21
TEORI AKUNTANSI KEUANGAN LAPORAN POSISI KEUANGAN Oleh Kelompok 2: I MADE INDRA PRATAMA 1491662025 I GUSTI BAGUS NGURAH PANJI PUTRA 1491662035 KADEK HENDRA GUNAWAN 1491662036 PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI (MAKSI) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Temu 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga berguna

Citation preview

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Oleh Kelompok 2:

I MADE INDRA PRATAMA

1491662025

I GUSTI BAGUS NGURAH PANJI PUTRA1491662035

KADEK HENDRA GUNAWAN

1491662036

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI (MAKSI)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

20151. HUBUNGAN ANTARA POSISI KEUANGAN DENGAN LAPORAN LABA RUGI

Terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara posisi keuangan dengan laporan laba rugi, yakni pendekatan articulation dan non-articulation. Pendekatan articulation menyebutkan bahwa dua pernyataan yakni posisi keuangan dan laporan laba rugi secara matematis didefinisikan sedemikian rupa sehingga laba bersih merupakan hal yang sama dengan perubahan modal dalam tahun berjalan. Atau dapat dikatakan bahwa laporan laba rugi merupakan subklasifikasi dari pos modal. Dengan asumsi tidak terdapat transaksi perubahan modal atau penyesuaian periode sebelumnya. Sedangkan pendekatan non-articulation lebih membahasa hubungan secara matematis antara posisi keuangan dengan laporan laba rugi, dimana setiap pernyataan didefinisikan dan diukur secara independen.Dalam pendekatan articulation terdapat 2 alternatif dalam mendefinisikan elemen-elemen akuntansi. Alternatif yang pertama adalah alternatif yang disebut pendapatan-biaya, alternatif ini fokus dalam mendefinisikan laporan laba rugi, prinsip dalam pengakuan pendapatan, dan pengukuran pendapatan. Alternatif ini menyebutkan laporan laba rugi dianggap sebagai laporan yang paling utama, aset dan kewajiban didefinisikan, diakui, dan diukur dengan by-product dari pendapatan dan biaya. Alternatif yang lain ialah aset-kewajiban, alternatif ini bertolak belakang dengan alternatif pendapatan-biaya, karena alternatif aset-kewajiban lebih menegaskan dalam pendefinisian, pengakuan, dan pengukuran dari aset dan kewajiban, dalam alternatif ini pendapatan didefinisikan, diakui, dan dihitung dengan by-product dari pengukuran aset dan kewaiban.Pendekatan non-articulation belum banyak dibahas dalam literatur akuntansi. Namun, muncul ide untuk memiliki beberapa. Ada banyak ketegangan antara para pendukung pendekatan pendapatan-biaya tradisional dan pendekatan aset-kewajiban karena pendapatan-biaya pendukung terutama prihatin dengan menstabilkan efek fluktuasi transaksi pada laporan laba rugi dan siap untuk memperkenalkan penangguhan biaya dan penangguhan kredit dalam rangka kelancaran pengukuran pendapatan.

2. ASET-ASET ENTITAS

2.1. Definisi Aset

Definisi asset berkaitan dengan kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai transaksi ekonomi diakui sebagai asset dalam aporan keuangan. Banyak definisi asset yang bisa ditemukan dalam literature akuntansi, namun profesi akuntansi di Amerika Serikat membuat tiga kriteria utama untuk mendefinisikan asset, yaitu:a. Hak milik atau nilai yang diperoleh atau pengeluaran yang dibuat untuk menciptakan sebuah properti yang berlaku untuk masa depan.

b. Sumber daya ekonomi dari suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

c. Manfaat ekonomi masa depan yang kemungkinan diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.2.2. Kontrak Pelaksana

Kontrak pelaksanaan adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban maupun menerima kekayaan atau jasa di masa yang akan datang. Kontrak kerja dan perjanjian pembelian jangka panjang merupakan contoh dari kontrak pelaksanaan.. Bagaimana mengakui dan mengukur kontrak pelaksanaan adalah masalah lama dalam akuntansi. Pandangan akuntansi tradisional menyatakan bahwa kontrak pelaksanaan tidak perlu diakui sebagai transaksi dalam laporan keuangan karena belum terjadi pertukaran yang sesungguhnya. 2.3. Pengakuan dan Pengukuran Aset

Pervasive Principles menyatakan bahwa Aktiva dan kewajiban pada umumnya diawali dengan dicatat atas dasar peristiwa di mana perusahaan tersebut memperoleh sumber daya dari entitas lain atau menimbulkan kewajiban kepada entitas lain. Aktiva dan kewajiban diukur oleh harga tukar yang menjadi transfer.

a. Piutang

Piutang adalah tuntutan atau klaim perusahaan kepada pihak lain, baik terhadap perorangan maupun terhadap suatu badan usaha yang terjadi karena adanya suatu transaksi. Piutang diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat diterimanya uang pembayaran. Piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa dating, akuntansi mewajibkan pelaporan piutang sebesar nilai realisasi bersih (net realizable value). Hal ini berarti bahwa piutang dilaporkan dalam jumlah bersih dari estimasi piutang tak tertagih dan diskon usaha. Tujuannya adalah untuk melaporkan piutang sejumlah klaim dari pelanggan yang benar-benar diperkirakan diterima secara tunai atau mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya sehingga sesuai denganmatching concept.b. Investasi Bukan Subjek untuk Akuntansi EkuitasBerdasarkan SFAS No. 15, Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas mengarah pada current values. Pada saat pemerolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan efek utang dan efek ekuitas ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini:

Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity), sekuritas hutang yang menurut maksud dan kemampuan perusahaan akan dimiliki sampai jatuh tempo.

Diperdagangkan (trading), sekuritas hutang yang dibeli dan dimiliki terutama untuk dijual dalam waktu dekat untuk mengahsilkan capital gain.

Tersedia untuk dijual (available for sale), sekuritas hutang yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo atau perdagangan.

Kelompok investasi yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual sesuai dengan metode biaya. Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Ada suatu pengecualian, dividen yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap sebagai pengembalian modal (atau likuidasi dividen) dan dicatat sebagai pengurang terhadap rekening investasi.

c. Investasi subjek untuk akuntansi ekuitas

Saat akuntansi ekuitas digunakan, investasi tidak lagi mewakili sebuah atribut nyata dari pengukurannya, tetapi lebih sering digambarkan sebagai biaya histories, dengan penentuan penyesuaian oleh peraturan dari akuntansi ekuitas. Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan deviden. Perusahaan investor melaporkan bagian miliknya yang menjadi keuntungan perusahaan investi sebagai pendapatan investasi dan bagian bebannya dari kerugian perusahaan investi sebagai kerugian investasi. Rekening investasi ditambah dengan pendapatan investasi dan dikurangi dengan kerugian investasi. Dividen yang diterima dari perusahaan investi adalah disinvestasi berdasarkan metode ekuitas, dan dividen tersebut dicatat sebagai pengurang rekening investasi. Maka pendapatan investasi pada metode ekuitas merefleksikan bagian investor atas laba bersih perusahaan investi, dan rekening investasi merefleksikan bagian investor atas aktiva bersih investi.

d. PersediaanPersediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Nilai persediaan akhir dihitung dengan cara mengkalikan kuantitas persediaan yang ada dengan biaya perolehannya. Terdapat dua alternatif dalam pemilihan biaya pemerolehan yang diijinkan yaitu FIFO dan rata-rata tertimbang.

e. Aset yang Dibangun Sendiri dan Persediaan yang Diproduksi

Ada kalanya perusahaan membangun sendiri aset yang dibutuhkan dengan tujuan peningkatan mutu, pendayagunaan fasilitas tertentu yang menganggur, penghematan biaya. Biaya perolehan aset yang dibangun sendiri mencakup semua biaya yang timbul untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, dan biasanya mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik yang dapat dialokasikan untuk asset tersebut. Masalah pengukuran yang berkaitan dengan aset yang dibangun sendiri menyangkut identifikasi biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan aset. Beberapa masalah yang akan dihadapi perusahaan yang menyangkut pembangunan sendiri aset tetapnya antara lain: Harga perolehan dengan membangun sendiri kemungkinan lebih tinggi daripada membeli yang sudah jadi.

Jika dalam pembangunan suatu aset didanai oleh pinjaman dari lembaga keuangan atau pihak lain yang meninmbulakan adanya bunga, maka biaya bunga yang timbul tersebut harus di kapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehanaset tetap. Masalah overhead yang akan dibebankan ke dalam harga perolehan.

f. Subjek Aset untuk Depresiasi atau Deplesi

Biaya perolehan historis aset disusutkan atau dialokasikan selama masa manfaat yang diperkirakan. Terdapat beberapa metode depresiasi yang bisa digunakan untuk menyusutkan nilai asset: garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun dan unit produksi. Dalam pemilihan salah satu metode penyusutan haruslah memperhitungkan keadaan yang relevan dan konsistensi.

g. Impaired Asset

Impairment aset terjadi jika nilai tercatat aset melebih nilai yang dapat dipulihkan. Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut akandiakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi dianak perusahaan, suatu unit pabrik.h. Pertukaran Non Moneter Aktiva Sejenis

Sering terjadi bahwa aktiva lama ditukar dengan aktiva baru dengan mempertimbangkan harga pasar aktiva lama. Pertukaran ini dapat terjadi baik antara aktiva tetap yang sejenis ataupun aktiva tetap yang tidak sejenis. Nilai tukar tambah ( Trade-in allowance ), dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai buku aktiva tetap lama. Saldo yang tersisa atau jumlah yang terutang atas transaksi pertukaran ini, dapat dibayar tunai atau dicatat sebagai kewajiban. Petukaran aktiva tetap seperti ini juga menimbulkan keutungan atau kerugian yang perlu diakui dalam catatan akuntansi pada saat pertukaran terjadi. Apabila aktiva tetap diperoleh dari hasil petukaran dengan aktiva nonmoneter lain, maka aktiva baru yang diperoleh tersebut dicatat sebagai nilai pasar wajarnya atau nilai pasar wajar aktiva nonmoneter yang diserahkan, mana yang lebih pasti. Perlakuan ini dikenal sebagai kasus umum dan merupakan transaksi pertukaran yang lebih umum.

i. Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi. Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.j. Biaya Ditangguhkan

Terdapat dua jenis biaya tertangguh, yaitu

Biaya dibayar di muka, yang memberikan manfaat di masa depan dalam bentuk pengurangan arus keluar masa depan untuk layanan, misalnya asuransi prabayar. Prabayar biasanya dialokasikan untuk laporan laba rugi berdasarkan metode garis lurus selama periode manfaat di masa depan.

Biaya yang ditangguhkan dari pengakuan beban semata-mata karena pengukuran pendapatan, jenis ini termasuk biaya startup organisasi dan kerugian ditangguhkan atas leasebacks dijual.

Sebagian besar biaya yang ditangguhkan diamortisasi dengan cara yang sama sebagai aset tidak berwujud kecuali persyaratan tertentu berlaku.

3. KEWAJIBAN3.1. Definisi kewajiban

Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari tutup buku rekening ke periode berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi, tetapi saldo kredit tersebut bukan akibat saldo negatif aktiva. Selain itu APB menyatakan bahwa kewajiban merupakan suatu kewajiban ekonomis suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Kewajiban ini termasuk saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban atau hutang. Sedangkan FASB menyatakan kewajiban sebagai kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa depan yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi. SFAC No. 6 dalam FASB menguraikan definisi tersebut ke dalam tiga sifat kewajiban yaitu:a. Kewajiban itu benar adanya.

b. Kewajiban itu tidak dapat dihindarkan.

c. Kejadian yang menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban telah terjadi.3.2. Pengakuan dan penilaian kewajiban

Menurut APB Statement 4 dan SFAC No. 5, kewajiban dukur berdasarkan jumlah yang dihasilkan oleh suatu transakti, biasanya jumlah tersebut dibayarkan dimasa mendatang. Secara umum kewajiban dinilai berdasarkan nilai atas suatu pertukran. Untuk kewajiban lancar, pengukuran mewakili nilai nominal kewajiban untuk diselesaikan di masa yang akan datang. Sedangkan untuk kewajiban tidak lancar, pengukuran mewakili nilai sekarang yang didasarkan pada suku bunga saat ini.

a. Catatan yang dibayarkan di bawah tingkat suku bunga pasar

Berdasarkan APB Opinion No. 21, catatan yang dibayarkan di bawah tingkat suku bunga pasar harus didiskontokan. Tujuan diskonto ini untuk menyesuaikan catatan ke catatan yang setara memiliki tingkat suku bunga pasar. Diskonto tersebut kemudian diamortisasi atas keberlangsungan catatan untuk menyesuaikan beban bunga periodik dengan nilai pasar. b. Hutang obligasi / Bonds PayableHutang obligasi adalah hutang jangka panjang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi. Obligasi awalnya tercatat dalam hasil bersih dari transaksi. Hasil bersih setara dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga di masa yang akan datang dan pelunasan pokok. Hal ini diperlukan untuk membuat ikatan premi atau akun diskonto jika dinyatakan bunga berbeda dari harga pasar. c. Obligasi yang dapat ditukar / Convertible BondsObligasi memungkinkan untuk dilakukan pertukaran dengan saham biasa. Hal ini untuk convertible bonds untuk memiliki tingkat bunga kupon yang lebih rendah daripada obligasi yang konvensional. Hal itu terjadi karena investor bersedia membayar harga untuk pilihan konversi, dan harga yang dibayarkan dalam bentuk bunga yang lebih rendah. d. Obligasi dengan saham jaminan / Debt with Stock WarrantsAPB Opinion No. 14 mengharuskan nilai yang ditetapkan untuk memisahkan saham jaminan yang dapat menyertai masalah utang. Kebijakan ini tidak konsisten dengan perlakuan utang konversi. Dua kebijakan yang berbeda adalah untuk obligasi konversi yang tidak dapat menjadi utang atau ekuitas dalam waktu yang bersamaan. e. Redeemable preffered stock dan sekuritas lainnya

Manajer keuangan selalu berusaha untuk menjauhi hutang. Redeemable preffered stock pada dasarnya adalah utang yang berupaya untuk lewat sebagai modal. Masalah baru mengenai redeemable preffered stock telah dibuktikan dalam beberapa fitur penebusan, seperti memungkinkan ditukar ke saham biasa. f. Securitizations

Semakin umum jenis transaksi maka semakin melibatkan penjualan aset suatu perusahaan ke perusahaan lain. Aset yang terlibat biasanya aset keuangan seperti piutang atau hak tagih. Masalah utama yang timbul di securitizations adalah apakah transferor telah melepaskan semua hak dalam aset. Jika iya, transferor kredit dari aset dan utang tidak muncul pada neraca seperti penjualan aset lainnya.4. MODALModal atau ekuitas pemilik merupakan kelebihan dari aset yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi oleh kewajiban perusahaan. Setidaknya itulah yang dinyatakan dalam APB Statement 4 dan SFAC No. 6 terkait dengan definisi modal. Pos modal terdiri dari laba ditahan dan cadangan. Laba ditahan adalah laba bersih setelah dikurangi pajak dimana pada saat Rapat Umum Pemegang Saham diputuskan untuk tetap ditahan (tidak dibagikan). Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian tahun sebelumnya, dan besaran dividen. Sedangkan cadangan merupakan laba yang disisihkan untuk tujuan atau mengantisipasi kondisi tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.4.1. Pengakuan dan Penilaian ModalTerdapat dua jenis transaksi modal yaitu transaksi modal dan transaksi yang terkait dengan laba. Transaksi modal adalah transaksi antara pemilik dengan perusahaan, sedangkan transaksi yang berkaitan dengan laba adalah transaksi yang mewakili laporan laba rugi, penyesuaian tahun sebelumnya yang berhubungan dengan pendapatan penjualan tahun sebelumnya. Penilaian terhadap modal bedasarkan harga pada saat transaksi terjadi. Pencatatan modal saham harus dipisahkan antara nilai pari dan nilai jual. Pencatatan laba ditahan merupakan akumulasi dari laba yang terjadi ditahun-tahun sebelumnya. Angka yang tercantum pada akun laba ditahan akan bertambah apabila perusahaan memperoleh laba dan akan berkurang apabila perusahaan merugi.a. Opsi sahamOpsi adalah kontrak yang memberikan pemiliknya hak, bukan kewajiban untuk membeli atau menjual sejumlah aset tertentu, pada harga yang dispesifikkan pada waktu tertentu di masa mendatang. Employee Stock Option Plans (ESOP) adalah progam yang memberikan hak kepada karyawan atas kepemilikan saham. Dengan kata lain ESOP bisa dikatakan sebagai suatu penghargaan opsi saham perusahaan kepada karyawan berdasarkan pada kinerja mereka, dimana karyawan memiliki hak untuk membeli saham perusahaan pada tanggal yang telah ditentukan pada harga yang telah ditentukan.b. Saham treasuriSaham treasuri adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Tujuan perusahaan untuk membeli saham treasuri adalah untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, mengurangi jumlah pajak, meningkatkan jumlah earning per share, dan menaikkan harga saham perusahaan. Akuntansi terhadap saham treasuri diantaranya adalah:

Saham ini tidak boleh dianggap sebagai aktiva.

Saham ini dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total.

Tidak memiliki hak seperti pemegang saham perseroan diantaranya hak atas dividen ataupun hak atas suara.

Tidak adanya pengakuan kerugian ataupun keuntungan atas pembelian saham treasuri.

Pembelian saham treasuri akan mengurangi jumlah saham yang beredar dan penerbitan kembali akan menambah jumlah saham yang beredar, namun modal resmi tidak akan berubah.c. Dividen SahamDividen merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan di atas keperluan investasi untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Jenis pembayaran dividen ada dua yaitu pembayaran dalam bentuk tunai (pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang diberikan secara tunai, sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham), dan pembayaran dalam bentuk saham (pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti cash dividen). Terdapat pula dua kebijakan akuntansi untuk dividen saham berdasarkan pada ukuran dividen. Pertama dividen saham besar (>25%) yaitu pembayaran jumlah dividen dengan mengklasifikasikan laba ditahan berdasarkan nilai nominal saham yang diterbitkan, dan yang kedua dividen saham kecil (