Subjek penelitian ini

    adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

    yang mengambil mata kuliah English Correspondence

    dan berjumlah 24 mahasiswa. Instrumen yang

    digunakan adalah lembar observasi yang digunakan

    untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

    tersebut dapat terlaksana sehingga data yang

    diperooleh dalam bentuk angka dan tulisan yang

    kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan

    proses pelaksanaan pembelajarannya.

    3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Penelitian

    Berikut ini dipaparkan hasil penelitian tentang proses

    pelaksanaan pembelajaran English Correspondence

    dengan tema Job Application Letter dan Job Interview

    berbasis model PBL.

    Tabel 1. Pengamatan pengelolaan pembelajaran No Aspek yang diamati Skor

    I Kegiatan Pendahuluan

    a. Mempersiapkan dan membuka perkuliahan 4 b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

    c. Memotivasi mahasiswa 4

    d. Menginformasikan metode pembelajaran yang digunakan

    4

    II KEGIATAN INTI ( 80 Menit )

    a Mengajukan pertanyaan pembuka kepada mahasiswa untuk memulai pembelajaran.

    4

    b Pengajar mengidentifikasi masalah untuk

    melihat respon mahasiswa untuk setiap tujuan pembelajaran.

    4

    c Pengajar membagi kelas menjadi beberapa

    kelompok kecil untuk menciptakan produk /proyek pada sesuai dengan tujuan

    pembelajaran

    4

    d Pengajar membimbing kelompok bekerja dan belajar untuk menyiapkan produk yang

    dihasilkan, untuk memperoleh pengetahuan

    lebih lengkap dari proses pemecahan masalah, berpikir kreatif dan inovatif pada setiap tujuan

    pembelajaran untuk menghasilkan proyek

    4

    e Mahasiswa mempresentasikan produk yang

    dihasilkanpada tiap tujuan pembelajaran yang

    ditentukan, sebagai bahan diskusi kelas, yang

    4

  • 10

    No Aspek yang diamati Skor

    sebelumnya didiskusikan dalam kelompok belajar masing-masing.

    f Pengajar memimpin jalannya diskusi kelas

    secara terpimpin. Mahasiswa mencatat berbagai saran atau masukan atas produk yang telah

    dihasilkan.

    4

    III PENUTUP

    a. Pengajar memberikan penyimpulan dan

    penekanan terhadap perolehan pemahaman

    yang harus dikuasai mahasiswa

    3

    b. Pengajar menutup perkuliahan disertai dengan

    penjelasan kegiatan tambahan sebagai tugas

    terstruktur kepada mahasiswa untuk dikerjakan secara kelompok.

    4

    IV PENGELOLAAN WAKTU dan KBM

    a. Waktu sesuai dengan alokasi 4

    b. PBM Menampakkan ciri model PBL 4

    V SUASANA KELAS

    a. Mahasiswa antusias 4 1. Pengajar antusias 4

    Total skor 63

    Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan

    bahwa pelaksanaan pembelajaran English

    Correspondence dengan tema Job Application Letter

    and Job Interview untuk setiap butir aktivitas

    berkategori baik karena rata-rata mendapat nilai 4.

    Namun demikian, masih ada beberapa aktivitas yang

    mendapat nilai cukup baik yaitu untuk penyimpulan

    dan penekanan terhadap pemerolehan pemahaman

    yang harus dikuasi oleh mahasiswa. Pembelajaran

    English Correspondence yang telah dilakukan

    membuat mahasiswa dan dosen lebih antusias. Selain

    itu, pembelajaran yang telah dilaksanakan juga

    membuat mahasiswa lebih aktif untuk belajar karena

    pembelajaran lebih cenderung berpusat pada

    mahasiswa.

    3.2 Pembahasan

    Untuk dapat melaksanakan pembelajaran

    English Correspondence dengan model Project based

    Learning maka seorang pengajar atau pengajar harus

    melalui tahapan atau fase[4]. Pada kegiatan awal,

    seorang pengajar harus menjelaskan tujuan

    pembelajaran, model pembelajaran PBL dan proyek

    yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, yaitu

    membuat Job Application Letter and Job Interview.

    Selain itu, pengajar juga memotivasi mahasiswa

    dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut: What

    will you do after you graduate from this University?

    How do you get the information of job vacancy? Can

    you mention parts of job application letter?

    Setelah itu, mahasiswa mulai mencari job vacancy

    di internet, majalah, atau suurat kabar secara

    berkelompok. Kemudian mulai menyusun job

    application letter dan Curriculum Vitae (CV). Ini

    adalah contoh Job Application Letter dan Curriculum

    Vitae yang telah disusun oleh mahasiswa.

    Gambar 2. surat lamaran kerja

    Setelah itu, mahasiswa secara berkelompok

    membuat job interview. Job Interview yang dibuat

    dengan cara membuat video recording. Dengan

    membuat job interview mereka belajar secara nyata

    dan dapat mengurangi tingkat kecemasan mereka.

    Tentu saja, ini dapat meningkatkan kemampuan

    berkomunikasi mahasiswa. Hal ini sejalan dengan

    pemikiran Kamdi[9] yang menyatakan bahwa model

    PBL melibatkan mahasiswa dalam investigasi

    pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas

    bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa

    bekerja secara mandiri untuk mengkonstruksi

    pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya

    menghasilkan produk nyata.

  • 11

    Gambar 3. Daftar riwayat hidup

    Setelah itu, mahasiswa mempresentasikan

    atau mendemonstrasikan setiap produknya kepada

    kelompok lain, sedangkan pengajar memberi

    penilaian, saran atau masukkan pada hasil atau produk

    dari masing-masing kelompok. Hasil masukan dan

    penilaian dosen dijadikan dasar untuk melakukan

    revisi atas proyek yang sudah dibuat. Langkah terakhir

    adalah mengumpulkan proyek tersebut kepada dosen.

    4. SIMPULAN DAN SARAN

    Disimpulkan bahwa model pembelajaran

    dengan PBL dapat menarik dan minat mahasiswa

    untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil

    belajar mereka. Selain itu, pembelajaran juga menjadi

    lebih menarik serta dapat membantu mahasiswa untuk

    berpikir kreatif dan inovatif.Kemampuan kreativitas

    ini sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan

    zaman. Proses pembelajaran dengan PBL tidak hanya

    menekankan pada aspek kognitif tetapi juga

    menekankan pada asppek psikomotorik dan sikap.

    Mahasiswa belajar untuk menunjukkan kemampuan

    kinerja sesuai dengan topik yang diperolehnya.Mereka

    bekerja keras serta bertanggung jawab untuk

    memperoleh hasil yang maksimal. Disarankan setiap

    pengajar menggunakan proses pembelajarn yang

    menarik dan inovatif, khususnya PBL untuk

    menumbuhkan jiwa kreatif dan imajinatif. Proses

    pembelajaran juga menjadi lebih efektif dan efisien

    daripada penggunaan metode ceramah.

    5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Doppelt, Y., (2003). Implementation and

    Assessment of Project-Based Learning in a Flexible Environment, pp. 255–272.

    [2]. Efstratia, D., (2014). Experiential Education

    through Project Based Learning. Procedia - Social

    and Behavioral Sciences, Vol. 152, pp. 1256–1260.

    [3]. Ergül, N. R., & Kargın, E. K., (2014). The Effect of

    Project based Learning on Students’ Science

    Success. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 136, pp. 537–541.

    [4]. Grant, M. M., & Branch, R. M., (2005). Project-Based

    Learning In a Middle School: Tracing Abilities

    Through The Artifacts of Learning, Vol. 5191, pp. 65–98.

    [5]. Lasauskiene, J., & Rauduvaite, A., (2015). Project-

    Based Learning at University: Teaching

    Experiences of Lecturers. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 197, pp. 788–792.

    [6]. Musa, F., Mufti, N., Latiff, R. A., & Amin, M. M.,

    (2011). Project-based Learning: Promoting

    Meaningful Language Learning for Workplace

    Skills. Procedia-Social and Behavioral Sciences,Vol. 18, pp. 187–195.

    [7]. Wang, B. T., Teng, C. W., & Lin, Y. H., (2015). Let‘s

    Go Traveling – Project-Based Learning in a

    Taiwanese Classroom, Vol. 5, No. 2, pp. 84–88.

    [8]. Susanti, Arik dan Trisusana, Anis, (2014).

    Pengembangan Modul pembelajaran English

    Correspondence berbasis ICT untuk

    Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa

    Jurusan Bahasa Inggris. Surabaya: Laporan penelitian LPPM: Tidak dipublikasikan

    [9]. Kamdi, Waras, (2008). Project-Based Learning:

    Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Makalah.

    Disampaikan dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar

    Pengajar SMP dan SMA Kota Tarakan, 31 Oktober

    s.d. 2 November 2008.Universitas Negeri Malang.

    [10]. Susanti.Arik and Trisusana.Anis, (2014). Improving

    Student Motivation through ICT-based Module for

    English Correspondence. Makalah. Disajikan dalam

    International Conference & Language Festival tanggal

    12-13 Desember 2014 di Pusat Bahasa UNESA Surabaya.

  • 12

  • 13

    Penerapan Pelatihan Siaga Bencana dalam Meningkatkan Hard Skill

    dan Soft Skill Siswa SDN Satak 1 Kabupaten Kediri

    Asnawi1*), Supriyono2

    1. Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected]. 2.Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected]

    *) Alamat korespondensi: Email: [email protected]

    ABSTRACT

    The attitude of disaster awareness, especially for the schools needs to be done early. Isolation of the area and

    the lack of public knowledge of the school to the knowledge of the disaster became a major contributor to many

    victims due to volcanic eruptions. The school is the transformation of scientific media are most effective in

    absorbing and applying knowledge about natural disasters. Similarly coaching hard skills and soft skills in schools

    was conducted simultaneously and balanced through learning in class, this is in accordance with the

    recommendation of K-13. Therefore the aim of this study was to describe the effect on the value of disaster

    preparedness training hard skills and soft skills of students as a conscious effort to improve the attitude of the

    disaster. The research method is done by surveys, questionnaires and simulation. In this study, involved as many

    as 35 students from elementary class V. The results show (74.2%) students have a good hard skill to the

    understanding and mitigation of the volcanic eruptions. Likewise with disaster preparedness training can give a

    positive value to be soft skills (87.9%) students will their responsiveness in the face of volcanic eruptions that

    occurred.

    Key Words: training, disaster preparedness, hard and soft-skills students

    ABSTRAK

    Sikap sadar bencana khususnya bagi masyarakat sekolah perlu dilakukan sejak dini. Terisolasinya daerah

    serta minimnya pengetahuan masyarakat sekolah terhadap pengetahuan tentang kebencanaan menjadi faktor

    utama timbulnya banyak korban akibat bencana gunung berapi. Sekolah merupakan media transformasi ilmu

    pengetahuan yang paling efektif dalam menyerap dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bencana alam.

    Demikian halnya pembinaan hard skill dan soft skill disekolah dilaksanakan secara bersamaan dan seimbang

    melalui pembelajaran dikelas, hal ini sesuai dengan anjuran K-13. Oleh karena itu tujuan kajian ini adalah untuk

    mendiskripsikan pengaruh pelatihan siaga bencana terhadap nilai hard skill dan soft skill siswa sebagai upaya

    meningkatkan sikap sadar bencana. Metode penelitian dilakukan dengan survey, kuisioner dan simulasi. Dalam

    penelitian ini, dilibatkan sebanyak 35 siswa SD kelas V. Hasil penelitian menunjukkan (74.2%) siswa memiliki

    hard skill yang baik terhadap pemahaman serta mitigasinya terhadap bencana gunung berapi. Demikian halnya

    dengan pelatihan siaga bencana dapat memberikan nilai positif akan soft skill (87.9%) siswa akan sikap tanggap

    mereka dalam menghadapi bencana gunung berapi yang terjadi.

    Kata kunci: pelatihan, siaga bencana, hard dan soft-skill siswa

    1. PENDAHULUAN

    Kepulauan Indonesia terletak di pertemuan

    dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3

    gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda di bagian barat,

    Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur dan Gerakan

    Sirkum Australia[1]. Hal itu membuat Indonesia rawan

    gempa bumi dan letusan gunung api karena

    mempunyai banyak gunung api aktif. Konsekuensi

    logis yang akan kita terima dari bencana letusan

    gunung berapi adalah terjadi kedaruratan di berbagai

    aspek kehidupan antara lain lumpuhnya pemerintahan,

    rusaknya fasilitas pendidikan, terganggunya sistem

    komunikasi dan transportasi, lumpuhnya pelayanan

    umum. Disamping itu bencana letusan gunung api juga

    mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, hilangnya harta

    benda. Banyaknya korban jiwa pada setiap bencana

    alam pada umumnya disebabkan karena ketidak

    tahuan masyarakat tentang bencana dan bagaimana

    cara bertindak ketika terjadi bencana [2].

    Ketidaktahuan masyarakat tentang bencana

    dan bagaimana cara bertindak dapat diatasi dengan

    beberapa sumber belajar yang diperoleh baik dari

    media cetak atau elektronik. Sumber informasi dari

    kebencanaan juga dapat dipelajari dengan sendirinya,

    baik melalui pendidikan formal atau informal

    (pelatihan), hal ini dilakukan untuk meningkatkan hard

    dan soft skill siswa terhadap bencana yang terjadi

    sebagai upaya mereka untuk sikap tanggap bencana di

    daerahnya. Harapan dari pelatihan siaga bencana ini

    bisa memberikan kontribusi yang positif terkait

    banyaknya korban jiwa dalam setiap bencana di

    Indonesia, hal ini pula yang mendorong peneliti untuk

    segera menerapkan pendidikan kebencanaan di usia

    SD.

    Tanpa pendidikan kebencanaan, anak-anak akan

    tercerabut dari lingkungannya dan korban akan terus

    berjatuhan. Masyarakat khususnya siswa SD harus

    disadarkan bahwa mereka hidup di lingkungan alam

    yang rawan bencana alam, seperti gempa, letusan

  • 14

    gunung api, tsunami, dan tanah longsor. Cara paling

    efektif untuk menyadarkan itu adalah melalui

    pendidikan sejak usia dini. Anak-anak termasuk usia

    yang paling rentan saat terjadi bencana. Anak-anak

    usia SD memiliki kemampuan yang terbatas untuk

    mengontrol dan mempersiapkan diri mereka saat

    terjadinya bencana. Disamping itu rendahnya

    pemahaman tentang resiko-resiko yang ada

    disekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya

    kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi bencana.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

    korban jiwa dan kehilangan setiap tahun diperkirakan

    sekitar 66 juta anak diseluruh dunia terkena dampak

    bencana. Sementara itu, jutaan anak-anak yang

    selamat dari bencana, baik itu bencana alam atau

    bencana yang disebabkan oleh manusia, kehilangan

    rumah dan orang-orang yang dicintai. Mereka juga

    menderita luka-luka, mengalami kekerasan dan trauma

    psikologis [3].

    Upaya guna mengurangi tingkat potensi resiko

    bencana dapat dilakukan dengan berbagai upaya

    terkait mitigasi dan sikap sadar bencana khususnya

    bagi anak-anak SD. Oleh karenanya perlu dilakukan

    kajian tentang kerentanan bencana dan upaya mitigasi

    serta sikap sadar bencana di Indonesia. Oleh karena itu

    pelatihan siaga bencana sebagai implementasi

    penggunaan modul dilakukan untuk membangun sikap

    sadar bencana bagi siswa SD di daerah dampak

    bencana. Seperti kita ketahui usia anak SD memiliki

    tingkat resiko yang lebih besar jika dibandingkan

    dengan orang dewasa. Mereka bergantung pada orang

    yang lebih tua/dewasa untuk berbagai perlindungan

    dan dukungan terutama dalam situasi bencana. Hal ini

    diakibatkan tingkat juga perkembangan kognitif anak

    usia SD, dimana rasa kecemasan dan ketakutan saat

    terjadinya bencana sangat rendah. Hal ini sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan Herdwiyanti dkk.[3],

    mengenai perbedaan kesiapsiagaan dalam menghadapi

    bencana ditinjau dari tingkat self-efficacy anak usia

    SD di daerah bencana akan memberikan effect size

    yang kecil.

    Semestinya ketika siswa belajar soal gunung

    berapi, mestinya guru memberikan pemahaman yang

    mendalam, termasuk juga bagaimana mengantisipasi

    jika gunung meletus dan bagaimana membantu

    pascabencana. Demikian halnya terkait dengan

    kurikulum di Indonesia seharusnya diimplementasikan

    dalam materi pelajaran yang dekat dengan lingkungan

    peserta didiknya. Pendidikan di Indonesia seharusnya

    mengajarkan anak-anak didik untuk hidup harmonis

    bersama alam. Dengan pengetahuan lingkungan yang

    kuat, anak-anak akan mampu memanfaatkan potensi

    alam untuk kesejahteraan serta menjaga alam sebaik-

    baiknya guna mencegah terjadinya bencana atau

    kerugian yang lebih besar dari fenomena alam.

    Untuk menyelesaikan masalah tersebut,

    dipandang perlu adanya sebuah kegiatan bersama

    dengan pemerintah serta dinas terkait untuk

    merumuskan suatu kebijakan bagi pemerintah kota

    guna meningkatkan sikap tanggap dan sadar bencana

    bagi anak-anak sekolah (SD) utamanya di wilayah

    Desa Laharpang Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri

    yang memiliki potensi bencana yang paling besar saat

    gunung kelud meletus.

    2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pentingnya Pendidikan Kebencanaan Pada Masyarakat Sekolah

    Kegiatan pendidikan kebencanaan di Indonesia

    sebagaimana dimandatkan oleh Undang-undang No.

    24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana harus

    terintegrasi ke dalam program pembangunan,

    termasuk dalam sektor pendidikan. Demikian halnya

    menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

    No. 23 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan

    terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

    bangsa, dan Negara [4].

    Sebagai masyarakat yang bergerak dibidang

    pendidikan/sekolah memiliki peranan yang penting

    akan pendidikan kebencanaan pada siswa-siswa atau

    masyarakat sekolah. Perlu diperkenakan materi-materi

    kebencanaan sebagai bagian aktifitas dalam

    pembelajaran dikelas. Upaya untuk meningkatkan

    kesadaran adanya pendidikan kebencanaan

    masyarakat sekolah seharusnya dilaksakanakan

    dengan baik sebagai penentu kebijakan pemerintah

    dalam bidang pendidikan khususnya baik di pusat

    maupun daerah. Dengan harapan pada seluruh

    tingkatan yang ada pada masyarakat sekolah memiliki

    pemahaman yang sama akan pentingnya pendidikan

    kebencanaan tersebut.

    Pendidikan kebencanaan secara umum

    bertujuan untuk mengembangkan sikap tanggap

    bencana. Dengan berbagai materi, peserta didik dalam

    hal ini siswa sekolah/masyarakat sekolah diajak untuk

    sama-sama memahami besarnya potensi bencana

    masing-masing wilayah dan kemungkinan waktu

    terjadinya. Peserta didik juga diajarkan cara

    menyelamatkan diri sendiri dan dan membantu orang

    lain saat bencana terjadi. Selain itu, diberikan pula

    materi kesiapan mental untuk bertahan dalam kondisi

    bencana.

    Pendidikan kebencanaan dapat dilaksanakan

    melalui berbagai jenis pendidikan, baik formal,

    nonformal, maupun informal. Pendidikan

    kebencanaan secara formal dapat dilaksanakan secara

    terintegrasi ke dalam muatan kurikulum atau menjadi

    mata pelajaran sendiri yaitu muatan lokal.

    Penyelenggaraan pendidikan kebencanaan disesuaikan

    dengan dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah

    maupun daerah. Pelaksanaannya dapat bermitra

    dengan berbagai unit atau para pihak terkait sehingga

    tujuan dari pendidikan ini dapat tercapai secara

    optimal [4].

  • 15

    2.2 Peranan Lembaga Pendidikan/Sekolah dalam

    Pendidikan Kebencanaan

    Peran lembaga pendidikan atau sekolah

    merupakan tempat atau wahana yang strategis untuk

    pengembangan potensi peserta didik dalam hal

    pendidikan kebencanaan. Dalam lingkungan sekolah,

    peserta didik beraktivitas melalui proses pelayanan

    pedagogis untuk pengembangan berbagai

    pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.

    Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan

    yang menyenangkan, nyaman, dan aman untuk belajar

    bagi seluruh peserta didik, Kepala sekolah, guru,

    pegawai administrasi dan tenaga kependidikan

    lainnya. Berkenaan dengan implementasi pendidikan

    kebencanaan, sekolah sebagai suatu sistem pelayanan

    pedagogis bagi peserta didik harus didukung dengan

    kemampuan kepala sekolah untuk: (1) menumbuhkan

    semangat keunggulan secara intensif untuk

    meningkatkan mutu sekolah antara lain dengan

    membentuk budaya sadar bencana dan

    mengintegrasikan pendidikan kebencanaan ke dalam

    kurikulum sekolah; (2) membantu dan mendorong

    peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya

    secara optimal, dengan memberikan life skills

    pendidikan kebencanaan; (3) melaksanakan proses

    pembelajaran pendidikan kebencanaan secara efektif,

    menyenangkan,dan kontekstual; (4) mengajak

    stakeholders untuk bekerja bersama dalam

    meningkatkan mutu sekolah, khususnya berkenaan

    dengan implementasi strategi pendidikan

    kebencanaan; dan (5) melibatkan seluruh warga

    sekolah dalam pengambilan keputusan untuk

    implementasi strategi pendidikan kebencanaan di

    sekolah [4].

    Demikian halnya tidak kalah penting

    peramanan pemerintah dan masyarakat dilingkungan

    sekolah dalam pendidikan kebencanaan merupakan

    komponen yang sangat diperlukan untuk memberikan

    dukungan secara penuh dan langsung kepada lembaga

    pendidikan dalam implementasi pendidikan

    kebencanaan disekolah. Peranan pemerintah, baik

    pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi

    penanggung jawab dalam penyelenggaraan

    pendidikan, terutama dalam pendidikan kebencanaan

    dan pemaduannya dengan program pembangunan.

    Kebijakan pemerintah pusat dan daerah sangat

    menentukan akan keberhasilan pelaksanaan

    pendidikan kebencanaan.

    2.3 Peranan Hard dan Soft Skill Siswa dalam Kebencanan

    Hard skills dalam kegiatan kebencanaan

    merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,

    dan keterampilan teknis yang harus dikuasai bagi

    mereka yang berhubungan dengan bidang ilmu

    kebencanaan. Sementara itu, soft skills adalah

    keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan

    orang lain dalam segala sesuatu yang terkait dengan

    masalah kebencanaan dan keterampilan dalam

    mengatur dirinya sendiri dalam menangani bencana

    secara maksimal. Soft skill dalam kebencanaan bisa

    dimaknai sebagai keterampilan yang digunakan dalam

    berhubungan serta bekerjasama dengan orang lain

    dalam menangani permasalahan bencana.

    Keterampilan-keterampilan yang dimasukkan

    dalam kategori soft skills bagi masyarakat khususnya

    bagi masyarakat sekolah dalam menangani bencana

    adalah :a) Inisiatif siswa selaku masyarakat sekolah

    dalam menanggulangi dan mencegah terjadinya

    bencana b). Memoti