21
i EFEKTIVITAS PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TEMPAT KERJA (STUDI PADA SPBU 34.40252) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Muhammad Riza Iqrami 2012120025 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN Terakreditas Berdasarkan Keputusan BAN PT No. 227/SK/BAN-P/Ak-XVI/S/XI/2013 BANDUNG 2018

TEMPAT KERJA (STUDI PADA SPBU 34.40252) EFEKTIVITAS

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI

TEMPAT KERJA (STUDI PADA SPBU 34.40252)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Muhammad Riza Iqrami

2012120025

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

Terakreditas Berdasarkan Keputusan BAN PT

No. 227/SK/BAN-P/Ak-XVI/S/XI/2013

BANDUNG

2018

EFFECTIVENESS OF INDUSTRIAL RELATIONS AT WORK

(STUDY AT GAS STATION 34.40252)

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete the requirements of

A Bachelor Degree in Economics

By:

Muhammad Riza Iqrami

2012120025

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY

FACULTY OF ECONOMICS

GRADUATE MANAGEMENT STUDY PROGRAM

Accreditted based on the Decree of BAN PT

No. 227/SK/BAN-P/Ak-XVI/S/XI/2013

BANDUNG

2018

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Efektivitas Pelaksanaan Hubungan Industrial di Tempat Kerja (Studi Pada SPBU 34.40252)

Pembimbing Skripsi,

Oleh:

Muhammad Riza lqrami

2012120025

SKRIPSI

Bandung, Agustus 2018

Ketua Program Sarjana Manajemen,

(Triyana Iskandarsyah, Dra., M.Si.)

Ko-Pembimbing Skripsi,

\

(Sapta Dwikardana, Ph.D.) (Annisaa Novieningtyas, SE., MSM.)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini,

Nama Muhammad Riza Iqrami

T em pat, tanggallahir : Bandung, 5 J anuari 1994

NomorPokok 2012120025

Program studi

Jenis naskah

Manajemen

Skripsi

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TEMP AT KERJA (STUD I P ADA SPBU 34.40252)

Yang telah diselesaikan dibawah bimbingan: Sapta Dwikardana, Ph.D. dan Annisaa Novieningtyas, SE., MSM.

Adalah benar-benar karya tulis saya sendiri; 1. Apa pun yang tertuang sebagai bagian atau seluruh isi karya tulis saya tersebut di

atas dan merupakan karya orang lain (termasuk tapi tidak terbatas pada buku, makalah, surat kabar, internet, materi perkuliahan, karya tulis mahasiswa lain), telah dengan selayaknya saya kutip, sadar atau tafsir dan jelas telah saya ungkap dan tandai

2. Bahwa tindakan melanggar hak cipta dan yang disebut plagiat (plagiarism) merupakan pelanggaran akademik yang sanksinya dapat berupa peniadaan pengakuan atas karya ilmiah dan kehilangan hak kesarj anaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksa oleh pihak mana pun.

Pasal25 Ayat (2) UU. No 20 Tahun 2003: Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan unruk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terhukti merupakanjiplakan dicahut gelarnya.

Pasal 70: Lulusan yang karya ilmiahnya yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademi, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan j iplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200 juta.

Ban dung,

Dinyatakan tanggal : Agustus 2018 Pembuat pemyataan : ....... ,~~·uu.u

i

ABSTRAK

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 No.16 bahwa yang dimaksud

dengan hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku

dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh,

dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian Menurut Kumar (2015) signifikansi dari

hubungan industrial adalah memelihara hubungan industrial yang harmonis untuk

keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Hubungan industrial yang baik akan

mendatangkan banyak manfaat bagi perusahaan antara lain peningkatan efisiensi dan

keuntungan bagi perusahaan, menurunkan tingkat turn over serta keuntungan-keuntungan

lainnya. Hubungan inilah yang senantiasa perlu dijaga oleh SPBU 34.40252 dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. SPBU 34.40252 merupakan SPBU DODO (Dealer Owned

Dealer Operated) yaitu SPBU yang terletak di Jl.Kopo Bihbul No.88, Kabupaten Bandung.

SPBU 34.40252 beroperasi sejak tanggal 6 Agustus tahun 2007. Dalam perjalanan usahanya,

perusahaan pernah mendapatkan salah satu penghargaan dalam kategori best shift atas

kinerjanya sebagai mitra PT.PERTAMINA dalam industri pengisian bakar minyak umum di

Kabupaten Bandung pada tahun 2007.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali pemahaman tentang pelaksanaan

sistem hubungan industrial di SPBU 34.40252 dan mengkaji bagaiamana efektivitas

pelaksanaan hubungan industrial berdasarkan aturan Undang-Undang Ketenagakerjaan atau

labour legislation yang menyangkut perlindungan hak dan kewajiban pekerja di Indonesia

dan term of employment atau syarat kerja atau peraturan pengaturan hak dan kewajiban

antara pekerja/buruh dan pengusaha yang berlaku bagi perusahaan secara individual sesuai

dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis adalah studi literatur, observasi, serta wawancara. .

Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas pelaksanaan hubungan industrial

perusahaan belum sepenuhnya efektif dikarenakan masih adanya kesenjangan antara praktik

pelaksanaan hubungan industrial dengan peraturan perundang-undangan pemerintah.

Hubungan industrial di SPBU 34.40252 belum efektif terlihat dari kurangnya komunikasi,

koordinasi dan pemahaman karyawan terhadap peraturan perusahaan sehingga menyebabkan

karyawan tidak mendapatkan hak-haknya serta tidak menjalankan beberapa kewajibannya.

Kata Kunci :

Hubungan Industrial, Man Power Marketing, Man Power Management, Labour Legislation,

Term of Employment

ii

ABSTRACT

According to Law No. 13, Year 2003 article 1

number 16 that means industrial relations is a system of relationships formed between actors

in the production process of goods and / or services consisting of entrepreneurs, workers /

laborers and the government based on the values of Pancasila and the Constitution of the

State of the Republic of Indonesia (UU Dasar Negara Indonesia Tahun 1945). According to

Kumar (2015), the significance of industrial relations is to maintain harmonious industrial

relations for the sustainability and growth of the company. Good industrial relations will

bring many benefits to the company, including increasing efficiency and profits for the

company, reducing turnover rates and other benefits. It is this relationship that always needs

to be maintained by the gas station 34,40252 in carrying out its business activities. SPBU

34.40252 is a DODO filling station (Dealer Owned Dealer Operated) which is a gas station

located at Jl.Kopo Bihbul No.88, Kabupaten Bandung. SPBU 34.40252 operates since

August 6, 2007. In the course of its business, the company has received one award in the best

shift category for its performance as a partner of PT.PERTAMINA in the general oil

refueling industry in Bandung Regency in 2007.

The purpose of this study is to explore the understanding of the implementation of industrial

relations system at gas stations 34.40252 and to examine how effectiveness of the

implementation of industrial relations based on the rules of Labor Law or labor legislation

concerning the protection of workers' rights and obligations in Indonesia and term of

employment regulation of rights and obligations between workers / laborers and employers

that apply to companies individually according to the conditions of the company concerned.

The research method used in this study is a qualitative descriptive research method. Data

collection techniques used by the authors are literature study, observation, and interviews. .

The results of the study show that the effectiveness of the company's industrial relations

implementation has not been fully effective due to the gap between the practice of industrial

relations and government regulations. Industrial relations at gas stations 34.40252 have not

been effectively seen from the lack of communication, coordination and understanding of

employees against company regulations that cause employees do not get their rights and not

run some of its obligations.

Keywords :

Industrial Relations, Man Power Marketing, Man Power Management, Labor Legislation,

Term of Employment

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TEMPAT

KERJA (STUDI PADA SPBU 34.40252). Proses penyusunan skripsi ini ditujukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) di

Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Fakultas Ekonomi, Program Studi

Manajemen.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan,

dan doa dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik bersifat

moral dan materil. Oleh karena itu, penulis hendak menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai dan membimbing

penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kedua orang tua , kakak dan adik penulis yang selalu memberikan semangat,

dorongan, serta motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini

berlangsung baik moral maupun materil.

3. Bapak Sapta Dwikardana, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang selalu dan tanpa

lelah membantu juga membimbing penulis, Terima kasih atas waktu dan

kesabaran yang telah diberikan.

4. Bapak Prof. Dr. Hamfri Djajadikerta, Drs., Ak., MM. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

5. Ibu Triyana Iskandarsyah, Dra., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

6. Ibu Annisaa Novieningtyas, SE., MSM. selaku dosen ko-pembimbing yang tanpa

lelah dan selalu membantu juga memberikan dukungan dalam membimbing dari

awal sampai akhir proses pembuatan skripsi ini.

7. Bapak Agus Hasan Putra A., Drs., Msi., selaku dosen pembimbing, yang selalu

memberikan waktu disela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan studi di Universitas Katolik Parahyangan, selalu memberikan

inspirasi, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.

iv

8. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih karena telah membantu penulis

selama masa perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

9. Kepada Seluruh pegawai dan owner dari SPBU 34.40225 yang kooperatif dalam

memberikan data dalam penyusunan skripsi.

10. Keluarga besar dabul diantaranya Rakean, Rizal, Benny, Adnan, Luthfi, Rafdi,

Leo, Ignatius , Bimo, Prana, Riadi, Bintang, Haidar, Puja, dan Karim yang

mendukung dan menyemangati untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada Faisal, Alfa, Desti, Sybill, Adizar,Dio dan Arista selaku teman penulis

yang selalu membantu dan menyemangati penulis di semester akhir agar dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Amel selaku sahabat penulis yang selalu mendengarkan dan memberikan

semangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Adik, Angga, Eric selaku sahabat penulis yang selalu menemani penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh keluarga besar dari Manajemen UNPAR, yang merupakan teman-teman

seperjuangan dari penulis.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah mendoakan,

mendukung, dan membantu penulis baik dalam masa perkuliahan maupun proses

dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap

agar skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pembelajaran bagi berbagai pihak,

khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian sejenis.

Bandung, 3 Agustus 2018

Muhammad Riza Iqrami

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

1.5 Kegunaan Penelitian-Kontribusi Penelitian ................................................. 6

1.6 Kerangka Penelitian ...................................................................................... 7

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 10

2.1 Hubungan Industrial .................................................................................... 10

2.2 Subjek Hubungan Industrial ........................................................................ 10

2.3 Prinsip Hubungan Industrial ........................................................................ 11

2.4 Ruang Lingkup Hubungan Industrial .......................................................... 12

2.5 Efektivitas Hubungan Industrial .................................................................. 14

2.6 Kesimpulan .................................................................................................. 15

BAB 3 METODE DAN OBJEK PENELITIAN ....................................................... 16

3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 16

3.2 Operasionalisasi Variabel ............................................................................ 16

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 17

3.3.1 Data Primer .......................................................................................... 17

3.3.2 Data Sekunder ...................................................................................... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 17

3.5 Analisis data ................................................................................................ 18

3.5.1 Intrepretasi dan Pembahasan ..................................................................... 19

3.6 Alur Penelitian ................................................................................................. 19

vi

3.7 Objek Penelitian .......................................................................................... 24

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................ 26

4.1 Pelaksanaan Man Power Marketing ................................................................ 26

4.1.1 Matriks Man Power Marketing ................................................................ 31

4.2 Pelaksanaan Man Power Management ............................................................ 38

4.2.1 Matriks Man Power Management ............................................................. 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 51

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 51

5.2 Saran ................................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 54

LAMPIRAN............................................................................................................... 56

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... 80

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ........................................................................ 17

Tabel 4.1 Matriks Man Power Marketing Berdasarkan Isi Peraturan Perusahaan . 31

Tabel 4.2 Matriks Man Power Management Berdasarkan Isi Peraturan Perusahaan

.................................................................................................................................... 46

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 7

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ........................................................................... 23

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SPBU 34.40252 ..................................................... 25

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 No.16 bahwa yang

dimaksud dengan hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk

antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur

pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian

(Khakim, 2009) menjelaskan, istilah hubungan industrial merupakan terjemahan dari

labour relation atau hubungan perburuhan. Seiring dengan perkembangan dan

kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa masalah hubungan kerja antara

pekerja/buruh dan pengusaha ternyata juga menyangkut aspek-aspek lain yang luas.

Kemudian menurut (Simanjuntak, 2011) hubungan industrial adalah hubungan antara

semua pihak yang terkait atau berkepentingan atas proses produksi barang atau

pelayanan jasa di suatu perusahaan.

Menurut Kumar (2015) signifikansi dari hubungan industrial adalah

memelihara hubungan industrial yang harmonis untuk keberlangsungan dan

pertumbuhan perusahaan. Hubungan industrial yang baik akan mendatangkan banyak

manfaat bagi perusahaan antara lain peningkatan efisiensi dan keuntungan bagi

perusahaan, menurunkan tingkat turn over serta keuntungan-keuntungan lainnya.

Secara hubungan industrial yang baik bermanfaat untuk membangun demokrasi

industri, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, meningkatkan moral tenaga

kerja, mengoptimalkan sumber daya, meningkatkan keadilan, dan memfasilitasi

inovasi dan perubahan.

Dari pemaparan di atas, hubungan yang tercipta antara pengusaha dan pekerja

senantiasa perlu dipelihara dan dikembangkan dalam rangka terjaminnya

kepentingan dari semua pihak. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan hubungan yang

aman, harmonis, dinamis dan berkeadilan antara semua unsur yang berkepentingan

tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha. Untuk mewujudkan

pelaksanaan hubungan industrial di Indonesia, semua pihak yang berkepentingan

2

harus bersama sama mendukung keberhasilan dan kelangsungan perusahaan dengan

memahami prinsip-prinsip hubungan industrial.

Menurut (Simanjuntak, 2011), prinsip hubungan industrial harus didasarkan

pada pemahaman bahwa semua pemangku kepentingan (stakeholders) mempunyai

kepentingan bersama atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Menurut

Kumar (2015) tujuan dari terciptanya hubungan industrial adalah untuk

meningkatkan pemahaman dan kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja,

membangun saluran komunikasi antara karyawan dan tenaga kerja, menjamin

kontribusi konstruktif serikat buruh, menjaga kepentingan tenaga kerja dan

manajemen, meningkatkan moral dan disiplin tenaga kerja, menjamin kondisi

lingkungan kerja serta penetapan gaji yang layak. Lebih jauh, terciptanya hubungan

industrial yang baik dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara (Kumar,

2015).

Hubungan industrial menurut Kumar (2015) dipengaruhi oleh struktur

organisasi, gaya kepemimpinan, perilaku individu dalam perusahaan, lingkungan

politik, lingkungan teknis dan ekonomi, serta sikap dan pola pikir. Kemudian

(Simanjuntak, 2011) mengemukakan bahwa untuk menerapkan prinsip-prinsip

hubungan industrial di perusahaan, diperlukan sarana dan lembaga yaitu :

1. Peraturan Perusahaan,

2. Lembaga Bipartit,

3. Serikat Pekerja,

4. Perjanjian Kerja Bersama,

5. Asosiasi Pengusaha,

6. Lembaga Tripartit,

7. Majelis Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,

8. Hukum Ketenagakerjaan

9. Pendidikan Hubungan Industrial

Sarana hubungan industrial juga diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun

2003 Pasal 103 yaitu :

1. Serikat Pekerja/serikat buruh

2. Organisasi pengusaha

3. Lembaga kerja sama bipartit

3

4. Lembaga kerja sama tripartit

5. Peraturan Perusahaan

6. Perjanjian kerja bersama

7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; dan

8. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Semua sarana dan lembaga hubungan industrial yang tertera diatas diatur

dasar hukumnya melalui Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia sampai saat ini. Dikutip dari (Lucky,

2012) pada prinsipnya peraturan ketenagakerjaan yang dibuat oleh pemerintah

seharusnya menjadi dasar bagi perumusan kebijakan ketenagakerjaan di tempat

produksi. Namun, sulitnya mengimplementasikan berbagai peraturan

ketenagakerjaan yang dibuat oleh pemerintah untuk kemudian dapat diterapkan

sebagai dasar bagi perumusan kebijakan ketenagakerjaan pada tingkatan produksi

menjadi salah satu dinamika di dalam sistem hubungan industrial di Indonesia.

Peraturan perusahaan merupakan salah satu sarana hubungan industrial yang

bertujuan untuk menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi pekerja

maupun pengusaha. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Koperasi No. 02/MEN/1976 menyatakan bahwa:

eraturan perusahaan adalah suatu peraturan yang dibuat oleh pimpinan perusahaan

yang memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja yang berlaku pada

perusahaan yang bersangkutan dan memuat tata tertib perusahaan

Kemudian Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga

memberikan pengertian:

eraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha

yang memuat syarat-syarat kerja serta tata tertib perusahaan .

Ketentuan yang dimuat dalam peraturan perusahaan mengacu pada dan tidak boleh

rendah dari ketentuan yang diatur dalam undang-undang, peraturan pemerintah dan

peraturan perundang-undangan lainnya (Simanjuntak, 2011).

Kemudian

hubungan industrial secara garis besarnya dibedakan menjadi dua, yaitu masalah man

4

power marketing dan masalah man power management

lingkup hubungan industrial, baik yang menyangkut masalah man power marketing

dan masalah man power management akan selalu membahas syarat-syarat kerja

dengan segala permasalahan dan pemecahannya

Sebagai salah satu sarana hubungan industrial, peraturan perusahaan

merupakan landasan terwujudnya hubungan industrial yang harmonis karena segala

ketentuan dasar mengenai hak dan kewajiban bagi pekerja dan pengusaha, serta

syarat kerja dan ketentuan pokok mengenai tata tertib perusahaan tercantum.

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimanakah sebuah perusahaan menjalankan sistem hubungan industrial dalam

kegiatan usahanya berdasarkan sebagaimana telah diatur dalam perundang-

undangan di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan

prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas

guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. SPBU 34.40252 SPBU DODO

(Dealer Owned Delaer Operated) merupakan SPBU murni milik perseorangan

dimana segala hal mengenai manajemen perusahaan dikelola oleh

perseorangan atau badan usaha. Kemudian dengan berlakunya Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, segala pihak baik pengusaha dan

pekerja perlu menciptakan sebuah hubungan yang harmonis yang tidak

bertentangan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Undang-Undang No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerajaan sendiri bertujuan untuk menunjang

dan menjamin pembangunan ketenagakerjaan sehingga seluruh pekerja dan

pengusaha terpenuhi atas hak-hak dan kewajibannya serta secara bersama-sama

mewujudkan kondisi yang kondusif bagi setiap pihak yang terlibat . Hal ini

pula yang ingin perusahan wujudkan dalam kelangsungan kegiatan usaha

khususnya bagi SPBU 34.40252.

Kemudian peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur sebagai

langkah awal dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui bagaimana

pemahaman pihak manajemen SPBU tentang sistem hubungan industrial.

5

Hasilnya peneliti menemukan beberapa gejala yang dapat mendasari penelitian

ini, yaitu :

1. Pihak manajemen SPBU 34.40252 belum memahami apa yang dimaksud

dengan sistem hubungan industrial.

2. Peneliti menemukan bahwa isi peraturan perusahaan yang tercantum

belum sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

3. Peneliti menemukan bahwa perjanjian kerja yang diterapkan oleh

perusahaan belum sesuai dengan Pasal 54 Undang-Undang

Ketenagakerjaan.

Berdasarkan temuan tersebut diketahui bahwa perusahaan belum memiliki

pemahaman tentang hubungan industrial didalam kegiatan usahanya. Selanjutnya

menurut Nayar (1985) konsep efektivitas hubungan industrial didefinisikan sebagai

maksimalisasi tujuan dari para stakeholders dan meminimalisir konflik yang terjadi

dalam perusahaan. Untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 perusahaan harus

mengaplikasikan norma kerja atau labour legislation yang diatur dalam Undang-

Undang Ketenagakerjaan dan syarat kerja atau term of employment yang tertuang

dalam peraturan perusahaan.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul

(Studi

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem hubungan industrial di SPBU 34.40252?

2. Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan hubungan industrial di SPBU

34.40252?

6

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis menentukan tujuan penelitian

ini sebagai berikut:

1. Untuk menggali pemahaman tentang pelaksanaan sistem hubungan

industrial di SPBU 34.40252

2. Untuk mengkaji efektivitas pelaksanaan hubungan industrial berdasarkan

peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menyangkut

perlindungan hak dan kewajiban pekerja di SPBU 34.40252

1.5 Kegunaan Penelitian-Kontribusi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya referensi pembaca mengenai

hubungan industrial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman penulis tentang

hubungan industrial di Indonesia. Kemudian memberikan gambaran mengenai

praktik pelaksanaan hubungan industrial yang efektif dan menjadi media untuk

menambah ilmu pengetahuan penulis didalam bidang kajian manajemen insani.

2. Bagi Perusahaan

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi pelaku usaha di bidang

pengisian bahan bakar umum, khususunya untuk SPBU 34.40252 dalam

melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan memperhatikan bagaimana penerapan

hubungan industrial yang berlaku di Indonesia yang diharapkan dari hasil penelitian

ini perusahaan dapat membenahi segala kekurangan yang diperlukan dalam

menjalankan kegiatan usahanya dengan memperhatikan segala hal yang

berhubungan dengan hubungan industrial khususnya didalam perusahaan agar

terciptanya sebuah hubungan industrial yang harmonis antara pengusaha dan

pekerja.

3. Bagi Kalangan Akademisi

7

Penulis berharap penelitian ini berguna untuk kalangan akademisi dalam

pengetahuan dan penerapannya yang berkaitan dengan topik hubungan industrial

dalam kegiatan usaha di Indonesia, serta diharapkan dapat menjadi referensi bagi

kalangan akademis di dalam penelitian-penelitian berikutnya yang relevan serta

diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan kelemahan-kelemahan yang muncul

dalam penelitian ini dan pada penelitian berikutnya yang berkaitan dengan topik

hubugan industrial.

1.6 Kerangka Penelitian

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Sumber : Pengolahan peneliti dari berbagai literatur

Untuk mengkaji efektivitas pelaksanaan hubungan industrial di SPBU

34.40252, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Heidjrahman dalam

Haryani (2002) mengenai aspek-aspek pelaksanaan hubungan industrial yang terdiri

dari man power marketing atau penentuan syarat-syarat kerja yang akan diterapkan

dalam pelaksanaan ikatan kerja yang ada dan masalah man power management atau

pelaksanaan syarat-syarat kerja dan berbagai permasalahan serta pemecahannya.

Dimana secara umum man power marketing membahas penentuan syarat-syarat kerja

8

yang akan diterapkan dalam pelaksanaan ikatan kerja yang ada. Proses ini setelah

pekerja/buruh dinyatakan diterima oleh pihak perusahaan. Penentuan syarat-syarat

kerja ini dapat dilaksanakan oleh pekerja/buruh secara individu maupun oleh wakil-

wakil pekerja/buruh yang tergabung dalam organisasi pekerja/ organisasi buruh

(Heidjrahman dalam Haryani 2002). Jenis-jenis syarat kerja yang dimaksud di atas,

misalnya jam kerja, hari kerja, tempat kerja, upah, jaminan sosial, dan lain-lain

(Heidjrahman dalam Haryani 2002).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis mengidentifikasi syarat-syarat

kerja atau man power marketing yang tertuang di dalam isi peraturan perusahaan

yang mengandung aspek pengupahan, jaminan sosial, waktu kerja, K3, organisasi

pekerja, penyelesaian perselisihan dibandingkan dengan pelaksanaan syarat-syarat

kerja atau man power management di dalam kegiatan perusahaan melalui wawancara

dengan narasumber yang telah bekerja paling lama berdasarkan jenis pekerjaan yang

ada di dalam perusahaan yaitu security, office boy, operator, dan pengawas.

Pertimbangannya lebih pada kemampuan sampel (informan) untuk memasok

informasi selengkap mungkin untuk mendukung pengumpulan data. Selanjutnya

efektivitas pelaksanaan hubungan industrial akan dikaji dari kesesuaian aspek norma

kerja (labour legilsation) atau pengaturan hak dan kewajiban bagi pekerja/buruh dan

pengusaha atau pimpinan perusahaan yang tertuang dalam peraturan perundang-

undangan yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang

dan syarat kerja (term of employment) yaitu peraturan perusahaan sehingga peneliti

dapat menarik kesimpulan untuk mendeskripsikan bagaimana efektivitas

pelaksanaan hubungan di perusahaan tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I berisi latar belakang terjadinya permasalahan yang terjadi di SPBU 34.40252.

Dituliskan juga rumusan masalah yang berisi batasan-batasan masalah untuk

membatasi jangkauan penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian dipaparkan agar

pembaca dapat mengerti maksud dilakukannya penelitian. Terdapat juga kerangka

penelitian yang memaparkan teori yang digunakan penulis serta sistematika

penulisan laporan penelitian.

9

BAB II berisi teori-teori yang menjadi dasar dari penelitian dan digunakan untuk

menjawab masalah-masalah yang ada dalam rumusan masalah pada BAB I.

BAB III berisi metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian. Metode

penelitian berisi teknik pengumpulan data, jumlah data yang dikumpulkan, dan

langkah-langkah penelitian. Dalam bab ini juga disertakan penjelasan mengenai

objek penelitian.

BAB IV berisi hasil dan pembahasan penelitian. Terdapat hasil deskriptif beserta

dengan analisis yang merupakan hasil pemikiran dan pengolahan penulis.

BAB V berisi kesimpulan serta saran akhir mengenai pandangan penulis terhadap

permasalahan yang terjadi di SPBU 34.40252