Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISBN : 978-602-0951-13-3
Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian
Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Subtema
Inovasi Pendidikan
Surabaya, 27 Nopember 2016
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya
SEMNAS PPM 2016
Buku – 1
Tema Inovasi Dan Hilirisasi Hasil Penelitian
Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Subtema Inovasi Pendidikan
Surabaya, 27 November 2016
Penerbit :
Fakultas MIPA – Universitas Negeri Surabaya
TIM EDITOR I Wayan Susila Suroto Tukiran
DESIGN LAYOUT
Agus Prihanto
PENYUNTING Bayu Agung Prasodi Biyan Yesi Wilujeng Ainul Khafid Andika Pramudya Wardana Yudo Chandrasa Wirasadewa
TIM REVIEWER
Darni A. Grummy Wailanduw Andre Dwijanto Witjaksono Titik Taufikurohmah Najlatun Naqiyah
Diterbitkan oleh : FAKULTAS MIPA - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Gedung D-1 UNESA Kampus Ketintang Jln. Ketintang Surabaya - 60231 Telp. 031-8280009 Email : [email protected] Cetakan Pertama – Nopember 2016
ISBN :
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
mailto:[email protected]
i
SAMBUTAN KETUA PANITIA PADA SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Bismillahir rohmannir rohiim
Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokhatuh
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua
Yth. Bapak Rektor Universitas Negeri Surabaya, Bapak Prof. Dr. Warsono, M.S.
Yth. Ibu Wakil Rektor Bidang Akademik, Ibu Dr. sc. agr. Yuni Sri Rahayu, M.Si.
Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Drs. Tri Wahatnolo, M.Pd, M.T.
Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Bapak Dr. Ketut Prasetyo, M.S.
Yth. Bapak Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Perencanaan, Bapak Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.
Yth. Bapak Prof. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(DRPM), Kemenristekdikti, selaku narasumber
Yth. Bapak Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd, pemerhati pendidikan dan sekaligus narasumber
Yth, Bapak Tritan Saputra, S.T., M.H. Ketua Komite Tetap Pengembangan Usaha Elektronika Bidang Industri
Kreatif dari KADIN Jatim sekaligus sebagai narasumber
Yth. Bapak Ibu para Dekan selingkung Unesa,
Yth. Bapak Direktur Pascasarjana Unesa,
Yth. Bapak Ketua LP3M Unesa,
Yth. Bapak Ketua dan Sekretaris LPPM Unesa, dan
Bapak ibu semua kepala dan sekretaris pusat di LPPM Unesa, serta bapak ibu peserta Seminar Nasional Hasil
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2016 yang diselenggarakan di Best Western
Papilio Hotel, Jl. A. Yani, Surabaya, yang berbahagia dan saya banggakan.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga kita semua bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal
afiat dan tak kurang suatu apapun.
Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan direktur pascasarjana serta pimpinan
unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya hormati,
Kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2016 (SEMNASPPM
2016) ini merupakan kegiatan yang secara rutin diselenggarakan oleh LPPM Unesa Surabaya yang biasanya jatuh
pada bulan Oktober atau Nopember tiap tahunnya. Kegiatan Seminar Nasional kali ini dilakukan dengan
mengusung tema: Inovasi dan Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Kesejahteraan Masyarakat. Adapun tema
pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi sub tema, yaitu: 1) Inovasi Pendidikan, 2) Konservasi, Sains dan
Teknologi, 3) Kualitas Hidup dan Pengembangan Sumber Daya, 4) Seni, Budaya, dan Kemasyarakatan,
dan 5) Ekonomi dan Manajemen. Dengan diversitas subtema yang diangkat ini, maka kegiatan seminar ini
diharapkan dapat memberikan banyak wahana, wacana, dan warna pengetahuan dan keilmuan yang lain dan yang
baru sehingga dapat memberikan stimuli untuk berkreasi dan berkarya bagi para dosen dan/atau peneliti ataupun
profesi lainnya baik di lingkup kemenristekdikti dan/ataupun lingkup lainnya.
Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan bapak direktur pascasarjana serta
pimpinan unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya muliakan,
Untuk dapat mencapai dan sekaligus memperkaya wahana, wacana, dan warna pengetahuan dan keilmuan yang
baru tersebut, kami telah mengundang para narasumber yang sangat berkompeten, yaitu bapak Prof. Ocky Karna
Radjasa, M.Sc., Ph.D., bapak Prof. Dr. Muchlas Samani, M.pd., dan bapak Tritan Saputra, S.T.,M.H., dimana
diantara mereka sudah berada ditengah-tengah kita. Dengan kompetensi, kepakaran dan pengalaman dari masing-
masing narasumber, tentu kami sangat yakin akan banyak wacana dan warna informasi penting lainnya yang kita
dapatkan hari ini yang tentu pula sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan tingkat profesionalitas kita
sebagai seorang dosen dan/ataupun peneliti atau profesi lainnya.
Bapak Rektor, ibu bapak Wakil Rektor, bapak ibu pimpinan fakultas dan direktur pascasarjana serta pimpinan
unit kerja lainnya selingkung Unesa serta bapak ibu hadirin peserta seminar yang saya banggakan,
Perkenankan pada kesempatan ini, kami melaporkan bahwa peserta Seminar Nasional Hasil Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2016 ini dihadiri oleh sekitar 219 orang, yang terdiri dari 3 narasumber, 13
undangan, 149 pemakalah yang terdiri dari 64 pemakalah oral, dan sisanya pemakalah poster, serta 25 orang
ii
panitia. Sesungguhnya, pada satu dua minggu terakhir menjelang hari pelaksanaan seminar ini masih banyak
dosen/peneliti atau mahasiswa yang berkeinginan kuat untuk mengirimkan abstrak dan sekaligus sebagai
pemakalah. Namun, karena keterbatasan tenaga dan pikiran kami, dengan amat terpaksa dan sangat menyesal kami
harus menutupnya. Untuk itu, kami mohon maaf.
Selanjutnya, kami berharap kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun
2016 ini dapat berlangsung dengan baik, lancar dan sukses. Kami juga mengharapkan partisipasi peserta seminar
ini untuk aktif menggunakan momentum dan event ini guna memperoleh banyak wahana, wacana, dan informasi
lain yang sangat bermanfaat dan tentu ikut memperlancar kegiatan seminar nasional ini. Event seminar nasional
ini tentu menjadi ajang silaturahmi bagi bapak ibu semua sekaligus memberikan ruang dan wadah untuk saling
bertukar pikiran dan informasi yang saling menguntungkan serta memberikan kesempatan membangun dan
menjalin kerjasama di antara kita ke arah yang lebih.
Pada kesempatan ini pula, mohon dengan hormat bapak Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S. berkenan untuk
memberikan sambutan dan arahan terkait tema dalam kegiatan seminar ini dan sekaligus berkenan membuka
secara resmi acara seminar nasional ini.
Demikian, bapak ibu hadirin semua yang bisa saya sampaikan dan laporkan, mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan.
Wa billahi taufik wal hidayah war ridho wa innayah
Wassalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokhatuh
Maturnuwun
Surabaya, 27 November 2016
Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Tukiran, M.Si.
iii
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Assalamu alaikum wr, wb.
Teriring ungkapan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, pagi hari ini kita bertemu dalam kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi perjalanan dan kemajuan bangsa ini yaitu Seminar Nasional hasil penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat Universitas Negeri Surabaya tahun 2016. Kegiatan ini terlaksana berkat rahmat dan hidayah
dari Allah Swt.
Para peserta seminar yang saya hormati,
Salah satu tujuan dari perguruan tinggi adalah menjamin agar mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat mencapai target sesuai yang ditetapkan oleh Standar Nasional Perguruan Tinggi. Terdapat 8
Standar nasional perguruan tinggi dibidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu standar hasil,
standar isi, standar proses, standar penilaian, standar peneliti dan pelaksana pengabdian, standar sarana dan
prasarana, standar pengolahan, dan standar pendanaan dan pembiayaan. Delapan standar tersebut merupakan
pedoman dan sekaligus target capaian yang harus diupayakan oleh perguruan tinggi yang disesuaikan dengan visi
dan misi masing masing perguruan tinggi.
Standar hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bermuara pada pengembangan IPTEK yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Untuk mencapai hal tersebut, harus diketahui akar
permasalahan dan dan dicarikan peluang serta pemecahannya. Tugas seorang peneliti dan pelaksana pengabdian
kepada masyarakat adalah menggali, mengidentifikasi, dan menganalisis akar permasalahan tersebut dengan
didasarkan kepakaran yang dimilikinya serta berkolaborasi dengan stakeholder terkait.
Seorang peneliti perlu memiliki kecerdasan dalam memetakan tipologi, karakteristik setiap kelompok masyarakat
serta memiliki kemampuan memprediksi dampak yang ditimbulkan dari setiap pelaksanaan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena setiap wilayah dan kelompok masyarakat memiliki karakteristik yang
berbeda maka diperlukan treatment yang berbeda pula. Wilayah Indonesia memiliki potensi yang luar biasa baik
dari sumber daya alam, budaya, dan manusia. Potensi tersebut sangat memungkinkan untuk diberdayakan menjadi
sebuah kekuatan yang dahsyat untuk membangun bangsa dan menyejahterakan masyarakat. Formula yang
ditawarkan adalah inovasi, kreatif, dan produktif berbasis kajian ilmiah dalam bentuk empiris dan pemodelan.
Sehingga hasil penelitian aplikatif dan solutif, tidak hanya menjadi koleksi, tetapi bernilai dan bermanfaat langsung
pada masyarakat. Program hilirisasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dicanangkan
pemerintah perlu mendapat dukungan penuh. Kehadiran para peneliti dan pengabdian kepada masyarakat sudah
sangat ditunggu oleh warga bangsa ini.
Dilain pihak, sebagai sebuah lembaga tinggi “techno park” bagi Universitas Negeri Surabaya bukan hanya sebuah
mimpi tetapi merupakan target dan sasaran yang harus diupayakan agar bisa menjadi perguruan tinggi berkelas
dunia. Berbekal keahlian dan kepakaran yang terus dikembangkan para dosen-dosen Unesa berangsur mampu
mencetak interpreneurship di dalam dan diluar lingkungan kampus.
Seiring harapan tersebut sangat tepat jika seminar ini mengambil tema Inovasi dan hilirisasi hasil penelitian untuk
kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih mengoptimalkan dan operasional tema tersebut ditetapkan sub tema
seminar tahun ini adalah sebagai berikut: 1) Inovasi pendidikan, 2) Konservasi, sains, dan teknologi, 3) Kualitas
hidup dan sumber daya, 4) Seni, budaya, dan kemasyarakatan, 5) Ekonomi dan manajemen. Kiranya dengan 5 sub
tema tersebut dapat memberikan kontribusi Universitas Negeri Surabaya terhadap pembangunan bangsa dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bapak, Ibu peserta seminar yang saya hormati.
Selamat berseminar dan semoga sukses. Semoga kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas bapak ibu sekalian
mendapat balasan dari Allah Swt, yang berlipat lipat dikemudian hari.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Surabaya, 27 November 2016
Rektor
Universitas Negeri Surabaya
iv
v
SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
LPPM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Pelindung : Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor)
Penasihat : 1. Dr. rer.nat. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (WR Bid.Akademik)
2. Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. (WR Bid. Umum Keuangan)
3. Dr. KetutPrasetyo, M.S. (WR Bid. KemahasiswaandanAlumni)
4. Prof. DjodjokSoepardjo, M. Litt. (WR Bid. Kerjasama)
PenanggungJawab : Prof. Dr. Ir. I WayanSusila, M.T.
Ketua : Prof. Dr. Tukiran, M.Si.
Wakil : Drs. Suroto, M.A., Ph.D.
Sekretaris : 1. Dr. NajlatunNaqiyah, M.Pd.
2. Dr. Nurkholis, M.Kes.
Bendahara : 1. Dr. Rindawati, M.Si.
2. ZulaikhahAbdullah, S.E.
Kesekretariatan : 1.Dra. Ec. Nurmika Simanullang, M.Pd.
2. IkaPurnamaWati, A.Md.
I T : 1. Wiyli Yustanti, S.Si., M.Kom.
2. Agus Prihanto, S.Kom, M.T.
Dana/Akomodasi : 1. Dr. Grummy W., M.T.
2. SitiNurulHidayati, S.Pd.,M.Pd.
Dokumentasi : Moch. Suyanto
NaskahdanProsiding : 1. Dr. Andre W., M.Si.
2. Dr. TitikTaufikurrohmah, M.Si.
Humas/Publikasi : 1. Prof. Dr. Darni, M.Hum.
2. Drs. BudihardjoA.H., M.Pd.
Acara/Sidang/Narasumber : 1. Prof. Dr. Hj. SitiMaghfirotunAmin, M.Pd.
2. Dian Savitri, S.Pd.,M.Pd.
Umum/Perlengkapan : 1. Amalia Rachel Manoppo, S.H.
2. Parni
Konsumsi : 1.NurHartatik, S.E.
2. Yulia Sukmawati, S.Pd
.
vi
vii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KETUA PANITIA ............................................................................................................................ i
SAMBUTAN REKTOR ........................................................................................................................................ iii
SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... vii
Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Mata Pelajaran Teknik Pemrograman Tav Kelas X SMK
Negeri I Madiun ...................................................................................................................................................... 1
Ahsan Muzakki1*), Fulca Ugratara K.P.2 ............................................................................................................. 1
Project Based Learning dalam Pembelajaran Materi Application Letter and Job Interview untuk Mendukung
Daya Saing Mahasiswa ........................................................................................................................................... 7
Arik Susanti1*), Anis Trisusana2 .......................................................................................................................... 7
Penerapan Pelatihan Siaga Bencana dalam Meningkatkan Hard Skill dan Soft Skill Siswa SDN Satak 1
Kabupaten Kediri .................................................................................................................................................. 13
Asnawi1*), Supriyono2 ....................................................................................................................................... 13
Penerapan Multimedia dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning–Pbl) pada
Matakuliah Struktur Data ...................................................................................................................................... 17
Bambang Sujatmiko1*), Rina Harimurti2, Anita Qoiriah3 .................................................................................. 17
Peningkatan Kemampuan Guru SMK Negeri Wonosalam Jombang melalui Pelatihan Pembuatan Proposal PTK
.............................................................................................................................................................................. 25
Choirul Anna Nur Afifah1*), Siti Sulandjari2, Veni Indrawati3 ......................................................................... 25
Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills ....... 31
Danang Tandyonomanu1*), Damajanti Kusuma Dewi2 ..................................................................................... 31
The Influence of Inquiry Based Learning on Students' Knowledge of Control Systems ...................................... 35
Diah Wulandari 1*), Muhamad Syariffuddien Zuhrie 2 ...................................................................................... 35
Validitas dan Kepraktisan Video Pembelajaran Pendekatan Saintifik Berorientasi Project Based Learning ....... 39
Endang Susantini1*), Tjipto Prastowo2, Abdul Kholiq3, Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah4 ........ 39
Penggunaan Trainer Aksi Dasar Sistem Kontrol untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Teknik Elektro
Unesa pada Mata Kuliah Dasar Sistem Pengaturan .............................................................................................. 47
Endryansyah1*), Puput Wanarti Rusimamto2, Mochammad Rameli3, Eko Setijadi4 ......................................... 47
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web di SMK Kota Surabaya ....................................................... 53
Hapsari Peni1*), Puput Wanarti2, Euis Ismayati3, Yuni Yamasari4 .................................................................... 53
IbM MGMP PPKn dan IPS dalam Mengembangkan Asesmen Otentik di Kota Surabaya ................................... 61
Harmanto1*), I Made Suwanda2 ......................................................................................................................... 61
Pengembangan Perangkat pembelajaran berbasis peta konsep no condition untuk memperkuat daya tahan
(retensi) keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa pendidikan kimia pada materi pokok Keisomeran ...... 67
Ismono1*), Tukiran2, Suyatno3 ........................................................................................................................... 67
Keterampilan Kepala Sekolah dalam Evaluasi Hasil Peningkatan Keunggulan Pembelajaran ............................ 73
Karwanto1*) ....................................................................................................................................................... 73
Pengaruh Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Melalui Blended Learning
Berbasis Web ......................................................................................................................................................... 79
Kusumawati Dwiningsih1*), Sukarmin2, Muchlis3 ............................................................................................ 79
Pengembangan Strategi Pembinaan Minat, Bakat, dan Potensi KarirMahasiswa Prodi Sastra Inggris 2014 dan
2015 ...................................................................................................................................................................... 83
Mamik TW1*), Pratiwi R2, M.Khoiri3 ................................................................................................................ 83
viii
Pengembangan Model Pendidikan Guru Bidang Sains dan Teknologi di Era Digital .......................................... 91
Muchlas Samani1*), Mochamad Cholik2, I.G.P. Asto Buditjahjanto3. ............................................................... 91
Pengembangan Model Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kurikulum 2013 untuk Membantu Mengatasi
Kesulitan Guru-Guru SMP di Surabaya ............................................................................................................... 99
Muhajir1*), Nunuk Giari2, Marsudi3 .................................................................................................................. 99
Bimbingan dan Konseling Komprehensif bagi Konselor untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial ................... 109
Najlatun Naqiyah1*) ......................................................................................................................................... 109
Peningkatan Profesionalisme Guru – Guru SD di Daerah Tertinggal Melalui Pengembangan Peraga Matematika
Berbasis Bahan Lokal di Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur ............................................................... 115
Ninik Wahju Hidajati1*) ................................................................................................................................... 115
Media Trainer Praktikum Untuk Penunjang Mata Kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi Mahasiswa Teknik
Elektro FT-UNESA............................................................................................................................................. 123
Nurhayati1*), Eppy Yundra2 ............................................................................................................................. 123
Profil Mahasiswa Dalam Kegiatan Perkuliahan Model Sorogan-Bandongan Materi Mekanisme Reaksi Kimia
Organik ............................................................................................................................................................... 129
Rinaningsih1*), Suyatno2, Ismono3 .................................................................................................................. 129
Pendampingan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Bagi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten
Bojonegoro .......................................................................................................................................................... 133
Rini Setianingsih1*), Manuharawati2, Abdul Haris Rosyidi3 ........................................................................... 133
Modul Sebagai Alat Bantu Siswa Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Soal Olimpiade Matematika Berbahasa
Inggris ................................................................................................................................................................. 139
Slamet Setiawan1*), Ahmad Munir2, Budi Priyo Prawoto3, Dian Rivia Himawati4......................................... 139
Maket Multimedia Interaktif untuk Menanamkan Penguasaan Konsep Lingkungan Sekolah Siswa Tunanetra 145
Sri Joeda .......................................................................................................................................................... 145
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Materi Listrik
Siswa Kelas VI SD-SMP Satu Atap Singosari Malang....................................................................................... 153
Titin Sunarti1*), Endang Susantini2, Beni Setiawan3 ....................................................................................... 153
Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Menggunakan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Membuat Busana Anak Siswa Kelas X SMKN 3 Pamekasan ................................................................ 157
Tri Mutmainnah1*), Fadlilah Indira Sari2 ......................................................................................................... 157
Pengembangan Terapi Holistik dalam Menangani Gangguan Sosial Emosional Siswa Sekolah Dasar ............. 165
Wiwik Widajati1*), Siti Mahmudah2 ................................................................................................................ 165
Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa SDN Jono I, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro Melalui
Kegiatan Pembiasaan Membaca Berjenjang ....................................................................................................... 173
Moh. Zamzuri.................................................................................................................................................. 173
Pengembangan Media Pembelajaran Teknik Pemesinan Berbantuan Komputer Yang Efektif Di SMK ........... 179
Yunus1*), Iskandar2 .......................................................................................................................................... 179
Respon Pembaca Pada Majalah Emerald Mahasiswa Jurusan Bahasan dan Sastra Inggris ............................... 187
Diana B.D.1, Mamik Tri Wedawati2*), Adama Damanhuri3 ............................................................................ 187
Pengembangan Instrumen Pengukuran Kadar Keguruan (Tingkat Kompetensi) Mahasiswa Calon Guru dan Guru
PJOK Indonesia .................................................................................................................................................. 193
Suroto1*) .......................................................................................................................................................... 193
Implementasi Model Index Card Match pada Mata Pelajaran Akuntansi ........................................................... 203
Rochmawati1*), Agung Listiadi2, Suci Rohayati3 ............................................................................................ 203
1
Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Mata Pelajaran
Teknik Pemrograman Tav Kelas X SMK Negeri I Madiun
Ahsan Muzakki1*), Fulca Ugratara K.P.2 1 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UNESA, Surabaya. Email: [email protected] 2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UNESA, Surabaya. Email: [email protected]
*) Alamat Korespondesi: Email: [email protected]
ABSTRACT
Medium of learning developed in this study is the media Video Tutorial. Video Tutorial is a method of
transferring the knowledge transmitted or formed in the moving image format. Interest Video Tutorial Learning
Media development is to increase students' understanding of and interest in the subjects Programming Techniques
in SMK Negeri 1 Madiun, and so that teachers can teach more effective, efficient and enjoyable. The method used
is a research method Reaseach and Development. The data collected is data validation learning media, student
responses and test student learning outcomes. Validation of learning media used to obtain the feasibility of the
learning media. Student responses used to determine students' response to instructional media. The test is used to
determine the learning results obtained after the use of instructional media. From the research that has been done
obtained the following results. The results of the validation involving three Validator obtain the results of
85.5915%, so the validity of instructional media video tutorial included in the excellent category. The results of
students' response to media instructional video tutorial obtain the results of 83.7%, so it can be concluded media
instructional video tutorial to get a very good response from students. The results of the study conducted in this
study were taken from the two groups, without treatment and with treatment group. Without treatment group
gained an average yield - average 69.7, while the treatment group gained 75.7 result. After the t-test results
diperolehlah t-test and t-table -2.062 -1.70, thus consistent with the hypothesis that has been made, then declared
there are differences in learning outcomes between the groups without treatment and with treatment group.
Keywords: instructional media, video tutorials, research and development
ABSTRAK
Media pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media Video Tutorial. Video Tutorial
adalah metode pentransferan ilmu pengetahuan yang dikirimkan atau dibentuk dalam format gambar bergerak.
Tujuan pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial adalah untuk meningkatkan pemahaman dan minat
siswa pada mata pelajaran Teknik Pemrograman di SMK Negeri 1 Madiun, serta agar guru dapat mengajar
dengan lebih efektif, efisien dan menyenangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
Reaseach and Development. Data yang dikumpulkan adalah data validasi media pembelajaran, respon siswa dan
tes hasil belajar siswa. Validasi media pembelajaran digunakan untuk memperoleh kelayakan dari media
pembelajaran tersebut. Respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran.
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang didapat setelah menggunakan media pembelajaran. Dari
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil validasi yang melibatkan tiga Validator
memperoleh hasil 85,5915%, sehingga kevalidan dari media pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori
sangat baik. Hasil respon siswa terhadap media pembelajaran video tutorial memperoleh hasil 83,7%, sehingga
dapat disimpulkan media pembelajaran video tutorial mendapatkan respon yang sangat baik dari para siswa.
Hasil belajar yang dilakukan dalam penelitian ini diambil dari dua kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan
dan kelompok dengan perlakuan. Kelompok tanpa perlakuan memperoleh hasil rata–rata 69,7, sedangkan
kelompok dengan perlakuan memperoleh hasil 75,7. Setelah dilakukan uji-t maka diperoleh hasil t-hitung -2,062
dan t-tabel -1,70, sehingga sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat, maka dinyatakan terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelompok tanpa perlakuan dan kelompok dengan perlakuan.
Kata kunci: media pembelajaran, video tutorial, penelitian dan pengembangan
1. PENDAHULUAN
Pengembangan media pembelajaran adalah suatu
hal yang sering dilakukan pada dunia pendidikan.
Suatu inovasi memang suatu hal yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.
Pentingnya pendidikan disebutkan dalam UU No. 20
tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan
nasional[1] dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Perkembangan teknologi yang terjadi di era global
ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi juga
banyak mempengaruhi manusia pada umumnya. Maka
dari itu manusia pun juga dituntut untuk bisa mengikuti
perkembangannya. Perkembangan teknologi pun juga
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
2
merambah dunia pendidikan dalam bentuk berbagai
macam media – media pendidikan, yang mana bisa
menunjang proses belajar siswa.
Masalah di lapangan yang kami dapatkan antara
lain: (1) adanya kesulitan dalam mempelajari materi
Teknik Pemrograman, (2) intruksi pelajaran yang
kurang jelas, (3) bentuk pembelajaran yang masih
dianggap sulit untuk dipahami, (4) tidak adanya media
yang menunjang pembelajaran siswa khususnya Video
Tutorial, (5) kebutuhan akan suasana pembelajaran
yang lebih efektif, efisien dan menyenangkan.
Dengan latar belakang yang sudah dipaparkan di
atas maka media pembelajaran Video Tutorial
diharapkan dapat mendukung pembelajaran yang ada
di SMK Negeri 1 Madiun. Media pembelajaran video
tutorial adalah media pembelajaran yang
menggunakan video sebagai media penunjang proses
pembelajaran. Media video memiliki beberapa
kelebihan yaitu dapat menampilkan visual dan audio,
menarik perhatian dan menghemat waktu[2] dalam
jurnalnya menyatakan:
Marshall (2002) cites the conclusions of Wiman
and Mierhenry (1969), extending Dale’s “Cone of
Experience,” that: people will generally remember:
10% of what they read, 20% of what they hear, 30% of
what they see, 50% of what they hear and see.
Dari kutipan diatas maka dapat diketahui dengan
melihat dan mendengar manusia lebih mudah dalam
mengingat. Al Mamun[3] dalam jurnalnya juga
memaparkan:
It (video) makes the classroom interesting
removing the monotony of the learners. Moreover, it
helps the learners to generate ideas for discussion. It
makes the class more interactive and effective.
Jadi, video dapat menjadikan kelas lebih menarik,
interaktif dan efektif. Sehingga dari beberapa
pemaparan ahli di atas digunakanlah media Video
Tutorial dalam penelitian ini.
Comisky dan McCartan[4] dalam penelitian
mereka yang berjudul “Video: An Effective Teaching
Aid? An Architectural Technologist’s” juga
menyebutkan bahwa 96% siswa memberikan respon
yang baik pada media pembelajaran video tutorial.
Dari pemaparan di atas maka dirumuskan beberapa
tujuan penelitian, yaitu (1) Mengetahui kelayakan
media pembelajaran video tutorial untuk mata
pembelajaran teknik pemrograman. (2) Mengetahui
respon siswa SMK Negeri 1 Madiun terhadap video
tutorial mata pelajaran teknik pemrograman. (3)
Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan media pembelajaran Video Tutorial
dengan yang tidak.
Pembuatan media pembelajaran video tutorial
dilakukan dengan menggunakan software Camtasia
Studio. Software Camtasia Studio berfungsi untuk
merekam layar komputer dengan bentuk video.
Camtasia Studio dipilih karena tidak hanya dapat
merekam layar komputer, tetapi dapat juga merekam
suara yang masuk seperti suara dari mikrofon, suara
keyboard ataupun suatu klik dari mouse. Perekaman
dengan menggunakan Camtasia Studio dilakukan
dengan menggunakan fitur Camtasia Recorder yang
akan merekam layar komputer, suara serta pointer dari
mouse yang digerakkan. Setelah perekaman selesai
maka hasil dari rekaman bisa langsung dijadikan file
video ataupun di edit terlebih dahulu dengan Camtasia
Studio untuk memberikan efek lebih atau hanya untuk
mengurangi atau menambah video hasil rekaman.
Jenis file video yang dapat dihasilkan oleh software
Camtasia Studio adalah MP4, WMV, MOV dan AVI.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian Reseach and Development
(R&D). Metode penelitian Reseach and Development
adalah metode penelitian yang dilakukan untuk
menghasilkan produk tertentu, yang kemudian
diujikan keefektifan produk tersebut[5]. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian Research and
Development karena penelitian ini menghasilkan
sebuah produk berupa media pembelajaran video
tutorial.
Penelitian Pengembangan media pembelajaran
video tutorial Teknik Pemrograman akan dilaksanakan
di SMK Negeri 1 Madiun kelas X TAV 2.
Penelitian Research and Development (R&D)
memiliki 10 langkah[5]. 10 langkah tersebut dimulai
dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,
revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk,
sampai produksi massal.
Gambar 1. Langkah – langkah penelitian R&D.
Dalam penelitian ini kesepuluh langkah tidak
digunakan seluruhnya. Ini karena penelitian ini
hanyalah penelitian terbatas dan tidak untuk
diproduksi secara massal (produk yang dihasilkan
hanyalah contoh atau produk awal). Dengan itu
tahapan penelitian ini diringkas menjadi tujuh tahap,
yaitu:
3
Gambar 2. Langkah – langkah penelitian yang
dilakukan.
Uji coba pada kelas TAV 2 SMK Negeri 1
Madiun, dilakukan dengan membagi menjadi kelas
tersebut menjadi dua kelompok, 1 kelompok
eksperimen dan 1 kelompok kontrol.
Uji coba dilakukan dengan menerangkan bab
Looping dari mata pelajaran Teknik Pemrograman
yang kemudian dilanjutkan dengan mengadakan tes
praktikum di lab komputer. Setelah semuanya selesai
siswa diberi angket respon untuk melihat respon siswa
terhadap media pembelajaran Video Tutorial.
Teknik pengumpulan data untuk need assessment
dilakukan dengan menggunakan wawancara kepada
guru pengajar serta beberapa siswa kelas X TAV 2,
sedangkan teknik pengumpulan data untuk validasi
media dan respon siswa digunkan angket validasi
media dan angket respon siswa, kemudian untuk hasil
belajar menggunakan tes praktikum.
Dalam analisis data validasi media dan respon
siswa digunkan kisi – kisi penilaian yang terdiri dari
beberapa indikator, kisi – kisi untuk validasi media
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kisi – kisi validasi media.
Variabel Sub
Variabel
Indikator
Med
ia p
emb
ela
jara
n v
ideo
tu
tori
al
Materi &
Soal
1. Ketepatan isi materi 2. Ketepatan soal
latihan
3. Langkah – langkah dalam video materi
jelas
4. Kemudahan untuk dimengerti
Instruksio
nal Video
1. Pemakaian kosa kata benar
2. Memberikan bantuan belajar
3. Kualitas suara baik
Teknis 1. Keterbacaan 2. Mudah digunakan 3. Kualitas tampilan
video baik
Variabel Sub
Variabel
Indikator
4. Kesesuaian warna dengan
background
Bahasa 1. Bahasa yang digunakan pada
tampilan aplikasi
mudah dipahami
2. Tata bahasa sesuai dengan EYD
3. Bahasa yang digunakan
komunikatif
Sedangkan kisi – kisi untuk respon siswa adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Kisi – kisi respon siswa.
Variabel Sub
Variabel
Indikator
Respon
siswa
terhadap
media
pembelajaran
video tutorial
Materi
1. Materi mudah dipahami
2. Bahasa yang digunakan
mudah
dipahami
Ilustrasi
Media
1. Tampilan video jelas
2. Kejelasan teks/huruf
3. Keserasian warna dengan
tampilan
background
4. Kemudahan penggunaan
media
5. Tampilan media menarik
Manfaat 1. Media menumbuhkan
minat siswa
2. Media menigkatkan
pengetahuan
siswa
Sedangkan untuk hasil belajar akan dihitung
dengan menggunakan uji-t (t-test), dengan diuji syarat
terlebih dahulu. Uji syarat yang dilakukan adalah uji
normalitas dan uji homogenitas, untuk uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof
smirnov, dan unutk uji homogenitas digunakan uji
levene.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Media pembelajaran video tutorial divalidasi oleh
3 ahli. Hasil validasi media pembelajaran ini dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu: validasi aspek Materi dan
Soal, Teknis (desain), Intruksional video, dan Bahasa.
4
Hasil rata – rata validasi pada aspek Soal dan
Materi adalah 91,625%, jadi media pembelajaran
video tutorial pada aspek Materi dan Soal termasuk
dalam kategori sangat baik. Hasil rata – rata dari
validasi pada aspek Teknis (desain) adalah 85,375%,
jadi media pembelajaran video tutorial pada aspek
Teknis (desain) termasuk dalam kategori sangat baik.
Hasil rata – rata validasi pada aspek Instruksional
Video media pembelajaran video tutorial adalah
86,066%, jadi media pembelajaran video tutorial pada
aspek Instruksional Video dapat dimasukkan dalam
kategori sangat baik. Hasil rata – rata validasi pada
aspek Bahasa media pembelajaran video tutorial
adalah 83,3%, jadi media pembelajaran video tutorial
pada aspek bahasa dapat dimasukkan dalam kategori
sangat baik.
Dari keempat aspek yang divalidasi, yaitu aspek
Materi dan Soal, Teknis, Instruksional Video dan
Bahasa didapatkan rata – rata validasi dari seluruh
aspek sebesar 86,5915%. Dari rata – rata tersebut maka
media pembelajaran video tutorial dapat dinyatakan
dengan kategori sangat baik.
Gambar 3. Hasil perhitungan validasi media.
Pengambilan respon siswa dilakukan di SMK
Negeri 1 Madiun. Respon dilakukan oleh 30 siswa
kelas X AV2. Hasil respon diperoleh melalui lembar
respon yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan
pembelajaran selesai.
Hasil respon siswa pada indikator pertama yaitu
materi mudah dipahami memperoleh hasil 85,8%,
yang terdiri dari 17 siswa memberikan nilai 3 dan 13
siswa memberikan nilai 4. Dari perolehan tersebut
maka media pembelajaran video tutorial pada
indikator materi mudah dipahami termasuk dalam
kategori sangat baik. Pada indikator kedua, yaitu
bahasa yang digunakan mudah dipahami memperoleh
hasil respon sebesar 80%, yang terdiri dari 1 siswa
memberikan nilai 2, 22 siswa memberikan nilai 3 dan
7 siswa memberikan nilai 4. Sehingga respon siswa
pada indikator ini termasuk dalam kategori sangat
baik. Indikator ketiga yaitu tampilan video jelas
memperoleh hasil respon 85%, terdiri dari 1 siswa
memberikan nilai 2, 16 siswa memberikan nilai 3 dan
13 siswa memberikan nilai 4. Dari hasil tersebut maka
indikator tampilan video jelas mendapatkan hasil
respon sangat baik. Indikator keempat yaitu kejelasan
teks/huruf memperoleh hasil 79,2%, terdiri dari 3
siswa memberikan nilai 2, 19 siswa memberikan nilai
3 dan 8 siswa memberikan nilai 4. Sehingga kejelasan
teks/huruf pada media pembelajaran video tutorial
sangat baik. Indikator kelima yang berisi keserasian
warna dengan tampilan background memperoleh hasil
79,2%, terdiri dari 25 siswa memberikan nilai 3 dan 5
siswa memberikan nilai 4. Jadi dalam indikator ini
media pembelajaran video tutorial termasuk dalam
kategori sangat baik. Indikator keenam yaitu
kemudahan pengggunaan media memperoleh hasil
respon sebesar 81,6%, terdiri dari 1 siswa memberikan
nilai 2, 20 siswa memberikan nilai 3 dan 9 siswa
memberikan nilai 4. Maka indikator ini termasuk
dalam kategori sangat baik. Indikator ketujuh yaitu
tampilan media menarik memperoleh hasil respon
sebesar 85%, terdiri dari 2 siswa memberikan nilai 2,
14 siswa memberikan nilai 3 dan 14 siswa memberikan
nilai 4. Sehingga pada indikator tampilan media
menarik media pembelajaran ini termasuk dalam
kategori sangat baik. Indikator kedelapan yaitu media
menumbuhkan minat siswa memperoleh hasil 87,5%,
terdiri dari 4 siswa memberikan nilai 2, 7 siswa
memberikan nilai 3 dan 19 siswa memberikan nilai 4.
Sehigga media pembelajaran ini pada indikator ini
termasuk dalam kategori baik sekali. Indikator
kesembilan yaitu media meningkatkan kemampuan
siswa memperoleh hasil 90%, yang terdiri dari 2 siswa
memberikan nilai 2, 8 siswa memberikan nilai 3 dan
20 siswa memberikan nilai 4. Sehingga pada indikator
ini media pembelajaran video tutorial termasuk dalam
kategori sangat baik
Dari keseluruhan indikator pada hasil respon
siswa didapat rata – rata hasil respon siswa terhadap
media pembelajran video tutorial sebesar 83,7%.
Sehingga menurut rata – rata hasil respon media
pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori
sangat baik.
Analisis dari hasil belajar siswa yang dilakukan,
diketahui bahwa nilai rata-rata yang didapatkan kelas
yang tidak diberi perlakuan sebesar 69,7 sedangkan
kelas yang diberi perlakuan sebesar 75,7 dan setelah
diberikan uji normalitas didapatkan nilai signifikansi
kedua kelas (0,675 dan 0,985) > 0,05 sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Uji
homogenitas juga dilakukan dan mendapatkan hasil
0,657, karena hasil yang didapatkan > 0,05 maka
dinyatakan kedua data homogen. Setelah dilakukan
kedua uji syarat di atas dilakukan uji-t dengan hasil t-
hitung adalah 2,062 dengan standar defiasi 28.
Sedangkan t-tabel untuk standar defiasi 28 pada taraf
signifikansi 0,05 adalah 1,70, maka dari itu jelas
bahwa hasil uji-t terdapat pada penolakan H0, sehingga
H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan hasil
belajar antara siswa yang menggunakan media
pembelajaran video tutorial dengan siswa yang tidak
menggunakan media pembelajaran video tutorial.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Dari validasi media pembelajaran video tutorial
yang dilakukan oleh 3 ahli yaitu 2 dosen dari
Universitas Negeri Surabaya dan 1 guru SMK Negeri 1
Madiun, didapat hasil validasi sebagai berikut. Dari
5
aspek Materi dan Soal mendapat hasil validasi sebesar
91,625%, dari aspek Teknis mendapat hasil sebesar
85,375%, dari aspek Instruksional Video mendapat
86,066% dan dari aspek Bahasa mendapat nilai 83,3%.
Dari keseluruhan aspek yang divalidasi didapat rata –
rata sebesar 86,5915%, sehingga media pembelajaran
video tutorial sesuai dengan hasil validasi termasuk
dalam kategori sangat baik.
Respon siswa terhadap media pembelajaran video
tutorial dilakukan oleh 30 siswa. Siswa mengisi angket
respon siswa setelah seluruh kegiatan belajar mengajar
selesai dan setelah melihat dan mengamati media
pembelajaran video tutorial. Dari penelitian yang telah
dilakukan didapat hasil respon dari 9 indikator sebesar
83,7%, sehingga respon siswa pada media
pembelajaran video tutorial termasuk dalam kategori
sangat baik.
Dalam pengujian hasil belajar siswa pada penelitian
ini sesuai dengan dengan Kompetensi Dasar yang
diambil maka pengambilan hasil belajar siswa
dilakukan dengan melakukan uji praktikum. Pada
pengujian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok
yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan. Dari hasil yang didapat, kelompok yang
tidak diberi perlakuan mendapat rata – rata nilai sebesar
69,7 dan kelompok yang diberi perlakuan sebesar 75,7.
Setelah melakukan uji syarat dan uji-t didapatlah hasil
t-hitung sebesar -2,062 dengan standar deviasi 28 dan
t-hitung 1,70, sehingga didapat hasil hipotesis dengan
penerimaan H1 dan penerimaan H0, itu berarti terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang tidak
menggunakan media pembelajaran video tutorial
dengan siswa yang menggunakan media pembelajaran
video tutorial.
Saran kami agar media pembelajaran ini digunkan
sebaik – baiknya sehingga dapat membantu kegiatan
belajar mengajar guru, sehingga mengurangi beban
yang ditanggung oleh guru serta dapat meningkatkan
tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa. Dan agar
penelitian ini dilanjutkan lagi sehingga menjadi lebih
baik, dan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).
[2]. Sadiman, Arief S. R Rahardjo. Haryono, Anung. dan
Rahardjito. (2007). Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
[3]. Al Mamun, Abdullah. (2014). Effectiveness of Audio-
Visual Aids in Language Teaching in Tertiary Level. Dhaka: BRAC University.
[4]. Comiskey, David. Mc Cartan, Kenny. (2011). Video: An
Effective Teaching Aid? An Architectural
Technologist’s Perspective. CEBE Transactions, Vol. 8, pp 25-40.
[5]. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, hlm. 407, 409.
6
7
Project Based Learning dalam Pembelajaran Materi Application
Letter and Job Interview untuk Mendukung Daya Saing Mahasiswa
Arik Susanti1*), Anis Trisusana2
1 Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, UNESA, Surabaya. Email: [email protected] 2 Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, UNESA, Surabaya. Email: [email protected]
*)Alamat korespondensi: Email: [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the process of teaching learning using Project-Based Learning in
the material Job Application Letter and Job Interview. When the PBL was implemented, the students worked in
group to find job vacancy in the internet, magazine or newspaper, writing job application letter and conducting
job interview. After they have finished, they presented and the teachers gave comments and suggestions. The results
showed that PBL model was an effective way to be implemented in the process of teaching learning since it could
encourage the students to increase their creativity, innovation, and critical thinking. Moreover, it could increase
the students’ communication competence since they were used to deliver their ideas, arguments and opinion within
the group. In short, the use of PBL can create the quality of human resources that are able to face and compete in
the ASIAN Economic Society.
Key Words: creative, life skills, students’ performance
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah menggambarkan proses belajar mengajar Project Based Learning dengan
tema Job Interview and Job Application Letter. Dengan menggunakan model PBL, mahasiswa secara
berkelompok mencari lowongan pekerjaan, membuat surat lamaran kerja dan melaksanakan wawancara kerja.
Setelah selesai mengerjakan projek yang telah ditentukan, mereka kemudian mempresentasikan hasilnya di depan
kelas. Pengajar bertugas untuk memimpin diskusi dan memberikan saran atau komentar hasil projek mahasiswa
yang telah dikerjakan. Penggunaan PBL dapat memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kreatif
dan inovatif serta kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Selain itu, kemampuan berkomunikasi mahasiswa juga
mengalami peningkatan. Mahasiswa menjadi terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya jika mereka
mempunyai pendapat yang berbeda. Disimpulkan bahwa model PBL dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas sehingga mereka mempunyai kesiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Kata kunci: kreatif, Life skills, kemampuan kinerja
1. PENDAHULUAN
Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community) dibutuhkan sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi yang
mumpuni agar dapat bertahan dalam iklim kompetisi
akhir-akhir ini. Tantangan ini harus segera direspon
oleh segenap lapisan masyarakat agar masyarakat
mempunyai kesiapan dalam menghadapi masyarakat
ekonomi ASEAN. Untuk itu sumber daya manusia
perlu ditingkatkan melalui berbagai macam
ketrampilan baru dan kompetensi yang kompetitif.
Perguruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing
bangsa serta merupakan masyarakat berbasis
pengetahuan sudah selayaknya memberdayakan
generasi muda agar memiliki pola pikir kreatif dan
inovatif dalam rangka memanfaatkan sumber daya
yang ada. Diasumsikan bahwa bahwa setiap
mahasiswa pasti memiliki daya tetapi terkadang
mahasiswa tersebut kurang menyadarinya, atau
bahkan belum menyadarinya. Untuk itu, daya dan
kompetensi mahasiswa harus terus digali dan
dikembangkan[1]. Dijelaskan bahwa pemberdayaan
adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya
untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses
kemandirian menuju sikap dan tindakan kreatif dan
inovatif. Dengan memiliki semangat dan karakter
tersebut maka akan terjadi perubahan yaitu generasi
muda siap untuk menghadapi persaingan bebas
khususnya menghadapi MEA. Mereka diharapkan
mampu menerapkan karkater tersebut sehingga
mereka mampu bersaing secara efektif.
Untuk itu dibutuhkan strategi yang dapat
mendorong mahasiswa untuk memiliki sikap mental
yang mandiri, kraetif, inovatif, bertanggung jawab dan
tidak mudah menyerah[2]. Salah satu strategi yang
digunakan adalah menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning) pada mata
kuliah English Correspondence dengan tema menulis
surat lamaran kerja (Job Application Letter) dan job
Interview. Model pembelajaran berbasis proyek
terbukti mampu meningkatkan prestasi akademik
siswa atau mahasiswa[3]. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan
pameran sejarah sehingga siswa tidak hanya
meningkatkan kemampuan akaedmik tetapi juga
mampu meningkatkan kemampuan interpersonal dan
intra personal. Ini berarti model PBL tidak hanya dapat
meningkatkan hasil belajar, kemampuan
berkomunikasi serta mampu mengembangkan sikap
membuat keputusan. Selanjutnya, model PBL juga
8
dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa,
pembelajaran berbasis proyek terbukti memberikan
hasil yang memuaskan terhadap hasil belajar siswa,
yang mencakup akademik maupun sikap[4].
Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya memiliki
dampak positif terhadap prestasi dan sikap siswa
dalam penerapan pembelajaran bahasa Inggris tetapi
juga dapat memotivasi mahasiswa untuk
menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata (sehari-
hari). Pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan
sebagai pembelajaran yang berpusat pada proses,
relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit
pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-
konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan,
disiplin ilmu atau lapangan[5].
Berpijak dari hasil penelitian diatas maka
pembelajaran English Correspondence dengan tema
Job Application Letter dan Job Interview
dikembangkan dengan model pembelajaran Project
Based Learning (PBL). Dijelaskan bahwa
pembelajaran Project Based Learning adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek sehingga
peserta didik akan melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar[6]. Model
PBL merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Farida Musa[7] juga mendefinisikan bahwa model
pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan yang
menggunakan pembelajaran yang aktif dan inovatif
bagi siswa karena model pembelajaran PBL dapat
memotivasi mahasiswa untuk belajar secara mandiri
dan berkelompok untuk menghasilkan sebuah produk.
Model pembelajaran PBL juga menekankan proses
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks[8]. Fokus pembelajaran PBL terletak pada
konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu
disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi
pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa
bekerja secara mandiri untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
menghasilkan produk nyata.
Penggunaan model PBL dapat memotivasi
mahasiswa untuk menggunakan kemampuan
berbahasa dalam bidang akademik maupun
professional serta mampu mengimplementasikan
dalam dunia nyata. Pembelajaran dengan model PBL
juga dapatmengubah lingkungan belajar dan situasi
kelas. Lingkungan belajar di kelas tidak lagi diatur
oleh mata kuliah yang kaku, tetapi dikuasai oleh mata
kuliah yang saling berhubungan dan membantu. Para
mahasiswa belajar untuk mengembangkan
keterampilannya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran model PBL juga dapat
memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai
macam keterampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif, inovatif dan mandiri
maka diperlukan pembelajaran Project Based
Learning[9] karena dalam pembelajaran PBL
mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 1. Langkah-langkah Operasional
Pembelajaran Berbasis Proyek
Berikut ini dijelaskan langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek:
(1) penentuan pertanyaan mendasar (start with the essenal question); pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan
suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik
yang diangkat relevan untuk para mahasiswa, (2)
mendesain perencanaan proyek (design a plan for the
project); Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
antara pengajar dengan mahasiswa, dengan demikian
mahasiswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek, (3) menyusun
jadwal (create a schedule); pengajar dan mahasiswa
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain; (a) membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, (b) membuat deadline penyelesaian proyek,
(c) membawa mahasiswa agar merencanakan cara
yang baru, (d) membimbing mahasiswa saat mereka
menggunakan cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan (e) meminta mahasiswa untuk membuat
penjelasan (reasoning) tentang pemilihan suatu cara,
(4) memonitor siswa dan kemajuan proyek (monitor
the students and the progress of the project); pengajar
bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas mahasiswa selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi
mahasiswa pada setiap proses. Dengan kata lain
pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat
sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting, (5) presentasi hasil (present the
outcome); mahasiswa melakukan presentasi atas
proyek yang telah mereka lakukan, mahasiswa yang
lain memberikan umpan balik atas hasil yang telah
dicapai. (6) mengevaluasi pengalaman (evaluate the
9
experience); pada akhir proses pembelajaran,
pengajardan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Pengajardan siswa
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran[4].
Dengan demikian, penggunaan model
pembelajaran PBL menjadi lebihbermakna bagi
mahasiswa karena pembelajaran ini lebih membangun.
Berdasarkan bagan diatas dapat dijelaskan bahwa
kegiatan pembelajaran diawali dengan upaya
pengajardalam mengorganisasikan pikiran mahasiswa
pada awal perkuliahan melalui serangkaian pertanyaan
yang dapat memotivasi mahasiswa untuk mampu
merumuskan sendiri masalah esensial yang akan
dipecahkan secara induktif melalui investigasi proyek.
Selama proses mencari jawaban atau memecahkan
masalah, peran pengajar tetap dan masih diharapkan
agar kinerja mahasiswa lebih terarah sesuai indikator
yang diinginkan. Untuk itu PBL menjadi salah satu
pilihan untuk diterapkan. Hal ini relevan dengan ciri
khas pembelajaran bahasa dalam upaya
menerapkan/mengimplementasikan bahasa dalam
kehidupan nyata serta membangun dan menemukan
jawaban atas sebuah permasalahan, yang sekaligus
menjadikan temuannya sebagai karya/produk nyata.
Pembelajaran dengan pendekatan ini bertujuan untuk
mengaktifkan siswa sehingga kreativitas dan
aktivitasnya menjadi lebih terarah. Selain itu
pembelajaran dengan pendekatan Project Based
Learning akan meningkatkan kemampuan hidup (life
skills) mahasiswa ketika mereka terjun dimasyarakat.
Life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan
kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang
sehingga mereka dapat hidup mandiri. Kecakapan ini
dapat membantu peserta didik belajar bagaimana
memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya sendiri
dan mencapai tujuan di dalam kehidupannya. Ada 3
ketrampilan yang dikembangkan sebagai berikut:
a. Ketrampilan dasar yaitu ketrampilan berkomunikasi lisan, membaca, penguasaan
dasar-dasar berhitung, ketrampilan menulis.
b. Ketrampilan berfikir tingkat tinggi yaitu ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan
belajar, ketrampilan berfikir kreatif dan
inovatif, ketrampilan membuat keputusan.
c. Karakter dan ketrampilan afektif yaitu tanggung jawab, sikap positif terhadap
pekerjaan, jujur, hati-hati, teliti dan efisien,
hubungan antar pribadi, kerjasama dan bekerja
dalam tim, percaya diri danmemiliki sikap
positif terhadap diri sendiri, penyesuaian diri
dan fleksibel, penuh antusias dan motivasi,
mampu bekerja mandiri tanpa pengawasan
orang lain.
Tentu saja, hal ini sejalan dengan konsep
Kurikulum KKNI yang menghendaki setiap jurusan
dapat memberikan kompetensi kepada peserta didik
yang mereka hasilkan. Dengan kata lain output yang
dihasilkan oleh suatu prodi dapat diserap oleh stake
holders.
Berdasarkan uraian di atas, artikel ini akan
menjelaskan bagaimana penerapan pembelajaran
English Correspondence dengan model Project Based
Learning pada tema Job Application Letter dan Job
Interview.
2. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan
yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
proses pembelajaran English Correspondence dengan
tema Job Application Letter dan Job Interview
berbasis model PBL diterapkan. Subjek penelitian ini
adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
yang mengambil mata kuliah English Correspondence
dan berjumlah 24 mahasiswa. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
tersebut dapat terlaksana sehingga data yang
diperooleh dalam bentuk angka dan tulisan yang
kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan
proses pelaksanaan pembelajarannya.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Berikut ini dipaparkan hasil penelitian tentang proses
pelaksanaan pembelajaran English Correspondence
dengan tema Job Application Letter dan Job Interview
berbasis model PBL.
Tabel 1. Pengamatan pengelolaan pembelajaran No Aspek yang diamati Skor
I Kegiatan Pendahuluan
a. Mempersiapkan dan membuka perkuliahan 4 b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
c. Memotivasi mahasiswa 4
d. Menginformasikan metode pembelajaran yang digunakan
4
II KEGIATAN INTI ( 80 Menit )
a Mengajukan pertanyaan pembuka kepada mahasiswa untuk memulai pembelajaran.
4
b Pengajar mengidentifikasi masalah untuk
melihat respon mahasiswa untuk setiap tujuan pembelajaran.
4
c Pengajar membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil untuk menciptakan produk /proyek pada sesuai dengan tujuan
pembelajaran
4
d Pengajar membimbing kelompok bekerja dan belajar untuk menyiapkan produk yang
dihasilkan, untuk memperoleh pengetahuan
lebih lengkap dari proses pemecahan masalah, berpikir kreatif dan inovatif pada setiap tujuan
pembelajaran untuk menghasilkan proyek
4
e Mahasiswa mempresentasikan produk yang
dihasilkanpada tiap tujuan pembelajaran yang
ditentukan, sebagai bahan diskusi kelas, yang
4
10
No Aspek yang diamati Skor
sebelumnya didiskusikan dalam kelompok belajar masing-masing.
f Pengajar memimpin jalannya diskusi kelas
secara terpimpin. Mahasiswa mencatat berbagai saran atau masukan atas produk yang telah
dihasilkan.
4
III PENUTUP
a. Pengajar memberikan penyimpulan dan
penekanan terhadap perolehan pemahaman
yang harus dikuasai mahasiswa
3
b. Pengajar menutup perkuliahan disertai dengan
penjelasan kegiatan tambahan sebagai tugas
terstruktur kepada mahasiswa untuk dikerjakan secara kelompok.
4
IV PENGELOLAAN WAKTU dan KBM
a. Waktu sesuai dengan alokasi 4
b. PBM Menampakkan ciri model PBL 4
V SUASANA KELAS
a. Mahasiswa antusias 4 1. Pengajar antusias 4
Total skor 63
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa pelaksanaan pembelajaran English
Correspondence dengan tema Job Application Letter
and Job Interview untuk setiap butir aktivitas
berkategori baik karena rata-rata mendapat nilai 4.
Namun demikian, masih ada beberapa aktivitas yang
mendapat nilai cukup baik yaitu untuk penyimpulan
dan penekanan terhadap pemerolehan pemahaman
yang harus dikuasi oleh mahasiswa. Pembelajaran
English Correspondence yang telah dilakukan
membuat mahasiswa dan dosen lebih antusias. Selain
itu, pembelajaran yang telah dilaksanakan juga
membuat mahasiswa lebih aktif untuk belajar karena
pembelajaran lebih cenderung berpusat pada
mahasiswa.
3.2 Pembahasan
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran
English Correspondence dengan model Project based
Learning maka seorang pengajar atau pengajar harus
melalui tahapan atau fase[4]. Pada kegiatan awal,
seorang pengajar harus menjelaskan tujuan
pembelajaran, model pembelajaran PBL dan proyek
yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, yaitu
membuat Job Application Letter and Job Interview.
Selain itu, pengajar juga memotivasi mahasiswa
dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut: What
will you do after you graduate from this University?
How do you get the information of job vacancy? Can
you mention parts of job application letter?
Setelah itu, mahasiswa mulai mencari job vacancy
di internet, majalah, atau suurat kabar secara
berkelompok. Kemudian mulai menyusun job
application letter dan Curriculum Vitae (CV). Ini
adalah contoh Job Application Letter dan Curriculum
Vitae yang telah disusun oleh mahasiswa.
Gambar 2. surat lamaran kerja
Setelah itu, mahasiswa secara berkelompok
membuat job interview. Job Interview yang dibuat
dengan cara membuat video recording. Dengan
membuat job interview mereka belajar secara nyata
dan dapat mengurangi tingkat kecemasan mereka.
Tentu saja, ini dapat meningkatkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Kamdi[9] yang menyatakan bahwa model
PBL melibatkan mahasiswa dalam investigasi
pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa
bekerja secara mandiri untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
menghasilkan produk nyata.
11
Gambar 3. Daftar riwayat hidup
Setelah itu, mahasiswa mempresentasikan
atau mendemonstrasikan setiap produknya kepada
kelompok lain, sedangkan pengajar memberi
penilaian, saran atau masukkan pada hasil atau produk
dari masing-masing kelompok. Hasil masukan dan
penilaian dosen dijadikan dasar untuk melakukan
revisi atas proyek yang sudah dibuat. Langkah terakhir
adalah mengumpulkan proyek tersebut kepada dosen.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Disimpulkan bahwa model pembelajaran
dengan PBL dapat menarik dan minat mahasiswa
untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar mereka. Selain itu, pembelajaran juga menjadi
lebih menarik serta dapat membantu mahasiswa untuk
berpikir kreatif dan inovatif.Kemampuan kreativitas
ini sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan
zaman. Proses pembelajaran dengan PBL tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif tetapi juga
menekankan pada asppek psikomotorik dan sikap.
Mahasiswa belajar untuk menunjukkan kemampuan
kinerja sesuai dengan topik yang diperolehnya.Mereka
bekerja keras serta bertanggung jawab untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Disarankan setiap
pengajar menggunakan proses pembelajarn yang
menarik dan inovatif, khususnya PBL untuk
menumbuhkan jiwa kreatif dan imajinatif. Proses
pembelajaran juga menjadi lebih efektif dan efisien
daripada penggunaan metode ceramah.
5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Doppelt, Y., (2003). Implementation and
Assessment of Project-Based Learning in a Flexible Environment, pp. 255–272.
[2]. Efstratia, D., (2014). Experiential Education
through Project Based Learning. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, Vol. 152, pp. 1256–1260.
[3]. Ergül, N. R., & Kargın, E. K., (2014). The Effect of
Project based Learning on Students’ Science
Success. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 136, pp. 537–541.
[4]. Grant, M. M., & Branch, R. M., (2005). Project-Based
Learning In a Middle School: Tracing Abilities
Through The Artifacts of Learning, Vol. 5191, pp. 65–98.
[5]. Lasauskiene, J., & Rauduvaite, A., (2015). Project-
Based Learning at University: Teaching
Experiences of Lecturers. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 197, pp. 788–792.
[6]. Musa, F., Mufti, N., Latiff, R. A., & Amin, M. M.,
(2011). Project-based Learning: Promoting
Meaningful Language Learning for Workplace
Skills. Procedia-Social and Behavioral Sciences,Vol. 18, pp. 187–195.
[7]. Wang, B. T., Teng, C. W., & Lin, Y. H., (2015). Let‘s
Go Traveling – Project-Based Learning in a
Taiwanese Classroom, Vol. 5, No. 2, pp. 84–88.
[8]. Susanti, Arik dan Trisusana, Anis, (2014).
Pengembangan Modul pembelajaran English
Correspondence berbasis ICT untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa
Jurusan Bahasa Inggris. Surabaya: Laporan penelitian LPPM: Tidak dipublikasikan
[9]. Kamdi, Waras, (2008). Project-Based Learning:
Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Makalah.
Disampaikan dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar
Pengajar SMP dan SMA Kota Tarakan, 31 Oktober
s.d. 2 November 2008.Universitas Negeri Malang.
[10]. Susanti.Arik and Trisusana.Anis, (2014). Improving
Student Motivation through ICT-based Module for
English Correspondence. Makalah. Disajikan dalam
International Conference & Language Festival tanggal
12-13 Desember 2014 di Pusat Bahasa UNESA Surabaya.
12
13
Penerapan Pelatihan Siaga Bencana dalam Meningkatkan Hard Skill
dan Soft Skill Siswa SDN Satak 1 Kabupaten Kediri
Asnawi1*), Supriyono2
1. Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected]. 2.Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected]
*) Alamat korespondensi: Email: [email protected]
ABSTRACT
The attitude of disaster awareness, especially for the schools needs to be done early. Isolation of the area and
the lack of public knowledge of the school to the knowledge of the disaster became a major contributor to many
victims due to volcanic eruptions. The school is the transformation of scientific media are most effective in
absorbing and applying knowledge about natural disasters. Similarly coaching hard skills and soft skills in schools
was conducted simultaneously and balanced through learning in class, this is in accordance with the
recommendation of K-13. Therefore the aim of this study was to describe the effect on the value of disaster
preparedness training hard skills and soft skills of students as a conscious effort to improve the attitude of the
disaster. The research method is done by surveys, questionnaires and simulation. In this study, involved as many
as 35 students from elementary class V. The results show (74.2%) students have a good hard skill to the
understanding and mitigation of the volcanic eruptions. Likewise with disaster preparedness training can give a
positive value to be soft skills (87.9%) students will their responsiveness in the face of volcanic eruptions that
occurred.
Key Words: training, disaster preparedness, hard and soft-skills students
ABSTRAK
Sikap sadar bencana khususnya bagi masyarakat sekolah perlu dilakukan sejak dini. Terisolasinya daerah
serta minimnya pengetahuan masyarakat sekolah terhadap pengetahuan tentang kebencanaan menjadi faktor
utama timbulnya banyak korban akibat bencana gunung berapi. Sekolah merupakan media transformasi ilmu
pengetahuan yang paling efektif dalam menyerap dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bencana alam.
Demikian halnya pembinaan hard skill dan soft skill disekolah dilaksanakan secara bersamaan dan seimbang
melalui pembelajaran dikelas, hal ini sesuai dengan anjuran K-13. Oleh karena itu tujuan kajian ini adalah untuk
mendiskripsikan pengaruh pelatihan siaga bencana terhadap nilai hard skill dan soft skill siswa sebagai upaya
meningkatkan sikap sadar bencana. Metode penelitian dilakukan dengan survey, kuisioner dan simulasi. Dalam
penelitian ini, dilibatkan sebanyak 35 siswa SD kelas V. Hasil penelitian menunjukkan (74.2%) siswa memiliki
hard skill yang baik terhadap pemahaman serta mitigasinya terhadap bencana gunung berapi. Demikian halnya
dengan pelatihan siaga bencana dapat memberikan nilai positif akan soft skill (87.9%) siswa akan sikap tanggap
mereka dalam menghadapi bencana gunung berapi yang terjadi.
Kata kunci: pelatihan, siaga bencana, hard dan soft-skill siswa
1. PENDAHULUAN
Kepulauan Indonesia terletak di pertemuan
dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3
gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda di bagian barat,
Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur dan Gerakan
Sirkum Australia[1]. Hal itu membuat Indonesia rawan
gempa bumi dan letusan gunung api karena
mempunyai banyak gunung api aktif. Konsekuensi
logis yang akan kita terima dari bencana letusan
gunung berapi adalah terjadi kedaruratan di berbagai
aspek kehidupan antara lain lumpuhnya pemerintahan,
rusaknya fasilitas pendidikan, terganggunya sistem
komunikasi dan transportasi, lumpuhnya pelayanan
umum. Disamping itu bencana letusan gunung api juga
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, hilangnya harta
benda. Banyaknya korban jiwa pada setiap bencana
alam pada umumnya disebabkan karena ketidak
tahuan masyarakat tentang bencana dan bagaimana
cara bertindak ketika terjadi bencana [2].
Ketidaktahuan masyarakat tentang bencana
dan bagaimana cara bertindak dapat diatasi dengan
beberapa sumber belajar yang diperoleh baik dari
media cetak atau elektronik. Sumber informasi dari
kebencanaan juga dapat dipelajari dengan sendirinya,
baik melalui pendidikan formal atau informal
(pelatihan), hal ini dilakukan untuk meningkatkan hard
dan soft skill siswa terhadap bencana yang terjadi
sebagai upaya mereka untuk sikap tanggap bencana di
daerahnya. Harapan dari pelatihan siaga bencana ini
bisa memberikan kontribusi yang positif terkait
banyaknya korban jiwa dalam setiap bencana di
Indonesia, hal ini pula yang mendorong peneliti untuk
segera menerapkan pendidikan kebencanaan di usia
SD.
Tanpa pendidikan kebencanaan, anak-anak akan
tercerabut dari lingkungannya dan korban akan terus
berjatuhan. Masyarakat khususnya siswa SD harus
disadarkan bahwa mereka hidup di lingkungan alam
yang rawan bencana alam, seperti gempa, letusan
14
gunung api, tsunami, dan tanah longsor. Cara paling
efektif untuk menyadarkan itu adalah melalui
pendidikan sejak usia dini. Anak-anak termasuk usia
yang paling rentan saat terjadi bencana. Anak-anak
usia SD memiliki kemampuan yang terbatas untuk
mengontrol dan mempersiapkan diri mereka saat
terjadinya bencana. Disamping itu rendahnya
pemahaman tentang resiko-resiko yang ada
disekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya
kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi bencana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
korban jiwa dan kehilangan setiap tahun diperkirakan
sekitar 66 juta anak diseluruh dunia terkena dampak
bencana. Sementara itu, jutaan anak-anak yang
selamat dari bencana, baik itu bencana alam atau
bencana yang disebabkan oleh manusia, kehilangan
rumah dan orang-orang yang dicintai. Mereka juga
menderita luka-luka, mengalami kekerasan dan trauma
psikologis [3].
Upaya guna mengurangi tingkat potensi resiko
bencana dapat dilakukan dengan berbagai upaya
terkait mitigasi dan sikap sadar bencana khususnya
bagi anak-anak SD. Oleh karenanya perlu dilakukan
kajian tentang kerentanan bencana dan upaya mitigasi
serta sikap sadar bencana di Indonesia. Oleh karena itu
pelatihan siaga bencana sebagai implementasi
penggunaan modul dilakukan untuk membangun sikap
sadar bencana bagi siswa SD di daerah dampak
bencana. Seperti kita ketahui usia anak SD memiliki
tingkat resiko yang lebih besar jika dibandingkan
dengan orang dewasa. Mereka bergantung pada orang
yang lebih tua/dewasa untuk berbagai perlindungan
dan dukungan terutama dalam situasi bencana. Hal ini
diakibatkan tingkat juga perkembangan kognitif anak
usia SD, dimana rasa kecemasan dan ketakutan saat
terjadinya bencana sangat rendah. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Herdwiyanti dkk.[3],
mengenai perbedaan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana ditinjau dari tingkat self-efficacy anak usia
SD di daerah bencana akan memberikan effect size
yang kecil.
Semestinya ketika siswa belajar soal gunung
berapi, mestinya guru memberikan pemahaman yang
mendalam, termasuk juga bagaimana mengantisipasi
jika gunung meletus dan bagaimana membantu
pascabencana. Demikian halnya terkait dengan
kurikulum di Indonesia seharusnya diimplementasikan
dalam materi pelajaran yang dekat dengan lingkungan
peserta didiknya. Pendidikan di Indonesia seharusnya
mengajarkan anak-anak didik untuk hidup harmonis
bersama alam. Dengan pengetahuan lingkungan yang
kuat, anak-anak akan mampu memanfaatkan potensi
alam untuk kesejahteraan serta menjaga alam sebaik-
baiknya guna mencegah terjadinya bencana atau
kerugian yang lebih besar dari fenomena alam.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut,
dipandang perlu adanya sebuah kegiatan bersama
dengan pemerintah serta dinas terkait untuk
merumuskan suatu kebijakan bagi pemerintah kota
guna meningkatkan sikap tanggap dan sadar bencana
bagi anak-anak sekolah (SD) utamanya di wilayah
Desa Laharpang Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri
yang memiliki potensi bencana yang paling besar saat
gunung kelud meletus.
2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pentingnya Pendidikan Kebencanaan Pada Masyarakat Sekolah
Kegiatan pendidikan kebencanaan di Indonesia
sebagaimana dimandatkan oleh Undang-undang No.
24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana harus
terintegrasi ke dalam program pembangunan,
termasuk dalam sektor pendidikan. Demikian halnya
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 23 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara [4].
Sebagai masyarakat yang bergerak dibidang
pendidikan/sekolah memiliki peranan yang penting
akan pendidikan kebencanaan pada siswa-siswa atau
masyarakat sekolah. Perlu diperkenakan materi-materi
kebencanaan sebagai bagian aktifitas dalam
pembelajaran dikelas. Upaya untuk meningkatkan
kesadaran adanya pendidikan kebencanaan
masyarakat sekolah seharusnya dilaksakanakan
dengan baik sebagai penentu kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan khususnya baik di pusat
maupun daerah. Dengan harapan pada seluruh
tingkatan yang ada pada masyarakat sekolah memiliki
pemahaman yang sama akan pentingnya pendidikan
kebencanaan tersebut.
Pendidikan kebencanaan secara umum
bertujuan untuk mengembangkan sikap tanggap
bencana. Dengan berbagai materi, peserta didik dalam
hal ini siswa sekolah/masyarakat sekolah diajak untuk
sama-sama memahami besarnya potensi bencana
masing-masing wilayah dan kemungkinan waktu
terjadinya. Peserta didik juga diajarkan cara
menyelamatkan diri sendiri dan dan membantu orang
lain saat bencana terjadi. Selain itu, diberikan pula
materi kesiapan mental untuk bertahan dalam kondisi
bencana.
Pendidikan kebencanaan dapat dilaksanakan
melalui berbagai jenis pendidikan, baik formal,
nonformal, maupun informal. Pendidikan
kebencanaan secara formal dapat dilaksanakan secara
terintegrasi ke dalam muatan kurikulum atau menjadi
mata pelajaran sendiri yaitu muatan lokal.
Penyelenggaraan pendidikan kebencanaan disesuaikan
dengan dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah
maupun daerah. Pelaksanaannya dapat bermitra
dengan berbagai unit atau para pihak terkait sehingga
tujuan dari pendidikan ini dapat tercapai secara
optimal [4].
15
2.2 Peranan Lembaga Pendidikan/Sekolah dalam
Pendidikan Kebencanaan
Peran lembaga pendidikan atau sekolah
merupakan tempat atau wahana yang strategis untuk
pengembangan potensi peserta didik dalam hal
pendidikan kebencanaan. Dalam lingkungan sekolah,
peserta didik beraktivitas melalui proses pelayanan
pedagogis untuk pengembangan berbagai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.
Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan
yang menyenangkan, nyaman, dan aman untuk belajar
bagi seluruh peserta didik, Kepala sekolah, guru,
pegawai administrasi dan tenaga kependidikan
lainnya. Berkenaan dengan implementasi pendidikan
kebencanaan, sekolah sebagai suatu sistem pelayanan
pedagogis bagi peserta didik harus didukung dengan
kemampuan kepala sekolah untuk: (1) menumbuhkan
semangat keunggulan secara intensif untuk
meningkatkan mutu sekolah antara lain dengan
membentuk budaya sadar bencana dan
mengintegrasikan pendidikan kebencanaan ke dalam
kurikulum sekolah; (2) membantu dan mendorong
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dengan memberikan life skills
pendidikan kebencanaan; (3) melaksanakan proses
pembelajaran pendidikan kebencanaan secara efektif,
menyenangkan,dan kontekstual; (4) mengajak
stakeholders untuk bekerja bersama dalam
meningkatkan mutu sekolah, khususnya berkenaan
dengan implementasi strategi pendidikan
kebencanaan; dan (5) melibatkan seluruh warga
sekolah dalam pengambilan keputusan untuk
implementasi strategi pendidikan kebencanaan di
sekolah [4].
Demikian halnya tidak kalah penting
peramanan pemerintah dan masyarakat dilingkungan
sekolah dalam pendidikan kebencanaan merupakan
komponen yang sangat diperlukan untuk memberikan
dukungan secara penuh dan langsung kepada lembaga
pendidikan dalam implementasi pendidikan
kebencanaan disekolah. Peranan pemerintah, baik
pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi
penanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan, terutama dalam pendidikan kebencanaan
dan pemaduannya dengan program pembangunan.
Kebijakan pemerintah pusat dan daerah sangat
menentukan akan keberhasilan pelaksanaan
pendidikan kebencanaan.
2.3 Peranan Hard dan Soft Skill Siswa dalam Kebencanan
Hard skills dalam kegiatan kebencanaan
merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan keterampilan teknis yang harus dikuasai bagi
mereka yang berhubungan dengan bidang ilmu
kebencanaan. Sementara itu, soft skills adalah
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain dalam segala sesuatu yang terkait dengan
masalah kebencanaan dan keterampilan dalam
mengatur dirinya sendiri dalam menangani bencana
secara maksimal. Soft skill dalam kebencanaan bisa
dimaknai sebagai keterampilan yang digunakan dalam
berhubungan serta bekerjasama dengan orang lain
dalam menangani permasalahan bencana.
Keterampilan-keterampilan yang dimasukkan
dalam kategori soft skills bagi masyarakat khususnya
bagi masyarakat sekolah dalam menangani bencana
adalah :a) Inisiatif siswa selaku masyarakat sekolah
dalam menanggulangi dan mencegah terjadinya
bencana b). Memoti