455
PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MALANG TAHUN 2019

TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH · tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja ... pemerintahan dan pembangunan Daerah, penyusunan RKPD Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan

  • Upload
    doanthu

  • View
    296

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PERATURAN WALIKOTA MALANG

NOMOR 20 TAHUN 2018

TENTANG

TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

(RKPD)

KOTA MALANG TAHUN 2019

SALINAN NOMOR 20/2018

PERATURAN WALIKOTA MALANG

NOMOR 20 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal

264 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu

menetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2019;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-

Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik

Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-Kota

Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5234);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4815);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6041)

13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 3);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 465);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata

Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2019 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 550);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3

Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur 2014-2019

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1

Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Jawa Timur 2014-2019 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 Nomor 1);

20. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 35 Tahun 2018

tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Timur Tahun 2019 (Lembaran Daerah Provinsi

Jawa Timur Tahun 2018 Nomor 35, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor E);

21. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Malang

Tahun 2010 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran

Daerah Kota Malang Nomor 2);

22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Malang Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah

Kota Malang Tahun 2010 Nomor 1 Seri E, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 4);

23. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

(Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 30);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2019.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Malang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Malang.

3. Walikota adalah Walikota Malang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Malang.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala

daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang

selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen

perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh)

tahun.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang

selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen

perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

8. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang

selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah

yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen

perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

9. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya

disingkat Renja Perangkat Daerah adalah dokumen

perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)

tahun.

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang

selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Malang.

11. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA

adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang

pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi

yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

12. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang

selanjutnya disingkat PPAS adalah program prioritas

dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan

kepada Perangkat Daerah untuk setiap program sebagai

acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran

satuan kerja Perangkat Daerah.

13. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat

Daerah dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih

kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang

disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai

dengan tugas dan fungsi.

14. Kegiatan adalah serangkaian aktivitas pembangunan

yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah untuk

menghasilkan keluaran (output) dalam rangka mencapai

hasil (outcome) suatu program.

BAB II

KEDUDUKAN

Pasal 2

RKPD Tahun 2019 merupakan pedoman penyempurnaan

Rancangan Akhir Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 dan

pedoman penyusunan KUA dan PPAS Tahun Anggaran

2019 dalam rangka penyusunan Rancangan APBD Tahun

Anggaran 2019.

BAB III

PEMBENTUKAN

Pasal 3

(1) Pembentukan RKPD berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah dan program strategis nasional yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, serta RKPD Provinsi

Jawa Timur.

(2) Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Daerah, penyusunan

RKPD Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan

dan sasaran pokok RPJPD Tahun 2005-2025 dan

mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun

2014-2019 untuk keselarasan program dan kegiatan

pembangunan Daerah dengan pembangunan Provinsi.

BAB IV

SISTEMATIKA

Pasal 4

(1) Dokumen RKPD tersusun berdasarkan Sistematika

yang terdiri atas :

a. Pendahuluan

b. Gambaran Umum Kondisi Daerah

c. Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah

d. Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah

e. Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah

f. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

g. Penutup

(2) Isi atau materi muatan dari sistematika dokumen RKPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Walikota ini.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 5

(1) Dikecualikan dalam Pasal 3 ayat (1) terhadap

program/kegiatan yang tidak tercantum dalam Matrik

Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah dapat diproses

dalam penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka

penyusunan Rancangan APBD, apabila memenuhi

ketentuan sebagai berikut :

a. merupakan program/kegiatan yang bersumber dana

yang bersifat specific grant atau dengan peruntukan

khusus, yang peruntukannya memerlukan

persetujuan/verifikasi instansi yang berwenang;

b. merupakan dampak atas pelaksanaan

pogram/kegiatan Pemerintah Pusat/Provinsi, atau

dampak atas pelaksanaan program/kegiatan yang

bersumber dana yang bersifat specific grant atau

dengan peruntukan khusus; dan/atau

c. merupakan instruksi atau permintaan tertulis dari

Pemerintah Pusat/Provinsi Jawa Timur.

(2) Proyeksi pendapatan daerah dan penerimaan

pembiayaan daerah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Walikota ini merupakan

perkiraan/asumsi pendapatan daerah dan penerimaan

pembiayaan daerah pada tahun berkenaan.

(3) Pagu anggaran tiap-tiap usulan program/kegiatan yang

disampaikan oleh masing-masing Perangkat Daerah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Walikota ini merupakan pagu indikatif tiap-tiap

program/kegiatan.

(4) Usulan lokasi kegiatan yang disampaikan oleh masing-

masing perangkat daerah sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Walikota ini merupakan

perkiraan, dan kepastian lokasi mengacu pada

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) perangkat

daerah.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Walikota Malang ini mulai beriaku padatanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Walikota Malang ini denganmenempatkannnya dalam Berita Daerah Kota Malang.

Ditetapkan di Malangpada tanggai 29 Juni 2OIa

P1t. WALIKOTA MALANG,

ttd.

SUTIAJIDiundangkan di Malangpada tanggal 29 Juni 2018

SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG,

ttd.

WASTO

BERITA DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2018 NOMOR 20

TK. I96503021990031019

i

DAFTAR ISI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2019

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN...... I-1

1.1 Latar Belakang I-1

1.2 Dasar Hukum..... I-2

1.3 Hubungan Antar Dokumen .. I-4

1.4 Maksud dan Tujuan. I-5

1.5 Sistematika.. I-5

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH..................... II-1

2.1 Kondisi Umum Daerah... II-1

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi.. II-1

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .. II-10

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum ... II-22

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah .... II-24

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

sampai tahun berjalan dan Realisasi RPJMD..... II-31

2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

RKPD sampai tahun berjalan ..... II-31

2.2.2 Realisasi RPJMD ..... II-57

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ..... II-62

2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah .... II-62

2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan

Urusan Pemerintah Daerah... II-63

BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN........ III-1

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah.... III-1

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah..... III-2

3.2.1 Pendapatan Daerah.. III-2

3.2.2 Belanja Daerah...... III-7

3.2.3 Pembiayaan Daerah..... III-20

ii

BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH........ IV-1

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan...... IV-1

4.2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2019... IV-2

BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH ........ V-1

5.1 Program Daerah ...... V-1

5.2 Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ...... V-8

5.3 Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah ....... V-14

5.4 Program, Kegiatan dan Pagu Indikatif ..... V-27

5.4.1 DINAS PENDIDIKAN. V-28

5.4.2 DINAS KESEHATAN.. V-67

5.4.3 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG .... V-87

5.4.4 DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

PERMUKIMAN ... V-94

5.4.5 DINAS SOSIAL .. V-100

5.4.6 DINAS TENAGA KERJA . V-106

5.4.7 DINAS LINGKUNGAN HIDUP V-109

5.4.8 DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. V-114

5.4.9 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,

PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN

PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA... V-118

5.4.10 DINAS PERHUBUNGAN........ V-124

5.4.11 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA... V-128

5.4.12 DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO ... V-132

5.4.13 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP...... V-136

5.4.14 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN . V-139

5.4.15 DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA .. V-143

5.4.16 DINAS PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP

DAERAH... V-146

5.4.17 DINAS PERDAGANGAN... V-149

5.4.18 DINAS PERINDUSTRIAN. V-156

5.4.19 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN. V-161

5.4.20 BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN.. V-168

5.4.21 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH.......... V-179

5.4.22 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET

DAERAH... V-182

5.4.23 BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH... V-189

5.4.24 BAKESBANGPOL... V-193

iii

5.4.25

BPBD. V-196

5.4.26 BAGIAN PEMERINTAHAN...... V-203

5.4.27 BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT.. V-206

5.4.28 BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN

KEMASYARAKATAN.... V-207

5.4.29 BAGIAN PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN V-209

5.4.30 BAGIAN SDA DAN PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR.. V-210

5.4.31 BAGIAN LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA.. V-211

5.4.32 BAGIAN HUKUM... V-212

5.4.33 BAGIAN ORGANISASI.. V-214

5.4.34 BAGIAN UMUM. V-216

5.4.35 BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN... V-218

5.4.36 INSPEKTORAT... V-221

5.4.37 SEKRETARIAT DPRD V-226

5.4.38 SATPOL PP.. V-232

5.4.39 KECAMATAN KLOJEN. V-236

5.4.40 KECAMATAN BLIMBING. V-252

5.4.41 KECAMATAN KEDUNGKANDANG... V-270

5.4.42 KECAMATAN LOWOKWARU.. V-286

5.4.43 KECAMATAN SUKUN... V-307

BAB VI KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

................................................................................................. VI-1

BAB VII PENUTUP.. VII-1

7.1 Kaidah Pelaksanaan VII-1

7.2 Tindak Lanjut. VII-2

I-1

LAMPIRAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2018

TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH

DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam paradigma otonomi daerah yang berpedoman pada

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah diberikan hak,

wewenang dan kewajiban untuk melaksanakan pembangunan daerah

dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas

pelayanan publik dan daya saing Daerah, yang sekaligus merupakan

perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah

diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional. Dalam konteks otonomi daerah, urusan pemerintahan

konkuren atau yang didefinisikan sebagai urusan pemerintahan yang

dibagi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi

dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Adapun pembagian urusan

pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan

eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional.

Untuk mencapai target pembangunan daerah secara efektif dan

optimal sesuai semangat otonomi daerah, tiap-tiap Daerah diberikan

kewenangan untuk menyusun rencana pembangunan daerah yang

merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

nasional dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif,

politis, serta atas-bawah/top-down dan bawah-atas/bottom-up, dan

dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,

partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

I-2

RKPD 2019 sebagai dokumen perencanaan pembangunan

tahunan daerah tahun 2019 disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antaraperencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan serta merupakanbagian yang tidak terpisahkan dalam

tahapan penyusunan perencanaan pembangunan sampai penyusunan

anggaran.

RKPD sebagai pedoman dalam penyusunan Rancangan Renja

Perangkat Daerah, dan menjadi dasar penyusunan KUA-PPAS Tahun

2019 dalam rangka penyusunan Rancangan APBD Tahun 2019, yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan

daerah, rencana kerja dan pendanaannya.

Penyusunan RKPD dilakukan dengan prinsipprinsip sebagai

berikut :

a. perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional;

b. perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran

dan kewenangan masingmasing;

c. perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata

ruang dengan rencana pembangunan daerah;

d. perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan

kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika

perkembangan daerah dan nasional;

e. perencanaan pembangunan daerah dirumuskan dengan spesifik

(specific), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable),

memperhatikan ketersediaan sumberdaya (resources availability) dan

memperhatikan fungsi waktu (time-bound), yang disingkat SMART.

1.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

I-3

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018

tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019;

I-4

14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur

Tahun 2014-2019 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2017;

15. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Malang Tahun 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030;

17. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2015 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Utara Tahun 2016-2036;

18. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Barat Tahun 2016-2036;

19. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2016 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Tengah Tahun 2016-2036;

20. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2016 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Tenggara Tahun 2016-2036;

21. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2016 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Timur Tahun 2016-2036;

22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2016 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah

Perkotaan Malang Timur Laut Tahun 2016-2036;

23. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Dokumen RKPD merupakan satu kesatuan yang terintegrasi

dengan dokumen perencanaan lainnya, baik di tingkat pusat maupun

daerah. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

I-5

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, RKPD

merupakan penjabaran dari RPJMD. Dikarenakan Pemerintah Kota

Malang pada Tahun 2019 melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah dan

Dokumen RPJMD 2013-2018 berakhir pada Tahun 2018, maka

penyusunan RKPD Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan dan

sasaran pokok RPJPD, program prioritas nasional dalam RKP, serta

program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Selanjutnya RKPD Tahun 2019 dijadikan pedoman untuk dalam

penyusunan KUA-PPAS Tahun 2019 dalam rangka penyusunan

Rancangan APBD Tahun 2019, sekaligus sebagai bahan evaluasi

Peraturan Daerah tentang APBD Tahun 2019 oleh Gubernur.

1.4 Maksud dan Tujuan

Penyusunan RKPD Kota Malang Tahun 2019 dimaksudkan

sebagai upaya menentukan arah dan langkah kebijakan Pemerintah Kota

Malang di tahun 2019 serta mewujudkan keselarasan dalam

menentukan rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan

daerah.

Adapun tujuan dari penyusunan RKPD Tahun 2019 meliputi :

a. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan merumuskan menjadi

prioritas pembangunan;

b. Memberikan pedoman kepada Perangkat Daerah dalam menyusun

Renja Perangkat Daerah Tahun 2019;

c. Sebagai landasan dalam penyusunan KUA-PPAS Tahun 2019 dalam

rangka penyusunan Rancangan APBD Tahun 2019;

d. Memberikan arah dan sekaligus tolok ukur keberhasilam

pembangunan;

e. Sebagai bahan evaluasi Peraturan Daerah tentang APBD Tahun 2019

oleh Gubernur.

1.5 Sistematika

Dokumen RKPD Tahun 2019 disusun dengan Sistematika

sebagai berikut:

I-6

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses

penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana

dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara

dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang

digunakan dalam penyusunan RKPD.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang

relevan beserta penjelasannya.

1.4. Maksud dan Tujuan

Memberikan uraian ringkas tentang tujuan dan sasaran

penyusunan dokumen RKPD bagi Kota Malang.

1.5. Sistematika Dokumen RKPD

Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD

terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap

bab didalamnya.

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Umum Daerah

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis

dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah

yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator

kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Berisi kondisi umum geografis mengenai kondisi

geografi daerah, potensi pengembangan wilayah,

dan wilayah rawan bencana.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Berisi kondisi umum kesejahteraan masyarakat

sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan

secara keseluruhan, terutama tentang fokus

kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus

kesejahteraan sosial, fokus seni budaya dan

olahraga.

I-7

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Berisi kondisi umum aspek pelayanan umum

sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan

secara keseluruhan, terutama tentang fokus

urusan layanan wajib dan pilihan, serta fungsi

penunjang urusan pemerintahan.

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Berisi kondisi umum aspek daya saing daerah

sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan

secara keseluruhan, terutama tentang fokus

kemampuanekonomi daerah, fokus fasilitas

wilayah/infrastruktur, fokus iklim berinvestasi, dan

fokus sumberdaya manusia.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai

tahun berjalan dan Realisasi RPJMD

Mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi pencapaian

kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi

hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD

tahun lalu dan realisasi RPJMD yang bersumber dari

telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat

Daerah tahun lalu dan realisasi Renstra Perangkat Daerah

oleh masing-masing Perangkat Daerah dan/atau dari

laporan pertanggung jawaban APBD menurut tahun-tahun

yang berkenaan.

Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan daerah tahun lalu. Evaluasi

meliputi seluruh program dan kegiatan yang

dikelompokkan menurut kategori urusan wajib/pilihan

pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target

kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian

kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD.

2.3. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan daerah berisi uraian

rumusan umum permasalahan pembangunan yang

berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah, dan

permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan

dasar dan tugas fungsi Perangkat Daerah.

I-8

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

Berisi permasalahan daerah yang dianggap

memiliki nilai prioritas yang berhubungan dengan

kebijakan nasional/provinsi yang bersifat

mandatori.

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

Pemerintah Daerah

Berisi permasalahan pembangunan yang dibuat

berdasarkan tiap urusan yang menyangkut layanan

dasar dan tugas/fungsi tiap Perangkat Daerah.

Identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang

menjadi masalah dimasa lalu dan masa mendatang

serta gambaran solusi yang ditawarkan.

BAB III : KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk

mengimplementasikan program dan permasalahan daerah,

sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan

kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada

tahun 2019.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh

oleh Pemerintah Kota Malang berkaitan dengan

pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja

daerah.

BAB IV : SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Berisi penjelasan tentang hubungan tujuan/sasaran

pembangunan.

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2019

Berisi prioritas pembangunan daerah tahun 2019

yangmenggambarkan prioritas pembangunan Kota Malang

tahun 2019.

BAB V : RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH

Berisi rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang

disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan.

I-9

Rencana program dan kegiatan prioritas yang mewakili aspirasi

dan kepentingan masyarakat.

BAB VI : KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Berisi penetapan indikator kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah,yang digunakan untuk memberi panduan

dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi

Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada akhir tahun perencanaan.

BAB VI : PENUTUP

1

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Kondisi Umum Daerah

Pada bagian menyajikan beberapa data dalam menggambarkan kondisi

daerah Kota Malang yang berkaitan dengan aspek geografis dan

demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing

daerah.

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

a. Kondisi Geografi Daerah :

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km2 dan terdiri

atas 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan

Jumlah

Kelurahan dalam

Wilayah Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2)

Persentase Terhadap Luas Kota

(%)

1 Kedungkandang 12 39,89 36,24

2 Sukun 11 20,97 19,05

3 Klojen 11 8,83 8,02

4 Blimbing 11 17,77 16,15

5 Lowokwaru 12 22,60 20,53

Total 57 110,06 100

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Keseluruhan wilayah Kota Malang berbatasan langsung

dengan wilayah Kabupaten Malang.

2) Letak dan Kondisi Geografis

Kota Malang secara astronomis terletak pada posisi 112.060

- 112.070 Bujur Timur, 7.060 - 8.020 Lintang Selatan, dan

secara geografis, letak Kota Malang berbatasan langsung

dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten

Malang, yakni :

2

II-2

Sebelah utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan

Karangploso

Sebelah timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan

Tumpang

Sebelah selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan

Pakisaji

Sebelah barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau

3) Topografi

Secara topografis sebagian besar wilayah Kota Malang

merupakan dataran dengan dikelilingi deretan bukit dan

pegunungan. Kota Malang terletak pada ketinggian antara

440-667 m (dpal), dengan keadaan kemiringan tanah

(topografi) Kota Malang dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a) Kemiringan 0-8% tersebar diseluruh kecamatan di Kota

Malang. Kelas kemiringan ini tergelong datar agak landai.

Kondisi tanah yang berada pada kelas kemiringan ini

sangat potensial untuk dijadikan permukiman,

pertanian, dan perkebunan.

b) Kemiringan 8-15% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong landai agak miring. Kelas kemiringan ini berada

di seluruh kecamatan di Kota Malang. Kondisi tanah

pada kelas kemiringan ini cocok untuk dijadikan

berbagai jenis usaha konservasi tanah dan air.

c) Kemiringan 15-25% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong miring agak curam. Kelas kemiringan ini juga

berada diseluruh kecamatan Kota Malang namun hanya

pada lokasi-lokasi tertentu seperti sempadan sungai.

Wilayah terluas pada kemiringan ini yaitu Kecamatan

Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru.

d) Kemiringan 25-45% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang

berada disekitar sempadan sungai. Namun wilayah

terluas yang berada pada kelas kemiringan ini yaitu

Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru

yang memiliki ketinggian tempat tertinggi di Kota Malang.

Kondisi tanah pada kelas kemiringan ini kurang baik

3

II-3

untuk dijadikan pertanian namun demikian perlu

dikelola dengan memilih tanaman yang bisa digunakan

untuk konservasi.

e) Kemiringan >45% merupakan kelas kemiringan sangat

curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang berada di

Kecamatan Kedungkandang. Kondisi tanah pada kelas

kemiringan ini sangat rentan terhadap erosi maka

sebaiknya perlu upaya pelestarian hutan.

4) Geologi

Kondisi geologi dan geografis menunjukan bahwa Kota

Malang tersusun atas batuan beku dari vulkan dan batuan

sedimen dengan bentuk lahan berupa dataran vulkan,

dataran aluvial, dan perbukitan vulkan tua. Geologi Kota

Malang dapat dijabarkan dengan kode Qptm, Qpkb, Qpw,

dan Qpvb yang berarti seluruh batuan terbentuk pada

zaman kuarter serta yang kedua pada zaman Holosen dan

Plistosen. Litologi Kota Malang menunjukan bahwa

tanahnya kaya akan sumberdaya air dengan komposisi

litologi Andesit, Basalt, Aluvium, dan Tefra berbutir halus.

5) Hidrologi

Sungai-sungai di Kota Malang seluruhnya bermuara ke

Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang menjadi bagian

dari Wilayah DAS Brantas. Sungai-sungai yang terbesar

antara lain Sungai Brantas, Sungai Amprong, dan Sungai

Bango. Penampang morfologi sungai-sungai ini umumnya

berbentuk U dengan beberapa bagian menunjukan wilayah

dataran banjir yang luas pada kemiringan 0-3%.

6) Klimatologi

Sebagaimana wilayah Indonesia pada umumnya, Kota

Malang mempunyai 2 iklim yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Musim hujan berlangsung mulai dari Bulan

Oktober sampai Bulan Maret, dan musim kemarau

berlangsung mulai Bulan April sampai dengan Bulan

September.

4

II-4

Menurut hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso

curah hujan (CH) yang relatif tinggi selama tahun 2015

terjadi di awal dan penghujung tahun. CH tertinggi terjadi

pada Bulan Desember yaitu mencapai 533 mm3, yang

terjadi selama 18 hari. Sedangkan CH tertinggi selanjutnya

terjadi pada Bulan Maret yang mencatat angka 496 mm3

dengan jumlah hari hujan sejumlah 20 hari. Adapun pada

periode Bulan Juli hingga Bulan Oktober tidak terjadi hujan

sama sekali.

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Pembangunan kewilayahan Kota Malang mengacu

pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa

Timur dan RTRW Kota Malang. Dalam RTRW Kota Malang

Tahun 2010-2030 yang ditetapkan dengan perda Kota Malang

Nomor 4 Tahun 2011, dimana telah dirumuskan pembangunan

Kota Malang untuk 20 tahun kedepan. Rencana pengembangan

wilayah dimaksud ditungkan dalam bentuk rencana struktur

ruang, rencana pola ruang, rencana kawasan strategis, arahan

pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian ruang.

Pengembangan struktur wilayah Kota Malang dibagi

menjadi 6 (enam) Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) dirinci

sebagai berikut:

1) BWP Malang Tengah, meliputi wilayah Kecamatan Klojen.

Fungsi utama yaitu pemerintahan, perkantoran,

perdagangan dan jasa, sarana olahraga, pendidikan, dan

peribadatan.

2) BWP Malang Utara, meliputi wilayah Kecamatan Lowokwaru

dan Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Lowokwaru.

Fungsi utama yaitu pendidikan, perdagangan dan jasa,

industri besar/menengah dan kecil serta wisata budaya.

3) BWP Malang Timur Laut, meliputi wilayah Kecamatan

Blimbing. Fungsi utama yaitu terminal, industri,

perdagangan dan jasa, pendidikan, dan sarana olahraga.

5

II-5

4) BWP Malang Timur, meliputi sebagian wilayah Kecamatan

Kedungkandang. Fungsi utama yaitu perkantoran, terminal,

industi, dan sarana olahraga.

5) BWP Malang Tenggara, Meliputi sebagian wilayah

Kecamatan Sukun dan sebagian Kecamatan

Kedungkandang. Fungsi utama yaitu perdagangan dan jasa,

sport center (GOR Ken Arok), gedung convention center,

industri, dan perumahan.

6) BWP Malang Barat, meliputi sebagian wilayah Kecamatan

Sukun. Fungsi utama yaitu perdagangan dan jasa dan

pendidikan.

c. Wilayah Rawan Bencana

Pengembangan potensi sumberdaya dan infrastruktur

di Kota Malang berdampak pada perubahan ekosistem dan

akhirnya menyebabkan degradasi lingkungan sehingga terjadi

bencana. Kondisi lingkungan yang menggejala diurakan dalam

data perkecamatan berikut ini :

1) Kecamatan Kedungkandang

Kecamatan Kedungkandang merupakan kecamatan terluas

di Kota Malang. Penggunaan lahan terluas di Kecamatan

Kedungkandang adalah lahan kosong yang bisa berindikasi

beruupa lahan pertanian atau perkebunan. Gangguan atau

bencana yang sering terjadi di Kecamatan Kedungkandang

terbesar adalah banjir dan tanah langsor kemudian

kebakaran serta kekeringan. Banjir terjadi pada zona banjir

di sepanjang aliran sungai begitu juga dengan tanah longsor

pada daerah sempadan sungai. Kejadian kebakaran

dominan terjadi pada wilayah penggunaan lahan

permukiman disebelah utara, sedangkan kekeringan berada

pada topografi tertinggi di Kota Malang yaitu perbukitan

buring dibelah tenggara Kota Malang.

6

II-6

2) Kecamatan Sukun

Kecamatan Sukun merupakan kecamatan yang berada di

sebelah barat Kota Malang. Gangguan atau bencana yang

dominan sering terjadi adalah banjir, tanah longsor, dan

kemudian kebakaran. Hampir sebagian wilayah selatan

Kecamatan Sukun menjadi kawasan yang sering banjir

karena merupakan salah satu ordo sungai besar yang

mengalirkan air kea rah Kabuapten Malang dan berada

pada zona banjir (kemiringan 0-3%). Kejadian tanah longsor

di Kecamatan Sukun juga berada pada daerah igir atau

sempadan sugai di daerah sekitar zona banjir. Kejadian

kebakaran di Kecamatan Sukun tidak seluas kecamatan-

kecamatan yang lain di Kota Malang, daerah yang sering

terjadi kebakaran adalah Kecamatan Sukun bagian selatan.

3) Kecamatan Klojen

Kecamatan Klojen adalah kecamatan terkecil di Kota Malang

dengan tingkat kepadatan pemukiman tertinggi. Gangguan

atau bencana yang lebih sering terjadi di Kecamatan Klojen

adalah kebakaran dan kemudian banjir. Dengan tingkat

kepadatan permukiman yang tinggi menyebabkan tingkat

terjadinya kebakaran di Kecamatan Klojen lebih lebih

banyak daripada kecamatan lain di Kota Malang. Untuk

gangguan atau bencana banjir, lebih sering terjadi pada

Kecamatan Klojen bagian selatan dimana berada pada zona

banjir kemiringan 0-3% dan merupakan salah satu ordo

yang mengalirkan air dari sub-sub ordo.

4) Kecamatan Blimbing

Kecamatan Blimbing merupakan kecamatan yang memiliki

penggunaan lahan pemukiman yang luas. Gangguan atau

bencana yang sering terjadi di Kecamatan Blimbing adalah

kebakaran, banjir, dan tanah longsor. Tingkat kepadatan

pemukiman yang tinggi dapat menyebabkan kebakaran

meluas. Banjir yang terjadi di Kecamatan Blimbing berada

pada zona banjir di kemiringan 0-3% di sekitar aliran

sungai di Kecamatan Blimbing, begitu juga dengan longsor

7

II-7

yang terjadi di Kecamatan Blimbing berada pada daerah

igir-igir sungai yang memiliki volume atau debit yang tinggi.

5) Kecamatan Lowokwaru

Kecamatan lowokwaru merupakan kecamatan yang

memiliki topografi bergelombang hampir sama dengan

Kecamatan Kedungkandang yang sebagian memiliki

topografi tinggi. Gangguan atau bencana yang sering terjadi

di Kecamatan Lowokwaru adalah banjir, tanah longsor, dan

kemudian kebakaran. Banjir dan tanah longsor lebih

dominan karena sungai-sungai yang mengalir berasal dari

topografi agak tinggi dan masuk pada zona banjir

(kemiringan 0-3%) di Kecamatan Klojen sehingga

menimbulkan banjir dibeberapa titik. Untuk tanah longsor,

hampir sama dengan kecamatan-kecamatan lain yaitu

berada pada daerah igir-igir sungai atau sempadan-

sempadan sungai. Bencana kebakaran yang terjadi di

Kecamatan Lowokwaru tidak terlalu dominan karena

sebagian wilayahnya berupa lahan kosong dan RTH, yang

sering terjadi kebakaran adalah Kecamatan Lowokwaru

bagian timur yang memiliki tingkat kepadatan pemukiman

yang tinggi.

d. Demografi

Jumlah penduduk Kota Malang per 31 Desember 2017

sebesar 904.165, yang tersebar di 5 Keamatan, jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi kenaikan

jumlah penduduk sebesar 18.778 jiwa. Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan

Kedungkandang sebesar 212.459 jiwa yang terbagi ke dalam

63.580 Kepala Keluarga (KK), sedangkan Kecamatan Klojen

merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit

yakni sebanyak 110.073 jiwa yang terbagi ke dalam 285.534

KK, sebagaimana tabel berikut :

8

II-8

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 2017

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Persentase Terhadap

Jumlah Penduduk

Kota (%)

Jumlah KK

1. Kedungkandang 212.459 24 65.582

2. Sukun 209.053 23 65.999

3. Klojen 110.073 12 36.396

4. Blimbing 198.428 22 62.638

5. Lowokwaru 174.152 19 54.919

Total 904.165 100 285.534

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.1

Perbandingan Jumlah penduduk per Kecamatan

Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Klojen

merupakan wilayah yang paling padat penduduk, sementera

Kecamatan Kedungkandang menjadi kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk paling rendah sebagaimana tabel

berikut:

Kedungkandang24%

Sukun23%

Klojen12%

Blimbing22%

Lowokwaru19%

JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

9

II-9

Tabel 2.3

Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang

Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 2017

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. Kedungkandang 212.459 39,89 5.236

2. Sukun 209.053 20,97 9.969

3. Klojen 110.073 8,83 12.465

4. Blimbing 198.428 17,77 11.166

5. Lowokwaru 174.152 22,60 7.706

Total 904.165 110,06 8.215

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.2

Perbandingan kepadatan penduduk per Kecamatan

Berdasarkan aspek usia, sebagian besar penduduk di

Kota Malang terkategori sebagai penduduk usia produktif,

yakni pada rentang usia 15-64 tahun sebesar 639.978 jiwa

atau 71% dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah

penduduk yang termasuk ke dalam kategori penduduk usia

tidak produktif sebanyak 264.187 jiwa atau 29% dari total

penduduk. Adapun uraian jumlah penduduk berdasarkan

klasifikasi usia sebagaimana tabel berikut :

Kedungkandang11%

Sukun21%

Klojen27%

Blimbing24%

Lowokwaru17%

KEPADATAN PENDUDUK

10

II-10

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Kota Malang

Berdasarkan Kelompok Umur

Per 31 Desember 2017

No Kelompok

Umur

(Tahun)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase Terhadap Jumlah

Penduduk (%)

1 0 - 4 57.308 6%

2 5 - 9 69.709 8%

3 10 - 14 68.754 8%

4 15 - 19 69.342 8%

5 20 - 24 66.305 7%

6 25 - 29 66.189 7%

7 30 - 34 75.832 8%

8 35 - 39 81.933 9%

9 40 - 44 70.213 8%

10 45 - 49 66444 7%

11 50 - 54 56..635 6%

12 55 - 59 49.437 5%

13 60 - 64 37.648 4%

14 65 68.416 8%

Total 904.165 100%

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Berdasarkan data di atas maka dapat dihitung bahwa

besaran Angka Beban Tanggungan di Kota Malang adalah

45,28, menunjukkan bahwa setiap 100 orang kelompok

produktif harus menanggung 45 orang dari keompok tidak

produktif. Angka ini termasuk cukup tinggi di Kota Malang.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi :

1) Indeks Gini

Koefisien Gini atau Indeks Gini merupakan indikator yang

menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara

menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1.

Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan

11

II-11

pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki

pendapatan yang sama.

Tabel 2.5 Indeks Gini Kota Malang

Tahun 2013-2016

No Tahun Indeks Gini

1 2013 0,38

2 2014 0,37

3 2015 0,38

4 2016 0,41

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.3

Grafik Indeks Gini tahun 2013-2016

Indeks Gini di Kota Malang tahun 2016 sebesar mengalami

peningkatan menjadi 0,41. Walaupun masih masuk dalam

kategori ketimpangan sedang, data tahun 2016

menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan ketimpangan

pendapatan di Kota Malang

2) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Malang

selama periode tahun 2012-2016 sebagaimana tabel

berikut :

0.38

0.37

0.38

0.41

0.35

0.36

0.37

0.38

0.39

0.4

0.41

0.42

2013 2014 2015 2016

Indeks Gini

12

II-12

Tabel 2.6

PDRB-ADHB Kota Malang

Tahun 2012-2016

No Tahun PDRB-ADHB (juta rupiah)

1 2012 38.747.001

2 2013 42.819.870

3 2014 46.563.210

4 2015 51.824.390

5 2016 57.171.600

Sumber : BPS (PDRB Kota Malang menurut Pengeluaran, 2012-2016).

Gambar 2.4

Grafik PDRB-ADHB tahun 2012-2016

Khusus untuk PDRB-ADHB Kota Malang Tahun 2016,

jumlah terbesar diperoleh dari sektor Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.

16.890.296.890.000,- dan dari sektor Industri Pengolahan

sebesar Rp. 14.521.774.320.000,-.

Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun

2010 Kota Malang selama periode tahun 2012-2016

sebagaimana tabel berikut :

38,747,00142,819,870

46,563,21051,824,390

57,171,600

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB-ADHB Kota Malang

13

II-13

Tabel 2.7

PDRB-ADHK Kota Malang

TAHUN 2012-2016

No Tahun PDRB-ADHK (juta rupiah)

1 2012 35.355.740

2 2013 37.547.740

3 2014 39.724.700

4 2015 41.951.130

5 2016 44.303.900

Sumber : BPS (PDRB Kota Malang menurut Pengeluaran, 2012-

2016).

Gambar 2.6

Grafik PDRB-ADHL tahun 2012-2016

Khusus untuk PDRB-ADHK Kota Malang Tahun 2016,

jumlah terbesar diperoleh dari sektor Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.

13.844.817.350.000,- dan dari sektor Industri Pengolahan

sebesar Rp. 10.463.340.740.000,-

3) Laju Inflasi

Laju inflasi Kota Malang dalam kurun waktu empat tahun

terakhir (2013-2017), tahun 2017 cenderung mengalami

peningkatan, sebagaimana tabel berikut :

35,355,74037,547,740

39,724,70041,951,130

44,303,900

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

45,000,000

50,000,000

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PDRB-ADHK KOTA MALANG

14

II-14

Tabel 2.8

Laju Inflasi Kota Malang

Tahun 2013-2017

No Tahun Laju Inflasi (%)

1 2013 7,92

2 2014 8,14

3 2015 3,32

4 2016 2,62

5 2017 3,75

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.7

Laju Inflasi tahun 2012-2016

Untuk tahun 2017, laju inflasi Kota Malang lebih rendah

daripada Provinsi Jawa Timur sebesar 4,04% akan tetapi

lebih besar daeipada Nasional sebesar 3,61%. Kelompok

pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar

terjadinya inflasi adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik,

Gas, dan Bahan Bakar sebesar 6,79 persen (lebih tinggi dari

inflasi Jawa Timur).

Tekanan inflasi mayoritas kabupaten/kota di Jawa

Timur bersumber dari kelompok pengeluaran perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok pendidikan.

7.92 8.14

3.32

2.62

3.75

2013 2014 2015 2016 2017

Laju Inflasi Kota Malang

15

II-15

Tingginya inflasi kelompok tersebut diakibatkan oleh

dampak peningkatan tarif listrik pada bulan Januari,

Maret dan Mei 2017 serta peningkatan biaya pendidikan

pada bulan Agustus dan September 2017.

4) PDRB Per Kapita

PDRB Per Kapita ADHB menunjukkan nilai PDRB per kepala

atau per satu orang penduduk di Kota Malang selama

periode tahun 2012-2016 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.9

PDRB Per Kapita-ADHB Kota Malang

Tahun 2012-2016

No Tahun PDRB

Per Kapita-ADHB (Rp/Tahun)

1 2012 46.429.900,00

2 2013 50.927.350,00

3 2014 55.041.020,00

4 2015 60.876.910,00

5 2016 66.369.480,00

Sumber : BPS (PDRB Kota Malang menurut Pengeluaran, 2012-

2016).

Gambar 2.8

PDRB per-kapita ADHB tahun 2012-2016

46,429,900.0050,927,350.00

55,041,020.00

60,876,910.00

66,369,480.00

0.00

10,000,000.00

20,000,000.00

30,000,000.00

40,000,000.00

50,000,000.00

60,000,000.00

70,000,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB per-kapita ADHB

16

II-16

Sedangkan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK) Tahun 2010 Kota Malang selama periode

tahun 2012-2016 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.10

PDRB Per Kapita-ADHK Kota Malang

Tahun 2012-2016

No Tahun

PDRB

Per Kapita-ADHK (Rp/Tahun)

1 2012 42.366.200,00

2 2013 44.657.000,00

3 2014 46.957.410,00

4 2015 49.280.190,00

5 2016 51.431.600,00

Sumber : BPS (PDRB Kota Malang menurut Pengeluaran, 2012-

2016).

Gambar 2.9

PDRB per-kapita ADHK tahun 2012-2016

42,366,200.0044,657,000.00

46,957,410.0049,280,190.00

51,431,600.00

0.00

10,000,000.00

20,000,000.00

30,000,000.00

40,000,000.00

50,000,000.00

60,000,000.00

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PDRB PER-KAPITA ADHK

17

II-17

5) Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK Kota Malang selama periode tahun 2012-2017

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.11

IHK Kota Malang Tahun 2013-2016

No Tahun IHK

1 2013 146,64

2 2014 119,16

3 2015 123,12

4 2016 126,35

5 2017 131,09

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 2.10

IHK tahun 2013-2017

6) Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai dampak atau akibat melambatnya perekonomian

nasional dan perekonomian regional jawa timur,

pertumbuhan ekonomi Kota Malang selama periode tahun

2012-2016 turut melambat sebagaimana tabel 2.12. Akan

tetapi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur maka Kota Malang cukup bagus walaupun

masih kalah jauh dengan kota Batu yang berdekatan

dengan Kota Malang.

146.64

119.16

123.12126.35

131.09

100

105

110

115

120

125

130

135

140

145

150

2013 2014 2015 2016 2017

Indeks Harga Konsumen

18

II-18

Tabel 2.12

Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang

Tahun 2012-2016

No Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%)

1 2012 6,26%

2 2013 6,20%

3 2014 5,80%

4 2015 5,61%

5 2016 5,61%

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.11

Pertumbuhan Ekonomi tahun 2012-2016

Gambar 2.12

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur tahun 2012-2016

6.26%6.20%

5.80%

5.61% 5.61%

5.20%

5.40%

5.60%

5.80%

6.00%

6.20%

6.40%

2012 2013 2014 2015 2016

Pertumbuhan Ekonomi

2012 2013 2014 2015 2016

Kota Malang 6.2 6 6.2 5.8 5.6 1 5.6 1

Kab. Malang 6.77 5.30 6.01 5.27 5.30

Kota Batu 7.26 7.29 6.9 6.69 6.61

Jatim 6.64 6.08 5.86 5.44 5.55

6.2 6

6.2

5.8

5.6 15.6 1

4.04.55.05.56.06.57.07.5

Per

sen

tase

19

II-19

7) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

TPT Kota Malang termasuk tinggi di Jawa Timur, hal ini

diantaranya dikarenakan besarnya jumlah mahasiswa yang

sedang menempuh pendidikan di berbagai Perguruan

Tinggi/Sekolah Tinggi baik Negeri maupun Swasta di Kota

Malang. Adapun TPT selama periode tahun 2012-2016

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.13

TPT Kota Malang Tahun 2012-2016

No Tahun TPT (%)

1 2012 7,68%

2 2013 7,69%

3 2014 7,22%

4 2015 7,28%

5 2016 7,22%

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Gambar 2.13

TPT Jawa Timur tahun 2011-2015

20

II-20

8) Persentase Kemiskinan

Persentase kemiskinan Kota Malang termasuk rendah

dibandingkan kabupaten/kota lain se Jawa Timur, bahkan

untuk tahun 2017, Angka Kemiskinan Kota Malang

merupakan yang terendah di antara kabupaten/kota

se Jawa Timur. Adapun Persentase Kemiskinan selama

periode tahun 2013-2017 cenderung mengalami tren

penurunan sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.14

Persentase Kemiskinan Kota Malang

Tahun 2013-2017

No Tahun Persentase Kemiskinan Sumber

Data

1 2013 4,85% BPS

2 2014 4,80% BPS

3 2015 4,60% BPS

4 2016 4,33% BPS

5 2017 4,17% BPS

Penduduk miskin pada tahun 2017 menurun daripada tahun 2016.

Hal ini menunjukkan program pembangunam di Kota Malang

mampu menurunkan tingkat kemiskinan dan angka kemiskinan

Kota Malang masih lebih baik dari kota-kota di Jawa Timur.

Gambar 2.14

Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur tahun 2013-2016

- 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00

JATIM

KOTA MALANG

KAB. MALANG

KOTA BATU

12.28

4.80

11.07

4.59

12.34

4.60

11.53

4.71

12.05

4.33

11.49

4.48 TINGKAT KEMISKINAN (%)

2016 2015 2014

21

II-21

b. Fokus Kesejahteraan Sosial

1) Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf adalah indikator yang menunjukkan

kemampuan menulis penduduk Kota Malang yang usianya

15 tahun ke atas. Pada tabel menunjukkan bahwa ada

peningkatan kemampuan menulis penduduk Kota Malang.

Indikator ini juga merupakan variabel untuk mengetahui

indeks pembangunan manusia. Angka Melek Huruff

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.15

Angka Melek Huruf Kota Malang

Tahun 2014-2017

No Tahun Jumlah

1 2014 97,51%

2 2015 99,91%

3 2016 99,91%

4 2017 98,17%

Sumber : LAKIP Kota Malang

2) Partisipasi Peserta Didik

Partisipasi peserta didik di Kota Malang didasarkan pada

Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.16

Angka Partisipasi SD/MI dan SMP/MTs

Tahun 2014-2017

No Uraian 2014 2015 2016 2017

1 Angka

Partisipasi Kasar (APK)

SD/MI

93,92% 95,99% 95,86% 98,85%

2 Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI

82,46% 85,87% 82,79% 84,97%

3 Angka Partisipasi

Kasar (APK) SMP/MTs

93,16% 76,83% 85,13% 99,90%

22

II-22

4 Angka Partisipasi

Murni (APM) SMP/MTs

68,90% 58,52% 62,99% 63,06%

Sumber : LAKIP Kota Malang

c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan berdasarkan

capaian atas indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olah

raga dan jumlah gedung olah raga sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.17

Perkembangan Seni Budaya dan Olah Raga

Tahun 2012-2017

No Capaian Pembangunan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk.

42 45 45 45 45 45

2 Jumlah gedung kesenian

per 10.000 penduduk.

2 2 2 2 2 2

3 Jumlah klub olahraga per

10.000 penduduk.

142 145 145 150 150 150

4 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk.

4 4 4 4 4 4

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kepemudaan

dan Olahraga

Berdasarkan data capaian di atas dapat dilihat bahwa sarana

prasarana pendukung perkembangan seni budaya dan

olahraga telah terbangun di Kota Malang, dan diharapkan

dapat mendukung upaya perkembangan seni budaya dan

olahraga di Kota Malang.

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

a. Fokus Layanan Urusan Wajib

Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang

berikut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pelaksana

urusan tersebut sebagaimana tabel berikut :

23

II-23

Tabel 2.18

Urusan Wajib dan SKPD Pelaksana Urusan

No Urusan Pemerintahan SKPD Pelaksana

1. Pendidikan Dinas Pendidikan

2. Kesehatan Dinas Kesehatan

3. Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan

Masyarakat

Satuan Polisi Pamong Praja

6. Sosial Dinas Sosial

7. Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja

8. Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

9. Pangan Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan

10. Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

11. Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup

12. Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

13. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

14. Perhubungan Dinas Perhubungan

15. Komunikasi dan

Informatika

Dinas Komunikasi dan

Informatika

16. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

17. Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

18. Kepemudaan dan Olahraga

Dinas Kepemudaan dan Olah Raga

19. Statistik Dinas Komunikasi dan

Informatika

20. Persandian Dinas Komunikasi dan Informatika

21. Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

22. Perpustakaan Dinas Perpustakaan Umum

dan Arsip Daerah

23. Kearsipan Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

Sumber : Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

24

II-24

b. Layanan Urusan Pilihan

Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Malang berikut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

pelaksana urusan tersebut sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.19

Urusan Pilihan dan SKPD Pelaksana Urusan

No Urusan Pemerintahan SKPD Pelaksana

1. Kelautan dan Perikanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

2. Pariwisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

3. Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

4. Perdagangan Dinas Perdagangan

5. Perindustrian Dinas Perindustrian

Sumber : Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Menurut lapangan usahanya, PDRB baik ADHB maupu ADHK

Kota Malang pada tahun 2016 terbesar pada sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor.

Tabel 2.20

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha di Kota Malang (miliar rupiah) Tahun 20122016

LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015* 2016**

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN

PERIKANAN 119,893.0 127,215.7 142,690.2 157,491.46 164,274.69

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 44.476,4 44.267,1 50.314,3 51.714,9 49.289,18

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.096.158,7 12.090.542,5 12.637.710,3 13.734.280,25 14.521.774,32

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 14.203,1 12.859,4 13.048,2 14.510,7 17.498,63

5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN

SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 78.019,1 86.848,7 91.186,4 97.071,50 106.821,48

6. KONSTRUKSI 4.648.138,7 5.191.183,5 5.848.419,2 6.496.491,95 7.386.697,38

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN;

REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 11.310.280,9 12.363.789,0 13.257.073,6 14.977.147,24 16.890.296,89

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 866,570.6 971,954.6 1,119,241.8 1,250,611.57 1,399,217.47

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN

MINUM 1.603.371,6 1.871.409,8 2.271.347,2 2.484.650,62 2.802.703,97

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1.529.620,4 1.711.052,5 1.834.747.7 2.057.261,06 2.277.943,91

11. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 1.018.483,8 1.200.034,7 1.359.591,0 1.538.546,79 1.740.475,01

12. REAL ESTATE 531.151,6 590.616,6 633.584,2 729.613,18 808.237,92

25

II-25

13. JASA PERUSAHAAN 279.283,3 315.924,5 348.608,5 399.521,40 447.691,64

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL

WAJIB

694.448,7 721.502,6 733.619,6 788.580,99 844.471,77

15. JASA PENDIDIKAN 2,867,351.9 3,290,680.7 3,728,450.3 4,224,457.87 4,646,287.30

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 854,027.6 973,909.5 1,135,615.0 1,292,020.62 1,428,667.10

17. JASA LAINNYA 1,191,168.5 1,256,077.8 1,358,011.7 1,534,008.22 1,638,712.92

PDRB 38,747,007.8 42,819,869.1 46,563,259.4 51,827,980.32 57,171,601.59

Sumber Data: Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Tabel 2.21

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha di Kota Malang (miliar rupiah) Tahun 20122016

LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015* 2016**

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN

PERIKANAN 104.137,8 103.161,2 105.082,5 107.427,37 107.515,2

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 42.254,5 40.548,7 39.791,5 38.366,99 36.225,19

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 9.553.589,3 9.737.974,2 10.011.809,6 10.261.727,41 10.463.340,74

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 15.183,8 15.425,1 15.527,8 16.076,5 16.836,16

5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN

SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 75.187,0 81.384,8 83.900,6 87.012,81 91.297,18

6. KONSTRUKSI 4.225.473,1 4.592.692,1 4.998.470,2 5.263.448,1 5.612.051,03

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN;

REPARASI MOBIL DAN SEPEDA

MOTOR

10.819.659,8 11.586.292,6 12.221.546,3 13.022.699,01 13.844.817,35

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 849.816,1 912.178,3 977.545,7 1.044.323,01 1.122.291,33

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN

MAKAN MINUM 1.434.880,4 1.549.845,6 1.712.018,9 1.850.982,02 1.997.080,74

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1.522.395,8 1.704.436,0 1.843.103,8 1.993.053,2 2.174.187,92

11. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 866.774,5 976.990,6 1.042.606,7 1.116.992,73 1.205.068,20

12. REAL ESTATE 507.912,3 545.746,5 585.329,5 627.783,48 674.328,34

13. JASA PERUSAHAAN 245.645,5 262.764,3 285.795,6 310.845,56 333.005,89

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL

WAJIB

597.794,9 602.693,7 603.377 625.810,45 636.494,29

15. JASA PENDIDIKAN 2.510.565,3 2.730.421,8 2.957.340 3.203.129,86 3.456.841,41

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 812.722,5 887.332,7 967.805,9 1.064.148,1 1.152.126,46

17. JASA LAINNYA 1.171.749,3 1.217.850,8 1.273.251,7 1.322.646,1 1.380.393,57

PDRB 35.355.741,9 37.547.738,8 39.724.309,8 41.951.560,17 44.303.900,96

Sumber Data: Sistem Informasi Pembangunan Daerah

26

II-26

Adapun pengeluaran rata-rata perkapita per bulannya pada

tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel 2.22

Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Kota Malang dan Jenis

Pengeluaran Makanan dan NonMakanan, 2012-2016

No Tahun Makanan Bukan

Makanan Jumlah

1 2012 362 532 677 485 1 040 017

2 2013 397 855 565 308 963 163

3 2014 462 944 752 558 1 215 502

4 2015 494 076 766 110 1 260 186

5 2016 523 578 831 897 1 355 476

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

Tabel 2.23

Persentase Rumah Tangga Menurut Kelompok Pengeluaran Perkapita Sebulan,

2016

No Golongan Pengeluaran Presentase

1 200.000-299.999 2,69

2 300.000-499.999 19,16

3 500.000-749.999 14,66

4 750.000-999.999 13,12

5 > 999.999 50,38

Total 100,00

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

b. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Tabel 2.24

Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan jalan di Kota Malang, 2015

Category

Status Jalan (Km)

Negara Prop Kota

2015 2016 2015 2016 2015 2016

1 Jenis Permukaan

Aspal/Aspalted 1,45 12,64 48,95 10,94 140,78 1027,11

Kerikil/Gravel - - -

Tanah/Earth - - -

Tdk Dirinci - - -

J Jumlah 1,45 12,64 48,95 10,94 140,78 1027,11

2 Kondisi Jalan

Baik/Goods 1,45 12,64 48,45 10,44 135,19 993,64

27

II-27

Sedang/Medium - - -

Rusak/Risk - - 0,50 0,50 5,59 33,47

Rusak Berat/Sureusly - - - - - -

Jumlah 1,45 12,64 48,95 10,94 140,78 1027,11

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

Tabel 2.25

Jumlah Pasar Menurut Kelas dan Kecamatan di Kota Malang, 2016

Kecamatan Kelas

I II III IV V

1 Kedungkandang 1 2 3 - -

2 Sukun 2 1 - - 1

3 Klojen 6 4 1 3 -

4 Blimbing 2 - - - -

5 Lowokwaru 2 - - - -

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

Tabel 2.26

Jumlah Tempat Peribadatan di Kota Malang, 2016

No Tempat Peribadatan Jumlah

1 Masjid 572

2 Mushola 1163

3 Gereja 96

4 Pura 1

5 Vihara 5

6 Kelenteng 1

Total 1838

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

c. Fokus Iklim Berinvestasi

Kota Malang berkomitmen untuk mewujudkan kondisi daerah

yang nyaman guna menarik investor untuk menanamkan

modalnya di Kota Malang, karena kenyamanan lingkungan

suatu daerah akan berkontribusi signifikan terhadap jumlah

minat investor untuk menanamkan modal, serta biasanya

tingkat kenyamanan daerah cenderung berbanding lurus

dengan tingkat investasi daerah.

Salah satu faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat

kenyamanan suatu daerah adalah tingkat kriminalitas daerah,

dimana untuk Kota Malang datanya sebagai berikut :

28

II-28

Tabel 2.27

Jumlah Tindak Pidana dan Penyelesaiannya Menurut Kepolisian Sektor di

Kota Malang, 2016

No Kepolisian Sektor Lapor Selesai Sisa

1. Kedungkandang 203 112 91

2. Sukun 265 98 167

3. Klojen 244 148 96

4. Blimbing 232 85 147

5. Lowokwaru 548 167 381

6. Sat Reskrim Polres Kota Malang

2.749 1.106 1.643

Kota Malang 4.241 1.716 2.525

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2017)

Tabel 2.28

Survei Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Malang Tahun 2017

No Bidang Pelayanan Nilai SKM Konversi

Mutu Pelayanan

Kinerja

Bidang Pelayanan

1 Pendidikan 81,68 A Sangat Baik

2 Kesehatan 77,44 B Baik

3

Penanaman Modal

& Pelayanan Satu Pintu

73,04 B Baik

4 PU & Penataan Ruang

78,57 B Baik

5

Perumahan

Rakyat & Kawasan

Pemukiman

77,33 B Baik

6

Ketentraman,

Ketertiban Umum, & Perlindungan

Masyarakat

78,58 B Baik

7 Sosial 84,80 A Sangat Baik

Rata-Rata SKM Kota Malang

76,11 B Baik

Sumber: Hasil SKM Kota Malang tahun 2017

d. Fokus Sumber Daya Manusia

Salah satu parameter atau satuan ukur dalam menilai kualitas

sumberdaya manusia adalah melalui pengukuran Indeks

Pembangunan Manusia, dimana untuk Kota Malang sebagai

berikut :

29

II-29

1) Indeks Pembangunan Manusia

Tabel 2.29

Indeks Pembangunan Manusia Kota Malang

Tahun 2013-2016

No Tahun Jumlah

1 2013 78,78

2 2014 79,07

3 2015 80,05

4 2016 80,46

5 2017 80,65

Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah

IPM Kota Malang dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Tahun 2017, IPM Kota Malang merupakan

yang tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya.

Akan tetapi bukan berarti Kota Malang cukup puas dengan

Pembangunan Manusianya, Kota Malang tetap harus

meningkatkan pembangunan manusianya.

78.78

79.07

80.05

80.4680.65

77.5

78

78.5

79

79.5

80

80.5

81

2013 2014 2015 2016 2017

IPM KOTA MALANG

30

II-30

2) Indeks Pendidikan

Tabel 2.30

Indeks Pendidikan Kota Malang

Tahun 2013-2016

No Tahun Jumlah

1 2013 89,79

2 2014 88,94

3 2015 76,05

4 2016 76,52

Sumber : BPS

3) Angka Harapan Hidup

Tabel 2.31

Angka Harapan Hidup Kota Malang

Tahun 2013-2016

No Tahun Jumlah

1 2013 72,28

2 2014 72,3

3 2015 72,6

4 2016 72,68

5 2017 72,77

Sumber : BPS

4) Indeks Daya Beli

Tabel 2.32

Indeks Daya Beli Kota Malang

Tahun 2013-2016

No Tahun Jumlah

1 2013 69,65

2 2014 70,21

3 2015 83,37

4 2016 84

Sumber : BPS

31

II-31

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai tahun

berjalan dan Realisasi RPJMD

2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai tahun

berjalan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun

2017 ditetapkan melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 17

Tahun 2016. Dalam RKPD tersebut telah tercantum program dan

kegiatan masing-masing Perangkat Daerah yang dimaksudkan

untuk dianggarkan pada APBD Tahun 2017. Bab ini

mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan daerah tahun 2017 dan hasil evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah tahun

berjalan (Tahun 2018) sampai dengan tribulan I. Evaluasi meliputi

seluruh program/kegiatan yang dikelompokkan menurut

kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah,

menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan

dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu.

Berdasarkan hasil evaluasi dapat diuraikan capaian program

untuk setiap sasaran pembangunan Kota Malang sebagai berikut :

1. Sasaran Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan pemerataan

pelayanan pendidikan

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program Pendidikan

Anak Usia Dini dengan capaian kinerja 92%, Program

pendidikan non formal dengan capaian kinerja 91%, program

pendidikan sekolah dasar dengan capaian kinerja 88%, program

pendidikan sekolah menengah pertama dengan capaian kinerja

109% dan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan dengan capaian kinerja 96%. Masih perlu

ditingkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan terutama

pada program pendidikan sekolah dasar.

2. Sasaran Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan pemerataan

pelayanan kesehatan

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program Obat dan

perbekalan kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga dan

alat kesehatan dengan capaian sebesar 88%, program

pengawasan obat dan makanan dengan capaian sebesar 55%,

program peningkatan pelayanan kesehatan keluarga dengan

32

II-32

capaian sebesar 92%, Program Peningkatan Kesejahteraan

Keluarga dengan capaian sebesar 55%, program perbaikan gizi

masyarakat dengan capaian sebesar 86%, program pencegahan

dan pengendalian penyakit dengan capaian sebesar 89%,

program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

dengan capaian sebesar 87%, program peningkatan kesehatan

lingkungan dengan capaian sebesar 92%, Program Kesehatan

Kerja Dan Olahraga dengan capaian sebesar 95%, Program

Pelayanan Kesehatan Rujukan dengan capaian sebesar 97%,

Program Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dengan

capaian sebesar 83%, Program Pelayanan Kesehatan Tradisional

dengan capaian sebesar 98%, Program Pelayanan Kesehatan

Dasar dengan capaian 82%, Program Pengendalian Laju

Pertumbuhan Penduduk dengan capaian sebesar 100%,

Program Keluarga Berencana dengan capaian sebesar 79% dan

Program Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan dengan

capaian sebesar 84%. Masih perlu penekanan pada

pelaksanaan program pengawasan obat dan makanan dan

program peningkatan kesejahteraan keluarga yang capaia

kinerjanya tidak dapat maksimal.

3. Sasaran Meningkatnya aktivitas ekonomi dan kualitas

kelembagaan koperasi, serta etos kerja UKM

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

pengembangan koperasi dengan capaian sebesar 89%, program

pengawasan koperasi dengan capaian sebesar 100%, program

pengembangan usaha mikro dengan capaian sebesar 99% dan

program Pembinaan PKL dan Asongan dengan capaian sebesar

100%.

4. Meningkatnya kontribusi sektor industri, perdagangan dan

pariwisata

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

pengembangan usaha perdagangan dengan capaian sebesar

86%, program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan dengan capaian sebesar 90%, program

Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan Pasar dengan

capaian sebesar 100%, program Pengembangan Destinasi dan

Sumber Daya Pariwisata dengan capaian sebesar 93%, program

33

II-33

Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif dengan capaian

sebesar 100%, program Pengelolaan keragaman dan kekayaan

budaya dengan capaian sebesar 100%, program Pembinaan dan

Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

Elektronika, Telematika, Tekstil dan Aneka dengan capaian

91%, program Pembinaan dan Pengembangan Industri Agro,

Kimia, Makanan dan Minuman dengan capaian sebesar 93%.

5. 'Meningkatnya kesempatan kerja

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan dengan

capaian sebesar 92%, program Peningkatan kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja dengan capaian sebesar 64%,

program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan capaian

sebesar 121%, program Peningkatan upaya penumbuhan

kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda dengan capaian

sebesar 91%. Masih diperlukan upaya maksimal untuk

meningkatkan capaian program kualitas dan produktivitas

tenaga kerja.

6. Meningkatnya kinerja penanaman modal dan investasi daerah

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dengan

capaian sebesar 100%, program Pengendalian dan Promosi

Penanaman Modal dengan capaian sebesar 100%, program

Pengembangan kebijakan bidang perekonomian dengan capaian

sebesar 100%, program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

dan Sumber Daya Alam dengan capaian sebesar 96%, program

Pengolahan Data dan Informasi dengan capaian sebesar 100%.

7. Meningkatnya ketersediaan pangan (food availibility)

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Pengembangan Penganekaragaman, Konsumsi Pangan dan

Keamanan Pangan dengan capaian sebesar 127%, program

Peningkatan ketahanan pangan dengan capaian sebesar 101%,

program Peningkatan penyuluhan usaha pertanian dengan

capaian sebesar 125%, program Pengawasan dan Pengendalian

Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dengan

capaian sebesar 134%, program Peningkatan produksi tanaman

dengan capaian sebesar 98%, program Peningkatan produksi

34

II-34

peternakan dengan capaian sebesar 97%, program Peningkatan

produksi Perikanan dengan capaian sebesar 130%, program

Peningkatan produksi Perikanan dengan capaian sebesar 175%.

8. Menurunnya persentase penduduk miskin

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program Penanganan

fakir miskin dan pemberdayaan sosial dengan capaian sebesar

80%, program Perencanaan Pembangunan Manusia,

Masyarakat, Sosial dan Budaya dengan capaian sebesar 91%.

9. Meningkatnya perlindungan terhadap penyandang cacat fisik

dan mental sert lanjut usia tidak potensial

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program Pelayanan

dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan capaian sebesar

100% dan program Peningkatan perlindungan dan jaminan

sosial dengan capaian sebesar 94%.

10. Meningkatnya perlindungan terhadap korban bencana

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana

dengan capaian sebesar 100%, program Kedaruratan dan

logistik penanggulangan bencana dengan capaian sebesar 75%,

program Rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan

bencana dengan capaian sebesar 100%.

11. Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan di

semua Bidang dan terjaminnya Kesetaraan Gender.

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Peningkatan perlindungan perempuan dan anak dengan

capaian sebesar 99%, program Ketahanan Keluarga Balita,

Remaja dan Lanjut Usia dengan capaian sebesar 98% dan

program Pemberdayaan perempuan dengan capaian sebesar

96%.

12. Meningkatnya layanan kehidupan beragama dan kerukunan

antar umat beragama

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Penyelenggaraan kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan

dengan capaian sebesar 92%, program Pengembangan wawasan

kebangsaan dengan capaian sebesar 73%, program Pendidikan

Politik Masyarakat dengan capaian sebesar 83%, program

Pemberdayaan Ormas dan LSM dengan capaian sebesar 82%

35

II-35

dan program Pembinaan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan

dan kesetiakawanan sosial dengan capaian sebesar 96%. Masih

perlu upaya maksimal dalam melaksanakan program wawasan

kebangsaan.

13. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang aman dan tertib

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program

Kewaspadaan Daerah dengan capaian sebesar 78%, program

Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum dengan

capaian sebesar 85%, program Penegakan perundang-undangan

daerah dengan capaian sebesar 100%, program Peningkatan

kapasitas satuan Linmas dengan capaian sebesar 100%,

program Pembinaan Polisi Pamong Praja dengan capaian

sebesar 99%.

14. Meningkatnya kualitas infrastruktur, prasarana dan sarana

transportasi jalan, serta daya dukung kota dengan berwawasan

lingkungan

Dalam mencapai sasaran ini dilaksanakan program Program

Pengendalian dan Pengawasan Perumahan dan Permukiman

dengan capaian sebesar 95%, program Penyelenggaraan Rumah

Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dengan capaian sebesar

98%, program pengembangan kinerja pengelolaan air minum

dan air limbah dengan capaian sebesar 79%, program

Pembangunan Sumber Daya Air dengan capaian sebesar 96%,

program Pembangunan, Pemeliharaan/Rehabilitasi

Gedung/Bangunan Kantor dengan capaian sebesar 77%,

program Rehabilitasi/Pemeliharaan saluran drainase/gorong-

gorong dengan capaian sebesar 96%, program Pembangunan

sistem informasi/data base sumber daya air dan drainase

dengan capaian sebesar 86%, program Pembangunan sistem

informasi/data base jaringan air minum dan air limbah dengan

capaian sebesar 96%, program Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dengan capaian

sebesar 76%, program Rehabilitas